BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
b. Sebagai bagian dari TNI, tugas pokok TNI AD adalah menegakkan kedaulatan
negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia
dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara di darat.
RAHASIA
2
b. Tujuan. Hanjar tentang Fungsi Teknis Militer Umum TNI AD ini disusun
dengan tujuan untuk digunakan sebagai pedoman bagi Guru Militer (Gumil)
dan Perwira Siswa (Pasis) dalam proses belajar mengajar pada Pendidikan Perwira
TNI AD agar tujuan pelajaran dapat tercapai.
3. Ruang Lingkup dan Tata urut. Hanjar tentang Fungsi Teknis Militer Umum TNI AD
ini menjelaskan tentang seluruh Fungsi Teknis Militer Umum TNI AD yang disusun dengan
tata urut sebagai berikut :
a. Pendahuluan.
b. Infanteri
c. Kavaleri
d. Artileri Medan
e. Artileri Pertahanan Udara
f. Penerbangan
g. Zeni
h. Perhubungan
i. Peralatan
j. Pembekalan Angkutan
k. Kesehatan
l. Polisi Militer
m. Ajen
n. Topografi
o. Hukum
p. Keuangan
q. Penutup
4. Pengertian. ( Terlampir )
BAB II
INFANTERI
c. Tugas.
2) Ofensif.
a) Tindakan ofensif adalah penting untuk mencapai hasil yang
menentukan, ketentuan ini hanya dapat dilaksanakan dengan
menyerang.
4
3) Mobilitas.
4) Kesatuan Komando.
7) Pendadakan.
(1) Kerahasiaan.
(2) Kecepatan.
(3) Intelijen dan lawan Intelijen.
(4) Variasi dalam taktik dan teknik.
(5) Penggunaan keadaan medan dan cuaca.
(6) Persiapan yang baik.
b. Kebijakan.
7
2) Sasaran.
3) Metoda.
a) Bidang Pembinaan.
b) Bidang Penggunaan.
(1) Penggunaan dalam operasi militer untuk perang. Kekuatan
Infanteri diarahkan untuk melaksanakan operasi tempur baik
bersifat tindakan preventif untuk menggagalkan tindakan
permusuhan maupun tindakan represif untuk menghancurkan
musuh .
(2) Penggunaan dalam operasi militer selain perang.
Dilaksanakan melalui operasi tempur sesuai bentuk ancaman
yang dihadapi dan bentuk operasi lainnya atas permintaan pihak
yang dibantu.
(a) Manuver.
(c) Tembakan.
8. Pembinaan Infanteri.
a. Umum.
b. Manuver.
1) Pembinaan Kekuatan.
a) Pembinaan Organisasi.
(1) Tujuan.
13
i) Divisi Infanteri.
i. Satuan Pembinaan.
b) Pembinaan Personel.
(1) Tujuan.
(2) Pola.
(3) Penggunaan.
(c) Jabatan.
c) Pembinaan Materiil.
(1) Tujuan.
(2) Pola.
18
(1) Tujuan.
(2) Pola.
e) Pembinaan Pangkalan.
(2) Pola.
i) Sarana perkantoran.
ii) Sarana latihan.
iii) Sarana perbekalan.
iv) Sarana kesehatan.
v) Sarana pemeliharaan.
20
1) Pembinaan Kekuatan.
2) Pembinaan Kemampuan.
d. Tembakan.
1) Pembinaan Kekuatan.
2) Pembinaan Kemampuan.
9. Penggunaan Infanteri.
negeri dalam bentuk agresi mulai dari tahap pencegahan, penindakan, perlawanan
wilayah, serangan balas sampai dengan pemulihan keamanan. Dalam rangka operasi
militer perang ini, penggunaan Infanteri adalah sebagai unsur utama di darat dalam
mendukung berbagai bentuk operasi baik operasi tempur maupun dalam operasi
intelijen. Agar penggunaan Infanteri dapat terlaksana secara optimal, maka ditentukan
sasaran dan penggunaannya sebagai berikut :
1) Sasaran. Tercapainya pelaksanaan peran dan tugas pokok Infanteri
secara optimal dalam operasi militer untuk perang sesuai dengan kemampuan
dan batas kemampuannya.
2) Penggunaan.
a) Operasi Tempur. Penggunaan dalam operasi tempur, Infanteri
dapat dilibatkan dalam operasi gabungan maupun operasi matra darat
antara lain :
2) Penggunaan.
BAB III
KAVALERI
11. Umum. Kavaleri merupakan salah satu kecabangan TNI AD dan sebagai
kekuatan yang menjalankan fungsi penggempur dan pengaman dengan menggunakan
kendaraan tempur lapis baja dan/atau kuda Kavaleri.
c. Tugas.
2) Tugas-tugas.
ofensif dengan daya gerak, daya tembak dan daya kejut (pendadakan) guna
mendekati dan menghancurkan musuh terutama kendaraan berlapis baja.
e. Azas.
2) Sasaran.
1) Subyek.
a) Panglima TNI.
b) Kasad.
c) Pangkostrad.
e) Pangdam/Pangdivif.
f) Danpussenkav.
g) Danpusdikkav.
h) Dansatkav.
3) Metode.
a) Pembinaan Kavaleri.
b) Penggunaan Kavaleri.
4) Sarana Prasarana.
(1) doktrin;
(2) buku petunjuk yang terdiri dari buku petunjuk induk, buku
petunjuk pelaksanaan, buku petunjuk administrasi, buku petunjuk
taktis dan buku petunjuk teknis;dan
1) Pembinaan Kavaleri.
2) Penggunaan Kavaleri.
a) Proses.
(3) pelaksanaan;dan
39
(3) Pelaksanaan.
(3) Pelaksanaan.
(3) Pelaksanaan.
(3) Pelaksanaan.
(3) Pelaksanaan.
(3) Pelaksanaan.
c. Pembinaan Kemampuan.
(3) Pelaksanaan.
(3) Pelaksanaan.
(3) Pelaksanaan.
(3) Pelaksanaan.
(c) Pelaksanaan.
(c) Pelaksanaan.
c) Pelaksanaan.
c) Pelaksanaan.
c) Pelaksanaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(b) Penggunaan.
(b) Penggunaan.
62
(b) Penggunaan.
(b) Penggunaan.
(b) Penggunaan.
(b) Penggunaan.
(b) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
oleh unsur TNI saja maupun bersama-sama instansi/lembaga non TNI, melalui
:
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) penggunaan.
BAB IV
ARTILERI MEDAN
17. Umum. Artileri Medan merupakan salah satu kecabangan TNI AD dan sebagai
kekuatan yang menjalankan fungsi serangan artileri dan bantuan tembakan terhadap
sasaran di darat maupun permukaan secara tepat dan kontinyu.
84
c. Tugas.
1) Subjek.
a) Kasad.
b) Pangkostrad.
c) Dankodiklatad.
d) Pangdam.
e) Danpussenarmed.
f) Dansat Armed ( Danpusdikarmed, Danmenarmed, Danyonarmed,
dan Danrai Armed ).
a) Sarana :
(1) Doktrin.
(2) Alutsista.
(3) Sarana angkut.
(4) Alins dan alongins pendidikan dan latihan.
b) Prasarana :
(1) Pangkalan/markas beserta pendukungnya.
91
a) Organisasi.
b) Personel.
c) Materiil.
d) Fasilitas.
e) Pendidikan.
f) Latihan.
g) Doktrin.
a) Kemampuan intelijen.
b) Kemampuan tempur.
c) Kemampuan dukungan.
d) Kemampuan Binter.
a) Serangan artileri.
b) Bantuan tembakan.
(2) Pengorganisasian.
(3) Pelaksanaan.
b) Prosedur.
(2) Pengorganisasian :
(3) Pelaksanaan.
b) Prosedur.
(2) Pengorganisasian :
(3) Pelaksanaan :
b) Prosedur.
(2) Pengorganisasian :
(3) Pelaksanaan :
b) Prosedur.
(1) Perencanaan.
(2) Pengorganisasian.
(3) Pelaksanaan.
(a) Pembinaan Sistem Pendidikan:
b) Prosedur.
(2) Pengorganisasian :
(3) Pelaksanaan :
b) Prosedur.
(2) Pengorganisasian :
(3) Pelaksanaan :
b) Prosedur.
(2) Pengorganisasian:
(3) Pelaksanaan :
b) Prosedur.
(2) Pengorganisasian :
(3) Pelaksanaan :
114
b) Prosedur.
(2) Pengorganisasian :
(3) Pelaksanaan :
b) Prosedur.
(2) Pengorganisasian :
(3) Pelaksanaan :
b) Prosedur.
dibantu, kondisi geografi, kondisi demografi, kemungkinan ancaman, dan beban tugas
yang dihadapi. Pembinaannya ditujukan untuk menjamin tersedianya satuan Armed
yang tersusun dalam gelar kekuatan terpusat, kekuatan kewilayahan dan kekuatan
pendukung.
(2) Pengorganisasian :
(3) Pelaksanaan :
b) Prosedur.
(2) Pengorganisasian :
(3) Pelaksanaan :
b) Prosedur.
(2) Pengorganisasian :
(3) Pelaksanaan :
b) Prosedur.
(4) Danpusdikarmed :
1) Serangan Artileri.
(1) Perencanaan:
(2) Pengorganisasian:
(3) Pelaksanaan:
b) Prosedur.
2) Bantuan Tembakan.
(1) Perencanaan:
126
(2) Pengorganisasian :
(3) Pelaksanaan :
b) Prosedur.
2) Penggunaan.
2) Penggunaan.
1) Danpusdikarmed.
2) Dansat Armed.
BAB V
ARTILERI PERTAHANAN UDARA
23. Umum. Artileri Pertahanan Udara merupakan salah satu kecabangan TNI AD
dan sebagai kekuatan yang menjalankan fungsi tembakan darat ke udara dan fungsi
perlindungan udara dalam rangka menghancurkan, meniadakan, atau mengurangi daya
guna dan hasil guna segala bentuk ancaman udara dalam pertempuran.
c. Tugas.
2) Tugas-Tugas.
1) Subjek.
a) Kasad.
b) Pangkostrad.
c) Dankodiklatad.
d) Pangdam.
e) Danpussenarhanud.
f) Dansat Arhanud (Danpusdikarhanud, Danmenarhanud, Dandohar
Sista Arhanud, Danyonarhanud, dan Dandenarhanud).
3) Metode.
1) Sarana.
a) Peranti keras.
(1) Alutsista.
(2) Kendaraan taktis.
(3) Sarana angkut.
139
b) Peranti lunak.
(1) Doktrin.
(2) Petunjuk.
(3) Pedoman.
(4) Prosedur tetap.
2) Prasarana.
a) Fasilitas pendidikan.
b) Fasilitas latihan.
c) Fasilitas pemeliharaan.
d) Pangkalan/markas.
1) Pembinaan Kekuatan.
2) Pembinaan Kemampuan.
3) Pembinaan Gelar Kekuatan.
4) Pembinaan Fungsi Arhanud.
a) Proses.
(3) Pelaksanaan.
i) Reorganisasi. Reorganisasi
digunakan untuk menyusun kembali
organisasi setelah terjadi perubahan, dapat
bersifat menyeluruh dan mendasar atau
dapat pula bersifat sebagian atau unsur-
unsurnya, dengan menggunakan pen-
dekatan struktural, pendekatan teknologi, dan
pendekatan manusiawi.
b) Prosedur.
(1) Kasad memutuskan dan menetapkan kebijakan umum
tentang pembinaan organisasi TNI AD.
a) Proses.
(3) Pelaksanaan.
b) Prosedur.
a) Proses.
(3) Pelaksanaan.
b) Prosedur.
a) Proses.
(3) Pelaksanaan.
b) Prosedur.
a) Proses.
(3) Pelaksanaan.
b) Prosedur.
a) Proses.
(3) Pelaksanaan.
b) Prosedur.
a) Proses.
(3) Pelaksanaan.
b) Prosedur.
a) Proses.
(3) Pelaksanaan.
b) Prosedur.
a) Proses.
(3) Pelaksanaan.
b) Prosedur.
a) Proses.
(3) Pelaksanaan.
b) Prosedur.
a) Proses.
(3) Pelaksanaan.
b) Prosedur.
a) Proses.
(3) Pelaksanaan.
b) Prosedur.
a) Proses.
(3) Pelaksanaan.
b) Prosedur.
a) Proses.
(3) Pelaksanaan.
b) Prosedur.
a) Proses.
b) Prosedur.
a) Proses.
(3) Pelaksanaan.
b) Prosedur.
b. Prinsip-prinsip penggunaan.
1) Faktor Intern.
2) Faktor Ekstern.
(2) Sasaran.
(2) Sasaran.
173
(2) Sasaran.
(2) Sasaran.
a) Operasi Tempur.
(b) Sasaran.
(b) Sasaran.
(b) Sasaran.
(b) Sasaran.
(b) Sasaran.
(b) Sasaran.
ii. Sasaran.
(2) Sasaran.
(2) Sasaran.
(2) Sasaran.
(2) Sasaran.
(2) Sasaran.
181
(2) Sasaran.
(2) Sasaran.
(2) Sasaran.
(2) Sasaran.
(2) Sasaran.
(2) Sasaran.
(2) Sasaran.
(2) Sasaran.
(2) Sasaran.
185
BAB VI
PENERBANGAN
29. Umum. Penerbangan merupakan salah satu kecabangan TNI AD dan sebagai
kekuatan dengan menjalankan fungsi manuver, tembakan, perlindungan, dan dukungan
guna memperbesar mobilitas tempur TNI AD dengan menggunakan pesawat udara baik
berawak maupun tidak berawak.
1) Perencanaan.
a) Tingkat Pusat:
b) Tingkat Puscab:
(1) Pusdikpenerbad:
(4) Bengpuspenerbad:
2) Persiapan.
a) Tingkat Pusat:
b) Tingkat Puscab:
(4) Bengpuspenerbad:
3) Pelaksanaan.
a) Tingkat Pusat:
199
a) Tingkat Puscab:
(4) Bengpuspenerbad:
4) Pengakhiran.
1) Perencanaan.
a) Tingkat Pusat:
b) Tingkat Puscab:
(1) Pusdikpenerbad:
(4) Bengpuspenerbad:
2) Persiapan.
a) Tingkat Pusat:
b) Tingkat Puscab:
(1) Pusdikpenerbad:
(4) Bengpuspenerbad:
3) Pelaksanaan.
a) Tingkat Pusat:
b) Tingkat Puscab:
(4) Bengpuspenerbad:
4) Pengakhiran.
1) Perencanaan.
a) Tingkat Pusat:
b) Tingkat Puscab:
(4) Bengpuspenerbad:
230
2) Persiapan.
a) Tingkat Pusat:
b) Tingkat Puscab:
(4) Bengpuspenerbad:
3) Pelaksanaan.
a) Tingkat Pusat:
b) Tingkat Puscab:
(1) Pusdikpenerbad:
(4) Bengpuspenerbad:
4) Pengakhiran.
1) Perencanaan.
a) Tingkat Pusat:
b) Tingkat Puscab :
(1) PusdikPenerbad:
(4) Bengpuspenerbad:
2) Persiapan.
a) Tingkat Pusat:
b) Tingkat Puscab:
(4) Bengpuspenerbad:
3) Pelaksanaan.
a) Tingkat Pusat:
b) Tingkat Puscab:
(4) Bengpuspenerbad:
4) Pengakhiran.
b. Pengawasan.
1) Tingkat Pusat.
2) Tingkat Puscab.
3) Tingkat Pelaksana.
a) Perencanaan. Dan/Ka merencanakan konsep kegiatan
pengawasan terhadap penyelenggaraan pembinaan fungsi penerbangan
sesuai petunjuk Danpuspenerbad.
c. Pengendalian.
1) Tingkat Pusat.
2) Tingkat Puscab.
3) Tingkat Pelaksana.
268
BAB VII
ZENI
33. Umum. Zeni merupakan salah satu kecabangan TNI AD dan sebagai kekuatan
yang menjalankan fungsi memperlancar gerak maju pihak sendiri, menghambat gerak maju
pihak lawan, membantu kelangsungan hidup pihak sendiri, serta melaksanakan dukungan
administrasi, dan logistik TNI AD.
e. Azas.
1) Skala Prioritas. Penyelenggaraan pembinaan dan penggunaan Zeni
mendahulukan sasaran yang lebih utama sesuai dengan pencapaian tugas
pokok satuan yang dibantu.
2) Terukur. Pelaksanaan tugas Zeni harus mencapai target secara
kuantitas dan kualitas.
3) Waspada. Dalam melaksanakan tugas Zeni harus dilakukan dengan
penuh kewaspadaan karena tugas yang dikerjakan kemungkinan beresiko
tinggi yang dapat menggagalkan tercapainya sasaran tugas yang dihadapi.
f. Sifat. Zeni merupakan unsur Satbanpur dan Satbanmin yang memiliki sifat :
273
a) OMP.
(1) Pada operasi gabungan meliputi operasi lintas udara,
pertahanan udara, pertahanan pantai, pendaratan administrasi
dan operasi darat gabungan.
(2) Pada operasi darat.
(a) Operasi tempur, meliputi operasi serangan,
pertahanan, operasi pemindahan ke belakang, pergantian,
penggabungan, dalam kondisi khusus, dengan pengaruh
Nubika, Pernika, Mobud, gerilya, lawan insurjensi dan
operasi khusus.
(b) Operasi intelijen, meliputi operasi intelijen
penyelidikan, operasi intelijen pengamanan dan operasi
intelijen penggalangan.
(c) Operasi teritorial, merupakan salah satu bentuk
operasi darat yang dilaksanakan oleh satuan militer
dengan dibatasi oleh waktu dan tempat serta
memberdayakan potensi wilayah dalam rangka
memperoleh dukungan rakyat menghadapi setiap bentuk
ancaman yang mengganggu kedaulatan negara.
1) Pembinaan Organisasi.
282
b) Pola.
(1) Organisasi satuan Zeni yang disusun berdasar Tabel
Organisasi dan Peralatan (TOP) dan Daftar Susunan Personel
dan Peralatan (DSPP), dapat dirubah/reorganisasi,
disempurnakan/validasi dan dibekukan bahkan dapat dilikuidasi
manakala struktur yang ada sudah tidak relevan lagi dengan
tuntutan tugas yang dihadapi dengan tetap mengacu kepada
Pokok-pokok Organisasi dan Prosedur (POP) TNI AD yang
berlaku. Perubahan organisasi satuan Zeni dapat dilakukan
secara menyeluruh maupun bersifat bagian atau unsur-unsurnya.
Pelaksanaanya dengan menggunakan pola pendekatan
struktural, pendekatan teknologi dan pendekatan pendayagunaan
tenaga manusia. Penyempurnaan organisasi Zeni ditujukan untuk
lebih memaksimalkan keberhasilan pencapaian tugas dengan
melakukan perubahan pada unsur-unsur/ elemen-elemen tertentu
yang ada dalam struktur (bersifat menyeluruh). Pelaksanaannya
diselenggarakan dengan metoda revitalisasi, refungsionalisasi
dan restrukturisasi. Pembekuan dapat dilakukan terhadap satuan
Zeni yang dianggap tidak efisien lagi tetapi dapat difungsikan
kembali bila dibutuhkan. Penyelenggaraannya dilaksanakan
dengan menggunakan metoda refungsionalisasi yang bersifat
sementara. Likuidasi satuan Zeni dapat dilakukan manakala
keberadaannya sudah tidak diperlukan lagi. Penyelenggaraannya
dilaksanakan dengan menggunakan metoda non fungsionalisasi
yang bersifat permanen.
283
b) Pola.
(1) Pembinaan kekuatan personil dilaksanakan sesuai daur
pembinaan kekuatan Prajurit dan Pegawai Negeri Sipil PNS AD
yang berlaku di lingkungan TNI AD yang meliputi kegiatan
penyediaan prajurit/pengadaan CPNS AD, pendidikan prajurit,
pendidikan dan pelatihan PNS AD, penggunaan
Prajurit/penggunaan PNS AD dan pemisahan prajurit/pemisahan
PNS AD. Sedangkan pendukung pembinaan berupa sistem
informasi pembinaan personil. Penyediaan dilaksanakan untuk
mengisi kebutuhan satuan Zeni pada suatu periode tertentu
sesuai skala prioritas pemantapan satuan sehingga dapat
diperoleh kekuatan minimum yang diperlukan.
b) Pola.
(1) Pembinaan kekuatan Matzi dilaksanakan sesuai dengan
daur pembinaan dan pendukung pembinaan. Daur pembinaan
meliputi penentuan kebutuhan, pengadaan, inventori, distribusi,
pemeliharaan dan penghapusan. Sedangkan pendukung
pembinaan meliputi penelitian dan pengembangan (Litbang)
Matzi, perbendaharaan Matzi, sistem informasi manajemen
akuntansi (SIMAK), katalogisasi, standardisasi dan perberdayaan
potensi lingkungan.
b) Pola.
(1) Pembinaan Bujuk Zeni dilaksanakan melalui kegiatan
penyusunan/revisi stratifikasi dan penyusunan/revisi naskah.
Penyusunan/revisi stratifikasi dilaksanakan secara hirarkhis mulai
dari strata operasional, taktis sampai dengan teknis sesuai
kebutuhan pembinaan maupun penggunaan. Sedangkan
penyusunan/revisi naskah dilaksanakan melalui perencanaan
kebutuhan, penyusunan, pengkajian dan pengembangan serta
standardisasi kualitas dan kuantitas.
b) Pola.
(1) Pembinaan pangkalan dilaksanakan sesuai dengan daur
pembinaan pangkalan meliputi perencanaan kebutuhan,
pengadaan, penggunaan/pemanfaatan,
pemeliharaan/pengamanan dan penghapusan. Sedangkan
pendukung pembinaan meliputi pengendalian inventori, sistem
informasi pembinaan termasuk SIMAK-BMN, Litbang, pengurusan
administrasi tanah dan bangunan, katalogisasi tanah,
standardisasi bangunan dan perberdayaan potensi lingkungan
serta pengetahuan tentang perkembangan teknologi konstruksi.
1) Kemampuan Tempur.
287
b) Pola.
289
b) Pola.
b. Penggunaan pada OMP. Zeni dapat dilibatkan sebagai unsur Banpur dan
Banmin pada OMP baik dalam operasi gabungan, operasi darat maupun operasi
bantuan dari tahap perencanaan sampai tahap pengakhiran.
(2) Penggunaan.
i. Di daerah Perkubuan.
v. Di daerah Rawa.
b) Operasi Intelijen.
c) Operasi Teritorial.
(1) Sasaran. Terwujudnya Banzi untuk mendukung
pelaksanaan operasi teritorial dalam rangka pemberdayaan
wilayah pertahanan di darat.
c. Penggunaan pada OMSP. Zeni dapat dilibatkan sebagai unsur Banpur dan
Banmin pada OMSP dengan menyelenggarakan peran, tugas dan fungsi Zeni pada
OMSP yang bersifat tempur maupun OMSP yamg bersifat non tempur.
1) OMSP yang Bersifat Tempur.
a) Operasi Mengatasi Gerakan Separatis Bersenjata .
(1) Sasaran. Terwujudnya Banpurzi dan Banminzi untuk
mendukung satuan operasional dalam rangka mengatasi gerakan
separatis bersenjata.
320
BAB VIII
PERHUBUNGAN
39. Umum. Perhubungan merupakan salah satu kecabangan TNI AD dan sebagai
kekuatan yang menjalankan fungsi komunikasi, peperangan elektronika dan foto film militer
serta konstruksi, pembekalan, pemeliharaan, dan instalasi (konbekharstal).
2) Tugas - Tugas.
2) Pernika dan Foto Film Militer. Meliputi usaha, pekerjaan dan kegiatan
di bidang perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian
sistem peperangan elektronika dan foto film militer untuk memperbesar daya
tempur sendiri dan memperlemah daya tempur musuh.
e. Azas.
f. Prinsip Penyelenggaraan.
a. Umum. Agar diperoleh daya dan hasil guna yang optimal dalam
penyelenggaraan Perhubungan, maka dalam pembinaan penyelenggaraan dan
penggunaan Perhubungan harus didasarkan kepada rumusan kebijakan dan strategi
yang tepat sesuai kondisi tugas yang dihadapi.
332
2) Sasaran.
a) Terwujudnya kekuatan satuan Perhubungan yang ideal bagi
pelaksanaan tugas yang meliputi penyiapan dan pembinaan bidang
organisasi, personel, materiil dan peranti lunak dan pangkalan bagi
pelaksanaan tugas di lapangan.
1) Subjek.
a) Panglima TNI.
b) Kasad.
c) Pangkotama TNI AD.
d) Dirhubad.
e) Kahub Kotama TNI AD.
f) Danyon, Dandenhub.
g) Dankihub.
h) Dantonkom.
2) Objek.
4) Sarana Prasarana
333
a) Proses.
(1) Perencanaan.
(a) Melaksanakan pengamatan dan pemantauan secara
terus menerus terhadap organisasi Perhubungan
dihadapkan kepada penyelenggaraan fungsi Perhubungan
dan alat pendukung lainnya yang dilaksanakan oleh
pembina fungsi.
(b) Mencatat dan menghimpun serta mengikuti
perkembangan organisasi Perhubungan untuk keperluan
penyempurnaan/ penataan ulang yang dilaksanakan oleh
pembina fungsi.
(c) Membuat kajian tentang efisiensi dan efektivitas
organisasi dalam rangka pembinaan organisasi bagi
pelaksanaan tugas.
(d) Membuat rencana waktu tentang pelaksanaan
pembinaan organisasi dengan berpedoman kepada hasil
kajian dan program dari komando atas.
(2) Pengorganisasian.
(a) Membentuk kelompok kerja untuk
menyelenggarakan kegiatan pembinaan organisasi oleh
pembina fungsi dengan melibatkan lembaga pendidikan
dan satuan Perhubungan yang terkait.
(b) Menyusun tugas dan tanggung jawab anggota
kelompok kerja sesuai dengan kualifikasi serta latar
belakang satuan penugasannya.
(c) Menyelenggarakan rapat pendahuluan kelompok
kerja untuk membahas hal-hal tentang pelaksanaan tugas
pembinaan organisasi.
(3) Pelaksanaan.
(a) Menyusun naskah akademik tentang organisasi
Perhubungan yang akan dibenahi/dikaji.
(b) Menyusun organisasi dan tugas satuan sebagai
tindak lanjut dari hasil kajian dalam naskah akademik.
(c) Melaksanakan uji teori sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
(d) Menyempurnakan organisasi dan tugas satuan
Perhubungan yang disesuaikan dengan situasi, kondisi dan
tuntutan tugas serta perkembangan Ilpengtek.
(e) Melaksanakan pengecekan di lapangan untuk
mengetahui kendala-kendala yang timbul di bidang
337
a) Proses.
(1) Perencanaan.
(a) Merencanakan kegiatan pembinaan personel
Perhubungan khususnya tentang rotasi penugasan
TOA/TOD sesuai dengan tataran kewenangan yaitu untuk
perwira pada jabatan golongan VI s.d IV oleh pembina
fungsi, sedangkan untuk perwira pada jabatan golongan VII
ke bawah sampai dengan Bintara dan tamtama oleh
kotama dan satuan masing-masing.
(b) Melaksanakan pengamatan dan pemantauan secara
terus menerus terhadap kinerja personel Perhubungan
guna mendapatkan data obyektif untuk keperluan
pembinaan karier personel.
(c) Mencatat dan menghimpun data personel
Perhubungan sesuai dengan nilai dan kriteria masing-
341
a) Proses.
(1) Perencanaan. Membuat kerangka rencana pemenuhan
materiil Perhubungan (grand design/roadmap) berdasarkan
kebutuhan tugas satuan yang dihadapi.
(2) Pengorganisasian.
(a) Ordonatur materiil terdiri dari Direktur Perhubungan
(Dirhub), kepala Perhubungan (Kahub) dan komandan
satuan Perhubungan (Dandenhub).
(b) Bendaharawan materiil (Bendawisesa) terdiri dari
kepala gudang pusat (Kagupus) dan kepala gudang daerah
(Kagudrah).
(c) Komandan Satuan selaku pengguna materiil atau
satuan pengguna/pemakai.
(3) Pelaksanaan
(a) Pengadaan :
345
a) Proses.
(1) Perencanaan.
(a) Melaksanakan studi dan pengkajian terhadap
doktrin, peraturan dan buku-buku petunjuk tentang
Perhubungan yang ada dihadapkan dengan perkembangan
situasi dan kondisi.
(b) Mencatat dan menghimpun doktrin, peraturan dan
buku-buku petunjuk tentang Perhubungan yang
memerlukan penyempurnaan dari hasil pengkajian.
(c) Membuat saran/permohonan diadakannya kegiatan
revisi/ penyempurnaan terhadap doktrin, peraturan dan
buku-buku petunjuk tentang Perhubungan yang sudah tidak
layak.
(2) Pengorganisasian.
(a) Membentuk tim kelompok kerja revisi peranti lunak
yang diperlukan sesuai program dari komando atas.
349
a) Proses.
(1) Perencanaan.
(a) Merencanakan kelengkapan prasarana
Perhubungan seperti gudang Mathub, Senkom dan bengkel
perbaikan serta pemeliharaan Mathub.
351
b) Prosedur.
(1) Membuat rancangan tentang prototipe markas
Perhubungan.
352
a) Proses.
(1) Perencanaan.
(a) Melaksanakan pengamatan dan pemantauan secara
terus menerus terhadap personel perhubungan yang
mempunyai kemampuan/keahlian di bidang intelijen guna
mendukung kemampuan satuan dalam menyelenggarakan
penyelidikan perhubungan.
(b) Mencatat dan menghimpun data personel yang
mempunyai kemampuan/keahlian di bidang intelijen untuk
mendukung upaya pembinaan kemampuan satuan dalam
menyelenggarakan kegiatan Intelijen Perhubungan
(Intelhub).
(c) Menyusun rencana kegiatan pembinaan
kemampuan bidang intelijen khususnya penyelidikan
perhubungan baik kepada perorangan maupun satuan.
(2) Pengorganisasian.
(a) Menentukan dan memilih pejabat intelijen sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki, sehingga pembinaan
kemampuan bidang intelijen perhubungan dapat
dilaksanakan secara optimal oleh pejabat yang
bersangkutan.
(b) Menentukan tugas dan tanggung jawab pejabat
intelijen khususnya dibidang pembinaan kemampuan
intelijen perhubungan.
(3) Pelaksanaan.
353
b) Prosedur.
(1) Mengikutsertakan personel perhubungan dalam pendidikan
intelijen.
(2) Menyelenggarakan latihan berupa pengetahuan dan
keterampilan intelijen taktis serta penyelidikan perhubungan
kepada personel dan satuan.
a) Proses.
(1) Perencanaan.
(a) Melaksanakan pengamatan dan pemantauan secara
terus menerus terhadap tingkat kemampuan tempur satuan
perhubungan.
(b) Mencatat dan menghimpun data yang diperlukan
untuk meningkatkan kemampuan tempur satuan.
(c) Menyusun materi latihan tempur yang tepat
dihadapkan dengan pelaksanaan fungsi teknis
perhubungan dalam kegiatan operasi.
354
a) Proses.
(1) Perencanaan.
(a) Merumuskan pelibatan satuan perhubungan dalam
penanggulangan akibat bencana alam.
(b) Mencatat dan menghimpun data yang diperlukan
untuk meningkatkan kemampuan dukungan.
(c) Menyusun rencana kegiatan dalam menunjang
upaya pemeliharaan dan peningkatan kemampuan
dukungan perhubungan.
(2) Pengorganisasian.
(a) Menyusun organisasi satuan perhubungan pada
penanggulangan akibat bencana alam.
(b) Menentukan tugas dan tanggung jawab pada
organisasi satuan perhubungan untuk penanggulangan
bencana alam.
(c) Menentukan prosedur-prosedur tetap yang harus
dimiliki oleh satuan-satuan perhubungan, berkaitan dengan
pelibatan dalam penanggulangan akibat bencana alam.
(3) Pelaksanaan. Dalam tahap ini dilaksanakan kegiatan-
kegiatan dalam rangka meningkatkan kemampuan dukungan
satuan Perhubungan, kegiatan tersebut meliputi penyelenggaraan
pendidikan, latihan dan penugasan.
(a) Pendidikan. Memberikan kemampuan kepada
prajurit perhubungan tentang pengetahuan dan
keterampilan dibidang bantuan penanggulangan akibat
bencana alam, sesuai jenis pendidikan yang terkait.
(b) Latihan. Menyelenggarakan kegiatan
latihan tentang penanggulangan akibat bencana alam dan
industri, bagi satuan perhubungan tempur/konstruksi dan
satuan Nubika.
(c) Penugasan. Dilaksanakan melalui pemberian
kesempatan untuk melaksanakan penugasan yang
berkaitan dengan penanggulangan akibat bencana alam.
(4) Pengawasan.
359
a) Proses.
(1) Perencanaan.
(a) Melaksanakan pemantauan dan penelitian secara
terus menerus terhadap satuan-satuan perhubungan
terpusat dihadapkan pada hakekat ancaman yang mungkin
timbul, sehingga dapat dinilai tingkat efektifitas satuan
tersebut dalam pelaksanaan tugas.
(b) Mendata gelar satuan-satuan perhubungan terpusat
yang dinilai perlu diadakan penataan/pengembangan.
(2) Pengorganisasian. Membentuk tim kelompok kerja untuk
mengkaji perlunya penataan/pengembangan gelar satuan
Perhubungan terpusat.
(3) Pelaksanaan.
(a) Membuat kajian tentang perlunya
penataan/pengembangan gelar satuan-satuan
perhubungan terpusat sebagai saran masukan kepada staf
operasi TNI AD sebagai staf pengelola kebijakan dalam
penggelaran satuan di jajaran TNI AD.
(b) Memberikan saran masukan kepada Staf Operasi
TNI AD dan Kotama terpusat tentang
penataan/pengembangan gelar satuan-satuan
perhubungan terpusat.
(c) Memberikan supervisi/asistensi teknis terhadap
kegiatan pelaksanaan penataan/pengembangan gelar
satuan-satuan perhubungan terpusat.
(4) Pengawasan.
(a) Melaksanakan pengawasan kegiatan secara intensif
pada setiap tahap sehingga kegiatan dapat berjalan sesuai
rencana.
(b) Mencatat hal-hal menonjol yang mempengaruhi
kegiatan tersebut.
(c) Melaporkan ke komando atas tentang permasalahan
yang menonjol dalam pelaksanaan kegiatan.
a) Proses.
(1) Perencanaan.
(a) Melaksanakan pemantauan dan penelitian secara
terus menerus terhadap satuan-satuan perhubungan
kewilayahan dihadapkan pada hakekat ancaman yang
mungkin timbul, sehingga dapat dinilai tingkat efektifitas
satuan tersebut dalam pelaksanaan tugas.
(b) Mendata gelar satuan-satuan perhubungan
kewilayahan yang dinilai perlu diadakan
penataan/pengembangan.
(2) Pengorganisasian. Membentuk tim kelompok kerja untuk
mengkaji perlunya penataan/pengembangan gelar satuan
Perhubungan kewilayahan.
(3) Pelaksanaan.
(a) Membuat kajian tentang perlunya
penataan/pengembangan gelar satuan-satuan
perhubungan kewilayahan sebagai saran masukan kepada
staf operasi TNI AD sebagai staf pengelola kebijakan dalam
penggelaran satuan di jajaran TNI AD.
(b) Memberikan saran masukan kepada staf operasi
TNI AD dan Kotama Kewilayahan tentang
penataan/pengembangan gelar satuan-satuan
Perhubungan kewilayahan.
367
a) Operasi tempur.
(1) Operasi Serangan. Merupakan bagian dari operasi tempur
yang memadukan antara manuver dan tembakan dalam rangka
menyerang musuh guna memperoleh suatu keputusan.
(a) Sasaran. Terselenggaranya sistem komunikasi,
Pernika dan foto film militer dan Konbekharstal yang efektif
untuk kelancaran serta keberhasilan pelaksanaan operasi
serangan.
(b) Penggunaan. Pengerahan satuan perhubungan
mulai pasukan penyerang bergerak dari daerah persiapan
sampai dengan serbuan, melaksanakan dukungan
perhubungan sesuai dengan titik berat dan dinamika
operasi dalam rangka mendukung keberhasilan serangan.
(2) Operasi pertahanan. Merupakan bagian dari operasi
tempur yang memadukan antara medan dan tembakan untuk
menghambat, menahan dan menghancurkan gerakan dan
serangan musuh.
(a) Sasaran. Terselenggaranya sistem komunikasi,
Pernika dan foto film militer dan Konbekharstal yang efektif
untuk kelancaran serta keberhasilan pelaksanaan operasi
pertahanan.
(b) Penggunaan.
i. Operasi pertahanan daerah. Pengerahan
satuan perhubungan mulai pasukan pengaman
kontak dengan musuh sampai dengan serangan
balas, melaksanakan dukungan perhubungan
dengan prioritas dukungan bagi pasukan di inti
pertahanan dalam rangka menggagalkan serangan
musuh.
ii. Operasi pertahanan mobil. Pengerahan
satuan perhubungan mulai pasukan pengaman
kontak dengan musuh sampai dengan serangan
balas,melaksanakan dukungan perhubungan,
dengan prioritas dukungan bagi pasukan cadangan
yang menuntut mobilitas dalam rangka
menggagalkan serangan musuh.
(3) Operasi pergantian. Merupakan bagian dari operasi
tempur yang dilaksanakan melalui suatu operasi pergantian tugas
dan tanggung jawab suatu pasukan di daerah pertempuran.
(a) Sasaran. Terselenggaranya sistem komunikasi,
Pernika dan foto film militer, Konbekharstal yang efektif
untuk kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan operasi
pergantian.
372
i) Pertahanan mobil.
(i) Sasaran. Terselenggaranya
sistem komunikasi Pernika dan foto
film militer dan Konbekharstal yang
efektif untuk kelancaran dan
keberhasilan pelaksanaan operasi
pertahanan sungai mobil.
(ii) Penggunaan. Pengerahan
satuan perhubungan mulai pasukan
pengaman kontak dengan musuh
sampai dengan serangan balas,
melaksanakan dukungan perhubungan
sesuai dengan kondisi medan dan
dinamika operasi dalam rangka
menggagalkan serangan musuh.
ii) Pertahanan daerah.
(i) Sasaran. Terselenggaranya
sistem komunikasi, Pernika dan foto
film militer dan Konbekharstal yang
efektif untuk kelancaran dan
keberhasilan pelaksanaan operasi
pertahanan sungai secara mobil.
(ii) Penggunaan. Pengerahan
satuan perhubungan mulai pasukan
pengaman kontak dengan musuh
sampai dengan serangan balas,
melaksanakan dukungan perhubungan
sesuai dengan kondisi medan dan
dinamika operasi dalam rangka
menggagalkan
(5) Operasi dengan pengaruh Nubika.
(a) Sasaran. Terselenggaranya sistem komunikasi,
Pernika dan foto film militer dan Konbekharstal yang efektif
untuk kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan selama
pelaksanaan operasi Nubika.
(b) Penggunaan.
i. Pengerahan satuan perhubungan pada tahap
perencanaan, persiapan, pelaksanaan,
melaksanakan informasi cepat tentang serangan
Nubika musuh kepada satuan yang terlibat dalam
operasi pengaruh Nubika.
375
b) Operasi intelijen.
(1) Perlindungan. Merupakan semua usaha, pekerjaan
dan kegiatan yang dilakukan secara terarah dan terencana yang
376
c) Operasi Teritorial.
(1) Sasaran. Terselenggaranya sistem komunikasi, Pernika
dan foto film militer dan Konbekharstal yang efektif untuk
kelancaran dan keberhasilan operasi teritorial.
(2) Penggunaan.
(a) Komunikasi. Penggunaan satuan komunikasi Koops
dioptimalkan untuk menjamin kelancaran Kodal dan Minlog.
(b) Pernika - foto film militer. Penggunaan foto film
militer diarahkan untuk membantu dalam kegiatan
pengamatan daerah operasi dan kegiatan aktivis/kelompok
radikal yang ingin menghambat operasi teritorial.
377
BAB IX
PERALATAN
45. Umum. Peralatan merupakan salah satu kecabangan TNI AD dan sebagai
kekuatan yang menjalankan fungsi pembekalan, pemeliharaan, asistensi teknik, intelijen
teknik, dan penelitian pengembangan materiil peralatan.
a. Umum. Peralatan merupakan salah satu fungsi teknis militer umum TNI
AD dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok TNI AD, agar penyelenggaraan
pembinaan fungsi peralatan dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang
387
optimal, perlu diatur ketentuan-ketentuan pokok yang meliputi peran, tugas, fungsi dan
asas sehingga mampu memberikan pembekalan dan pemeliharaan (Bekhar) materiil
peralatansecara berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka pembinaan maupun
penggunaan kekuatan TNI AD.
c. Tugas.
1) Tugas Pokok. Peralatan bertugas pokok membina dan
menyelenggarakan pembekalan dan pemeliharaan materiil peralatan dalam
rangka mendukung tugas pokok TNI AD.
2) Tugas-Tugas.
a) Menyelenggarakan pembinaan pembekalan dan pemeliharaan
senjata dan optik serta elektronik sistem senjata dalam rangka kesiapan
operasional satuan jajaran TNI AD.
b) Menyelenggarakan pembinaan pembekalan dan pemeliharaan
munisi dan bahan peledak dalam rangka mendukung kesiapan
operasional satuan jajaran TNI AD.
c) Menyelenggarakan pembinaan pembekalan dan pemeliharaan
kendaraan bermotor dalam rangka kesiapan operasional satuan jajaran
TNI AD.
d) Menyelenggarakan pembinaan pembekalan dan pemeliharaan
teknologi mekanik dalam rangka kesiapan operasional satuan jajaran
TNI AD.
d. Fungsi.
1) Pembekalan. Menyelenggarakan segala usaha, pekerjaan dan
kegiatan pembekalan untuk memberikan dukungan materiil peralatan yang
dibutuhkan oleh komando/kesatuan dalam rangka melaksanakan tugas sesuai
kebutuhan organisasi guna kesiapan penggunaan kekuatan.
388
e. Asas.
1) Akuntabel. Segala kegiatan dukungan fungsi peralatan dilaksanakan
sesuai dengan aturan yang berlaku melalui perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan pencatatan/pelaporan secara cepat, tepat dan akurat serta
dapat dipertanggungjawabkan.
2) Prioritas. Pemberian dukungan dan pelayanan fungsi peralatan
dilaksanakan dengan pertimbangan skala prioritas.
3) Kenyal. Penyelenggaraan fungsi peralatan harus mampu
menyesuaikan dengan kebutuhan dan perubahan keadaan yang terjadi.
4) Sederhana. Penyelenggaraan fungsi peralatan harus sederhana
dalam tata cara, prosedur dan mekanisme penyelenggaraannya, dengan
mengutamakan hasil guna dan daya guna yang maksimal.
5) Terintegrasi. Penyelenggaraan fungsi peralatan dilaksanakan secara
terpadu yang meliputi antar aspek dalam fungsi peralatan dan aspek logistik
lainnya.
6) Sesuai Tuntutan Perkembangan. Penyelenggaraan fungsi peralatan
dilaksanakan sesuai dengan tuntunan perkembangan organisasi dan sistem
dari ke satuan yang dilayani, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
7) Pelayanan Aktif. Penyelenggaraan fungsi peralatan dilaksanakan
dengan cara pelayanan aktif untuk menjamin kesiapan materiil peralatan pada
kesatuan-kesatuan yang dilayani.
8) Memanfaatkan Potensi Yang Ada. Semua potensi yang ada
dimanfaatkan untuk pembinaan kemampuan personel dalam rangka
mendukung fungsi peralatan.
389
b) Kasad.
c) Pangkostrad.
d) Dankodiklat TNI AD.
e) Pangdam/Pangdivif.
f) Dirpalad.
g) Dan/Ka peralatan.
2) Objek.
a) Personel peralatan.
b) Satuan peralatan.
c) Materiil peralatan.
3) Metode. Metode yang digunakan adalah pengamatan, pengujian,
pengkajian, penelitian, pengembangan, pengawasan, pemeliharaan, observasi,
studi banding, latihan, pendidikan dan penugasan.
4) Sarana dan Prasarana. Sarana dan prasarana yang dapat digunakan
dalam pembinaan dan penggunaan fungsi peralatan sebagai berikut :
a) Sarana.
(1) Peranti lunak (doktrin, Bujuk dan Protap peralatan).
b) Fasilitas pendidikan dan latihan.
(2) Fasilitas perkantoran dan perumahan.
(3) Materiil peralatan.
b) Prasarana.
(1) Instalasi peralatan.
(2) Lembaga pendidikan dan latihan.
(3) Markas/fasilitas.
(4) Gudang peralatan pusat/daerah.
(5) Instalasi milik negara dan bukan milik negara (di luar
lingkungan TNI) yang diizinkan untuk digunakan.
1) Pembinaan Peralatan.
a) Pembinaan kekuatan. Mewujudkan satuan peralatan yang
efektif, berdaya dan berhasil guna bagi pelaksanaan tugas TNI AD
melalui pembinaan organisasi, personel, materiil, fasilitas dan peranti
lunak pada setiap tingkatan satuan:
(1) Tingkat pusat (Ditpalad).
(2) Tingkat Kotama pusat ( Pal Kostrad dan Pal Kopassus ).
(3) Tingkat Kotama kewilayahan ( Paldam ).
(4) Tingkat Kodiklat TNI AD, Lembaga pendidikan, Puscabfung
dan Denma Mabesad.
b) Pembinaan kemampuan. Mewujudkan bantuan satuan peralatan
pada tingkat teknis dan taktis melalui pembinaan kemampuan intelijen,
tempur, Binter, dukungan dan kemampuan dibidang fungsi peralatan
guna mendukung keberhasilan pelaksanaan tugas pokok TNI AD.
c) Pembinaan gelar peralatan. Mewujudkan gelar satuan
peralatan baik gelar satuan kekuatan terpusat maupun gelar
kewilayahan yang efektif guna mendukung keberhasilan tugas pokok
TNI AD.
c. Proses.
1) Perencanaan. Pembinaan Peralatan disusun dan mulai dari tingkat
394
kondisi daerah operasi baik dalam rangka Operasi Militer untuk Perang (OMP)
maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
(b) Penggunaan.
i. Pengerahan satuan peralatan pada saat
pasukan pengaman sebelum kontak dengan musuh,
melaksanakan pembekalan kendaraan, senjata dan
optik serta munisi untuk seluruh satuan yang terlibat
dalam operasi pertahanan mobil.
ii. Pengerahan satuan peralatan mulai pasukan
pengaman kontak dengan musuh sampai dengan
serangan balas, melaksanakan dukungan
pembekalan dan pemeliharaan kendaraan, senjata
dan optik serta munisi, dengan prioritas dukungan
bagi pasukan cadangan yang menuntut mobilitas
dalam rangka menggagalkan serangan musuh.
d) Operasi pergantian. Operasi pergantian merupakan bagian dari
operasi tempur yang dilaksanakan melalui suatu operasi pergantian
tugas dan tanggung jawab suatu pasukan di daerah pertempuran.
(1) Sasaran.
(a) Terselenggaranya sistem pembekalan kendaraan,
senjata dan optik serta munisi yang handal untuk
mendukung satuan Angkatan Darat yang terlibat dalam
pelaksanaan operasi pergantian.
(b) Terselenggaranya sistem pemeliharaan kendaraan,
senjata dan optik serta munisi yang efektif dalam
memelihara dan meningkatkan daya tempur pasukan
sendiri dan memperlemah daya tempur musuh selama
operasi pergantian.
(2) Penggunaan.
(a) Pengerahan satuan peralatan pada tahap
perencanaan dan persiapan, melaksanakan pembekalan
kendaraan, senjata dan optik serta munisi bagi kelancaran
operasi pergantian.
411
(2) Penggunaan.
(a) Pengerahan satuan peralatan pada tingkat
menghancurkan pasukan keamanan dan pengawasan
musuh adalah menjamin pelaksanaan pembekalan
kendaraan, senjata dan optik serta munisi bagi pasukan
penyerang dan unsur bantuan.
412
(1) Sasaran.
(a) Terselenggaranya sistem pembekalan kendaraan,
senjata dan optik serta munisi yang handal untuk
mendukung satuan Angkatan Darat yang terlibat dalam
pelaksanaan operasi dengan pengaruh Nubika.
(b) Terselenggaranya sistem pemeliharaan kendaraan,
senjata dan optik serta munisi yang efektif dalam
memelihara dan meningkatkan daya tempur pasukan sendiri
dan memperlemah daya tempur musuh selama operasi
dengan pengaruh Nubika.
(2) Penggunaan.
(a) Pengerahan satuan peralatan pada tahap
perencanaan dan persiapan, melaksanakan pembekalan
kendaraan, senjata dan optik serta munisi untuk seluruh
satuan.
(b) Pengerahan satuan peralatan pada tahap
pengakhiran, melaksanakan pemeriksaan materiil
kendaraan, senjata dan optik serta munisi kepada satuan
yang terlibat dalam operasi pengaruh Nubika.
g) Operasi Pernika. Operasi Pernika merupakan bagian operasi
tempur untuk mengadu kekuatan dan keahlian dengan pancaran
gelombang elektromagnetik oleh pihak-pihak yang bermusuhan untuk
mencapai keunggulan di medan perang dengan cara elektronis dan atau
413
fisik secara aktif atau pasif guna mengurangi dan atau meniadakan
efektivitas serta kekuatan/kemampuan elektronika pihak lain.
(1) Sasaran.
(a) Terselenggaranya sistem pembekalan kendaraan,
senjata dan optik serta munisi yang handal untuk
mendukung satuan Angkatan Darat yang terlibat dalam
pelaksanaan operasi Pernika.
(b) Terselenggaranya sistem pemeliharaan kendaraan,
senjata dan optik serta munisi yang efektif dalam
memelihara dan meningkatkan daya tempur pasukan
sendiri dan memperlemah daya tempur musuh selama
operasi Pernika.
(2) Penggunaan.
(a) Pengerahan satuan peralatan pada tahap
perencanaan dan persiapan, melaksanakan pembekalan
kendaraan, senjata dan optik serta munisi untuk seluruh
satuan.
(b) Pengerahan satuan peralatan pada tahap
pengakhiran, melaksanakan pemeriksaan materiil
kendaraan, senjata dan optik serta munisi kepada satuan
yang terlibat dalam operasi Pernika.
h) Operasi mobil udara. Operasi mobil udara adalah merupakan
bagian dari operasi tempur yang dilaksanakan untuk
menghancurkan kekuatan musuh di darat dengan menggunakan
sarana pesawat helikopter.
(1) Sasaran.
(a) Terselenggaranya sistem pembekalan kendaraan,
senjata dan optik serta munisi yang handal untuk
mendukung satuan Angkatan Darat yang terlibat dalam
pelaksanaan operasi mobil udara mulai fase persiapan
(pengintaian udara) sampai dengan fase serbuan.
414
l) Operasi intelijen.
(1) Penyelidikan. Penyelidikan adalah semua usaha ,
pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan secara terarah dan
terencana yang meliputi perencanaan, pengumpulan,
pengolahan bahan-bahan keterangan sebagai dasar pembuatan
perencanaan, pengambilan keputusan dan tindakan dalam
rangka pelaksanaan tugas pokok satuan yang bersangkutan.
417
(2) Penggunaan.
(a) Pengerahan satuan peralatan dalam operasi
bantuan raider bersifat kenyal sesuai kebutuhan di
lapangan.
(b) Penggunaan satuan peralatan diarahkan untuk
mendukung pendadakan sebagai ciri dari operasi raider.
d) Operasi bantuan tembakan. Operasi bantuan tembakan adalah
operasi yang dilakukan oleh satuanTNI AD berupa bantuan tembakan
kepada satuan lain yang melakukan operasi sesuai dengan
permintaan.
(1) Sasaran.
(a) Terselenggaranya sistem pembekalan kendaraan,
senjata dan optik serta munisi yang handal untuk
mendukung satuan Angkatan Darat yang terlibat dalam
pelaksanaan operasi bantuan tembakan.
(b) Terselenggaranya sistem pemeliharaan kendaraan,
senjata dan optik serta munisi yang efektif dalam
meningkatkan daya tempur pasukan sendiri dan
memperlemah daya tempur musuh.
(2) Penggunaan.
(a) Pengerahan satuan peralatan pada tahap
penyusupan dan perembesan melaksanakan pembekalan
kendaraan, senjata dan optik serta munisi bagi agen
penggalangan dan melaksanakan monitoring dan observasi
terhadap obyek penggalangan.
(b) Pengerahan satuan peralatan pada tahap pencerai-
beraian melaksanakan pembekalan dan pemeliharaan
kendaraan, senjata dan optik serta munisi.
(c) Pengerahan satuan peralatan pada tahap
pengingkaran sampai dengan penggabungan
melaksanakan pembekalan dan pemeliharaan kendaraan,
senjata dan optik serta munisi.
422
(2) Penggunaan.
(a) Pengerahan satuan peralatan dioptimalkan untuk
menjamin kelancaran pembekalan kendaraan, senjata dan
optik serta munisi untuk mendukung keberhasilan satuan
Angkatan Darat yang terlibat dalam pelaksanaan operasi
bantuan keamanan.
426
(1) Sasaran.
(a) Terselenggaranya sistem pembekalan kendaraan,
senjata dan optik serta munisi khususnya bagi satuan
Angkatan Darat yang terlibat dalam operasi mengamankan
Presiden dan Wapres RI beserta keluarganya.
(b) Terselenggaranya sistem pemeliharaan kendaraan,
senjata dan optik serta munisi yang efektif dalam
meningkatkan daya tempur pasukan sendiri dan
memperlemah daya tempur pihak-pihak yang menghambat
432
BAB X
PEMBEKALAN ANGKUTAN
51. Umum. Pembekalan Angkutan merupakan salah satu kecabangan TNI AD dan
sebagai kekuatan yang menjalankan fungsi pembekalan, pelayanan jasa, dan pemeliharaan
bekal materiil bekang.
c. Tugas.
2) Tugas-tugas.
443
2) Sasaran.
3) Metode.
militer untuk perang dan operasi militer selain perang melalui penugasan
operasi.
2) Penggunaan Bekang.
a) Proses.
a) Proses.
a) Proses.
a) Proses.
a) Proses.
a) Proses.
a) Pembekalan.
(1) Proses.
b) Pelayanan Jasa.
(1) Proses.
c) Pemeliharaan.
(1) Proses.
(a) Perencanaan. Merencanakan kebutuhan kegiatan
pemeliharaan bekal/materiil Bekang berdasarkan program
dan kebijakan TNI AD.
a) Proses.
a) Proses.
a) Proses.
(1) Perencanaan. Merencanakan personel, materiil dan
peranti lunak serta tempat yang diperlukan dalam rangka gelar
satuan Bekang tingkat Kotama.
a) Proses.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
a) Operasi Tempur.
(b) Penggunaan.
(b) Penggunaan.
(b) Penggunaan.
(b) Penggunaan.
(b) Penggunaan.
(b) Penggunaan.
(b) Penggunaan.
(b) Penggunaan.
(b) Penggunaan.
b) Operasi Intelijen.
(b) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
(2) Penggunaan.
476
(2) Penggunaan.
BAB XI
KESEHATAN
57. Umum. Kesehatan merupakan salah satu kecabangan TNI AD dan sebagai
kekuatan yang menjalankan fungsi dukungan kesehatan, pelayanan kesehatan, kesehatan
preventif, materiil kesehatan, dan litbang kesehatan.
2) Tugas-tugas.
e. Asas.
e. Sasaran.
f. Subjek.
482
1) Kasad;
2) Kapuskesad;
3) Kakes Kotama; dan
4) Dan/Ka Satuan.
a) menyelenggaraan rikkes;
a) promotif;
b) penyuluhan;
c) sarana KIE; dan
d) advokasi.
a) peer leader;
b) screening dan deteksi dini;
c) active case finding;
d) surveilance penyakit;
f) vaksinasi; dan
g) kegiatan kesling (fogging dan scoring)
1) Sarana:
a) fasilitas/instalasi kesehatan;
c) laboratorium.
a) promotif;
a) Proses.
(2) Pengorganisasian:
(3) Pelaksanaan:
(3) Kotama:
(4) Dan/Kasatkes:
a) Proses.
(2) Pengorganisasian:
(3) Kotama:
(4) Dan/Kasatkes:
a) Proses.
(2) Pengorganisasian:
(d) distribusi;
(e) pemeliharaan; dan
(f) penghapusan.
(3) Kotama:
(4) Dan/Kasatkes:
a) Proses.
(2) Pengorganisasian:
(3) Pelaksanaan:
(3) Kotama:
(4) Dan/Kasatkes:
a) Proses.
(2) Pengorganisasian:
(3) Pelaksanaan:
a) Proses.
(2) Pengorganisasian:
(3) Pelaksanaan:
(6) Dan/Kasatkes:
a) Proses.
(2) Pengorganisasian:
(3) Pelaksanaan:
(5) Dan/Kasatkes:
a) Proses.
(2) Pengorganisasian:
(3) Pelaksanaan:
b) Prosedur.
(3) Kotama:
(4) Dan/Kasatkes:
502
a) Proses.
(1) Perencanaan:
(2) Pengorganisasian:
(3) Pelaksanaan:
503
b) Prosedur.
(3) Kotama:
(4) Dan/Kasatkes:
a) Proses.
(2) Pengorganisasian:
b) Prosedur.
(3) Kotama:
(4) Dan/Kasatkes:
(1) Perencanaan:
(2) Pengorganisasian:
(3) Pelaksanaan:
(4) Pengawasan:
b) Prosedur.
(3) Kotama:
(4) Dan/Kasatkes:
a) Proses.
(1) Pengorganisasian:
(2) Pelaksanaan:
b) Prosedur.
(3) Kotama:
(4) Dan/Kasatkes:
a) Proses.
(2) Pengorganisasian:
(3) Pelaksanaan.
b) Prosedur.
(3) Kotama:
(4) Dan/Kasatkes:
a) Proses.
(2) Pengorganisasian:
(3) Pelaksanaan.
(3) Kotama:
(4) Dan/Kasatkes:
1) Dukungan Kesehatan.
a) Proses.
(2) Pengorganisasian:
(3) Pelaksanaan:
(3) Kotama:
(4) Dan/Kasatkes:
2) Pelayanan Kesehatan.
a) Proses.
(2) Pengorganisasian:
(3) Pelaksanaan:
(3) Kotama:
(4) Dan/Kasatkes:
3) Kesehatan Preventif.
a) Proses.
(2) Pengorganisasian:
(3) Pelaksanaan:
(3) Kotama:
(4) Dan/Kasatkes:
4) Materiil Kesehatan.
a) Proses.
(2) Pengorganisasian:
(3) Pelaksanaan:
(3) Kotama:
(4) Dan/Kasatkes:
5) Litbang Kesehatan.
a) Proses.
(2) Pengorganisasian:
(3) Pelaksanaan:
(3) Kotama:
(4) Dan/Kasatkes:
c. Penggunaan Kesehatan.
BAB XII
POLISI MILITER
63. Umum. Polisi Militer merupakan salah satu kecabangan TNI AD dan sebagai
kekuatan yang menjalankan fungsi penyelidikan dan pengamanan fisik, penegakan hukum,
penyidikan dan pengawalan.
b. Peran. Polisi Militer merupakan bagian dari TNI AD yang berperan sebagai
satuan bantuan administrasi (Satbanmin) guna mendukung tugas pokok TNI AD.
e. Asas.
531
2) Sasaran.
a) Pembinaan Polisi Militer.
532
1) Subjek.
a) Panglima TNI.
b) Kasad.
c) Pangkotama.
d) Danpuspomad.
e) Dansatpomad.
f) Danpusdikpom Kodiklatad.
2) Objek.
a) Satuan Polisi Militer.
b) Provos Satuan.
3) Metode.
a) Pembinaan. Pembinaan satuan Polisi Militer dilaksanakan
dengan metode:
(1) Pembinaan Kekuatan. Diarahkan pada terwujudnya satuan
Polisi Militer yang solid dan tangguh, sehingga memiliki kesiapan
untuk digunakan dalam pelaksanaan tugas yang dilaksanakan
melalui pengamatan, penelitian, pengkajian, penilaian, uji teori
533
4) Sarana Prasarana.
a) Piranti Keras. Merupakan sarana dan prasarana yang
digunakan dalam rangka menjamin terselenggaranya pembinaan Polisi
Militer secara berhasil dan berdaya guna meliputi:
(1) Alat utama Polisi Militer.
(2) Fasilitas pendukung yang tersedia berupa bangunan,
perkantoran, perumahan, fasilitas latihan, fasilitas pendidikan dan
perangkat lainnya.
b) Piranti Lunak. Merupakan sarana dan prasarana pendukung
penyelenggaraan pembinaan dan penggunaan Polisi Militer meliputi:
(1) Doktrin.
(2) Buku petunjuk terdiri atas Buku Petunjuk Induk, Buku
Petunjuk Administrasi, Buku Petunjuk Pelaksanaan, Buku
Petunjuk Teknis dan Buku Petunjuk Lapangan.
(3) Prosedur Tetap.
534
(3) Pelaksanaan.
(a) Mengendalikan dan memelihara kekuatan personel
Satuan Polisi Militer.
(b) Menyelenggarakan pembinaan karier melalui
pengarahan dan penempatan jabatan Perwira, Bintara dan
Tamtama.
(c) Menilai dan mengevaluasi tingkat kemampuan dan
kecakapan personel sesuai tugas dan jabatan masing-
masing.
4) Pengawasan.
(a) Melaksanakan pengawasan secara intensif terhadap
pelaksanaan kegiatan pembinaan personel.
(b) Mencatat hal-hal yang berkaitan dengan
permasalahan yang dihadapi selama melaksanakan
kegiatan pembinaan personel.
(c) Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan
kegiatan pembinaan personel sebagai bahan perbaikan
pada kegiatan selanjutnya.
(d) Melaporkan semua permasalahan yang timbul
sebagai bahan masukan bagi komando atas.
(4) Perawatan.
(a) Peningkatan pelayanan personel dan keluarganya
dengan cara memberikan hak-haknya tepat waktu, tepat
sasaran, tepat jumlah dan tepat kualitas.
(b) Peningkatan kesejahteraan personel Polisi Militer
dan keluarganya melalui penyediaan fasilitas perumahan,
tempat ibadah, koperasi, olahraga, hiburan, kesehatan
serta rawatan purna dinas bagi para purna wirawan Polisi
Militer.
(c) Peningkatan pembinaan mental personel Polisi
Militer dan keluarganya agar tidak terpengaruh oleh
perkembangan negatif.
(d) Meningkatkan kesehatan dan jasmani personel
Polisi Militer dan keluarganya agar selalu memiliki kondisi
fisik yang prima guna mendukung pelaksanaan tugas.
542
a) Proses.
(1) Perencanaan.
(a) Melaksanakan pengamatan dan pemantauan secara
terus menerus terhadap materiil yang
dipertanggungjawabkan kepada satuan Polisi Militer.
(b) Mencatat dan menghimpun materiil yang
dipertanggungjawabkan kepada satuan Polisi Militer dan
peralatan pendukung lainnya untuk mendapatkan data
objektif tentang kondisi materiil tersebut.
(c) Menyusun rencana kegiatan pemeliharaan dan
perawatan materiil yang menjadi tanggungjawabnya.
(d) Membuat saran/permohonan diadakannya kegiatan
perbaikan, pengadaan dan penghapusan
(2) Pengorganisasian.
(a) Menentukan dan memilih personel yang akan
menjabat di staf logistik sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki, sehingga upaya pembinaan materiil dapat
dilaksanakan secara baik.
(b) Menentukan tugas dan tanggungjawab bagi
personel yang menjabat di staf logistik khususnya di bidang
pembinaan materiil.
(3) Pelaksanaan.
(a) Penentuan Kebutuhan.
i. Mengkaji kebutuhan alat perlengkapan,
kendaraan, alat perlengkapan khusus, materiil
khusus dan kendaraan khusus sesuai tugas satuan
Polisi Militer.
ii. Perumusan rencana kebutuhan materiil Polisi
Militer dalam rangka pemenuhan kekuatan sesuai
DSPP.
(b) Pengadaan. Mengajukan kebutuhan materiil Polisi
Militer dalam rangka pemenuhan kekuatan sesuai DSPP.
(c) Pendistribusian. Dilaksanakan berdasarkan
penilaian satuan yang memerlukan, beban penugasan,
permintaan/pengajuan pemakaian disertai proses
administrasi sesuai ketentuan yang berlaku di lingkungan
TNI AD.
(d) Penggunaan. Penggunaan materiil Polisi
Militer sesuai fungsi tugas dan tanggung jawab dan dibuat
laporan penggunaan secara berkala sesuai prosedur yang
berlaku di lingkungan TNI AD.
544
(c) Distribusi.
i. Memberikan saran kepada komando atas
tentang distribusi kepada satuan operasional sesuai
kebutuhan.
ii. Dilaksanakan sesuai dengan situasi dan
kondisi satuan operasional.
(d) Pemeliharaan. Disesuaikan dengan tingkat
pemeliharaan yang telah ditentukan.
(e) Penghapusan. Disesuaikan dengan ketentuan yang
berlaku.
(2) Pembinaan Fungsi Pendukung meliputi:
(a) Inventarisasi.
i. Merekapitulasi data diseluruh satuan.
ii. Meneliti dan mengevaluasi seluruh materiil
satuan untuk disarankan ke komando atas.
(b) Standardisasi.
i. Membuat rencana dan menyiapkan program
standardisasi bagi materiil pada seluruh satuan
jajaran Polisi Militer.
ii. Menyarankan organisasi satuan diisi dengan
materiil yang tepat ke komando atas.
(c) Katalogisasi. Menyusun dan membuat pencatatan
seluruh materiil satuan Polisi Militer.
(d) Sistem Informasi Pembinaan (SIP) Materiil.
i. Mengoptimalkan fungsi komputer dalam
menghimpun data materiil satuan Polisi Militer agar
dapat mendukung kecepatan informasi materiil.
ii. Membina personel yang terkait dalam
mendukung kecepatan informasi materiil.
iii. Mengintegrasikan data materiil Polisi Militer
dengan Sistem Informasi Manajeman dan Akutansi
Barang Milik Negara (SIMAK BMN).
(e) Administrasi Perbendaharaan Materiil.
546
(2) Pengorganisasian.
(a) Menentukan dan memilih pejabat sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki sehingga upaya pembinaan
pangkalan dapat dilaksanakan secara baik sesuai
kebutuhan organisasi.
(b) Menentukan tugas dan tanggung jawab pejabat
dalam pembinaan pangkalan.
(3) Pelaksanaan.
(a) Merumuskan rencana kebutuhan serta kesiapan
pangkalan satuan sesuai DSPP.
(b) Penggunaan dan pemanfaatan pangkalan.
(c) Penelitian dan pengembangan kesiapan fasilitas
pangkalan.
(4) Pengawasan.
(a) Melaksanakan pengawasan secara intensif terhadap
kegiatan pemeliharaan pangkalan.
(b) Mencatat hal-hal yang berkaitan dengan
permasalahan yang dihadapi selama melaksanakan
kegiatan pembinaan pangkalan.
(c) Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan
pembinaan pangkalan sebagai bahan perbaikan dalam
pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
(d) Melaporkan semua permasalahan yang timbul
sebagai bahan masukan bagi komando atas.
b) Prosedur. Melalui koordinasi dengan penyelenggara fungsi
konstruksi serta logistik tentang prototipe pangkalan dan rencana
kebutuhan prasarana pada tingkat pusat maupun daerah guna
549
(4) Pengawasan.
(a) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian
secara intensif terhadap pelaksanaan kegiatan pembinaan
kemampuan intelijen secara perorangan maupun satuan.
(b) Mencatat hal-hal yang berkaitan dengan
permasalahan yang dihadapi selama melaksanakan
kegiatan pembinaan kemampuan intelijen.
(c) Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan
pembinaan kemampuan intelijen sebagai bahan masukan
dalam melaksanakan kegiatan selanjutnya.
(d) Melaporkan semua permasalahan yang timbul
sebagai bahan masukan dan untuk mendapatkan
penyelesaian dari komando atas.
b) Prosedur. Pembinaan kemampuan intelijen dilaksanakan
melalui jenjang pendidikan, latihan dan penugasan dengan prosedur
sebagai berikut:
(1) Pendidikan. Mengoordinasikan dan mengusulkan personel
Polisi Militer dalam pendidikan intelijen di antaranya Sussarpa
Intelijen, Susarba Intelijen, Suspa Intelijen Strategis dan
pendidikan intelijen lainnya.
(2) Latihan. Menyelenggarakan latihan dalam satuan berupa
pembekalan/penataran intelijen kepada seluruh anggota.
(3) Penugasan. Melaksanakan penempatan personel yang
mempunyai kualifikasi Intel pada jabatan di bidang intelijen sesuai
permintaan dan kebutuhan.
(2) Pengorganisasian.
(a) Menentukan dan memilih personel yang memiliki
kemampuan teritorial sebagai penyelenggara kegiatan,
sehingga upaya pembinaan sikap dan kemampuan
teritorial dapat dilaksanakan sesuai kebutuhan organisasi.
(b) Menyiapkan personel yang disusun dalam
organisasi sesuai kegiatan Pembinaan Teritorial (Binter)
yang akan dilaksanakan serta memberikan arahan tentang
tugas yang akan dilaksanakan dan ketentuan yang berlaku
di wilayah.
(3) Pelaksanaan. Pembinaan kemampuan teritorial
dilaksanakan melalui pendidikan, latihan dan penugasan.
(a) Meningkatkan, memelihara dan memantapkan sikap
serta kepribadian sebagai prajurit TNI AD dengan
penghayatan dan pengamalan Sapta Marga, Sumpah
Prajurit, dan 8 wajib TNI dalam rangka kemanunggalan
TNI-Rakyat melalui kegiatan pembinaan teritorial:
i. Pembinaan Komsos.
ii. Pembinaan Bakti TNI.
iii. Pembinaan ketahanan wilayah.
a) Proses.
(1) Perencanaan.
(a) Merumuskan pelibatan satuan Polisi Militer dalam
melaksanakan tugas-tugas dukungan bidang operasi,
personel dan logistik.
(b) Mencatat, menghimpun dan mengolah data yang
diperlukan sebagai bahan pembinaan kemampuan
dukungan.
(c) Menyusun rencana kegiatan pembinaan
kemampuan dukungan.
(2) Pengorganisasian.
(a) Menentukan tugas dan tanggung jawab pejabat
sesuai organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan
tugas-tugas dukungan.
(b) Menyusun Protap satuan yang berkaitan dengan
kesiapan pemberian dukungan.
(c) Menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan
dalam rangka pembinaan kemampuan dan pelaksanaan
tugas-tugas dukungan.
(3) Pelaksanaan.
(a) Menyelenggarakan dan meningkatkan mutu
pendidikan kecabangan Polisi Militer dengan
menambahkan materi kemampuan dukungan pada OMP
dan OMSP.
(b) Melaksanakan kegiatan latihan yang berhubungan
dengan materi kemampuan dukungan pada OMP dan
OMSP.
(c) Mengirimkan personel Polisi Militer dalam
penugasan melalui program pertukaran dengan personel
Polisi Militer negara lain sebagai bentuk pembinaan
kemampuan.
(d) Menyusun dan melatihkan protap-protap satuan
yang terkait dengan pelibatan satuan Polisi Militer dalam
OMP dan OMSP.
(4) Pengawasan.
(a) Melaksanakan pengawasan secara terus menerus
terhadap kegiatan pembinaan kemampuan dukungan
secara perorangan maupun satuan. Permasalahan yang
dihadapi selama melaksanakan kegiatan pembinaan
kemampuan dukungan sebagai bahan evaluasi.
556
(4) Pengawasan.
(a) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian
secara intensif terhadap pelaksanaan kegiatan pembinaan
kemampuan fungsi Polisi Militer secara perorangan
maupun satuan.
559
b) Prosedur.
(1) Pendidikan. Pembinaan kemampuan fungsi Polisi Militer
melalui pendidikan dilaksanakan dengan prosedur sebagi berikut:
(a) Penyusunan program pendidikan dalam rangka
pembinaan kemampuan fungsi Polisi Militer dan
pembuatan kurikulum pendidikan pengembangan
spesialisasi fungsi Polisi Militer dilaksanakan oleh
Puspomad selaku pembina lapangan kekuasaan teknis
(LKT).
(b) Pengusulan peserta pendidikan pengembangan
spesialisasi fungsi Polisi Militer dilaksanakan oleh satuan
Polisi Militer melalui Kotama masing masing untuk Perwira
dan melalui Puspomad untuk Bintara dan Tamtama sesuai
dengan syarat untuk mengikuti pendidikan yang telah
ditetapkan komando atas.
(c) Operasional pendidikan sesuai program yang telah
dibuat dilaksanakan oleh Pusdikpom Kodiklatad.
(2) Latihan. Pembinaan kemampuan fungsi Polisi Militer
melalui latihan dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut:
(a) Penyusunan Program. Pelaksanaan
penyusunan program latihan pembinaan kemampuan
fungsi Polisi Militer dilakukan secara terintegrasi oleh
Mabesad, Puspomad, Kotama dan satuan Polisi Militer.
(b) Pengorganisasian. Organisasi pelaksana kegiatan
latihan dibentuk dan disesuaikan dengan sifat dan macam
latihan yang akan dilaksanakan.
(c) Pelaksanaan latihan. Pedoman pelaksanaan latihan
dalam rangka pembinaan kemampuan fungsi adalah siklus
latihan/Proglatsi satuan Polisi Militer yang didalamnya
berisi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan
penyelenggaraan latihan meliputi pedoman
penyelenggaraan latihan, lama waktu latihan, Rangka
Pokok Latihan (RPL) dan Acara Latihan (AL).
560
d. Pembinaan Gelar.
1) Pembinaan Kekuatan Terpusat. Pembinaan yang diarahkan pada
peningkatan kekuatan satuan Polisi Militer terpusat dalam mendukung tugas-
tugas satuan jajaran TNI AD yang disusun dalam organisasi penyelenggaraan
fungsi sebagai berikut:
a) Penyelidikan dan Pengamanan Fisik (Lidpamfik). Melaksanakan
pembinaan dan kegiatan pengumpulan keterangan dalam rangka
pengamanan VVIP, VIP TNI, Personel TNI AD, Materiil TNI AD dan
561
(d) Pengawasan.
i. Melaksanakan pengawasan dan
pengendalian secara intensif terhadap pelaksanaan
gelar organisasi Lidpamfik.
ii. Mencatat hal-hal yang berkaitan dengan
permasalahan yang dihadapi selama pelaksanaan
gelar organisasi Lidpamfik.
iii. Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan
gelar organisasi Lidpamfik.
iv. Melaporkan semua permasalahan yang
timbul sebagai bahan masukan dan untuk
mendapatkan petunjuk dari komando atas.
(2) Prosedur.
(a) Penyelenggaraan gelar organisasi Lidpamfik tingkat
pusat melalui pengkajian dan penelitian.
(b) Membuat naskah akademik dalam rangka penataan
gelar organisasi Lidpamfik.
(c) Mekanisme pengkajian melalui tahapan uji teori.
562
(d) Pengawasan.
i. Melaksanakan pengawasan dan
pengendalian secara intensif terhadap pelaksanaan
gelar organisasi Gakkum.
ii. Mencatat hal-hal yang berkaitan dengan
permasalahan yang dihadapi selama pelaksanaan
gelar organisasi Gakkum.
iii. Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan
fungsi penegakan hukum.
iv. Melaporkan semua permasalahan yang
timbul sebagai bahan masukan dan untuk
mendapatkan petunjuk dari komando atas.
(2) Prosedur.
(a) Penyelenggaraan gelar organisasi Gakkum tingkat
pusat harus melalui pengkajian dan penelitian.
563
(2) Prosedur.
(a) Penyelenggaraan gelar organisasi Idik tingkat pusat
harus melalui pengkajian dan penelitian.
(b) Membuat naskah akademik dalam rangka penataan
gelar organisasi Idik.
(c) Mekanisme pengkajian melalui tahapan uji teori.
(d) Mengajukan ke komando atas untuk mendapatkan
keputusan dan pengesahan.
d) Pengawalan (Wal). Melaksanakan pembinaan dan kegiatan
pengawalan bermotor VVIP, VIP TNI, Personel TNI AD, Materiil TNI AD
dan kepentingan TNI AD lainnya, pengawalan istana dan pengendalian
lalu lintas militer.
(1) Proses.
(a) Perencanaan.
i. Merencanakan pembinaan gelar organisasi
pengawalan melalui pengevaluasian pelaksanaan
tugas sesuai fungsi.
ii. Merencanakan gelar organisasi pengawalan.
(b) Pengorganisasian. Membentuk organisasi
pengawalan berdasarkan kebutuhan yang dituangkan
dalam DSPP dengan membentuk rangka organisasi agar
dapat menyelenggarakan fungsi pengawalan dengan
optimal.
(c) Pelaksanaan.
i. Dalam penyiapan gelarorganisasi
pengawalan diupayakan dapat memenuhi kebutuhan
satuan, untuk menjamin pelaksanaan tugas.
ii. Peningkatan kemampuan secara kualitas
maupun kuantitas harus dapat memenuhi tuntutan
tugas fungsi pengawalan guna mendukung tugas
pokok satuan.
(d) Pengawasan.
i. Melaksanakan pengawasan dan
pengendalian secara intensif terhadap pelaksanaan
gelar organisasi pengawalan.
ii. Mencatat hal-hal yang berkaitan dengan
permasalahan yang dihadapi selama pelaksanaan
gelar organisasi pengawalan.
iii. Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan
kegiatan fungsi pengawalan.
565
(c) Pelaksanaan.
i. Dalam penyiapan gelar organisasi Lidpamfik
diupayakan dapat memenuhi kebutuhan satuan,
untuk menjamin pelaksanaan tugas.
ii. Peningkatan kemampuan secara kualitas
maupun kuantitas harus dapat memenuhi tuntutan
566
(c) Pelaksanaan.
i. Dalam penyiapan gelar organisasi Gakkum
567
(d) Pengawasan.
i. Melaksanakan pengawasan dan
pengendalian secara intensif terhadap pelaksanaan
gelar organisasi Idik.
ii. Mencatat hal-hal yang berkaitan dengan
permasalahan yang dihadapi selama pelaksanaan
gelar organisasi Idik.
iii. Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan
gelarorganisasi Idik.
iv. Melaporkan semua permasalahan yang timbul
sebagai bahan masukan dan untuk mendapatkan
petunjuk dari komando atas.
(2) Prosedur.
(a) Penyelenggaraan gelar organisasi Idik tingkat
kewilayahan harus melalui pengkajian dan penelitian.
(b) Membuat naskah akademik dalam rangka penataan
gelar organisasi Idik.
(c) Mengusulkan ke komando atas untuk mendapatkan
keputusan.
d) Pengawalan (Wal). Melaksanakan pembinaan dan kegiatan
pengawalan bermotor VVIP, VIP TNI, Personel TNI AD, Materiil TNI AD
dan kepentingan TNI AD lainnya, pengawalan istana dan pengendalian
lalu lintas militer.
(1) Proses.
(a) Perencanaan.
i. Merencanakan pembinaan gelar organisasi
pengawalan melalui pengevaluasian pelaksanaan
tugas sesuai fungsi.
ii. Merencanakan gelar organisasi Pengawalan.
(b) Pengorganisasian. Membentuk organisasi
pengawalan berdasarkan kebutuhan yang dituangkan
dalam DSPP dengan membentuk rangka organisasi agar
569
BAB XIII
AJUDAN JENDERAL
69. Umum. Ajudan Jenderal merupakan salah satu kecabangan TNI AD dan
sebagai kekuatan yang menjalankan fungsi menyelenggarakan administrasi personel,
administrasi umum, dan pemeliharaan kesejahteraan moril prajurit dan PNS TNI AD.
c. Tugas.
1) Subjek.
a) Kasad;
b) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka Kotama/Balakpus;
c) Dirajenad;
d) Danpusdikajen;
e) Kaajen Kotama/Balakpus; dan
f) Pejabat Personel Satuan.
3) Metode.
(2) pangkalan/markas;
(6) kendaraan;
a) Tingkat Pusat.
(2) Dirajenad:
b) Tingkat Kotama/Balakpus.
(1) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka:
c) Tingkat Satminkal.
1) Tingkat Pusat.
b) Dirajenad:
2) Tingkat Kotama/Balakpus.
a) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka:
b) Kaajen Kotama/Balakpus:
3) Tingkat Satminkal.
a) Komandan/Kepala Satuan:
a) Tingkat Pusat.
(2) Dirajenad:
b) Tingkat Kotama/Balakpus.
(1) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka:
588
c) Tingkat Satminkal.
BAB XIV
TOPOGRAFI
75. Umum. Topografi merupakan salah satu kecabangan TNI AD dan sebagai
kekuatan yang menjalankan fungsi menyelenggarakan penyediaan, penyajian dan dukungan
informasi topografi.
2) Tugas-tugas.
a) Fungsi Utama
a) Fungsi Utama.
e. Asas.
e. Sasaran.
1) Dirtopad.
2) Katopdam.
3) Para Dan/Ka Satuan.
dan instansi lainnya dalam OMP, OMSP, pendidikan dan latihan, melalui
kegiatan penyiapan personel, kegiatan, serta produkTopografi.
1) Personel.
a) Surveyor Topografi.
b) Analis Topografi.
c) Supervisor atau pelatih Topografi.
2) Produk.
3) Kegiatan.
c. Penggunaan Topografi.
(a) Personel.
i. Surveyor Topografi.
ii. Analis Topografi.
(b) Kegiatan.
i. Pemotretan udara.
ii. Pengukuran kerangka horisontal dan vertikal.
iii. Pemeriksaan lapangan.
iv. Pengisian atribut peta.
(c) Produk.
i. Peta Operasi Gabungan kedar 1:50.000.
ii. Peta Dislokasi Satuan Atas.
iii. Peta Tematik.
iv. Foto udara atau citra satelit kedar 1:5.000
hingga 1:25.000.
v. Model Medan 3D.
vi. Daftar titik pasti GPS.
(3) Operasi Darat. Dukungan Topografi dalam operasi
darat diberikan dalam bentuk :
(a) Personel.
i. Surveyor Topografi.
ii. Analis Topografi.
(b) Kegiatan
i. Pemotretan udara.
ii. Pengukuran kerangka horisontal dan vertikal.
iii. Pemeriksaan lapangan.
iv. Pengisian atribut peta.
v. Asistensi teknis.
(c) Produk.
i. Peta Topografi kedar 1:50.000.
ii. Peta Dislokasi Satuan.
iii. Peta Tematik.
iv. Foto udara atau citra satelit kedar 1 : 5.000
dan 1 : 10.000.
v. Model medan 3D.
vi. Daftar deklinasi magnet.
vii. Daftar titik pasti GPS.
605
(a) Personel.
i. Surveyor Topografi.
ii. Analis Topografi.
(b) Kegiatan.
i. Pemotretan udara.
ii. Pengukuran kerangka horisontal dan vertikal.
iii. Pemeriksaan lapangan.
iv. Pengisian atribut peta.
v. Asistensi teknis.
vi. Analisis medan.
(c) Produk.
(a) Personel.
i. Surveyor Topografi.
ii. Analis Topografi.
606
(b) Kegiatan.
i. Pemotretan udara.
ii. Pengukuran kerangka horisontal dan vertikal.
iii. Pemeriksaan lapangan.
iv. Pengisian atribut peta.
v. Asistensi teknis.
vi. Analisis medan.
vii. Monitoring gerakan pasukan.
(c) Produk.
(a) Personel.
i. Surveyor Topografi.
ii. Analis Topografi.
(b) Kegiatan.
i. Pemotretan udara.
ii. Pengukuran kerangka horisontal dan vertikal.
iii. Pemeriksaan lapangan.
iv. Pengisian atribut peta.
v. Asistensi teknis.
vi. Analisis medan.
vii. Monitoring gerakan pasukan.
(c) Produk.
(a) Personel.
i. Surveyor Topografi.
ii. Analis Topografi.
(b) Kegiatan.
i. Asistensi teknis.
ii. Analisis medan.
iii. Monitoring gerakan pasukan.
(c) Produk.
(a) Personel.
i. Surveyor Topografi.
ii. Analis Topografi.
(b) Kegiatan.
(3) Produk.
v. Peta Tematik.
vi. Model medan 3D.
(a) Personel.
i. Surveyor Topografi
ii. Analis Topografi
(b) Kegiatan.
(c) Produk.
(c) Produk.
i. Peta Tematik.
ii. Peta Khusus Rute Perjalanan.
iii. Peta Pengamanan Rute Perjalanan.
(c) Produk.
i. Peta Yurisdiksi.
ii. Peta Dislokasi Satuan.
iii. Peta Potensi Wilayah.
iv. Peta Tematik.
(a) Personel.
i. Supervisor Topografi.
ii. Surveyor Topografi.
iii. Analis Topografi.
(b) Kegiatan.
i. Pengukuran batas wilayah administrasi.
ii. Sistem Informasi.
(c) Produk.
i. Peta Batas Administrasi.
ii. Peta Tematik Wilayah atau Infrastruktur.
iii. Peta 3D Wilayah.
iv. Peta Citra.
610
(a) Personel.
i. Surveyor Topografi.
ii. Analis Topografi.
(b) Kegiatan.
i. Pemotretan udara
ii. Kompilasi data spasial dan non spasial.
iii. Sistem informasi.
iv. Sistem monitoring.
(c) Produk.
i. Peta Rawan Bencana, meliputi Peta Daerah
Rawan Banjir, Longsor, Gempa, Kebakaran.
ii. Peta Tematik meliputi Peta Curah Hujan,
Peta Deretan Gunung Api, Peta KemiringanLahan.
611
(1) Personel.
(a) Guru militer.
(b) Pelatih.
(2) Kegiatan.
Sesuai hanjar yang berlaku
(3) Produk.
(a) Peta Topografi Kedar 1 : 50.000.
(b) Peta Topografi Kedar 1 : 250.000.
(c) Peta Digital.
(d) Peta Edisi Khusus.
(e) Animasi analisa medan.
(f) Foto udara atau citra satelit.
(g) Model medan 3D.
(h) Laporan Geografi Medan.
(1) Personel.
(a) Surveyor Topografi.
(b) Analis Topografi.
(c) Supervisi atau pelatih.
(2) Kegiatan.
(a) Posko Mobile.
(b) Kartografi dijital.
(c) Mobile assistance.
(d) Sistem informasi.
(e) Pelatihan.
(f) Monitoring pasukan.
(3) Produk
(a) Peta Topografi kedar 1 : 50.000.
(b) Peta Edisi Khusus Latihan.
(c) Peta 3D Daerah Latihan.
(d) Peta Elektronik.
(e) Peta Digital.
613
RAHASIA
BAB XV
HUKUM
81. Umum. Hukum merupakan salah satu kecabangan TNI AD dan sebagai
kekuatan yang menjalankan fungsi dukungan hukum dan bantuan hukum serta perundang-
undangan/peraturan lainnya.
a. Umum. Hukum Angkatan Darat sebagai salah satu fungsi teknis militer
umum, secara profesional dan proporsional bertanggung jawab untuk menyelenggarakan
dukungan hukum, bantuan hukum dan perundang–undangan. Agar dapat melaksanakan
fungsi pembinaan dan penggunaan hukum dengan baik maka diperlukan ketentuan pokok
614
penyelenggaraan hukum yang memuat tentang peran, tugas pokok, fungsi, sifat dan
lingkup hukum, stratifikasi doktrin serta asas Hukum Angkatan Darat.
d. Fungsi. Untuk melaksanakan peran dan tugas pokok tersebut di atas, Hukum
Angkatan Darat menyelenggarakan fungsi-fungsi sebagai berikut :
1) Fungsi Teknis Hukum.
STRATIFIKASI DOKTRIN
HUKUM
BUJUKIN
HUKUM
BUJUKBIN
HUKUM
BUJUKNIK
b. Kebijakan.
1) Pembinaan Hukum. Pembinaan hukum merupakan bagian dari
sistem pembinaan kemampuan dan pembinaan kekuatan Angkatan Darat yang
dilakukan secara berkelanjutan, terpadu, terarah dan dinamis sesuai dengan
tuntutan tugas, perkembangan ilmu pengetahuan hukum dan peraturan
618
1) Tujuan.
a) Mewujudkan dukungan hukum dan bantuan hukum yang berdaya
guna dan berhasil guna dalam rangka mendukung tugas pokok
Angkatan Darat.
b) Mewujudkan kondisi kesadaran hukum dan kepatuhan hukum
prajurit Angkatan Darat baik secara perorangan maupun satuan.
c) Mencegah terjadinya berbagai bentuk pelanggaran hukum yang
dapat berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian tugas pokok.
2) Sasaran.
a) Sasaran penyelenggaraan dukungan hukum.
(1) Terjaminnya legalitas dan legitimasi operasi yang
dilaksanakan oleh satuan dan prajurit Angkatan Darat dalam
melaksanakan Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer
Selain Perang (OMSP) agar sesuai dengan ketentuan hukum
yang berlaku.
(2) Mencegah terjadinya pelanggaran hukum oleh prajurit
Angkatan Darat dan menyelesaikan setiap kasus pelanggaran
hukum yang terjadi baik dalam OMP maupun OMSP.
(3) Menjamin setiap keputusan komandan sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku.
(4) Mendukung kesiapan satuan dalam melaksanakan latihan
dan tugas operasi.
(5) Mencegah kemungkinan terjadinya pelanggaran hukum
dalam setiap pelaksanaan tugas baik di satuan maupun di daerah
operasi.
3) Subjek.
a) Mabesad. Kasad menentukan kebijakan strategis dalam
pembinaan dan penggunaan Hukum Angkatan Darat dibantu Dirkumad.
b) Ditkumad. Dirkumad menentukan strategi penyelenggaraan fungsi
hukum dan selaku pembina Hukum Angkatan Darat.
621
4) Objek.
a) Satuan Angkatan Darat.
b) Prajurit Angkatan Darat dan keluarganya.
c) PNS Angkatan Darat dan keluarganya.
d) Materiil Angkatan Darat.
d. Pembinaan Perundang-undangan.
1) Menyiapkan peraturan-peraturan hukum yang terkait dengan
pelaksanaan dukungan hukum.
2) Menyiapkan peraturan-peraturan hukum yang terkait dengan
pelaksanaan bantuan hukum.
3) Melakukan kompilasi hukum yang terkait dan berpengaruh dalam
pelaksanaan tugas Angkatan Darat.
4) Melakukan penelitian dan pengkajian peraturan perundang-undangan
yang berlaku di lingkungan Angkatan Darat.
b) Operasi Darat.
(1) Operasi Tempur. Melaksanakan dukungan hukum dalam
penentuan sasaran, penggunaan alat-alat dan cara-cara
bertempur sesuai dengan hukum humaniter yang berlaku.
(2) Operasi Intelijen. Melaksanakan dukungan hukum dalam
penentuan sasaran yang sah dan tidak sah.
(3) Operasi Teritorial. Melaksanakan dukungan hukum dalam
menangani aspek hukum yang berkaitan dengan pengendalian
geografi, demografi dan kondisi sosial.
d. Penggunaan Perundang-undangan.
1) Menerapkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
berpengaruh dalam pelaksanaan operasi.
2) Memastikan legalitas dan legitimasi pelaksanaan operasi.
BAB XVI
KEUANGAN
87. Umum. Keuangan merupakan salah satu kecabangan TNI AD dan sebagai
kekuatan yang menjalankan fungsi administrasi pengurusan keuangan negara yang meliputi
pelaksanaan pembiayaan, akuntansi, dan pengendalian keuangan.
a. Umum. Keuangan sebagai salah satu fungsi teknis Militer Umum TNI AD
menyelenggarakan pengurusan keuangan negara dengan melaksanakan administrasi
pembiayaan, akuntansi dan pengendalian keuangan dalam rangka mendukung tugas
pokok TNI AD. Dengan demikian untuk menentukan batas ruang lingkup pelaksanaan
tanggung jawabnya, perlu secara eksplisit ditetapkan tentang peran Keuangan
sebagai acuan dalam menentukan tugas pokok dan tugas-tugas keuangan.
Berorientasi kepada peran dan rumusan tugas tersebut, selanjutnya dapat ditentukan
fungsi-fungsi yang harus dilaksanakan oleh Keuangan sehingga tugas yang telah
ditetapkan dapat dilaksanakan dengan optimal.
2) Sasaran.
1) Subjek.
a) Ka U.O. TNI AD. Kasad menentukan kebijakan keuangan
Angkatan Darat, dalam pelaksanaannya diselenggarakan oleh Direktur
Keuangan Angkatan Darat.
3) Metode.
a) Pendidikan dan Latihan. Dilaksanakan untuk memberikan bekal
pengetahuan dan keterampilan di bidang keuangan dalam rangka
memelihara dan meningkatkan profesionalisme personel yang terlibat
dalam pengurusan keuangan negara.
b) Pengamatan, pengkajian dan pengembangan. Dilaksanakan
untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan guna proses
perbaikan dan peningkatan efektifitas, efisiensi serta validitas peranti
lunak dan organisasi badan keuangan dalam penyelenggaraan fungsi
keuangan.
c) Pengendalian, pengawasan dan pemeriksaan. Dilaksanakan
untuk menciptakan akuntabilitas dalam pengurusan dan penggunaan
uang negara.
2) Sasaran.
1) Subjek.
a) Ka U.O. TNI AD. Kasad menentukan kebijakan keuangan
Angkatan Darat, dalam pelaksanaannya diselenggarakan oleh Direktur
Keuangan Angkatan Darat.
3) Metode.
a) Pendidikan dan Latihan. Dilaksanakan untuk memberikan bekal
pengetahuan dan keterampilan di bidang keuangan dalam rangka
memelihara dan meningkatkan profesionalisme personel yang terlibat
dalam pengurusan keuangan negara.
637
2) Penggunaan.
a) Sebagai sarana monitoring pembiayaan dari Baku Tk. III.
c. Penggunaan Akuntansi
1) Sasaran.
a) Terwujudnya sistem akuntansi dan Lapbuk TNI Angkatan Darat
berdasarkan pedoman peraturan yang telah ditetapkan.
639
2) Penggunaan.
a) Untuk menyajikan dan menyediakan semua data transaksi
keuangan yang lengkap menyangkut realisasi dana dan anggaran, harta
dan hutang dengan segala perubahannya secara tertib, teratur dan
seragam untuk kepentingan pembuatan laporan keuangan.
2) Penggunaan.
a) Sebagai sarana tertib administrasi pengurusan keuangan negara
serta tumbuhnya rasa tanggung jawab dan disiplin terhadap
pelaksanaan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
1) Kasad.
642
BAB XVII
PENUTUP
93. Penutup. Demikian Naskah Sekolah tentang Fungsi Teknis Militer Umum TNI AD ini
untuk dijadikan Bahan Ajaran pada Pendidikan Perwira TNI AD.
RAHASIA