Anda di halaman 1dari 10

Subdit Litbang PDTT

Direktorat Litbang
Ditama Revbang
2016
KAJIAN ATAS PEMERIKSAAN KEPATUHAN
DALAM RANGKA PENYUSUNAN
JUKLAK PEMERIKSAAN KEPATUHAN
PENGESAHAN LAPORAN KEGIATAN
1. Judul : Kajian Pemeriksaan Kepatuhan
2. Penanggung Jawab : Gunarwanto
3. Ketua Tim : Ikhtaria Syaziah
4. Anggota Tim : 1. Hasan Junaidi
2. Aurora Magdalena
3. Geger Adelia
4. Ratna Perwitasari
5. Andre Revalino Agesta
6. Veronika Dewi Puspitayani
7. Nalini Asfaroyani
8. Mega Silvia
5. Tim Penyusun Kajian : 1. Sarjono
Pemeriksaan Kepatuhan 2. Iwan Gunawan
3. Susi Malinda
4. Jariyatna
5. Ahmad Nurdi Putranto
6. G. Yorrie Rismanto Adi
7. Amala Morenti
8. Cahyadi Anjar Nugroho
9. Dwi Hary Prasojo
6. Unit Kerja : Seksi Litbang PDTT I

i
Pengesahan Laporan Kegiatan

7. Waktu Pelaksanaan : Juli-Desember 2016

Jakarta, Desember 2016


Mengetahui, Plh.Kepala Sub Direktorat
Kepala Direktorat Litbang Litbang PDTT

Gunarwanto Hasan Junaidi


NIP. 196608111996031001 NIP. 197402181994021001

Menyetujui,
Kaditama Revbang dan PKN

Slamet Kurniawan
NIP. 196712061988031001

ii
RINGKASAN EKSEKUTIF

Pada tahun 2016 semester I Sub Direktorat Litbang PDTT telah


melaksanakan kegiatan analisa kebutuhan Juklak Pemeriksaan
Kepatuhan. Dalam kegiatan tersebut dilakukan analisa atas unsur
tujuan, lingkup, kriteria, materialitas, pemilihan sampel dan format
pelaporan. Kegiatan tersebut dilakukan melalui: 1) analisa literatur
atau pedoman yang telah diterbitkan BPK yang terkait dengan
konsep pemeriksaan kepatuhan, dan 2) Forum Group Discussion
(FGD) untuk memperoleh masukan mengenai kebutuhan user
dalam hal ini pemeriksa. Kegiatan analisa kebutuhan menghasilkan
kesimpulan bahwa unsur tujuan dan lingkup pemeriksaan
merupakan dua unsur yang perlu diprioritaskan untuk dikaji lebih
lanjut, dengan tidak mengabaikan unsur-unsur lainnya yang akan
dibahas juga dalam Juklak Pemeriksaan Kepatuhan nantinya.
Sebagai tindak lanjut atas hasil analisa kebutuhan, maka Sub
Direktorat Litbang PDTT menyusun kajian atas Pemeriksaan
Kepatuhan dalam Rangka Penyusunan Juklak Pemeriksaan
Kepatuhan.
Kajian ini bertujuan untuk menghasilkan kajian sebagai naskah
akademis untuk penyusunan Juklak Pemeriksaan Kepatuhan di
tahun 2017. Lingkup kajian adalah pembahasan atas tujuan,
lingkup pemeriksaan, kriteria, materialitas, uji petik serta format
pelaporan dalam pemeriksaan kepatuhan. Kajian ini disusun
melalui beberapa tahap yaitu pengumpulan data dan informasi
(PDI), telaah literatur, survei kepada pemeriksa di lingkungan
pusat dan perwakilan, dan forum group discussion (FGD). Jangka
waktu pelaksanaan kajian adalah 6 bulan sejak Juli sampai dengan
Desember 2016.
Berdasarkan kajian yang telah dilaksanakan, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Tujuan dan lingkup pemeriksaan harus ditentukan secara jelas
dan rinci pada tahap perencanaan dan dalam menetapkannya
pemeriksa perlu memperhatikan beberapa faktor. Dalam
pemeriksaan kepatuhan, mendeteksi kecurangan bukan
merupakan tujuan utama, namun pemeriksa harus

iii
Ringkasan Eksekutif

memasukkan faktor risiko kecurangan dalam penilaian risiko


dan tetap waspada terhadap indikasi kecurangan saat
melaksanakan pekerjaan mereka.
2. Jika ada perubahan tujuan atau lingkup pemeriksaan pada saat
pelaksanaan pemeriksaan, maka perubahan yang terjadi harus
didokumentasikan dalam KKP dengan persetujuan secara
berjenjang oleh pejabat fungsional pemeriksaan.
3. Kriteria yang digunakan dalam pemeriksaan kepatuhan
diinformasikan kepada pihak yang diperiksa pada awal
pemeriksaan agar memperoleh kesamaan pemahaman antara
pemeriksa dan pihak yang diperiksa.
4. Suatu hal dinilai material jika pengetahuan atas hal tersebut
dapat memengaruhi keputusan pengguna. Penentuan materi-
alitas merupakan pertimbangan profesional dan tergantung
pada interpretasi pemeriksa terhadap kebutuhan pengguna.
Pertimbangan materialitas dapat merupakan kombinasi dari
aspek kuantitatif dan kualitatif.
5. Uji petik yang tepat akan tergantung pada tujuan pemeriksaan.
Pemeriksa harus menjelaskan dan mengapa uji petik tersebut
dipilih, termasuk apakah hasil dapat diproyeksikan untuk
populasi yang dimaksudkan jika uji petik secara signifikan
mendukung temuan, kesimpulan, atau rekomendasi
pemeriksaan.
6. Temuan pemeriksaaan yang material diungkapkan dalam
laporan hasil pemeriksaan kepatuhan, sedangkan temuan
pemeriksaan yang tidak material disampaikan dalam
management letter. Pemeriksa tidak harus memberikan
rekomendasi pada setiap pemeriksaannya. Rekomendasi harus
diberikan jika penyebab temuan diketahui dengan pasti dan
memenuhi harapan penugasan/sesuai dengan tujuan apabila
pemeriksa memiliki keyakinan dan pemahaman memadai
terhadap suatu permasalahan yang diungkap.
Kajian ini merupakan naskah akademis Juklak Pemeriksaan
Kepatuhan, yang rencananya disusun pada tahun 2017.
Selanjutnya penyusunan Juklak Pemeriksaan Kepatuhan akan
mengacu pada konsep PDTT dan SPKN terbaru.

iv
DAFTAR ISI
PENGESAHAN LAPORAN KEGIATAN ……………………………………………. i
RINGKASAN EKSEKUTIF …………………………………………………………………… iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………… v
BAB 1
PENDAHULUAN ……………………………………………………………………….……... 1
1.1. Latar Belakang ………………………………………………………...……… 1
1.2. Tujuan Kajian …………………………………………………………………….. 3
1.3 Isu Kajian/Research Question …………………………………….…… 3
1.4. Lingkup Kajian ……………………………………………………………...…. 4
1.5. Metode Kajian …………………………………………………………..……. 4
1.6. Sistematika Kajian ………………………………………………………...…. 5
BAB 2
TELAAH LITERATUR DAN EMPIRIS DALAM PEMERIKSAAN
KEPATUHAN …………………………………………………………………………..……….. 7
2.1. Telaah Literatur …………………………………………………………….... 8
2.2. Telaah terhadap Peraturan Perundang-undangan,
Standar, dan/atau Pedoman ………………………………….………… 11
2.3. Telaah Empiris …………………………………………………….………….. 39
BAB 3
PEMBAHASAN ………………………………………………………………………………….. 61
3.1. Tujuan …………………………………………………….………………………. 62
3.2. Lingkup Pemeriksaan ………………………………………………………. 65
3.3. Kriteria …………………………………………………….………...………….. 67
3.4. Materialitas ………………………………………………………….………. 68

v
Daftar Isi

3.5. Uji Petik …………….…………………………………………………...……… 71


3.6. Pelaporan …………………………………………………..………………….. 72
BAB 4
PENUTUP ………….…………………………………………………………………...………. 77
4.1. Kesimpulan ………………………………………………………….…………. 77
4.2. Langkah Selanjutnya ………………………………………………...…….. 78
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………...………….. 79
DAFTAR SINGKATAN …………………..…………………………………………………. 81

vi
BAB 1

1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, mandat Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) yaitu melakukan pemeriksaan atas
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
Pemeriksaan tersebut mencakup seluruh unsur keuangan
negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Undang-
Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara. Sehubungan dengan itu, BPK diberi kewenangan
untuk melakukan tiga jenis pemeriksaan, yakni
pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja dan pemerik-
saan dengan tujuan tertentu (PDTT). Sesuai ketentuan
Pasal 5 UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
dan Pengelolaan Tanggung Jawab Keuangan Negara,
pemeriksaan sebagaimana dimaksudkan di atas
dilaksanakan berdasarkan standar pemeriksaan, dalam hal
ini Standar Pemeriksaaan Keuangan Negara (SPKN) yang
disusun oleh BPK. SPKN ditetapkan melalui Peraturan BPK
Nomor 01 Tahun 2007, yang berisi antara lain Standar
Pelaksanaan dan Pelaporan PDTT. Dalam rangka
menciptakan kesamaan persepsi dan keseragaman

1
PENDAHULUAN

metodologi agar tercapai pemeriksaan investigatif.


yang sistematis, efektif, dan efisien
Selanjutnya, pada tahun 2013
dan menjaga mutu pemeriksaan BPK,
telah dilakukan penyusunan kajian
maka diterbitkan Petunjuk
kesimpulan dalam pemeriksaan
Pelaksanaan (Juklak) PDTT yang telah
kepatuhan yang secara ringkas
ditetapkan dengan Keputusan BPK
membahas konsep dan bentuk
Nomor 02/K/I-XIII.2/2/2009 tanggal
kesimpulan dalam pemeriksaan
27 Februari 2009. Untuk mengetahui
kepatuhan. Pada tahun 2015 telah
keterterapan juklak tersebut, pada
dilakukan kajian pemeriksaan
tahun 2010 Sub Direktorat Litbang
kepatuhan dalam pemeriksaan
telah melaksanakan survei penerapan
keuangan yang antara lain membahas
Juklak PDTT. Berdasarkan hasil survei
tentang praktik pemeriksaan
tersebut, diketahui terdapat beberapa
kepatuhan dalam pemeriksaan
permasalahan dalam pelaksanaan
laporan keuangan di BPK, perbedaan
PDTT, antara lain: ketidakjelasan
pemeriksaan kepatuhan dalam rangka
konsep/definisi PDTT, ketidakjelasan
pemeriksaan keuangan dengan
tahapan pelaksanaan untuk masing-
pemeriksaan kepatuhan yang terpisah
masing jenis PDTT, penilaian Sistem
dari pemeriksaan keuangan/kinerja,
Pengendalian Internal (SPI),
pengaruh hasil pemeriksaan
penentuan materialitas dan pemilihan
kepatuhan terhadap opini laporan
sampel.
keuangan, serta perlu tidaknya opini/
Sebagai tindak lanjut atas simpulan tersendiri dalam buku III
permasalahan tersebut, Sub Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)
Direktorat Litbang PDTT telah Keuangan.
menyusun beberapa kajian terkait
Atas hasil kajian-kajian tersebut,
dengan PDTT. Pada tahun 2011 Sub
pada tahun 2016 semester I Sub
Direktorat Litbang PDTT melakukan
Direktorat Litbang PDTT telah
kajian penyusunan kerangka
melaksanakan kegiatan analisa
konseptual PDTT dari aspek standar/
kebutuhan Juklak Pemeriksaan
teori, hukum, serta best practices.
Kepatuhan. Dalam kegiatan tersebut
Dalam kajian tersebut, antara lain
dilakukan analisa atas unsur tujuan,
disimpulkan bahwa PDTT merupakan
lingkup, kriteria, materialitas,
salah satu bentuk jasa assurance.
pemilihan sampel dan format
PDTT sendiri merupakan wadah atas
pelaporan. Kegiatan tersebut
beberapa jenis pemeriksaan, yang
dilakukan melalui: 1) analisa literatur
dilaksanakan dalam bentuk
atau pedoman yang telah diterbitkan
eksaminasi dengan tingkat keyakinan
BPK yang terkait dengan konsep
tinggi. Sampai dengan saat ini, yang
pemeriksaan kepatuhan; dan
dikategorikan dalam PDTT adalah
2) Forum Group Discussion (FGD)
pemeriksaan kepatuhan dan

Anda mungkin juga menyukai