Anda di halaman 1dari 93

3543

19 Juli
TIM PENYUSUN
PEDOMAN PENILAIAN MATURITAS SPIP TERINTEGRASI TINGKAT
SATUAN/UNIT KERJA
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Tim Penasihat:
1. Gema Asiani - Inspektur II
2. Heru Arnowo - Auditor Utama
3. Edward Harefa - Auditor Utama
4. Rudi Supriatna Nata Saputra - Project Management Officer
4. Heri Saputra - Project Management Officer
5. Ghotama Airlangga - Project Management Officer

Tim Penyusun:
1. Haruddin
2. Henni Andriani
3. Rudiyanto
4. Dhany Assegaf
5. Cahyono Eko Prastiyo
6. Tire
7. Susi Kartika Napitupulu
8. Ario Agung Bramanthi
9. Muhammad Azhar
10. Maisa Dwi Cahyo Ahdiat
11. Firli Kusuma Ardiati
12. Riska Fitry
13. Danan Rizky Rifani
14. Regi Wahono
15. Aang Abu Azhar
16. Muhammad Zainul Ikhlas
17. Raden Muhammad Maulana
18. Fadhlal Khaliq Surado
19 Juli
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pasal 58 ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara menyatakan bahwa Presiden selaku Kepala
Pemerintahan mengatur dan menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern
(SPI) di lingkungan pemerintahan secara menyeluruh untuk mendukung
peningkatan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
negara. Definisi SPI menurut pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah proses yang
integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh
pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberi keyakinan memadai atas
tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan
pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan. Selanjutnya, SPIP didefinisikan sebagai SPI yang
diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan daerah.
Penyelenggaraan SPIP diharapkan dapat memberikan keyakinan yang
memadai bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan organisasi,
keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan. Penyelenggaraan SPIP dilaksanakan
dengan memperhatikan prinsip-prinsip tata kelola yang mencakup peningkatan
kapabilitas APIP, pengelolaan risiko, dan pengendalian korupsi sebagai satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Satuan kerja/unit kerja bertanggung jawab menyelenggarakan pengendalian
intern dengan melaksanakan identifikasi sampai pemantauan atas risiko dan
perbaikan pengendalian, termasuk pengendalian korupsi. Pengelolaan risiko dan
pengendalian korupsi yang efektif hanya dapat dilaksanakan dengan dukungan
peran Satuan Pengendalian Internal/Satuan Kepatuhan Internal (SPI/SKI) yang
efektif. Integrasi antara pengelolaan risiko, pengendalian korupsi, dan SPI/SKI
yang efektif akan menjamin keberhasilan pencapaian tujuan di satuan kerja/unit
kerja.

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
1
Untuk memberi keyakinan yang memadai bahwa proses penyelenggaraan
SPIP pada satuan kerja/unit kerja telah mendukung pencapaian tujuan sesuai
mandat yang telah ditetapkan, Itjen Kemenkes menyusun pedoman penilaian
maturitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pada level satuan
kerja/unit kerja. Pedoman ini menjadi standar yang mengatur penilaian maturitas,
yang meliputi Penilaian Mandiri (PM), Penjaminan Kualitas (PK) dan penilaian
maturitas SPIP Terintegrasi oleh Itjen Kemenkes.

B. Maksud dan Tujuan


Pedoman penilaian maturitas penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) pada
satuan kerja/unit kerja disusun dengan maksud:
1. Menetapkan standar mekanisme dan proses PM oleh asesor manajemen dan
SKI/SPI serta PK yang dilakukan oleh Itjen Kemenkes;
2. Menetapkan standar mekanisme dan proses penilaian maturitas SPIP-T oleh
Itjen Kemenkes atas hasil PM yang telah dilakukan PK; dan
3. Menjadi tolok ukur bagi pemeriksa dalam menyelenggarakan pemeriksaan
terhadap pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara.

C. Ruang Lingkup
1. Mekanisme Penilaian
Mekanisme penilaian maturitas penyelenggaraan SPIP-T terdiri dari:
a. PM oleh asesor manajemen satuan kerja/unit kerja;
b. PK yang dilakukan oleh APIP;
c. Penilaian maturitas SPIP-T oleh Itjen Kemenkes atas hasil penilaian
mandiri yang telah dilakukan PK.
2. Fokus Penilaian
Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP yang mencakup PM dan PK pada
satuan kerja/unit kerja dan penilaian maturitas SPIP-T oleh Itjen Kemenkes
mencakup penilaian secara terintegrasi atas:
a. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP);
b. Manajemen Risiko Indeks (MRI); dan
c. Indeks Efektivitas Pengendalian Korupsi (IEPK).

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
2
3. Komponen Penilaian
Komponen Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP-T terdiri dari:
a. Penetapan Tujuan;
b. Struktur dan Proses; dan
c. Pencapaian Tujuan.
4. Periode yang Dinilai
Periode Maturitas Penyelenggaraan SPIP-T yang dinilai adalah sebagai
berikut:
a. Penetapan tujuan dilakukan atas dokumen perencanaan tahun berjalan;
b. Struktur dan proses dilakukan atas pengendalian yang dilaksanakan pada
tahun berjalan; dan
c. Pencapaian tujuan dilakukan atas kinerja tahun sebelumnya.

D. Metodologi Penyusunan
Peraturan Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP-T pada Unit kerja disusun
dengan metodologi sebagai berikut:
1. Merujuk kepada Peraturan BPKP RI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penilaian
Maturitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Terintegrasi Pada Kementerian/ Lembaga/Pemerintah Daerah dan melakukan
penyesuaian terhadap proses bisnis di level satuan kerja/unit kerja.
2. Melakukan uji coba pada satuan/kerja unit kerja dengan menuangkan hasilnya
pada lembar Kertas Kerja (KK);

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
3
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Definisi dan Konsep


1. Maturitas Penyelenggaraan SPIP
Andersen dan Jessen (2003) menyatakan bahwa konsep maturitas pada
organisasi bertujuan mengarahkan organisasi dalam kondisi yang optimal
untuk mencapai tujuannya. Selain itu, menurut the Institute of Internal Auditors
(2013) model maturitas menggambarkan tahapan proses yang diyakini akan
mengarah pada pencapaian Output dan Outcome yang lebih baik. Tingkat
maturitas penyelenggaraan SPIP adalah tingkat kematangan SPIP dalam
mencapai tujuan pengendalian intern sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 2008. Tingkat maturitas ini dapat digunakan sebagai dasar
perbaikan penyelenggaraan SPIP.
Proses penilaian dilakukan untuk mengukur tingkat maturitas
penyelenggaraan SPIP yang berfokus pada 3 (tiga) komponen yaitu kualitas
penetapan tujuan, penyelenggaraan struktur dan proses, serta pencapaian
tujuan yang mencerminkan hasil dari penyelenggaraan SPIP. Penilaian atas
kualitas penetapan tujuan dilakukan untuk memastikan tujuan dan sasaran
yang ditetapkan telah sesuai mandat organisasi, berorientasi pada hasil, dan
mempertimbangkan isu strategis. Penilaian atas struktur dan proses dilakukan
terhadap 5 (lima) unsur pengendalian yang kemudian dirinci menjadi 25 (dua
puluh lima) subunsur pengendalian. Masing-masing subunsur tersebut memiliki
parameter yang menunjukkan kualitas pengendalian intern, pengelolaan risiko,
serta upaya pengendalian korupsi.

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
4
Penjabaran penilaian struktur dan proses dapat dilihat pada Gambar II.1
pada halaman berikut. Pencapaian tujuan organisasi dinilai melalui pencapaian
4 (empat) tujuan SPIP yaitu kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan
pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan. Kegiatan yang efektif dan efisien dinilai
melalui capaian Output dan Outcome organisasi. Keandalan pelaporan
keuangan dinilai melalui capaian opini atas laporan keuangan. Pengamanan
aset negara dinilai melalui capaian keamanan administrasi, keamanan hukum,
dan keamanan fisik terhadap aset. Ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan dinilai melalui jumlah temuan ketidakpatuhan dalam Laporan Hasil
Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan RI dan keterjadian kasus korupsi.

Sumber: Perka BPKP No. 5 Tahun 2021

2. Manajemen Risiko Indeks (MRI)


Manajemen Risiko Indeks (MRI) pada unit kerja adalah indeks yang
menggambarkan kualitas penerapan manajemen risiko di lingkup unit kerja
yang diperoleh dari perhitungan parameter penilaian pengelolaan risiko. Pada
model penilaian MRI, parameter penilaian dikelompokkan menjadi 8 (delapan)
area dalam 3 (tiga) komponen utama yaitu:
a. Perencanaan
Penilaian atas komponen perencanaan dilakukan untuk menilai kualitas
penetapan tujuan yang meliputi penilaian keselarasan, ketepatan indikator,
kelayakan target kinerja sasaran, program, dan kegiatan.

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
5
b. Kapabilitas
Penilaian atas komponen kapabilitas dilakukan terhadap area-area sebagai
berikut:
1) Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan komitmen, pendekatan, dan dorongan
pimpinan unit kerja terkait penerapan manajemen risiko;
2) Kebijakan manajemen risiko
Kebijakan manajemen risiko merupakan panduan bagi Unit Pengelola
Risiko (UPR) dalam menerapkan manajemen risiko di lingkungan
kerjanya;
3) Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan dukungan dari sisi kesadaran,
kompetensi, dan keterampilan terkait manajemen risiko;
4) Kemitraan
Kemitraan terkait dengan bagaimana unit kerja mengelola risiko yang
berhubungan dengan mitra kerja;
5) Proses pengelolaan risiko
Proses pengelolaan risiko merupakan langkah yang dilakukan unit kerja
dalam pengelolaan risiko.
c. Hasil
Komponen hasil menggambarkan hasil pengelolaan risiko dan pencapaian
tujuan unit kerja. Penilaian atas komponen hasil terbagi ke dalam 2 (dua)
area, sebagai berikut:
1) Aktivitas Penanganan Risiko
Merupakan implementasi penanganan risiko oleh unit kerja;
2) Outcome
Menunjukkan kontribusi penerapan manajemen risiko pada pencapaian
tujuan unit kerja.
Ilustrasi Model Penilaian MRI pada unit kerja dapat dilihat pada Gambar II.2

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
6
Sumber: Perka BPKP No. 5 Tahun 2021

3. Indeks Efektivitas Pengendalian Korupsi (IEPK)


IEPK adalah kerangka pengukuran atas kemajuan segala upaya pencegahan
dan penanganan risiko korupsi di dalam organisasi. Dimensi IEPK merupakan
pengembangan dari Fraud Control Plan (FCP) yang merupakan kerangka
pengelolaan risiko korupsi dalam organisasi. Dimensi dan indikator IEPK
dikelompokkan dalam 3 (tiga) pilar, yaitu:

a. Pilar Kapabilitas Pengelolaan Risiko Korupsi


Kapabilitas pengelolaan risiko korupsi didefinisikan sebagai karakteristik
organisasional yang mengindikasikan 2 (dua) dimensi kapabilitas yaitu
kapasitas dan kompetensi organisasi untuk mengelola risiko korupsi.
1) Kapasitas mencakup semua aspek kebijakan formal antikorupsi, mulai
dari pernyataan kebijakan dalam dokumen perencanaan, penetapan
struktur, SOP antikorupsi, serta standar perilaku. Kapasitas juga
ditampilkan oleh dukungan eksplisit sumber daya, baik keuangan,
personel, maupun sarana dan prasarana.
2) Kompetensi merujuk kepada gabungan pengetahuan, skill
(keterampilan), dan pengalaman yang memampukan organisasi
mengelola risiko korupsi secara efektif.

b. Pilar Penerapan Strategi Pencegahan


Penerapan strategi pencegahan didefinisikan sebagai satu-kesatuan proses
yang menyeluruh pada semua aspek penerapan strategi pencegahan
korupsi yang berfokus pada:

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
7
1) Efektivitas pencegahan dan deteksi dini yaitu menilai seberapa
konsisten asesmen risiko korupsi dilakukan dan program pembelajaran
antikorupsi telah meningkatkan kepedulian pegawai dan stakeholder
dalam mencegah dan mendeteksi perilaku korupsi.
2) Menilai seberapa jauh budaya organisasi antikorupsi terbentuk yang
tercermin oleh terwujudnya kepemimpinan etis, integritas,
organisasional, dan iklim etis yang kondusif.

c. Pilar Penanganan Kejadian Korupsi


Pilar penanganan kejadian korupsi melihat efektivitas pengelolaan risiko
korupsi melalui 2 (dua) hal, yaitu sistem respons dan peristiwa korupsi.
1) Efektivitas sistem respons digambarkan oleh seberapa konsisten
langkah-langkah investigatif dilaksanakan atas setiap indikasi korupsi
yang terdeteksi serta seberapa jauh pengenaan sanksi kepada pelaku,
pemulihan kerugian, dan perbaikan sistem pengendalian dilakukan
secara konsisten sebagai tindak lanjutnya;
2) Kejadian korupsi merupakan peristiwa aktual korupsi yang masih terjadi
di dalam lingkungan unit kerja yang keberadaannya menjadi faktor
pengurang efektivitas pengendalian korupsi organisasi.

Ilustrasi Model Penilaian IEPK dapat dilihat pada Gambar II.3.

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
8
Gambar II.3 – Model Penilaian Indeks Efektivitas Pengendalian Korupsi
pada satuan kerja/unit kerja

Sumber: Perka BPKP No. 5 Tahun 2021

B. Kerangka Kerja Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP


1. Komponen Maturitas Penyelenggaraan SPIP
Komponen maturitas penyelenggaraan SPIP terdiri dari 3 (tiga) komponen
yang memengaruhi kualitas penyelenggaraan SPIP dalam pencapaian tujuan
satuan kerja/unit kerja. Komponen tersebut meliputi penetapan tujuan, struktur
dan proses yang mencerminkan subunsur dari unsur SPIP, serta pencapaian
tujuan satuan kerja/unit kerja. Adapun kerangka penilaian penyelenggaraan
SPIP sebagaimana disajikan pada Gambar II.4

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
9
Gambar II.4-Kerangka Kerja Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP

FRAMEWORK PENILAIAN PENYELENGGARAN SPIP

PENETAPAN TUJUAN STRUKTUR DAN PROSES PENCAPAIAN TUJUAN SPIP


Penilaian Kualitas Penilaian Struktur dan Proses (Unsur SPIP) Penilaian Capaian 4 Tujuan SPIP
Perencanaan

LINGKUNGAN Efektivitas dan Efisiensi


PENGENDALIAN

Sasaran Strategis
Satuan Kerja/Unit
Keandalan Pelaporan
Kerja PENILAIAN Keuangan
PEMANTAUAN
RISIKO

Pengamanan Aset Negara

Strategi Pencapaian
Sasaran Strategis
Ketaatan Terhadap
INFORMASI
INFORMASI DAN
DAN KEGIATAN Peraturan Perundang-
KOMUNIKASI
KOMUNIKASI PENGENDALIAN undangan

MANAJEMEN KUALITAS SEKTOR PUBLIK


NILAI MATURITAS SPIP
MANAJEMEN RISIKO INDEKS IEPK LEVEL EFEKTIFITAS SPI/SKI

Sumber: Perka BPKP No. 5 Tahun 2021

Adapun penjelasan dari setiap komponen adalah sebagai berikut:

a. Penetapan Tujuan
Penilaian atas komponen penetapan tujuan dilakukan untuk menilai
kualitas atas perencanaan kinerja, yaitu apakah sasaran yang ditetapkan
oleh satuan kerja/unit kerja telah mempertimbangkan mandat, berorientasi
pada hasil, mempertimbangkan isu. Keselarasan ini dapat dilihat dari
kesesuaian sasaran dengan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung
sasaran tersebut. Selain itu, dalam komponen ini dilakukan pengukuran
juga terkait kualitas strategi perencanaannya. Proses rinci dan langkah
kerja untuk melakukan penilaian atas komponen penetapan tujuan akan
dijelaskan lebih lanjut pada Bab III.

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
10
b. Struktur dan Proses
Penilaian atas struktur dan proses dilakukan untuk menilai kualitas struktur
dan proses penyelenggaraan SPIP yang tercermin dari pemenuhan
parameter subunsur SPIP. Pemenuhan parameter subunsur SPIP
sekaligus merupakan pemenuhan parameter MRI dan IEPK. Proses rinci
dan langkah kerja untuk melakukan penilaian atas komponen struktur dan
proses akan dijelaskan lebih lanjut pada Bab III.

c. Pencapaian Tujuan SPIP


Penilaian atas pencapaian tujuan SPIP dilakukan untuk menilai pencapaian
hasil penyelenggaraan SPIP pada unit kerja yang dikelompokkan menjadi
4 (empat) yaitu efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan organisasi,
keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan. Proses rinci dan langkah kerja
untuk melakukan penilaian komponen pencapaian tujuan unit kerja akan
dijelaskan lebih lanjut pada Bab III.

Penilaian maturitas penyelenggaraan SPIP akan mengidentifikasi


kelemahan-kelemahan pengendalian yang menjadi area perbaikan (Area
of Improvement/AoI). Sebagai dasar penyusunan rekomendasi perbaikan
atas kelemahan pengendalian tersebut dapat menggunakan pendekatan
Manajemen Kualitas Sektor Publik. Manajemen kualitas sektor publik
merupakan konsep pengembangan manajemen kualitas yang difokuskan
pada peningkatan kualitas pengelolaan aktivitas yang dilaksanakan oleh
organisasi sektor publik yang mengacu pada unsur pembentuk kualitas
manajemen yang terdiri dari Kepemimpinan (Leadership), Perencanaan
dan Strategi (Planning and Strategy), Pegawai dan Sumber Daya (People
and Resources), Proses (Process), Penghantaran (Delivery), dan Hasil
(Results).

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
11
3. Pembobotan dan Karakteristik Hasil Penilaian
Penilaian maturitas penyelenggaraan SPIP meliputi pembobotan penilaian
atas SPIP, MRI, dan IEPK. Rincian pembobotan untuk masing-masing nilai
disajikan pada Tabel II.1 untuk nilai maturitas penyelenggaraan SPIP.
Subunsur 1.7 Perwujudan Peran SPI/SKI yang Efektif pada SPIP
menggunakan hasil penilaian Efektifitas peran SPI/SKI yang dinilai dengan
pedoman tersendiri. Tabel II.2 untuk MRI dan Tabel II.3 untuk IEPK.

Tabel II.1 - Bobot Komponen, Unsur, dan Subunsur Penilaian Maturitas


Penyelenggaraan SPIP
Bobot Bobot
Komponen, Unsur, dan Subunsur
Unsur Komponen
PENETAPAN TUJUAN 40,00%
Kualitas Sasaran Strategis 50,00%
Kualitas Strategi Pencapaian Sasaran Strategis 50,00%
SUB JUMLAH PERENCANAAN 100,00%
STRUKTUR DAN PROSES 30,00%
Lingkungan Pengendalian
Penegakan Integritas dan Nilai Etika (1.1) 3,75%
Komitmen terhadap Kompetensi (1.2) 3,75%
Kepemimpinan yang Kondusif (1.3) 3,75%
Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan (1.4) 3,75%
Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat (1.5) 3,75%
Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan SDM (1.6) 3,75%
Perwujudan Peran APIP yang Efektif (1.7) 3,75%
Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi Pemerintah Terkait (1.8) 3,75%
Penilaian Risiko
Identifikasi Risiko (2.1) 10%
Analisis Risiko (2.2) 10%
Kegiatan Pengendalian
Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah (3.1) 2,27%
Pembinaan Sumber Daya Manusia (3.2) 2,27%
Pengendalian atas Pengelolaan Sistem Informasi (3.3) 2,27%
Pengendalian Fisik atas Aset (3.4) 2,27%
Penetapan dan Reviu atas Indikator dan Ukuran Kinerja (3.5) 2,27%
Pemisahan Fungsi (3.6) 2,27%
Otorisasi atas Transaksi dan Kejadian yang Penting (3.7) 2,27%
Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu atas Transaksi dan Kejadian (3.8) 2,27%
Pembatasan Akses atas Sumber Daya dan Pencatatannya (3.9) 2,27%
Akuntabilitas terhadap Sumber Daya dan Pencatatannya (3.10) 2,27%
Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting (3.11) 2,27%
Informasi dan Komunikasi
Informasi yang Relevan (4.1) 5%
Komunikasi yang Efektif (4.2) 5%
Pemantauan
Pemantauan Berkelanjutan (5.1) 7,50%
Evaluasi Terpisah (5.2) 7,50%
SUB JUMLAH STRUKTUR DAN PROSES 100,00%
PENCAPAIAN TUJUAN SPIP 30,00%
Efektivitas dan Efisiensi
Capaian Outcome 15%
Capaian Output 15%
Keandalan Laporan Keuangan
Opini LK 25%
Pengamanan atas Aset
Keamanan Administrasi 10%
Keamanan Fisik 5%
Keamanan Hukum 10%
Ketaatan pada Peraturan
Temuan Ketaatan - BPK 20%
SUB JUMLAH HASIL 100,00%
TOTAL BOBOT 100%

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
12
Tabel II.2 - Pembobotan Komponen dan Area Manajemen Risiko Indeks
(MRI)

Bobot
Komponen/Area Bobot Area
Komponen
PERENCANAAN 40,00%
Kualitas Perencanaan 40,00%
KAPABILITAS 30,00%
Kepemimpinan 5,00%
Kebijakan Manajemen Risiko 5,00%
Sumber Daya Manusia 5,00%
Kemitraan 2.50%
Proses Manajemen Risiko 12.50%
HASIL 30,00%
Aktivitas Penanganan Risiko 18.75%
Ooutcomes 11.25%
TOTAL BOBOT 100%

Tabel II.3 - Pembobotan Pilar dan Indikator Indeks Efektivitas Pengendalian


Korupsi (IEPK)

Bobot Bobot
Pilar/Indikator
Indikator Pilar
KAPABILITAS PENGELOLAAN RISIKO KORUPSI 48,00%
Kebijakan Antikorupsi 9.60%
Seperangkat Sistem Antikorupsi 7.20%
Dukungan Sumber Daya 7.20%
Power (Kuasa dan Wewenang) 14.40%
Pembelanjaran Antikorupsi 9.60%
PENERAPAN STRATEGI PENCEGAHAN 36,00%
Asesmen dan Mitigasi Risiko Korupsi 9.00%
Saluran Pelaporan Internal Yang Efektif dan Kredibel 3.60%
Kepemimpinan Etis 9.00%
Integritas Organisasi 7.20%
Iklim Etis Prinsip 7.20%
PENANGANAN KEJADIAN KORUPSI 16,00%
Investigasi 8.00%
Tindakan Korektif 8.00%
TOTAL BOBOT 100%

Penetapan skor maturitas penyelenggaraan SPIP menggunakan skor hasil


evaluasi dengan membuat rerata tertimbang. Skor ini yang kemudian akan
digunakan untuk menentukan tingkat maturitas SPIP. Interval skor tingkat
maturitas SPIP adalah sebagaimana tercantum pada Tabel II.4.

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
13
Tabel II.4 - Interval Skor Tingkat Maturitas Penyelenggaraan SPIP

No Tingkat Maturitas Interval Skor

1 Rintisan 1,00 ≤ Skor < 2,00


2 Berkembang 2,00 ≤ Skor < 3,00
3 Terdefinisi 3,00 ≤ Skor < 4,00
4 Terkelola dan Terukur 4,00 ≤ Skor < 4,50
5 Optimum ≥ 4,50

Setiap tingkatan maturitas SPIP mempunyai karakteristik yang


membedakan antara satu tingkat dari lainnya. Karakteristik tersebut dapat
dilihat pada Gambar II.5 berikut.

Gambar II.5 - Karakteristik Tingkat Maturitas Penyelenggaraan SPIP

Sumber: Perka BPKP No. 5 Tahun 2021

Penjelasan atas karakteristik dimaksud adalah sebagai berikut:


a. Tingkat Rintisan
Tingkat maturitas “Rintisan” dalam penyelenggaraan SPIP menunjukkan
bahwa organisasi tersebut belum mampu mendefinisikan kinerja sesuai
dengan mandat, tugas, dan fungsinya, serta belum dapat merumuskan
indikator kinerja, target kinerja dan strategi pencapaian kinerjanya dengan
baik.

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
14
Kondisi tersebut memengaruhi struktur dan proses pengendalian yang
berdampak pada pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi yang tidak
efektif, pelaporan keuangan dan pengelolaan aset yang tidak andal,
tingkat ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang- undangan yang
tinggi, serta kerentanan terjadinya korupsi pada organisasi.

b. Tingkat Berkembang
Tingkat maturitas “Berkembang” dalam penyelenggaraan SPIP
menunjukkan bahwa organisasi telah mampu merumuskan kinerjanya
dengan baik sesuai mandat, tugas dan fungsi organisasi, dan telah
merumuskan indikator dan target kinerja yang berkualitas. Namun
demikian, organisasi belum menyusun strategi pencapaian kinerja berupa
program dan kegiatan yang efektif dalam upaya pencapaian target kinerja
tersebut. Telah terdapat pelaksanaan pengendalian, namun masih
sebatas pemenuhan dalam bentuk komunikasi pengendalian kepada
pihak-pihak terkait.
Kondisi tersebut berdampak pada pelaksanaan tugas dan fungsi
organisasi yang belum efektif, pelaporan keuangan dan pengelolaan aset
yang belum andal, ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan, dan risiko keterjadian korupsi yang tinggi.

c. Tingkat Terdefinisi
Tingkat maturitas “Terdefinisi” menunjukkan bahwa organisasi telah
mampu mengelola kinerjanya dengan baik. Organisasi tersebut tidak
hanya mampu merumuskan kinerja beserta indikator dan targetnya saja,
tetapi juga telah mampu menyusun strategi pencapaian kinerja berupa
program dan kegiatan yang efektif dalam upaya pencapaian target kinerja
tersebut.

Pengendalian telah dibangun dan diimplementasikan pada seluruh


program dan kegiatan organisasi. Organisasi juga telah menyusun dan
mengimplementasikan kebijakan pengelolaan risiko (termasuk risiko
korupsi) pada seluruh unit kerja organisasi. Namun demikian, belum

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
15
terdapat evaluasi terhadap efektivitas pengendalian dan pengelolaan
risiko (termasuk risiko korupsi) tersebut.
Hal tersebut berdampak pada masih adanya tugas dan fungsi organisasi
yang belum berjalan secara efektif, masih adanya permasalahan yang
tidak material dalam pelaporan keuangan dan pengelolaan aset, masih
adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan
cukup tingginya risiko keterjadian korupsi.

d. Tingkat Terkelola dan Terukur


Tingkat maturitas “Terkelola dan Terukur” dalam penyelenggaraan SPIP
menunjukkan bahwa organisasi telah memiliki pengelolaan kinerja yang
baik, dengan pengelolaan risiko dan kegiatan pengendalian yang mampu
memastikan efektivitas pencapaian tujuan organisasi. Pengelolaan risiko
korupsi telah berdampak pada terciptanya budaya organisasi antikorupsi.
Organisasi dengan tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP “terkelola
dan terukur” telah menjalankan tugas dan fungsinya secara efektif, telah
memiliki pelaporan keuangan dan pengelolaan aset yang baik, telah
memiliki kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Namun
demikian, organisasi belum memiliki kemampuan adaptasi terhadap
perubahan yang terjadi di lingkungan organisasi, sehingga peluang-
peluang yang ada belum dapat dioptimalkan dalam upaya peningkatan
efektivitas pencapaian tujuan organisasi.

e. Tingkat Optimum
Tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP yang “Optimum” menunjukkan
bahwa organisasi telah memiliki pengelolaan kinerja yang baik. Sistem
pengendalian yang dibangun telah berjalan dengan efektif dan mampu
beradaptasi terhadap perubahan lingkungan organisasi. Hal tersebut
berdampak pada efektivitas dan efisiensi tugas dan fungsi organisasi,
tidak adanya permasalahan dalam pelaporan keuangan dan pengelolaan
aset, serta ketaatan seluruh bagian organisasi terhadap peraturan
perundang-undangan.
Uraian karakteristik tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP di atas
secara ringkas dirangkum dalam matriks pada Gambar II.6 berikut:

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
16
Gambar II.6 – Matriks Karakteristik Tingkat Maturitas Penyelenggaraan
SPIP

Sumber: Perka BPKP No. 5 Tahun 2021

3. Prosedur Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi


Prosedur penilaian maturitas penyelenggaraan SPIP meliputi proses PM, PK
dan evaluasi atas Hasil PM dan PK yang akan disebut dengan tahap
Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP. Prosedur tersebut dilakukan
secara berurutan sesuai dengan jadwal penilaian dan pelaksana kegiatan
masing-masing. Prosedur ini dapat dilihat pada Gambar II.7 berikut.
Gambar II.7 - Prosedur Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP
PENILAIAN MANDIRI/ PENETAPAN PERBAIKAN
P PENJAMINAN KUALITAS LEVEL SPIP BERKELANJUTAN

R PM & PK
EVALUASI/
PENILAIAN ATAS PM
Jul Jan Jun Jul Ags
O 20XX-1 20XX 20XX Des

S KAPAN?
Persiapan 4 PEMANTAUAN
1
E
- Penetapan Tim
- Penentuan Indikator
- Rencana Penilaian 1 Persiapan

S Pelaksanaan
Aspek yang Dinilai: Metode:
2 - Penetapan Tujuan - Analisis Dokumen
- Struktur dan Proses - Wawancara EVALUASI
(PROSES
- Pencapaian Tujuan - Observasi
2 Pelaksanaan DAN Monitoring atas

B
SUBSTANSI)
Hasil Penilaian
BAGAIMANA?
Pelaporan Penyelenggaraan
3 Hasil penilaian, AOI, dan SPIP
I Pemantauan
Perbaikan AoI
rekomendasi perbaikan
pengendalian
3 Pelaporan
S sesuai rencana
aksi
4

N
I
Koordinator PM Koordinator PK
Kepala Unit Kerja Inspektur I-IV
BIMTEK
SIAPA? Asesor Tim Penjamin Kualitas

S Unit kerja APIP Kemenkes

Unit kerja dan Itjen


Unit Kerja Itjen Kemenkes
Kemenkes

Sumber: Perka BPKP No. 5 Tahun 2021

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
17
BAB III
PENILAIAN MANDIRI DAN PENJAMINAN KUALITAS

Penilaian Mandiri (PM) maturitas penyelenggaraan SPIP-Terintergrasi (SPIP-T)


dilakukan oleh asesor/manajemen di unit kerja dan Penjaminan Kualitas (PK) atas PM
yang telah dilakukan unit kerja dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal.

A. Persiapan Penilaian
Persiapan penilaian dilakukan oleh Itjen Kemenkes disampaikan kepada satuan
kerja/unit kerja sebelum dilaksanakan penilaian.
Persiapan penilaian maturitas SPIP-T dengan menyampaikan materi rencana
penilaian maturitas penyelenggaran SPIP-T, memuat antara lain:
a. Latar Belakang
b. Tujuan dan Manfaat
c. Ruang Lingkup Metodologi yang Digunakan
d. Tahapan dan Jadwal Waktu
e. Sistematika Pelaporan
f. Rencana Kebutuhan Sumber Daya

B. Penilaian Mandiri
1. Pelaksana Penilaian Mandiri
Pelaksana penilaian mandiri dilaksanakan oleh satuan kerja/unit kerja yang
ditetapkan dengan surat keputusan oleh kepala satker/unit kerja, terdiri dari:
a. Kepala satuan kerja/unit kerja sebagai koordinator pelaksanaan PM;
b. Asesor manajemen selaku pelaksana PM yang terdiri dari/mewakili fungsi:
1) Perencanaan dan evaluasi;
2) Keuangan dan BMN;
3) Satuan Pengawas Intern/Satuan Kepatuhan Intern.

2. Waktu Pelaksanaan Penilaian Mandiri


Pelaksanaan PM dapat dilakukan antara rentang waktu 1 Juli tahun
sebelumnya sampai dengan tanggal 30 Mei tahun berjalan.

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
18
3. Komponen Penilaian Mandiri
Dalam penyelenggaraan PM pada satuan kerja/unit kerja, asesor manajemen
menilai komponen sebagai berikut:
a. Penetapan tujuan dilakukan atas dokumen perencanaan tahun berjalan;
b. Struktur dan proses dilakukan atas pengendalian yang dilaksanakan pada
tahun berjalan; dan
c. Pencapaian tujuan dilakukan atas kinerja tahun sebelumnya.

4. Tahapan Penilaian Mandiri


a. Tahap Persiapan
1) Pembentukan Tim Asesor PM
Kepala satuan kerja/unit kerja menetapkan kebijakan terkait dengan
pembentukan tim asesor. Penetapan anggota tim asesor dilakukan
dengan mempertimbangkan kompleksitas satuan kerja/unit kerja, serta
penguasaan atas proses bisnis satuan kerja/unit kerja mulai dari
perencanaan sampai dengan pertanggungjawaban. Minimal 1/3
(sepertiga) tim asesor telah mengikuti bimbingan teknis SPIP.
2) Penentuan Objek PM
Objek PM adalah seluruh rangkaian proses bisnis satuan kerja/unit
kerja.

b. Tahap Pelaksanaan
1) Pengumpulan Bukti
Proses pengumpulan bukti dilaksanaan pada tahap PM di satuan
kerja/unit kerja. Pengumpulan bukti pendukung penilaian maturitas
penyelenggaraan SPIP dilakukan dengan menggunakan salah satu atau
kombinasi dari teknik pengumpulan bukti sesuai dengan pertimbangan
profesional asesor. Teknik pengumpulan bukti tidak terbatas pada
wawancara, observasi, dan analisis dokumen, namun dapat dilakukan
dengan tekhnik yang lain.

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
19
a) Wawancara dilakukan kepada pejabat/pegawai yang mewakili tugas
dan fungsi terhadap:
(1) Pencapaian Tujuan
(2) Keandalan Laporan Keuangan
(3) Pengaman Aset
(4) Ketaatan terhadap Peraturan Perundang-undangan
Bukti wawancara didokumentasikan dalam bentuk dokumen hasil
wawancara.

b) Observasi dilakukan secara langsung terhadap aktivitas dari orang,


suatu kejadian, maupun kondisi aset tertentu, terhadap
proses/prosedur yang berjalan, inspeksi, verifikasi , dan lainnya.
Bukti observasi berupa foto atau dokumen lain seperti berita acara
hasil pemeriksaan fisik, dan deskripsi tertulis dari hasil pengamatan
yang telah dilakukan.

c) Analisis Dokumen
Dokumen yang diperoleh perlu diuji kualitasnya untuk dapat
digunakan sebagai bukti analisis dokumen.

2) Penilaian pada Proses PM


a) Komponen Penetapan Tujuan
Penilaian atas komponen penetapan tujuan difokuskan pada 2 (dua)
unsur, yaitu kualitas sasaran dan strategi pencapaian sasaran.
Langkah PM untuk komponen penetapan tujuan adalah sebagai
berikut:
(1) Menilai Kualitas Sasaran dan strategi pencapaian
(a) Identifikasi seluruh sasaran yang telah ditetapkan, dan
lakukan penilaian atas kualitas sasaran
(b) Jabarkan sasaran dari Kertas Kerja Kualitas Sasaran
kedalam kegiatan Pencapaian Sasaran;
(c) Identifikasi dan lakukan penilaian atas indikator kinerja, dan
target yang mendukung pencapaian sasaran, tuangkan
kedalam KK 1;

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
20
(d) Rumuskan Area of Improvement (AoI) serta rekomendasi
atas kelemahan pada kualitas sasaran dan kualitas kegiatan
(e) Tuangkan hasil pengujian ke dalam Laporan Hasil Penilaian
Mandiri Maturitas Penyelenggaraan SPIP-T (LHPM).

b) Komponen Struktur dan Proses


Penilaian atas komponen struktur dan proses difokuskan pada 5
(lima) unsur SPIP yang mendukung pencapaian 4 (empat) tujuan
SPIP. Langkah PM untuk komponen struktur dan proses adalah
sebagai berikut:
(1) Dapatkan gambaran kondisi di organisasi untuk setiap parameter,
dengan menggunakan teknik pengujian yang paling tepat
(wawancara/analisis dokumen/observasi);
(2) Tuangkan hasil pengujian yang menggambarkan kondisi satuan
kerja/unit kerja pada KK 2 dan simpulkan hasilnya;
(3) Tuangkan hasil pengumpulan bukti dan pengujian ke dalam
laporan hasil PM penyelenggaraan SPIP-T.

c) Komponen Pencapaian Tujuan


Penilaian atas komponen Pencapaian Tujuan difokuskan pada
capaian 4 (empat) indikator hasil yaitu efektivitas dan efisiensi
pencapaian tujuan organisasi, keandalan pelaporan keuangan,
pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan.
Langkah PM untuk setiap tujuan penyelenggaraan SPIP adalah
sebagai berikut:
(1) Tujuan I: Efektivitas dan Efisiensi Pencapaian Tujuan Organisasi
(a) Identifikasi seluruh kegiatan satker/unit kerja pada tahun
sebelumnya yang merupakan penjabaran dari sasaran satuan
kerja/unit kerja, dan berikan penilaian atas capaian sasaran
dan kegiatan satker pada KK 4;
(b) Tuangkan hasil pengumpulan bukti maupun pengujian ke
dalam laporan sesuai tahapan.

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
21
(2) Tujuan II: Keandalan Pelaporan Keuangan
(a) Identifikasi opini KAP/CHR terhadap Laporan Keuangan
Itjen/PIPK satuan kerja/unit kerja dalam 5 tahun terakhir,
termasuk temuan dan rekomendasi pada KK 5;
(b) Lakukan analisis dan buat simpulan terkait temuan berulang
dan penyebabnya;
(c) Tuangkan hasil pengumpulan bukti maupun pengujian ke
dalam laporan sesuai tahapan.

(3) Tujuan III: Pengamanan Aset Negara


(a) Identifikasi opini KAP/CHR terhadap Laporan Keuangan
Itjen/Audit BMN, Inventarisasi BMN/Revaluasi BMN/Informasi
dari Bagian Keuangan/BMN satuan kerja/unit kerja dalam 5
tahun terakhir, terutama catatan terkait BMN pada KK 6;
(b) Lakukan analisis dan buat simpulan atas catatan BMN,
termasuk penyebab temuan, dan kondisi BMN;
(c) Tuangkan hasil pengumpulan bukti maupun pengujian ke
dalam laporan sesuai tahapan.

(4) Tujuan IV: Ketaatan terhadap Peraturan Perundang-Undangan


(a) Identifikasi temuan BPK, BPKP, Itjen terkait kepatuhan
terhadap Peraturan Perundang-Undangan dalam 4 tahun
terakhir, tuangkan pada KK 7;
(b) Lakukan analisis dan identifikasi subunsur SPIP yang
terkait dengan hal-hal tersebut;
(c) Tuangkan hasil pengumpulan bukti maupun pengujian ke
dalam laporan sesuai tahapan.

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
22
c. Tahap Pelaporan
1) Penyusunan Laporan PM
Tim asesor membuat Laporan Hasil Penilaian Mandiri pada lingkup
satuan kerja/unit kerja, termasuk merumuskan Area of Improvement
(AoI), rekomendasi perbaikan, dan rencana aksi untuk
menindaklanjutinya. Area of Improvement adalah kelemahan
pengendalian yang diidentifikasi berdasarkan hasil penilaian maturitas
penyelenggaran SPIP yang diklasifikasikan menurut komponen
penilaian.
2) Penyampaian Laporan
Laporan hasil PM penyelenggaraan SPIP disampaikan kepada kepala
satuan kerja/unit kerja untuk menindaklanjuti rekomendasi dan rencana
aksi perbaikan pengendalian.

d. Tahap Pemantauan Tindak Lanjut


Tahapan ini mencakup aktifitas pemantauan tindak lanjut atas hasil penilaian
mandiri maturitas penyelenggaraan SPIP berdasarkan hasil yang disepakati
oleh tim PM dan PK, meliputi:
1) Pengelolaan data dan informasi hasil penilaian mandiri maturitas
penyelenggaraan SPIP, rekomendasi perbaikan AoI, dan rencana
aksinya oleh tim asesor;
2) Pemantauan tindak lanjut perbaikan AoI sesuai rencana aksi secara
berkala oleh tim PM.

C. Penjaminan Kualitas
Pada kegiatan ini, auditor Inspekorat Jenderal Kementerian Kesehatan dapat
berperan dalam memberikan saran dan perbaikan atas hasil penilaian mandiri
yang dilaksanakan oleh asesor manajemen satuan kerja/unit kerja berdasarkan
dari AoI.
1. Pelaksana Penjaminan Kualitas
Penjaminan kualitas dilaksanakan oleh auditor Inspektorat I s.d IV sesuai
dengan satuan kerja/unit kerja pada unit eselon I wilayah binaannya yang
ditetapkan dengan surat tugas.

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
23
2. Waktu Pelaksanaan Penjaminan Kualitas
Pelaksanaan PK dilakukan setelah dilakukan PM oleh asesor manajemen
satuan kerja/unit kerja.
3. Komponen Penjaminan Kualitas
Dalam penyelenggaraan PK atas hasil PM, komponen yang dilakukan
penjaminan kualitas sebagai berikut:
a. Penetapan tujuan dilakukan atas dokumen perencanaan tahun berjalan;
b. Struktur dan proses dilakukan atas pengendalian yang dilaksanakan pada
tahun berjalan; dan
c. Pencapaian tujuan dilakukan atas kinerja tahun sebelumnya.

4. Tahapan Penjaminan Kualitas


a. Tahap Persiapan
1) Pembentukan Tim Penjaminan Kualitas
Seluruh tim PK telah mengikuti pelatihan/workshop/sosialisasi terkait
SPIP atau pernah melaksanakan penugasan penilaian maturitas
penyelenggaraan SPIP.
2) Penentuan Objek PK
Objek penilaian PK adalah bagian perencanaan, pengelolaan keuangan,
pengelolaan aset serta pengawasan internal pada unit kerja/unit kerja

b. Tahap Pelaksanaan
1) Pengujian Bukti
Proses pengujian bukti dilaksanakan pada tahap PK. Pengujian bukti
dilakukan dengan teknik wawancara, observasi dan analisa mendalam
berdasarkan pertimbangan profesional auditor terhadap bukti yang
dikumpulkan pada tahap PM.

2) Penilaian pada Proses PK


a) Komponen Penetapan Tujuan
Penilaian atas komponen penetapan tujuan difokuskan pada 2 (dua)
unsur, yaitu kualitas sasaran strategis dan strategi pencapaian
sasaran strategis. Langkah PK untuk komponen penetapan tujuan
adalah sebagai berikut:

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
24
(1) Dapatkan kertas kerja PM dan LHPM, serta data dukung kertas
kerja tersebut;
(2) Lakukan pengujian dengan menguji pelaksanaan langkah kerja
pada proses PM, termasuk substansi pengujian yang dilakukan,
dan tuangkan pada LHPM;
(3) Tuangkan hasil pengujian ke dalam Laporan Hasil Penjaminan
Kualitas (LHPK).

b) Komponen Struktur dan Proses


Penilaian atas komponen struktur dan proses difokuskan pada
5 (lima) unsur SPIP yang mendukung pencapaian 4 (empat)
tujuan SPIP. Langkah PK untuk komponen struktur dan proses
adalah sebagai berikut:
(1) Dapatkan LHPM, kertas kerja penilaian struktur dan proses
KK 2, serta data dukung kertas kerja tersebut;
(2) Lakukan validasi dengan menguji pelaksanaan langkah kerja
pada proses penilaian mandiri, termasuk substansi pengujian
yang dilakukan, dan tuangkan pada KK 2;
(3) Tuangkan hasil PK kedalam laporan hasil penjaminan kualitas;

c) Komponen Pencapaian Tujuan


Penilaian atas komponen Pencapaian Tujuan difokuskan pada
capaian 4 (empat) indikator hasil yaitu efektivitas dan efisiensi
pencapaian tujuan organisasi, keandalan pelaporan keuangan,
pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan.

Langkah PK untuk setiap tujuan penyelenggaraan SPIP adalah


sebagai berikut:

(1) Dapatkan LHPM, kertas kerja penilaian pencapaian tujuan


(KK 4, KK 5, KK 6, dan KK 7), serta data dukung kertas
kerja tersebut;

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
25
(2) Lakukan validasi dengan menguji pelaksanaan langkah kerja
pada proses penilaian mandiri, termasuk substansi pengujian
yang dilakukan, dan tuangkan pada KK 4, KK 5, KK 6, dan
KK 7;
(3) Tuangkan hasil PK kedalam laporan hasil penjaminan kualitas.

3) Penalti Nilai Maturitas Penyelenggaraan SPIP


Penalti nilai maturitas penyelenggaraan SPIP adalah pengurangan
nilai maturitas hasil PM oleh penjamin kualitas yang dilakukan
karena pengendalian yang dilaksanakan oleh satuan kerja/unit kerja
belum efektif, sehingga masih terdapat keterjadian kasus korupsi. Tim
penjamin kualitas melakukan analisis keterkaitan antara kasus korupsi
dengan subunsur pengendalian di komponen struktur dan proses agar
dapat segera dilakukan perbaikan. Langkah penalti adalah sebagai
berikut:
a) Identifikasi Sumber Informasi
Tim penjamin kualitas dapat memanfaatkan informasi Aparat
Penegak Hukum (APH) mengenai kasus korupsi yang tengah dalam
tahapan penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan putusan
pengadilan, Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK, LHP BPKP,
dan LHP APIP K/L/D serta informasi tambahan dari media massa.
b) Klasifikasi dan Analisis Kasus Korupsi

Kasus korupsi yang dapat dijadikan dasar penalti atas nilai


maturitas penyelenggaraan SPIP adalah kasus korupsi yang telah
memasuki tahapan penuntutan sampai dengan putusan
pengadilan, terkecuali kasus hasil Operasi Tangkap Tangan (OTT)
yang langsung dapat dijadikan dasar penalti. Dalam menentukan
kasus korupsi yang menjadi pertimbangan penalti atas nilai
maturitas penyelenggaraan SPIP, tim penjamin kualitas harus dapat
mengidentikasi secara jelas unsur kasus korupsi yang mencakup:

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
26
(1) Jenis korupsi
Yaitu mengidentifikasi substansi penyimpangan dan
mempertimbangkan signifikansi kasusnya dari aspek bentuk
perbuatan yang dilakukan dan jumlah kerugian keuangan
negara yang ditimbulkan.
(2) Pihak yang terlibat
Yaitu mengidentifikasi pihak-pihak yang terlibat dalam
penyimpangan/tindak pidana korupsi untuk menentukan apakah
penyimpangan/tindak pidana korupsi terjadi secara individual
atau institusional. Suatu kasus korupsi dianggap institusional jika
penyimpangan dilakukan secara bersama-sama dengan
melibatkan pejabat dan staf satuan kerja/unit kerja secara lintas
hierarki dan/atau lintas fungsi, sedangkan suatu kasus
korupsi bersifat individual jika dilakukan oleh satu individu
ASN tanpa melibatkan pihak lain.
(3) Waktu keterjadian

Yaitu mengidentifikasi waktu terjadinya penyimpangan/ tindak


pidana korupsi untuk menentukan apakah tindakan korektif
telah dilakukan sehingga mencegah terulangnya kasus yang
sama, dan apakah efektivitas pengendalian pada saat periode
penilaian masih dipengaruhi oleh kasus korupsi tersebut.

(4) Lokasi keterjadian

Yaitu mengidentifikasi tempat terjadinya penyimpangan/


tindak pidana korupsi (instansi/satker) untuk mengetahui
karakteristik proses bisnis dan kelemahan pengendalian di
instansi/satker tersebut.

(5) Sebab keterjadian

Yaitu mengidentifikasi latar belakang dan motif pelaku


penyimpangan/tindak pidana korupsi untuk mengetahui apakah
penyimpangan/tindak pidana korupsi terjadi secara individual
atau institusional.

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
27
(6) Proses keterjadian

Yaitu mengidentifikasi modus operandi dari penyimpangan/


tindak pidana korupsi untuk mengetahui kelemahan
pengendalian intern di instansi/satker.

Hasil analisis digunakan untuk mengklasifikasikan hubungan


antara subunsur pengendalian intern dan keterjadian korupsi.
Referensi hubungan tersebut dapat dilihat pada Tabel III.1

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
28
Tabel III.1 - Contoh Identifikasi Hubungan antara Subunsur
Pengendalian Intern dan Kejadian Kasus Korupsi
KASUS KORUPSI
STRUKTUR DAN PROSES INSTITUSION INDIVIDUAL
I Lingkungan Pengendalian AL
1.1 Penegakan Integritas dan Nilai Etika Ya Ya
1.2 Komitmen terhadap Kompetensi Tidak Tidak
1.3 Kepemimpinan yang Kondusif Ya Ya
Pembentukan Struktur Organisasi
1.4 yang Sesuai dengan Kebutuhan Tidak Tidak
Pendelegasian Wewenang dan
1.5 Tanggung Jawab yang Tepat Ya Tidak
Penyusunan dan Penerapan Kebijakan
1.6 yang Sehat tentang Pembinaan SDM Ya Ya
1.7 Perwujudan Peran APIP yang Efektif Ya Tidak
Hubungan Kerja yang Baik dengan
1.8 Instansi Pemerintah Terkait Ya Ya
II Penilaian Risiko
2.1 Identifikasi Risiko Ya Ya
2.2 Analisis Risiko Ya Ya
III Kegiatan Pengendalian
Reviu atas Kinerja Instansi
3.1 Tidak Tidak
Pemerintah
3.2 Pembinaan Sumber Daya Manusia Ya Ya
3.3 Pengendalian atas Pengelolaan Tidak Tidak
Sistem Informasi
3.4 Pengendalian Fisik atas Aset Ya Ya
Penetapan dan Reviu atas Indikator
3.5 Tidak Tidak
dan Ukuran Kinerja
3.6 Pemisahan Fungsi Tidak Ya
Otorisasi atas Transaksi dan
3.7 Ya Ya
Kejadian yang Penting
Pencatatan yang Akurat dan Tepat
3.8 Ya Ya
Waktu atas Transaksi dan Kejadian
Pembatasan Akses atas Sumber
3.9 Ya Ya
Daya dan Pencatatannya
Akuntabilitas terhadap Sumber
3.10 Daya dan Pencatatannya Ya Tidak
Dokumentasi yang Baik atas SPI serta
3.11 Transaksi dan Kejadian Penting Ya Ya
IV Informasi dan Komunikasi
4.1 Informasi yang Relevan Ya Ya
4.2 Komunikasi yang Efektif Tidak Tidak
V Pemantauan
5.1 Pemantauan Berkelanjutan Ya Ya
5.2 Evaluasi Terpisah Ya Ya

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
29
Tabel di atas hanya memberikan referensi dan tidak membatasi
tim penjamin kualitas dalam menganalisis hubungan kasus
korupsi dengan kelemahan unsur pengendalian intern sebagai
dasar penalti atas nilai maturitas penyelenggaraan SPIP.

c) Pengurangan Nilai

Pengurangan nilai dilakukan melalui penurunan gradasi atas


masing-masing subunsur yang telah dinyatakan memperoleh nilai
≥ 3 (sama dengan atau lebih dari tiga) pada Komponen Struktur dan
Proses Pengendalian Intern yang terkait dengan kasus korupsi.
Penurunan dapat dilakukan sebanyak satu atau lebih gradasi
bergantung pada kelemahan pengendalian yang ditemukan saat
dilakukan analisis. Apabila dapat disimpulkan bahwa kelemahan
terletak pada proses implementasi namun dapat diyakini bahwa
seluruh pejabat dan pegawai telah memahami kebijakan
pengendalian intern yang ada, maka nilai subunsur tersebut turun
ke satu gradasi yang ada di bawahnya (level 2). Namun apabila
kelemahan pengendalian diketahui juga terletak pada proses
pengomunikasian yang belum mampu mendorong pejabat dan
pegawai memahami kebijakan pengendalian intern yang ada,
maka nilai subunsur tersebut turun ke satu gradasi yang ada di
bawahnya (level 1). Terdapat 2 (dua) kemungkinan penurunan
nilai pada parameter MRI dan indikator IEPK, yaitu:

(1) Apabila nilai parameter MRI dan pilar IEPK sebelum


dikurangkan adalah lebih besar dari nilai subunsur terkait
setelah diturunkan nilainya, maka nilai dari parameter MRI dan
pilar IEPK tersebut menjadi sama dengan nilai subunsur.
(2) Apabila nilai parameter MRI dan pilar IEPK sebelum
dikurangkan adalah lebih kecil atau sama dengan nilai
subunsur terkait setelah diturunkan nilainya, maka nilai dari
parameter MRI dan pilar IEPK tersebut tidak berubah.

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
30
d) Perhitungan Skor Maturitas Penyelenggaraan SPIP

Skor akhir maturitas penyelenggaraan SPIP diperoleh dengan


menjumlahkan skor hasil penilaian seluruh komponen setelah
dikalikan dengan bobot masing-masing. Skor akhir berupa angka
dalam kisaran 1 sampai dengan 5, kemudian akan diterjemahkan
menjadi uraian kualitas yang sesuai dengan karakteristik maturitas
level SPIP yang dicapai. Selain itu, skor yang dihasilkan juga
menunjukkan skor MRI dan skor IEPK.

c. Tahap Pelaporan
1) Penyusunan Laporan PK
a) Tim penjamin kualitas membahas draf Laporan Hasil Penjaminan
Kualitas Maturitas Penyelenggaraan SPIP (LHPK) pada lingkup unit
kerja, termasuk merumuskan AoI, rekomendasi perbaikan, dan
rencana aksi untuk menindaklanjutinya.
b) Tim penjamin kualitas menyusun berita acara hasil pembahasan
konsep LHPK dan rencana aksi;

2) Penyampaian Laporan
Laporan hasil PK penyelenggaraan SPIP disampaikan kepada kepala
satuan kerja/unit kerja untuk menindaklanjuti rekomendasi dan rencana
aksi perbaikan pengendalian.

d. Tahap Pemantauan Tindak Lanjut


Tahapan ini mencakup aktifitas pemantauan tindak lanjut atas hasil penilaian
mandiri maturitas penyelenggaraan SPIP berdasarkan hasil yang disepakati
oleh tim PM dan PK, meliputi:
1) Pengelolaan data dan informasi hasil penilaian mandiri maturitas
penyelenggaraan SPIP, rekomendasi perbaikan AoI, dan rencana
aksinya oleh tim asesor;
2) Pemantauan tindak lanjut perbaikan AoI sesuai rencana aksi secara
berkala oleh tim PK.

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
31
BAB IV
PENILAIAN MATURITAS SPIP TERINTEGRASI UNIT KERJA

Tahap akhir dari proses pengukuran maturitas SPIP Terintegrasi untuk level
satuan kerja/unit kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan dilakukan oleh Tim
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan setelah proses Penilaian Mandiri (PM)
dan Penjaminan Kualitas (PK) terlaksana. Tahap akhir ini merupakan tahap
pemberian nilai yang selanjutnya disebut dengan tahap Penilaian Maturitas SPIP
Terintegrasi Satuan Kerja/Unit Kerja. Tahapan akhir ini akan menghasilkan nilai yang
bersifat final dan tidak terdapat perubahan kembali.

A. Pelaksana Penilaian Maturitas SPIP Terintegrasi Satuan Kerja/Unit Kerja


Proses Penilaian Maturitas SPIP terintegrasi satuan kerja/unit kerja dilakukan oleh
Tim Inspektorat Jenderal yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan/Surat
Tugas (SK/ST) Inspektur Jenderal. Tim akan melakukan penilaian terhadap hasil
PM dan PK, dengan menggunakan dokumen pendukung, kertas kerja dan seluruh
bukti yang telah disusun selama kedua tahapan tersebut.

B. Waktu Pelaksanaan Penilaian Maturitas SPIP Terintegrasi Satuan Kerja/Unit kerja


Penilaian maturitas dilaksanakan selambat-lambatnya tanggal 30 Juni tahun
berjalan.

C. Tahapan Penilaian Maturitas SPIP-T


1. Tahap Persiapan
a. Pembentukan Tim Penilai
Tim penilaian maturitas SPIP-T adalah auditor Inspektorat Jenderal yang
telah mengikuti diklat Penilaian Maturitas SPIP Terintegrasi yang
diselenggarakan oleh BPKP, workshop/sosialisasi terkait SPIP atau
pernah melaksanakan penugasan penilaian maturitas penyelenggaraan
SPIP. Personel auditor yang melakukan penilaian terdiri dari auditor yang
tidak terlibat dalam tahap pelaksanaan PK satuan kerja/unit kerja.

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
32
b. Penentuan Objek
Objek penilaian oleh penilaian maturitas SPIP-T adalah seluruh proses
penilaian yang telah dilakukan oleh Tim PM dan telah dilakukan
penjaminan kualitas oleh Tim PK.

2. Tahap Pelaksanaan
a. Pengumpulan Bahan Penilaian
Tim penilai maturitas SPIP-T mengumpulkan LHPM, LHPK, Kertas Kerja,
dan seluruh dokumen pendukung maupun bukti wawancara/observasi dan
berita acara yang digunakan sebagai dasar penilaian mandiri dan
penjaminan kualitas termasuk rumusan AoI dan rencana aksi tindak
lanjutnya.

b. Pengujian Penilaian Mandiri yang telah dilakukan Penjaminan Kualitas


1) Tim penilai maturitas SPIP-T melakukan analisis dan pengujian
substansi atas seluruh poin nilai yang diberikan terhadap tiap-tiap butir
dalam kertas kerja sesuai parameter dan kriteria penilaian untuk
masing-masing komponen penetapan tujuan, struktur dan proses,
serta pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Nilai hasil evaluasi dan
analisis dituangkan dalam kertas kerja (KK1, KK2, KK3, KK4, KK5,
KK6, dan KK7) .

2) Setiap perubahan yang dilakukan oleh Tim penilai maturitas SPIP-T


terhadap nilai hasil PM yang telah dilakukan PK didukung dengan bukti
yang jelas dan dituangkan dalam kertas kerja.

c. Penyimpulan atas hasil Penilaian Mandiri yang telah dilakukan Penjaminan


Kualitas

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
33
1) Maturitas MRI
Tingkat
No Interval Penjelasan
Maturitas

1 Naïve <=1 Organisasi belum menerapkan manajemen risiko secara formal

2 Aware 1,01 - 2,00 Penerapan manajemen risiko masih secara acak

Strategi dan kebijakan manajemen risiko telah dikomunikasi dan tingkatan risikoi yang
3 Define 2,01 - 3,00
dapat ditoleransi (risk appetite) telah ditetapkan

Manajemen risiko telah diterapkan dan telah dikomunikasikan kepada seluruh anggota
4 Manage 3,01 - 4,00
organisasi namun belum terintegrasi pada seluruh level organisasi

Organisasi telah mengintegrasikan manajemen risiko dan internal control di seluruh level
5 Enable 4,01 - 5,00 organisasi termasuk dalam perumusan strategi, perencanaan strategis, penyusunan
kegiatan dan anggaran, pelaksanaan kegiatan, pengukuran dan pelaporan kinerja

2) Maturitas SPIP-T
a) Tim penilai maturitas SPIP-T melakukan penyimpulan level
maturitas SPIP terintegrasi level satker berdasarkan seluruh nilai 4
pilar SPIP Terintegrasi (SPIP, MRI, IEPK dan Kapabilitas APIP)
yang dituangkan dalam kertas kerja simpulan (KKS).
b) Level maturitas SPIP Terintegrasi level satker ditentukan dengan
perhitungan rata-rata atas nilai 4 pilar SPIP Terintegrasi (SPIP,
MRI, IEPK dan Kapabilitas APIP). Pedoman penyimpulan atas nilai
rata-rata Penilaian Maturitas SPIP Terintegrasi level unit kerja
adalah sebagai berikut:

Definisi dari masing-masing tingkatan maturitas tersebut mengacu


pada Gambar II.5 Karakteristik Tingkat Maturitas Penyelenggaraan
SPIP.

3. Tahap Pelaporan
a. Tim penilai maturitas SPIP-T membuat Berita Acara Hasil Penilaian
Maturitas SPIP Terintegrasi satuan kerja/Unit kerja.
b. Tim penilai maturitas SPIP-T menyusun laporan hasil penilaian maturitas
SPIP terintegrasi sesuai lampiran pedoman ini.

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
34
BAB V
PENUTUP

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi pada unit kerja


menjadi acuan bagi unit kerja dalam melaksanakan proses penilaian untuk mengukur
kematangan penyelenggaraan SPIP. Pedoman ini menjadi pembaruan terhadap
fokus dan komponen pembinaan penyelenggaraan SPIP yang mengintegrasikan
SPIP, MRI, dan IEPK dengan mempertimbangkan penetapan tujuan, struktur dan
proses, serta pencapaian tujuan. Lebih lanjut pedoman ini memberi panduan terkait
mekanisme penilaian maturitas penyelenggaraan SPIP mulai dari proses PM oleh unit
kerja dan PK oleh Itjen Kemenkes.

Seiring dengan perubahan lingkungan strategis, kondisi masing-masing unit kerja pun
memiliki karakteristik dan perkembangan sesuai kebutuhan akan pencapaian tujuan.
Untuk itu, diperlukan pemahaman atas karakteristik dan proses bisnis unit kerja agar
dapat melakukan penilaian maturitas penyelenggaraan SPIP yang mampu menjadi
bahan evaluasi, sehingga menghasilkan strategi serta rekomendasi untuk
peningkatan kualitas penyelenggaraan SPIP.

Penggunaan pedoman ini tidak terlepas dari perubahan kondisi lingkungan entitas
yang akan terus berkembang seiring perubahan waktu. Oleh karena itu, tidak menutup
kemungkinan adanya perubahan pedoman sesuai perkembangan kebijakan
pembinaan penyelenggaraan SPIP.

Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (SPIP-T) Pada Satuan


Kerja/Unit Kerja
35
NOTA DINAS
Nomor : PS.04.01/VI.2/ /2022

Yth. : Inspektur Jenderal


Dari :
Hal : Laporan Hasil Penilaian Mandiri Maturitas Penyelenggaraan SPIP
(Nama Satuan Kerja) Tahun 202X-1/202X
Lampiran : 1 (satu) berkas
Tanggal : 2022

Dengan ini kami sampaikan Laporan Hasil Penilaian Mandiri (PM) Maturitas
Penyelenggaraan SPIP (Nama Satuan Kerja) Tahun 202X-1/202X dengan uraian
sebagai berikut:

A. Simpulan dan Saran

1. Simpulan
Simpulan hasil penilaian mandiri maturitas penyelenggaraan SPIP (Nama
Satuan Kerja) Tahun 202X-1/202X menunjukkan bahwa tingkat maturitas
penyelenggaraan SPIP berada pada level
“rintisan/berkembang/terdefinisi/terkelola dan terukur/optimum” atau
tingkat (isi angka level maturitas) dari 5 (lima) tingkat maturitas
penyelenggaraan SPIP. Pengukuran terhadap 3 (tiga) komponen penilaian
menghasilkan nilai maturitas penyelenggaraan SPIP sebesar “X,XX”
Lebih lanjut, hasil penilaian terhadap 3 (tiga) komponen penilaian
menunjukkan kondisi sebagai berikut:

No. Komponen Penilaian Level Skor


1 Penetapan Tujuan … X,XX
2 Struktur dan Proses … X,XX
3 Pencapaian Tujuan Penyelenggaraan SPIP … X,XX
Nilai Maturitas Penyelenggaraan SPIP … X,XX
MRI … X,XX
IEPK … X,XX

Dengan tingkat maturitas “rintisan/berkembang/terdefinisi/terkelola dan


terukur/optimum”, maka karakteristik penyelenggaraan SPIP secara umum
menunjukkan bahwa (Nama Satker) : (pilih kondisi yang paling sesuai dengan
hasil penilaian)
1) Telah mampu mendefiniskan kinerjanya termasuk strategi pencapaian
kinerja dan pengendaliannya; (pilih jika level 1, 2, 3, 4, 5)
2) Telah mampu mendefinisikan kinerjanya dengan baik, namun strategi
pencapaian kinerjanya masih belum relevan, serta pelaksanaan
pengendalian masih sebatas pemenuhan; (pilih jika level 2, 3, 4, 5)
3) Telah mampu mendefinisikan kinerjanya dengan baik dan strategi
pencapaian kinerjanya telah relevan dan terintegrasi, serta pelaksanaan
pengendalian telah dilaksanakan namun belum efektif; (pilih jika level 3,
4, 5)
4) Telah mampu mendefinisikan kinerjanya dengan baik dan strategi
pencapaian kinerjanya telah relevan dan terintegrasi, struktur dan proses
pengendalian telah efektif, namun belum adaptif terhadap perubahan
lingkungan organisasi; (pilih jika level 4, 5)
5) Telah mampu mendefinisikan kinerjanya dengan baik dan strategi
pencapaian kinerjanya telah relevan dan terintegrasi, struktur dan proses
pengendalian telah efektif, serta adaptif terhadap perubahan lingkungan
organisasi. (pilih jika level 5)

Sehingga (nama satker) telah berada pada level 1/2/3/4/5


(rintisan/berkembang/terdefinisi/terkelola dan terukur/optimum) (pilih
sesuai hasil level maturitas)

2. Saran Peningkatan Maturitas Penyelenggaraan SPIP


Untuk meningkatkan maturitas penyelenggaraan SPIP, maka hal yang perlu
diperbaiki secara umum pada tingkat (pilih salah satu)
“rintisan/berkembang/terdefinisi/terkelola dan terukur/optimum” adalah
perlu melakukan:
(1) finalisasi penyusunan kebijakan dan prosedur (untuk level???)
(2) sosialisasi atau diseminasi kebijakan dan prosedur kepada seluruh
pegawai (pilih jika level 1)
(3) mengintegrasikan dan menginternalisasikan pengendalian intern
sebagai proses yang melekat/integral dengan proses kegiatan lainnya
(pilih jika level 1, 2)
(4) evaluasi secara berkala atas efektivitas prosedur pengendalian (pilih
jika level 1,2,3)
(5) pemantauan yang terintegrasi dalam kegiatan secara otomatis” (pilih
jika level 1,2,3,4)

Rincian kondisi maturitas per komponen dan saran perbaikannya diuraikan pada
bagian berikutnya di uraian penilaian.

B. Uraian Penilaian

1. Dasar Penilaian
Dasar hukum penilaian maturitas penyelenggaraan SPIP (nama satker)
adalah sebagai berikut:
a) PP No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
b) Peraturan BPKP No. 5 Tahun 2021 tentang Penilaian Maturitas
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Terintegrasi
pada Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah.
c) Surat Tugas No....
2. Tujuan Penilaian
Penilaian tingkat maturitas dilakukan dengan tujuan:
a) Menentukan tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP pada (nama satker)
b) Memberikan saran peningkatan tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP
pada (nama satker)

3. Ruang Lingkup Penilaian


Penilaian maturitas penyelenggaraan SPIP meliputi komponen sebagai
berikut:
a) Penetapan Tujuan, yang meliputi 2 (dua) unsur penilaian
b) Struktur dan Proses, yang meliputi 5 (lima) unsur penilaian dengan 25
(duapuluh lima) subunsur penilaian; dan
c) Pencapaian Tujuan Penyelenggaraan SPIP, yang meliputi 4 (empat)
unsur penilaian yang terdiri dari 11 (sebelas) subunsur penilaian.

Penilaian maturitas penyelenggaraan SPIP pada (nama satker) dilakukan


pada (isi jumlah sampel) buah Unit Kerja yaitu: (sesuaikan dengan nama
bagian/Kelompok Substansi sampel)
a) Bagian Keuangan dan BMN/Kelompok Substansi Keuangan dan BMN
b) Bagian Program dan Informasi/Kelompok Substansi Perencanaan,
c) Prodi / Wilker / Bagian layanan terkait output satker...

Periode penilaian adalah penyelenggaraan SPIP mulai dari Juli 20X-1 sampai
dengan Juni 20XX

4. Metodologi Penilaian dan Teknik Pengumpulan Data


Penilaian maturitas penyelenggaraan SPIP (nama satker) dilakukan dengan
pendekatan kuantitatif pada 3 (tiga) komponen maturitas penyelenggaraan
SPIP yaitu:

Jumlah Bobot
No. Komponen Penilaian
Fokus Komponen
1 Penetapan Tujuan 2 40%
a. Kualitas Sasaran 1
b. Kualitas Strategi Pencapaian Sasaran
(Program dan Kegiatan) 1
2 Struktur dan Proses 25 30%
a. Lingkungan Pengendalian 8
b. Penilaian Risiko 2
c. Kegiatan Pengendalian 11
d. Informasi dan Komunikasi 2
e. Pemantauan 2
3 Pencapaian Tujuan SPIP 7 30%
a. Efektivitas dan Efisiensi Pencapaian Tujuan
Organisasi 2
b. Keandalan Pelaporan Keuangan 1
c. Pengamanan atas Aset Negara 3
d. Ketaatan terhadap Peraturan Perundang-
undangan 1
Total Bobot 100%
Setiap komponen terbagi menjadi beberapa unsur dan subunsur yang
menunjukkan karakter level maturitas mulai dari rintisan (nilai 1), berkembang
(nilai 2), terdefinisi (nilai 3), terkelola dan terukur (nilai 4), dan optimum (nilai
5). Penentuan nilai ditetapkan berdasar modus dari nilai masing-masing
karakter fokus maturitas.
Pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik wawancara, analisis
dokumen, dan observasi. Responden yang menjadi rujukan pengumpulan
data dipilih dari pejabat/pelaksana pada (nama satker).
Pengumpulan data dilakukan dengan cara manual ke masing-masing
bagian/unit sampel / bantuan aplikasi penilaian maturitas penyelenggaraan
SPIP Kemenkes.
Simpulan hasil penilaian dituangkan dalam bentuk skor level maturitas sesuai
dengan hasil nilai akhir untuk masing-masing fokus penilaian dengan gradasi
sebagai berikut:

Klasifikasi
Tingkat Maturitas Interval Nilai
Nilai
Rintisan 1 1,0 ≤ Nilai < 2,0
Berkembang 2 2,0 ≤ Nilai < 3,0
Terdefinisi 3 3,0 ≤ Nilai < 4,0
Terkelola dan Terukur 4 4,0 ≤ Nilai < 4,5
Optimum 5 ≥ 4,5

5. Hasil Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP


Dari hasil penilaian maturitas penyelenggaraan SPIP (nama satker) Tahun
20XX-1/20XX, disimpulkan bahwa secara umum penyelenggaraan SPIP
(nama satker) telah memenuhi kriteria pada tingkat (pilih salah satu sesuai
hasil) “rintisan/berkembang/terdefinisi/terkelola dan terukur/optimum” dengan
skor sebesar X,XX dengan rincian sebagai berikut:

Komponen, Unsur, dan Subunsur


Bobot
Penilaian Maturitas Skor Nilai
Unsur
Penyelenggaraan SPIP
Penetapan Tujuan
Kualitas Sasaran 50% … …
Kualitas Strategi Pencapaian Sasaran 50% … …
Sub Jumlah Perencanaan 100% … …
Bobot Perencanaan 40% xx,xx

Struktur dan Proses


Lingkungan Pengendalian 30% … …
Penilaian Risiko 20% … …
Kegiatan Pengendalian 25% … …
Informasi dan Komunikasi 10% … …
Pemantauan 15% … …
Sub Jumlah Struktur dan Proses 100% … …
Bobot Struktur dan Proses 30% xx,xx
Pencapaian Tujuan Penyelenggaraan SPIP
Efektivitas dan Efisiensi
Pencapaian Tujuan Organisasi … …
Capaian Outcome 15% … …
Capaian Output 15% … …
Keandalan Pelaporan Keuangan … …
Opini LK 25% … …
Pengamanan atas Aset Negara … …
Keamanan Administrasi 10% … …
Keamanan Fisik 5% … …
Keamanan Hukum 10% … …

Ketaatan terhadap Peraturan Perundang-undangan …
Temuan Ketaatan - BPK 20% … …
Sub Jumlah Pencapaian Tujuan SPIP 100% … …
Bobot Hasil 30% xx,xx
Total Nilai Maturitas Penyelenggaraan SPIP XX,XX

Uraian lebih lanjut lanjut hasil penilaian maturitas penyelenggaraan SPIP


(nama satker) Tahun 20XX-1/20XX adalah sebagai berikut:
a) Karakteristik maturitas penyelengaraan SPIP (nama satker) Tahun
20XX-1/20XX mencapai level (pilih salah satu) (pilih salah satu sesuai
hasil) “rintisan/berkembang/terdefinisi/terkelola dan terukur/optimum”
Seperti diuraikan sebelumnya, dengan tingkat (pilih salah satu sesuai
hasil) “rintisan/berkembang/terdefinisi/terkelola dan terukur/optimum”,
maka karakteristik penyelenggaraan SPIP secara umum menunjukkan
bahwa (nama satker) (Pilih salah satu sesuai hasil)
Jika Level 1 : belum mampu mendefinisikan kinerjanya, termasuk strategi
pencapaian kinerja dan pengendaliannya.
Jika level 2: telah mampu mendefinisikan kinerjanya dengan baik, namun
strategi pencapaian kinerjanya masih belum relevan serta pelaksanaan
pengendalian masih sebatas pemenuhan.
Jika level 3: telah mampu mendefinisikan kinerjanya dengan baik dan
strategi pencapaian kinerjanya telah relevan dan terintegrasi, serta
pelaksanaan pengendalian telah dilaksanakan namun belum efektif.
Jika level 4: telah mampu mendefinisikan kinerjanya dengan baik dan
strategi pencapaian kinerjanya telah relevan dan terintegrasi, struktur dan
proses pengendalian telah efektif namun belum adaptif terhadap
perubahan lingkunan organisasi.
Jika level 5: telah mampu mendefinisikan kinerjanya dengan baik dan
strategi pencapaian kinerjanya telah relevan dan terintegrasi, dengan
struktur dan proses pengendalian telah efektif untuk memastikan
pencapaian tujuan organisasi, serta adaptif terhadap perubahan
lingkungan organisasi.

Sedangkan dari sisi manajemen risiko, menunjukkan bahwa (nama


satker) telah (jabarkan karakteristik yang relevan sesuai dengan level MRI
yang dicapai)
Selanjutnya dilihat dari efektivitas penngendalia korupsi, menunjukkan
bahwa (nama satker) telah (jabarkan karakteristik yang relevan sesuai
dengan skor IEPK yang dicapai)

b) Penilaian atas Komponen Penetapan Tujuan


Penilaian atas komponen penetapan tujuan dilakukan terhadap 2 (dua)
fokus penilaian sebagai berikut:
1) Kualitas Sasaran
(uraikan hasil penilaian atas kualitas sasaran, dengan penjabaran
pada tingkat maturitas yang dicapai kualitas sasaran dan kondisi serta
kelemahan atas kualitas sasaran)

2) Kualitas Strategi Pencapaian Sasaran


(uraikan hasil penilaian atas kualitas program dan kegiatan, dengan
penjabaran pada tingkat maturitas yang dicapai kualitas program dan
kegiatan, dan kondisi serta kelemahan atas kualitas program dan
kegiatan)

c) Penilaian atas Komponen Struktur dan Proses


Penilaian atas struktur dan proses dilakukan terhadap 5 (lima) unsur
penilaian sebagai berikut:
1) Lingkungan Pengendalian
(uraikan hasil penilaian atas unsur lingkungan pengendalian, yang
meliputi 8 subunsur dengan penjabaran pada tingkat maturitas
masing-masing subunsur dan kondisi serta kelemahan atas masing-
masing subunsur)

2) Penilaian Risiko
(uraikan hasil penilaian atas unsur penilaian risiko, yang meliputi 2
subunsur dengan penjabaran pada tingkat maturitas masing-masing
subunsur dan kondisi serta kelemahan atas
masing-masing subunsur)

3) Kegiatan Pengendalian
(uraikan hasil penilaian atas unsur kegiatan pengendalian, yang
meliputi 11 subunsur dengan penjabaran pada tingkat maturitas
masing-masing subunsur dan kondisi serta kelemahan atas masing-
masing subunsur)

4) Informasi dan Komunikasi


(uraikan hasil penilaian atas unsur informasi dan komunikasi, yang
meliputi 2 subunsur dengan penjabaran pada tingkat maturitas
masing-masing subunsur dan kondisi serta kelemahan atas masing-
masing subunsur)

5) Pemantauan
(uraikan hasil penilaian atas unsur pemantauan, yang meliputi 2
subunsur dengan penjabaran pada tingkat maturitas masing-masing
subunsur dan kondisi serta kelemahan atas masingmasing subunsur)
d) Penilaian atas Komponen Pencapaian Tujuan
Penilaian atas hasil/pencapaian tujuan penyelenggaraan SPIP dilakukan
terhadap 4 (empat) fokus penilaian sebagai berikut:
1) Efektivitas dan Efisiensi Pencapaian Tujuan Organisasi
(uraikan hasil penilaian atas unsur efektivitas dan efisiensi
pencapaian tujuan organisasi, yang meliputi 2 subunsur dengan
penjabaran pada tingkat maturitas masing-masing subunsur dan
kondisi serta kelemahan atas masing-masing subunsur)

2) Keandalaan Pelaporan Keuangan


(uraikan hasil penilaian atas unsur keandalan pelaporan keuangan,
yang meliputi 1 subunsur dengan penjabaran pada tingkat maturitas
masing-masing subunsur dan kondisi serta kelemahan atas masing-
masing subunsur)

3) Pengamanan atas Aset Negara


(uraikan hasil penilaian atas unsur keandalan pelaporan
keuangan, yang meliputi 1 subunsur dengan penjabaran pada
tingkat maturitas masing-masing subunsur dan kondisi serta
kelemahan atas masing-masing subunsur)

4) Ketaatan terhadap Peraturan Perundang-undangan


(uraikan hasil penilaian atas unsur ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan, yang meliputi 1 subunsur dengan
penjabaran pada tingkat maturitas masing-masing subunsur dan
kondisi serta kelemahan atas masing-masing subunsur)

6. Saran Peningkatan Maturitas Penyelenggaran SPIP


Untuk meningkatkan maturitas penyelenggaraan SPIP (nama satker) ke
tingkat (isi level berikutnya) disarankan agar:
a) Untuk meningkatkan kualitas penetapan tujuan, (nama satker) harus
melakukan (saran dikaitkan dengan perbaikan atas kelemahan pada
masing-masing fokus penilaian di komponen penetapan tujuan, yang
meliputi 2 unsur)
b) Untuk meningkatkan kualitas struktur dan proses, (nama satker) harus
melakukan (saran dikaitkan dengan perbaikan atas kelemahan pada
masing-masing fokus penilaian di komponen struktur dan proses, yang
meliputi 25 subunsur pada 5 unsur)
c) Untuk meningkatkan kualitas hasil/pencapaian tujuan penyelenggaraan
SPIP (nama satker) harus melakukan (saran dikaitkan dengan perbaikan
atas kelemahan pada masingmasing fokus penilaian di komponen
hasil/pencapaian tujuan SPIP, yang meliputi 12 subunsur pada 3 unsur)
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerja sama yang baik, kami
ucapkan terima kasih.

Ketua Tim Penilaian Mandiri Maturitas SPIP


(nama satker)

Nama
NIP.

Tembusan:
1. ...
2. ...
KERTAS KERJA PENILAIAN MATURITAS SPIP TERINTEGRASI DI LINGKUNGAN SATUAN/UNIT KERJA

NO Judul KK Deskripsi
1 KKLEAD_SPIP PENYIMPULAN NILAI MATURITAS PENYELENGGARAAN SPIP, MRI, DAN IEPK
2 KKLEAD I PENETAPAN TUJUAN
3 KK 1 PENILAIAN KUALITAS SASARAN STRATEGIS DAN STRATEGI PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS SATUAN
KERJA/UNIT KERJA
4 KKLEAD II STRUKTUR DAN PROSES
5 KK 2 PENILAIAN STRUKTUR DAN PROSES
6 KK 3 PENALTI/PENGURANGAN NILAI
7 KKLEAD III PENCAPAIAN TUJUAN
8 KK 4 PENILAIAN CAPAIAN
9 KK 5 PENILAIAN PENCAPAIAN TUJUAN KEANDALAN LAPORAN KEUANGAN
10 KK 6 PENILAIAN PENCAPAIAN TUJUAN PENGAMANAN ATAS ASET NEGARA
11 KK 7 PENILAIAN PENCAPAIAN TUJUAN KETAATAN PADA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Lampiran 6

PENILAIAN MANDIRI MATURITAS PENYELENGGARAAN SPIP


SATUAN KERJA/UNIT KERJA …
Periode Penilaian 01 Juli 20XX-1 sampai dengan 30 Juni 20XX

PENYIMPULAN NILAI MATURITAS PENYELENGGARAAN SPIP

Bobot Bobot Nilai Nilai


Komponen, Unsur, dan Subunsur Skor Nilai Akhir
Unsur Komponen Unsur Komponen
PENETAPAN TUJUAN
Kualitas Sasaran Strategis 100,00% 50,00% 0,50
Kualitas Strategi Pencapaian Sasaran Strategis 61,43% 50,00% 0,31

SUB JUMLAH PERENCANAAN 100,00% 0,81


BOBOT PERENCANAAN 40,00% 0,323

STRUKTUR DAN PROSES


Lingkungan Pengendalian
Penegakan Integritas dan Nilai Etika (1.1) 3,000 3,75% 0,11
Komitmen terhadap Kompetensi (1.2) 3,000 3,75% 0,11
Kepemimpinan yang Kondusif (1.3) 2,714 3,75% 0,10
Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan 3,000 3,75% 0,11
Kebutuhan (1.4)
Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat 3,000 3,75% 0,11
(1.5)
Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang 3,000 3,75% 0,11
Pembinaan SDM (1.6)
Perwujudan Peran APIP yang Efektif (1.7) 0,000 3,75% 0,00
Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi Pemerintah 3,000 3,75% 0,11
Terkait (1.8)
Penilaian Risiko
Identifikasi Risiko (2.1) 3,000 10% 0,30
Analisis Risiko (2.2) 2,667 10% 0,27
Kegiatan Pengendalian
Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah (3.1) 3,000 2,27% 0,07
Pembinaan Sumber Daya Manusia (3.2) 3,000 2,27% 0,07
Pengendalian atas Pengelolaan Sistem Informasi (3.3) 3,000 2,27% 0,07

Pengendalian Fisik atas Aset (3.4) 3,000 2,27% 0,07


Penetapan dan Reviu atas Indikator dan Ukuran Kinerja (3.5) 3,000 2,27% 0,07

Pemisahan Fungsi (3.6) 3,000 2,27% 0,07


Otorisasi atas Transaksi dan Kejadian yang Penting (3.7) 3,000 2,27% 0,07

Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu atas Transaksi 3,000 2,27% 0,07
dan Kejadian (3.8)
Pembatasan Akses atas Sumber Daya dan Pencatatannya 3,000 2,27% 0,07
(3.9)
Akuntabilitas terhadap Sumber Daya dan Pencatatannya 3,000 2,27% 0,07
(3.10)
Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan 3,000 2,27% 0,07
Kejadian Penting (3.11)
Informasi dan Komunikasi
Informasi yang Relevan (4.1) 2,800 5% 0,14
Komunikasi yang Efektif (4.2) 3,000 5% 0,15
Pemantauan
Pemantauan Berkelanjutan (5.1) 3,000 7,50% 0,23
Evaluasi Terpisah (5.2) 2,500 7,50% 0,19
SUB JUMLAH STRUKTUR DAN PROSES 100,00% 2,796
BOBOT STRUKTUR DAN PROSES 30,00% 0,839

PENCAPAIAN TUJUAN SPIP


Efektivitas dan Efisiensi
Capaian 4 30% 1,20
Keandalan Laporan Keuangan
Opini LK 4 25% 1,00
Lampiran 6

Pengamanan atas Aset


Keamanan Administrasi 5 10% 0,50
Keamanan Fisik 4 5% 0,20
Keamanan Hukum 3 10% 0,30
Ketaatan pada Peraturan
Temuan Ketaatan - BPK 4 20% 0,80
SUB JUMLAH HASIL 100,00% 4,00
BOBOT HASIL 30,00% 1,2
NILAI MATURITAS PENYELENGGARAAN SPIP 2,362
Berkembang

NILAI INDEKS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO (MRI) 2,12


42,33%
Risk Defined

AREA/KOMPONEN BOBOT SKOR NILAI


PERENCANAAN 40,00% 0,32
KUALITAS PERENCANAAN 40,00% 0,81 0,32
KAPABILITAS 30,00% 0,88
KEPEMIMPINAN 5,00% 2,50 0,13
KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO 5,00% 3,00 0,15
SUMBER DAYA MANUSIA 5,00% 3,00 0,15
KEMITRAAN 2,50% 3,00 0,08
PROSES MANAJEMEN RISIKO 12,50% 3,00 0,38
HASIL 30,00% 0,92
AKTIVITAS PENANGANAN RISIKO 18,75% 2,50 0,47
CAPAIAN 11,25% 4 0,45
TOTAL 100,00% 2,12

NILAI INDEKS EFEKTIVITAS PENCEGAHAN KORUPSI (IEPK) 2,87


PILAR BOBOT SKOR NILAI
KAPABILITAS PENGELOLAAN RISIKO KORUPSI 48% 1,44

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI 9,60% 3,00 0,29


SEPERANGKAT SISTEM ANTIKORUPSI 7,20% 3,00 0,22
DUKUNGAN SUMBER DAYA 7,20% 3,00 0,22
POWER (KUASA & WEWEWANG) 14,40% 3,00 0,43
PEMBELAJARAN ANTIKORUPSI 9,60% 3,00 0,29
PENERAPAN STRATEGI PENCEGAHAN 36% 0,95
ASESMEN DAN MITIGASI RISIKO KORUPSI 9,00% 2,00 0,18
SALURAN PELAPORAN INTERNAL YANG EFEKTIF DAN 3,60% 2,00 0,07
KREDIBEL
KEPEMIMPINAN ETIS 9,00% 3,00 0,27
INTEGRITAS ORGANISASIONAL 7,20% 3,00 0,22
IKLIM ETIS PRINSIP 7,20% 3,00 0,22
PENANGANAN KEJADIAN KORUPSI 16% 0,48
INVESTIGASI 8,00% 3,00 0,24
TINDAKAN KOREKTIF 8,00% 3,00 0,24
TOTAL 100% 2,87

NILAI EFEKTIFITAS FUNGSI KEPATUHAN SPI/SKI -

NILAI MATURITAS SPIP TERINTEGRASI (SPIP, MRI, IEPK) 2,45

LEVEL Berkembang
Lampiran 6

PENJAMINAN KUALITAS ATAS PENILAIAN MANDIRI MATURITAS SPIP


SATUAN KERJA/UNIT KERJA …
Periode Penilaian 01 Juli 20XX-1 sampai dengan 30 Juni 20XX

PENYIMPULAN NILAI MATURITAS PENYELENGGARAAN SPIP

Bobot Bobot Nilai Nilai


Komponen, Unsur, dan Subunsur Skor Nilai Akhir
Unsur Komponen Unsur Komponen
PENETAPAN TUJUAN
Kualitas Sasaran Strategis 100,00% 50,00% 0,50
Kualitas Strategi Pencapaian Sasaran Strategis 61,43% 50,00% 0,31

SUB JUMLAH PERENCANAAN 100,00% 0,81


BOBOT PERENCANAAN 40,00% 0,323

STRUKTUR DAN PROSES


Lingkungan Pengendalian
Penegakan Integritas dan Nilai Etika (1.1) 3,000 3,75% 0,11
Komitmen terhadap Kompetensi (1.2) 3,000 3,75% 0,11
Kepemimpinan yang Kondusif (1.3) 2,714 3,75% 0,10
Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan (1.4) 3,000 3,75% 0,11

Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat (1.5) 3,000 3,75% 0,11

Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan 3,000 3,75% 0,11
SDM (1.6)
Perwujudan Peran APIP yang Efektif (1.7) 0,000 3,75% 0,00
Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi Pemerintah Terkait (1.8) 3,000 3,75% 0,11

Penilaian Risiko
Identifikasi Risiko (2.1) 3,000 10% 0,30
Analisis Risiko (2.2) 2,667 10% 0,27
Kegiatan Pengendalian
Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah (3.1) 3,000 2,27% 0,07
Pembinaan Sumber Daya Manusia (3.2) 3,000 2,27% 0,07
Pengendalian atas Pengelolaan Sistem Informasi (3.3) 3,000 2,27% 0,07

Pengendalian Fisik atas Aset (3.4) 3,000 2,27% 0,07


Penetapan dan Reviu atas Indikator dan Ukuran Kinerja (3.5) 3,000 2,27% 0,07

Pemisahan Fungsi (3.6) 3,000 2,27% 0,07


Otorisasi atas Transaksi dan Kejadian yang Penting (3.7) 3,000 2,27% 0,07

Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu atas Transaksi dan Kejadian 3,000 2,27% 0,07
(3.8)
Pembatasan Akses atas Sumber Daya dan Pencatatannya (3.9) 3,000 2,27% 0,07

Akuntabilitas terhadap Sumber Daya dan Pencatatannya (3.10) 3,000 2,27% 0,07

Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting 3,000 2,27% 0,07
(3.11)
Informasi dan Komunikasi
Informasi yang Relevan (4.1) 2,800 5% 0,14
Komunikasi yang Efektif (4.2) 3,000 5% 0,15
Pemantauan
Pemantauan Berkelanjutan (5.1) 3,000 7,50% 0,23
Evaluasi Terpisah (5.2) 2,500 7,50% 0,19
SUB JUMLAH STRUKTUR DAN PROSES 100,00% 2,796
BOBOT STRUKTUR DAN PROSES 30,00% 0,839

PENCAPAIAN TUJUAN SPIP


Efektivitas dan Efisiensi
Capaian 4 30% 1,20
Keandalan Laporan Keuangan
Opini LK 3 25% 0,75
Pengamanan atas Aset
Keamanan Administrasi 4 10% 0,40
Keamanan Fisik 4 5% 0,20
Keamanan Hukum 4 10% 0,40
Ketaatan pada Peraturan
Temuan Ketaatan - BPK 3 20% 0,60
SUB JUMLAH HASIL 100,00% 3,55
Lampiran 6

BOBOT HASIL 30,00% 1,065


NILAI MATURITAS PENYELENGGARAAN SPIP 2,227
Berkembang

NILAI INDEKS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO (MRI) 2,12


42,33%
Risk Defined

AREA/KOMPONEN BOBOT SKOR NILAI


PERENCANAAN 40,00% 0,32
KUALITAS PERENCANAAN 40,00% 0,81 0,32
KAPABILITAS 30,00% 0,88
KEPEMIMPINAN 5,00% 2,50 0,13
KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO 5,00% 3,00 0,15
SUMBER DAYA MANUSIA 5,00% 3,00 0,15
KEMITRAAN 2,50% 3,00 0,08
PROSES MANAJEMEN RISIKO 12,50% 3,00 0,38
HASIL 30,00% 0,92
AKTIVITAS PENANGANAN RISIKO 18,75% 2,50 0,47
CAPAIAN 11,25% 4 0,45
TOTAL 100,00% 2,12

NILAI INDEKS EFEKTIVITAS PENCEGAHAN KORUPSI (IEPK) 2,87


PILAR BOBOT SKOR NILAI
KAPABILITAS PENGELOLAAN RISIKO KORUPSI 48% 1,44

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI 9,60% 3,00 0,29


SEPERANGKAT SISTEM ANTIKORUPSI 7,20% 3,00 0,22
DUKUNGAN SUMBER DAYA 7,20% 3,00 0,22
POWER (KUASA & WEWEWANG) 14,40% 3,00 0,43
PEMBELAJARAN ANTIKORUPSI 9,60% 3,00 0,29
PENERAPAN STRATEGI PENCEGAHAN 36% 0,95
ASESMEN DAN MITIGASI RISIKO KORUPSI 9,00% 2,00 0,18
SALURAN PELAPORAN INTERNAL YANG EFEKTIF DAN KREDIBEL 3,60% 2,00 0,07

KEPEMIMPINAN ETIS 9,00% 3,00 0,27


INTEGRITAS ORGANISASIONAL 7,20% 3,00 0,22
IKLIM ETIS PRINSIP 7,20% 3,00 0,22
PENANGANAN KEJADIAN KORUPSI 16% 0,48
INVESTIGASI 8,00% 3,00 0,24
TINDAKAN KOREKTIF 8,00% 3,00 0,24
TOTAL 100% 2,87

NILAI EFEKTIFITAS FUNGSI KEPATUHAN SPI/SKI -

NILAI MATURITAS SPIP TERINTEGRASI (SPIP, MRI, IEPK) 2,41

LEVEL Berkembang
Lampiran 6

PENILAIAN MATURITAS PENYELENGGARAAN SPIP


SATUAN KERJA/UNIT KERJA …
Periode Penilaian 01 Juli 20XX-1 sampai dengan 30 Juni 20XX

PENYIMPULAN NILAI MATURITAS PENYELENGGARAAN SPIP

Bobot Bobot Nilai Nilai


Komponen, Unsur, dan Subunsur Skor Nilai Akhir
Unsur Komponen Unsur Komponen
PENETAPAN TUJUAN
Kualitas Sasaran Strategis 100,00% 50,00% 0,50
Kualitas Strategi Pencapaian Sasaran Strategis 61,43% 50,00% 0,31

SUB JUMLAH PERENCANAAN 100,00% 0,81


BOBOT PERENCANAAN 40,00% 0,323

STRUKTUR DAN PROSES


Lingkungan Pengendalian
Penegakan Integritas dan Nilai Etika (1.1) 3,000 3,75% 0,11
Komitmen terhadap Kompetensi (1.2) 3,000 3,75% 0,11
Kepemimpinan yang Kondusif (1.3) 2,714 3,75% 0,10
Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan 3,000 3,75% 0,11
Kebutuhan (1.4)
Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat 3,000 3,75% 0,11
(1.5)
Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang 3,000 3,75% 0,11
Pembinaan SDM (1.6)
Perwujudan Peran APIP yang Efektif (1.7) 0,000 3,75% 0,00
Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi Pemerintah Terkait 3,000 3,75% 0,11
(1.8)
Penilaian Risiko
Identifikasi Risiko (2.1) 3,000 10% 0,30
Analisis Risiko (2.2) 2,667 10% 0,27
Kegiatan Pengendalian
Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah (3.1) 3,000 2,27% 0,07
Pembinaan Sumber Daya Manusia (3.2) 3,000 2,27% 0,07
Pengendalian atas Pengelolaan Sistem Informasi (3.3) 3,000 2,27% 0,07

Pengendalian Fisik atas Aset (3.4) 3,000 2,27% 0,07


Penetapan dan Reviu atas Indikator dan Ukuran Kinerja (3.5) 3,000 2,27% 0,07

Pemisahan Fungsi (3.6) 3,000 2,27% 0,07


Otorisasi atas Transaksi dan Kejadian yang Penting (3.7) 3,000 2,27% 0,07

Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu atas Transaksi dan 3,000 2,27% 0,07
Kejadian (3.8)
Pembatasan Akses atas Sumber Daya dan Pencatatannya (3.9) 3,000 2,27% 0,07

Akuntabilitas terhadap Sumber Daya dan Pencatatannya (3.10) 3,000 2,27% 0,07

Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian 3,000 2,27% 0,07
Penting (3.11)
Informasi dan Komunikasi
Informasi yang Relevan (4.1) 2,800 5% 0,14
Komunikasi yang Efektif (4.2) 3,000 5% 0,15
Pemantauan
Pemantauan Berkelanjutan (5.1) 3,000 7,50% 0,23
Evaluasi Terpisah (5.2) 2,500 7,50% 0,19
SUB JUMLAH STRUKTUR DAN PROSES 100,00% 2,796
BOBOT STRUKTUR DAN PROSES 30,00% 0,839

PENCAPAIAN TUJUAN SPIP


Efektivitas dan Efisiensi
Capaian 4 30% 1,20
Keandalan Laporan Keuangan
Opini LK 2 25% 0,50
Pengamanan atas Aset
Keamanan Administrasi 4 10% 0,40
Keamanan Fisik 3 5% 0,15
Lampiran 6

Keamanan Hukum 2 10% 0,20


Ketaatan pada Peraturan
Temuan Ketaatan - BPK 2 20% 0,40
SUB JUMLAH HASIL 100,00% 2,85
BOBOT HASIL 30,00% 0,855
NILAI MATURITAS PENYELENGGARAAN SPIP 2,017
Berkembang

NILAI INDEKS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO (MRI) 2,12


42,33%
Risk Defined

AREA/KOMPONEN BOBOT SKOR NILAI


PERENCANAAN 40,00% 0,32
KUALITAS PERENCANAAN 40,00% 0,81 0,32
KAPABILITAS 30,00% 0,88
KEPEMIMPINAN 5,00% 2,50 0,13
KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO 5,00% 3,00 0,15
SUMBER DAYA MANUSIA 5,00% 3,00 0,15
KEMITRAAN 2,50% 3,00 0,08
PROSES MANAJEMEN RISIKO 12,50% 3,00 0,38
HASIL 30,00% 0,92
AKTIVITAS PENANGANAN RISIKO 18,75% 2,50 0,47
CAPAIAN 11,25% 4 0,45
TOTAL 100,00% 2,12

NILAI INDEKS EFEKTIVITAS PENCEGAHAN KORUPSI (IEPK) 2,87

PILAR BOBOT SKOR NILAI


KAPABILITAS PENGELOLAAN RISIKO KORUPSI 48% 1,44

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI 9,60% 3,00 0,29


SEPERANGKAT SISTEM ANTIKORUPSI 7,20% 3,00 0,22
DUKUNGAN SUMBER DAYA 7,20% 3,00 0,22
POWER (KUASA & WEWEWANG) 14,40% 3,00 0,43
PEMBELAJARAN ANTIKORUPSI 9,60% 3,00 0,29
PENERAPAN STRATEGI PENCEGAHAN 36% 0,95
ASESMEN DAN MITIGASI RISIKO KORUPSI 9,00% 2,00 0,18
SALURAN PELAPORAN INTERNAL YANG EFEKTIF DAN 3,60% 2,00 0,07
KREDIBEL
KEPEMIMPINAN ETIS 9,00% 3,00 0,27
INTEGRITAS ORGANISASIONAL 7,20% 3,00 0,22
IKLIM ETIS PRINSIP 7,20% 3,00 0,22
PENANGANAN KEJADIAN KORUPSI 16% 0,48
INVESTIGASI 8,00% 3,00 0,24
TINDAKAN KOREKTIF 8,00% 3,00 0,24
TOTAL 100% 2,87

NILAI EFEKTIFITAS FUNGSI KEPATUHAN SPI/SKI -

NILAI MATURITAS SPIP TERINTEGRASI (SPIP, MRI, IEPK) 2,34

LEVEL Berkembang
PENILAIAN MATURITAS PENYELENGGARAAN SPIP
SATUAN KERJA/UNIT KERJA …
Periode Penilaian 01 Juli 20XX-1 sampai dengan 30 Juni 20XX
Indeks KK No. :
KERTAS KERJA PENILAIAN PENETAPAN TUJUAN Disusun oleh/Tanggal :
KK LEAD I - PENETAPAN TUJUAN Direviu oleh/Tanggal :
Disetujui oleh/Tanggal :

A. Kualitas Sasaran (KK 1)


Skor Akhir Skor Akhir Skor Skor Akhir
No Uraian Uraian pengukuran KK Kolom Bobot Skor PM Skor PK
PM PK PM SPIP-T PM SPIP-T
1 Sasaran
a Sasaran Tepat Sasaran berorientasi hasil dan mempertimbangkan isu
1 G 100 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%
strategis
Skor Akhir 100,00% 100,00% 100,00%
Level 5 5 5

B. Kualitas Strategi Pencapaian Sasaran KK 1


Skor Akhir Skor Akhir Skor Skor Akhir
No Uraian Uraian pengukuran KK Kolom Bobot Skor PM Skor PK
PM PK PM SPIP-T PM SPIP-T
1 Kualitas Kegiatan (Output)
a Keterkaitan dengan Sasaran Satker/unit kerja 2 F 40 57,14% 22,86% 57,14% 22,86% 57,14% 22,86%
b Kualitas indikator kinerja kegiatan Satker/unit kerja 2 H 30 85,71% 25,71% 85,71% 25,71% 85,71% 25,71%
c Kualitas target kinerja program Satker/unit kerja 2 I 30 42,86% 12,86% 42,86% 12,86% 42,86% 12,86%
Skor Akhir 61,43% 61,43% 61,43%
Level 2 2 2

Gradasi Level
1 51% s.d. 60%
2 61% s.d. 70%
3 71% s.d. 80%
4 81% s.d. 90%
5 91% s.d. 100%

Untuk memastikan Kegiatan/Anggaran Satker/unit kerja dapat terlaksana secara efektif dan efisien, maka diperlukan perencanaan yang berorientasi hasil, terukur, dan fokus

Kriteria
1 Kualitas Sasaran
a Sesuai dengan mandat, tugas, dan fungsi organisasi
b Berorientasi pada hasil
c Mempertimbangkan isu strategis
- Mendukung terwujudnya visi dan misi Eselon I/Eselon II
- Selaras dan sinergi dengan sasaran/program organisasi di atasnya
- Overlapping avoided antar sasaran/kegiatan
2 Kualitas Indikator Kinerja
a Spesifik dan relevan (dapat menggambarkan secara akurat bagaimana sasaran/program/kegiatan dapat dicapai)
b Realistis (mempertimbangkan kemampuan organisasi)
c Overlapping avoided antar sasaran/program/kegiatan
d Berorientasi pada hasil
e Time bound (Dapat dicapai dalam jangka tertentu)
f Continuous Improvement (dievaluasi secara berkala untuk menilai kualitas dan kuantitas indikator)

3 Kualitas Target Kinerja


a Spesifik (nilai dan satuan yang akan diukur tergambarkan secara akurat)
b Measurable (nilai dan satuan dapat terukur dan dapat dibuktikan)
c Achievable (penetapan target realistis dapat dicapai)
d Relevant (mendukung pencapaian target indikator perencanaan diatasnya)
e Time-bound (dapat dicapai dalam jangka tertentu)
f Continuous Improvement (dievaluasi secara berkala untuk menilai kualitas dan kuantitas target)
g Memperhatikan capaian tahun lalu
h Proyektif (mampu menggambarkan rencana pencapaian target per periodenya secara terukur dan relevan)

4 Perlakukan Khusus untuk komponen yang belum tertampung dalam perencanaan 5 tahunan
a New Issue Strategis/Prioritas/Crash Program
b Aspirasi masyarakat/pokok pikiran DPRD
c Lintas Instansi/ Sektoral/ kewilayahan
dapat diakui sebagai faktor penambah nilai dengan tetaap menguji kelayakan
PENILAIAN MATURITAS PENYELENGGARAAN SPIP
SATUAN KERJA/UNIT KERJA …
Periode Penilaian 01 Juli 20XX-1 sampai dengan 30 Juni 20XX
Indeks KK No.
Disusun
KERTAS KERJA PENILAIAN PENETAPAN TUJUAN
oleh/Tanggal
KK 1 - PENILAIAN KUALITAS SASARAN DAN STRATEGI PENCAPAIAN SASARAN SATUAN KERJA/UNIT KERJA
Direviu
oleh/Tanggal
KUALITAS KEGIATAN/AKTIVITAS KUALITAS KEGIATAN/AKTIVITAS KUALITAS KEGIATAN/AKTIVITAS
SASARAN SATUAN KERJA/UNIT KERJA
(PM) (PK) (PM SPIP-T)
KUALITAS KUALITAS
SASARAN SASARAN KETERKAI KUALITAS
NO (PM) KETERKAITAN TARGET (PK) TARGET SASARAN
KODE IK TEPAT TAN ERAT IK TEPAT KETERKAITAN TARGET
KODE INDIKATOR KINERJA TARGET ERAT DENGAN KINERJA KINERJA (PM-T) IK TEPAT
URAIAN SASARAN INDIKATOR DAN BAIK DENGAN DAN BAIK ERAT DENGAN KINERJA
SASARAN OUTPUT KINERJA (Y/T) SASARAN BAIK (Y/T) BAIK DAN BAIK
KINERJA (Y/T) SASARAN (Y/T) SASARAN BAIK
(Y/T) (Y/T) (Y/T)
(Y/T)

Meningkatnya koordinasi Nilai Penerapan RB lingkup


01 57,5 Y Y T Y Y T Y Y T
pelaksanaan tugas, pembinaan DITJEN KESMAS
1 001 Y Y Y
dan pemberian dukungan Presentase Kinerja RKAKL di
manajemen kemenkes 02 82,50% T T T T T T T T T
Lingkup Ditjen Kesmas
Presentase Kab/Kota 18%
01 T Y Y T Y Y T Y Y
Terlatih/terorientasi Kes OR
Jumlah sosialisasi dan 30
02 Y Y T Y Y T Y Y T
koordinasi kesehatan OR
Meningkatnya pelaksanaan tugas
Jumlah pelayanan kesehatan 40580
2 002 teknis lainnya dalam bidang 03 Y T Y Y Y T Y Y Y T Y Y
OR yang diselenggarakan
kesehatan olahraga masyarakat
Jumlah penelitian Kesehatan 1
04 Y Y Y Y Y Y Y Y Y
OR
Jumlah Publikasi hasil penelitian 2
05 Y Y T Y Y T Y Y T
kes OR
Jumlah Y 2 4 6 3 2 4 6 3 2 4 6 3
Jumlah Populasi 2 7 7 7 2 7 7 7 2 7 7 7
Persentase 100,00% 57,14% 85,71% 42,86% 100,00% 57,14% 85,71% 42,86% 100,00% 57,14% 85,71% 42,86%

LANGKAH KERJA PENILAIAN MATURITAS PENYELENGGARAAN SPIP PADA SATUAN KERJA/UNIT KERJA

I. PENETAPAN TUJUAN

TUJUAN
1. Menilai Kualitas Sasaran Strategis
2. Menilai Kualitas Strategi Pencapaian Sasaran Strategis ( Kegiatan)

A. PENILAIAN MANDIRI
Langkah Kerja
A.1 Menilai Kualitas Sasaran Strategis
1. Identifikasi seluruh Sasaran Strategis Kementerian/Lembaga yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Menteri/Kepala Lembaga
2. Masukkan seluruh Sasaran Strategis Menteri/Kepala Lembaga ke dalam KK 1.1 beserta Indikator Kinerja Sasaran dan Targetnya. Berikan kode untuk masing-masing Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran
3. Berikan penilaian atas kualitas Sasaran Strategis Menteri/Kepala Lembaga dengan fokus penilaian pada ketepatan Sasaran Strategis, ketepatan Indikator Kinerja Sasaran, dan ketepatan Target Kinerja Sasaran. Isikan dengan “Y” (Ya) jika memenuhi kriteria atau “T” (Tidak) jika tidak
memenuhi kriteria
4. Telusuri penjabaran (cascading) seluruh Sasaran Strategis Menteri/Kepala Lembaga ke dalam Perjanjian Kinerja satuan-satuan kerja yang menjadi pengampu setiap Sasaran Strategis
5. Masukkan seluruh Sasaran Strategis satuan kerja sesuai dengan Sasaran Strategis Menteri/Kepala Lembaga yang terkait ke dalam KK 1.1 beserta Nama Satuan Kerja, Indikator Kinerja Sasaran dan Targetnya. Berikan kode untuk masing-masing Sasaran Strategis dan Indikator
Kinerja Sasaran
6. Berikan penilaian atas kualitas Sasaran Strategis Satuan Kerja dengan fokus penilaian pada keterkaitan dengan Sasaran Strategis Kementerian/Lembaga, ketepatan Sasaran Strategis, ketepatan Indikator Kinerja Sasaran, dan ketepatan Target Sasaran dengan kriteria
sebagaimana dijelaskan di atas. Isikan dengan “Y” (Ya) jika memenuhi kriteria atau “T” (Tidak) jika tidak memenuhi kriteria
7. Rumuskan Area of Improvement beserta rekomendasinya terkait kelemahan pada kualitas Sasaran Strategis Kementerian/Lembaga dan Satuan Kerja

A.2 Menilai Kualitas Startegi Pencapaian Sasaran Strategis (kegiatan)


1. Identifikasi dan isikan pada KK 2 nama program pada satuan-satuan kerja tersebut beserta Sasaran Program, Indikator Kinerja Program, dan Target Program sesuai yang ditetapkan dalam Rencana Kerja (Renja) Satuan Kerja yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis
Satuan Kerja
2. Berikan penilaian atas kualitas program pendukung Sasaran Program Satuan Kerja pada KK 2 dengan fokus penilaian pada keterkaitan dengan Sasaran Program Satuan Kerja, ketepatan Indikator Kinerja Program, dan ketepatan Target Program. Isikan dengan “Y” (Ya) jika
memenuhi kriteria atau “T” (Tidak) jika tidak memenuhi kriteria
3. Identifikasi seluruh kegiatan Satuan Kerja dalam Renja dan Perjanjian Kinerja Satuan Kerja pada tahun penilaian yang mendukung pencapaian setiap program satuan kerja yang diidentifikasi pada langkah kerja 8 dan 9
4. Masukkan seluruh kegiatan pendukung program Satuan Kerja ke dalam KK 2 beserta Sasaran Kegiatan, Indikator Kinerja Kegiatan dan Target Kegiatan
5. Berikan penilaian atas kualitas kegiatan pendukung program Satuan Kerja dengan fokus penilaian pada keterkaitan dengan Sasaran Program Satuan Kerja, kualitas Sasaran Kegiatan, ketepatan Indikator Kinerja Kegiatan, dan ketepatan Target Kegiatan. Isikan dengan “Y” (Ya) jika
memenuhi kriteria atau “T” (Tidak) jika tidak memenuhi kriteria
6. Identifikasi seluruh rincian/Output/komponen kegiatan Satuan Kerja dalam Renja dan Perjanjian Kinerja Satuan Kerja pada tahun penilaian yang mendukung pencapaian setiap kegiatan satuan kerja yang diidentifikasi pada langkah kerja 11 dan 12
7. Masukkan seluruh rincian/Output/komponen kegiatan satuan kerja ke dalam KK 2 beserta Sasaran Rincian/Output/Komponen Kegiatan, Indikator Kinerja Rincian/Output/Komponen Kegiatan dan Target Rincian/Output/Komponen Kegiatan

8. Berikan penilaian atas kualitas Sasaran Rincian/Output/Komponen Kegiatan Satuan Kerja dengan fokus penilaian pada keterkaitan dengan Sasaran Kegiatan Satuan Kerja, kualitas Sasaran Rincian/Output/Komponen Kegiatan, ketepatan Indikator Kinerja Rincian/Output/Komponen
Kegiatan, dan ketepatan target Rincian/Output/Komponen Kegiatan. Isikan dengan “Y” (Ya) jika memenuhi kriteria atau “T” (Tidak) jika tidak memenuhi kriteria
9. Tambahkan informasi pada KK 2 terkait ketersediaan anggaran dan jumlah anggaran pada tahun penilaian untuk kegiatan-kegiatan yang telah diidentifikasi pada langkah kerja 11 dan 12
10. Rumuskan Area of Improvement beserta rekomendasinya terkait kelemahan pada kualitas Program dan Kegiatan Satuan Kerja
11. Pelaksanaan langkah-langkah kerja di atas selanjutnya akan dikonversi secara otomatis menjadi skor pada KK LEAD I
12. Tuangkan hasil pengujian ke dalam Draft Laporan Hasil Penilaian Mandiri Maturitas SPIP

B. PENJAMINAN KUALITAS
Langkah Kerja
1. Dapatkan Draft Laporan Hasil Penilaian Mandiri Maturitas SPIP
2. Dapatkan kertas kerja penilaian penetapan tujuan (KK 1.1, KK 2, dan KK LEAD I) beserta data dukung kertas kerja tersebut
3. Lakukan validasi atas hasil Penilaian Mandiri Maturitas SPIP komponen penilaian penetapan tujuan dengan menguji pelaksanaan langkah kerja nomor 2 sampai dengan 19 pada angkah kerja Penilaian Mandiri
4. Berdasarkan langkah kerja di atas, lakukan validasi atas simpulan pada KK LEAD I
5. Perbaiki Draft Laporan Hasil Penilaian Mandiri Maturitas SPIP sesuai hasil Penjaminan Kualitas
6. Susun pernyataan bahwa proses dan hasil penilaian mandiri telah dilakukan Penjaminan Kualitas oleh APIP

Kriteria
1 Kualitas Sasaran
a Sesuai dengan mandat, tugas, dan fungsi organisasi
b Berorientasi pada hasil
c Mempertimbangkan isu strategis
- Mendukung terwujudnya visi dan misi Eselon I/Eselon II
- Selaras dan sinergi dengan sasaran/program organisasi di atasnya
- Overlapping avoided antar sasaran/kegiatan

2 Kualitas Indikator Kinerja


a Spesifik dan relevan (dapat menggambarkan secara akurat bagaimana sasaran/program/kegiatan dapat dicapai)
b Realistis (mempertimbangkan kemampuan organisasi)
c Overlapping avoided antar sasaran/program/kegiatan
d Berorientasi pada hasil
e Time bound (Dapat dicapai dalam jangka tertentu)
f Continuous Improvement (dievaluasi secara berkala untuk menilai kualitas dan kuantitas indikator)

3 Kualitas Target Kinerja


a Spesifik (nilai dan satuan yang akan diukur tergambarkan secara akurat)
b Measurable (nilai dan satuan dapat terukur dan dapat dibuktikan)
c Achievable (penetapan target realistis dapat dicapai)
d Relevant (mendukung pencapaian target indikator perencanaan diatasnya)
e Time-bound (dapat dicapai dalam jangka tertentu)
f Continuous Improvement (dievaluasi secara berkala untuk menilai kualitas dan kuantitas target)
g Memperhatikan capaian tahun lalu
h Proyektif (mampu menggambarkan rencana pencapaian target per periodenya secara terukur dan relevan)

4 Perlakukan Khusus untuk komponen yang belum tertampung dalam perencanaan 5 tahunan
a New Issue Strategis/Prioritas/Crash Program
b Aspirasi masyarakat/pokok pikiran DPRD
c Lintas Instansi/ Sektoral/ kewilayahan
dapat diakui sebagai faktor penambah nilai dengan tetaap menguji kelayakan
PENILAIAN MATURITAS PENYELENGGARAAN SPIP
SATUAN KERJA/UNIT KERJA …
Periode Penilaian 01 Juli 20XX-1 sampai dengan 30 Juni 20XX

Indeks KK No.
KERTAS KERJA PENILAIAN STRUKTUR DAN PROSES Disusun oleh/Tanggal
KK LEAD II - STRUKTUR DAN PROSES Direviu oleh/Tanggal
Disetujui oleh/Tanggal
Kode Parameter
Uraian VETO NILAI AKHIR VETO NILAI AKHIR
Kode No Uraian Parameter SPIP MRI IEPK NILAI (PM) NILAI (PK) NILAI (PM SPIP-T)
Subunsur (YA/TIDAK) (PM) (YA/TIDAK) (PM SPIP-T)

1.1 Penegakan Integritas dan Nilai Etika 3 3 TIDAK 3,00 3 TIDAK 3,00
1.1 1 Organisasi menegakkan integritas dan nilai etika dalam melaksanakan tugas dan SPIP - -
fungsi organisasi

Organisasi menegakkan integritas dan nilai etika dalam pengelolaan keuangan

Organisasi menegakkan integritas dan nilai etika dalam pengelolaan aset 3 3 3,00 3 3,00

Organisasi menegakkan integritas dan nilai etika dalam pelaksanaan tugasnya


sesuai peraturan yang berlaku

1.1 2 Kebijakan eksplisit atas pengendalian korupsi yang mencakup pernyataan SPIP - IEPK
kebijakan, penetapan struktur pengelola risiko korupsi, serta standar perilaku 3 3 3,00 3 3,00
antikorupsi
1.1 3 Organisasi menetapkan dan melaksanakan SOP antikorupsi yang mencakup tiga SPIP - IEPK
proses prinsip dalam pengelolaan risiko korupsi, yakni cegah, deteksi, dan 3 3 3,00 3 3,00
respons.
1.1 4 Unit kerja sebagai lingkungan belajar dikelola untuk memungkinkan pegawai di SPIP - IEPK
semua level berpartisipasi dalam program antikorupsi dengan menghindari
perilaku koruptif dan menunjukkan sikap lugas ketika berhadapan dengan situasi 3 3 3,00 3 3,00
yang memicu perilaku korupsi
1.1 5 Integritas organisasional yang terwujud dalam transparansi dan akuntabilitas SPIP - IEPK
telah tercermin dalam visi, misi, tujuan, dan nilai-nilai organisasi/unit kerja 3 3 3,00 3 3,00

1.1 6 Terdapat persepsi bersama bahwa yang dijadikan acuan utama sebagai perilaku SPIP - IEPK
3 3 3,00 3 3,00
etis adalah peraturan, SOP, hukum, atau standar profesional
1.1 7 Kejadian korupsi/perilaku koruptif telah ditindaklanjuti oleh orang yang kompeten SPIP - IEPK
3 3 3,00 3 3,00
dan independen
1.1 8 Atas hasil audit atau investigasi telah diambil langkah dalam rangka memperbaiki SPIP - IEPK
kerusakan yang ditimbulkan oleh praktik korupsi di dalam organisasi berupa
3 3 3,00 3 3,00
pemastian pengenaan sanksi dan perbaikan melalui pemulihan kerugian dan
peningkatan pengendalian.
1.2 Komitmen terhadap Kompetensi 3 3 TIDAK 3,00 3 TIDAK 3,00
1.2 1 Tugas dan jabatan dalam organisasi dilaksanakan dan diisi oleh SDM yang SPIP - -
3 3 3,00 3 3,00
kompeten
1.3 Kepemimpinan yang Kondusif 2,71 2,71 TIDAK 2,71 2,71 TIDAK 2,71
1.3 1 Pimpinan organisasi menciptakan lingkungan kerja yang kondusif untuk SPIP - -
3 3 3,00 3 3,00
pencapaian tujuan organisasi.
1.3 2 Pimpinan Instansi Pemerintah mengalokasikan sumber daya untuk penerapan SPIP MRI -
2 2 2,00 2 2,00
manajemen risiko.
1.3 3 Pimpinan Instansi Pemerintah menggunakan informasi terkait risiko dalam SPIP MRI -
3 3 3,00 3 3,00
pengambilan keputusan
1.3 4 Pimpinan Instansi Pemerintah mendorong penerapan manajemen risiko, melalui SPIP MRI -
Penggunaan kinerja penerapan manajemen risiko sebagai indikator penilaian 2 2 2,00 2 2,00
kinerja
5 Program antikorupsi didukung dengan penyediaan alokasi sumberdaya secara SPIP - IEPK
eksplisit secara memadai, baik anggaran, personil, dan sarana prasarana 3 3 3,00 3 3,00
Kode Parameter
Uraian VETO NILAI AKHIR VETO NILAI AKHIR
Kode No Uraian Parameter SPIP MRI IEPK NILAI (PM) NILAI (PK) NILAI (PM SPIP-T)
Subunsur (YA/TIDAK) (PM) (YA/TIDAK) (PM SPIP-T)

Penegakan Integritas
6 dankekuasaan
Faktor Nilai Etikadan wewenang yang melekat pada pimpinan unit kerja dipakai SPIP - IEPK
untuk tujuan mengelola risiko korupsi secara efektif (tidak membiarkan/ 3 3 3,00 3 3,00
mengabaikan)
7 Pimpinan mendorong bawahan untuk mengikutinya melalui atensi yang diberikan SPIP - IEPK
di berbagai kesempatan, keterbukaan dan transparansi, reinforcement, perlakuan
3 3 3,00 3 3,00
adil, dan pengambilan keputusan yang menyertakan pertimbangan etis.

1.4 Struktur Organisasi Sesuai Kebutuhan 3 3 TIDAK 3,00 3 TIDAK 3,00


1.4 1 Struktur organisasi dibentuk dalam rangka mendukung pencapaian sasaran SPIP - -
strategis organisasi.

Struktur organisasi dibentuk dalam rangka mendukung pencapaian keandalan


laporan keuangan
3 3 3,00 3 3,00
Struktur organisasi dibentuk dalam rangka mendukung pencapaian keamanan
aset

Dalam Struktur organisasi terdapat unit yang melaksanakan fungsi kepatuhan


internal.

1.5 Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat 3 3 TIDAK 3,00 3 TIDAK 3,00
1.5 1 Wewenang dan tanggung jawab diberikan kepada pegawai yang tepat sesuai SPIP - -
tingkatannya untuk mendukung efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan
dalam rangka percepatan pencapaian tujuan organisasi.
3 3 3,00 3 3,00
Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab memperhatikan benturan
kepentingan

1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan SDM 3 3 TIDAK 3,00 3 TIDAK 3,00
1.6 1 Penerapan kebijakan manajemen dan praktik pembinaan SDM sehingga dapat SPIP - -
3 3 3,00 3 3,00
digunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan organisasi
1.6 2 Pegawai telah mendapatkan fasilitas untuk meningkatkan kompetensi dan SPIP MRI -
3 3 3,00 3 3,00
keterampilan terkait manajemen risiko
1.6 3 Pegawai memiliki kesadaran terkait manajemen risiko SPIP MRI - 3 3 3,00 3 3,00
1.7 Perwujudan Peran APIP yang Efektf 0 0 TIDAK 0,00 0 TIDAK 0,00
1.7 1 Pengawasan APIP telah dapat memberikan nilai tambah pada perbaikan SPIP - -
0 0 0,00 0 0,00
pengendalian organisasi
1.8 Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi Pemerintah Terkait 3 3 TIDAK 3,00 3 TIDAK 3,00
1.8 1 Pimpinan organisasi menjalin hubungan kerja yang baik (kemitraan) dengan SPIP - -
3 3 3,00 3 3,00
instansi lain terkait dengan upaya pencapaian tujuan organisasi.
1.8 2 Dalam rangka menciptakan hubungan kerja yang baik, instansi Pemerintah telah SPIP MRI -
mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko (termasuk implikasi dari transfer 3 3 3,00 3 3,00
risiko) terkait kemitraan
2.1 Identifikasi Risiko 3 3 TIDAK 3,00 3 TIDAK 3,00
2.1 1 Pemerintah Daerah telah memiliki Kebijakan Manajemen Risiko. SPIP MRI - 3 3 3,00 3 3,00
2.1 2 Risiko telah teridentifikasi dan dituangkan dalam register risiko SPIP MRI -
3 3 3,00 3 3,00
2.1 3 Proses manajemen risiko telah melekat pada proses bisnis Instansi Pemerintah SPIP MRI -
3 3 3,00 3 3,00
2.2 Analisis Risiko 2,67 2,67 TIDAK 2,67 2,67 TIDAK 2,67
2.2 1 Seluruh risiko telah dianalisis dampak dan tingkat keterjadiannya SPIP MRI - 3 3 3,00 3 3,00
2.2 2 Instansi pemerintah telah menentukan prioritas risiko SPIP MRI - 3 3 3,00 3 3,00
2.2 3 Instansi Pemerintah telah menentukan rencana tindak pengendalian SPIP MRI -
3 3 3,00 3 3,00
2.2 4 Tindak pengendalian telah diimplementasikan SPIP MRI - 3 3 3,00 3 3,00
2.2 5 Tindak pengendalian efektif menurunkan risiko SPIP MRI - 2 2 2,00 2 2,00
6 Analisis dan asesmen risiko telah dilakukan dan menghasilkan rancangan tindak SPIP - IEPK
pengendalian untuk memitigasi risiko korupsi yang sudah terpetakan 2 2 2,00 2 2,00
Kode Parameter
Uraian VETO NILAI AKHIR VETO NILAI AKHIR
Kode No Uraian Parameter SPIP MRI IEPK NILAI (PM) NILAI (PK) NILAI (PM SPIP-T)
Subunsur (YA/TIDAK) (PM) (YA/TIDAK) (PM SPIP-T)

3.1 Penegakan
Reviu Integritas dan Nilai Etika
atas Kinerja 3 3 TIDAK 3,00 3 TIDAK 3,00
3.1 1 Pimpinan organisasi membandingkan tolok ukur kinerja dengan capaian kinerja SPIP - -
secara berkala untuk mengatasi hambatan kinerja, menetapkan strategi
3 3 3,00 3 3,00
perbaikan, dan menilai kinerja suatu unit sampai dengan periode tertentu dalam
rangka mengawal pencapaian tujuan organisasi.
3.2 Pembinaan SDM 3 3 TIDAK 3,00 3 TIDAK 3,00
3.2 1 Pembinaan SDM dilakukan sehingga setiap pegawai dapat memberikan manfaat SPIP - -
3 3 3,00 3 3,00
optimal dalam pencapaian tujuan organisasi
3.3 Pengendalian atas Pengelolaan Sistem Informasi 3 3 TIDAK 3,00 3 TIDAK 3,00
3.3 1 Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi dilakukan untuk memastikan SPIP - -
sistem informasi dapat menyajikan data yang akurat dan tepat waktu untuk 3 3 3,00 3 3,00
digunakan oleh pengguna.
3.4 Pengendalian Fisik atas Aset 3 3 TIDAK 3,00 3 TIDAK 3,00
3.4 1 Pengelolaan BMN/D dilakukan untuk menjamin aset tersedia dan dapat SPIP - -
digunakan dengan baik oleh pengguna dalam rangka mendukung kinerja 3 3 3,00 3 3,00
organisasi.
3.5 Penetapan dan Reviu atas Indikator dan Ukuran Kinerja 3 3 TIDAK 3,00 3 TIDAK 3,00
3.5 1 Kegiatan pengendalian atas penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran SPIP - -
kinerja dilakukan untuk menjamin keandalan ukuran dan ketepatan penetapan
indikator masing-masing unit secara berjenjang dibandingkan dengan IKU 3 3 3,00 3 3,00
organisasi.
3.6 Pemisahan Fungsi 3 3 TIDAK 3,00 3 TIDAK 3,00
3.6 1 Terdapat pemisahan fungsi sehingga seluruh aspek utama transaksi dan SPIP - -
3 3 3,00 3 3,00
kejadian tidak dikendalikan hanya oleh satu orang
3.7 Otorisasi atas Transaksi dan Kejadian yang Penting 3 3 TIDAK 3,00 3 TIDAK 3,00
3.7 1 Terdapat proses untuk memastikan transaksi dan kejadian penting hanya dapat SPIP - -
diotorisasi ketika memenuhi persyaratan dan dilakukan oleh pihak yang memiliki 3 3 3,00 3 3,00
kewenangan
3.8 Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu atas Transaksi dan Kejadian 3 3 TIDAK 3,00 3 TIDAK 3,00
3.8 1 Terdapat proses untuk memastikan transaksi telah diklasifikasikan dengan layak SPIP - -
dan dikelompokkan dengan benar serta dicatat dengan segera sehingga relevan, 3 3 3,00 3 3,00
bernilai, dan berguna bagi manajemen
3.9 Pembatasan Akses atas Sumber Daya dan Pencatatannya 3 3 TIDAK 3,00 3 TIDAK 3,00
3.9 1 Terdapat pembatasan atas kesempatan dan hak untuk menggunakan, atau SPIP - -
3 3 3,00 3 3,00
memperoleh sumber daya dan mengakses pencatatannya
3.10 Akuntabilitas terhadap Sumber Daya dan Pencatatannya 3 3 TIDAK 3,00 3 TIDAK 3,00
3.10 1 Terdapat pertanggungjawaban seseorang atau unit organisasi dalam mengelola SPIP - -
sumber daya yang diberikan/dikuasakan kepadanya dalam rangka pencapaian 3 3 3,00 3 3,00
tujuan organisasi
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting 3 3 TIDAK 3,00 3 TIDAK 3,00
3.11 1 Terdapat pengelolaan, pemeliharaan, dan pendokumentasian secara berkala SPIP - -
yang mencakup seluruh SPI serta transaksi dan kejadian penting yang
3 3 3,00 3 3,00
dilaksanakan secara lengkap dan akurat untuk memfasilitasi penelusuran
transaksi, kejadian, dan informasi terkait
4.1 Informasi yang Relevan 2,80 2,80 TIDAK 2,80 2,80 TIDAK 2,80
4.1 1 Tersedianya informasi yang relevan untuk kebutuhan internal dan eksternal. SPIP - -
3 3 3,00 3 3,00
4.1 2 Pimpinan Instansi Pemerintah membangun sistem pengaduan SPIP MRI - 3 3 3,00 3 3,00
4.1 3 Strategi dan kebijakan manajemen risiko telah dikomunikasikan. SPIP MRI - 3 3 3,00 3 3,00
4.1 4 Register risiko dan rencana tindak pengendalian telah dikomunikasikan ke pihak SPIP MRI -
3 3 3,00 3 3,00
terkait
5 Saluran pelaporan internal dikelola secara kredibel dalam menerima pelaporan SPIP - IEPK
dan memberikan perlindungan kepada pelapor sehingga kepedulian meningkat 2 2 2,00 2 2,00
dan memberikan efek penggentar yang efektif.
4.2 Komunikasi yang Efektif 3 3 TIDAK 3,00 3 TIDAK 3,00
4.2 1 Terlaksananya komunikasi yang efektif dengan internal dan eksternal SPIP - - 3 3 3,00 3 3,00
5.1 Pemantauan Berkelanjutan 3 3 TIDAK 3,00 3 TIDAK 3,00
Kode Parameter
Uraian VETO NILAI AKHIR VETO NILAI AKHIR
Kode No Uraian Parameter SPIP MRI IEPK NILAI (PM) NILAI (PK) NILAI (PM SPIP-T)
Subunsur (YA/TIDAK) (PM) (YA/TIDAK) (PM SPIP-T)

5.1 Penegakan Integritas


1 dan Nilai
Pimpinan Etika
organisasi/penanggungjawab program dan kegiatan/penanggungjawab SPIP - -
operasional mengevaluasi secara berkala pengendalian intern yang telah
dilakukan dalam rangka mencapai tujuan organisasi. 3 3 3,00 3 3,00

5.1 2 Proses manajemen risiko telah direviu SPIP MRI - 3 3 3,00 3 3,00
5.1 3 Pemantauan/monitoring terhadap risiko telah dilakukan SPIP MRI - 3 3 3,00 3 3,00
5.2 Evaluasi Terpisah 2,50 2,50 TIDAK 2,50 2,50 TIDAK 2,50
5.2 1 Evaluasi terpisah dilakukan oleh pegawai dengan keahlian tertentu yang SPIP - -
disyaratkan dan dapat melibatkan APIP atau auditor eksternal untuk menilai
kinerja sistem pengendalian intern, mengidentifikasi kelemahan pengendalian, 2 2 2,00 2 2,00
menentukan penyebab dari kegagalan aktivitas pengendalian, serta pengaruhnya
terhadap pencapaian tujuan instansi.
5.2 2 Terdapat reviu independen terhadap proses manajemen risiko SPIP MRI - 3 3 3,00 3 3,00
PENILAIAN MATURITAS PENYELENGGARAAN SPIP
SATUAN KERJA/UNIT KERJA …
Periode Penilaian 01 Juli 20XX-1 sampai dengan 30 Juni 20XX
Indeks KK No.
KERTAS KERJA PENILAIAN STRUKTUR DAN PROSES Disusun oleh/Tanggal
KK 3 - PENILAIAN STRUKTUR DAN PROSES Direviu oleh/Tanggal
Disetujui oleh/Tanggal

Kode Parameter Grad. Kriteria Penjelasan Hasil Pengujian terkait Hasil Pengujian terkait
Uraian Hasil Pengujian terkait Tujuan SPIP
Kode No Uraian Parameter Cara Pengujian Tujuan SPIP Tujuan SPIP
Subunsur SPIP MRI IEPK (PM)
(PK) (PM SPIP-T)
Kesimpul Kesimpul
Uraian Hasil Kesimpulan Uraian Hasil Uraian Hasil
an an
Pengujian Y/T Pengujian Pengujian
Y/T Y/T
1.1 Penegakan Integritas dan Nilai Etika 3 3 3
1 Unit Kerja/Satuan Kerja SPIP - - A Penegakan integritas dan nilai etika telah diperbaiki secara berkelanjutan sehingga Terkait pelaksaan fungsi organisasi, pengelolaan keuangan dan aset serta kepatuhan terhadap peraturan W/D/O T T T
menegakkan integritas tercipta suasana kerja organisasi yang kondusif yang dapat mendorong kinerja para yang berlaku, telah dicapai kondisi:
dan nilai etika dalam pegawai secara optimal - Setiap individu dalam organisasi dapat mendorong penerapan nilai-nilai organisasi
melaksanakan tugas dan - Setiap individu mendukung pencapaian kinerja organisasi
fungsi organisasi, - Keberhasilan pencapaian kinerja organisasi dapat dihubungkan dengan integritas dan perilaku individu
pengelolaan keuangan serta mempengaruhi remunerasi individu
dan aset serta SPIP - - B Kebijakan dan implementasi organisasi telah dievaluasi untuk meningkatkan integritas Kebijakan dan implementasi pada grade C telah dievaluasi dengan ketentuan: W/D/O T T T
melaksanakan tugasnya dan nilai etika para pegawai - Berkala
sesuai dengan peraturan - Terdokumentasi
yang berlaku - Dilakukan untuk menangani residual risk
- Hasil evaluasi telah ditindak lanjuti
- Perbaikan telah menghasilkan kinerja yang lebih baik
SPIP - - C Penegakan integritas dan nilai etika telah dilaksanakan oleh pegawai dalam pelaksanaan Atas kebijakan pada grade D telah: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
tugas dan fungsinya dalam organisasi - Terdapat wujud keteladanan dari pimpinan atas nilai organisasi Telah ….. Telah …..
- Terdapat praktik pembangunan integritas dan nilai etika
- Terdapat praktik penegakan nilai etika
- Terdapat bukti penegakan disiplin
- Terdapat pemberian punishment bagi pegawai yang melanggar dan reward bagi pegawai yang menegakan
integritas dan nilai etika
- Proses tersebut di atas dilaksanakan melalui struktur dan mekanisme yang ditetapkan
SPIP - - D Kebijakan penegakan integritas dan nilai etika organisasi telah dipahami oleh seluruh Kebijakan pada grade E telah dikomunikasikan dan dipahami oleh: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
pegawai - Pimpinan (struktural) Telah ….. Telah …..
- Penanggungjawab penegakan integritas dan nilai etika
- Pegawai
SPIP - - E Terdapat kebijakan penegakan integritas dan nilai etika untuk seluruh pegawai dalam Seluruh kebijakan terkait fungsi organisasi, pengelolaan keuangan dan aset, serta kepatuhan terhadap W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
organisasi peraturan yang berlaku telah mengatur: Telah ….. Telah …..
- Keteladanan pimpinan
- Upaya pembangunan integritas
- Nilai etika
- Penegakan disiplin
- Pemberian reward and punishment
- Penetapan struktur dan mekanisme penanganan penegakan integritas dan nilai etika

2 Kebijakan eksplisit atas SPIP - IEPK A Kebijakan antikorupsi menjangkau semua kegiatan dan terevaluasi terus-menerus oleh - Komite/satgas/unit/tim yang ditetapkan dengan kewenangan dan tanggung jawab yang memadai untuk W/D/O T T T
pengendalian korupsi struktur pengelola risiko korupsi yang bekerja efektif dengan kewenangan dan tanggung membantu pimpinan meyakini kepatuhan internal dan pengelolaan risiko korupsi melaksanakan agenda rutin
yang mencakup jawab yang memadai sehingga pengembangan kebijakan antikorupsi yang dan kontinyu untuk mereviu dan mengevaluasi kebijakan antikorupsi.
pernyataan kebijakan, berkelanjutan benar-benar dilakukan. - Pengembangan kebijakan antikorupsi berkelanjutan mencakup perbaikan struktur,standar perilaku, dan
penetapan struktur pernyataan kebijakan benar-benar dilakukan pimpinan sebagai hasil dari reviu dan evaluasi berkala.
pengelola risiko korupsi,
serta standar perilaku SPIP - IEPK B Kebijakan antikorupsi telah nyata diimplementasikan pada semua kegiatan, namun Kondisi kebijakan pada grade C telah didukung dengan kegiatan lainya, yaitu: W/D/O T T T
antikorupsi belum ada reviu dan evaluasi terhadap efektivitasnya yang dilakukan secara formal dan - Komite/satgas/unit/tim yang ditetapkan untuk membantu pimpinan meyakini kepatuhan internal dan
terjadwal. pengelolaan risiko korupsi telah bekerja dengan wewenang dan tanggung jawab yang diberikan.
- Standar perilaku telah dipromosikan dalam berbagai cara, termasuk melalui keteladanan pimpinan,
konsisten sesuai dengan pernyataan kebijakan antikorupsi yang dicanangkan.
SPIP - IEPK C Kebijakan antikorupsi telah diimplementasikan, tetapi belum menjangkau semua Kondisi kebijakan pada grade D, telah disertai: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
kegiatan utama organisasi dengan wewenang dan tanggung jawab pengelolaan risiko - Kebijakan antikorupsi yang termanifestasi pada penetapan struktur pengelolaan risiko korupsi dan Telah ….. Telah …..
korupsi belum ditetapkan secara permanen di dalam struktur organisasi penegakan standar perilaku telah mulai diimplementasikan, tetapi belum untuk semua kegiatan utama dan
kegiatan pendukung.
- Komite/pokja/satgas/unit yang diberi tanggung jawab dalam Pengelolaan risiko korupsi telah berusaha
bekerja sesuai kewenangan yang diberikan.
- Standar perilaku antikorupsi telah dipromosi dalam berbagai cara, a.l. terdapat bukti adanya tindakan
penegakan standar perilaku oleh pimpinan.

SPIP - IEPK D Kebijakan antikorupsi yang terwujud dalam penetapan struktur pengelolaan risiko Kondisi kebijakan grade E, telah didukung: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
korupsi dan standar perilaku antikorupsi baru pada tataran terdiseminasi dan masih - Ada pernyataan kebijakan antikorupsi secara eksplisit yang ditetapkan. Telah ….. Telah …..
diterapkan secara parsial saja dan terbatas lingkupnya. - Ada komite/pokja/satgas/unit yang diberi tanggung jawab dalam pengelolaan risiko korupsi dengan
kewenangan yang memadai
- Ada Standar perilaku antikorupsi yang spesifik dan jelas mengatur perilaku yang boleh dan tidak boleh
dilakukan, namun kebijakan dan standar perilaku baru sebatas terdiseminasi dan diterapkan secara parsial
dan terbatas lingkupnya. Struktur yang dibentuk belum bekerja secara efektif sesuai tanggung jawab dan
kewenangan yang diberikan.
SPIP - IEPK E Kebijakan yang eksplisit untuk antikorupsi tidak ditetapkan, atau kalaupun ada, tidak
Kebijakan antikorupsi yang mencakup pernyataan kebijakan, penetapan struktur pengelolaan risiko korupsi W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
berjalan sama sekali atau sekadar formalitas. dan standar perilaku tidak dilakukan. Kalaupun ada, tidak berjalan sehingga kebijakan antikorupsi sekadar Telah ….. Telah …..
formalitas
3 Organisasi menetapkan SPIP - IEPK A SOP yang mencakup prinsip cegah deteksi dan respons telah diterapkan secara SOP antikorupsi pada grade D telah: W/D/O T T T
dan melaksanakan SOP konsisten pada seluruh kegiatan dan ada evaluasi terjadwal dan dilakukan perbaikan - SOP mencakup aspek edukasi, asesmen risiko, atau tematik seperti pengendalian gratifikasi, penyuapan,
antikorupsi yang berkelanjutan sehingga membawa perubahan nyata pada organisasi. WBS, dan tindak lanjut
mencakup tiga proses - SOP efektif dilaksanakan secara komprehensif menjangkau semua kegiatan utama dan pendukung.
prinsip dalam - SOP direviu dan dievaluasi secara berkala dan hasil reviu/evaluasi ditindaklanjuti dengan perbaikan
pengelolaan risiko berkelanjutan.
korupsi, yakni cegah, - Hambatan atas pelaksanaan SOP tidak pernah dibiarkan.
SPIP - IEPK B Penetapan SOP mencakup proses cegah deteksi dan respons telah dilaksanakan SOP antikorupsi pada grade D telah: W/D/O T T T
deteksi, dan respons
semuanya secara konsisten, meskipun reviu dan evaluasi atas pelaksanaan SOP masih - SOP mencakup aspek edukasi, asesmen risiko, atau tematik seperti pengendalian gratifikasi, penyuapan,
dilakukan secara insindentil. WBS, dan tindak lanjut
- SOP efektif dilaksanakan secara komprehensif menjangkau semua kegiatan utama dan pendukung.
- Reviu dan evaluasi atas SOP belum ada atau insindentil saja sifatnya hanya jika terdapat hambatan atau
rekomendasi hasil audit eksternal
3 Organisasi menetapkan
dan melaksanakan SOP
antikorupsi yang
mencakup tiga proses
prinsip dalam
pengelolaan risiko
Kode Parameter Grad. Kriteria Penjelasan Hasil Pengujian terkait Hasil Pengujian terkait
Uraian korupsi, yakni cegah, Hasil Pengujian terkait Tujuan SPIP
Kode No Uraian Parameter Cara Pengujian Tujuan SPIP Tujuan SPIP
Subunsur deteksi, dan respons SPIP MRI IEPK (PM)
(PK) (PM SPIP-T)
Kesimpul Kesimpul
Uraian Hasil Kesimpulan Uraian Hasil Uraian Hasil
an an
Pengujian Y/T Pengujian Pengujian
Y/T Y/T
Penegakan Integritas dan Nilai Etika SPIP - IEPK C Penetapan SOP mencakup proses cegah deteksi dan respons telah dilaksanakan SOP antikorupsi pada grade D telah: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
semuanya, meskipun masih kurang konsisten dan tidak ada reviu dan evaluasi atas SOP mencakup aspek edukasi, asesmen risiko, atau tematik seperti pengendalian gratifikasi, penyuapan, Telah ….. Telah …..
efektivitas kegiatannya. WBS, dan tindak lanjut
- SOP dilaksanakan tetapi belum secara konsisten untuk semua SOP atau dari segi jangkauan lingkup
penerapannya
SPIP - IEPK D Penetapan SOP antikorupsi belum mencakup tiga proses prinsip, atau mencakup - Reviu
Telah dan evaluasi
tedapat atas SOPnamun
SOP antikorupsi belum pernah
denganada.
kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
ketiganya tetapi hanya berjalan sebagian saja, atau masih berfungsi secara terbatas - SOP anti korupsi tidak mencakup cegah deteksi respons, misalnya SOP yang ada hanya aspek cegah dan Telah ….. Telah …..
lingkupnya, pelaksanaan SOP masih cenderung seremonial. deteksi, tetapi minus aspek tindak lanjut
- SOP dilaksanakan untuk lingkup yang terbatas
- Pelaksanaan SOP masih cenderung seremonial dan terhadap hambatan tidak terlaksananya SOP tidak
diatasi.
SPIP - IEPK E Tidak ada penetapan SOP antikorupsi spesifik. Kalaupun ada, tidak berfungsi sehingga Tidak ada penetapan SOP antikorupsi spesifik. Kalaupun ada, tidak berfungsi sama sekali sehingga W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
formalitas belaka. formalitas belaka. Telah ….. Telah …..
4 Tentang proses unit kerja SPIP - IEPK A Kegiatan pembelajaran anti korupsi telah diberikan kepada pihak internal dan eksternal. Telah terdapat kegiatan pembelajaran antikorupsi: W/D/O T T T
sebagai lingkungan Penyelenggaraan dilakukan dengan terencana dan terstruktur. Kegiatan tersebut - Ada kegiatan edukasi/pembelajaran yang dilaksanakan secara terstruktur dan terjadwal
belajar dikelola untuk dipantau pelaksanaannya dan dievaluasi efektivitasnya. - Sasaran edukasi seluruh pegawai pada semua level plus stakeholder (penyedia dan pengguna layanan)
memungkinkan pegawai - Kegiatan pembelajaran dievaluasi secara berkala
di semua level SPIP - IEPK B Kegiatan pembelajaran anti korupsi telah melibatkan pihak internal dan eksternal serta - Perbaikan
Telah benar-benar
terdapat dilakukan sebagai
kegiatan pembelajaran tindak lanjut hasil reviu dan evaluasi pembelajaran.
antikorupsi: W/D/O T T T
berpartisipasi dalam penyelenggaraan dilakukan secara terjadwal - Ada kegiatan edukasi/pembelajaran yang dilaksanakan secara terstruktur dan terjadwal
program antikorupsi
SPIP - IEPK C - Sasaran
Unit kerja telah melaksanakan kegiatan pembelajaran anti korupsi kepada pihak internal. Telah edukasi
terdapat seluruh
kegiatan pegawai pada
pembelajaran semua level plus stakeholder (penyedia dan pengguna layanan)
antikorupsi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
dengan menghindari
Penyelenggaraan telah dilakukan secara terencana dan terstruktur - Ada kegiatan edukasi/pembelajaran yang dilaksanakan secara terstruktur dan terjadwal Telah ….. Telah …..
perilaku koruptif dan
- Sasaran edukasi seluruh pegawai pada semua level
menunjukkan sikap lugas
SPIP - IEPK D - Stakeholder
Unit kerja telah melaksanakan kegiatan pembelajaran anti korupsi kepada pihak internal Telah terdapat (penyedia dan pengguna
kegiatan pembelajaran layanan) belum dilibatkan.
antikorupsi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
ketika berhadapan
dengan situasi yang dan penyelenggaraan bersifat insidentil dan tidak kontinyu - Kegiatan edukasi/pembelajaran dilaksanakan insindentil dan tidak kontinyu Telah ….. Telah …..
memicu perilaku korupsi. - Sasaran edukasi seluruh pegawai pada semua level
Proses belajar juga - Stakeholder (penyedia dan pengguna layanan) belum dilibatkan.
harus menjangkau SPIP - IEPK E Tidak terdapat kegiatan pembelajaran anti korupsi yang terencana, sistematis dan Tidak terdapat kegiatan pembelajaran anti korupsi yang terencana, sistematis dan terstruktur. W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
stakeholders (penyedia terstruktur. Telah ….. Telah …..
dan pengguna layanan)
untuk mendapatkan
komitmen kerjasama
untuk berjalannya
program antikorupsi.

5 Integritas adalah SPIP - IEPK A Kondisi integritas organisasional sangat tinggi Pada organisasi terdapat kondisi: W/D/O T T T
keutamaan-keutamaan Kultur transparansi dan akuntabilitas sudah terbentuk dan menjadi keyakinan bersama bahwa pengelolaan
(virtues) seperti semua kegiatan, keuangan, dan sumberdaya manusia selalu mematuhi peraturan/hukum/standar profesional
kejujuran, hal dapat sesuai prinsip yang melandasi terbitnya peraturan/hukum/standar profesional tersebut. Praktik korupsi
dipercaya seperti gratifikasi dan suap, percaloan, serta nepotisme (favoritism) sudah menjadi keyakinan bersama
(trustworthiness), seluruh anggota unit organisasi untuk dihindari.
komitmen terhadap
standar etis, atau
keteguhan sikap &
perilaku sesuai prinsip
moral/etika. Berintegritas
berarti apa yang
diucapkan utuh, lengkap, SPIP - IEPK B Kondisi integritas organisasional pada cukup tinggi Pada organisasi terdapat kondisi: W/D/O T T T
takbercacat, taklebih dan Kultur pengelolaan kegiatan, keuangan, dan sumberdaya manusia pada kegiatan utama dan pendukung
takkurang. Pada konteks telah menunjukkan prinsip transparansi dan mematuhi peraturan/hukum/standar profesional dan/atau nilai
organisasi, integritas prinsip yang melandasi terbitnya suatu peraturan/hukum/standar profesional demi menghindari praktik
berarti apa yang korupsi, seperti gratifikasi dan suap, percaloan, serta nepotisme (favoritism).
dinyatakan dalam
kebijakan, SOP,
peraturan, atau standar,
itu pula yang
dilaksanakan: utuh, tidak
SPIP - IEPK C Kondisi integritas organisasional pada tataran sedang Pada organisasi terdapat kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
kurang dan tidak lebih.
Kultur pengelolaan kegiatan, keuangan, dan sumberdaya manusia pada kegiatan utama telah mengarah Telah ….. Telah …..
Transparansi dan
pada transparansi dan mematuhi peraturan/hukum/standar profesional untuk menghindari praktik korupsi,
akuntabilitas, itulah
seperti gratifikasi dan suap, percaloan, serta nepotisme (favoritism).
wujud nilai integritas
organisasional. Integritas
organisasional adalah SPIP - IEPK D Kondisi integritas organisasional cenderung rendah Pada organisasi terdapat kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
tingkat kesesuaian Kultur pengelolaan kegiatan, keuangan dan sumberdaya manusia pada banyak kegiatan masih Telah ….. Telah …..
kegiatan dengan mengabaikan transparansi dan kepatuhan kepada peraturan dan/atau nilai prinsip yang melandasi terbitnya
peraturan/kebijakan suatu peraturan. Praktik gratifikasi, percaloan, nepotisme masih sering terjadi dan cenderung dibiarkan.
secara keseluruhan,
yang berarti bukan
sekadar kesesuaian SPIP - IEPK E Kondisi integritas organisasional sangat rendah Pada organisasi terdapat kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
secara formal, tetapi juga Kultur pengelolaan kegiatan, keuangan, dan sumberdaya manusia pada hampir semua kegiatan Telah ….. Telah …..
kesesuaian dengan nilai mengabaikan transparansi dan kepatuhan kepada peraturan/hukum/standar. Perilaku koruptif seperti
prinsip yang melandasi gratifikasi, nepotisme, percaloan, dll biasa terjadi dan dianggap lazim
terbitnya peraturan/
6 Terdapat persepsi SPIP - IEPK A Iklim etis prinsip di dalam lingkungan unit kerja sangat tinggi Di dalam unit kerja iklim etis prinsip sudah sangat dominan, yang dicirikan oleh adanya persepsi bersama di W/D/O T T T
bersama oleh semua antara semua pegawai untuk menempatkan kepatuhan kepada aturan hukum di atas pertimbangan-
pegawai secara umum pertimbangan yang lain. Menaati kode etik, standar profesi, dan aturan organisasi dianggap hal yang amat
bahwa yang dijadikan penting. Dalam membuat keputusan, apakah suatu keputusan tidak bertentangan dengan hukum dan
acuan utama sebagai peraturan menjadi pertimbangan yang paling utama di dalam organisasi.
perilaku etis adalah
peraturan, SOP, hukum, SPIP - IEPK B Iklim etis prinsip di dalam lingkungan unit kerja cukup tinggi Pada organisasi terdapat kondisi: W/D/O T T T
atau standar profesional Persepsi bersama bahwa peraturan dan hukum dianggap hal yang amat penting di dalam organisasi dalam
pertimbangan membuat keputusan, baik itu pribadi atau organisasional telah tumbuh cukup dominan
ketimbang pertimbangan-pertimbangan lainnya.
SPIP - IEPK C Iklim etis prinsip di dalam lingkungan unit kerja pada tingkatan sedang Pada organisasi terdapat kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
Persepsi bersama bahwa peraturan dan hukum dianggap hal yang amat penting di dalam organisasi dalam Telah ….. Telah …..
pengambilan keputusan, baik itu keputusan pribadi atau organisasional telah tumbuh meskipun belum
dominan.
6 Terdapat persepsi
bersama oleh semua
pegawai secara umum
bahwa yang dijadikan
acuan utama sebagai
perilaku etis adalah
peraturan, SOP, hukum,
atau standar profesional

Kode Parameter Grad. Kriteria Penjelasan Hasil Pengujian terkait Hasil Pengujian terkait
Uraian Hasil Pengujian terkait Tujuan SPIP
Kode No Uraian Parameter Cara Pengujian Tujuan SPIP Tujuan SPIP
Subunsur SPIP MRI IEPK (PM)
(PK) (PM SPIP-T)
Kesimpul Kesimpul
Uraian Hasil Kesimpulan Uraian Hasil Uraian Hasil
an an
Pengujian Y/T Pengujian Pengujian
Y/T Y/T
Penegakan Integritas dan Nilai Etika SPIP - IEPK D Iklim etis prinsip di dalam lingkungan unit kerja cukup rendah Pada organisasi terdapat kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
Persepsi bersama bahwa aturan organisasi, peraturan dan hukum, serta standar profesional dianggap hal Telah ….. Telah …..
yang amat penting di dalam organisasi telah tumbuh tetapi tidak dominan. Kepatuhan kepada aturan, hukum,
dan norma standar belum menjadi pertimbangan utama di dalam organisasi

SPIP - IEPK E Iklim etis prinsip di dalam lingkungan unit kerja sangat rendah Pada organisasi terdapat kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
Persepsi yang dominan berlaku di dalam organisasi adalah sikap-sikap yang menonjolkan self interest Telah ….. Telah …..
(mementingkan diri sendiri), mencari keuntungan sendiri dan/atau mengejar efisiensi tanpa mengindahkan
7 Mencakup semua SPIP - IEPK A Seluruh kejadian korupsi/perilaku koruptif yang ditemukan satu tahun terakhir telah apakah suatu
Organisasi keputusan
telah melanggar
berada pada kode etik, aturan hukum, standar profesi, dst.
kondisi: W/D/O T T T
langkah tindak lanjut atas selesai ditindaklanjuti oleh orang/tim yang kompeten dengan investigasi, audit, atau Unit kerja telah melaksanakan semua tindak lanjut audit dan pengawasan lainnya yang dilakukan oleh oleh
indikasi korupsi yang bentuk pengawasan lainnya dan tidak terdapat permasalahan konflik kepentingan dalam orang yang yang kompeten dan independen sehingga pelaksanaan tindak lanjut telah secara efektif
terdeteksi, mulai dari penyelesaian tindak lanjut menyelesaikan kejadian korupsi/perilaku koruptif, tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi auditor, serta
sebatas klarifikasi hingga dokumentasi penyelesaian tindak lanjut menjelaskan secara memadai tindak lanjut yang telah dilakukan. Hal
audit investigatif. ini ditandai dengan:
1. kejadian korupsi/perilaku korupsi sesuai dengan hasil temuan audit tidak terlihat
2. Indikasi korupsi terdeteksi direspons segera
SPIP - IEPK B Tindaklanjut dalam bentuk investigasi, audit, atau bentuk pengawasan lainnya telah Pada organisasi terdapat kondisi: W/D/O T T T
dilakukan oleh orang/tim yang kompeten dan independen terhadap sebagian besar Unit kerja telah melaksanakan sebagian besar tindak lanjut audit dan pengawasan lainnya yang dilakukan
temuan atas kejadian korupsi/perilaku koruptif oleh oleh orang yang yang kompeten dan independen sehingga pelaksanaan tindak lanjut telah secara efektif
menyelesaikan kejadian korupsi/perilaku koruptif, tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi auditor, serta
dokumentasi penyelesaian tindak lanjut menjelaskan secara memadai tindak lanjut apa saja yang telah
dilakukan.
SPIP - IEPK C Kejadian korupsi/perilaku koruptif yang ditemukan satu tahun terakhir ditindaklanjuti Pada organisasi terdapat kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
oleh orang/tim yang kompeten namun berpotensi memiliki konflik kepentingan Unit kerja telah melaksanakan tindak lanjut atas temuan kejadian korupsi/perilaku koruptif yang ditemukan Telah ….. Telah …..
dalam satu tahun terakhir, namun pelaksanaannya tidak dilakukan oleh orang yang mempunyai konfilik
kepentingan yang ditandai dengan:
1. pelaksanaan tindak lanjut oleh pihak yang melakukan atau bertanggung jawab terhadap kejadian
korupsi/perilaku koruptif (seharusnya tindak lanjut menjadi tanggung jawab pejabat di atas pihak yang
menjadi pelaku korupsi)
2. pelaksanaan tindak lanjut tidak secara efektif menghilangkan kejadian korupsi/perilaku koruptif di unit
kerja.

SPIP - IEPK D Kejadian korupsi/perilaku koruptif yang ditemukan satu tahun terakhir ditindaklanjuti Pada organisasi terdapat kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
oleh orang/tim yang tidak kompeten dan berpotensi memiliki konflik kepentingan Unit kerja telah melaksanakan tindak lanjut atas temuan kejadian korupsi/perilaku koruptif, namun Telah ….. Telah …..
pelaksanaannya tidak dilakukan oleh orang yang mempunyai kompetensi dan kewenangan serta bebas dari
konfilik kepentingan yang ditandai dengan:
1. tindak lanjut yang dilakukan tidak menghilangkan kejadian korupsi/perilaku koruptif di unit kerja
2. tindak lanjut yang dilakukan tidak sesuai dengan rekomendasi yang disampaikan auditor
3. dokumentasi penyelesaian tindak lanjut tidak disusun secara memadai

SPIP - IEPK E Kejadian korupsi/perilaku koruptif yang ditemukan satu tahun terakhir tidak Pada organisasi terdapat kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
ditindaklanjuti Unit kerja tidak menindaklanjuti temuan atas perilaku koruptif yang terjadi di lingkungan kerjanya dan/atau Telah ….. Telah …..
8 Semua langkah yang SPIP - IEPK A Terhadap hasil investigasi, sanksi diberikan sepadan, ada pemulihan kerugian keuangan tidak mempunyai
Organisasi dan melaksanakan
telah berada pada kondisi:monitoring dan evaluasi penyelesaian tindak lanjut. W/D/O T T T
diambil dalam rangka negara, dan perbaikan pengendalian. Terdapat bukti kejadian korupsi/perilaku koruptif Tindak lanjut dan tindakan korektif atas hasil audit dan investigasi mencerminkan upaya perbaikan yang
memperbaiki kerusakan tidak terulang karena penguatan pengendalian. memadai yang ditandai dengan
yang ditimbulkan oleh 1.Upaya pemulihan kerugian akibat korupsi dijadikan prioritas untuk dilakukan
praktik korupsi di dalam 2.Penegakan sanksi kepada pelaku korupsi dilakukan secara konsisten
organisasi berupa 3. Hasil investigasi selalu diikuti aksi perbaikan pengendalian
pemastian perilaku 4. adanya evaluasi berkala atas tindakan perbaikan untuk memastikan bahwa tindakan korektif berfungsi
dihentikan melalui secara efektif dan kejadian korupsi/perilaku koruptif tidak berulang
pengenaan sanksi dan SPIP - IEPK B Terhadap hasil investigasi, audit, atau bentuk pengawasan lainnya ditindaklanjuti Pada organisasi terdapat kondisi: W/D/O T T T
perbaikan melalui dengan upaya pemulihan kerugian keuangan negara dan perbaikan pengendalian Tindak lanjut dan tindakan korektif atas hasil audit dan investigasi mencerminkan upaya perbaikan yang
pemulihan kerugian dan memadai yang ditandai dengan
peningkatan 1.Upaya pemulihan kerugian akibat korupsi dijadikan prioritas untuk dilakukan
pengendalian. 2.Penegakan sanksi kepada pelaku korupsi dilakukan secara konsisten
3. Hasil investigasi diikuti aksi perbaikan pengendalian
Namun belum terlihat adanya evaluasi berkala atas tindakan perbaikan untuk memastikan bahwa
tindakan korektif berfungsi secara efektif dan kejadian korupsi/perilaku koruptif tidak berulang
SPIP - IEPK C Terhadap hasil investigasi, telah ditindaklanjuti dalam bentuk sanksi yang sesuai dengan Pada organisasi terdapat kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
nilai korupsi dan pemulihan kerugian keuangan negara namun belum ada perbaikan Tindak lanjut berupa sanksi yang dikenakan sepadan dengan tindakan korupsi yang dilakukan serta Telah ….. Telah …..
pengendalian. pengembalian kerugian keuangan negara telah sepadan dengan kerugian yang diderita unit organisasi atau
negara/daerah, namun tidak dilakukan perbaikan pengendalian dan tindak lanjut tidak dilaksanakan sesuai
dengan rekomendasi sehingga kejadian korupsi/perilaku koruptif sesuai dengan temuan hasil audit
tetap ditemukan dalam organisasi
SPIP - IEPK D Terhadap hasil investigasi, ada sanksi namun tidak sepadan dan tidak ada pemulihan Pada organisasi terdapat kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
kerugian keuangan negara serta perbaikan pengendalian. Terdapat upaya pengembalian atau pemulihan kerugian keuangan namun: Telah ….. Telah …..
1. sanksi yang dikenakan tidak sepadan dengan tindakan koruptif yang dilakukan
2. pengembalian kerugian keuangan neara tidak sepadan dengan kerugian yang diderita unit organisasi atau
negara/daerah
3. perbaikan pengendalian dan tindak lanjut tidak dilaksanakan

SPIP - IEPK E Terhadap hasil investigasi, tidak ada sanksi kepada pelaku, tidak ada perbaikan Pada organisasi terdapat kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
pengendalian, dan tidak ada pemulihan kerugian keuangan negara atas tindakan korupsi Tidak ada upaya dari unit organisasi maupun unit terkait misalnya unsur penegak hukum terkait dengan Telah ….. Telah …..
tindakan korupsi/perilaku koruptif
1. pelaku tetap bertugas seperti biasa dan tidak dikenakan sanksi (misalnya penurunan jabatan), denda
maupun kurungan
2. tidak ada pengembalian kerugian keuangan negara yang disebabkan oleh kejadian korupsi
3. laporan hasil investigasi tidak disampaikan kepada pihak penegak hukum
4. kejadian korupsi/perilaku koruptif tetap berjalan dalam organisasi
1.2 Komitmen terhadap Kompetensi 3 3 3
1 Tugas dan jabatan dalam SPIP - - A Pengelolaan kompetensi SDM telah diperbaiki secara berkelanjutan dan secara optimal - Setiap posisi dalam organisasi telah diisi oleh SDM sesuai dengan standar kompetensinya W/D/O T T T
organisasi dilaksanakan mampu mendukung pencapaian tujuan organisasi - Penerapan standar kompetensi telah berhasil meningkatkan kinerja yang memberikan dampak bagi
dan diisi oleh SDM yang pencapaian tujuan organisasi
kompeten baik dalam hal - Keberhasilan pencapaian kinerja organisasi dapat dihubungkan dengan kompetensi SDM-nya
melaksanakan fungsi
organisasi, pengelolaan
keuangan dan aset
Kode Parameter Grad. Kriteria Penjelasan Hasil Pengujian terkait Hasil Pengujian terkait
Uraian Hasil Pengujian terkait Tujuan SPIP
Kode No Uraian Parameter Cara Pengujian Tujuan SPIP Tujuan SPIP
Subunsur SPIP MRI IEPK (PM)
1 Tugas dan jabatan dalam (PK) (PM SPIP-T)
organisasi dilaksanakan Kesimpul Kesimpul
Uraian Hasil Kesimpulan Uraian Hasil Uraian Hasil
dan diisi oleh SDM yang an an
Pengujian Y/T Pengujian Pengujian
kompeten baik dalam hal Y/T Y/T
Penegakan Integritasmelaksanakan
dan Nilai Etikafungsi SPIP - - B Standar kompetensi organisasi dan implementasi/pemanfaatannya telah dievaluasi Standar kompetensi dan implementasi/pemanfaatannya pada grade E, D dan C telah dievaluasi dengan W/D/O T T T
organisasi, pengelolaan untuk mengetahui efektivitasnya ketentuan:
keuangan dan aset - Berkala
- Terdokumentasi
- Dilakukan untuk menangani residual risk
- Hasil evaluasi telah ditindak lanjuti
- Perbaikan telah menghasilkan kinerja yang lebih baik
SPIP - - C Standar kompetensi telah diimplementasikan/dimanfaatkan dalam Terhadap standar kompetensi grade E dan D telah tercapai kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
pengelolaan/pembinaan SDM organisasi - Standar kompetensi dimanfaatkan untuk menyusun analisis kompetensi SDM Telah ….. Telah …..
- Analisis kompetensi yang disusun berdasarkan standar kompetensi dimanfaatkan untuk perencanaan
rekrutmen SDM
- Analisis kompetensi yang disusun berdasarkan standar kompetensi dimanfaatkan untuk perencanaan
pengembangan SDM
- Standar kompetensi dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan pengisian jabatan (mutasi/ promosi/
seleksi)
SPIP - - D Standar kompetensi telah dikomunikasikan dan dipahami oleh seluruh pegawai Standar kompetensi pada grade E telah dikomunikasikan dan dipahami oleh: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
organisasi - Pimpinan (struktural) Telah ….. Telah …..
- Penanggungjawab pengelolaan SDM
- Pegawai
sesuai tusinya
SPIP - - E Terdapat standar kompetensi yang jelas untuk seluruh jabatan dan posisi dalam Terdapat standar kompetensi yang mengatur: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
organisasi - Standar kompetensi SDM struktural Telah ….. Telah …..
- Standar kompetensi SDM fungsional
- Standar kompetensi manajerial
- Standar kompetensi sosio kultural
- Standar kompetensi teknis
1.3 Kepemimpinan yang Kondusif 2,71 2,71 2,71
1 Pimpinan Unit SPIP - - A Penerapan manajemen kinerja, pengelolaan keuangan, manajemen SDM, serta Sudah Jelas W/D/O T T T
Kerja/Satuan Kerja manajemen risiko dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja seluruh level
menciptakan lingkungan pimpinan dan pegawai
kerja yang kondusif SPIP - - B Pimpinan organisasi melaksanakan evaluasi berkala atas kebijakan pengendalian intern a. K/L/D melakukan evaluasi untuk meninjau kembali relevansi kebijakan beserta implementasinya dengan W/D/O T T T
untuk mendukung dan berupaya mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan pengendalian ketentuan sebagai berikut:
pelaksanaan fungsi yang kondusif 1. Telah dilaksanakan evaluasi berkala;
organisasi, pengelolaan 2. Evaluasi dilaksanakan untuk menangani residual risk;
keuangan dan aset, serta 3. Tindak lanjut atas hasil evaluasi telah dilaksanakan;
ketaatan terhadap b. Pimpinan organisasi terbuka atas masukan dari pegawai dan adaptif terhadap perubahan.
peraturan yang berlaku c. Keluhan dari pegawai atas keterbatasan/masalah sumberdaya dukungan pelaksanaan pekerjaan dapat
diatasi.
SPIP - - C Pimpinan organisasi melaksanakan kebijakan dan didukung dengan SDM yang bekerja a. Pimpinan organisasi menerapkan manajemen berbasis kinerja dan mempertimbangkan risiko dalam W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan pengambilan keputusan. Telah ….. Telah …..
b. Pimpinan organisasi memberikan keteladanan dalam beretika, berintegritas, ketaatan terhadap perundang-
undangan, dan berkinerja secara efektif dan efisien.
c. Pegawai mendukung pimpinan organisasi dengan hadir dan bekerja sesuai dengan ketentuan.
SPIP - - D Pimpinan organisasi terlibat dalam penyusunan dan penetapkan kebijakan yang a. Pimpinan organisasi telah memahami substansi dari kebijakan yang telah ditetapkan. W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
mendukung penciptaan lingkungan kerja yang kondusif untuk pencapaian tujuan b. Pimpinan organisasi mengarahkan pegawai agar dapat bekerja selaras dengan kebijakan, melalui: Telah ….. Telah …..
organisasi serta memahami substansi kebijakan pengendalian intern dan mendorong 1. Rapat internal.
penerapan kebijakan dalam berbagai interaksi kepada jajaran di bawahnya 2. Upacara/apel pagi.
3. Forum diskusi/jam pimpinan.
4. Interaksi informal.

SPIP - - E Pimpinan organisasi terlibat dalam penyusunan dan penetapkan kebijakan yang Pimpinan organisasi terlibat dalam penyusunan kebijakan yang mendukung penciptaan lingkungan kerja W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
mendukung penciptaan lingkungan kerja yang kondusif untuk pencapaian tujuan yang kondusif untuk pencapaian tujuan organisasi, antara lain kebijakan terkait manajemen kinerja, Telah ….. Telah …..
organisasi manajemen keuangan dan aset, manajemen SDM, serta manajemen risiko.
2 Pimpinan Unit SPIP MRI - A Sudah mengalokasikan sumber daya secara memadai untuk penerapan manajemen Organisasi berada pada kondisi: W/D/O T T T
Kerja/Satuan Kerja risiko pada tingkat operasional unit kerja, strategis unit kerja, dan strategis Unit a. Telah menganggarkan dana implementasi manajemen risiko seperti rapat terkait manajemen risiko,
mengalokasikan sumber Kerja/Satuan Kerja identifikasi dan analisis risiko, penyusunan profil risiko, implementasi RTP, kegiatan monitoring dan reviu
daya untuk penerapan dalam rencana kerja/DPA/DIPA dan dalam implementasi manajemen risiko tidak terkendala kekurangan
manajemen risiko dalam dana implementasi ditingkat operasional unit kerja, strategis unit kerja, dan strategis satuan kerja;
menjalankan fungsi b. Minimal 70% SDM yang menjadi anggota UPR pada tingkat operasional dan strategis unit kerja serta
organisasi termasuk strategis K/L/D diisi oleh orang yang berkompeten dalam bidang manajemen risiko
pengelolaan keuangan
dan aset dan ketaatan
SPIP MRI - B Sudah mengalokasikan sumber daya secara memadai untuk penerapan manajemen Organisasi berada pada kondisi: W/D/O T T T
atas peraturan yang
risiko pada tingkat operasional unit kerja dan strategis unit kerja namun pada tingkat a. Telah menganggarkan dana implementasi manajemen risiko seperti rapat terkait manajemen risiko,
berlaku
srategis Unit Kerja/Satuan Kerja belum memadai identifikasi dan analisis risiko, penyusunan profil risiko, implementasi RTP, kegiatan monitoring dan reviu
dalam rencana kerja/DPA/DIPA dan dalam implementasi manajemen risiko tidak terkendala kekurangan
dana implementasi ditingkat operasional dan strategis unit kerja, namun masih terkendala kekurangan
dana pada tingkat strategis unit kerja/satuan kerja dan
b. Minimal 70% SDM yang menjadi anggota UPR pada tingkat operasional dan strategis unit kerja diisi oleh
orang yang berkompeten dalam bidang manajemen risiko serta kurang dari 70% SDM yang menjadi anggota
UPR pada tingkat Strategis K/L/D diisi oleh orang yang berkompeten dalam bidang manajemen risiko

SPIP MRI - C Sudah mengalokasikan sumber daya secara memadai untuk penerapan manajemen Organisasi berada pada kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. T Bahwa ….. T Bahwa ….. T
risiko pada tingkat operasional unit kerja dan strategis unit kerja a. Telah menganggarkan dana implementasi manajemen risiko seperti rapat terkait manajemen risiko, Telah ….. Telah …..
identifikasi dan analisis risiko, penyusunan profil risiko, implementasi RTP, kegiatan monitoring dan reviu
dalam rencana kerja/DPA/DIPA dan dalam implementasi manajemen risiko tidak terkendala kekurangan
dana implementasi ditingkat operasional dan strategis bagian/bidang/tim kerja
b. Minimal 70% SDM yang menjadi anggota UPR pada tingkat operasional dan strategis unit kerja diisi oleh
orang yang berkompeten dalam bidang manajemen risiko

SPIP MRI - D Sudah mengalokasikan sumber daya secara memadai untuk penerapan manajemen Organisasi berada pada kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
risiko pada tingkat operasional unit kerja namun pada tingkat strategis unit kerja belum a. Telah menganggarkan dana implementasi manajemen risiko pada tingkat operasional unit kerja seperti Telah ….. Telah …..
memadai rapat terkait manajemen risiko, identifikasi dan analisis risiko, penyusunan profil risiko, implementasi RTP,
kegiatan monitoring dan reviu dalam rencana kerja/DPA/DIPA secara memadai, namun belum memadai
pada tingkat strategis bagian/bidang/tim kerja, dan/atau
b. Kurang dari 70% SDM yang menjadi anggota UPR pada tingkat operasional Unit Kerja diisi oleh orang
yang berkompeten dalam bidang manajemen risiko
Kode Parameter Grad. Kriteria Penjelasan Hasil Pengujian terkait Hasil Pengujian terkait
Uraian Hasil Pengujian terkait Tujuan SPIP
Kode No Uraian Parameter Cara Pengujian Tujuan SPIP Tujuan SPIP
Subunsur SPIP MRI IEPK (PM)
(PK) (PM SPIP-T)
Kesimpul Kesimpul
Uraian Hasil Kesimpulan Uraian Hasil Uraian Hasil
an an
Pengujian Y/T Pengujian Pengujian
Y/T Y/T
Penegakan Integritas dan Nilai Etika SPIP MRI - E Sudah mengalokasikan sumber daya untuk penerapan manajemen risiko pada tingkat Organisasi masih pada kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
operasional unit kerja namun belum memadai a. Telah menganggarkan dana implementasi manajemen risiko pada tingkat operasional unit kerja seperti Telah ….. Telah …..
rapat terkait manajemen risiko, identifikasi dan analisis risiko, penyusunan profil risiko, implementasi RTP,
kegiatan monitoring dan reviu dalam rencana kerja/DPA/DIPA namun belum memadai, dan/atau
b. Kurang dari 70% SDM yang menjadi anggota UPR pada tingkat operasional Unit Kerja diisi oleh orang
yang berkompeten dalam bidang manajemen risiko

3 Pimpinan Unit SPIP MRI - A Seluruh pengambilan keputusan strategis Unit Kerja/Satuan Kerja, strategis unit kerja, Organisasi masih pada kondisi: W/D/O T T T
Kerja/Satuan Kerja dan operasional unit kerja telah mempertimbangkan risiko dan memberikan dampak Seluruh keputusan pimpinan instansi maupun pimpinan unit kerja secara umum menggunakan informasi
menggunakan informasi bagi pencapaian tujuan organisasi terkait risiko di tingkat operasional unit kerja, strategis unit kerja/bagian/bidang/tim kerja, dan strategis
terkait risiko dalam SPIP MRI - B Seluruh pengambilan keputusan strategis Unit Kerja/Satuan Kerja, strategis unit kerja, Satuan Kerja
Organisasi dan memberikan
masih pada kondisi: dampak bagi pencapaian tujuan organisasi W/D/O T T T
pengambilan keputusan dan operasional unit kerja telah mempertimbangkan risiko Seluruh keputusan pimpinan instansi maupun pimpinan unit kerja secara umum menggunakan informasi
dalam seluruh aspek terkait risiko di tingkat operasional unit kerja, strategis unit kerja/bidang/bagian/tim kerja, dan strategis
menyangkut fungsi Satuan Kerja
organisasi termasuk
SPIP MRI - C Seluruh pengambilan keputusan strategis unit kerja dan operasional unit kerja telah Organisasi masih pada kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
pengelolaan keuangan
mempertimbangkan risiko Seluruh keputusan pimpinan instansi maupun pimpinan unit kerja secara umum menggunakan informasi Telah ….. Telah …..
dan aset
terkait risiko di tingkat operasional dan strategis unit kerja/bagian/bidang/tim kerja
SPIP MRI - D Seluruh pengambilan keputusan operasional unit kerja telah mempertimbangkan risiko Organisasi telah berada pada kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
Seluruh keputusan pimpinan instansi maupun pimpinan unit kerja secara umum menggunakan informasi Telah ….. Telah …..
terkait risiko di tingkat operasional
SPIP MRI - E Sebagian pengambilan keputusan operasional unit kerja telah mempertimbangkan risiko Organisasi masih pada kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
Sebagian keputusan pimpinan instansi maupun pimpinan unit kerja secara umum menggunakan informasi Telah ….. Telah …..
terkait risiko di tingkat operasional
4 Pimpinan Unit SPIP MRI - A Kinerja penerapan manajemen risiko digunakan sebagai dasar penilaian kinerja pada Organisasi telah berada pada kondisi: W/D/O T T T
Kerja/Satuan Kerja seluruh UPR tingkatan operasional unit kerja, seluruh UPR tingkatan strategis unit Kinerja penerapan manajemen risiko sudah digunakan sebagai indikator kinerja pada dokumen perencanaan
mendorong penerapan kerja, dan UPR tingkat strategis Unit Kerja/Satuan Kerja secara memadai dan telah UPR tingkat strategis Unit Kerja/Satuan Kerja, seluruh UPR tingkatan strategis unit kerja, dan seluruh UPR
manajemen risiko, dievaluasi pencapaiannya tingkatan operasional unit kerja secara tepat, telah diukur pencapaiannya, serta dievaluasi pencapaiannya
melalui penggunaan
kinerja penerapan
manajemen risiko SPIP MRI - B Kinerja penerapan manajemen risiko digunakan sebagai dasar penilaian kinerja pada Organisasi telah berada pada kondisi: W/D/O T T T
sebagai indikator seluruh UPR tingkatan operasional unit kerja, seluruh UPR tingkatan strategis unit Kinerja penerapan manajemen risiko sudah digunakan sebagai indikator kinerja pada dokumen perencanaan
penilaian kinerja kerja, dan UPR tingkat strategis Unit Kerja/Satuan Kerja secara memadai UPR tingkat strategis Unit Kerja/Satuan Kerja, seluruh UPR tingkatan strategis unit kerja, dan seluruh UPR
tingkatan operasional unit kerja secara tepat dan telah diukur pencapaiannya

SPIP MRI - C Kinerja penerapan manajemen risiko digunakan sebagai dasar penilaian kinerja pada Organisasi telah berada pada kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. T Bahwa ….. T Bahwa ….. T
seluruh UPR tingkatan operasional unit kerja dan seluruh UPR tingkatan strategis unit Kinerja penerapan manajemen risiko sudah digunakan sebagai indikator kinerja pada dokumen perencanaan Telah ….. Telah …..
kerja secara memadai seluruh UPR tingkatan strategis unit kerja dan seluruh UPR tingkatan operasional unit kerja secara tepat
dan telah diukur pencapaiannya
SPIP MRI - D Kinerja penerapan manajemen risiko digunakan sebagai dasar penilaian kinerja pada Organisasi telah berada pada kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
seluruh UPR tingkatan operasional unit kerja secara memadai Kinerja penerapan manajemen risiko sudah digunakan sebagai indikator kinerja pada dokumen perencanaan Telah ….. Telah …..
seluruh UPR tingkatan operasional unit kerja secara tepat dan telah diukur pencapaiannya

SPIP MRI - E Kinerja penerapan manajemen risiko digunakan sebagai dasar penilaian kinerja pada Organisasi telah berada pada kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
sebagian UPR tingkatan operasional unit kerja secara memadai Kinerja penerapan manajemen risiko sudah digunakan sebagai indikator kinerja pada sebagian dokumen Telah ….. Telah …..
perencanaan tingkatan operasional unit kerja secara tepat dan telah diukur pencapaiannya

5 Program antikorupsi SPIP - IEPK A Sumber daya keuangan, SDM, dan sarana-prasarana untuk melaksanakan kegiatan Organisasi telah berada pada kondisi: W/D/O T T T
didukung dengan pengelolaan risiko korupsi pada semua kegiatan telah tersedia dalam jumlah dan Anggaran untuk pengelolaan risiko korupsi dialokasikan secara eksplisit dalam dokumen anggaran
penyediaan alokasi kualitas yang memadai. Tidak ada informasi yang memperlihatkan kegiatan antikorupsi Personil/petugas untuk pengelolaan risiko korupsi ditetapkan dalam jumlah dan kualitas yang memadai.
sumberdaya secara terhambat karena masalah SDM, keuangan, dan sarana prasarana. Sarana dan prasarana untuk memastikan kegiatan pengelolaan risiko korupsi berjalan disediakan.
eksplisit dan memadai, SPIP - IEPK B SDM dan anggaran untuk kegiatan pengelolaan risiko korupsi pada kegiatan utama Tidak ditemukan
Organisasi kegiatan
telah berada antikorupsi
pada kondisi: yang terhambat karena faktor sumberdaya. W/D/O T T T
baik anggaran, personil, telah tersedia dalam jumlah dan kualitas yang memadai. Tidak ditemukan informasi - Anggaran untuk pengelolaan risiko korupsi dialokasikan secara eksplisit dalam dokumen anggaran
dan sarana prasarana yang memperlihatkan kegiatan antikorupsi terhambat karena masalah SDM dan - Personil/petugas untuk pengelolaan risiko korupsi ditetapkan dan dalam jumlah dan kualitas yang
keuangan. memadai.
- Masih ditemukan kegiatan antikorupsi yang terhambat karena faktor sarana dan prasarana yang masih
kurang memadai meskipun sudah ada upaya kompensatif untuk mengatasinya.

SPIP - IEPK C SDM untuk melaksanakan kegiatan pengelolaan risiko korupsi pada kegiatan utama Organisasi telah berada pada kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
telah tersedia dalam jumlah yang memadai. Tidak ditemukan informasi yang - Alokasi anggaran untuk aktivitas pengelolaan risiko korupsi kurang memadai Telah ….. Telah …..
memperlihatkan kegiatan antikorupsi terhambat karena masalah SDM. - Personil/petugas untuk pengelolaan risiko korupsi ditetapkan dalam jumlah yang cukup meskipun kualitas
masih kurang memadai.
- Sarana dan prasarana untuk memastikan kegiatan pengelolaan risiko korupsi berjalan belum disediakan.
- Ditemukan kegiatan antikorupsi yang terhambat karena faktor anggaran dan sarana dan prasarana.

SPIP - IEPK D Terdapat data yang mengisyaratkan kegiatan pengelolaan risiko korupsi terhambat Organisasi telah berada pada kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
secara signifikan karena masalah ketersediaan SDM, keuangan, atau sarpras, tetapi - Alokasi anggaran untuk aktivitas pengelolaan risiko korupsi kurang memadai Telah ….. Telah …..
sudah ada upaya kompensatif untuk mengatasi permasalahan. - Personil/petugas untuk pengelolaan risiko korupsi tidak ditetapkan dan/atau jumlah dan kualitasnya tidak
memadai
- Sarana dan prasarana untuk memastikan kegiatan pengelolaan risiko korupsi berjalan tidak disediakan.
- Terdapat kegiatan antikorupsi yang terhambat karena faktor anggaran, SDM, dan sarana dan prasarana,
tetapi sudah ada upaya kompensatif untuk mengatasi permasalahan sumberdaya.

SPIP - IEPK E Terdapat data yang mengisyaratkan kegiatan pengelolaan risiko korupsi terhambat Organisasi telah berada pada kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
secara signifikan karena masalah ketersediaan SDM, keuangan, dan sarana prasarana - Alokasi anggaran, SDM, dan sarana prasana untuk aktivitas pengelolaan risiko korupsi tidak ada atau Telah ….. Telah …..
dan tidak ada kegiatan kompensatif untuk mengatasi permasalahan tersebut. sangat kurang
- Kegiatan antikorupsi terhambat secara signifikan karena faktor anggaran, SDM, dan sarana dan
prasarana, dan tidak ada upaya kompensatif untuk mengatasi permasalahan.
Kode Parameter Grad. Kriteria Penjelasan Hasil Pengujian terkait Hasil Pengujian terkait
Uraian Hasil Pengujian terkait Tujuan SPIP
Kode No Uraian Parameter Cara Pengujian Tujuan SPIP Tujuan SPIP
Subunsur SPIP MRI IEPK (PM)
(PK) (PM SPIP-T)
Kesimpul Kesimpul
Uraian Hasil Kesimpulan Uraian Hasil Uraian Hasil
an an
Pengujian Y/T Pengujian Pengujian
Y/T Y/T
Penegakan Integritas
6 dan Nilai
Faktor Etika dan
kekuasaan SPIP - IEPK A Keputusan formal pimpinan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja secara nyata Organisasi telah berada pada kondisi dimana sikap antikorupsi dalam penggunaan kuasa dan wewenang W/D/O T T T
wewenang yang melekat telah mempertimbangkan risiko korupsi, disusun secara partisipatif dan kegiatan yang diperlihatkan dalam:
pada pimpinan unit kerja bersifat kemitraan dan kolaboratif telah berdampak nyata pada efektivitas pengelolaan - Memilih kebijakan yang tidak berisiko korupsi
dipakai untuk tujuan risiko korupsi. - Mendiskusikan perilaku korupsi internal sebagai pembelajaran
mengelola risiko korupsi - Terbuka menerima kritikan, masukan, laporan pegawai terkait korupsi
secara efektif (tidak - Tidak membiarkan potensi benturan kepentingan
membiarkan/ - Aktif terlibat dalam kegiatan edukatif, internal dan eksternal
mengabaikan) - Berinisiatif menjalin kerjasama dengan lembaga lain dalam kegiatan cegah-deteksi-respons
- Sikap antikorupsi termanifestasi dalam keputusan formal dan dipatuhi bawahan.
- Terjadi perubahan nyata pada organisasi dan peningkatan kinerja pelayanan publik.

SPIP - IEPK B Pimpinan telah menampilkan sikap antikorupsi dalam setiap pengambilan keputusan Organisasi telah berada pada kondisi dimana sikap antikorupsi dalam penggunaan kuasa dan wewenang W/D/O T T T
untuk pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja dan terwujud dalam keputusan formal. diperlihatkan dalam:
Pimpinan selalu terbuka membahas risiko korupsi dengan bawahan dan secara aktif - Memilih kebijakan yang tidak berisiko korupsi
mengupayakan kerjasama dengan berbagai pihak dalam aktivitas cegah-deteksi- - Mendiskusikan perilaku korupsi internal sebagai pembelajaran
respons. - Terbuka menerima kritikan, masukan, laporan pegawai terkait korupsi
- Tidak membiarkan potensi benturan kepentingan
- Aktif terlibat dalam kegiatan edukatif, internal dan eksternal
- Berinisiatif menjalin kerjasama dengan lembaga lain dalam kegiatan cegah-deteksi-respons
- Sikap antikorupsi termanifestasi dalam keputusan formal dan dipatuhi bawahan.

SPIP - IEPK C Pimpinan telah mempertontonkan sikap antikorupsi dalam proses pengambilan Organisasi telah berada pada kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
keputusan sehari-hari, dan melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan edukatif, serta Pimpinan telah mempertontonkan sikap antikorupsi dalam proses pengambilan keputusan sehari-hari, dan Telah ….. Telah …..
melaksanakan upaya-upaya pengelolaan risiko korupsi yang bersifat kemitraan dan melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan edukatif, serta melaksanakan upaya-upaya pengelolaan risiko
kolaboratif dan telah cukup substansial meskipun lingkupnya masih terbatas (tidak korupsi yang bersifat kemitraan dan kolaboratif dan telah cukup substansial meskipun lingkupnya masih
semua kegiatan) dan belum konsisten. terbatas (tidak semua kegiatan) dan belum konsisten.
SPIP - IEPK D Pimpinan telah mempertontonkan sikap antikorupsi dalam proses pengambilan Organisasi telah berada pada kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
keputusan sehari-hari, dan melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan edukatif, serta Pimpinan telah mempertontonkan sikap antikorupsi dalam proses pengambilan keputusan sehari-hari, dan Telah ….. Telah …..
melaksanakan kegiatan antikorupsi bekerjasama dengan lembaga lain tetapi banyak melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan edukatif, serta melaksanakan kegiatan antikorupsi bekerjasama
aktivitas masih cenderung seremonial. dengan lembaga lain tetapi banyak aktivitas masih cenderung seremonial.

SPIP - IEPK E Pimpinan tidak menggunakan kuasa dan wewenangnya untuk mendorong sikap Organisasi telah berada pada kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
antikorupsi dalam pengambilan keputusan, tidak menampilkan sikap untuk - Pimpinan tidak mempertontonkan sikap antikorupsi dalam proses pengambilan keputusannya sehari-hari, Telah ….. Telah …..
memberdayakan diri dan melakukan upaya yang bersifat kemitraan dan kolaboratif agar a.l tampak dari tidak pernah mendiskusikan risiko korupsi secara terbuka dengan bawahan, dan tidak
mampu mengelola risiko korupsi secara efektif. membuat pilihan kebijakan atas dasar pertimbangan antikorupsi.
- Pimpinan tidak aktif dalam kegiatan-kegiatan edukasi antikorupsi baik internal maupun eksternal
- Pimpinan cenderung melakukan pembiaran terhadap keberadaan atau potensi perilaku koruptif di unit
kerja sendiri, a.l. membiarkan potensi benturan kepentingan, bersikap negatif terhadap pelapor korupsi, tidak
mengambil tindakan atas informasi perilaku koruptif, dsb.
7 Pemimpin adalah SPIP - IEPK A Tingkat kepemimpinan etis di dalam unit organisasi sangat tinggi Organisasi telah berada pada kondisi: W/D/O T T T
penerap kaidah perilaku Pimpinan senantiasa memperlihatkan perilaku yang sesuai dengan kaidah atau standar etis yang berlaku di
etis sekaligus organisasi dalam aktivitas sehari-hari (mampu menjadi role model), terbuka mendiskusikan isu etis/ korupsi
menerapkannya dalam dengan bawahan, konsisten menegakkan norma etis yang berlaku kepada seluruh pegawai, dan
manajemen, artinya SPIP - IEPK B Tingkat kepemimpinan etis di dalam unit organisasi cukup tinggi memberikan perlakuan
Organisasi telah beradayang
padaadil dan seimbang kepada bawahan
kondisi: W/D/O T T T
menjadikan nilai-nilai etis Pimpinan telah berupaya memperlihatkan perilaku sesuai dengan kaidah atau standar etis yang berlaku di
sebagai norma yang organisasi dalam aktivitas sehari-hari untuk menjadi role model, cukup terbuka mendiskusikan isu etis/
harus dipatuhi bawahan. korupsi dengan bawahan dan berusaha mendorong semua bawahan untuk melaksanakan standar etis pada
Pimpinan mendorong aktivitas sehari-hari di kantor
bawahan untuk SPIP - IEPK C Tingkat kepemimpinan etis di dalam unit organisasi pada tataran sedang Organisasi telah berada padameskipun
kondisi: masih ada sejumlah kekurangan dalam beberapa hal sehingga W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
mengikutinya melalui Pimpinan telah berupaya memperlihatkan perilaku sesuai dengan kaidah/standar etis yang berlaku di Telah ….. Telah …..
atensi yang diberikan di organisasi dalam aktivitas sehari-hari, namun tidak cukup memaksa atau mendorong bawahan bawahan
berbagai kesempatan, untuk melaksanakan standar etis yang sama. Masih terdapat bukti adanya pembiaran atas praktik perilaku
keterbukaan dan yang tidak etis yang dilakukan bawahan serta memberikan perlakuan yang kurang adil dan seimbang kepada
transparansi, bawahan terkait penegakan norma etis di dalam organisasi.
SPIP - IEPK D Tingkat kepemimpinan etis di dalam unit organisasi cukup rendah Organisasi telah berada pada kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
reinforcement, perlakuan
Pimpinan masih kurang memperlihatkan perilaku sesuai dengan kaidah/standar etis yang berlaku di Telah ….. Telah …..
adil, dan pengambilan
organisasi dalam aktivitas sehari-hari, dan tidak mendorong bawahan bawahan untuk melaksanakan standar
keputusan yang
etis. Masih terdapat bukti adanya perilaku tidak etis yang dilakukan pimpinan dan/atau pembiaran atas
menyertakan
praktik perilaku taketis yang dilakukan bawahan serta perlakuan yang kurang adil dan seimbang kepada
pertimbangan etis.
SPIP - IEPK E Tingkat kepemimpinan etis di dalam unit organisasi sangat rendah bawahan
Organisasiterkait
telah penegakan norma
berada pada etis di dalam organisasi.
kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
Pimpinan menjadi pelaku perilaku tidak etis sehingga menjadi contoh yang buruk bagi bawahan. Terdapat Telah ….. Telah …..
banyak bukti perilaku tidak etis yang dilakukan pimpinan dan/atau pembiaran atas praktik perilaku taketis
yang dilakukan bawahan serta perlakuan yang tidak adil dan seimbang kepada bawahan terkait penegakan
norma etis di dalam organisasi.
1.4 Struktur Organisasi Sesuai Kebutuhan 3 3 3
1 Struktur organisasi SPIP - - A Unit Kerja/Satuan Kerja memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan struktur organisasi Perbaikan struktur organisasi dan tata laksana dapat dilakukan secara berkelanjutan dengan dukungan W/D/O T T T
dibentuk dalam rangka dalam rangka mendukung perubahan proses bisnis dan perubahan perencanaan teknologi informasi yang terintegrasi untuk mengelola arus data dan informasi dalam menjalanan fungsi-
mendukung pencapaian strategis fungsi dalam proses bisnis organisasi. sehingga kedudukan fungsi berada di atas struktur.
sasaran strategis SPIP - - B Efisiensi dan efektivitas struktur organisasi dapat dilihat secara berkala melalui Struktur organisasi pada grade C telah pada kondisi: W/D/O T T T
organisasi, keandalan pengujian atas pelaksanaan proses bisnis organisasi dan ketepatannya dengan Unit Kerja/Satuan Kerja melakukan evaluasi atas K/SOP terkait struktur organisasi dan tata laksana beserta
pelaporan keuangan, dan perencanaan strategis implementasinya antara lain dengan ketentuan sebagai berikut:
keamanan aset, serta a. Evaluasi dilaksanakan untuk menangani residual risk;
telah terdapat unit yang b. Terdapat duplikasi fungsi karena struktur yang tidak efektif/efisien;
melaksanakan fungsi c. Arus data dan informasi yang tidak handal dalam pelaksanaan proses bisnis;
kepatuhan internal. d. Perubahan lingkungan strategis.
SPIP - - C Struktur organisasi dijalankan sesuai proses bisnis organisasi dengan SDM yang Struktur organisasi pada grade D telah pada kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
mencukupi - Struktur organisasi telah ditindaklanjuti dengan implementasi/pelaksanaan kegiatan organisasi sesuai Telah ….. Telah …..
proses bisnis;
- Proses bisnis telah dijabarkan dengan SOP
- Organisasi telah menerapkan kebijakan/SOP yang mengatur mengenai hubungan dan jenjang pelaporan
intern/arus data dan informasi.
- Organisasi telah memetakan kebutuhan pegawai untuk mendukung proses bisnis yang diantaranya
mengatur mengenai analisis beban kerja untuk pimpinan dan pegawai.
mendukung pencapaian
sasaran strategis
organisasi, keandalan
pelaporan keuangan, dan
keamanan aset, serta
telah terdapat unit yang
melaksanakan fungsi
kepatuhan internal.

Kode Parameter Grad. Kriteria Penjelasan Hasil Pengujian terkait Hasil Pengujian terkait
Uraian Hasil Pengujian terkait Tujuan SPIP
Kode No Uraian Parameter Cara Pengujian Tujuan SPIP Tujuan SPIP
Subunsur SPIP MRI IEPK (PM)
(PK) (PM SPIP-T)
Kesimpul Kesimpul
Uraian Hasil Kesimpulan Uraian Hasil Uraian Hasil
an an
Pengujian Y/T Pengujian Pengujian
Y/T Y/T
Penegakan Integritas dan Nilai Etika SPIP - - D Proses bisnis organisasi dapat didukung dengan struktur organisasi yang ditetapkan Struktur organisasi pada grade E telah pada kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
dan personel pada setiap lini mengetahui arus data dan informasi yang diperlukan dalam a. Struktur organisasi dan tata laksana sesuai dengan proses bisnis yang ditetapkan dengan Telah ….. Telah …..
melaksanaan tugas dan fungsinya mempertimbangkan:
- Ukuran dan sifat kegiatan.
- Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan sentralisasi/desentralisasi organisasi.
- Struktur organisasi harus mampu memfasilitasi arus informasi di dalam instansinya.
b. Struktur organisasi dan tata laksana telah dikomunikasikan dan dipahami.
SPIP - - E Terdapat penetapan struktur, tugas, dan fungsi organisasi Adanya struktur organisasi dan tata laksana yang disusun yang mengacu kepada peraturan yang ada, yang W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
memperhatikan pencapaian sasaran strategis organisasi, keandalan pelaporan keuangan, dan pengamanan Telah ….. Telah …..
aset.
1.5 Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat 3 3 3
1 Pendelegasian SPIP - - A Pimpinan organisasi memiliki akses untuk melihat proses pendelegasian wewenang dan a. Terdapat tools untuk memonitor pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab yang diberikan secara W/D/O T T T
wewenang dan tanggung tanggungjawab yang diberikan dan memonitor pelaksanaan tugas fungsi yang berjenjang dan menampung pelaporan atas pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab kepada jenjang di
jawab dalam dijalankan untuk menjamin tujuan percepatan yang diharapkan dan mendukung atasnya.
pelaksanaan tugas dan perbaikan secara berkelanjutan. b. Kemudahan akses memungkinkan pimpinan untuk memberikan teguran/arahan atas pelaksanaan
fungsi, pengelolaan wewenang dan tanggung jawab pelaksanaan kegiatan sebelum menyalahi prosedur yang ditetapkan;
laporan keuangan dan c. penerima manfaat/stakeholder memberikan feedback yang baik atas kecepatan respon organisasi
pengamanan aset telah terhadap kebutuhan mereka.
tepat sesuai tingkatannya
SPIP - - B Efisiensi dan efektivitas pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab organisasi yang Organisasi melakukan evaluasi atas kebijakan/prosedur pada grade C telah berada pada kondisi: W/D/O T T T
untuk mendukung
didelegasikan dapat dilihat melalui evaluasi berkala atas pelaksanaan wewenang dan a. Telah dilaksanakan evaluasi berkala;
efektivitas dan efisiensi
tanggungjawab serta analisis terhadap kualitas hasil pelaksanaan tugas/fungsi yang b. Evaluasi dilaksanakan untuk menangani residual risk;
pelaksanaan kegiatan
dilaksanakan (respon stakeholder) c. Tindak lanjut atas hasil evaluasi telah dilaksanakan.
dalam rangka percepatan
d. Menindaklanjuti keluhan/kekurangan kualitas pelaksanaan tugas fungsi yang disampaikan oleh
pencapaian tujuan
stakeholder.
organisasi, serta
memperhatikan benturan SPIP - - C Pelaksanaan tugas dan fungsi yang didelegasikan dilaksanakan sesuai dengan Kebijakan/prosedur pada grade D telah berada pada kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
kepentingan kebijakan/prosedur yang ditetapkan a Tugas fungsi dan program/kegiatan telah dilaksanakan dengan menerapkan pendelegasian wewenang dan Telah ….. Telah …..
tanggung jawab sebagaimana diatur dalam kebijakan/prosedur yang ditetapkan;
b. Pihak-pihak yang menerima pendelegasian telah melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan
prosedur dan menyampaikan pelaporan kepada pihak yg memberikan wewenang secara berkala sesuai
kebijakan.
SPIP - - D Kegiatan/prosedur yang dalam pelaksanaannya telah didelegasikan kepada struktur Kebijakan/prosedur pada grade E telah berada pada kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
dibawahnya telah dipahami dan diketahui oleh pihak terkait a.Kebijakan/prosedur yang mengatur pelaksanaan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab telah Telah ….. Telah …..
dipahami oleh pegawai yang berkepentingan;
b. Kebijakan/prosedur yang mengatur pelaksanaan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab telah
dikomunikasikan kepada seluruh pegawai dan stakeholder.
SPIP - - E Pimpinan organisasi menetapkan kebijakan terkait wewenang dan tanggung jawab Organisasi memiliki kebijakan/prosedur yang mengatur pendelegasian wewenang dan tanggung jawab W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
pelaksanaan kegiatan kepada struktur di bawahnya secara berjenjang untuk dalam pelaksanaan tugas fungsi dan program/kegiatan dalam rangka mendukung pencapaian tujuan Telah ….. Telah …..
mendukung efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan dalam rangka percepatan organisasi yang memuat antara lain:
pencapaian tujuan organisasi, memperhatikan benturan kepentingan - Prosedur pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab yang didelegasikan;
- Alur hubungan vertikal serta horizontal dan kejelasan ruang lingkung pendelegasian wewenang dan
tanggung jawab;
- Kewajiban dan pertanggungjawaban pihak yang diberikan wewenang kepada pihak yang memberikan
wewenang.
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan SDM 3 3 3
1 Penerapan kebijakan SPIP - - A Pengelolaan SDM telah diperbaiki secara berkelanjutan dan secara optimal mampu Perbaikan berkelanjutan telah menghasilkan: W/D/O T T T
manajemen dan praktik mendukung pencapaian tujuan organisasi - Pengelolaan SDM telah berhasil meningkatkan kinerja yang memberikan dampak bagi pencapaian tujuan
pembinaan SDM telah organisasi
sesuai dengan peraturan - Keberhasilan pencapaian kinerja organisasi dapat dihubungkan dengan pengelolaan SDM-nya
yang berlaku - Pengelolaan SDM mampu meningkatkan kepuasan kerja pegawai

SPIP - - B Kebijakan dan implementasi terkait pengelolaan SDM organisasi telah dievaluasi Kebijakan pada grade C telah berada pada kondisi: W/D/O T T T
sehingga dapat diketahui efektivitasnya Kebijakan dan implementasi telah dievaluasi dengan ketentuan:
- Berkala
- Terdokumentasi
- Dilakukan untuk menangani residual risk
- Hasil evaluasi telah ditindak lanjuti
- Perbaikan telah menghasilkan kinerja yang lebih baik
SPIP - - C Pengelolaan SDM telah dilaksanakan sejak rekrutmen sampai dengan pemberhentian Kebijakan pada grade D telah berada pada kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
pegawai sesuai kebijakan/prosedur yang ditetapkan - Pengelolaan SDM dilakukan sesuai dengan kebijakan/prosedur yang ditetapkan Telah ….. Telah …..
- Pengelolaan SDM dilakukan sesuai dengan perencanaan yang disusun
- Terdapat database kepegawaian yang update dan handal yang dapat dimanfaatkan untuk perencanaan
pengelolaan SDM
- Pengelolaan SDM dilakukan sebagai upaya untuk menangani risiko yang disebabkan kelemahan
SDM/Man
SPIP - - D Kebijakan terkait pengelolaan SDM telah dikomunikasikan dan dipahami oleh pihak yang Kebijakan pada grade E telah berada pada kondisi: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
berkepentingan dalam organisasi - Kebijakan telah dipahami oleh penanggungjawab pengelolaan SDM Telah ….. Telah …..
- Kebijakan telah dikomunikasikan kepada pimpinan (struktural), pegawai
SPIP - - E Terdapat kebijakan yang mengatur pengelolaan SDM sejak rekrutmen sampai dengan Kebijakan telah mengatur: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
pemberhentian pegawai - Prosedur penerimaan pegawai Telah ….. Telah …..
- Prosedur penilaian kinerja individu pegawai
- Prosedur kenaikan pangkat, jabatan, golongan
- Prosedur kenaikan gaji
- Prosedur pengembangan kompetensi (diklat, tugas belajar, ijin belajar)
- Prosedur mutasi
- Prosedur seleksi
- Prosedur pemberhentian pegawai
- Prosedur pensiun
- Prosedur supervisi oleh pimpinan
Kode Parameter Grad. Kriteria Penjelasan Hasil Pengujian terkait Hasil Pengujian terkait
Uraian Hasil Pengujian terkait Tujuan SPIP
Kode No Uraian Parameter Cara Pengujian Tujuan SPIP Tujuan SPIP
Subunsur SPIP MRI IEPK (PM)
(PK) (PM SPIP-T)
Kesimpul Kesimpul
Uraian Hasil Kesimpulan Uraian Hasil Uraian Hasil
an an
Pengujian Y/T Pengujian Pengujian
Y/T Y/T
Penegakan Integritas
2 dan Nilaitelah
Pegawai Etika SPIP MRI - A Terdapat upaya peningkatan kompetensi dan keterampilan terkait manajemen risiko A. Kriteria upaya peningkatan kompetensi yang memadai: W/D/O T T T
mendapatkan fasilitas yang memadai dengan cakupan seluruh pegawai dan telah dievaluasi pencapaiannya 1. Memiliki program pelatihan/sertifikasi terkait manajemen risiko baik tahunan maupun lima tahunan baik
untuk meningkatkan ditingkat K/L/Pemerintah daerah maupun Kerja/OPD;
kompetensi dan 2. Unit Kerja Eseon I/OPD memiliki program in house training tahunan;
keterampilan terkait 3. Instansi Pemerintah telah melaksanakan program pelatihan/sertifikasi tersebut dan dibuktikan dengan
manajemen risiko adanya laporan pelatihan dan bukti perolehan sertifikat keahlian (setiap Unit Kerja Eseon I/OPD terdapat
pegawai yang memiliki sertifikat keahlian);
4. In House Training telah dilaksanakan setidaknya satu kali dalam satu semester oleh masing-masing Unit
Kerja Eseon I/OPD serta instruktur harus orang yang telah memiliki sertifikat keahlian;

B. Kriteria Output:
Pelatihan dan in house training untuk meningkatkan kompetensi telah dilakukan untuk setiap tingkatan
risiko:
1. Strategis Unit Kerja/Satuan Kerja untuk Eselon I adalah lebih dari 90% pejabat;
2. Strategis Unit Eselon I/OPD untuk Eselon II adalah lebih dari 90% pejabat;
3. Operasional Kerja/OPD untuk Eselon III ke atas sampai dengan staf adalah lebih dari 90% pejabat dan
staff di level ini.

C. Terdapat evaluasi atas dampak peningkatan kompetensi dan ketrampilan terhadap kualitas proses dan
hasil manajemen risiko

SPIP MRI - B Terdapat upaya peningkatan kompetensi dan keterampilan terkait manajemen risiko A. Kriteria upaya peningkatan kompetensi yang memadai: W/D/O T T T
yang memadai dengan cakupan seluruh pegawai 1. Memiliki program pelatihan/sertifikasi terkait manajemen risiko baik tahunan maupun lima tahunan baik
ditingkat K/L/Pemerintah daerah maupun Kerja/OPD;
2. Unit Kerja Eseon I/OPD memiliki program in house training tahunan;
3. Instansi Pemerintah telah melaksanakan program pelatihan/sertifikasi tersebut dan dibuktikan dengan
adanya laporan pelatihan dan bukti perolehan sertifikat keahlian (setiap Unit Kerja Eseon I/OPD terdapat
pegawai yang memiliki sertifikat keahlian);
4. In House Training telah dilaksanakan setidaknya satu kali dalam satu semester oleh masing-masing Unit
Kerja Eseon I/OPD serta instruktur harus orang yang telah memiliki sertifikat keahlian;

B. Kriteria Output:
Pelatihan dan in house training untuk meningkatkan kompetensi telah dilakukan untuk setiap tingkatan
risiko:
1. Strategis Unit Kerja/Satuan Kerja untuk Eselon I adalah lebih dari 90% pejabat;
2. Strategis Unit Eselon I/OPD untuk Eselon II adalah lebih dari 90% pejabat;
3. Operasional Kerja/OPD untuk Eselon III ke atas sampai dengan staf adalah lebih dari 90% pejabat dan
staff di level ini.

SPIP MRI - C Terdapat upaya peningkatan kompetensi dan keterampilan terkait manajemen A. Kriteria upaya peningkatan kompetensi yang memadai: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
risikoyang memadai dengan cakupan sebagian besar pegawai 1. Memiliki program pelatihan/sertifikasi terkait manajemen risiko baik tahunan maupun lima tahunan baik Telah ….. Telah …..
ditingkat K/L/Pemerintah daerah maupun Unit Kerja/OPD;
2. Unit Kerja/OPD memiliki program in house training tahunan;
3. Instansi Pemerintah telah melaksanakan program pelatihan/sertifikasi tersebut dan dibuktikan dengan
adanya laporan pelatihan dan bukti perolehan sertifikat keahlian (setiap Unit Kerja/OPD terdapat pegawai
yang memiliki sertifikat keahlian);
4. In House Training telah dilaksanakan setidaknya satu kali dalam satu semester oleh masing-masing unit
Kerja/OPD serta instruktur harus orang yang telah memiliki sertifikat keahlian;

B. Kriria Output:
Pelatihan dan in house training untuk meningkatkan kompetensi telah dilakukan untuk setiap tingkatan
risiko:
1. Strategis Pemda untuk Eselon I adalah 71%-90% pejabat;
2. Strategis Unit Eselon I/OPD untuk Eselon II adalah 71%-90% pejabat;
3. Operasional Unit Eselon I/OPD untuk Eselon III ke atas sampai dengan staf adalah 71%-90% pejabat dan
staff di level ini.

SPIP MRI - D Terdapat upaya peningkatan kompetensi dan keterampilan terkait manajemen risiko A. Kriteria Memadai: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
yang memadai dengan cakupan sebagian pegawai 1. Memiliki program pelatihan/sertifikasi terkait manajemen risiko baik tahunan maupun lima tahunan baik Telah ….. Telah …..
ditingkat K/L/Pemerintah daerah maupun Unit Kerja/OPD;
2. Unit Kerja/OPD memiliki program in house training tahunan;
3. Instansi Pemerintah telah melaksanakan program pelatihan/sertifikasi tersebut dan dibuktikan dengan
adanya laporan pelatihan dan bukti perolehan sertifikat keahlian (setiap Unit Kerja/OPD terdapat pegawai
yang memiliki sertifikat keahlian);
4. In House Training telah dilaksanakan setidaknya satu kali dalam satu semester oleh masing2 Unit
Kerja/OPD serta instruktur harus orang yang telah memiliki sertifikat keahlian;

B. Kriteria Output:
Pelatihan dan in house training untuk meningkatkan kompetensi telah dilakukan untuk setiap tingkatan
risiko:
1. Strategis Unit Kerja/Satuan Kerja untuk Eselon I adalah 50% - 70% pejabat;
2. Strategis Unit Eselon I/OPD untuk Eselon II adalah 50% -70% pejabat;
3. Operasional Unit Eselon I/OPD untuk Eselon III ke atas sampai dengan staf adalah 50% -70% pejabat
dan staff di level ini.
Kode Parameter Grad. Kriteria Penjelasan Hasil Pengujian terkait Hasil Pengujian terkait
Uraian Hasil Pengujian terkait Tujuan SPIP
Kode No Uraian Parameter Cara Pengujian Tujuan SPIP Tujuan SPIP
Subunsur SPIP MRI IEPK (PM)
(PK) (PM SPIP-T)
Kesimpul Kesimpul
Uraian Hasil Kesimpulan Uraian Hasil Uraian Hasil
an an
Pengujian Y/T Pengujian Pengujian
Y/T Y/T
Penegakan Integritas dan Nilai Etika SPIP MRI - E Terdapat upaya peningkatan kompetensi dan keterampilan terkait manajemen risiko Kriteria belum memadai apabila terdapat parameter point 1-4 dalam kriteria memadai tidak terpenuhi. W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
namun belum memadai Kriteria Memadai: Telah ….. Telah …..
1. Memiliki program pelatihan/sertifikasi terkait manajemen risiko baik tahunan maupun lima tahunan baik
ditingkat K/L/Pemerintah daerah maupun Unit Kerja/OPD;
2. Unit Kerja/OPD memiliki program in house training tahunan;
3. Instansi Pemerintah telah melaksanakan program pelatihan/sertifikasi tersebut dan dibuktikan dengan
adanya laporan pelatihan dan bukti perolehan sertifikat keahlian (setiap Unit Kerja/OPD terdapat pegawai
yang memiliki sertifikat keahlian);
4. In House Training telah dilaksanakan setidaknya satu kali dalam satu semester oleh masing2 Unit
Kerja/OPD serta instruktur harus orang yang telah memiliki sertifikat keahlian;

B. Kriteria Output:
Pelatihan dan in house training untuk meningkatkan kompetensi telah dilakukan untuk setiap tingkatan
risiko:
1. Strategis Unit Kerja/Satuan Kerja untuk Eselon I adalah < 50% pejabat;
2. Strategis Unit Eselon I/OPD untuk Eselon II adalah < 50% pejabat;
3. Operasional Unit Eselon I/OPD untuk Eselon III ke atas sampai dengan staf adalah < 50% pejabat dan
staff di level ini.

3 Pegawai memiliki SPIP MRI - A Seluruh pegawai telah memiliki pemahaman terkait manajemen risiko 100% pegawai sampel menunjukan kesadaran/keaktifan dalam penerapan MR W/D/O T T T
kesadaran terkait
manajemen risiko
SPIP MRI - B Sebagian besar pegawai telah memiliki pemahaman terkait manajemen risiko 70-99% pegawai sampel menunjukan kesadaran/keaktifan dalam penerapan MR W/D/O T T T
SPIP MRI - C Sebagian pegawai telah memiliki pemahaman terkait manajemen risiko 50% - 70% pegawai sampel menunjukan kesadaran/keaktifan dalam penerapan MR W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
Telah ….. Telah …..
SPIP MRI - D Sebagian kecil pegawai telah memiliki pemahaman terkait manajemen risiko 20% - 49% pegawai sampel menunjukan kesadaran/keaktifan dalam penerapan MR W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
Telah ….. Telah …..
SPIP MRI - E Beberapa pegawai telah memiliki kesadaran pemahaman terkait manajemen risiko < 20% pegawai sampel menunjukan kesadaran/keaktifan dalam penerapan MR W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
Telah ….. Telah …..
1.7 Perwujudan Peran SPI/SKI yang Efektf 0 0 0
1 Pengawasan / Program SPIP - - A Sangat efektif: SKI sudah menjalankan peran secara optimal dan sudah menjadi advisor Mengikuti syarat Level 5 Efektivitas SPI/SKI W/D/O T T T
kerja SPI/SKI telah dapat bagi pimpinan unit kerja.
memberikan nilai tambah SPIP - - B Efektif: SKI sudah menjalankan peran secara optimal namun belum menjadi advisor Mengikuti syarat Level 4 Efektivitas SPI/SKI W/D/O T T T
pada perbaikan bagi pimpinan unit kerja.
pengendalian organisasi SPIP - - C Cukup efektif: SKI sudah menjalankan sebagian besar peran dalam perbaikan tata Mengikuti syarat Level 3 Efektivitas SPI/SKI W/D/O Bahwa ….. Telah ….. T Bahwa ….. T Bahwa ….. T
Kelola, manajemen risiko dan pengendalian di unit kerja. Telah ….. Telah …..
SPIP - - D Kurang efektif: SKI hanya menjalankan sebagian kecil peran dalam perbaikan tata Mengikuti syarat Level 2 Efektivitas SPI/SKI W/D/O Bahwa ….. Telah ….. T Bahwa ….. T Bahwa ….. T
Kelola, manajemen risiko dan pengendalian di unit kerja. Telah ….. Telah …..
SPIP - - E Tidak efektif : SKI belum berperan dalam perbaikan tata Kelola, manajemen risiko dan Mengikuti syarat Level 1 Efektivitas SPI/SKI W/D/O Bahwa ….. Telah ….. T Bahwa ….. T Bahwa ….. T
pengendalian di unit kerja. Telah ….. Telah …..
1.8 Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi Pemerintah Terkait 3 3 3
1 Pimpinan Unit SPIP - - A Pelaksanaan hubungan kerja yang baik dengan mitra kerjasama organisasi Pimpinan organisasi telah menjalin hubungan kerja yang baik dengan instansi lain melalui pembagian peran W/D/O T T T
Kerja/Satuan Kerja menghasilkan efektivitas pencapaian tujuan organisasi dan efisiensi penggunaan dan ukuran kinerja yang diharapkan dapat saling mendukung kepada tujuan masing-masing. Pembagian
menjalin hubungan kerja sumberdaya masing-masing instansi peran mendukung pimpinan untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk melaksanakan kegiatan
yang baik (kemitraan) sesuai lingkupnya.
dengan instansi lain SPIP - - B Pelaksanaan kebijakan kerjasama organisasi dievaluasi secara berkala Organisasi melakukan evaluasi atas kebijakan/prosedur pelaksanaan kerjasama dan mekanisme kerja antar W/D/O T T T
terkait upaya pencapaian unit/organisasi/mitra kerja beserta implementasinya dengan ketentuan sebagai berikut:
tujuan organisasi, a. Telah dilaksanakan evaluasi berkala;
pengelolaan keuangan b. Evaluasi dilaksanakan untuk menangani hambatan koordinasi/kerjasama;
dan aset, serta c. Tindak lanjut atas hasil evaluasi telah dilaksanakan dengan pembaharuan kebijakan/perubahan pola
pencegahan dan kerjasama yang diperlukan.
pengendalian
kecurangan/fraud SPIP - - C Masing-masing pihak melaksanakan kegiatan sesuai dengan lingkup kewenangan Organisasi melaksanakan komunikasi, koordinasi, pertukaran data dan informasi dengan W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
masing-masing sesuai kebijakan dan ukuran kinerja yang ditetapkan unit/organisasi/mitra kerja sesuai dengan kebijakan/prosedur dan kebutuhan dalam rangka pencapaian Telah ….. Telah …..
tujuan organisasi.
SPIP - - D Pubilkasi kebijakan kerjasama organisasi kepada para pihak yang berkepentingan Kebijakan/prosedur yang mengatur pelaksanaan kerjasama dan mekanisme kerja antar unit/organisasi/mitra W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
(antara lain subjek, objek, dan penerima manfaat kerjasama) kerja telah dikomunikasikan dan dipahami oleh pihak yang berkepentingan. Telah ….. Telah …..
SPIP - - E Pimpinan organisasi menetapkan mekanisme hubungan kerja/tata cara kerjasama Adanya kebijakan/prosedur yang mengatur pelaksanaan kerjasama dan mekanisme kerja antar W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
dengan instansi lain unit/organisasi/mitra kerja dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Kebijakan/prosedur tersebut antara Telah ….. Telah …..
lain memuat:
- lingkup dan hasil kerjasama yang diharapkan;
- alur komunikasi dan koordinasi;
- wewenang, tugas, fungsi, hak, dan kewajiban masing-masing pihak;
- ukuran hasil kerjasama dalam rangka mencapai tujuan organisasi masing-masing.
2 Dalam rangka SPIP MRI - A Instansi Pemerintah telah memiliki kebijakan pengelolaan risiko terkait kemitraan, A. Instansi Pemerintah telah memiliki kebijakan pengelolaan risiko terkait kemitraan, telah dilakukan reviu W/D/O T T T
menciptakan hubungan penerapannya telah terintegrasi dengan proses bisnis Instansi Pemerintah, telah direviu secara berkala dan hasil reviu dijadikan media pembelajaran.
kerja yang baik, Unit secara berkala dan dijadikan bahan pembelajaran B. Kriteria implementasi adalah sebagai berikut:
Kerja/Satuan Kerja telah 1. Terintegrasi apabila penerapan manajemen risiko:
mengidentifikasi, menilai, a. Telah menyatu dalam proses perencanaan kegiatan kemitraan;
dan mengelola risiko b. Manajemen risiko diterapkan diseluruh kegiatan kemitraan;
(termasuk implikasi dari c. Dirancang untuk mengelola seluruh risiko yang muncul
transfer risiko) terkait d. Menginkorporasikan hasil dari manajemen risiko kedalam dokumen kinerja dan pengambilan keputusan.
kemitraan 2. Kriteria memadai apabila penerapan manajemen risiko telah dilakukan terhadap semua kemitraan yang
memiliki peran yang penting dalam organisasi.

SPIP MRI - B Instansi Pemerintah telah memiliki kebijakan pengelolaan risiko terkait kemitraan dan A. Instansi Pemerintah telah memiliki kebijakan pengelolaan risiko terkait kemitraan. W/D/O T T T
penerapannya telah terintegrasi dengan proses bisnis Instansi Pemerintah B. Kriteria implementasi adalah sebagai berikut:
1. Terintegrasi apabila penerapan manajemen risiko:
a. Telah menyatu dalam proses perencanaan kegiatan kemitraan;
b. Manajemen risiko diterapkan diseluruh kegiatan kemitraan;
c. Dirancang untuk mengelola seluruh risiko yang muncul
d. Menginkorporasikan hasil dari manajemen risiko kedalam dokumen kinerja dan pengambilan keputusan.
2. Kriteria memadai apabila penerapan manajemen risiko telah dilakukan terhadap semua kemitraan yang
memiliki peran yang penting dalam organisasi.
dan mengelola risiko
(termasuk implikasi dari
transfer risiko) terkait
kemitraan

Kode Parameter Grad. Kriteria Penjelasan Hasil Pengujian terkait Hasil Pengujian terkait
Uraian Hasil Pengujian terkait Tujuan SPIP
Kode No Uraian Parameter Cara Pengujian Tujuan SPIP Tujuan SPIP
Subunsur SPIP MRI IEPK (PM)
(PK) (PM SPIP-T)
Kesimpul Kesimpul
Uraian Hasil Kesimpulan Uraian Hasil Uraian Hasil
an an
Pengujian Y/T Pengujian Pengujian
Y/T Y/T
Penegakan Integritas dan Nilai Etika SPIP MRI - C Instansi Pemerintah telah memiliki kebijakan pengelolaan risiko terkait kemitraan dan A. Instansi Pemerintah telah memiliki kebijakan pengelolaan risiko terkait kemitraan. W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
telah diterapkan dengan memadai B. Kriteria implementasi secara memadai apabila penerapan manajemen risiko telah dilakukan terhadap Telah ….. Telah …..
semua kemitraan yang memiliki peran yang penting dalam organisasi.
SPIP MRI - D Instansi Pemerintah telah memiliki kebijakan pengelolaan risiko terkait kemitraan namun A. Instansi Pemerintah telah memiliki kebijakan pengelolaan risiko terkait kemitraan. W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
belum diterapkan dengan memadai B. Kriteria implementasi secara tidak memadai apabila sebagian dari kemitraan utama (yang memiliki peran Telah ….. Telah …..
penting terhadap organisasi) yang telah menerapkan manajemen risiko.
SPIP MRI - E Instansi Pemerintah telah memiliki kebijakan pengelolaan risiko terkait kemitraan namun Sudah Jelas W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
belum diterapkan sama sekali Telah ….. Telah …..
2.1 Identifikasi Risiko 3 3 3
1 Satuan Kerja/Unit Kerja SPIP MRI - A Satuan Kerja/Unit Kerja telah memiliki Kebijakan Manajemen Risiko yang memadai, Kebijakan Manajemen Risiko memiliki kriteria memadai dan dalam kebijakan tersebut telah menjelaskan W/D/O T T T
telah memiliki Kebijakan terintegrasi serta telah direviu secara berkala bahwa:
Manajemen Risiko 1. Penerapan manajemen risiko oleh Instansi Pemerintah telah menyatu/menjadi pertimbangan dalam
proses perencanaan (perumusan target dan strategi pencapaian tujuan Instansi Pemerintah),
2. Manajemen risiko diterapkan diseluruh level organisasi
3. Manajemen risiko dirancang untuk mengelola seluruh risiko yang muncul
4. Menginkorporasikan hasil dari manajemen risiko kedalam dokumen kinerja dan pengambilan keputusan
5. Kebijakan tersebut telah direviu secara berkala

SPIP MRI - B Satuan Kerja/Unit Kerja telah memiliki Kebijakan Manajemen Risiko yang memadai dan Terintegrasi berarti bahwa Kebijakan Manajemen Risiko memiliki kriteria memadai dan dalam kebijakan W/D/O T T T
terintegrasi tersebut telah menjelaskan bahwa:
1. Penerapan manajemen risiko oleh Instansi Pemerintah telah menyatu/menjadi pertimbangan dalam
proses perencanaan (perumusan target dan strategi pencapaian tujuan Instansi Pemerintah),
2. Manajemen risiko diterapkan diseluruh level organisasi
3. Manajemen risiko dirancang untuk mengelola seluruh risiko yang muncul
4. Menginkorporasikan hasil dari manajemen risiko kedalam dokumen kinerja dan pengambilan keputusan

SPIP MRI - C Satuan Kerja/Unit Kerja telah memiliki Kebijakan Manajemen Risiko yang memadai Memadai apabila Kebijakan Manajemen Risiko yang dibuat telah memuat: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
1. Penetapan konteks manajemen risiko (konteks risiko strategis dan Operasional) Telah ….. Telah …..
2. Identifikasi risiko setidaknya memuat penyebab risiko, dampak risiko, pihak yang terkena dampak
3. Analisis risiko setidaknya memuat metode prioritisasi risiko
4. Penetapan kriteria penilaian risiko (kriteria dampak, kriteria kemungkinan, dan skala nilai risiko);
5. Penetapan struktur manajemen risiko dan alur pertanggungjawaban;
6. Penetapan risk appetite/selera risiko
7. Gambaran proses manajemen risiko.
8. Pembangunan budaya risiko

SPIP MRI - D Satuan Kerja/Unit Kerja telah memiliki Kebijakan Manajemen Risiko namun belum Belum memadai apabila satuan kerja/unit kerja telah memiliki kebijakan terkait manajemen risiko namun W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
memadai belum memenuhi seluruh kriteria kebijakan yang memadai (hanya memenuhi beberapa parameter yang ada Telah ….. Telah …..
dalam kriteria memadai)
SPIP MRI - E Satuan Kerja/Unit Kerja telah memiliki Kebijakan Manajemen Risiko namun sama sekali Sudah Jelas W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
belum memuat persyaratan dalam kriteria memadai Telah ….. Telah …..
2 Risiko telah teridentifikasi SPIP MRI - A Kualitas identifikasi risiko dan register risiko memadai, serta telah mengidentifikasi Kualitas Identifikasi Risiko dan Risk Register yang memadai bila: W/D/O T T T
dan dituangkan dalam peluang 1. Proses identifikasi risiko menghasilkan risiko utama dan peluang yang bisa diambil;
register risiko 2. Seluruh sasaran strategis Unit Kerja/Satuan Kerja, sasaran strategis unit kerja serta program dan
kegiatan yang telah ditetapkan dalam penetapan konteks telah diidentifikasi risikonya;
3. Pihak yang terlibat setidakya seluruh pegawai unit kerja yang benar-benar memahami proses bisnis
organisasi;
4. Proses identifikasi telah sesuai dengan kebijakan yang dibuat;
5. Risk register setidaknya memuat hal berikut: a. uraian tujuan/sasaran strategis/kegiatan, b. Indikator
tujuan/sasaran strategis/kegiatan, c. Uraian Risiko, d. Pemilik risiko, e. Uraian dan sumber penyebab, f.
Uraian dan pihak yang terdampak;
6. Pernyataan risiko, RTP, penyebab secara umum jelas/dapat dipahami (>90% sampling).

SPIP MRI - B Kualitas identifikasi risiko dan register risiko memadai Kualitas Identifikasi Risiko dan Risk Register yang memadai bila: W/D/O T T T
1. Proses identifikasi risiko menghasilkan risiko utama;
2. Seluruh program dan kegiatan serta sasaran statregis unit kerja yang telah ditetapkan dalam penetapan
konteks telah diidentifikasi risikonya;
3. Pihak yang terlibat setidakya seluruh pegawai unit kerja yang benar-benar memahami proses bisnis
organisasi;
4. Proses identifikasi telah sesuai dengan kebijakan yang dibuat;
5. Risk register setidaknya memuat hal berikut: a. uraian tujuan/sasaran strategis/kegiatan, b. Indikator
tujuan/sasaran strategis/kegiatan, c. Uraian Risiko, d. Pemilik risiko, e. Uraian dan sumber penyebab, f.
Uraian dan pihak yang terdampak;
6. Pernyataan risiko, RTP penyebab, secara umum jelas/dapat dipahami (70%-90% sampling).

SPIP MRI - C Kualitas identifikasi risiko dan register risiko cukup memadai Kualitas Identifikasi Risiko dan Risk Register cukup memadai bila: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
1. Proses identifikasi risiko menghasilkan risiko utama; Telah ….. Telah …..
2. Seluruh program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam penetapan konteks telah diidentifikasi
risikonya;
3. Pihak yang terlibat setidakya 2/3 pegawai unit kerja yang benar-benar memahami proses bisnis
organisasi;
4. Proses identifikasi telah sesuai dengan kebijakan yang dibuat;
5. Risk register setidaknya memuat hal berikut: a. uraian tujuan/sasaran strategis/kegiatan, b. Indikator
tujuan/sasaran strategis/kegiatan, c. Uraian Risiko, d. Pemilik risiko, e. Uraian dan sumber penyebab, f.
Uraian dan pihak yang terdampak;
6. Pernyataan risiko, RTP penyebab sebagia besar jelas/dapat dipahami (50%-70% sampling).
Kode Parameter Grad. Kriteria Penjelasan Hasil Pengujian terkait Hasil Pengujian terkait
Uraian Hasil Pengujian terkait Tujuan SPIP
Kode No Uraian Parameter Cara Pengujian Tujuan SPIP Tujuan SPIP
Subunsur SPIP MRI IEPK (PM)
(PK) (PM SPIP-T)
Kesimpul Kesimpul
Uraian Hasil Kesimpulan Uraian Hasil Uraian Hasil
an an
Pengujian Y/T Pengujian Pengujian
Y/T Y/T
Penegakan Integritas dan Nilai Etika SPIP MRI - D Kualitas identifikasi risiko dan register risiko belum memadai Kualitas Identifikasi Risiko dan Risk Register belum memadai bila: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
1. Proses identifikasi risiko menghasilkan daftar risiko Telah ….. Telah …..
2. Belum seluruh program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam penetapan konteks telah diidentifikasi
risikonya;
3. Pihak yang terlibat kurang dari 2/3 pegawai unit kerja yang benar-benar memahami proses bisnis
organisasi;
4. Proses identifikasi belum sesuai dengan kebijakan yang dibuat, baru sebatas 1-2 proses yang sesuai
dengan kebijakannya;
5. Risk register yang dibuat belum sesuai dengan kriteria memadai yaitu masih ada hal-hal sebagai berikut
ini yang tidak dicantumkan: a. uraian tujuan/sasaran strategis/kegiatan, b. Indikator tujuan/sasaran
strategis/kegiatan, c. Uraian Risiko, d. Pemilik risiko, e. Uraian dan sumber penyebab, f. Uraian dan pihak
yang terdampak
6. Pernyataan risiko, RTP penyebab secara umum kurang jelas/dapat dipahami (<50%sampling).

SPIP MRI - E Register risiko telah disusun Sudah Jelas W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
Telah ….. Telah …..
3 Proses manajemen risiko SPIP MRI - A Proses manajemen risiko mendukung inovasi, diidentifikasi untuk memaksimalkan Proses manajemen risiko telah terintegrasi dengan proses bisnis utama dari unit kerja terkait dan menjadi W/D/O T T T
telah melekat pada peluang dan dijadikan bahan pembelajaran pertimbangan dalam proses perencaan strategis Unit Kerja/Satuan Kerja. Proses manajemen risiko juga
proses bisnis Unit dilakukan untuk mengidentifikasi dan memaksimalkan peluang-peluang yang ada serta mendorong adanya
Kerja/Satuan Kerja inovasi-inovasi. Disamping itu, hasil dari proses manajemen risiko menjadi bahan pembelajaran dalam
pengambilan keputusan
SPIP MRI - B Proses manajemen risiko telah diterapkan secara konsisten, terintegrasi dengan proses Proses manajemen risiko telah melekat (terintegrasi) dengan proses bisnis utama dari unit kerja terkait dan W/D/O T T T
bisnis dan proses perencanaan tingkat operasional satuan kerja/unit kerja dan strategis menjadi pertimbangan dalam proses perencanaan strategis Uni Kerja/Satuan Kerja dan operasional unit
satuan kerja/unit kerja kerja
SPIP MRI - C Proses manajemen risiko telah diterapkan secara konsisten, terintegrasi dengan proses Proses manajemen risiko telah terintegrasi dengan proses bisnis utama dari unit kerja terkait dan menjadi W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
bisnis dan proses perencanaan tingkat operasional unit kerja pertimbangan dalam proses perencanaan pada operasional unit kerja Telah ….. Telah …..
SPIP MRI - D Proses manajemen risiko telah terintegrasi dengan proses bisnis dan proses Proses manajemen risiko telah terintegrasi dengan proses bisnis utama dari unit kerja terkait dan menjadi W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
perencanaan tingkat operasional unit kerja serta telah diterapkan secara konsisten pertimbangan dalam proses perencaan pada operasional unit kerja serta implementasi dari proses Telah ….. Telah …..
manajemen risiko ini telah dilakukan secara konsisten oleh unit kerja.
SPIP MRI - E Proses manajemen risiko mulai dihubungkan dengan proses bisnis dan proses Proses manajemen risiko mulai dihubungkan dengan proses bisnis utama dari unit kerja terkait dan mulai W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
perencanaan tingkat operasional unit kerja namun belum diterapkan secara konsisten diterapkan dalam proses perencaan unit kerja. Namun demikian implementasi dari proses manajemen Telah ….. Telah …..
risiko ini belum dilakukan secara konsisten oleh unit kerja.
2.2 Analisis Risiko 2,67 2,67 2,67
1 Seluruh risiko telah SPIP MRI - A Analisis risiko telah dilakukan secara memadai terhadap risiko operasional unit kerja, A. Instansi Pemerintah telah melakukan analisis risiko untuk hasil identifikasi risiko di tingkat operasional unit W/D/O T T T
dianalisis dampak dan risiko strategis unit kerja, dan risiko strategis Unit Kerja/Satuan Kerja kerja, strategis unit kerja, dan strategis Unit Kerja/Satuan Kerja secara memadai yaitu:
tingkat keterjadiannya 1. Telah sesuai dengan kebijakan (termasuk selera risiko dan langkah analisis);
2. Kriteria yang digunakan baik dampak maupun probabilitasnya konsisten antara satu unit kerja dengan unit
kerja lain;
3. Proses analisis risiko dilaksanakan setidaknya oleh orang2 yang memiliki kompetensi.
B. Hasil dari proses ini telah menghasilkan tren risiko.

SPIP MRI - B Analisis risiko telah dilakukan secara memadai terhadap risiko operasional unit kerja dan A. Instansi Pemerintah telah melakukan analisis risiko untuk hasil identifikasi risiko di tingkat operasional unit W/D/O T T T
risiko strategis unit kerja kerja dan strategis unit kerja secara memadai yaitu:
1. Telah sesuai dengan kebijakan (termasuk selera risiko dan langkah analisis);
2. Kriteria yang digunakan baik dampak maupun probabilitasnya konsisten antara satu unit kerja dengan unit
kerja lain;
3. Proses analisis risiko dilaksanakan setidaknya oleh orang2 yang memiliki kompetensi.
B. Hasil dari proses ini telah menghasilkan tren risiko.
SPIP MRI - C Analisis risiko telah dilakukan secara memadai terhadap risiko operasional unit kerja A. Instansi Pemerintah telah melakukan analisis risiko untuk hasil identifikasi risiko di tingkat operasional unit W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
kerja secara memadai yaitu: Telah ….. Telah …..
1. Telah sesuai dengan kebijakan (termasuk selera risiko dan langkah analisis);
2. Kriteria yang digunakan baik dampak maupun probabilitasnya konsisten antara satu unit kerja dengan unit
kerja lain;
3. Proses analisis risiko dilaksanakan setidaknya oleh orang2 yang memiliki kompetensi.
B. Hasil dari proses ini telah menghasilkan tren risiko.
SPIP MRI - D Analisis risiko telah dilakukan terhadap seluruh risiko operasional yang teridentifikasi Instansi Pemerintah telah melakukan proses analisis risiko terhadap seluruh risiko operasional unit kerja W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
namun belum memadai yang telah diidentifikasi. Namun demikian proses analisis risiko belum dikerjakan secara memadai sesuai Telah ….. Telah …..
dengan 3 kriteria sistematis (sebagaimana disebutkan pada kriteria C)
SPIP MRI - E Analisis risiko telah dilakukan terhadap sebagian risiko operasional yang teridentifikasi. Analisis hanya dilakukan pada sebagian dari keseluruhan risiko yang teridentifikasi W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
Telah ….. Telah …..
2 Unit Kerja/Satuan Kerja SPIP MRI - A Instansi Pemerintah telah menentukan prioritas risiko pada seluruh risiko operasional 1. Instansi Pemerintah telah melakukan evaluasi risiko untuk menentukan prioritas risiko operasional unit W/D/O T T T
telah menentukan unit kerja, strategis unit kerja, strategis Unit Kerja/Satuan Kerja kerja, strategis unit kerja, dan strategis Unit Kerja/Satuan Kerja terhadap seluruh hasil analisis risiko yang
prioritas risiko telah dilakukan;
2. Proses evaluasi risiko telah didokumentasikan.
3. Evaluasi risiko dilakukan sesuai dengan kebijakan kriteria risiko yang telah ditetapkan sebelumnya

SPIP MRI - B Instansi Pemerintah telah menentukan prioritas risiko pada seluruh risiko operasional 1. Instansi Pemerintah telah melakukan evaluasi risiko untuk menentukan prioritas risiko operasional unit W/D/O T T T
unit kerja dan strategis unit kerja kerja dan strategis unit kerja terhadap seluruh hasil analisis risiko yang telah dilakukan;
2. Proses evaluasi risiko telah didokumentasikan.
3. Evaluasi risiko dilakukan sesuai dengan kebijakan kriteria risiko yang telah ditetapkan sebelumnya

SPIP MRI - C Instansi Pemerintah telah menentukan prioritas risiko pada seluruh risiko operasional 1. Instansi Pemerintah telah melakukan evaluasi risiko untuk menentukan prioritas seluruh risiko operasional W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
unit kerja dan sebagian risiko strategis unit kerja unit kerja dan sebagian risiko strategis unit kerja terhadap seluruh hasil analisis risiko yang telah dilakukan; Telah ….. Telah …..
2. Proses evaluasi risiko telah didokumentasikan.
3. Evaluasi risiko dilakukan sesuai dengan kebijakan kriteria risiko yang telah ditetapkan sebelumnya

SPIP MRI - D Instansi Pemerintah telah menentukan prioritas risiko pada seluruh risiko operasional 1. Instansi Pemerintah telah melakukan evaluasi risiko untuk menentukan prioritas risiko operasional unit W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
unit kerja kerja serta telah mendokumentasikan proses evaluasi risiko tersebut evaluasi risiko telah dilakukan terhadap Telah ….. Telah …..
seluruh hasil analis risiko yang telah dilakukan.
2. Evaluasi risiko yang dilakukan belum sesuai dengan kebijakan kriteria risiko yang telah ditetapkan
sebelumnya
Kode Parameter Grad. Kriteria Penjelasan Hasil Pengujian terkait Hasil Pengujian terkait
Uraian Hasil Pengujian terkait Tujuan SPIP
Kode No Uraian Parameter Cara Pengujian Tujuan SPIP Tujuan SPIP
Subunsur SPIP MRI IEPK (PM)
(PK) (PM SPIP-T)
Kesimpul Kesimpul
Uraian Hasil Kesimpulan Uraian Hasil Uraian Hasil
an an
Pengujian Y/T Pengujian Pengujian
Y/T Y/T
Penegakan Integritas dan Nilai Etika SPIP MRI - E Instansi Pemerintah telah menentukan prioritas risiko pada sebagian risiko operasional 1. Instansi Pemerintah telah melakukan evaluasi risiko untuk menentukan prioritas risiko operasional unit W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
unit kerja kerja serta telah mendokumentasikan proses evaluasi risiko tersebut namun demikian evaluasi risiko belum Telah ….. Telah …..
dilakukan terhadap seluruh hasil analis risiko yang telah dilakukan.
2. Evaluasi risiko yang dilakukan belum sesuai dengan kebijakan kriteria risiko yang telah ditetapkan
sebelumnya
3 Unit Kerja/Satuan Kerja SPIP MRI - A Instansi Pemerintah telah menentukan rencana tindak pengendalian terhadap risiko >60% RTP terhadap risiko operasional unit kerja, strategis unit kerja, dan strategis Unit Kerja/Satuan Kerja W/D/O T T T
telah menentukan operasional unit kerja, strategis unit kerja, dan strategis Unit Kerja/Satuan Kerja secara yang disusun (sampling) telah relevan dengan tujuan yang ingin dicapai, jelas target waktu, penanggung
rencana tindak memadai jawab, ukuran pelaksanaan, secara substansi dinilai dapat mengurangi dampak/menghilangkan
pengendalian penyebab,realistis.
SPIP MRI - B Instansi Pemerintah telah menentukan rencana tindak pengendalian terhadap risiko >60% RTP terhadap risiko operasional unit kerja dan strategis unit kerja yang disusun (sampling) telah W/D/O T T T
operasional unit kerja dan strategis unit kerja secara memadai relevan dengan tujuan yang ingin dicapai, jelas target waktu, penanggung jawab, ukuran pelaksanaan,
secara substansi dinilai dapat mengurangi dampak/menghilangkan penyebab,realistis.

SPIP MRI - C Instansi Pemerintah telah menentukan rencana tindak pengendalian terhadap seluruh >60% RTP terhadap risiko operasional unit kerja dan <60% RTP terhadap risiko strategis unit kerja yang W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
risiko operasional unit kerja dan sebagian risiko strategis unit kerja yang telah disusun (sampling) telah relevan dengan tujuan yang ingin dicapai, jelas target waktu, penanggung jawab, Telah ….. Telah …..
diprioritaskan ukuran pelaksanaan, secara substansi dinilai dapat mengurangi dampak/menghilangkan penyebab,realistis.

SPIP MRI - D Instansi Pemerintah telah menentukan rencana tindak pengendalian terhadap seluruh >60% RTP terhadap risiko operasional unit kerja yang disusun (sampling) telah relevan dengan tujuan yang W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
risiko operasional unit kerja yang telah diprioritaskan ingin dicapai, jelas target waktu, penanggung jawab, ukuran pelaksanaan, secara substansi dinilai dapat Telah ….. Telah …..
mengurangi dampak/menghilangkan penyebab,realistis.
SPIP MRI - E Instansi Pemerintah telah menentukan rencana tindak pengendalian terhadap sebagian <60% RTP terhadap risiko operasional unit kerja yang disusun (sampling) telah relevan dengan tujuan yang W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
risiko operasional unit kerja yang telah diprioritaskan ingin dicapai, jelas target waktu, penanggung jawab, ukuran pelaksanaan, secara substansi dinilai dapat Telah ….. Telah …..
mengurangi dampak/menghilangkan penyebab,realistis.
4 Tindak pengendalian SPIP MRI - A Tindak pengendalian terhadap seluruh risiko operasional unit kerja, risiko strategis unit >60% RTP terhadap risiko operasional unit kerja, strategis unit kerja, dan strategis Unit Kerja/Satuan Kerja W/D/O T T T
telah diimplementasikan kerja, dan risiko strategis Unit Kerja/Satuan Kerja telah diimplementasikan (sampling) yang direncanakan telah diimplementasikan dan didukung oleh sumber daya yang dibutuhkan
SPIP MRI - B Tindak pengendalian terhadap seluruh risiko operasional unit kerja dan risiko strategis >60% RTP terhadap risiko operasional unit kerja dan strategis unit kerja (sampling) yang direncanakan telah W/D/O T T T
unit kerja telah diimplementasikan diimplementasikan dan didukung oleh sumber daya yang dibutuhkan
SPIP MRI - C Tindak pengendalian terhadap seluruh risiko operasional unit kerja dan sebagian risiko >60% RTP terhadap risiko operasional unit kerja dan <60% RTP terhadap risiko strategis unit kerja W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
strategis unit kerja telah diimplementasikan (sampling) yang direncanakan telah diimplementasikan dan didukung oleh sumber daya yang dibutuhkan Telah ….. Telah …..

SPIP MRI - D Tindak pengendalian terhadap seluruh risiko operasional unit kerja telah >60% RTP terhadap risiko operasional unit kerja (sampling) yang direncanakan telah diimplementasikan dan W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
diimplementasikan didukung oleh sumber daya yang dibutuhkan Telah ….. Telah …..
SPIP MRI - E Tindak pengendalian terhadap sebagian risiko operasional unit kerja telah <60% RTP terhadap risiko operasional unit kerja (sampling) yang direncanakan telah diimplementasikan dan W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
diimplementasikan didukung oleh sumber daya yang dibutuhkan Telah ….. Telah …..
5 Tindak pengendalian SPIP MRI - A Tindak pengendalian telah efektif menurunkan risiko operasional unit kerja, strategis unit RTP untuk risiko tingkat operasional unit kerja, tingkat strategis unit kerja, dan tingkat strategis Unit W/D/O T T T
efektif menurunkan risiko kerja, dan strategis Unit Kerja/Satuan Kerja Kerja/Satuan Kerja mampu menurunkan level risiko sebesar >60%.
Misalnya terdapat 20 risiko yang yang perlu ditangani (diluar batas risk tolerance), dari 20 risiko tersebut
ternyata terdapat 5 kejadian risiko yang mana 2 kejadian masih dalam batas risk tolerance sedangkan 3
kejadian diluar batas risk tolerance. Maka efektivitas penangan risiko dihitung dengan cara ((20-
3)/20)X100%=85%.
SPIP MRI - B Tindak pengendalian telah efektif menurunkan risiko operasional unit kerja dan strategis RTP untuk risiko tingkat operasional unit kerja dan tingkat strategis unit kerja mampu menurunkan level W/D/O T T T
unit kerja risiko sebesar >60%.
Misalnya terdapat 20 risiko yang yang perlu ditangani (diluar batas risk tolerance), dari 20 risiko tersebut
ternyata terdapat 5 kejadian risiko yang mana 2 kejadian masih dalam batas risk tolerance sedangkan 3
kejadian diluar batas risk tolerance. Maka efektivitas penangan risiko dihitung dengan cara ((20-
3)/20)X100%=85%.
SPIP MRI - C Tindak pengendalian efektif menurunkan seluruh risiko operasional unit kerja dan RTP untuk risiko tingkat operasional unit kerja mampu menurunkan level risiko sebesar >60% dan risiko W/D/O Bahwa ….. Telah ….. T Bahwa ….. T Bahwa ….. T
sebagian risiko strategis unit kerja tingkat operasional unit kerja mampu menurunkan level risiko sebesar >60%. Telah ….. Telah …..
Misalnya terdapat 20 risiko yang yang perlu ditangani (diluar batas risk tolerance), dari 20 risiko tersebut
ternyata terdapat 5 kejadian risiko yang mana 2 kejadian masih dalam batas risk tolerance sedangkan 3
kejadian diluar batas risk tolerance. Maka efektivitas penangan risiko dihitung dengan cara ((20-
3)/20)X100%=85%.
SPIP MRI - D Tindak pengendalian efektif menurunkan seluruh risiko operasional unit kerja RTP untuk risiko operasional unit kerja mampu menurunkan level risiko sebesar >60% W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
Telah ….. Telah …..
SPIP MRI - E Tindak pengendalian efektif menurunkan sebagian risiko operasional unit kerja RTP untuk risiko operasional unit kerja mampu menurunkan level risiko sebesar <60%. W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
Telah ….. Telah …..
6 Merupakan kegiatan SPIP - IEPK A Rencana tindak pengendalian hasil asesmen risiko korupsi baik pada kegiatan utama Seluruh proses manajemen risiko telah dilaksanakan oleh unit organisasi mulai dari identifikasi risiko korupsi, W/D/O T T T
yang terstruktur dan maupun kegiatan pendukung telah dilaksanakan dan updating register risiko korupsi asesmen risiko korupsi, penyusunan rencana tindak pengendalian, evaluasi pelaksanaan rencana tindak
sistematis dalam dilakukan secara periodik dan konsisten pengendalian dan pemutahiran risiko korupsi secara berkala.
mengidentifikasi,
menganalisis probabilitas
dan signifikansi dampak
bila suatu praktik korupsi
terjadi dan
mengevaluasinya dalam
rangka menentukan
respons yang tepat
terhadapnya, yang SPIP - IEPK B Asesmen risiko korupsi pada kegiatan utama telah menghasilkan peta risiko korupsi dan Asesmen risiko yang dilakukan unit kerja dapat digunakan sebagai bahan penyusunan rencana tindak W/D/O T T T
menjangkau seluruh rencana tindak pengendalian dan terjadwal. Ada bukti RTP dilaksanakan. pengendalian dan unit kerja secara berkala mencatat dan mengevaluasi pelaksanaan rencana tindak
kegiatan utama pengendalian.
organisasi dan
menghasilkan rancangan
tindak pengendalian
memitigasi risiko korupsi
yang sudah terpetakan
SPIP - IEPK C Asesmen risiko korupsi pada beberapa kegiatan utama telah menghasilkan peta risiko Penilaian risiko korupsi telah dilakukan atas risiko yang diidentifikasi unit organisasi atau unit manajemen W/D/O Bahwa ….. Telah ….. T Bahwa ….. T Bahwa ….. T
korupsi dan rencana tindak pengendalian dan terjadwal risiko. Peta risiko telah disusun dan rencana mitigasi dan pengendalian risiko korups telah diputuskan namun Telah ….. Telah …..
belum terdapat evaluasi atas rencana pengandalian risiko tersebut.

SPIP - IEPK D Unit kerja telah melakukan identifikasi skenario/modus dan penyebab korupsi namun Unit kerja telah melakukan identifikasi risiko korupsi namun belum dilakukan penilaian atas risiko tersebut W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
belum dilakukan penilaian atas risiko korupsi yang teridentifikasi sehingga belum diketahui risiko mana yang mempunyai tingkat keterjadian dan dampak yang tinggi maupun Telah ….. Telah …..
yang rendah.
SPIP - IEPK E Penilaian risiko korupsi tidak berjalan Unit kerja tidak pernah melakukan penilaian risiko korupsi yang dapat digunakan dalam rangka mitigasi risiko W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
dan penyusunan kebijakan. Telah ….. Telah …..
3.1 Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah 3 3 3
Kode Parameter Grad. Kriteria Penjelasan Hasil Pengujian terkait Hasil Pengujian terkait
Uraian Hasil Pengujian terkait Tujuan SPIP
Kode No Uraian Parameter Cara Pengujian Tujuan SPIP Tujuan SPIP
Subunsur SPIP MRI IEPK (PM)
(PK) (PM SPIP-T)
Kesimpul Kesimpul
Uraian Hasil Kesimpulan Uraian Hasil Uraian Hasil
an an
Pengujian Y/T Pengujian Pengujian
Y/T Y/T
Penegakan Integritas
1 dan NilaiSatuan
Pimpinan Etika SPIP - - A Pelaksanaan reviu kinerja mendukung pencapaian kinerja organisasi a. Terdapat perbaikan yang berkelanjutan atas kinerja organisasi, unit kerja, kegiatan, dan pegawai sebagai W/D/O T T T
Kerja/Unit Kerja akibat pelaksanaan reviu kinerja,
membandingkan tolok b. Reviu kinerja memungkinkan penilaian terhadap tolok ukur kinerja seluruh level pimpinan dan pegawai
ukur: dalam mendukung pencapaian tujuan organisasi, pengelolaan keuangan dan pengelolaan aset.
- kinerja c. Hasil reviu kinerja digunakan pimpinan organisasi dalam penetapan kebijakan pelaksanaan kegiatan,
- keuangan pengalokasikan sumber daya, dan pertimbangan dalam penilaian kinerja secara individual.
- pengelolaan aset
SPIP - - B Kebijakan dan pelaksanaan reviu kinerja organisasi oleh masing-masing jenjang Satker Kerja/Unit Kerja melakukan evaluasi atas kebijakan/prosedur reviu kinerja dengan ketentuan sebagai W/D/O T T T
dengan capaian kinerja
pimpinan telah dievaluasi secara berkala berikut:
secara berkala untuk
1. Dilaksanakan secara berkala;
mengatasi hambatan
2. Dilaksanakan untuk menangani residual risk; dan
kinerja, menetapkan
3. Tindak lanjut atas hasil evaluasi telah dilaksanakan.
strategi perbaikan, dan
menilai kinerja suatu unit SPIP - - C Reviu kinerja organisasi dilaksanakan dan didokumentasikan dengan baik untuk a. Reviu kinerja telah dilaksanakan secara berjenjang dengan didasarkan pada tolok ukur kinerja yang W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
sampai dengan periode dibandingkan pengaruhnya terhadap capaian kinerja periode berikutnya ditetapkan, Telah ….. Telah …..
tertentu dalam rangka b. Rekomendasi/arahan pimpinan yang diberikan relevan dengan kendala pencapaian kinerja yang
mengawal pencapaian ditemukan dan tepat sasaran,
tujuan organisasi c. Rekomendasi /arahan pimpinan dilaksanakan,
d. Perbaikan capaian kinerja dapat ditunjukan sebagai akibat pelaksanaan rekomendasi perbaikan.

SPIP - - D Kewajiban pelaksanaan reviu kinerja diketahui oleh seluruh pimpinan unit dan pegawai Pimpinan unit dan seluruh pegawai telah mengetahui target kinerja yang harus dicapai dan seluruh kegiatan W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
yang dilaksanakan memiliki tolok ukur kinerja dan wajib direviu secara berkala sesuai jenjang tanggung Telah ….. Telah …..
jawabnya berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan pada grade E
SPIP - - E Pimpinan organisasi dan jajaran di bawahnya secara berjenjang memiliki Adanya kebijakan/prosedur terkait pelaksanaan reviu kinerja dalam lingkup pelaksanaan fungsi pencapaian W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
tanggungjawab/kewajiban untuk melaksanakan reviu kinerja secara berkala tujuan organisasi, pengelolaan keuangan, pengelolaan BMN pada tingkat unit kerja, kegiatan, dan pegawai Telah ….. Telah …..

3.2 Pembinaan SDM 3 3 3


1 Pembinaan SDM SPIP - - A Pembinaan SDM organisasi telah diperbaiki secara berkelanjutan dan secara optimal - Pembinaan SDM telah mampu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan strategis W/D/O T T T
dilakukan untuk seluruh mampu mendukung pencapaian tujuan organisasi - Pembinaan SDM telah berhasil meningkatkan kinerja yang memberikan dampak bagi pencapaian tujuan
pegawai sesuai peraturan organisasi
perundangan yang - Keberhasilan pencapaian kinerja organisasi dapat dihubungkan dengan pembinaan SDM-nya
berlaku sehingga setiap SPIP - - B Kebijakan dan implementasi terkait pembinaan SDM organisasi telah dievaluasi Kebijakan dan implementasi telah dievaluasi dengan ketentuan: W/D/O T T T
pegawai dapat sehingga dapat diketahui efektivitasnya - Berkala
memberikan manfaat - Terdokumentasi
optimal dalam - Dilakukan untuk menangani residual risk
pencapaian tujuan - Hasil evaluasi telah ditindak lanjuti
organisasi - Perbaikan telah menghasilkan kinerja yang lebih baik
SPIP - - C Pembinaan SDM telah dilaksanakan sesuai kebijakan/prosedur yang ditetapkan - Pembinaan SDM dilakukan sebagai upaya untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
organisasi - Pembinaan SDM dilakukan sesuai dengan perencanaan yang disusun Telah ….. Telah …..
- Perencanaan pembinaan SDM disusun dengan mempertimbangkan gap kompetensi pegawai dan
penugasan yang akan dilaksanakannya
- Pembinaan SDM dilakukan sebagai upaya untuk menangani risiko yang disebabkan kelemahan SDM/Man

SPIP - - D Kebijakan terkait pembinaan SDM telah dikomunikasikan dan dipahami oleh pihak yang - Kebijakan telah dipahami oleh penanggungjawab pengelolaan SDM W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
berkepentingan - Kebijakan telah dikomunikasikan kepada pimpinan (struktural) dan pegawai Telah ….. Telah …..
SPIP - - E Terdapat kebijakan yang mengatur pembinaan SDM untuk mendukung pelaksanaan Kebijakan telah mengatur: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
tugas dan fungsi organisasi - Prosedur pendidikan dan pelatihan pegawai Telah ….. Telah …..
- Rencana pengembangan karir pegawai
- Sistem penilaian kinerja pegawai
- Sistem kompensasi, program kesejahteraan, dan fasilitas pegawai
untuk seluruh pegawai baik pimpinan maupun staf
3.3 Pengendalian atas Pengelolaan Sistem Informasi 3 3 3
1 Dilakukan pengendalian SPIP - - A Perbaikan terkait pengelolaan sistem informasi organisasi dilakukan secara a. Terdapat sistem pengelolaan sistem informasi yang terintegrasi; W/D/O T T T
atas pengelolaan sistem berkelanjutan. b. Terdapat perbaikan berkelanjutan atas pengelolaan sistem informasi sesuai dengan perubahan
informasi keuangan, lingkungan strategis;
BMN, dan sistem c. Sistem informasi menghasilkan seluruh data yang dibutuhkan untuk pelaporan dan pengambilan
informasi lainnya untuk keputusan oleh pimpinan.
memastikan sistem c. Pengelolaan sistem informasi telah mendukung pencapaian tujuan organisasi.
informasi dapat
menyajikan data yang
akurat dan tepat waktu SPIP - - B Kebijakan pengendalian atas pengelolaan sistem informasi organisasi telah dievaluasi Satuan Kerja/Unit Kerja melakukan evaluasi atas Kebijakan/SOP terkait pengelolaan sistem informasi W/D/O T T T
untuk digunakan oleh secara berkala. beserta implementasinya dengan ketentuan sebagai berikut:
pengguna dan 1. Telah dilaksanakan evaluasi berkala;
memastikan tidak terjadi 2. Evaluasi dilaksanakan untuk menangani residual risk;
kecurangan/fraud 3. Tindak lanjut atas hasil evaluasi telah dilaksanakan.
4. Perbaikan menghasilkan perbaikan kualitas atas informasi yang dihasilkan.
SPIP - - C Kebijakan pengelolaan sistem informasi organisasi digunakan dalam analisis kebutuhan Seluruh kebijakan/SOP tentang pengelolaan sistem informasi telah diimplementasikan, antara lain: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
dukungan sistem informasi, kemanfaatan sistem informasi existing, serta struktur a. Sistem informasi yang digunakan telah dianalisis kemanfaatannya bagi pencapaian tujuan organisasi; Telah ….. Telah …..
pengelola dan pengguna sistem informasi beserta wewenang dan tanggungjawabnya. b. Aset-aset yang berhubungan dengan teknologi informasi telah dipetakan dan dicatat serta dianalisis
kebutuhannya;
c. Struktur organisasi pengelola sistem informasi telah menjalankan proses bisnis yang diatur dengan SOP;
d. Kewenangan dan tanggung jawab pengelola sistem informasi dan pengguna sistem informasi dijalankan
sesuai dengan perannya masing-masing.

SPIP - - D Unit pengelola sistem informasi organisasi dan pengguna mengetahui kebijakan Unit pengelola dan pengguna sistem informasi memahami prosedur pengelolaan sistem informasi dan W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
pengelolaan sistem informasi. tanggung jawab sesuai dengan perannya masing-masing. Telah ….. Telah …..
pengguna dan
memastikan tidak terjadi
kecurangan/fraud

Kode Parameter Grad. Kriteria Penjelasan Hasil Pengujian terkait Hasil Pengujian terkait
Uraian Hasil Pengujian terkait Tujuan SPIP
Kode No Uraian Parameter Cara Pengujian Tujuan SPIP Tujuan SPIP
Subunsur SPIP MRI IEPK (PM)
(PK) (PM SPIP-T)
Kesimpul Kesimpul
Uraian Hasil Kesimpulan Uraian Hasil Uraian Hasil
an an
Pengujian Y/T Pengujian Pengujian
Y/T Y/T
Penegakan Integritas dan Nilai Etika SPIP - - E Pimpinan organisasi menetapkan kebijakan/grand design pengelolaan sistem informasi. Adanya kebijakan pengelolaan sistem informasi terkait tugas fungsi operasional organisasi, pengelolaan W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
keuangan dan aset, yang antara lain mempertimbangkan: Telah ….. Telah …..
a. Risiko penggunaan sistem informasi;
b. Prosedur otorisasi atas sistem informasi;
c. Penetapan aset teknologi informasi yang perlu dikelola dan rencana penyusunan kebijakan dan prosedur
teknologi informasi;
d. Penetapan struktur organisasi untuk mengelola sistem informasi (termasuk program pengamanan);
e. Kebijakan dan prosedur pemisahan fungsi dalam pengelolaan sistem informasi termasuk untuk
mencegah terjadinya kecurangan; dan
f. Pedoman rencana kontinjensi (contingency plan).

3.4 Pengendalian Fisik atas Aset 3 3 3


1 Pengelolaan BMN SPIP - - A Perbaikan berkelanjutan atas pengelolaan aset organisasi Perbaikan berkelanjutan atas pengelolaan aset didukung dengan sistem pengendalian atas aset yang W/D/O T T T
dilakukan untuk terintegrasi dan menghasilkan aset yang tersedia secara optimal dalam mendukung kinerja organisasi;
menjamin aset tersedia antara lain ditunjukan dengan kondisi:
dan dapat digunakan a. tidak terdapat aset dengan kondisi rusak baik ringan maupun berat;
dengan baik oleh b. tidak terdapat keluhan atas penggunaan aset oleh pengguna;
pengguna dalam rangka c. tidak terdapat aset pribadi yang digunakan untuk keperluan organisasi akibat keterbatasan aset.
melakukan pengelolaan
SPIP - - B Kebijakan/prosedur pengelolaan atas aset organisasi termasuk pengamanan fisik atas Satuan Kerja/Unit Kerja melakukan evaluasi atas Kebijakan/SOP terkait pengendalian fisik atas aset beserta W/D/O T T T
keuangan,memberikan
aset dievaluasi secara berkala implementasinya dengan ketentuan sebagai berikut:
dukungan kinerja dan
a. Telah dilaksanakan evaluasi berkala;
pencapaian tujuan
b. Evaluasi dilaksanakan untuk menangani residual risk;
organisasi, serta
c. Tindak lanjut atas hasil evaluasi telah dilaksanakan.
digunakan sesuai
d. Evaluasi meningkatkan kepuasan penggunaan aset oleh pengguna aset dalam mendukung pencapaian
peraturan yang berlaku
kinerja.
(tidak terjadi pelanggaran
hukum terkait SPIP - - C Kebijakan/prosedur pengelolaan atas aset organisasi termasuk pengamanan fisik atas a. Kebijakan pengelolaan aset diimplementasikan, antara lain: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
penggunaan BMN) oleh aset diimplementasikan secara memadai - Aset yang berisiko hilang, dicuri, rusak, digunakan tanpa hak secara fisik diamankan dan akses ke aset Telah ….. Telah …..
pimpinan dan pegawai tersebut dikendalikan.
- Aset secara periodik dihitung dan dibandingkan dengan catatan pengendalian; setiap perbedaan diperiksa
secara teliti.
- Identitas aset dilekatkan pada masing-masing fisik aset.
- Persediaan dan perlengkapan disimpan di tempat yang diamankan secara fisik dan dilindungi dari
kerusakan.
b. Observasi dilakukan secara rutin oleh pengelola aset untuk melihat secara langsung kegiatan
pengamanan dan penggunaan aset sudah sesuai dengan kebijakan/SOP yang ditetapkan.
c. Kejadian dalam penggunaan aset yang menimbulkan risiko rusak segera ditangani dengan pengamanan
dan perbaikan yang diperlukan agar aset dapat segera digunakan kembali.
d. Sebagian besar pengguna aset dapat memperoleh manfaat atas keberadaan aset dalam mendukung
kinerja organsisasi.

SPIP - - D Kebijakan pengelolaan aset organisasi dipahami oleh pengelola aset dan pengguna aset Kebijakan/SOP tentang pengelolaan aset disampaikan kepada seluruh pejabat dan sebagian besar pegawai W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
serta pihak lain yang berkepentingan (eksternal). Telah ….. Telah …..
SPIP - - E Pimpinan organisasi menetapkan kebijakan/prosedur pengelolaan BMN a. Adanya kebijakan mengenai aset yang memuat antara lain perencanaan kebutuhan dan penganggaran, W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
pengadaan, pengunaan, pemanfaatan, pengamanan, dan pemeliharaan, penilaian, pemindahtanganan, Telah ….. Telah …..
pemusnahan, penghapusan, penatausahaan, dan pembinaan pengawasan dan pengendalian.
b. Kebijakan pengelolaan aset mempertimbangkan identifikasi, pengamanan, dan rencana pemulihan
setelah bencana (disaster recovery plan).

3.5 Penetapan dan Reviu atas Indikator dan Ukuran Kinerja 3 3 3


1 Dilakukan kegiatan SPIP - - A Perbaikan berkelanjutan atas penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja Perbaikan berkelanjutan atas kebijakan/prosedur penetapan indikator dan ukuran kinerja menghasilkan W/D/O T T T
pengendalian atas organisasi pencapaian tujuan organisasi.
penetapan dan reviu atas SPIP - - B Kebijakan/prosedur penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja organisasi a. Satuan Kerja/Unit Kerja telah melaksanakan reviu secara berkala terhadap kebijakan/prosedur penetapan W/D/O T T T
indikator dan ukuran dievaluasi secara berkala indikator dan ukuran kinerja dari organisasi, unit kerja, kegiatan, sampai dengan pegawai.
kinerja (baik kinerja b. Hasil reviu telah ditindaklanjuti dengan perbaikan perumusan indikator dan ukuran kinerja.
keuangan maupun c. Indikator dan ukuran kinerja yang ditetapkan mencapai kriteria tepat dan andal.
kinerja lainnya) untuk
menjamin keandalan
SPIP - - C Kebijakan/prosedur penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja organisasi Indikator dan ukuran kinerja direviu dan divalidasi secara periodik atas ketepatan dan keandalan ukuran dan W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
ukuran dan ketepatan
dilaksanakan secara memadai. indikator kinerja. Telah ….. Telah …..
penetapan indikator
SPIP - - D Kebijakan/prosedur penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja organisasi Setiap tingkatan pada organisasi sampai dengan individu telah memahami prosedur penetapan indikator dan W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
masing-masing unit
dipahami namun belum sepenuhnya diimplementasikan. ukuran kinerja terutama unit/pegawai yang menjalankan fungsi perencanaan kinerja namun belum Telah ….. Telah …..
secara berjenjang
sepenuhnya tepat dan andal.
dibandingkan dengan
IKU organisasi SPIP - - E Pimpinan organisasi menetapkan kebijakan/prosedur penetapan dan reviu atas indikator Adanya kebijakan/prosedur sebagai pedoman penetapan atas indikator dan ukuran kinerja untuk tingkat unit, W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
dan ukuran kinerja. kegiatan, sampai dengan individu dan memuat bagaimana pimpinan melaksanaan reviu atas ketepatan Telah ….. Telah …..
indikator dan ukuran kinerjanya.
3.6 Pemisahan Fungsi 3 3 3
1 Terdapat pemisahan SPIP - - A Pemisahan fungsi telah diperbaiki secara berkelanjutan dan secara optimal mampu - Pemisahan fungsi telah mampu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan strategis W/D/O T T T
fungsi (terkait keuangan, mendukung pencapaian tujuan organisasi - Pemisahan fungsi secara efektif mampu memitigasi risiko kolusi dan penyalahgunaan wewenang
pengelolaan aset dan - Pemisahan fungsi mampu membuat pelaksanaan program dan kegiatan lebih efektif dalam mencapai
fungsi utama satuan tujuan organisasi
kerja/unit kerja) sehingga SPIP - - B Kebijakan dan implementasi terkait pemisahan fungsi dalam proses transaksi dan Kebijakan dan implementasi telah dievaluasi dengan ketentuan: W/D/O T T T
seluruh aspek utama kejadian telah dievaluasi sehingga dapat diketahui efektivitasnya - Berkala
transaksi dan kejadian - Terdokumentasi
tidak dikendalikan hanya - Dilakukan untuk menangani residual risk
oleh satu orang - Hasil evaluasi telah ditindak lanjuti
- Perbaikan telah menghasilkan kinerja yang lebih baik
SPIP - - C Pemisahan fungsi dalam proses transaksi dan kejadian telah dilaksanakan sesuai - Pemisahan fungsi dilaksanakan sesuai ketentuan (struktur organisasi, peraturan/keputusan, SOP, W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
kebijakan/prosedur yang ditetapkan petunjuk teknis/petunjuk pelaksanaan, dan/atau kebijakan lain) Telah ….. Telah …..
- Pemisahan fungsi dilaksanakan baik pada kegiatan yang terkait dengan keuangan
(penerimaan/pengeluaran) maupun kegiatan teknis operasional organisasi
- Pemisahan fungsi dilakukan sebagai upaya untuk menangani risiko yang disebabkan kelemahan
alur/prosedur
SPIP - - D Kebijakan terkait pemisahan fungsi dalam proses transaksi dan kejadian telah - Kebijakan telah dipahami oleh penanggungjawab pengelolaan keuangan/kegiatan W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
dikomunikasikan dan dipahami oleh pihak yang berkepentingan - Kebijakan telah dikomunikasikan kepada pimpinan (struktural) dan pegawai Telah ….. Telah …..
pengelolaan aset dan
fungsi utama satuan
kerja/unit kerja) sehingga
seluruh aspek utama
transaksi dan kejadian
tidak dikendalikan hanya
oleh satu orang

Kode Parameter Grad. Kriteria Penjelasan Hasil Pengujian terkait Hasil Pengujian terkait
Uraian Hasil Pengujian terkait Tujuan SPIP
Kode No Uraian Parameter Cara Pengujian Tujuan SPIP Tujuan SPIP
Subunsur SPIP MRI IEPK (PM)
(PK) (PM SPIP-T)
Kesimpul Kesimpul
Uraian Hasil Kesimpulan Uraian Hasil Uraian Hasil
an an
Pengujian Y/T Pengujian Pengujian
Y/T Y/T
Penegakan Integritas dan Nilai Etika SPIP - - E Terdapat kebijakan yang mengatur pemisahan fungsi dalam proses transaksi dan Kebijakan telah mengatur: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
kejadian - Tanggung jawab dan tugas atas transaksi atau kejadian telah dipisahkan di antara pegawai berbeda yang Telah ….. Telah …..
terkait dengan otorisasi, persetujuan, pemrosesan dan pencatatan, pembayaran dan penerimaan dana, reviu
dan audit, penyimpanan dan penanganan aset
- Pelimpahan tugas dan kewenangan secara sistematik ke sejumlah orang untuk memastikan terdapat
proses check and balances
3.7 Otorisasi atas Transaksi dan Kejadian yang Penting 3 3 3
1 Terdapat proses untuk SPIP - - A Proses otorisasi atas transaksi dan kejadian telah diperbaiki secara berkelanjutan dan - Fungsi otorisasi telah mampu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan strategis W/D/O T T T
memastikan transaksi secara optimal mampu mendukung pencapaian tujuan organisasi - Fungsi otorisasi secara efektif mampu memitigasi risiko kolusi dan penyalahgunaan wewenang
dan kejadian penting - Fungsi otorisasi mampu membuat pelaksanaan program dan kegiatan lebih efektif dalam mencapai tujuan
terkait keuangan, aset organisasi
maupun kejadian penting SPIP - - B Kebijakan dan implementasi terkait otorisasi atas transaksi dan kejadian telah dievaluasi Kebijakan dan implementasi telah dievaluasi dengan ketentuan: W/D/O T T T
lainnya hanya dapat sehingga dapat diketahui efektivitasnya - Berkala .
diotorisasi ketika - Terdokumentasi
memenuhi persyaratan - Dilakukan untuk menangani residual risk
dan dilakukan oleh pihak - Hasil evaluasi telah ditindak lanjuti
yang memiliki - Perbaikan telah menghasilkan kinerja yang lebih baik
kewenangan
SPIP - - C Otorisasi atas transaksi dan kejadian telah dilaksanakan sesuai kebijakan/prosedur - Otorisasi dilaksanakan sesuai ketentuan (struktur organisasi, peraturan/keputusan, SOP, petunjuk W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
yang ditetapkan teknis/petunjuk pelaksanaan, dan/atau kebijakan lain) Telah ….. Telah …..
- Fungsi otorisasi dilaksanakan baik pada kegiatan yang terkait dengan keuangan maupun kegiatan teknis
operasional organisasi
- Fungsi otorisasi dilakukan sebagai upaya untuk menangani risiko yang disebabkan kelemahan
alur/prosedur
SPIP - - D Kebijakan terkait otorisasi atas transaksi dan kejadian telah dikomunikasikan dan - Kebijakan telah dipahami oleh penanggungjawab pengelolaan keuangan/kegiatan W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
dipahami oleh pihak yang berkepentingan - Kebijakan telah dikomunikasikan kepada pimpinan (struktural) dan pegawai Telah ….. Telah …..
SPIP - - E Terdapat kebijakan yang mengatur prosedur otorisasi atas transaksi dan kejadian Kebijakan telah mengatur: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
- Kondisi dan/atau syarat spesifik suatu transaksi atau kejadian dapat diotorisasi Telah ….. Telah …..
- Pihak yang berwenang melakukan otorisasi sesuai lingkup otoritasnya
3.8 Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu atas Transaksi dan Kejadian 3 3 3
1 Terdapat proses untuk SPIP - - A Pencatatan atas transaksi dan kejadian telah diperbaiki secara berkelanjutan dan - Proses pencatatan telah mampu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan strategis W/D/O T T T
memastikan transaksi secara optimal mampu mendukung pencapaian tujuan organisasi - Proses pencatatan secara efektif mampu memitigasi risiko manipulasi transaksi dan penyalahgunaan
keuangan, transaksi wewenang
terkait aset maupun - Proses pencatatan mampu menghasilkan informasi yang relevan, bernilai, dan berguna bagi manajemen
transaksi lainnya telah dalam mengendalikan operasi dan mengambil keputusan
diklasifikasikan dengan SPIP - - B Kebijakan dan implementasi terkait pencatatan atas transaksi dan kejadian telah Kebijakan dan implementasi telah dievaluasi dengan ketentuan: W/D/O T T T
layak dan dikelompokkan dievaluasi sehingga dapat diketahui efektivitasnya - Berkala .
dengan benar serta - Terdokumentasi
dicatat dengan segera - Dilakukan untuk menangani residual risk
sehingga relevan, - Hasil evaluasi telah ditindak lanjuti
bernilai, dan berguna - Perbaikan telah menghasilkan kinerja yang lebih baik
bagi manajemen
SPIP - - C Pencatatan atas transaksi dan kejadian telah dilaksanakan sesuai kebijakan/prosedur - Pencatatan dilaksanakan sesuai ketentuan (peraturan/keputusan, SOP, petunjuk teknis/petunjuk W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
yang ditetapkan pelaksanaan, dan/atau kebijakan lain) Telah ….. Telah …..
- Pencatatan dilaksanakan baik pada kegiatan yang terkait dengan keuangan (akuntansi keuangan dan
BMN) maupun kegiatan teknis operasional organisasi
- Fungsi pencatatan dilakukan sebagai upaya untuk menangani risiko yang disebabkan kelemahan
alur/prosedur
SPIP - - D Kebijakan terkait pencatatan atas transaksi dan kejadian telah dikomunikasikan dan - Kebijakan telah dipahami oleh penanggungjawab pengelolaan keuangan/kegiatan W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
dipahami oleh pihak yang berkepentingan - Kebijakan telah dikomunikasikan kepada pimpinan (struktural) dan pegawai Telah ….. Telah …..
SPIP - - E Terdapat kebijakan yang mengatur prosedur pencatatan atas transaksi dan kejadian Kebijakan telah mengatur: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
- Mekanisme pencatatan untuk seluruh siklus transaksi dan kejadian yang mencakup otorisasi, Telah ….. Telah …..
pelaksanaan, pemrosesan, dan klasifikasi akhir
- Klasifikasi yang jelas untuk seluruh transaksi dan kejadian
- Tenggat waktu pencatatan seluruh transaksi dan kejadian
3.9 Pembatasan Akses atas Sumber Daya dan Pencatatannya 3 3 3
1 Terdapat pembatasan SPIP - - A Pembatasan akses terhadap sumber daya dan pencatatannya telah diperbaiki secara - Proses pembatasan akses telah mampu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan strategis W/D/O T T T
atas kesempatan dan berkelanjutan dan secara optimal mampu mendukung pencapaian tujuan organisasi - Proses pembatasan akses secara efektif mampu memitigasi risiko penggunaan secara tidak sah dan
hak untuk menggunakan, penyalahgunaan wewenang
atau memperoleh sumber - Menghasilkan zero significant fraudulent/dangerous intrusion
daya dan mengakses SPIP - - B Kebijakan dan implementasi terkait pembatasan akses terhadap sumber daya dan Kebijakan dan implementasi telah dievaluasi dengan ketentuan: W/D/O T T T
pencatatannya (Catatan pencatatannya telah dievaluasi sehingga dapat diketahui efektivitasnya - Berkala
keuangan, catatan aset, - Terdokumentasi
catatan penting lainnya) - Dilakukan untuk menangani residual risk
- Hasil evaluasi telah ditindak lanjuti
- Perbaikan telah menghasilkan kinerja yang lebih baik
SPIP - - C Terhadap sumber daya dan pencatatannya telah dilakukan pembatasan akses sesuai - Pencatatan dilaksanakan sesuai ketentuan (peraturan/keputusan, SOP, petunjuk teknis/petunjuk W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
dengan ketentuan pelaksanaan, dan/atau kebijakan lain) Telah ….. Telah …..
- Pembatasan akses dilaksanakan baik pada sumber daya yang dimiliki organisasi maupun terhadap
pencatatan atas sumber daya tersebut
- Pembatasan akses dilakukan dengan mempertimbangkan nilai aset, kemudahan dipindahkan, dan
kemudahan ditukarkan
- Pembatasan akses direviu secara periodik
- Pembatasan akses dilakukan sebagai upaya untuk menangani risiko yang disebabkan kelemahan
alur/prosedur
SPIP - - D Kebijakan terkait pembatasan akses terhadap sumber daya dan pencatatannya telah - Kebijakan telah dipahami oleh penanggungjawab pengelolaan keuangan dan BMN W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
dikomunikasikan dan dipahami oleh pihak yang berkepentingan - Kebijakan telah dikomunikasikan kepada pimpinan (struktural) dan pegawai Telah ….. Telah …..
SPIP - - E Terdapat kebijakan yang mengatur prosedur pembatasan akses terhadap sumber daya Kebijakan telah mengatur: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
yang dimiliki organisasi beserta pencatatannya - Mekanisme/desain pembatasan akses yang tidak diinginkan terhadap sumber daya Telah ….. Telah …..
- Mekanisme/desain pembatasan akses yang tidak diinginkan terhadap pencatatan sumber daya
3.10 Akuntabilitas terhadap Sumber Daya dan Pencatatannya 3 3 3
1 Terdapat SPIP - - A Pertanggungjawaban terhadap sumber daya dan pencatatannya telah diperbaiki secara - Proses pertanggungjawaban telah mampu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan strategis W/D/O T T T
pertanggungjawaban berkelanjutan dan secara optimal mampu mendukung pencapaian tujuan organisasi - Proses pertanggungjawaban secara efektif mampu memitigasi risiko penggunaan secara tidak sah dan
seseorang atau unit penyalahgunaan wewenang
organisasi dalam - Pertanggungjawaban terhadap sumber daya dan pencatatannya telah dibagi habis kepada pihak/pegawai
mengelola sumber daya sesuai dengan kewenangannya
(terkait keuangan, aset,
maupun sumber daya
lain) yang
diberikan/dikuasakan
kepadanya dalam rangka
pencapaian tujuan
organisasi
Kode Parameter Grad. Kriteria Penjelasan Hasil Pengujian terkait Hasil Pengujian terkait
Uraian 1 Terdapat Hasil Pengujian terkait Tujuan SPIP
Kode No Uraian Parameter Cara Pengujian Tujuan SPIP Tujuan SPIP
Subunsur pertanggungjawaban SPIP MRI IEPK (PM)
(PK) (PM SPIP-T)
seseorang atau unit Kesimpul Kesimpul
Uraian Hasil Kesimpulan Uraian Hasil Uraian Hasil
organisasi dalam an an
mengelola sumber daya Pengujian Y/T Pengujian Pengujian
Y/T Y/T
Penegakan Integritas(terkait keuangan,
dan Nilai Etika aset, SPIP - - B Kebijakan dan implementasi terkait akuntabilitas sumber daya dan pencatatannya telah Kebijakan dan implementasi telah dievaluasi dengan ketentuan: W/D/O T T T
maupun sumber daya dievaluasi sehingga dapat diketahui efektivitasnya - Berkala .
lain) yang - Terdokumentasi
diberikan/dikuasakan - Dilakukan untuk menangani residual risk
kepadanya dalam rangka - Hasil evaluasi telah ditindak lanjuti
pencapaian tujuan - Perbaikan telah menghasilkan kinerja yang lebih baik
organisasi
SPIP - - C Sumber daya dan pencatatannya telah dipertanggungjawabkan oleh pihak/pegawai yang - Pertanggungjawaban dilaksanakan sesuai ketentuan (peraturan/keputusan, SOP, petunjuk teknis/petunjuk W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
ditetapkan sesuai kebijakan/prosedur yang ditetapkan pelaksanaan, dan/atau kebijakan lain) Telah ….. Telah …..
- Dilakukan perbandingan berkala antara sumber daya dengan pencatatannya
- Pertanggungjawaban dilaksanakan baik pada kegiatan yang terkait dengan keuangan (akuntansi keuangan
dan BMN) maupun kegiatan teknis operasional organisasi
- Pertanggungjawaban terhadap sumber daya dan pencatatannya direviu secara periodik
- Fungsi pertanggungjawaban dilakukan sebagai upaya untuk menangani risiko yang disebabkan kelemahan
alur/prosedur
SPIP - - D Kebijakan terkait pertanggungjawaban sumber daya dan pencatatannya telah - Kebijakan telah dipahami oleh penanggungjawab pengelolaan keuangan dan BMN W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
dikomunikasikan dan dipahami oleh pihak yang berkepentingan - Kebijakan telah dikomunikasikan kepada pimpinan (struktural) dan pegawai Telah ….. Telah …..
SPIP - - E Terdapat kebijakan yang mengatur prosedur pertanggungjawaban sumber daya dan Kebijakan telah mengatur: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
pencatatannya - Mekanisme pertanggungjawaban penyimpanan, penggunaan, dan pencatatan sumber daya Telah ….. Telah …..
- Penetapan pihak/pegawai yang harus bertanggungjawab
- Penetapan bentuk pertanggungjawaban yang harus dilaksanakan/dibuat
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting 3 3 3
1 Terdapat pengelolaan, SPIP - - A Pendokumentasian atas SPI serta transaksi dan kejadian penting telah diperbaiki secara - Proses pendokumentasian telah mampu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan strategis W/D/O T T T
pemeliharaan, dan berkelanjutan dan secara optimal mampu mendukung pencapaian tujuan organisasi - Proses pendokumentasian mampu menghasilkan dokumen yang relevan, bernilai, dan berguna bagi
pendokumentasian manajemen dan pihak lain secara real time
secara berkala yang SPIP - - B Pendokumentasian atas SPI serta transaksi dan kejadian penting telah dievaluasi Kebijakan dan implementasi telah dievaluasi dengan ketentuan: W/D/O T T T
mencakup seluruh SPI, sehingga dapat diketahui efektivitasnya - Berkala .
transaksi keuangan, - Terdokumentasi
kejadian penting terkait - Dilakukan untuk menangani residual risk
aset, dan kejadian - Hasil evaluasi telah ditindak lanjuti
penting lainnya yang - Perbaikan telah menghasilkan kinerja yang lebih baik
dilaksanakan secara
SPIP - - C Pendokumentasian atas SPI serta transaksi dan kejadian penting telah dilaksanakan - Pendokumentasian dilaksanakan sesuai ketentuan (peraturan/keputusan, SOP, petunjuk teknis/petunjuk W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
lengkap dan akurat untuk
sesuai kebijakan/prosedur yang ditetapkan pelaksanaan, dan/atau kebijakan lain) Telah ….. Telah …..
memfasilitasi
- Dokumentasi dan catatan dikelola, dipelihara, dan dimutakhirkan secara berkala
penelusuran transaksi,
- Pendokumentasian dilaksanakan secara manual dan/atau elektronik sesuai karakteristik dokumen dan
kejadian, dan informasi
kebutuhan organisasi
terkait
- Pendokumentasian dilaksanakan baik pada kegiatan yang terkait dengan keuangan (akuntansi keuangan
dan BMN) maupun kegiatan teknis operasional organisasi
- Fungsi pendokumentasian dilakukan sebagai upaya untuk menangani risiko yang disebabkan kelemahan
alur/prosedur
SPIP - - D Kebijakan terkait prosedur pendokumentasian atas SPI serta transaksi dan kejadian - Kebijakan telah dipahami oleh penanggungjawab pengelolaan dokumen/arsip W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
penting telah dikomunikasikan dan dipahami oleh pihak yang berkepentingan - Kebijakan telah dikomunikasikan kepada pimpinan (struktural), pegawai, dan stakeholders Telah ….. Telah …..

SPIP - - E Terdapat kebijakan yang mengatur prosedur pendokumentasian atas SPI serta Kebijakan telah mengatur: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
transaksi dan kejadian penting - Pendokumentasian secara manual dan elektronik Telah ….. Telah …..
- Mencakup seluruh pendokumentasian pengendalian serta transaksi dan kejadian penting
- Untuk pendokumentasian secara elektronik mencakup sistem informasi otomatis, pengumpulan dan
penanganan data, serta pengendalian umum dan pengendalian aplikasi
4.1 Informasi yang Relevan 2,8 2,8 2,8
1 Tersedianya informasi SPIP - - A Informasi yang disajikan relevan dan memenuhi ekspektasi stakeholder - Informasi produk, standar, prosedur layanan/pelaksanaan tugas fungsi dan pengaduan telah memenuhi W/D/O T T T
yang relevan terkait ekspektasi stakeholder;
perencanaan, keuangan, - Informasi layanan internal (keuangan, kepegawaian, umum, dsb) telah memenuhi ekspektasi stakeholder;
dan aset untuk - Informasi manajemen kinerja (rencana kinerja, capaian kinerja, dsb) telah memenuhi ekspektasi
kebutuhan internal dan stakeholder.
eksternal dalam upaya
pencegahan dan SPIP - - B Klasifikasi informasi telah dievaluasi dan ditindaklanjuti sehingga dapat disajikan dengan - Informasi produk, standar, prosedur layanan/pelaksanaan tugas fungsi dan pengaduan telah dievaluasi dan W/D/O T T T
pengendalian tepat waktu, andal, dan relevan ditindaklanjuti sehingga:
kecurangan/fraud a. Jelas klasifikasi informasi;
b. Jelas prosedur pengelolaan informasi;
c. Disajikan tepat waktu, andal, dan relevan.

- Informasi layanan internal (keuangan, kepegawaian, umum, dsb) telah dievaluasi dan ditindaklanjuti
sehingga:
a. Jelas klasifikasi informasi;
b. Jelas prosedur pengelolaan informasi;
c. Disajikan tepat waktu, andal, dan relevan.

- Informasi manajemen kinerja (rencana kinerja, capaian kinerja, dsb) telah dievaluasi dan ditindaklanjuti
sehingga:
a. Jelas klasifikasi informasi;
b. Jelas prosedur pengelolaan informasi;
c. Disajikan tepat waktu, andal, dan relevan.

SPIP - - C Informasi yang relevan untuk mendukung pengendalian intern tersedia secara lengkap - Informasi produk, standar, prosedur layanan/pelaksanaan tugas fungsi dan pengaduan tersedia secara W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
dan mudah untuk diperoleh lengkap dan mudah diakses; Telah ….. Telah …..
- Informasi layanan internal (keuangan, kepegawaian, umum, dsb) tersedia secara lengkap dan mudah
diakses;
- Informasi manajemen kinerja (rencana kinerja, capaian kinerja, dsb) tersedia secara lengkap dan mudah
diakses.
SPIP - - D Informasi yang relevan untuk mendukung pengendalian intern tersedia secara lengkap - Informasi produk, standar, prosedur layanan/pelaksanaan tugas fungsi dan pengaduan tersedia secara W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
namun tidak mudah diperoleh/akses terbatas lengkap, namun tidak mudah diakses; Telah ….. Telah …..
- Informasi layanan internal (keuangan, kepegawaian, umum, dsb) tersedia secara lengkap, namun tidak
mudah diakses.
- Informasi manajemen kinerja (rencana kinerja, capaian kinerja, dsb) tersedia secara lengkap, namun tidak
mudah diakses
Kode Parameter Grad. Kriteria Penjelasan Hasil Pengujian terkait Hasil Pengujian terkait
Uraian Hasil Pengujian terkait Tujuan SPIP
Kode No Uraian Parameter Cara Pengujian Tujuan SPIP Tujuan SPIP
Subunsur SPIP MRI IEPK (PM)
(PK) (PM SPIP-T)
Kesimpul Kesimpul
Uraian Hasil Kesimpulan Uraian Hasil Uraian Hasil
an an
Pengujian Y/T Pengujian Pengujian
Y/T Y/T
Penegakan Integritas dan Nilai Etika SPIP - - E Ketersediaan informasi yang relevan untuk mendukung pengendalian intern tidak - Informasi produk, standar, prosedur layanan/pelaksanaan tugas fungsi dan pengaduan belum tersedia W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
lengkap secara lengkap; Telah ….. Telah …..
- Informasi layanan internal (keuangan, kepegawaian, umum, dsb) belum tersedia secara lengkap;
- Informasi manajemen kinerja (rencana kinerja, capaian kinerja, dsb) belum tersedia secara lengkap;

2 Pimpinan Unit SPIP MRI - A Sistem pengaduan berdampak pada perbaikan berkelanjutan Perbaikan berkelanjutan antara lain berdampak pada peningkatan kinerja, perbaikan pelayanan publik, dan W/D/O T T T
Kerja/Satuan Kerja kepuasan stakeholder.
membangun sistem SPIP MRI - B Sistem pengaduan telah dievaluasi Kebijakan dan implementasi telah dievaluasi dengan ketentuan: W/D/O T T T
- Berkala
- Terdokumentasi
- Dilakukan untuk menangani residual risk
- Hasil evaluasi telah ditindak lanjuti
- Perbaikan telah menghasilkan kinerja yang lebih baik
SPIP MRI - C Sistem pengaduan telah diterapkan dan ditindaklanjuti sesuai Kebijakan/SOP Sudah Jelas W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
Telah ….. Telah …..
SPIP MRI - D Keberadaan sistem pengaduan telah disosialisasikan kepada masyarakat/stakeholder Sudah Jelas W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
Telah ….. Telah …..
SPIP MRI - E Telah terdapat kebijakan penerapan sistem pengaduan Sudah Jelas W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
Telah ….. Telah …..
3 Strategi dan kebijakan SPIP MRI - A Strategi dan kebijakan manajemen risiko telah dikomunikasikan pada seluruhpegawai >60% pegawai sample pada tingkat operasional unit kerja, strategis unit kerja, dan strategis Unit W/D/O T T T
manajemen risiko telah pada tingkat operasional dan tingkat strategis Kerja/Satuan Kerja menunjukan pengetahuan akan strategi dan kebijakan yang telah ditetapkan
dikomunikasikan.

SPIP MRI - B Strategi dan kebijakan manajemen risiko telah dikomunikasikan pada seluruhpegawai >60% pegawai sample pada tingkat operasional dan <60% pada tingkat strategis menunjukan W/D/O T T T
pada tingkat operasional dan sebagian pegawai pada tingkat strategis pengetahuan akan strategi dan kebijakan yang telah ditetapkan

SPIP MRI - C Strategi dan kebijakan manajemen risiko telah dikomunikasikan pada seluruhpegawai >60% pegawai sample pada tingkat operasional unit kerja menunjukan pengetahuan akan strategi dan W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
pada tingkat operasional kebijakan yang telah ditetapkan Telah ….. Telah …..
SPIP MRI - D Strategi dan kebijakan manajemen risiko telah dikomunikasikan pada sebagianpegawai <60% pegawai sample pada tingkat operasional unit kerja menunjukan pengetahuan akan strategi dan W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
pada tingkat operasional kebijakan yang telah ditetapkan Telah ….. Telah …..
SPIP MRI - E Strategi dan kebijakan manajemen risiko belum dikomunikasikan pada seluruh pegawai Sudah Jelas W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
Telah ….. Telah …..
4 Register risiko dan SPIP MRI - A Register risiko dan rencana tindak pengendalian tingkat operasional dan strategis telah Komunikasi Register risiko dan rencana tindak pengendalian tingkat operasional dan strategis Unit telah W/D/O T T T
rencana tindak dikomunikasikan kepada seluruh pihak terkait dan dijadikan bahan dalam pengambilan dilakukan kepada semua pihak yang telah diidentifikasi dalam rencana komunikasi sebagaimana tertuang
pengendalian telah keputusan, menjadi bahan pembelajaran dan inovasi dalam dokumen RTP yang telah disusun sebelumnya dan dijadikan bahan pembuatan keputusan oleh pihak-
dikomunikasikan ke pihak tersebut serta menjadi bahan pembelajaran dan inovasi bagi satuan kerja/Unit Kerja
pihak terkait
SPIP MRI - B Register risiko dan rencana tindak pengendalian tingkat operasional dan strategis telah Komunikasi Register risiko dan rencana tindak pengendalian tingkat operasional dan strategis telah dilakukan W/D/O T T T
dikomunikasikan kepada seluruh pihak terkait dan dijadikan bahan dalam pengambilan kepada semua pihak yang telah diidentifikasi dalam rencana komunikasi sebagaimana tertuang dalam
keputusan dan menjadi bahan pembelajaran dokumen RTP yang telah disusun sebelumnya dan dijadikan bahan pembuatan keputusan oleh pihak-pihak
tersebut serta menjadi bahan pembelajaran bagi satuan kerja/unit kerja

SPIP MRI - C Register risiko dan rencana tindak pengendalian tingkat operasional dan Strategis telah Komunikasi Register risiko dan rencana tindak pengendalian tingkat operasional dan strategis telah W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
dikomunikasikan kepada seluruh pihak terkait dan dijadikan bahan dalam pengambilan dilakukan kepada semua pihak yang telah diidentifikasi dalam rencana komunikasi sebagaimana tertuang Telah ….. Telah …..
keputusan dalam dokumen RTP yang telah disusun sebelumnya dan dijadikan bahan pembuatan keputusan oleh pihak-
pihak tersebut.
SPIP MRI - D Register risiko dan rencana tindak pengendalian tingkat operasional dan strategistelah Komunikasi Register risiko dan rencana tindak pengendalian tingkat operasional dan strategis telah W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
dikomunikasikan kepada seluruh pihak terkait dilakukan kepada semua pihak yang telah diidentifikasi dalam rencana komunikasi sebagaimana tertuang Telah ….. Telah …..
dalam dokumen RTP yang telah disusun sebelumnya.
SPIP MRI - E Register risiko dan rencana tindak pengendalian tingkat operasional telah Komunikasi Register risiko dan rencana tindak pengendalian tingkat operasional tidak dilakukan kepada W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
dikomunikasikan kepada sebagian pihak terkait semua pihak yang telah diidentifikasi dalam rencana komunikasi sebagaimana tertuang dalam dokumen RTP Telah ….. Telah …..
yang telah disusun sebelumnya.
5 Saluran pelaporan SPIP - IEPK A Unit kerja menyelenggarakan sistem whistleblowing secara mandiri dan telah - Pegawai memahami keberadaan saluran whistleblowing internal W/D/O T T T
internal yang dikelola dimanfaatkan secara konstruktif oleh pegawai dan stakeholder. Informasi whistleblowing - Intensi whistleblowing pada pegawai tinggi.
secara kredibel dalam ditangani sesuai prosedur dan keandalan sistem whistleblowing dipantau dan dievaluasi - Sikap pegawai terhadap tindakan pelapor (whistleblower) sangat positif.
menerima pelaporan dan efektivitasnya sebagai bahan perbaikan yang berkelanjutan - Pegawai mempersepsi saluran pelaporan terpercaya (laporan ditindaklanjuti).
memberikan - Pegawai mempersepsi perlindungan pelapor terpercaya
perlindungan kepada - Ada bukti saluran pelaporan berfungsi dan dimanfaatkan pegawai/stakeholder.
pelapor sehingga - Evaluasi dan perbaikan atas sistem whistleblowing telah dilakukan secara berkala
kepedulian meningkat
SPIP - IEPK B Unit kerja menyelenggarakan sistem whistleblowing internal secara mandiri, telah - 'Pegawai memahami keberadaan saluran whistleblowing internal W/D/O T T T
dan memberikan efek
dimanfaatkan secara konstruktif oleh pegawai dengan tumbuhnya intensi whistleblowing - Intensi whistleblowing pada pegawai cukup tinggi.
penggentar yang efektif.
yang cukup tinggi dan sikap positif kepada pelapor, serta mekanisme perlindungan - Sikap pegawai terhadap tindakan pelapor (whistleblower) positif.
kepada pelapor berfungsi. - Pegawai mempersepsi saluran pelaporan terpercaya (laporan ditindaklanjuti).
- Pegawai mempersepsi perlindungan pelapor terpercaya
- Ada bukti saluran pelaporan berfungsi dan dimanfaatkan pegawai/stakeholder.
- Tidak ada evaluasi berkala dan perbaikan secara berkelanjutan atas sistem whistleblowing
SPIP - IEPK C Unit kerja menyelenggarakan sistem whistleblowing internal dan cukup berfungsi, - 'Pegawai memahami keberadaan saluran whistleblowing internal W/D/O Bahwa ….. Telah ….. T Bahwa ….. T Bahwa ….. T
secara umum sikap terhadap pelapor cukup positif dan niat whistleblowing pada tataran - Intensi whistleblowing pegawai pada tingkat sedang. Telah ….. Telah …..
sedang. Pegawai tidak memanfaatkan saluran whistleblowing karena masih tidak - Sikap pegawai terhadap tindakan pelapor (whistleblower) cukup positif.
percaya mekanisme perlindungan pelapor berjalan. - Pegawai mempersepsi saluran pelaporan kurang terpercaya (laporan kurang ditindaklanjuti).
- Pegawai mempersepsi perlindungan pelapor kurang terpercaya
- Tidak ada bukti saluran pelaporan berfungsi dan dimanfaatkan pegawai/stakeholder.
SPIP - IEPK D Unit kerja menyelenggarakan sistem whistleblowing internal namun tidak ada bukti - 'Pegawai memahami keberadaan saluran whistleblowing internal W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
saluran pelaporan berfungsi dan dimanfaatkan, dan sikap terhadap pelapor masih - Intensi whistleblowing pegawai cenderung rendah. Telah ….. Telah …..
cenderung negatif dan niat whistleblowing cenderung rendah. - Sikap pegawai terhadap tindakan pelapor (whistleblower) cenderung negatif.
- Pegawai mempersepsi saluran pelaporan tidak terpercaya (laporan tidak ditindaklanjuti).
- Pegawai mempersepsi perlindungan pelapor tidak terpercaya
- Tidak ada bukti saluran pelaporan berfungsi dan dimanfaatkan pegawai/stakeholder.
SPIP - IEPK E Unit kerja tidak menyelenggarakan sistem whistleblowing dan adanya sikap negatif - Pegawai tidak paham keberadaan saluran whistleblowing internal W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
terhadap pelapor - Intensi whistleblowing pegawai sangat rendah. Telah ….. Telah …..
- Sikap pegawai terhadap tindakan pelapor (whistleblower) sangat negatif.
- Saluran pelaporan yang ada tidak bekerja sama sekali
4.2 Komunikasi yang Efektif 3 3 3
Kode Parameter Grad. Kriteria Penjelasan Hasil Pengujian terkait Hasil Pengujian terkait
Uraian Hasil Pengujian terkait Tujuan SPIP
Kode No Uraian Parameter Cara Pengujian Tujuan SPIP Tujuan SPIP
Subunsur SPIP MRI IEPK (PM)
(PK) (PM SPIP-T)
Kesimpul Kesimpul
Uraian Hasil Kesimpulan Uraian Hasil Uraian Hasil
an an
Pengujian Y/T Pengujian Pengujian
Y/T Y/T
Penegakan Integritas
1 dan Nilai Etika
Terlaksananya SPIP - - A Perbaikan berkelanjutan atas metodologi komunikasi yang efektif Perbaikan berkelanjutan atas komunikasi yang efektif menghasilkan: W/D/O T T T
komunikasi yang efektif - Upaya promosi/sosialisasi tentang produk/layanan/ pelaksanaan tugas fungsi yang telah berhasil
dengan internal dan meningkatkan kepercayaan publik/stakholder;
eksternal terkait - Upaya komunikasi dengan publik/stakeholder yang telah berhasil memperbaiki citra instansi.
perencanaan, SPIP - - B Komunikasi yang efektif telah dilakukan kepada internal dan eksternal secara terstruktur - Telah dilakukan evaluasi terhadap upaya promosi/sosialisasi tentang produk/layanan/ pelaksanaan tugas W/D/O T T T
pengelolaan keuangan dan berkala dan telah dievaluasi fungsi yang menghasilkan perbaikan.
dan pengelolaan aset Contohnya: melalui evaluasi kepuasan layanan, survei citra instansi di mata stakeholder
dalam upaya pencegahan - Telah dilakukan evaluasi terhadap upaya komunikasi dengan publik/stakeholder untuk mengatasi isu
dan pengendalian negatif, yang menghasilkan perbaikan
kecurangan/fraud
SPIP - - C Komunikasi yang efektif telah dilakukan kepada internal dan eksternal secara terstruktur - Upaya promosi/sosialisasi tentang produk/layanan/ pelaksanaan tugas fungsi dalam rangka meningkatkan W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
dan berkala kepercayaan publik/stakholder telah dilakukan secara terstruktur dan berkala; Telah ….. Telah …..
- Upaya komunikasi dengan publik/stakeholder untuk mengatasi isu negatif telah dilakukan secara
terstruktur dan berkala;
- Seluruh pegawai telah memahami visi, misi, tujuan, sasaran strategis, fokus dan prioritas secara
terstruktur dan berkala;
- Seluruh pegawai telah memahami risiko dan kegiatan pengendalian.
SPIP - - D Komunikasi yang efektif telah dilakukan kepada internal dan eksternal namun belum - Upaya promosi/sosialisasi tentang produk/layanan/ pelaksanaan tugas fungsi dalam rangka meningkatkan W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
terstruktur dan berkala kepercayaan publik/stakholder telah dilakukan; Telah ….. Telah …..
- Upaya komunikasi dengan publik/stakeholder untuk mengatasi isu negatif telah dilakukan;
- Telah dilakukan pengkomunikasian pengarahan tentang visi, misi, tujuan, sasaran strategis, fokus dan
prioritas namun belum dilakukan secara terstruktur dan berkala;
- Telah dilakukan komunikasi terkait risiko dan kegiatan pengendalian namun belum dilakukan secara
terstruktur dan berkala.
SPIP - - E Komunikasi yang efektif dengan eksternal belum dilakukan - Upaya promosi/sosialisasi tentang produk/layanan/ pelaksanaan tugas fungsi dalam rangka meningkatkan W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
kepercayaan publik/stakholder belum dilakukan; Telah ….. Telah …..
- Upaya komunikasi dengan publik/stakeholder untuk mengatasi isu negatif belum dilakukan;
- Telah dilakukan pengkomunikasian pengarahan tentang visi, misi, tujuan, sasaran strategis, fokus dan
prioritas namun belum terstruktur dan berkala;
- Telah dilakukan komunikasi terkait risiko dan kegiatan pengendalian namun belum terstruktur dan berkala.

5.1 Pemantauan Berkelanjutan 3 3 3


1 Pimpinan organisasi, SPIP - - A Perbaikan berkelanjutan atas pemantauan pengendalian intern dilaksanakan dan a. Pemantauan atas pelaksanaan pengendalian telah efektif mengurangi dampak dan frekuensi keterjadian W/D/O T T T
penanggungjawab berdampak pada kualitas pengendalian intern risiko;
kegiatan dan b. Terdapat sistem informasi terintegrasi untuk memantau pengendalian untuk seluruh proses bisnis secara
penanggungjawab realtime.
operasional c. Pemantauan kinerja digunakan sebagai dasar dalam reward and punishment;
mengevaluasi secara d. Didukung oleh sistem informasi pemantauan kinerja yang terintegrasi.
berkala pengendalian
SPIP - - B Seluruh hasil pemantauan berkelanjutan dikelola dan ditindaklanjuti Seluruh hasil pemantauan dikelola dan ditindaklanjuti. W/D/O T T T
intern pengelolaan
Pemantauan dilaksanakan:
keuangan dan
a. Secara berkala;
pengelolaan aset yang
b. Pemantauan menilai pelaksanaan pengendalian (membandingkan rencana tindak pengendalian dengan
telah dilakukan dalam
pelaksanaan dan memberikan rekomendasi perbaikan);
rangka mencapai tujuan
c. Hasil pemantauan dikomunikasikan kepada seluruh anggota organisasi.
organisasi
Pemantauan atas kinerja Unit Kerja/Satuan Kerja, unit level III dan pemantauan kinerja individu membahas:
a. Capaian pelaksanaan rincana aksi;
b. Hambatan;
c. Rencana ke depan.

SPIP - - C Pemantauan pelaksanaan pengendalian telah dilaksanakan pada seluruh aktivitas Pemantauan dilakukan pada seluruh aktivitas pengendalian. W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
pengendalian dan terkait pemantauan kinerja telah dilaksanakan pada level kegiatan, Pemantauan dilaksanakan: Telah ….. Telah …..
unit kerja level dibawahnya sampai dengan pemantauan kinerja individu, namun hasil a. Secara berkala;
pemantauan belum dikelola (tidak lanjut tidak termonitor) b. Pemantauan menilai pelaksanaan pengendalian (membandingkan rencana tindak pengendalian dengan
pelaksanaan dan memberikan rekomendasi perbaikan);
c. Hasil pemantauan dikomunikasikan kepada seluruh anggota organisasi.

Pemantauan atas kinerja Unit Kerja/Satuan Kerja, unit level III dan pemantauan kinerja individu membahas:
a. Capaian pelaksanaan rincana aksi;
b. Hambatan;
c. Rencana ke depan.

SPIP - - D Pemantauan pelaksanaan pengendalian telah dilaksanakan pada sebagian aktivitas Pemantauan dilakukan pada sebagian aktivitas pengendalian. W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
pengendalian dan terkait pemantauan kinerja telah dilaksanakan pada level kegiatan Pemantauan dilaksanakan: Telah ….. Telah …..
a. Secara berkala;
b. Pemantauan menilai pelaksanaan pengendalian (membandingkan rencana tindak pengendalian dengan
pelaksanaan dan memberikan rekomendasi perbaikan);
c. Hasil pemantauan dikomunikasikan kepada seluruh anggota organisasi.

Pemantauan atas kinerja Unit Kerja/Satuan Kerja, unit level III dan pemantauan kinerja individu membahas:
a. Capaian pelaksanaan rincana aksi;
b. Hambatan;
c. Rencana ke depan.

SPIP - - E Pemantauan pelaksanaan pengendalian telah dilaksanakan - Pemantauan pelaksanaan pengendalian telah dilaksanakan; W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
- Pemantauan pelaksanaan kinerja telah dilaksanakan. Telah ….. Telah …..
2 Proses manajemen risiko SPIP MRI - A Sudah dilakukan reviu atas seluruh risiko operasional dan strategis serta hasil reviu Kebijakan, framework, metode, tahapan, proses, dan praktik yang dijalankan terkait dengan proses W/D/O T T T
telah direviu dijadikan bahan perbaikan organisasi manajemen risiko telah direviu oleh pihak internal dari Instansi Pemerintah (oleh APIP maupun komite
manajemen risiko) untuk semua risiko operasional, dan strategis Unit Kerja/Satuan Kerja. Hasil reviu telah
seluruhnya ditindaklanjuti dan sudah ada implementasi perbaikan atas hasil reviu tersebut.

SPIP MRI - B Sudah dilakukan reviu atas seluruh risiko operasional dan strategis namun hasil reviu Kebijakan, framework, metode, tahapan, proses, dan praktik yang dijalankan terkait dengan proses W/D/O T T T
belum dijadikan bahan perbaikan organisasi manajemen risiko telah direviu oleh pihak internal dari Instansi Pemerintah (oleh APIP maupun komite
manajemen risiko) untuk semua risiko operasional unit kerja, strategis unit kerja, strategis Unit Kerja/Satuan
Kerja dan hasil reviu telah seluruhnya ditindaklanjuti
Kode Parameter Grad. Kriteria Penjelasan Hasil Pengujian terkait Hasil Pengujian terkait
Uraian Hasil Pengujian terkait Tujuan SPIP
Kode No Uraian Parameter Cara Pengujian Tujuan SPIP Tujuan SPIP
Subunsur SPIP MRI IEPK (PM)
(PK) (PM SPIP-T)
Kesimpul Kesimpul
Uraian Hasil Kesimpulan Uraian Hasil Uraian Hasil
an an
Pengujian Y/T Pengujian Pengujian
Y/T Y/T
Penegakan Integritas dan Nilai Etika SPIP MRI - C Sudah dilakukan reviu atas seluruh risiko operasional dan strategis Kebijakan, framework, metode, tahapan, proses, dan praktik yang dijalankan terkait dengan proses W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
manajemen risiko telah direviu oleh pihak internal dari Instansi Pemerintah (oleh APIP maupun komite Telah ….. Telah …..
manajemen risiko) tetapi hanya atas risiko operasional unit kerja dan strategis unit kerja

SPIP MRI - D Sudah dilakukan reviu atas seluruh risiko operasional Kebijakan, framework, metode, tahapan, proses, dan praktik yang dijalankan terkait dengan proses W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
manajemen risiko telah direviu oleh pihak internal dari Instansi Pemerintah (oleh APIP maupun komite Telah ….. Telah …..
manajemen risiko) tetapi hanya atas risiko operasional unit kerja
SPIP MRI - E Sudah dilakukan reviu atas sebagian risiko operasional Kebijakan, framework, metode, tahapan, proses, dan praktik yang dijalankan terkait dengan proses W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
3 Pemantauan/monitoring SPIP MRI - A Monitoring terhadap risiko dan tindak pengendalian dilakukan terhadap risiko manajemen
Memadai risiko belum direviu oleh pihak internal dari Instansi Pemerintah (oleh APIP maupun komite
berarti: W/D/O T Telah ….. T Telah ….. T
terhadap risiko telah operasional unit kerja, strategis unit kerja, dan strategis Unit Kerja/Satuan Kerja secara 1.Telah ada langkah Monitoring sesuai kebijakan;
dilakukan memadai dan menjadi bahan pembelajaran bagi unit kerja 2. Monitoring dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan sesuai kebijakan;
3. Monitoring dilakukan oleh unit kepatuhan dan dilaksanakan minimal satu kali per semester atau sesuai
dengan kebutuhan;
4. Proses dan hasil Monitoring telah didokumentasikan;
5. Monitoring sepenuhnya dilakukan terhadap:
a. implementasi pengendalian;
b. kejadian risiko (termasuk mekanisme dan implementasi pelaporan segera);
c. Memantau pelaksanaan tiap tahapan pengelolaan risiko.
6. Hasil monitoring menunjukkan kondisi yang baik;
7. Hasil Monitoring seluruhnya telah ditindaklanjuti.
8. Terdapat implementasi perbaikan atas hasil monitoring

SPIP MRI - B Monitoring terhadap risiko dan tindak pengendalian dilakukan terhadap risiko Memadai berarti: W/D/O T T T
operasional dan strategis Kerja secara memadai 1.Telah ada langkah Monitoring sesuai kebijakan;
2. Monitoring dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan sesuai kebijakan;
3. Monitoring dilakukan oleh unit kepatuhan dan dilaksanakan minimal satu kali per semester atau sesuai
dengan kebutuhan;
4. Proses dan hasil Monitoring telah didokumentasikan;
5. Monitoring sepenuhnya dilakukan terhadap:
a. implementasi pengendalian;
b. kejadian risiko (termasuk mekanisme dan implementasi pelaporan segera);
c. Memantau pelaksanaan tiap tahapan pengelolaan risiko.
6. Hasil monitoring menunjukkan kondisi yang baik;
7. Hasil Monitoring sebagian telah diditindaklanjuti.

SPIP MRI - C Monitoring terhadap risiko dan tindak pengendalian dilakukan terhadap risiko Memadai berarti: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
operasional secara memadai namun belum dilakukan terhadap risiko dan strategis 1.Telah ada langkah Monitoring sesuai kebijakan; Telah ….. Telah …..
2. Monitoring dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan sesuai kebijakan;
3. Monitoring dilakukan oleh unit kepatuhan dan dilaksanakan minimal satu kali per semester atau sesuai
dengan kebutuhan;
4. Proses dan hasil Monitoring telah didokumentasikan;
5. Monitoring sepenuhnya dilakukan terhadap:
a. implementasi pengendalian;
b. kejadian risiko (termasuk mekanisme dan implementasi pelaporan segera);
c. Memantau pelaksanaan tiap tahapan pengelolaan risiko.
6. Hasil monitoring menunjukkan kondisi yang baik;
7. Hasil Monitoring sebagian telah diditindaklanjuti.

SPIP MRI - D Monitoring terhadap risiko dan tindak pengendalian dilakukan terhadap risiko Memadai berarti: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
operasional namun belum memadai 1.Telah ada langkah Monitoring sesuai kebijakan; Telah ….. Telah …..
2. Monitoring dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan sesuai kebijakan;
3. Monitoring dilakukan oleh unit kepatuhan dan dilaksanakan minimal satu kali per semester atau sesuai
dengan kebutuhan;
4. Proses dan hasil Monitoring telah didokumentasikan;
5. Monitoring sepenuhnya dilakukan terhadap:
a. implementasi pengendalian;
b. kejadian risiko (termasuk mekanisme dan implementasi pelaporan segera);
c. Memantau pelaksanaan tiap tahapan pengelolaan risiko.
6. Hasil monitoring menunjukkan kondisi yang baik;
7. Hasil Monitoring sebagian telah diditindaklanjuti.

SPIP MRI - E Monitoring terhadap risiko dan tindak pengendalian belum dilakukan terhadap risiko Belum memadai berarti: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
operasional 1. Monitoring dilakukan tidak sesuai jadwal yang ditetapkan; Telah ….. Telah …..
2. Monitoring dilakukan oleh atasan langsung unit UPR dan dilaksanakan minimal satu kali dalam satu tahun;
3. Proses dan hasil Monitoring tidak didokumentasikan;
4. Monitoring belum sepenuhnya dilakukan terhadap:
a. implementasi pengendalian;
b. kejadian risiko (termasuk mekanisme dan implementasi pelaporan segera);
c. Memantau pelaksanaan tiap tahapan pengelolaan risiko.
5. Hasil monitoring menunjukkan kondisi yang belum baik;
6. Hasil Monitoring tidak ditindaklanjuti.

5.2 Evaluasi Terpisah 2,5 2,5 2,5


1 Evaluasi terpisah SPIP - - A Perbaikan berkelanjutan atas pelaksanaan evaluasi terpisah berdampak pada - Hasil tindak lanjut mampu mengurangi dampak dan frekuensi risiko. W/D/O T T T
dilakukan oleh pegawai peningkatan kualitas pengendalian intern dan pencapaian tujuan organisasi - Hasil tindak lanjut mampu mengakselerasi pencapaian indikator kegiatan.
dengan keahlian tertentu SPIP - - B Seluruh hasil evaluasi terpisah dikelola dan ditindaklanjuti Seluruh hasil evaluasi terpisah dikelola dan ditindaklanjuti. Pengelolaan hasil antara lain dilakukan dengan W/D/O T T T
yang disyaratkan dan dokumentasi yang baik dan monitoring atas penyelesaian tindak lanjut hasil evaluasi terpisah.
dapat melibatkan APIP
atau auditor eksternal
untuk menilai kinerja
sistem pengendalian
intern, mengidentifikasi
kelemahan pengendalian,
menentukan penyebab
dari kegagalan aktivitas
pengendalian terkait
dengan perencanaan,
pengelolaan keuangan,
pengelolaan aset serta
pengaruhnya terhadap
pencapaian tujuan
instansi, dan ketaatan
terhadap peraturan
perundang-undangan
Kode Parameter Grad. Kriteria Penjelasan Hasil Pengujian terkait Hasil Pengujian terkait
Uraian Hasil Pengujian terkait Tujuan SPIP
Kode 1
No Evaluasi
Uraianterpisah
Parameter Cara Pengujian Tujuan SPIP Tujuan SPIP
Subunsur SPIP MRI IEPK (PM)
dilakukan oleh pegawai (PK) (PM SPIP-T)
dengan keahlian tertentu Kesimpul Kesimpul
Uraian Hasil Kesimpulan Uraian Hasil Uraian Hasil
yang disyaratkan dan an an
Pengujian Y/T Pengujian Pengujian
dapat melibatkan APIP Y/T Y/T
Penegakan Integritasatau
dan auditor eksternal
Nilai Etika SPIP - - C Evaluasi terpisah telah dilaksanakan pada seluruh aktivitas pengendalian dan seluruh - Evaluasi dilakukan pada seluruh aktivitas pengendalian. W/D/O Bahwa ….. Telah ….. T Bahwa ….. T Bahwa ….. T
untuk menilai kinerja kegiatan serta dilaksanakan oleh pihak yang kompeten dan dengan metodologi yang Evaluasi dianggap dilaksanakan jika: Telah ….. Telah …..
sistem pengendalian tepat, namun hasil evaluasi terpisah belum ditindaklanjuti seluruhnya a. Dilaksanakan oleh pihak yang kompeten dan independen;
intern, mengidentifikasi b. Evaluasi menilai kecukupan pelaksanaan pengendalian (maturitas dan efektifitas pengendalian);
kelemahan pengendalian, c. Memberikan rekomendasi yang relevan;
menentukan penyebab d. Rekomendasi perbaikan telah ditindaklanjuti sebagian.
dari kegagalan aktivitas
pengendalian terkait - Evaluasi dilakukan pada seluruh program kegiatan.
dengan perencanaan, Evaluasi dianggap dilaksanakan jika:
pengelolaan keuangan, a. Dilaksanakan oleh pihak yang kompeten dan independen;
pengelolaan aset serta b. Evaluasi menilai keselarasan prgram dan program dengan sasaran;
pengaruhnya terhadap c. Memberikan rekomendasi yang relevan;
pencapaian tujuan d. Rekomendasi perbaikan telah ditindaklanjuti sebagian.
instansi, dan ketaatan
terhadap peraturan
perundang-undangan SPIP - - D Evaluasi terpisah telah dilaksanakan pada sebagian aktivitas pengendalian dan seluruh - Evaluasi dilakukan pada sebagian aktivitas pengendalian. W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
kegiatan dan dilaksanakan oleh pihak yang kompeten dengan metodologi yang tepat Evaluasi dianggap dilaksanakan jika: Telah ….. Telah …..
a. Dilaksanakan oleh pihak yang kompeten dan independen;
b. Evaluasi menilai kecukupan pelaksanaan pengendalian (maturitas dan efektifitas pengendalian);
c. Memberikan rekomendasi yang relevan.

- Evaluasi dilakukan pada sebagian program kegiatan.


a. Dilaksanakan oleh pihak yang kompeten dan independen;
b. Evaluasi menilai keselarasan prgram dan program dengan sasaran;
c. Memberikan rekomendasi yang relevan.

SPIP - - E Evaluasi terpisah atas pengendalian intern dan pelaksanaan kegiatan telah dilaksanakan - Evaluasi atas pelaksanaan pengendalian intern telah dilaksanakan; W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
- Evaluasi atas pelaksanaan program/kegiatan telah dilaksanakan. Telah ….. Telah …..
2 Terdapat reviu SPIP MRI - A Reviu terhadap proses tindak pengendalian risiko tingkat operasional unit dan strategis Sangat memadai berarti: W/D/O T T T
independen terhadap sangat memadai 1.Telah ada pedoman reviu yang terstandar yang merunjuk pada best practice;
proses manajemen risiko 2. Reviu dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dan sesuai dengan pedoman;
3. Reviu dilakukan oleh APIP minimal satu kali per tahun;
4. Proses dan hasil reviu telah didokumentasikan serta dapat disimpulkan baik;
5. Reviu dilakukan untuk mereviu rencana dan implementasi pengendalian serta kejadian risiko serta respon
yang dilakukan
6. Hasil reviu menunjukkan kondisi yang seluruhnya telah sesuai dengan standar dan kebijakan serta dapat
disimpulkan baik;
7. Hasil reviu seluruhnya telah diditindaklanjut;
8. Terdapat implementasi perbaikan atas hasil reviu.

SPIP MRI - B Reviu terhadap proses tindak pengendalian untuk risiko tingkat operasional dan Memadai berarti: W/D/O T T T
strategis memadai 1.Telah ada pedoman reviu yang terstandar yang merujuk pada best practice;
2. Reviu dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dan sesuai dengan pedoman;
3. Reviu dilakukan oleh APIP minimal satu kali per tahun;
4. Proses dan hasil reviu telah didokumentasikan;
5. Reviu dilakukan untuk mereviu rencana dan implementasi pengendalian serta kejadian risiko serta respon
yang dilakukan
6. Hasil reviu menunjukkan sebagian besar kondisi yang ada telah sesuai dengan standar dan kebijakan
serta dapat disimpulkan baik;
7. Hasil reviu sebagian besar telah diditindaklanjuti.
SPIP MRI - C Reviu terhadap proses tindak pengendalian untuk risiko tingkat operasional memadai Memadai berarti: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
namun proses tindak pengendalian untuk risiko strategis cukup memadai 1.Telah ada pedoman reviu yang terstandar; Telah ….. Telah …..
2. Reviu dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dan pedoman yang terstandar;
3. Reviu dilakukan oleh APIP dan dilaksanakan minimal satu kali per tahun;
4. Proses dan hasil reviu telah didokumentasikan;
5. Reviu dilakukan untuk mereviu rencana dan implementasi pengendalian serta kejadian risiko serta respon
yang dilakukan
6. Hasil reviu menunjukkan sebagian besar kondisi yang ada telah sesuai dengan standar dan kebijakan
serta dapat disimpulkan baik;
7. Hasil reviu sebagian besar telah diditindaklanjuti.
SPIP MRI - D Reviu terhadap proses tindak pengendalian untuk risiko tingkat operasional Cukup memadai berarti: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
cukupmemadai 1. Reviu dilakukan tidak sesuai jadwal yang ditetapkan; Telah ….. Telah …..
2. Belum ada pedoman reviu yang terstandar
3. Reviu dilakukan oleh APIP dan dilaksanakan minimal satu kali per tahun;
4. Proses dan hasil reviu telah didokumentasikan;
5. Reviu dilakukan untuk mereviu rencana dan implementasi pengendalian serta kejadian risiko serta respon
yang dilakukan
6. Hasil reviu menunjukkan sebagian kondisi yang ada sesuai dengan standar dan kebijakan;
7. Hasil reviu sebagian kecil ditindaklanjuti;
SPIP MRI - E Reviu terhadap proses tindak pengendalian untuk risiko tingkat operasional dan Belum memadai berarti: W/D/O Bahwa ….. Telah ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
strategis belum memadai 1. Reviu dilakukan tidak sesuai jadwal yang ditetapkan; Telah ….. Telah …..
2. Belum ada pedoman reviu yang terstandar
3. Reviu dilakukan oleh APIP dan dilaksanakan minimal satu kali per tahun;
4. Proses dan hasil reviu telah didokumentasikan;
5. Reviu dilakukan untuk mereviu rencana dan implementasi pengendalian serta kejadian risiko serta respon
yang dilakukan
6. Hasil reviu menunjukkan sebagian kecil kondisi yang ada sesuai dengan standar dan kebijakan;
7. Hasil reviu belum ditindaklanjuti;
KK PENGURANGAN NILAI

PENGURANGAN PENGURANGAN
STRUKTUR DAN PROSES
NILAI (PK) NILAI (PM SPIP-T)
I Lingkungan Pengendalian Kasus Korupsi Institusional Kasus Korupsi Individual
Penegakan Integritas dan Nilai Etika (1.1) TIDAK TIDAK Sub Unsur Terkait Sub Unsur Terkait
Komitmen terhadap Kompetensi (1.2) TIDAK TIDAK 1.1 3.4 1.1 3.6
Kepemimpinan yang Kondusif (1.3) TIDAK TIDAK 1.3 3.7 1.3 3.7
Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan (1.4) TIDAK TIDAK 1.5 3.8 1.6 3.8
Pendelegasian
Penyusunan Wewenang
dan Penerapandan Tanggung
Kebijakan Jawab
yang yang
Sehat Tepat
tentang (1.5)
Pembinaan SDM TIDAK TIDAK 1.6 3.9 1.8 3.9
(1.6) TIDAK TIDAK 1.7 3.10 2.1 3.11
Perwujudan Peran APIP yang Efektif (1.7) TIDAK TIDAK 1.8 3.11 2.2 4.1
Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi Pemerintah Terkait (1.8) TIDAK TIDAK 2.1 4.1 3.2 5.1
II Penilaian Risiko 2.2 5.1 3.4 5.2
Identifikasi Risiko (2.1) TIDAK TIDAK 3.2 5.2
Analisis Risiko (2.2) TIDAK TIDAK
III Kegiatan Pengendalian
Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah (3.1) TIDAK TIDAK
Pembinaan Sumber Daya Manusia (3.2) TIDAK TIDAK KASUS sudah P.21 (masuk Penuntutan)
Pengendalian atas Pengelolaan Sistem Informasi (3.3) TIDAK TIDAK Tabel di atas dapat digunakan sebagai referensi namun tidak membatasi Tim Penjamin Kualitas dalam
Pengendalian Fisik atas Aset (3.4) TIDAK TIDAK menganalisis hubungan kausalitas dan melakukan pengurangan nilai pada sub unsur
Penetapan dan Reviu atas Indikator dan Ukuran Kinerja (3.5) TIDAK TIDAK
Pemisahan Fungsi (3.6) TIDAK TIDAK
Otorisasi atas Transaksi dan Kejadian yang Penting (3.7) TIDAK TIDAK
Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu atas Transaksi dan Kejadian (3.8) TIDAK TIDAK
Pembatasan Akses atas Sumber Daya dan Pencatatannya (3.9) TIDAK TIDAK
Akuntabilitas terhadap Sumber Daya dan Pencatatannya (3.10) TIDAK TIDAK
Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting (3.11) TIDAK TIDAK
IV Informasi dan Komunikasi
Informasi yang Relevan (4.1) TIDAK TIDAK
Komunikasi yang Efektif (4.2) TIDAK TIDAK
V Pemantauan
Pemantauan Berkelanjutan (5.1) TIDAK TIDAK
Evaluasi Terpisah (5.2) TIDAK TIDAK

YA
TIDAK
PENILAIAN MANDIRI MATURITAS PENYELENGGARAAN SPIP
UNIT KERJA/SATUAN KERJA…
Periode Penilaian 01 Juli 20XX-1 sampai dengan 30 Juni 20XX
Indeks KK No. :
KERTAS KERJA PENILAIAN PENCAPAIAN TUJUAN SPIP Disusun oleh/Tanggal :
KK LEAD III - PENILAIAN PENCAPAIAN TUJUAN SPIP Direviu oleh/Tanggal :
Disetujui oleh/Tanggal :
Pencapaian Tujuan Capaian satuan
Capaian satuan Capaian satuan
No. kerja/unit kerja (PM
Indikator Definisi Indikator Cara Pengukuran kerja/unit kerja (PM) kerja/unit kerja (PK)
SPIP)
A Efektivitas dan Efisiensi
1 Capaian Mengukur pencapaian tujuan kegiatan Menghitung rata-rata pencapaian indikator dari kegiatan 4 4 4
satuan kerja
B Keandalan Pelaporan Keuangan
Opini KAP atau CHR/PIPK Penilaian atas kewajaran penyajian Laporan Keuangan Dapatkan informasi Opini Laporan Keuangan dalam 5 4 3 2
Instansi Pemerintah oleh BPK RI tahun terakhir, yang terdiri dari:
- TMP
- TW
- WDP
- WTP-DPP
- WTP

C Pengamanan atas Aset Negara


1. Keamanan Administrasi Penilaian kualitas penatausahaan BMN/BMD dalam Mengidentifikasi catatan pada LHP BPK terkait 5 4 4
rangka mengamankan BMN/BMD dari sisi administrasi permasalahan administrasi aset dalam 5 tahun terakhir
2. Keamanan Fisik Penilaian atas upaya mengatasi penurunan fungsi, Menghitung persentase BMN/BMD dalam kondisi 4 4 3
jumlah, serta hilangnya barang berfungsi baik dan aman dalam 5 tahun terakhir

3. Keamanan Hukum Penilaian atas upaya menjaga/melindungi BMN/ BMD Mengidentifikasi catatan pada LHP BPK terkait 3 4 2
dari persengketaan, gugatan, dan beralihnya permasalahan hukum aset dalam 5 tahun terakhir
D Ketaatan terhadap Peraturankepemilikan kepada pihak lain secara tidak sah
Perundang-undangan
1. Jumlah Temuan atas Banyaknya temuan yang dilaporkan dalam LHP BPK RI Menghitung jumlah butir temuan dalam LHP BPK RI 4 3 2
Ketidakpatuhan dalam LHP pada subbab Temuan atas Ketidakpatuhan Terhadap terkait Ketidakpatuhan Terhadap Peraturan Perundang-
BPK RI Peraturan Perundang-undangan. undangan.
2. Keterjadian Tindak Pidana Keterjadian tindak pidana korupsi pejabat politik atau Mengidentifikasi kasus korupsi yang melibatkan pejabat Tidak Tidak Ya
Korupsi minimal pejabat eselon II dalam tahun dan/atau saat politik atau minimal pejabat eselon II dalam tahun
penilaian dan/atau saat penilaian
Lampiran 4

PENILAIAN MATURITAS PENYELENGGARAAN SPIP


Unit Kerja/Satuan Kerja …
Periode Penilaian 01 Juli 20XX-1 sampai dengan 30 Juni 20XX
Indeks KK No. :
Disusun :
KERTAS KERJA PENILAIAN PENCAPAIAN TUJUAN SPIP :
oleh/Tanggal
TUJUAN 1: EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENCAPAIAN TUJUAN ORGANISASI :
Direviu
KK 5 - PENILAIAN CAPAIAN
oleh/Tanggal
Disetujui
CAPAIAN (PM) oleh/Tanggal
CAPAIAN (PK) CAPAIAN (PM SPIP)

NO SASARAN SATUAN KERJA/UNIT KERJA INDIKATOR KINERJA PERSENTASE PERSENTASE PERSENTASE


TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI
REALISASI REALISASI REALISASI

Meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas, Nilai Penerapan RB lingkup DITJEN KESMAS 60,00% 84,30% 140,50% 60,00% 84,30% 140,50% 60,00% 84,30% 140,50%
pembinaan dan pemberian dukungan manajemen
1 kemenkes Presentase Kinerja RKAKL di Lingkup Ditjen Kesmas 82,5% 88,22% 106,93% 82,5% 88,22% 106,93% 82,5% 88,22% 106,93%

Meningkatnya pelaksanaan tugas teknis lainnya Presentase Kab/Kota Terlatih/terorientasi Kes OR 18% 34,10% 189,44% 18% 34,10% 189,44% 18% 34,10% 189,44%
dalam bidang kesehatan olahraga masyarakat Jumlah sosialisasi dan koordinasi kesehatan OR 30 42 140,00% 30 42 140,00% 30 42 140,00%
2 Jumlah pelayanan kesehatan OR yang diselenggarakan 36891 4700 12,74% 36891 4700 12,74% 36891 4700 12,74%
Jumlah penelitian Kesehatan OR 1 0 0,00% 1 0 0,00% 1 0 0,00%
Jumlah Publikasi hasil penelitian kes OR 2 2 100,00% 2 2 100,00% 2 2 100,00%
RATA-RATA CAPAIAN KINERJA OUTCOME
99% 99% 99%
B B B

III. CAPAIAN 4 TUJUAN SPIP

1. EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENCAPAIAN TUJUAN ORGANISASI

TUJUAN
Menilai tingkat efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan organisasi sesuai indikator penilaian

A. PENILAIAN MANDIRI
Langkah Kerja
1. Identifikasi seluruh Sasaran Satker/Unit Kerja yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja tahun sebelumnya (20xx-1)
2. Masukkan seluruh Sasaran Satker/unit kerja ke dalam KK 5 beserta Indikator Kinerja Sasarannya
3. Dapatkan informasi target dan realisasi capaian seluruh Sasaran satker/unit kerja dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) untuk tahun anggaran sebelumnya. Isikan pada KK 5
4. Isikan simpulan di atas pada KK LEAD III
5. Tuangkan hasil pengujian ke dalam Laporan Hasil Penilaian Mandiri Maturitas SPIP

B. PENJAMINAN KUALITAS
Langkah Kerja
1. Dapatkan Laporan Hasil Penilaian Mandiri Maturitas SPIP
2. Dapatkan kertas kerja komponen pencapaian tujuan Efektivitas dan Efisiensi Pencapaian Tujuan Organisasi (KK 5.1 dan KK LEAD III), beserta data dukung kertas kerja tersebut
3. Lakukan validasi atas hasil Penilaian Mandiri Maturitas SPIP komponen pencapaian tujuan Efektivitas dan Efisiensi Pencapaian Tujuan Organisasi dengan melakukan langkah kerja Penilaian Mandiri
4. Berdasarkan langkah kerja di atas, lakukan validasi atas simpulan pada Kertas Kerja LEAD III
5. Susun pernyataan bahwa proses dan hasil penilaian mandiri telah dilakukan Penjaminan Kualitas oleh APIP
6. Buat Laporan Hasil Penjaminan Kualitas
PENILAIAN MATURITAS PENYELENGGARAAN SPIP
Unit Kerja/Satuan Kerja…
Periode Penilaian 01 Juli 20XX-1 sampai dengan 30 Juni 20XX
Indeks KK No. :
KERTAS KERJA PENILAIAN PENCAPAIAN TUJUAN SPIP
Disusun oleh/Tanggal :
TUJUAN 2: KEANDALAN PELAPORAN KEUANGAN
Direviu oleh/Tanggal :
KK 6 - PENILAIAN PENCAPAIAN TUJUAN KEANDALAN PELAPORAN KEUANGAN
Disetujui oleh/Tanggal :
No Parameter T T-1 T-2 T-3 T-4
I Opini KAP (BLU) WTP/WTP DPP/WDP/Tidak WTP/WTP DPP/WDP/Tidak WTP/WTP DPP/WDP/Tidak WTP/WTP DPP/WDP/Tidak WTP/WTP DPP/WDP/Tidak Wajar/Disclaimer
Wajar/Disclaimer Wajar/Disclaimer Wajar/Disclaimer Wajar/Disclaimer
Penyebab Opini Tidak WTP: Penyebab Opini Tidak WTP: Penyebab Opini Tidak WTP: Penyebab Opini Tidak WTP: Penyebab Opini Tidak WTP:
(dalam hal opini KAP atas LK Unit (dalam hal opini KAP atas LK Unit (dalam hal opini KAP atas LK Unit (dalam hal opini KAP atas LK Unit (dalam hal opini KAP atas LK Unit Kerja/Satuan Kerja
Kerja/Satuan Kerja bukan WTP, Kerja/Satuan Kerja bukan WTP, Kerja/Satuan Kerja bukan WTP, uraikan Kerja/Satuan Kerja bukan WTP, uraikan bukan WTP, uraikan penyebabnya)
uraikan penyebabnya) uraikan penyebabnya) penyebabnya) penyebabnya)

II BLU dan Non BLU Catatan Hasil permasalahn di Catatan Hasil permasalahn di Catatan Hasil permasalahn di Catatan Hasil permasalahn di Catatan Hasil permasalahn di Reviu/PIPK
(CHR/sample Reviu/PIPK Reviu/PIPK Reviu/PIPK Reviu/PIPK (Uraikan Penyebabnya)
Reviu/PIPK) (Uraikan Penyebabnya) (Uraikan Penyebabnya) (Uraikan Penyebabnya) (Uraikan Penyebabnya)

III a Ringkasan Catatan Hasil Reviu … … … …


(uraikan secara … … … … …
ringkas substansi tiap
butir temuan KAP)
… … … … …

b Penyebab … … … … …
(uraikan secara … … … … …
ringkas penyebab tiap
butir temuan KAP) … … … … …

Analisis:
1. Analisis apakah terdapat temuan dengan penyebab yang berulang dalam 5 tahun terakhir
2. Identifikasi sub unsur SPIP yang terkait dengan penyebab temuan berulang tersebut (1 tahun terakhir)

Simpulan:
Berdasarkan hasil analisis dokumen …
PM PK PM SPIP
Capaian komponen Pencapaian Tujuan Keandalan Pelaporan Keuangan adalah: B C D

NILAI KRITERIA BLU


A WTP min. 5x berturut-turut tanpa temuan berulang;
B WTP 3-4x berturut-turut tanpa temuan berulang;
C WTP 1-2x berturut-turut, ada temuan berulang
D WDP/WTP Dengan Paragraf Penjelas
E Disclaimer/Tidak Wajar
NILAI KRITERIA NON BLU
A Hasil Reviu PIPK Andal/Tidak ada temuan/permasalahan LK berulang dalam 5 tahun terakhir
B Hasil Reviu PIPK Andal/Tidak ada temuan/permasalahan LK berulang dalam 4 tahun terakhir
C Hasil Reviu PIPK Andal/Tidak ada temuan/permasalahan LK berulang dalam 3 tahun terakhir
D Hasil Reviu PIPK Andal/Tidak ada temuan/permasalahan LK berulang dalam 2 tahun terakhir
E Hasil Reviu PIPK Tidak Andal/Masih ada temuan hasil pemeriksaan

2. KEANDALAN PELAPORAN KEUANGAN

TUJUAN
Menilai keandalan pelaporan keuangan Satuan kerja/unit kerja

A. PENILAIAN MANDIRI
Langkah Kerja
1. Dapatkan Laporan Hasil Audit KAP atas Laporan Keuangan (LK) Satker BLU, untuk 5 tahun terakhir atau CHR/PIPK untuk satker/unit kerja Non BLU
2. Rekapitulasikan perolehan Opini KAP atas LK Satker BLU, dalam 5 tahun terakhir atau permasalah pada CHR/PIPK untuk satker/unit kerja Non BLU
3. Dalam hal Opini KAP atas LK Satker BLU bukan WTP, uraikan penyebab/penjelasan/pengecualian/ ketidakwajaran tersebut atau CHR/PIPK untuk satker/unit kerja Non BLU
4. Dapatkan Laporan hasil Audit KAP atas Sistem Pengendalian Intern (SPI), atau CHR/PIPK untuk satker/unit kerja Non BLU untuk 5 tahun terakhir
5. Uraikan secara ringkas substansi tiap butir temuan dalam Laporan hasil audit KAP atau CHR/PIPK untuk satker/unit kerja Non BLU
6. Uraikan secara ringkas penyebab tiap butir temuan dalam Laporan hasil audit KAP atau CHR/PIPK untuk satker/unit kerja Non BLU
7. Lakukan analisis apakah terdapat penyebab temuan yang berulang dalam 5 tahun terakhir
8. Berdasarkan hasil analisis pada butir 7 di atas, identifikasi subunsur SPIP yang terkait dengan penyebab temuan berulang tersebut
9. Susun simpulan atas langkah kerja 1 sampai dengan 8 sesuai kriteria skor pada Kertas Kerja LEAD III
10. Isikan simpulan di atas pada KK LEAD III
11. Tuangkan hasil pengujian ke dalam Laporan Hasil Penilaian Mandiri Maturitas SPIP

B. PENJAMINAN KUALITAS
Langkah Kerja
1. Dapatkan Laporan Hasil Penilaian Mandiri Maturitas SPIP
2. Dapatkan kertas kerja komponen pencapaian tujuan Keandalan Pelaporan Keuangan (KK 5 dan KK LEAD III), beserta data dukung kertas kerja tersebut
3. Lakukan validasi atas hasil Penilaian Mandiri Maturitas SPIP komponen pencapaian tujuan Keandalan Pelaporan Keuangan dengan melakukan langkah kerja nomor 2 sampai dengan 11 pada langkah kerja P
4. Berdasarkan langkah kerja di atas, lakukan validasi atas simpulan pada Kertas Kerja LEAD III
5. Susun pernyataan bahwa proses dan hasil penilaian mandiri telah dilakukan Penjaminan Kualitas oleh APIP
6. Buat Laporan Hasil Penjaminan Kualitas
PENILAIAN MATURITAS PENYELENGGARAAN SPIP
Unit Kerja/Satuan Kerja/…
Periode Penilaian 01 Juli 20XX-1 sampai dengan 30 Juni 20XX
Indeks KK No. :
KERTAS KERJA PENILAIAN PENCAPAIAN TUJUAN SPIP
Disusun oleh/Tanggal :
TUJUAN 3: PENGAMANAN ASET NEGARA
Direviu oleh/Tanggal :
KK 7 - PENILAIAN PENCAPAIAN TUJUAN PENGAMANAN ASET NEGARA
Disetujui oleh/Tanggal :

Parameter T T-1 T-2 T-3 T-4 Analisis PM Analisis PK Analisis PM SPIP-T


I Keamanan Administrasi WTP/WTP DPP/WDP/Tidak WTP/WTP DPP/WDP/Tidak WTP/WTP DPP/WDP/Tidak WTP/WTP DPP/WDP/Tidak WTP/WTP DPP/WDP/Tidak Wajar/Disclaimer
(Hasil Audit Wajar/Disclaimer Wajar/Disclaimer Wajar/Disclaimer Wajar/Disclaimer
BMN/Inventarisasi Penyebab Opini Tidak WTP: Penyebab Opini Tidak WTP: Penyebab Opini Tidak WTP: Penyebab Opini Tidak WTP: Penyebab Opini Tidak WTP: 1. Analisis berdasarkan kriteria skor indikator 1. Analisis berdasarkan 1. Analisis
BMN/Revaluasi BMN) … … … … … pencapaian tujuan Kemanan Administrasi; kriteria skor indikator berdasarkan kriteria
2. Identifikasi subunsur SPIP yang terkait dengan pencapaian tujuan Kemanan skor indikator
penyebab catatan tersebut. Administrasi; pencapaian tujuan
Catatan terkait Aset (jika ada): Catatan terkait Aset (jika ada): Catatan terkait Aset (jika ada): Catatan terkait Aset (jika ada): Catatan terkait Aset (jika ada):
2. Identifikasi subunsur SPIP Kemanan
… … … … …
yang terkait dengan penyebab Administrasi;
catatan tersebut. 2. Identifikasi
subunsur SPIP yang
II Keamanan Hukum Catatan atau Temuan terkait Catatan atau Temuan terkait Catatan atau Temuan terkait Catatan atau Temuan terkait Catatan atau Temuan terkait Kepemilikan Aset: 1. Analisis berdasarkan kriteria skor indikator 1. Analisis berdasarkan 1. Analisis
Sengketa Hukum (data Kepemilikan Aset: Kepemilikan Aset: Kepemilikan Aset: Kepemilikan Aset: pencapaian tujuan Keamanan Hukum; kriteria skor indikator berdasarkan kriteria
dari Investigasi dan … … … … … 2. Identifikasi subunsur SPIP yang terkait dengan pencapaian tujuan Keamanan skor indikator
Bagi Keu/BMN penyebab catatan/temuan tersebut. Hukum; pencapaian tujuan
2. Identifikasi subunsur SPIP Keamanan Hukum;
Satker/Unit Kerja )
yang terkait dengan penyebab 2. Identifikasi
catatan/temuan tersebut. subunsur SPIP yang
III Keamanan Fisik (CHR ) Persentase BMN dalam Persentase BMN dalam Persentase BMN dalam Persentase BMN dalam Persentase BMN dalam kondisi aman dan 1. Analisis berdasarkan kriteria skor indikator 1. Analisis berdasarkan 1. Analisis
kondisi aman dan berfungsi kondisi aman dan berfungsi kondisi aman dan berfungsi kondisi aman dan berfungsi berfungsi baik: pencapaian tujuan Keamanan Fisik; kriteria skor indikator berdasarkan kriteria
baik: baik: baik: baik: (Jumlah BMN dalam kondisi "baik" 2. Identifikasi subunsur SPIP yang terkait dengan pencapaian tujuan Keamanan skor indikator
(Jumlah BMN dalam kondisi (Jumlah BMN dalam kondisi (Jumlah BMN dalam kondisi (Jumlah BMN dalam kondisi dibandingkan dengan jumlah total BMN dalam penyebab kondisi yang tidak optimal tersebut. Fisik; pencapaian tujuan
"baik" dibandingkan dengan "baik" dibandingkan dengan "baik" dibandingkan dengan "baik" dibandingkan dengan Laporan BMN) 2. Identifikasi subunsur SPIP Keamanan Fisik;
jumlah total BMN dalam jumlah total BMN dalam jumlah total BMN dalam jumlah total BMN dalam yang terkait dengan penyebab 2. Identifikasi
Laporan BMN) Laporan BMN) Laporan BMN) Laporan BMN) kondisi yang tidak optimal subunsur SPIP yang
tersebut. terkait dengan
penyebab kondisi
yang tidak optimal
tersebut.

Simpulan:
Berdasarkan hasil analisis dokumen ...
Dari sisi keamanan administrasi ...
Dari sisi pengamanan hukum ...
Dari sisi pengamanan fisik ...
Capaian komponen pencapaian tujuan Pengamanan Barang Milik Negara adalah:
PM PK PM SPIP-T
1 Keamanan Administrasi A B B
2 Keamanan Fisik B B C
3 Keamanan Hukum C B D

Gradasi Nilai ADMINISTRASI (NON BLU) ADMINISTRASI FISIK HUKUM


Hasil Reviu PIPK Andal/Tidak WTP min. 5x berturut, tidak ada Selama 5 Tahun, 100% BMN berfungsi baik dan selama 5th tidak terdapat aset bermasalah hukum
ada temuan/permasalahan BMN catatan terkait aset aman
berulang dalam 5 tahun terakhir
A
Hasil Reviu PIPK Andal/Tidak WTP min. 3x berturut, tidak ada Selama 3 Tahun, 100% BMN berfungsi baik dan selama 3th tidak ada aset bermasalah hukum
ada temuan/permasalahan BMN catatan terkait aset aman
berulang dalam 4 tahun terakhir
B
Hasil Reviu PIPK Andal/Tidak WTP min. 1x, masih ada catatan Selama 1 Tahun terakhir, 100% BMN berfungsi selama 2th tidak ada aset bermasalah hukum
ada temuan/permasalahan BMN terkait aset baik dan aman
berulang dalam 3 tahun terakhir
C
Hasil Reviu PIPK Andal/Tidak WDP/terdapat catatan terkait 75-99% BMN/D berfungsi baik dan aman terdapat aset bermasalah hukum namun tidak
ada temuan/permasalahan BMN aset, mempengaruhi opini BPK
berulang dalam 2 tahun terakhir
D
Hasil Reviu PIPK Tidak Tidak Memberikan <75% BMN/D berfungsi baik dan aman terdapat aset bermasalah hukum yang
Andal/Masih ada temuan hasil Pendapat/Tidak Wajar mempengaruhi opini BPK
pemeriksaan dan/terdapat catatan terkait
E aset
(a)Identifikasi opini KAP/CHR terhadap Laporan Keuangan Itjen/Audit BMN, Inventarisasi BMN/Revaluasi BMN/Informasi dari Bagian Keuangan/BMN satuan kerja/unit

3. PENGAMANAN ASET NEGARA

TUJUAN
Menilai pengamanan aset pada organisasi yang menjadi obyek penilaian.

A. PENILAIAN MANDIRI
Langkah Kerja
1. Dapatkan Laporan Hasil Audit KAP atas Laporan Keuangan (LK) Satker BLU, dan/atau Laporan Keuangan Itjen/Audit BMN, Inventarisasi BMN/Revaluasi BMN/Informasi dari Bagian Keuangan/BMN untuk satker/unit kerja Non BLU untuk 5 tahun terakhir
2. Rekapitulasikan opini Hasil Audit KAP atas Laporan Keuangan (LK) Satker BLU, dan/atau Laporan Keuangan Itjen/Audit BMN, Inventarisasi BMN/Revaluasi BMN/Informasi dari Bagian Keuangan/BMN untuk satker/unit kerja Non BLU untuk 5 tahun terakhir
3. Dalam hal Opini KAP atas LK Satker BLU bukan WTP, uraikan penyebab/penjelasan/pengecualian/ ketidakwajaran tersebut dan/atau Laporan Keuangan Itjen/Audit BMN, Inventarisasi BMN/Revaluasi BMN/Informasi dari Bagian Keuangan/BMN untuk satker/unit kerja Non BLU
4. Identifikasi Opini KAP/CHR dan/atau Laporan Keuangan Itjen/Audit BMN, Inventarisasi BMN/Revaluasi BMN/Informasi dari Bagian Keuangan/BMN untuk satker/unit kerja Non BLU
5. Berdasarkan hasil analisis pada butir 4 di atas, identifikasi subunsur SPIP yang terkait dengan catatan tersebut
6. Dapatkan Laporan hasil Audit KAP atas Sistem Pengendalian Intern (SPI) dan/atau Laporan Keuangan Itjen/Audit BMN, Inventarisasi BMN/Revaluasi BMN/Informasi dari Bagian Keuangan/BMN untuk satker/unit kerja Non BLU untuk 5 tahun terakhir
7. Uraikan secara ringkas substansi tiap butir temuan terkait BMN (jika ada)
8. Uraikan secara ringkas penyebab tiap butir temuan terkait BMN (jika ada)
9. Lakukan analisis apakah terdapat temuan terkait kepemilikan BMN dalam 5 tahun terakhir
10. Berdasarkan hasil analisis pada butir 9 di atas, identifikasi subunsur SPIP yang terkait dengan penyebab temuan tersebut
11. Dapatkan laporan terkait kondisi BMN
12. Hitung persentase BMN dalam kondisi "baik" dibandingkan dengan jumlah total BMN
13. Berdasarkan hasil perhitungan pada butir 12 di atas, dalam hal kondisi BMN belum 100% baik, dapatkan informasi mengenai penyebab kondisi tersebut, serta upaya tindak lanjut yang dilakukan entitas atau upaya entitas untuk meminimalisasi dampaknya
14. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari langkah pada butir 13, identifikasi subunsur SPIP yang terkait kondisi BMN/D tersebut
15. Susun simpulan atas langkah kerja 1 sampai dengan 14 sesuai kriteria skor pada Kertas Kerja LEAD III
16. Isikan simpulan di atas pada KK LEAD III
17. Tuangkan hasil pengujian ke dalam Laporan Hasil Penilaian Mandiri Maturitas SPIP

B. PENJAMINAN KUALITAS
Langkah Kerja
1. Dapatkan Laporan Hasil Penilaian Mandiri Maturitas SPIP
2. Dapatkan kertas kerja komponen pencapaian tujuan Pengamanan Aset Negara (KK 6 dan KK LEAD III), beserta data dukung kertas kerja tersebut
3. Lakukan validasi atas hasil Penilaian Mandiri Maturitas SPIP komponen pencapaian tujuan Pengamanan Aset Negara dengan melakukan langkah kerja nomor 2 sampai dengan 17 pada langkah kerja Penilaian Mandiri
4. Berdasarkan langkah kerja di atas, lakukan validasi atas simpulan pada Kertas Kerja LEAD III
5. Susun pernyataan bahwa proses dan hasil penilaian mandiri telah dilakukan Penjaminan Kualitas oleh APIP
6. Buat Laporan Hasil Penjaminan Kualitas
PENILAIAN MATURITAS PENYELENGGARAAN SPIP
Unit Kerja/Satuan Kerja …
Periode Penilaian 01 Juli 20XX-1 sampai dengan 30 Juni 20XX
KERTAS KERJA PENILAIAN PENCAPAIAN TUJUAN SPIP Indeks KK No. :
TUJUAN 4: KETAATAN PADA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Disusun oleh/Tanggal :
KK 8 - PENILAIAN PENCAPAIAN TUJUAN KETAATAN PADA PERATURAN PERUNDANG- Direviu oleh/Tanggal :
UNDANGAN Disetujui oleh/Tanggal :
N Parameter T T-1 T-2 T-3 T-4 Analisis (PM) Analisis (PK) Analisis (PM SPIP-T)
oI Temuan Ketidakpatuhan dalam LHP BPK/ITJEN/BPKP
a Ringkasan … … … … … 1. Analisis berdasarkan kriteria skor 1. Analisis berdasarkan kriteria 1. Analisis berdasarkan
(uraikan secara ringkas … … … … … indikator pencapaian tujuan terkait skor indikator pencapaian kriteria skor indikator
substansi tiap butir temuan … … … … … Temuan Ketidakpatuhan dalam LHP tujuan terkait Temuan pencapaian tujuan terkait
BPK/Itjen/BPKP) BPK-RI; Ketidakpatuhan dalam LHP Temuan Ketidakpatuhan
2. Identifikasi subunsur Struktur dan BPK-RI; dalam LHP BPK-RI;
Proses SPIP yang terkait dengan 2. Identifikasi subunsur Struktur 2. Identifikasi subunsur
… … … … … penyebab temuan tersebut. dan Proses SPIP yang terkait Struktur dan Proses SPIP
dengan penyebab temuan yang terkait dengan
tersebut. penyebab temuan
tersebut.
b Penyebab … … … … …
(uraikan secara ringkas … … … … …
penyebab tiap butir … … … … …
temuan temuan BPK-
RI/Itjen/BPKP) … … … … …

II Keterjadian Tindak Pidana Korupsi


(Uraikan secara ringkas keterjadian tindak pidana korupsi yang terkait entitas)
1. …
2. ...

Subunsur SPIP yang terkait dengan penyebab temuan tersebut adalah …

Simpulan

Capaian komponen pencapaian tujuan Ketaatan terhadap Perundang-undangan adalah:
PM PK PM SPIP-T
1 Temuan Ketidakpatuhan dalam LHP BPK/ITJEN/BPKP B C D
2 Keterjadian Korupsi Tidak Tidak Ya

Keterangan : A Ya jumlah temuan ketidakpatuhan ≤5 selama 4th berturut dan tidak mempengaruhi opini;
B Tidak jumlah temuan ketidakpatuhan ≤5 selama 3th berturut dan tidak mempengaruhi opini
C jumlah temuan ketidakpatuhan ≤5 selama 2th berturut dan tidak mempengaruhi opini;
D jumlah temuan ketidakpatuhan ≤5 dalam TA terakhir dan tidak mempengaruhi opini;
E jumlah temuan ketidakpatuhan >5 dalam TA terakhir.

4. KETAATAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

TUJUAN
Menilai ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan pada organisasi yang menjadi obyek penilaian.

A. PENILAIAN MANDIRI
Langkah Kerja
1. Dapatkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK, BPKP, Itjen atas Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan, untuk 4 tahun terakhir
2. Rekapitulasikan temuan BPK, BPKP, Itjen atas Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan, dalam 4 tahun terakhir
3. Uraikan secara ringkas substansi tiap butir temuan Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan
4. Uraikan secara ringkas penyebab tiap butir temuan Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan
5. Lakukan analisis apakah terdapat temuan Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan dengan penyebab yang signifikan yang dapat memengaruhi opini KAP dalam 4 tahun terakhir
6. Berdasarkan hasil analisis pada butir 5 di atas, identifikasi subunsur SPIP yang terkait dengan penyebab temuan signifikan yang dapat memengaruhi opini KAP tersebut
7. Susun simpulan atas langkah kerja 1 sampai dengan 6 sesuai kriteria skor pada KK LEAD III
8. Isikan simpulan di atas pada KK LEAD III
9. Tuangkan hasil pengujian ke dalam Laporan Hasil Penilaian Mandiri Maturitas SPIP

B. PENJAMINAN KUALITAS
Langkah Kerja
1. Dapatkan Laporan Hasil Penilaian Mandiri Maturitas SPIP
2. Dapatkan kertas kerja komponen pencapaian tujuan Ketaatan terhadap Peraturan Perundang-undangan (KK 7 dan KK LEAD III), beserta data dukung kertas kerja tersebut
3. Lakukan validasi atas hasil Penilaian Mandiri Maturitas SPIP komponen pencapaian tujuan Ketaatan terhadap Peraturan Perundang-undangan dengan melakukan langkah kerja nomor 2 sampai dengan 8 pada langkah kerja Penilaian Mandiri
4. Berdasarkan langkah kerja di atas, lakiukan validasi atas simpulan pada kertas kerja LEAD III
5. Susun pernyataan bahwa proses dan hasil penilaian mandiri telah dilakukan Penjaminan Kualitas oleh APIP
6. Buat Laporan Hasil Penjaminan Kualitas

Anda mungkin juga menyukai