Anda di halaman 1dari 14

RESIMEN SISWA SECAPA TNI ANGKATAN DARAT

BATALYON SISWA - 1

TUGAS TERSTRUKTUR - 4

PEMBINAAN KADER BELA NEGARA DIHADAPKAN


KEGIATAN TERITORIAL DI WILAYAH BINAAN SATUAN

NAMA CAPA : SABRINO


NO CAPA : 055
TON / KI / YON : II / A / 1
MATA KULIAH : HUKUM DAN BINTER
MATERI : METODA BINTER
PERTEMUAN KE : 4 ( EMPAT )
NAMA GUMIL : MAYOR INF YANA MULYANA

Bandung, 10 Oktober 2022


1

TUGAS
TESTRUKTUR

Bagaimna Capa menjelaskan tentang pembinaan kader bela Negara dihadapkan


kegiatan teritorial di wilayah binaan satuan Anda
2

PEMBINAAN KADER BELA NEGARA DIHADAPKAN


KEGIATAN TERITORIAL DI WILAYAH BINAAN SATUAN

PENDAHULUAN
Proses perkembangan bangsa Indonesia di era reformasi yang dilakukan secara
instant tanpa adanya perencanaan yang melalui proses pengkajian dan tidak
konseptual, tetapi hanya dilandasi oleh keinginan untuk merubah suatu keadaan
kepada era yang lebih baik dimana perubahan tersebut hanya dilandasi oleh suatu
keinginan yang bersifat emosional saja tanpa berpikiran bahwa suatu perubahan akan
membutuhkan waktu dan pengorbanan yang tinggi dari segenap anak bangsa, dan
ditengah-tengan tuntutan dari beberapa pihak yang menginginkan perubahan secara
mendasar tentang tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Komunikasi dan interaksi merupakan salah satu faktor yang krusial. Fokus
interaksi sosial dalam masyarakat adalah komunikasi itu sendiri dan komunikasi
menjadi unsur penting dalam seluruh kehidupan manusia. Pemberdayaan pranata
sosial adalah salah satu upaya dalam mewujudkan negara yang berketahanan
sosial. Dalam pemberdayaan pranata sosial itu sendiri, terdapat komunikasi kelompok
yang memfokuskan pembahasan kepada interaksi antara orang perorang didalam
suatu kelompok. Metode pembinaan teritorial di lingkungan TNI AD yang salah satunya
yaitu komunikasi sosial telah dilaksanakan untuk memelihara dan meningkatkan
silaturahmi dengan segenap komponen bangsa, guna mewujudkan saling pengertian
dan kebersamaan masyarakat untuk berpartisipasi di bidang pertahanan. Untuk
mendorong dan meningkatkan kemampuan prajurit TNI AD dalam berkomunikasi, salah
satu wujudnya yaitu meningkatkan kesadaran bela negara yang dilakukan melalui
komunikasi sosial prajurit dalam bentuk seminar, ceramah, dialog, sosialisasi dan
penyuluhan. Secara formal komunikasi sosial tersebut dilakukan segenap satuan TNI
berdasarkan program dan kegiatan yang ditetapkan setiap tahunnya.

Dalam mendukung kegiatan kewilayahan ini maka aparat territorial harus dapat
bekerja sama dengan seluruh komponen yang ada di masyarakat dan dengan aparat
pemerintah daerah setempat . sehingga tujuan dan sasaran didalam rangka pembinaan
territorial dalam mendukung ketahanan pangan yang dilaksanakan oleh TNI dapat
tercapai.
3

Kegiatan Binter yang dilaksanakan meliputi Metode Binter dalam rangka


meningkatkan keeratan hubungan TNI AD dengan segenap instansi terkait,
mewujudkan kekuatan ketahanan wilayah aspek darat dan kesejahteraan masyarakat
guna mendukung pencapaian tugas pokok TNI AD serta membantu pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memantapkan Kemanunggalan TNI-
Rakyat dalam rangka menyiapkan ruang, alat dan kondisi juang yang tangguh untuk
kepentingan pertahanan negara di darat. Kegiatan Metode Binter tersebut dilaksanakan
antara TNI AD dengan keluarga besar TNI, aparat pemerintah dan instansi vertikal di
daerah, komponen bangsa. Selain itu harus mempertimbangkan subjek, objek , waktu,
sarana prasarana, dan anggaran yang tersedia sehingga lebih efektif dan efisien sesuai
dengan tujuan dan sasaran Binter.

PEMBAHASAN

Pembinaan Penataran Kader Bela Negara. Bela negara merupakan hak


dan kewajiban bagi setiap warga negara dalam usaha pembelaan negara, hal
ini perlu ditumbuhkembangkan dengan menanamkan sedini mungkin
kecintaan kepada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, keyakinan
terhadap Pancasila sebagai Ideologi negara, kerelaan berkorban untuk negara
serta kemampuan awal bela negara.

Pada Tahap Perencanaan, yaitu : a) Satkowil. Kegiatannya meliputi : 1)


melaksanakan koordinasi awal dengan Kabid Kesbang Linmas Kota/Kabupaten
dalam pengerahan peserta pembinaan bela negara dan para pejabat setempat,
instansi-instansi terkait dalam mendukung pelaksanaan kegiatan pembinaan;
2) melaksanakan inventarisasi/pendataan sasaran pembinaan bela negara; 3)
mengumpulkan dan mempelajari buku-buku petunjuk/ peranti lunak yang
diperlukan; dan 4) membuat rencana kegiatan penataran pembinaan bela
negara terhadap sasaran yang telah direncanakan. b) Satnonkowil.
Kegiatannya meliputi : 1) melaksanakan koordinasi awal dengan Kabid
Kesbang Linmas Kota/Kabupaten dalam pengerahan peserta pembinaan bela
negara dan para pejabat setempat, instansi-instansi terkait dalam mendukung
pelaksanaan kegiatan pembinaan; 2) melaksanakan inventarisasi/pendataan
sasaran pembinaan bela negara; 3) mengumpulkan dan mempelajari buku-
4

buku petunjuk/ peranti lunak yang diperlukan; dan 4) membuat rencana


kegiatan penataran pembinaan bela negara terhadap sasaran yang telah
direncanakan.

Pada Tahap Persiapan, terdiri dari : a) Satkowil Kegiatannya meliputi: 1)


menyusun organisasi kegiatan pembinaan bela negara; 2)
menyiapkan personel penyelenggara dan pendukung serta peserta sesuai
dengan strata/kriteria yang tepat untuk disesuaikan dengan kemampuan
pembinaan bela negara, yang terdiri dari; 3) penyelenggara; 4) peserta seperti :
a) mahasiswa dan pelajar; b) karyawan/pegawai pemerintah/BUMN; c)
karyawan/pegawai swasta; d) organisasi profesi; e) organisasi sosial
kemasyarakatan; f) Satpol PP; g) pegawai Pemda; h) instansi vertikal di daerah;
dan i) komponen bangsa lainnya yaitu : (1) menyiapkan materi yang akan
disampaikan; (2) menyiapkan metode dan teknik yang digunakan dalam
melaksanakan kegiatan bela negara; (3) melaksanakan koordinasi dengan
instansi terkait tentang rencana penyelenggaraan bela negara; (4)
memerintahkan Pasiter Kodim untuk menyiapkan jadwal/waktu kegiatan dan
tempat yang akan digunakan; (5) menyiapkan sarana dan prasarana yang
diperlukan; (6) menyiapkan logistik yang dibutuhkan; (7) menyiapkan pesonel
pengamanan sesuai rencana pengamanan; dan (8) kesiapan lainnya
disesuaikan kebutuhan. (9) Satnonkowil. Kegiatannya meliputi: (a) menyusun
organisasi kegiatan pembinaan bela negara; (b) menyiapkan personel
penyelenggara dan pendukung serta peserta sesuai dengan strata/kriteria
yang tepat untuk disesuaikan dengan kemampuan pembinaan bela negara,
yang terdiri dari; (c) penyelenggara: (i) Lemdikpus; dan (ii) Satuan masing-
masing.

Peserta: 1. mahasiswa dan pelajar; 2. karyawan/pegawai


pemerintah/BUMN; 3. karyawan/pegawai swasta; 4. Organisasi profesi; 5.
organisasi sosial kemasyarakatan; 6. Satpol PP; 7. pegawai Pemda; 8. instansi
vertikal di daerah; dan 9. komponen bangsa lainnya. Yaitu : a) menyiapkan
materi yang akan disampaikan; b) menyiapkan metode dan teknik yang
digunakan dalam melaksanakan kegiatan bela negara; c) melaksanakan
koordinasi dengan Satkowil setempat dan instansi terkait tentang rencana
penyelenggaraan bela negara; d) memerintahkan Pejabat yang membidangi
5

pembinaan teritorial untuk menyiapkan jadwal/waktu kegiatan dan tempat yang


akan digunakan; e) menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan; f)
menyiapkan logistik yang dibutuhkan; g) menyiapkan pesonel pengamanan
sesuai rencana pengamanan; dan h) kesiapan lainnya disesuaikan
kebutuhan.

Pada Tahap Pelaksanaan, a Satkowil.Kegiatannya meliputi: (1)


penerimaan peserta penataran di satuan, hal-hal yang perlu dikerjakan: a)
pengisian daftar hadir; b) pengecekan administrasi; pengecekan kesehatan; c)
pembagian perlengkapan; d) pembacaan petunjuk dan tata tertib; dan e)
pembagian kelompok. (2) penempatan peserta penataran di satuan; (3)
penjelasan awal tentang kegiatan pembinaan yang akan dilaksanakan; (4)
latihanawal/geladi kotor dan gladi bersih upacara pembukaan; (5)
melaksanakan upacara pembukaan; (4) melaksanakan tes awal guna
mengukur kemampuan peserta penataran terkait materi kegiatan; (5)
melaksanakan kegiatan dan pentahapan materi sesuai jadwal dimulai
dari: a) kegiatan. Kegiatan dilaksanakan berdasarkan pada materi yang
disusun dalam rangka untuk memahami, menghayati, dan mengenalkan serta
mengembangkan kemampuan pembinaan bela negara sesuai lima unsur
dalam sasaran pembinaan; b) pentahapan materi. Pelaksanaan pembinaan
bela negara ditempuh melalui tiga tahap yaitu tahap dasar, tahap lanjutan, dan
tahap pengembangan, dengan penjelasan sebagai berikut: Tahap dasar.
Tahap dasar diberikan dengan materi, meliputi: i) teori: (i) Pancasila; (ii) UUD
1945; (iii) UU No. 3 Tahun 2002; (iv) UU No. 39 Tahun 1999; (v)
Aplikasi peraturan perundang-undangan; (vi) demokrasi; (vii) sejarah
perjuangan bangsa; dan viii) pengetahuan lingkungan hidup.
Praktik: (i) PBB gerakan ditempat; (ii) PPM tanpa beban; (iii)PUDD
dasar; (iv) pioneer dasar; (v) ilmu medan dasar; (vi) beladiri dasar; (vii)
pembinaan jasmani; (viii) pengenalan senjata ringan; (ix) renang dasar; dan (x)
longmalap. ii. Tahap lanjutan. Tahap lanjutan diberikan dengan materi meliputi:
i) teori; (i) pengantar bela negara; (ii) wawasan nusantara; (iii) ketahanan
nasional; (iv) politik dan strategi nasional; (v) sistim pertahanan semesta; (vi)
Siskam Swakarsa; (vii) bahasa Indonesia; (viii) memperingati hari-hari besar
nasional; (ix) pembauran antar suku bangsa;dan (x) kewaspadaan nasional. ii)
6

praktik; (i) PBB gerakan berjalan; (ii) PPM dengan beban; (iii) PUDD lanjutan;
(iv) pioneer lanjutan; (v) ilmu medan lanjutan; (vi) beladiri lanjutan; (vii)
pembinaan jasmani lanjutan; (viii) teknik bongkar pasang senjata ringan; (ix)
renang lanjutan; dan (x) longmalap lanjutan. iii. Tahap pengembangan. Tahap
pengem bangan diberikan dengan materi meliputi: i) Teori; (i) hukum humaniter
dan HAM; (ii) program pembangunan nasional; (iii) terorisme dan penanggu-
langannya; (iv) bahaya narkoba; (v) perang modern; dan (vi) sejarah nasional.
(vii) praktik. (i) PBB gerakan berkelompok; (ii) PPM berjalan tanpa/dengan
beban; (iii) PUDD pengembangan; (iv) pioneer pengembangan; (v) ilmu
medan pengembangan; (vi) beladiri pengembangan; (vii) pembinaan jasmani
pengembangan; (viii) teknik bidik kering; (ix) renang praktik; dan (x) longmalap
praktik. (6) pengawasan kegiatan, sebagai berikut: (a) menentukan pengawas
dalam kegiatan baik praktik maupun teori; dan (b) melaksanakan pengawasan
berdasarkan persiapan yang telah dibuat sesuai dengan materi pembinaan
bela negara. (7) melaksanakan penilaian akhir untuk menentukan kepada
peserta pendidikan/latihan terkait materi kegiatan yang diterima; (8) upacara
penutupan; dan (9) mengembalikan peserta pendidikan/Latihan ke
satuan/tempat asal.
Satnonkowil. Kegiatannya meliputi: (1) penerimaan peserta penataran di
satuan, hal-hal yang perlu dikerjakan: (a) pengisian daftar hadir; (b)
pengecekan administrasi; (c) pengecekan kesehatan; (d) pembagian
perlengkapan; (e) pembacaan petunjuk dan tata tertib; dan (f) pembagian
kelompok. (2) penempatan peserta penataran di satuan; (3) penjelasan awal
tentang kegiatan pembinaan yang akan dilaksanakan; (4) Latihan awal/geladi
kotor dan geladi bersih upacara pembukaan; (1) melaksanakan upacara
pembukaan; (2) melaksanakan tes awal guna mengukur kemampuan
peserta penataran terkait materi kegiatan; (3) melaksanakan kegiatan dan
pentahapan materi sesuai jadwal dimulai dari: (a)kegiatan. Kegiatan
dilaksanakan berdasarkan pada materi yang disusun dalam rangka untuk
memahami, menghayati, dan mengenalkan serta mengembangkan
kemampuan pembinaan bela negara sesuai lima unsur dalam sasaran
pembinaan; dan (b) pentahapan materi. Pelaksanaan pembinaan bela negara
ditempuh melalui tiga tahap yaitu tahap dasar, tahap lanjutan, dan tahap
pengembangan, dengan penjelasan sebagai berikut: i. tahap dasar. Tahap
7

dasar diberikan dengan materi, meliputi: i) teori: (i) Pancasila; (ii) UUD 1945;
(iii) UU No. 3 Tahun 2002; (iv) UU No. 39 Tahun 1999; (v) aplikasi
peraturan perundang-undangan; (vi) demokrasi; (vii) sejarah perjuangan
bangsa; dan (viii) pengetahuan lingkungan hidup.
Praktik: (i) PBB gerakan ditempat; (ii) PPM tanpa beban; (iii) PUDD
dasar; (iv) pioneer dasar; (v) ilmu medan dasar; (vi) beladiri dasar; (vii)
pembinaan jasmani; (viii) pengenalan senjata ringan; (ix) renang dasar; dan (x)
Longmalap.
tahap lanjutan. Tahap lanjutan diberikan dengan materi meliputi: (i)
teori: (i) pengantar bela negara; (ii) wawasan nusantara; (iii) ketahanan
nasional; (iv) politik dan strategi nasional; (v) sistim pertahanan semesta; (vi)
Siskam Swakarsa; (vii) bahasa Indonesia; (viii) memperingati hari-hari besar
nasional; (ix) pembauran antar suku bangsa; dan (x) kewaspadaan nasional. (ii)
praktik: (i) PBB gerakan berjalan; (ii) PPM dengan beban; (iii) PUDD lanjutan;
(iv) pioner lanjutan; (v) ilmu medan lanjutan; (vi) beladiri lanjutan; (vii)
pembinaan jasmani lanjutan; (viii) teknik bongkar pasang senjata ringan; (ix)
renang lanjutan; dan (x) longmalap lanjutan. iii. tahap pengembangan. Tahap
pengem- bangan diberikan dengan materi meliputi: (i) teori: (i) hukum
humaniter dan HAM; (ii) Program pembangunan nasional; (iii) terorisme dan
penanggulangannya; (iv) bahaya narkoba; (v) perang modern; dan (vi)
sejarah nasional.
praktik: (i) PBB gerakan berkelompok; (ii) PPM berjalan tanpa/dengan
beban; (iii) PUDD pengembangan; (iv) pioner pengembangan; (v) ilmu
medan pengembangan; (vi) beladiri pengembangan; (vii) pembinaan
jasmani pengembangan; (viii) teknik bidik kering; (ix) renang praktik; dan (x)
longmalap praktik. (4) pengawasan kegiatan, sebagai berikut: (a)
menentukan pengawas dalam kegiatan baik praktik maupun teori; dan (b)
melaksanakan pengawasan berdasarkan persiapan yang telah dibuat sesuai
dengan materi pembinaan bela negara. (5) melaksanakan penilaian akhir untuk
menentukan kepada peserta pendidikan/latihan terkait materi kegiatan yang
diterima; (6) upacara penutupan; dan (7) mengembalikan peserta
pendidikan/latihan kesatuan/tempat asal.

Pada Tahap Pengakhiran. a) Satkowil. Kegiatannya meliputi: 1)


8

melaksanakan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan


untuk mengetahui: b) sejauh mana keberhasilan metoda dan yang digunakan
untuk dipakai sebagai umpan balik bagi penyelenggaraan kegiatan bela negara
selanjutnya; c) kemajuan atau perkembangan kemampuan, serta dampak
psikologis yang dicapai oleh peserta kegiatan bela negara caranya melalui
media pengamatan ataupun dari angket yang isinya tentang metode, materi,
kelancaran, dan sebagainya d) bagaimana kemampuan, kecakapan, dan
ketepatan para pembina materi; dan e) kekurangan atau kelemahan dalam
pelaksanaan kegiatan untuk penyempurnaan dalam kegiatan selanjutnya.
tolok ukur/parameter keberhasilan. Tolok ukur /parameter keberhasilan
pembinaan bela negara secara formal meliputi: (1) mencintai tanah air,
tercermin dalam bentuk sikap, dan perbuatan antara lain: i. mencintai produk
dalam negeri; ii. rajin belajar demi kepentingan iii. bangsa dan negara;
iv. melestarikan lingkungan; v. mampu melaksanakan hidup bersih dan tertib; vi.
mengenal wilayah tanah air tanpa rasa fanatisme kedaerahan; vii.
hidup hemat; viii berkunjung ke tempat-tempat ber-sejarah; dan ix. mempunyai
sifat kritis terhadap kelangsungan hidup bangsa dan negara.
kesadaran berbangsa dan bernegara, tercermin dalam bentuk sikap, dan
perbuatan antara lain: 1. memiliki disiplin terhadap tugasnya masing-masing;
2. menghormati dan menyayangi sesama warga masyarakat; 3. mendahulukan
kepentingan umum di atas kepentingan pribadi atau golongan; 4. bangga
terhadap bangsa dan negeri sendiri; 5. rukun dan berjiwa gotong royong dalam
pergaulan masyarakat; 6. mematuhi norma masyarakat dan peraturan negara;
dan 7. mengikuti dan memahami arti upacara bendera.
keyakinan akan Pancasila sebagai ideologi negara, tercermin dalam
bentuk sikap dan perbuatan antara lain: i. memiliki ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa; ii. menjalankan kewajiban agama dan kepercayaan secara
baik dan benar; iii. mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan,
agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit, dan
sebagainya; vi. menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan; v. mampu
menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
9

dan golongan; vi. mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan


bertanah air Indonesia; vii. sebagai warga negara dan warga masyarakat,
setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang
sama; viii. musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan; ix. mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan
sikap, dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan; dan x. tidak
menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya
hidup mewah.

Rela berkorban untuk bangsa dan negara, tercermin dalam bentuk sikap
dan perbuatan antara lain: i. kerelaan untuk menolong sesama warga; ii.
mendahulukan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi atau
golongan; iii. bersedia menyumbangkan tenaga, pikiran, kemampuan, keahlian
bahkan materi untuk kepentingan masyarakat bangsa dan negara iii. memberi
sedekah kepada fakir miskin; dan iv. membantu korban bencana alam.

Memiliki kemampuan awal bela negara, tercermin dalam bentuk sikap,


dan perbuatan antara lain: memiliki kemampuan dan kepercayaan diri; a.
pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan dan tahan uji; b. melaporkan
kepada yang berwajib terhadap setiap kegiatan/peristiwa yang merugikan dan
mengganggu keamanan serta ketertiban; dan c. memiliki kondisi kesehatan
fisik dan mental yang baik. d. laporan. Dari hasil evaluasi selanjutnya dibuat
laporan lengkap kepada Danrem (Dandim BS Kepada Pangdam) sebagai
pertanggung jawaban atas pelaksanaan kegiatan pembinaan bela negara.

Satnonkowil, Kegiatannya meliputi : 1. melaksanakan evaluasi terhadap


kegiatan yang telah dilaksanakan untuk mengetahui: a) sejauh mana
keberhasilan metoda dan yang digunakan untuk dipakai sebagai umpan balik
bagi penyelenggaraan kegiatan bela negara selanjutnya; b) kemajuan atau
perkembangan kemampuan, serta dampak psikologis yang dicapai oleh
peserta kegiatan bela negara caranya melalui media pengamatan ataupun dari
angket yang isinya tentang metode, materi, kelancaran, dan sebagainya; c)
bagaimana kemampuan, kecakapan, dan ketepatan para pembina materi; dan
d) kekurangan atau kelemahan dalam pelaksanaan kegiatan untuk
penyempurnaan dalam kegiatan selanjutnya.
10

tolok ukur/parameter keberhasilan. Tolok ukur /parameter keberhasilan


pembinaan bela negara secara formal meliputi: a. mencintai tanah air,
tercermin dalam bentuk sikap, dan perbuatan antara lain: i. mencintai produk
dalam negeri; ii. Rajin belajar demi kepentingan bangsa dan negara; iii.
melestarikan lingkungan; iv. mampu melaksanakan hidup bersih dan tertib v.
mengenal wilayah tanah air tanpa rasa fanatisme kedaerahan; vi. hidup hemat;
vii. berkunjung ke tempat-tempat bersejarah; dan viii. mempunyai sifat kritis
terhadap kelangsungan hidup bangsa dan negara.
kesadaran berbangsa dan bernegara, tercermin dalam bentuk sikap, dan
perbuatan antara lain: i. memiliki disiplin terhadap tugasnya masing-masing;
ii. menghormati dan menyayangi sesama warga masyarakat; iii. Mendahulukan
kepentinganumum diatas kepentingan pribadi atau golongan; iv. bangga
terhadap bangsa dan negeri sendiri; v. ruku dan berjiwa gotong royong dalam
pergaulan masyarakat; vi. mematuhi norma masyarakat dan peraturan negara;
dan vii. mengikuti dan memahami arti upacara bendera. Viii. keyakinan akan
Pancasila sebagai ideologi negara, tercermin dalam bentuk sikap dan
perbuatan antara lain: i. memiliki ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; ii.
menjalankan kewajiban agama dan kepercayaan secara baik dan benar; iii.
mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda- bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan,
jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit, dan sebagainya; iv. menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan; v. mampu menempatkan persatuan, kesatuan,
serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan
bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan; vi. mengembangkan rasa
kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia; vii. sebagai warga
negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama; viii. musyawarah untuk mencapai
mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan; ix. mengembangkan perbuatan
yang luhur, yang mencerminkan sikap, dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan; dan x. tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang
bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah. rela berkorban untuk bangsa dan
negara, tercermin dalam bentuk sikap dan perbuatan antara lain: i. kerelaan
untuk menolong sesama warga; ii. mendahulukan kepentingan umum dari pada
kepentingan pribadi atau golongan; iii. bersedia menyumbangkan tenaga,
11

pikiran, kemampuan, keahlian bahkan materi untuk kepentingan masyarakat


bangsa dan negara; iv. memberi sedekah kepada fakir miskin; dan v.
membantu korban bencana alam.
Memiliki kemampuan awal bela negara, tercermin dalam bentuk sikap,
dan perbuatan antara lain: i. memiliki kemampuan dan kepercayaan diri; ii.
pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan dan tahan uji; iii. melaporkan
kepada yang berwajib terhadap setiap kegiatan/peristiwa yang merugikan dan
mengganggu keamanan serta ketertiban; dan iv. memiliki kondisi kesehatan
fisik dan mental yang baik. v. laporan. Dari hasil evaluasi selanjutnya dibuat
laporan lengkap kepada komando atas sebagai pertanggung jawaban atas
pelaksanaan kegiatan pembinaan bela negara.

PENUTUP

Kesimpulan

Meningkatkan keeratan hubungan TNI AD dengan segenap instansi terkait,


mewujudkan kekuatan ketahanan wilayah aspek darat dan kesejahteraan masyarakat
guna mendukung pencapaian tugas pokok TNI AD serta membantu pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memantapkan Kemanunggalan TNI-
Rakyat dalam rangka menyiapkan ruang, alat dan kondisi juang yang tangguh untuk
kepentingan pertahanan negara di darat melalui pembinaan kader bela Negara
dihadapkan kegiatan teritorial di wilayah binaan.

Saran

Meningkatkan lagi pemahaman Instansi terkait tentang penyiapan pertahan


negara secara dini, membantu mengatasi kesulitan rakyat, dalam pencapaian tugas
pokok TNI AD, dan meningkatnya keinginan dan peran serta masyarakat untuk
berpartisipasi pada kepentingan bidang pertahanan dan untuk meningkatkatkan
pertahanan Negara dengan mengadakan Pendidikan bela negara dan membentuk
komponen cadangan Bangsa.

Demikianlah tulisan esai ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca,
penulis menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan dengan keterbatasan
12

kemampuan dalam penulisan esai ini, oleh karena itu mohon kiranya arahan, petunjuk
dan bimbingan untuk kesempurnaan esai ini.

Bandung, 05 Oktober 2022

Penulis,

Sabrino
Wiradhika Madya No. Capa 055
13

REFERENSI :

1. Keputusan Kasad No Kep/1069/XII/2019 tanggal 2 Desember 2019 tentang


Jukin Binter.

2. Juknik tentang Metode Binter Nomor Skep/563/VI/2018 tanggal 29 Juni 2018


tentang Bujuknis Komsos.

3. Keputusan Kasad Nomor Kep/502/VI/2018 tanggal 5 Juni 2018 tentang Bujuknis


Bintahwil.

4. Keputusan Kasad Nomor Kep/762/VIII/2019 tanggal 5 Agustus 2019 tentang


Juknis Bakti TNI.

Anda mungkin juga menyukai