Anda di halaman 1dari 18

RESIMEN SISWA SECAPA TNI ANGKATAN DARAT

BATALYON SISWA - 1

PRODUK KELAS 7 GATSU


MATERI TEKNIK BERKOMUNIKASI

DISUSUN OLEH : CAPA NO 123 S.D 147


TON/KOMPI : 2 / BRAVO
MATA KULIAH : PSIKOLOGI DAN KEPEMIMPINAN
MATERI : TEKNIK BERKOMUNIKASI
PERTEMUAN KE :5
NAMA GUMIL : LETTU ARH FIRMANSYAH
1

RESIMEN SISWA SECAPA TNI ANGKATAN DARAT


BATALYON SISWA - 1

1. Setelah masuk Kodim 31-2/Wrdk, Capa menduduki jabatan sebagai Danramil,


keadaan anggota di Koramil pada umumnya terjadi penurunan disiplin, Capa menemukan
beberapa indikasi rendahnya disiplin dan moril anggota, antara lain :

a. Adanya anggota yang kehilangan pistol pada saat piket di tempat Karaoke.
b. Adanya anggota yang melawan Atasan.

Sebagai Danramil, Langkah yang harus dilakukan untuk memperbaiki disiplin


dan moril anggota adalah

a. Permasalahan I.

1) Fakta.

- Pada tanggal 3 Agustus 2022 pukul 02.45 WIB bertempat di


Karaoke Family Ciwalk Broadway Jl. Cihampelas Blok SL No.160
Cipaganti, Cihampelas, Kec. Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat
40142 telah diketahui adanya kehilangan senjata Pistol jenis P1 Nojat
67054 indek Pa Piket Kodim 31-2/Wrdk yang saat itu dipegang oleh
Peltu Arip NRP 63725 Baintel Koramil Coblong Kodim 31-2/Wrdk.

2) Data.

a) Bahwa pelaksanaan kegiatan Dinas Dalam harus sesuai


dengan aturan dan pedoman yang ada di lingkungan TNI, dimana apa
yang dilakukan oleh Peltu Arip sudah tidak sesuai dengan aturan dan
termasuk dengan pelanggaran.

b) Bahwa Peltu Arip diindikasikan sudah tidak melaksanakan


Tupok Piket sesuai dengan aturan yaitu dengan masuk ke tempat-
tempat terlarang, termasuk adanya pembawaan Senpi, hingga terjadi
kehilangan.
2

c) Bahwa apa yang dilakukan oleh Peltu Arip seharusnya tidak


terjadi, apabila ada rasa tanggung jawab dari diri Ybs untuk
melaksanakan Tugas dengan baik dan maksimal sesuai dengan
atruran yang ada, selain itu seharusnya ada Waskat dan pengecekan
dari unsur pimpinan dalam hal ini Perwira, sehingga dapat mencegah
adanya pelanggaran yang akan terjadi.

d) Bahwa dengan adanya kehilangan senjata Pistol jenis P1 Nojat


67054 indek Pa Piket Kodim 31-2/Wrdk yang saat itu dipegang oleh
Peltu Arip NRP 63725 Baintel Koramil Coblong Kodim 31-2/Wrdk,
pihak satuan harus melakukan pencarian dan melakukan proses
hukum terhadap Peltu Arip.

3) Analisa.

a) Berdasarkan Tupok Piket Kodim, bahwa mendatangi tempat


Karaoke bukan merupakan Tupok Piket Kodim, termasuk monitoring
wilayah terkait keamanan juga tidak harus mendatangi tempat tersebut.
Diduga Peltu Arip dengan sengaja mendatangi tempat tersebut dan
mengesampingkan Tupoknya sebagai Piket Kodim.

b) Peltu Arip membawa senjata Pistol jenis P1 Nojat 67054 indek


Pa Piket Kodim 31-2/Wrdk saat masuk di Karaoke Family Ciwalk
Broadway Jl. Cihampelas Blok SL No.160 Cipaganti, Cihampelas, Kec.
Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat 40142, diduga saat itu Ybs cukup
lama berada di tempat tersebut dan dengan kondisi dalam ruangan
yang cukup gelap atau kurangnya penerangan maka kemungkinan
senjata tersebut jatuh di tempat tersebut dan diambil oleh seseorang,
sehingga setelah dilakukan pencarian tidak ditemukan senjata tersebut.

c) Peltu Arip sering pergi ke tempat-tempat Karaoke dan


melakukan minum minuman keras, sehingga diduga saat itu Ybs dalam
keadaan mabuk dan lupa terhadap senjata Pistol jenis P1 Nojat 67054
indek Pa Piket Kodim 31-2/Wrdk yang dibawanya, hal tersebut
mengindikasikan bahwa Ybs lalai dan telah melakukan pelanggaran
serta meninggalkan tugas piket.
3

4) Upaya/CB.

a) Upaya terhadap pelaku.

(1) Tetap melakukan pencarian senjata Pistol jenis P1 Nojat


67054 indek Pa Piket Kodim 31-2/Wrdk dengan melakukan
rekontruksi dengan Denpom Bandung bersama dengan Peltu
Arip.

(2) Melakukan pengawalan proses hukum terhadap Peltu


Arip, termasuk mengajukan surat untuk permintaan bantuan
hukum kepada Dandim 31-2/Wrdk.

(3) Melakukan pencarian di tempat yang dikunjungi Peltu


Arip dan menanyakan kepada seluruh pegawai Karaoke dan
pemiliknya serta mengecek CCTV.

b) Upaya terhadap anggota yang lain.

(1) Memberikan penekanan untuk selalu fokus terhadap


Tupok.

(2) Memberikan penekanan untuk tidak melakukan


pelanggaran.

(3) Memberikan penekanan untuk tidak lalai dalam


pelaksanaan tugas dan tanggung jawab.

(4) Memberikan penekanan untuk selalu melakukan


pengecekan terhadap Alkap inventaris dalam pelaksanaan
dinas.

(5) Memberikan penekanan untuk selalu fokus terhadap


Tupok.
4

c) Upaya terhadap unsur pimpinan.

(1) Selalu melakukan Waskat terhadap anggota, baik saat


dinas maupun tidak dinas.

(2) Selalu melakukan pendekatan dengan komunikasi yang


intensif kepada seluruh anggota dan keluarganya.

(3) Melakukan reward and punishment kepada anggota yang


berprestasi maupun yang melakukan pelanggaran.

(4) Melakukan upaya mengatasi masalah anggota secara


maksimal, sebelum dilaporkan kepada Koatas.

(5) Apabila ada permasalahan atau pelanggaran yang tidak


dapat diselesaikan satuan maka harus dilaporkan ke Koatas
pada kesempatan pertama.

5) Kesimpulan.

a) Bahwa setiap permasalahan anggota atau prajurit pasti ada


akar permasalahan sebagai pemicunya, sehingga sebagai unsur
Pimpinan kita harus dapat melakukan pencegahan sebelum melakukan
pelanggaran daripada melakukan proses hukum terhadap anggota
tersebut.

b) Peran unsur pimpinan sangat berpengaruh terhadap moril dan


perilaku anggota, sehingga diharapkan ada kedekatan emosional
terhadap antara pimpinan dan bawahan.

c) Tidak semua prajurit memiliki latar belakang yang sama,


sehingga unsur pimpinan harus dapat memilah dan dapat membaca
psikologis masing-masing anggota.
5

b. Permasalahan II.

1) Fakta. Pada tanggal 28 Agustus 2022 pukul 10.45 WIB bertempat di


Kantor Staf Log Kodim 31-2/Wrdk telah dilakukan insubordinasi terhadap
Lettu Cpl Ponijan NRP 60523 PasiLog Kodim 31-2/Wrdk yang dilakukan oleh
Serka Sopian NRP 394562560875 Babinsa Koramil Cibaduyut Kodim
31-2/Wrdk, dimana saat itu Ybs menantang kelahi Lettu Cpl Ponijan karena
Ybs tidak terima ditegur tidak berpakaian rapi dan.Ybs tidak pernah mengikuti
apel pagi.

2) Data.

a) Bahwa Serka Sopian melakukan tindakan tersebut,


kemungkinan Ybs emosi atau memang memiliki sikap yang tidak baik
atau pada saat itu Ybs masih ada permasalahan yang sangat krusial
dan mempengaruhi pikirannya.

b) Bahwa apapun yang dilakukan oleh Serka Sopian adalah salah,


yaitu insubordinasi dan hal tersebut merupakan pelanggaran disiplin
murni, apapun penyebabnya dan Serka Sopian harus dilakukan proses
hukum.

c) Bahwa unsur Pimpinan harus melakukan komunikasi intens


terhadap Serka Sopian, karena apa yang dilakukan Ybs pasti ada
penyebabnya dan hal tersebut harus dilakukan pendalaman, termasuk
kemungkinan Ybs memiliki permasalahan.

3) Analisa.

a) Serka Sopian diketahui ekonominya rusak dan hanya menerima


gaji ditambah Tunkin sekitar Rp 560.000/bulan, dimana Ybs memiliki
seorang istri dan 4 orang anak yang semuanya masih sekolah, diduga
hal tersebut yang menyebabkan Ybs tidak semangat atau tidak
memiliki gairah dalam melaksanakan tugas, sehingga saat diingatkan
6

terkait apel oleh Lettu Cpl Ponijan, Ybs marah dan tidak terima,
padahal hal tersebut salah.

b) Serka Sopian diketahui sering terlambat apel pagi di Kodim,


bahkan sering tidak hadir tanpa keterangan, hal tersebut kemungkinan
Kopka Temon melakukannya dengan sengaja karena memang
memiliki tabiat yang tidak baik dan tidak memiliki disiplin dalam
kedinasan.

c) Serka Sopian diketahui sering keluar rumah dengan tujuan tidak


jelas, dimana Ybs juga tidak mengurusi keluargannya, hal tersebut
diduga penyebab Ybs tidak memiliki keinginan merubah sikap untuk
lebih baik, apalagi dalam kedinasan.

4) Upaya/CB.

a) Upaya terhadap pelaku.

(1) Memanggil Serka Sopian dan dilakukan tindakan disiplin


dengan diberlakukan piket Koramil selama seminggu dan
didampingi oleh piket bayangan.

(2) Memberikan pemahaman dan pengertian terhadap Serka


Sopian beserta keluarganya untuk menyadarkan sikapnya
terhadap kedinasan.

(3) Memberikan peluang usaha atau karya kepada rekanan


untuk menambah pemasukan Serka Sopian, akan tetapi dengan
pengawasan dan pengecekan secara melekat.

b) Upaya terhadap anggota yang lain.

(1) Memberikan penekanan agar hidup sederhana dan


hemat.
7

(2) Memberikan penekanan agar selalu memperhatikan dan


menyayangi keluarga disamping kepentingan dinas.

(3) Melakukan pengecekan dan Waskat terhadap anggota


dan keluarga serta membantu menyelesaikan masalah apabila
ada anggota yang mengalami kesulitan.
c) Upaya terhadap unsur pimpinan.

- Menyarankan kepada Dandim untuk dilakukan


pembinaan intern Koramil terhadap Serka Sopian dan agar Ybs
tidak dilakukan proses hukum.

5) Kesimpulan.

a) Bahwa setiap permasalahan anggota atau prajurit pasti ada


akar permasalahan sebagai pemicunya, sehingga sebagai unsur
Pimpinan kita harus dapat melakukan pencegahan sebelum
melakukan pelanggaran daripada melakukan proses hukum terhadap
anggota tersebut.

b) Peran unsur pimpinan sangat berpengaruh terhadap moril dan


perilaku anggota, sehingga diharapkan ada kedekatan emosional
terhadap antara pimpinan dan bawahan.

c) Tidak semua prajurit memiliki latar belakang yang sama,


sehingga unsur pimpinan harus dapat memilah dan dapat membaca
psikologis masing-masing anggota.

2. Capa mendapat perintah sebagai Danton 2 Ki A Yonif 31-2/Wrdk. Anggota Ton 2 Ki


A tersebut banyak sekali permasalahan yang belum terselesaikan. Kasus demi kasus telah
dilaporkan ketingkat Danyon. Perintah Danyon permasalahan tersebut diselesaikan secara
internal Kompi. Adapun permasalahannya adalah sebagai berikut :

a. Adanya beberapa anggota terima gaji sangat kecil dikarenakan dipotong


gajinya untuk angsuran peminjaman uang di BRI.
b. Adanya beberapa anggota yang melakukan nikah siri.
8

Sebagai Danton, Langkah yang harus dilakukan untuk menyelesaikan


permasalahan tersebut adalah

a. Permasalahan I.

1) Fakta.

- Pada tanggal 1 September 2022 pukul 07.45 WIB telah dilakukan


pengecekan terhadap penerimaan gaji anggota Pleton 2 Ki A Yonif
31-2/Wrdk, dimana terdapat 8 anggota yang gajinya minim, yaitu diantara Rp
700.000 s.d Rp 1.100.000, dimana mereka dipotong angsuran BRI yang
cukup besar dengan pagu pinjaman yang tinggi dan hal tersebut dilakukan
oleh Juyar yang lama yang melakukan pengajuan pinjaman tidak sesuai
prosedur. Rata-rata pinjaman tersebut digunakan anggota untuk membeli
mobil dan kebutuhan primer lainnya.

2) Data.

a) Bahwa diketahui adanya penyalahgunaan wewenang atau


pelanggaran yang dilakukan oleh Juyar.

b) Bahwa anggota memiliki gaya hidup mewah dan berkehidupan


secara boros terkait keuangan.

c) Bahwa dengan adanya tanggungan angsuran hutang yang


cukup memberatkan, akan berpengaruh terhadap semangat dan
motivasi anggota tersebut.

3) Analisa.

a) Juyar lama melakukan tindakan yang melanggar hukum yaitu


menyalahgunakan wewenang dengan mengajukan pinjaman anggota
dengan pagu yang berlebih dan tanpa sepengetahuan Dansat, hal
9

tersebut menyebabkan 8 orang anggota Pleton 2 Ki A Yonif 31-2/Wrdk


tergiur melakukan pinjaman dan menyebabkan potongan angsuran
yang tidak sewajarnya serta tidak dapat mencukupi kebutuhan sehari-
hari.

b) 8 orang anggota Pleton 2 Ki A Yonif 31-2/Wrdk rata-rata


pinjaman tersebut digunakan anggota untuk membeli mobil dan
kebutuhan primer lainnya, sehingga uang pinjaman tersebut tidak
bermanfaat.

c) Dari pengaruh lingkungan dan gaya hidup yang tinggi,


kemungkinan hal tersebut yang memicu para anggota melakukan
pinjaman yang tidak sesuai prosedur.

4) Upaya/CB.

a) Upaya terhadap pelaku.

(1) Dilakukan pemanggilan terhadap anggota dan keluarga


untuk dilakukan pencerahan dan nasehat terkait membina
kehidupan secara ekonomi dan sederhana.
(2) Melakukan waskat terhadap kegiatan sehari-hari.

b) Upaya terhadap anggota yang lain.

(1) Memberikan pengarahan Bintal terhadap seluruh


anggota, terkait cara membina perekonomian dalam kehidupan.
(2) Melakukan waskat terhadap pejabat Juyar dan
mengganti pejabat Juyar setiap 2 tahun sekali.

c) Upaya terhadap unsur pimpinan.

(1) Sebagai sarana konseling dari anggota terkait


permasalahan keluarga ataupun kehidupan pribadi.
(2) Melakukan Waskat terhadap anggota dan Persit.
10

5) Kesimpulan.

1) Bahwa perlunya komunikasi dan kedekatan antara senior dan


junior ataupun atasan kepada bawahan, agar para junior tidak salah
dalam awal menjalani kehidupan.

2) Bahwa perlunya dilaksanakan pengarahan dan Jam Komandan


secara berkala terhadap anggota beserta keluarga.

3) Bahwa 8 anggota yang gajinya minim dilakukan Waskat


terhadap kinerja sehari-hari.

b. Permasalahan II.

1) Fakta.

- Berdasarkan hasil laporan dari masyarakat Bandung, telah


diketahui ada 4 orang anggota bujangan Pleton 2 Ki A Yonif 31-2/Wrdk
yang telah melakukan pernikahan siri.

2) Data.

a) Bahwa aturannya terkait nikah siri tidak diperbolehkan di TNI,


akan tetapi menurut agama diperbolehkan, sehingga kepada pelaku
nikah siri maka harus diberikan pencerahan dari Satuan khususnya
Bintal.

b) Harus ada Waskat dan kepedulian dari unsur Pimpinan, dimana


anggota khususnya bujangan jangan terlalu dikekang ataupun
dilepaskan, baik saat dinas maupun diluar jam dinas.

c) Bahwa seluruh permasalahan harus diketahui latar


belakangnya, termasuk nikah siri, dimana bujangan pasti mencari
pasangan atas dasar suka sama suka. Sebagai pimpinan di Satuan,
apabila terdapat adanya anggota yang melakukan nikah siri maka
11

anggota tersebut harus dilakukan proses hukum, sehingga menjadi


efek jera.

d) Bahwa apabila terdapat anggota bujangan yang melakukan


nikah siri maka Pimpinan diajukan pernikahan resmi dan apabila
anggota tersebut belum ada ikatan dinas, maka diberikan punishment
terhadap anggota tersebut yaitu diberikan tindakan disiplin.

e) Bahwa anggota yang melakukan nikah siri harus dilakukan


proses hukum dan dilaporkan ke Koatas, untuk menjadikan efek jera
bagi anggota yang lain.

3) Analisa.

a) 4 orang bujangan diketahui melakukan nikah siri, diindikasikan


mereka melakukan hubungan sebelum melakukan pernikahan secara
resmi yang menyebabkan pasangannya hamil, karena hal tersebut
kemungkinan mereka melakukan nikah siri.

b) Proses pengajuan nikah resmi harus sesuai aturan dan


prosedur, kemungkinan 4 orang tersebut tidak ingin melakukan
pengajuan sesuai prosedur karena pasangannya sudah hamil dan
dipaksa oleh keluarganya untuk segera menikahinya.

c) Adanya budaya daerah yang melegalkan adanya pernikahan


siri, sehingga kemungkinan hal tersebut yang menjerat 4 anggota
tersebut.

d) Perkenalan antara perempuan dan 4 orang anggota tersebut


kemungkinan tidak mendalam, sehingga tidak mengenal secara
mendalam. Hal tersebut menyebabkan ada indikasi pihak perempuan
menjerat dengan melakukan nikah siri agar pihak anggota akan
mengajukan pernikahan secara resmi, walaupun diketahui latar
belakang pihak perempuan tidak baik.

4) Upaya/CB.
12

a) Upaya terhadap pelaku.

(1) Dilakukan pemanggilan terhadap anggota dan pihak


perempuan untuk dilakukan pencerahan dan nasehat dengan
melibatkan Pa Bintal.

(2) Koordinasi dengan pihak Staf 3/Pers untuk mengajukan


pasangan tersebut secara resmi.
(3) Memberikan tindakan disiplin terhadap ketiga anggota
tersebut.

(4) Membuatkan surat pernyataan kepada pasangan-


pasangan tersebut, untuk serius dalam menjalin hubungan
hingga pernikahan dengan saksi orang tua kedua belah pihak.

b) Upaya terhadap anggota yang lain.

(1) Memberikan pengarahan Bintal terhadap seluruh


anggota.

(2) Menjelaskan kepada anggota bujangan untuk selektif


dalam pemilihan jodoh.

(3) Memberikan aturan intern, apabila ada anggota yang


memiliki pasangan atau pacar agar dikenalkan kepada Danru,
Baton dan Danton.

c) Upaya terhadap unsur pimpinan.

(1) Sebagai sarana konseling dari anggota terkait


permasalahan keluarga ataupun kehidupan pribadi.

(2) Mempermudah proses pengajuan pernikahan anggota.

5) Kesimpulan.
13

1) Bahwa perlunya komunikasi dan kedekatan antara senior dan


junior ataupun atasan kepada bawahan, agar para junior tidak salah
dalam awal menjalani kehidupan.

2) Bahwa perlunya dilaksanakan pengarahan Bintal dan


Kesehatan secara berkala terhadap anggota beserta keluarga, untuk
Kesehatan agar ditekankan pengarahan terkait penyakit kelamin.

3) Dilakukan proses pernikahan dan kepada 4 orang anggota


tersebut diberikan tindakan disiplin.

3. Capa sebagai Pasi Pers di Kodim 31-2/Wrdk, tugas dan tanggung jawab Pasi Pers
adalah melaksanakan pembinaan Personel, mengetahui bahwa anggotanya banyak
melakukan pelanggaran maka Pasipers segera bertindak untuk mengambil langkah-
langkah sebelum Dandim mengambil tindakan. Adapun permasalahan-permasalahan yang
timbul di Kodim antara lain sebagai berikut :

a. Permasalahan I.

1) Fakta.

- Dari hasil pengecekan terhadap anggota, ternyata ada 15 orang


anggota yang belum memiliki tanda jasa kesetiaan 16 tahun, dimana
hal tersebut karena pada saat melaksanakan pengajuan di satuan lama
dan tidak dimonitor prosesnya, setelah dilakukan pengecekan ke
satuan lama ternyata dari pihak Bamin Kompi tidak ada
mengajukannya.

2) Data.

a) Bahwa ada keteledoran dari personel Staf Pers Satuan dan


masa bodoh dari anggota tersebut.

b) Bahwa Staf Pers tidak hanya mengurusi terkait tanda jasa,


seharusnya anggota yang aktif memberikan informasi ke Staf Pers
14

apabila sudah waktunya pengajuan administrasi, khususnya Satya


Lencana, maka anggota jangan terlalu apatis terhadap hak-haknya.

c) Bahwa dengan banyaknya anggota yang belum memiliki atau


Satya Lencana maka hal tersebut murni dari keteledoran atau kelalaian
Staf Pers dalam pengajuan.

d) Bahwa proses pengajuan adalah melalui mekanisme dari


Satwah ke Koatas (Spers atau Ditajenad), sehingga apabila Satuan
telah mengajukan Satya Lencana dengan lampiran yang telah
dilengkapi, sehingga membutuhkan waktu dalam proses tersebut.

3) Analisa.

a) Beberapa anggota, khususnya yang selalu dilapangan,


biasanya tidak paham terhadap administrasi, kemungkinan hal tersebut
yang menyebabkan mereka belum memiliki tanda jasa kesetiaan 16
tahun.

b) Tupok Prajurit staf, khususnya di Spers harusnya selalu


melakukan pengecekan terhadap administrasi prajurit, kemungkinan
pejabat Spers di satuan lama tidak terlalu paham terhadap administrasi
anggota.

4) Upaya/CB.

a) Upaya terhadap pelaku.

(1) Diberikan pengertian dan penjelasan bahwa administrasi


keprajuritan merupakan hal yang penting dan merupakan hak
prajurit.

(2) Agar 15 orang tersebut melengkapi persyaratan


administrasi Satya Lencana untuk dilakukan pengajuan ke
Koatas sesuai dengan mekanisme.
15

b) Upaya terhadap anggota yang lain.

(1) Melakukan pengarahan atau penjelasan terkait masing-


masing tugas staf.

(2) Menekankan kepada unsur pimpinan di tingkat bawah


agar selalu mengingatkan hak dan kewajiban para prajurit.

c) Upaya terhadap unsur pimpinan.

(1) Melakukan Waskat dan pengecekan tiap-tiap staf terkait


Tupok mereka.

(2) Melakukan penyampaian secara langsung terkait


administrasi masing-masing staf pada setiap pelaksanaan apel
pagi.

5) Kesimpulan.

a) Bahwa hak dan kewajiban anggota merupakan kepedulian


masing-masing anggota dan peran serta para pimpinan dari tingkat
bawah.

b) Bahwa perlunya dilakukan pencerahan atau penjelasan terkait


tugas masing-masing staf kepada seluruh anggota, khususnya anggota
yang biasa di lapangan.

c) Bahwa 15 anggota yang belum memiliki Satya Lencana 16


tahun agar dilengkapi persyaratannya dan dilakukan pengajuan ulang.

b. Permasalahan II.

1) Fakta.
16

- Diketahui ada 3 orang anggota yang belum memiliki rumah


pribadi atau ngontrak, padahal mereka hanya tinggal 7 tahun lagi MPP,
dimana mereka tinggal di rumah kontrakan tersebut bersama keluarga.

2) Data.

- Bahwa dengan masa sisa dinas selama 7 tahun, maka


diharapkan 3 orang tersebut masih bisa mewujudkan untuk memiliki
rumah pribadi.

3) Analisa.

a) Anggota terlena terhadap kehidupan pribadi ataupun keluarga,


kemungkinan hal tersebut yang menyebabkan mereka sampai dengan
menjelang masa MPP belum memiliki rumah atau masih mengontrak.

b) Kehidupan keuangan yang kurang tertata pada saat awal


berdinas, dimana masih mementingkan keinginan daripada kebutuhan,
diduga hal tersebut yang menyebabkan mereka belum siap dalam
menjelang masa MPP.

c) Kemungkinan anggota tersebut memiliki anak yang cukup


banyak dan anggota mengedepankan biaya untuk membiayai
pendidikan anak-anak mereka.

4) Upaya/CB.

a) Upaya terhadap pelaku.

(1) Memberikan dukungan moril dan mendaftarkan mereka


pada program pelatihan atas dasar kerjasama, sehingga
mereka memiliki ketrampilan yang diharapkan bisa
mendapatkan usaha atau pemasukan selain gaji.

(2) Memberikan peluang untuk mendapatkan peluang usaha


melalui jasa atau tanpa modal.
17

b) Upaya terhadap anggota yang lain.

- Melakukan pembinaan Bintal dan mendaftarkan anggota


ke kepelatihan mandiri yang berkerjasama dengan instansi
lainnya.

c) Upaya terhadap unsur pimpinan.

- Memberikan kemudahan apabila ada anggota yang


memiliki kelebihan keterampilan untuk melakukan
pengembangan, tanpa menggangu kedinasan.

5) Kesimpulan.

a) Satuan memberikan kemudahan apabila ada anggota yang


memiliki kelebihan keterampilan untuk melakukan pengembangan,
tanpa menggangu kedinasan.

b) Satuan membantu memberikan solusi kepada anggota tersebut


untuk mempersiapkan dimasa-masa MPP, termasuk kepemilikan
rumah, salah satunya menggunakan Asabri.

c) Memberikan dukungan moril kepada anggota yang belum


memiliki rumah agar berupaya dan berusaha guna bekal setelah MPP.

Bandung, 9 September 2022

Kelas Gatsu 7
No Capa 123 s.d 147

Anda mungkin juga menyukai