Anda di halaman 1dari 26

17 September 2018

LAPORAN SPIP
SEKRETARIAT DIREKTORAT
JENDERAL PERKERETAAPIAN
KONTEN

1. PENDAHULUAN SPIP
2. PENYELENGGARAAN SPIP
3. PENILAIAN RESIKO
4. KESIMPULAN
PENDAHULUAN SPIP
3
Dasar Hukum SPIP
• Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah (Lembaran Negara RI Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor
4614);
• Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(Lembaran Negara RI- Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara -RI Nomor 4890);
• Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembar Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
• Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembar
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);
• Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Perhubungan (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
1844);
• Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 25 Tahun 2018 tentang Tata Cara
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Kementerian
Perhubungan.
Tujuan SPIP
Menyampaikan Peta Resiko yang akan timbul dalam melaksanakan
kegiatan kepada seluruh pimpinan dan pegawai di lingkungan
1 Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian dan tata cara
pengendalian resiko yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan di
Penyelenggaraan SPIP Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian
secara umum
Mendorong pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan
bertujuan untuk
membangun kontrol
2 Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian yang lebih
optimal sehingga setiap kegiatan terlaksana sesuai dengan
dan evaluasi setiap ketentuan yang berlaku dengan efektif dan efisien, transparan
dan akuntabel dalam pencapaian tujuan instansi;
penyelenggaraan
kegiatan-kegiatan 3 Mewujudkan implementasi reformasi birokrasi di lingkungan
Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian;
lingkup perhubungan

Menyediakan Standar Operasional Prosedur (SOP) pengendalian


4 kegiatan di Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian.
Ruang Lingkup SPIP

Pelaksanaan Penilaian Risiko


penilaian mencakup Pemantauan
Kegiatan Informasi dan
efektivitas identifikasi Pengendalian
Pengendalian; Komunikasi;
lingkungan resiko dan Intern.
pengendalian; analisa resiko;
PENYELENGGARAAN SPIP

7
Penyelenggaraan SPIP

Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Sekretariat Direktorat


Jenderal Perkeretaapian diawali dengan pembentukan Tim Satuan Tugas Pelaksana
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Sekretariat Direktorat
Jenderal Perkeretaapian Melalui Surat Keputusan Sekretaris Direktorat Jenderal
Perkeretaapian Nomor : HK.107/24/K1/DJKA/VI/2018 tanggal 7 Juni 2018.
Kegiatan yang dilakukan dalam
penilaian resiko
No Bagian Nama Kegiatan
Bagian Perencanaan
1 Subbag Rencana Penyusunan Reviu Rencana Strategis Ditjen
Perkeretaapian 2015-2019
2 Subbag Rencana Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
(RKA)
3 Subbag Evaluasi dan Pelaporan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP) Eselon I Ditjen
Perkeretaapian
Kegiatan yang dilakukan dalam
penilaian resiko
No Bagian Nama Kegiatan
Bagian Keuangan
1 Subbag Pelaksanaan Anggaran Pemrosesan Revisi Anggaran di Lingkungan
Ditjen Perkeretaapian
2 Subbag Perbendaharaan dan Revaluasi Barang Milik Negara (BMN)
Barang Milik Negara
3 Subbag Verifikasi Anggaran Penyusunan Laporan Keuangan Eselon I
Ditjen Perkeretaapian
Kegiatan yang dilakukan dalam
penilaian resiko
No Bagian Nama Kegiatan
Bagian Hukum
1 Subbag Peraturan Perundang- Pemrosesan Revisi Anggaran di Lingkungan
undangan dan Jaringan Ditjen Perkeretaapian
Dokumentasi Hukum
2 Publikasi di Media Sosial Revaluasi Barang Milik Negara (BMN)
3 Subbag Hubungan Masyarakat Penyusunan Laporan Keuangan Eselon I
dan Kerja Sama Luar Negeri Ditjen Perkeretaapian
Kegiatan yang dilakukan dalam
penilaian resiko
No Bagian Nama Kegiatan
Bagian Kepegawaian
1 Subbag Kepegawaian dan Penyusunan Formasi PNS Direktorat
Jenderal Perkeretaapian
Organisasi
2 Subbag Tata Usaha Pengelolaan Arsip Elektronik
3 Kegiatan Tes/Uji Narkoba (P4GN) Pada Unit
Subbag Rumah Tangga Kerja Balai di Lingkungan Ditjen
Perkeretaapian
PENILAIAN RESIKO
Lingkungan Pengendalian Sekretariat
Direktorat Jenderal Perkeretaapian
Metode penilaian perpsepsi pada setiap unsur tersebut dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang berisi
81 pertanyaan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) di Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Penilaian
terhadap efektivitas lingkungan pengendalian dilakukan dengan menilai persepsi pada setiap unsur, yaitu:

Pendelegasian
Penegakan Komitmen Kepemimpina
wewenang
integritas dan terhadap n yang
dan tanggung
nilai etika; kompetensi; kondusif;
jawab;

Pembentukan
Perwujudan
struktur Hubungan
Pembinaan peran aparat
organisasi kerja yang
SDM; pegawasan
yang sesuai baik.
yang efektif;
kebutuhan;
Kelemahan Lingkungan Pengendalian
1. Pegawai telah memperoleh penghargaan yang 6. Instansi telah mempunyai kebijakan dan
sepadan dengan prestasi kerjanya; prosedur pengelolaan SDM;
2. Media organisasi (majalah/buletin internal, 7. Instansi telah memiliki system penilaian
papan pengumuman, situs resmi, dan lain-lain) kinerja dan system penghargaan (reward)
telah menginformasikan pelaksanaan aturan yang di dokumentasikan;
perilaku oleh para pegawai; 8. Sistem penilaian kinerja dan system
3. Pelatihan yang memadai selalu dilakukan penghargaan (reward) tersebut telah
sebelum pegawai menduduki posisi penting; diterapkan sesuai ketentuan;
4. Instansi telah memiliki rencana kaderisasi staf 9. Instansi telah memberikan berbagai
yang kompeten untuk menduduki posisi-posisi penghargaan atas kinerja dan produktivitas
penting; pegawai/unit kerja.
5. Batasan kewenangan telah diverifikasi dan diuji;

Sumber: Hasil Kuisioner


Rencana Tindak Perbaikan

Pegawai telah memperoleh penghargaan yang sepadan


dengan prestasi kerjanya;
1. Penegakan
Integritas
dan Nilai Media organisasi (majalah/bulletin internal, papan
Etika pengumuman, situs resmi, dan lain-lain) telah
menginformasikan pelaksanaan aturan perilaku oleh para
pegawai.
Rencana Tindak Perbaikan
Pelatihan yang memadai selalu dilakukan sebelum pegawai
2. Komitmen menduduki posisi penting;
Terhadap
Kompetensi
Instansi telah memiliki rencana kaderisasi staf yang kompeten
untuk menduduki posisi-posisi penting.

3. Pendelegasian
Wewenang dan Batasan kewenangan telah diverifikasi dan diuji.
Tanggung Jawab
yang Tepat
Rencana Tindak Perbaikan
Instansi telah mempunyai kebijakan dan prosedur pengelolaan SDM;

4. Penyusunan
Instansi telah memiliki sistem penilaian kinerja dan sistem penghargaan
dan Penerapan (reward) yang didokumentasikan;
Kebijakan Yang
Sehat Tentang Sistem penilaian kinerja dan sistem penghargaan (reward) tersebut telah
Pembinaan diterapkan sesuai ketentuan;
Sumber Daya
Manusia Instansi telah memberikan berbagai penghargaan atas kinerja dan
produktivitas pegawai/unit kerja.
KESIMPULAN
KESIMPULAN
1. Berdasarkan rekapan hasil kuesioner CEE sebagaimana yang ada di Lampiran A, diperoleh penilaian yang berkategori kurang memadai yaitu kegiatan Penegakan
Integritas dan Nilai Etika, Komitmen Terhadap Kompetensi, Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat dan Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang
Sehat Tentang Pembinaan Sumber Daya;
2. Dengan adanya kelemahan lingkungan pengendlian tersebut, sehingga perlu dilakukan tindak perbaikan sebagai berikut :
a. Prioritas untuk ikut dalam assesment dan promosi jabatan serta melakukan penilaian terhadap prestasi kerja untuk kenaikan pangkat kepada pegawai yang berprestasi
sebagai contoh adalah mengusulkan pegawai yang berprestasi untuk ikut test peningkatan kompetensi (beasiswa program STAR, diklat kepemimpinan, dilat
kompetensi);
b. Media penyampaian untuk menyebarkan informasi terkait aturan perilaku kepada seluruh pegawai melalui surat edaran kepada seluruh pegawai;
c. Untuk menduduki posisi penting pada jabatan teknis tertentu diberikan juga pendidikan dan pelatihan berupa :
1) Diklat penguji sarana dan prasarana perkeretaapian;
2) Diklat inspektur perkeretaapian;
3) Diklat auditor perkeretaapian;
4) Diklat teknis lainnya.
d. Penyusunan program kerja terkait kaderisasi yang meliputi pengusulan diklat, assessment dan promosi jabatan yang diterapkan sesuai dengan kompetensi/kualifikasi,
pangkat dan golongan serta prestasi kerja terhadap pegawai yang akan menduduki posisi penting tertentu;
e. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab di lingkungan Kementerian Perhubungan diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan nomor PM. 2 Tahun 2015
tentang Wewenang, Pendelegasian Wewenang Dan Pemberian Kuasa Bidang Kepegawaian di Lingkungan Kementerian Perhubungan. Selain itu, pendelegasian
wewenang memperhatikan juga tugas dan fungsi serta job description pegawai terhadap batasan pendelegasian wewenang tersebut akan dilakukan verifikasi dan diuji
secara berkala dan pemberian kewenangan dilengkapi dengan laporan;
KESIMPULAN
f. Melakukan sosialisasi berkelanjutan kepada seluruh pegawai terkait kebijakan dan prosedur pengelolaan SDM antara lain :
1) PP No. 11 Tahun 2011 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil;
2) PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS;
3) PM No. 99 Tahun 2011 tentang Kode Etik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Perhubungan
4) PM No. 91 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penilaian Prestasi Kerja PNS di lingkungan Kementerian Perhubungan;
5) PM No. 90 Tahun 2014 tentang Hari dan Jam Kerja di Lingkungan Kementerian Perhubungan;
6) PM No. 114 Tahun 2016 tentang Peta Jabatan dan Uraian Jenis Kegiatan Jabatan di lingkungan Ditjen Perkeretaapian.
g. Pengisian secara online terhadap penilaian prestasi kerja oleh masing-masing pegawai pada aplikasi penilaian prestasi dan perhitungan kinerja
pegawai (AP2KP) Kementerian Perhubungan;
h. Sistem penilaian kinerja dan sistem penghargaan (reward) belum diterapkan sesuai ketentuan dengan mengacu PM No. 91 Tahun 2013 tentang
Tata Cara Penilaian Prestasi Kerja PNS di lingkungan Kementerian Perhubungan;
i. Pemberian tunjangan kinerja masing-masing pegawai sesuai dengan tingkat kinerja dan disiplin pegawai, pemberian honorarium lembur kepada
pegawai berdasarkan tambahan jam kerja yang melebihi standar waktu kerja, mempercepat proses penanganan pengaduan terkait dengan
kepegawaian serta melakukan mutasi pegawai sebagai bentuk penghargaan dan hukuman.
3. Para pejabat struktural di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian melaksanakan 12 kegiatan yang masing-masing memiliki resiko
dan telah disusun kebijakan pengendalian sebanyak 12 pengendalian SPIP.
TERIMAKASIH
LAMPIRAN
KESIMPULAN
KESIMPULAN
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai