Anda di halaman 1dari 11

‘’ASTRAGATRA KABUPATEN CIREBON’’

Makalah ini Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pembelajaran
Kewarganegaraan
Dosen Pengampu : Kapten Arh Dulkadir, SH., MH., M.Sc

Disusun Oleh:
DYKA OKTAVIAN
SI Keperawatan Tingkat 1A
CKR0190177

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
KAMPUS II
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cirebon adalah sebuah Kota/Kabupaten yang berada di provinsi Jawa Barat,
Indonesia. Cirebon ini terletak di sebelah Utara ujung paling Timur Pulau Jawa
bagian Barat, di dekat perbatasan Jawa Tengah, Letak Cirebon yang strategis
menjadi sebagai pusat pelabuhan pada zaman dahulu sehingga banyak dikunjungi
oleh para pendatang dari berbagai belahan dunia, Seperti Cina, Eropa, Arab,
bahkan India. Para pendatang kemudian banyak yang menetap dan menikah
dengan penduduk setempat sehingga terjadilah akulturasi atau pencampuran
budaya yang menjadikan Cirebon yang sarat akan nilai budaya.
Saat ini, Cirebon sedang mengalami perkembangan yang luar biasa pesat.
Dengan banyak bermunculnya hotel hotel baru, pusat perbelanjaan dan rumah
makan menjadi Cirebon sebagai kota/kabupaten yang sedang berkembang
menjadi modern. Apalagi dengan dibangunnya tol Kanci, peningkatan jalur
Kereta Api dan pembangunan bandara Majalengka mempermudah sarana
transportasi menuju Cirebon.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Astagatra di wilayah Kabupaten Cirebon ?
2. Apa saja aspek Trigatra di wilayah Kabupaten Cirebon ?
3. Apa saja aspek Pancagatra di wilayah Kabupaten Cirebon ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui astagatra di wilayah Kabupaten Cirebon
2. Untuk mengetahui aspek Trigatra di wilayah Kabupaten Cirebon
3. Untuk mengetahui aspek Pancagatra di wilayah Kabupaten Cirebon
BAB II
PEMBAHASAN

A. Astagatra Kabupaten Cirebon


Kabupaten Cirebon adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang
terletak di bagian Timur dan perbatasan dengan Jawa Tengah. Dalam sector
pertanian, kabupaten Cirebon merupakan salah satu daerah produsen beras yang
terletak di jalur pantura. Berikut astagatra dari kabupaten Cirebon.
B. Tri Gatra Kehidupan Alamiah
1. Gatra Letak dan Kedudukan Geografi
Kabupaten Cirebon adalah salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa Barat
dengan jumlah penduduk pada tahun 2016 sebanyak 1.958.446 jiwa, dengan
luas wilayah 990,36 km. Disebelah Utara Laut Jawa, disebelah Timur
Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, di sebelah Barat Daya Kabupaten
Majalengka dan mengelilingi Kota Cirebon (terdapat pelabuhan laut besar).
Berdasarkan letak geografisnya, wilayah Kabupaten Cirebon berada pada
posisi 6◦30’-7◦00’ Lintang Selatan dan 108◦40’-108◦48’ Bujur Timur. Bagian
Utara merupakan dataran rendah, sedang bagian barat daya merupakan
pegunungan, yakni Lereng Gunung Ciremai. Letak daratannya memanjang
dari barat laut ke Tenggara.
Kabupaten Cirebon terdiri atas 40 kecamatan yang dibagi lagi atas 412
desa dan 12 kelurahan. Pusat pemerintah Kabupaten Cirebon di Kecamatan
Sumber, yang berada di sebelah selatan Kota Cirebon. Tiga kecamatan yang
baru terbentuk pada tahun 2007 adalah kecamatan Jamblang (Pemekaran
Kecamatan Klangenan sbelah timur), Kecamatan Suranenggala (Pemekaran
Kecamatan Kapetakan sebelah selatan), dan Kecamatan Greged (Pemekaran
Kecamatan Beber sebelah timur).
2. Gatra Keadaan dan Kekayaan Alam
Kabupaten Cirebon memiliki potensi SDA yang meliputi SDMineral yaitu
bahan galian golongan C serta sumber daya lahan yang cukup melimpah
seperti lahan pertanian tanaman bahan makanan, perkebunan, perikanan,
pertenakan dan kehutanan. Berikut ini data mengenai potensi SDA di
Kabupaten Cirebon.
a) Pertanian Tanaman Pangan
Tanaman Pangan yang dimaksud meliputi tanamn bahan maknan,
sayuran dan buah buahan. Sementara tanaman bahan makanan meliputi padi
padian, jagung, ubi ubian dan kacang kacangan. Jenis data tanaman pangan
disini dirinci menurut luas panen, hasil produksi dan rata rata produksi
perhektar. Luas panen padi (sawah dan ladang) pada tahun 2017 turun
sebesar 5.169 ha atau 5,79% dibandingkan tahun 2015 yaitu 89.132 ha
menjadi 83.963 ha.
b) Perkebunan
Produksi tanaman perkebunan rakyat kabupaten Cirebon terdiri dari
produksi tanaman kelapa, cengkeh, kopi, kenanga, tebu rakyat, lada, kapuk
dan melinjo. Tebu rakyat merupakan perkebunan yang paling besar nilai
produksi dan luas lahannya yang tersebar hamper disetiap kecamatan yang
ada di Kabupaten Cirebon. Luas panen tebu rakyat tahun 2017 sebesar 6.164
ha mengalami penurunan tetapi produksinya mengalami peningkatan.
c) Perikanan
Prospek perikanan di kabupaten Cirebon cukup menjanjikan. Hal ini
terlihat dari produksi yang cenderung meningkat dari tahun ketahun.
Keadaan ini tentunya didukung oleh letak kabupaten Cirebon yang terletak
di Pantai Utara Pulau Jawa. Produksi terbesar pada tahun 2017 diperoleh
dari ikan laut yang mencapai 40.168,5 ton yang berarti mengalami kenaikan
dari produksi tahun sebelumnya yang tercatat 39.968,7 ton dengan hasil total
nilai produksi sebesar Rp. 184.540 juta.
d) Pertenakan
Populasi ternak besar (kuda, sapi, kerbau) selama tahun 2017 didominasi
oleh ternak kerbau hingga mencapai 5.326 ekor. Untuk jenis ternak kecil
yaitu ternak domba merupakan jenis ternak dengan populasi terbesar yaitu
mencapai 161.143 ekor yang berarti mengalami kenaikan sebesar 0,2% dari
tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 160.829 ekor. Sementara untuk
ternak unggas populasi terbanyak selama tahun 2017 adalah ternak ayam
kampong sebanyak 1.756.598 ekor, disusul itik sebanyak 354.274 ekor dan
ayam potong sebanyak 225.000 ekor.

3. Gatra Keadaan dan Kemampuan Penduduk


Cirebon merupakan salah satu kabupaten terdapat di Jawa Barat.
Penduduk kabupaten Cirebon terus bertambah, meski demikian dari sensus
ke sensus, tren rata rata laju pertumbuhan penduduk dari sensus ke sensus
semakin melambat. Pada Tahun 2015 jumlah penduduk kabupaten Cirebon
baru berjumlah 1.331.690 jiwa dan pada tahun 2017 tercatat 1.648.021 jiwa.
Se tahun kemudian pada tahun 2018 penduduk Kabupaten Cirebon menjadi
1.931.068 jiwa. Hasil sementara dari pengolahan data SP2020-L1.P212,
SP2018-CS dan SP2018-L2 (kondisi 15 januari 2018) sebesar 2.065.142
jiwa dengan komposisi 1.057.501 jiwa penduduk laki laki dan 1.007.641
jiwa penduduk perempuan.
Menurut angka sementara hasil sensus penduduk Indonesia 2015,
Kecamatan umber merupakan wilayah dengan jumlah penduduknya paling
banyak yaitu sebesar 80.914 jiwa dan berikutnya adalah Kecamatan
Gunungjati yaitu sebanyak 77.712jiwa. Sedangkan wilayah dengan jumlah
penduduknya sedikit di Kabupaten Cirebon adalah Kecamatan Pasaleman
yaitu sebanyak 24.912 jiwa dan Kecamatan Karangwerang sebanyak26.554
jiwa.
Sesuai dengan data kependudukan terbaru yang sudah diberikan oleh
Dinas Kependudukan dan catatan sipil (disdukcapil) Kab.Cirebon, jumlah
penduduk Kab.cirebon 30 April 2019 berjumlah 2.957.257 jiwa.
a) Infrastruktur
 Jalan
Kondisi jalan secara umum belum memadai. Akses jalan di
beberapa kecamatan, desa dan pusat pusat produksi atau lokasi
SDA yang menghubungkan ke daerah daerah pemasaran atau
pelabuhan belum dapat dibangun seluruhnya. Satus jalan
Kabupaten, 53,25 Km jalan propinsi dan 83,33 Km jalan Negara.
Panjang jalan yang rusak (rusak dan rusak berat) adalah 90,37 Km
atau 15,33%.
 Listrik dan Air Bersih
Listrik disediakan oleh PLTA Jaltiluhur, jumlah listrik pada
tahun 2014 sebesar 501.828.528 Kwh, dengan jumlah pelanggan
134.122 pelanggan, dengan nilai pemakaian Rp. 149.090.738.885.
Jumlah pelanggan PDAM 19.543 pelanggan, dengan jumlah
pemakaian 3.882.696 M.
 Telekomunikasi
Fasilitas telekomunikasi dengan Sentral Telepon Otomatis dari
yang terpasang telah mampu melayani kebutuhan dasar
komunikasi bisnis dan komuniksai lainnya.
 Fasilitas Perdagangan
Kegiatan pasar terkonsentrasi di Kecamatan Arjawinangn dan
Weru/Plered. Kegiatan industry skala kecil dan menengah
sebagian besar terkonsentrasi di Tegalwangi.
C. Panca Gatra, Kehidupan Sosial
1. Gatra Ideologi
a) Visi
“Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Cirebon Yang Beriman, Sehat,
Cerdas dan Sejahtera”.
b) Misi
 Meningkatkan Kualitas SDM yang berakhlak mulia melalui
Peningkatan agama islam.
 Meningkatkan pembangunan manusia melalui akselerasi dearajat
pendidikan, kesehatan dan pencapaian standar hidup layak bagi
masyarakat terutama keluarga miskin.
 Membangun pemerinah yang baik melalui peningkatan kapasitas
aparatur Pemerintah Daerah.
 Memantapkan potensi dasar perekonomian Rakyat(Perda No.13 Thn
2009 tentang rencana pembangunan jangka menengah daerah
Kabupaten Cirebon tahun 2009-2014).
2. Gatra Politik
a) Institusi Pemerintahan
Birokrasi pemerintah yang masih berbelit belit, menekankan pada
pengendalian input dan proses bukan hasil, dan tidak kompetitif. (-).
Kualitas SDM pemerintahan yang rendah terutama dalam bidang
pendidikan dan pelayanan kesehatan. (-). Kemampuan keuangan
Pemerintahan Daerah yang masih kurang dalam mendukung peningkatan
/ perkembangan Pendidikan dan Kesehatan. (-). Pemanfaatan teknologi
informasi untuk kesehatan & pendidikan belum optimal. (-).
b) Institusi public non Pemerintahan
Peran LSM yang makin meningkat. (+). Peran swasta dalam
pembangunan yang mendukung terselenggaranya Pendidikan. (+). Peran
swasta dalam pembangunan sarana Kesehatan. (+). Meningkatnya peran
institusi institusi agama dalam bidang pendidikan dalam penyusunan
Kebijakan pemerintah dan monitoring aktivitas pemerintah. (+).
c) Institusi Bisnis
Lingkungan bisnis domestic tidak kompetitif, tergantung pada
proteksi pemerintah. Kegiatan Industri Kabupaten Cirebon masih
tergantung pada sumber daya dari daerah lain. Value added, industry
hilir belum berkembang. Perkembangan terknologi komunikasi dan
jaringan yang makin meningkat.
3. Gatra Ekonomi
a) Domestik
Industri daerah potensinya ada pada industri kecil menengah yang
cenderung mengalami peningkatan. Industri besar di Kabupaten Cirebon
yaitu industry rotan cenderung menglami penurunan akibat dari
kebijakan Pemerintah Pusat memberlakukan larangan ekspor Rotan.
Sedangkan industry semen mengalami kenaikan.
b) Nasional
Praktek KKN masih terjadi pada Birokrasi Pemerintah (-). Struktur
perekonomian Indonesia yang masih lemah dimana investasi riil
cenderung masih kecil, kondisi likuditas perbankan yang masih jelek,
dan hutang luar negeri yang besar. (-).
c) Global
Berkembangnya konsep ekonomi new institusional yang lebih
menekankan pada pembangunan institusi daripada pertumbuhan
ekonomi. Berkembangnya perdgangan global yang menekankan pada
core competence produsen dimana mengakibatkan terbetuknya jaringan
jaringan bisnis. Tingkat kompetensi global yang tinggi, sehingga
menuntut produk harus memiliki nilai lebih bagi konsumen. Pasar global
yang semakin terbuka dan bebas serta akan berlakunya AFTA (+).
d) Teknologi
Perkembangan yang pesat pada teknologi dibidang kesehatan. (+).
Perkembangan teknologi komunikasi, dimana peralatan komunikasi
makin interaktif, makin kecil, dan makin multi guna. (+). Perkembangan
industry berbasis pengetahuan. (+). Kondisi infrastruktur teknologi
domestic (Kabupaten Cirebon) yang masih rendah. (-). Kurangnya SDM
di Kabupaten Cirebon yang menguasai teknologi maju. (-).
e) SDM
Penduduk usia angkatan kerja sebanyak 78,38%. IPM rendah ranking
282 dari 424 Kab/Kota. Daya Tarik investasi rangking 115 dari 134
Kab/Kota (KPPOD).
4. Gatra Sosial Budaya
a) Sosial
Penyebaran Sekolah di Kabupaten Cirebon sudah cukup merata dan
proposional dengan jumlah penduduk secara umum. (+). Fasilitas
Kesehatan di Kabupaten Cirebon sudah cukup memadai. (+). Dominasi
agama dalam kehidupan social sangat tinggi. (+). Masuknya pengaruh
budaya asing seperti pergaulan bebas, penggunaan narkoba dan
minuman keras dalam kehidupan masyarakat. (-). Tingkat pendidikan
rata rata masih rendah dibandingkan dengan daerah lain dipropinsi Jawa
Barat bahkan sangat jauh dibawah standar nasional. (-).
b) Budaya
Kebudayaan yang melekat pada masyarakat Cirebon merupakan
perpaduan berbagai budaya yang dating dan membentuk ciri khas
tersendiri. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pertunjukan khas
masyarakat Cirebon antara lain Tarling, Tari Topeng Cirebon, Sintren,
Kesenian Gembyung, dan Sandiwara Cirebonan.
Kota ini juga memiliki beberapa kerajinan tangan diantaranya Topeng
Cirebon, Lukisan Kaca, Bunga Rotan, dan Batik. Salah satu ciri khas
Batik asal Cirebon yang tidak ditemui di tempat lain adalah motih Mega
Mendung, yaitu motif berbentuk seperti awan bergumpal gumpal yang
biasanya membentuk bingkai pada gambar utama.
Motif Mega Mendung adalah ciptaan Pangeran Cakrabuana (1452-
1479), yang hingga kini masih kerap digunakan. Motif tersebut didapat
dari pengaruh keraton keraton di Cirebon. Karena pada awalnya, seni
batik Cirebon hanya dikenal dikalangan keraton. Sekarang di Cirebon,
batik motif Mega Mendung telah banyak digunakan berbagai kalangan.
Selain itu, terdapat juga motif motif batik yang disesuaikan dengan ciri
khas penduduk pesisir.
5. Gatra Pertahanan dan Ketahanan
Sesditjen Politik dan Pemerintahan Umum, menyampaikan bahwa
Indonesia merupakan negara yang besar terlepas dari hal tersebut Negara
Kesatuan Republik Indonesia tidak luput dari permasalahan bangsa yang
perlu dihadapi.

Sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab terhadap nasib


bangsa saat ini dan di masa mendatang, sudah saatnya pemerintah daerah
dan semua pemangku kepentingan juga harus segera melakukan upaya
nyata yang terorganisir, terencana secara sistematis dan terukur. Demi
menanggulangi terkikis-habisnya rasa dan semangat kebangsaan dalam
generasi bangsa Indonesia yang disebabkan oleh dampak negatif yang
timbul dalam proses reformasi serta pengaruh negatif dari nilai-nilai
global yang tidak sejalan dengan nilai-nilai yang ada.

Menyikapi dinamika kebangsaan tersebut, ada 4 fokus kebijakan


yang menjadi titik pokok bersama dalam menggalang kemajuan Cirebon
dan menguatkan kebangsaan. Yang pertama adalah penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan Umum sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah yang cakupannya meliputi juga
pembinaan wawasan kebangsaan dan ketahanan nasional dalam rangka
memantapkan pengamalan Pancasila.
BAB III
PENUTUP

Mencapai ketahanan nasional menurut Indonesia diperlukan beberapa gatra


delapan, yaitu:
1)     Gatra Penduduk
2)      Gatra Sumber Daya Alam
3)      Gatra Wilayah
4)      Gatra Ideologi
5)      Gatra Politik
6)      Gatra Ekonomi
7)      Gatra Sosial Budaya
8)      Gatra Pertahanan Keamanan 
Delapan Gatra tersebut  kita juga bisa mengetahui seberapa kuat ketahanan
yang dimiliki Negara kita, dan kita bisa menilai serta membandingkan ketahanan
Negara kita dengan Negara lain.
Adanya ketahanan nasional di Negara kita, maka perdamaianpun akan mudah
diciptakan dalam lingkup hidup bermasyarakat dalam satu Negara. Selama
masyarakat kita bersifat terbuka dan bisa menerima perbedaan agama maupun
budaya.

Dasarnya  pencipta perdamaian adalah tokoh yang mengatasi kekerasan dan


konflik yang dihadapi melalui kepemimpinan dan visi untuk mencapai perdamaian.
DAFTAR PUSTAKA
Kemenbud Ri , Kota dagang Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra, (1998), Jakarta
Departemen Pendidikan Nasional, Sejarah kerajaan tradisional Cirebon, (2001), Jakarta
https://www.westjavakingdom.blogspot.com/2011/07/kesultanan-cirebon.html#

Anda mungkin juga menyukai