Anda di halaman 1dari 9

Illustrasi : tyozrock@rocketmail.

com

PERAN INDONESIA DALAM


MENJAGA WILAYAH LAUT NATUNA
DAN MENYELESAIKAN KONFLIK
LAUT TIONGKOK SELATAN
Dr. Yayat Ruyat, M.Eng
Ahli Utama Bidang Human Capital PT. Pindad

Abstrak

Wilayah Laut Tiongkok Selatan (LTS) merupakan perbatasan bagi beberapa negara,
diantaranya Indonesia Vietnam, Malaysia, Brunei, Filipina, dan Tiongkok. Karena hal
inilah, persengketaan perbatasan di LTS mempunyai dinamika yang cukup tinggi. Dengan
berbagai dampak dinamika sengketa di atas, Indonesia kemudian mengambil inisiatif
untuk ikut membantu usaha penyelesaian sengketa LTS. Esai ini akan mengeksplorasi dua
bahasan utama yaitu bagaimana sebenarnya gambaran umum dari sengketa LTS sehingga
menjadi ancaman bagi kepentingan nasional Indonesia dan bagaimana peran Indonesia
dalam upaya penyelesaian sengketa tersebut.

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 29| Maret 2017 67


PENDAHULUAN Indonesia juga mempunyai catatan yang
baik dalam penyelesaian berbagai kasus di
Di abad ke-21, konstelasi dunia
kawasan seperti konflik internal Kamboja
diprediksi akan berubah. Kekuatan ekonomi
pada dekade 80-an hingga awal 90-an, konflik
dan politik mulai bergeser dari Eropa dan
perbatasan Thailand-Kamboja, dan terakhir
Amerika ke wilayah Asia. Dalam laporan
demokratisasi Myanmar. Pengalaman ini
tahun 2011 berjudul Asia 2050: Realizing
dapat dijadikan acuan bagi peran Indonesia
the Asian Century, Bank Pembangunan
agar penyelesaian sengketa LTS dapat
Asia mengkalkulasi bahwa pada tahun
dilakukan secara damai dan efektif. 2
2050 separuh ekonomi dunia ada di tangan
kawasan ini. Selain itu, pendapatan perkapita Berdasarkan latar belakang di atas,
akan naik 6 kali lipat menjadi sekitar 38.600 esai ini akan mengeksplorasi dua bahasan
dolar, menjadikan rakyat Asia semakmur utama. Pertama, bagaimana sebenarnya
orang-orang Eropa sekarang. Peningkatan gambaran umum dari sengketa LTS sehingga
ekonomi yang pesat ini akan dimotori oleh menjadi ancaman bagi kepentingan
Tiongkok, India, Indonesia, Jepang, Korea nasional Indonesia. Kedua, bagaimana
Selatan, Malaysia, dan Thailand.1 Untuk peran Indonesia dalam upaya penyelesaian
dapat mewujudkan abad Asia tersebut, sengketa tersebut.
salah satu syarat yang perlu dipenuhi adalah
stabilitas kawasan untuk mendukung kondisi
yang ideal bagi pertumbuhan ekonomi. PEMBAHASAN
Indonesia sendiri bukan merupakan Wilayah Laut Natuna dan Laut Tiongkok
salah satu negara yang mengklaim Selatan
kepemilikan wilayah tersebut, tetapi turut
Kepulauan Natuna merupakan wilayah
terpengaruh oleh dinamika sengketa. Hal ini
Indonesia yang paling utara di Selat Karimata.
dikarenakan kedekatan geografis Indonesia
Kepulauan Natuna terdiri dari pulau-pulau
dengan wilayah sengketa. Laut Tiongkok
kecil yang berbatasan langsung dengan
Selatan (LTS) sendiri berbatasan langsung
wilayah maritim tiga negara, yaitu Malaysia,
dengan perairan Indonesia di Kabupaten
Singapura dan Vietnam. Kepulauan Natuna
Natuna. Selain itu, dinamika sengketa juga
memiliki cadangan gas alam terbesar di
mengganggu kinerja ASEAN. Ada empat
kawasan Asia Pasifik bahkan di Dunia.
negara anggota ASEAN yang terlibat
Cadangan minyak bumi Natuna diperkirakan
sebagai pengklaim, yaitu Vietnam, Malaysia,
mencapai 14.386.470 barel, sedangkan
Brunei, dan Filipina. Oleh karena itu, isu ini
gas bumi 112.356.680 barel. Kawasan laut
sering dibawa dalam agenda-agenda rapat
Natuna juga merupakan salah satu jalur
ASEAN, seperti yang terjadi di KTT ASEAN
Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) dan
di Bali pada tahun 2011.
menjadi lintasan laut internasional bagi
Dengan berbagai dampak dinamika kapal-kapal yang datang dari Samudera
sengketa di atas, Indonesia kemudian Hindia memasuki negara-negara industri
mengambil inisiatif untuk ikut membantu di sekitar laut tersebut dan juga menuju
usaha penyelesaian sengketa LTS. Selain Samudera Pasifik.
dorongan kepentingan nasional dalam
LTS merupakan laut yang memiliki
rangka sistem pertahanan negara, usaha
luas sekitar 3,5 juta kilometer persegi. Luas
Indonesia tersebut juga didorong oleh
tersebut merupakan 39% dari total luas
motivasi moral sebagai pemimpin alami
wilayah laut di Asia Tenggara yang berjumlah
(natural leader) ASEAN. Usaha Indonesia ini
lebih kurang 8,9 juta kilometer persegi. LTS
merupakan satu-satunya usaha multilateral
merupakan 2,5 % dari Luas laut dunia
yang dilakukan, di saat negara-negara yang
secara keseluruhan. Membentang dari selat
bersengketa, terutama Tiongkok, hanya mau
Malaka sampai ke selat Taiwan, dikelilingi
menggunakan pendekatan bilateral. Apalagi,

68 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 29 | Maret 2017


oleh negara-negara ASEAN. Di utara keamanan energi (energy security)-nya
berbatasan dengan Tiongkok dan Taiwan, baik Amerika Serikat (AS) maupun Tiongkok
barat berbatasan dengan Vietnam Kamboja berupaya menguasai kawasan LTS.
dan Thailand, Selatan berbatasan dengan
Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia
dan Singapura, di timur berbatasan dengan Perkembangan Lingkungan Strategis
Filipina. Wilayah Laut Tiongkok Selatan
Terdapat beberapa hal yang ditenggarai Klaim pertama kali di LTS terjadi pada
merupakan penyebab masih berlangsungnya tahun 1947 yang dilakukan oleh Tiongkok
konflik di kawasan LTS. Pertama. Beberapa yang secara sepihak mengklaim hampir
peneliti mengklaim bahwasanya kawasan seluruh wilayah LTS dengan menerbitkan peta
LTS memiliki kekayaan Sumber Kekayaan yang memberi tanda sembilan garis putus-
Alam (SKA). Pada tahun 1968 ditemukan putus di seputar wilayah perairan itu. Hingga
cadangan minyak bumi yang menaikkan sekarang masih terjadi pertikaian atau saling
nilai LTS. Cadangan minyak potensial di klaim antara negara yang mengaku memiliki
kepulauan Spratly dan Paracel diperkirakan dasar kepemilikan berdasarkan batas
mencapai 105 milyar barrel dan diseluruh LTS wilayah laut atau perairan, seperti Republik
sebanyak 213 milyar barel. Menurut Survei Rakyat Tiongkok (RRT), Vietnam, Filipina,
Geologi Amerika Serikat (USGS) 60-70% Malaysia, Taiwan, dan Brunei Darussalam.
hidrokarbon di kawasan tersebut merupakan Indonesia yang tidak ikut mengklaim
gas alam. Badan Informasi Energi AS wilayah di perairan tersebut, namun mulai
memperkirakan cadangan gas alam dan “terganggu” oleh klaim sepihak Tiongkok
minyak di LTS merupakan terbanyak ketujuh yang mengeluarkan peta “U” atau dikenal
di dunia. Kawasan tersebut diperkirakan dengan Nine Dash Line yang dikeluarkan
memiliki 190 triliun kaki gas alam. Badan oleh pemerintah Tiongkok pada tahun 1993.
independen itu juga menaksir ada 11 miliar Pada tahun 2009 negeri “Tirai Bambu”
barel minyak tersembunyi di LTS. Selain itu tersebut kembali mengeluarkan peta terbaru
juga, wilayah zona ekonomi eksklusif (ZEE) mengenai klaimnya dilaut Cina Selatan.
di LTS juga banyak mengandung sumber Tiongkok memasukan perairan Natuna
daya perikanan dan sumber daya hayati kedalam peta klaimnya. Permasalahan
lainnya. bukan hanya terfokus kepada pulau Spratly
dan Paracel saja, namun berimbas pada
Kedua, letak yang strategis selalu
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
menjadi primadona bagi negara lain untuk
Dengan terganggunya utara kepulauan
memiliknya. Letak LTS yang menghubungkan
Natuna dalam sengketa Laut Cina Selatan
dua Samudra telah menjadi jalur
akan berdampak terhadap stabilitas
perlintasan favorit kapal-kapal internasional.
keamanan dan ekonomi, kerena Indonesia
Menghubungkan perniagaan dari Eropa,
memiliki eksplorasi pertambangan minyak
Timur tengah, Australia menuju Jepang,
dan gas bumi di kawasan ZEE tersebut.
Korea, Tiongkok dan negara lainnya yang
melewati Selat malaka. Amerika Serikat juga Terdapat dua hal yang merupakan
menyatakan kepentingannya atas terjaganya sumber dari konflik LTS, pertama adalah
stabilitas dan keamanan di LTS. Hukum Laut Internasional, UNCLOS 1982
yang ditandatangani oleh beberapa Negara
Ketiga, dalam sepuluh tahun terkahir
di sekitar perairan tersebut. UNCLOS
pertumbuhan ekonomi di beberapa negara
mengatur tentang perairan internal, perairan
Asia berkembang dengan pesat, terutama
kepulauan, perairan territorial, zona
Tiongkok, India dan negara-negara Asia
tambahan, zona ekonomi ekslusif, landas
Tenggara, sedangkan ekonomi Eropa dan
kontinen dan laut lepas. UNCLOS atau
Amerika Serikat mengalami penurunan.
United Nation Convention on the Law of
Untuk mengamankan kepentingan

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 29| Maret 2017 69


the Sea adalah Konvensi Hukum Laut PBB secara bilateral tanpa melibatkan mediasi
yang diterbitkan pada tahun 1982. Indonesia internasional.
sendiri telah meratifikasi UNCLOS 1982
MAI kemudian menerima gugatan
tersebut dan resmi menjadi Negara Pihak
Filipina pada Oktober 2015 lalu. Keputusan
yang dilanjutkan dengan menerbitkan UU
tersebut menggugurkan upaya Tiongkok
No. 17 tahun 1985.3 Berdasarkan ketentuan-
yang menuntut kasus ini tidak ditangani
ketentuan tersebut, negara-negara
lembaga internasional. Dalam pandangan
pengklaim (claimant state) menggunakan
Tiongkok, tindakan MAI menerima gugatan
aturan konvensi untuk memperpanjang
unilateral Filipina hanya akan memperkeruh
yurisdiksi kedaulatan secara unilateral
suasana, meningkatkan ketegangan di
dan membenarkan klaim mereka di laut
antara kedua negara, mengganggu stabilitas
itu. Hal inilah yang di antaranya memicu
kawasan dan tatanan maritim internasional,
sengketa klaim wilayah maritim di LTS.
serta bertentangan dengan upaya untuk
Negara yang menggunakan UNCLOS dalam
menyelesaikan sengketa secara damai.
pengklaimannya adalah Malaysia, Brunei
Putusan yang dihasilkan MAI tidak hanya
Darussalam dan Filipina. 4
penting bagi negara yang bersengketa,
Kedua, klaim terhadap LTS yaitu klaim tetapi juga bagi banyak negara lainnya di
historis penemuan dan pendudukan wilayah luar kawasan sengketa. Hal ini terutama
itu. Tiongkok (bersama Taiwan) merupakan terkait sembilan garis putus-putus yang tidak
negara utama yang mendasarkan klaimmya memiliki koordinat yang jelas.
pada alasan historis penemuan dan
Meskipun telah mempertahankan
pendudukan. Tiongkok selama ini mengklaim
klaimnya sejak lama, namun Beijing
kedaulatan di hampir seluruh wilayah LTS.
tidak pernah memberikan kejelasan
Dalam hal wilayah, Tiongkok mengklaim
mengenai sembilan garis putus-putus
90% wilayah perairan Laut China Selatan
tersebut. Indonesia termasuk negara yang
seluas 3,6 juta kilometer persegi. Vietnam
berkepentingan terhadap hasil putusan MAI
adalah negara berikutnya yang menetapkan
dan mendukung langkah Filipina ke MAI.
klaim di LTS.5
Pemerintah Indonesia mengirimkan peninjau
Perkembangan terakhir mengenai untuk mengikuti secara seksama seluruh
persoalan sengketa tumpang tindih klaim proses arbitrase. Putusan MAI terhadap
atas wilayah LTS kembali menunjukkan gugatan Filipina akan mempermudah
terjadinya peningkatan ketegangan. Kondisi negara-negara lain dalam melaksanakan
ini terutama terkait dengan gugatan ketentuan UNCLOS 1982. Putusan MAI
unilateral Filipina pada The Permanent dapat menjadi yurisprudensi dalam proses
Court of Arbitration (Mahkamah Arbitrase perundingan perbatasan laut antar-bangsa
Internasional/MAI) terkait perbatasan yang biasanya melibatkan pulau-pulau
negaranya. Hal ini dilakukan Filipina karena kecil, karang, atau benda laut lainnya.
merasa semua jalur diplomatik yang Putusan yang akan dikeluarkan oleh MAI
digunakan untuk mencari solusi damai diyakini akan menentukan siapa negara
sejak 1995 belum memberikan hasil. Pada paling berhak atas 200 mil ZEE di sekitar
tahun 2013 Pemerintah Filipina memutuskan Kepulauan Spratly, tempat Tiongkok dan
untuk mengajukan Beijing ke panel arbitrase Filipina mengklaim mempunyai hak ZEE di
internasional sesuai UNCLOS 1982. Filipina perairan tersebut. Putusan MAI menegaskan
berusaha meminta PBB menyatakan bahwa bahwa pulau-pulau buatan tidak memiliki
klaim Tiongkok atas sebagian kawasan ZEE, maka Tiongkok tidak memiliki landasan
LTS adalah ilegal. Tiongkok menolak hukum untuk mengklaim ZEE atas tujuh
langkah Filipina tersebut, dan bertahan pulau reklamasinya di dekat Kepulauan
pada pendiriannya untuk menyelesaikan Spratly. Klaim Tiongkok atas sebagian
perselisihan dengan beberapa negara besar wilayah LTS melalui sembilan garis

70 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 29 | Maret 2017


putus-putus pun akan semakin lemah. di wilayah sengketa. Washington bahkan
Hal ini lah yang dihindari Tiongkok sejak menuduh Tiongkok telah menempatkan
awal dan kini membuat mereka merasa rudal permukaan ke udara di salah satu
dipojokkan sehingga bereaksi keras dengan pulau.
meningkatkan kehadirannya di wilayah
Salah satu tindakan militerisasi
sengketa.
yang juga dikhawatirkan banyak pihak
adalah penerapan Air Defense Identification
Zone di LTS, sebagaimana yang dilakukan
Kekhawatiran Pasca Putusan Mahkamah
Tiongkok di Laut Tiongkok Timur pada
Arbitrase Internasional
tahun 2013 lalu. Jika hal itu terjadi di LTS,
Sikap Tiongkok yang menolak untuk maka jelas akan meningkatkan ketegangan
mengakui putusan MAI menimbulkan regional. Setidaknya Kementerian
kekhawatiran banyak pihak. Persoalan Pertahanan Taiwan sudah menyatakan
ini menjadi pembicaraan di berbagai tidak akan mengakui pernyataan apapun
forum internasional, di antaranya menjadi mengenai zona pertahanan udara Tiongkok
salah satu agenda pembahasan KTT atas LTS. Kementerian Pertahanan Taiwan
G-7. Beijing kemudian menyampaikan sudah menyampaikan kepada parlemennya
keberatannya atas pembahasan persoalan mengenai rencana penguatan militer di
LTS di forum G-7 dengan berpandangan wilayah sengketa. Sementara Amerika
bahwa tidak semestinya forum tersebut Serikat (AS) bersama sejumlah negara
membahas sesuatu yang bukan “urusannya”. menuding Tiongkok melakukan militerisasi
Kekhawatiran juga mengemuka dalam wilayah sengketa, demikian pula sebaliknya
pertemuan Shangri-La Dialogue, beberapa Tiongkok menganggap peningkatan patroli
waktu lalu di Singapura. Pada forum dan pelatihan militer yang dilakukan AS di
itu Menteri Pertahanan India misalnya, perairan sengketa sebagai aksi militerisasi.
mengatakan bahwa penolakan Tiongkok Pada Mei lalu, AS kembali mengirimkan
atas arbitrase dengan dalih mengharapkan kapal perang USS William P. Lawrence untuk
dialog bilateral hanyalah taktik guna melakukan patroli di kawasan LTS. Tindakan
memuluskan kepentingan ekonomi Tiongkok ini memicu kemarahan Tiongkok karena
untuk mengurangi ketegangan di LTS. kapal tersebut berlayar hingga jarak 12 mil
Kekhawatiran yang berkembang tidak laut dari kepulauan Fiery Cross yang diklaim
dapat dipisahkan dari proyek reklamasi Tiongkok. Bagi AS, patroli yang dilakukannya
yang dilakukan Tiongkok sejak 2 tahun lalu merupakan tindakan pelindungan terhadap
di wilayah sengketa. Pulau-pulau buatan kebebasan pelayaran, sementara bagi
tersebut yang sebelumnya hanya berupa Tiongkok patroli Angkatan Laut AS di dekat
gugusan karang yang tidak dapat dihuni, pulau-pulau miliknya di LTS merupakan
kini dilengkapi banyak infrastruktur yang tindakan provokatif.
mencakup dermaga, pos penjagaan,
Perkembangan lain yang juga tidak
bahkan memiliki landasan udara yang
dapat diabaikan adalah keputusan
mampu menampung pesawat-pesawat
Washington untuk mencabut seluruh
militer. Pendaratan pesawat militer di salah
embargo penjualan senjata mematikan
satu pulau buatannya dilakukan pertama
terhadap Vietnam. Vietnam sebenarnya
kali pada April lalu. Tindakan itu langsung
sudah sejak lama meminta pencabutan
memicu perdebatan di kawasan. Selain itu,
embargo, namun Washington selalu menolak
pada bulan Mei, sebuah biro pemerintahan
dan menggunakannya untuk menekan
Tiongkok juga menyampaikan rencana
Vietnam agar menegakkan HAM di negara
untuk menempatkan satu pangkalan kapal
tersebut. Tekanan yang terus menerus
penyelamat di Kepulauan Spratly. Langkah
dihadapi Vietnam terkait sengketa LTS,
ini dipandang banyak pihak sebagai upaya
tampaknya menjadi pertimbangan Presiden
Beijing untuk memperkuat kehadirannya

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 29| Maret 2017 71


Obama untuk mencabut embargo dan LTS khususnya dalam kerjasama
membantu Vietnam membangun kekuatan perikanan dan pertukaran titik
untuk mempertahankan diri.6 dasar dan garis pangkal serta
kegiatan Coordinated Patrol.
Perundingan perbatasan
Upaya Indonesia Dalam Menjaga Wilayah
Indonesia Malaysia di tahun 2010
Laut Natuna
dalam perundingan penetapan
Dibutuhkan keterpaduan kebijakan delimitasi batas maritim, telah
antar semua instrumen, diantaranya melanjutkan proses perundingan
manajemen perbatasan, kegiatan ekonomi untuk membahas segmen-segmen
dan kapabilitas pertahanan di wilayah laut yang meliputi Selat Malaka, Selat
Natuna sebagai berikut: Singapura, LTS, dan Laut Sulawesi.
Pada tahun 2012 kepanjangan garis
1. Meningkatkan Manajeman
Provisional Territorial Sea Boundary
Perbatasan Wilayah Laut Natuna
(PTSB) belum ada kesepakatan,
Masalah batas negara adapun hasil keputusan yang
menjadi penting dikarenakan lain adalah Indonesia masih
perbatasan suatu negara mempertahankan klaim batas ZEE
merupakan manifestasi utama di Selat Malaka bagian Selatan dan
kedaulatan suatu negara klaim batas laut teritorial di Selat
(sovereignty), termasuk penentuan Singapura bagian Timur (bagian
batas wilayah kedaulatan, Utara P. Bintan), yang masih belum
pemanfaatan SKA, serta keamanan sesuai dengan klaim Malaysia.
dan keutuhan wilayah. Pentingnya
manajemen pengelolaan
perbatasan negara Indonesia. 2. Peningkatan Kegiatan Ekonomi
Salah satu upaya Indonesia melalui Eksplorasi Minyak di
dalam menjaga keamanan di Wilayah Laut Natuna
wilayah perbatasan adalah dengan
Pemerintah Indonesia terus
tetap melanjutkan perundingan
berupaya memenuhi pasokan
perbatasan (diplomacy border)
energi yang terus meningkat. Untuk
agar terdapat kejelasan garis
itu Indonesia terus melakukan
perbatasan Indonesia dengan
eksplorasi dan eksploitasi terhadap
negara tetangga, serta melakukan
sumber-sumber energi yang ada.
aktifitas eksplorasi minyak bumi dan
Selama ini wilayah ZEE Indonesia
gas alam di Laut Natuna, sebagai
menyimpan kekayaan terbesar
bentuk eksistensi Indonesia di
dan merupakan penyumbang kas
wilayah tersebut.
negara. Salah satu ZEE Indonesia
Perundingan perbatasan yang sekaligus merupakan
Indonesia- Vietnam Dari tahun cadangan minyak dan gas alam
2010 sampai 2012 Perundingan terbesar Indonesia berada di
Delimitasi Batas ZEE RI – Vietnam Laut Natuna. Menurut hitungan
telah dilaksanakan empat kali pemerintah, Ladang gas D-Alpha
perundingan. Hingga perundingan yang dikenal dengan Blok East
ke - 4, kedua pihak masih memiliki Natuna terletak 225 km di sebelah
perbedaan dalam usulan garis utara Pulau Natuna (di ZEEI)
batas ZEE dan pandangan dalam dengan total cadangan 222
pembahasan prinsip dan petunjuk trillion cubic feet (TCF) dan gas
penarikan garis batas ZEE di hidrokarbon yang bisa didapat

72 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 29 | Maret 2017


sebesar 46 TCF merupakan salah b. Siagakan 4 Helikopter AH-64E
satu sumber terbesar di Asia Pasifik Apache
dan tiga kali dari kandungan gas
c. Menambah 1 Batalion Infantri
Arun, Aceh. Adapun, Blok Natuna
dari Kodam Bukit Barisan
Sea A merupakan wilayah kerja gas
yang terletak di Laut Natuna Barat, d. Patroli Skuadron Jet Pekanbaru
berdekatan dengan perbatasan
e. Menambah Puluhan Kapal dari
antara Malaysia dan Indonesia.
Armabar TNI AL
Produksi saat ini sekitar 145 MMscfd
dari Lapangan Anoa, 75 MMscfd Dengan adanya kekuatan TNI di
dari Gajah Baru dan 2.350 barel Natuna tentu bisa menjadi alarm bagi
per hari minyak. Total cadangan Indonesia terhadap ancaman yang datang
terbukti dan potensi cadangan (2P) dari ketegangan LTS. Penempatan pasukan
diperkirakan sebesar 209 juta barel yang didukung oleh fasilitas yang memadai
setara minyak. adalah sebuah keharusan, agar keamanan
dan keutuhan NKRI dapat terjaga.
Dengan adanya aktifitas
ekonomi langsung dari Indonesia
di wilayah-wilayah perbatasan Upaya Indonesia Dalam Menyelesaikan
akan semakin menguatkan posisi Konflik Laut Tiongkok Selatan Untuk
indonesia dalam mengklaim Menjaga Stabilitas Kawasan
daerah tersebut. Salah satu cara
yang dilakukan oleh pemerintah Apabila tidak ada solusi yang tepat baik
Indonesia adalah memanfaatkan jangka pendek maupun jangka panjang
SKA yang ada di laut Natuna. dalam konflik LTS akan berdampak terhadap
ketahanan Nasional dan berpengaruh
pada kestabilan kawasan. Peran Indonesia
3. Meningkatkan Kapabilitas dalam penyelesaian sengketa LTS
Pertahanan di Wilayah Laut Natuna setidaknya dapat didasarkan pada dua hal.
Pertama, untuk mengantisipasi potensi
Eksistensi instrumen
ancaman ketika sengketa LTS tereskalasi
pertahanan di antaranya adalah
menjadi konflik yang masif. Dalam rangka
untuk mendukung diplomasi,
menghadapi potensi ancaman tersebut,
termasuk apabila diplomasi
maka Indonesia harus dapat menerapkan
itu dianggap gagal. Selain
pertahanan negara seperti disebutkan pada
meningkatkan kapabilitas Alat
pembahasan butir d tersebut di atas. Dasar
Utama Sistem Senjata (Alutsista)
kedua dari keterlibatan Indonesia dalam
melalui program pemenuhan
proses pengelolaan/penyelesaian sengketa
kebutuhan pokok minimum
LTS adalah sebagai salah satu wujud cita-
(Minimum Essential Force/ MEF)7,
cita nasional seperti yang termaktubkan
TNI juga harus meningkatkan
dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
kemampuan pertahanan di
1945, yaitu ikut melaksanakan ketertiban
wilayah perbatasan terutama di
dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
Natuna dengan menambah jumlah
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
pasukan dan juga armada tempur.
Adapun kekuatan TNI yang perlu Sebagai negara yang secara geografis
dibangun di kepulauan Natuna dekat tetapi tidak terlibat langsung dalam
adalah sebagai berikut: sengketa tersebut, Indonesia diharapkan
dapat berperan efektif dalam mendudukkan
a. Membangun Pangkalan
para negara pengklaim untuk mencari
Sukhoi Su-27
solusi yang menguntungkan bagi semua

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 29| Maret 2017 73


pihak. Sebagai negara yang netral dan dengan tindakan balas-membalas yang
memiliki kebijakan politik luar negeri yang provokatif antara Tiongkok, Vietnam, dan
“bebas aktif”, upaya yang dapat dilakukan Filipina pada tahun 2011. Untuk meredakan
Indonesia adalah memalui jalur diplomasi, ketegangan yang terjadi, sedikitnya ada 5
yakni diplomasi preventif. Diplomasi preventif forum pertemuan penting yang membahas
cenderung lebih banyak dilakukan oleh masalah sengketa di LTS, dimana Indonesia
negara-negara dunia ketiga. Diplomasi ini memiliki peran yang signifikan, terutama
bertujuan untuk mencegah timbulnya konflik ketika Indonesia menjadi Ketua ASEAN
yang berpotensi hingga perang senjata. pada tahun 2011.9 Peran Indonesia ini perlu
Diplomasi preventif dalam menyelesaikan dilanjutkan dan ditingkatkan bersama-
konflik cukup berpengaruh terhadap sama dengan negara ASEAN dan negara
adanya kesadaran negara-negara untuk pemangku kepentingan, meskipun Indonesia
tidak memperburuk keadaan. Konfrontasi bukan sebagai ketua ASEAN lagi.
senjata dan aktifitas militerisasi hanya
meningkatkan ketegangan di wilayah konflik.
Sebagai negara yang berperan besar PENUTUP
dalam penyelesaian konflik di kawasan
Kesimpulan
LTS, partisipasi Indonesia diakui oleh dunia
internasional. Upaya-upaya yang dilakukan Sengketa Laut Tiongkok Selatan
Indonesia untuk terus aktif mencari jalan merupakan tantangan bagi stabilitas
konsolidasi dan menyerukan arti penting kawasan, termasuk Indonesia, yang
kawasan LTS turut juga dirasakan oleh dunia sedang menyongsong Abad Asia. Sengketa
internasional ini menjadi ancaman bagi pertahanan
Indonesia karena lokasi yang diperebutkan
Dalam sejarah penyelesaian sengketa
berada di dekat perbatasan Indonesia di
LTS, usaha Indonesia sebenarnya sudah
wilayah Natuna.Oleh karena itu, Indonesia,
dimulai sejak akhir 1980-an. Pascainsiden
baik dalam posisi sebagai negara yang
perebutan Karang Johnson antara
memperjuangkan kepentingannya untuk
Tiongkok dengan Vietnam pada tahun
menjaga wilayah laut Natuna melalui
1988, Indonesia berusaha menggunakan
meningkatkan manajeman perbatasan,
jalur diplomasi jalur II (track II diplomacy)
aktifitas ekonomi berupa eksplorasi minyak
untuk bisa mendudukkan para pihak terkait
dan meningkatkan kapabilitas pertahanan di
dalam suatu meja. Kala itu, Indonesia
wilayah laut Natuna. Serta sebagai pemimpin
menggandeng sponsor dari Kanada melalui
alami ASEAN, Indonesia perlu berperan aktif
Canadian International Development Agency
dalam menyelesaikan sengketa tersebut
(CIDA) dan Universitas British Columbia
melalui jalan damai berupa diplomasi
dengan mengadakan lokakarya yang disebut
preventif.
the Workshop on Managing Potential
Conflict in the South China Sea. Pertemuan
pertama diadakan pada tahun 1990 dengan Saran
menghadirkan semua negara pengklaim
kepulauan Spratly, termasuk Tiongkok 1. Pemerintah Indonesia agar
dan juga Taiwan sebagai pihak tersendiri. mengalokasikan anggaran yang cukup
Salah satu hasilnya adalah tercapainya untuk menjaga wilayah laut Natuna.
kesepakatan berupa Declaration of the 2. Pemerintah Indonesia menginisiasi
Conduct of the Parties in South China Sea diplomasi multilateral seluruh negara
pada tahun 2002.8 pemangku kepentingan dalam
Setelah 20 tahun pertemuan rutin penyelesaian konflik LTS.
diadakan dan hampir tidak pernah terjadi
konfrontasi lagi, capaian tersebut terganggu

74 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 29 | Maret 2017


DAFTAR PUSTAKA _____________________________
Anugerah Baginda Harahap. 2016. “Upaya
Asean Dalam Menyelesaikan Konflik 1
Asian Development Bank. 2011.
Laut Cina Selatan Tahun 2010-2015”.
“Asia 2050: Realizing the Asian Century”.
Jom FISIP Vol. 3 No. 2. Hal. 1-15
Singapore: ADB. Hal. 10.
Asian Development Bank. 2011. “Asia 2050: 2
Sandy Nur Ikfal Raharjo. 2014. “Peran
Realizing the Asian Century”. Singapore:
Indonesia Dalam Penyelesaian Sengketa
ADB. Hal. 10
Laut Tiongkok Selatan”. Jurnal Penelitian
Nurul Fitri Zainia Ariffie. 2014. “Upaya Politik. Vol. 11 No. 2. Hal. 55–70
Diplomatik Indonesia Terhadap China 3
Pokja Bidang Studi Geografi. 2015.
Dalam Menyelesaikan Potensi Konflik
“Materi Pokok Bidang Studi Geografi”.
Landas Kontinen Natuna Di Laut China
Jakarta: Lemhannas
Selatan”. eJournal Ilmu Hubungan
Internasional. Vol. 2 No. 3. Hal. 831-842 4
Surya Wiranto. 2015. “Resolusi Konflik
Menghadapi Sengketa Laut Tiongkok
Pazli. 2015. Strategi Indonesia Menjaga
Selatan”. Jakarta: Leutikaprio
Keamanan Wilayah Perbatasan Terkait
Konflik Laut Cina Selatan Pada Tahun 5
Pazli. 2015. Strategi Indonesia Menjaga
2009-2014”. Jom Fisip Volume 2 No. 2. Keamanan Wilayah Perbatasan Terkait
Hal. 1-12. Konflik Laut Cina Selatan Pada Tahun 2009-
2014”. Jom Fisip Volume 2 No. 2. Hal. 1-12.
Pokja Bidang Studi Geografi. 2015. “Materi
Pokok Bidang Studi Geografi”. Jakarta: 6
Rizki Roza. 2016. “Indonesia Di Tengah
Lemhannas Peningkatan Ketegangan Di Laut China
Selatan”. Majalah Info Singkat Hubungan
Pokja BS. Hankam. 2015. “Materi Pokok
Internasional. Vol. VIII, No. 11. Hal. 5-8.
Bidang Studi Hankam”. Jakarta:
Lemhannas 7
Pokja BS. Hankam. 2015. “Materi Pokok
Bidang Studi Hankam”. Jakarta: Lemhannas
Rizki Roza. 2016. “Indonesia Di Tengah
Peningkatan Ketegangan Di Laut China 8
Nurul Fitri Zainia Ariffie. 2014. “Upaya
Selatan”. Majalah Info Singkat Hubungan Diplomatik Indonesia Terhadap China Dalam
Internasional. Vol. VIII, No. 11. Hal. 5-8 Menyelesaikan Potensi Konflik Landas
Kontinen Natuna Di Laut China Selatan”.
Sandy Nur Ikfal Raharjo. 2014. “Peran
eJournal Ilmu Hubungan Internasional. Vol. 2
Indonesia Dalam Penyelesaian
No. 3. Hal. 831-842
Sengketa Laut Tiongkok Selatan”. Jurnal
Penelitian Politik. Vol. 11 No. 2. Hal. 55– 9
Anugerah Baginda Harahap. 2016.
70 “Upaya Asean Dalam Menyelesaikan Konflik
Laut Cina Selatan Tahun 2010-2015”. Jom
Surya Wiranto. 2015. “Resolusi Konflik
FISIP Vol. 3 No. 2. Hal. 1-15.
Menghadapi Sengketa Laut Tiongkok
Selatan”. Jakarta: Leutikaprio
_

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 29| Maret 2017 75

Anda mungkin juga menyukai