Satuan jajaran TNI AD ( Laporan Spamad Triwulan I-IV, 2012). Hal ini tentunya bertentangan
dengan Motto kedisiplinan TNI AD yang selalu terpampang di seluruh Satuan jajaran TNI AD
yang menyebutkan “STOP PELANGGARAN! DISIPLIN ITU INDAH”. Pada kenyataannya
data yang didapat di lapangan membuktikan bahwa angka pelanggaran yang terjadi masih
cukup tinggi. Ini berarti bahwa Motto ini hanya merupakan teori belaka yang belum dapat
diaplikasikan secara optimal oleh prajurit di lapangan. Disinilah Dansat seharusnya dapat
mengoptimalkan program Binsatnya pada aspek personel, khususnya di bidang penegakan
disiplin, hukum dan tata tertib (Diskumtatib).
Dari beberapa data diatas, tentunya satu hal penting yang perlu digarisbawahi dalam
pelaksanaan Binsat adalah “FAKTOR KEPEMIMPINAN” Dansat itu sendiri. Sebagai
pimpinan dan manager di Satuan, seorang Dansat dituntut untuk mampu menerapkan gaya
kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi berdasarkan karakteristik dan budaya
Satuan masing-masing. Hal ini merupakan faktor penting yang perlu dipedomani agar
pelaksanaan Binsat di Satuan dapat mencapai hasil yang optimal. Kemampuan seorang
Dansat dalam berinisiatif dan menciptakan inovasi-inovasi baru di Satuan dapat diaplikasikan
dalam hal perencanaan kegiatan Binsat dalam rangka mencapai kesiapan operasional
Satuan. Ketidakcakapan Dansat dalam memimpin Satuan dapat berakibat fatal terhadap
kredibilitas dan kinerja Satuan tersebut serta dapat menggagalkan pencapaian tugas pokok.
Beberapa kasus menonjol yang pernah terjadi di Satuan seperti insubordinasi massal (Yonif
751 dan Yonif 734), penyalahgunaan wewenang oleh Dansat (Yonif 500/R, Danyonzipur
9/K), keterlibatan anggota dalam geng motor (Yonarh 6), anggota meninggal saat
pelaksanaan orientasi (Yonarmed 16), Dansat melakukan tindakan asusila (Yonkav 11)
(Bahan studi kasus apel Dansat terpusat TNI AD, 2011dan 2012) dan kasus-kasus lainnya,
mengindikasikan adanya Ketidaktepatan Dansat dalam penerapan Kepemimpinan.
Faktor lain yang dapat menunjang keberhasilan pelaksanaan Binsat adalah peran dari
anggota di Satuan itu sendiri. Tanpa adanya dukungan dari anggota di Satuan, Dansat tidak
akan berhasil dalam melaksanakan Binsat. Hal ini pada dasarnya dapat dicapai apabila
anggota merasa kesejahteraannya terpenuhi. Menyikapi hal ini, pimpinan TNI AD telah
berupaya untuk membuat kebijakan-kebijakan baru, yang berkaitan dengan kesejahteraan
prajurit, seperti pemberian remunerasi, kenaikan gaji, kenaikan uang lauk pauk (ULP),
peningkatan dana latihan yang cukup signifikan pada tahun 2012 sebesar 157% serta
3
Enam aspek Binsat yang ada (organisasi, personel, materiil, pangkalan, peranti lunak
dan latihan), pada dasarnya saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Keberhasilan
Binsat di satu aspek akan berpengaruh terhadap aspek yang lain. Disamping itu, program
Binsat tidak bisa dilepaskan dengan program atau rencana kerja tahunan yang turun dari
satuan atas maupun atas inisiatif/pengembangan Dansat, sehingga betul-betul mendekati
sasaran yang ingin dicapai Satuan itu sendiri sesuai kebutuhan. Oleh karena itu, Dansat
harus dapat merumuskan upaya-upaya untuk mengoptimalkan pelaksanaan Binsat di
satuannya yang saat ini masih ditemukan permasalahan disiplin prajurit yang masih rendah
(menekan angka pelanggaran di Satuan menjadi 0%), pola kepemimpinan komandan satuan
yang tidak efektif sehingga tidak tercipta hubungan kerjasama yang harmonis dan kondusif
dengan anggota, guna menunjang pelaksanaan Binsat, serta belum optimalnya penggunaan
dana latihan secara berdaya dan berhasil guna yang saat ini sudah mengalami peningkatan
signifikan guna meningkatkan kualitas kemampuan perorangan dan Satuan.
Uraian persoalan yang telah dituliskan diatas dapat dirumuskan dalam perumusan
persoalan “BAGAIMANA OPTIMALISASI PEMBINAAN SATUAN DALAM RANGKA
MENINGKATKAN PROFESIONALISME PRAJURIT?”
Adapun nilai guna dalam penulisan ini, memberikan gambaran tentang optimalisasi
pembinaan satuan dalam rangka meningkatkan profesionalisme prajurit serta sebagai bahan
masukan dan saran kepada komando atas untuk mengambil kebijakan lebih lanjut.
4
Peningkatan disiplin prajurit adalah salah satu faktor utama dalam rangka menekan
angka pelanggaran di satuan serta menjadi tolak ukur kesuksesan Komandan Satuan dalam
membina satuannya. Dihadapkan dengan hal tersebut ada beberapa cara/tehnik yg bisa
Komandan Satuan lakukan dalam rangka meningkatkan disiplin prajurit, diantaranya adalah
depan prajurit lain, kronologis kejadian di ceritakan dari awal prajurit tersebut melakukan
pelanggaran sampai dengan selesai menjalani sanksi/hukuman. Kemudian prajurit tersebut
memberikan nasehat serta masukan kepada seluruh prajurit lain yang belum maupun sudah
pernah melakukan pelanggaran. Dengan metode ini prajurit tersebut bisa menjadi contoh
serta referensi bagi prajurit lain sehingga prajurit lain berfikir dua kali apabila akan berniat
untuk melakukan pelanggaran.
beragama islam setiap malam jumat secara bersama-sama. Yang ketiga mengadakan
kegiatan wajib shalat 5 waktu secara bersama–sama bagi yang beragama islam serta wajib
melaksanakan kebaktian secara bersama–sama bagi yang beragama kristen. Yang keempat
dengan memberikan siraman rohani atau ceramah keagamaan minimal sebulan sekali
sesuai dengan agama masing–masing. Yang kelima adanya pengawasan melekat dan
tindakan yang tegas dari para Komandan Satuan terhadap pelaksanaan kegiatan
keagamaan tersebut, karena apabila hanya menjadwalkan kegiatan tanpa ada perhatian dan
pengawasan yang ketat memungkinkan prajurit tidak serius dan tidak efektif mengikuti
kegiatan tersebut. Kegiatan–kegiatan pembinaan mental tersebut apabila diterapkan dengan
maksimal, efektif dan sungguh–sungguh maka akan membentuk prajurit yang memiliki
kepribadian yang sehat, akhlak yang terpuji dan bertanggung jawab. Sehingga apa yang
diharapkan oleh Komandan Satuan untuk meningkatkan disiplin serta menekan angka
pelanggaran akan terwujud.
Kelima dengan membuat jaring intel di satuan bawah. Selain hal–hal tersebut
diatas, salah satu langkah Komandan Satuan yang bisa diambil dalam rangka menekan
angka pelanggaran adalah dengan membentuk jaring intel di satuan tingkat bawah seperti di
tingkat Kompi sampai dengan tingkat Peleton. Jaring intel yang di pasang di satuan bawah
haruslah maksimal tugasnya dalam mengantisipasi perkembangan situasi selain itu personel
yang di tunjuk adalah personel yang dapat dipercaya. Tugas dan tanggung jawabnya adalah
melaporkan segera apabila ada hal–hal menonjol dan adanya indikasi prajurit yang akan
melakukan pelanggaran disiplin atau bahkan tindak pidana yang lebih berat. Sehingga dari
laporan tersebut Komandan Satuan dapat mengambil langkah–langkah preventif untuk
mengatasi kemungkinan pelanggaran disiplin yang akan dilakukan seorang prajurit di satuan
bawah.
pelanggaran yang akan dilakukan oleh prajurit, bisa segera di tindak lanjuti, ini juga salah
satu upaya menekan angka pelanggaran di satuan dan meningkatkan disiplin prajurit.
Dengan metoda ini secara langsung maupun tidak langsung Komandan Satuan
akan mendapatkan informasi tentang kondisi anggota serta merasakan apa yang anggota
rasakan. Banyak kegiatan – kegiatan yang bisa seorang Komandan Satuan ikuti terutama
yang berhubungan langsung dengan anggota seperti kegiatan olahraga bersama, kegiatan
ibadah bersama, mengawasi kegiatan latihan. Selain itu Komandan Satuan juga harus aktif
dan hadir manakala ada kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan keluarga anggota
seperti menghadiri undangan anggota yang melaksanakan pernikahan, acara sukuran serta
pada saat anggota tertimpa musibah, Komandan Satuan juga dituntut untuk memberikan
9
dukungan moril dan motivasi agar anggota tersebut tetap tegar, tabah dan tetap semangat
dalam menghadapi setiap cobaan.
Di samping itu disaat – saat luang Komandan Satuan bisa memanfaatkan untuk
berkunjung ke rumah anggota sehingga seorang Komandan Satuan akan mengetahui
langsung bagaimana kondisi dan permasalahan – permasalahan anggotanya, serta anggota
juga akan merasa dekat dan merasa diperhatikan oleh atasannya. Ini juga menunjukkan
simpati (ikut merasakan) bahkan emphaty (menghayati secara mendalam problema yang
dialami seolah-olah dirinya yang mengalami problema tersebut) terhadap kesulitan anggota
atau bawahannya. Sehingga akan menimbulkan suasana yang harmonis dan kondusif antara
Komandan Satuan dengan anggotanya.
memegang status kepemimpinannya hanya sebagai status dan kepuasan pribadi. C. Disiplin.
Seorang Komandan Satuan harus terlebih dahulu memberi contoh dan menjadi panutan
terutama dalam hal disiplin . karena di kalangan prajurit tingkat bawah hal ini juga terjadi
dengan seringnya para prajurit melakukan tindakan-tindakan yang merugikan rakyat dan
organisasi TNI dengan mengatasnamakan kepatuhan terhadap perintah militer, sekalipun ia
menyadari bahwa tindakannya itu salah dan bertentangan dengan peraturan yang berlaku.
Benar bahwa kepatuhan berdisiplin kebiasaan mengikuti perintah merupakan sifat
keprajuritan dan tuntutan militer. Akan tetapi, bila menyebabkan terjadinya pergolakan dan
kekacauan, perintah-perintah yang bertentangan bisa menyebabkan seorang prajurit mudah
dipermalukan. inilah sebabnya seorang Komandan Satuan dituntut harus bisa menjadi
contoh terutama yang berhubungan dengan masalah disiplin. Sehingga dengan adanya
keselarasan antara sikap dan perilaku atasan dengan bawahannya maka akan terbentuklah
hubungan kerjasama yang harmonis dan kondusif antara Komandan Satuan dengan
anggota/bawahannya.
Keempat adalah dengan mengadakan kegiatan konseling antara atasan dan
bawahan. Kegiatan ini adalah salah satu cara untuk menciptakan hubungan kerjasama yang
harmonis dan kondusif antara Komandan Satuan dengan anggota. Konseling dilaksanakan
dengan cara berkomunikasi langsung dengan bawahan agar membantu mereka
memecahkan masalah dan menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga mereka berupaya
meningkatkan prestasinya. Cara lain yang baik adalah memberi saran dan petunjuk serta
arahan agar anak buah/bawahan bisa lebih baik dari masa lalu, kemudian meminta umpan
balik ( feed back ) dari mereka tentang hal-hal yang berkaitan dengan keterampilan disertai
saran – saran dalam rangka untuk membangun satuan ke arah yang lebih baik, sehingga
bawahan/anggota merasa ide – ide dan saran – saran mereka diperlukan, dihargai dan
diperhatian oleh atasannya.
meningkatkan kinerja satuan. Seiring dengan berjalannya waktu maka banyak perubahan –
perubahan yang positif yang dilakukan di tubuh TNI terutama dibidang latihan,berbeda
dengan TNI dimasa lalu dimana adanya keterbatasan dukungan anggaran latihan
menyulitkan para Komandan Satuan dalam melakukan pembinaan satuannya.
Kondisi ini dapat menurunkan moril dan semangat juang prajurit serta dapat
menimbulkan penyimpangan-penyimpangan norma, ketentuan dan prosedur. Sementara di
saat sekarang ini, komando atas lebih intens dalam hal latihan sehingga dana latihan pada
saat ini dan untuk kedepannya telah dan akan mengalami peningkatan yang sangat
signifikan. Dihadapkan dengan hal tersebut Komandan Satuan dituntut bisa mengoptimalkan
penggunaan dana latihan tersebut agar lebih berdaya dan berhasil guna dalam
meningkatkan kualitas kemampuan perorangan dan satuan. Beberapa hal yang harus di
perhatikan oleh Komandan Satuan untuk mewujudkan hal tersebut diatas, diantaranya
adalah sebagai berikut.
Ketika anggaran dari satuan atas telah turun, maka komandan satuan mampu
mengolah dan menempatkan dana tersebut sesuai dengan apa yang sudah diprogramkan
dari satuan atas sesuai dengan ketentuan serta transparansi, apalagi dana tersebut
12
berkaitan dengan uang makan dan uang saku anggota/bawahannya. Ada beberapa langkah
yang bisa diterapkan seorang dansat dalam menyikapi hal tersebut diatas, diantaranya yang
pertama adalah memanfaatkan koperasi satuan sebagai rekanan. Sehingga kebutuhan
anggaran untuk mendukung pelaksanaan latihan sebelum dana turun bisa dimanfaatkan dari
dana pinjaman koperasi satuan tersebut. Dana yang dikeluarkan/dipinjam dari koperasi
satuan harus diprioritaskan untuk Kebutuhan yang menunjang pelaksanaan kegiatan latihan.
Hal yang kedua yang harus dilakukan Komandan Satuan adalah mengadakan
koordinasi dengan pihak Pekas mengenai penggunaan anggaran sementara dari koperasi,
meminta masukan, serta saran mengenai langkah yang diambil Komandan Satuan tersebut,
sehingga langkah yang diambil seorang Komandan Satuan diyakinkan tidak menyalahi
aturan yang berlaku. Manakala hal tersebut telah dilakukan oleh seorang Komandan Satuan
maka langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah mengawasi dengan ketat
pelaksanaan dilapangan mulai dari penggunaan dana yang sudah diturunkan sampai dengan
pelaksanaan latihan. Dihadapkan terhadap dukungan anggaran yang maksimal maka
pelaksanaan latihan harus dilaksanakan dengan maksimal dan tepat sasaran sehingga dari
hasil latihan tersebut dapat menghasilkan output berupa peningkatan kualitas
profesionalisme prajurit yang berlipat ganda.
Pertanggung jawaban keuangan bukan hanya berbentuk administrasi hitam diatas putih tapi
lebih ke penerapan/aplikasi di lapangan terutama yang berkaitan dengan hak- hak anggota
seperti uang makan latihan (UML) dan uang saku latihan (USL). Hak – hak tersebut harus
diberikan sepenuhnya sesuai dengan apa yang telah didukung dari satuan atas sehingga
kegiatan latihan dapat berdaya dan berhasil guna dalam meningkatkan kualitas kemampuan
perorangan maupun satuan.
13
Setelah Takah tersebut dibuat maka langkah selanjutnya yang dilakukan oleh seorang
Komandan satuan adalah berkoordinasi dengan satuan atas dan pihak pekas agar memohon
audit atau memeriksa semua administrasi yang telah satuan siapkan dalam rangka
pertanggung jawaban keuangan/anggaran latihan yang telah di dukung oleh komando atas
sehingga dari masukan – masukan tim pemeriksa/audit tersebut menjadi acuan seorang
Komandan Satuan untuk menyempurnakan pertanggung jawaban terhadap penggunaan
anggaran latihan tersebut. Manakala semua langkah – langkah tersebut diatas sudah
diterapkan dan di aplikasikan dengan baik oleh seorang Komandan Satuan, maka akan
terwujud pembinaan satuan yang terprogram, terarah, terukur dan berkesinambungan serta
mampu meningkatkan kualitas kemampuan dan profesionalisme satuan.
Sebagai kesimpulan dalam penulisan essay ini, Optimalisasi pembinaan satuan dalam
rangka meningkatkan profesionalisme prajurit dapat terealisasi, manakala seorang
Komandan Satuan memiliki upaya – upaya, tehnik – tehnik, serta methoda – methoda
kepemimpinan yang cerdas serta tepat sasaran. Banyak upaya – upaya yang dilakukan oleh
seorang Komandan Satuan dalam mewujudkan pembinaan satuan dalam rangka
meningkatkan profesionalisme prajurit, tetapi sering sekali langkah – langkah yang diambil
tersebut tidak sesuai dan tidak tepat sasaran, sehingga akibatnya merugikan satuan itu
14
Beberapa tehnik yang dapat dilakukan seorang Komandan Satuan dalam rangka
meningkatkan disiplin prajurit adalah sebagai berikut : pertama mempelajari dan mengetahui
jenis pelanggaran yang lebih potensial terjadi di satuan tersebut, kedua Memberikan contoh
– contoh pelanggaran yang pernah terjadi dan hukuman yang diberikan, ketiga
menyelenggarakan sidang pemutusan hukuman (sidang kumplin) terhadap personel yang
menyelenggarakan pelanggaran disiplin, keempat dengan memaksimalkan fungsi bintal di
satuan, kelima dengan membuat jaring intel di satuan bawah, keenam dengan
menyelenggarakan sistem pelaporan langsung ke Komandan Satuan melalui sms centre,
ketujuh dengan memberikan rewards/penghargaan serta apresiasi kepada prajurit yang
berprestasi.
mampu membuat pertanggung jawaban keuangan yang benar dan sesuai ketentuan.
Demikian tulisan ini disusun sebagai bahan masukan dan sumbang saran kepada pimpinan
semoga dapat memberikan manfaat untuk kebaikan satuan jajaran TNI AD kedepan.
Fredy Sianturi
Mayor Inf NRP 11960050840575