Anda di halaman 1dari 10

TERBATAS

CONTOH TELAAHAN STAF

STAF OPERASI
KODAM XV/KARTIKA YUDHA
HARIMAU
04 MAR 200C

TELAAHAN STAF NO. 1

Masalah : BINSAT (Pelaksanaan Binsat di Kodam XV/Kartika Yudha)

1. PERSOALAN. Pelaksanaan Binsat di Kodam XV Kartika Yudha masih belum


mampu mencapai tujuan dan sasaran pembinaan satuan TNI AD yang telah ditetapkan
yaitu mewujudkan kesiapan operasional satuan dalam menghadapi pelaksanaan tugas-
tugas TNI AD.

a. Pembinaan latihan yang tidak terlaksana dengan baik dan benar.


b. Sarana dan prasarana latihan kurang mampu mendukung pelaksanaan
pembinaan latihan.
c. Para Komandan Satuan kurang mampu menerapkan kepemimpinan
lapangan dengan baik.
d. Kesegaran jasmani prajurit kurang prima untuk dapat melaksanakan tugas
dengan baik.
e. Pemahaman prajurit tentang hukum, disiplin dan tata tertib masih kurang.
f. Kondisi sosial prajurit masih memprihatinkan untuk dapat memiliki
semangat juang, motivasi dan jiwa korsa yang baik.
g. Para Pembina satuan kurang memahami tentang sistim pembinaan
administrasi yang berlaku di satuan.

2. PRA ANGGAPAN. Tidak ada perubahan tentang Kebijakan Kasad untuk tetap
meningkatkan kuantitas pelaksanaan Pembinaan Satuan TNI AD.

TERBATAS
2

3. FAKTA YANG MEMPENGARUHI.

a. Satuan-satuan jajaran Kodam XV/Kartika Yudha tidak memahami dan


mampu dalam menyelenggarakan latihan pembinaan petembak sehingga tidak
mendapatkan kader-kader petembak yang baik. Kondisi ini dibuktikan pada
lomba tembak Piala Kasad TA 200B dimana kontingen petembak yang mewakili
Kodam XV/Kartika Yudha hanya mampu mencapai peringkat ke sebelas dari
lima belas peserta.

b. Kegiatan pembinaan latihan satuan tingkat Batalyon di Kodam XV/Kartika


Yudha tidak dilaksanakan sesuai program latihan yang telah ditetapkan. Hal ini
dapat dilihat dari hasil pelaksanaan Pengawasan Latihan yang dilakukan oleh
Asops Kasdam XV/Kartika Yudha ke satuan-satuan bahwa kegiatan-kegiatan
yang tidak berorientasi pada peningkatan dan pemeliharaan kemampuan prajurit
dan satuan lebih banyak dilakukan dibanding dengan kegiatan pembinaan
latihan.

c. Hasil inspeksi yang dilakukan oleh Pangdam XV/Kartika Yudha ke satuan-


satuan jajaran Kodam XV/Kartika Yudha ditemukan bahwa kondisi lapangan
tembak dan sarana pendukungnya yang dimiliki hampir disatuan-satuan jajaran
Kodam XV/Kartika Yudha untuk menyelenggarakan latihan menembak dalam
kemampuan menembak prajurit kondisinya tidak terpelihara dengan baik dan
tidak standar bila dihadapkan pada tuntutan sasaran kemampuan menembak
yang harus dimiliki prajurit.

d. Para Komandan satuan setingkat Batalyon selaku penanggung jawab


pembinaan satuan terendah pada tatanan pembinaan satuan TNI AD tidak
mampu menerapkan kepemimpinan lapangan dengan baik. Hal ini dapat dilihat
dari ketidak mampuan para Komandan satuan untuk berinovasi, berinisiatif serta
memiliki dedikasi yang tinggi dalam meningkatkan mutu tempur prajurit dan
satuannya ditengah kesulitan anggaran yang dimiliki TNI AD.
3

e. Sesuai laporan Kajasdam XV/Kartika Yudha setelah melaksanakan


pemeriksaan kesegaran jasmani prajurit di satuan tingkat Batalyon jajaran
Kodam XV/Kartika Yudha diperoleh hasil rata-rata bahwa 55 % prajurit memiliki
nilai kurang dari 60, 25 % prajurit memiliki nilai 61 s.d. 70 dan hanya 20 % yang
mampu mencapai nilai diatas 71.

f. Sesuai laporan dan evaluasi program kerja dan anggaran bidang personel
yang dibuat oleh Aspers Kasdam XV/Kartika Yudha melaporkan bahwa :
Pelanggaran disiplin dan pidana yang dilakukan prajurit di sataun jajaran Kodam
XV/Kartika Yudha pada TA 200B meningkat secara drastis. Pelanggaran disiplin
secara keseluruhan meningkat 10% (65 kasus pada TA 200B menjadi 61 kasus
pada TA 200C) dan pelanggaran pidana secara keseluruhan meningkat 20 %
(17 kasus pada TA 200B menjadi 21 kasus pada TA 200C).

g. Hasil inspeksi yang dilakukan oleh Aslog Kasdam XV/Kartika Yudha


bersama Kakesdam XV/Kartika Yudha dilaporkan bahwa kondisi sosial prajurit di
satuan jajaran Kodam XV/Kartika Yudha cukup memprihatinkan. Hal ini
diperkuat dengan banyaknya prajurit dan keluarganya yang tinggal di pangkalan
satuan terpusat maupun di asrama-asrama tentara. Yang terkena penyakit
Deman Berdarah sbb : 7 orang prajurit Yonif 366, 4 orang prajurit Yonif 363, 5
orang prajurit Yonif 369, 6 orang prajurit Yonkav 23, 5 orang prajurit Yon Arm 25,
3 orang prajurit Paldam XV/Kartika Yudha dan 4 orang prajurit Bekangdam
XV/Kartika Yudha serta 2 orang anggota keluarga Koptu Bajuri dari Yonif 369
diduga merupakan Suspect Flu Burung sehingga harus dirawat secara intensif di
RS Pusat Kota HARIMAU.

h. Hasil inspeksi yang dilakukan oleh Irdam XV/Kartika Yudha ditemukan


beberapa satuan yang kurang tertib dalam pembinaan administrasi baik yang
menyangkut administrasi keuangan, administrasi logistik dan administrasi
personel. Beberapa temuan Itdam antara lain : Pertanggungjawaban keuangan
penyelenggaraan Geladi Posko I Yonif 369 yang dibuat oleh Rindam XV/Kartika
Yudha khususnya Uang Makan Latihan masih belum sesuai ketentuan
penggunaannya. Laporan pertangungjawaban penggunaan Munisi Latihan
4

Yonif 366 yang dituangkan dalam Bentuk-28 masih belum sesuai khususnya
antara jumlah munisi yang digunakan dengan sisa munisi yang ada dalam
Gudang serta Tidak diselenggarakannya sidang disiplin terhadap Praka Jhon
Khemon dari Yonkav 23 yang melakukan pelanggaran tidak hadir tanpa ijin
selama 13 hari.

4. DISKUSI.

a. Salah satu yang paling mudah dilihat untuk menentukan tolok ukur
keberhasilan pembinaan satuan yang dilakukan oleh Kotama Ops jajaran TNI AD
adalah kemampuan menembak prajurit. Sangatlah tepat bila Kasad setiap
tahun menyelenggarakan lomba tembak dalam bentuk merebutkan Piala Kasad.
Pada tahun anjaran TA 200B kontingen petembak yang mewakili Kodam
XV/Kartika Yudha untuk mengikuti lomba tembak tersebut hanya mampu
mencapai peringkat ke sebelas dari lima belas kontingen peserta. Dari hasil
evaluasi yang dilakukan oleh Asops Kasdam XV/Kartika Yudha diketahui bahwa
pada Pembina latihan disatuan-satuan jajaran Kodam XV/Kartika Yudha masih
banyak yang tidak memahami dan mampu dalam menyelenggarakan latihan
pembinanan petembak sehingga berakibat tidak mampu juga mendapatkan
kader-kader petembak yang baik di satuan. Kondisi tersebut harus dapat diatasi
bila para Pembina latihan mulai setingkat Danki sampai setingkat Danyon jajaran
Kodam XV/Kartika Yudha diberikan pengetahuan dan keterampilan ulang melalui
penataran pembinaan latihan secara terpusat yang diselenggarakan Rimdam
XV/Kartika Yudha. Waktu pelaksanaan penataran sangat tepat pada periode
TW I, TA 200C karena para peserta penataran akan mengaplikasikan hasilnya
pada TW II, TW III dan TW IV, sehingga pada pelaksanaan lomba tembak pada
Piala Kasad TA 200C Kodam XV/Kartika Yudha diharapkan sudah mampu
meningkatkan peringkat yang lebih baik dari dari hasi TA 200B.

b. Kegiatan pembinaan latihan merupakan salah satu dari kegiatan


pembinaan satuan, dimana tuntutan dari hasil pembinaan latihan tersebut adalah
kemampuan standar kesiapan operasional yang dimiliki prajurit dan satuan
dalam menghadapi tuntutan tugas-tugas TNI AD.
5

Tolok ukur dari siklus pembinaan latihan ditingkat Kotama adalah hasil
pelaksanaan latihan puncak yaitu Geladi Lapangan tingkat Batalyon Tim
Pertempuran (BTP). Banyak satuan jajaran Kodam XV/Kartika Yudha yang
tidak mampu melaksanakan latihan sesuai program latihan yang telah ditetapkan
dikhawatirkan akan berakibat menurunnya kemampuan mutu tempur prajurit dan
satuan sehingga pada akhirnya akan menunggu kehancuran dalam pelaksanaan
tugas operasi. Kondisi tersebut lebih banyak disebabkan pada ketidakmampuan
Pembina latihan dalam menerapkan Manajemen dan Manajemen
penyelenggaraan latihan yang menjadi kewajibannya dalam mengelola satuan.
Kondisi tersebut harus dapat diatasi dengan memberikan penataran pembinaan
latihan terpusat kepada para Pembina latihan mulai setingkat Danki sampai
setingkat Danyon, Danbrigif dan Danrem jajaran Kodam XV/Kartika Yudha.
Materi yang diberikan adalah pengetahuan dan keterampilan tentang penerapan
Manajemen Latihan dan Manajemen Penyelenggaraan Latihan.
Penyelenggara oleh Kodam XV/Kartika Yudha dengan waktu pada periode TW. I
TA 200C dengan harapan pada TW.II, TW III, TW.IV para Pembina latihan
Kodam XV/Kartika Yudha akan menerapkan hasil penatarannya pada
pelaksanaan proggram latihan secara baik dan benar.

c. Faktor pendukung keberhasilan pembinaan latihan adalah sarana dan


prasarana latihan yang memadai sesuai standar kekuatan dan kemampuan yang
ditetapkan. Beberapa sarana dan prasarana latihan disatuan-satuan jajaran
Kodam XV/Kartika Yudha kondisinya kurang terpelihara dengan baik dan kurang
standar bila dihadapkan pada tuntutan sasaran pembinaan latihan termasuk
sasaran meningkatkan kemampuan menembak prajurit sehingga untuk dapat
menyelenggarakan latihan dengan baik perlu suatu upaya terprogram untuk
dapat meningkatkan mutu dari sarana dan prasarana latihan serta upaya Dansat
untuk mau dan mampu mengembangkan satuannya lebih baik.

d. Pembinaan satuan di lingkungan TNI AD lebih menekankan pada upaya


para Komandan satuan untuk berbuat lebih dalam menerapkan kepemimpinan
lapangannya, khususnya para Komandan satuan setingkat Batalyon selaku
penanggunjawab pembinaan satuan terendah pada tataran pembinaan satuan
TNI AD.
6

Tuntutan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang Komandan satuan dalam
menerapkan kepemimpinan pembinaan lapangan disamping memiliki
kemampuan pengetahuan keterampilan baik juga dituntut untuk mau berinovasi,
berinisiatif serta memiliki dedikasi yang tinggi sehingga akan mampu
meningkatkan mutu tempur prajurit dan satuannya ditengah kesulitan anggaran
yang dimiliki TNI AD. Upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan kepemimpinan lapangan tersebut adalah dengan pengawasan yang
baik dari setiap fungsi pengawasan serta mengendalikan dan pemberian contoh
tauladan dari setiap pimpinan di Kodam XV/Kartika Yudha.

e. Kesegaran jasmani yang dimiliki oleh setiap prajurit dapat dikatakan


merupakan salah satu tolok dan faktor penunjang keberhasilan pembinan
satuan. Kesegaran jasmani yang dimiliki setiap prajurit dapat dilihat dari hasil
kesamaptaan jasmani yang pemeriksaannya dilakukan pada setiap semester
sekali. Kondisi nilai kesamaptaan jasmani prajurit Kodam XV/Kartika Yudha
yang rata-rata dibawah 61 dapat dikatakan kurang dapat mendukung
pelaksanaan pembinaan satuan. Upaya yang perlu dilakukan untuk
meningkatkan kesegaran jasmani di satuan adalah dengan meningkatkan
pelaksanaan program latihan pembinaan jasmani militer, mengingat latihan
program yang dilakukan tidak cukup mampu untuk dilaksanakan secara ideal
maka perlu upaya untuk mengintensifkan latihan dalam satuan.

f. Satuan yang prajuritnya memiliki semangat juang, motivasi dan jiwa korsa
yang tinggi dapat dilihat dari kondisi moril dan moralnya. Sedangkan untuk
menilai seberapa besar kondisi moril dan moral yang dimiliki prajurit disatuan,
metoda yang paling tepat adalah dengan melihat tingkat pelanggaran prajurit
yang berhubungan dengan hukum, disiplin dan tata tertib kemampuan dan
ketrampilan yang bersifat prajurit boleh dikatakan baik tetapi akan menjadi tidak
berarti bila tidak disertai kemampuan yang bersifat non fisik yaitu moril dan
moral. Pelanggaran disiplin dan pidana yang dilakukan prajurit disatuan jajaran
Kodam XV/Kartika Yudha mengalami peningkatan yang cukup serius pada TA
200C, hal tersebut merupakan suatu pertanda bahwa semangat juang.
7

Motivasi dan jiwa korsa sudah mulai menurun upaya yang perlu dilakukan untuk
mengurangi pelanggaran tersebut adalah dengan pemberian contoh tauladan
dari pemimpin, penyuluhan hukum dan pembinaan mental secara periodik setiap
triwulan serta penegakkan hukum disiplin dan tatatertib secara adil pada setiap
prajurit dan setiap modus pelanggarannya.

g. Kondisi sosial prajurit merupakan cerminan tingkat kesejahteraan yang


dimiliki prajurit disatuan, sehingga bila kesejahteraan prajurit dinyatakan prajurit
maka dapat dikatakan kemauan dan kemampuan prajurit dalam melaksanakan
tugas juga akan baik termasuk semangat juang, motivasi dan jiwa korsanya.
Melihat kondisi sosial prajurit Kodam XV/Kartika Yudha yang masih cukup
memprihatinkan diperkuat oleh indikasi banyaknya prajurit dan keluarga yang
ditinggal dipangkalan satuan terpusat maupun di asrama-asrama yang terkena
penyakit Demam Berdarah serta Susfect Flu Burung. Upaya yang perlu
dilakukan untuk mengurangi kondisi sosial prajurit yang masih memprihatinkan
dapat dilakukan dengan meningkatkan pelaksanaan program bidang logistik
memberdayakan kemampuan fungsional serta penyuluhan kesehatan dan
mengajak prajurit untuk meninggalkan perilaku/pola hidup yang tidak
mencerminkan kehidupan layaknya manusia.

h. Tertib administrasi merupakan salah satu pilar dari keberhasilan


pembinaan satuan tetapi sangat sensitive akibanya bila dilanggar atau tidak
dilaksanakan. Pembinaan administrasi disatuan yang tidak tertib dapat
dikatakan kesejahteraan moril dan moral prajurit juga lemah sehingga akan
berefek pada menurunnya tingkat disiplin. Upaya yang dilakukan untuk
mengurangi ketidaktertiban administrasi adalah dengan pemberian contoh
tauladan dari para pemimpin, pencerahan tentang tertib administrasi yang benar
secara periodik setiap semester serta penegakan hukum yang adil dan benar
pada setiap prajurit serta setiap modus pelanggaran.
8

5. KESIMPULAN.

a. Pembinaan Latihan dapat terlaksana dengan baik dan benar bila setiap
Pembina latihan menguasai dan mahir dalam menerapkan manajemen latihan
dan manajemen penyelenggaraan latihan di satuannya.

b. Sarana dan prasarana latihan akan mampu mendukung pembinaan


latihan dengan baik diperlukan upaya terprogram untuk dapat meningkatkan
mutu dari sarana dan prasarana latihan serta upaya Dansat untuk mau dan
mampu mengembangkan satuannya lebih baik.

c. Kepemimpinan lapangan yang baik dari seorang Komandan satuan


merupakan pilar utama dari tercapainya tujuan dan sasaran pembinaan satuan.
Untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan lapangan seorang Komandan
satuan perlu adanya pengawasan yang baik dari setiap fungsi pengawasan serta
pengendalian dan pemberian contoh tauladan dari setiap pimpinan.

d. Kesegaran jasmani prajurit merupakan tolok ukur dan faktor penunjang


keberhasilan pembinaan satuan. Upaya yang perlu dilakukan untuk
meningkatkan kesegaran jasmani di satuan adalah dengan meningkatkan
pelaksanaan program latihan pembinaan jasmani militer dan mengintensifkan
latihan dalam satuan.

e. Satuan yang prajuritnya memiliki semangat juang, motivasi dan jiwa korsa
yang tinggi dapat dilihat dari kondisi moril dan moralnya. Sedangkan untuk
menilai seberapa besar moril dan moral yang dimiliki prajurit di satuan adalah
dengan melihat tingkat pelanggaran prajurit hukum, disiplin dan tata tertib.
Upaya yang perlu dilakukan untuk mengurangi pelanggaran prajurit dengan
pemberian contoh tauladan dari para pemimpin, penyuluhan hukum dan
pembinaan mental secara periodik setiap Triwulan serta penegakan hukum
disiplin dan tata tertib secara adil pada setiap prajurit dan setiap modus
pelanggarannya.
9

f. Kondisi sosial prajurit merupakan cerminan tingkat kesejahteraan yang


dimilik prajurit, sehingga bila kesejahteraan prajurit baik maka kemauan dan
kemampuan prajurit dalam melaksanakan tugas juga akan baik termasuk
semangat juang motivasi dan jiwa korsanya. Upaya yang dilakukan untuk
mengurangi kondisi sosial prajurit yang masih memprihatinkan dapat dilakukan
dengan meningkatkan pelaksanaan program bidang logistik, memberdayakan
kemampuan fungsional serta penyuluhan kesehatan dan mengajak prajurit untuk
meninggalkan perilaku/pola hidup yang tidak mencerminkan kehidupan layaknya
sebagai manusia.

g. Tertib administrasi merupakan salah satu pilar dari keberhasilan


pembinaan satuan tetapi sangat sensitive akibatnya bila dilanggar atau tidak
dilaksanakan. Upaya yang perlu dilakukan untuk mengurangi ketidak tertiban
administrasi adalah dengan pemberian contoh tauladan dari para pemimpin,
pencerahan dan pengkayaan tentang tertib administrasi yang benar secara
periodik setiap semester serta penegakkan hukum yang adil dan benar pada
setiap prajurit serta setiap modus pelanggaran tertib administrasi.

6. TINDAKAN YANG DISARANKAN.

a. Perlunya diadakan penataran sistem pembinaan latihan secara terpusat


yang diselenggarakan Kodam XV/Kartika Yudha dengan peserta para Pembina
latihan mulai setingkat Danki sampai dengan setingkat Danyon, Danbrigif dan
Danrem jajaran Kodam XV/Kartika Yudha. Materi penataran tentang penerapan
Manajemen Latihan dan Manajemen Penyelenggaraan Latihan. Waktu
penataran pada periode TW.I TA 200C.

b. Perlunya anggaran yang lebih kongkrit dan terprogram untuk


meningkatkan mutu dari sarana dan prasarana latihan satuan jajaran Kodam
XV/Kartika Yudha.
10

c. Perlunya peningkatan kesejahteraan yang lebih kongkrit dan terprogram


untuk dapat mengurangi kondisi sosial prajurit yang masih memprihatinkan.

Asisten Operasi

Welki Maulana
Kolonel Inf NRP 29980
LAMPIRAN :

MENYETUJUI :

TIDAK MENYETUJUI :

PERTIMBANGAN TERHADAP YANG TIDAK MENYETUJUI :

LAMPIRAN TAMBAHAN :

KEPUTUSAN YANG BERWENANG :

Anda mungkin juga menyukai