Anda di halaman 1dari 78

PENJENJANGAN

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan


AUDITOR
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan M U DA

AKREDITASI
Lemba~a
Admimstrasi
Negara

TUV~
ISO 9001 : 2008
Certificate: 161000632

t:..ommltment and t:..ompetence to cfJulld a cfJette'C. Uutu'C.e


Buku Kerja
Audit Intern

REVIU DAN SIMPULAN

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN


BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

2014
Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan

Dikeluarkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan BPKP


dalam rangka Diklat Fungsional Auditor - Diklat Penjenjangan Auditor Muda

Edisi Pertama Tahun 2014

Penyusun Mochammad Fahrudin, S.E.,M.Acc.


Narasumber Burhanudin, Ak., M.E.
Pereviu EvanEvianto, Ak., M.E.
Penyunting F.Titik Oktiarti, Ak.
Penata Letak Didik Hartadi, S.E.

Pusdiklatwas BPKP
JI. Beringin II, Pandansari,Ciawi, Bogor 16720
Telp. (0251) 8249001- 8249003
Fax.(0251) 8248986 - 8248987
Email : pusdiklat@bpkp.go.id
Website : http://pusdiklatwas.bpkp.go.id
e-Learning : http://lms.bpkp.go.id

Dilarang keras mengutip, menjiplak, atau menggandakan sebagian atau


seluruh isi modul ini, serta memperjualbelikan tanpa izin tertulis dari
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan BPKP
Kata Pengantar

Pusdiklatwas BPKP sebagai salah satu instansi penyelenggara pendidikan dan pelatihan,
berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi para pengguna jasanya. Kami menyadari
bahwa pelatihan selain harus memberikan pemahaman terhadap suatu pengetahuan, juga
harus memberikan keterampilan untuk mampu menerapkan pengetahuan tersebut. Setelah
pelaksanaan diklat diharapkan peserta diklat siap menerapkan pengetahuan dan keterampilan
yang diperoleh di tempat kerjanya. Untuk itu, selain modul yang bermuatan konsep-konsep,
bahan ajar pelatihan di Pusdiklatwas BPKPdilengkapi dengan modul buku kerja.

Modul buku kerja akan digunakan sebagai bahan latihan dalam menerapkan konsep-konsep
yang terkait. Melalui proses survei di lapangan, perbaikan berkelanjutan, dan kendali mutu yang
cukup, kami berusaha untuk dapat menyajikan modul buku kerja yang dapat mencerminkan
kondisi yang terjadi di lapangan.

Buku kerja ini adalah salah satu bahan ajar tertulis untuk digunakan pada proses pembelajaran
diklat yang dilaksanakan oleh Pusdiklatwas BPKP. Buku Kerja ini tidak dimaksudkan untuk
menjadi satu-satunya referensi yang berkenaan dengan substansi materinya. Peserta diklat
diharapkan memperkaya pemahamannya melalui berbagai referensi lain yang terkait.

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
kontribusi atas terwujudnya modul ini.

Ciawi, Juni 2014


Kepala Pusdiklat Pengawasan BPKP

Nurdin, Ak., M.B.A.

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan


ii 2014 IPusdiklatwas BPKP
Daftar lsi

Kata Pengantar i

Daftar lsi iii

Bab I PENDAHULUAN 1
A. Pengertian Reviu Kertas Kerja Audit.. 1
B. Tujuan dan Manfaat Reviu Kertas Kerja Audit.. 2
C. Jenis dan Jenjang Reviu KKA 2
D. Tahapan Pelaksanaan Reviu KKA 3
E. Sarana dan Media Reviu KKA 5

Bab II REVIU ATAS FISIK KERTASKERJAAUDIT 13


A. Reviu atas Kelengkapan Fisik KKA 13
B. Reviu atas Format dan Kerapian 15

Bab III REVIU ATAS MATERI KERTASKERJAAUDIT 23


A. Reviu atas Kelengkapan Bukti Audit dalam KKA 23
B. Reviu atas Temuan Audit 26
C. Reviu Substansi KKA 28
D. Reviu atas KKA Ikhtisar 30

Bab IV KASUS REVIU AUDIT INTERNAL 35


A. Kasus 1 Kelengkapan KKA 37
B. kasus 2 Kesesuaian KKA dengan PKA 47
C. kasus 3 Unsur Temuan 55
D. Kasus 4 Temuan BKU Menggunakan Komputer (Simpulan Audit) 59
E. Kasus 5 Pengadaan di Bawah Rp5.000.000,OO Menggunakan UP 63

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan iii


iv 2014 IPusdiklatwas BPKP
Bab I
PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN REVIU KERTAS KERJA AUDIT

Reviu Kertas Kerja Audit (KKA) merupakan suatu proses penelaahan ulang secara cermat,
kritis, dan sistematis atas catatan-catatan yang dibuat, dikumpulkan, dan disimpan oleh
auditor mengenai prosedur audit yang ditempuh, pengujian yang dilakukan, informasi
yang diperoleh, serta simpulan audit yang dibuat. KKA yang dibuat oleh anggota tim
dan/atau ketua tim akan direviu oleh ketua tim, pengendali teknis (pengawas), dan
pengendali mutu (penanggung jawab). Reviu dilakukan untuk memastikan bahwa audit
dijalankan sesuai dengan program kerja audit, serta simpulan audit yang diambil dan
dituangkan dalam laporan hasil audit telah didukung oleh bukti-bukti kompeten yang
cukup.

Sedangkan KKA adalah catatan (dokumentasi) yang dibuat oleh auditor mengenai bukti-
bukti yang dikumpulkan, berbagai teknik dan prosedur audit yang diterapkan, serta
simpulan-simpulan audit yang dibuat selama melakukan audit. KKA merupakan bukti
pelaksanaan penugasan yang telah dilakukan, dikumpulkan, dan yang ditemukan oleh
auditor. KKA harus mendukung setiap fakta yang dikemukakan dalam laporan dan
simpulan atau analisis yang diambil dalam suatu penugasan. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa KKA merupakan riwayat yang sesungguhnya dari suatu penugasan audit.

KKA yang baik pada umumnya mencerminkan:

• kegiatan audit, yang dimulai sejak tahap perencanaan, survei pendahuluan, evaluasi
atas sistem pengendalian manajemen, pengujian substantif, pelaporan, dan tindak
lanjut hasil audit;

• langkah-Iangkah audit yang ditempuh, pengujian yang dilakukan, informasi yang


diperoleh dan simpulan hasil audit.

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan 1


B. TUJUAN DAN MANFAAT REVIU KERTAS KERJA AUDIT

Reviu KKA pada intinya dilaksanakan dengan tujuan untuk memenuhi persyaratan Standar
Audit Intern Pemerintah Indonesia (SAIPI) 3340 - Supervisi Penugasan, poin 68 dan 69,
sebagai berikut.

1. Semua penugasan audit intern harus direviu secara berjenjang sebelum


dikomunikasikannya hasil akhir audit intern.

2. Reviu secara berjenjang dan periodik dilakukan untuk memastikan bahwa:

a. tim audit intern memahami sasaran dan rencana audit intern;

b. audit intern dilaksanakan sesuai dengan standar audit;

c. prosedur audit intern telah diikuti;

d. kertas kerja audit intern memuat informasi yang mendukung fakta, simpulan,
dan rekomendasi;

e. sasaran audit telah dicapai.

C. JENIS DAN JENJANG REVIU KKA

Reviu KKA dapat dibagi menjadi dua jenis reviu, yaitu reviu atas fisik KKA dan reviu atas
substansi materi KKA. Kegiatan reviu atas fisik KKA menekankan pada penelaahan tentang
permasalahan fisik KKA, yaitu reviu atas kelengkapan fisik, format, serta kerapian KKA.
Sedangkan kegiatan reviu atas substansi materi KKA meliputi reviu atas substansi materi
KKA ikhtisar, dan substansi materi KKA pendukung.

Pelaksanaan proses reviu KKA dilakukan secara berjenjang. Semua pekerjaan anggota tim
audit harus direviu oleh ketua tim. Semua pekerjaan ketua tim audit harus direviu oleh
pengawas audit pengendali teknis) sebelum laporan audit dibuat. Namun demikian, dalam
praktik tidak tertutup kemungkinan pengawas audit akan mereviu pula pekerjaan anggota
tim audit.

Pada umumnya reviu yang dilakukan oleh Ketua Tim memfokuskan pada reviu atas fisik
KKA dan kecermatan perhitungan yang dilakukan oleh anggota tim. Reviu atas substansi/
materi KKA pada umumnya merupakan fokus dari pengawas dan/atau pengendali mutu.

2 2014 IPusdiklatwas BPKP


D. TAHAPAN PELAKSANAAN REVIU KKA

Reviu KKA dilaksanakan seiring dengan tahapan dalam audit, yaitu sebagai berikut.

1. Perencanaan Audit

Pemahaman yang jelas dan kesamaan persepsi antara anggota tim, ketua tim,
pengendali teknis, dan penanggung jawab audit akan memperlancar pelaksanaan
audit, pembuatan KKA, dan penyusunan Laporan Hasil Audit (LHA). Ketua tim
melakukan pembinaan kepada anggota tim untuk memahami tujuan audit, PKA, dan
bentuk LHA beserta isi/informasi yang akan dituangkan di dalam LHA.

Selanjutnya, berdasarkan informasi dan data yang telah diperoleh, ketua tim
melakukan analisis data dan menentukan risiko audit, yang akan menjadi dasar
dalam penyusunan PKA untuk kegiatan audit berikutnya.

2. Pelaksanaan Audit

Selama audit berlangsung, hubungan antara ketua tim dan anggota tim harus tetap
terjaga dengan baik. Ketua tim harus terus memantau kegiatan yang dilakukan
anggota tim secara terus-menerus dan bersinambungan. Ketua tim tidak boleh
menyerahkan pelaksanaan audit sepenuhnya kepada anggota tim.

Anggota tim tidak boleh dibiarkan terlalu lama dalam kesukaran atau kebingungan
dalam melaksanakan audit karena adanya hal-hal yang belum dapat mereka
putuskan. Audit yang berjalan salah arah akan mengakibatkan kegiatan audit kurang
efektif dan pemborosan sumber daya dan dana. Konsultasi atau koreksi dari ketua
tim harus dapat dilakukan segera sebelum kesalahan berlarut-Iarut.

Hal-hal yang harus direviu oleh ketua tim pada saat pelaksanaan kegiatan audit
adalah sebagai berikut.

• Reviu atas pelaksanaan PKA

• Reviu pembuatan KKA

• Reviu atas kecukupan, relevansi, dan keandalan bukti

• Reviu atas kecukupan dan kecermatan pengujian

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan 3


• Reviu atas pembuatan simpulan, konsistensi data dan ikhtisar

• Reviu atas pencapaian tujuan audit dan kegiatan

• Reviu atas temuan dan penyajian temuan

• Reviu atas rekomendasi

Secara teknis, pelaksanaan reviu KKA harus pula memperhatikan tingkat keandalan
dan relevansi bukti yang dikumpulkan oleh anggota tim, sehingga akan dapat
menghemat waktu, biaya, dan tenaga. Tabel berikut ini menguraikan jenis-jenis
bukti dikaitkan dengan tingkat keandalannya.

Tingkat Keandalan Jenis Bukti Audit

Tinggi Hasil pengujian fisik

Hasil perhitungan ulang

Menengah Dokumentasi

Konfirmasi

Pengujia nfa nalisis

Rendah Hasil wawancara

Hasil pengamatan

3. Penyelesaian Pekerjaan Audit

Pada akhir penyelesaian pekerjaan audit, ketua tim harus dapat meyakinkan bahwa:

• semua tujuan audit yang ditetapkan telah dicapai;

• perolehan dan pengujian bukti audit telah cukup dilakukan dengan


menggunakan kecermatan dan kemahiran profesional;

• temuan audit telah diperoleh dari simpulan yang rasional, layak, lengkap, dan
cermat informasinya;

• rekomendasi telah disusun secara rasional dan dapat diterapkan dalam rangka
peningkatan kinerja manajemen;

4 2014 IPusdiklatwas BPKP


• persetujuan dan kesanggupan manajemen untuk menindaklanjuti
rekomendasi auditor dan bukti penyelesaian tindak lanjut yang telah dilakukan
telah diperoleh;

• data dan informasi yang dimuat dalam LHA telah lengkap.

E. SARANA DAN MEDIA REVIU KKA

Sarana atau alat bantu yang biasa digunakan dalam reviu KKA mencakup:

1. Program Kerja Audit (PKA)

Program Kerja Audit (PKA) adalah rancangan prosedur dan teknik audit yang disusun
secara sistematis yang harus diikuti/dilaksanakan oleh auditor dalam kegiatan audit
untuk mencapai tujuan audit. PKA digunakan sebagai dasar proses reviu, sehingga
pereviu dapat mengetahui PKA yang telah dijalankan, yang tidak dapat dijalankan,
dan prosedur/teknik audit pengganti yang diambil.

2. Pena dengan warna tinta yang berbeda

Pengunaan tinta yang berbeda warna di antara anggota tim, ketua tim, pengendali
teknis, dan pengendali mutu akan lebih memudahkan identifikasi pihak yang
menyusun KKA, yang mereviu KKA, dan materi/substansi yang direviu. Pembedaan
penggunaan warna tinta juga menandakan persetujuan secara berjenjang tentang isi
KKA, simpulan audit, temuan audit, dan rekomendasi sesuai dengan tingkat
kewenangan, serta dapat menghindarkan duplikasi kegiatan reviu.

Contoh pembedaan penggunaan wama tinta sebagai berikut.

• Hitam : Anggota Tim

• Biru : Ketua Tim

• Hijau : Pengendali Teknis (Pengawas)

• Biru Magenta : Pengendali Mutu (Wakil Penanggung jawab)

Penentuan warna tinta yang digunakan untuk masing-masing tingkatan reviu


ditentukan oleh instansi auditor yang bersangkutan.

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan 5


3. Audit tick mark

Simbol audit dipergunakan oleh auditor untuk menunjukkan bahwa suatu prosedur
audit telah dilakukan. Di samping itu, penggunaan simbol audit pada KKA
dimaksudkan untuk menghindari kesalahan dan kekurangan dalam penyajian
informasi. Catatan-catatan yang timbul pada simbol-simbol audit tersebut dapat
pula dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas- tugas audit berikutnya.

Simbol audit (audit tick mark) haruslah sederhana, misalnya tanda silang (XL tanda
atau tanda huruf (C). Tanda-tanda tersebut harus dapat dibedakan dengan
cek (111111111
mudah. Simbol-simbol audit biasanya ditempatkan sesudah jumlah yang diverifikasi
dan penjelasan atas simbol audit tersebut dicantumkan di bagian bawah KKA.

APIP sebaiknya memiliki pedoman simbol audit yang seragam (standard audit tick
marks) yang dipergunakan dalam seluruh pelaksanaan tugas audit. Tiap simbol audit
mengandung arti atau menguraikan keadaan yang sama, dimanapun simbol-simbol
tersebut dipergunakan. Hal ini akan memudahkan ketua tim audit dalam membaca
KKA.

4. Format KKA

Informasi yang dimuat dalam KKA ditulis sedemikian rupa sehingga di bagian
sebelah kiri masih tersedia ruang kosong, KKA juga tidak ditulis dua muka (bolak-
balik) untuk memungkinkan ketua tim menuliskan reviunya. Gambar berikut ini
merupakan contoh format umum dan cara pengisian KKA.

6 2014 IPusdiklatwas BPKP


Inspektorat Jenderal No.KKA : D.1/1/1-2
Kementerian 'XYZ' Ref. PKA No. : CI.4
Disusun oleh : Drs. Amin Paraf: A
Nama Auditi : Kantor UPT Kementerian Kota ABC Tanggal : 15-11-X3
Sasaran Audit : Audit Kinerja Direviu oleh : Drs. Badu Paraf: B
Peri ode Audit :20X2 Tanggal : 18-11-X3

KERTAS KERJA AUDIT (KKA)

Daftar Realisasi Penyaluran Dana Pengembangan UKM (dim ribuan rupiah)

Nama UKM Semester I Semester II Jumlah Keterangan

Adil Sejahtera
Aman Abadi
3.750
4.250
6.250
1.750
10.000
6.000 "
Murni Kita 7.500 2.500 10.000 "
SahabatAlam 5.000 5.000 10.000 "
... ... ... ... "
...
... ... ... ... ...
... ... ... ... ...
Teman Sejati 4.500 4.500 9.000
Total 545.000 575.000 1.120.000

"" "" ""


Simpulan:
Jumlah paket UKM yang telah disalurkan sebanyak Rp1.120.000.000,OO
UKM yang telah menerima sebanyak 224 UKM (Iihat KKAE/2/1-4)

Sumber data: Keterangan:


- Lap. RealisasiDana Bang UKM = footing coeok
- Daftar Nominatif Pengajuan UKM """ = cross footing sesuai sumber bukti

Reviu KKA pada Format KKA dimaksud ditempatkan pada halaman kosong dari
bagian belakang KKA atau pada lembar reviu sheet.

5. Lembar Reviu (Review Sheet)

Lembar reviu adalah lembar formulir yang digunakan untuk memberikan catatan,
pertanyaan, dan instruksi penting kepada auditor. Lembar reviu sebaiknya dicetak
dengan format tertentu sehingga penggunaannya dapat seragam. Lembar reviu
tidak boleh hilang dan tetap disimpan dalam file KKA walaupun masalahnya telah
diselesaikan. Lembar reviu akan memberikan bukti dokumentasi bahwa proses reviu

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan 7


telah dilaksanakan oleh masing-masing pihak sesuai dengan tingkat tanggung

jawabnya.

Inspektorat Jenderal No.KKA


Kementerian XYZ Ref. PKA No.
Disusun oleh Paraf:
Nama Auditan : Kantor UPT Kementerian Kota ABC Tanggal
Sasaran Audit : Audit Kinerja Direviu oleh Paraf:
Peri ode Audit :20X2 Tanggal

LEMBARREVIUKKA

No. Nomor Penjelasan dan Penyelesaian Setuju/


Uraian Masalah
Urut KKA Masalah Paraf

8 2014 IPusdiklatwas BPKP


Cara pengisian lembar reviu adalah sebagai berikut.

• Kolom 1 No. Urut diisi dengan nomor urutan permasalahan.

• Kolom 2 Nomor KKA/Halaman diisi dengan nomor KKA yang direviu.

• Kolom 3 Uraian Masalah diisi dengan hal yang telah tertulis dalam KKA oleh
anggota tim/ketua tim, permasalahan dan/atau instruksi kepada
anggota tim/ketua tim.

• Kolom 4 Penjelasan dan Penyelesaian Masalah diisi oleh anggota/ketua tim


berupa jawaban atas masalah yang ditanyakan atau penyelesaian
instruksi yang diberikan oleh ketua tim/pengendali teknis.

• Kolom 5 Setuju/Paraj diisi oleh ketua tim/pengendali teknis setelah


instruksi yang diberikan dicek hasilnya dan temyata telah memadai
atau setelah penjelasan atas suatu masalah dirasakan telah
memadai.

Manfaat penggunaan lembar reviu antara lain:

• Menghemat waktu karena reviu tidak harus dilakukan dengan tatap muka
yang memakan waktu. Meskipun demikian, dalam banyak hal tatap muka
memang diperlukan untuk penjelasan tambahan dan koordinasi.

• Dapat dibaca berkali-kali sehingga tidak disalahtafsirkan atau lupa.

• Dapat dimonitor pelaksanaannya.

• Alat menilai kinerja tim audit.

6. Ringkasan Program Kerja Audit (RPKA)

Lembar ringkasan PKA menguraikan isi singkat PKA, komentar hasil pelaksanaan
PKA, referensi No. KKA, dan langkah lanjutan yang diperlukan. Penggunaan
ringkasan PKA akan memberikan kepastian PKA yang telah dijalankan, mengingatkan
permasalahan yang ditemukan, dan memberikan referensi No. KKA secara cepat bila
diperlukan untuk melihatnya kembali atau dilakukan reviu oleh pengendali
teknis/pengendali mutu. Contoh Ringkasan PKA dapat dilihat pada gambar berikut
ini.

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan 9


Inspektorat Jenderal No. KKA
Kementerian XYZ Ref. PKA No.
Oisusun oleh Paraf:
Nama Auditan : Kantor UPT Kementerian Kota ABC Tanggal
Sasaran Audit : Audit Kinerja Oireviu oleh Paraf:
Peri ode Audit :20X2 Tanggal

RINGKASAPKA

Nomor Penjelasan dan Penyelesaian Setuju/


Langkah Kerja
KKA Masalah Paraf
Bandingkan rancana penyaluran
dana, apakah telah mencapai
sasarandan jumlah yang
tersalurkan benar adanya!
- Telah direkapitulasi 0.1/2/1-4 Jumlah laporan bulanandengan
permohonan yang masuk
- Sesuaipersyaratan,tepat 0.1/3/1-3 Beberapa unit usahatidak lagi
jumlah memenuhi syarat UKM
(ringkasan temuan no.4)
- Tepat waktu penyaluran 0.1/4/1-3 Keterlambatan penyaluran ada
yang lebih dari 2 bulan
(ringkasan temuan no. 6)

7. Daftar Uji (Check List)

Daftar uji merupakan suatu lembar yang berisi daftar pertanyaan untuk menguji
kelengkapan isi KKA, kecermatan, pemenuhan persyaratan teknis (judul, tanggal,
paraf, nomor halaman, indeks), dan dokumen pendukung KKA. Biasanya daftar uji
seperti ini juga digunakan pada akhir pekerjaan audit. Penggunaan daftar secara
benar akan sangat membantu tim untuk menjelaskan bahwa syarat minimal dalam
pembuatan KKA dan pengumpulan bukti telah dipenuhi. Contoh Daftar Uji dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.

10 2014 IPusdiklatwas BPKP


Inspektorat Jenderal No.KKA
Kementerian XYZ Ref. PKA No.
Disusun oleh Paraf:
Nama Auditan : Kantor UPT Kementerian Kota ABC Tanggal
Sasaran Audit : Audit Kinerja Direviu oleh Paraf:
Peri ode Audit : 20X2 Tanggal

CHECK LIST

Hasil Penelaahan
No. Unsur KKA Catatan
1 2 3 4 5
1 Kartu Penugasan

2 Surat Tugas

3 Program Kerja Audit

4 Hasil Reviu SPM

5 Ikhtisar/Temuan

6 Top Schedule KKA

7 Bukti Pendukung

8 Tanggapan Auditi
9 Konsep LHA

10 Reviu KT/PT /PM

11 Cross Check KKA

KEGIATAN

1 Data Umum Auditi

2 Teknik dan Prosedur

3 Kriteria

4 Dokumen Pendukung

5 Hasil Pengujian

6 Simpulan/lkhtisar
7 Tanda reviu KT/PT/PM

Catatan:
l. Ada dalam KKA
2. Telah diuji kecermatannya
3. Rapi
4. Teknis KKA telah dipenuhi
5. Tanda Reviu

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan 11


8. Review Meeting

Dalam pelaksanaan audit sering terjadi hambatan komunikasi di antara para auditor.
Untuk mengatasi hambatan tersebut dilakukan reviu meeting yaitu suatu pertemuan
yang melibatkan seluruh tim dalam suatu diskusi mengenai kegiatan audit yang
telah, sedang, dan akan dilakukan.

12 2014 IPusdiklatwas BPKP


Bab II
REVIU ATAS FISIK KERTAS KERJA AUDIT

A. REVIU ATAS KELENGKAPAN FISIK KKA

Salah satu tugas ketua tim dalam mereviu KKA adalah mengecek kelengkapan fisik,
format, dan kerapiannya. Ketua tim mengecek kelengkapan dokumen-dokumen yang
seharusnya ada di dalam KKA. Berdasarkan pengalamannya, auditor dapat menentukan
dokumen-dokumen penting yang harus ada pada suatu audit tertentu. Dalam audit atas
kepegawaian, dokumen yang harus ada antara lain daftar pegawai, berkas kepangkatan,
daftar hadir, pedoman mutasi dan promosi, serta kebijakan kepegawaian. Untuk
mengecek kelengkapan KKA, auditor biasa membuat daftar atau check list-nya.

Tata cara pengerjaan format KKA pada umumnya telah ditentukan dalam suatu pedoman.
Ketidaklengkapan atau kekurangan isi KKA maupun penyimpangan susunan isi dari
kelaziman, dapat ditanyakan kepada yang menyusun dengan menggunakan media lembar
reviu (review sheet).

Reviu atas kelengkapan fisik KKA meliputi hal berikut ini:

1. kelengkapan daftar isi KKA;

2. alur pikir daftar isi KKA;

3. kecocokan daftar isi KKA dengan fisik KKA;

4. keserasian KKA utama dengan KKA pendukung;

5. kesesuaian KKA dengan PKA.

Berikut uraian lebih lanjut dari masing-masing unsur di atas.

1. Reviu Kelengkapan Daftar lsi KKA

Suatu unit kerja auditor sebaiknya mempunyai check list seperti dicontohkan pada
Bab sebelumnya. Biasanya, check list disusun sesuai alur pikir isi KKA atas audit
tertentu, misalnya check list audit kepegawaian. Di dalam check list seharusnya telah

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan 13


tercantum secara runtut KKA minimum yang harus ada. Oleh karena itu, ketua tim
dapat dengan mudah melakukan pembandingan antara daftar isi KKA yang telah
dibuat dan check list-nya. Misalkan, berdasarkan pembandingan yang dilakukan
dijumpai bahwa berkas surat penugasan dan tanggapan dari auditan belum terdapat
dalam daftar isi, maka ketua tim bisa menambahkan atau meminta anggota tim
untuk melengkapinya.

2. Reviu Alur Pikir Daftar lsi KKA

Melalui reviu alur pikir daftar isi KKA, dapat diketahui isi KKA yang berbeda
susunannya. Ketua tim harus menilai alur pikir atas perbedaan isi KKA dengan check
list-nya, dan dapat menjelaskan alasan perubahan isi dan susunan KKA yang terjadi.
Alur pikir penomoran dan pengelompokan permasalahan KKA dalam daftar isi
merupakan titik awal yang penting dalam pengelolaan fisik KKA, karena penomoran
KKA akan menginduk pada nomorjpengelompokan daftar isi ini.

3. Reviu Kecocokan Daftar lsi KKA dengan Fisik KKA

Ketua tim mencocokkan daftar isi KKA dengan fisik dokumennya untuk meyakinkan
bahwa dokumen yang disebutkan dalam daftar isi benar-benar ada. Misalnya,
setelah dilakukan pencocokan ke fisik dokumennya, ternyata KKA pengujian SPM
unsur aktivitas pengendalian - pembinaan SDM - belum dibuat.

4. Keserasian antara KKA Utama dengan KKA Pendukung

Ketua tim mencocokkan dan menilai kesesuaian antara KKA utama dengan KKA
pendukungnya untuk memastikan bahwa KKA utama telah didukung oleh KKA
pendukung yang tepat. Misalkan, dalam KKA utama pengujian SPM bidang sarana
telah didukung dengan beberapa KKA pengujian SPM bidang keuangan.

5. Kesesuaian KKA dengan PKA

Reviu kesesuaian KKA dengan PKA yang terkait meliputi evaluasi atas kelengkapan
KKA dengan PKA-nya dan evaluasi atas ketaatan penerapan PKA-nya.

14 2014 IPusdiklatwas BPKP


a. Kelengkapan KKA dengan PKA

Ketua tim mengecek kelengkapan KKA dengan PKA-nya untuk memastikan


bahwa PKA telah dilaksanakan dan didukung dengan KKA.

b. Ketaatan penerapan PKA

Reviu atas format KKA pada bagian Ref No. PKA dilakukan untuk memastikan
ketaatan pencantumannya pada lembar-Iembar KKA. Selanjutnya, ketua tim
harus dapat meyakinkan bahwa nomor yang dicantumkan pada Ref No. PKA
tersebut memang benar sesuai dengan nomor PKA yang prosedur dan teknik
auditnya dilaksanakan dan dituangkan dalam KKA tersebut. Hal ini untuk
memastikan bahwa PKA yang ditetapkan telah ditaati untuk dilaksanakan.

B. REVIU ATAS FORMAT DAN KERAPIAN

Pada umumnya, seluruh APIP telah memiliki ketentuan/pedoman tentang tata cara
penyusunan KKA, termasuk ketentuan mengenai format isi KKA yang bersifat umum. Reviu
dimulai dengan mengamati secara sekilas format KKA secara umum dan isi KKA yang harus
ada serta mengamati kerapian fisik KKA. Kemudian reviu dilanjutkan dengan menguji
kebenaran butir-butir isi KKA tersebut. Namun, dalam reviu ini belum menyangkut
substansi materi KKA.

1. Reviu atas Format KKA

Contoh reviu format KKA dapat dilihat pada gambar berikut.

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan 15


~
............._, r- ~ ...............
Inspektorat Jenderal ,,_.J A ""-
< ~KKA : D.I/1/1-2
J
"
...!$.ementerian'XYZ' ../ ...........:... Ref. PKANo. : CI.4
..""",.... ............... Disusun oleh : Drs. Amin Paraf: A"
....
Nama Auditi : Kantor UPTKementerian Kota~ I Tanggal : 15-11-X3
( SasaranAudit
~odeAudit
: Audit Kinerja
:20X2 _"""
) \ Direviu oleh
~anggal
: Drs. Badu
: 18-11-X3
Paraf:
./
I

~RTAS KERJA AUDIT (KK~~ ~

C
- Daftar RealisasiPenyaluran Dana Pengembangan UK~ uan rupiah)

Nama UKM Semester I Semester II Jumlah Ke~an

Adil Sejahtera
Aman Abadi
Murni Kita
3.750
4.250
7.500
6.250
1.750
2.500
10.000
6.000
10.000
,"
I "\
1

Sahabat Alam 5.000 5.000 10.000 "


... ... ... ... "
...
... ... ... ... ...
... ... ... ... \ ... ~
_ ...I,e.llanSejati 4.500 4.500 9.000
.........
\"1
Total 1...5..45.0aa. "-J(
D "'.....
oJ 'oJ.uuu
G E r <,""
~
~ ___. "" "" E
i--

(~mpula~~
..... II\.etUKM yang telah disalurkan se~~ r\tJ.l.1LU.UU~0
)~
F -
UKM yang telah menerima sebanyak 224 UK lihat KKAE/2/1-V ~
..."""".... ...............

(
( Sumber data ;)~ r'!<eterangan: ~
- Lap. RealisasiDana Bang UKM "" = footing cocok
~tar Nominatif Pengajuan U ~ = cross footing sesuai H kti

L..!...
Penjelasan gambar tentang uraian langkah reviu format KKA adalah sebagai berikut.

a. Identitas Unit Organisasi Auditor (A)

Langkah pertama reviu KKA adalah memastikan bahwa di lembar KKA sudah
tercantum identitas unit organisasi auditor. Pada umumnya suatu unit
organisasi APIP telah menggunakan formulir-formulir KKA yang standar.
Formulir KKA tersebut dicetak dalam berbagai format seperti format tanpa
kolorn, dua kolorn, empat kolorn, enam kolorn, tiga belas kolorn, dan formulir

16 2014 IPusdiklatwas BPKP


konsep LHA. Identitas unit organisasi auditor pada umumnya telah dicetak.
Reviu atas identitas unit organisasi diperlukan apabila auditor tidak
menggunakan formulir KKA yang standar atau menggunakan KKA berupa
salinan untuk auditor (auditor's copy).

b. No. KKA, Ref. No. PKA, Nama Penyusun, Paraf, dan Tanggal (B)

1) Nomor KKA

Tujuan reviu atas nomor KKA adalah untuk meyakinkan bahwa KKA telah
diberi nomor secara sistematis dan jelas, serta diterapkan secara
konsisten untuk seluruh KKA.

• Reviu dilakukan dengan melakukan vouching lebih detail atas


nomor KKA dari daftar isi KKA ke KKA utama/ikhtisar dan KKA
pendukungnya.

• Penomoran KKA dilakukan secara sistematis dengan menggunakan


huruf kapital (A, B, C, D, dst.)' angka romawi (I, II, III, IV, dst.)' angka
arab (1, 2, 3, 4, dst.) atau menggunakan kombinasi diantaranya
yang dipisahkan dengan tanda "/" atau tanda "_".

• Reviu atas nomor KKA biasanya dilakukan pada akhir penyelesaian


audit. Hal ini dikarenakan penomoran KKA biasanya baru selesai
dilakukan pada saat penugasan audit telah rampung.

2) Ref No. PKA

KKA yang disusun dalam rangka pelaksanaan suatu PKA harus


mencantumkan referensi nomor PKA yang bersangkutan. Pada tahap ini,
reviu atas Ref No. PKA adalah untuk meyakinkan bahwa dalam lembar-
lembar KKA telah dicantumkan nomor PKA yang digunakan.

3) Nama Penyusun dan Paraf

Reviu dilaksanakan untuk meyakinkan bahwa:

• dalam KKA telah dicantumkan nama penyusunnya, yang akan


bertanggung jawab apabila terdapat perbaikan atau hallainnya;

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan 17


• KKA dikerjakan sesuai dengan pembagian tugas yang telah
direncanakan dalam PKA. Reviu atas nama penyusun dilakukan
dengan membandingkan antara nama yang tercantum dalam KKA
dan nama dalam PKA.

4) Tanggal

Reviu dilakukan untuk meyakinkan bahwa:

• dalam KKA dicantumkan tanggal penyusunan KKA;

• pekerjaan audit berjalan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

Reviu atas tanggal penyusunan dilakukan dengan membandingkan


antara tanggal pelaksanaan suatu prosedur/teknik audit dalam PKA dan
tanggal yang tercantum dalam KKA.

c. Nama Auditan, Sasaran, dan Masa yang Diaudit (C)

Reviu dilakukan untuk meyakinkan bahwa identitas nama auditan, sasaran


audit, dan periode yang diaudit telah dicantumkan dalam KKA. Identitas nama
auditan berguna untuk menghindari kesalahan data antara auditan satu
dengan yang lain, khususnya apabila satu tim audit memperoleh penugasan
terhadap auditan yang terdiri dari kantor pusat dan beberapa unit kerja
vertikalnya. Sasaran dan periode audit juga perlu dicantumkan untuk
menghindarkan kesalahan data, khususnya bila masa yang diaudit adalah
bagian dari suatu tahun anggaran.

d. Judul KKA (D)

Reviu dilakukan untuk meyakinkan bahwa judul diberikan untuk setiap


permasalahan yang dimuat dalam lembar KKA yang bersangkutan. Pemberian
judul terkait dengan permasalahan yang diaudit dan prosedur/teknik/kegiatan
audit yang dilakukan dalam hubungannya dengan PKA (yang nomor referensi-
nya dituliskan). Apabila diperlukan, dalam pemberian judul dicantumkan judul
induk dan subjudul dari suatu permasalahan.

18 2014 IPusdiklatwas BPKP


e. Tick Mark (E)

Reviu dilakukan untuk meyakinkan bahwa tick mark audit telah diberikan
sesuai dengan pedoman yang ada dan telah diberikan keterangan seperlunya
atas tick mark yang digunakan. Reviu dilakukan dengan mengamati atau
scanning terhadap tick mark yang digunakan dalam lembar-Iembar KKA.
Penggunaan tick mark atau simbol-simbol khusus yang kurang lazim digunakan
harus diberi catatan atau penjelasan pada bagian atas atau bagian akhir dari
lembar KKA.

f. Referensi Silang (F)

Reviu dilakukan untuk meyakinkan bahwa referensi silang yang diperlukan


untuk menunjukkan hubungan antara lembar KKA satu dengan yang lain telah
dibuat. Pemberian referensi silang mempermudah dalam reviu atas substansi
KKA dengan menghubungkan data dan alur pikir analisis yang dilakukan. Reviu
dilakukan dengan pengamatan dan scanning atas referensi silang yang ada
pada lembar-Iembar KKA.

g. Komentar dan Simpulan (G)

Komentar dan simpulan merupakan bagian penting dari suatu KKA. Simpulan
yang dimuat dalam KKA harus memenuhi standar penyusunan KKA yang telah
ditetapkan dalam standar audit APIP. Reviu atas komentar dan simpulan
meliputi hal-hal sebagai berikut.

• Penyajian komentar dan simpulan pada setiap bagian pengujian yang


tercantum dalam KKA telah tersusun secara sistematis, runtut, serta
memuat komentar dan simpulan yang jelas.

• Bagian setiap KKA harus selalu dikaitkan dengan tujuan utama dan
tujuan dukungan yang hendak diberikan dalam penugasan audit.

• Reviu atas komentar dan simpulan dalam tahap ini bertujuan untuk
meyakinkan bahwa dalam setiap permasalahan yang dituangkan dalam
KKA telah diberikan komentar dan simpulannya, jadi lebih kepada
ketaatan penyusunan dan keberadaannya.

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan 19


• Reviu atas substansi komentar dan simpulan akan dilakukan kemudian.

• Reviu dilakukan dengan pengamatan dan scanning.

h. Penjelasan Istilah/Keterangan (H)

Reviu mengenai penjelasan istilah teknis yang tidak lazim atau yang
mempunyai pengertian khusus dilakukan untuk memastikan bahwa atas istilah
tersebut telah diberikan penjelasan yang memadai sehingga memudahkan
pembaca memahami isi KKA. Reviu dilakukan dengan pengamatan dan
scanning.

i. Sumber Data (I)

Reviu dilakukan untuk meyakinkan bahwa ketaatan penulisan sumber data


dalam KKA telah dilakukan dan memang sumber data telah dicantumkan
dalam KKA yang memerlukannya. Penilaian tentang kompetensi sumber data
dan keandalan data akan dibahas dalam reviu atas substansi KKA. Pada waktu
melakukan reviu, ketua tim mungkin menjumpai KKA yang dibuat oleh anggota
timnya yang masih belum memenuhi format-format tersebut di atas, misalnya
belum ditulis nama penyusunnya, belum ditulis Ref. PKA, belum ditulis judul
KKA, belum memuat simpulan, maupun belum memuat sumber data.

Ketidaklengkapan penyusunan KKA dalam pengisian format yang dijumpai


akan mengakibatkan kesulitan bagi ketua tim untuk:

• meminta penjelasan materi dalam KKA;

• memahami program kerja dan tujuan audit yang hendak dicapai dalam
KKA;

• menilai judul KKA dan konteksnya dengan isi substansi KKA beserta
simpulannya;

• menilai kelayakan dasar pengambilan simpulan dan tingkat keandalan


bukti yang dikumpulkan.

Ketua tim harus dapat memberikan arahan dan penjelasan tentang pentingnya
kelengkapan format KKA yang belum dipenuhi oleh anggota timnya.

20 2014 IPusdiklatwas BPKP


2. Reviu atas Kerapian KKA

Bersamaan dengan reviu atas format umum KKA di atas, ketua tim dapat sekaligus
menilai tingkat kerapian penyusunan KKA. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam mereviu kerapian penyusunan KKA adalah sebagai berikut:

• KKA ditulis pada satu muka kertas saja, tidak bolak-balik;

• KKA ditulis dengan menggunakan kertas yang standar;

• KKA ditulis dengan menyisakan bagian pinggir untuk reviu;

• KKA ditulis dengan menggunakan tinta yang seragam;

• KKA ditulis dengan rapi dan bersih.

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan 21


22 2014 IPusdiklatwas BPKP
Bab III
REVIU ATAS MATERI KERTAS KERJA AUDIT

A. REVIU ATAS KELENGKAPAN BUKTI AUDIT DALAM KKA

Kertas kerja audit berguna sebagai alat bertahan dan pembuktian bagi auditor terhadap
tuntutan pengadilan jika terjadi kelalaian atau penyelewengan yang dituduhkan kepada
auditor dan juga sebagai alat untuk menetapkan apakah semua informasi penting yang
dikumpulkan telah memenuhi syarat untuk menjadi bahan laporan hasil audit. Reviu atas
kelengkapan alat bukti dalam KKA dilakukan untuk menguji apakah KKA telah
mencerminkan penerapan standar audit dan prosedur audit yang dijalankan. Di samping
itu, reviu KKA juga untuk memastikan bahwa simpulan hasil audit telah didukung dengan
bukti-bukti audit yang lengkap, baik materi bukti audit maupun jumlahnya.

1. Kelengkapan Bukti Audit dalam KKA

KKA harus dibuat secara teratur, hati-hati, bersih, dan teliti agar mudah dimengerti
oleh pengawas dan penanggung jawab yang mereviu KKA dengan tujuan untuk
meyakinkan bahwa:

a. PKA telah dilaksanakan dengan tepat;

b. audit telah dilakukan sesuai dengan standar audit yang berlaku;

c. laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang


lazim.

KKA untuk mendukung laporan AUDIT KINERJAsetidak-tidaknya mencakup:

a. Data akuntansi/pembukuan seperti laporan keuangan manajemen, buku


kas/bank, buku angaran dan realisasinya, pedoman atau aturan tentang
kegiatan auditan, daftar-daftar lembaran kerja (worksheet) yang mendukung
alokasi dan penetapan anggaran dan realisasinya, perhitungan, dan hasil
rekonsiliasi yang mendukung laporan manajemen.

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan 23


b. Informasi penguat seperti bukti pengeluaran kas, kontrak-kontrak, notulen
rapat, konfirmasi, informasi tertulis yang diperoleh auditor melalui permintaan
keterangan, pengamatan, inspeksi dan pengujian fisik, serta informasi lain
yang dikembangkan atau tersedia bagi auditor yang memungkinkannya
menarik simpulan berdasarkan alasan yang kuat.

Dalam reviu bukti audit, ketua tim harus dapat meyakini bahwa dalam KKA tidak
memuat salinan dari buku/dokumen auditan, tetapi memuat Ikhtisar data disertai
simpulan audit. Data yang dimuat dalam KKA harus data yang diperlukan untuk
pendukung laporan, untuk penyelidikan di kemudian hari, dan untuk verifikasi
ketepatan pembukuan transaksi. Kecakapan seorang auditor dapat diuji melalui
kertas kerja audit yang disusunnya, yang mencerminkan tingkat penguasaan auditor
terhadap auditing, prinsip-prinsip akuntansi, dan sebagainya.

KKA harus lengkap, sehingga bebas dari kekurangan-kekurangan, diantaranya


sebagai berikut.

a. Kekurangan bukti untuk dapat menyimpulkan kelemahan/kekuatan sistem


pengendalian manajemen (intern) yang ada.

b. Gagal menjelaskan sesuatu masalah yang timbul dari audit sebelumnya.

c. Gagal untuk menyajikan pembahasan atas pos-pos biaya dan pendapatan yang
seharusnya dianalisis.

d. Lalai menunjukkan prosedur audit yang dilaksanakan.

e. Gagal melakukan koreksi atau perbaikan transaksi yang saling berhubungan.

f. Data yang diperoleh tidak lengkap untuk menyusun temuan dan laporan hasil
audit.

g. Gagal menyimpulkan dan menganalisis hasil jawaban konfimasi, serta


mengaitkan jawaban konfirmasi dengan permasalahannya.

24 2014 IPusdiklatwas BPKP


2. Ciri-Ciri Bukti yang Cukup dan Memadai

Syarat-syarat bukti audit yang cukup dan memadai adalah sebagai berikut:

a. Cukup

Cukup atau tidaknya bukti audit berkaitan dengan kuantitas bukti yang harus
dikumpulkan oleh auditor. Pertimbangan profesional (professional judgement)
auditor memegang peranan yang penting dalam menentukan cukup atau
tidaknya jumlah bukti audit yang dikumpulkan. Faktor yang memengaruhi
pertimbangan auditor dalam menentukan cukup atau tidaknya bukti adalah:

1) materialitas dan risiko;

2) faktor ekonomi;

3) ukuran dan karakteristik populasi.

b. Dapat diandalkan dan layak untuk mendukung temuan, simpulan, dan laporan
hasil audit.

Pertimbangan tentang kelayakan bukti audit dipengaruhi oleh beberapa


faktor, yaitu:

1) pertimbangan professional;

2) integritas manajemen;

3) lingkup organisasi/lembaga;

4) kondisi keuangan.

c. Kompeten

Kompetensi bukti audit berhubungan dengan kualitas dan keandalan data


akuntansi/pembukuan dan informasi. Kompetensi data akuntansi/pembukuan
dipengaruhi secara langsung oleh efektivitas sistem pengendalian manajemen.
Kompetensi informasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1) relevansi,

2) sumber data,

3) ketepatan waktu,

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan 25


4) objektivitas,

5) cara perolehan bukti.

B. REVIU ATAS TEMUAN AUDIT

Pelaksanaan reviu atas temuan audit harus ditekankan pada pemenuhan pengujian atas
unsur-unsur temuan. Temuan audit merupakan hasil dari perbandingan antara kondisi
(apa yang sebenarnya terjadi) dan kriteria (apa yang seharusnya menurut ketentuan),
mengungkapkan akibat yang ditimbulkan dari perbedaan antara kondisi dan kriteria yang
ditetapkan, serta mencari penyebabnya.

1. Reviu atas Unsur-Unsur Temuan

Unsur temuan yang lengkap mencakup:

a. Kondisi. Harus memuat uraian tentang hal-hal yang ditemukan oleh auditor di
lapangan dan mengungkapkan hal-hal yang sesungguhnya terjadi.

b. Kriteria. Harus menguraikan kriteria/ketentuan yang dianggap dilanggar/tidak


dipenuhi oleh kondisi yang diuraikan pada butir a.

c. Sebab. Harus dapat menjelaskan unsur yang menjadi penyebab perbedaan


antara kondisi dan kriteria.

d. Akibat/dampak. Harus dapat menjelaskan adanya akibat/dampak yang


ditimbulkan akibat perbedaan antara kondisi dan kriteria.

e. Rekomendasi. Harus memuat suatu saran yang dapat dilakukan (dan dapat
diterapkan) oleh pihak auditan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi.

2. Reviu atas Sifat Temuan yang Diungkap

Temuan yang baik memiliki beberapa sifat, yaitu material, disajikan secara tepat,
serta didukung dengan bukti audit yang cukup, dapat diandalkan, dan kompeten.

a. Material. Temuan yang dimasukkan dalam laporan hasil audit haruslah temuan
yang bersifat material. Temuan yang dianggap nilainya tidak material, namun

26 2014 IPusdiklatwas BPKP


perlu mendapatkan perhatian manajemen dapat diungkapkan dalam
management letter atau dibicarakan secara lisan dengan pihak auditan.
Terminologi material mencakup penilaian atas memadainya jumlah bukti yang
dikumpulkan.

b. Disajikan secara tepat. Temuan dianggap disajikan secara tepat apabila


substansi yang diungkapkan telah memenuhi unsur-unsur temuan, yang
mencakup kondisi, kriteria, sebab, akibat/dampak, dan rekomendasi.

c. Didukung dengan bukti yang cukup, dapat diandalkan, dan kompeten.


Dukungan ini perlu untuk meyakinkan pembaca laporan hasil audit dan
auditan terhadap validitas dan makna pentingnya temuan dikemukakan.

3. Reviu atas Kelemahan Pengungkapan Unsur-Unsur Temuan dalam KKA

Meskipun auditor pada umumnya memahami unsur-unsur yang harus dimuat dalam
pengungkapan temuan, namun tidak jarang dijumpai adanya kekurangan atau
kelemahan pada masing-masing unsur temuan. Oleh karena itu, dalam reviu KKA
atas temuan hendaknya dapat mengidentifikasi kelemahan-kelemahan unsur-unsur
temuan, yaitu sebagai berikut.

a. Kelemahan pengungkapan kondisi, antara lain:

1) kondisi yang diungkap tidak atau kurang didukung fakta pembuktian


yang kuat;

2) kondisi yang dikemukakan bila diungkap sebagian, kurang berarti bila


dikaitkan dengan kegiatan organisasi auditan, baik ditinjau dari segi
materialitasnya maupun frekuensi kejadiannya.

b. Kelemahan pengungkapan kriteria, antara lain:

1) tidak tersedianya kriteria yang akan digunakan di tempat auditan;

2) auditan tidak sepakat dengan kriteria yang digunakan oleh auditor untuk
menilai kondisi yang ada.

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan 27


c. Kelemahan pengungkapan penyebab temuan, antara lain:

1) sebab yang diungkap tidak bisa dikatakan sebagai unsur penyebab


langsung;

2) sebab yang diungkap bukan sebab yang hakiki atau utama/material.

d. Kelemahan pengungkapan akibat temuan, antara lain:

1) akibat yang diungkap tidak jelas dan kurang didukung bukti yang
memadai;

2) akibat yang diungkap sebenarnya justru merupakan kondisi yang terjadi;

3) akibat yang diungkap masih bersifat potensial, belum pasti, atau masih
dapat diperdebatkan kemungkinan terjadinya di masa yang akan datang.

e. Kelemahan pengungkapan rekomendasi, antara lain:

1) rekomendasi tidak operasional atau bersifat umum sehingga tidak dapat


dilaksanakan oleh pihak auditan;

2) rekomendasi tidak memperhitungkan asas manfaat dibandingkan


dengan biayanya;

3) rekomendasi tidak dapat menghilangkan atau meminimalkan penyebab


terjadinya kelemahan;

4) rekomendasi menyangkut perbaikan yang akan dilakukan di masa


mendatang.

C. REVIU SUBSTANSI KKA

Reviu atas substansi KKA meliputi dua hal, yaitu substansi proses kegiatan audit dan
substansi permasalahan yang tertuang dalam KKA. Reviu atas substansi proses kegiatan
audit ditujukan untuk menilai apakah auditor telah menggunakan kemahiran
profesionalnya dengan cermat dan seksama. Reviu ini lebih mengarah pada pemenuhan
standar audit dan kode etik profesi yang berlaku. Sementara itu, reviu atas substansi

28 2014 IPusdiklatwas BPKP


permasalahan dilakukan untuk menilai kelayakan substansi materi yang dimuat dalam
KKA. Pelaksanaan reviu atas dua hal tersebut dilakukan sekaligus. Untuk memudahkan
pemahaman, penjelasan reviu atas substansi KKA dimulai dengan penjelasan proses reviu
atas substansi satu permasalahan dalam suatu lembar KKA, kemudian dilanjutkan dengan
penjelasan reviu atas KKA ikhtisar. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam reviu substansi
adalah sebagai berikut.

1. Relevansi

Pereviu harus dapat meyakinkan bahwa informasi dan bukti yang dimuat dan
dikumpulkan serta sumber data yang digunakan mempunyai relevansi dan memiliki
hubungan dengan:

a. permasalahan yang dimuat dalam judul KKA;

b. tujuan audit yang harus dicapai dengan prosedur dan teknik audit yang
dilaksanakan.

2. Kelengkapan dan Kecermatan

Reviu dilakukan untuk menilai kelengkapan dan kecermatan terhadap:

a. data/informasi yang disajikan;

b. analisis;

c. penjumlahan, perhitungan;

d. penarikan simpulan;

e. metode pengambilan sampel dan jumlah sampel.

3. Kecukupan Pengujian Dan Pembuktian

Reviu dilakukan untuk menilai:

a. kecukupan pengujian;

b. pembuktian yang telah dilakukan dan yang telah dikumpulkan;

c. tingkat keandalan bukti.

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan 29


4. Mudah dipahami

Pereviu juga menilai kemudahan pemahaman atas penyajian KKA, supaya tidak
terjadi perbedaan pengertian dan timbul salah persepsi, khususnya dalam penyajian
permasalahan yang penting, temuan audit, dan rekomendasi. KKA yang mudah
dipahami antara lain mencakup:

a. alur pikir yang runtut;

b. penggunaan bahasa Indonesia yang baku;

c. adanya penjelasan atas penggunaan istilah-istilah yang tidak baku;

d. referensi silang yang memadai;

e. tick mark yang memadai.

5. Keefisienan

Reviu juga dilakukan untuk menilai dan membimbing anggota tim supaya dapat
menyajikan KKA dengan lebih efisien. Untuk memperoleh efisiensi dalam
penyusunan KKA antara lain dilakukan dengan:

a. penggunaan tabel untuk beberapa pengujian sekaligus;

b. penggunaanfile permanen yang selalu dimutakhirkan;

c. fotokopi dokumen untuk auditor (auditor's copy).

D. REVIU ATAS KKA IKHTISAR

KKA ikhtisar disusun mulai dari survei pendahuluan, pengumpulan data, pengujian SPM,
pelaksanaan audit rinci pada setiap segmen atau bagian, hingga ke penyelesaian
pekerjaan audit. Permasalahan atau temuan audit yang akan dibahas dalam "exit
meeting" dengan pihak auditan biasanya dituangkan dalam suatu Daftar Rincian Temuan.

Daftar ini merupakan kumpulan permasalahan/temuan audit yang dikutip dari berbagai
KKA ikhtisar. Reviu terhadap penyajian daftar rincian temuan ini merupakan suatu hal
yang penting. Kelemahan dalam penyajian temuan adalah sesuatu yang kritis dan sering
menjadikan pihak auditan cenderung untuk melakukan tindakan bertahan dan

30 2014 IPusdiklatwas BPKP


menyanggah. Kelemahan dalam penyajian temuan dapat mengakibatkan fungsi intemal
audit kehilangan kredibilitasnya. Reviu atas daftar rincian temuan dilakukan sama seperti
pelaksanaan reviu pada KKA ikhtisar.

Reviu atas substansi materi dalam KKA ikhtisar sangat penting, karena materi inilah yang
nantinya menjadi bahan baku isi LHA. Reviu KKA ikhtisar dilakukan terhadap keseluruhan
ikhtisar-ikhtisar di atas. Reviu substansi materi suatu KKA ikhtisar dilakukan dengan cara
sebagai berikut.

1. Menilai relevansi, kelengkapan, kecermatan dan keseksamaan, kecukupan pengujian


dan pembuktian, serta kemudahan pemahaman substansi materi atas suatu KKA
Ikhtisar. Beberapa hal tersebut dilakukan seperti yang diuraikan dalam reviu
terhadap substansi suatu KKA Ikhtisar di atas.

2. Mereviu alur pikir substansi materi ikhtisar yang disajikan dalam KKA Ikhtisar
sekaligus memperhatikan konsistensi datal informasi yang disajikan.

3. Mereviu KKA pendukung secara rinci yang menjadi dasar pembuatan KKA Ikhtisar
dengan cara seperti yang telah diuraikan pada awal bab ini. Reviu KKA pendukung
pada saat ini tidak dilakukan terhadap seluruh KKA yang terkait dengan suatu
ikhtisar, akan tetapi hanya dilakukan terhadap sebagian KKA pendukung yang belum
direviu pada kesempatan lebih awal.

Hal yang harus diperhatikan dalam reviu KKA ikhtisar meliputi hal-hal berikut.

1. Alur Pikir Penyusunan KKA

Secara umum, reviu terhadap suatu KKA ikhtisar bertujuan untuk memperoleh
keyakinan bahwa KKA ikhtisar disusun dengan alur pikir yang runtut dan rasional
dalam hal:

a. uraian penyajian substansi materinya;

b. simpulan audit, temuan audit, dan rekomendasi didasarkan pada


pertimbangan yang cermat, saksama, dan layak;

c. penyusunan KKA pendukung yang kompeten dan mencukupi dengan


pemberian referensi silang yang jelas dan sistematis.

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan 31


Uraian yang runtut dan rasional dapat dilihat dari urutan penyajian dalam
penomoran, urutan dalam materialitas permasalahan, penyusunan paragraf/alinea
penulisan, dan penggunaan metodologi penulisan induktif atau deduktif. Alur pikir
yang sistematis dan rasional dalam penyusunan KKA ikhtisar juga ditunjukkan
dengan pemberian referensi silang yang memadai dan sistematis, yang
menunjukkan KKA pendukung yang sesuai dan memang diikhtisarkan darinya. Ketua
tim harus memahami alur pikir penyusun KKA dan jangan terlalu mudah untuk
mengemukakan alur pikirnya sendiri sebelum mendalami alur pikir penyusun KKA.
Namun demikian, hal tersebut harus dilakukan dengan cermat dan kritis hingga
jangan terlalu mudah untuk terlarut dalam alur pikir penyusun KKA. Alur pikir yang
runtut dan rasional dalam penyajian simpulan audit, temuan audit, dan rekomendasi
yang mempertimbangkan kecermatan dan kesaksamaan harus dinilai dalam
kegiatan reviu.

2. Konsistensi Data/lnformasi dalam Simpulan/Temuan

Konsistensi data/informasi dapat dilihat dari empat bagian yaitu:

a. konsistensi penggunaan data/istilah/informasi dari suatu KKA ikhtisar dengan


KKA pendukungnya;

b. konsistensi penggunaan data/istilah/informasi dari suatu KKA ikhtisar dengan


KKA ikhtisar lainnya;

c. tidak terjadi pertentangan permasalahan satu dengan lainnya (yang satu


positif, namun pada bagian lain negatif);

d. tidak terjadi "informasi meloncat" yaitu adanya informasi yang tidak ada
terusannya atau menggantung.

3. Ringkas dan Jelas

Ikhtisar harus dibuat dengan tulisan yang ringkas, padat, dan jelas. Beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam melakukan reviu atas KKA ikhtisar pada setiap
kegiatan audit adalah sebagai berikut.

32 2014 IPusdiklatwas BPKP


a. Reviu atas KKA ikhtisar pengumpulan data dan pelaksanaan survei
pendahuluan untuk meyakinkan apakah ikhtisar telah memuat:

1) data umum organisasi;

2) data umum personalia;

3) data umum operasi kegiatan;

4) data umum keuangan;

5) data peraturan perundangan, kebijakan, dan pedoman-pedoman;

6) file permanen yang dimiliki telah dimutakhirkan;

7) simpulan dan tentative audit objective (TAO) yang akan menjadi tujuan
dan sasaran evaluasi dan penilaian SPM.

Pemutakhiran file permanen akan memberikan manfaat bagi penugasan audit


berikutnya. Beberapa file permanen yang perlu dimutakhirkan antara lain
adalah:

1) peraturan perundang-undangan dan kebijakan;

2) prosedur dan pedoman kerja;

3) struktur organisasi dan personalianya;

4) rencana jangka panjang;

5) kebijakan akuntansi anggaran dan produksi.

b. Reviu atas KKA ikhtisar pengujian SPM harus dapat meyakinkan bahwa
pengujian (evaluasi) atas keandalan struktur/sistem pengendalian manajemen
telah dilakukan sebagaimana mestinya dan didokumentasikan dalam KKA.

Pada saat reviu harus dapat diyakini bahwa di dalam KKA tidak terdapat
lembar-Iembar internal control questionnaire (ICQ) yang hasilnya tidak sinkron
dengan PKA, yang berarti hasil pengujian SPM yang ada di dalam KKA tidak
dapat menilai efektivitas SPM auditan.

Pada KKA pengujian SPM, harus dipastikan terdapat hal-hal berikut.

1) Dalam berkas KKA terdapat lembar-Iembar pengujian SPM yang lengkap.

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan 33


2) Terdapat simpulan yang menggambarkan risiko audit.

3) Terdapat simpulan yang memberikan pembuktian bahwa TAO tidak


pantas dilanjutkan dengan pengujian lanjutan untuk meyakinkan bahwa
kelemahan yang didugakan semula tidak terbukti atau sebaliknya bahwa
kelemahan yang didugakan semula memang layak untuk dijadikan suatu
firm audit objective (FAO).

4) Simpulan-simpulan yang diambil telah didasarkan pada pertimbangan


yang rasional, layak, dan didukung dengan pembuktian yang memadai.

c. Reviu atas KKA ikhtisar kegiatan pelaksanaan audit harus memperhatikan


bahwa KKA ikhtisar telah memiliki kondisi sebagai berikut.

1) Telah memuat ketaatan anggota tim dalam melaksanakan PKA. PKA yang
telah dibuat oleh ketua tim perlu dievaluasi apakah telah dilaksanakan
oleh anggota tim, untuk mencapai tujuan audit yang telah ditetapkan.
Apabila terdapat PKA yang tidak dapat dilaksanakan, harus
dipertimbangkan prosedur dan teknik audit pengganti agar tujuan audit
teta p da pat d icapai.

2) Terdapat simpulan yang memberikan pembuktian bahwa temuan audit


sementara yang telah menjadi FAO tidak terbukti atau sebaliknya bahwa
kelemahan yang didugakan semula memang terjadi.

3) Simpulan-simpulan yang diambil telah didasarkan pada pertimbangan


yang rasional, layak, dan didukung dengan pembuktian yang memadai.

4) Telah memuat pengembangan temuan audit sementara yang memadai


dan penggunaan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
sehingga temuan audit dan rekomendasi yang akan disampaikan menjadi
temuan audit yang memadai serta rekomendasi yang tepat, dapat
diterima, dan dapat diterapkan.

34 2014 IPusdiklatwas BPKP


BablV
KASUS REVIU AUDIT INTERNAL

Rencana strategis tahun 20Xl-20X5 suatu lembaga audit internal pemerintah menargetkan
untuk melaksanakan seratus penugasan pengawasan dalam tahun 20X3. Rencana strategis
tersebut dijabarkan dalam Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) tahun 20X3. Salah satu
objek pengawasan adalah Kegiatan Penyaluran Pupuk kepada Petani Miskin pada Program
Ketahanan Pangan. Penugasan ini dilaksanakan dalam bentuk "Audit Kinerja atas Kegiatan
Penyaluran Pupuk Kepada Petani yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian XYZ Tahun 20X2".
Audit kinerja ini bertujuan untuk menilai aspek ekonomi, efisiensi, dan audit aspek efektivitas,
serta ketaatan pada peraturan atas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah.

Saudara Ali ditugaskan sebagai ketua tim dari audit kinerja ini dengan didampingi dua orang
anggota tim (Budi dan Cici). Standar audit mengatur bahwa pada setiap tahap penugasan audit
intern, auditor harus disupervisi secara memadai untuk memastikan tercapainya sasaran,
terjaminnya kualitas, dan meningkatnya kompetensi auditor. Supervisi merupakan tindakan
yang terus-menerus selama penugasan audit intern, mulai dari perencanaan hingga
dikomunikasikannya hasil akhir audit intern. Dalam penugasan ini, Ali berkewajiban untuk
melakukan supervisi pada Budi dan Cicio Supervisi dilakukan dalam bentuk reviu berjenjang,
dimana hasil pekerjaan anggota tim akan direviu oleh ketua tim, hasil pekerjaan ketua tim akan
direviu oleh pengendali teknis, dan seterusnya.

Standar Audit mengatur bahwa auditor harus merencanakan dan melaksanakan pekerjaannya
dengan menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama (due professional
care) dan secara hati-hati (prudent). Auditor harus menggunakan kemahiran profesionalnya
dengan cermat dan saksama (due professional care) dan secara hati-hati (prudent) dalam setiap
penugasan audit intern. Due professional care dilakukan pada berbagai aspek audit, di
antaranya:

• formulasi tujuan penugasan audit intern;

• penentuan ruang lingkup, termasuk evaluasi risiko audit intern;

• pemilihan pengujian dan hasilnya;

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan 35


• pemilihan jenis dan tingkat sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan penugasan
audit intern;

• penentuan signifikan tidaknya risiko yang diidentifikasi dalam audit intern dan
efek/dampaknya;

• pengumpulan dan pengujian bukti audit intern;

• penentuan kompetensi, integritas, dan kesimpulan yang diambil pihak lain yang berkaitan
dengan penugasan audit intern.

36 2014 IPusdiklatwas BPKP


A. KASUS 1 KELENGKAPAN KKA

• Kasus ini untuk menguji kemampuan peserta dalam mereviu kelengkapan fisik KKA.

• Berikut ini adalah beberapa lembar KKA yang dihasilkan oleh salah satu anggota tim audit
(Budi).

• Lakukan reviu terkait kelengkapan fisik KKA.

• Hasil reviu dituangkan dalam format review sheet terlampir.

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan 37


Inspektorat Jenderal Nama Auditan Dinas Pertanian
Kementerian ABC Kabupaten XYZ
Tahun Anggaran : 20X2

DAFTAR 151KKA AUDIT KINERJA

No. Uraian lsi KKA No. KKA

I Umum
II Perencanaan Audit
A. Tujuan dan lingkup penugasan

B. Informasi auditan

C. Hasil identifikasi dan penilaian risiko

D. Hasil identifikasi pengendalian kunci

E. Hasil evaluasi pengendalian

F. Rencana pengujian

G. Program kerja audit


H. Alokasi sumber daya

III Pelaksanaan Audit


A. Hasil Pengujian dan pengumpulan bukti

B. Hasil Evaluasi bukti dan pengambilan kesimpulan

C. Hasil Pengembangan temuan dan rekomendasi

D. Tanggapan Auditan

IV 5urat Tugas dan Lain-Lain


A. Kartu Penugasan dan Surat Tugas

B. Surat Pengaduan

C. Disposisi Surat

D. Lain-lain

V Konsep LHA
VI Pelaksanaan Tindak Lanjut

38 2014 IPusdiklatwas BPKP


Inspektorat Jenderal No. KKA : II/B/l/l
Kementerian ABC Ref. PKA No.
Disusun oleh : Budi I Paraf: Buds
Nama Auditan : Dinas Pertanian XYZ Tanggal : lO/3/20x2
Sasaran Audit : Audit Kinerja Direviu oleh : Ali I Paraf: Alii
Periode Audit :20X2 Tanggal : 13/3/20x2

Penetapan Tujuan dan Lingkup

Tujuan penugasan "Audit Kinerja atas Kegiatan Penyaluran Pupuk kepada Petani yang dilaksanakan
oleh Satker XYZTahun 20X2" adalah untuk memberikan positive assurance bahwa kegiatan penyaluran
pupuk telah dilaksanakan secara efektif, efisien, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Lingkup penugasan adalah kegiatan Penyaluran Pupuk kepada Petani yang dilaksanakan oleh Satker
XYZ pada tahun 20X2.

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan 39


Inspektorat Jenderal No. KKA : II/B/1/1
Kementerian ABC Ref. PKA No.
Disusun oleh : Budi I Paraf: Buds
Nama Auditan : Dinas Pertanian XYZ Tanggal : 10/3/20x2
Sasaran Audit : Audit Kinerja Direviu oleh : Ali I Paraf: Alii
Periode Audit :20X2 Tanggal : 13/3/20x2

Gambaran Umum Auditi (Pemahaman Auditi)

Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pertanian, membuat suatu program yang memberikan
bantuan langsung pada petani pangan berupa Bantuan Langsung Pupuk (BLP). Pelaksanaan BLP
didasari oleh kenyataan bahwa petani pangan belum menggunakan pupuk lengkap karena
keterbatasan permodalan, sehingga menyebabkan petani pangan kesulitan mengakses faktor-faktor
produksi tersebut.

BLP mempunyai tiga tujuan pokok. Tujuan pertama adalah meningkatkan kesadaran petani tentang
penggunaan dan manfaat pupuk majemuk NPK serta pupuk organik. Kedua, untuk meringankan beban
petani dalam pengadaan benih unggul dan pupuk. Sedangkan, tujuan ketiga adalah untuk
meningkatkan produktivitas padi, jagung, dan kedelai.

Apabila ketiga tujuan tersebut tercapai, maka diharapkan kemandirian dalam membangun ketahanan
pangan nasional dapat terpelihara, serta dapat meningkatkan pendapatan petani dari waktu ke waktu.

Dari berbagai sumber diperoleh informasi bahwa ada beberapa permasalahan yang dijumpai:

1. Luas lahan baku pertanian di Kabupaten XYZ setiap tahun menu run. Pada tahun 20XO luas baku
sawah berpengairan adalah 35.688 ha, turun menjadi 35.393 ha pada tahun 20X1. Penurunan luas
baku juga terjadi pada lahan tidak berpengairan, yaitu dari 6.293 ha pada tahun 20XO, menjadi
5.205 ha pada tahun 20X1. Secara keseluruhan, luas baku sawah turun dari 41.981 ha pada tahun
20XO,menjadi 40.598 ha pada tahun 20X1 atau menu run 1.383 ha (1,38%).

40 2 0 1 4 I Pus d i k I a twa s B P K P
Inspektorat Jenderal No. KKA : II/B/1/2
Kementerian ABC Ref. PKA No.
Disusun oleh : Budi I Paraf: Buds
Nama Auditan : Dinas Pertanian XYZ Tanggal : 10/3/20x2
Sasaran Audit : Audit Kinerja Direviu oleh : Ali I Paraf: Alii
Periode Audit :20X2 Tanggal : 13/3/20x2

Gambaran Umum Auditi (Pemahaman Auditi)

2. Selama enam tahun terakhir, alokasi pupuk bersubsidi setiap tahunnya tidak mencukupi untuk
seluruh kebutuhan pupuk tanaman pangan. Kekurangan masih mencapai 38% untuk Urea, 78%
untuk SP36, 61% untuk ZA, dan 57% untuk NPK.

3. Diperoleh informasi adanya indikasi pupuk bersubidi yang diekspor ke Malaysia.

4. Terjadi penyalahgunaan penggunaan pupuk bersubsidi, dimana pupuk untuk tanaman pangan
digunakan untuk tanaman perkebunan.

5. Penyaluran pupuk tahun 20X1 terlambat satu bulan, yaitu seharusnya sudah ada pada bulan
Maret tetapi baru tersedia pada bulan April. Hal ini merupakan salah satu faktor penyebab petani
tidak menebus pupuknya.

6. Pendistribusian pupuk bersubsidi oleh distributor pada akhir tahun dilaporkan selalu mencapai
100%, tetapi menu rut informasi dari masyarakat pendistribusian tersebut tidak pernah mencapai
100%.

7. Adanya pembelian pupuk bersubsidi oleh yang tidak berhak, dan pupuk tersebut ditukar
karungnya yang bertuliskan Pupuk Non Subsidi dan dijual dengan harga mahal.

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan 41


Inspektorat Jenderal No. KKA : II/B/1/3
Kementerian ABC Ref. PKA No.
Disusun oleh : Budi I Paraf: Buds
Nama Auditan : Dinas Pertanian XYZ Tanggal : 10/3/20x2
Sasaran Audit : Audit Kinerja Direviu oleh : Ali I Paraf: Alii
Periode Audit :20X2 Tanggal : 13/3/20x2

Gambaran Umum Auditi (Pemahaman Auditi)

8. Program bantuan langsung pupuk (BLP)yang dilaksanakan oleh pemerintah mengganggu program
subsidi pupuk. Dengan adanya pupuk BLP, pupuk diberikan kepada petani secara gratis. Hal ini
mengakibatkan dosis pupuk bersubsidi yang biasa digunakan petani, berdasarkan pengalaman
sebelumnya, menjadi berkurang.

9. Kinerja Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) belum optimal sehingga harus ditingkatkan
lagi. Berdasarkan tupoksinya, KP3 melakukan pengawasan terhadap pengadaan, peredaran dan
penyimpanan, serta penggunaan pupuk dan pestisida.

10. Pada tahun 20X1, pupuk bersubsidi diberikan untuk areal sawah di Kabupaten XYZ. Masing-
masing anggota kelompok tani mendapatkan pupuk Urea bersubsidi rata-rata 100 kg/ha,
sementara anjuran pemakaian pupuk berimbang untuk lokasi ini adalah 200-250kg/ha .

... dan seterusnya ...

42 2014 IPusdiklatwas BPKP


Inspektorat Jenderal No. KKA : II/C/1/1
Kementerian ABC Ref. PKA No. -
Disusun oleh : Budi I Paraf: Buds
Nama Auditan : Dinas Pertanian XYZ Tanggal : 10/3/20x2
Sasaran Audit : Audit Kinerja Direviu oleh : Ali I Paraf: Alii
Peri ode Audit :20X2 Tanggal : 13/3/20x2

Identifikasi dan Penilaian Risiko

Dari hasil penilaian risk maturity level di dinas pertanian XYZ, diketahui bahwa tingkatannya masih risk
aware sehingga auditor bertindak sebagai konsultan dalam proses pemahaman dan penerapan
manajemen risiko bagi organisasi.

Risk register hasil konsultasi dengan auditor internal telah disetujui oleh manajemen Dinas Pertanian
XYZ. Berikut ini adalah cuplikan risk register dimaksud.

PERNYATAAN PEMILIK SUMBER RISIKO PENGENDALIAN


NO TUJUAN
RISIKO RISIKO SUMBER U/C URAIAN YANG ADA
...
...
Peningkatan Penjualan pupuk selisih
Dinas Pengawasan
12 produksi bersubsidi oleh Eksternal C harga
Pertanian oleh KP3 dan
padi yang tidak berhak antara
dinas pertanian
Penggunaan pupuk
Peningkatan adalah salah
pupuk bersubsidi Dinas subsudi
13 produksi Eksternal C satu
untuk selain Pertanian dan non
padi anggotanya
tanaman pangan subsidi
...
...

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan 43


Inspektorat Jenderal No. KKA : II/D/1/1
Kementerian ABC Ref. PKA No.
Disusun oleh : Budi I Paraf: Buds
Nama Auditan : Dinas Pertanian XYZ Tanggal : 10/3/20x2
Sasaran Audit : Audit Kinerja Direviu oleh : Ali I Paraf: Alii
Peri ode Audit :20X2 Tanggal : 13/3/20x2

Identifikasi pengendalian kunci

Risiko nom or 12 dan 13 dikendalikan dengan membentuk Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida
(KP3) yang dibentuk oleh bupati untuk mengawasi pelaksanaan peredaran pupuk dan pestisida agar
tersalurkan kepada pihak yang seharusnya. Komisi ini beranggotakan instansi-instansi terkait, seperti
pihak kepolisian, dinas pertanian, penyuluhan, dan dinas perindustrian. Tugas KP3 adalah sebagai
berikut.

1. Identifikasi penggunaan pupuk dan pestisida di tingkat kelompok.


2. Rapat evaluasi Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida

3. Rapat Koordinasi Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida

4. Pembinaan pengawasan pupuk dan pestisida

5. Inventarisasi peredaran pupuk dan pestisida

Disamping itu, dilakukan Pemberdayaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) pupuk dan pestisida
yang dilaksanakan oleh PPNS dari Dinas Pertanian. Tugas PPNS antara lain sebagai berikut.

1. Koordinasi penyelidikan dengan korwas provinsi


2. Pengawasan, pengamatan dan pencarian informasi

3. Penyusunan laporan pengawasan

4. Penyusunan pemberkasan

5. Pembelian sam pel pupuk dan pestisida

6. Analisis sam pel pupuk dan pestisida

" = Pengendalian Kunci

44 2014 IPusdiklatwas BPKP


Lakukan reviu pada review sheet berikut ini!

Inspektorat Jenderal No.KKA


Kementerian ABC Ref. PKA No.
Disusun oleh Paraf:
Nama Auditan : Dinas Pertanian XYZ Tanggal
Sasaran Audit : Audit Kinerja Direviu oleh Paraf:
Periode Audit : 20X2 Tanggal

LEMBAR REVIU KKA

No. Nomor Penjelasan dan Penyelesaian Setuju/


Uraian Masalah
Urut KKA Masalah Paraf

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan 45


46 2014 IPusdiklatwas BPKP
B. KASUS 2 KESESUAIAN KKA DENGAN PKA

• Kasus ini untuk menguji pemahaman peserta bahwa salah satu tujuan reviu KKA adalah
untuk memastikan bahwa prosedur audit yang ditercantum dalam PKA telah diikuti. Di
samping itu, reviu KKA dilakukan untuk menilai ketepatan, kecermatan, dan kewajaran
simpulan, temuan, dan rekomendasi yang dibuat oleh anggota tim.

• Berikut cuplikan dari PKA Audit Kinerja beserta KKA-nya.

• Berdasarkan data tersebut, Saudara selaku ketua tim, diwajibkan melakukan reviu KKA
yang dibuat oleh anggota tim.

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan 47


Inspektorat Jenderal Nomor PKA : PKA/C/1
Kementerian ABC Nama Auditi : Dinas Pertanian XYZ
Tahun Anggaran : 20x2

DAFTAR 151 KKA AUDIT KINERJA

Waktu yang
Dilaksanakan oleh Nomor
No. Uraian diperlukan Catatan
KKA
Rencana Realisasi Rencana Realisasi

Tujuan

Memastikan ketepatan identifikasi penggunaan pupuk dan pestisida di tingkat kelompok tani yang
dibuat oleh KP3

Langkah Kerja
1 Dapatkan rencana Ciei 2jam
definitif kebutuhan
kelompok (RDKK)
berbagai tingkat kab/kec
dan tingkat kelompok
tani!
2 Lakukan perhitungan Budi 1 hari
ulang dari RDKK
kelompok tani sampai
RDKKtingkat kabupaten!
Buat simpulan!
3 Pilih sam pel acak Ciei 2jam
sebanyak dua kelompok
tani untuk setiap
kecamatan!
4 Lakukan wawancara Budi/Ciei 4 hari
dengan ketua kelompok
dan 10% sam pel anggota
kelompok untuk menguji
keakuratan luas lahan
dan kebutuhan pupuk
dalam RDKK! Buat
simpulan pengujian!
5 Susun draftemuan! Budi/Ciei 1 hari

48 2014 IPusdiklatwas BPKP


Inspektorat Jenderal Nomor PKA : PKAjCj2
Kementerian ABC Nama Auditi : Dinas Pertanian XYZ
Tahun Anggaran : 20x2

DAFTAR 151KKA AUDIT KINERJA

Waktu yang
Dilaksanakan oleh Nomor
No. Uraian diperlukan Catatan
KKA
Rencana Realisasi Rencana Realisasi

Tujuan

Memastikan ketepatan hasil inventarisasi peredaran pupuk (HIPP) yang dibuat oleh KP3.

Langkah Kerja
1 Dapatkan hasil Ciei 2jam
inventarisasi pereda ran
pupuk (HIPP) dari KP3!
2 Rekap penggunaan pupuk Budi/Ciei 1hari
bersubsidi dari masing-
masing kelompok tani
yang disampel!
3 Dapatkan data Budi/Ciei 1hari
penyaluran pupuk
bersubsidi dari kios
pengecer pupuk di
kecamatan yang
disampel! Buat rekapnya!
4 Bandingkan antara HIPP Budi/Ciei 3 hari
dan rekap penggunaan
pupuk kelompok tani dan
kios! Minta penjelasan
perbedaannya! Buat
simpulan!
5 Susun draftemuan! Budi/Ciei 1hari

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan 49


Inspektorat Jenderal No. KKA : 111/A/1/l
Kementerian ABC Ref. PKA No. : PKA/C/1/1-2
Disusun oleh : Budi I Paraf: Buds
Nama Auditan : Dinas Pertanian XYZ Tanggal : 10/3/20x2
Sasaran Audit : Audit Kinerja Direviu oleh : Ali I Paraf: Alii
Periode Audit :20X2 Tanggal : 13/3/20x2

Perhitungan ulang dari RDKK kelompok tani sampai RDKK tingkat kabupaten

Penyaluran pupuk kepada petani ditentukan berdasarkan RDKK. RDKK disusun oleh masing-masing
kelompok tani yang merupakan perhitungan rencana kebutuhan pupuk dalam satu tahun. RDKK dari
setiap kelompok tani akan dikumpulkan di kecamatan untuk direkap oleh pemerintah kabupaten/kota
dan hasilnya akan diserahkan kepada pemerintah provinsi untuk diteruskan kepada Menteri Pertanian
dan akan menjadi kebutuhan pupuk nasional untuk tahun tertentu. Alur kompilasi RDKKini merupakan
pengendalian atas risiko kekurangan/kebocoran pupuk.

Metode audit yang dilakukan adalah melakukan perhitungan ulang dari RDKK setiap kelompok untuk
dikompilasi sampai tingkat kabupaten, kemudian dibandingkan dengan RDKKtingkat kabupaten yang
telah diteruskan kepada pemerintah provinsi.

Hasil audit menunjukkan adanya 12 RDKK kelompok tani yang tidak terkompilasi dalam kebutuhan
pupuk tingkat kabupaten, sehingga alokasi pupuk untuk kabupaten XYZ kurang sebanyak 1.000 kg urea,
786 kg Za, dan 1050 kg NPK (rincian lihat KKA 111/A/1/12).

Menurut pihak Dinas Pertanian XYZ, permasalahan ini terjadi karena keterlambatan kelompok tani
menyusun RDKK. Sampai dengan deadline yang ditentukan oleh dinas pertanian provinsi, ke-12
kelompok tani yang tidak terkompilasi tersebut belum menyelesaikan RDKK-nya.

Kesimpulan:

Rencana kebutuhan pupuk kabupaten XYZ lebih rendah dibanding kebutuhan petani sebanyak 1.000 kg
urea, 786 kg Za, dan 1050 kg NPK yang tersebar di seluruh Kabupaten XYZ. Hal ini disebabkan
kelemahan pembinaan Dinas Pertanian kepada para kelompok tani.

50 2014 IPusdiklatwas BPKP


Inspektorat Jenderal No. KKA : 111/A/2/1
Kementerian ABC Ref. PKA No. : PKA/C/1/3-4
Disusun oleh : Cici I Paraf: Cics
Nama Auditan : Dinas Pertanian XYZ Tanggal : 10/3/20x2
Sasaran Audit : Audit Kinerja Direviu oleh : Ali I Paraf: Alii
Peri ode Audit : 20X2 Tanggal : 13/3/20x2

Pemilihan sampel kelompok tani secara random (acak)

Pemilihan sampel kelompok tani dilakukan secara random dengan menggunakan perintah RANDO di
microsoft excel pada daftar populasi kelompok tani di Kabupaten XYZ. Nilai random tersebut
di-value-kan dan diurutkan. Dua nilai terendah di tiap kecamatan dipilih sebagai sam pel. Rincian RDKK
kelompok tani yang disampel adalah sebagai berikut:

Luas
Nama Jumlah Urea SP.36 ZA NPK Organik
Tanah Kecamatan
Kelompok Anggota (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg)
(Ha)

-..
- ~ ~""\.
- -~ ~ ......
~~
~ AI'"'I:"\

Sri Mukti 66 44 4.400 14.520 5.280 11.000 4.400 Cijambe


Barokah 106 53 5.300 17.490 6.360 13.250 5.300 Cijambe
Sri Rahayu 82 110 11.000 36.300 13.200 27.500 11.000 Ciater
Mukti Jaya 20 27 2.700 8.910 3.240 6.750 2.700 Ciater
Tumbuh 84 55 5.500 18.150 6.600 13.750 5.500 Kasomalang
Banjar Sari 84 54 5.400 17.820 6.480 13.500 5.400 Kasomalang

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan 51


Inspektorat Jenderal No.KKA : III/A/3/l
Kementerian ABC Ref. PKA No. : PKA/C/1/4
Disusun oleh : Budi I Paraf: Buds
Nama Auditan : Dinas Pertanian XYZ Tanggal : 10/3/20x2
Sasaran Audit : Audit Kinerja Direviu oleh :Ali I Paraf: Alii
Peri ode Audit :20X2 Tanggal : 13/3/20x2

Pengujian keakuratan RDKK kelompok tani


Kelompok Tani Barokah, Kecamatan Ciater

Pengujian keakuratan RDKK sampel kelompok tani dilakukan untuk meyakini bahwa RDKK masing-
masing kelompok tani telah dibuat sesuai dengan kondisi sebenarnya.

Prosedur dilakukan melalui wawancara dengan ketua kelompok tani, yang didukung dengan data
administrasi kelompok yang dimiliki ketua kelompok.

Hasil pengujian adalah sebagai berikut :


Nama Kelompok : Kelompok Tani Barokah
Nama Ketua Kelompok : Haji Deny Sundara
Nama Sekretaris : Pitri Rahayu
Alamat : Desa Barokah, Kecamatan Ciater

Keterangan Menurut RDKK Hasil Wawancara Selisih


Jumlah Anggota 106 104 2
Luas Tanah (Ha) 53 50 3
Urea (Kg) 5.300 5.000 300
SP.36 (Kg) 17.490 16.500 990
ZA (Kg) 6.360 6.000 360
NPK (Kg) 13.250 12.500 750
Organik (Kg) 5.300 5.000 300

47.859 45.154 2.705

Kesimpulan:

Terdapat selisih antara RDKK dan informasi dari ketua kelompok sebanyak 2 orang, dengan selisih
2700 kg pupuk. Penyebab selisih adalah adanya 2 orang anggota kelompok yang ada di RDKK, namun
ternyata bukan penduduk desa Barokah. Kedua petani tersebut adalah Sdr. Didik dan Suwatno.

52 2014 IPusdiklatwas BPKP


Lakukan reviu pada review sheet berikut!

Inspektorat Jenderal No.KKA


Kementerian ABC Ref. PKA No.
Disusun oleh Paraf:
Nama Auditan : Dinas Pertanian XYZ Tanggal
Sasaran Audit : Audit Kinerja Direviu oleh Paraf:
Periode Audit :20X2 Tanggal

LEMBAR REVIU KKA

No. Nomor Penjelasan dan Penyelesaian Setuju/


Uraian Masalah
Urut KKA Masalah Paraf

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan 53


54 2014 IPusdiklatwas BPKP
c. KASUS 3

• Temuan audit berpangkal tolak dari perbandingan kondisi (apa yang sebenarnya terjadi) dengan
kriteria (apa yang seharusnya terjadi), mengungkap akibat yang ditimbulkan dari perbedaan
kondisi dan kriteria tersebut, serta mencari penyebabnya.

• Dari hasil audit terhadap keakuratan RDKK, anggota tim (Budi) telah membuat simpulan dan
temuan hasil audit sementara.

• Berikut adalah KKAtemuan audit yang telah dibuat.

• Lakukan reviu terhadap KKAtemuan berikut ini.

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan 55


Inspektorat Jenderal No.KKA : III/C/1/l
Kementerian ABC Ref. PKA No. : PKA/C/1/1-2
Disusun oleh : Budi I Paraf: Buds
Nama Auditan : Dinas Pertanian XYZ Tanggal : 10/3/20x2
Sasaran Audit : Audit Kinerja Direviu oleh :Ali I Paraf: Alii
Periode Audit : 20X2 Tanggal : 13/3/20x2

Temuan 1 : Perhitungan ulang dari RDKK kelompok tani sampai RDKK tingkat kabupaten

Kondisi:

Terdapat perbedaan data antara rekapitulasi RDKK Kabupaten XYZ dan RDKK setiap kelompok tani.
Dari hasil perhitungan ulang RDKK setiap kelompok tani yang dikompilasi per kecamatan dan
kabupaten, diketahui adanya 12 kelompok tani yang datanya tidak masuk dalam rekap kabupaten
(rincian lihat 111/A/1/l dan KKA 111/A/1/12).

Kriteria:

Menurut Permentan No.50/Permentan/SR.130/11/2009, RDKK sendiri merupakan perhitungan


rencana kebutuhan pupuk bersubsidi yang disusun oleh kelompok tani berdasarkan luasan areal usaha
tani yang diusahakan petani. Petani sebagai pelaku utama melalui musyawarah menyusun RDKKyang
merupakan rencana kerja usaha tani dari kelompok tani untuk satu periode, 1 (satu) tahun, berisi
rincian kegiatan dan kesepakatan bersama dalam pengelolaan usaha tani. Selanjutnya, RDKK dari
setiap kelompok tani akan dikumpulkan di kecamatan untuk direkap oleh pemerintah kabupaten dan
hasilnya akan diserahkan kepada pemerintah provinsi untuk disatukan dengan RDKKyang berasal dari
kabupaten lain. Hasil dari RDKKini akan diserahkan kepada Kementerian Pertanian pusat untuk diolah
menjadi kebutuhan pupuk nasional.

Sebab:

Menurut pihak dinas pertanian XYZ, permasalahan ini terjadi karena keterlambatan kelompok tani
menyusun RDKK. Sampai dengan deadline yang ditentukan oleh dinas pertanian provinsi, ke-12
kelompok tani yang tidak terkompilasi tersebut belum menyelesaikan RDKK-nya.

Akibat:

Kekurangan alokasi pupuk bersubsidi bagi 12 kelompok tani yang RDKK-nyatidak terkompilasi.

Rekomendasi:

Direkomendasikan kepada Kepala Dinas Pertanian XYZ untuk mengusulkan tambahan alokasi pupuk
bersubsidi untuk 12 kelompok tani yang tidak terkompilasi RDKK-nya.

56 2014 IPusdiklatwas BPKP


Lakukan reviu pada review sheet berikut ini!

Inspektorat Jenderal No.KKA


Kementerian ABC Ref. PKA No.
Disusun oleh Paraf:
Nama Auditan : Dinas Pertanian XYZ Tanggal
Sasaran Audit : Audit Kinerja Direviu oleh Paraf:
Periode Audit :20X2 Tanggal

LEMBAR REVIU KKA

No. Nomor Penjelasan dan Penyelesaian Setuju/


Uraian Masalah
Urut KKA Masalah Paraf

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan 57


58 2014 IPusdiklatwas BPKP
D. KASUS4 TEMUAN BKU MENGGUNAKAN KOMPUTER (SIMPULAN AUDIT)

• Sdri. Ciei, selaku anggota tim, melakukan audit atas administrasi keuangan Dinas Pertanian XYZ.
Ciei mengangkat permasalahan pencatatan transaksi keuangan (buku kas umum dan buku
pembantu lainnya) dilakukan dengan menggunakan Sistem Informasi Komputer.

• Berikut ini adalah KKAtemuan audit yang telah dibuat.

• Lakukan reviu terhadap KKAtemuan berikut ini.

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan 59


Inspektorat Jenderal No.KKA : 111/C/1/l
Kementerian ABC Ref. PKA No. : PKA/C/1/1-2
Disusun oleh : Cici I Paraf: Cics
Nama Auditan : Dinas Pertanian XYZ Tanggal : 10/3/20x2
Sasaran Audit : Audit Kinerja Direviu oleh : Ali I Paraf: Alii
Periode Audit :20X2 Tanggal : 13/3/20x2

Temuan 2 : Pengelola Keuangan tidak membuat Buku Kas Umum (manual)

Kondisi:

Pengelola keuangan Program Ketahanan Pangan Dinas Pertanian Kabupaten XYZ melaksanakan
pembukuan menggunakan aplikasi komputer. Buku besar dan buku pembantu lainnya hanya dicetak
setiap bulan sekali dan ditandatangani oleh pengelola keuangan.

Kriteria:

Keputusan Menteri Keuangan Nomor KEP-332/M/V/9/1968 tentang Buku Kas Umum (BKU) dan Tjara
Mengerdjakannja antara lain mengatur bahwa:

• Halaman pertama BKU diberi keterangan jumlah halaman BKU.

• Setiap halaman diberi nom or urut dan diparaf.

• Halaman terakhir untuk catatan pemeriksaan kas.

• BKU ditulis dengan tinta hitam.

• Bila ada kesalahan agar dicoret lurus dua kali dan diparaf.

Semua ketentuan ini tidak dilaksanakan oleh pengelola keuangan karena penatausahaan
menggunakan aplikasi komputer.

Sebab:

Ketidakpahaman pengelola keuangan terhadap peraturan perundangan berlaku.

Akibat:

Keandalan pencatatan keuangan tidak dapat diyakini. Perubahan dan koreksi pembukuan yang
dilakukan oleh pengelola keuangan tidak terekam jejaknya

Rekomendasi:

Direkomendasikan kepada Kepala Dinas Pertanian Kabupaten XYZ untuk memerintahkan pengelola
keuangan untuk melaksanakan penatausahaan keuangan dengan menggunakan BKU sesuai Keputusan
Menteri Keuangan nomor KEP-332/M/V/9/1968.

60 2014 IPusdiklatwas BPKP


Lakukan reviu pada review sheet berikut ini.

Inspektorat Jenderal No.KKA


Kementerian ABC Ref. PKA No.
Disusun oleh Paraf:
Nama Auditan : Dinas Pertanian XYZ Tanggal
Sasaran Audit : Audit Kinerja Direviu oleh Paraf:
Periode Audit :20X2 Tanggal

LEMBAR REVIU KKA

No. Nomor Penjelasan dan Penyelesaian Setuju/


Uraian Masalah
Urut KKA Masalah Paraf

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan 61


62 2014 IPusdiklatwas BPKP
E. KASUS 5 PENGAOAAN 01 BAWAH RPS.OOO.OOO,OOMENGGUNAKAN UP

• Sdri. Ciei, selaku anggota tim, melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan. Ciei
menemukan adanya pengadaan konsumsi untuk makan siang selama beberapa hari berturut-turut
yang dilakukan dengan menggunakan dana uang persediaaan (UP).

• Berikut adalah KKAtemuan audit yang telah dibuat.

• Lakukan reviu terhadap KKAtemuan berikut ini.

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan 63


Inspektorat Jenderal No. KKA : III/C/2/l
Kementerian ABC Ref. PKA No. : PKA/C/1/1-2
Disusun oleh : Ciei I Paraf: Cics
Nama Auditan : Dinas Pertanian XYZ Tanggal : 10/3/20x2
Sasaran Audit : Audit Kinerja Direviu oleh : Ali I Paraf: Alii
Periode Audit :20X2 Tanggal : 13/3/20x2

Temuan 3 : Belanja Menggunakan Dana UP

Kondisi:

Pelatihan penggunaan pupuk untuk petani dilaksanakan selama 4 hari. Pengadaan konsumsi untuk
makan siang tersebut dibeli dan dipertanggungjawabkan dengan kuitansi-kuitansi nasi kotak berikut:

No.
Tanggal Penjual Jumlah Kotak Nilai (Rp)
Bukti
N 231 12/3/20X2 RM. Sudi Mampir 150 3.000.000,-

N 237 13/3/20X2 RM. H. Abbas 150 3.600.000,-

N 241 14/3/20X2 RM. Ayam Goreng Srikandi 150 3.150.000,-

N 250 15/3/20X2 RM. Padang Salero Kito 150 3.450.000,-

12.200.000,-

Kriteria:

Surat Edaran Kepala Dinas Pendapatan, Keuangan, dan Aset Daerah (DPKAD) Kabupaten XYZ Nomor
312/DPKAD/20X1 mengatur bahwa pembayaran kepada pihak ketiga senilai lebih dari Rp5.000.000,OO
(lima juta rupiah) harus menggunakan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM LS).

Sebab:

Ketidakpahaman pengelola keuangan terhadap ketentuan pengelolaan keuangan daerah yang berlaku.

Akibat:

Ketidaktertiban pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh pengelola keuangan Dinas Pertanian
Kabupaten XYZdapat mengakibatkan keterlambatan pembayaran kepada rekanan.

Rekomendasi :

Direkomendasikan kepada Kepala Dinas Pertanian Kabupaten XYZ untuk memerintahkan pengelola
keuangan untuk melaksanakan penatausahaan keuangan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
DPKAD Kabupaten XYZ.

64 2014 IPusdiklatwas BPKP


Lakukan reviu pada review sheet berikut ini.

Inspektorat Jenderal No.KKA


Kementerian ABC Ref. PKA No.
Disusun oleh Paraf:
Nama Auditan : Dinas Pertanian XYZ Tanggal
Sasaran Audit : Audit Kinerja Direviu oleh Paraf:
Periode Audit :20X2 Tanggal

LEMBAR REVIU KKA

No. Nomor Penjelasan dan Penyelesaian Setuju/


Uraian Masalah
Urut KKA Masalah Paraf

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan 65


66 2014 IPusdiklatwas BPKP
Daftar Pustaka

Arens, Loebecke, Amir Abadi Jusuf. 1996. Auditing - Pendekatan Terpadu. Buku Satu. Jakarta:
Salemba 4.

Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI). 2013. Standar Audit Asosiasi Auditor
Intern Pemerintah Indonesia {SA-AAIPI}.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik {SPAP}.

Kurt F. Reding, et. al. 2009. Internal Auditing: Assurance and Consulting Services. Second Edition.

Mulyadi, Kanaka Puradiredja. 2002. Auditing. Buku Satu. Edisi ke-6. Jakarta: Salemba 4.

Pusdiklatwas BPKP. 2008. Reviu Kertas Kerja Audit. Bogor,.

Robert N Anthony, Vijay Govindarajan. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen. Buku Satu. Edisi
ke-6. Jakarta: Salemba 4.

The Institute of Internal Auditors. 2012. International Standards for The Professional Practice Of
Internal Auditing {Standards}.

William F Messer Jr. 2000. Auditing and Assurance Service - A Systematic Approach. McGraw-
Hill Higher Education.

Buku Kerja Audit Intern - Reviu dan Simpulan 67


Dafta r Si ngkata n

BLP Bantuan Langsung Pupuk

HIPP Hasillnventarisasi Peredaran Pupuk

KKA Kertas Kerja Audit

KP3 Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida

LHA Laporan Hasil Audit

PKA Program Kerja Audit

PKPT Program Kerja Pengawasan Tahunan

PPNS Penyidik Pegawai Negeri Sipil

RDKK Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok

SA-APIP Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

68 2014 IPusdiklatwas BPKP


Mata Ajar Diklat Penjenjangan Auditor Muda

• Kepemimpinan
• Komunikasi Audit Intern II
• Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern III
• Kebijakan Publik
• Praktik Audit Intern

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan BPKP


Jln. Beringin II, Pandansari, Ciawi, Bogor 16720 Email pusdtklatrebpkp.go.id
Telp. (0251) 8249001 . 8249003 (Sentral) Website http://pusdiklatwas.bpkp.go.id
Fax. (0251) 8248986, 8248987 e-Learning http://lms.bpkp.go. id

Anda mungkin juga menyukai