Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Akuntansi sektor publik terkait dengan tiga hal pokok, yaitu : penyediaan

informasi, pengendalian manajemen, dan akuntabilitas. Akuntansi sektor publik

merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat

informasi bagi publik. Bagi pemerintah, informasi akuntansi digunakan dalam proses

pengendalian manajemen mulai dari perencanaan strategik, pembuatan program,

penganggaran, evaluasi kinerja, dan pelaporan kinerja (Mardiasmo, 2009).

Akuntabilitas sektor publik berhubungan dengan praktik transparansi dan

pemberian informasi kepada publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Pengertian

governance dapat diartika sebagai cara mengelola urusan-urusan publik. Jika

mengacu pada program World Bank dan UNDP, orientasi pembangunan sector public

adalah untuk menciptakan good governance. Pengertian good governance sering

diartikan sebagai suatu kepemerintahan yang baik. Sementara itu, World Bank

mendefinisikan good governance sebagai suatu penyelenggaraan manajemen

pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip

demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan

pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif, menjalankan disiplin

anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas

usaha (Mardiasmo, 2009).

1
2

Terdapat tiga aspek utama yang mendukung terciptanya kepemerintahan yang

baik (good governance), yaitu pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan.

Pengawasan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak di luar eksekutif, yaitu

masyarakat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) untuk mengawasi kinerja

pemerintahan. Pengendalian (control) adalah mekanisme yang dilakukan oleh

eksekutif untuk menjamin bahwa sistem dan kebijakan manajemen dilaksanakan

dengan baik sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Sedangkan pemeriksaan

(audit) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang memiliki independensi

dan memiliki kompetensi professional untuk memeriksa apakah hasil kinerja

pemerintah telah sesuai dengan standar yang ditetapkan (Mardiasmo, 2009).

Auditor Pemerintah adalah auditor profesional yang bekerja di instansi

pemerintah yang tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggungjawaban

keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi atau entitas pemerintahan atau

pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah. Meskipun terdapat

banyak auditor yang bekerja di instansi pemerintah, namun umumnya yang disebut

auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja di Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), serta instansi pajak

(Mulyadi, 2002).

Dalam melakukan audit, auditor menghadapi kemungkinan disajikannya

dengan sengaja laporan keuangan yang tidak benar untuk kepentingan pribadi

berbagai anggota manajemen. Ada berbagai motif yang melatarbelakanginya,

misalnya saja untuk menutupi penggelapan besar-besaran terhadap aktiva perusahaan


3

atau untuk menghindari akibat-akibat yang tidak diinginkan oleh manajemen seperti

turunnya nilai saham, pemecatan dari jabatan pimpinan, dan kebangkrutan (Mulyadi,

2002).

Kasus yang sedang sering dibicarakan di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

yaitu tidak transparannya mengenai pemeriksaan kasus pengadaan bus Transjakarta

yang terindikasi melanggar proses lelang. Inspektur DKI Jakarta atau Franky

Mangatas Panjaitan baru bekerja setelah ada kasus dugaan lelang yang tidak

memenuhi prosedur. Inspektorat DKI Jakarta dinilai tumpul dan tidak bekerja

maksimal. Gubernur DKI Jakarta menilai Inspektorat hanya bertugas sebagai

'pemadam kebakaran' yang bekerja saat terjadi kasus, bukan mencegah

penyelewengan terjadi. Menurut Jokowi, harusnya Inspektorat mendampingi sejak

awal pelaksanaan. Sehingga jika dalam perjalanan lelang terjadi penyelewengan bisa

langsung diketahui dan diperbaiki. Namun yang terjadi justru setelah ditemukan

kesalahan baru bertindak. “Artinya Inspektorat harusnya mendampingi terus.

Tindakan preventif atau sebelum kejadian harus memberitahu, informasikan karena

itu masih internal," katanya beberapa waktu lalu (Tribun News, 2014).

Salah satu unit yang melakukan audit/pemeriksaan terhadap pemerintah

daerah adalah inspektorat daerah. Inspektorat daerah mempunyai tugas

menyelenggarakan kegiatan pengawasan umum pemerintah daerah dan tugas lain

yang diberikan kepala daerah, sehingga dalam tugasnya inspektorat sama dengan

auditor internal. Audit internal adalah audit yang dilakukan oleh unit pemeriksa yang

merupakan bagian dari organisasi yang diawasi (Mardiasmo, 2009).


4

Peran dan fungsi Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota secara umum diatur

dalam pasal 4 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 64 Tahun 2007. Dalam pasal

tersebut dinyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas pengawasan urusan

pemerintahan, Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota mempunyai fungsi sebagai

berikut : pertama, perencanaan program pengawasan; kedua, perumusan kebijakan

dan fasilitas pengawasan; dan ketiga, pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan

penilaian tugas pengawasan.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 332 Tahun 2010

Tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Wilayah Kerja Inspektorat Kota Bandung

mempunyai tugas pokok melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan dan

penyelenggaraan pemerintahan daerah Kota Bandung. Dalam kaitan tersebut

Inspektorat Kota Bandung tentunya harus dapat melakukan tindakan korektif atas

penyimpangan yang dilakukan terhadap pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan

pemerintahan di daerah apabila tidak sesuai dengan peraturan dan perundang-

undangan yang berlaku, serta melakukan pembinaan kepada seluruh Satuan Kerja

Perangkat Daerah yang berada di dalam wilayah Pemerintahan Kota Bandung.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (PERMENPAN)

No. Per/05/M.Pan/03/2008 tentang standar Audit Pengawasan Intern Pemerintah

(APIP) sebagaimana yang tercantum dalam diktum kedua menegaskan bahwa standar

Audit APIP wajib dipergunakan sebagai acuan bagi seluruh APIP untuk

melaksanakan audit sesuai dengan mandat audit masing-masing, dalam rangka


5

peningkatan kualitas auditor pada saat melakukan pemeriksaan. Menurut peraturan

MENPAN tersebut kualitas auditor dipengaruhi oleh :

1. Keahlian, menyatakan bahwa auditor harus mempunyai pengetahuan,

keterampilan dan kompetensi lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan

tanggungjawabnya dengan kriterianya. Auditor harus mempunyai tingkat

pendidikan formal minimal Strata Satu (S1) atau yang setara; memiliki

kompetensi di bidang auditing, akuntansi, administrasi pemerintahan dan

komunikasi; dan telah mempunyai sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor

(JFA); serta mengikuti pendidikan dan pelatihan professional berkelanjutan

(continuing professional education).

2. Independensi, menyatakan bahwa auditor APIP dalam pelaksanaan tugasnya

dengan kriterianya harus memiliki sikap yang netral dan tidak bias serta

menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan dna

melaporkan pekerjaan yang dilakukannya. Apabila independensi atau

objektivitas terganggu , baik secara faktual maupun penampilan, maka

gangguan tersebut harus dilaporkan kepada pimpinan APIP.

3. Kepatuhan kepada kode etik, menyatakan bahwa auditor wajib memtuhi kode

etik yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari standar audit APIP,

dengan kriterianya kode etik pejabat pengawas pemerintah/auditor dengan

rekan sekerjanya, auditor dengan atasannya, auditor dengan objek

pemeriksanya dan auditor dengan masyarakat.


6

Kualitas audit adalah dasar untuk memeriksa keberadaan bukti tujuan dari

proses yang ada, menaksir seberapa berhasil proses yang telah dilakukan, menilai

efektivitas pencapaian target, menyediakan bukti terkait pengurangan dan

penghapusan beberapa permasalahan, serta alat pegangan manajemen untuk mencapai

peningkatan secara terus-menerus dalam organisasi (Bastian Indra, 2010).

Kualitas audit dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu (1) pendekatan yang

diambil oleh manajemen; (2) kontribusi yang dibuat oleh komite audit; (3) peran

“shareholder” dan komentator; (4) peran orang yang mengajuka perkara (litigator);

(5) pendekatan regulasi; dan (6) tekanan yang disebbakan oleh rezim akuntansi

pelaporan. Faktor-faktor tersebut merupakan penentu kualitas audit sektor publik

(Bastian Indra, 2010).

Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota

seyogyanya tidak menggambarkan dirinya memiliki keandalan atau pengalaman yang

tidak mereka punyai. Dalam semua penugasan dan dalam semua tanggung jawabnya,

setiap anggota harus melakukan upaya untuk mencapai tingkatan kompoetensi yang

akan meyakinkan bahwa kualitas jasa yang diberikan memenuhi tingkatan

profesionalisme tinggi seperti disyaratkan oleh Prinsip Etika (Mulyadi, 2002).

Independensi adalah peraturan perilaku yang pertama. Sebelum membahas

persyaratan independensi khusus, kita pertama akan membahas faktor-faktor

eksternal yang mungkin mempengaruhi independensi auditor. Nilai auditing sangat

bergantung pada persepsi publik atas independensi auditor. Independensi dalam audit

berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias. Auditor tidak hanya harus
7

indpeenden dalam fakta, tetapi juga harus independen dalam penampilan.

Independen dalam fakta (independen in fact) ada bila auditor benar-benar mampu

mempertahankan sikap yang tidak bias sepanjang audit, sedangkan independensi

dalam penampilan (independence in appearance) adalah hasil dari interpretasi lain

atas independensi ini (Arens, 2008).

Kompetensi dan independensi merupakan standar yang harus dipenuhi oleh

seorang auditor untuk dapat melakukan audit dengan baik, namun belum tentu auditor

yang memiliki kedua hal tersebut akan memiliki komitmen untuk melakukan audit

dengan baik. Akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis

tertinggi mereka kepada organisasi dimana mereka bernaung, profesi mereka,

masyarakat dan diri mereka sendiri dimana akuntan mempunyai tanggungjawab

menjadi kompeten dan untuk menjaga integritas dan objektivitas mereka

(Nugrahaningsih, 2005).

Penelitian yang dilakukan oleh Precilia dan Abdul (2012) yang meneliti

analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit aparat inspektorat

kota/kabupaten di jawa tengah. Hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa

independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hal ini menunjukkan

semakin besar independensi seorang auditor internal maka semakin baik kualitas

pemeriksaan yang dihasilkan. Independensi merupakan sikap auditor yang tidak memihak,

tidak mempunyai kepentingan pribadi, dan tidak mudah dipengaruhi oleh pihak-pihak yang

berkepentingan dalam memberikan pendapat atau simpulan, sehingga dengan demikian


8

pendapat atau simpulan yang diberikan tersebut berdasarkan integritas dan objektivitas yang

tinggi.

Penelitian yang dilakukan oleh Nungky (2011) yang meneliti pengaruh

pengalaman kerja, independensi, objektivitas, integritas, kompetensi dan etika

terhaadap kualitas audit. Hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa

kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hal ini menunjukkan

semakin tinggi kompetensi yang dimiliki oleh seorang auditor maka semakin baik

kualitas pemeriksaan yang dihasilkan. Dengan memiliki kompetensi atau keahlian

dalam jasa profesionalnya, maka akan mempengaruhi kualitas audit yang

dikerjakannya.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis bermaksud untuk melakukan

penelitian yang kemudian hasilnya akan dituangkan dalam bentuk skripsi yang

berjudul:

“PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR

INTERNAL TERHADAP KUALITAS AUDIT DI PEMERINTAH KOTA

BANDUNG” (Studi Kasus pada Inspektorat Kota Bandung)


9

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas penulis

mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Apakah kompetensi auditor internal berpengaruh terhadap kualitas audit

pemerintah.

2. Apakah independensi auditor internal berpengaruh terhadap kualitas audit

pemerintah.

3. Apakah kompetensi dan independensi berpengaruh terhadap kualitas audit

Pemerintah.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini dilakukan adalah untuk memperoleh gambaran

secara simultan dan juga parsial tentang pengaruh kompetensi dan independensi

auditor terhadap kualitas audit di lingkungan pemerintah Kota Bandung. Dan juga

penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan data yang relevan

dengan masalah yang diidentifikasikan sehingga menjadi suatu informasi yang

lengkap sebagai bahan penelitian untuk menyusun skripsi. Berdasarkan rumusan

masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini dilakukan adalah:

1. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh kompetensi auditor internal

terhadap kualitas audit di lingkungan pemerintah kota Bandung

2. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh independensi auditor internal

terhadap kualitas audit di lingkungan pemerintah kota Bandung


10

3. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh kompetensi dan independensi

terhadap kualitas audit di lingkungan pemerintah kota Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan juga

informasi yang akurat dan relevan yang dapat digunakan oleh:

1. Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan berfikir, menambah

kemampuan intelektual, dan memperdalam pengetahuan penulis berkenaan

kualitas audit di lingkungan Pemerintah Kota Bandung.

2. Pembaca

Diharapkan hasil penelitian ini sebagai sumbangan terhadap ilmu pengetahuan

untuk dijadikan bahan pembelajaran dan untuk kemajuan pendidikan serta

sebagai bahan referensi dan data tambahan bagi penelitian lainnya yang

tertarik pada bidang kajian ini.

3. Instansi Terkait

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang dapat

digunakan sebagai bahan dalam mengevaluasi dan menentukan kebijakan

dimasa yang akan datang bagi Inspektorat Pemerintah Kota Bandung.


11

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data sehubungan dengan masalah yang akan dibahas

dalam penyusunan skripsi ini, maka penulis melakukan penelitian pada Inspektorat

Kota Bandung yang berlokasi di Bandung. Sedangkan waktu penelitian ini dimulai

dilakukan dari mulai bulan Mei 2014 sampai dengan selesai.

Anda mungkin juga menyukai