rajayulianita@gmail.com)
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia
Berdasar Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia yang mulai ditetapkan sejak
tahun 2013 terdapat beberapa poin dalam standar yang wajib dipedomani oleh au-
ditor dan pimpinan APIP untuk menjamin kualitas. Beberapa poin tersebut adalah
independensi, objektivitas, kompetensi, dan kecermatan profesional. Penelitian ini
bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh independensi, ob-
jektivitas, kompetensi, dan kecermatan profesional terhadap kualitas audit intern
Inspektorat DIY. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui survei mengguna-
kan kuesioner kepada auditor yang bekerja di Inspektorat DIY sejumlah 40 auditor
sebagai responden. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linear ber-
ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel objektivitas dan kecermatan
profesional berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan untuk variabel inde-
pendensi dan kompetensi didapati tidak berpengaruh teradap kualitas audit intern
Inspektorat DIY. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi sebagai literatur
yang digunakan oleh akademisi maupun auditor intern pemerintah dalam men-
gidentifikasi faktor-faktor potensial yang mempengaruhi kualitas audit, khususnya
dalam upaya mewujudkan melalui hasil
audit yang berkualitas.
: kualitas audit, independensi, objektivitas, kompetensi, kecermatan
profesional.
132
Vol. 17, No. 2, Agustus 2017: 132-143
nal pemerintah merupakan salah satu un- 2007 (BPK, 2007; BPKP, 2008). Peran APIP
sur manajemen pemerintah yang penting yang efektif dapat terwujud jika didukung
dalam rangka mewujudkan kepemerinta- dengan auditor yang profesional dan kom-
han yang baik ( ) yang peten dengan hasil audit intern yang
meng-arah pada pemerintah/birokrasi yang berkualitas.
bersih ( ). Saat ini masih Berbagai penelitian mengenai kualitas
banyak temuan audit yang terdeteksi oleh audit intern masih menunjukkan hasil yang
BPK namun tidak dapat terdeteksi oleh In- berbeda. Penelitian yang dilakukan oleh
spektorat selaku auditor intern yang me- Efendy (2010) menunjukkan hasil bahwa
megang peran sebagai faktor independensi didapati tidak ber-
Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester pengaruh terhadap kualitas audit. Se-
(IHPS) I BPK Tahun 2016 memberikan opini dangkan penelitian Zeyn (2014) mendapati
wajar tanpa pengecualian (WTP) atas 385 bahwa independensi berpengaruh terhadap
laporan keuangan (60%), opini wajar kualitas audit intern. Penelitian mengenai
dengan pengecualian (WDP) 216 laporan pengaruh kompetensi terhadap kualitas
(34%), opini tidak wajar (TW) 5 laporan keu- audit dilakukan oleh Zeyn (2014), Nasriana
angan (1%), dan opini tidak memberikan Basri, & Abdullah (2015), dan Syahputra,
pendapat (TMP) atas 34 laporan keuangan Arfan, & Basri (2015) dengan hasil bahwa
(5%). kompetensi berpengaruh terhadap kualitas
Ketua BPK Harry Azhar Aziz me- audit aparat pengawasan intern
maparkan sebanyak 10.198 temuan pemerintah. Variabel objektivitas dan
memuat 15.568 permasalahan. Permasala- kecermatan profesional juga didapati ber-
han itu meliputi 7.661 kelemahan Sistem pengaruh terhadap kualitas audit intern
Pengendalian Internal dan 7.907 permasa- melalui penelitian yang dilakukan oleh
lahan ketidakpatuhan terhadap ketentuan Nasriana . (2015) kepada pemeriksa di
peraturan perundang-undangan senilai Inspektorat Kabupaten/Kota di Aceh.
Rp44,68 triliun. Dari permasalahan ketid- Penelitian ini merupakan pengem-
akpatuhan tersebut, sebanyak 4.762 per- bangan penelitian yang dilakukan oleh
masalahan berdampak finansial senilai Zeyn (2014) namun dengan beberapa
Rp30,62 triliun (Tashandra, 2016). perbedaan seperti penambahan variabel
Inspektur Jendral (Irjen) Kemenkeu, yaitu objektivitas dan kecermatan profe-
Kiagus Ahmad Badaruddin bekerja sama sional. Penambahan variabel berdasarkan
dengan Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia
Indonesia (AAIPI) menggelar Konferensi yang ditetapkan oleh Asosiasi Auditor In-
Auditor Intern Pemerintah Tahun 2015. tern Pemerintah dan mulai berlaku sejak
Melalui acara ini Irjen Kemenku menga- 30 Desember 2013. Standar audit tesebut
takan, peran auditor internal pemerintah memiliki dua bagian utama, yaitu: standar
sangat diperlukan. Adanya kasus korupsi atribut dan standar pelaksanaan.
yang melibatkan kepala daerah dan unsur Standar atribut mengatur mengenai
pimpinan Kementrian/Lembaga merupakan karakteristik umum yang meliputi
indikasi belum optimalnya peran peng- tanggung jawab, sikap, dan tindakan dari
awasan APIP (Faqih, 2015). penugasan audit intern serta organisasi
Menurut Peraturan Menteri Negara dan pihak-pihak yang melakukan kegiatan
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor audit intern. Penetapan standar atribut ini
PER 05/M.PAN/03/2008, pengukuran kuali- adalah salah satu upaya untuk menjaga
tas audit atas laporan keuangan, khusus- mutu hasil audit yang dilaksanakan oleh
nya yang dilakukan oleh inspektorat se- auditor intern pemerintah. Adapun poin-
bagai auditor internal pemerintah, wajib poin dalam standar atribut, yaitu: indepen-
menggunakan Standar Pemeriksaan Keu- densi, objektivitas, kompetensi dan kecer-
angan Negara (SPKN) dan begitu pula BPK matan profesional. Penelitian ini akan ber-
wajib menggunakan SPKN yang tertuang fokus pada keempat poin tersebut yang
dalam Peraturan Badan Pemeriksa Keu- dijadikan variabel independen dalam
angan Republik Indonesia Nomor 01 Tahun penelitan untuk mengetahui pengaruhnya
133
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit Intern (Amalia dan Sarazwati)
134
Vol. 17, No. 2, Agustus 2017: 132-143
pribadi mungkin mengakibatkan pemeriksa tor. Kompetensi teknis audit intern terkait
membatasi lingkup pertanyaan dan dengan persyaratan untuk dapat
pengungkapan atau melemahkan temuan melaksanakan penugasan audit intern
dalam segala bentuknya. Gangguan ekstern sesuai dengan jenjang jabatan auditor.
bagi organisasi pemeriksa dapat membat- Kompetensi kumulatif merupakan kompe-
asi pelaksanaan atau mempengaruhi ke- tensi pada jenjang jabatan yang lebih tinggi
mampuan pemeriksa dalam menyatakan adalah kumulatif dari kompetensi pada
pendapat atau simpulan hasil pemerik- tingkat atau jenjang jabatan auditor di
saannya secara independen dan objektif. bawahnya ditambah dengan kompetensi
Sedangkan independensi organisasi spesifik di jabatannya.
pemeriksa dapat dipengaruhi oleh Auditor juga harus mempunyai sertif-
kedudukan, fungsi, dan struktur organisas- ikasi jabatan fungsional auditor (JFA)
inya. atau sertifikasi lain di bidang pengawasan
intern pemerintah, serta mengikuti pen-
didikan dan pelatihan profesional berke-
Auditor harus objektif dalam melaksana- lanjutan (
kan audit intern. Prinsip objektivitas men- ). Standar umum juga mengatur me-
syaratkan agar auditor melaksanakan pe- ngenai latar belakang pendidikan auditor,
nugasan dengan jujur dan tidak mengkom- kompetensi standar, dan sertifikasi jabatan
promikan kualitas. Auditor juga harus serta pendidikan dan pelatihan berkelanju-
menghindari konflik kepentingan yang tan. Latar belakang pendidikan mengharus-
merupakan situasi bahwa auditor berada kan auditor mempunyai tingkat pendidikan
dalam posisi yang dipercaya, memiliki per- formal yang diperlukan yaitu kriteria ter-
saingan profesional, atau kepentingan tentu dari kualifikasi pendidikan formal
pribadi. Konflik kepentingan dapat mem- auditor yang diperlukan untuk penugasan
buat ketidaketisan muncul yang dapat audit intern sehingga sesuai dengan situasi
merusak kepercayaan auditor, aktivitas au- dan kondisi auditi.
dit intern, dan profesi.
Menurut prinsip aturan perilaku BPKP
(2008), auditor dituntut agar: (1) Meng- Pemeriksa harus menggunakan kemahiran
ungkapkan semua fakta material yang profesional secara cermat dan seksama da-
diketahuinya, yang apabila tidak diungkap- lam menentukan jenis pemeriksaan yang
kan mungkin dapat mengubah pelaporan akan dilaksanakan dan standar yang akan
kegiatan-kegiatan yang diaudit. (2) Tidak diterapkan terhadap pemeriksaan; menen-
berpartisipasi dalam kegiatan atau hub- tukan lingkup pemeriksaan; memilih
ungan-hubungan yang mungkin meng- metodologi; menentukan jenis dan jumlah
ganggu atau dianggap mengganggu bukti yang akan dikumpulkan, atau dalam
penilaian yang tidak memihak atau yang memilih pengujian dan prosedur untuk
mungkin menyebabkan terjadinya ben- melaksanakan pemeriksaan. Kemahiran
turan kepentingan; dan (3) Menolak suatu profesional harus diterapkan juga dalam
pemberian dari auditi yang terkait dengan melakukan pengujian dan prosedur, serta
keputusan maupun pertimbangan profe- dalam melakukan penilaian dan pelaporan
sionalnya. hasil pemeriksaan (SPKN, 2007, hal. 29).
Standar Audit Intern Pemerintah In-
donesia (2013) menyatakan bahwa peng-
Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia gunaan kecermatan profesional menuntut
(2013) dalam standar umumnya menya- auditor untuk melaksanakan skeptisme
takan kompetensi standar yang harus di- profesional. Skeptisme profesional adalah
miliki auditor intern pemerintah adalah sikap yang mencakup pikiran yang selalu
kompetensi umum, kompetensi teknis au- mempertanyakan dan melakukan pen-
dit intern, dan kompetensi kumulatif. Kom- gujian secara kritis bukti. Pengumpulan
petensi umum terkait dengan persyaratan dan pengujian bukti secara objektif
umum untuk dapat diangkat sebagai audi- menuntut auditor mempertimbangkan rele-
135
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit Intern (Amalia dan Sarazwati)
136
Vol. 17, No. 2, Agustus 2017: 132-143
137
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit Intern (Amalia dan Sarazwati)
138
Vol. 17, No. 2, Agustus 2017: 132-143
139
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit Intern (Amalia dan Sarazwati)
140
Vol. 17, No. 2, Agustus 2017: 132-143
Penelitian ini masih memiliki beberapa Apriliani, I.B., Anugerah, R., & Nurmayanti,
keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan P. (2013). Faktor-faktor yang
ini nantinya diharapkan dapat diantisipasi mempengaruhi kualitas audit APIP
pada inspektorat provinsi Riau.
atau diperbaiki pada penelitian yang akan
5(3), 145-158.
datang. Adapun keterbatasan dalam Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indone-
penelitian ini adalah: sia. (2013).
Peneliti menyerahkan kuesioner Komite
sebanyak 40 dengan objek penelitian se- Standar Audit AAIPI. Jakarta
luruh auditor yang bekerja di Inspektorat Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indo-
DIY, kuesioner yang dikembalikan adalah nesia. (2016). Di-
akses dari http://www.bpk.go.id/
sejumlah 32. Sisa dari kuesioner yang
ihps.
disebarkan tidak dapat kembali karena au- Boynton, W.C., Johnson, R.N., & Kell, W.J.
ditor sebagai responden memiliki kesibuk- (2002). (Edisi
an dalam menjalankan tugasnya, sehingga ketujuh). Jakarta: Erlangga.
jarang berada di tempat (kantor In- Efendy, M.T. (2010).
spektorat). Hal tersebut menyebabkan audi-
tor memiliki keterbatasan waktu untuk
141
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit Intern (Amalia dan Sarazwati)
(Edisi
(Tesis). Universitas kelima). Badan Pengawas Keuangan
Diponegoro, Semarang. dan Pembangunan. Jakarta.
Endaya, K.A., & Hanefah, M.M. (2013). Inter- Rai, A. (2008).
nal audit effectiveness: An approach Jakarta: Salemba Empat.
proposition to develop the theoretical Riyai, V., & Segala, E.J. (2009).
framework.
4(10), 92-103. (Edisi
Faqih, F. (22 Oktober 2015). Kemenkeu: kedua). Jakarta: Rajawali Pers.
korupsi marak karena auditor intern Rusdi. (2013).
pemerintah tak optimal.
Diakses dari https://
www.merdeka.com/uang/kemenkeu-
korupsi-marak-karena-auditor-intern-
pemerintah-tak-optimal.html
Indriantoro, N., & Supomo, B. (2009). (Tesis). Universitas Gadjah Ma-
(Edisi per- da, Program Pasca Sarjana, Yogyakar-
tama). Yogyakarta: BPFE-UGM. ta.
Mansur, T. (2007). Sukriah, I., Akram, & Inapty, B.A. (2009).
Pengaruh pengalaman kerja, indepen-
densi, objektivitas, integritas dan
kompetensi terhadap kualitas hasil
pemeriksaan. Paper dipresentasikan
(Tesis). Universitas Gadjah Mada, Pro- pada acara Simposium Nasional
gram Pasca Sarjana, Yogyakarta. Akuntansi XII, Palembang.
Mulyadi, & Puradiredja, K. (1998). Suraida, I. (2005). Pengaruh etika, kompe-
(Edisi kelima). Jakarta: Salemba. tensi, pengalaman audit dan risiko
Mulyadi. (2002). (Edisi keenam). audit terhadap skeptisme profesional
Jakarta: Salemba Empat. auditor dan ketepatan pemberian
Nasriana, Basri, H., & Abdullah, S. (2015). opini akuntan publik.
Pengaruh kompetensi, independensi, 7(3), 186-202.
objektivitas, kecermatan profesional Syahputra, A., Arfan, M., & Basri, H. (2015).
dan pengalaman audit terhadap Pengaruh kompetensi, independensi,
kualitas audit (Studi pada pemeriksa pengalaman dan integritas terhadap
inspektorat kabupaten/kota di Aceh). kualitas audit Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP) (Studi pada
4(1), 81- inspektorat Kabupaten Biruen).
89.
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Re- 4(3), 49-
publik Indonesia Nomor 01 Tahun 56.
2007. Tashandra, N. (4 Oktober 2016). BPK se-
. Badan rahkan ikhtisar hasil pemeriksaan ke
Pemeriksa Keuangan Republik Indo- DPR, ada 10.198 temuan.
nesia. Jakarta Diakses dari https://
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan nasional.kom pas.com/
Aparatur Negara Nomor: PER/05/ read/2016/10/04/22140511/
M.PAN/03/2008. bpk.serahkan.ikhtisar.hasil.pemeriksa
an.ke.dpr.ada.10.198.temuan.
Menteri Negara Pendayagunaan Apa- Triarini, D.A.W., & Latrini, N.M.Y. (2016)
ratur Negara. Jakarta. Pengaruh kompetensi, skeptisme
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia profesional, motivasi dan disiplin ter-
Nomor 60 Tahun 2008. hadap kualitas audit kantor in-
Badan spektorat kabupaten/kota di Bali.
Pengawasan Keuangan dan Pem-
bangunan. Jakarta. 14(2), 1092-1119. Di-
Porter, B., Simon, J., & Hatherly, D. (2003). akses dari ojs.unud.ac.id.
Chich- Tugiman, H. (2006).
ester: Wiley. Yogyakarta: Kanisius.
Pusat Pendidikan dan Pelat ihan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Pengawasan Badan Pengawas Keu- 15 Tahun 2004.
angan dan Pembangunan. (2008).
142
Vol. 17, No. 2, Agustus 2017: 144-158
143