Anda di halaman 1dari 47

1

PERMEN PERMEN PERMEN


PP No. PERPRES No. PUPR No. PUPR No.
PUPR No.
60/2008 135/2018 20/PRT/M/ 03/PRT/M/ 05/PRT/M/
2018 2019 2019

tentang tentang
tentang tentang Penyelenggaraan tentang Organisasi Organisasi dan
Sistem Kementerian Sistem dan Tata Kerja Tata Kerja Unit
Pekerjaan Pengendalian Intern Kementerian Pelaksana Teknis
Pengendalian
Umum dan Pemerintah di Pekerjaan Umum Kementerian
Intern dan Perumahan
Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum
Pemerintah Pekerjaan Umum Rakyat dan Perumahan
Rakyat dan Perumahan Rakyat
Rakyat

2
5
1 6
2 7
3 8
4 9 3
3 • Penyusunan mekanisme penyusunan HPS per Unit Kerja
Kompetensi

6
• Penyusunan SOP persetujuan RPB oleh Dirjen Cipta
Karya (Konstruksi >100 M, Konsultansi >10 M)

• Pemetaan risiko pada Pengurusan Rumah Negara golongan


III
• Pemetaan risiko pada tahapan pelaksanaan per Unit Kerja

7
Kompetensi

• Sudah disusunnya SK Direktur


Jenderal Cipta Karya tentang
Pembentukan Unit Kepatuhan
Internal
Direktorat Jenderal Cipta Karya
• Sudah disusunnya SK Direktur
Jenderal Cipta Karya tentang
Pembentukan Tim Sekretariat Unit
Kepatuhan Internal di Direktorat
Jenderal Cipta Karya
4



3 • Belum ada standar/acuan untuk penentuan HPS kegiatan yang sejenis;
• Terindikasi HPS disusun belum berdasarkan standar/acuan (seperti: indeks lokasi,
indeks mutu/SNI);
• Belum adanya keseragaman metoda penentuan biaya material, peralatan dan
tenaga kerja tingkat nasional dan daerah.

• Disusun standar penentuan HPS;


• Melakukan kontrol harga pasar untuk memperkiraan HPS;
• Menyusun peta risiko penentuan HPS pada tiap unit kerja kompetensi;
• Disusun metode perhitungan (indeks lokasi, indeks mutu/SNI);
• Disusun metode penentuan biaya material, peralatan dan tenaga kerja;
• Mempublikasikan secara resmi informasi biaya/harga satuan oleh
Kementerian/Lembaga dan Permerintah Daerah (Dalam proses penyusunannya
diperlukan kesepakatan dengan stakeholder terkait, termasuk asosiasi).

5
3
Penanggung Jawab Pengendalian : Direktur Teknis Terkait
Penanggung Jawab Proses Mekanisme: Kepala Balai PPW

1. Tim perencana menyusun HPP mengacu pada Harga Satuan


yang berlaku di wilayahnya

2. PPK bertanggung jawab atas hasil penyusunan dan usulan HPS

3. Verifikasi 4. Verifikasi 5. Verifikasi dan


Validasi 6. HPS
HPS tahap 1 HPS tahap 2 kewajaran HPS disahkan oleh
oleh Kasatker oleh Kabalai oleh Unit Kerja pihak PPK
Kompetensi

6
Unit Organisasi: Direktorat Jenderal Cipta Karya
3
SISTEM PENGENDALIAN YANG
RISIKO ADA LEVEL
SASARAN ORGANISASI LEVEL KEMUNGKINAN LEVEL DAMPAK
URAIAN SISTEM EFEKTI RESIKO
KEJADIAN *PENYEBAB DAMPAK
NO PENGENDALIAN FITAS
Sasaran Harga Perkiraan Pelaksanaan Belum sepenuhnya
1. Meningkatnya dukungan Sendiri HPS/OE pekerjaan tidak sesuai dilakukan kontrol terhadap
layanan infrastruktur dasar; terlalu Belum ada standar yang dipersyaratakan/ HPS dan pemeriksaan HPS Tidak Sangat
1 4 Sering 4 Signifikan 16
murah/mahal, penetapan HPS. nilai kontrak terlalu yang berjenjang (validasi Efektif Tinggi
2. Meningkatnya cakupan bervariasi antar murah/mahal (melebihi kasatker/ kabalai dan unit
pelayanan dan akses kegiatan * / kurang dari standar) kerja kompetensi terkait).
permukiman yang layak; Belum sepenuhnya
Dokumen DED
dilakukan pemeriksaan DED
3. Pencapaian target 100% pekerjaan tidak Perencanaan Keterlambatan lingkup
yang berjenjang dari level
pelayanan air minum bagi memenuhi Dokumen DED tidak pekerjaan dan output Tidak Sangat Sangat
2 staf perencana, PPK hingga 5 3 Sedang 15
seluruh penduduk Indonesia persyaratan memenuhi pekerjaan yang Efektif Sering Tinggi
Kasatker. Serta selalu
pada akhir periode (perlu review kualifikasi. kurang berkualitas
koordinasi dengan pejabat
perencanaan; DED)
struktural
Belum sepenuhnya
4. Pengentasan Permukiman Dokumen KAK dilakukan pemeriksaan KAK
Kumuh Perkotaan; Dokumen KAK
pekerjaan tidak Lelang mengalami yang berjenjang dari level
belum mengikuti Tidak
3 memenuhi keterlambatan dan staf perencana, PPK hingga 4 Sering 3 Sedang 12 Tinggi
5. Peningkatan akses peraturan. Efektif
persyaratan berpotensi sanggah. Kasatker. Serta selalu
penduduk terhadap sanitasi koordinasi dengan pejabat
layak menjadi 100% pada struktural
tingkat kebutuhan dasar;
Satker atau Unit Kerja
6.Peningkatan keamanan dan Peminat/ pendaftar terkait belum membuat
keselamatan bangunan kurang atau tidak rincian tentang kompleksitas
gedung di kawasan perkotaan. Lelang ulang
ada yang memenuhi pekerjaan terkait dengan
menyebabkan Tidak
4 Lelang ulang * persyaratan karena jadwal pelelangan 4 Sering 3 Sedang 12 Tinggi
keterlambatan mulai Efektif
spesifikasi yang (khususnya pada tahapan
pekerjaan
ditetapkan terlalu pengumuman pra-kualifikasi
tinggi. dan pemasukan dokumen
penawaran).

7
Unit Organisasi: Direktorat Jenderal Cipta Karya
3
SISTEM PENGENDALIAN YANG
RISIKO ADA LEVEL LEVEL LEVEL
SASARAN ORGANISASI KEMUNGKINAN
URAIAN SISTEM EFEKTIF DAMPAK RESIKO
KEJADIAN *PENYEBAB DAMPAK
NO PENGENDALIAN ITAS
Keterlambatan Belum sepenuhnya
pengumuman Keterlambatan dilakukan monitoring oleh Kurang Kadang- Modera
5 KAK/RAB belum siap 3 3 Sedang 9
pengadaan barang/ pelaksanaan pekerjaan Kasatker terkait dengan Efektif kadang t
jasa * perencanaan PBJ
Direksi/PPK/Tim Teknis
belum sepenuhnya
Tenaga ahli
melaporkan kepada
pelaksana pekerjaan Kurang tegasnya
Berkurangnya kualitas inspektorat jenderal terkait Kurang Kadang- Modera
6 tidak sesuai dengan sanksi bagi penyedia 3 3 Sedang 9
output pekerjaan penyedia jasa yang Efektif kadang t
dokumen penawaran jasa
melanggar aturan/ tidak
**
menjalankan dokumen
penawaran

Indikasi Kolusi Calon Kompetisi tidak sehat


Minimnya Pokja belum sepennuhnya
penyedia jasa dalam sehingga menghasilkan Kurang Kadang- Modera
7 pengawasan dari berkoordinasi dengan ULP 3 3 Sedang 9
proses pengadaan pemenang yang tidak Efektif kadang t
asosiasi penyedia jasa dan asosiasi penyedia jasa
barang dan jasa ** sesuai kriteria

Pokja kurang Pokja berkoordinasi


Dokumen PBJ tidak Pelaksanaan PBJ tidak Kurang
memahami peraturan dengan ULP/UKPBJ Bina Kadang- Modera
8 memenuhi sesuai aturan, berpotensi Efektif 3 2 Signifika 6
pengadaan barang / Konstruksi terkait kadang t
persyaratan * sanggah n
jasa penyusunan dokumen PBJ
Pokja kurang Pelaksanaan PBJ tidak
Proses PBJ tidak memahami peraturan sesuai aturan, berpotensi Pokja berkoordinasi Modera
9 Efektif 2 Jarang 3 Sedang 6
sesuai prosedur * pengadaan barang / sanggah dari peserta dengan ULP t
jasa tender

8






6 • Belum optimalnya penyelenggaraan risk management pada Unit Kerja Kompetensi.

• Menyusun peta risiko pada tiap unit kerja kompetensi;


• Memantau dan melakukan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan Risk Management
pada unit kerja kompetensi oleh Tim UKI.

9
6
PENETAPAN

KONSULTASI
KOMUNIKASI &
KONTEKS

PENILAIAN RISIKO
I D E N T I F I K A S I
R I S I KO

PEMANTAUAN &
ANALISIS
RISIKO

REVIU
EVALUASI
RISIKO

P E N A N G A N A N
RISIKO
10
6
SISTEM PENGENDALIAN YANG
LEVEL
RISIKO ADA LEVEL LEVEL
SASARAN ORGANISASI KEMUNGKINA
URAIAN SISTEM EFEKTIFITA DAMPAK RESIKO
KEJADIAN PENYEBAB DAMPAK N
NO PENGENDALIAN S
Tugas : Pemisahan
Pusat Pengembangan Sarana /Penggabungan Paket
Prasaran Pendidikan, Kegiatan Sekolah & Belum sepenuhnya
Pemaketan Tingginya biaya
Olahraga dan Pasar bertugas Madrasah di lokasi 3T melakukan justifikasi
1 Kegiatan tidak pengendalian dan Tidak Efektif 4 Sering 3 Sedang 12 Tinggi
melaksanakan pembinaan (Terluar, Terdepan, pemaketan dan biaya
efektif. monitoring
teknis dan penyelenggaraan Tertinggal) tidak sesuai pengelolaan
pembangunan sarana dan dengan kondisi
prasarana pendidikan, geografis daerah.
olehraga dan pasar Kurang optimalnya
koordinasi dengan KL
Status aset pihak
Fungsi : Aset mangkrak dan terkait dan Pemerintah
lain / KL yang akan Menghambat dalam Kurang Kadang-
a. Penyiapan penyusunan 2 lokasi geografisnya Daerah, masih ada 3 3 Sedang 9 Moderat
direhabilitasi / pelaksanaan Efektif kadang
perencanaan teknis tersebar disparitas pusat-daerah
dilanjutkan
pengembangan sarana dan sehingga Pemda
prasarana pendidikan, cenderung pasif
olahraga dan pasar Kehadiran direksi
b. Penyiapan penyusunan Hasil Kontruksi lapangan dan pengelola
anggaran dan pembiayaan tidak sesuai dengan Hasil konstruksi yang teknis kurang maksimal
Kurangnya pengawasan
kegiatan; dokumen tidak handal dan dapat sehingga update Kurang
3 dari Direksi/PPK/ Tim 2 Jarang 4 Signifikan 8 Moderat
c. Pelaksanaan pembangunan, perencanaan merugikan kepentingan permasalahan di Efektif
Teknis
pemantauan dan evaluasi teknis/ standar umum lapangan kurang
teknis pelaksanaan; teknis dikendalikan dengan
d. Pengendalian pelaksanaan baik
pembangunan ;
e. penyusunan laporan
pelaksanaan pembangunan Penentuan Obyek Perencana tidak Kompetensi dan
secara berkala; penanganan yang menyampaikan Perubahan lingkup pemahaman lingkup Kurang
4 2 Jarang 4 Signifikan 8 Moderat
f. Pelaksanaan administratif tidak sesuai dengan keseluruhan data obyek pekerjaan tugas perencana kurang Efektif
pusat; kriteria penanganan baik
g. Pelaksanaan tugas lain
yang diberikan oleh DJCK

11
6
SISTEM PENGENDALIAN YANG
LEVEL
RISIKO ADA LEVEL LEVEL
SASARAN ORGANISASI KEMUNGKIN
URAIAN SISTEM EFEKTIFIT DAMPAK RESIKO
KEJADIAN PENYEBAB DAMPAK AN
NO PENGENDALIAN AS
Kurangnya koordinasi
antar pemangku
kepentingan terkait
Lahan belum Pembebasan lahan Menghambat dalam meliputi : Kurang
5 2 Jarang 4 Signifikan 8 Moderat
clean & clear belum terealisasi pelaksanaan kementerian/lembaga Efektif
, pemda dan aparat
penegak hukum
untuk mengeksekusi
- Penanganan
Direksi/PPK/Tim
Ruang lingkup Perencana tidak teliti pekerjaan tidak
Teknis tidak
penanganan dalam merencanakan menyeluruh Kurang
6 membuat pedoman 2 Jarang 3 Sedang 6 Moderat
tidak sesuai ruang lingkup - Perubahan lingkup Efektif
teknis terkait Ruang
kriteria pekerjaan pekerjaan pada saat
Lingkup Penanganan
konstruksi
Komunikasi yang
Pengawasan yang
tidak efektif dengan
TP4D belum Kurangnya dilaksanakan TP4D
pihak TP4D dalam Kadang- Kurang
7 sesuai dengan pengawasan ditingkat kurang maksimal dan Tidak Efektif 3 2 6 Moderat
beberapa kejadian kadang Signifikan
fungsinya yang lebih tinggi kadang menghambat
hanya terkesan
proses pekerjaan
seremonial saja

12
6 • Kementerian Keuangan belum melakukan persetujuan alih status rumah negara
golongan III sejak 2011 (PMK No. 138 Th 2010);
• Belum adanya kewajiban pencatatan rumah negara (HDNo) yang akan alih status
dari golongan II menjadi golongan III;

• Menertibkan pendataan rumah negara golongan III berdasarkan HDNo;


• Memfungsikan peran Balai PPW dalam sistem pengelolaan rumah negara golongan III;
• Menyusun peta risiko pada pengurusan rumah negara golongan III;
• Memantau dan melakukan evaluasi berkala terhadap pengelolaan rumah negara
golongan III oleh Tim UKI;

13
6
SESUAI dg PMK No. 138/2010 dan PMK
Penetapan Status 246/2014
Golongan
Permohonan Alih
Status
Perjanjian Jual
SK Hak Milik
SK GOL III Beli

0 1 2 3 4 5 6 7 8

RN GOL II SIP Gol III


Surat
Surat Pernyataan Persetujuan SK Penetapan Pembayaran cicilan
Pencatatan bersedia menerima Pengalihan Hak harga dari sewa beli 5-20
HDNo RNG II menjadi RNG dari Menteri Menteri PUPR tahun
III dari Menteri PUPR Keuangan*

Surat Persetujuan Alih


Status Penggunaan RNG II
ke RNG III dari Menteri
Keuangan

RNG III menjadi ASET Direktorat Jenderal Cipta Karya,


RNG II
Kementerian PUPR
*Sejak terbitnya ASET K/L
PMK No. 138 Th
2010 proses ini BA-ST LEGENDA:
HDNo: Huruf Daftar Nomor RNG: Rumah Negara Golongan
belum pernah ASET RNG
RN: Rumah Negara BA-ST: Berita Acara Serah Terima
diterbitkan K/L: Kementerian/Lembaga
SIP: Surat Izin Penghunian 14
6
RISIKO SISTEM PENGENDALIAN YANG ADA LEVEL
SASARAN RUMAH LEVEL LEVEL
No MEKANISME EFEKTIVI KEMUNGKI
NEGARA KEJADIAN PENYEBAB DAMPAK DAMPAK RISIKO
PENGENDALIAN TAS NAN
Tugas : 1 Waktu pelayanan a. Belum ada aturan
Melaksanakan penyiapan pada pengurusan tugas dan fungsi Perlunya penyusunan aturan
bahan perumusan Rumah Negara Tidak Sangat Sangat Sangat
Balai PPW dalam Proses terhenti garis koordinasi Direktorat 5 5 25
kebijakan, penyiapan Golongan III Efektif Sering Signifikan Tinggi
pengeloaan Rumah BPB dengan Balai PPW
pelaksanaan kebijakan, melebihi batas Negara
pemberian bimbingan waktu yang diatur
teknis, supervisi, dan dalam Surat a. Penyebaran informasi
penatausahaan rumah Edaran Dirjen b. Berkas melalui sosial media, website,
negara. Cipta Karya Nomor permohonan yang Proses terhenti. leaflet dan brosur Kurang
4 Sering 3 Sedang 12 Tinggi
05/SE/DC/2017. masuk tidak b. Sosialisasi petugas loket Efektif
lengkap; dinas, K/L dan penghuni yang
belum maksimal.
1. Permen PU no. 22/ 2008 ttg
pedoman teknis RN
2. SE Dirjen Cipta Karya no.
Masyarakat 10/2017 ttg Tim
c. Kurangnya
merasa tidak Penatausahaan Rumah
kesadaran unit kerja
terlayani Negara
di daerah (Dinas)
dengan baik 3, Surat Menteri No. Kurang Kadang-
dalam hal pelayanan 3 3 Sedang 9 Moderat
dan timbul HK,02,04/Rn/54 tanggal 19 Efektif kadang
prima pada
pengaduan ke Januari 2017 mengenai
masyarakat.
Kementerian Pembentukan SKPD
PUPR pengelola RNG 3 di Propinsi
4. Leaflet proses pengelolaan
RN

15
6
SISTEM PENGENDALIAN YANG
RISIKO LEVEL
SASARAN RUMAH ADA LEVEL LEVEL
No KEMUNGKI
NEGARA MEKANISME EFEKTIVI DAMPAK RISIKO
KEJADIAN PENYEBAB DAMPAK NAN
PENGENDALIAN TAS
Proses terhenti
d.Dokumen data sampai didapatkan
Pengembangan Sistem
tentang aset tidak data yang akurat
Informasi Rumah Kurang Kadang-
sesuai dengan hasil berdasarkan data 3 3 Sedang 9 Moderat
Negara (SIRN) berbasis Efektif kadang
klarifikasi di original dan histori
GIS
lapangan; aset (dibutuhkan
waktu lama)
a. Penyebaran informasi
melalui sosial media,
e. Berkas website, leaflet dan
Terjadi pengembalian Kurang Kurang
permohonan tidak brosur 4 Sering 2 8 Moderat
berkas. Efektif Signifikan
sesuai; b. Sosialisasi petugas
loket dinas,belum
maksimal.
Tidak terjadi Sosialisasi setiap tahun
f. Lemahnya
pendampingan pada dengan pedoman yang
kompetensi petugas Kurang
masyarakat dala hal sama. 2 Jarang 3 Sedang 6 Moderat
'loket' pada dinas Efektif
proses pelepasan
terkait (provinsi);
hak.

16



7 Belum terbentuknya unit 2nd line of defense di Ditjen Cipta Karya dalam rangka
meningkatkan kepatuhan aparat atas pelaksanaan kegiatan mengacu pada peraturan
perundangan

• Sudah disusunnya SK Direktur Jenderal Cipta Karya tentang Pembentukan Unit


Kepatuhan Internal Direktorat Jenderal Cipta Karya

• Sudah disusunnya SK Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya tentang


Pembentukan Tim Seketariat Unit Kepatuhan Internal di Direktorat Jenderal Cipta
Karya

17
18
19
20
21
22
23
7
INSPEKTUR JENDERAL 3 RD D E F E N S E
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KEMENTERIAN PUPR (APIP)
KARYA TENTANG PEMBENTUKAN UNIT
KEPATUHAN INTERNAL DI DIREKTORAT
2 ND L I N E D E F E N S E
JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA

SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL


CIPTA KARYA/PENGENDALI UKI

DIREKTUR DIREKTUR KEPALA PUSAT


DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN KEPALA
KETERPADUAN BINA PENGEMBANGAN SARANA DAN
PENYEHATAN SISTEM PRASARANA
SEKRETARIAT
INFRASTRUKTUR PENATAAN KAWASAN
LINGKUNGAN PENYEDIAAN AIR PENDIDIKAN, OLAH BPP-SPAM
PERMUKIMAN BANGUNAN PERMUKIMAN
PERMUKIMAN MINUM RAGA DAN PASAR

UNIT KERJA KOMPETENSI TERKAIT & 1 ST L I N E D E F E N S E


BALAI PRASARANA PERMUKIMAN
WILAYAH

24
7
LINGKUP KEGIATAN PENGENDALIAN TIM UKI 9 Bidang Kegiatan Pengendalian
a. Pemantauan dan evaluasi, dilakukan secara random
sampling berdasarkan kriteria/identifikasi risiko KO O R D I N ATO R
BIDANG PENGENDALIAN
b. Investigasi, dilakukan berdasarkan laporan dan/atau PENGENDALIAN
analisis terhadap pelaksanaan yang dinilai telah terjadi Manajemen Organisasi dan
penyimpangan Sekretaris Ditjen Cipta Karya
SDM
c. Pembinaan Kepatuhan kepada Unit Kerja Kompetensi Direktur Keterpaduan Perencanaan, Pemrograman
Infrastruktur Permukiman dan Pelaporan Pelaksanaan
3rd Line Defense ITJEN Direktur Bina Penataan Penataan Bangunan dan
Bangunan Lingkungan
Direktur Pengembangan Pengembangan Kawasan
Kawasan Permukiman Permukiman
2nd Line Defense UKI DJCK
Direktur Pengembangan
Pengembangan Penyehatan
Penyehatan Lingkungan
Lingkungan Permukiman
Permukiman
1st Line Defense BPPW Direktur Pengembangan Pengembangan Sistem
Sistem Penyediaan Air Minum Penyediaan Air Minum

Kepala Pusat Pengembangan Pembangunan dan


Kegiatan Pengendalian internal oleh Tim UKI dilakukan
Sarana dan Prasarana Rehabilitasi Sarana dan
terhadap first line defense dalam perencanaan dan
Pendidikan, Olah Raga dan Prasarana Pendidikan, Olah
pelaksanaan, yaitu BPPW beserta jajarannya dan dalam
Pasar Raga dan Pasar
pembinaan unit kerja kompetensi terkait.
Kepala Sekretariat BPP-SPAM Evaluasi Kinerja PDAM 25
Mengembangkan sistem pelaksanaan
Membantu Direktur kepatuhan internal
Jenderal Cipta Karya
untuk memastikan Menyusun dan mengembangkan pedoman
terlaksananya pengendalian risiko
Melakukan analisis dan
pengendalian risiko
evaluasi terhadap
dalam penyelenggaraan Memastikan unit kerja kompetensi
sistem pengendalian
pembangunan melaksanakan pengendalian risiko
internal dalam
infrastruktur
penyelenggaraan
permukiman
pembangunan Menyampaikan laporan tertulis kepada
infrastruktur Direktur Jenderal Cipta Karya secara
permukiman periodik maupun sewaktu-waktu apabila
dibutuhkan

26
Memperoleh seluruh data dan informasi yang diperlukan
terkait pelaksanaan PBJ

Mendapatkan akses data dan informasi Sistem Pengadaan


Secara Elektronik (SPSE) Kementerian PUPR

Melakukan komunikasi secara langsung dengan pihak-pihak


terkait dalam proses pemilihan jasa konstruksi

Memperoleh seluruh data dan informasi pelaksanaan,


monitoring dan evaluasi oleh Unit Kerja Kompetensi Terkait

27
Memperoleh seluruh data dan informasi yang diperlukan
terkait pengendalian risiko yang dilakukan oleh pemilik risiko

Mengakses seluruh informasi yang relevan terkait proses


perencanaan, pelaksanaan dan pemanfaatan.

Melakukan komunikasi langsung dengan Balai PPW (first line)


dan pelaksana kegiatan serta pihak-pihak terkait.

22
Melakukan koordinasi dengan APIP

28
Memperoleh seluruh data dan informasi yang diperlukan terkait
pelaksanaan prosedur pengelolaan Rumah Negara gol III.

Mendapatkan akses data dan informasi pada Sistem


Informasi Rumah Negara Gol III.

Melakukan komunikasi secara langsung dengan pihak-pihak


terkait dalam prosedur pengelolaan Rumah Negara Gol III.

Memperoleh seluruh data dan informasi pelaksanaan, monitoring


dan evaluasi terkait pelaksanaan prosedur pengelolaan Rumah
Negara Gol. III oleh Unit Kerja Kompetensi Terkait.

29
Memperoleh seluruh data dan informasi yang diperlukan
terkait pengendalian risiko yang dilakukan oleh pemilik risiko

Memantau pelaksanaan SOP Pengelolaan Rumah Negara Gol III.

Melakukan komunikasi langsung dengan Balai PPW (first line)


dan pihak-pihak terkait.

30
1. Rapat
1. Rapat pembahasan
pembahasan usulan HPS
Analisa Harga usulan HPS 2. Rekomendasi
Proses Survey Satuan 2. Rekomendasi terhadap usulan
Harga Pasar terhadap usulan Penyampaian laporan
HPS
PPK menetapkan harga HPS PE tentang
satuan proporsional Verifikasi dan validasi
Menyurati supplier/ Verifikasi usulan HPS penyusunan HPS
sesuai dengan lokasi usulan HPS oleh Unit
toko terkait informasi oleh Kasatker dan kepada Dirjen
geografis Kerja Kompetensi
harga barang Kabalai Cipta Karya
terkait

1 2 3 4 5 6 7 8 Selesai

Balai menerima daftar Penyusunan HPS oleh Probity Audit terhadap Penetapan HPS yang
harga barang. PPK berdasarkan HPS telah tervalidasi oleh
Harga Satuan yang PPK
Pengumpulan telah ditentukan. Dilaksanakan oleh APIP
Informasi Harga
Barang Penyusunan HPS

31
Loket Pusat
Loket Dinas Provinsi Loket Dinas Provinsi
Loket Pusat
(Dit. BPB) 5) Verifikator
7) 9) Kepala 11)
3) Menerima memeriksa
Penyusunan Seksi Pengadmini
berkas dan kelengkapan Konsep SK Wilayah II -strasian
1) Permohonan 13) Penyerahan
melakukan serta kesesuaian oleh memeriksa
penghuni kepada Dokumen dokumen kepada
pemeriksaan dokumen pemroses. konsep SK
dinas PU provinsi SK. Pemohon
dokumen

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 SELESAI

2) Dinas PU Prov. 6) Status berkas : 8) Verifikator 10) Pengesahan


4) Kepala Seksi
Memeriksa dokumen - lengkap dan memeriksa SK Penyerahan 12) Penerimaan
menunjuk
dan mengirim berkas sesuai → lanjut konsep SK Hak dan
ke Dit. BPB
petugas Dokumen SK
poin (7), Pelepasan Tanah
verifikasi dan
- Tidak lengkap → RNG III.
Surat Pengantar pemroses
kembali ke poin (2)
Kepala Dinas PU Direktur BPB
Prov.

32
PENGELOLAAN RUMAH NEGARA GOL. III

Sistem Pengelolaan Data RNG


HDNo RNG III III

INPUT PROSES OUTPUT

P E N Y U S U N A N H P S

HPS yang Wajar


Verifikasi dan
HPP Validasi
dan Layak secara
teknis

33




UNIT ORGANISASI ORGANISASI Laporan Progres Kepada
Menyusun Proses Manajemen Membentuk Organisasi UKI MENTERI PUPR
Risiko – Rencana Penanganan
Risiko

Tanggal: Juni/Juli 2019 Tanggal: Jumat, 24 Mei 2019 Tanggal: Juli 2019

34
Unit Organisasi: Direktorat Jenderal Cipta Karya
3
No. KEJADIAN PENYEBAB LANGKAH PENANGGUNG WAKTU KETERANGAN
RISIKO MITIGASI/RENCANA AKSI JAWAB/PEMILIK PELAKSANAAN
RISIKO
Menginventarisasi harga pasar,
standar billing rate TA untuk Balai, Satker, dan
Januari – Sept. 2019
menyusun HPS, sesuai dengan PPK.
peraturan yang berlaku.
Harga Perkiraan
Sendiri HPS/OE Belum ada Verifikasi dan validasi penetapan
Unit kompetensi dan
1. terlalu murah/mahal, standar kewajaran HPS (material, upah, Januari – Sept. 2019
Balai.
bervariasi antar penetapan HPS. dll).
kegiatan
Menyusun harga satuan
Unit kompetensi,
komponen pekerjaan (material &
Balai, Satker, dan Januari – Sept. 2019
upah) sesuai dengan lokasi
PPK.
pekerjaan.
Pengecekan kelengkapan Balai PPW, Satker,
Jan. – Sept. 2019
dokumen KAK sesuai peraturan. dan PPK.
Dokumen KAK
Dokumen KAK Penyempurnaan KAK yang Balai PPW, Satker,
pekerjaan tidak Jan. – Sept. 2019
2. belum mengikuti sesuai dengan peraturan. dan PPK.
memenuhi
peraturan.
persyaratan Unit Kerja
Persetujuan KAK Kompetensi dan Jan. – Sept. 2019
Balai PPW

35
Unit Organisasi: Direktorat Jenderal Cipta Karya
3
No. KEJADIAN PENYEBAB LANGKAH PENANGGUNG WAKTU KETERANGAN
RISIKO MITIGASI/RENCANA AKSI JAWAB/PEMILIK PELAKSANAAN
RISIKO
Pengecekan kelengkapan
Balai PPW, Satker,
dokumen DED disesuaikan Jan. – Sept. 2019
dan PPK.
dengan kondisi lapangan.
Dokumen DED Perencanaan
pekerjaan tidak Dokumen DED Penyempurnaan DED yang Balai PPW, Satker,
3. Jan. – Sept. 2019
memenuhi tidak memenuhi memenuhi kaidah teknis. dan PPK.
persyaratan kualifikasi
Unit Kerja
Persetujuan DED. Kompetensi dan Balai Jan. – Sept. 2019
PPW

Memberikan informasi tentang


Peminat/
kompleksitas pekerjaan terkait
pendaftar
dengan jadwal pelelangan
Lelang gagal (lelang kurang atau Balai PPW, Satker,
4. (khususnya pada tahapan Januari –Sept. 2019
ulang) tidak ada yang dan PPK.
pengumuman pra-kualifikasi dan
memenuhi
pemasukan dokumen
persyaratan.
penawaran).

36
Unit Organisasi: Direktorat Jenderal Cipta Karya
Unit Kerja: Pusat PSPPOP
6
WAKTU
PENYEBAB LANGKAH MITIGASI / PENANGGUNG JAWAB /
NO. KEJADIAN PELAKSANAA KETERANGAN
RISIKO RENCANA AKSI PEMILIK RISIKO
N

Verifikasi lokasi untuk pemaketan Januari – Okt.


Pemisahan PPSPPOP, Balai PPW
kegiatan; 2019
/Penggabung
an Paket
Kegiatan Penerbitan Permen PUPR Januari – Okt.
PPSPPOP, Setditjen CK
Sekolah & tentang Penetapan Lokasi; 2019
Madrasah di
Januari – Okt.
Pemaketan lokasi 3T Usulan pemaketan kegiatan; PPSPPOP, Balai PPW
2019
1. kegiatan yang (Terluar,
tidak efektif Terdepan, Januari – Okt.
Penyusunan DED Kegiatan; PPSPPOP, Balai PPW
Tertinggal) 2019
tidak sesuai
dengan Delivery program kepada Balai Januari – Okt.
PPSPOP
kondisi PPW; 2019
geografis
daerah.
Penerbitan Surat Perintah Lelang Januari – Okt.
Balai PPW
(SPL); 2019

37
Unit Organisasi: Direktorat Jenderal Cipta Karya
Unit Kerja: Direktorat BPB
6
No. KEJADIAN PENYEBAB RISIKO LANGKAH PENANGGUNG WAKTU KETERANGAN
MITIGASI/RENCANA AKSI JAWAB/PEMILIK PELAKSANAAN
RISIKO
1. Belum diatur
Waktu pembagian tugas dan Menyusun Peraturan Menteri Sesditjen Cipta
pelayanan fungsi antara satker PUPR yang mengatur tugas dan Karya,
4 bulan
pada PBL dan dinas provinsi fungsi Balai PPW dalam Direktorat BPB
pengurusan dalam melaksanakan melaksanakan Pengelolaan RN. sebagai penunjang
Rumah Pengelolaan RN.
Negara
Melakukan konfirmasi kepada
Golongan III
balai serta meminta untuk Direktorat BPB,
1. melebihi batas
melengkapi berkas dengan Balai PPW sebagai 3 hari kerja
waktu yang 2. Berkas permohonan persyaratan tambahan sesuai penunjang
diatur dalam Penyerahan Hak Milik dengan kondisi yang ada
Surat Edaran RNG III yang masuk
Dirjen Cipta tidak lengkap / tidak Balai menyampaikan
Karya Nomor sesuai. pemberitahuan kekurangan
05/SE/DC/201 berkas kepada Balai PPW 3 hari kerja
7 penghuni/pemohon atau melalui
dinas terkait.

38
Unit Organisasi: Direktorat Jenderal Cipta Karya
Unit Kerja: Direktorat BPB
6
No. KEJADIAN PENYEBAB RISIKO LANGKAH PENANGGUNG WAKTU KETERANGAN
MITIGASI/RENCANA AKSI JAWAB/PEMILIK PELAKSANAAN
RISIKO
Menetapkan batas waktu
respon dan pengembalian Direktorat BPB dan 30 hari
kelengkapan berkas kepada Balai PPW kalender
pemohon/penghuni
Melakukan pencatatan setiap
Direktorat BPB dan
modus yang terjadi (knowledge Per tahun
Balai PPW
management).
Konsultasi Teknis petugas Loket
Balai dan Dinas secara periodik
Direktorat BPB Per semester
terkait Pelaksanaan
Pengelolaan RN.
Meningkatkan pengendalian
Direktorat BPB dan
melalui verifikasi naskah secara Per tahun
Balai PPW
berulang.

39
PENGERTIAN RISIKO

Kejadian yang mungkin terjadi dan apabila


terjadi akan memberikan dampak negatif
pada pencapaian tujuan instansi
pemerintah

40
LATAR BELAKANG MUNCULNYA RISIKO PEMILIK RISIKO

Pejabat yang
bertanggung jawab
dalam mencapai
sasaran
Benturan Gagal Kegagalan
Kepentingan Memperoleh Memenuhi
Kekuatan Kewajiban
Eksternal

ANALISA RISIKO

41

Anda mungkin juga menyukai