Kinerja Anggaran
Sesuai PMK 62/2023 Omnibus Law
& Penajaman
/Reformulasi IKPA
"Sering ada gap yang harus dijembatani antara birokrasi yang sudah bekerja rutin
setiap tahun mengajukan anggaran, melaksanakan anggaran, dengan prioritas dan
urgensi yang ditetapkan oleh Bapak Presiden, Bapak Wakil Presiden, dan ketetapan di
dalam kabinet.
Tantangan terus mengarahkan dan meningkatkan kualitas di dalam belanja, dalam hal
ini berarti juga dalam mengawasi birokrasi kita bisa berjalan sesuai dengan prioritas
pembangunan nasional…"
“…meski kinerja anggaran K/L telah baik, tetapi kualitas belanja yang dilakukan
masih perlu diakselerasi sehingga memberikan manfaat yang lebih besar. Dampak
tersebut khususnya kepada kehidupan masyarakat sehari-hari serta perekonomian
Indonesia yang semakin maju dan kuat. Fokus kita pada dampak dan impact-nya…”
INDONESIAN TREASURY 2
Indikator Kinerja: Kerangka Konseptual
Indikator Kinerja adalah alat ukur spesifik secara Indikator Kinerja adalah alat ukur untuk
kuantitatif dan/atau kualitatif yang terdiri dari unsur menilai keberhasilan pembangunan secara
masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau dampak kuantitatif dan kualitatif.
yang menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu
kegiatan.
Indikator Kinerja adalah tanda yang berfungsi sebagai alat ukur pencapaian kinerja suatu kegiatan, program atau sasaran
dan tujuan dalam bentuk keluaran (output), hasil (outcome), dampak (impact).
INDONESIAN TREASURY 3
Penganggaran Berbasis Kinerja
INDONESIAN TREASURY
Permasalahan/Isu Strategis, Kinerja, dan Indikator Kinerja
Contoh Keterkaitan:
Permasalahan/Isu Strategis Kinerja Indikator Kinerja
• Tingginya tingkat pengangguran • Menurunnya tingkat pengangguran • Tingkat Pengangguran Terbuka (%)
• Tingginya tingkat kematian ibu • Menurunnya tingkat kematian ibu • Angka Kematian Ibu (%)
• Rendahnya luasan irigasi yang • Meningkatnya luasan irigasi dalam • Persentase luasan irigasi dalam kondisi
berkondisi baik kondisi baik baik (%)
INDONESIAN TREASURY 5
Pendekatan Kerangka Logika (Logic Model) Kinerja
Visi/Misi
“Apa yang ingin diubah”
Dampak Hasil Pembangunan daerah yg diperoleh dari pencapaian outcome
(Impact)
Tujuan dan
Sasaran
EKA
NKA
merupakan keadaan yang ingin dicapai atau dipertahankan pada
Program Hasil (Outcome) penerima manfaat dalam periode waktu tertentu
IKPA
Penilaian Kinerja: Aktivitas merupakan berbagai proses yang diperlukan untuk menghasilkan output
• NKA Nilai Kinerja Anggaran
• IKPA Indikator Kinerja Pelaksanaan “Apa yang digunakan dalam bekerja”
Anggaran Masukan Input merupakan sumberdaya atau prasyarat yang dibutuhkan selama
• EKA Evaluasi Kinerja Anggaran (Input) aktivitas berlangsung guna menghasilkan dan mendeliver output
INDONESIAN TREASURY 6
Nilai Kinerja Anggaran (NKA) PMK Omnibus Law
INDONESIAN TREASURY 7
Leveling dan Indikator Kinerja NKA
NKA
Unit Organisasi IKPA (50%)
EKA (50%) Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran
Evaluasi Kinerja Anggaran
Indikator Bobot
1. Aspek Manfaat (Sasaran Strategis) 1. Revisi DIPA 10%
Kementerian/Lembaga 2. Deviasi Hal III DIPA 10%
2. Rata-Rata Nilai Kinerja Eselon I
(Sasaran Strategis) (Sasaran Program) 3. Penyerapan Anggaran 20%
1. Aspek Manfaat (Sasaran Program) 4. Belanja Kontraktual 10%
Aspek Implementasi::
7. Dispensasi SPM 5%
Satuan kerja 1. Capaian Output Kegiatan
(Sasaran Kegiatan/Output)
2. Efisiensi 8. Capaian Output 25%
INDONESIAN TREASURY 8
Aplikasi SAKTI sebagai Single Data Entry Point
Satker hanya melakukan 1x input data Capaian Output pada Aplikasi SAKTI
Entry data
Proyeksi Target dan
Capaian Output
DJA
DJPb SATKER
K/L dan BA BUN
K/L
Capaian • Entry Capaian Sasaran
1. Modul Strategis
Komitmen Output
8. Modul 2. Modul UNIT ESELON I
Administrasi
Platform Evaluasi Kinerja
Penganggaran ta n Anggaran (EKA) atas Ca • Entry Capaian
Data Da anga pa
u belanja K/L dan BUN O Sasaran Program
Ke ut ian
7. Modul 3. Modul pu • Entry Capaian
Pelaporan Pembayaran Keuangan t Output Program
6. Modul SATKER
Persediaan • Interkoneksi data
4. Modul Aset capaian output, tidak
5. Modul
Bendahara
Data ada entry
Keuangan
Da
O u ta
t pu
t
Monitoring
aktivitas SPAN &
Menampilkan nilai
(IKPA) Satker,
tidak ada entry
INDONESIAN TREASURY
9
Evaluasi Pelaporan Capaian Output Semester I 2023
Tingkat Partisipasi Kualitas Data
99.9% 1. PCRO dilaporkan 0 meskipun telah ada
35 0.02%
100.0% 99.9% 99.9% 99.9%
realisasi anggaran
2 0 ,0 0 0
99.8% 1 0 1 .0 %
1 9 ,0 0 0
1 8 ,0 0 0
2,610 1.27%
9 7 .0 %
1 7 ,0 0 0
realisasi anggaran
9 5 .0 %
1 6 ,0 0 0
19,322
19,156
19,314
19,369
19,368
19,368
1 5 ,0 0 0 9 3 .0 %
1 4 ,0 0 0
9 1 .0 %
1 3 ,0 0 0
1 2 ,0 0 0
23 0.01%
8 7 .0 %
1 1 ,0 0 0
(RVRO) masih 0
1 0 ,0 0 0 8 5 .0 %
87 0.04%
2 5 0 ,0 0 0
9 9 .0 %
9 7 .0 %
target 1 Layanan (RVRO dilaporkan > 1 )
2 0 0 ,0 0 0
9 5 .0 %
226,492
238,873
239,864
240,759
241,001
241,401
1 5 0 ,0 0 0 9 3 .0 %
terhadap target
1 0 0 ,0 0 0
8 9 .0 %
5 0 ,0 0 0
8 7 .0 %
• Pengelolaan UPTUP
INDONESIAN TREASURY 12
Penghargaan dan/atau Sanksi
Mempertimbangkan Penilaian kinerja
Pengelolaan Penghargaan percepatan
NKA + Anggaran pelaksanaan
berusaha K/L –
Syarat: BKPM:
NKA: Piagam/Trofi 1. Sangat Baik;
1. Aspek Perencanaan 1. Aspek implementasi, Kualitas Sangat Baik 2. Baik; dan
Anggaran. implementasi kebijakan anggaran, Publikasi media 3. Kurang Baik.
2. Aspek Pelaksanaan dalam hal ini kinerja pengelolaan massa nasional
Anggaran. PNBP dan/atau variabel lain yang Syarat:
ditentukan oleh DJA – Kementerian NKA: Sangat
Keuangan Baik & 3 K/L Insentif
2. Aspek Manfaat, upaya K/L dalam Nilai Kontribusi (mempertimbangkan
mendorong kemanfaatan atas terhadap keuangan negara)
penggunaan anggaran dalam hal ini sasaran/
peningkatan penggunaan produk kebijakan
dalam negeri – Kementerian Tertinggi Mempertimbangkan Hasil penilaian
Perindustrian
3. Aspek Konteks, upaya K/L dalam Sanksi kinerja
sinkronisasi belanja Pemerintah Pusat percepatan
dan TKD – Kementerian Keuangan Syarat: Teguran tertulis pelaksanaan
NKA berusaha K/L –
dan/atau BKPM:
kontribusi Publikasi media Kurang Baik.
Kurang dan massa nasional
Sangat
Kurang
Disinsentif
INDONESIAN TREASURY 13
Reformulasi Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA)
Usulan baru aspek Perencanaan: Usulan baru Aspek Tata Kelola: Usulan baru Aspek Efisiensi Birokrasi:
Temuan • Efisiensi birokrasi dilihat dari sisi
Menambahkan jenis revisi BPK Penggunaan KKP penggunaan/kombinasi input belanja yang dapat
administrasi (yi: Revisi Halaman III Indikator yang digunakan: Indikator yang menghasilkan output secara optimal
DIPA) sebagai item revisi yang turut Jumlah Temuan BPK pada tahun penilaian
digunakan: • Efisiensi birokrasi dapat diukur dengan menggunakan
diperhitungkan dalam indikator Jumlah temuan BPK yang digunakan pada tingkat efisiensi belanja operasional, baik secara
Besaran nominal transaksi yang umum maupun khusus (contoh: belanja Dukungan
revisi anggaran. indikator ini berupa Cluster Temuan
telah dilakukan oleh satker-satker
berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Manajemen-Program WA).
lingkup K/L dibandingkan • Pendekatan efisiensi secara umum diukur dengan
(LHP) BPK atas Laporan Keuangan K/L yang
dengan target (besaran UP KKP
terkait dengan Belanja. membandingkan nilai % caput dan realisasi anggaran.
per bulan disetahunkan)
• Pendekatan efisiensi secara khusus (Dukman) dapat
Sumber Data:
Sumber Data: menggunakan beberapa alternatif, yaitu: (i) Indeks
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK atas Efisiensi RO Tahun Berjalan; (ii) Perbandingan 3 Tahun;
Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga Data-data transaksi KKP per (iii) Indeks Perbandingan RO Unit Setipe; dan
(LKKL) pada tahun yang dinilai. satker (aplikasi OMSPAN) INDONESIAN
(iv) Perbandingan Program WATREASURY
Antar K/L. 14
Penilaian Kinerja Kartu Kredit Pemerintah (KKP)
Kartu Kredit Pemerintah (KKP) merupakan alat pembayaran dengan menggunakan kartu yang dapat digunakan Satker, untuk
melakukan pembayaran atas transaksi belanja negara dalam penggunaan UP KKP
Metode Perhitungan
Dasar Hukum:
• PMK No.196/PMK.05/2018 tentang Tata Cara Pembayaran dan Penggunaan Dasar Perhitungan Target Sumber Data
KKP sebagaimana telah diubah dengan PMK No.97/PMK.05/2021. Data-data transaksi
nilai besaran UP KKP satker per
• Perdirjen Perbendaharaan No.Per-12/PB/2022 tentang Tata Cara
bulan yang telah ditetapkan oleh KKP per satker yang
Pembayaran atas Beban APBN dengan Menggunakan KKP Domestik. sudah tersedia dalam
KPPN untuk kemudian nilai tersebut
disetahunkan (dikalikan 12 bulan) aplikasi OMSPAN
Latar Belakang:
Arahan Menteri Keuangan (tinjut S-1047/MK.05/2022 hal LLSPA TA 2023)
Target transaksi dalam Satu tahun
Optimalisasi penggunaan KKP untuk: 10 persen dari nilai UP KKP yang disetahunkan
Akselerasi pelaksanaan
Percepatan penyerapan dan dengan capaian per triwulan (akumulasi, sbb:
program/ kegiatan/ proyek
mendukung penggunaan PDN
a. TW I : 1% dari nilai UP KKP disetahunkan
b. TW II : 4% dari nilai UP KKP disetahunkan
Dasar Pemikiran: c. TW III: 7% dari nilai UP KKP disetahunkan
• Perlu ada indikator yang mengindikasikan bahwa KKP telah secara optimal d. TW IV: 10% dari nilai UP KKP disetahunkan
digunakan oleh K/L. Indikator dapat mengukur kinerja K/L dalam
penggunaan KKP dalam kurun waktu satu tahun anggaran.
• Indikator kinerja KKP dapat diperoleh dari besaran nominal transaksi yang • Kebijakan Scoring/Pola Perhitungan Capaian Nilai Kinerja KKP Per Triwulanan
telah dilakukan oleh satker-satker lingkup K/L. Nilai kinerja KKP satker Nilai 100 : Target tercapai atau melebihi target
untuk selanjutnya akan diakumulasikan ke K/L dan akan menjadi nilai Nilai 71 – 99 : 100 – ((1- Persentase capaian) x 100)
kinerja KKP pada K/L yang bersangkutan. Nilai 70 : Capaian target di bawah 71 persen
• Penentuan target indikator menggunakan besaran UP KKP per bulan yang • Nilai kinerja KKP Tahunan adalah rata-rata nilai kinerja KKP dari TW I s/d IV.
disetahunkan, diselaraskan dengan periode pengukuran kinerja.
INDONESIAN TREASURY 15
Analisis Efektivitas Belanja Pemerintah
Pengukuran Dampak Belanja Infrastruktur Menakar Keefektifan Mandatory Spending Pendidikan
Evaluasi Dampak & Metodenya Evaluasi Dampak : 1. Peringkat HDI Indonesia berada di posisi 107 dari 189
negara (2019). Di Asia Tenggara, di peringkat 5 di bawah
Evaluasi untuk mengukur perubahan outcome yang disebabkan/
Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia & Thailand.
hasil dari sebuah intervensi/kebijakan yang diberikan. 2. Terdapat perbedaan kualitas pendidikan yang dicerminkan
Metode “Different in Different” : dari indeks pendidikan yakni Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
dan Harapan Lama Sekolah (HLS).
Membandingkan perbedaan/perubahan hasil antara kelompok
yang diintervensi oleh program/bantuan/kebijakan (treatment), Latar Belakang 3. Terdapat ketimpangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
di beberapa wilayah di Indonesia.
dengan kelompok yang tidak diintervensi (control).