BAB I
PENDAHULUAN
oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut IFRS, ada empat
karakteristik terpenting yang harus ada dalam laporan keuangan yakni dapat
memberi jaminan bahwa laporan keuangan tersebut memang relevan dan dapat
tugas auditnya, auditor harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yakni standar umum, standar pekerjaan
kualitas pribadi yang harus dimiliki oleh seorang auditor yang mengharuskan
auditor untuk memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup dalam
pelaporan mengatur auditor dalam hal pengumpulan data dan kegiatan lainnya
pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel harus disikapi dengan
serius dan sistematis. Segenap jajaran penyelenggara negara, baik dalam tataran
governance pada sektor publik antara lain meliputi penetapan standar etika dan
pengorganisasian yang secara jelas mengatur tentang peran dan tanggung jawab
oleh pihak di luar eksekutif, yaitu masyarakat dan Dewan Perwakilan Rakyat
adalah mekanisme yang dilakukan oleh eksekutif untuk menjamin bahwa sistem
professional untuk memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah telah sesuai dengan
daerah dan tugas lain yang diberikan kepala daerah, sehingga dalam tugasnya
Audit internal adalah audit yang dilakukan oleh unit pemeriksa yang
organisasi yang dilakukan. Selain itu, auditor internal diharapkan pula dapat lebih
diatur dalam pasal 4 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 64 Tahun 2007. Dalam
Ilir sebagaimana yang diatur mempunyai tugas pokok membantu Kepala Daerah
demikian, saat ini struktur kelompok jabatan fungsional belum sepenuhnya terisi
karena masih minimnya jumlah pegawai pada Inspektorat Kabupaten Ogan Ilir.
Kabupaten Ogan Ilir saat ini masih menjadi sorotan, karena masih banyaknya
temuan audit yang tidak terdeteksi oleh aparat inspektorat sebagai auditor internal,
5
akan tetapi ditemukan oleh auditor eksternal yaitu Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK).
penegakan good government. Namun demikian, praktiknya sering jauh dari yang
pemerintah pusat maupun daerah dan hal tersebut umum dialami oleh organisasi
publik karena output yang dihasilkan yang berupa pelayanan publik tidak mudah
diukur. Dengan kata lain, ukuran kualitas audit masih menjadi perdebatan.
Kualitas audit menurut De Angelo yang dikutip Alim dkk. (2007) adalah
dalam melakukan audit agar dapat memberikan pendapat atau kesimpulan yang
apa adanya tanpa ada pengaruh dari pihak yang berkepentingan (BPKP, 1998).
Pernyataan standar umum kedua SPKN adalah: “Dalam semua hal yang berkaitan
dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi
atau rekomendasi dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tidak memihak dan
yang harus dipenuhi oleh seorang auditor untuk dapat melakukan audit dengan
baik.
mempunyai semangat juang yang tinggi untuk meraih tujuan dan memenuhi
standar yang ada. Dengan kata lain, motivasi akan mendorong seseorang,
Kualitas Audit Dengan Motivasi Auditor pada Inspektorat Kabupaten Ogan Ilir”
Ogan Ilir?
adalah :
sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Penelitian ini merupakan aplikasi teori yang selama ini diperoleh dalam
2. Bagi perusahaan
3. Bagi peneliti
permasalahan yang ada, maka penulis hanya membatasi pada lingkup sebagai
berikut :
c. Peningkatan Keahlian
d. Pengalaman
a. Ketangguhan
b. Keuletan
c. Konsistensi
9
sebagai berikut :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang dilakukan oleh Muh. Taufiq Efendy pada ahun 2010, yang berjudul
Gorontalo.
baik tingkat kompetensi, maka akan semakin baik kualitas audit yang
dilakukannya.
tingkat motivasi, maka akan semakin baik kualitas audit yang dilakukannya.
11
Penelitian kedua yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Lauw Tjun Tjun, S.E., M.Si. pada tahun 2012 yang berjudul
Tabel 2.1
Penelitian yang Relevan
berikut:
informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang saham dengan
audit merupakan hal penting harus dipertahankan oleh para auditor dalam
proses pengauditan.
pihak ketiga atau pihak luar seperti calon investor, kreditor dan supplier.
mungkin tidak sesuai dengan standar profesi. Lebih lanjut hal ini akan
ini akan tergantung pada independensi yang dimiliki oleh auditor tersebut.
laporan keuangan auditan yang dihasilkan itu sesai dengan keinginan klien
(Media Akuntansi,1997).
kode etik akuntan, standar profesi dan standar akuntansi keuangan yang
tanpa pretensi sehingga dia dapat bertindak adil, tanpa dipengaruhi atau
2. Kepentingan Publik
3. Integritas
4. Objektivitas
6. Kerahasiaan.
7. Perilaku Profesional
8. Standar Teknis.
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan jika ada,
profesionalnya dalam audit atas laporan keuangan historis. Standar ini mencakup
Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan
2.2.3 Kompetensi
tugas tersebut. Oleh karena itu, organisasi pemeriksa harus memiliki prosedur
atau pengetahuan yang tinggi dalam subyek tertentu yang diperoleh dari pelatihan
cukup yang secara eksplisit dapat digunakan untuk melakukan audit secara
objektif. Adapun Bedard (1986) dalam Sri lastanti (2005) mengartikan keahlian
20
untuk dapat melakukan audit secara objektif, cermat dan seksama. Hayes-Roth
Dalam standar audit APIP disebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh
orang yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor. Dengan
dan pengalaman yang memadai dalam bidang audit. Dalam audit pemerintahan,
bukan hanya dalam metode dan teknik audit, akan tetapi segala hal yang
pemerintah.
akuntansi yang berlaku umum yang berkaitan dengan entitas yang diperiksa”
(paragraf 11).
terhadap objek audit. Selain dua hal di atas, ada tidaknya program atau proses
kompetensi auditor.
Manajemen, motivasi adalah proses atau faktor yang mendorong orang untuk
yang akan memuaskan kebutuhan, dan penentuan tindakan yang diperlukan untuk
memuaskan kebutuhan.
Dari berbagai jenis teori motivasi, teori yang sekarang banyak dianut
adalah teori kebutuhan. Teori ini beranggapan bahwa tindakan manusia pada
akan muncul
kebutuhan ini tampak pada tiga hal yaitu sandang, pangan, dan papan.
hari tua.
tampak pada kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain (sense
23
pemaduan antara kebutuhan organisasi dengan kebutuhan personil. Hal ini akan
lain) dan penghargaan ekstrinsik (peningkatan karir dan status). Sedangkan faktor
risiko lingkungan (environmental risk factors) terdiri dari iklim politik dan
perubahan kewenangan.
24
pada standar akuntansi dan standar audit yang telah ditetapkan. Definisi kualitas
audit menurut De Angelo (1981) adalah sebagai probabilitas bahwa auditor akan
auditor dapat melakukan audit dengan teliti, cermat, intuitif, dan obyektif. Oleh
karena itu, dapat dipahami bahwa audit harus dilaksanakan oleh orang yang
memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor. Dalam audit
atau keahlian bukan hanya dalam metode dan teknik audit, akan tetapi segala hal
pemerintah.
aparat Inspektorat.
membuat seseorang mempunyai semangat juang yang tinggi untuk meraih tujuan
dan memenuhi standar yang ada. Jika Kompetensi yang cukup telah dimiliki oleh
auditor, harus dijadikan sebagai dorongan atau motivasi dalam memenuhi kualitas
audit. Dengan kata lain, motivasi akan mendorong seseorang, termasuk auditor
inisiatif dan optimisme yang tinggi. Respon atau tindak lanjut yang tidak tepat
terhadap laporan audit dan rekomendasi yang dihasilkan akan dapat menurunkan
Kompetens
i
Motivasi Kualitas
Audit
26
2.5 Hipotesis
mungkin benar dan mungkin salah, sedangkan penolakan atau penerimaan suatu
Didukung oleh Muh. Taufiq Efendy (2010) dan Lauw Tjun Tjun, S.E.,
M.Si (2012)
BAB III
METODE PENELITIAN
peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang
penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat Kabupaten Ogan Ilir yang
1. Data primer
(angket).
29
2. Data Sekunder
penelitian ini data sekunder yang diperoleh dari jurnal, skripsi, dan
buku-buku referensi.
dokumentasi.
30
Menurut Imam Ghozali ( 2005 ), skala Likert adalah skala yang berisi
2 = Tidak setuju
3 = Kurang setuju
4 = Setuju
5 = Sangat setuju
sebagai berikut :
berikut
31
valid jika nilai korelasi item butir dengan skor total signifikan pada
dalam mengukur suatu konstruk yang sama atau stabilitas kuesioner jika
Kriteria yang digunakan dalam uji ini adalah One Shot, artinya satu
Cronbach Alpha (α). Jika nilai koefisien alpha lebih besar dari 0,60 maka
berganda, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari:
atau tidak (Ghozali, 2006). Model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas data tersebut
Smirnov (Uji K-S), grafik histogram dan kurva penyebaran P-Plot. Untuk
Uji K-S yakni jika nilai hasil Uji K-S > dibandingkan taraf signifikansi
0,05 maka sebaran data tidak menyimpang dari kurva normalnya itu uji
histogram, yakni jika pola penyebaran memiliki garis normal maka dapat
Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi di antara
tolerance. Jika VIF > 10 dan nilai tolerance < 0,10 maka terjadi gejala
scatterplot. Jika titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang
pola yang jelas, titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada
(Ghozali, 2006).
34
analisis jalur (path analysis). Analisis jalur sendiri tidak dapat menentukan
hubungan sebab akibat dan tidak dapat digunakan sebagai subtitusi bagi
dilakukan oleh analisis jalur adalah menentukan pola hubungan antara tiga
atau lebih variabel dan tidak dapat digunakan untuk mengkonfirmasi atau
hubungan kedua variabel tadi. Pada setiap variabel independen akan ada
35
anak panah yang menuju ke variabel ini (mediasi) dan ini berfungsi untuk
menjelaskan jumlah varian yang tak dapat dijelaskan oleh variabel lain
yaitu :
Y1 = b1X1+ e1
Y2 = b2X2 + b3X3 + e2
Dimana :
X1 = Kompetensi
X2 = Motivasi
3.7.2.1 Uji t
sebagai berikut :
2. Level of significant
4. Tes Statistik
t=
Kesimpulan :
Apabila t hitung > t tabel maka H0 ditolak, artinya ada pengaruh positif.
Apabila t hitung < t tabel maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh.
37
1. Derajat kepercayaan = 5 %
α = 0,05
n = jumlah sampel
f=
Dimana :
N = jumlah sampel
38
Kesimpulan :
Apabila f hitung < f tabel maka H0 diterima dan HA ditolak, artinya tidak ada
Apabila f hitung > f tabel maka H0 ditolak dan HA diterima, artinya ada pengaruh
secara simultan.
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang
(Sugiyono, 2002)
39
2. Variabel Intervening
adalah:
terhadap bagaimana kualitas proses audit, kualitas hasil audit, dan tindak
40
audit paling rendah, dan seterusnya poin 5 diberikan untuk jawaban yang
tinggi.
berikut:
c. Peningkatan Keahlian
d. Pengalaman
dengan baik, yaitu tingkat aspirasi yang ingin diwujudkan melalui audit
poin, di mana poin 1 diberikan untuk jawaban yang berarti motivasi paling
a. Ketangguhan;
b. Keuletan;
c. konsistensi.
Langkah kerja yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Studi kepustakaan
b. Pembuatan desain
c. Melakukan revisi
5. Tahan Penggandaan
b. Penggandaan skripsi
Penulisan skripsi ini dijadwalkan akan selesai dalam waktu enam bulan,
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
Tahun 2014
No. Kegiatan Bulan
5 6 7 8 9 10
1 Tahap Persipan X X
2 Tahap Pengumpulan Data X X
3 Tahap Pengolahan Data X X
4 Tahap Penyusunan dan Penelitian X X
5 Tahap Penggandaan X X