Anda di halaman 1dari 20

DI PERSEMBAHKAN OLEH:

KELOMPOK III

NOVAN ILHAM F
SERLINA NOVIANTY
IKRIMATUN NURI A.Z
1
KERTAS KERJA
PEMERIKSA

(AUDIT WORKING
PAPERS)

2
 Pengertian Kertas Kerja
Pemeriksaan
Kertas kerja pemeriksaan adalah dokumen ataupun
yang berisi informasi berbagai pembuktian yang
telah dikumpulkan oleh auditor/pemeriksa yang
berguna untuk menyimpan segala informasi
penting seperti temuan – temuan kelemahan dan
berbagai informasi yang kompeten dan relevan
lainnya
Yang berasal dari :
1. Dari pihak klien

2. Dari analisis yang dibuat auditor

3. Dari pihak ketiga


 Pengarsipan Kertas Kerja (Current File & Permanent
File)
 Arsip kini (current file) : Arsip audit tahunan untuk
setiap audit yang telah selesai dilakukan.
  Arsip permana relatif tidak mengalami perubahan.
Arsip kini berisi kertas kerja yang informasinya hanya
mempunyai manfaat untuk tahun yang diaudit saja.
Arsip permanen berisi informasi sebagai berikut :
a. Copy anggaran dasar dan anggaran rumah tangga klien
b. Bagan organisasi dan luas wewenang serta tanggung
jawab para manajer
c. Pedoman akun, pedoman prosedur, dan data lain yang
behubungan dengan pengendalian
d. Copy surat perjanjian penting yang mempunyai  masa
laku jangka panjang.

4
e. Tata letak pabrik, proses produksi, dan produk pokok
perusahaan
f. Copy notulen rapat direksi, pemegang saham, dan komite –
komite yang dibentuk klien. Pembentukan arsip permanen
ini mempunyai tiga tujuan, yaitu :
1. Untuk menyegarkan ingatan auditor mengenai informasi
yang akan digunakan dalam audit tahun – tahun mendatang.
2. Untuk memberikan ringkasan mengenai kebijakan dan
organisasi klien bagi staf yang baru pertama kali menangani
audit laporan keuangan klien tersebut
3. Untuk menghindari pembuatan kertas kerja yang sama dari
tahun ke tahun.
g. Correspondance File
Berisi korespondensi dengan klien, berupa surat – menyurat,
faksimile, e-mail, dan lain – lain.
5
 Tujuan Kertas Kerja Pemeriksaan
Tujuan pembuatan kertas kerja audit, antara lain :
1. Mendukung opini auditor menngenai kewajaran laporan
keuangan.
Opini yang diberikan harus sesuai dengan kesimpulan
pemeriksaan yang dicantumkan dalam kertas kerja
pemeriksaan

2.Sebagai bukti bahwa auditor telah melaksanakan


pemeriksaan sesuai dengan SPAP.
Dalam kertas kerja pemeriksaan harus terlihat bahwa
apakah yang diatur dalam SPAP sudah diikuti dengan
baik oleh auditor. Misalnya, melakukan penilain
terhadap struktur pengendalian intern dengan
menggunakan ICQ, mengirimkan konfirmasi piutang,
meminta surat pernyataan langganan dan lain – lain.
6
3. Sebagai refrensi dalam hal ada pertanyaan dari :
 Pihak pajak
 Pihak bank. Dan
 Pihak klien
Jika kertas kerja pemeriksaan lengkap, pertanyaan apapun yang diajukan
pihak – pihak tersebut, yang berkaitan dengan laporan audit, bisa dijawab
dengan mudah oleh auditor, dengan menggunakan kertas kerja
pemeriksaan sebagai refrensi.

4. Sebagai salah satu dasar penilaian asisten (seluruh tim audit) sehingga
dapat dibuat evaluasi mengenai kemampuan asisten sampai dengan
partner, sesudah selesai suatu penugasan.
Evaluasi tersebut biasa digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan
untuk kenaikan jenjang jabatan dan kenaikan gaji.

5. Sebagai pegangan untuk audit tahun berikutnya.


Untuk persiapan audit tahun berikutnya kertas kerja tersebut dapat
dimanfaatkan antara lain :
a. Untuk mencek saldo awal.
b. Untuk dipelajari oleh audit staff yang baru ditugaskan untuk memeriksa
klien tersebut.
c. Untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi di tahun lalu dan
berguna untuk penyusunan audit plan tahun berikutnya.
7
C. Pengarsipan Kertas Kerja (Current File &
Permanent File)

1. Arsip kini (current file)


Arsip audit tahunan untuk setiap audit yang telah selesai
dilakukan.

2.  Arsip permanen (permanent file)


untuk data yang secara relatif tidak mengalami perubahan.
Arsip kini berisi kertas kerja yang informasinya hanya
mempunyai manfaat untuk tahun yang diaudit saja

C. Correspondance File
Berisi korespondensi dengan klien, berupa surat – menyurat,
faksimile, e-mail, dan lain – lain.
8
Arsip permanen berisi informasi sebagai berikut :

Copy anggaran dasar dan anggaran rumah tangga klien


Bagan organisasi dan luas wewenang serta tanggung jawab para manajer

Pedoman akun, pedoman prosedur, dan data lain yang behubungan dengan

pengendalian
Copy surat perjanjian penting yang mempunyai  masa laku jangka panjang.

Tata letak pabrik, proses produksi, dan produk pokok perusahaan

Copy notulen rapat direksi, pemegang saham, dan komite – komite yang

dibentuk klien. Pembentukan arsip permanen ini mempunyai tiga tujuan,


yaitu :
1)Untuk menyegarkan ingatan auditor mengenai informasi yang akan
digunakan dalam audit tahun – tahun mendatang.
2)Untuk memberikan ringkasan mengenai kebijakan dan organisasi klien bagi
staf yang baru pertama kali menangani audit laporan keuangan klien tersebut
3)Untuk menghindari pembuatan kertas kerja yang sama dari tahun ke tahun.

9
D. Kriteria Untuk Pembuatan Kertas Kerja
Pemeriksaan Yang Baik
1. Kertas kerja Pemeriksaan harus mempunyai tujuan.
Misalnya : Cash count sheet dapat ditrasir dengan angka pada neraca.

2. Harus dicegah menulis kembali kertas kerja pemeriksaan, sebab


banyak kerugian, antara lain :
a) Membuang waktu
b) Dapat salah menyalin

D. Dalam kertas kerja pemeriksaan harus dijelaskan prosedur audit apa


yang dilakukan dengan menggunakan audit tick mark, misalnya :
 Pemeriksa aging schedule
 Cek penjumlahan dengan cara footing dan cross footing
Penggunaan tick mark antara lain:
1. ^ = Footing/ Cross Footing
2. C.B= Confirmed Balance (bila cocok)
3. R.D = Reforting Difference
10
4. Kertas kerja pemeriksaan harus diindex/cross index.
Ada beberapa cara penggunaan index :
 Alphabetis = A – Z
 Numerical = I – II dan seterusnya
 Gabungan = A1, A2 dan seterusnya
5. Kertas kerja pemeriksaan harus diparaf oleh orang yang membuat dan me –
review working papers, sehingga dapat diketauhi siapa yang bertanggung jawab.
6. Setiap pertanyaan yang timbul pada review notes harus terjawab, tidak boleh
ada “open question” (pertanyaam yang harus terjawab).
7. Pada kertas kerja pemeriksaan harus dicantumkan:
a) Sifat dari perkiraan yang diperiksa
b) Prosedur pemeriksaan yang dilakukan
c) Kesimpulan mengenai kelayakan perkiraan yang diperiksa
8. Hal – hal tambahan :
a) Kertas kerja pemeriksaan harus rapih dan bersih
b) Kertas kerja pemeriksaan mudah dibaca (jelas)
c) Bahasa yang digunakan (Indonesia dan Inggris) harus baik
d) Jangan hanya meng-copy data dari klien tanpa diberi suatu penjelasan
9. Dibagian muka file kertas kerja pemeriksa harus dimasukkan daftar isi dan
index dan contoh paraf seluruh tim pemeriksa yang terlibat dalam penugasan
audit tersebut. 11
E. PEMILIKAN DAN PENYIMPANAN
KERTAS KERJA PEMERIKSAAN
 Kertas kerja pemeriksaan adalah milik akuntan public. Hak auditor
sebagai pemilik kertas kerja pemeriksaan terikat pada batasan-
batasan moral yang dibuat untuk mencegah kebocoran-kebocoran
yang tidak semestinya mengenai kerahasiaan data klien.
 Walaupun sebagian kertas kerja akuntan public dapat digunakan
sebagai sumber referensi bagi kliennya, namun kertas kerja
pemeriksaan tersebut tidak dapat dianggap sebagai bagian atau
pengganti dari catatan akuntansin klien tersebut.
 Bila ada pihak lain yang ingin meminjam atau meriview kertas kerja
pemeriksaan, baru bisa diberikan atas persetujuan tertulis dari klien
yang bersangkutan, sebaiknya hanya bagian yang diperlukan saja
yang dipinjamkan atau diperlihatkan.
 Akuntan public harus mengambil langkah-langkah yang tepat untuk
keamanan kertas kerja pemeriksaannya dan menyimpan kertas kerja
tersebut sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku.

12
 Working Trial Balance
 Skedul dan analisis
 Memo audit dan dokumentasi informasi
penguat
 Jurnal Penyesuaian dan Reklasifikasi

13
F. WORKING BALANCE SHEET DAN WORKING PROFIT
AND LOSS

Working Balance Sheet (WBS) dan Working Profit and Loss


(WPL) berisi angka-angka per book (bersumber dari Trial
Balance Klien), Audit Adjusment, Saldo Per Audit yang
nantinya akan merupakan angka-angka di Neraca dan Laba
Rugi yang sudah diaudit, serta saldo tahun lalu (bersumber
dari audit report atau di Neraca dan Laba Rugi yang sudah
diaudit), serta saldo tahun lalu (bersumber dari audit report
atau kertas pemeriksaan tahun lalu).
Setiap angka yang tercantum di WBS dan WPL akan didukung
oleh angka-angka dalam Top Schedule untuk itu antar
WBS,WPL dan Top Schedule harus dilakukan Cross Index.
WBS biasanya terbagi atas WBS1 (untuk pos-pos aktiva) dan
WBS2 (untuk pos-pos pasiva) sedangkan WPL berisi pos-pos
laba rugi. 14
G. TOP SCHEDULE DAN SUPPORTING SCHEDULE

Angka-angka dalam Top Schedule akan didukung oleh angka-


angka dalam Supporting Schedule, untuk itu antara Top
Schedule dan Supporting Schedule harus dilakukan cross index.
Top Schedule akan memperlihatkan saldo per Book (bersumber
dari Trial Balance), audit adjusment, saldo peraudit, serta saldo
tahun lalu (bersumber dari KK pemeriksaan tahun lalu).
Dalam Top Schedule biasanya dicantumkan kesimpulan atas
pos yang bersangkutan, sifat akun, audit prosedur yang
dilakukan serta audit tick mark, audit adjusment yang
diusulkan dan diterima klien, harus tercantum di Supporting
Schedule.
Di semua Top Schedule dan Supporting Schedule harus
dicantumkan index working paper.

15
 Pendukung utama laporan auditor
 Alat koordinasi dan supervisi
 Bukti bahwa audit telah sesuai dengan Standar
Auditing
 Pedoman audit tahun berikutnya

16
 Draft laporan audit
 Laporan keuangan auditan
 Ringkasan informasi bagi penelaah
 Program audit
 Laporan keuangan atas neraca lajur yang
dibuat klien
 Ringkasan jurnal penyusunan
 Working trial balance
 Daftar utama
 Daftar pendukung
17
 Oleh supervisor penyusun
 Manajer Audit

 Partner

18
 Milik auditor
 Auditor tidak boleh mengungkapkan ke pihak
lain tanpa izin klien, kecuali utk keperluan
pengadilan
 Disimpan sampai dg ketentuan undang-
undang (minimal 10 tahun)

19
20

Anda mungkin juga menyukai