Anda di halaman 1dari 12

AKSI AGRESIVITAS CINA PADA ZONA EKONOMI

EKSKLUSIF INDONESIA LAUT NATUNA UTARA:


PERSPEKTIF TUGAS POKOK TNI

Brigjen TNI Totok Imam Santoso, S.IP, S.Sos, M.Tr (Han)


Kepala Pusat Pengkajian Strategi TNI
(Alumnus PPSA XXII Lemhannas RI)
tokims68@gmail.com

Abstrak
Konflik Laut Cina Selatan (LCS) yang hingga saat ini belum terselesaikan antara Cina, dan
negara anggota ASEAN, telah berdampak terhadap Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI)
di Laut Natuna Utara. Cina sebagai salah satu claimant state merupakan great power
yang sering melakukan aksi agresif di LCS. Pemerintah Indonesia mengirimkan nota protes
diplomatik, namun Cina sebaliknya menegaskan klaim kedaulatannya atas wilayah ZEEI
tersebut. Panglima TNI mengeluarkan perintah langsung untuk melaksanakan operasi siaga
tempur laut. Permasalahannya adalah strategi apa yang terbaik dan efektif bagi TNI untuk
mengatasi aksi agresif Cina di ZEEI tersebut, sehingga tidak memicu eskalasi konflik dengan
militer Cina menjadi konflik bersenjata secara terbuka dan permasalahan bisa diselesaikan
dengan cara damai serta berkelanjutan. Berdasarkan permasalahan tersebut, yang menjadi
pokok bahasan dalam tulisan ini antara lain adalah (1) perkembangan isu LCS dan aksi agresif
Cina; (2) posisi Indonesia pada ZEEI di Laut Natuna Utara; dan (3) strategi TNI dalam menjamin
yurisdiksi nasional di ZEEI. Tulisan ini merekomendasikan peningkatkan interoperabilitas
antar Satgas TNI yang bertugas dan antara Satgas TNI dengan unit-unit lapangan dari K/L
terkait langsung di Laut Natuna Utara, terutama dalam bentuk ROE integratif/kontinjensi
agar tindakan-tindakan yang dilakukan lebih cepat, tepat dan terpadu dalam koridor aturan
hukum.
Kata kunci: agresivitas Cina, Laut Natuna Utara, Tugas Pokok TNI

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 41 | Maret 2020 35


Sumber: www.merdeka.com

PENDAHULUAN abad lamanya.


Konflik Laut Cina Selatan (LCS) Cina sebagai salah satu claimant state
yang hingga saat ini belum terselesaikan adalah great power yang sering melakukan
antara Cina, Vietnam, Malaysia, Taiwan, aksi agresif di LCS. Cina mengklaim lebih dari
Filipina dan Brunei, telah berdampak 95 persen LCS dan mengandalkan kawasan
terhadap Indonesia sebagai negara yang tersebut untuk memasok 86 persen impor
memiliki wilayah yurisdiksi nasional pada minyak mentah Cina. Klaim juga dilakukan
Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) terhadap pulau-pulau kecil di LCS dan telah
Laut Natuna Utara. Aksi-aksi agresif para ada sekitar 1.300 hektar pulau reklamasi
claimant states yang bertujuan untuk untuk menopang aktivitas dan infrastruktur
menegaskan klaim kedaulatannya atas militernya. Aksi Cina pada ZEEI Laut
sebagian maupun seluruh wilayah perairan Natuna Utara bukanlah aksi yang pertama
LCS dan pulau-pulau yang terdapat di kali dilakukan. Beberapa waktu yang
dalamnya semakin mengganggu yurisdiksi lalu, kapal ikan Cina yang dikawal kapal
nasional Indonesia pada ZEEI tersebut. Tidak penjaga pantainya melakukan penangkapan
hanya Cina yang melakukan aksi agresif di ZEEI tersebut tanpa seijin Indonesia.
terhadap Indonesia, tetapi Vietnam dan Pemerintah Indonesia mengirimkan nota
Malaysia juga pernah melakukan hal yang protes diplomatik, namun Cina sebaliknya
sama. LCS sendiri adalah kawasan perairan menegaskan klaim kedaulatannya atas
yang mengandung begitu banyak kekayaan wilayah ZEEI tersebut. Menanggapi sikap
alam dan perikanan. Diperkirakan kawasan Cina tersebut, Pemerintah Indonesia
ini menyimpan cadangan minyak kedua menegaskan yurisdiksi nasionalnya atas
terbesar setelah Arab Saudi. Vietnam, ZEEI tersebut terhadap Cina. Penegasan
Malaysia, Brunei, Filipina telah berabad- sikap Pemerintah Indonesia ditindaklanjuti
abad menggantungkan keberlangsungan oleh beberapa Kementerian dan Lembaga
ekonominya dari kawasan perairan ini. Di Negara yang terkait dengan aksi-aksinya
sisi lain, Cina juga mengklaim perairan sesuai tugas dan tanggung jawabnya masing-
tersebut secara historis semenjak beberapa masing, seperti penegasan oleh Kemenko

36 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 41 | Maret 2020


Polhukam RI, Kemenko Kemaritiman RI, kepada infrastruktur dan konektivitas
Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, maritim. Selain itu, Poros Maritim Dunia
Kementerian Pertahanan RI, Bakamla RI, juga bertujuan membangun kekuatan
BNPP, dan beberapa K/L lainnya termasuk maritim untuk menjaga keselamatan
juga TNI dalam hal ini Kogabwilhan I yang pelayaran dan keamanan maritim. Tentu
telah menggerakkan beberapa KRI, pesawat pelanggaran dalam bentuk apapun yang
tempur, pesawat pengintai strategis, dan terjadi di kawasan perairan Indonesia, akan
Satuan Operasional TNI lainnya ke Pulau mencederai semangat dan tujuan tersebut.
Natuna atas perintah langsung Panglima TNI
Mengingat aksi agresif Cina tersebut
untuk melaksanakan operasi siaga tempur
sangat terkait dengan konteks strategis
laut di perairan ZEEI Laut Natuna Utara dan
secara keseluruhan dari konflik LCS dan
sekitarnya.
adanya hukum Internasional (UNCLOS
Sengketa perbatasan antara Indonesia 82) yang mengatur yurisdiksi nasional di
dan Cina di kawasan Laut Natuna Utara juga ZEE, serta tantangan kelembagaan terkait
tidak dapat dipertemukan dalam sebuah permasalahan kelautan Indonesia, maka
meja perundingan, yang membuatnya permasalahannya adalah strategi apa yang
menjadi semakin kompleks dan pelik. terbaik dan efektif bagi TNI untuk mengatasi
Indonesia tidak mengakui nine dash line, aksi agresif Cina di ZEEI tersebut, sehingga
sedangkan Cina tidak mengakui ZEEI di Laut tidak memicu eskalasi konflik dengan
Natuna Utara. Oleh karenanya, berunding militer Cina menjadi konflik bersenjata
dengan Cina mengenai kasus ini, adalah secara terbuka dan permasalahan bisa
sama dengan mengkompromikan hak diselesaikan dengan cara damai serta
berdaulat Indonesia. Ditambah lagi, klaim berkelanjutan. Berdasarkan permasalahan
nine dash line Cina telah gugur oleh putusan tersebut, yang menjadi pokok bahasan
Permanent Court of Arbritation tahun 2016 dalam current issue ini antara lain adalah
dalam sengketa Filipina melawan Cina. (1) perkembangan isu Laut Cina Selatan
Hal ini karena Indonesia dan Cina dalam dan aksi agresif Cina; (2) posisi Indonesia
hal ini tidak dalam sengketa kedaulatan, pada ZEEI di Laut Natuna Utara; dan (3)
melainkan dalam hal hak berdaulat, yaitu strategi TNI dalam menjamin yurisdiksi
hak untuk mendayagunakan sumber daya nasional di ZEEI.
perikanan di laut ZEE, di mana siapa saja
boleh melewati wilayah tersebut namun
tidak boleh mengeksplorasi sumber daya PEMBAHASAN
alam di bawahnya. Di sisi lain, Menteri
Menurut perspektif hubungan antar
Pertahanan Prabowo Subianto menilai
negara, aksi agresif Cina sangat dipengaruhi
bahwa perlu adanya kehati-hatian
oleh kondisi sistem Internasional yang ada.
dalam menyikapi agresivitas Cina di Laut
Buzan menjelaskan bahwa pada dasarnya
Natuna Utara, yang mana perlu adanya
sistem Internasional terdiri dari berbagai
pembicaraan.
unit (aktor) yang saling berinteraksi satu
Indonesia bukanlah salah satu dari dengan lainnya. Berdasarkan pandangan
claimant state dalam sengketa LCS. Namun Buzan, maka dapat dipahami bahwa ZEEI
demikian, Indonesia mendukung penerapan Laut Natuna Utara merupakan “ruang
kode etik LCS. Hal ini khususnya termaktub hidup” bagi multi independent actors yang
dalam gagasan Visi Poros Maritim Dunia memiliki kecenderungan ”goals seeking”,
yang bertujuan untuk membangun kembali yaitu salah satunya Indonesia dan Cina,
budaya maritim Indonesia, menjaga sumber dan hidup dalam kondisi saling terkait
daya laut dan menciptakan kedaulatan satu dengan lainnya (interdependency),
pangan laut dengan menempatkan nelayan sehingga sangat mungkin terjadi konflik
pada pilar utama. Prioritas juga diberikan satu dengan lainnya. Disamping itu, aksi

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 41 | Maret 2020 37


reaksi Indonesia dan Cina juga dipengaruhi negara. Hukum Internasional berlaku jika
oleh adanya hukum, norma-norma, nilai- suatu negara telah meratifikasinya dengan
nilai maupun organisasi Internasional menerapkan ketentuan-ketentuan yang
yang berlaku, sehingga untuk menjamin ada ke dalam hukum nasionalnya, sehingga
yurisdiksi nasionalnya, Indonesia dan secara otomatis negara tersebut akan
Cina cenderung membangun kekuatan menjadi subjek hukum Internasional.
militer atau kerjasama untuk mencegah
penggunaan kekerasan.
Perkembangan Isu Laut Cina Selatan dan
Bila ditinjau dari perspektif kedaulatan,
Aksi Agresif Cina
maka aksi agresif Cina adalah kurang tepat
Kompleksitas Konflik Laut Cina Selatan.
dalam menegaskan ZEEI Laut Natuna
Utara sebagai wilayah kedaulatannya. Konflik LCS memiliki kerumitan
Prinsip utama kedaulatan adalah hak tersendiri, yaitu pertama, konflik LCS
eksklusif dan mutlak untuk mengatur terjadi antar negara ASEAN (Malaysia,
semua objek, manusia dan aktifitas apapun Filipina, Vietnam dan Brunei), namun
yang ada di dalam wilayah teritorialnya. demikian ASEAN belum dapat menunjukkan
Jika dihubungkan dengan perspektif peran nyata untuk mengatasinya. Kedua,
sistem Internasional, maka kedaulatan konflik LCS melibatkan juga negara di luar
negara tidak sepenuhnya mutlak. Sifat ASEAN (Cina dan Taiwan), sehingga ASEAN
mutlak hanya berlaku di dalam wilayah sama sekali tidak dapat berperan dalam
teritorialnya, namun semakin berkurang mengatasinya. Ketiga, konflik LCS juga telah
pada daerah-daerah perbatasan, seperti menyeret masuk negara-negara lain dari
di ZEEI Laut Natuna Utara. Sifat mutlak luar kawasan Asia (AS, Jepang, Australia,
tidak sepenuhnya dapat diterapkan dengan bahkan negara-negara aliansi AS lainnya,
adanya hukum internasional (UNCLOS termasuk Uni Eropa dan NATO). Keempat,
82) yang berlaku dan terhadap organisasi konflik LCS juga merupakan “tempat”
internasional tertentu, seperti PBB. Oleh terjadinya rivalitas antar great power, yaitu
karena itu, respon Indonesia terhadap aksi AS dan Cina. Oleh karena itu, konflik LCS
Cina, perlu memperhatikan adanya prinsip memiliki potensi besar terjadinya eskalasi
kedaulatan atas teritorial, individu, hak ketegangan antar negara, baik di dalam
perlindungan, prinsip-prinsip universal, kawasan Asia Tenggara, di Asia maupun di
aturan-aturan di udara dan lautan. dunia. Berdasarkan kerangka teori Buzan,
dalam hal ini LCS menjadi ruang hidup
Ditinjau dari perspektif hukum
yang kompleks yang berdiri di atas sistem
Internasional, aksi agresif Cina adalah
internasional. Dengan demikian, hal ini
aksi sepihak sebagai great power. Hukum
membutuhkan suatu kerja sama antar
Internasional adalah norma-norma
negara dan kesepahaman yang intensif
Internasional yang sangat berperan
dalam kerangka sistem yang ada.
sebagai kaidah sopan santun Internasional
(International mannerly) yang menuangkan
kaidah moral dalam hubungan antar
Aksi Agresif Cina
negara, sehingga terwujud ketertiban
dunia. Hukum Internasional seringkali Secara umum, aksi agresif Cina dapat
dijadikan validitas moral dan etika antar dipahami memiliki tiga bentuk, yaitu
bangsa untuk menjamin keadilan antar pertama, aksi agresif yang dinyatakan
negara (state actors) yang memiliki hirarki dalam bentuk kebijakan tertulis, seperti
berbeda-beda (small power hingga super perubahan peta wilayah kedaulatan
power), sehingga tidak membebankan Cina yang mengikuti nine dash line serta
adanya kewajiban hukum yang mengikat, menempatkan peta wilayah tersebut ke
tetapi hanya membatasi perilaku antar dalam passport Cina ataupun visa. Kedua,

38 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 41 | Maret 2020


aksi agresif yang dinyatakan dalam bentuk Tenggara. Kedua, menerapkan pendekatan
pernyataan-pernyataan keras oleh para terintegrasi upaya diplomasi, informasi,
pejabat Cina tentang ancamannya dari ekonomi, militer, paramiliter (coast
Pemerintah Cina. Ketiga, aksi agresif yang guard) maupun masyarakat. Ketiga,
dinyatakan dalam bentuk tindakan nyata, menerapkan aksi “slicing & gray zone”
seperti aksi pengerahan para nelayan Cina dengan sedikit demi sedikit mengikis
yang dikawal kapal penjaga pantai Cina kepemilikan beberapa pulau-pulau yang
bahkan pengerahan militer Cina. Upaya ada di LCS dari tangan claimant states
untuk peredam aksi agresif Cina hingga lainnya dan menerapkan prinsip “talk and
saat ini telah diupayakan, salah satunya take” dengan claimant states lainnya
adalah penerapan Code of Conduct (CoC). untuk mengambil keuntungan politis dari
Hingga saat ini, CoC yang diharapkan hasil pembicaraan mereka satu per satu,
masih belum disepakati bersama oleh para tanpa melibatkan aktor lainnya. Keempat,
claimant states, bahkan hingga hasil sidang menerapkan konfrontasi langsung untuk
Pengadilan Arbitrase Internasional, Cina mendapatkan kendali secara de facto
tetap tidak menghentikan aksi agresifnya. atas wilayah yang dikehendakinya, seperti
terhadap Filipina dan Vietnam. Kelima,
mendorong masyarakat Cina untuk tinggal
Strategi Cina dalam Konflik Laut Cina dan beraktifitas di pulau-pulau buatan
Selatan Cina. Keenam, membuat penafsiran baru
Secara umum, Cina telah menerapkan dalam penerapan UNCLOS 82, terutama
beberapa pendekatan dalam menegaskan dalam menafsirkan prinsip freedom of
klaim kedaulatannya di LCS, yaitu navigation dan ketentuan tentang aktifitas
pertama, membangun pulau buatan di LCS militer pada zona-zona tertentu yang telah
sebagai pangkalan aju kekuatan militernya diatur sebelumnya.
untuk menjangkau negara-negara di Asia

Gambar 1. Peta ZEEI di Laut Natuna Utara menurut Indonesia dan Cina

Sumber: https://21stcenturyasianarmsrace

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 41 | Maret 2020 39


Posisi Indonesia pada ZEEI di Laut Natuna sangat strategis dalam mendukung
Utara kebijakan belt and road initiative
(OBOR) Pemerintah Cina, posisi
Secara umum, posisi Indonesia dalam
sebagai Presiden DK PBB pada saat ini,
mengatasi aksi agresif Cina saat ini dapat
ketegasan sikap Pemerintah Indonesia
ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu:
dan dukungan kuat semua komponen
Perspektif Hubungan Antar Negara dalam bangsa Indonesia untuk menjamin
kerangka Konflik LCS integritas wilayah kedaulatan NKRI.
Posisi Indonesia adalah non claimant
state yang memiliki perbatasan wilayah
Perspektif Kedaulatan di ZEEI
dengan claimant states lainnya di LCS,
sehingga sangat mungkin terseret Secara umum, Indonesia hanya
masuk dalam permasalahan yang ada. memiliki kedaulatan penuh di dalam
Namun demikian, Indonesia memiliki wilayah teritorial terhadap objek
posisi signifikan dan bargaining power apapun, individu hingga aktifitas
yang besar terhadap Cina, karena apapun juga, sehingga posisi Indonesia
adanya beberapa faktor, antara dalam penanganan aksi kapal Cina di
lain: Indonesia merupakan salah ZEEI perlu mengacu kepada ketentuan-
satu negara pendiri ASEAN, potensi ketentuan yang telah diatur dalam
pasar dan investasi yang cukup besar UNCLOS 82. Namun demikian, Indonesia
untuk Cina, memiliki sumber daya tetap memiliki kedaulatan atas WNI,
alam yang cukup besar yang sangat dimanapun mereka berada dan berhak
dibutuhkan Cina, negara terbesar di melakukan perlindungan atas mereka
Asia Tenggara dengan wilayah teritorial (nelayan Indonesia) yang melakukan
yang cukup luas, posisi geografi yang aktifitas penangkapan ikan di ZEEI.

Gambar 2. Peta ZEEI Laut Natuna Utara

Sumber: Konstruksi dari beberapa sumber terkait

40 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 41 | Maret 2020


Perspektif Hukum Internasional (UNCLOS Indonesia hanya sebatas pembuatan
82) dan pemakaian pulau buatan, instalasi
dan bangunan, riset ilmiah kelautan
UNCLOS 82 telah mengatur
dan pelestarian lingkungan laut.
ketentuan tentang zona ekonomi
Namun demikian, Indonesia tidak serta
eksklusif, sebagai wilayah di luar dan
merta diperbolehkan melarang negara
berdampingan dengan laut teritorial,
lain untuk beraktifitas di ZEEI tersebut,
dimana posisi Indonesia hanya memiliki
karena semua negara memiliki
“hak berdaulat” untuk keperluan
kebebasan pelayaran dan penerbangan
eksplorasi dan eksploitasi, konservasi
di atas ZEEI tersebut sebatas memenuhi
dan pengelolaan sumber kekayaan
aturan hukum laut yang berlaku.
alam, baik hayati maupun non-hayati,
dari perairan di atas dasar laut dan
dari dasar laut dan tanah di bawahnya
Perimbangan Kekuatan Indonesia dan
dan berkenaan dengan kegiatan
Cina
lain untuk keperluan eksplorasi dan
eksploitasi ekonomi zona tersebut, Namun demikian, secara perimbangan
seperti produksi energi dari air, arus kekuatan, perlu menjadi pertimbangan
dan angin. Sedangkan yurisdiksi tersendiri, seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 3. Perbandingan Kekuatan Indonesia vs Cina

Sumber: Konstruksi dari “Military Balance 2017” by IISS 2017


Tantangan Kelembagaan Indonesia lainnya dalam penanganan aksi Cina
tersebut, terutama aturan dan ketentuan
Namun demikian, tantangan lainnya
yang telah ditetapkan oleh masing-masing
terhadap posisi Indonesia adalah: salah
kelembagaan negara. Dihadapkan dengan
satunya, tantangan kelembagaan yang
kompleksitas ancaman Cina dengan
cukup banyak keterkaitannya satu dengan
kekuatan militernya yang besar dan

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 41 | Maret 2020 41


modern, serta keterbatasan sumber daya TNI, sejauh-jauhnya hanya pada batas
nasional untuk mendukung seluruh upaya zona tambahan saja apabila benar-benar
yang harus dilakukan untuk mengatasi terjadi pelanggaran oleh kapal ikan dan
aksi Cina. Maka tantangan kelembagaan coast guard Cina, dan penggerakkan
ini dapat melemahkan posisi Indonesia kekuatan TNI hanya sebatas melakukan
secara internal untuk mewujudkan unity pengejaran seketika dalam hal pelanggaran
of efforts, terutama terhadap efektifitas tersebut dan dalam kerangka perlindungan
operasi TNI yang akan dilakukan karena negara serta mematuhi aturan hukum
kemungkinan adanya upaya-upaya yang Internasional. Namun apabila terjadi
dapat menimbulkan kontraproduktif dari eskalasi, dimana Cina menggerakkan
ataupun bagi K/L terkait. kekuatan militernya, maka wilayah operasi
KRI dan pesawat tempur dapat ditentukan
lebih jauh lagi sesuai rencana operasi yang
Strategi TNI dalam menjamin yurisdiksi disetujui Panglima TNI dan hanya dalam
Nasional di ZEEI kerangka menghadapi kekuatan militer Cina
saja (symmetric warfare). Penggerakkan
Dengan mempertimbangkan posisi
KRI keluar wilayah ini, hanya dalam rangka
Indonesia dari tiga perspektif tersebut
mendukung kegiatan Bakamla RI ataupun
dan perimbangan kekuatan yang ada,
untuk melindungi nelayan Indonesia yang
maka strategi umum yang mungkin
sedang menangkap ikan, SAR, dll (dalam
ditempuh, antara lain penggunaan
kerangka OMSP).
kekuatan operasional TNI didasarkan pada
prinsip jika Cina juga telah menggerakkan Penggerakkan pesawat tempur perlu
kekuatan militernya (kapal perang atau mempertimbangkan ketentuan UNCLOS
pesawat tempur Cina telah digerakkan). 82 dan prinsip-prinsip hukum udara, yaitu
Mengedepankan penerapan aturan-aturan (jika keadaan terpaksa) dan tidak dapat
dalam UNCLOS 82 dan hukum Internasional dihindari. Penindakan dengan pesawat
lainnya yang berlaku, sehingga apabila tempur terhadap objek di bawah dan di
terjadi eskalasi konflik dengan Cina, permukaan perairan ZEEI, sebaiknya tidak
penyelesaian masalahnya tetap dalam dilakukan, tetapi jika keadaan terpaksa,
kerangka sengketa hukum Internasional. harus mengikuti ketentuan UNCLOS 82
Membangun semangat personel TNI yang dan hukum laut internasional lainnya yang
bertugas sebagai Satgas tempur terdepan, berlaku, dan atas kendali Pangkogaslagab
mengingat perimbangan kekuatan secara (Pangarmada I). Penindakan dengan
fisik antara Indonesia dan Cina cukup pesawat tempur terhadap objek dan
besar. Menjamin ketersediaan dukungan aktifitas di ruang udara di atas ZEEI
sumber daya nasional yang memadai untuk perlu mempertimbangkan ketentuan
menghadapi segala kemungkinan eskalasi UNCLOS 82 dan hukum udara. Jika objek
konflik yang mungkin dilakukan oleh militer dan aktifitasnya tidak terkait dengan
Cina. kapal ikan dan coast guard Cina, maka
penindakan pesawat tempur mengikuti
Strategi operasional yang mungkin
aturan hukum udara nasional dan dalam
dapat disusun oleh Komando Operasi TNI
kerangka strategi pertahanan udara (dalam
(Kogabwilhan I). Wilayah operasi satuan TNI
kendali Pangkohanudnas). Jika objek
perlu diatur sedemikian rupa tergantung
dan aktifitasnya memiliki kaitan dengan
dari objek dan tujuannya. Dalam kasus
kapal ikan dan coast guard Cina, maka
kapal ikan dan coast guard Cina ini, KRI
penindakan pesawat tempur mengikuti
maupun pesawat tempur hanya beroperasi
ketentuan UNCLOS 82 dan atas kendali dari
di dalam laut teritorial saja dan tidak
Pangkogaslagab (Pangarmada I). Penindakan
digunakan untuk menindak secara represif.
dengan kekuatan TNI di ZEEI sebaiknya
Batas maksimal penggunaan kekuatan
mengutamakan kemampuan dan posisi KRI

42 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 41 | Maret 2020


yang dapat melakukan pemeriksaan secara kepada ketentuan-ketentuan di dalam
hukum (penyidik di lautan), terutama UNCLOS 82. Disamping itu, membangun
bila berkaitan lintas damai, pengejaran upaya diplomasi terintegrasi (integrated
seketika (hot pursuit), kasus-kasus perdata diplomacy) antar K/L terkait di bawah
yang mungkin dilakukan oleh kapal ikan satu atap Kemenko Polhukam RI (Hanneg)
dan coast guard Cina, dll. Penguatan atau Kemenko Kemaritiman RI (kedaulatan
interoperability antara Satuan Tempur wilayah) sebagai Leading Sector, serta
Laut dan Satuan Tempur Udara agar setiap Kemenlu RI atau Kemhan RI atau Mabes
tindakan TNI dapat lebih terukur dan tidak TNI sebagai koordinator pelaksana yang
menjadi objek hukum Internasional. mengkoordinir semua K/L terkait dalam
menjalin setiap bentuk kerjasama antar
Strategi Khusus yang dapat dilakukan
negara yang memiliki kaitan dengan ZEEI
meliputi dua bentuk, pertama, strategi
di seluruh wilayah yurisdiksi Indonesia,
menghalangi Cina untuk melakukan aksi-
sehingga tercipta unity of efforts dalam
aksi lanjutan dengan cara memperluas
menghadapi aksi-aksi agresif Cina terhadap
bentuk-bentuk operasi OMSP yang bersifat
ZEEI Laut Natuna Utara.
tempur untuk membatasi akses Cina ke
wilayah Indonesia, membangun persepsi
akan “reaksi melawan” yang pasti dengan
PENUTUP
menggelar kekuatan-kekuatan TNI Trimatra
Terpadu secara nyata dan melakukan Kesimpulan
latihan-latihan di atas Laut Natuna
Perkembangan isu Laut Cina
Utara, dan mempengaruhi asumsi-asumsi
Selatan memiliki kerumitan tersendiri
Cina dengan melakukan pemberitaan-
yang memiliki potensi besar terjadinya
pemberitaan media elektronik tentang
ketegangan antar negara, baik di dalam
kesiapsiagaan operasional Satgas TNI di
kawasan Asia Tenggara, di Asia maupun
Natuna dan di daerah lainnya. Kedua,
di dunia. Kompleksitas ini didorong oleh
strategi menghadapi Cina secara langsung
aksi agresif Cina untuk menegaskan klaim
(chicken game) dengan cara memberikan
kedaulatannya di LCS dalam bentuk
respon sedini mungkin terhadap setiap
kebijakan tertulis, pernyataan-pernyataan
aksi-aksi Cina secara proporsional sesuai
keras dan tindakan nyata yang berupa
aturan hukum Internasional dan UNCLOS
pengerahan kapal nelayan dikawal oleh
82 yang berlaku dengan mendukung atau
coast guard-nya. Pada dasarnya, Indonesia
memperkuat tugas utama Bakamla RI,
memiliki posisi baik dengan bargaining
membangun kemampuan intelijen yang
power yang cukup besar dalam mengatasi
mampu menjangkau posisi gelar kekuatan
aksi Cina di ZEEI, tetapi Indonesia hanya
Cina untuk menegaskan bahwa TNI memiliki
memiliki hak berdaulat saja atas ZEEI
reaksi cepat yang tinggi, dan mengimbangi
tersebut, sehingga perlu pengkajian yang
aksi-aksi Cina dengan melakukan aktifitas
tepat dalam strategi TNI. Strategi umum
atau bentuk operasi lainnya yang bersifat
bagi TNI untuk mengatasi aksi Cina tersebut
perlawanan. Hal ini dilakukan dengan
dengan tetap mengedepankan aturan-
memperkuat kehadiran nelayan Indonesia
aturan hukum, norma-norma dan nilai-nilai
secara terkoordinir oleh Kementerian
Internasional yang berlaku, dan menjamin
Kelautan dan Perikanan yang didukung
ketersediaan dukungan sumber daya
dengan pambangunan fasilitas pelabuhan
nasional yang memadai jika mengalami
perikanan nasional dan pengawalan
eskalasi konflik serta mendorong penguatan
oleh unit-unit operasional coast guard
diplomasi oleh K/L terkait sesuai fungsi.
Bakamla, serta mendorong kemajuan
Strategi operasional bagi TNI adalah
kerjasama antar negara di ASEAN maupun
menyusun Roles of Engagement yang
Asia Pasifik dalam menjamin maritime
mengimplementasikan hukum, norma-
security di perairan LCS yang berpedoman

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 41 | Maret 2020 43


norma dan nilai-nilai Internasional yang Endnotes
berlaku bagi setiap Satgas tempur yang
1. Pete Cobus. “Konflik dan Diplomasi
digelar. Disamping itu, secara khusus,
di Laut”, diakses dari https://www.
mengedepankan bentuk-bentuk operasi
projects.voanews.com, diakses pada
OMSP yang bersifat tempur. Strategi khusus
10 Februari 2020
dilakukan dengan memperbesar bentuk-
2. Ibid
bentuk OMSP TNI di ZEEI Laut Natuna Utara
3. KRI Usman Harun-359, KRI Sutedi
untuk memperkuat tugas Bakamla RI,
Senoputra-378 dan KRI Teuku Umar-
mendorong perluasan kehadiran nelayan
385 mengikuti Operasi Siaga Tempur
Indonesia, mendorong kerjasama multi
Laut Natuna untuk menegakkan
lateral dalam upaya maritime security di
kedaulatan dan hukum di wilayah
LCS (seperti Latma Navy Indo Pasifik) dan
perairan yurisdiksi nasional Indonesia
membangun upaya integrated diplomacy
guna menjamin kepentingan nasional
antar K/L terkait.
NKRI dalam www.republika.co.id
4. “Prof Hikmahanto: Natuna Seharusnya
Tak Diselesaikan di Meja Perundingan”,
Saran
diakses dari https://news.detik.com/
Tantangan utama dalam strategi berita/d-4846897/prof-hikmahanto-
TNI ini adalah posisi Cina sebagai great natuna-tak-seharusnya-diselesaikan-
power yang memiliki kekuatan besar di-meja-perundingan, diakses pada 10
dibandingkan Indonesia, sehingga saran Februari 2020
yang dapat diberikan sebagai solusi adalah 5. “Ada China di Natuna,
dengan meningkatkan interoperabilitas Prabowo: Kemerdekaan Harus
antar Satgas TNI yang bertugas dan antara Dipertahankan”, diakses dari
Satgas TNI dengan unit-unit lapangan dari https://www.cnbcindonesia.com/
K/L terkait langsung di Laut Natuna Utara news/20200120163141-4-131346/
(Bakamla, Bea Cukai, Imigrasi, Polairud) ada-china-di-natuna-prabowo-
perlu dibangun atau ditingkatkan, terutama kemerdekaan-harus-dipertahankan,
dalam bentuk ROE integratif/kontinjensi diakses pada 10 Februari 2020
yang digunakan dalam menghadapi aksi 6. “Sengketa Laut China Selatan dan
agresivitas Cina, sehingga tindakan- Kabar Poros Maritim Jokowi”, diakses
tindakan yang dilakukan lebih cepat, tepat dari https://m/cnnindonesia.com/,
dan terpadu dalam koridor aturan hukum. diakses pada 10 Februari 2020
Selain itu, perlu mendorong Pemerintah 7. Buzan dan Little, “International System
untuk membangun pelabuhan samudera in World History”, Oxford University
dalam dan pariwisata di Pulau Natuna untuk Press, Great Britain, 2000, h.344-
mendorong tumbuhnya sektor perikanan 345 International System displays six
dan arus wisata, sehingga semakin banyak sharp…structure, units, interaction,
aktifitas nelayan dan pariwisata di perairan process, global scales, global activities
Laut Natuna Utara yang dapat memperkuat 8. Buzan, B, dkk, 1993, The Logic of
posisi Indonesia dalam diplomasi dengan Anarchy: Neorealism to Structural
negara luar. Perlu pula meningkatan Realism, Columbia University Press,
program Binwilhan yang dilakukan oleh New York, hal.9 dan Keohane, Robert
TNI bersama-sama dengan K/L terkait O., ed. 1986, Neorealism and its
kepada nelayan-nelayan Indonesia agar Critics, Columbia University Press,
dapat berperan sebagai sumber informasi New York, hal.304-305 “The nature
intelijen dan sekaligus untuk meningkatkan of international affairs is essentially
situational awareness bagi TNI dalam conflictual”
mengantisipasi aksi-aksi serupa pada ZEEI 9. Luck, Edward C., 2006, UN Security
Laut Natuna Utara. Council, Practice and Promise,

44 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 41 | Maret 2020


Routledge, Abingdon, Oxon, hal.16 ““… Asia”. China Daily (CNN). Retrieved 7
to take affective collective measures March 2013, http://www.articles.cnn.
for the prevention and removal of com/2003-04-22/world/china; dan
threats to the peace and for the Daozu, (11 November 2010). “US denies
suppression of acts of aggression or China ‘containment’”. China Daily (in
other breaches of the peace, and to English), http://www.chinadaily.com.
bring about by peaceful means, and in cn/; dan Daozu, (11 November 2010).
conformity with the principles of justice “US denies China ‘containment’”.
and international law, adjustment or China Daily (in English), http://www.
settlement of international disputes or chinausfocus.com/;
situations which might lead to a branch 14. “Penanganan Keamanan Laut Indonesia,
of the peace” Tumpang Tindih Kelembagaan hingga
10. Acharya, Amitav, 2001, Constructing Aturan Hukum” dan dalam “Mahfud
a Security Community in Southeast MD: Presiden Instruksikan Penanganan
Asia, Routledge, London, hal.20-21 Masalah Laut Lewat Satu Pintu” www.
kerangka kerjasama antar negara kompas.com edisi 7-1-2020, 11.26 WIB
untuk menjamin perdamaian dan dan 8-1-2020, 06.33 WIB; “Tumpang-
keamanan berupa security regime, Tindih Aturan Penegakan Hukum
security community, collective defense Maritim” www.m.cnnindonesia.com
dan collective security. edisi Senin 5 Oktober 2015, 10.28 WIB
11. Adolf, Huala, 2011, Aspek-Aspek
Negara Dalam Hukum Internasional,
BIBLIOGRAFI
Keni Media, Bandung, h.108, 111
“Sovereignty in the relations between Buku
states signifies independence in regard
Buzan, Barry dan Richard Little. 2000. In-
to a portion of the globe is the right
ternational System in World History.
to exercise therein, to the exclusion
Great Britain: Oxford University Press
of any other state, the function of
a state…Territorial sovereignty.... Buzan, Barry, dkk. 1993. The Logic of Anar-
involves the exclusive right to display chy: Neorealism to Structural Realism.
the activities of a state. The right New York: Columbia University Press
has as its corollary a duty; the duty Keohane, Robert O., ed. 1986. Neorealism
to protect within the territory the and its Critics. New York: Columbia
rights of other states, together with University Press
the rights each state may claim for its
nations in foreign territory.” Luck, Edward C. 2006. UN Security Council,
12. AFP/REUTERS/JOS/SAM/Kompas, 13- Practice and Promise. Abingdon, Oxon:
4-2016, “Beijing Kecam Pernyataan Routledge
G-7. G-7 Menolak Tindakan Intimidatif, Acharya, Amitav. 2001. Constructing a
Provokatif, dan Sepihak di LTS”, Beijing, Security Community in Southeast Asia.
Selasa; dan “G7 Foreign Ministers’ London: Routledge
Statement on Maritime Security”, April
11, 2016, Hiroshima, Japan dan “Joint Adolf, Huala. 2011. Aspek-Aspek Negara
Communique” G7 Foreign Ministers’ Dalam Hukum Internasional. Bandung:
Meeting, April 10-11, 2016, Hiroshima, Keni Media
Japan
13. Strategi containment AS terhadap Cina
tentang Rebalance Strategy dan Pivot Daring
to Asia, dalam Lam, (22 April 2002). “3 KRI Ikuti Operasi Siaga Tempur di Laut
“China opposes U.S. presence in Central Natuna 2020”, diakses dari https://

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 41 | Maret 2020 45


www.inews.id/multimedia/photo/3- “Penanganan Keamanan Laut Indone-
kri-ikuti-operasi-siaga-tempur-laut- sia, Tumpang Tindih Kelembagaan
natuna-2020, diakses pada 2 Februari hingga Aturan Hukum”, diakses
2020 dari https://nasional.kompas.com/
read/2020/01/08/06332531/pen-
“China Marah atas Pernyataan G-7 soal
anganan-keamanan-laut-indonesia-
Laut China Selatan”, diakses dari
tumpang-tindih-kelembagaan-hingga-
https://international.sindonews.
aturan?page=all, diakses pada 29 Janu-
com/read/1100296/40/china-marah-
ari 2020
atas-pernyataan-g-7-soal-laut-china-
selatan-1460434585, diakses pada 27 “Mahfud MD: Presiden Instruksikan Penan-
Januari 2020 ganan Masalah Laut Lewat Satu Pintu”,
diakses dari https://nasional.kompas.
“G7 Foreign Ministers’ Statement on Mari-
com/read/2020/01/07/11261151/
time Security”, diakses dari http://
mahfud-md-presiden-instruksikan-pen-
www.g7.utoronto.ca/foreign/for-
anganan-masalah-laut-lewat-satu-pin-
min160411-maritime.html, diakses
tu, diakses pada 29 Januari 2020
pada 27 Januari 2020
“Tumpang-Tindih Aturan Penegakan Hu-
“China opposes U.S. presence in Central
kum Maritim”, diakses dari https://
Asia”. China Daily (CNN), diakses dari
w w w. c n n i n d o n e s i a . c o m / n a s i o n -
http://www.articles.cnn.com/2003-
al/20151004163018-20-82691/tump-
04-22/world/china, diakses pada 7 Ma-
ang-tindih-aturan-penegakan-hukum-
ret 2013,
maritim, diakses pada 29 Januari 2020
Daozu. 2010. “US denies China ‘contain-
ment”, diakses dari http://www.chi-
nadaily.com.cn/, diakses pada 3 Janu-
ari 2020

46 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 41 | Maret 2020

Anda mungkin juga menyukai