Anda di halaman 1dari 68

TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN DARAT

KODIKLAT

NASKAH SEKOLAH SEMENTARA


tentang

EVALUASI HASIL BELAJAR

untuk

KURSUS GURU MILITER PRATAMA

Nomor : 19 – 03 – C1 – B0105

DISAHKAN DENGAN KEPUTUSAN DANKODIKLAT TNI AD


NOMOR KEP / / III / 2016 TANGGAL MARET 2016

DILARANG MEMPERBANYAK ATAU MENGUTIP SEBAGIAN ATAU SELURUH ISI HANJAR


TANPA IJIN DANKODIKLAT TNI AD
TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN DARAT
KODIKLAT

KEPUTUSAN DANKODIKLAT TNI AD


Nomor Kep/ /III/2016

tentang

PENGESAHAN NASKAH SEKOLAH SEMENTARA


UNTUK PENDIDIKAN SUSGUMIL PRATAMA
SEBANYAK 8 JUDUL

KOMANDAN KOMANDO PEMBINA DOKTRIN PENDIDIKAN DAN LATIHAN

Menimbang : perlu segera mengeluarkan Keputusan tentang pengesahan


Naskah Sekolah Sementara Pendidikan Spesialisasi Kursus Guru Militer
Pratama.

Mengingat : 1. Keputusan Kasad Nomor Kep/414/XI/2000 tanggal 22


Nopember 2000, tentang Buku Petunjuk Administrasi Penyusunan dan
Penomoran Bahan Ajaran TNI AD.

2. Keputusan Dankodiklat TNI AD Nomor Kep/99/IV/2014 tanggal


17 April 2014 tentang Pengesahan Kurikulum Pendidikan Kursus Guru
Militer Pratama.

3. Keputusan Kasad Nomor Kep/38/XI/2006 tanggal 10 Nopember


2006 tentang Organisasi dan Tugas Kodiklat TNI Angkatan Darat.

4. Pertimbangan Staf Direktur Pendidikan Kodiklat TNI AD.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Mengesahkan:

a. Judul bahan ajaran dengan status naskah sekolah sementara


dan nomor kode naskah sekolah sementara untuk pendidikan/
Kursus Guru Militer Pratama seperti tersebut pada Lampiran I
Keputusan ini.

b. Petunjuk umum mata pelajaran sesuai judul bahan ajaran


seperti tersebut pada lampiran II Keputusan ini (untuk peserta
didik tanpa petunjuk umum dan evaluasi akhir pelajaran).

c. Isi bahan ajaran sesuai judul bahan ajaran seperti tersebut


pada lampiran III keputusan ini.

2. Naskah sekolah sementara ini berklasifikasi RAHASIA.


ii

3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

4. Dengan diterbitkan Keputusan ini maka Naskah Departemen


Sesuai Keputusan Danpusdik Pengmilum Kodiklat TNI AD Nomor
Nomor : Kep / 36 / VII / 2014 tentang Naskah Departemen Kursus Guru
Militer Pratama dinyatakan tidak berlaku lagi.

5. Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam


Keputusan ini akan segera diadakan pembetulan sebagaimana
mestinya.

Salinan Keputusan ini dilampirkan dalam setiap naskah sekolah


sementara, untuk pendidikan/ Kursus Guru Militer Pratama yang telah
disahkan.

Ditetapkan di Bandung
pada tanggal Maret 2016

a.n.Komandan Kodiklat
Dirdik

Cecep Rahmad Mujono, M.Sc.


Kepada Yth: Brigadir Jenderal TNI

Danpusdik Pengmilum Kodiklat TNI AD

Tembusan:

1. Dankodiklat TNI AD
2. Irjenad
3. Asper Kasad
4. Irkodiklat TNI AD
TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN DARAT Lampiran I
KODIKLAT Keputusan Dankodiklat TNI AD
Nomor Kep / /III/2016
Tanggal Maret 2016

DAFTAR JUDUL BAHAN AJARAN


DAN NOMOR KODE NASKAH SEKOLAH SEMENTARA

NOMOR JUDUL BAHAN AJARAN NOMOR KODE KET


1 2 3 4

1. Pembinaan Tenaga Pendidik 19 - 03- C1 - A0102

2. KatdaldikTingkat Kebijaksanaan 19 - 03- C1 - A0103

3. Katdaldik Tingkat Operasional 19 – 03- C1 - A0104

4. Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan 19 - 03- C1 - A0106

5. Paket Instruksi 19 - 03- C1 - B0102

6. Metode Pengajaran 19 - 03- C1 - B0103

7. Evaluasi Hasil Belajar 19 - 03- C1 - B0105

8. Alin/Alongins 19 - 03- C1 - B0107

a.n. Komandan Kodiklat


Dirdik

Cecep Rahmad Mujono, M.Sc.


Brigadir Jenderal TNI
DAFTAR ISI

Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1. Umum ......................................................................................... 1
2. Maksud dan Tujuan..................................................................... 1
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut ..................................................... 2
4. Pengertian................................................................................... 2

BAB II KETENTUAN UMUM


5. Umum ......................................................................................... 2
6. Organisasi ................................................................................. 2
7. Tugas dan Tanggung Jawab ..................................................... 3
8. Materi dan Waktu Pelaksanaan Evaluasi ................................... 5
9. Pedoman Umum Evaluasi Hasil Belajar………………………….. 5
10. Hal – hal yang mempengaruhi .................................................. 7

BAB III KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN


11. Umum ......................................................................................... 7
12. Tahap-Tahap Kegiatan Evaluasi ................................................ 8
13. Evaluasi Aspek Sikap dan Perilaku ............................................. 11
14. Evaluasi Aspek Pengetahuan dan Keterampilan ........................ 19
15. Evaluasi Aspek Jasmani ............................................................. 36
16. Penentuan Bobot, Kriteria Nilai dan Predikat Kelulusan ............. 49

BAB IV HAL – HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


17. Umum…………………………………………………………………. 57
18. Tindakan Pengamanan……………………………………………… 57
19. Tindakan Administrasi………………………………………………. 57

BAB V PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN


20. Umum………………………………………………………………… 58
21. Pengawasan………………………………………………………… 58
22. Pengendalian………………………………………………………. 58
2

BAB VI PENUTUP
23. Penutup................................................................................ 59

SUB LAMPIRAN : A Pengertian – Pengertian.


B Kriteria Penilaian untuk Setiap Unsur Penilaian dari Aspek
Sikap dan Perilaku

.
CONTOH : 1. Ceklis Penilaian Pemahaman Secara Lisan
2. Ceklis Penilaian Ujian Lisan Berstruktur
3. Ceklis Pengamatan Diskusi
4. Ceklis Penilaian Ujian Praktek Aplikasi dalam Mengukur
keterampilan berbuat.
5. Ceklis Observasi Postur Tubuh
6. Tabel Harga Nilai Unsur Penilaian Kesegaran Jasmani dan
Evaluasi Fisik Untuk Dikma/Diktuk
7. Tabel Harga Nilai Unsur Penilaian Kesegaran Jasmani,
Evaluasi Fisik dan Ketangkasan Jasmani Untuk Dikma/Diktuk
8. Tabel Harga Nilai Unsur Penilaian Kesegaran Jasmani dan
Evaluasi Fisik Untuk Diklapa Pur & Banpur
9. Tabel Harga Nilai Unsur Penilaian Kesegaran Jasmani,
Evaluasi Fisik dan Ketangkasan Jasmani Untuk Diklapa Pur &
Banpur
10. Tabel Harga Nilai Unsur Penilaian Kesegaran Jasmani dan
Evaluasi Fisik Untuk Diklapa Banmin (Pria & Wanita)
11. Tabel Harga Nilai Unsur Penilaian Kesegaran Jasmani,
Evaluasi Fisik dan Ketangkasan Jasmani Untuk Diklapa Banmin (Pria
& Wanita)
12. Tabel Harga Nilai Unsur Penilaian Kesegaran Jasmani dan
Evaluasi Fisik Untuk Dikbangspes (Komando / Unit Jas)
13. Tabel Harga Nilai Unsur Penilaian Kesegaran Jasmani,
Evaluasi Fisik dan Ketangkasan Jasmani Untuk Dikbangspes
(Komando/Unit Jas)
14. Tabel Harga Nilai Unsur Penilaian Kesegaran Jasmani Untuk
Dikbangspes (Tugas Lapangan)
15. Tabel Harga Nilai Unsur Penilaian Kesegaran Jasmani Untuk
Dikbangspes (Tugas bukan Lapangan Pria & Wanita)
TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN DARAT Lampiran I
KODIKLAT Keputusan Dankodiklat TNI AD
Nomor Kep / /III/2016
Tanggal Maret 2016

EVALUASI HASIL BELAJAR

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Pendidikan dilingkungan TNI AD pada hakekatnya merupakan usaha


membentuk dan mengembangkan personel TNI AD agar memiliki jiwa kejuangan
yang tangguh semangat juang yang dijiwai Sapta Marga, Sumpah Prajurit, kualitas
kemampuan ilmu pengetahuan dan keterampilan serta kesemaptaan jasmani yang
dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas TNI AD secara profesional.

b. Untuk mengukur keberhasilan penyelenggaraan pendidikan, maka


dilaksanakan Evaluasi Hasil Belajar ( EHB ) yang merupakan salah satu dari 10
komponen pendidikan di lingkungan TNI AD. Kegiatan EHB harus dapat terlaksana
secara bertahap, berlanjut dan terukur agar hasil pelaksanaan evaluasi dapat
tercapai tujuan secara optimal sehingga bermanfaat untuk menjadi peningkatan
kualitas hasil pendidikan.

c. Mencermati maksud tersebut diatas, maka penyelenggaraan pendidikan di


lingkungan TNI AD senantiasa berpedoman pada 10 (sepuluh) komponen
pendidikan, diantaranya EHB. Untuk memenuhi tuntutan tujuan pendidikan di
lingkungan TNI AD, khususnya pendidikan Kursus Guru Militer Pratama (Susgumil
Pratama ), maka disusun bahan ajaran (Hanjar) tentang EHB yang digunakan
sebagai pedoman dalam proses belajar mengajar untuk mendukung tercapainya
tujuan pendidikan secara berdaya dan berhasil guna.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Hanjar tentang EHB ini disusun dengan maksud untuk


memberikan gambaran dan penjelasan tentang pelaksanaan EHB sebagai materi
pelajaran pada pendidikan Susgumil Pratama.

b. Tujuan. Hanjar tentang EHB ini disusun dengan tujuan untuk


digunakan sebagai pedoman bagi Guru Militer ( Gumil ) dan Peserta Didik
( Serdik ) dalam proses belajar mengajar pada pendidikan Susgumil Pratama agar
tujuan pelajaran dapat tercapai.
2

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Hanjar tentang EHB ini menjelaskan tentang
ketentuan dan pelaksanaan EHB terhadap aspek sikap dan perilaku, pengetahuan dan
keterampilan serta jasmani di Lembaga Pendidikan ( Lemdik ) TNI AD yang disusun
dengan tata urut, sebagai berikut :

a. Pendahuluan.
b. Ketentuan Umum.
c. Kegiatan yang dilaksanakan.
d. Hal-hal yang perlu diperhatikan.
e. Pengawasan dan Pengendalian.
f. Penutup.

4. Pengertian. Lihat pada Sub Lampiran A.

BAB II
KETENTUAN UMUM

5. Umum. Pelaksanaan EHB di Lemdik TNI AD harus dapat berlangsung secara


obyektif dan terukur agar tujuan evaluasi dapat tercapai secara berdaya dan berhasil
guna. Untuk dapat melaksanakan EHB terhadap aspek sikap dan perilaku, pengetahuan
dan keterampilan serta jasmani, maka perlu menjelaskan ketentuan umum yang meliputi
organisasi, tugas dan tanggungjawab, pelaksanaan evaluasi, pedoman evaluasi serta hal-
hal yang mempengaruhi.

6. Organisasi.

a. Susunan Organisasi. Bentuk dasar susunan organisasi dalam


penyelenggaran evaluasi hasil belajar di lingkungan lembaga Pendidikan TNI AD
pada dasarnya disesuaikan dengan susunan organisasi yang ada pada lembaga
pendidikan dikaitkan dengan jabatan struktural maupun fungsional sebagai
penanggung jawab dan sebagai pelaksana dalam penyelenggaraan evaluasi.
Susunan organisasi penyelenggaraan evaluasi secara umum adalah sebagai
berikut :

1) Ketua Tim Pengawas/Penguji.


2) Wakil Ketua Tim.
3) Penanggungjawab materi.
4) Pengawas.
5) Penguji.
3

b. Struktur Organisasi. Bagan struktur organisasi dalam penyelenggaraan


evaluasi hasil belajar di lingkungan lembaga Pendidikan TNI AD sebagai berikut :

KETUA TIM
PENGAWAS/PENGUJI

WAKIL KETUA TIM

PENANGGUNG JAWAB
KOORDINATOR
MATERI
MATERI
PENGAWAS PESERTA PENGUJI
DIDIK

KETERANGAN : = GARIS KOMANDO


= GARIS KOORDINASI

c. Secara umum bentuk organisasi penyelenggara evaluasi yang tergambar


pada bagan di atas, merupakan bentuk dasar. Bagan ini dapat dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan evaluasi di lembaga pendidikan.

7. Tugas dan Tanggung Jawab.

a. Ketua Tim pengawas/penguji.

1) Memberikan pengarahan kepada pengawas/penguji tentang


ketentuan dan aturan yang akan dilaksanakan dalam pelaksanaan evaluasi.

2) Melaksanakan pengecekan terhadap kesiapan atas naskah atau


materi yang akan dievaluasi serta sarana dan prasarana pelaksanaan
evaluasi.

3) Mengawasi secara umum pelaksanaan evaluasi.

4) Memberikan kaji ulang/evaluasi secara keseluruhan atas hasil


pelaksanaan evaluasi.

5) Melaporkan hasil kegiatan evaluasi kepada Dan Lemdik.

6) Bertanggung jawab atas pelaksanaan evaluasi.

7) Ketua Tim dijabat oleh Perwira staf pendidikan.


4

b. Wakil Ketua Tim Pengawas/Penguji.

1) Membantu Ketua Tim dalam melaksanakan tugasnya.


2) Bertanggung jawab kepada Ketua Tim.
3) Mewakili Ketua Tim apabila berhalangan.
4) Membantu kelancaran kegiatan evaluasi.
5) Wakil Ketua Tim dijabat oleh perwira staf Mindik.

c. Koordinator.

1) Mengkoordinir pengawas dan penguji atas penyelenggaraan


evaluasi.
2) Bertanggung jawab atas kelancaran dan keamanan pelaksanaan
evaluasi.
3) Melaksanakan pengecekan sarana dan prasarana evaluasi.
4) Mengawasi pelaksanaan jalannya evaluasi.
5) Membentuk pengorganisasian peserta didik dalam pelaksanaan
evaluasi.
6) Mengevaluasi hasil kegiatan evaluasi.
7) Koordinator dijabat oleh Perwira Staf Opsdik.

d. Penanggung Jawab Materi.

1) Bertanggung jawab terhadap materi yang dievaluasi.


2) Membantu kelancaran jalannya evaluasi.
3) Memberikan penjelasan kepada peserta didik apabila ada persoalan
atau pertanyaan yang tidak dimengerti dalam soal ujian.
4) Melaporkan hasil pelaksanaan evaluasi kepada Ketua Tim.
5) Membantu kelancaran kegiatan evaluasi.
6) Penanggung jawab materi dijabat oleh Kadep atau Gadik/Pelatih
materi yang dievaluasi.

e. Pengawas.

1) Bertanggung jawab kepada Ketua Tim.


2) Memberikan penjelasan tentang ketentuan dan aturan yang berlaku
selama pelaksanaan evaluasi kepada peserta didik.
5

3) Memberikan penjelasan kepada peserta didik apabila ada persoalan


atau pertanyaan yang tidak dimengerti dalam soal ujian dengan
menanyakan dahulu kepada penanggung jawab materi.
4) Membantu atas kelancaran jalannya evaluasi.
5) Melaporkan hasil pelaksanaan evaluasi kepada Ketua Tim.
6) Pengawas dijabat oleh Staf Mindik, Opsdik dan pembina yang
ditentukan dalam bentuk surat perintah.

f. Penguji.

1) Bertanggung jawab kepada Ketua Tim.


2) Memberikan penjelasan tentang ketentuan dan aturan yang berlaku
selama pelaksanaan evaluasi kepada peserta didik.
3) Menguji peserta didik sesuai ceklis atau daftar pertanyaan yang telah
dipersiapkan oleh penanggung jawab materi.
4) Menjaga ketertiban dan keamanan selama pelaksanaan evaluasi.
5) Melaporkan hasil pelaksanaan evaluasi kepada Penanggung jawab
materi dan Ketua Tim.
6) Penguji dijabat oleh Gadik/Pelatih materi yang dievaluasi.

8. Materi dan Waktu Pelaksanaan Evaluasi.

a. Materi Evaluasi. Materi yang dievaluasi dan diujikan adalah materi


pelajaran yang terdapat didalam Subyek Pembinaan Kejuangan dan Kepribadian,
Subyek Pembinaan Pengetahuan dan Keterampilan serta Subyek Pembinaan
Jasmani pada kurikulum dari berbagai jenis dan macam pendidikan yang
diselenggarakan.

b. Waktu Pelaksanaan. Waktu pelaksanaan evaluasi dari setiap mata


pelajaran setelah 3 s.d 10 hari selesai diajarkan untuk pendidikan yang lebih dari 2
bulan dan 2 s.d 5 hari untuk pendidikan yang kurang dari 2 bulan.

9. Pedoman Umum Evaluasi Hasil Belajar.

a. Tujuan Evaluasi Hasil Belajar. Tujuan evaluasi hasil belajar untuk


mengukur tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan pada setiap peserta
didik yang meliputi aspek sikap dan perilaku, aspek pengetahuan dan keterampilan
serta aspek jasmani.
6

b. Fungsi Evaluasi Hasil Belajar. Fungsi evaluasi hasil belajar adalah untuk
mengetahui tingkat kemampuan peserta didik yang dapat digunakan dalam :

1) Therapi bagi peserta didik yang mengalami kegagalan belajar.


2) Menentukan keberhasilan belajar (Lulus/Tidak Lulus).
3) Menentukan klasifikasi dan reklasifikasi personel.
4) Perbaikan penyelenggaraan proses pendidikan (Umpan balik).

c. Obyek Evaluasi Hasil Belajar. Obyek yang dievaluasi dari hasil peserta
didik adalah :

1) Perkembangan sikap dan perilaku.


2) Perkembangan pengetahuan dan keterampilan.
3) Perkembangan jasmani.

d. Ciri-ciri alat Evaluasi Hasil Belajar yang baik. Ciri-ciri alat evaluasi hasil
belajar yang baik adalah :

1) Valid. Alat evaluasi hasil belajar yang valid adalah yang dapat
mengukur apa yang seharusnya diukur, setiap kegiatan evaluasi hasil
belajar ditujukan untuk memperoleh gambaran yang seharusnya tentang
kemampuan peserta didik dari hasil proses belajar mengajar.

2) Obyektif. Alat evaluasi hasil belajar yang obyektif adalah alat


evaluasi hasil belajar yang dapat memberikan gambaran yang benar tentang
sesuatu yang dievaluasi.

3) Realiabel. Alat evaluasi hasil belajar yang realiabel adalah alat


evaluasi hasil belajar yang stabil dan dapat dipercaya dimana apabila
digunakan berulang-ulang akan menunjukkan hasil yang relatif sama.

4) Mempunyai Kemampuan Membanding. Alat evaluasi hasil belajar


yang memiliki kemampuan membanding adalah alat evaluasi hasil belajar
yang dapat membedakan tingkat intensitas belajar antara peserta didik yang
satu dengan yang lainnya dan antara yang pandai dengan peserta didik
yang kurang pandai.

5) Memenuhi Kriteria Sampling. Alat evaluasi belajar yang memenuhi


kriteria sampling adalah alat evaluasi hasil belajar yang memuat persoalan-
persoalan yang mewakili setiap bagian materi pelajaran secara sistematis
dan merata.
7

6) Sesuai dengan Tingkat Belajar Peserta Didik. Alat evaluasi hasil


belajar yang sesuai dengan tingkat berfikir peserta didik adalah alat evaluasi
hasil belajar yang menggunakan bahasa dan peristilahan sesuai dengan
taraf berfikir peserta didik. Hendaklah dihindari adanya alat evaluasi hasil
belajar yang tidak dapat dikerjakan oleh peserta didik hanya dikarenakan
tidak mengertinya maksud, bahasa dan peristilahan yang digunakan.

10. Hal-hal yang mempengaruhi. Secara umum kendala-kendala yang dihadapi


berpengaruh pada saat melaksanakan kegiatan evaluasi adalah sebagai berikut :

a. Personel.

1) Jumlah Personel Pengawas/Penguji antar Lemdik tidak sama.

2) Masih adanya penguji yang belum mengikuti Susgumil/Susgadik,


sehingga dapat mengakibatkan cara menguji dan pemberian/cara menilai
tidak sama.

3) Belum meratanya pemahaman para Gadik/gumil dalam


menggunakan e-learning maupun e-library di Lemdiknya sehingga tidak bisa
mengontrol materi atau bahan ajaran yang dioperasionalkan.

b. Fasilitas Instruksi. Terbatasnya alat fasilitas instruksi khususnya ruangan


ujian/ruangan belajar tempat pelaksanaan ujian terutama evaluasi yang bersifat
teori dihadapkan kepada jumlah peserta didik.

c. Alat Instruksi. Terbatasnya alat instruksi yang ada pada Lemdik dapat
mempengaruhi kualitas penyelenggaraan evaluasi terutama evaluasi yang bersifat
praktek.

BAB III
KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

11. Umum. Untuk menjamin hasil evaluasi yang obyektif dan terukur, maka
penyelenggaraan EHB dilaksanakan melalui pentahapan kegiatan evaluasi. Pentahapan
kegiatan evaluasi di Lemdik TNI AD terdiri dari tes awal, tes selama proses belajar
mengajar dan tes akhir terhadap aspek sikap dan perilaku, pengetahuan dan
keterampilan serta jasmani.
8

12. Tahap-tahap Kegiatan Evaluasi

a. Tes Awal. Yang dimaksud tes awal adalah usaha untuk mengukur tingkat
kemampuan peserta didik pada awal memasuki pendidikan dari seluruh aspek
penilaian yang meliputi aspek-aspek sikap dan perilaku, pengetahuan dan
keterampilan serta jasmani.

1) Tujuan Tes Awal adalah :

a) Bahan untuk pengelompokkan peserta didik dalam kelompok-


kelompok belajar.
b) Bahan untuk penentuan kegiatan bimbingan dan pengasuhan.

2) Tes Awal Aspek Sikap dan Perilaku. Tes awal aspek sikap dan
perilaku dilaksanakan hanya apabila diperlukan bagi kepentingan lembaga
pendidikan, khususnya untuk mengetahui motivasi peserta didik dalam
mengikuti pendidikan yang bersangkutan. Tes dilaksanakan melalui
penyiapan ceklis isian yang disusun oleh lembaga pendidikan sesuai
kebutuhan, selanjutnya hasil tes digunakan sebagai data peserta didik
dalam aspek sikap dan perilaku. Bagi pendidikan yang tidak melaksanakan
tes awal aspek sikap dan perilaku, data sikap dan perilaku awal peserta
didik diambilkan dari data yang dibawa sebagai persyaratan administrasi
awal, yaitu daftar penilaian dari satuan pengirim dimana nilai awal diambil
dari akumulatif nilai Dapen serdik dibagi jumlah serdik, dengan catatan tidak
lebih dari 85 sebagai standar awal ketentuan dari Kodiklat TNI AD. Untuk
Dikma, Diktuk, Dikbangum dan Dikbangspes diberlakukan nilai awal sikap
dan perilaku sebagai berikut :

a) Dikma Tahap I.
(1) Perwira, nilai awal : 78
(2) Bintara, nilai awal : 76
(3) Tamtama, nilai awal : 74

b) Dikma tahap II.

(1) Perwira, nilai awal : 80.


(2) Bintara, nilai awal : 78.
(3) Tamtama, nilai awal : 76.

c) Diktuk Tahap I.

(1) Perwira, nilai awal : 78


(2) Bintara, nilai awal : 76
9

d) Diktuk Tahap II.

- Perwira, nilai awal : 80.

e) Dikbangum : 82.

f) Dikbangspes.

(1) Perwira : 81.


(2) Bintara : 79.
(3) Tamtama : 77.

3) Tes Awal Aspek Pengetahuan dan Keterampilan. Tes awal aspek


pengetahuan dan keterampilan atau lebih dikenal dengan istilah tes
diagnostik I dilaksanakan untuk mengetahui apakah calon peserta didik
sudah menguasai pengetahuan dasar yang dipersyaratkan dalam menerima
pengetahuan dari berbagai pelajaran yang akan didapat dalam pendidikan
yang bersangkutan. Bentuk tes awal aspek pengetahuan dan keterampilan
menggunakan teknik tes dengan berbagai bentuk baik tes obyektif maupun
tes subyektif sesuai dengan kebutuhan, jenis pendidikan serta tingkat
intelektualitas peserta didik.

4) Tes Awal Aspek Jasmani. Tes awal aspek jasmani dilaksanakan


sebagai bahan input kemampuan jasmani peserta didik berupa tes
kesegaran jasmani. Pelaksanaannya didahului dengan pemeriksaaan
kesehatan yang diperlukan untuk mengikuti tes kesegaran jasmani
selanjutnya bentuk tes berupa tes kesegaran “A” dan tes kesegaran “B”
sesuai petunjuk penyelenggaraan tes kesegaran jasmani yang diberlakukan.
Khusus untuk pendidikan dengan alokasi waktu 1,5 s.d 2 bulan tidak
diadakan tes awal, nilai awal diambil dari nilai yang dibawa peserta didik dari
satuan asal.

b. Tes Selama Proses Belajar Mengajar. Yang dimaksud dengan tes selama
proses belajar mengajar adalah tes yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
tujuan pendidikan pada tahap tujuan instruksional umum (TIU) maupun tujuan
instruksional khusus (TIK).

1) Tujuan.

a) Untuk mengetahui perkembangan kemajuan belajar peserta


didik.
10

b) Untuk mengetahui kesulitan peserta didik dalam menerima


pelajaran.

2) Tes Aspek Sikap dan Perilaku. Tes aspek sikap dan perilaku selama
proses belajar mengajar dilaksanakan dengan teknik tes mata pelajaran
yang terdapat dalam subyek Bin Kejuangan dan Kepribadian serta
menggunakan teknik non tes yaitu berupa observasi dan wawancara.

3) Tes Aspek Pengetahuan dan Keterampilan. Tes selama proses


belajar mengajar dalam aspek pengetahuan dan keterampilan dilakukan
dengan :

a) Tes Formatif. Yaitu tes yang dilakukan untuk mengetahui


sejauh mana peserta didik telah terbentuk setelah mengikuti suatu
program tertentu. Dalam pelaksanaannya tes formatif menggunakan
semua bentuk tes yang diberlakukan dalam evaluasi aspek
pengetahuan dan keterampilan, hasilnya secara komulatif akan
diperhitungkan bersama tes-tes yang lainnya baik tes diagnostik
maupun tes akhir.

b) Tes Diagnostik. Yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui


kelemahan-kelemahan peserta didik sehingga berdasarkan
kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perilaku
yang tepat. Tes diagnostik diperlukan apabila terjadi kesulitan
belajar diantara peserta didik dan hasil tes tersebut akan digunakan
untuk mengetahui penyebab dan mencari terapi penyembuhan.
Tes Diagnostik ini apabila dilaksanakan nilainya secara komulatif
digabungkan beserta nilai-nilai tes lainnya yang hasil akhirnya
merupakan prestasi peserta didik dalam mata pelajaran tersebut.

4) Tes Aspek Jasmani. Tes selama proses belajar dan mengajar dalam
aspek jasmani dilaksanakan dengan teknik tes mata pelajaran ketangkasan
jasmani yang terdapat dalam Subyek Bin Jasmil, yang hasilnya secara
komulatif akan diperhitungkan bersama tes kesegaran jasmani dan tes
evaluasi fisik pada tes akhir.

c. Tes Akhir. Yang dimaksud tes akhir atau dikenal dengan istilah tes
Sumatif, adalah tes yang dilakukan setelah program setiap bidang studi atau setiap
kegiatan kurikuler selesai dilaksanakan seluruhnya.

1) Tujuan.

a) Untuk mengukur pencapaian setiap tujuan kurikuler.


b) Bahan dalam perhitungan pencapaian prestasi peserta didik.
11

2) Tes Akhir Aspek Sikap dan Perilaku. Tes akhir aspek sikap dan
perilaku menggunakan teknik non tes yaitu berupa observasi dan
wawancara yang hasil/nilainya digabung dengan teknik tes terhadap
hasil/nilai prestasi materi pelajaran (bila ada) yang terdapat pada Subyek
Bin Kejuangan dan Kepribadian dalam RPP Kurikulum.

3) Tes Akhir Aspek Pengetahuan dan Keterampilan. Tes akhir aspek


pengetahuan dan keterampilan atau dikenal dengan istilah tes sumatif,
merupakan tes yang mutlak dilaksanakan dalam rangka evaluasi aspek
pengetahuan dan keterampilan setelah kegiatan program pengajaran dari
suatu mata pelajaran selesai dilaksanakan. Hasil/Nilai tes akhir ini
digabungkan dengan nilai tes lainnya untuk satu mata pelajaran dengan
menggunakan rumus :

N.MP = NTf + NTd + NTs


n

N.MP = Nilai prestasi dalam MP tertentu.


NTf = Nilai tes formatif (apabila ada).
NTd = Nilai tes diagnostik (apabila ada).
NTs = Nilai tes sumatif.
n = Jumlah banyaknya tes yang dilaksanakan.

4) Tes Akhir Aspek Jasmani. Tes akhir aspek jasmani merupakan


kegiatan dalam evaluasi aspek jasmani meliputi tes kesegaran jasmani dan
tes evaluasi fisik dengan didahului oleh observasi terhadap postur tubuh,
yang pelaksanaannya sebagai berikut :

a) Kesegaran jasmani, dengan tes kesegaran “A” dan kesegaran


“B”.

b) Evaluasi fisik dengan tes ketangkasan pada setiap jenis


ketangkasan jasmani yang ditentukan sesuai dengan jenis dan
macam pendidikan, meliputi : Berenang, Lintas Medan, Halang
Rintang, Ketahanan Mars dan Kecepatan Mars.

13. Evaluasi Aspek Sikap dan Perilaku.

a. Tujuan Evaluasi Aspek Sikap dan Perilaku. Tujuan evaluasi aspek sikap
dan perilaku adalah untuk mengukur tingkat keberhasilan pencapaian tujuan
pendidikan dibidang sikap dan perilaku.

b. Unsur-unsur yang Dievaluasi. Unsur-unsur yang dievaluasi pada aspek


sikap dan perilaku, meliputi :
12

1) Bentuk non tes, yaitu :

a) Mental Spiritual, terdiri dari :

(1) Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.


(2) Kejujuran.
(3) Penguasaan diri.
(4) Toleransi sosial dalam kehidupan beragama.

b) Mental Ideologi, terdiri dari :

(1) Pengamalan Pancasila dan Undang-undang Dasar


1945.
(2) Rasa persatuan dan kesatuan bangsa.

c) Mental Keprajuritan, terdiri dari :

(1) Disiplin.
(2) Ketabahan dan keuletan.
(3) Keberanian.
(4) Rasa tanggung jawab
(5) Percaya kepada diri sendiri.
(6) Kemampuan menyelesaikan tugas.
(7) Inisiatif.
(8) Loyalitas Tri Marga.
(9) Kemampuan menyatakan kehendak.
(10) Keterbukaan.
(11) Kewibawaan.
(12) Kemampuan bekerja sama.
(13) Kemampuan mengambil keputusan.
(14) Kemampuan merencanakan.
(15) Kemampuan menyesuaikan diri.
(16) Kemampuan mengembangkan diri.
(17) Kemampuan berorganisasi.

2) Bentuk Tes. Yaitu materi pelajaran teori maupun praktek yang


terdapat dalam subyek pembinaan kejuangan dan pengetahuan pada
kurikulum pendidikan yang sedang diselenggarakan.

c. Teknik dan alat yang digunakan :

1) Bentuk non tes.


13

a) Teknik. Teknik evaluasi yang digunakan dalam mengevaluasi


aspek sikap dan perilaku berupa teknik non tes, yaitu :

(1) Observasi.

(a) Observasi dilakukan selama dalam proses


belajar mengajar, termasuk pada saat kritis seperti tes
jasmani, latihan, kegiatan non kurikuler dan lain-lain.

(b) Observasi dilakukan oleh segenap personel


Lemdik yang tugasnya atau jabatannya berhubungan
langsung dengan peserta didik, sehingga
memungkinkan untuk melakukan observasi. Yang
termasuk kategori ini adalah :

i) Komandan-komandan Satuan Pendidikan.


ii) Tenaga Pendidik.
iii) Para Pembimbing atau Pengasuh Peserta
Didik.

(2) Wawancara.

(a) Wawancara dilakukan untuk melengkapi data


evaluasi sikap dan perilaku yang telah dilakukan dengan
observasi.

(b) Wawancara dilakukan terutama oleh Komandan


Satuan Pendidikan.

b) Alat. Alat yang digunakan dalam mengevaluasi aspek


sikap dan perilaku adalah :

(1) Observasi menggunakan ceklis observasi.


(2) Wawancara.

2) Bentuk Tes, yaitu : Teknik dan alat yang digunakan sama dengan
teknik dan alat pada aspek pengetahuan dan keterampilan.

c. Tata Cara Pelaksanaan.

1) Pelaksanaan Evaluasi.

a) Bentuk non tes. Evaluasi sikap dan perilaku dilaksanakan


secara periodik setiap bulan untuk pendidikan lebih dari 3 bulan dan
setiap minggu untuk pendidikan kurang dari 3 bulan serta
didokumentasikan di staf yang terkait dengan pengajaran, dengan
tujuan untuk kepentingan therapi dan menjamin obyektivitas
penilaian.
14

b) Bentuk tes. Evaluasi sikap dan perilaku dilaksanakan setelah


satu mata pelajaran yang terdapat dalam Subyek Bin Kejuangan dan
Kepribadian pada RPP kurikulum selesai diajarkan.
2) Pembobotan.
a) Bentuk non tes.
(1) Pembobotan dibedakan untuk setiap jenis pendidikan.
(2) Pembobotan ditentukan sebagai berikut :

BOBOT
NO
UNSUR PENILAIAN DIK GOL DIK GOL
URUT
PERWIRA BA/TA
1 2 3 4

1. Mental Spiritual.

a. Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 50 50


b. Kejujuran 50 50
c. Penguasaan Diri 45 45
d. Toleransi Sosial dalam kehidupan beragama 35 35

2. Mental Ideologi.

a. Keyakinan dan pengamalan terhadap Pancasila 50 50


dan UUD 45.
b. Rasa Persatuan dan Kesatuan Bangsa. 50 50

3. Mental Keprajuritan.

a. Disiplin. 50 50
b. Ketabahan dan Keuletan. 45 50
c. Keberanian 45 40
d. Rasa Tanggung Jawab. 45 45
e. Percaya kepada diri sendiri. 45 50
f. Kemampuan menyelesaikan tugas. 45 40
g. Inisiatif 45 50
h. Loyalitas Tri Marga. 45 45
i. Kemampuan menyatakan kehendak. 35 40
j. Keterbukaan. 45 35
k. Kewibawaan. 45 35
l. Kemampuan kerja sama. 35
m. Kemampuan mengambil keputusan. 45
n. Kemampuan merencanakan. 35
o. Kemampuan menyesuaikan diri. 35
p. Kemampuan mengembangkan diri. 40
q. Kemampuan berorganisasi. 40
Jumlah 1000
15

b) Bentuk tes.

(1) Pembobotan ditentukan dari materi pelajaran (apabila


ada) yang terdapat dalam Subyek Bin Kejuangan dan
Kepribadian pada RPP kurikulum, dengan menggunakan
rumus :
(a) Dikma/Diktuk dan Dikbangum.

Bobot Mata Pel. = JJP X B X 1.000


(5 X JM) + (3 X JP) + (2 X JF)
Keterangan :

JJP = Jumlah Jam Pelajaran (sesuai bobot MP yang


dicari)
B = Bobot sesuai kategori (sesuai bobot kategori
MP yang dicari, Mutlak : 5, Penting :3, dan Faedah : 2).
MP = Jumlah Jam Pel. Kategori Mutlak.
JP = Jumlah Jam Pel. Kategori Penting.
JF = Jumlah Jam Pel. Kategori Berfaedah.

(b) Dikbangspes.

Bobot Mata Pel. = JJP X B X 1.000


(6 X JM) + (4 X JP)
Keterangan :

JJP = Jumlah Jam Pelajaran (sesuai bobot MP yang


dicari)

B = Bobot sesuai kategori (sesuai bobot kategori


MP yang dicari, Mutlak : 6, Penting: 4).
MP = Jumlah Jam Pel. Kategori Mutlak.
JP = Jumlah Jam Pel. Kategori Penting.

(c) Dikma Akmil. Seluruh MP Akmil telah berkategori


Mutlak dengan bobot MP tergantung dari besarnya
SKS tiap-tiap MP.
Contoh : Pada Pendidikan Secaba PK Tahap I
terdapat materi pelajaran dalam Subyek Bin Kejuangan
dan kepribadian pada RPP kurikulum, sebagai berikut :
16

i. Peranan Agama dalam kehidupan sehari-


hari = 10 JP, Kategori Mutlak.
ii. Pancasila = 15 JP, Kategori Mutlak.
iii. Binwasitalid = 16 JP, Kategori Penting.
iv. GBHN = 13 JP, Kategori
Berfaedah.

Mencari Bobot materi pelajaran tersebut, sebagai


berikut :

i. MP Peranan Agama dalam kehidupan


sehari-hari.
10 x 5 x 1000 = 50.000 = 251
(5x 25)+(3 x16)+(2 x13) 199

ii. Pancasila = 377


iii. Binwasitalid = 241
iv. GBHN = 131

(2) Pembobotan dalam bentuk tes hanya ditentukan apabila


pada Subyek Bin Kejuangan dan Kepribadian terdapat materi
pelajaran Kejuangan dan apabila pada subyek Bin Kejuangan
dan Kepribadian tidak terdapat materi Kejuangan (ekstra
kurikuler), maka pembobotan hanya ditentukan dalam bentuk
non tes.

3) Kriteria untuk setiap unsur penilaian dari aspek sikap dan perilaku
bentuk non tes dapat dilihat pada Sub lampiran B.
4) Cara perhitungan nilai masak.
a) Bentuk non tes.

(1) Cara menghitung nilai masak tiap-tiap unsur


menggunakan rumus sebagai berikut :

NM = NxB
1000

NM = Nilai masak setiap unsur penilaian.


N = Nilai mentah setiap unsur penilaian.
B = Bobot.

(2) Contoh perhitungan nilai masak :


Unsur penilaian dalam kriteria aspek sikap dan perilaku
sejumlah : 23 unsur.
17

Pelajar “A” mendapat hasil nilai mentah pada unsur penilaian


keberanian dalam kriteria Mental Keprajuritan = 800.
Bobot nilai pada unsur penilaian Keberanian = 40.
Nilai masak Pelajar “A” pada unsur penilaian Keberanian,
adalah :
800 X 40 = 32
1000

Jika rata-rata dari 23 unsur penilaian hasil nilai mentah dan


bobot nilai Pelajar “A” seperti tersebut di atas, maka nilai
masak Pelajar “A” dalam aspek sikap dan perilaku adalah :
23 X 32 = 736

b) Bentuk tes.

(1) Cara menentukan nilai masak, dengan cara : Nilai


mentah tiap-tiap materi pelajaran X Bobot tiap-tiap materi
pelajaran.

(2) Contoh perhitungan nilai masak.


Hasil nilai mentah Pelajar “A” pada mata pelajaran yang
terdapat dalam Subyek Bin Kejuangan dan Kepribadian pada
RPP Kurikulum, adalah :

(a) Mata Pelajaran Peranan Agama dalam


Kehidupan sehari-hari, nilai = 80
(b) Mata Pelajaran Pancasila, nilai = 70
(c) Mata Pelajaran Binwasitalid, nilai = 75
(d) Mata Pelajaran GBHN, nilai = 80

Bobot materi pelajaran tersebut sebagai berikut :

(a) MP Peranan Agama dalam = 251


kehidupan sehari-hari.
(b) MP Pancasila = 377
(c) MP Binwasitalid = 241
(d) GBHN = 131

Menentukan nilai masak, dengan cara :


(a) Nilai mentah MP Peranan Agama X Bobot
= 80 X 251 = 20080.
18

(b) Nilai mentah MP Pancasila X Bobot


= 70 X 377 = 26390.

(c) Nilai mentah MP Binwasitalid X Bobot


= 75 X 241 = 18075.

(d) Nilai mentah MP GBHN X Bobot


= 80 X 131 = 10480.

5) Cara menghitung nilai prestasi. Urutan menghitung nilai prestasi


murni, sebagai berikut :

a) Cari nilai prestasi dari hasil bentuk non tes.


b) Cari nilai prestasi dari hasil bentuk tes (apabila ada).
c) Perbandingan indeks hasil nilai prestasi bentuk non tes dengan
indeks hasil nilai prestasi bentuk tes adalah = 70 : 30.
Mencari nilai prestasi masing-masing bentuk tes, menggunakan
rumus sebagai berikut :
a) Bentuk non tes :

Np =  NM
Np = Nilai Prestasi.
NM = Jumlah Nilai Masak.

b) Bentuk tes :
Np =  NM
100
Np = Nilai Prestasi.
NM = Jumlah Nilai Masak.

Contoh :

(1) Nilai Prestasi Pelajar “A” dalam bentuk non tes =


23 X 32 = 736
(2) Nilai Prestasi Pelajar “A” dalam bentuk tes =
20080 + 26390 + 18075 +10480 = 75025 = 750,25
100 100
19

Menentukan Nilai Prestasi murni hasil perbandingan bobot nilai


prestasi bentuk non tes dan nilai prestasi bentuk tes adalah sebagai
berikut :

Contoh :

a) Nilai prestasi bentuk non tes Pelajar “A” mendapat nilai


komulatif 736,00 dikonversikan kedalam indeks 70 yaitu :
736,00 X 70 = 515,2l
100

b) Nilai prestasi bentuk tes Pelajar “A” mendapat nilai komulatif


750,25 dikonversikan kedalam indeks 30 yaitu :
750,25 X 30 = 225,075
100

c) Nilai prestasi murni aspek sikap dan perilaku Pelajar “A”


adalah : 515,2 + 225,075 = 740,275

Catatan : Apabila pada kurikulum tidak terdapat materi pelajaran


dalam Subyek Bin Kejuangan dan Kepribadian (ekstra kurikuler),
maka nilai prestasi yang digunakan adalah nilai prestasi bentuk non
tes dengan bobot 100 %.

14. Evaluasi Aspek Pengetahuan dan Keterampilan.

a. Tujuan Evaluasi Aspek Pengetahuan dan Keterampilan. Tujuan


evaluasi aspek pengetahuan dan keterampilan adalah untuk mengukur tingkat
kecakapan dibidang akademik baik berupa ilmu pengetahuan maupun
keterampilan sebagai bagian dari pengukuran tingkat keberhasilan pencapaian
tujuan pendidikan secara keseluruhan.

b. Unsur yang dievaluasi.

1) Pengetahuan.

a) Penguasaan materi secara teoritis sesuai tingkat kecakapan


yang dituntut.

b) Kemampuan memecahkan persoalan secara logis dan


sistematis.
20

2) Keterampilan.

a) Mempunyai kemampuan melaksanakan suatu


pekerjaan sesuai tingkat kecakapan yang harus dicapai.

b) Mempunyai kemampuan memecahkan persoalan yang


berkaitan dengan suatu pekerjaan secara logis dan sistematis.

c. Teknik dan Bentuk Evaluasi Aspek Pengetahuan dan Keterampilan.

1) Teknik. Teknik yang digunakan dalam mengevaluasi aspek


pengetahuan dan keterampilan berupa :

a) Tes Tertulis.
b) Tes Lisan (Oral).
c) Tes Praktek.

2) Bentuk. Bentuk tes yang digunakan tergantung teknik evaluasi yang


dipilih, meliputi :

a) Korespondensi (khusus Seskoad). Merupakan Evaluasi yang


bersifat perorangan dengan ketentuan sebagai berikut :

(1) Kegiatan evaluasi terhadap Aspek Sikap dan perilaku


dilaksanakan oleh Patun Seskoad dan Patun Daerah (yang
ditunjuk oleh masing-masing Pangkotama). Nilai awal Aspek
Sikap Perilaku menggunakan nilai rata-rata Dapen dari
masing-masing Kotama selama pendidikan tahap I
korespondensi.

(2) Pelaksanaan evaluasi terhadap Pasis dengan penilaian


produk tertulis dari Aspek Pengetahuan dan Keterampilan
dilakukan oleh Pejabat Seskoad, Dosen pengajar materi dan
personel yang ditunjuk berdasarkan Surat Perintah
Danseskoad.

(3) Kegiatan evaluasi Aspek Jasmani dilaksanakan pada


awal pendidikan oleh personel Jasmani Militer Seskoad dan
personel ditunjuk berdasarkan Surat Perintah Danseskoad.
21

b) Tes Tertulis. Tes tertulis adalah jenis tes yang diberikan


secara tertulis, dengan bentuk :

(1) Tes Obyektif, terdiri dari :

(a) Benar - Salah.

i. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam


menyusun soal Benar - Salah :

i) Beri petunjuk pengerjaannya


dengan jelas dan memakai kalimat
sederhana yang dapat dipahami oleh
peserta didik dengan mudah.

ii) Kalimat pernyataan harus tegas


sehingga dapat dibedakan jawaban yang
Benar dengan yang Salah.

iii) Hindarkan pemakaian pernyataan


yang terlalu umum, juga kata-kata yang
memberikan petunjuk secara tidak
langsung bahwa pernyataan tersebut
Benar - Salah.

iv) Hindarkan penggunaan kata-kata


yang negatif seperti tidak, bukan dan lain-
lain.

v) Jumlah pernyataan yang Benar


hendaknya mendekati jumlah pernyataan
yang Salah.

ii. Cara menentukan nilai, dengan


menggunakan rumus :

Nilai = Score X Indeks soal S - B


Jumlah soal

(b) Pilihan Jamak.

i. Soal tes bentuk pilihan jamak, terdiri dari


pembawa pokok persoalan dan pilihan jamak.
22

ii. Pembawa pokok persoalan dapat


dikemukakan dalam bentuk pertanyaan dan
dapat pula dalam bentuk pernyataan yang belum
lengkap sering disebut stem.

iii. Pilihan jawaban dapat berbentuk


perkataan, bilangan, atau kalimat disebut option.

i) Option yang tidak merupakan


jawaban yang benar.

ii) Analisis hubungan antar hal, yaitu


yang dapat digunakan untuk melihat
kemampuan peserta didik dalam
menganalisis hubungan antara pernyataan
dengan alasan.

iii) Variasi negatif artinya setiap


pertanyaan mempunyai beberapa
kemungkinan jawaban, diantaranya
disediakan satu kemungkinan jawaban
yang salah. Tugas peserta didik adalah
memilih jawaban yang salah tersebut.

iv) Variasi berganda, artinya memilih


beberapa kemungkinan jawaban yang
semuanya betul, tetapi ada satu jawaban
yang paling betul. Tugas peserta didik
adalah mencari jawaban yang paling betul
tersebut.

v) Variasi yang tidak lengkap, artinya


memiliki beberapa kemungkinan jawaban
yang kesemuanya belum lengkap. Tugas
peserta didik mencari satu kemungkinan
dan menyelesaikannya.

iv. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam


menyusun tes tertulis dengan bentuk pilihan
jamak.
i) Berilah petunjuk mengerjakannya
yang jelas.
23

ii) Jangan memasukkan materi yang


tidak relevan dengan kenyataan.

iii) Pernyataan dan option hendaknya


merupakan satuan kalimat yang tidak
terputus.

iv) Panjang option pada suatu soal


hendaknya sama.

v) Usahakan agar sistem dan option


tidak mudah diasosiasikan.

vi) Dalam penyusunannya pola


kemungkinan jawaban yang betul
hendaknya jangan sistematis.

V. Cara menentukan nilai dengan


menggunakan rumus :

Score = Jumlah jawaban benar =  B


Nilai = Score X Indeks soal pilihan
Jumlah Soal Jamak

(c) Isian.

i. Bentuk isian merupakan soal yang


menghendaki jawaban dengan suatu perkataan
atau suatu bilangan yang jawabannya hanya
dapat dinilai benar atau salah.

ii. Kalimat sependek mungkin.

iii. Usahakan memberikan kemungkinan


jawaban dengan kata atau kalimat yang pasti
kebenarannya.

iv. Jumlah yang dikosongkan (option) tiap


soal maksimal 4.

v. Tidak dibenarkan option yang pertama


diletakkan didepan kalimat.
24

vi. Option harus dapat digabungkan/


disatukan dengan pernyataannya.

vii. Cara menentukan nilai, dengan


menggunakan rumus :

Score = B
Nilai = Score X Indeks Soal Uraian
Jumlah Option
yang harus diisi

(2) Tes Subyektif berupa uraian (essay).

(a) Tes uraian terutama bertujuan untuk mengukur


kemampuan menguraikan apa yang terdapat dalam
pikiran tentang suatu masalah yang diajukan. Jawaban
diberikan dalam bentuk uraian berupa kalimat yang
berangkai dan disusun secara sistematis.

(b) Bentuk tes uraian, secara garis besar dapat


digolongkan kedalam dua golongan, yaitu :
i. Uraian bebas (convergen), yakni tes yang
harus dijawab dengan uraian secara bebas.

Contoh : Salah satu prinsip Pendidikan TNI AD


adalah “Pendidikan militer merupakan pendidikan
yang bertingkat dan berlanjut”. Jelaskan
maknanya ?

ii. Uraian terikat (divergen), yakni tes yang


harus dijawab dengan uraian yang berdasarkan
teori tertentu.

Contoh : Katdaldik adalah seperangkat


dokumen pendidikan sebagai alat kendali dalam
operasi pendidikan yang merupakan perwujudan
kurikulum Pendidikan TNI AD.
25

(c) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun


tes tertulis bentuk uraian (essay) :

i. Petunjuk harus tegas dan jelas.

ii. Unsur-unsur yang harus diuraikan disusun


secara sistematis.

iii. Kelengkapan jawaban harus merupakan


satu uraian yang menerangkan satu
permasalahan.

(d) Cara menentukan nilai tes uraian.

i. Cari dahulu nilai uraian sesuai dengan


tingkat kesukarannya, caranya sebagai berikut

- Tentukan nilai bobot indeks


kesukarannya, caranya sebagai berikut :
= Bobot uraian sukar = 5
= Bobot uraian sedang = 3
= Bobot uraian mudah = 2

- Cari nilai setiap soal uraian dengan


menggunakan rumus, sebagai berikut :

Untuk Soal Sukar :


5 X Nur
5 n1 + 3 n2 + 2 n3

Untuk Soal Sedang :


3 X Nur
5 n1 + 3 n2 + 2 n3

Untuk Soal Mudah :


2 X Nur
5 n1 + 3 n2 + 2 n3

Keterangan :

Nur = Nilai mentah maksimal untuk


soal Uraian
26

n1 = Jumlah soal sukar.


n2 = Jumlah soal sedang.
n3 = Jumlah soal mudah.

ii. Sediakan kunci jawaban yang berisi


pokok-pokok jawaban dan cantumkan nilai
idealnya (hasil perhitungan tersebut di diatas).

iii. Jawaban yang menyimpang sama sekali


dari pokok jawaban diberi nilai 0.

b) Tes Lisan.

(1) Tes Lisan adalah tes yang digunakan untuk mengetahui


respon yang diuji melalui pertanyaan-pertanyaan atau instruksi
lisan. Tujuannya untuk :

(a) Menilai kemampuan dalam memecahkan


masalah.

(b) Menilai proses berpikir, terutama kemampuan


melihat hubungan sebab akibat.

(c) Menilai kemampuan menggunakan bahasa lisan/


berbicara efektif.

(d) Menilai kemampuan mempertanggung jawabkan


suatu pendapat atau konsep yang dikemukakan.

(2) Bentuk tes lisan.

(a) Tes lisan berstruktur, yaitu tes lisan yang


menuntut jawaban yang sistematis sesuai dengan
permintaan penguji.

(b) Tes lisan bebas, yaitu tes lisan yang memintakan


jawaban tidak menekankan sistematika jawabannya,
tetapi lebih mengutamakan kelengkapan.

(3) Alat yang dipersiapkan untuk tes lisan :

(a) Pedoman pertanyaan, berisi pokok-pokok


pertanyaan evaluasi yang diajukan. Ketentuannya
sama seperti penyiapan tes tertulis bentuk uraian
(essay).
27

(b) Lembaran penilaian, berupa format yang akan


digunakan untuk mencatat score hasil penilaian
keberhasilan menjawab pertanyaan yang diajukan.

(4) Cara penilaian, sama seperti cara penilaian tes tertulis


bentuk uraian (essay) bentuk ceklis penilaian lihat Sub
lampiran.

(5) Digunakan apabila diperlukan sebagai pelengkap tes


tertulis.

c) Tes Praktek. Tes praktek berupa aplikasi, keterampilan/


ketangkasan.

(1) Tes Aplikasi.

(a) Yang dimaksud dengan tes aplikasi adalah tes


dalam bentuk pemberian penugasan untuk
mengaplikasikan suatu kegiatan, melalui olah pikir,
dengan bentuk antara lain :

i. Penugasan Karya Tulis.

ii. Pemecahan Masalah.

iii. Aplikasi Pekerjaan Staf.

iv. Menyusun perencanaan suatu Kegiatan.

(b) Digunakan terutama pada pendidikan golongan


Perwira. Ceklis Penilaian Produk Tulisan dan Pedoman
Penilaian Diskusi lihat Sub lampiran.

(c) Alat yang digunakan untuk tes Aplikasi,


meliputi :

i. Lembar penugasan dengan disertai data


yang diperlukan untuk memecahkan persoalan.

ii. Jawaban sekolah sebagai salah satu


alternatif jawaban.
28

iii. Ceklis penilaian.

(d) Cara penilaian tes aplikasi, lihat contoh.

(2) Tes keterampilan/ketangkasan.

(a) Tes keterampilan/ketangkasan adalah tes yang


dilaksanakan dengan jawaban menggunakan perbuatan
atau tindakan, berfungsi sebagai penilaian terhadap
kemampuan melakukan sesuatu perbuatan.

(b) Kegunaan tes :

i. Untuk mengetahui kemampuan


menggunakan suatu alat yang diajarkan.

ii. Untuk mengetahui kemampuan melakukan


suatu perbuatan berdasarkan petunjuk atau teori
tertentu.

iii. Untuk mengetahui kemampuan yang


susah dilakukan dengan verbalisasi (diucapkan
dengan kata-kata).

(c) Alat yang diperlukan untuk pelaksanaan tes


praktek ketangkasan/keterampilan :

i. Ceklis tugas yang harus dikerjakan,


sebagai bahan pertanyaan dilemparkan.

ii. Bahan berupa Alins/alongins yang di-


perlukan.

iii. Ceklis penilaian.

(d) Tes ini digunakan terutama pada pendidikan


pembentukan, pendidikan pengembangan spesialisasi
dan pendidikan Ilpengtek.
29

d. Tata Cara Pelaksanaan.


Alternatif cara yang digunakan. Pelaksanaan evaluasi aspek
pengetahuan/keterampilan dapat memilih salah satu alternatif bentuk
sebagai berikut :

ALTERNATIF
NO BENTUK KET
I II III IV V VI VII
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Tes Tertulis Obyektif

a. Benar - Salah X X - - - - -
b. Pilihan Jamak X X - - - - -
c. Isian X X X X - - -

2. Tes Tertulis Subyektif X X X X X X -


- Uraian (essay)

3. Tes Aplikasi/Praktek - X - X - X X
Ketangkasan/Keterampilan

2) Jumlah Jam Ujian khusus tertulis. Jumlah jam evaluasi khusus tes
tertulis disesuaikan dengan jumlah jam keseluruhan khusus teori dari mata
pelajaran tersebut yang tercantum dalam RPP pada Kurikulum, dengan
ketentuan sebagai berikut :

JUMLAH JAM PELAJARAN


NO JUMLAH JAM UJIAN
MATA PELAJARAN YBS DLM RPP
1 2 3

1. 1 s/d 4 JP Ujian Singkat 1 X 15 menit


2. 5 s/d 9 JP 1 X 1 Jam Pelajaran
3. 10 s/d 20 JP 1 X 2 Jam Pelajaran
4. 21 s/d 39 JP 1 X 3 Jam Pelajaran
5. 40 s/d 59 JP 2 X 2 Jam Pelajaran
6. 60 s/d keatas 3 X 2 Jam Pelajaran
30

3) Jumlah Soal.
a) Ujian singkat selama 15 menit, terdiri dari :

(1) Benar - Salah = 3 Soal.


(2) Pilihan Jamak = 2 Soal
(3) Isian = 1 Soal
(4) Uraian = - Soal

b) Selama 1 Jam pelajaran, terdiri dari :

(1) Alternatif I dan II :

(a) Benar - Salah = 5 Soal.


(b) Pilihan Jamak = 5 Soal
(c) Isian = 3 Soal
(d) Uraian = 2 Soal

(2) Alternatif III dan IV :

(a) Isian = 5 Soal


(b) Uraian = 3 Soal

(3) Alternatif V dan VI :

- Uraian = 5 Soal

c) Selama 2 Jam Pelajaran, terdiri dari :

(1) Alternatif I dan II :

(a) Benar - Salah = 10 Soal.


(b) Pilihan Jamak = 10 Soal
(c) Isian = 5 Soal
(d) Uraian = 3 Soal

(2) Alternatif III dan IV :

(a) Isian = 10 Soal


(b) Uraian = 5 Soal
31

(3) Alternatif V dan VI :


- Uraian = 8 Soal

d) Selama 3 Jam Pelajaran, terdiri dari :

(1) Alternatif I dan II :

(a) Benar - Salah = 15 Soal.

(b) Pilihan Jamak = 15 Soal

(c) Isian = 8 Soal

(d) Uraian = 4 Soal

(2) Alternatif III dan IV :

(a) Isian = 15 Soal


(b) Uraian = 6 Soal

(3) Alternatif V dan VI :

Uraian = 10 Soal

4) Pembobotan. Jumlah Nilai Mentah untuk setiap bentuk berdasarkan


alternatif tersebut di atas, ditentukan sebagai berikut :

ALTERNATIF
NO BENTUK
I II III IV V VI VII
1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Tes Tertulis Obyektif

a. Benar – Salah 20 20 - - - - -
b. Pilihan Jamak 20 20 - - - - -
c. Isian 20 20 25 25 - - -

2. Tes Tertulis Subyektif

- Uraian (essay) 40 40 75 75 100 100 -


Jumlah Nilai Tes Tertulis 100 100 100 100 100 100 100

3. Tes Aplikasi/Praktek - 100 - 100 - 100 100


Ketangkasan/Keterangan
32

Perbandingan Bobot Tes Tertulis dan Tes Praktek pada Alternatif II, IV dan
VI adalah : Tes Tertulis : Tes Praktek = 40 : 60

1) Jumlah Soal (Khusus Kopassus).

a) Ujian singkat selama 15 menit terdiri dari :

(1) Bintara dan Tamtama.

(a) Benar - salah = - soal


(b) Pilihan Jamak = - soal
(c) Isian = 2 soal
(d) Uraian = 1 soal

(2) Perwira = 3 soal

b) Ujian 1 jam pelajaran.

(1) Alternatif I dan II.

JUMLAH SOAL
NO JENIS SOAL
BA & TA PA
1 Benar - Salah 5 3
2 Pilihan Jamak 5 2
3 Isian 3 5
4 Uraian 2 5

(2) Alternatif III dan IV.

JUMLAH SOAL
NO JENIS SOAL
BA & TA PA
1 Isian 5 3
2 Uraian 5 2

(2) Alternatif V dan VI.


- Uraian 5 soal.
33

c) Selama 2 Jam pelajaran terdiri dari :

(1) Alternatif I dan II.

JUMLAH SOAL
NO JENIS SOAL
BA & TA PA
1 Benar – Salah 10 5
2 Pilihan Jamak 10 5
3 Isian 5 10
4 Uraian 3 8

(2) Alternatif III dan IV.

JUMLAH SOAL
NO JENIS SOAL
BA & TA PA
1 Isian 10 5
2 Uraian 5 10

(3) Alternatif V dan VI.


- Uraian 10 Soal.

d) Selama 3 Jam pelajaran.

(1) Alternatif I dan II.

JUMLAH SOAL
NO JENIS SOAL
BA & TA PA
1 Benar - Salah 15 10
2 Pilihan Jamak 15 10
3 Isian 8 13
4 Uraian 4 9

(2) Alternatif III dan IV

JUMLAH SOAL
NO JENIS SOAL
BA & TA PA
1 Isian 15 6
2 Uraian 6 15
34

(3) Alternatif V dan VI.


- Uraian 15 soal.

5) Angka Mati, Ujian Ulang dan Ujian Susulan.

a) Angka Mati. Angka Mati ditentukan hanya untuk mata


pelajaran kategori mutlak dengan nilai mentah sama dengan atau
lebih kecil dari nilai 39,99.

b) Ujian Ulang.

(1) Ujian ulang dapat diberikan kepada peserta didik yang


mendapat angka mati atau nilai kurang dari :

(a) Kurang dari 65 untuk Dikma/Diktuk.


(b) Kurang dari 70 untuk Dikbangum.
(c) Kurang dari 75 untuk Dikbangspes.

(2) Pada prinsipnya ujian ulang diberikan hanya 1 (satu)


kali, kecuali bagi yang memperoleh angka mati apabila setelah
ujian ulang masih tetap memperoleh angka mati, maka
diberikan kesempatan maksimal 2 (dua) kali.

(4) Nilai yang diberikan maksimal :

(a) 65, untuk Dikma/Diktuk.


(b) 70, untuk Dikbangum.
(c) 75, untuk Dikbangspes.

Dan apabila nilai hasil ujian ulang lebih kecil dari pada
nilai semula, maka yang dipakai adalah nilai semula.

c) Ujian Susulan.

(1) Diberikan kepada peserta didik yang tidak dapat


mengikuti ujian dengan alasan yang sah sesuai ketentuan.

(2) Ujian susulan menggunakan naskah baru.

(3) Nilai yang diperoleh peserta didik merupakan nilai awal.


35

6) Essay bahasa Inggris. Apabila seorang peserta didik memiliki


kemampuan dalam berbahasa Inggris baik secara tertulis maupun lisan,
kepadanya diberikan kredit poin sebagai berikut :

a) Kemampuan berbahasa Inggris secara tertulis maupun lisan.


Mendapatkan tambahan nilai sebesar 10% dari nilai mentah yang
diperoleh.

Contoh.
Dalam menjawab ujian tertulis (uraian/essay) salah satu Siswa
memperoleh Nilai mentah 70, namun dalam menjawab soal
uraian/essay siswa tersebut menggunakan Bhs. Inggris maka siswa
tersebut mendapatkan tambahan nilai sebesar 10% dari nilai mentah
yang diperoleh (70) nilai yang diperoleh yaitu sebesar 7 poin,
sehingga Siswa tersebut memperoleh nilai 70 + 7 = 77.

b) Kemampuan sedikit dalam berbahasa Inggris (campuran


dengan bahasa Indonesia). Mendapatkan tambahan nilai sebesar
5% dari selisih nilai terbesar dengan nilai yang diperoleh.

Contoh.
Dalam menjawab ujian tertulis (uraian/essai). Salah satu Siswa
memperoleh Nilai mentah 70, namun dalam menjawab soal
uraian/essay siswa tersebut menggunakan Bahasa Indonesia dan
juga menggunakan Bahasa Inggris (campuran) maka siswa tersebut
mendapatkan tambahan nilai sebesar 5% dari nilai mentah yang
diperoleh sehingga Siswa yang memperoleh nilai 65 mendapat
tambahan nilai 3,5 = 68,5.

15. Evaluasi Aspek Jasmani.

a. Tujuan Evaluasi Aspek Jasmani. Tujuan evaluasi aspek jasmani adalah


untuk mengukur tingkat kemampuan jasmani sebagai bagian dari pengukuran
tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan.

b. Unsur-unsur yang Dievaluasi. Unsur-unsur yang dievaluasi dalam aspek


jasmani meliputi kemampuan jasmani yang dipunyai oleh peserta didik dilihat
dari 4 (empat) komponen, yaitu :

1) Postur Tubuh. Postur tubuh peserta didik, yaitu postur menunjukkan


sikap, gerak dan bentuk yang harmonis, tegap dan kokoh sehingga
menunjukkan wibawa lahiriah sebagai seorang prajurit TNI AD terdiri dari :
36

a) Sikap.
b) Gerak.
c) Bentuk Tubuh.
d) Struktur Anatomi.

2) Kesegaran Jasmani, yaitu menunjukkan tingkat kemampuan jasmani


dalam mengatasi dan menyelesaikan tugas-tugas fisik dengan baik tanpa
mengakibatkan suatu kelemahan yang berarti. Unsur-unsurnya terdiri dari :

a) Kekuatan.
b) Daya/Tenaga.
c) Kecepatan.
d) Daya Tahan.
e) Kelincahan.
f) Ketepatan.
g) Koordinasi.
h) Keseimbangan.
i) Kelentukan.

3) Evaluasi Fisik, yaitu kegiatan mengukur dan menilai yang


menunjukkan tingkat keadaan dan kesanggupan serta kemampuan peserta
didik dengan semua organnya dalam mengatur sikap dan gerak dalam
mengatasi dan menyelesaikan pekerjaan jasmani. Unsur-unsurnya, terdiri
dari :

a) Kondisi daya kemampuan gerak.

b) Kondisi kemampuan perkembangan gerak yang dimiliki.

c) Kondisi daya penyesuaian terhadap gerakan yang telah


diajarkan.

4) Ketangkasan Jasmani, yaitu menunjukkan kecakapan dalam


mengatur gerak untuk mengawasi macam dan bentuk gerakan baik yang
bersifat umum maupun yang bersifat khusus dalam perkembangan gerak
selanjutnya untuk digunakan sesuai dengan keperluan. Unsur-unsurnya :
a) Daya kemampuan gerak.
b) Perkembangan kemampuan gerak yang dimiliki.
c) Daya penyesuaian terhadap gerakan yang baru
dilihat/diajarkan.
d) Kecakapan khusus.
37

c. Teknik dan Bentuk Evaluasi.

1) Teknik Evaluasi. Teknik evaluasi yang digunakan dalam


pelaksanaan evaluasi aspek jasmani, adalah :

a) Teknik non tes untuk evaluasi postur tubuh.


b) Teknik tes untuk evaluasi kesegaran jasmani, evaluasi fisik
dan ketangkasan jasmani.

2) Bentuk Evaluasi.

a) Evaluasi Postur Tubuh. Evaluasi postur tubuh dilaksanakan


dengan teknik non tes dalam bentuk observasi dengan menggunakan
ceklis, dimana hasil penilaiannya digunakan sebagai bahan penilaian
postur secara keseluruhan dan tidak dalam bentuk nilai yang
diperhitungkan sebagai prestasi hasil belajar.

b) Evaluasi Kasegaran Jasmani. Evaluasi kesegaran jasmani


dilaksanakan dengan teknik tes dalam bentuk tes kesegaran “A” dan
tes kesegaran “B” yang pelaksanaannya berdasarkan ketentuan yang
diberlakukan, nilai tes kesegaran jasmani ini merupakan nilai murni
kesegaran jasmani.

c) Evaluasi Fisik. Dilaksanakan dengan teknik tes dalam bentuk


ketangkasan dengan materi-materi :

(1) Berenang.
(2) Kecakapan mengatasi Halang Rintang.
(3) Kecakapan melaksanakan Lintas Medan.
(4) Ketahanan Mars.
(5) Kecepatan Mars.

Catatan :

(1) Macam materi evaluasi fisik yang dinilai sesuai dengan


kebutuhan dari jenis dan macam pendidikannya.
(2) Harga Nilai tiap unsur evaluasi fisik lihat contoh.
38

d) Evaluasi Ketangkasan Jasmani. Evaluasi ketangkasan jasmani


dilaksanakan dengan teknik tes dalam bentuk tes ketangkasan
dengan materi-materi pelajaran ketangkasan jasmani yang terdapat
didalam RPP kurikulum pendidikan yang diselenggarakan sebagai
berikut :

(1) Medan Tangkas, terdiri dari :

(a) Halang Rintangan.


(b) Lintas Medan.
(c) Kecepatan Mars.
(d) Ketahanan Mars.
(e) Renang Militer, meliputi :

i. Renang Dasar.
ii. Renang Taktis.
iii. Renang Ponco.
(f) Loncat Kendaraan.
(g) Mountaineering, meliputi :

i. Tali Baru.
ii. Tali Lama.

(h) Ralasuntai, meliputi :

i. Lintas Rawa.
ii. Lintas Laut dan Pantai.
iii. Lintas Sungai.

(i) Senam Militer, meliputi :

i. Senam Praktek.
ii. Senam Senapan.

(j) Perkelahian Militer, meliputi :

i. Bela Diri Militer.


ii. Perkelahian Sangkur.
iii. Lempar Pisau/Kapak.
39

(k) HTF (How To Fine the Fighter), meliputi :

i. Peluncuran.
ii. Naik turun toggle.
iii. Rayapan tali satu.
iv. Hesty.
v. Jembatan tali dua.
vi. Snapling.
vii. Lempika (Lempar pisau/kapak).
viii. BDM.
ix. Jaring pendarat.
x. Perkelahian sangkur.

(l) RF (Route and Field), meliputi :

i. Naik turun toggle.


ii. Rayapan tali satu.
iv. Hesty.
iv. Jembatan tali dua.
v. Lintas rawa.
vi. Lempika.
vii. BDM.
viii. Jaring pendarat.
ix. Perkelahian sangkur.
x. Penyebrangan sungai.

(2) Tabel dan ceklis penilaian lihat contoh.

d. Tata Cara Penilaian Aspek Jasmani. Tata cara penilaian materi jasmani
yang merupakan materi penilaian aspek jasmani, meliputi :

1) Kesegaran Jasmani. Mencari Nilai Mentah Kesegaran Jasmani.

a) Cari nilai kesegaran jasmani sesuai dengan tata cara tes


kesegaran jasmani yang berlaku, terdiri dari :

(1) Nilai tes kesegaran “A”, yaitu : Nilai lari 3200 m.


(2) Nilai tes kesegaran “B”, unsur-unsurnya :
40

(a) Nilai Pull Ups.


(b) Nilai Sit Ups.
(c) Nilai Push Ups.
(d) Nilai Shuttle Run.

(3) Gabungan nilai tes kesegaran “A” dan nilai kesegaran


“B”, dengan rumus :

Nilai Murni = Nilai tes “A” + Nilai tes “B”


2

(4) Tidak diadakan Konversi terhadap nilai tes kesegaran


“A” dan “B”.

b) Nilai mentah kesegaran jasmani tersebut merupakan prestasi


peserta didik aspek jasmani khusus tentang kesegaran jasmani yang
bersangkutan.

2) Ketangkasan Jasmani. Untuk mencari nilai mentah ketangkasan


jasmani, cara pengukuran prestasi menggunakan tabel penilaian atau nilai
dilapangan. Nilai ini merupakan nilai prestasi peserta didik pada aspek
jasmani khusus kelompok ketangkasan jasmani.

3) Evaluasi Fisik. Untuk mencari nilai mentah evaluasi fisik, cara


pengukuran prestasi menggunakan tabel penilaian sesuai Sub lampiran.
Nilai ini merupakan nilai prestasi peserta didik pada aspek jasmani khusus
kelompok evaluasi fisik.

4) Cara menentukan nilai masak.

a) Apabila hanya terdapat materi kesegaran jasmani dan evaluasi


fisik dalam Subyek Bin Jasmani pada RPP Kurikulum, cara
menentukan nilai masak sebagai berikut :

(1) Nilai murni kesegaran jasmani di lapangan dimasukkan


kedalam nilai mentah.

(2) Nilai mentah kesegaran jasmani dan nilai mentah


masing-masing unsur evaluasi fisik dikalikan dengan Harga
Nilai (HN) dengan rumus sebagai berikut
41

(a) Kesegaran = Nilai Mentah Kesegaran X HN


(b) Evaluasi Fisik =  Unsur evaluasi fisik X HN

Contoh : Peserta didik “A” adalah Pelajar Secaba PK Tahap I


memperoleh nilai mentah kesegaran jasmani dan evaluasi
fisik, sebagai berikut :

(a) Nilai Kesegaran = 70


(b) Nilai Berenang = 72
(c) Nilai Lintas Medan = 70
(d) Nilai Halang Rintang = 68
(e) Nilai Ketahanan Mars = 70
(f) Nilai Kecepatan Mars = 68

Nilai masak kesegaran jasmani dan evaluasi fisik Peserta Didik


“A” adalah, sebagai berikut :

(a) Nilai Masak Kesegaran Jasmani 70 X 300 =


21000.

(b) Nilai Masak Evaluasi Fisik :

i. Nilai Berenang = 72 X 150 = 10800


ii. Nilai Lintas Medan = 70 X 125 = 8750
iii. Nilai Halang Rintang = 68 X150 = 10200
iv. Nilai KetahananMars = 70X175 = 12250
v. Nilai Kecepatan Mars= 68X100 = 6800

b) Apabila tercantum materi kesegaran jasmani, evaluasi fisik dan


Ketangkasan Jasmani dalam Subyek Bin Jasmil pada RPP
Kurikulum, cara menentukan nilai masak sebagai berikut :

(1) Nilai kesegaran jasmani dan nilai evaluasi fisik

(a) Nilai kesegaran jasmani dilapangan menjadi nilai


mentah.

(b) Nilai mentah kesegaran jasmani dan nilai mentah


masing-masing unsur evaluasi fisik dikalikan dengan
Harga Nilai (HN) dengan rumus:
42

i. Kesegaran = Nilai Mentah Kesegaran X


HN.

ii. Evaluasi Fisik =Unsur Evaluasi Fisik X


HN.

Contoh : Peserta didik “A” adalah Pelajar Secaba PK


Tahap I Pria memperoleh nilai mentah kesegaran
jasmani dan evaluasi fisik, sebagai berikut :

(a) Nilai Kesegaran = 70


(b) Nilai Berenang = 72
(c) Nilai Lintas Medan = 70
(d) Nilai Halang Rintang = 68
(e) Nilai Ketahanan Mars = 70
(f) Nilai Kecepatan Mars = 68

Nilai masak kesegaran jasmani dan evaluasi fisik


Peserta Didik “A” adalah, sebagai berikut :

(a) Nilai Masak Kesegaran Jasmani :


70 X 210 = 14700

(b) Nilai Masak Evaluasi Fisik :

i. Nilai Berenang = 72 X105 = 7560


ii. Nilai Lintas Medan = 70 X 87 = 6090
iii. Nilai Halang Rintang = 68 X105 = 7140
iv. Nilai Ketahanan Mars = 70X123 = 8610
v. Nilai Kecepatan Mars = 68 X 70 = 4760

(2) Nilai ketangkasan Jasmani. Urut-urutan penentuan nilai


masak, sebagai berikut :

(a) Cari Bobot Nilai materi pelajaran ketangkasan


jasmani yang terdapat pada kurikulum (bila ada),
dengan menggunakan rumus :

Bobot Mata Pel. = JJP X B X 300


(5 X JM) + (3 X JP) + (2 X JF)
43

Keterangan :

JJP = Jumlah Jam Pelajaran (sesuai bobot


MP yang dicari).
B = Bobot sesuai kategori (sesuai bobot
kategori MP yang dicari, Mutlak : 5, Penting : 3
dan Faedah : 2).
300 = Harga Nilai Ketangkasan Jasmani
untuk Dikma/Diktuk Pria).
JM = Jumlah Jam Pel. Kategori Mutlak.
JP = Jumlah Jam Pel. Kategori Penting.
JF = Jumlah Jam Pel. Kategori Berfaedah.

Contoh : Pada Pendidikan Secaba PK Tahap I Pria


terdapat materi pelajaran ketangkasan jasmani (sesuai
dengan materi pelajaran jasmani yang terdapat dalam
RPP kurikulum), sebagai berikut :

i. Senam praktek = 10 JP, Kategori


Mutlak.

ii. Senam Senapan = 5 JP, Kategori


Mutlak.

iii. Loncat Kendaraan = 16 JP, Kategori


Penting

iv. Bela Diri Militer = 13 JP, Kategori


Berfaedah.

Mencari Bobot materi pelajaran tersebut, sebagai


berikut :

i. Bobot MP Senam Praktek =


10 X 5 X 300 =
(5 X 25) + (3 X 16) + (2 X 13)

15.000 = 75,37 dibulatkan menjadi = 75.


199

ii. Bobot MP Senam Senapan = 113,06 (113)


44

iii. Bobot MP Loncat Kendaraan = 72,36


(73)

iv. Bobot MP Bela Diri Militer = 39,19 (39)

Catatan : Di dalam perhitungan, karena ada


pembulatan jumlah keseluruhan Harga Nilai
tersebut = 300 ( Harga Nilai Ketangkasan
Jasmani), maka perlu penyesuaian pada
perhitungan Bobot setiap mata pelajaran
Ketangkasan Jasmani sehingga jumlah menjadi
tepat = 300.

(b) Nilai mentah Pelajar “A” hasil transfer dari tabel


penilaian atau dari nilai lapangan, adalah :

i. Mata Pelajaran Senam Praktek, nilai


= 80.

ii. Mata Pelajaran Senam Senapan, nilai


= 70.

iii. Mata Pelajaran Loncat Kendaraan, nilai


= 75.

iv. Mata Pelajaran Bela Diri Militer, nilai


= 80.

(c) Menentukan Nilai Masak tiap mata pelajaran,


dengan menggunakan rumus :

NM = Nmt X B

Keterangan :

NM = Nilai Masak setiap MP


Nmt = Nilai Mentah setiap MP
B = Bobot setiap MP

Contoh :
i. Nilai Masak MP Senam Praktek =
80 X 75 = 6000
45

ii. Nilai Masak MP Senam Senapan =


70 X 113 = 7910

iii. Nilai Masak MP Loncat Kendaraan =


75 X 73 = 5475

iv. Nilai Masak MP Bela Diri Militer =


80 X 39 = 3120

5) Nilai Prestasi Akhir Aspek Jasmani. Untuk mencari nilai prestasi akhir
aspek jasmani, adalah sebagai berikut :

a) Nilai mentah Kesegaran Jasmani dan Nilai mentah pada


unsur-unsur materi evaluasii fisik dikalikan dengan harga nilai unsur
penilaian aspek jasmani yang tergantung pada jenis pendidikannya.

b) Nilai mentah Ketangkasan Jasmani (sesuai materi pelajaran


yang terdapat dalam kurikulum) dikalikan bobot nilai yang telah
ditentukan (sesuai rumus perhitungan bobot pada cara menentukan
nilai masak).
Catatan : Apabila pada kurikulum hanya terdapat materi
kesegaran jasmani dan evaluasi fisik, maka bobot Ketangkasan
Jasmani tersebut tidak berlaku.

c) Apabila hanya terdapat materi kesegaran jasmani dan evaluasi


fisik dalam Subyek Bin Jasmani pada Kurikulum, cara menentukan
nilai prestasi aspek Jasmani, menggunakan rumus :

Np =  NM
100
NP = Nilai Prestasi
NM = Jumlah Nilai Masak tiap unsur

Contoh : Pelajar “A” mendapat nilai masak kesegaran jasmani


dan evaluasi fisik sebagai berikut:

(1) Nilai Masak Kesegaran Jasmani : 70 X 300 = 21000


(2) Nilai Masak Evaluasi Fisik :
46

(a) Nilai Berenang = 72 X 150 = 10800


(b) Nilai Lintas Medan = 70 X 125 = 8750
(c) Nilai Halang Rintang = 68 X 150 = 10200
(d) Nilai Ketahanan Mars = 70 X 175 = 12250
(e) Nilai Kecepatan Mars = 68 X 100 = 6800

Nilai Prestasi Pelajar “A” adalah :

21000 + 10800 + 8750 + 10200 + 12250 + 6800 = 698


100

d) Apabila terdapat materi kesegaran, evaluasi fisik dan


ketangkasan jasmani dalam Subyek Bin Jasmani pada RPP
Kurikulum, cara menentukan nilai prestasi, menggunakan rumus :

(1) Nilai prestasi Kesegaran Jasmani dan Evaluasi Fisik :

Np =  NM
100
NP = Nilai Prestasi
NM = Jumlah Nilai Masak tiap unsur.

Contoh : Pelajar “A” mendapat nilai masak


kesegaran jasmani dan evaluasi fisik.

(a) Nilai Masak Kesegaran Jasmani :


70 X 210 = 14700

(b) Nilai Masak Evaluasi Fisik :

i. Nilai Berenang = 72 X 105 = 7560

ii. Nilai Lintas Medan = 70 X 125 = 6090

iii. Nilai Halang Rintang = 68X150 = 7140

iv. Nilai Ketahanan Mars =70X175 = 8610

v. Nilai Kecepatan Mars = 68X100 = 4760


47

Nilai Prestasi Pelajar “A” adalah :

14700 + 7560 6090 + 7140 + 8610 + 4760 = 488,8


100

(2) Nilai Prestasi Ketangkasan Jasmani :

Np =  NM
100
NP = Nilai Prestasi
NM = Jumlah Nilai Masak.

Contoh : Pelajar “A” mendapat nilai masak ketangkasan


jasmani, sebagai berikut :

(a) MP Senam Praktek = 6000


(b) MP Senam Senapan = 7910
(c) MP Loncat Kendaraan = 5475
(d) MP Bela Diri Militer = 3120

Nilai Prestasi Pelajar “A” adalah :

6000 + 7910 + 5475 + 3120 = 225,05


100

(3) Menentukan Nilai Prestasi murni aspek Jasmani adalah


sebagai berikut :

Nilai prestasi kesegaran jasmani dan evaluasi fisik +


Nilai Prestasi Ketangkasan Jasmani, yaitu :
488,8 + 225,05 = 713,65

6) Apabila seorang peserta didik memiliki kemampuan olah raga umum


serta berprestasi dalam mewakili Lembaga TNI AD, Daerah maupun
Nasional, maka nilai jasmaninya diberikan kredit point sebagai berikut :

a) Nilai aspek jasmani murni (contoh) = 713,65


b) Nilai Tambahan (1000 - 713,65) X 10 % = 28,64
48

Nilai jasmani keseluruhan yang merupakan prestasi akhir peserta


didik tersebut adalah :

Nilai Jasmani murni + Nilai tambahan = 713,65 + 28,64 = 742,29.

16. Penentuan Bobot, Kriteria Kategori Nilai dan Predikat Kelulusan.

a. Tujuan.

1) Untuk menentukan lulus tidaknya seorang peserta didik.


2) Menjamin kualitas pendidikan.
3) Memberi motivasi belajar bagi peserta didik.

b. Nilai Batas Lulus. Nilai batas lulus ditentukan sebagai berikut :

1) Hasil evaluasi perkembangan sikap dan perilaku, pengetahuan dan


keterampilan serta jasmani dinyatakan secara kuantitatif, yaitu dalam bentuk
angka dalam skala nilai 1.000.

2) Nilai batas lulus ditentukan sebagai berikut :

a) Pendidikan Pertama dan Pembentukan.

(1) Nilai Prestasi Sikap dan Perilaku = 700


(2) Nilai Prestasi Pengetahuan dan Keterampilan = 650
(3) Nilai Prestasi Jasmani = 650
(4) Khusus untuk Dikma Akmil syarat kelulusan selain yang
tersebut di atas disyaratkan :

(a) IPK Minimal 2,00.

(b) SKS dengan nilai D maksimal 25 % dari jumlah


SKS yang ditempuh.
(c) Tidak mempunyai nilai E.

(5) Untuk Diktuk Pa dan Ba nilai mentah kesegaran jasmani


minimal 65 merupakan prestasi peserta didik aspek jasmani
khusus tentang kesegaran jasmani yang bersangkutan.
49

b) Pendidikan Pengembangan Umum.

(1) Nilai Prestasi Sikap dan Perilaku = 800


(2) Nilai Prestasi Pengetahuan dan Keterampilan = 700
(3) Nilai Prestasi Jasmani = 650
(4) Untuk nilai mentah kesegaran jasmani minimal 65.
(5) Khusus Dik Reg Seskoad nilai prestasi pengetahuan
dan keterampilan = 800

c) Pendidikan Pengembangan Spesialisasi

(1) Nilai Prestasi Sikap dan Perilaku = 750


(2) Nilai Prestasi Pengetahuan dan Keterampilan = 750
(3) Nilai Prestasi Jasmani = 650
(4) Untuk nilai mentah kesegaran jasmani minimal 65.

d) Pendidikan Pengembangan Spesialisasi Pasukan Khusus.

(1) Dikbangspes Sekolah Komando terdiri dari :

(a) Sus Komando.


(b) Sustih Komando.
(c) Batas kelulusan nilai prestasi Kursus Komando.

i. Nilai Prestasi Sikap dan Perilaku = 750


ii. Nilai Prestasi Peng/Pil = 750
iii. Nilai Prestasi Jasmani = 700
iv. Untuk nilai mentah kesegaran jasmani
minimal 70.

(d) Batas kelulusan nilai prestasi Kursus Pelatih


Komando.

i. Nilai Prestasi Sikap dan Perilaku = 750


ii. Nilai Prestasi Peng/Pil = 750
iii. Nilai Prestasi Jasmani = 650
iv. Untuk nilai mentah kesegaran jasmani
minimal 65.
50

(2) Sekolah Para.

(a) Dikbangspes Sekolah Para terdiri dari :

i. Sus Para Dasar.


ii. Sustih Para.
iii. Sus TBM.
iv. Sustih TBM.
v. Sus Jump Master.
vi. Sus Pandu Udara.

(b) Batas kelulusan.


i. Nilai Prestasi Sikap dan Perilaku = 750
ii. Nilai Prestasi Peng/Pil = 750
iii. Nilai Prestasi Jasmani = 650
iv. Untuk nilai mentah kesegaran jasmani
minimal 65.

(3) Sekolah Sandha. Dikbangspes Sekolah Sandha terdiri


dari :

(a) Sus Pa Sandha Dasar.


(b) Sus Ba Sandha Dasar.
(c) Sus Pa Sandha Lanjutan.
(d) Sus Ba Sandha Lanjutan.
(e) Sus Ta Sandha.
(f) Sus Ops Psykologi.
(g) Sus Tih Sandha.
(h) Untuk nilai mentah kesegaran jasmani minimal
65.

(4) Sekolah Spesialisasi. Dikbangspes Spesialisasi terdiri


dari :

(a) Sus Gultor.


(b) Sus Pawang Anjing.
(c) Sus Selam Militer.
(d) Sus Spesialisasi Dasar terdiri dari :
51

i) Spesialisasi Dasar Dakibu.


ii) Spesialisasi Dasar Bakduk.
iii) Spesialisasi Dasar Kesehatan.
v. Spesialisasi Dasar Perhubungan.
vi. Spesialisasi Dasar Peralatan.
vii. Spesialisasi Dasar Zeni Demolisi.

(5) Sus PJD. Batas kelulusan nilai prestasi.

(a) Nilai Prestasi Sikap dan Perilaku = 750


(b) Nilai Prestasi Peng/Pil = 750
(c) Nilai Prestasi Jasmani = 650
(d) Untuk nilai mentah kesegaran jasmani
minimal 65.

(6) Sekolah Raider.

(a) Bangspes Sekolah Raider ( Diksus Raider ).


(b) Batas kelulusan nilai prestasi.

i. Nilai Prestasi Sikap dan Perilaku = 750


ii. Nilai Prestasi Peng/Pil = 750
iii. Nilai Prestasi Jasmani = 650
iv. Untuk nilai mentah kesegaran jasmani
minimal 65.

c. Ketentuan tidak lulus. Seorang peserta didik dinyatakan tidak lulus


apabila :

1) Mendapat angka mati (0 s/d 39,99) untuk MP kategori Mutlak.

2) Nilai Prestasi dari salah satu aspek atau lebih dibawah norma lulus
yang ditentukan. 3) Apabila 25% dari mata pelajaran Mutlak mendapat nilai
mentah kurang dari :

a) 65 untuk Pendidikan pertama/Pembentukan/Peralihan.


b) 70 untuk Pendidikan Pengembangan Umum.
52

c) 75 untuk Pendidikan Pengembangan Spesialisasi.


d) Terkena peraturan administrasi tentang ketentuan tidak lulus.

d. Penentuan bobot kelulusan. Bobot yang digunakan dalam menentukan


kelulusan untuk peserta didik (Dikma, Diktuk, Dik yang digabung, Dik PNS dan
Dikalih) adalah sebagai berikut :

DIK YG DI GAB
DIKMA DIKMA DIKTUK DIKTUK
DIKMA & DIK
ASPEK THP I THP II THP I THP II DIK
NO DIKTUK ALIH
PENILAIAN PNS
TA BA PA TA BA PA BA PA BA PA BA PA
BA PA

1. Sikap & 35 35 35 20 20 35 30 30 20 20 30 30 5 30 30
Perilaku

2. Pengetahuan & 30 35 40 40 45 40 40 45 30 30 40 45 90 35 40
Keterampilan

3. Jasmani 35 30 25 40 35 25 30 25 50 50 30 25 5 35 30

JUMLAH 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Catatan :
= Bila Serdik melanggar ketentuan pendidikan dan bukan kategori
pelanggaran berat maka nilai aspek sikap dan perilaku diberikan nilai
minimal batas lulus.

= Pendidikan PNS nilai jasmani diambil dari nilai kesegaran jasmani “A”
militer dan disesuaiklan dengan umur.

1) Bobot yang digunakan dalam menentukan kelulusan untuk peserta didik


(Dikbangum dan Dikbangspes) adalah sebagai berikut :

JENIS PENDIDIKAN
DIKBANGUM DIKBANGSPES
NO ASPEK PENILAIAN
DIKREG
DIKLAPA I DIKLAPA II TA BA PA
SESKOAD
1 2 3 4 5 6 7 8
1. SIKAP DAN 10 10 10 15 10 5
PERILAKU

2. PENGETAHUAN DAN 80 80 80 75 80 85
KETERAMPILAN

3. JASMANI 10 10 10 10 10 10

JUMLAH 100 100 100 100 100 100


53

2) Bobot yang digunakan dalam menentukan kelulusan untuk peserta didik


(Sekolah) Komando adalah sebagai berikut :

a) Bobot/Indeks Penilaian Dikbangspes Sekolah Komando.


SUS KOMANDO SUSTIH KOMANDO
NO ASPEK PENILAIAN
TA BA PA BA PA
1. Sikap & Perilaku 30 30 30 15 15
2. Peng & Pil 40 40 45 65 70
3. Jasmani 30 30 25 20 15
Jumlah 100 100 100 100 100

b) Bobot/Indeks Penilaian Sekolah Para.

SUSTIH
SUS PARA SUSPARA
ASPEK PARA &
NO DASAR LANJUTAN
PENILAIAN TIH TBM
TA BA PA TA BA PA BA PA
1. Sikap &
20 20 20 20 20 20 20 20
Perilaku
2. Peng & Pil 70 70 70 70 70 70 70 70
3. Jasmani 10 10 10 10 10 10 10 10
Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 100

c) Bobot/Indeks Penilaian Sekolah Sandha.

ASPEK SUS SANDHA SUSTIH SANDHA


NO
PENILAIAN BA/TA PA BA PA
1. Sikap & Perilaku 25 20 25 20
2. Peng & Pil 70 75 70 75
3. Jasmani 5 5 5 5
Jumlah 100 100 100 100
d) Bobot/Indeks Penilaian Sekolah Spesialisasi.

SUS SELAM MIL,


SUS PAWANG
ASPEK PJD, GULTOR DAN
NO ANJING
PENILAIAN SUS SPES DASAR
TA BA PA TA BA PA
1. Sikap & Perilaku 20 20 20 30 30 30
2. Peng & Pil 55 60 65 60 60 60
3. Jasmani 25 20 15 10 10 10
Jumlah 100 100 100 100 100 100
54

e) Bobot/Indeks Penilaian Sekolah Raider.

SUSTIH
ASPEK US RAIDER
NO RAIDER
PENILAIAN
TA BA PA BA PA
1 Sikap & Perilaku 20 20 25 20 25
2 Peng & Pil 60 65 70 65 70
3 Jasmani 20 15 5 15 5
Jumlah 100 100 100 100 100

e. Kategori Nilai Pencapaian Tujuan Pelajaran.

1) Pada Pendidikan Pertama AKMIL

KUANTITATIF KUALITATIF
NO
RENTANG KONVERSI KATEGORI HURUF
1. 86 - 100 4,00 ISTIMEWA A
2. 81 - 85 3,75 A-
3. 76 - 80 3,25 BAIK SEKALI B+
4. 71 - 75 3 B
5. 66 - 70 2,75 BAIK B-
6. 61 - 65 2,25 C+
7. 56 - 60 2 CUKUP C
8. 41 - 55 1 KURANG D
9. 0 - 40 0 GAGAL E

2) Pada Pendidikan Pertama/Pembentukan/Peralihan.

KUANTITATIF KUALITATIF
NO KATEGORI KETERANGAN
(ANGKA) (HURUF)
1. 95 – 100 A ISTIMEWA
2. 90 – 94,99 A–
BAIK SEKALI
3. 85 – 89,99 B+
4. 80 – 84,99 B
BAIK
5. 75 – 79,99 B-
6. 70 – 74,99 C+ NILAI BATAS
CUKUP
7. 65 – 69,99 C LULUS = 65
8. 40 – 64,99 D KURANG UJIAN ULANG
KURANG
9. 0 – 39,99 E ANGKA MATI
SEKALI
55

3) Pada Pendidikan Pengembangan Spesialisasi.

KUANTITATIF KUALITATIF
NO KATEGORI KETERANGAN
(ANGKA) (HURUF)
1. 95 – 100 A ISTIMEWA
2. 90 – 94,99 B+ BAIK SEKALI
3. 80 – 89,99 B BAIK
NILAI BATAS
4. 75 – 79,99 C CUKUP
LULUS = 75
5. 40 – 74,99 D KURANG UJIAN ULANG
KURANG
6. 0 – 39,99 E ANGKA MATI
SEKALI

4) Pada Pendidikan Pengembangan Umum.

KUANTITATIF KUALITATIF
NO KATEGORI KETERANGAN
(ANGKA) (HURUF)
1. 95 – 100 A ISTIMEWA
2. 90 – 94,99 B+ BAIK SEKALI
3. 80 – 89,99 B BAIK
NILAI BATAS
4. 70 – 79,99 C CUKUP
LULUS = 75
5. 40 – 69,99 D KURANG UJIAN ULANG
KURANG
6. 0 – 39,99 E ANGKA MATI
SEKALI

Catatan :

1) Dipergunakan oleh Gumil untuk mengukur sejauhmana pencapaian tujuan


materi Pelajaran yang diajarkan.

2) Nilai kuantitatif berupa angka (nilai mentah yang dicapai Serdik) dihimpun
oleh Kasi Opsdik, sedangkan nilai kuantitatif (hurup adalah nilai yang
disampaikan/diketahui) oleh Serdik.

Contoh :

- Nilai mentah yang dicapai Serdik = 86 (dihimpun Kasi Opsdik)


- Nilai kuantitatif hurup yang dicapai Serdik = B+ (disampaikan/ diketahui)
oleh Serdik
56

f. Predikat Nilai Prestasi Peserta Didik.

1) Cara menghitung prestasi akhir adalah sebagai berikut :

(Psp X Bsp) + (Ppk X Bpk) + (Pj X Bj)


PA =
100
PA = Prestasi Akhir.
Psp = Prestasi Sikap dan Perilaku.
Ppk = Prestasi Pengetahuan dan Keterampilan.
Pj = Prestasi Jasmani.
Bsp = Bobot Sikap dan Perilaku.
Bpk = Bobot Pengetahuan dan Keterampilan.
Bj = Bobot Jasmani.
Contoh cara menghitung prestasi akhir dan predikat kelulusan Sub
lampiran J.

2) Predikat Nilai Prestasi Peserta Didik.

a) Pada Pendidikan Pertama/Pembentukan/Peralihan.

KUANTITATIF KUALITATIF
NO PREDIKAT
(ANGKA) (HURUF)
SANGAT
1. 910 – 1000 A
MEMUASKAN
2. 810 – 909,99 B MEMUASKAN
3. 710 – 809,99 C BAIK
4. 650 – 709,99 D CUKUP

b) Pada Pendidikan Pengembangan Spesialisasi.

KUANTITATIF KUALITATIF
NO PREDIKAT
(ANGKA) (HURUF)
SANGAT
1. 900 – 1000 A
MEMUASKAN
2. 850 – 899,99 B MEMUASKAN
3. 800 – 849,99 C BAIK
4. 750 – 799,99 D CUKUP

Catatan : Untuk pendidikan bahasa (KIBI) yang dilaksanakan di


Pusdik Pengmilum, menggunakan EHB yang ditentukan oleh
Pusbahasa dan disesuaikan dengan EHB yang berlaku di lingkungan
TNI AD.
57

c) Pada Pendidikan Pengembangan Umum.

KUANTITATIF KUALITATIF
NO PREDIKAT
(ANGKA) (HURUF)
SANGAT
1. 920 – 1000 A
MEMUASKAN
2. 840 – 919,99 B MEMUASKAN
3. 770 – 839,99 C BAIK
4. 700 – 769,99 D CUKUP

BAB IV
HAL – HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

17. Umum. Keberhasilan dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar di Lemdik


TNI AD sangat dipengaruhi oleh dinamika dilapangan. Oleh karena itu kegiatan evaluasi
hasil belajar di lingkungan Lemdik AD harus memperhatikan faktor pengamanan dan
administrasi agar tujuan evaluasi tercapai.

18. Tindakan Pengamanan.

a. Mengamankan sarana dan prasarana yang digunakan selama kegiatan


terhadap kemungkinan kerusakan dan kehilangan.

b. Mengamankan dokumen-dokumen yang digunakan dalam kegiatan serta


memperlakukan dokumen yang ada sesuai dengan klasifikasinya.

c. Tindakan pengamanan dilaksanakan sebelum, selama dan sesudah


kegiatan.

19. Tindakan Administrasi.

a. Sarana dan prasarana kegiatan evaluasi hasil belajar menggunakan aset


yang ada di Lemdik masing-masing.

b. Semua ketentuan yang berlaku dalam Bujuknik tentang Evaluasi Hasil


Belajar di Lingkungan Lemdik AD agar dipahami dan dilaksanakan dengan baik.
58

BAB V
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

20. Umum. Dalam rangka keberhasilan evaluasi serta pencapaian sasaran yang
optimal dalam penyelenggaraan evaluasi hasil belajar dilingkungan Lemdik TNI AD perlu
adanya Pengawasan dan Pengendalian yang jelas dan dapat mencakup semua kegiatan.

21. Pengawasan. Titik berat dari kegiatan Pengawasan adalah kewenangan dan
tanggung jawab dari Pejabat yang berwenang sesuai bidang tugas masing-masing.
Dengan demikian perlu adanya penguasaan terhadap bidang tugas oleh seluruh
penyelenggara evaluasi.

a. Pertanggung jawaban hasil penyelenggaraan evaluasi dilaksanakan secara


hierarki dari pelaksana dilapangan ke Komando Atas.

b. Petunjuk atau perintah yang jelas.

22. Pengendalian. Agar pelaksanaan evaluasi hasil belajar di lingkungan Lemdik


TNI AD sesuai dengan sasaran yang harus dicapai, maka perlu pengendalian dalam
penyelenggaraannya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Pelaksanaan evaluasi :

1) Sikap dan Perilaku, dilaksanakan secara periodik setiap bulan untuk


pendidikan yang lamanya lebih dari 3 bulan dan setiap minggu untuk
pendidikan yang lamanya kurang dari 3 bulan serta didokumentasikan di staf
yang terkait dengan pengajaran.

2) Pengetahuan dan Keterampilan, dilaksanakan antara 3 sampai


dengan 10 hari setelah mata pelajaran tersebut selesai diajarkan.

3) Jasmani :

a) Kesegaran jasmani “A” dan “B” dilaksanakan pada tes awal


dan tes akhir untuk pendidikan yang lamanya lebih 2,5 bulan, tes
akhir saja untuk pendidikan yang lamanya kurang dari 2,5 bulan.

b) Evaluasi fisik, dilaksanakan pada tes akhir setelah


dilaksanakan seluruh materi pelajaran ketangkasan jasmani (apabila
ada).

c) Ketangkasan jasmani, dilaksanakan antara 3 sampai dengan


10 hari setelah mata pelajaran tersebut selesai diajarkan.
59

b. Waktu evaluasi, berpedoman kepada jumlah jam pelajaran yang


dialokasikan pada mata pelajaran tersebut (sesuai ketentuan).

c. Bentuk tes pada aspek sikap dan perilaku, dilaksanakan apabila terdapat
materi pelajaran pada RPP kurikulum dalam subyek pembinaan kejuangan dan
kepribadian, dan apabila tidak ada (ekstra kurikuler), maka tata cara penilaian dan
pembobotan berpedoman kepada bentuk non tes.

d. Bentuk tes pada aspek sikap dan perilaku, dilaksanakan apabila terdapat
materi pelajaran pada RPP kurikulum dalam subyek pembinaan kejuangan dan
kepribadian, dan apabila tidak ada (ekstra kurikuler), maka tata cara penilaian dan
pembobotan berpedoman kepada bentuk non tes.

e. Bentuk tes ketangkasan jasmani pada aspek jasmani, dilaksanakan apabila


terdapat materi pelajaran ketangkasan jasmani pada RPP kurikulum dalam subyek
pembinaan jasmani, dan apabila tidak ada maka bentuk tes hanya menggunakan
kesegaran jasmani dan evaluasi fisik sesuai jenis dan macam pendidikannya.

f. Penilaian terhadap setiap mata pelajaran pembobotannya berpedoman


kepada materi pelajaran yang terdapat dalam pembobotan pada tiap-tiap subyek
pembinaan (sikap dan perilaku, pengetahuan dan keterampilan serta jasmani).

BAB VII
PENUTUP

23. Penutup. Demikian Naskah Sekolah Sementara tentang Evaluasi Hasil Belajar
ini untuk dijadikan Bahan Ajaran pada Kursus Guru Militer Pratama.

a.n. Komandan Kodiklat


Dirdik

Cecep Rahmad Mujono, M.Sc.


Brigadir Jenderal TNI
3

Anda mungkin juga menyukai