Diajukan oleh :
NI MADE AYU NIRMALASARI PUTRI ERAWAN
NIM : 1415351193
PENDAHULUAN
lain yang diberikan kepala daerah, sehingga dalam tugasnya inspektorat sama
dengan auditor internal. Audit internal adalah audit yang dilakukan oleh unit
2005).
diatur dalam pasal 4 Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 64 tahun 2007.
1
kebijakan dan fasilitas pengawasan; dan ketiga, pemeriksaan, pengusutan,
pengujian, dan penilaian tugas pemeriksaan. Berkaitan dengan peran dan fungsi
2010 Pasal 33 maka tugas pokok inspektorat daerah adalah “ membantu Bupati
Tabanan saat ini masih menjadi sorotan, karena masih banyaknya temuan audit
yang tidak terdeteksi oleh aparat inspektorat sebagai auditor internal, akan tetapi
ditemukan oleh auditor eksternal yaitu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Pada
LKPD T.A 2012 dapat disimpulkan secara kuantitas jumlah temuan Inspektorat
2
ditemukan oleh Inspektorat Kabupaten Tabanan masih rendah (jayapos.com).
Hal itu menunjukan bahwa kualitas audit yang dilakukan oleh auditor internal
dalam hal ini Inspektorat Kabupaten Tabanan masih sangat rendah akibat dari
banyaknya temuan audit dari auditor eksternal yang tidak terdeteksi oleh aparat
Inspektorat Kabupaten Tabanan. Suatu sistem yang sebaik apapun akan sia-sia
begitu saja, apabila tidak ditunjang oleh kualitas SDM dalam hal ini seorang
auditor yang memadai khususnya kualitas pribadinya yang terdiri dari potensi
Judisuseno, 2008 dan Irwan, 2011). Granof (2001), Boynton et al (2001), Bastian
(2006), Roviyanti (2011) dan Zeyn (2011) juga menegaskan penerapan SAP
(WTP) pada laporan keuangan pemerintah daerah tahun anggaran 2016 untuk
untuk lebih baik lagi dalam mengelola laporan keuangan dan menghasilkan
3
yang dapat dipercaya oleh pengguna informasi keuangan. Berdasarkan
saat ini. Auditor yang berkompetensi memiliki keahlian dan keterampilan yang
dan hak untuk melaksanakan audit berdasarkan penugasan atau dasar hukum
menerapkan SPIP serta SAP diduga sebagai faktor penyebab tidak tercapainya
4
pelaporan keuangan dari suatu audit entity disajikan secara wajar
yang ada.
beberapa pendapat dapat dianggap bahwa kualitas audit yang baik itu
yang memadai, judgment dan pengalaman. Maka dari itu, auditor harus
5
Undang Republik Indonesia No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan
yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai
mencakup tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang harus dimiliki oleh
diukur dari kriteria atau standar yang digunakan (Linawati dan Suhaji, 2012).
dapat mendeteksi kesalahan yang akan berimbas pada kinerja yang semakin
kualifikasi yang baik, maka pemahaman yang dimiliki atas suatu laporan
keuangan juga akan lebih baik sehingga auditor dengan cepat akan dapat
audit. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan Castellani (2008) yang
6
menemukan bahwa kompetensi berpengaruh secara parsial maupun simultan
pengaruh besar terhadap kualitas audit (Mulyadi, 2002 : 56). Seseorang yang
dalam melakukan audit atas laporan keuangan yang dilihat dari lama waktu
profesi akuntan merupakan hal penting yang akan saling melengkapi agar
pengalaman auditor baik dari sisi lama bekerja, banyaknya tugas maupun
atas laporan keuangan. Mereka juga mampu memberi penjelasan yang masuk
sistem akuntansi.
hubungan yang sangat erat. Dalam hal ini, manusia akan selalu berusaha
dapat dipisahkan dari berbagai keadaan sekitar tempat mereka bekerja, yaitu
lingkungan yang aman dan nyaman. Terciptanya hubungan baik dengan rekan
kerja dapat menimbulkan suasana kerja yang kondusif, serta hubungan kepada
lingkungan dapat menciptakan tata ruang yang nyaman sehingga auditor dapat
bekerja dengan lebih baik. Terdapat tiga indikator yang berpengaruh terhadap
dengan rekan kerja, dan tersedianya fasilitas kerja. Setiap karyawan selalu
meliputi cahaya atau penerangan yang jelas, suara yang tidak bising dan tenang,
10
Fenomena inilah yang telah memotivasi peneliti untuk melakukan
yang dilakukan oleh Ayuningtyas (2012) yang di mana peneliti mengadopsi dua
dependen yaitu, kualitas audit. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis
11
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka perumusan
audit.
3) Untuk menguji secara empiris pengaruh gaya kepemimpinan pada
kualitas audit.
4) Untuk menguji secara empiris pengaruh lingkungan kerja pada kualitas
audit
1) Manfaat Teoritis
dan lingkungan kerja pada kualitas audit. Hal ini didukung dengan
adanya teori keagenan, teori motivasi dan teori atribusi yang menjelaskan
2) Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi auditor mengenai
12
lingkungan kerja sehingga auditor menjadi lebih professional dalam
menjalankan tugasnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
teori agensi. Pihak principal adalah pihak yang memberikan mandat kepada
pihak lain yaitu agent, untuk melakukan semua kegiatan atas nama principal
mereka dan mengamankan posisi mereka tanpa memperhatikan risiko yang akan
13
terjadi pada stakeholder lainnya. Kepentingan yang berbeda dan saling
dari pekerja ataupun kinerja yang dihasilkan dari agent dan principal tidak dapat
dipercaya, sehingga penyatuan visi dan misi sangat diperlukan (Jensen dan
Meckling, 1976).
Jadi teori keagenan dalam kaitannya dengan auditor sebagai pihak ketiga
yang akan membantu mengatasi konflik kepentingan yang akan terjadi antara
dibuat oleh manajemen. Hal tersebut terjadi pada suatu situasi dimana auditor
sesuai dengan aturan dan kode etik yang telah ditetapkan serta memiliki
jasa auditnya.
Auditor mempunyai tanggungjawab utama dalam melaksanakan fungsi
yang kredibel. Aditor yang kredibel dapat memberikan informasi yang lebih baik
14
kepada pengguna informasi, karena dapat mengurangi asimetris informasi antara
dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu
(motivasi ekstrinsik).
Motivasi tiap-tiap individu berbeda karena situasi dan kondisi dari masing-
muncul secara internal maupun eksternal tergantung pada kebutuhan dan tujuan.
Semua hal verbal, fisik atau psikologis yang membuat seseorang melakukan
tujuan yang sesuai. Oleh karena itu gaya kepemimpinan ditentukan oleh motivasi
Semakin baik motivasi yang dimiliki, maka semakin baik pula gaya
adalah pemain utama yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu organisasi.
15
Teori Atribusi mempelajari proses bagaimana seseorang
perilaku orang lain atau dirinya sendiri yang akan ditentukan apakah dari internal
misalnya sifat, karakter, sikap dan lain-lain ataupun faktor eksternal misalnya
tekanan situasi atau keadaan tertentu yang akan memberikan pengaruh terhadap
aspek perilaku individu yang ada dalam diri seseorang seperti kepribadian,
masyarakat.
kerja auditor merupakan penentu terhadap kualitas audit yang dilakukan karena
suatu faktor eksternal yang dapat mendorong seorang auditor untuk melakukan
suatu aktivitas.
16
Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk
menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria
yang telah ditetapkan (Meylinda dan Budiartha, 2015).Tujuan akhir dari proses
auditing ini adalah menghasilkan laporan audit, laporan audit inilah yang
bukti secara objektif mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan
tersebut.
2) Audit Kepatuhan
yang diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu. Hasil audit
membuat kriteria.
17
3) Audit Operasional
lebih lanjut.
golongan yaitu :
1) Auditor Independen
instansi pemerintah.
2) Auditor Pemerintah
18
3) Auditor Intern
independen atas laporan keuangan suatu perusahaan yang telah dipersiapkan oleh
Deis dan Giroux (1992) meneliti empat hal yang dianggap memiliki
Semakin lama auditor melakukan audit pada klien yang sama maka
19
2) Jumlah klien. Semakin banyak klien maka kualitas audit yang
dihasilkan semakin baik karena dengan jumlah klien yang banyak maka
dan prosedur.
akan diperiksa oleh pihak ketiga maka kualitas audit yang dihasilkan
akan meningkat.
dua atribut utama yang mempengaruhi kualitas, yaitu expected service dan
perceived service. Apabila jasa yang diterima atau dirasakan sudah memenuhi
dengan yang diharapkan maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan,
begitu juga dengan jasa yang diterima melampaui harapan pelanggan maka
diambil. Menurut Bedard dan Michelene (1993) ada dua pendekatan yang
oriented digunakan jika solusi sebuah permasalahan atau hasil dari sebuah
pekerjaan sudah dapat dipastikan. Untuk menilai kualitas keputusan yang akan
diambil dapat dilakukan dengan cara membandingkan solusi atau hasil yang
20
dicapai dengan standar hasil yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan
pendekatan process oriented digunakan jika solusi sebuah permasalahn atau hasil
yang digunakan dari sebuah pekerjaan sulit untuk dipastikan. Maka untuk
menilai kualitas keputusan yang akan diambil auditor dapat dilihat dari kualitas
memenuhi standar auditing dan standar pengendalian mutu. Laporan audit yang
baik dan menghasilkan kualitas audit yang memuaskan apabila seorang akuntan
1) Tanggungjawab profesi
2) Kepentingan publik
3) Integritas
21
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap
4) Objektivitas
yang mutakhir.
6) Kerahasiaan
7) Perilaku profesional
22
8) Standar Teknis
langsung terhadap kualitas audit. Agar laporan audit yang dihasilkan auditor
disimpulkan bahwa kualitas audit adalah segala kemungkinan auditor pada saat
melaksanakan audit, auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik
2.1.7 Kompetensi
23
pengetahuan untuk memahami entitas yang diaudit, selain itu kemampuan
kesalahan yang terjadi. Adapun secara umum ada lima pengetahuan yang harus
berkaitan dengan keahlian profesional yang dimiliki oleh auditor sebagai hasil
24
Peraturan pemerintah No. Kep/005/aaipudpn/2014 tentang pemberlakuan
kode etik auditor intern pemerintah Indonesia, standar audit intern pemerintah
Indonesia dan pedoman telah sejawat auditor intern pemerintah Indonesia Dewan
kriteria tertentu dari kualifikasi pendidikan formal auditor, kriteria tersebut harus
auditor harus memiliki kompetensi umum, kompetensi teknis audit intern dan
APIP dapat menggunakan tenaga ahli apabila auditor tidak mempunyai keahlian
yang diharapkan untuk melaksanakan penugasan audit intern, dalam hal tenaga
ahli tanggung jawab auditor terbatas kepada simpulan dan fakta atas hasil audit
intern.
25
2.1.8 Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja merupakan salah satu cara pembelajaran formal dan non
formal yang baik bagi auditor untuk menjadikan auditor kaya akan teknik audit.
waktu dan masa kerjanya yang telah dilalui seseorang dalam memahami tugas-
tugas pekerjaannya dengan baik. Sesuai dengan standar umum dalam Standar
semakin lama rentan waktu masa kerja akuntan publik juga berpengaruh terhadap
semakin lama masa kerja seorang akuntan publik, maka akan semakin baik pula
Pengalaman dalam praktik audit juga merupakan salah satu indikator untuk
Akan tetapi masa kerja yang belum lama tidak juga menjamin kualitas audit yang
dihasilkan tidak berkualitas terutama pada akuntan junior, hal ini dapat terjadi
jika pelaksanaan tugasnya disupervisi oleh seniornya. Namun pada intinya secara
26
umum masa kerja atau pengalaman kerja yang cukup sangat berpengaruh pada
dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, ketrampilan, sifat, sikap yang
organisasi yang lain berbeda-beda sesuai dengan kondisi organisasi dan pola
orang lain atau bawahannya sedemikian rupa sehingga orang tersebut mau
pemimpin dalam bekerja dengan melalui orang lain seperti dipersepsikan orang-
27
orang. Pola perilaku kosisten yang dimaksud adalah pola-pola yang timbul pada
diri orang-orang pada waktu mereka mulai memberikan tanggapan dengan cara
yang sama dalam kondisi yang serupa dan pola itu membentuk kebiasaan
tindakan yang setidaknya dapat diperkirakan bagi mereka yang bekerja. Umam
gaya autokratis, gaya birokratis, gaya diplomatis, gaya partisipatif dan gaya free
membuat karyawan merasa nyaman dalam bekerja. Kesan yang nyaman akan
kerja yang dialami oleh karyawan bisa berdampak menurunnya hasil kinerja
melaksanakan tugas pekerjaannya, dan terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik.
Lingkungan kerja fisik meliputi: pengelolaan gedung atu tata ruang kerja,
28
penerangan, temperatur, kebersihan, kebisingan suara, kerindangan halaman,
kenyamanan, dan lain sebagainya yang dapat dilihat secara fisik. Sedangkan
lingkungan kerja non fisik adalah meliputi: suasana kerja, hubungan dengan
yang ada disekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dalam
kerja yang maksimal, dimana dalam lingkungan kerja tersebut terdapat fasilitas
suasana kerja yang nyaman meliputi cahaya atau penerangan yang jelas, suara
yang tidak bising dan tenang, serta keamanan di dalam bekerja. Karena berawal
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi karyawan tetap tinggal dalam suatu
Hubungan rekan kerja yang harmonis dan kekeluargaan merupakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Selain itu juga tersedianya
fasilitas kerja yang lengkap, walaupun tidak baru merupakan salah satu
29
menyenangkan diharapkan karyawan cenderung akan bekerja dengan sikap
disiplin yang tinggi dari kemungkinan terjadi pelanggaran peraturan yang dapat
terjadi, semangat kerja yang meningkat pula, serta memiliki rasa tanggung jawab
terhadap tugas pekerjaannya dan merasa tidak ada yang mengganggu dalam
variabel dependennya.
Kompetensi (X1)
(+)
(+)
Pengalaman Kerja (X2)
30
Lingkungan Kerja (X4)
Teori yang digunakan untuk variabel kompetensi yaitu teori keagenan yang
dengan agent atau auditor sehingga dapat menghasilkan kualitas audit yang baik.
Semakin baik kompetensi yang dimiliki oleh auditor maka semakin rendah biaya
yang akan digunakan dan semakin rendah pula biaya yang akan dikeluarkan oleh
klien untuk memperoleh kualitas audit yang baik. Jadi teori keagenan dalam
yang efisien. Teori ini mendukung penelitian tentang kompetensi yang dilakukan
31
berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Seorang auditor mempunyai
kompetensi baik dari segi pengetahuan audit dan akuntansi, karena auditor yang
principal atau klien dengan agent atau auditor sehingga dapat menghasilkan
kualitas audit yang baik. Semakin lama pengalaman kerja yang dimiliki oleh
dapat bekerja secara efisien. Jadi teori keagenan dalam kaitannya dengan
pengalaman kerja pada kualitas audit dapat menghasilkan sesuatu yang efisien.
Penelitian Alim dkk (2007) menyatakan bahwa semakin lama masa kerja dan
pengalaman yang dimiliki auditor akan semakin baik dan meningkat pula
terhadap kualitas audit. Pengalaman kerja merupakan lama kerja pengawas intern
32
pada perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak pengalaman kerja
dan hasil penelitian diatas, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut :
dari dalam diri maupun dari luar individu. Teori motivasi dapat membangkitkan
tingkah laku dan mengarahkannya pada tujuan yang sesuai oleh seorang
auditor atau bawahannya untuk melakukan suatu pekerjaan yang telah diberikan.
Para pemimpin jenis ini memperhatikan dan terlibat langsung dalam proses
berpengaruh pada anggotanya untuk lebih energik. Jadi teori motivasi dalam
Utami (2010), Sina (2013) dan Surbakti (2013) menyatakan bahwa kualitas
33
adanya hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kualitas audit, bahwa
seorang auditor yang dipimpin oleh seorang pemimpin yang memiliki cara
memimpin dengan baik dan disukai oleh bawahannya maka dia akan merasa
kualitas audit yang baik. Berdasarkan teori dan hasil penelitian diatas, maka
Teori yang digunakan untuk variabel lingkungan kerja yaitu teori atribusi
atau dirinya sendiri yang akan ditentukan dari internal ataupun eksternal. Pada
lingkungan kerja digunakan faktor eksternal dari teori atribusi, karena membahas
lingkungan kerja yang dimiliki maka semakin baik pula pelaksanaan kerja
auditor untuk menghasikan kualitas audit. Jadi teori atribusi dalam kaitannya
dengan lingkungan kerja pada kualitas audit dapat menghasilkan suatu pekerjaan
bahwa lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang
34
yang ada disekitar para pekerja dan yang dapat memengaruhi dirinya dalam
suhu udara, suara bising, keamanan kerja, serta hubungan karyawan. Lingkungan
harmonis dengan atasan, rekan kerja, maupun bawahan, serta didukung oleh
sarana dan prasarana yang memadai yang ada di tempat bekerja akan membawa
berpengaruh dalam kualitas audit. Berdasarkan teori dan hasil penelitian diatas,
35
BAB III
METODE PENELITIAN
pengalaman kerja, gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja pada kualitas audit.
Kabupaten Tabanan sebagai populasi dalam penelitian ini. Lokasi penelitian ini
2018. Populasi penelitian ini yaitu auditor, tidak dibatasi oleh jabatannya sebagai
tertentu. Data yang digunakan adalah data primer yang berasal dari kuisioner
36
yang akan dibagikan kepada responden dan data sekunder yang diperoleh secara
Tabanan. Data yang diperoleh kemudian akan diolah menggunakan alat statistik
yang digunakan dalam penelitian ini diuraikan menjadi beberapa item pertanyaan
dalam instrumen penelitian. Data yang terkumpul dari kuisioner akan dilanjutkan
dengan uji validitas dan reliabilitas. Teknik analisis yang dilakukan adalah
kualitas audit yang kemudian akan diambil kesimpulan berdasarkan data yang
telah diperoleh. Skema desain penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1.
sebagai berikut :
Pengaruh Kompetensi, Pengalaman Kerja, Gaya Kepemimpinan dan
Lingkungan Kerja pada Kualitas Audit di Inspektorat Kabupaten Tabanan
Tujuan Penelitian:
Untuk menguji secara empiris pengaruh kompetensi, pengalaman kerja, gaya
kepemimpinan dan lingkungan kerja pada kualitas audit
Variabel Penelitian :
Kualitas Audit (Y), Kompetensi (X1), Pengalaman Kerja (X2),
Gaya Kepemimpinan (X3) , Lingkungan Kerja (X4)
37
Hipotesis Penelitian
Pengujian Statistik
Obyek penelitian adalah suatu sifat dari obyek yang diterapkan oleh
2016). Obyek pada penelitian ini adalah kualitas audit di Inspektorat Kabupaten
Tabanan.
dependen adalah variabel yang diduga sebagai akibat (presumed effect variabel).
38
(consequent variable). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kualitas
Audit (Y).
(presumed cause variabel) dari variabel dependen. Variabel independen juga dapat
(X) dalam penelitian ini adalah kompetensi (X1), pengalaman kerja (X2), gaya
1) Kompetensi (X1)
dan objektif. Kompetensi merupakan salah satu faktor utama yang harus
39
kompetensi adalah mutu personal dan pengetahuan umum dengan 6 item
pernyataan.
40
menyenangkan dan dapat memenuhi kebutuhan karyawan akan
kerja dalam penelitian ini adalah suasana kerja dan hubungan dengan
audit.
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
41
dalam penelitian ini adalah jumlah staf auditor dan staf jabatan fungsional auditor
auditor
audit.
yang berbeda satu dengan yang lainnya. Kuesioner yang digunakan dalam
penelitian ini diukur dengan skala likert 5 poin. Adapun kriteria penentuan skor
42
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
3 = Netral (N)
4 = Setuju (S)
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif.
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka-angka (Sugiyono, 2016). Data
Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan
gambar (Sugiyono, 2016). Data kualitatif dalam penelitian ini adalah jumlah
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer
data (Sugiyono, 2016). Data primer dalam penelitian ini yaitu berupa pernyataan
responden dalam menjawab kuesioner. Data sekunder yaitu data yang diperoleh
secara tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalkan lewat
43
orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2016). Data sekunder dalam penelitian
karena menggambarkan variabel yang diteliti, sehingga benar atau tidaknya data
sangat menentukan kualitas hasil suatu penelitian. Benar atau tidaknya data
yang baik harus memenuhi persyaratan yang valid dan reliabel (Sugiyono, 2016).
akuntansi yang telah menempuh mata kuliah audit dan telah lulus mata kuliah
tersebut.
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2016). Suatu
data instrumen dikatakan valid jika nilai r pearson correlation terhadap skor total
kembali terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang sama (Sugiyono, 2016).
Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan cronbach’s alpha lebih besar
dari 0,70 maka instrumen yang digunakan dikatakan reliabel (Ghozali, 2013:48).
44
3.10 Teknik Analisis Data
.Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
regresi linear berganda yang pada dasarnya merupakan ekstensi dari metode
pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan
skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linear (Indriantoro
Uji asumsi klasik digunakan untuk keperluan analisis agar variabel yang
dalam pengujian. Pada penelitian ini, uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji
normalitas dan uji heteroskedastisitas. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini
(SPSS)
1) Uji Normalitas
apakah dalam model regresi, variabel terikat (dependent) dan variabel bebas
jika distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah
data terdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan uji statistik non-
45
Jika probabilitas signifikan di atas 0,05 maka variabel tersebut terdistribusi
secara normal.
2) Uji Multikolinearitas
Ghozali (2016: 144) mengatakan uji multikolinearitas bertujuan untuk
Tolerance Value dan Variance Inflation Factor (VIF). Cut off atau batasan
berikut:
1) Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat
3) Uji Heteroskedastisitas
Ghozali (2016: 134) mengatakan uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah
adalah uji untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dalam model
regresi yaitu dengan cara meregresi nilai absolute residual dari model yang
46
absolute residual atau nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka tidak
regresi linear berganda yang pada dasarnya merupakan ekstensi dari metode
pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan
skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linear (Indriantoro
dan Supomo, 2016:211). Model regresi linear berganda dengan persamaan sebagai
berikut:
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ɛ........................(1)
Keterangan :
Y = Kualitas Audit
X1 = Kompetensi
X2 = Pengalaman Kerja
X
3.10.3 3Uji Kelayakan= Gaya
ModelKepemimpinan
(Uji F)
X4 = Lingkungan Kerja
β1Uji
, β2keterandalan
, β3, β4 = Koefisien regresi
model atau uji variabel
kelayakanX1model
, X2, X3,atau
X4 yang lebih populer
ɛ = Eror
disebut sebagai uji F (ada juga yang menyebutnya sebagai uji simultan model)
atau tidak. Layak (andal) disini maksudnya adalah model yang diestimasi layak
terikat. Nama uji ini disebut sebagai uji F, karena mengikuti distribusi F yang
ini. Apabila nilai prob. F lebih kecil dari tingkat kesalahan/error (alpha) 0,05
47
(yang telah ditentukan) maka dapat dikatakan bahwa model regresi yang
diestimasi layak.
penelitian ini koefisien determinasi dilihat melalui nilai adjusted R2. Adjusted
tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah
sedangkan nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen
48
1) Jika nilai signifikansi t > 0,05 maka H 0 diterima (koefisien regresi tidak
signifikan). Hal ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut
Hal ini berarti secara parsial variabel independen tersebut berpengaruh pada
variabel dependen.
DAFTAR RUJUKAN
49
Alim, M.N., T. Hapsari., L. Purwanti. 2007. Pengaruh Kompetensi dan
Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai
variabel moderasi. Simposium Nasional Akuntansi X. 26-28 Juli.
Makasar.
Alvin. A. Arens, Randal J. Elder, Mark S. Beasley, Amir Abadi Jusuf. (2011).
Audit dan Jasa Assurance:Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia).
Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Bawono, I.R. dan Elisha Muliani Singgih. 2010. Faktor-faktor dalam Diri Auditor
dan Kualitas Audit: Studi pada KAP ‘Big Four’ di Indonesia.
Bodie.Z, Kane.A and Marcus A.Z. 2005. Investment. Sixth Edition, McGraw
Hill, New York
De Angelo, L. 1981. Auditor Size and Audit Quality. Journal of Accounting and
Economics, halaman 113-127.
50
Kabupaten Badung.Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana, Denpasar.
Deis, D.R. & Giroux, G.A. 1992. Determinants of Audit Quality in the Public
Sector. The Accounting Review, 67, 3, 462-479
Enofe, et al, 2013, Audit Quality and Auditors Assesment and Review,
Academy of Management Review. Vol. 14, No Independence in
Nigeria: An Emprical Evaluation. Research Journal of Finance and
Accounting, University of Benin.
Falah, S, 2005. Pengaruh Budaya Etis Organisasi dan Orientasi Etika terhadap
Sensitivitas Etika. Tesis S2 Program Pascasarjana Universitas Negeri
Semarang, Semarang.
Ghozali, Imam, 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS
21. Edisi 7. Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Greg Jones and Graham Bowrey. 2013. Local Council Governance and Audit
Committees – the Missing Link. Journal of New Business Ideas and
Trends. 11 (2): h: 58-66
Hanjani, Andreani. 2014. Pengaruh Etika auditor, pengalaman auditor, fee audit,
dan motivasi auditor, terhadap kualitas audit (studi empiris pada auditor
KAP di Semarang). Vol. 3, No. 2
Indah, Siti Nur Mawar. 2010. Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Auditor
Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Auditor KAP Di
Semarang). Skripsi. Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro, Semarang.
51
Jay. 2013. Terkait Disclaimer: Eksekutif Tidak Diam.
https://jayapos.com/index.php/read/253/Terkait-Disclaimer--Eksekutif-
Tidak-Diam.html. Diakses 23 Januari 2018
Kane, G., & U. Velury. 2005. The Impact Of Managerial Ownership On The
Likelihood Of Provision Of High Quality Auditing Services, Review Of
Accounting & Finance.
Malan, R.M., Fountain, J.R., dan Lockridge, R.L. (1984). Performance auditing:
52
Meidawati, Neni. 2001. Meningkatkan Akuntabilitas Auditor Independen Melalui
Standar Profesional. Jurnal. Media Akuntansi.
Parasuraman, A., Berry, L.L., and Zeithaml, A.V., (1985), “ A Conceptual Model
of Service Quality and Its Service Quality and Its Implication for Future
Research, “ in B.M. Enis, K.K. Cox, and M.P. Mokwa (Eds), Marketing
Classics: A Selections of Influential Articles, 8th Ed., Engewood, Cliffs,
NJ: Prentice Hall International, Inc.
Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 64 tahun 2007 tentang Peran dan Fungsi
Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota
Rai, I Gusti Agung. 2008. Audit Kinerja Pada Sektor Publik: Konsep Praktik
Studi Kasus. Penerbit: Salemba Empat.
Rosnidah, Ida. Rawi dan Kamarudin. 2010. Analisis Dampak Motivasi Dan
Profesionalisme Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam
Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah
Kabupaten Cirebon). Jurnal Akuntansi. Bandung.
Sari, Nungky Nurmalita. 2011. Pengaruh Pengalaman Kerja Independensi,
Objektivitas, Integritas, Kompetensi dan Etika Terhadap Kualitas Audit.
Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro. Semarang.
53
Septianto, Dwi. 2010. Pengaruh Lingkungan Kerja dan Stres Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan (Studi Pada PT Pataya Raya Semarang). Skripsi.
Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.
Simanjuntak, Piter. 2008. Pengaruh Time Budget Pressure Dan Resiko Kesalahan
Terhadap Penurunan Kualitas Audit (Reduced Audit Qaulity) (Studi
Empiris Pada Auditor Kap Di Jakarta). Tesis. Universitas Diponegoro :
Semarang.
Saputra, Adi. 2016. Pengaruh Kompetensi dan Pengalaman Kerja pada Kualitas
Audit dengan Motivasi Sebagai Variabel Pemoderasi pada Inspektorat
Kabupaten Tabanan. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol, No. 7.
Suraida, Ida. 2005. Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Resiko
Audit Terhadap Skeptisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian
Opini Akuntan publik. Jurnal Sosiohumaniora,Vol. 7, No. 3.
54
Triyanto, Agus. 2014. Pengaruh Skeptisisme Profesional Auditor, Situasi Audit,
Independensi, Etika, Keahlian dan Pengalaman terhadap Ketepatan
Pemberian Opini Auditor di Kantor Akuntan Publik di Wilayah
Yogyakarta. Jurnal Akuntansi Muhamadiyah. 1 (3): h: 1-17.
Watts, Ross L and Zimmerman, Jerold J. 1983. Agency Problem, Auditing and
Theory of The Firm, Some Evidence. Journal of Law and Economics,
October.
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
55
Yth
Bapak/ Ibu/ Saudara/i Responden
di – Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ni Made Ayu Nirmalasari Putri Erawan
NIM : 1415351193
Pekerjaan : Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
Peneliti,
KUESIONER PENELITIAN
Pengaruh Kompetensi, Pengalaman Kerja, Gaya Kepemimpinan dan
Lingkungan Kerja pada Kualitas Audit di Inspektorat Kabupaten Tabanan
56
Nomor : ................(diisi oleh peneliti)
Identitas Responden
Nama Responden : ……………..…………………………………(wajib diisi)
Mohon diisi berdasarkan data diri Bapak/Ibu/Saudara dengan memberikan tanda
(√) pada jawaban yang telah disediakan.
Jenis Kelamin (L/P) : Laki-Laki Perempuan
Pendidikan Terakhir :
D3 S1 S2 S3
Jabatan :Senior Auditor Junior Auditor
Umur : .............................tahun
Pengalaman audit : .............................tahun
Keterangan Nilai
STS : Sangat Tidak Setuju 1
TS : Tidak Setuju 2
N : Netral 3
S : Setuju 4
SS : Sangat Setuju 5
KUESIONER PENELITIAN
57
Yth
Bapak/ Ibu/ Saudara/i Responden
di – Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ni Made Ayu Nirmalasari Putri Erawan
NIM : 1415351193
Pekerjaan : Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
Peneliti,
KUESIONER PENELITIAN
Pengaruh Kompetensi, Pengalaman Kerja, Gaya Kepemimpinan dan
Lingkungan Kerja pada Kualitas Audit di Inspektorat Kabupaten Tabanan
58
Nomor : ................(diisi oleh peneliti)
Identitas Responden
Nama Responden : ……………..…………………………………(wajib diisi)
Mohon diisi berdasarkan data diri Bapak/Ibu/Saudara dengan memberikan tanda
(√) pada jawaban yang telah disediakan.
Jenis Kelamin (L/P) : Laki-Laki Perempuan
Pendidikan Terakhir :
D3 S1 S2 S3
Jabatan :Senior Auditor Junior Auditor
Umur : .............................tahun
Pengalaman audit : .............................tahun
Keterangan Nilai
STS : Sangat Tidak Setuju 1
TS : Tidak Setuju 2
N : Netral 3
S : Setuju 4
SS : Sangat Setuju 5
A. Kompetensi
No Pertanyaan/ Pernyataan STS TS N S SS
Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai pernyataan berikut :
I. Indikator : Pengetahuan Umum
59
Auditor harus memahami Standar
1 Akuntansi Pemerintah (SAP) dan
Standar Pemeriksaan.
Auditor harus memiliki
2 kemampuan untuk melakukan
review analitis.
Untuk melakukan audit yang baik,
auditor membutuhkan pengetahuan
3 yang diperoleh dari tingkat
Pendidikan Strata (D3, S1, S2, S3)
dan dari kursus serta pelatihan.
II. Indikator : Mutu Personal
Auditor harus memiliki rasa ingin
4 tahu yang besar, berfikiran luas dan
mampu menangani ketidakpastian.
Sebagai auditor, saya mampu dan
telah memenuhi kualifikasi
5
personel (indeks prestasi, asal
perguruan, dan lain-lain).
6 Auditor mampu menganalisis
dengan cepat dalam mengaudit.
Sumber: Efendy, 2010
B. Pengalaman Kerja
No Pertanyaan/ Pernyataan STS TS N S SS
Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai pernyataan berikut :
I. Indikator: Lamanya bekerja
60
Auditor telah melakukan audit
minimal 2 tahun, sehingga
1
menghasilkan kualitas audit yang
baik.
Semakin lama pengalaman menjadi
seorang auditor, maka semakin
2
cepat dapat mendeteksi kesalahan
yang ada.
Semakin lama pengalaman menjadi
seorang auditor, maka semakin
3
besar pengetahuan yang dimiliki
dalam bidang pemeriksaan.
II. Indikator: Banyaknya Tugas Pemeriksaan
Auditor yang sudah memiliki
pengalaman kerja adalah auditor
4 yang sudah banyak melakukan
proses audit sehingga hasil auditnya
lebih baik.
Auditor yang berpengalaman
berpeluang melakukan kesalahan
5 atau penyimpangan dalam proses
audit lebih kecil dibandingkan yang
tidak berpengalaman.
Auditor yang berpengalaman lebih
banyak memiliki wawasan atas
laporan yang di audit berdasarkan
6
pelatihan ataupun kegiatan lainnya
yang berkaitan dengan
pengembangan keahlian auditor.
Sumber: Meidawati, 2001
C. Gaya Kepemimpinan
No Pertanyaan/ Pernyataan STS TS N S SS
Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai pernyataan berikut:
I. Indikator: Konsiderasi
61
Terjalinnya hubungan baik antara
1. atasan dengan bawahan di tempat
auditor bekerja.
Adanya saling percaya dan
2. sosiabilitas antara atasan, bawahan
dan rekan seprofesi.
Pimpinan di tempat auditor bekerja
3 dapat menerima dan menghargai
gagasan bawahannya.
II. Indikator: Inisiatif
Pimpinan di tempat auditor bekerja
4. mampu berkomunikasi dengan
bawahan secara jelas dan efektif.
Pimpinan di tempat auditor bekerja
5. selalu menekankan pekerjaan
dengan memfokuskan pada tujuan
dan hasil.
Pimpinan di tempat auditor bekerja
6. memiliki kepercayaan diri yang
kuat.
Sumber: Wardana, 2016
D. Lingkungan Kerja
No Pertanyaan/ Pernyataan STS TS N S SS
Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai pernyataan berikut:
62
I. Indikator: Suasana Kerja
Suasana kerja dalam kantor nyaman
1 dengan kondisi kebersihan yang
ada.
Penerangan dan sirkulasi udara
2 dalam ruang kerja sudah baik.
Auditor sudah merasa aman dalam
3
bekerja.
II. Indikator: Hubungan dengan Rekan Kerja
Kerjasama antar karyawan sudah
4 terjalin sangat baik.
Terjalin komunikasi yang baik antar
5 karyawan maupun atasan.
Hubungan kekeluargaan yang baik
6 sangat berpengaruh terhadap
kinerja auditor.
Sumber: Septianto, 2010
E. Kualitas Audit
No Pertanyaan/ Pernyataan STS TS N S SS
Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai pernyataan berikut:
63
I. Indikator: Kesesuaian Pemeriksaan dengan Standar Audit
Proses pengumpulan dan pengujian
bukti harus dilakukan dengan
1 maksimal untuk mendukung
kesimpulan, temuan audit serta
rekomendasi yang terkait.
Auditor harus menatausahakan
dokumen audit dalam bentuk kertas
2 kerja audit dan disimpan dengan
baik agar dapat secara efektif
diambil, dirujuk, dan dianalisis.
Dalam melaksanakan audit, auditor
3 harus mematuhi kode etik yang
ditetapkan.
II. Indikator: Kualitas Laporan Hasil Audit
Laporan hasil audit memuat temuan
dan simpulan hasil audit secara
4
objektif serta rekomendasi yang
konstruktif.
Laporan yang dihasilkan harus
akurat, lengkap, objektif,
meyakinkan, jelas, ringkas, serta
5
tepat waktu agar informasi yang
diberikan bermanfaat secara
maksimal.
Auditor selalu melaporkan tentang
6 adanya pelanggaran kepada
kliennya.
Sumber: Junanta, 2015
64