Anda di halaman 1dari 45

RAHASIA

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT


KODIKLAT

NASKAH SEKOLAH

tentang

CARA MEMBERI INSTRUKSI

untuk

PENDIDIKAN PERWIRA TNI AD


Nomor : 19 – A – 21

DISAHKAN DENGAN KEPUTUSAN DANKODIKLATAD


NOMOR KEP / 86 / II / 2019 TANGGAL 28 FEBRUARI 2019

DILARANG MEMPERBANYAK ATAU MENGUTIP SEBAGIAN ATAU SELURUH ISI HANJAR


TANPA IJIN DANKODIKLATAD

RAHASIA
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT
KODIKLAT

KEPUTUSAN KOMANDAN KODIKLATAD


Nomor Kep/86/II/2019

tentang

PENGESAHAN NASKAH SEKOLAH


UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA TNI AD
SEBANYAK 14 (EMPAT BELAS) JUDUL

KOMANDAN KOMANDO PEMBINA DOKTRIN PENDIDIKAN DAN LATIHAN ANGKATAN DARAT,

Menimbang : bahwa untuk kelancaran jalannya pendidikan perlu segera


mengeluarkan keputusan tentang Naskah Sekolah Pendidikan Perwira TNI
AD.

Mengingat : 1. Keputusan Panglima Nomor Kep/809/X/2015 tanggal 7 Oktober


2015, tentang Bujuk Induk Pendidikan TNI;

2. Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Kep/430/X/2013


tanggal 31 Oktober 2013, tentang Buku Petunjuk Administrasi
Penyelenggaraan Administrasi Umum Angkata Darat;

3. Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Kep/


685/IX/2015 tanggal 18 September 2015, tentang Buku Petunjuk Teknis
Paket Instruksi;

4. Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Kep/548/VI/2016


tanggal 24 Juni 2016, tentang Buku Petunjuk Teknis, tentang Tulisan
Dinas;

5. Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Kep/72/XII/2013


tanggal 13 Desember 2013, tentang Bujuk Induk pendidikan TNI AD; dan

6. Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Kep/1003/XI/2018


tanggal 28 November 2018, tentang Buku Himpunan Materi Pelajaran
yang Menjadi Tanggung Jawab Pembina Materi (LKT).

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Mengesahkan:

a. Daftar judul bahan ajaran untuk Pendidikan Perwira TNI


AD seperti tersebut pada lampiran I Keputusan ini.

b. Isi bahan ajaran sesuai judul bahan ajaran seperti


tersebut pada lampiran II Keputusan ini.
2

2. Naskah Sekolah ini berklasifikasi RAHASIA.

3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

4. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini


akan segera diadakan pembetulan seperlunya.

Salinan Keputusan ini dilampirkan dalam setiap Naskah Sekolah yang


telah disahkan.

Ditetapkan di Bandung
pada tanggal 28 Februari 2019

a.n. Komandan Kodiklatad


Dirdik,

Hilman Hadi, S.I.P., M.B.A.


Kepada Yth: Brigadir Jenderal TNI
Danlemdik TNI AD
Tembusan:

1. Kasad
2. Dankodiklatad
3. Irjenad
4. Aspers dan Asrena Kasad
5. Para Danpussen Kodiklatad
RAHASIA

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Lampiran I


KODIKLAT Keputusan Dankodiklatad
Nomor Kep / 86 / II / 2019
Tanggal 28 Februari 2019

DAFTAR JUDUL BAHAN AJARAN


DAN NOMOR KODE NASKAH DEPARTEMEN

NOMOR JUDUL BAHAN AJARAN NOMOR KODE KET


1 2 3 4
1. Pengoperasian Kurikulum Pendidikan TNI AD 19 – A - 05
2. Paket Instruksi 19 – A - 09
3. Evaluasi Hasil Belajar 19 – A - 11
4. Pengantar Ilmu Mengajar 19 – A - 18
5. Tenaga Pendidikan TNI AD 19 – A - 19
6. Cara Memberi Instruksi 19 – A - 21
7. Rencana Bimbingan dan Pengasuhan 19 – A - 23
8. Alins/Alongins 19 – A - 25
9. Psikologi Belajar 54– A - 26
10. Metode Pengajaran Teori 19 – A - 26
11. Metode Pengajaran Praktik 19 – A - 26
12. Komponen Pendidikan TNI AD 19 – A - 32
13. Sistem Pendidikan TNI AD 19 – A - 33
14. Penyusunan Produk Latihan 11 – A - 0022

a.n. Komandan Kodiklatad


Dirdik,

Hilman Hadi, S.I.P., M.B.A.


Brigadir Jenderal TNI
RAHASIA

DAFTAR ISI

Halama
n
BAB I PENDAHULUAN
1. Umum........................................................................................... 1
2. Maksud dan Tujuan...................................................................... 1
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut...................................................... 2
4. Pengertian ................................................................................... 2

BAB II PEDOMAN DASAR CMI


5. Umum........................................................................................... 2
6. 4 (empat) Pedoman Dasar CMI .................................................. 2
7. Prinsip-prinsip Dalam Memberikan Instruksi................................ 3
8. Teknik Berbicara.......................................................................... 5
9. Teknik Bertanya........................................................................... 6
10. Teknik Membangkitkan/Menciptakan Motivasi Serdik dalam Mengikuti
Kegiatan Instruksi................................................................................. 8
11. Teknik Memilih dan Menggunakan Alins/Alongins dalam Memberikan
Instruksi ............................................................................................. 10

BAB III PASANGAN KELAS


12. Umum........................................................................................... 14
13. Penempatan Peserta Didik.......................................................... 14
14. Taraf Pelaksanaan Instruksi........................................................ 16

BAB IV SIKAP/ETIKA GUMIL/INSTRUKTUR DALAM MENGAJAR/MELATIH


15. Umum........................................................................................... 22
16. Karakteristik dan Kualitas Seorang Gumil / Instruktur yang Baik 22
17. Sikap dan Tindakan Gumil / Instruktur......................................... 26
18. Hal-hal yang Merupakan Dorongan dalam Proses Belajar
Mengajar.............................................................................................. 26
19. Petunjuk Praktis bagi Gumil / Instruktur....................................... 27

RAHASIA
RAHASIA
ii

BAB V PENERAPAN CMI

20. Umum………………………………………………………………… 29
21. Penerapan CMI dalam mengajar di Micro Teaching………….... 29
22. Penerapan CMI dalam mengajar di Kelas ………………………. 33
23. Penerapan CMI dalam mengajar di Lapangan…………………. 34

BAB VI PENUTUP
24. Penutup.........……………………………………………………….. 36

RAHASIA
RAHASIA

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Lampiran II


KODIKLAT Keputusan Dankodiklatad
Nomor Kep / 86 / II / 2019
Tanggal 28 Februari 2019

CARA MEMBERI INSTRUKSI

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Pendidikan di lingkungan TNI AD pada hakekatnya merupakan usaha untuk


membentuk dan mengembangkan personel TNI AD agar memiliki sikap dan perilaku
yang berjiwa Sapta Marga dan Sumpah Prajurit, pengetahuan dan keterampilan
serta jasmani yang samapta dalam mendukung tugas pokok Satuan jajaran TNI AD
secara profesional.

b. Pendidikan Guru Militer Abituren Dikcabpa (Dikgumil Abit Dikcabpa) sebagai


salah satu macam pendidikan spesialisasi yang mendidik para Perwira agar memiliki
pengetahuan dan keterampilan dibidang Pendidikan termasuk didalamnya materi
pembekalan Cara Memberi Instruksi.

c. Mencermati maksud tersebut diatas dan untuk mendukung


penyelenggaraan Dikgumil Abit Dikcabpa, maka perlu disusun Bahan Ajaran
(Hanjar) tentang Cara Memberi Instruksi untuk digunakan sebagai pedoman dalam
Proses Belajar Mengajar dalam rangka mencapai tujuan kurikuler.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Hanjar tentang Cara Memberi Instruksi ini disusun dengan


maksud untuk memberikan gambaran dan penjelasan tentang Cara Memberi
Instruksi sebagai materi pelajaran pada Dikgumil Abit Dikcabpa.

b. Tujuan. Hanjar Cara Memberi Instruksi ini disusun dengan tujuan untuk
digunakan sebagai pedoman bagi Guru MIliter (Gumil) dan Peserta Didik (Serdik)
dalam proses belajar mengajar pada Dikgumil Abit Dikcabpa agar tujuan pelajaran
dapat tercapai.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

a. Ruang Lingkup. Hanjar tentang Cara Memberi Instruksi ini menjelaskan


tentang pedoman dan sikap yang harus dilaksanakan oleh Gumil dalam
mengajar/melatih

RAHASIA
2

b. Tata Urut. Hanjar tentang Cara Memberi Instruksi ini disusun dengan tata
urut sebagai berikut:

1) Pendahuluan
2) Pedoman Dasar CMI
3) Pasangan Kelas
4) Sikap / Etika Gumil / Instruktur dalam Mengajar / Melatih
5) Penerapan CMI
6) Penutup

4. Pengertian.

a. Belajar. Adalah suatu proses untuk memperoleh suatu pengetahuan,


kecakapan dan penghargaan yang baru terhadap kemampuan seseorang dalam
melakukan sesuatu yang sebelumnya dia tidak bisa atau melakukannya lebih baik
dari yang sebelumnya.

b. Mengajar. Adalah seni seorang pengajar untuk dapat menularkan ilmu


pengetahuan yang dimiliki kepada pihak yang diajar dalam kondisi dan situasi
apapun.

c. Cara Memberi Instruksi. Adalah suatu cara bagaimana seorang


Gumil/Instrukstur menyampaikan pelajaran kepada Serdik agar tujuan
pelajaran/pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

BAB II
PEDOMAN DASAR CMI

5. Umum. Keberhasilan kegiatan Proses Belajar Mengajar tergantung kepada cara


Gumil / Instruktur menyajikan materi pelajaran. Guna menunjang keberhasilan mengajar,
Gumil / Instruktur harus menguasai Pedoman, Prinsip, Teknik Berbicara dan Teknik
Bertanya serta teknik memilih Alins/Alongins yang tepat.

6. 4 (empat) Pedoman Dasar CMI. 4 ( Empat ) Pedoman Dasar CMI yang harus
dijadikan pegangan oleh setiap Gumil / Instruktur dalam mengajar/melatih, antara lain :

a. Pakai Bahasa Sederhana. Pakailah bahasa yang sederhana dan jangan


menggunakan kata-kata yang sukar dipahami kecuali istilah-istilah teknik /
khusus agar :

1) Mudah diterima dan dimengerti.


3

2) Kata yang sukar tulis dulu kemudian jelaskan.

b. Gunakan/Giatkan Panca Indra Serdik.

1) Untuk pelajaran teori. Mendengar – Melihat dan Berpikir.


2) Untuk pelajaran praktik / ketangkasan. Mendengar – Melihat – dan
Berbuat.

c. Suruh Serdik untuk Berpikir dan Berbuat :

1) Bangkitkan perhatian Serdik.


2) Beri Serdik aktivitas.
3) Agar pelajaran mudah diingat.
4) Agar Serdik percaya pada diri sendiri.

d. Periksa Langkah Demi Langkah. Cara memeriksa kemajuan Serdik


dalam menerima pelajaran langkah demi langkah sebagai berikut :

1) Untuk pelajaran teori :

a) Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan di tengah-tengah


pelajaran jika sebagian telah diuraikan.
b) Dengan memberi kesempatan bertanya akan dapat diketahui
sampai dimana Serdik telah mengerti bagian yang telah diuraikan.
c) Mengadakan tes tertulis. ( ulangan singkat ) tanpa diberi tahu
terlebih dahulu.

2) Untuk pelajaran keterampilan / ketangkasan :

a) Dengan menyuruh Serdik untuk menirukan hal yang telah kita


sampaikan berupa keterampilan / ketangkasan.
b) Dengan menyuruh Serdik untuk mempraktikkan semua
keterampilan / ketangkasan yang telah dipelajari.

7. Prinsip-prinsip dalam Memberikan Instruksi.

a. Membangkitkan dan memelihara minat / perhatian para Serdik dalam


mengikuti pelajaran.

1) Para Serdik tidak dapat dipaksa untuk belajar.


2) Belajar merupakan suatu kegiatan/proses yang bersifat sukarela.
3) Para Serdik hanya akan belajar jika :

a) Mereka mempunyai keinginan untuk belajar.


4

b) Mereka mengerti apa yang menjadi tujuan, alasan dan sasaran


yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut.

4) Mereka memerlukan dorongan tuntunan dan rangsangan agar


mempunyai perhatian selama pelajaran berlangsung.

5) Tanpa motivasi dari para Serdik, pelajaran yang diterima hanya


sebagian kecil saja.

b. Dipersiapkan dan direncanakan.

1) Setiap kegiatan instruksi dan latihan memerlukan pertimbangan-


pertimbangan antara lain :

a) Faktor yang berpengaruh/berhubungan dengan perencanaan


mengajar.

b) Bagaimana cara semudah-mudahnya untuk menyampaikan


materi pelajaran sehingga isntruksi dapat disajikan secara logis dan
berurutan/sistematis.

2) Setiap kegiatan instruksi Gumil / Instruktur untuk menyusun suatu


rencana yang memuat :

a) Apa tujuan dan sasaran yang ingin dicapai pada`akhir


pelajaran ?
b) Apa yang harus diajarkan ?
c) Bagaimana dia menyajikannya ?
d) Apa Alins/Alongins dan administrasi yang diperlukan ?

c. Diyakinkan bahwa materi yang diajarkan atau dilatihkan telah


dimengerti / dipahami / dikuasai sepenuhnya.

1) Setiap Gumil / Instruktur mempunyai suatu tanggung jawab untuk


menjamin bahwa pelajaran yang disajikan telah dimengerti, dipahami dan
dikuasai sepenuhnya.

2) Pada akhir pelajaran.

a) Setiap Gumil ingin/akan mengetahui sebaik apa


kemampuannya dalam mengajar.

b) Setiap Serdik ingin sebaik apa dia mengikuti pelajaran.

8. Teknik Berbicara. Cara berbicara adalah merupakan salah satu daya tarik dari
Pendengar, oleh karena itu seorang Gumil / Instruktur yang menyampaikan suatu
pelajaran kepada Serdik harus memperhatikan cara berbicara yang baik.
5

a. Lebih Perlahan. Cara berbicara lebih perlahan dibandingkan dengan


percakapan biasa ( jangan terlalu cepat ) supaya :

1) Tidak ada suku kata yang tertelan/tidak terdengar.


2) Ucapan menjadi lebih jelas.
3) Pelajaran mudah di ikuti dan mudah dimengerti.
4) Tidak melelahkan.

b. Semangat dan Terkendali. Berbicaralah dengan semangat, tetapi


harus dikuasai ( jangan berlebihan ), sehingga :

1) Akan dapat meyakinkan Serdik sebagai pendengar.


2) Kelas menjadi lebih hidup, yang berarti dapat memperbesar minat
dan perhatian.

3) Suara enak didengar.

c. Berbicara dengan Suara Penuh.

1) Jangan mengeluarkan suara dari hidung karena akan terdengar


suara sengau dan kurang jelas didengar.

2) Jangan mengeluarkan suara dari tenggorokan karena dapat


menimbulkan cepat lelah dan tenggorokan menjadi cepat kering.

d. Jangan Menjemukan, Berikan Selingan.

1) Suara tunggal / monoton dan tidak ada selingan mengakibatkan


suara kurang enak didengar dan dapat menimbulkan Serdik cepat
mengantuk.

2) Adakan irama dalam berbicara.

3) Kadang-kadang berhenti sejenak, hal ini dimaksudkan untuk :

a) Membangun daya tarik.


b) Meresapkan sesuatu yang penting dalam hati.
c) Memberi kesempatan untuk berfikir bagi Serdik.

e. Berbicara berisi IKIT ( Isi, Kecepatan, Irama, dan Tempo ).

9. Teknik Bertanya. Dalam Pedoman Dasar CMI kita mengenal adanya “Suruh
Serdik Berpikir dan Berbuat ” serta “Periksa Kemajuan Langkah demi Langkah”. Agar
6

Gumil dapat melaksanakan hal di atas maka perlu adanya kesempatan bertanya baik dari
Gumil maupun dari Serdik.
a. Macam Pertanyaan.

1) Dilihat dari maksud pertanyaan.

a) Convergen ( bertanya pada satu titik jawaban )

(1) Pertanyaan yang jawabannya bertumpu pada suatu titik


jawaban .

(2) Hanya memerlukan satu jawaban.

(3) Merupakan respons yang memilih, menyusun dan


melengkapi jawaban-jawaban atas data yang ada.

b) Divergen ( menggali pengetahuan ), yaitu pertanyaan yang


mengundang suatu cara berpikir dan respons yang berlainan.

2) Dilihat dari asalnya.

a) Berasal dari Tenaga Pendidik.

(1) Pertanyaan membangun.

(a) Pertanyaan yang sifatnya melatih kecerdasan


seseorang.

(b) Pertanyaan terhadap sesuatu yang belum


diajarkan ( sifatnya menggali pengetahuan ).

(2) Pertanyaan Pemeriksaaan.

(a) Pertanyaan yang diajukan terhadap pelajaran


yang sudah diajarkan.

(b) Pertanyaan yang diajukan untuk melatih daya


ingat dan pemeriksaan sejauh mana pelajaran yang
diberikan telah dikuasai.

b) Berasal dari Serdik. Pertanyaan yang berasal dari Serdik


adalah Sedik menanyakan materi pelajaran yang belum dimengerti
atau dipahami pada waktu Gumil menjelaskan didepan kelas. Hal ini
dilaksanakan agar pada diri Serdik tidak terjadi keraguraguan
terhadap penjelasan materi pelajaran dari Gumil.
7

b. Cara Bertanya.

1) Cara mengajukan pertanyaan kepada para Serdik.

a) Ajukan pertanyaan langsung kepada seluruh Serdik.

b) Berikan kesempatan kepada seluruh Serdik untuk memikirkan


jawabannya.

c) Berikan kesempatan kepada seluruh Serdik untuk memberikan


jawabannya (jangan ditunjuk).

d) Yakinkan bahwa pertanyaan tersebut “jelas” (agar tidak


membingungkan para Serdik dan mudah dimengerti).

e) Dengarkan dan nilai kebenaran jawaban dari Serdik terhadap


pertanyaan yang diberikan. Jawaban dari Serdik harus disertai
argumentasi/alasannya.

f) Jangan mengajukan pertanyaan pada saat Serdik sedang


berbuat / melakukan sesuatu, tunggu sampai kegiatannya selesai.

2) Cara untuk mengatasi/menghadapi pertanyaan yang berasal dari


Serdik.

a) Hargai pertanyaan dari Serdik, tetapi jangan terhambat oleh


pertanyaan Serdik yang tidak relevan dengan pelajaran yang
disampaikan.

b) Pertanyaan dari Serdik sebaiknya diulangi karena dikuatirkan


ada Serdik yang lain kurang paham / tidak jelas.

c) Pertanyaan dari Serdik tidak langsung dijawab oleh Gumil /


Instruktur tetapi dilemparkan kembali untuk dijawab oleh Serdik yang
lain.

d) Jawaban terhadap pertanyaan salah seorang Serdik supaya


ditujukan kepada seluruh kelas dan tidak semata – mata hanya
ditujukan kepada yang mengajukan pertanyaan saja.

e) Akuilah bila tidak dapat menjawab pertanyaan, tetapi dengan


menggunakan teknik tertentu, sehingga tidak diketahui oleh Serdik.
8

3) Kapan Gumil / Instruktur mengajukan pertanyaan.

a) Pada permulaan untuk mengulangi pelajaran yang lampau.

b) Pada inti, yaitu pada`waktu memberikan petanyaan


membangun dan melakukan pemeriksaan pada setiap akhir langkah.

c) Pada akhir pelajaran, yaitu pada waktu melakukan


pemeriksaan dari seluruh materi pelajaran yang dijelaskan.

10. Teknik Membangkitkan/Menciptakan Motivasi Para Serdik dalam Mengikuti


Kegiatan Instruksi.

a. Cara untuk Membangkitkan Motivasi Para Serdik :

1) Ciptakan minat/perhatian Serdik sebelum kegiatan dimulai, yaitu :

a) Susun program/jadwal untuk menarik perhatian dan


meyakinkan bahwa setiap Serdik diberitahukan/didistribusikan.

b) Buat petunjuk-petunjuk (advertisement/iklan) yang dapat


membangkitkan rasa ingin tahu pada materi-materi yang bersifat
khusus.

c) Timbulkan sesuatu yang diharapkan (look forwad) sebelum


pelajaran dimulai.

2) Bangkitkan/kembangkan minat/perhatian para Serdik pada saat


permulaan dari setiap penyajian.

a) Sampaikan Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dari


pelajaran.

b) Alasan mengapa perlu dipelajari (berikan alasan yang realistik


mengapa pelajaran tersebut harus dipelajari oleh para Serdik).

c) Berikan insentif (perangsang). Dengan memberikan


gambaran “apa keuntungan yang diperoleh dan tanggung jawab para
Serdik setelah mengikuti pelajaran”.

3) Berikan Penghargaan. Penghargaan merupakan insentif


(perangsang) yang paling bermanfaat dan hindari pemberian hukuman
(pemberian hukuman memang sekali-kali diperlukan untuk membangkitkan
motivasi dan ini diberikan hanya dalam keadaan terpaksa). Pemberian
hukuman dapat menimbulkan rasa benci serta dapat mengakibatkan
kegagalan terhadap penerimaan materi yang diajarkan.
9

4) Gunakan Kompetisi. Kompetisi yang bersahabat dapat merangsang


untuk belajar. Pada umumnya kompetisi diantara dua atau lebih
kelompok/tim akan memberikan efisiensi dalam belajar selama maksud
kompetisi tersebut tidak mengaburkan tujuan dari belajar.

b. Cara Memelihara Minat/Perhatian Serdik dalam Belajar. Dalam


memelihara minat/perhatian Serdik selama pelajaran berlangsung ada beberapa
faktor yang perlu dipertimbangkan :

1) Semangat (enthusiasm). Semangat Gumil / Instruktur pada`materi


yang diajarkan akan menimbulkan semangat Serdiknya untuk belajar.

2) Activity (kegiatan). Berusaha sekuat tenaga agar para Serdik aktif


dalam setiap kegiatan belajar (dengan melibatkan mereka baik secara
mental maupun fisik).

a) Mental. Pada pelajaran teori dengan menggunakan


pertanyaan.

b) Fisik. Pada pelajaran yang bersifat praktik/keterampilan.

3) Variasi. Seorang Gumil / Instruktur sebaiknya menggunakan


imajinasinya dalam mencari berbagai variasi untuk kegiatan instruksi yang
akan dilakukannya. Variasi ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan :

a) Berbagai macam Alins / Alongins.


b) Berbagai metode pengajaran dalam kegiatan instruksi.
c) Variasi dalam suara (irama,nada kecepatan dan volumenya).

4) Realisme. Agar kegiatan instruksi hasilnya efektif, usahakan


kegiatannya serealisme mungkin. Hal ini dapat dicapai dengan :

a) Menggunakan simulasi yang nyata dari suatu kondisi dan


akibat.

b) Gunakan Alins / Alongins yang nyata.

c) Kaitkan kegiatan instruksi dengan kenyataan hidup sehari-hari.

5) Kesederhanaan (simplicity). Agar pelajaran mudah dimengerti


maka :
a) Usahakan pelajaran sesederhana mungkin.
b) Hindari bahasa yang sukar dimengerti.
c) Jelaskan bila ada singkatan.
10

6) Hindari hal-hal yang dapat mengganggu. Jauhkan segala sesuatu


yang dapat mengalihkan perhatian para Serdik dari pelajaran. Seperti
gambar didinding atau kegiatan-kegiatan lain didekat kelas.

7) Gunakan/manfaatkan panca indra. Manfaatkan panca indra para


Serdik, agar mereka lebih cepat dan efektif untuk memperoleh hasil yang
baik dari kegiatan belajar tersebut (pendengaran, penglihatan, sentuhan,
rasa dan penciuman).

11. Teknik Memilih dan Menggunakan Alins/Alongins dalam Memberikan


Instruksi.

a. Kegunaan atau Tujuan Alins/Alongins dalam Memberikan Instruksi.

1) Membantu Serdik belajar dan menguasai materi ajaran.


2) Membantu Gumil/Instruktur dalam menjelaskan.
3) Membantu dalam memelihara minat Serdik.
4) Menghemat waktu.

b. Memilih Alins/Alongins.

1) Secara berhati-hati mempelajari sasaran belajar untuk menentukan


dimana/pada bagian mana Alins/Alongins diperlukan dalam membantu
Serdik menguasai materi pelajaran. Jangan menyesuaikan materi
instruksi dengan Alins/Alongins tetapi sesuaikan Alins/Alongins
dengan materi instruksi. Menggunakan Alins/Alongins yang terlalu banyak
juga akan membuat Serdik bingung dan menghambat mereka dalam belajar.
Ingatlah bahwa ada banyak tipe Alins/Alongins dan masing-masing
mempunyai keterbatasan dan kelebihan yang berbeda.

2) Menggunakan Alins/Alongins yang variatif sehingga dapat


meningkatkan minat dan kemauan Serdik untuk belajar. Bagaimanapun
juga jangan sampai anda mengacaukan alur materi karena menggunakan
Alins/Alongins yang terlalu banyak atau lebih dari yang dibutuhkan dalam
menunjang pemberian pelajaran.

3) Gumil/Instruktur harus`mempelajari secara konsistan dan terus


menerus subyek atau materi yang mereka ajarkan sehingga dapat
mengimprovisasi dan mengembangkan Alins/Alongins untuk membuat
Serdik belajar secara`lebih efektif.

4) Seorang Gumil/Instruktur juga harus meyakinkan bahwa Alins/


Alongins tersebut :
11

a) Diperlukan. Alins/Alongins hanya digunakan jika diperlukan


untuk membuat instruksi atau pelajaran lebih mudah dikuasai.

b) Paling cocok/sesuai. Alins/Alongins yang paling mudah


didapat atau sudah tersedia belum tentu merupakan Alins/Alongins
yang paling cocok/sesuai untuk digunakan dalam menunjang proses
belajar. Karena itu seorang Gumil / Instruktur harus imajinatif dan
mampu berimprovisasi dalam menentukan Alins/Alongins yang akan
dicapai.

c) Sederhana. Sebagaimana tujuan adanya Alins/Alongins


adalah untuk mempermudah pelajaran, maka Alins/Alongins itu
sendiri haruslah sesederhana mungkin dan hanya memuat hal-hal
yang esensial saja. Alins/Alongins jangan sampai mengaburkan
materi yang diajarkan karena memuat hal-hal yang tidak perlu.

d) Cukup Besar. Alins/Alongins haruslah cukup besar untuk


dapat dilihat secara jelas dan baik oleh seluruh Serdik. Hal ini berarti
detail/gambar yang terkecilpun harus dapat terlihat dengan jelas
(Alins/Alongins yang menggunakan suara harus dapat terdengar jelas
dan baik).

e) Menarik. Anda diharapkan dapat membuat atau memilih


Alins/Alongins yang paling menarik untuk digunakan mencapai tujuan
belajar. Penggunaan dan pemilihan warna, tata letak atau lay out
yang baik, unsur humor akan menolong anda untuk menentukan
Alins/Alongins yang baik. Namun Alins/Alongins tertentu yang
didesain hanya untuk memelihara minat Serdik tidak terlalu penting
sehingga mungkin saja tidak perlu anda gunakan.

c. Karakteristik Alins/Alongins yang Baik :

1) Tepat. Setiap Alins/Alongins harus relevan dengan yang diajarkan


dan sesuai dengan background Serdik yang diajar. Alins/Alongins tersebut
harus merefleksikan perasaan yang baik dan berada pada tingkat intelektual
yang sesuai. Dalam merencanakan penggunaan Alins/Alongins seorang
Gumil / Instruktur harus mempertimbangkan ukuran kelas, tempat dimana
Alins/Alongins tersebut akan digunakan dan mempertimbangkan apakah
Alins/Alongins tersebut dapat terlihat dari belakang atau tidak. Besar huruf
minimal 1 inchi untuk jarak penglihatan 10 meter.

2) Sederhana. Alins/Alongins harus mudah dimengerti,


Alins/Alongins harus cocok/dapat dipahami oleh rata-rata tingkat
kemampuan Serdik dalam kelas.
12

Alins/Alongins yang rumit dan aneh memungkinkan bergesernya fokus dan


perhatian Serdik kepada Alins/Alongins tersebut dari pada ke materi
pelajaran yang akan diberikan. Kurangi detail-detail dan informasi yang
tidak perlu dalam Alins/Alongins yang akan digunakan.

3) Akurat. Yakinkan bahwa seluruh fakta dan gambar yang anda


berikan benar dan berdasarkan doktrin yang terakhir.

4) Mudah dibawa dan tahan lama. Alins/Alongins harus ringan atau


dibuat dalam komponen-komponen terpisah sehingga memungkinkan untuk
dibawa-bawa. Alins/Alongins juga harus terbuat dari material yang kuat
sehingga dapat dipakai di dalam ataupun di luar ruangan.

5) Mudah diatur. Alins/Alongins harus mudah dioperasikan dan


dijalankan. Penggunaan perlengkapan khusus yang rumit merupakan faktor
lebih pada beberapa macam latihan atau pelajaran, namun pada umumnya
Alins/Alongins yang lebih efektif adalah Alins/Alongins yang sederhana,
rapih dan praktis. Alins/Alongins yang baik harus didesain untuk
mengilustrasikan pelajaran yang sedang diajarkan tanpa harus
menghentikan kontinuitas pelajaran. Alins/Alongins yang baik harus
dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditampilkan/digunakan dalam
kelas dengan baik sekali tanpa mengganggu perhatian.

6) Atraktif/Menarik. Alins/Alongins harus menarik perhatian para


Serdik. rapih, jelas terbaca dan penggunaan spasi yang benar akan
menyebabkan tulisan enak dipandang/dilihat. Terlalu banyak huruf akan
membuat jelek Alins/Alongins . Warna, apabila digunakan secara berhati-
hati akan membantu menunjukkan point utama. Terlalu banyak warna akan
membingungkan.

7) Diperlukan. Setiap Alins/Alongins harus mengilustrasikan materi


yang esensial dan memberikan kontribusi pada pencapaian sasaran belajar.
Alins/Alongins jangan pernah digunakan hanya untuk”cuci mata”, untuk
mengisi waktu atau menghibur Serdik. Penggunaan Alins/Alongins yang
terlalu banyak dapat mengurangi nilai presentasi yang diberikan. Dalam
beberapa pelajaran, pemberian contoh peralatan yang aktual/sebenarnya
lebih baik daripada menggunakan Alins/Alongins.

d. Teknik Menggunakan Alins/Alongins.

1) Persiapkan Penggunaan Alins/Alongins. Seorang Gumil / Instruktur


harus mengetahui Alins/Alongins yang akan digunakan sebelumnya dan
mempersiapkan dirinya untuk mendapat pertanyaan tentang Alins/Alongins
tersebut. Seorang Gumil / Instruktur harus latihan berulang kali dalam
menggunakan Alins/Alongins seperti yang akan dia lakukan pada saat
mengajar/melatih.
13

2) Jelaskan Alins/Alongins tersebut pada kelas. Alins/Alongins yang


rumit sering digunakan pada saat menjelaskan pelajaran yang penuh
komplikasi atau pelajaran teknik. Ketika pertama kali menunjukan
Alins/Alongins tersebut, seorang Gumil / Instruktur harus menjelaskan
terlebih dahulu kegunaan atau fungsinya. Apabila anda tidak
menjelaskannya maka Serdik akan mencari-cari sendiri jawabannya dan
melewatkan presentasi yang diberikan Gumil / Instruktur.

3) Biarkan Alins/Alongins tertutup saat tidak digunakan. Alins/Alongins


yang tertutup saat tidak digunakan, tidak akan menarik perhatian Serdik
pada saat pelajaran yang diberikan tidak menggunakan Alins/Alongins. Hal
ini akan membantu membuat Serdik lebih berkonsentrasi pada `pelajaran
(sebelum/ sesudah Alins/Alongins digunakan).

4) Tunjukkan Alins/Alongins Sehingga Seluruh Serdik Dapat Melihatnya.


Yakinkan bahwa Alins/Alongins yang digunakan dapat dilihat oleh seluruh
Serdik. Bila perlu ubah susunan kelas sehingga seluruh Serdik dapat
melihat Alins/Alongins yang digunakan. Alins/Alongins yang sangat baikpun
menjadi tidak berguna apabila Serdik tidak dapat melihatnya dengan baik.

5) Berbicaralah pada Serdik, bukan kepada Alins/Alongins. Banyak


Gumil / Instruktur yang pada saat mengajar sangat terlibat dengan
Alins/Alongins, sehingga mereka lupa pada Serdik-Serdiknya. Walaupun
ketika sedang menjelaskan sebuah benda yang kecil, selalu pelihara kontak
mata dengan Serdik. Bila sedang menggunakan chart atau papan tulis,
berdirilah disamping Alins/Alongins tersebut menghadap Serdik untuk
mengurangi kemungkinan anda “berbicara dengan papan tulis”.

6) Gunakan Pointer. Pointer berguna dalam membuat Serdik lebih


fokus member perhatian pada suatu bagian Alins/Alongins yang digunakan.
Tahan beberapa saat pada bagian yang sedang dibicarakan dimana Gumil /
Instruktur mengharapkan Serdik memberi perhatian pada bagian tersebut.
Peganglah pointer menggunakan tangan yang lebih dekat pada
Alins/Alongins untuk menjaga kontak mata Gumil / Instruktur dengan Serdik
yang tidak terganggu. Menggunakan pointer dengan tangan yang terletak
jauh dari Alins/Alongins akan menyebabkan Gumil / Instruktur berbicara
pada Alins/Alongins daripada kepada Serdik. Jangan lupa bahwa pointer
harus disimpan atau dijauhkan pada saat tidak digunakan, karena kadang-
kadang terjadi gerakan yang tidak disadari menggunakan pointer yang
kurang pantas dilakukan oleh Gumil.

7) Gunakan asisten agar lebih Baik. Jika seorang Gumil/ Instruktur


menggunakan asisten, yakinkan bahwa asisten tersebut telah siap, telah
dilatih dan telah mengetahui secara pasti apa yang akan mereka lakukan
dan kapan melakukannya.
14

Jika asisten tersebut digunakan untuk membantu dalam penggunaan OHP,


maka berilah dia tanda atau isyarat sehingga dia tahu kapan waktunya
mengganti slide atau kapan mematikan OHPnya.

8) Gunakan Alins/Alongins secara baik. Bila Gumil / Instruktur


menggunakan beberapa Alins/Alongins, sebaiknya jumlahnya tidak terlalu
banyak dan berlebihan. Bila Alins/Alongins yang digunakan merupakan
peralatan yang berat maka dalam memindahkannya, upayakan agar tidak
menimbulkan suara berisik atau gangguan.

BAB III
PASANGAN KELAS

12. Umum. Penempatan Serdik juga merupakan pertimbangan bagi Gumil /


Instruktur dalam Proses Belajar Mengajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas agar
tercapai tujuan pendidikan / pengajaran yang diharapkan.

13. Penempatan Peserta Didik.

a. Didalam Kelas. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengajar diruang


kelas sebagai berikut :

1) Sifat pelajaran ( metode yang digunakan ).

2) Penerangan.

a) Sebaiknya cahaya dari sebelah kiri Serdik agar tidak silau.

b) Pembagian cahaya lampu merata.

3) Gangguan.

a) Suara.Jauh dari gaduh (Suara Manusia, Mesin dan Alam).

b) Pandangan.

(1) Jendela ditutup setinggi mata.

(2) Dinding jangan dihias.

c) Udara. Usahakan agar peredaran udara didalam ruangan


selalu segar dan nyaman.
15

b. Diluar Kelas. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengajar diluar


kelas atau di lapangan sebagai berikut :

1) Sifat pelajaran ( metode yang digunakan )

2) Gangguan.

a) Suara.Jauh dari gaduh (Suara Manusia, Mesin dan Alam).

b) Pandangan.

(1) Jangan menghadap jalan raya.

(2) Jangan menghadap keramaian orang.

c) Cuaca

(1) Suhu. Diusahakan suhu jangan mempengaruhi Serdik


dalam PBM ( cari tempat yang terlindung dan mendukung
kegiatan PBM ).

(2) Angin. Usahakan Serdik menghadap arah angin.

(3) Cahaya. Usahakan Serdik membelakangi matahari dan


sedapat mungkin cari tempat yang teduh.

c. Pasangan Kelas.

1) Pelajaran yang bersifat teori di dalam kelas.

TENAGA PENDIDIK
X

PESERTA DIDIK

2) Pelajaran yang bersifat praktik/ketangkasan di lapangan

X X X

X X
16

Catatan : X = Kedudukan Tenaga Pendidik / Gumil / Instruktur.


14. Taraf Pelaksanaan Instruksi.

a. Persiapan Instruksi.

1) Persiapan Umum

a) Masa Persiapan

(1) Persiapan terhadap situasi umum, bagian ini meliputi


Persiapan yang berhubungan dengan keadaan suasana, iklim
dan tempat yang dapat mengurangi atau menambah efisiensi
instruksi.

(2) Persiapan terhadap Serdik yang akan menerima


pelajaran meliputi pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut.

(a) Siapa yang merupakan obyek instruksi.


(b) Bagaimanakah kepribadiannya.
(c) Bagaimana mutu / taraf pengetahuannya.

(3) Persiapan tujuan yang akan dicapai meliputi


penyadaran Gumil / Instruktur terhadap :

(a) Tujuan mengajar secara umum maupun khusus.

(b) Hubungan tujuan mengajar itu dengan


kepentingan Serdik ( hal ini perlu untuk menonjolkan
motivasi belajar ).

(4) Persiapan metode mengajar ( bentuk penyajian )


merupakan juga salah satu segi penting dalam persiapan.
Seorang Gumil / Instruktur dapat memilih metode penyajiannya
dari sejumlah metode yang ada, karena masing-masing
metode mempunyai keuntungan dan kerugian, tergantung
pada Gumil / Instruktur untuk memilih metode yang paling
cocok. Hal ini dapat ditentukan berdasarkan pertimbangan
keadaan yang mempengaruhi pemberian instruksi sesuai
dengan tempat dan waktu.

(5) Persiapan alat instruksi juga merupakan segi yang


penting dalam persiapan sebelum mengajar. Gumil / Instruktur
dapat memilih alat instruksinya sebelum ia mengajar
berdasarkan pertimbangan yang telah disebut di atas. Di
dalam pemilihan alat instruksi yang tepat, Gumil / Instruktur
harus meninjau pemilihan alat instruksi dari sudut
17

kegunaannya, ciri-ciri, dan sifat-sifat / karakteristiknya serta


fungsi dari alat instruksi itu.

(6) Persiapan bahan pelajaran, meliputi pemikiran tentang


bahan pelajaran yang akan diajarkan serta mempelajari
sumbernya. Ia harus benar-benar menguasai bahan pelajaran
tersebut. Selain dari hal itu semua, Gumil / Instruktur harus
juga membagi / menyusun bahan dalam satu sistimatika
tertentu untuk memudahkan penyajian dan penerimaan serta
penyiapan contoh-contoh, bukti-bukti dan penjelasan-
penjelasan yang pada akhirnya diberikan rangkuman /
kesimpulan.

(7) Persiapan teknik evaluasi. Gumil / Instruktur harus


mahir dalam mengevaluasi / menilai hasil pelajarannya
( hasil instruksi ), baik secara lisan maupun tulisan.

b) Masa Pelaksanaan.

(1) Tindakan pendahuluan sebelum mengajar. Tindakan-


tindakan ini dilakukan dengan maksud :

(a) Menghilangkan pengaruh umum yang dapat


mengurangi efisiensi pelajaran.

(b) Menyiapkan Serdik untuk menerima


pelajaran.

(c) Mempertinggi efisiensi mengajar.

(2) Tindakan selama memberikan instruksi. Tindakan


yang harus dilaksanakan selama mengajar meliputi :

(a) Pengawasan terhadap hasil instruksi.

(b) Penguasaan dan pengendalian kelas.

i. Motivasi.
ii. Pemusatan perhatian pada tujuan.
iii. Pemeliharaan ketertiban dalam kelas.

(c) Pengamatan diri sendiri.

i. Kontrol diri sendiri.


ii. Pemeliharaan kerapihan lahir
(appearance ).
iii. Penggunaan teknik berbicara yang baik.
18

iv. Memperhatikan cara menguraikan bahan.


v. Pembagian waktu dalam mengajar.
vi. Kepercayaan diri sendiri dan penguasaan
diri

(3) Tindakan sesudah mengajar.

(a) Gumil/Instruktur harus dapat meyakinkan


bahwa materi yang diajarkan dapat dihubungkan oleh
Serdik dengan pelajaran-pelajaran yang lain atau
praktik.

(b) Pengawasan terhadap hasil instruksi. Yaitu


dengan jalan pemeriksaan untuk meyakinkan diri
bahwa pelajaran telah dipahami.

2) Persiapan Tertulis ( Persiapan Mengajar )

a) Kegunaan.

(1) Dapat digunakan sebagai pegangan / pedoman bagi


Gumil / Instruktur agar di dalam menyajikan bahan pelajaran
mempunyai bantuan mengajar.

(2) Untuk menjaga agar uraiannya merupakan keseluruhan


yang sistimatis, sehingga Serdik lebih mudah mengikutinya.

(3) Untuk menambah kepercayaan pada Gumil / Instruktur.

b) Susunan. Lembaran persiapan tertulis (Persiapan


Mengajar ) terdiri dari dua bagian yaitu :

(1) Keterangan umum untuk Gumil / Instruktur yang


berisikan keterangan tentang : Pendidikan, Judul Pelajaran,

Jumlah Jam Pelajaran, Jumlah Pelajaran Untuk mencapai TIU,


Tujuan Kurikuler, Waktu, Metode dan Alins / Alongins yang
digunakan.

(2) Jalannya uraian instruksi, yang disusun sebagai berikut


(contoh untuk pertemuan kedua) :

(a) Permulaan. Berisi ulangan pelajaran yang lalu,


yaitu :
19

i. Dengan uraian ringkas oleh Gumil /


Instruktur, pertanyaan-pertanyaan lisan
mengenai pelajaran yang lalu.

ii. Pengantar kepada pelajaran yang baru.


Sebagai usaha membangkitkan minat dan
menarik perhatian Serdik.

(b) Inti. Berisi uraian pokok tentang bahan


pelajaran yang disajikan ( ingat sistimatika susunan
dan pembagian dalam langkah-langkah / kesempatan
bertanya ).

(c) Akhir. Merupakan suatu ringkasan yang baru


saja disajikan dengan mengambil pokok-pokok yang
penting dan penekanan pada bagian-bagian yang
terpenting.

3) Rencana Papan Tulis. Disamping rencana persiapan tertulis,


biasanya diperlukan suatu ikhtisar yang berisikan garis-garis besar / pokok-
pokok dari pelajaran yang sedang diberikan yang juga disebut “Topic
Outline”. Topic Outline ini merupakan gambar rencana dari hal-hal yang
perlu dituliskan di papan tulis, yang disebut Rencana Papan Tulis.

b. Taraf-Taraf Instruksi. Proses instruksi terdiri dari 5 taraf yang


merupakan dasar dibangunnya mata pelajaran atau golongan mata pelajaran.
Adapun Taraf-Taraf Instruksi yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1) Taraf Persiapan.

a) Agar seorang Gumil / Instruktur dalam mentransformasikan


materi pelajaran dapat tercapai sesuai tujuan pendidikan, maka ia
harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Adapun
Persiapan Gumil / Instruktur tersebut antara lain :

(1) Pertimbangan keadaan yang dihadapi ( SITUASI ).

(2) Pertimbangan mengenai tujuan yang ingin dicapai


(SASARAN).

(3) Pertimbangan mengenai bahan pelajarannya ( APA ).

(4) Pertimbangan mengenai penyajian yang dipilih


(BAGAIMANA).

(5) Pemilihan alat-alat instruksi yang akan digunakan


( DENGAN APA ).
20

(6) Pertimbangan mengenai tempat pelajaran yang akan


diberikan (DIMANA ).

b) Sesudah seorang Gumil/ Instruktur mengadakan


pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, maka ia harus
mempelajari bahan pelajaran yang akan diberikan sedalam-
dalamnya, agar ia benar-benar menguasainya.

2) Taraf Penyajian. Pada taraf inilah mulai kegiatan mengajar yang


sesungguhnya. Apapun bentuk metode penyajiaannya, ia harus
memperhatikan pedoman umum sebagai berikut :

a) Pengantar. Serdik harus terlebih dahulu dipersiapkan secara


mental untuk menerima pelajaran, seakan-akan harus merupakan
tanah yang subur untuk ditanami. Untuk membawa Serdik pada
kondisi yang demikian itu haruslah dibangkitkan minatnya, agar
perhatian mereka tertuju pada pelajaran yang akan diberikan oleh
Gumil / Instruktur. Mereka harus mengetahui lebih dahulu apa yang
akan mereka pelajari dan apa manfaatnya bagi mereka tentang
materi yang akan dipelajari.

b) Inti Uraian ( Penjelasan ). Setelah Serdik diantar menuju


tujuan pelajaran maka barulah Gumil / Instrukstur dapat mulai dengan
inti uraian atau inti latihannya. Pada taraf ini ia dapat
menggunakan metode penyajian yang paling tepat untuk mata
pelajaran yang ia sajikan. Apapun bentuk penyajiannya ia harus
menyadari bahwa hanya dengan berbicara saja ia tidak dapat
menggiatkan Serdik. Karena hanya satu macam indera, Hal ini
sangat penting sehingga meminta perhatian tiap Gumil / Instruktur
didalam menyajikan suatu mata pelajaran. Untuk memperjelas
lagi uraiannya ia perlu sewaktu - waktu menunjukkan
(mendemonstrasikan ) sesuatu agar Serdik mendapat gambaran
yang lebih jelas lagi dari suatu gagasan, dalil atau prosedur.

Didalam instruksi militer hal ini lebih penting karena pendidikan


militer bersifat realistis / pragmatis demi tercapainya tujuan
pendidikan militer.

3) Taraf Praktik. Suatu pelajaran, baik teori maupun praktik, tidaklah


dapat dikatakan lengkap apabila sesudah penyajian intinya tidak diberikan
kesempatan pada Serdik untuk mempraktikkan segala sesuatu yang telah
ia pelajari. Kepada mereka harus diberikan kesempatan untuk
mempraktikkan prinsip-prinsip, pengertian-pengertian dan prosedur-
prosedur yang telah mereka pelajari. Hal ini sangat perlu dalam
pendidikan militer dan hendaknya para Gumil/Instruktur tidak menganggap
21

taraf ini remeh. Dalam taraf inilah dapat diketemukan bukti tentang
keberhasilan pelaksanaan instruksi.

Taraf ini tidak hanya merupakan taraf pemeriksaan terhadap kecakapan


Serdik, tetapi juga pemeriksaan terhadap berhasil tidaknya pekerjaan
Gumil / Instruktur.

4) Taraf Pemeriksaan. Taraf sebelum terakhir dalam proses penyajian


( proses instruksi ) adalah taraf pemeriksaan yang bertujuan memeriksa
sampai dimana para Serdik telah menangkap dan mengerti pelajaran
yang mereka telah terima. Cara pemeriksaan tergantung situasi yang
dihadapi dan tingkat pendidikan. Pemeriksaan dapat berbentuk pertanyaan
lisan maupun tulisan, ujian teori dan ujian praktik.

5) Taraf kritik. Taraf kritik atau “review” selalu merupakan taraf


lanjutan dari taraf praktik dan pemeriksaan. Pada taraf ini seorang Gumil /
Instruktur membuat suatu ringkasan dari seluruh bahan pelajaran yang telah
disajikan dari satu macam pelajaran. Taraf ini sekaligus merupakan
pengulangan garis-garis besar bahan pelajaran.

BAB IV
SIKAP / ETIKA GUMIL / INSTRUKTUR DALAM MENGAJAR / MELATIH

15. Umum. Gumil / Instruktur dituntut untuk selalu tampil meyakinkan dihadapan
Serdik dalam pelaksanaan kegiatan Proses Belajar Mengajar, oleh karena itu ia harus
memiliki pesyaratan sebagai seorang Gumil / Instruktur, memiliki sikap dan tindakan yang
baik serta harus memperhatikan petunjuk dalam proses pengajaran.

16. Karakteristik dan Kualitas Seorang Gumil / Instruktur yang Baik.

a. Persyaratan seorang Gumil / Instruktur yang baik.

1) Syarat Umum.

a) Menguasai dan mempunyai pengetahuan tentang materi yang


akan diajarkan. Syarat-syarat ini merupakan suatu kenyataan bahwa
seorang Guru harus mempunyai dan menguasai pengetahuan
tentang materi yang diajarkannya kepada orang lain. Hal ini dapat
diperoleh dengan mempelajari dari kepustakaan yang ada dan dari
pengalaman tugas di lapangan. Pengalaman lapangan yang dimiliki
akan memberikan kemampuan untuk mengevaluasi materi/bahan
ajaran yang ada di buku petunjuk (referensi) dan dapat
mengajukannya secara realistik (nyata) kepada para Serdik. Namun
agar benar-benar siap untuk menghadapi setiap pertanyaan yang ada
sebaiknya Gumil / Instruktur lebih mendalami bahan ajaran yang akan
22

diajarkan. Seorang Gumil / Instruktur akan menimbulkan kesalahan


yang serius jika dia beranggapan bahwa hanya dengan modal
pengalaman di lapangan akan cukup memberikan pengetahuan untuk
mengajar.

b) Memiliki kepribadian yang positif (positif personality) dan


perilaku/sikap dan tindakan yang profesional (profesional attitude).

(1) Memiliki kepribadian yang positif. Kepribadian


merupakan kualitas diri kondisi sikap mental tentang individu
seorang yang dapat menyenangkan dan tidak menyenangkan
terhadap respon/reaksi dari orang lain. Kepribadian yang
menyenangkan akan mendapatkan respon yang
menyenangkan pula. Kepribadian bukan merupakan sesuatu
yang dapat lahir begitu saja (secara misterius), tetapi diperoleh
dengan cara mengkonsentrasikan dan mengembangkan ciri-
ciri khusus dari kepribadian yang baik/menonjol.

(2) Seorang Gumil / Instruktur harus berusaha


mengembangkan kepribadian pada hal-hal yang positif.
Kepribadian yang baik akan mencerminkan kualitas sebagai
Guru yang baik. Kualitas Guru yang baik dapat dilihat dari :

(a) Kepercayaan diri.

i. Menguasai bahan ajaran yang diajarkan.


ii. Membuat persiapan sebaik mungkin.
iii. Menciptakan rasa percaya kepada
kemampuan sendiri.

(b) Semangat.

i. Tetap bersemangat dan dinamis walaupun


materi yang diajarkan kurang
menarik/membosankan.

ii. Yakin bahwa setiap materi yang diajarkan


itu penting.

(c) Rajin.

i. Berikan perhatian pada hal-hal yang


detail.
ii. Jangan ingin enaknya/selalu mencari
enaknya saja.
23

iii. Selalu berusaha semaksinal mungkin


untuk mengembangkan diri.
iv. Ciptakan standar kemampuan yang tinggi
baik terhadap diri sendiri maupun terhadap para
Serdik.

(d) Gaya dan cara berbicara.

i. Berbicaralah yang jelas dan dapat


dimengerti.
ii. Aturlah nada, kecepatan volume dan tinggi
rendah (gelombang).
iii. Bergerak secara biasa.
iv. Jangan sampai menjemukan.
v. Hindari gaya (sikap tindakan) yang tidak
perlu dan dapat mengganggu.

(e) Perilaku yang Profesional.

i. Bersikap jujur dan sportif.


ii. Jangan membanggakan diri sendiri dan
usaha tidak ada yang favorit.
iii. Bersikap ramah dan humoris serta sabar.
iv. Jaga selalu hubungan antara Guru
dengan Serdik selama pelajaran berlangsung
(tunjukkan sikap yang bersahabat).
v. Jangan melakukan sindiran.
vi. Akuilah kesalahan dan jangan enggan
mengatakan tidak mengetahui atau tidak bisa
menjawab serta saya akan mencari jawabannya.
vii. Bersikaplah kritis dan selalu adakan
pengawasan.
viii. Berikan pujian pada saat yang tepat.

c) Memiliki kemampuan dalam memimpin. Gumil / Instruktur yang


memiliki kemampuan untuk memimpin dengan baik dapat
mengembangkan kebiasaan, perilaku, sifat-sifat yang baik pula dalam
diri para Serdiknya.
24

d) Menguasai dan dapat mengaplikasikan prinsip-prinsip dan


teknik dalam memberikan instruksi. Tidak semua orang yang
berpengetahuan luas dapat menjadi Guru. Penguasaan dan dapat
mengaplikasikan prinsip-prinsip dan teknik-teknik dalam memberikan
instruksi merupakan persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang
Guru untuk dapat menyelenggarakan tar kader dan latihan di satuan.

2) Syarat Khusus.
a) Gadik Pengajar. Disamping memenuhi persyaratan umum,
Gadik Pengajar Harus :

(1) Memiliki sertifikat sebagai Gadik atau sederajat.


(2) Memiliki kualifikai psikologi sebagai pendidik.
(3) Menguasai materi ajaran yang diajarkan.

b) Gadik Penuntun. Disamping memenuhi persyaratan umum,


Gadik Penuntun harus :

(1) Memiliki kualifikasi sebagai Perwira Penuntun


(2) Memiliki kualifikasi psikologi sebagai pendidik
(3) Menguasai materi ajaran yang didiskusikan.

c) Gadik Instruktur/Pelatih. Disamping memenuhi persyaratan


umum Gadik Instruktur/Pelatih harus :

(1) Memiliki sertifikat sebagai Gadik atau yang sederajat.


(2) Memiliki kualifikasi psikologi sebagai pendidik
(3) Mahir memberi materi keterampilan yang diberikan dan
dilatihkan.

b. Bagaimana cara Seorang Gumil/Instruktur

mengembangkan kemampuannya untuk


menjadi Gumil / Instruktur (how the instructor can Improve). Seorang
Gumil / Instruktur yang dapat mengembangkan kemampuannya hanya dengan
usaha yang berlanjut dan tetap. Kenyataan/fakta telah menunjukkan bahwa
seorang Gumil / Instruktur yang telah mengajar lebih sering tidak berarti bahwa dia
telah mengembangkan kemampuannya.
Demikian juga bahwa seorang Instruktur yang dinilai standar
kemampuannya sepanjang tahun ini baik, tidak menjamin nilai standarnya tersebut
akan tetap atau lebih baik pada tahun yang akan datang. Untuk itu diperlukan
25

adanya upaya dari setiap Gumil / Instruktur sendiri dalam mengembangkan


kepribadiannya. Beberapa cara yang dapat digunakan adalah :

1) Ketahuilah hal-hal yang dapat membuat suatu kegiatan instruksi


tersebut menjadi baik (know what makes good instructions). Untuk
mengembangkan kemampuannya sebagai Gumil yang baik maka dia

harus menyusun standar/ukuran tertentu untuk dirinya, (apakah dia


masih pada tingkat dasar, menengah atau lanjut).

2) Mengamati kegiatan instruksi yang disajikan oleh Gumil / Instruktur


yang lain. Mengamati Gumil / Instruktur lain bukanlah berarti kita harus
meniru darinya, tapi belajar darinya. Instruktur yang benar-benar hebat
akan memiliki kepribadian yang berbeda dan menggunakan teknik yang
berbeda pula dalam melakukan kegiatan instruksi. Seorang Gumil /
Instruktur sebaiknya dapat menentukan apa yang dapat dilakukannya
dengan baik dan meningkatkan teknik kepelatihan/instruksi berdasarkan
kepada kemampuannya dari pada mengagumi kemampuan orang lain tetapi
malah menjadi jelek (kurang).

3) Selalu adakan analisa pada karakteristik diri


sendiri. (analyze your own characteristic). Evaluasi dan
menganalisa diri pribadi merupakan faktor yang paling esensi/utama dalam
usaha untuk meningkatkan kemampuan.
Seorang Gumil / Instruktur sebaiknya selalu berusaha mengevaluasi
kemampuan isntruksinya dan menganalisa karakternya untuk menemukan
apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Dia harus
menemukan kekuatan/kelebihannya dan meningkatkan kemampuan atas
dasar kekuatan tersebut. Temukan kekurangan dan perbaiki.

4) Berikan perhatian/konsentrasi pada


elemen yang khusus. Perhatian harus diberikan pada hal-hal yang khusus
dari segi kegiatan instruksi untuk meningkatkan kemampuan.

5) Mintalah bantuan rekan/teman.


Seorang Gumil / Instruktur tidak dapat mengevaluasi kemampuannya
secara obyektif. Dia sebaiknya mohon bantuan rekan/teman untuk
mengoreksi kemampuan instruksinya dan menerima dengan senang hati
atas kritikannya.
26

6) usaha secara terus menerus


Adakan

untuk mengembangkan/ me-


ningkatkan kemampuan. Setelah
mengajar, seorang Guru/Instruktur akan bertanya kepada dirinya, apa dia
telah melakukan kegiatan instruksinya dengan baik. Dia tidak boleh cepat
puas terhadap apa yang dilakukannya tetapi dia harus berusaha utnuk
mencari metode yang terbaik. Perhatian yang serius dan terus menerus
dalam mengupayakan metode yang terbaik merupakan ramuan/bahan
utama untuk resep meningkatkan kemampuan instruksinya.

17. Sikap dan Tindakan Gumil / Instruktur.

a. Sikap militer, korek dan tak dibuat-buat.


b. Cara berpakaian dan kerapihan badan terpelihara.
c. Jaga komunikasi dengan Serdik selama Proses Belajar Mengajar.
d. Memiliki kesadaran akan humor yang tepat pada waktunya.
e. Jangan selalu membanggakan diri sendiri.
f. Hindari kebiasaan yang berlebihan.

18. Hal-hal yang Merupakan Dorongan dalam Proses Belajar Mengajar.

a. Tauladan yang baik dari Gumil / Instruktur.


b. Berikan pujian pada saat-saat tertentu.
c. Hadiah dapat juga digunakan sebagai pendorong.
d. Adakan perlombaan dalam hubungan kelompok (adakan semangat
berlomba).
e. Suruhlah Serdik secepat dan sebanyak mungkin merasakan kenyataan.

19. Petunjuk Praktis bagi Gumil / Instruktur.

a. Pakaian.

1) Mengenakan pakaian lengkap sesuai Gamad.


2) Pakaian harus rapih dan bersih.
3) Pakaian tidak berbau sehingga dapat mengganggu konsentrasi
Serdik.

b. Berdiri.
27

1) Berdiri ditempat yang jelas terlihat oleh seluruh Serdik.


2) Hindari gerakan yang tidak perlu.Jangan membelakangi Serdik,
kecuali kalau perlu sekali.

c. Pandangan mata.

1) Usahakan pandangan mata menyebar ke seluruh kelas.


2) Jangan memandang hanya kepada salah seorang / sebagian Serdik
saja.
3) Jangan memandang seorang Serdik terlalu lama, kecuali ada
keperluan tertentu.
4) Jangan sering melihat jam.
5) Jangan sering melihat ke arah langit-langit, lantai dan lain-lain.

d. Tangan.

1) Gerakan tangan hendaknya hidup, jangan dilipat didada atau


dibelakang punggung.
2) Gerakan tangan wajar.

e. Suara dan Bahasa.

1) Suara.

a) Suara cukup keras, jangan terlalu keras atau lemah.

b) Suara hendaknya jangan satu nada saja, tetapi beri tekanan.

2) Bahasa

a) Bahasa hendaknya dikuasai (baik perbendaharaan kata


maupun tata bahasanya)

b) Jangan menggunakan bahasa-bahasa (asing dan daerah)


yang tidak dimengerti Serdik.

c) Bila terpaksa menggunakan kata-kata asing, harus dijelaskan


artinya.

f. Komunikasi dengan Serdik.

1) Pelihara komunikasi dengan Serdik selama Proses Belajar Mengajar.


2) Usahakan tidak menyakiti hati Serdik.
28

3) Usahakan mengenal nama-nama Serdik.

g. Penggunaan waktu. Upayakan penggunaan waktu tepat sesuai dengan


rencana yang ditentukan dalam jadwal.

h. Sikap dan mimik.

1) Sikap tegas dan tidak ragu-ragu.

2) Penuh semangat sehingga Serdik menganggap pelajaran yang


diberikan sangat penting.

3) Adakan humor sebagai selingan dan tepat waktunya.

i. Penggunaan Papan tulis (Pelajaran yang bersifat teori di kelas).

1) Tulisan dipapan tulis harus jelas terlihat oleh Serdik .

2) Tulisan-tulisan yang tidak berguna secepatnya dihapus.

3) Setelah selesai pelajaran, papan tulis dalam keadaan bersih.

4) Gunakan papan tulis sebanyak mungkin dalam menerangkan sesuatu


(dengan gambar-gambar, tulisan dll).

5) Jangan berbicara menghadap papan tulis.

6) Pergunakanlah kapur berwarna apabila menggunakan blackboard.

7) Sikap menulis, usahakan tulisan tidak terhalang oleh badan saat


menulis dipapan tulis.

8) Dalam menghapus papan tulis, debu kapur tidak berhamburan


apabila menggunakan blackboard.

j. Penggunaan Alins / Alongins.

1) Pilih Alins / alongins yang tepat.


2) Gunakan pada waktu dan tempat yang tepat.
3) Gunakan dengan cara benar.

k. Disiplin dan tata tertib tetap dipelihara.

l. Hilangkan kebiasaan-kebiasaan yang jelek baik perbuatan maupun


ucapan.

m. Ajukan pertanyaan sesuai dengan teknik bertanya yang benar.


29

BAB V
PENERAPAN CMI

20. Umum. Gumil / Instruktur dituntut untuk dapat menerapkan CMI dalam
pelaksanaan kegiatan Proses Belajar Mengajar, baik dalam mengajar di Micro Teaching,
mengajar di Kelas maupun mengajar di Lapangan.

21. Penerapan CMI dalam mengajar di Micro Teaching.

a. Pengertian Micro Teaching. Pengajaran Micro dapat diartikan sebagai


cara dalam melatih keterampilan keguruan atau praktik mengajar dalam lingkup
kecil/terbatas. Jumlah peserta didiknya sekitar 5 sampai 10 orang, ruang kelasnya
terbatas, waktu pelaksanaannya berkisar antara 10 dan 15 menit, terfokus pada
keterampilan mengajar tertentu, dan pokok pembahasannya disederhanakan.
Pengajaran micro sangat berguna dalam praktik keguruan, baik dalam pre-servise
maupun dalam in-servise. Ini berarti bahwa teknik ini besar manfaatnya dalam
usaha memupuk kompetensi profesional Gumil.

Terlebih, pada masa mendatang, peranan Gumil sangat luas, yang meliputi :
1) Gumil sebagai ukuran kognitif.
2) Gumil sebagai agen moral dan politis.
3) Gumil sebagai inovator.
4) Gumil sebagai kooperatif.
5) Gumil sebagai agen persamaan sosial dan pendidikan.

Untuk dapat memahami pembelajaran micro bagi calon Gumil, dikemukakan


beberapa asumsi dasar sebagai berikut :

1) Pada umumnya, Guru tidak dilahirkan tetapi dibentuk terlebih dahulu.


2) Keberhasilan seseorang dalam menguasai hal-hal yang lebih
kompleks, ditentukan oleh keberhasilannya dalam menguasai sesuatu yang
lebih sederhana sifatnya.
3) Dengan menyederhanakan situasi latihan maka perhatian dapat
dilakukan sepenuhnya kepada pembinaan keterampilan tertentu yang
merupakan komponen kegiatan mengajar.
30

4) Dalam latihan-latihan yang sangat terbatas, calon Gumil lebih mudah


mengontrol tingkah lakunya jika dibandingkan dengan mengajar secara
global dan bersifat kompleks.
5) Dengan menyederhanakan situasi latihan, diharapkan akan
memudahkan observasi yang lebih sistematis, obyektif, serta pencatatan
yang lebih teliti. Hasil dari observasi ini diharapkan dapat digunakan sebagai
koreksi bagi kekurangan yang ada pada calon Gumil. Akhirnya, ia segera
memperbaiki pada kesempatan latihan berikutnya.

b. Ciri-ciri Pengajaran Micro.

1) Pengajaran micro berarti pengajaran yang berskala kecil. Skala kecil


tersebut berkaitan dengan ruang lingkup materi pelajaran, durasi waktu,
jumlah siswa dan keterampilan yang digunakan.

2) Pengajaran micro dimaknai sebagai bagian dari keterampilan


mengajar yang kompleks, mendalam, dan teliti terhadap bagian demi
bagian.

3) Pengajaran micro adalah pengajaran yang sesungguhnya. Oleh


karena itu, calon Gumil harus membuat persiapan mengajar, melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat,
mengelola kelas serta menyiapkan perangkat pembelajaran lainnya yang
dapat mendukung proses belajar mengajar.

4) Pengajaran micro, pada hakekatnya adalah belajar yang


sesungguhnya. Ditinjau dari pelaksanaannya, calon Gumil akan belajar
bagaimana melakukan pembelajaran. Sedangkan teman yang bertindak
sebagai siswa akan dapat menilai tepat atau tidaknya strategi pembelajaran
yang digunakan oleh temannya.

5) Pengajaran micro bukanlah simulasi. Dalam situasi mengajar teman


sejawat, para calon Gumil tidak diperlakukan sebagaimana peserta didik,
akan tetapi mereka tetap menjadi teman yang sebenarnya dengan
kedudukan sebagai siswa. Hal ini untuk menghindari perilaku teman sejawat
yang dibuat-buat, yang mengakibatkan proses pembelajaran tidak kondusif.
31

c. Tujuan, Manfaat dan Sasaran Micro Teaching.

1) Tujuan Micro Teaching.

a) Tujuan umum pengajaran micro adalah memberikan


kesempatan kepada calon Gumil untuk berlatih mempraktikkan
keterampilan mengajar di depan teman-temannya dalam suasana
yang konstruktif, sportif dan bersahabat. Sehingga ia memiliki
kesiapan mental, keterampilan dan kemampuan performansi yang
terintegrasi untuk bekal praktik mengajar yang sesungguhnya.

b) Tujuan khusus pengajaran micro adalah sebagai berikut :

(1) Calon Gumil terampil dalam membuat persiapan


mengajar.
(2) Membentuk sikap professional sebagai calon Gumil.
(3) Berlatih menjadi Gumil yang bertanggung jawab dan
berpegang pada etika keguruan.
(4) Dapat menjelaskan pengertian micro teaching.

(5) Dapat berbicara didepan kelas secara runtut sehingga


mudah dipahami siswa.
(6) Terampil membuka dan menutup pelajaran.
(7) Dapat menyampaikan pertanyaan dengan benar.
(8) Dapat memotivasi belajar siswa.
(9) Dapat membuat variasi dalam mengajar.
(10) Dapat menggunakan alat-alat pelajaran dengan baik
dan benar.
(11) Dapat mengamati keterampilan keguruan secara
obyektif, sistematis, kritis dan praktis.
(12) Dapat memerankan sebagai guru, supervisor, peserta
didik, maupun observer dengan baik.
(13) Dapat menerapkan teori belajar dan pembelajaran
dalam suasana didaktik, pedagogic, metodik dan andragogis
secara benar dan menarik.
(14) Berlatih membangun rasa percaya diri.
32

2) Manfaat Micro Teaching.

a) Mengembangkan dan membina keterampilan tertentu calon


Gumil dalam mengajar.
b) Keterampilan mengajar terkontrol dan terlatih.
c) Perbaikan atau penyempurnaan secara cepat dapat segera
dicermati.
d) Latihan penguasaan keterampilan mengajar lebih baik.
e) Saat latihan berlangsung, calon Gumil dapat memusatkan
perhatian secara obyektif.
f) Menuntut dikembangkan pola observasi yang sistematis dan
obyektif.

3) Sasaran Micro Teaching.

a) Pendidikan pre-servis bagi calon Gumil, berfungsi antara lain :


(1) Sebagai persiapan calon Gumil sebelum benar-benar
mengajar didepan kelas.
(2) Sebagai usaha perbaikan penampilan calon Gumil.

b) Pendidikan in-servise bagi Gumil, berfungsi antara lain :


(1) Menemukan kelemahan sendiri untuk diperbaiki.
(2) Meningkatkan kemampuan supervisor.
(3) Mencoba metode baru.

22. Penerapan CMI dalam mengajar di Kelas.

a. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara


keseluruhan dengan Gumil sebagai pemegang peranan utama. Proses belajar
mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan
Gumil dan Siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan pendidikan. Interaksi hubungan timbal balik antara
Gumil dan Siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar
mengajar.

b. Pada proses belajar mengajar di kelas terdapat beberapa komponen yang


menunjang dan menentukan organisasi pengelolaan serta hasil. Dalam proses
33

belajar mengajar di Lemdik dengan struktur, urutan dan peranannya masing-


masing setidak-tidaknya mencakup delapan komponen yaitu tujuan, bahan ajaran,
metode, Gumil, Serdik, fasilitas, interaksi dan evaluasi.

c. Belajar mengajar di kelas sebagai proses (process), pada hakekatnya


mengandung 3 (tiga) unsur yaitu adanya input (bahan mentah yang hendak diolah),
process (kegiatan mengolah input), dan adanya output (hasil yang telah diolah).
Suatu proses dipandang baik apabila kualitas output lebih baik daripada input.
Dalam suatu proses secara keseluruhan, ketiga unsur tersebut (input, process, dan
output) dapat dibedakan satu sama lain, tetapi tidak dapat dipisahkan secara
mutlak.

d. Hal-hal yang harus diperhatikan apabila mengajar di kelas sebagai berikut :

1) Sifat pelajaran ( metode yang digunakan ).

2) Penerangan.

a) Sebaiknya cahaya dari sebelah kiri Serdik agar tidak silau.

b) Pembagian cahaya lampu merata.

3) Gangguan.

a) Suara.Jauh dari gaduh (Suara Manusia, Mesin dan Alam).


b) Pandangan.

(1) Jendela ditutup setinggi mata.

(2) Dinding jangan dihias.

c) Udara. Usahakan agar peredaran udara didalam ruangan


selalu segar dan nyaman.

e. Metode Pengajaran yang dapat digunakan oleh Gumil apabila mengajar


pada Pelajaran Teori di kelas antara lain :

1) Metode Ceramah.
2) Metode Tanya Jawab.
3) Metode Diskusi.
4) Metode Pemberian Tugas dan atau Resitasi
5) Metode Pemecahan Masalah / Study Kasus.
6) Metode Manusia Sumber (Rescource Person).
34

7) Metode Study Kepustakaan.


8) Metode Audio Visual.
9) Metode Proyek atau Unit.

23. Penerapan CMI dalam mengajar di Lapangan.

a. Gumil merupakan profesi/jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian


khusus. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar
bidang kependidikan walaupun kenyataannya masih dilakukan orang di luar
kependidikan.

b. Tugas Gumil sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih.


Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar
berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada
Siswa.

c. Hal-hal yang harus diperhatikan apabila mengajar diluar kelas atau di


lapangan sebagai berikut :

1) Sifat pelajaran ( metode yang digunakan )

2) Gangguan.

a) Suara. Jauh dari gaduh (Suara Manusia, Mesin dan Alam).

c) Pandangan.

(1) Jangan menghadap jalan raya.

(2) Jangan menghadap keramaian orang.

c) Cuaca

(1) Suhu. Diusahakan suhu jangan mempengaruhi Serdik


dalam PBM ( cari tempat yang terlindung dan mendukung
kegiatan PBM ).

(2) Angin. Usahakan Serdik menghadap arah angin.

(3) Cahaya. Usahakan Serdik membelakangi matahari dan


sedapat mungkin cari tempat yang teduh.
35

d. Metode Pengajaran yang dapat digunakan oleh Instruktur/pelatih apabila


mengajar pada pelajaran praktik di lapangan antara lain :

1) Metode Demonstrasi.
2) Metode Aplikasi.
3) Metode Sosio Drama.
4) Metode Kerja Kelompok.
5) Metode Karyawisata.
6) Metode Pemberian Tugas dan atau Resitasi.
7) Metode Survey Sosial.
8) Metode Pengabdian Masyarakat (Community Service).
9) Metode Team Teaching (Sistem Pengajaran Beregu).
10) Metode Simulasi.
11) Metode Drill.
12) Metode Geladi Peta.
13) Metode Geladi Model.
14) Metode Geladi Medan.
15) Metode Geladi Posko.
16) Metode Eksperimen.
17) Metode Penemuan (Discovery-Inquiry).
RAHASIA
35

BAB VI
PENUTUP

24. Penutup. Demikian Naskah Sekolah tentang Cara Memberi Instruksi ini disusun
untuk Bahan Ajaran pada Dikgumil Abit Dikcabpa.

a.n. Komandan Kodiklatad


Dirdik,

Hilman Hadi,S.I.P.M.B.A
Brigadir Jenderal TNI

RAHASIA

Anda mungkin juga menyukai