Anda di halaman 1dari 7

TINDAKAN PELETON DALAM SERANGAN DAN

PELAKSANAAN BABAK-BAKAK SERANGAN!

PENDAHULUAN

Peleton Senapan (Tonpan) merupakan salah satu susunan Satuan Tempur TNI AD
di bawah Satuan Kompi Senapan yang dilengkapi dengan persenjataan ringan yang
dalam pelaksanaan tugasnya dititik beratkan pada kemampuan berjalan kaki. Personel
serta perlengkapan yang disiapkan sedemikian rupa mampu untuk melaksanakan tugas-
tugasnya diberbagai bentuk medan daerah tropis dengan segala kemampuan dan batas
kemampuan yang dimiliki.
Tonpan sebagai bagian dari Kipan dan Kipan sebagai bagian dari Yonif dapat
melaksanakan operasi militer sesuai dengan ancaman dan gangguan yang berlaku
disuatu wilayah baik secara berdiri sendiri atau dalam hubungan besar yang dilaksanakan
dalam berbagai pola operasi yaitu Pola Operasi Militer Untuk Perang (OMP) maupun Pola
Operasi Militer Selain Perang (OMSP) dan tugas lainnya dengan konsep pelaksanaan
dimulai dari tehap perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran

PEMBAHASAN
Tindakan Peleton dalam serangan. Tembakan dan gerakan, kecuali bantuan
tembakan dari artileri dan mortir yang diberikan dengan secara tidak langsung, Peleton
dapat menerima bantuan tembakan langsung. Dalam hal ini termasuk senapan mesin
sedang dari Kompi bantuan dan mungkin bantuan tembakan dari Tank. Jika bantuan
tembakan yang diberikan menurut rencana tembakan satuan atas tak dapat
melumpuhkan semua senjata musuh yang menembak secara langsung, maka Peleton
harus mengatasinya dengan sebagian dari daya tembaknya agar dapat bergerak.
Bantuan tembakan yang diberikan sesuai rencana tembakan harus cukup untuk
melumpuhkan musuh pada waktu Peleton melintasi garis awal sampai tercapai jarak
serbuan. Jika terdapat perlawanan setempat dari musuh maka Peleton menggunakan
jalan pendekat yang terlindung dan tabir asap. Jika Peleton sedang bergerak maju dan
mendapat tembakan dari musuh, maka tembakan tersebut harus segera dibalas oleh
penembak senampan yang sedang bergerak maju. Hal ini sering terjadi pada Peleton
dalam serangan dengan front yang lebar dalam hubungan Kompi, Batalyon atau Brigade.
Jika Peleton nertindak sendiri tidak dalam hubungan besar, maka Peleton menggunakan
sebagian dari daya tembaknya untuk mengganti tembakan bantuan yang diberikan oleh
satuan atas, agar dapat mencapai keunggulan tembakan.
1. PERENCANAAN. Setelah Danton menerima perintah tugas dari Danki, selanjutnya
melaksanakan kegiatan Proses Pengambilan Keputusan Taktis (PPKT) sebagai berikut :
a. Menerima Tugas. Pelaksanaan penerimaan tugas sangat bergantung pada
ketersediaan waktu yang ada. Apabila waktu mencukupi, Komandan Peleton
menerima tugas dengan mengikutsertakan salah satu Dansatwah. Apabila waktu
terbatas, Komandan Peleton dapat mengikut sertakan seluruh Dansatwah untuk
menerima tugas. Pelaksanaan penerimaan tugas ini akan menjadi dasar bagi
Komandan Peleton untuk melaksanakan analisa terhadap tugas yang akan
dihadapi berkaitan dengan faktor Tugas Medan Musuh Pasukan Sendiri
(TUMMPAS), waktu dan perlengkapan.
1) Komandan mendelegasikan wewenang kepada salah satu
Dansatwah/anggota untuk mengoordinir kegiatan anggota selama
Komandan menerima perintah
2) Kegiatan penerimaan tugas meliputi kegiatan menerima dan
mempelajari tugas. Komandan harus memahami dan mengetahui tugas
yang diterima dan akan dilaksanakan. Tugas tersebut diformulasikan
menjadi satu kalimat yang mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a) Siapa (satuan yang mendapat tugas).
b) Apa (apa tugas satuan tersebut).
c) Bilamana (kapan tugas dimulai dan kapan berakhirnya).
d) Dimana (tempat tugas berlangsung dan dilaksanakan.
e) Mengapa (karena apa tugas tersebut dilaksanakan).
3) Tugas pokok. Pada tingkat Peleton tugas pokok merupakan limpahan
yang diambil dari tugas pokok satuan atas dengan tetap memperhatikan
formulasi SI-A-BI-DI ME.
4) Komandan menerima pembaharuan data intelijen yang merupakan
bagian dari DISO satuan atas. Data tersebut meliputi data terbaru tentang
musuh, ancaman dan medan operasi yang dihadapi. Data intelijen yang
diambil dari DISO berupa:
a) Medan yang memengaruhi dan menentukan operasi.
b) Sketsa area yang terlarang atau sangat berbahaya untuk
dilewati.
c) Informasi dan cara bertindak musuh/ancaman.
d) Pembaharuan sketsa atau skema manuver musuh/ancaman.
e) Kekuatan musuh/ancaman dan komposisi musuh/ancaman.
f) Target atau sasaran utama bagi musuh/ancaman.
5) Komandan memberikan perintah pendahuluan kepada
dansatwah/anggota. Perintah pendahuluan berisi tentang:
a) Tugas.
b) Daerah operasi.
c) Rencana waktu operasi.
d) Penyusunan organisasi.
e) Kegiatan pengintaian

b. Analisa Tugas. Kegiatan pada langkah analisa tugas dihadapkan dengan


TUMMPAS, waktu dan perlengkapan meliputi analisa perintah komando atas,
analisa tugas dengan mempelajari tugas pokok, merumuskan tugas yang
dinyatakan kembali (TUNYALI) dan membuat perintah persiapan yang akan
disampaikan pada Petunjuk Komandan dengan kegiatan yang dilaksanakan adalah
sebagai berikut:
1) Kegiatan pertama. menganalisa perintah dari komando atas.
Komandan melaksanakan analisa perintah dari komando atas. Proses
analisa tugas dapat melibatkan anggota dalam bentuk pemberian saran.
2) Kegiatan kedua, analisa tugas dilaksanakan dengan
mempertimbangkan situasi intelijen terakhir yang diterima dari satuan atas
yang meliputi:
a) Penyamaan gambaran tentang situasi medan.
b) Situasi musuh/ ancaman terakhir.
c) Informasi intelijen yang terus diterima dari komando atas
melalui informasi dari alat komunikasi maupun alat BMS.
d) Update cara bertindak musuh.
e) Data lainnya yang diperoleh dari satuan samping dan satuan
bawah.
3) Kegiatan ketiga, analisa tugas dilakukan dengan mempelajari tugas
pokok satuan atas dan tugas yang menyangkut pasukan sendiri.
4) Kegiatan keempat, merumuskan tugas yang dinyatakan kembali
(TUNYALI). Kegiatan yang dilaksanakan adalah merumuskan tugas satuan
sendiri dengan formulasi SI-A-BI-DI ME.
5) Kegiatan kelima, membuat perintah persiapan yang merupakan
bagian dari Petunjuk Komandan dan akan disampaikan pada saat
penyampaian Petunjuk Komandan (untuk tingkat Peleton dalam bentuk
Perintah Persiapan).
c. Petunjuk Komandan (Jukdan). Petunjuk Komandan pada tingkat Peleton
yang diberikan bersifat perintah persiapan yang bertujuan untuk memberikan
kesamaan pemahaman kepada satuan bawah/anggota tentang proses penyiapan
awal operasi yang akan dilaksanakan. Isi dari petunjuk Komandan meliputi:
1) Tugas pokok (SI-A-BI-DI-ME).
2) Sektor pelaksanaan operasi secara umum.
3) Informasi intelijen lainnya (cuaca, medan, musuh/lawan, karakteristik
lainnya).
4) Rencana sementara. Rencana sementara berisi tentang:
a) Rencana waktu.
b) Rencana kebutuhan personel.
c) Rencana manuver.
d) Rencana bantuan tembakan.
e) Rencana bantuan tempur.
f) Rencana bantuan administrasi.
g) Rencana bantuan rakyat.
h) Rencana koordinasi.
i) Rencana pengintaian.
j) Perkiraan keadaan cepat (apabila terjadi perubahan situasi
taktis).
5) Instruksi-instruksi (instruksi umum dan instruksi khusus).

d. Pembentukan CB. pembentukan CB dilaksanakan dengan


mempertimbangkan aspek TUMMPAS, WAKTU DAN PERLENGKAPAN untuk
menghasilkan cara bertindak yang paling baik internal satuannya dengan tidak
merubah CB dari komando atas. Langkah pembentukan CB dijabarkan ke dalam 4
kegiatan. yaitu pengembangan CB, analisa CB, perbandingan CB, dan keputusan
CB Terbaik yang akan dijabarkan sebagai berikut:
1) Kegiatan Pengembangan CB. Pengembangan CB merupakan
langkah yang dilakukan untuk mendapatkan alternatif CB sesuai dengan CB
Komando Atas dan pertimbangan taktis Komandan.
a) Komandan melaksanakan pengembangan CB dengan
mempertimbangkan hasil pengintaian yang telah dilakukan.
b) Kegiatan lanjutan yang harus dilaksanakan dalam
pengembangan CB adalah:
(1) Merumuskan alternatif CB.
(2) Mengembangkan skema gerakan manuver (formasi
gerakan, susunan pasukan, dan kekuatan).
(3) Menyiapkan uraian CB (dengan formulasi A-BI-DI-BA)
dan bagan CB sesuai operasi yang dilaksanakan.
2) Kegiatan analisa CB. Analisa CB mempertimbangkan posisi,
kekuatan, dan kelemahan pasukan sendiri/kawan, termasuk juga
kemungkinan CB dan kekuatan musuh/lawan serta karakteristik kondisi
daerah operasi. Proses ini sangat tergantung kepada pemahaman. terhadap
doktrin, pertimbangan taktis dan pengalaman. Analisa CB merupakan olah
yudha yang memuat aktivitas yang dimainkan secara rasional dan sistematis
serta dapat disertakan intuisi Komandan. Analisa CB dapat berupa diskusi
antara Komandan dengan Komandan bawah atau dengan beberapa
anggota yang cakap.
3) Kegiatan perbandingan CB.
a) Perbandingan CB dilaksana-kan oleh Komandan untuk menilai
keuntungan dan kerugian masing masing CB berdasarkan intuisi dan
penilaian langsung, baik melalui peta maupun sebenarnya. melihat
kondisi medan
b) Komandan membandingkan CB yang paling memungkinkan
untuk mengidentifikasi satu kemungkinan CB terbaik. CB yang dipilih
juga harus:
(1) Memiliki tingkat resiko terkecil dalam penyelesaian
tugas.
(2) Menempatkan kekuatan pada posisi terbaik untuk
operasi yang akan dilaksanakan.
(3) Memberikan inisiatif yang maksimal kepada Komandan
satuan bawah.
(4) Memberikan fleksibilitas yang tinggi untuk menghadapi
kemungkinan ancaman peluang yang tidak terduga. dan
c) Komandan dapat menggunakan matriks untuk
membandingkan keuntungan dan kerugian masing masing CB
(tembakan, medan, musuh, pasukan sendiri dan pencapaian tugas).
d) Kegiatan pembuatan keputusan CB. Setelah CB
diperbandingkan, akan diperoleh CB yang terbaik, selanjutnya
dijadikan sebagai keputusan konsep umum operasi (KUO) oleh
Komandan. Apabila ada kelemahan pada aspek tertentu, maka
Komandan segera mencari solusi permasalahan dengan
melaksanakan koordinasi dan penekanan-penekanan khusus kepada
satuan bawah/anggota.

e. Konsep umum operasi (KUO). Konsep umum operasi memuat secara


keseluruhan gambaran operasi yang akan dilaksanakan. Konsep umum operasi
dibuat berdasarkan CB terbaik. Konsep umum operasi ini merupakan pedoman
bagi Komandan dalam menyiapkan konsep rencana operasi/ perintah operasi.
Konsep rencana operasi/ perintah operasi harus memuat hal-hal sebagai berikut:
1) Keadaan. meliputi perkembangan situasi terkini tentang:
a) Musuh/ancaman
b) Pasukan kawan
c) Penerimaan dan Pemberian BP
2) Tugas pokok. Tugas dinyatakan kembali (TUNYALI) formulasi (SI-A-
BI-DI-ME).
3) Pelaksanaan. Merupakan konsep pelaksanaan operasi yang memuat
semua hal yang diperlukan dalam mendukung operasi meliputi manuver,
satuan manuver dan instruksi koordinasi serta urut-urutan kejadian dalam
proses pelaksanaan tugas (pentahapan, gerakan dalam suatu taraf tertentu
atau pengorganisasian pasukan dan sebagainya).
4) Administrasi dan logistik. Merupakan konsep kebutuhan adiministrasi
dan logistic yang dibutuhkan dalam pelaksanaan operasi.
5) Komando kendali dan komunikasi. Merupakan penjabaran dari alat
komando kendali dan alat komunikasi yang digunakan dalam pelaksanaan
operasi.

f. Perintah operasi (PO). Memberikan PO kepada Komandan satuan


bawah/anggota. Setelah RO/PO selesai disusun, apabila waktu mencukupi maka
Komandan Peleton melaksanakan paparan kepada komando atas, tetapi apabila
waktu tidak mencukupi, Komandan Peleton hanya melaksanakan laporan melalui
sarana komunikasi yang ada. Kegiatan paparan/laporan ini dilaksanakan untuk
meyakinkan bahwa RO/PO yang telah disusun dapat dioperasionalkan dan
dilaksanakan serta dapat memperoleh keberhasilan yang efektif dan efisien.
Setelah paparan kepada komando atas dilaksanakan maka Komandan Peleton
memberikan PO kepada satuan bawah/anggota. Komandan Peleton memberikan
perintah langsung dengan. menggunakan peta, maket atau di titik tinjau yang telah
dipersiapkan untuk memperjelas penyampaian perintah.

2. PERSIAPAN.
a. Penyiapan personel satuan.
b. Penyiapan alat peralatan dan perlengkapan.
c. Penyiapan bekal kelas I sampai dengan bekal kelas V (sesuai kebutuhan).

3. PELAKSANAAN PEMBABAKAN SERANGAN.


a. Gerakan dari Daerah Persiapan (DP) ke Garis Awal (GA) melalui PS.
Peleton pindah dari Daerah Persiapan ke pangkal serangan dalam formasi banjar.
Dari pangkal serangan ke garis awal Peleton bergerak dalam formasi tempur. Saat
Peleton melintasi GA maka bagian depan Peleton tersebut tepat pada jam"J". Jika
melintasi garis awal tidak tepat pada jam"J", maka Pasukan tak akan dapat
mempergunakan keuntungan. sepenuhnya dari tembakan bantuan.
b. Gerakan dari Garis Awal (GA) ke Jarak Serbuan (JS).
1) Peleton melintasi garis awal tanpa berhenti dengan memanfaat-kan
tembakan dan perlindungan terhadap tembakan, peninjauan musuh
dilumpuhkan dengan tembakan dan tabir asap dari senjata bantuan.
Tembakan tersebut membantu dan melindungi gerak maju Peleton sampai
jarak serbuan.
2) Melintasi medan di bawah tembakan musuh dari jarak jauh. Tindakan
Komandan Peleton diantaranya adalah:
3) Menghindari daerah. yang berbahaya dengan mempergunakan jalan
pendekat yang terlindung. sehing-ga tembakan musuh dapat dihindari.
4) Memimpin Peleton secepat mungkin melalui daerah yang berbahaya
c. Menembus pertahanan musuh untuk merebut sasaran
d. Menyusun diri kembali (Reorganisasi) dan memperkuat medan yang telah
direbut (Konsolidasi)

PENUTUP. Tonpan sebagai bagian dari Kipan dan Kipan sebagai bagian dari Yonif
dapat melaksanakan operasi militer sesuai dengan ancaman dan gangguan yang berlaku
disuatu wilayah baik secara berdiri sendiri atau dalam hubungan besar yang dilaksanakan
dalam berbagai pola operasi yaitu Pola Operasi Militer Untuk Perang (OMP) maupun Pola
Operasi Militer Selain Perang (OMSP) dan tugas lainnya dengan konsep pelaksanaan
dimulai dari tehap perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran

Anda mungkin juga menyukai