Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Akuntansi dan Bisnis

Vol. 17 No. 2, Agustus 2017: 132-143


www.jab.fe.uns.ac.id

rajayulianita@gmail.com)

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia

Berdasar Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia yang mulai ditetapkan sejak
tahun 2013 terdapat beberapa poin dalam standar yang wajib dipedomani oleh au-
ditor dan pimpinan APIP untuk menjamin kualitas. Beberapa poin tersebut adalah
independensi, objektivitas, kompetensi, dan kecermatan profesional. Penelitian ini
bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh independensi, ob-
jektivitas, kompetensi, dan kecermatan profesional terhadap kualitas audit intern
Inspektorat DIY. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui survei mengguna-
kan kuesioner kepada auditor yang bekerja di Inspektorat DIY sejumlah 40 auditor
sebagai responden. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linear ber-
ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel objektivitas dan kecermatan
profesional berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan untuk variabel inde-
pendensi dan kompetensi didapati tidak berpengaruh teradap kualitas audit intern
Inspektorat DIY. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi sebagai literatur
yang digunakan oleh akademisi maupun auditor intern pemerintah dalam men-
gidentifikasi faktor-faktor potensial yang mempengaruhi kualitas audit, khususnya
dalam upaya mewujudkan melalui hasil
audit yang berkualitas.
: kualitas audit, independensi, objektivitas, kompetensi, kecermatan
profesional.

turan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008


Berdasar Pasal 1 ayat 7 Undang-Undang tentang Sistem Pengendalian Intern
Nomor 15 Tahun 2004 tentang pemerik- Pemerintah (SPIP) menyatakan bahwa un-
saan keuangan negara yang menyatakan tuk mencapai pengelolaan keuangan nega-
tanggung jawab keuangan negara adalah ra yang efektif, efisien, transparan, dan
kewajiban pemerintah untuk melaksanakan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gu-
pengelolaan keuangan negara secara tertib, bernur, dan bupati/walikota wajib melaku-
taat pada peraturan perundang-undangan, kan pengendalian atas penyelenggaraan
efisien, ekonomis, efektif, dan transparan, kegiatan pemerintah.
dengan memperhatikan rasa keadilan dan Aparat Pengawasan Intern
kepatutan. Selanjutnya Pasal 2 ayat 1 Pera- Pemerintah (APIP) sebagai pengawas inter-

132
Vol. 17, No. 2, Agustus 2017: 132-143

nal pemerintah merupakan salah satu un- 2007 (BPK, 2007; BPKP, 2008). Peran APIP
sur manajemen pemerintah yang penting yang efektif dapat terwujud jika didukung
dalam rangka mewujudkan kepemerinta- dengan auditor yang profesional dan kom-
han yang baik ( ) yang peten dengan hasil audit intern yang
meng-arah pada pemerintah/birokrasi yang berkualitas.
bersih ( ). Saat ini masih Berbagai penelitian mengenai kualitas
banyak temuan audit yang terdeteksi oleh audit intern masih menunjukkan hasil yang
BPK namun tidak dapat terdeteksi oleh In- berbeda. Penelitian yang dilakukan oleh
spektorat selaku auditor intern yang me- Efendy (2010) menunjukkan hasil bahwa
megang peran sebagai faktor independensi didapati tidak ber-
Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester pengaruh terhadap kualitas audit. Se-
(IHPS) I BPK Tahun 2016 memberikan opini dangkan penelitian Zeyn (2014) mendapati
wajar tanpa pengecualian (WTP) atas 385 bahwa independensi berpengaruh terhadap
laporan keuangan (60%), opini wajar kualitas audit intern. Penelitian mengenai
dengan pengecualian (WDP) 216 laporan pengaruh kompetensi terhadap kualitas
(34%), opini tidak wajar (TW) 5 laporan keu- audit dilakukan oleh Zeyn (2014), Nasriana
angan (1%), dan opini tidak memberikan Basri, & Abdullah (2015), dan Syahputra,
pendapat (TMP) atas 34 laporan keuangan Arfan, & Basri (2015) dengan hasil bahwa
(5%). kompetensi berpengaruh terhadap kualitas
Ketua BPK Harry Azhar Aziz me- audit aparat pengawasan intern
maparkan sebanyak 10.198 temuan pemerintah. Variabel objektivitas dan
memuat 15.568 permasalahan. Permasala- kecermatan profesional juga didapati ber-
han itu meliputi 7.661 kelemahan Sistem pengaruh terhadap kualitas audit intern
Pengendalian Internal dan 7.907 permasa- melalui penelitian yang dilakukan oleh
lahan ketidakpatuhan terhadap ketentuan Nasriana . (2015) kepada pemeriksa di
peraturan perundang-undangan senilai Inspektorat Kabupaten/Kota di Aceh.
Rp44,68 triliun. Dari permasalahan ketid- Penelitian ini merupakan pengem-
akpatuhan tersebut, sebanyak 4.762 per- bangan penelitian yang dilakukan oleh
masalahan berdampak finansial senilai Zeyn (2014) namun dengan beberapa
Rp30,62 triliun (Tashandra, 2016). perbedaan seperti penambahan variabel
Inspektur Jendral (Irjen) Kemenkeu, yaitu objektivitas dan kecermatan profe-
Kiagus Ahmad Badaruddin bekerja sama sional. Penambahan variabel berdasarkan
dengan Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia
Indonesia (AAIPI) menggelar Konferensi yang ditetapkan oleh Asosiasi Auditor In-
Auditor Intern Pemerintah Tahun 2015. tern Pemerintah dan mulai berlaku sejak
Melalui acara ini Irjen Kemenku menga- 30 Desember 2013. Standar audit tesebut
takan, peran auditor internal pemerintah memiliki dua bagian utama, yaitu: standar
sangat diperlukan. Adanya kasus korupsi atribut dan standar pelaksanaan.
yang melibatkan kepala daerah dan unsur Standar atribut mengatur mengenai
pimpinan Kementrian/Lembaga merupakan karakteristik umum yang meliputi
indikasi belum optimalnya peran peng- tanggung jawab, sikap, dan tindakan dari
awasan APIP (Faqih, 2015). penugasan audit intern serta organisasi
Menurut Peraturan Menteri Negara dan pihak-pihak yang melakukan kegiatan
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor audit intern. Penetapan standar atribut ini
PER 05/M.PAN/03/2008, pengukuran kuali- adalah salah satu upaya untuk menjaga
tas audit atas laporan keuangan, khusus- mutu hasil audit yang dilaksanakan oleh
nya yang dilakukan oleh inspektorat se- auditor intern pemerintah. Adapun poin-
bagai auditor internal pemerintah, wajib poin dalam standar atribut, yaitu: indepen-
menggunakan Standar Pemeriksaan Keu- densi, objektivitas, kompetensi dan kecer-
angan Negara (SPKN) dan begitu pula BPK matan profesional. Penelitian ini akan ber-
wajib menggunakan SPKN yang tertuang fokus pada keempat poin tersebut yang
dalam Peraturan Badan Pemeriksa Keu- dijadikan variabel independen dalam
angan Republik Indonesia Nomor 01 Tahun penelitan untuk mengetahui pengaruhnya

133
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit Intern (Amalia dan Sarazwati)

terhadap kualitas audit. Standar atribut terdiri atas prinsip-prinsip


Berdasar uraian tersebut maka dasar dan standar umum. Prinsip-prinsip
penelitian ini bertujuan untuk menguji dasar terbagi menjadi dua hal utama, yaitu:
pengaruh independensi, objektivitas, kom- independensi dan objektivitas, sedangkan
petensi, dan kecermatan profesional ter- standar umum terbagi atas kompetensi dan
hadap kualitas audit intern Inspektorat kecermatan profesional. Kemudian Standar
Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemilihan Pelaksanaan menggambarkan sifat khusus
Inspektorat DIY sebagai objek penelitian kegiatan audit intern dan menyediakan
adalah berdasarkan fakta bahwa seluruh kriteria untuk menilai kinerja audit intern.
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Standar Pelaksanaan dibagi menjadi
(APIP) di Indonesia harus mengoptimalkan Standar Pelaksanaan Audit Intern dan
peran pengawasannya. Hal ini dilakukan Standar Komunikasi Audit Intern.
untuk mencegah terjadinya tindak Berdasar penjabaran teori dan pera-
kecurangan dalam proses penyelenggaraan turan tersebut, dapat diketahui bahwa ter-
tugas dan fungsi instansi pemerintah. dapat beberapa standar sebagai dasar agar
Permasalahan yang akan dijawab da- pelaksanaan audit intern menjadi berkuali-
lam penelitian ini adalah apakah indepen- tas. Peneliti memperkirakan bahwa kualitas
densi, objektivitas, kompetensi, dan kecer- audit dipengaruhi oleh independensi, ob-
matan profesional berpengaruh terhadap jektivitas, kompetensi dan kecermatan
kualitas audit intern Inspektorat DIY. Hasil profesional berdasar komponen Standar
penelitian ini diharapkan dapat menguji Atribut pada Standar Audit Intern
faktor-faktor potensial yang mem- Pemerintah Indonesia.
pengaruhi kualitas audit intern berdasar-
kan standar yang berlaku, dalam rangka
mewujudkan kepemerintahan yang baik Independensi merupakan dasar dari profe-
( ) yang mengarah pada si auditor. Hal itu berarti bahwa auditor
pemerintah/birokrasi yang bersih ( akan bersikap netral terhadap entitas dan
). oleh karena itu akan bersikap objektif. Pub-
lik dapat mempercayai fungsi audit karena
auditor bersikap tidak memihak serta
mengakui adanya kewajiban untuk bersi-
kap adil (Boynton, Johnson, & Kell, 2002,
Menurut Mulyadi dan Puradiredja (1998) hal. 66). Standar Pemeriksaan Keuangan
kualitas adalah suatu standar yang ditetap- Negara (SPKN) dalam standar umum kedua
kan oleh organisasi profesi dan wajib menyatakan bahwa dalam semua hal yang
dipatuhi oleh setiap anggota profesi agar berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan,
terdapat suatu keseragaman dalam hal jasa organisasi pemeriksa dan pemeriksa, harus
yang dihasilkan profesi, dan untuk mem- bebas dalam sikap mental dan penampilan
peroleh kepercayaan masyarakat terhadap dari gangguan pribadi, ekstern, dan organ-
jasa yang diserahkan oleh profesi. Menurut isasi yang dapat mempengaruhi indepen-
Porter, Simon dan Hatherly (2003) kualitas densinya.
audit berdasarkan konsep auditing berhub- Pemeriksa perlu mempertimbangkan
ungan dengan independensi, kompetensi, tiga macam gangguan terhadap indepen-
dan kode etik auditor. Independensi dan densi, yaitu gangguan pribadi, ekstern, atau
kompetensi menjadi faktor penting yang organisasi. Apabila satu atau lebih dari
harus dimiliki seorang auditor dalam rang- gangguan independensi tersebut
ka pelaksanaan tugas audit. mempengaruhi kemampuan pemeriksa
Standar Audit Intern Pemerintah In- secara individu dalam melaksanakan tugas
donesia (2013) sebagai salah satu upaya pemeriksaannya, maka pemeriksa tersebut
untuk menjaga mutu hasil audit yang dil- harus menolak penugasan pemeriksaan
aksanakan oleh auditor intern pemerintah (SPKN, 2007, hal. 24).
terbagi atas dua bagian utama, yaitu: Gangguan pribadi yang disebabkan
Standar Atribut dan Standar Pelaksanaan. oleh suatu hubungan dan pandangan

134
Vol. 17, No. 2, Agustus 2017: 132-143

pribadi mungkin mengakibatkan pemeriksa tor. Kompetensi teknis audit intern terkait
membatasi lingkup pertanyaan dan dengan persyaratan untuk dapat
pengungkapan atau melemahkan temuan melaksanakan penugasan audit intern
dalam segala bentuknya. Gangguan ekstern sesuai dengan jenjang jabatan auditor.
bagi organisasi pemeriksa dapat membat- Kompetensi kumulatif merupakan kompe-
asi pelaksanaan atau mempengaruhi ke- tensi pada jenjang jabatan yang lebih tinggi
mampuan pemeriksa dalam menyatakan adalah kumulatif dari kompetensi pada
pendapat atau simpulan hasil pemerik- tingkat atau jenjang jabatan auditor di
saannya secara independen dan objektif. bawahnya ditambah dengan kompetensi
Sedangkan independensi organisasi spesifik di jabatannya.
pemeriksa dapat dipengaruhi oleh Auditor juga harus mempunyai sertif-
kedudukan, fungsi, dan struktur organisas- ikasi jabatan fungsional auditor (JFA)
inya. atau sertifikasi lain di bidang pengawasan
intern pemerintah, serta mengikuti pen-
didikan dan pelatihan profesional berke-
Auditor harus objektif dalam melaksana- lanjutan (
kan audit intern. Prinsip objektivitas men- ). Standar umum juga mengatur me-
syaratkan agar auditor melaksanakan pe- ngenai latar belakang pendidikan auditor,
nugasan dengan jujur dan tidak mengkom- kompetensi standar, dan sertifikasi jabatan
promikan kualitas. Auditor juga harus serta pendidikan dan pelatihan berkelanju-
menghindari konflik kepentingan yang tan. Latar belakang pendidikan mengharus-
merupakan situasi bahwa auditor berada kan auditor mempunyai tingkat pendidikan
dalam posisi yang dipercaya, memiliki per- formal yang diperlukan yaitu kriteria ter-
saingan profesional, atau kepentingan tentu dari kualifikasi pendidikan formal
pribadi. Konflik kepentingan dapat mem- auditor yang diperlukan untuk penugasan
buat ketidaketisan muncul yang dapat audit intern sehingga sesuai dengan situasi
merusak kepercayaan auditor, aktivitas au- dan kondisi auditi.
dit intern, dan profesi.
Menurut prinsip aturan perilaku BPKP
(2008), auditor dituntut agar: (1) Meng- Pemeriksa harus menggunakan kemahiran
ungkapkan semua fakta material yang profesional secara cermat dan seksama da-
diketahuinya, yang apabila tidak diungkap- lam menentukan jenis pemeriksaan yang
kan mungkin dapat mengubah pelaporan akan dilaksanakan dan standar yang akan
kegiatan-kegiatan yang diaudit. (2) Tidak diterapkan terhadap pemeriksaan; menen-
berpartisipasi dalam kegiatan atau hub- tukan lingkup pemeriksaan; memilih
ungan-hubungan yang mungkin meng- metodologi; menentukan jenis dan jumlah
ganggu atau dianggap mengganggu bukti yang akan dikumpulkan, atau dalam
penilaian yang tidak memihak atau yang memilih pengujian dan prosedur untuk
mungkin menyebabkan terjadinya ben- melaksanakan pemeriksaan. Kemahiran
turan kepentingan; dan (3) Menolak suatu profesional harus diterapkan juga dalam
pemberian dari auditi yang terkait dengan melakukan pengujian dan prosedur, serta
keputusan maupun pertimbangan profe- dalam melakukan penilaian dan pelaporan
sionalnya. hasil pemeriksaan (SPKN, 2007, hal. 29).
Standar Audit Intern Pemerintah In-
donesia (2013) menyatakan bahwa peng-
Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia gunaan kecermatan profesional menuntut
(2013) dalam standar umumnya menya- auditor untuk melaksanakan skeptisme
takan kompetensi standar yang harus di- profesional. Skeptisme profesional adalah
miliki auditor intern pemerintah adalah sikap yang mencakup pikiran yang selalu
kompetensi umum, kompetensi teknis au- mempertanyakan dan melakukan pen-
dit intern, dan kompetensi kumulatif. Kom- gujian secara kritis bukti. Pengumpulan
petensi umum terkait dengan persyaratan dan pengujian bukti secara objektif
umum untuk dapat diangkat sebagai audi- menuntut auditor mempertimbangkan rele-

135
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit Intern (Amalia dan Sarazwati)

vansi, kompetensi, dan kecukupan bukti


tersebut. Oleh karena bukti dikumpulkan
dan diuji selama proses kegiatan audit in- Prinsip dasar Standar Audit Intern
tern, skeptisme profesional harus diguna- Pemerintah Indonesia (2013) menyatakan
kan selama proses tersebut. bahwa objektivitas adalah sikap mental tid-
ak memihak (tidak bias) yang memung-
kinkan auditor untuk melakukan penu-
gasan sedemikian rupa sehingga auditor
Independensi merupakan dasar dari profe- percaya pada hasil kerjanya dan bahwa tid-
si auditor. Hal itu berarti bahwa auditor ak ada kompromi kualitas yang dibuat.
akan bersikap netral terhadap entitas dan BPKP (2008) dalam prinsip-prinsip perilaku
oleh karena itu akan bersikap objektif. Pub- auditor menyatakan bahwa auditor harus
lik dapat mempercayai fungsi audit karena menjunjung tinggi ketidak-berpihakan
auditor bersikap tidak memihak serta profesional dalam mengumpulkan, men-
mengakui adanya kewajiban untuk bersi- gevaluasi, dan memroses data/informasi
kap adil (Boynton 2002, hal. 66). In- audit. Auditor APIP membuat penilaian
dependensi berarti sikap mental yang seimbang atas semua situasi yang relevan
bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan
oleh pihak lain, tidak bergantung pada sendiri atau orang lain dalam mengambil
orang lain. Independensi juga berarti adan- keputusan.
ya kejujuran dalam diri auditor memper- Rivai dan Sagala (2009, hal. 104)
timbangkan fakta dan adanya pertim- mendefinisi objektivitas sebagai kebebasan
bangan yang objektif tidak memihak dalam sikap mental yang harus dipertahankan
diri auditor dalam merumuskan dan oleh auditor dalam melakukan audit. Ob-
menyatakan pendapatnya (Mulyadi, 2002:, jektivitas auditor sangat penting karena
hal. 26-27). hasil penilaian profesionalnya akan
Standar umum ke dua SPKN (2007) berguna bagi dirinya sendiri atau bagi
menyatakan bahwa “Dalam semua hal yang orang lain, dan tanpa objektivitas hasil
berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, penilaian auditor tersebut akan kehilangan
organisasi pemeriksa dan pemeriksa harus nilai terutama bagi orang lain Endaya &
bebas dalam sikap mental dan penampilan Hanefah, 2013). Nasriana (2015) da-
dari gangguan pribadi, ekstern, dan organ- lam hasil penelitiannya menyatakan bahwa
isasi yang dapat mempengaruhi indepen- objektivitas berpengaruh terhadap kualitas
densinya”. Dengan demikian, organisasi audit. Berdasar penjelasan tersebut, maka
pemeriksa dan para pemeriksanya ber- disusun hipotesis sebagai berikut:
tanggung jawab untuk dapat memper- H2: Objektivitas berpengaruh terhadap
tahankan independensinya sedemikian ru- kualitas audit intern Inspektorat DIY.
pa, sehingga pendapat, simpulan, pertim-
bangan atau rekomendasi dari hasil
pemeriksaan yang dilaksanakan tidak
memihak dan dipandang tidak memihak Standar Umum Audit Intern Pemerintah
oleh pihak manapun (Efendy, 2010). Teori Indonesia (2013) menyatakan bahwa audi-
ini didukung oleh hasil penelitian yang dil- tor harus mempunyai pendidikan, penge-
akukan oleh Zeyn (2014) dan Syahputra tahuan, keahlian dan keterampilan, pen-
(2015) yang menunjukkan bahwa inde- galaman, serta kompetensi lain yang diper-
pendensi mempengaruhi kualitas audit lukan untuk melaksanakan tanggung ja-
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. Ber- wabnya. Pimpinan APIP juga harus yakin
dasar penjelasan teori dan penelitian ter- bahwa latar belakang pendidikan, kompe-
dahulu, maka disusun hipotesis sebagai tensi, dan pengalaman auditor memadai
berikut: untuk pekerjaan audit yang akan dil-
H1: Independensi berpengaruh terhadap aksanakan.
kualitas audit intern Inspektorat DIY. Seorang auditor harus memiliki mutu
personal yang baik, pengetahuan yang me-

136
Vol. 17, No. 2, Agustus 2017: 132-143

madai, serta keahlian khusus di bidangnya. bahwa “ketelitian profesional sepantasnya


Kompetensi berkaitan dengan keahlian menghendaki penerapan ketelitian dan ke-
profesional yang dimiliki oleh auditor se- cakapan yang secara patut diduga akan dil-
bagai hasil pendidikan formal, ujian profe- akukan oleh seorang pemeriksa yang bi-
sional maupun keikutsertaan dalam pelati- jaksana dan berkompeten, dalam keadaan
han, seminar, dan simposium (Suraida, yang sama atau mirip”. Sikap kehati-hatian
2005). harus diterapkan oleh auditor dalam men-
Kualitas audit intern dipengaruhi jalankan profesinya, terutama pada saat
oleh kompetensi auditor intern, baik dalam merencanakan dan melaksanakan
bentuk , dan pengawasan (Apriliyani, Anugerah &
(Brody et al., 1998; Pick- Nurmayanti, 2013).
et, 2000; Smith, 2005; Zain et al., 2006) Penggunaan kecermatan profesional
yang dikutip dalam Zeyn (2014). Agar menuntut auditor untuk melaksanakan
dapat melakukan tugas-tugas dalam jab- skeptisme profesional. Skeptisme profe-
atan fungsional auditor dengan hasil baik, sional adalah sikap yang mencakup pikiran
maka diperlukan ukuran kemampuan mini- yang selalu mempertanyakan dan melaku-
mal yang harus dimiliki auditor yang men- kan pengujian secara kritis bukti. Upaya
cakup aspek pengetahuan ( ), ket- pengujian secara kritis terhadap relevansi,
erampilan/keahlian ( ), dan sikap per- kompetensi dan kecukupan bukti diharap-
ilaku ( ). kan dapat membantu auditor dalam mem-
Zeyn (2014), Nasriana (2015), buat keputusan audit yang tepat sehingga
dan Syahputra (2015) dalam pe- nantinya akan berpengaruh terhadap kuali-
nelitiannya mendapati hasil bahwa kompe- tas audit yang dihasilkan. Berdasar penjela-
tensi berpengaruh terhadap kualitas audit san tersebut, maka disusun hipotesis se-
aparat pengawasan intern pemerintah. Ber- bagai berikut:
dasar penjelasan teori dan hasil penelitian H4: Kecermatan profesional berpengaruh
terdahulu, maka disusun hipotesis sebagai terhadap kualitas audit intern In-
berikut: spektorat DIY.
H3: Kompetensi berpengaruh terhadap
kualitas audit intern Inspektorat DIY.

Populasi dalam penelitian ini adalah se-


luruh auditor yang bekerja di Inspektorat
Standar Umum dalam Standar Audit Intern Daerah Istimewa Yogyakarta pada empat
Pemerintah (2013) menyatakan bahwa audi- bidang yaitu: (1) Bidang Pemerintahan, (2)
tor harus menggunakan kemahiran profe- Bidang Kesra, (3) Bidang Perekonomian,
sionalnya dengan cermat dan seksama ( dan (4) Bidang Sarana dan Prasarana.
) dan secara hati-hati Metode pengambilan sampel dalam
( ) dalam setiap penugasan audit penelitian ini adalah metode sensus, yaitu
intern. Penggunaan kecermatan profesional meneliti seluruh elemen populasi
menekankan tanggung jawab setiap auditor (Indriantoro & Supomo, 2002, hal, 117).
untuk memperhatikan Standar Audit serta Kuesioner yang diserahkan kepada In-
mempertimbangkan penggunaan audit ber- spektorat DIY pada bulan Mei 2017 adalah
basis teknologi dan teknik analisis data sebanyak 40 kuesioner. Tingkat pengem-
lainnya. Pemeriksa diwajibkan untuk meng- balian kuesioner adalah 80% dengan
gunakan kemahirannya secara profesional, jumlah kuesioner yang kembali sebanyak
cermat dan seksama, memperhatikan prin- 32.
sip-prinsip pelayanan atas kepentingan
publik serta memelihara integritas, objek-
tivitas, dan independensi dalam menerap-
kan kemahiran profesional terhadap setiap
aspek pemeriksaannya. PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar
Tugiman (2006, hal. 31) menyatakan Audit Aparat Pengawasan Intern

137
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit Intern (Amalia dan Sarazwati)

Pemerintah (APIP) merupakan suatu benturan kepentingan dan pengungkapan


standar yang menjadi ukuran mutu mini- kondisi sesuai fakta.
mal bagi auditor APIP sebagai dasar
penilaian keberhasilan pekerjaan audit un-
tuk mencapai pengawasan yang berkuali- Kompetensi auditor adalah kualifikasi yang
tas. Peraturan ini memberikan makna bah- dibutuhkan oleh auditor untuk melaksana-
wa kualitas audit APIP dapat dilihat dari kan audit dengan benar (Rai, 2008). Audi-
kesesuaian pelaksanaannya dengan standar tor harus mem-punyai pendidikan, penge-
dan peraturan yang ditetapkan (Rusdi, tahuan, keahlian dan keterampilan, pen-
2013). Variabel kualitas audit diukur galaman, serta kompetensi lain yang diper-
menggunakan 5 poin skala . Variabel lukan untuk me-laksanakan tanggung ja-
kualitas audit terdiri atas 15 pernyataan wabnya. Auditor juga harus memiliki latar
dengan indikator yang disusun berdasar- belakang pendidikan yang sesuai untuk
kan Permenpan Nomor 5 Tahun 2008 melaksanakan tanggung jawabnya serta
(PER/05/M.PAN/03/2008), yaitu: (1) pe- memelihara kompetensinya melalui pen-
laksanaan kewajiban auditor, (2) pe- didikan profesional berkelanjutan (SPKN,
rencanaan pemeriksaan, (3) pengumpulan 2007, hal. 23). Variabel kompetensi diukur
dan pengujian bukti, (4) auditor membuat menggunakan 5 poin skala dengan
laporan audit, (5) auditor mengkomunikasi- 10 pernyataan yang diadopsi berdasar
kan temuan audit. SPKN (SPKN, 2007, hal. 22-24). Indikator
untuk variabel kompetensi adalah (1) latar
belakang pendidikan, (2) pendidikan berke-
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara lanjutan, dan (3) kemampuan/keahlian
(2007) dalam standar umum kedua menya- pemeriksa.
takan bahwa dalam semua hal yang berkai-
tan dengan pekerjaan pemeriksaan, organ-
isasi pemeriksa dan pemeriksa, harus Kemahiran profesional menuntut pemerik-
bebas dalam sikap mental dan penampilan sa untuk melaksanakan skeptisme profe-
dari gangguan pribadi, ekstern, dan organ- sional, yaitu sikap yang mencakup pikiran
isasi yang dapat mempengaruhi indepen- yang selalu mempertanyakan dan
densinya. Variabel independensi diukur melakukan evaluasi secara kritis terhadap
menggunakan 5 poin skala Variabel bukti pemeriksaan (SPKN, 2007, hal. 30).
independensi terdiri atas 10 pernyataan Variabel kecermatan profesional diukur
dengan dua indikator utama yang diadopsi menggunakan 5 poin skala Instru-
berdasarkan SPKN (2007) yaitu: gangguan men untuk variabel kecermatan profesional
pribadi dan gangguan ekstern. terdiri atas 5 pernyataan dengan dua indi-
kator yang diadopsi dari penelitian Mansur
(2007) dan peneliti memodifikasi berdasar-
Prinsip dasar Standar Audit Intern kan (SPKN, 2007, hal. 29-30). Indikatornya
Pemerintah Indonesia (2013) menyatakan adalah sikap skeptisme dan keyakinan
bahwa Auditor harus memiliki sikap yang yang memadai.
netral dan tidak bias serta menghindari
konflik kepentingan dalam merencanakan,
melaksanakan, dan melaporkan penugasan Penelitian ini melakukan uji validitas dan
yang dilakukannya. Prinsip objektivitas reliabilitas terhadap item pertanyaan pada
mensyaratkan agar auditor melaksanakan kuesioner. Uji validitas dilakukan dengan
penugasan dengan jujur dan tidak meng- membandingkan antara r hitung dan r
kompromikan kualitas. Variabel objektivi- tabel dan uji relliabilitas dilakukan dengan
tas diukur menggunakan 5 poin skala melihat nilai minimal 0,70.
. Instrumen untuk variabel objektivitas Selanjutnya penelitian ini menggunakan uji
berisi 9 pernyataan dengan 2 indikator uta- statistik deskriptif dan uji asumsi klasik
ma yang diadopsi dari penelitian Sukriah, sebelum melakukan pengolahan metode
Akram, & Inapty (2009), yaitu: bebas dari regresi. Penelitian ini menggunakan analisis

138
Vol. 17, No. 2, Agustus 2017: 132-143

regresi berganda dengan persamaan 1 se- litkolonearitas, dan uji heterokedastisitas.


bagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + …....(1)


Uji koefisien determinasi bertujuan untuk
Y adalah kualitas audit. α adalah kon- menguji kemampuan variabel independen
stanta. β1, β2, β3, β4 adalah koefisien regresi. dalam menjelaskan variasi perubahan vari-
X1 adalah independensi. X2 adalah objek- abel dependen. Hasil uji pada Tabel 2
tivitas. X3 adalah kompetensi. X4 adalah menunjukkan nilai R2 sebesar
kecermatan profesional. Sedangkan, ada- 0,883. Hal ini menunjukkan bahwa 88,3%
lah error. variasi kualitas audit mampu dijelaskan
oleh variabel independen yaitu indepen-
densi, objektivitas, kompetensi, dan kecer-
matan profesional. Sementara itu sisanya
Peneliti melakukan terlebih dahu- sebesar 11,7% dijelaskan oleh variabel
lu sebelum instrumen penelitian disebar lainnya yang tidak terdapat dalam model
kepada auditor di Inspektorat DIY. penelitian ini.
dilakukan bertujuan untuk menguji validi- Hasil uji signifikan simultan pada
tas dan reliabilitas instrumen penelitian. Tabel 2 menunjukkan nilai F sebesar
dilaksanakan pada bulan April 55,700 dengan nilai signifikansi sebesar
2017 kepada 50 mahasiswa semester VI di 0,000 < 0,005. Artinya variabel independen-
kelas Penganggaran Sektor Publik, Prodi si, objektivitas, kompetensi, dan kecerma-
Akuntansi Universitas Ahmad Dahlan Yog- tan profesional berpengaruh secara silmu-
yakarta. tan terhadap kualitas audit.
Uji parsial (Uji t) bertujuan untuk
menguji apakah variabel independen
Berdasarkan hasil uji validitas (nilai r hi- mempunyai pengaruh secara parsial ter-
tung untuk masing-masing item pernyataan hadap variabel dependen dalam model
lebih besar dari r tabel) dan reliabilitas penelitian. Hasil uji t ditunjukkan dalam
(nilai Cronbach Alpha di atas 0,70) menun- Tabel 2.
jukkan bahwa seluruh item pernyataan val-
id dan layak untuk digunakan.
Statistik Deskriptif pada penelitian Berdasar hasil pengujian hipotesis pertama
ini menyajikan jumlah data, nilai minimum, diketahui bahwa independensi tidak ber-
nilai maksimum, nilai rata-rata ( ) dan pengaruh terhadap kualitas audit intern
simpangan baku ( ) dari Inspektorat DIY. Hal ini diperkuat dengan
variabel independen dan variabel de- jawaban kuesioner yang mendapati bahwa
penden. Hasil statistik deskriptif ditunjuk- masih banyak auditor yang setuju apabila
kan dalam Tabel 1. pemeriksa terlibat dalam kegiatan objek
Penelitian ini telah lulus uji asumsi pemeriksaan seperti memberikan asistensi
klasik yang meliputi uji normalitas, uji mu- dan jasa konsultasi. Selain itu, jawaban dari

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Kualitas Audit 30 56,00 75,00 62,7333 5,79496


Independensi 30 34,00 50,00 40,8667 3,62685
Objektivitas 30 33,00 45,00 37,2333 3,55919
Kompetensi 30 30,00 50,00 40,6667 4,56624
Kecermatan-
30 16,00 25,00 20,5000 2,08029
Profesional

139
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit Intern (Amalia dan Sarazwati)

beberapa responden menyatakan bahwa menunjukkan hasil bahwa kompetensi tid-


auditor intern pada Inspektorat memiliki ak berpengaruh terhadap kualitas audit
persepsi bahwa masih terdapat campur intern Inspektorat DIY. Hal tersebut dibuk-
tangan dan pengaruh pimpinan entitas tikan dengan jawaban dari para responden
maupun pihak ekstern terhadap kegiatan yang menunjukkan bahwa auditor yang
audit yang dilakukan. melaksanakan pemeriksaan keuangan tidak
Faktor independensi di Inspektorat harus memiliki keahlian di bidang akuntan-
DIY juga dapat dikatakan cukup tinggi, si dan auditing. Kemudian apabila kegiatan
dilihat dari statistik deskriptif yang menun- audit memerlukan keahlian tertentu, be-
jukkan nilai maksimum sebesar 50,00 berapa jawaban dari auditor memiliki per-
dengan nilai rata-rata 40,87. Meskipun sepsi bahwa dalam tim pemeriksa tidak
demikian, berdasar hasil pengujian didapat harus ada atau beranggotakan auditor yang
bahwa hal tersebut tidak berpengaruh ter- menguasai bidang tertentu tersebut.
hadap kualitas audit. Hasil pengujian ini Variabel kompetensi di Inspektorat
menunjukkan keputusan yang sama DIY menunjukkan nilai maksimum pada
dengan penelitian yang dilakukan oleh statistik deskriptif sebesar 50,00 dengan
Efendy (2010) dan Nasriana (2015). nilai rata-rata 40,67. Akan tetapi berdasar
Sedangkan untuk hipotesis ke dua hasil pengujian menunjukkan bahwa hal
dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tersebut tidak berpengaruh terhadap kuali-
objektivitas berpengaruh terhadap kualitas tas audit. Berdasar hasil penelitian, variabel
audit intern Inspektorat DIY. Pernyataan kompetensi hasilnya cukup berbeda
tersebut diperkuat dengan jawaban bahwa dengan penelitian terdahulu. Penelitian
auditor dapat diandalkan dan dipercaya yang dilakukan oleh Efendy (2010), Zeyn
serta bertindak adil tanpa dipengaruhi (2014), Nasriana (2015), Syahputra
tekanan atau permintaan pihak tertentu (2015), dan Triarini dan Latrini (2016)
yang berkepentingan atas hasil pemerik- menyimpulkan bahwa kompetensi ber-
saan. pengaruh terhadap kualitas audit internal,
Variabel objektivitas memiliki nilai namun dalam penelitian ini menunjukkan
maksimum pada statistik deskriptif sebe- bahwa kompetensi tidak berpengaruh ter-
sar 45,00 dan nilai rata-rata 37,2333. Hasil hadap kualitas audit intern Inspektorat
pengujian menunjukkan bahwa kecermatan DIY.
profesional berpengaruh terhadap kualitas Sedangkan untuk variabel kecerma-
audit intern Inspektorat DIY. Hasil pen- tan profesional pada hipotesis ke empat,
gujian hipotesis untuk variabel objektivitas hasil penelitian menunjukkan bahwa kecer-
pada penelitian ini mendukung hasil matan profesional berpengaruh terhadap
penelitian yang dilakukan oleh Nasriana kualitas audit intern Inspektorat DIY. Hasil
(2015) yang menyatakan bahwa objek- ini mengindikasikan bahwa sikap kecerma-
tivitas berpengaruh terhadap kualitas audit tan profesional cukup berkontribusi ter-
intern. hadap kualitas audit. Dapat dikatakan bah-
Kemudian untuk hipotesis ke tiga wa dengan adanya penerapan sikap
berdasar hasil pengujian secara parsial skeptisme auditor dan peningkatan kecer-

Hasil Uji Regresi Linier Berganda


α
1 Independensi 0,271 1,431 2,042 0,165 0,05 Ha1 tidak didukung
2 Objektivitas 1,058 5,951 2,042 0,000 0,05 Ha2 didukung
3 Kompetensi -0,83 -0,477 2,042 0,637 0,05 Ha3 tidak didukung
4 Kecermatan -0,731 2,057 2,042 0,050 0,05 Ha4 didukung
Profesional
Variabel Dependen: Kualitas Audit R2: 0,883
F Statistik: 55,700 Signifikansi F: 0,000

140
Vol. 17, No. 2, Agustus 2017: 132-143

matan profesional maka akan meningkat- mengisi serta mengembalikan kuesioner


kan kualitas audit intern Inspektorat DIY. yang disebar oleh peneliti.
Variabel kecermatan profesional Masih terdapat responden yang men-
memiliki nilai maksimum pada statistik jawab kuesioner dengan kurang serius, hal
deskriptif sebesar 25,00 dan nilai rata-rata ini ditandai dari 32 kuesioner yang kembali
20,50 hasil pengujian menunjukkan bahwa hanya sejumlah 30 kuesioner yang datanya
kecermatan profesional berpengaruh ter- dapat diolah.
hadap kualitas audit intern Inspektorat
DIY. Variabel kecermatan profesional da-
lam penelitian ini menujukkan hasil yang Berdasar keterbatasan yang ada, maka
sama dengan penelitian yang dilakukan peneliti bermaksud memberikan beberapa
oleh Nasriana (2015) bahwa kecerma- saran terkait penelitian ini, yaitu (1) mem-
tan profesional berpengaruh terhadap pertimbangkan metoda dalam pengambilan
kualitas audit intern Inspektorat. data, yaitu tidak hanya menggunakan
kuesioner akan tetapi menambah dengan
menggunakan metoda wawancara sehingga
Berdasar hasil analisis data yang telah diu- data yang diperoleh bisa lebih akurat, (2)
raikan sebelumnya, penulis mengambil be- melakukan pengujian dengan memperluas
berapa simpulan terkait pengaruh indepen- lingkup responden pada instansi auditor
densi, objektivitas, kompetensi, dan kecer- sektor publik (pemerintah) yang lain, seper-
matan profesional terhadap kualitas audit ti: BPK, BPKP, Inspektorat Kabupaten/Kota
intern Inspektorat DIY sebagai berikut: agar hasil penelitian lebih dapat digenerali-
1. Independensi tidak berpengaruh ter- sasi, dan (3) menambah variabel lain yang
hadap kualitas audit intern Inspektorat belum tercantum dalam penelitian ini,
DIY. misalnya: tingkat pendidikan, gaya kepem-
2. Objektivitas berpengaruh terhadap impinan dan kode etik auditor.
kualitas audit intern Inspektorat DIY. Bagi Inspektorat: auditor intern
3. Kompetensi tidak berpengaruh ter- pemerintah dalam melaksanakan pemerik-
hadap kualitas audit intern Inspektorat saan diharapkan untuk selalu memper-
DIY. tahankan sikap mental yang objektif, tidak
4. Kecermatan profesional berpengaruh memihak, sikap skeptis serta meningkat-
terhadap kualitas audit intern In- kan kemampuan diri melalui pendidikan
spektorat DIY. dan pelatihan agar dapat terus mem-
berikan hasil audit yang berkualitas.

Penelitian ini masih memiliki beberapa Apriliani, I.B., Anugerah, R., & Nurmayanti,
keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan P. (2013). Faktor-faktor yang
ini nantinya diharapkan dapat diantisipasi mempengaruhi kualitas audit APIP
pada inspektorat provinsi Riau.
atau diperbaiki pada penelitian yang akan
5(3), 145-158.
datang. Adapun keterbatasan dalam Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indone-
penelitian ini adalah: sia. (2013).
Peneliti menyerahkan kuesioner Komite
sebanyak 40 dengan objek penelitian se- Standar Audit AAIPI. Jakarta
luruh auditor yang bekerja di Inspektorat Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indo-
DIY, kuesioner yang dikembalikan adalah nesia. (2016). Di-
akses dari http://www.bpk.go.id/
sejumlah 32. Sisa dari kuesioner yang
ihps.
disebarkan tidak dapat kembali karena au- Boynton, W.C., Johnson, R.N., & Kell, W.J.
ditor sebagai responden memiliki kesibuk- (2002). (Edisi
an dalam menjalankan tugasnya, sehingga ketujuh). Jakarta: Erlangga.
jarang berada di tempat (kantor In- Efendy, M.T. (2010).
spektorat). Hal tersebut menyebabkan audi-
tor memiliki keterbatasan waktu untuk

141
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit Intern (Amalia dan Sarazwati)

(Edisi
(Tesis). Universitas kelima). Badan Pengawas Keuangan
Diponegoro, Semarang. dan Pembangunan. Jakarta.
Endaya, K.A., & Hanefah, M.M. (2013). Inter- Rai, A. (2008).
nal audit effectiveness: An approach Jakarta: Salemba Empat.
proposition to develop the theoretical Riyai, V., & Segala, E.J. (2009).
framework.
4(10), 92-103. (Edisi
Faqih, F. (22 Oktober 2015). Kemenkeu: kedua). Jakarta: Rajawali Pers.
korupsi marak karena auditor intern Rusdi. (2013).
pemerintah tak optimal.
Diakses dari https://
www.merdeka.com/uang/kemenkeu-
korupsi-marak-karena-auditor-intern-
pemerintah-tak-optimal.html
Indriantoro, N., & Supomo, B. (2009). (Tesis). Universitas Gadjah Ma-
(Edisi per- da, Program Pasca Sarjana, Yogyakar-
tama). Yogyakarta: BPFE-UGM. ta.
Mansur, T. (2007). Sukriah, I., Akram, & Inapty, B.A. (2009).
Pengaruh pengalaman kerja, indepen-
densi, objektivitas, integritas dan
kompetensi terhadap kualitas hasil
pemeriksaan. Paper dipresentasikan
(Tesis). Universitas Gadjah Mada, Pro- pada acara Simposium Nasional
gram Pasca Sarjana, Yogyakarta. Akuntansi XII, Palembang.
Mulyadi, & Puradiredja, K. (1998). Suraida, I. (2005). Pengaruh etika, kompe-
(Edisi kelima). Jakarta: Salemba. tensi, pengalaman audit dan risiko
Mulyadi. (2002). (Edisi keenam). audit terhadap skeptisme profesional
Jakarta: Salemba Empat. auditor dan ketepatan pemberian
Nasriana, Basri, H., & Abdullah, S. (2015). opini akuntan publik.
Pengaruh kompetensi, independensi, 7(3), 186-202.
objektivitas, kecermatan profesional Syahputra, A., Arfan, M., & Basri, H. (2015).
dan pengalaman audit terhadap Pengaruh kompetensi, independensi,
kualitas audit (Studi pada pemeriksa pengalaman dan integritas terhadap
inspektorat kabupaten/kota di Aceh). kualitas audit Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP) (Studi pada
4(1), 81- inspektorat Kabupaten Biruen).
89.
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Re- 4(3), 49-
publik Indonesia Nomor 01 Tahun 56.
2007. Tashandra, N. (4 Oktober 2016). BPK se-
. Badan rahkan ikhtisar hasil pemeriksaan ke
Pemeriksa Keuangan Republik Indo- DPR, ada 10.198 temuan.
nesia. Jakarta Diakses dari https://
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan nasional.kom pas.com/
Aparatur Negara Nomor: PER/05/ read/2016/10/04/22140511/
M.PAN/03/2008. bpk.serahkan.ikhtisar.hasil.pemeriksa
an.ke.dpr.ada.10.198.temuan.
Menteri Negara Pendayagunaan Apa- Triarini, D.A.W., & Latrini, N.M.Y. (2016)
ratur Negara. Jakarta. Pengaruh kompetensi, skeptisme
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia profesional, motivasi dan disiplin ter-
Nomor 60 Tahun 2008. hadap kualitas audit kantor in-
Badan spektorat kabupaten/kota di Bali.
Pengawasan Keuangan dan Pem-
bangunan. Jakarta. 14(2), 1092-1119. Di-
Porter, B., Simon, J., & Hatherly, D. (2003). akses dari ojs.unud.ac.id.
Chich- Tugiman, H. (2006).
ester: Wiley. Yogyakarta: Kanisius.
Pusat Pendidikan dan Pelat ihan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Pengawasan Badan Pengawas Keu- 15 Tahun 2004.
angan dan Pembangunan. (2008).

142
Vol. 17, No. 2, Agustus 2017: 144-158

19 Juli 2004. Lembaran Nega-


ra Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 4400. Jakarta. ). Paper dipres-
Zeyn, E. (2014). entasikan pada acara Simposium Na-
sional Akuntansi XVII, Mataram, Lom-
bok.

143

Anda mungkin juga menyukai