Anda di halaman 1dari 9

TERBATAS

HASIL SURVEI BINSAT DI YONIF – 312 / KH


KODAM – III / SILIWANGI

Perkembangan era globalisasi yang berkembang saat ini telah membawa


dampak positif maupun negatif terhadap tatanan kehidupan masyarakat dalam
berbangsa dan bernegara. Berbagai tuntutan telah digulirkan untuk melapangkan
tercapainya tujuan nasional, termasuk pengembalian fungsi TNI sebagai alat
pertahanan negara. Dalam merespon tuntutan yang ada, TNI AD telah
mereformasi dirinya melalui perwujudan postur TNI AD yang profesional, efektif
efisien dan modern dengan lebih mengoptimalkan pembinaan dan penyiapan
satuan sebagai komponen utama pertahanan negara. Pembinaan satuan
dilaksanakan sebagai upaya pemeliharaan satuan baik melalui penjabaran suatu
program kerja dari Komando Atas ( proglatsi ) maupun rencana kegiatan
kontijensi Satuan secara optimal. Pembinaan Satuan perlu dilaksanakan secara
komprehensif , terpadu serta ber kesinambungan, agar didapat hasil yang lebih
optimal dalam upaya mewujudkan satuan TNI – AD yang tangguh.

TNI-AD sebagai bagian dari TNI mempunyai tugas pokok menegakkan


kedaulatan negara dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia di
darat yang berlandaskan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945 serta
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari segala
bentuk ancaman dan gangguan yang akan merongrong bangsa dan negara baik
yang datang dari dalam maupun luar negri, sehingga untuk dapat melaksanakan
tugas pokoknya tersebut maka TNI-AD dituntut mempunyai Prajurit–prajurit yang
terampil ,tangkas , tangguh dan semangat tempur yang tinggi serta mempunyai
tingkat profesionalisme Prajurit satuan Khusus yang handal.

Pelaksanaan Survei Binsat merupakan metode belajar dari kegiatan


kurikuler Perwira Siswa Dikreg - 44 Seskoad TA. 2006 yang mencakup kegiatan,
pengumpulan data dan fakta di lapangan dari seluruh upaya dan kegiatan dari
perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi dan pengendalian untuk

TERBATAS
TERBATAS
2

menghasilkan suatu tingkat ketangguhan daya tempur Satuan TNI AD dalam


rangka pertahanan negara. Untuk mengetahui sampai sejauh mana upaya yang
telah dilakukan oleh TNI AD sehingga tercapai tingkat ketangguhan daya tempur
serta potensi wilayah yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
maka perlu diadakan suatu studi lapangan yang dapat dilakukan oleh Perwira
Siswa Dikreg - 44 Sekolah Staf dan Komando TNI AD

Untuk mendukung hal tersebut pada Rencana Operasi Pendidikan Dikreg


44 Seskoad TA. 2006 telah ditetapkan untuk melaksanakan Survei Pembinaan
Satuan di Yonif 312/KH, dengan survey ini diharapkan dapat dijadikan pedoman
penelitian bagi setiap pihak yang terkait, dalam upaya peningkatan satuan.

Sebagai salah satu satuan tempur dalam jajaran Kodam III/SLW,


kemampuan tempur Yonif 312/ KH perlu dioptimalkan melalui pembinaan satuan
yang efektif dan efisien sehingga mampu menghadapi tantangan tugas masa depan
yang semakin komplek. Dalam kaitan itu untuk menciptakan postur prajurit yang
profesional, efektif, efesien dan modern, maka pengkajian validasi, organisasi
maupun pemantapan mekanisme / prosedur kerja satuan harus merupakan
kegiatan yang berkesinambungan sejalan dengan tuntutan kemampuan yang harus
dimiliki oleh satuan-satuan jajaran Kodam III/SLW.

Namun demikian langkah-langkah apakah yang harus ditempuh agar


pembinaan satuan di YONIF 312/ KH dapat terlaksana secara efektif dalam
menciptakan satuan yang handal ? . Penulis mencoba mengulas permasalahan
yang ada di satuan YONIF 312/KH, serta merumuskan cara-cara pemecahannya
melalui metoda yang telah didapatkan. Untuk mendapatkan pembahasan yang
lebih terfokus dan mengarah, dibawah ini diajukan tiga pertanyaan sebagai
persoalan penting, yakni : kondisi Binsat YONIF 312/KH saat ini ? Faktor-faktor
yang mempengaruhi ! upaya yang dilakukan untuk mengoptimalkan Binsat di
YONIF 312/KH ?. Khususnya di bidang pembinaan personil , pembinaan logistik
dan sistem informasi dan menejemen.

TERBATAS
TERBATAS
3

Untuk menjawab pertanyaan diatas, akan dipakai kerangka analisis sebagai


pisau analisis. Penulis menggunakan pendekatan yuridis berupa bujk sisbinpers,
sisbinlog dan sis info jemen.
Yang pertama kita mulai dari sisbin pers.sebelumnya mari kita dalammi
terlebih dahulu apa dan bagaiman sistim pembinaan personel yang berlaku di TNI
– AD.
Sistem pembinaan personel TNI-AD adalah bagian integral dari sistem
pembinaan TNI secara keseluruhan yang dalam rangka peran dan tugas pokoknya
dalam sistem per-tahanan negara selalu berorientasi kepada kemungkinan
ancaman yang dihadapi. Mencermati perkembangan lingkungan strategis yang
ditandai dengan semakin mening-katnya kualitas teknologi ancaman pada masa
kini maupun masa yang akan datang diperlukan suatu strategi pembinaan yang
diarahkan kepada terwujudnya kesiapsiagaan operasional Satuan dalam rangka
mengantisipasi ancaman tersebut. Mengalir dari asumsi diatas maka strategi
pembinaan TNI-AD metitik berat pada modernisasi aspek manusia dimana
manusia ditempatkan pada posisi penting dalam organisasi TNI AD. Dengan
demikian maka pembinaan personel TNI AD merupakan titik sentral dalam
pembangunan kekuatan dan kemampuan TNI-AD yang sangat menentukan
keberhasilan TNI-AD melaksanakan tugas pokok. Untuk menjamin terlaksananya
tugas pokok maka pembinaan unsur manusia harus dilaksanakan secara
konseptual, sistematis, berencana dan berlanjut.

Dalam manajemen organisasi manusia, pembinaan manusia harus didekati


dari sisi kebutuhannya karena manusia mempunyai kekhususan yaitu perasaan,
pikiran serta akal budi dan pengetahuan yang bersifat dinamis. Agar manusia
dapat memberi kontribusi dalam pencapaian tujuan organisasi maka perlu
mempertimbangkan keinginan dan kebutuhannya baik sebagai individu maupun
sebagai makhluk sosial.

Di hadapkan pada kondisi personil Yonif 312 saat ini memang sudah
mencapai 97 % dari ketentuan TOP yang ada, sehingga hanya mengalami

TERBATAS
TERBATAS
4

kekurang sekitar 6 %. Namun bila di hadapkan pada kondisi nyata yang ada di
mana kekurangan yang terjadi justru pada tingkat level perpira khususnya unsur
perwira pertama untuk jabatan Dan Ton. Di hadapkan pada tuntutan tugas yang
harus di pikul merupakan suatu faktor yang cukup riskan dimana Dan Ton
merupakan salah satu tulang punggung satuan di lapangan. Dengan kurangnya
jabatan Danton saat ini diduki oleh seorang bintara yang tentunya cukup
menghawatirkan terhadap manajen pembinaan di satuan tersebut. Faktor lain
dengan kurangnya unsur perwira yang ada berdampak negatif terhadap pola karier
yang ada di satuan khususnya bagi perwira di satuan tersebut akan kesulitan.
Terbukti banyak perwira yang sampai saat ini terlambat untuk mengikuti
pendidkan pengembangan.

Yang keduaa kita lihat dari segi sistim pembinaan logistik. Sistim
Pembinaan Logistik (Sisbinlog). Adalah hubungan integratif, serasi dan berdaya
guna serta berhasil guna antar unsur-unsur pembinaan logistik yang disusun guna
menjamin kontinuitas fungsional yang diperlukan untuk menyelenggarakan
pembinaan logistik. Adapun fungsi logistik tersebut meliputi : a. Pembekalan.
Meliputi pnentuan kebutuhan, pengadaan / penguasahaan, penimbunan /
penyimpanan dan distribusi, pemeliharaan dalam penyimpanan serta pemungutan
dan penghapusan. b. Pemeliharaan. Meliputi kegiatan pemeliharaan
pencegahan, perbaikan, modifikasi, pembangunan kembali (rebuild dan overhaul)
serta penentuan kondisi dan klasifikasi. c. Pengangkutan. Meliputi kegiatan
angkutan dengan modus angkutan darat, angkutan laut, angkutan udara dan
saluran pipa. d. Perawatan kesehatan. Meliputi kegiatan pemeliharaan,
pengobatan, hospitalisasi, evakuasi, penyembuhan, pemulihan dan peningkatan
kesehatan umum. Peningkatan kesehatan umum dimaksudkan untuk mencapai
daya guna yang setinggi-tingginya dari unsur tenaga personel TNI AD beserta
keluarganya yang berhak, agar terbuna daya pelaksanaan tugas yang sebaik-
baiknya setiap waktu. e. Konstruksi. Adalah pekerjaan pembangunan atau
perbaikan fasilitas untuk keperluan personil dan materiil meliputi kegiatan
pembangunan, pemeliharaan, rehabilitasi dan penghapusan.

TERBATAS
TERBATAS
5

Bila di hadapkan dengan bidang logistik satuan Yonif 312 memang belum
sesuai dengan idealnya suatu satuan. Dari segi perbekalan yang ada di satuan
secara umum sudah cukup memadai , namun di hadapkan pada sgi mobilitas
satuan dengan terbatasnya sarana kendaraan dinas yang ada akan menjadi kendala
bagi manuver satuan dari segi perorangan dalam hal ini unsur pimpinan. Dari
hasil pengamatan yang ada agak kesulitan bagi unsur perwira dalam hal ini di
hadapkan pada kegiatan dankebutuhan sehingga saya melihat ada faktor kesulitan
dari faktor kodal untuk berkumpul, walaupun saya melihat hal ini sudah dapat di
atasi secara perorangan oleh perwira yang bersangkutan dengan menggunakan
sarana pribadi.Dari bidang pemeliharaan khususnya terhadap piranti lunak
memang masih jauh dari idealnya suatu satuan . Sistem pemeliharaan yang ada
masih perlu mendapat perhatian yang haruus di tingkatkan. Terutama pada masing
– masing bidang staf . Untuk bidang perawatan kesehatan sudah cukup memadai
di mana kondisi satuan yang ada antara perkantoran dan perumahan terletak pada
posisi yang yang terpisah sehingga terlihat tertib dan bersih khususnya
perkantoran dengan demikian secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap
faktor kesehatan prajurit di satuan. Dari bidang konstruksi untuk perkantoran
saya kira sudah cukup baik , namun dari segi perumahan anggota khususnya barak
remaja perlu mendapatnya perhatian yang khusus. Memang sulit bagi seorang
komandan satuan karena wewenang dan batas kemampuan dari bidang ini

Yang ketiga yaitu sistim informasi dan menejemen, Pada dasarnya, Sistem
Informasi Manajemen (SIM) merupakan upaya suatu organisasi yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan informasi yang ditujukan untuk kebutuhan para
manajer diberbagai level dalam rangka pengambilan keputusan untuk
memecahkan suatu masalah. Karena Sistem Informasi Manajemen (SIM)
merupakan pencerminan suatu sikap para eksekutif yang menginginkan agar
komputer tersedia untuk pemecahan masalah-masalah organisasi maka berbagai
entitas organisasi kemudian mendefinisikan Sistem Informasi Manajemen (SIM)
sebagai suatu sistem informasi berbasis komputer. Dari hasil pengamatan yang
ada untuk bidang sis info menejemen yang ada di satuan masih jauh dari yang kita

TERBATAS
TERBATAS
6

harapkan . saya melihat kurangnya satuan memanfaatkan sistem tehnologi yang


berkembang saat ini , ini terbukti dari kondisi sistem peralatan yang ada di kantor
– kantor staf yang relatif sudah ketinggalan , contoh saja di staf operasi .
Kompiuter yang ada masih sistem WS kalaupun sudah menggunakan windows
baru pentium 2 padahal sistem perkembangan tehnolgi yang ada saat ini
sudahjauh dari itu hal tentunya kurang dapat menunjang bagi operasional di
satuan tersebut karena kan banyak mengalami kesulitan dan keterlambatan. Bila
kita ambil sutu klaimat pernyataan yang menurut saya dapat di jadikan suatu
acuan bagi peningkatan motifasi kita sebagai prajurit , seperti pada kata – kata
ini ,Yang membedakan organisasi TNI dengan organisasi lain adalah tingkat
kesiapsiagaannya yang tinggi. Sebagai organisasi militer, sistem informasi telah
melekat seiring dengan perkembangan sejarah TNI. Bagi TNI, sistem informasi
bukan sesuatu hal yang baru. Kini, sistem tersebut telah tergelar secara formal
dan mantik. Yang baru adalah bagaimana para perwira sebagai pemimpin
sekaligus sebagai manajer memanfaatkan informasi sebagai sumber daya
pembinaan

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilaksanakan pada


saat survey Binsat, secara umum tingkat profesionalisme prajurit Yonif 312/KH
cukup baik. Namun, masih terdapat beberapa kekurangan, antara lain :

Kondisi Pembinaan satuan Yonif 312/KH saat ini dalam bidang


pembinaan personil sudah dilaksanakan namun belum mencapai sasaran yang
diinginkan baik kondisi secara kuantitatif dan kualitatif. Pemeliharaan Dosir
anggota masih perlu ditingkatkan dan dilengkapi guna memudahkan apabila
digunakan sewaktu-waktu. Inventarisasi personel dengan menggunakan matriks
pendataan personel menurut usia, agama, pendidikan dan lain-lain belum terdata
secara maksimal sehingga perlu di upayakan dan ditingkatkan kembali.
. Komponen piranti lunak yang ada disatuan masih memerlukan
peningkatan tentang jenis dan validitasnya.

TERBATAS
TERBATAS
7

. Beberapa permasalahan menonjol yang berkaitan dengan pembinaan


bidang personel adalah : Masih adanya ketidak sesuaian pangkat dan jabatan baik
secara kuantitas maupun kualitas terutama ditingkat Danton. Ketidaksesuaian
pendidikan dan jabatan dimana masih banyak personel yang menduduiki jabatan
tertentu belum memiliki pendidikan pada kriteria minimal pada jabatan tertentu.
Dibidang pembinaan Kumtatib , masih ada pelanggaran lalu lintas dan anggota
yang desersi, yang paling menonjol justru dilaksanakan oleh seorang Pama.
Dihadapkan dengan aspek kepemimpinan, dua permasalahan pertama diatas tidak
seluruhnya dalam penyesuaian / kontrol unsur pimpinan ( Danki, Danyon) karena
ketidak sesuaian pangkat / pendidikan dengan jabatan tergantung juga pada
alokasi personel yang diberikan komando atas. Sedangkan untuk permasalahan
dibidang Kumtatib, pelangaran yang terjadi dimungkinkan karena hubungan yang
tidak harmonis serta faktor internal. Pama yang bersangkutan yang memang
motivasinya ingin berhenti / mengakhiri dinas militer. Fasilitas bangunan
perkantoran, perumahan dan fasilitas umum secara kuantitas telah sesuai dengan
kebutuhan dalam penyelenggaraan operasional sehari – hari tetapi secara kualitas
kondisinya baru mencapai 65 %, ditinjau dari segi kepemimpinan kondisi
pangkalan yang hanya 65% terkesan telah terabaikan karena unsur pimpinan telah
berorientasi pada pelaksanaan tugas pokok dan pembinaan / pemeliharaan
hubungan dengan unsur bawahan, sehingga kondisi pangkalan yang secara
kualitas 65% dianggap tidak terlalu menjadi kendala/ hambatan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Pembinaan Satuan YONIF 312/KH saat


ini adalah : Di bidang Bidang Organisasi yaitu belum terpenuhinya pejabat
Danton sesuai TOP, belum terpenuhinya sarana latihan menembak, khususnya
lapangan tembak jarak 200 hingga 300 m dan kolam renang satuan maupun
fasilitas umum di wilayah, dukungan dana latihan yang tidak tepat waktu, dan
banyaknya kegiatan diluar program satuan. Di Bidang Personel yaitu belum
sesuainya jabatan Bintara dihadapkan dengan spesialisasi jabatan yang
dimilikinya, banyak personel status Stakes-tiga yang digunakan untuk memenuhi
kesiapan personel satuan, serta fasilitas areal service militer untuk pemeliharaan

TERBATAS
TERBATAS
8

kesehatan prajurit yang sangat jauh dari pangkalan. Di Bidang Pangkalan yaitu
banyaknya kondisi bangunan pangkalan dan perumahan prajurit dalam kondisi
rusak ringan, masih banyak prajurit tinggal diluar asrama akibat kurangnya
fasilitas perumahan prajurit, serta fasilitas umum asrama prajurit terutama jalan
dalam kondisi rusak. Di Bidang Piranti Lunak satuan yaitu masih kurangnya
kelengkapan dan pemeliharaan piranti lunak satuan serta pengarsipan dan
pengagendaan piranti lunak masih kurang berjalan dengan baik. Dan di Bidang
kepemimpinan yaitu banyak unsur Komandan khususnya bintara belum mampu
untuk mengendalikan anggotanya dan belum berani menindak secara tegas
pelanggaran anggotanya serta masih mengikuti keinginan anggotanya.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengoptimalkan Pembinaan


satuan di YONIF 312/KH adalah perlunya perhatian dalam peningkatan kualitas
baik dalam hal penyelengaaraan kegiatan, pengerahan pasukan, penyelenggaraan
latihan dan penyiapan satuan dalam rangka tugas operasi agar kebutuhan
organisasi disesuaikan dengan kemampuan personel, tingkat latihan dan tuntutan
tugas. Keterbatasan Perwira berpengaruh terhadap kepemimpinan Danyon dan
Perwira yang ada untuk memback up tugas maupun tanggung jawab, dengan
demikian apresiasi anggota satuan sangat positif terhadap Dansat secara umum.
Keterbatasan materiil mempengaruhi kegiatan maupun perencanaan yang
berkaitan dengan kepemimpinan, namun dengan keterbatasan ini memacu para
perwira untuk berinovasi dan berkreasi untuk mengatasi hal tersebut, perlu
diperhatikan kondisi perumahan antara Perwira dengan anggota baik Bintara dan
Tamtama karena dapat menimbulkan kecemburuan sosial karena kondisinya tidak
imbang.

Secara umum satuan telah berupaya menata dan merevisi peranti lunak
yanng ada di satuan sesuai dengan petunjuk dan norma yang telah ditentukan oleh
komando atas, namun secara kualitas maupun kuantitas perlu di tetapkan sekala
prioritas, contohnya protap satuan belum sepenuhnya di latihkan dan
dioperasionalkan sesuai dengan kondisi dan tugas satuan. Upaya pembinaan

TERBATAS
TERBATAS
9

satuan yang dapat dilaksanakan untuk mengotimalkan kemampuan tempur satuan


antara lain : Pembinaan personil yang meliputi pemenuhan kekuatan, pembinan
hukum, tata tertib dan disiplin, pembinaan karier, kesejahteraan dan moril.
Pembinaan materiil yang meliputi pendataan, pemeliharaan dan pencegahan
materiil. Pembinaan pangkalan yang meliputi pembinaan perkantoran, perumahan,
sarana dan prasarana latihan. Pembinaan Operasi meliputi pembinaan organisasi,
latihan dan operasi. Pembinaan Piranti lunak yang meliputi pembinaan terhadap
buku-buku petunjuk maupun protap satuan.

Dari gambaran diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa keterbatasan saran


prasaran merupakan faktor pendukung dari keberhasilan suatu satuan namun hal
itu bisa di atasi apabila unsur unsur pimpinan di satuan tersebut dapat mendalami
situasi yang yang ada sehingga mengerti benar akan kekurangan yang di milikinya
. Deangan penerapan suatu metode kepemimpinanyang efektif sejauh apapun
kondisi suatu satuan akan baik bila di menet dengan baik tentunya dengan cara
penerapan sistem / pola kepemimpinan yang efektif.

TERBATAS

Anda mungkin juga menyukai