Anda di halaman 1dari 12

OPTIMALISASI KEPEMIMPINAN STRATEGIS PANGKOGABWILHAN I DALAM

MENGHADAPI KONFLIK YANG TERJADI DI LAUT NATUNA UTARA

PENDAHULUAN
Indonesia adalah salah satu Negara Kepulauan terluas di dunia yang terdiri dari
ribuan pulau. Sebagian wilayah Indonesia, yaitu Kepulauan Natuna, posisinya menjorok
ke utara yang terletak di Laut China Selatan bagian selatan. Laut Natuna memiliki
sumber-sumber kekayaan alam, seperti mineral dan ikan, dan menjadi lintasan laut
internasional bagi kapal-kapal yang datang dari Samudera Hindia memasuki negara
negara industri di sekitar laut tersebut dan juga yang menuju Samudra Pasifik. Laut
memang menjadi salah satu penghasil sumberdaya alam yang berlimpah, dari ikan,
mineral hingga minyak bumi. Di laut China selatan semua potensi sumber daya alam dari
ikan, mineral, hingga minyak bumi sangat kaya didalamnya. Menurut U.S. Energy
Information Administration (EIA) potensi sumber daya alam di Laut China Selatan sangat
besar. Diperkirakan Laut China Selatan mempunyai kandungan minyak sekitar 11 milyar
barel dan juga kaya akan gas alam mencapai 190 trilyun kaki kubik (Tfc) serta cadangan
hidrokarbon yang sangat penting sebagai pasokan energi. Karena Sumber Daya Alam
(SDA) yang melimpah itu Klaim pertama kali di Laut China Selatan terjadi pada tahun
1947 yang dilakukan oleh Tiongkok yang secara sepihak mengklaim hampir seluruh
wilayah Laut China Selatan dengan menerbitkan peta yang memberi tanda sembilan garis
putus-putus di seputar wilayah perairan tersebut. Hingga sekarang masih terjadi
pertikaian atau saling klaim antara negara yang mengaku memiliki dasar kepemilikan
berdasarkan batas wilayah laut atau perairan, seperti Republik Rakyat Tiongkok (RRT),
Vietnam, Filiphina, Malaysia, Indonesia, Taiwan, dan Brunei Darussalam.
1Pengecapan sepihak yang dilakukan China terhadap Laut China selatan inilah
yang menimbulkan konflik yang berkepanjangan di beberapa negara di ASEAN dan salah
satunya indonesia. Konflik yang terjadi baru-baru ini adalah ketika Pemerintah Indonesia
baru-baru ini mengubah nama Laut China Selatan yang berada di sebelah utara
Kepulauan Natuna Provinsi Kepulauan Riau, dengan sebutan Laut Natuna Utara.
Perubahan nama perairan di utara Natuna sudah melalui serangkaian perencanaan dan
proses sejak 2016. Nama perairan yang diubah itu hanyalah yang masuk dalam wilayah
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia. Perubahan nama menjadi Laut Natuna Utara
sekaligus memperbaharui peta wilayah Indonesia yang belum diperbaharui sejak 2005.
Perubahan dan penyempurnaan itu dilakukan pemerintah yang didasarkan pada

1
https://www.academia.edu/34898503/Ketegangan_Hubungan_indonesia-China_Terhadap_Konflik_Laut_Natuna_Utara_dan_Laut_China_Selatan
perkembangan hukum internasional yang berlaku dan adanya penetapan batas wilayah
dengan negara tetangga. Pemerintah Indonesia dan Singapura belum lama telah
menyepakati dan menandatangani batas-batas yang pasti antara kedua negara. Ada juga
penyederhanaan perbatasan di Selat Malaka yang dilakukan untuk memberi ruang pada
hukum internasional terkait kejahatan di wilayah jalur perdagangan padat tersebut.
Perubahan nama wilayah Laut China Selatan dibagian utara Kepulauan Natuna menjadi
Laut Natuna Utara untuk memberikan kepastian Wilayah kemaritiman Indonesia agar
tidak terjadi kesalapahaman yang menyebabkan ketegangan antara Indonesia dan China
pada Maret 2016. Kapal berbendera China bernama Kway Fey masuk ke perairan
Indonesia dan dikejar oleh Kapal Pengawas Hiu milik Kementerian Kelautan dan
Perikanan. Saat itu Indonesia dan China terlibat dalam ketegangan akibat kapal Coast
Guard China tiba-tiba melindungi kapal Kway Fey. Pemerintah China saat itu berujar
bahwa wilayah tersebut merupakan area yang diperbolehkan. Peristiwa yang seperti inilah
yang ingin dicegah kembali oleh pemerintah indonesia, agar hubungan Indonesia da
China di daerah Laut China Selatan dapat berjalan dengan lancar agar tidak ada konflik
diantara keduanya.
2Prof. Mocthar Kusumaatmadja dikenal hukum internasional sebagai asas Negara
kepulauan tertuang di Ketentuan-ketentuan Konvensi UNCLOS 1982 (United Nations
Convention on the Law of the Sea) yang mengatur tentang berbagai zona maritim serta
kemungkinan bagi Negara-negara Kepulauan untuk menarik garis-garis pangkal lurus
kepulauan telah meningkatkan pentingnya garis-garis pangkal, karena peranannya yang
sangat menentukan untuk pengukuran batas terluar laut teritorial, zona tambahan, zona
ekononii eksklusif dan landas kontinen. Konsepsi Negara Kepulauan adalah suatu
konsepsi baru dalam hukum laut internasional yang mendapat pengakuan dalam
Konvensi 1982.
Perkembangan konflik di wilayah teritori di Laut Natuna Utara (LNU) yang
melibatkan 6 negara, 4 diantaranya negara anggota ASEAN (Malaysia, Philipina,
Vietnam, Brunei) dengan China dan Taiwan, hingga sampai dengan sekarang belum
menemukan titik terang. Bagi Indonesia meskipun tidak termasuk Claimant state tetapi
ada bagian dari pulau Natuna yang diklaim oleh China merupakan wilayah melaut
warganya sejak dahulu kala menurut sejarah atau yang dikenal sebagai 9 garis putus (9
dash line), tentunya hal ini tidak bisa diindahkan begitu saja dan harus mendapatkan
perhatian serius. Dalam hukum United Nation Convention on the law of the sea
(UNCLOS) menegaskan bahwa hak suatu negara ditetapkan sejauh 12 mil dari garis

2
https://www.academia.edu/40670147/INDONESIA_SEBAGAI_NEGARA_KEPULAUAN_KOMPLEKSITAS_WILAYAH_LAUT_INDONESIA
pangkal/pantai yang disebut laut teritorial, Zone Ekonomi Eksklusif sepanjang 200 mil dari
garis pantai, kemudian landas kontinen yang berlaku hanya di bagian dasar lautnya saja.
Mengacu dari hal tersebut, wilayah Pulau Natuna ini masih mutlak bagian dari keutuhan
NKRI yang harus dipertahankan. Dimana diharapkan peran serta militer dalam hal ini
adalah TNI-AD sebagai garda terdepan dalam pertahanan negara sehingga diperlukan
pemimpin TNI-AD yang memiliki SDM yang berkualitas.
Dari latar belakang tersebut dapat ditarik identifikasi persoalan yaitu Pertama.
Bagaimana tindakan Pasis terhadap permasalahan ditinjau dari aspek kepemimpinan
strategis yang meliputi : a. Membangun kepercayaan Rakyat Indonesia, b. Integritas
Bangsa dan c. Adaptif terhadap kebijakan dunia Internasional ?, Kedua. Bagaimana
tanggapan dan pendapat Pasis mengenai pelanggaran wilayah teritorial laut yang
dilakukan oleh China ?, Ketiga. Bagaimana pendapat Pasis bila pelanggaran terhadap
batas wilayah laut khususnya Laut Natuna terjadi lagi dan pendekatan melalui jalan Politik
dan Diplomasi tidak sanggup lagi dilaksanakan ?. Sehingga dapat diambil suatu rumusan
masalah “bagaimana kepemimpinan strategis dalam menghadapi konflik yang terjadi di
Laut Natuna Utara ?”.
Pentingnya tulisan esay ini untuk memberikan masukan dan saran terkait tentang
kepemimpinan strategis yang diperlukan dalam menghadapi konflik yang terjadi di Laut
Natuna Utara sehingga dapat mengambil langkah-langkah antisipasi yang tepat. Adapun
Pembuatan essay ini menggunakan pendekatan study pustaka.
Nilai guna tulisan ini untuk memberikan gambaran tentang kepemimpinan strategis
yang diperlukan dalam menghadapi konflik yang terjadi di Laut Natuna Utara. Maksud dan
tujuan pembuatan tulisan ini untuk memberikan pandangan dan menambah wawasan
tentang kepemimpinan strategis yang diperlukan dalam menghadapi konflik yang terjadi di
Laut Natuna Utara. Ruang lingkup tulisan ini dibatasi pada tingkatan Pangkogabwilhan.

PEMBAHASAN

Dalam memformulasikan suatu strategi perlu diketahui terlebih dahulu tujuan


(ends), konsep (ways), instrumen (means) dari militer itu sendiri. Kesemuanya
berpedoman kepada tujuan nasional yang diterjemahkan kepada strategi pertahanan.
Implementasi strategi perang Tentara Nasional Angkatan Darat (TNI AD) dalam
peperangan di masa depan dikaitkan dengan hakikat ancaman, baik yang bersifat nyata
(ancaman faktual) maupun ancaman yang bersifat kemungkinan (ancaman faktual),
dihadapkan dengan strategi perang kontinental (peperangan darat), yang dirumuskan
melalui beberapa pertimbangan yang mendasar sesuai dengan tujuan dan kepentingan
nasional. Demikian halnya dengan ancaman yang terjadi di wilayah Laut Natuna Utara,
hal tersebut diperlukan suatu strategi dalam mengambil suatu keputusan yang tepat agar
menjamin keutuhan wilayah kedaulatan NKRI.

Bagaimana tindakan Pasis terhadap permasalahan ditinjau dari aspek kepemimpinan


strategis yang meliputi : a. Membangun kepercayaan Rakyat Indonesia, b. Integritas
Bangsa dan c. Adaptif terhadap kebijakan dunia Internasional ?

Data dan fakta terkait dengan permasalahan yang terjadi di Laut Natuna
dihadapkan dengan kepemimpinan strategis di wilayah laut Natuna Utara diantaranya
sebagai berikut : Pertama. Konflik RI-China di Natuna Tahun 2016 Pada Maret 2016,
konflik antara pemerintah Indonesia dengan China terjadi sebabkan ada kapal ikan ilegal
asal China yang masuk ke Perairan Natuna. Pemerintah Indonesia berencana untuk
menangkap kapal tersebut, namun, proses penangkapan tidak berjalan dengan baik,
disebabkan ada campur tangan dari kapal Coast Guard China, Kedua. Perubahan nama
Laut China Selatan menjadi Laut Natuna Utara Pada Juli 2017 oleh Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dimana Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman meluncurkan
peta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baru. Peta baru tersebut
menitikberatkan pada perbatasan laut Indonesia dengan negara lainnya. Nama Laut
China Selatan juga diganti menjadi Laut Natuna Utara. Langkah tersebut diambil untuk
menciptakan kejelasan hukum di laut dan mengamankan Zona Ekonomi Eksklusif milik
NKRI.

Menyikapi hal tersebut di atas maka keinginan yang diharapkan oleh penulis yaitu
inovasi dalam membangun kepercayaan rakyat Indonesia sehingga integritas bangsa
Indonesia dalam mempertahankan kedaulatan di daerah Laut Natuna Utara dapat
mencapai hasil yang maksimal yang adaptif terhadap kebijakan dunia internasional.

Adapun dasar yang digunakan antara lain : Pertama. Undang-Undang Nomor. 34


tahun 2004 tentang TNI pasal 7 ayat (1), tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan
negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945,
serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan
gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara Kedua. Keputusan Kementerian
Koordinator Bidang Kemaritiman tentang perubahan peta Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Salah satu perubahannya adalah penamaan laut di kawasan Zona
Ekonomi Eksklusif (ZEE) di Utara Kepulauan Natuna, menjadi Laut Natuna Utara.
Kendala dalam mengoptimalkan inovasi dalam membangun kepercayaan rakyat
Indonesia sehingga integritas bangsa Indonesia dalam mempertahankan kedaulatan di
daerah Laut Natuna Utara dapat mencapai hasil yang maksimal yang adaptif terhadap
kebijakan dunia internasional diantaranya adalah sulitnya mengakses informasi terhadap
seluruh batas-batas wilayah NKRI sehingga mengurangi kesiapsiagaan dan
ketanggapsegeraan TNI AD dalam menangkal segala bentuk ancaman terhadap
kedaulatan NKRI. Sedangkan kelemahan yang ada adalah wilayah Laut Natuna Utara
yaitu letaknya yang berbatasan langsung dengan Negara tetangga khususnya China.
Letaknya yang sangat strategis menjadikan negara Indonesia sebagai jalur perdagangan
Internasional. Hal ini bisa menjadi peluang untuk dapat mengembangkan potensi wisata
yang ada di Indonesia, namun disisi lain juga rawan terjadinya infiltrasi musuh yang dapat
memberikan pengaruh negatif serta mengancam kedaulatan NKRI.

Menyikapi hal tersebut maka terdapat beberapa saran dari penulis dalam
memecahkan permasalahan tersebut, diantaranya : Pertama. Membangun kepercayaan
rakyat Indonesia, tentunya perlu beberapa langkah yang perlu diambil oleh seorang
pemimpin khususnya oleh Pangkogabwilhan I yaitu : a. Ciptakan rasa aman bagi
masyarakat khususnya para nelayan dengan laksanakan patroli-patroli secara rutin di
Laut Natuna Utara; b. Berikan pernyataan-pernyataan melalui media terkait status dari
Laut Natuna Utara sehingga akan mempengaruhi pendapat dari publik yang pada
ujungnya adalah pengakuan dari dunia. Kedua. Bangun Integritas Bangsa. Integritas
adalah soal prinsip yang bisa menjadi modal penting bangsa ini dalam pembangunan
berbagai bidang. Integritas bukan semata-mata soal pencitraan agar kemudian mendapat
tempat dihati masyarakat, tetapi harus menjadi semangat kolektif yang amat penting
dimiliki dan menjadi menjadi kebiasaan penting bangsa ini. Jika integritas telah
menjadi kebiasaan bangsa ini, maka hal ini bisa menjadi modal penting bangsa untuk
bersatu padu dalam proses pembangunan. Kita bisa mempunyai posisi tawar yang kuat,
diantaranya adalah adanya kejujuran dan kewibawaan yang merupakan cerminan dari
jiwa yang terjaga integritas pribadinya sehingga apabila dihadapkan pada permasalahan
di Laut Natuna Utara maka seorang Pangkogabwilhan harus dapat mengelola intergritas
bangsa dengan membangun skill dan kompetensi, hal ini tentunya sangat diperlukan
untuk mengatasi permasalahan di Laut Natuna Utara Ketiga. Adaptif terhadap kebijakan
dunia Internasional. Kebijakan-kebijakan pemerintah terkait masalah Laut Natuna Utara
perlu dilaksanakan semaksimal mungkin dengan sebisa mungkin menghindari konflik
yang lebih besar pendekatan-pendekatan persuasive sangat dibutuhkan dalam
menghadapi setiap permasalahan yang terjadi
Bagaimana tanggapan dan pendapat Pasis mengenai pelanggaran wilayah teritorial laut
yang dilakukan oleh China ?

Terkait dengan data dan fakta permasalahan berikutnya,diantaranya : Pertama.


Setidaknya ada 5 negara tetangga Indonesia (Taiwan, Thailand, Malaysia, dan China)
sering melakukan tindakan pelanggaran batas wilayah dan illegal fishing di wilayah
nusantara khususnya di 3 zona laut Indonesia yaitu Aru (Arafura), Sulawesi Utara
(Perairan Bitung), dan Laut Natuna. Selama kurun waktu Oktober 2014 sampai dengan
Oktober 2019, terdapat penangkapan kapal pelaku illegal fishing sebanyak 556 unit yang
kemudian dihancurkan; Kedua. Pada tanggal 28 November 2019 terjadi penangkapan
kapal pencuri ikan itu berbendera Malaysia dengan nama KM. PKFA 7949 berukuran 59
GT karena melakukan penangkapan ikan di perairan Indonesia di Selat Malaka tanpa izin;
Ketiga. Pada tanggal 30 Desember 2019, terdapat 3 kapal berbendera Vietnam berhasil
ditangkap oleh Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan
(Ditjen PSDKP) di sekitar laut Natuna yang ketika itu secara nyata sedang melakukan
penangkapan ikan; Keempat. Dan yang sedang hangat-hangatnya terjadi saat ini,
setidaknya terdapat 30 kapal asing yang dikawal oleh Coast Guard China melakukan
pencurian ikan di wilayah Perairan Natuna. Saat dilakukan pemberitahuan melalui kontak
radio, Pihak China tersebut seakan tidak mengindahkan. Mengetahui hal tersebut, protes
keras disampaikan Pemerintah Indonesia kepada Pemerintah China atas pelanggaran
batas dan pencurian yang dilakukan. Selain itu, TNI juga mengerahkan beberapa KRI TNI
AL untuk menghalau dan mengusir kapal-kapal China keluar dari ZEE Indonesia.
Pengamanan laut Indonesia tersebut dilakukan oleh KKP, Bakamla, dan TNI AL terus
dilaksanakan hingga saat ini, karena kapal penangkap ikan dan Cost Guard Chna masih
berjaga di luar ZEE Indonesia.

Berikutnya pendekatan yang kami gunakan yaitu : Pertama. Asana, dkk., ( 2017)
yang berjudul “Kebijakan Pertahanan Indonesia Terhadap Pulau-Pulau Kecil Terluar Pada
Masa Pemerintahan Jokowi”. Penelitian ini bertujuan untuk memahami keterkaitan
identitas Indonesia sebagai negara kepulauan yang diatur dalam UNCLOS 1982 menjadi
dasar dari kepentingan Indonesia di bawah pemerintahan Jokowi untuk mewujudkan
Doktrin Poros Maritim Dunia. Hasil penelitian menerangkan bahwa doktrin poros maritim
dunia mempengaruhi komponen dalam negeri yakni norma, struktur, serta hubungan
antara Indonesia dengan negara/pihak lain. Indonesia yang pada masa pemerintahan
Jokowi menggunakan strategi pertahanan berbasis defensif aktif, mengutamakan upaya
kerja sama terkait sengketa wilayah di pulau-pulau kecil terluar tanpa tindakan agresif.
Strategi tersebut juga berarti bahwa sektor ekonomi diposisikan sebagai salah satu
pendukung utama bahkan tujuan dari pertahanan, sehingga segala aktifitas pemerintahan
harus mengarah pada kesejahteraan rakyat dan peningkatan ekonomi negara. Sehingga
dalam kebijakan pertahanan dikenal dengan motto defense support prosperity.
Pertahanan ditempatkan di pulau-pulau kecil terluar bukan saja untuk menjaga kedaulatan
negara melalui operasi militer, tetapi juga membantu menjaga keamanan; Kedua.
Keputusan Danseskoad Nomor Kep/98/XI/2019 tanggal 18 November 2019 tentang
Naskah Departemen Mata Pelajaran Kepemimpinan Strategis. Perencanaan strategi
menyajikan langkah yang lebih sesuai dengan perkembangan yang mungkin dihadapi di
masa datang. jika pilihan telah dilakukan menjadi pegangan atau pedoman untuk
mengambil keputusan alternatif. Inti sari perencanaan strategi ialah kemungkinan
mengenal secara sistimatis dari peluang dan ancaman di masa depan. Perencanaan
strategi merupakan proses. Proses ini mulai dengan menetapkan tujuan organisasi,
merumuskan strategi dan kebijakan dan mengembangkan rencana terperinci sesuai
dengan strateji untuk mencapai hasil akhir atau kinerja organisasi. Perencanaan pada
dasarnya merupakan jangkauan masa depan dari keputusan yang dibuat sekarang.

Keinginan yang diharapkan oleh penulis yaitu adanya langkah-langkah yang nyata
dalam menentukan batas wilayah NKRI khususnya Laut Natuna Utara dengan disertai
payung hukum yang tegas dan diakui oleh dunia Internasional sehingga tidak terjadi lagi
pelanggaran wilayah teritorial laut yang dilakukan oleh China maupun negara lainnya
yang dapat merugikan kedaulatan NKRI.

Adapun kendala untuk mewujudkan langkah-langkah yang nyata dalam


menentukan batas wilayah NKRI dengan disertai payung hukum yang tegas dan diakui
oleh dunia Internasional khususnya Laut Natuna Utara adalah : pertama, Sebagian
wilayah Indonesia, yaitu kepulauan Natuna posisinya menjorok ke utara yang terletak di
laut cina selatan bagian selatan. Hal inilah yang menyebabkan China mengklaim jika
lautan tersebut merupakan masuk ke wilayah terirorial mereka. Pengecapan secara
sepihak yang dilakukan China terhadap laut cina selatan inilah yang menimbulkan konflik
yang berkepanjangan diberbagai negara khususnya diwilayah ASEAN dan salah satu
yang kena imbasnya adalah Indonesia. Kedua, Konflik di daerah kawasan akan
mempengaruhi keamanan karena secara geografis wilayah Indonesia sangat berdekatan
dengan wilayah tersebut dan bahkan bersinggungan langsung dengan wilayah laut cina
selatan. Konflik juga akan berimbas dengan kondisi ekonomi, dikarenakan wilayah laut
Natuna merupakan perlintasan internasional kapal-kapal yang hendak berlayar menuju
wilayah industrial termasuk Indonesia. Sedangkan kelemahan yang ada adalah konflik
Indonesia dengan cina mengenai laut natuna juga terjadi pada tahun 2017 yang lalu yaitu
ketika Indonesia merubah peta wilayah perairannya yaitu merubah nama laut cina selatan
menjadi laut natuna utara di kepulauan natuna. Padahal ada langkah-langkah yang
sangat diperhatikan pemerintah Indonesia ketika menerbitkan peta baru kemaritiman
dikepulauan natuna yang berbunyi pertama, pengakuan Indonesia sebagai negara
kepulauan didalam United Nation Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982
menegaskan hak-hak Indonesia dalam menentukan batas dan menamai wilayah lautnya.
Kedua, penamaan laut Natuna utara berada diwilayah yuridiksi Indonesia, bukan
diwilayah laut cina selatan secara keseluruhan. Dari penamaan yang dilakukan oleh
Indonesia pihak China memberikan tanggapan bahwa manuver yang dilakukan Indonesia
dapat memperumit masalah di perairan itu, selain menimbulkan permasalahan yang tidak
baik bagi prospek perdamaian dan stabilitas perdamaian. Apabila konflik ini dapat
diselesaikan dengan baik tentunya terdapat suatu peluang yang akan menguntungkan RI
– China terlebih lagi Laut Natuna merupakan daerah yang memiliki sumber-sumber
kekayaan alam yang cukup beragam seperti mineral dan ikan, dan menjadi lintasan laut
internasional bagi kapal-kapal yang datang dari samudera hindia memasuki negara-
negara industri di sekitar laut tersebut dan juga yang menuju samudera pasifik.

Untuk menjawab kendala dan kelemahan tersebut di atas, upaya-upaya yang


dapat dilakukan dalam mengatasi pelanggaran wilayah teritorial laut yang dilakukan oleh
China adalah Pertama,. Memanfaatkan mekanisme hubungan bilateral Indonesia dan
China dapat dilakukan manajemen bersama usaha penangkapan ikan di perairan tersebut
antara BUMN Indonesia dan China. Pola win-win management ini banyak diterapkan oleh
beberapa negara yang semula juga memiliki konflik perbatasan laut, antara Rusia dan
Norwegia di Laut Utara atau antara Bangladesh dan Myanmar di Teluk Benggala Jika
manajemen bersama ini berhasil, Indonesia dapat juga mengundang negara lain yang ikut
mengklaim Laut China Selatan untuk mengubah konflik menjadi keuntungan bersama. Ini
dari perspektif blue economy. Kedua, Dari perspektif keamanan, maka Indonesia melalui
ASEAN dapat berupaya mempercepat penyelesaian Code of Conduct (COC) di Laut
China Selatan antara angkatan laut ASEAN dengan angkatan laut China. Dengan
berlakunya COC, masing-masing angkatan laut menerapkan mekanisme pencegahan
konflik di laut. Mekanisme COC ini sangat penting untuk meredam eskalasi konflik untuk
tidak meningkat menjadi perang. Pihak yang berkepentingan dengan COC juga bisa lebih
dibuka tidak hanya antarangkatan laut tapi juga bisa antar-Coast Guard dan
antarangkatan udara. Jadi kapal-kapal perang angkatan laut, kapal-kapal Coast Guard
dan pesawat tempur angkatan udara ASEAN dan China semuanya menghormati COC.
Ketiga, Dari perspektif diplomasi, sangat penting untuk menjabarkan 4 pernyataan Menteri
Luar Negeri (Menlu) RI dalam menghadapi situasi terkini. Diplomasi luar negeri yang
ditunjukkan oleh Menlu RI, yakni implementasi kebijakan pemerintah untuk lebih
mengedepankan diplomasi dan negosiasi dengan tetap memprioritaskan kepentingan
nasional Indonesia. Dengan pernyataan resmi Menlu, Kementerian Pertahanan (Kemhan)
dapat menindaklanjuti dengan diplomasi pertahanan, Markas Besar (Mabes) TNI
menindaklanjuti dengan diplomasi militer dan Markas Besar TNI Angkatan Laut (Mabesal)
menindaklanjuti dengan diplomasi angkatan laut.

Penutup

Berdasarkan uraian tersebut di atas, untuk mengoptimalkan kepemimpinan


strategis Pangkogabwilhan I dalam menghadapi konflik yang terjadi di Laut Natuna Utara
dapat disimpulkan sebagai berikut : Pertama, mengedepankan jalur diplomasi dengan
menggelar pertemuan antar Menhan kedua negara, bahkan pertemuan bilateral antar
Panglima angkatan bersenjata dan pertemuan bilateral antar Panglima angkatan laut.
Adanya Pangkogabwilhan-l yang membawahi wilayah perairan Laut Natuna, bisa saja
diatur pertemuan bilateral dengan Panglima Komando Gabungan China di wilayah
selatan. Kedua, Melaksanakan patroli secara intensif baik melalui perairan Natuna
dengan mengerahkan Kapal Perang Indonesia (KRI) maupun patroli melalui udara untuk
menjamin stabilitas keamanan NKRI serta memberikan rasa aman bagi para Nelayan
Indonesia yang berada di perairan Natuna.

Untuk melengkapi upaya-upaya tersebut di atas, maka penulis memberikan saran


sebagai berikut : Pertama, Meningkatkan kesiapsiagaan personel yang tergabung dalam
komando Pangkogabwilhan I dalam menghadapi kemungkinan terburuk yang mungkin
akan timbul akibat konflik yang berkepanjangan terkait wilayah perairan Natuna Utara.
Kesiapsiagaan tersebut tentunya melibatkan seluruh komponen Sistem Pertahanan NKRI
yang juga perlu dilengkapi dengan Alutsista yang modern. Kedua, Menegakkan dan
menegaskan kembali terkait batas wilayah NKRI sesuai dengan peraturan Internasional.
Dengan demikian diharapkan akan tercipta pengakuan dunia intersional terkait batas
wilayah NKRI, sehingga akan terhindar dari konflik dengan negara tetangga. Ketiga,
Tindak tegas dengan mengusir kapal –kapal negara tetangga yang masuk ke dalam
wilayah perairan NKRI tanpa izin yang sah.
Demikan essai tentang optimalisasi kepemimpinan strategis Pangkogabwilhan I
dalam menghadapi konflik yang terjadi di Laut Natuna Utara ini dibuat, semoga
bermanfaat bagi pembaca dan memberikan masukan bagi Pimpinan dalam penentuan
kebijakan ke depan. Tidak lupa penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan dari
pembaca demi kesempurnaan tulisan ini serta perbaikan pada pembuatan tulisan
berikutnya.
Referensi.

1. Naskah Departemen Seskoad tentang Strategi Perang.

2. https://www.academia.edu/34898503/Ketegangan_Hubungan_indonesia-
China_Terhadap_Konflik_Laut_Natuna_Utara_dan_Laut_China_Selatan

3.https://www.academia.edu/40670147/indonesia_sebagai_negara_kepulauan_kompleksi
tas_wilayah_laut_indonesial.
ALUR PIKIR
OPTIMALISASI KEPEMIMPINAN STRATEGIS PANGKOGABWILHAN I DALAM
MENGHADAPI KONFLIK YANG TERJADI DI LAUT NATUNA UTARA

INSTRUMENT INPUT

LANDASAN IDIIL (PANCASILA )


LANDASAN KONSTITUSI (UUD’45)
UU NO. 34/2004 TTG TNI

PERMASALAHAN :

1. MENGAPA LNU PEMECAHAN MASALAH :


MENJADI DAERAH
KEPEMIMPINAN
KONFLIK INDONESIA 1. MEMBANGUN 1. KEDAULATAN LNU
STRATEGIS TETAP NKRI
MENGHADAPI DGN CHINA? KEPERCAYAAN. TERWUJUDNYA
2. MEMBANGUN INTEGRITAS 2.TERBANGUNNYA KEP STRATEGIS
ANCAMAN LNU
2.BAGAIMANA 3. ADAPTIF DGN KEBIJAKAN KEMBALI WIL LNU
PENERAPAN INTERNASIONAL KEPERCAYAAN TNI
KEPEMIMPINAN 4. UNCLOS 1982
STRATEGIS DI WIL
LNU?

Anda mungkin juga menyukai