Anda di halaman 1dari 59

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN


Jl. Tamalanrea Raya Nomor 3 Bumi Tamalanrea Permai (BTP) Makassar
Telepon (0411) 590591 -590592, Faksimile (0411) 590595
Email sulsel@bpkp.go.id

Nomor : PE.05.02/LEV- /PW21/4/2022 November 2022


Lampiran : Satu set
Perihal : Laporan Hasil Penilaian Awal (Initial
Assessment) Kapabilitas Satuan
Pengawasan Intern Perumda Air
Minum Tirta Mangkaluku Kota Palopo
Tahun 2022

BAB I
SIMPULAN DAN SARAN

I. Simpulan
Penilaian awal (initial assessment) Kapabilitas Satuan Pengawasan Intern (SPI)
Perumda Air Minum Tirta Mangkaluku Kota Palopo dilakukan dengan pendekatan
Internal Audit Capability Model (IACM). Konsep IACM memberikan arahan bahwa
suatu unit audit internal dapat berada pada suatu level tertentu jika seluruh
persyaratan pada level tersebut terpenuhi. Persyaratan tersebut tertuang dalam
Key Process Area (KPA) yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari IACM.
Hasil penilaian awal atas kapabilitas SPI pada Perumda Air Minum Tirta
Mangkaluku Kota Palopo Tahun 2022 (1 Januari 2022 s.d. 30 September 2022)
menunjukkan bahwa kapabilitas SPI Perumda Air Minum Tirta Mangkaluku Kota
Palopo masih berada pada Level 1.
Capaian SPI Perumda Air Minum Tirta Mangkaluku Kota Palopo atas seluruh
pernyataan pada Level 2, sebagai berikut:
1. Lima puluh delapan (58) pernyataan tersebar pada elemen I, II, III, V, VI telah
terpenuhi 100%;
2. Seratus sembilan puluh tiga (193) pernyataan masih belum 100%, yakni:
a. Lima puluh (50) pernyataan terdapat pada elemen I, II, III, IV, V dan VI
dengan jawaban sebagian terpenuhi;
b. Seratus empat puluh tiga (143) pernyataan terdapat pada elemen I, II, III, IV,
V dan VI dengan jawaban tidak terpenuhi.
Capaian setiap elemen dan masing-masing KPA, sebagai berikut:
2

No. Elemen/KPA Level


Pencapaian
I. Peran dan Layanan
Level 2 SPI memberikan jasa audit ketaatan (compliance 50%
auditing)
II. Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Level 2 SPI mengidentifikasi dan merekrut orang-orang yang 80%
kompeten
SPI telah melakukan pengembangan profesi bagi 60%
individu auditor
III. Praktik Professional
Level 2 Perencanaan pengawasan disusun berdasarkan pada 13%
prioritas direksi, dewan komisaris/dewan pengawas
dan pemangku kepentingan lain.
SPI memiliki kerangka kerja praktik profesional berikut 50%
prosesnya.
IV. Akuntabilitas dan Manajemen Kinerja
Level 2 Perencanaan Kegiatan SPI 33%
Anggaran operasional kegiatan SPI 0%
V. Budaya dan Hubungan Organisasi
Level 2 Pengelolaan organisasi SPI 67%
VI. Struktur Tata Kelola
Level 2 Hubungan pelaporan telah terbangun 100%
Akses penuh terhadap informasi, aset, dan SPM 25%
korporasi.
Simpulan Level 1

Kelemahan yang ditemukan untuk menjadi kapabilitas SPI level 2, adalah:


a. Elemen 1
1) Pengawasan yang akan dilaksanakan direncanakan secara memadai
dengan memastikan adanya audit program, prosedur dan kuesioner
pengendalian intern.
SPI belum mendokumentasikan kegiatan entry meeting dengan auditee dan
tidak menyusun kertas kerja kerangka pengendalian.
2) Setiap hasil audit telah dikomunikasikan kepada manajemen melalui
pembahasan hasil audit dan simpulan dari hasil pembahasan dimuat dalam
berita acara.
SPI tidak menyusun Berita Acara Kesepakatan Tindak Lanjut dengan
auditee.

b. Elemen 2
3

1) SPI telah merencanakan kegiatan pengembangan SDM, antara lain: in-


house training, seminar, workshop, diklat, dll untuk setahun atau sertifikasi
yang relevan bagi setiap auditor meliputi jenis, jumlah diklat dan jam diklat
serta anggarannya.
SPI belum menyusun perencanaan kegiatan seminar, workshop, diklat dan
sejenisnya yang relevan beserta anggarannya.
2) SPI memiliki dokumen hasil identifikasi atas kompetensi yang dibutuhkan
untuk melaksanakan kegiatan audit internal yang telah direncanakan.
Perusahaan belum menyusun SOP penyusunan peta kompetensi sebagai
panduan untuk melakukan update data SDM secara terus menerus. Peta
kompetensi yang disusun baru berupa jenjang pendidikan yang ditempuh
pegawai.
3) Terdapat laporan periodik yang berisi daftar pelatihan dan pengembangan
profesi yang telah diikuti oleh setiap auditor dan dilengkapi dokumentasi
jumlah jam, hari, jenis pelatihan dan penyedia pelatihan
SPI belum menyusun laporan periodik daftar pelatihan dan pengembangan
profesi yang telah diikuti oleh setiap auditor SPI dalam bentuk kalender
diklat SPI.
c. Elemen 3
1) Terdapat hasil identifikasi penugasan audit, termasuk siklus audit, untuk
dimasukkan dalam RAT/PKPT.
PKPT yang disusun SPI belum memiliki siklus audit.
2) Terdapat pedoman pengembangan metodologi, prosedur, sarana dan
prasarana serta standar yang akan digunakan oleh SPI untuk perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan hasil penugasan audit, termasuk pedoman
kertas kerja dan secara berkala dilakukan peninjauan.
SPI belum menyusun pedoman-pedoman di atas.
3) SPI memiliki audit universe (peta auditee). Audit universe sudah
memperhatikan bahwa obyek tersebut mendukung tujuan, visi, dan misi
organisasi, memiliki pengaruh yang cukup material, audit dan pengendalian
layak dikembangkan terhadap obyek tersebut dan dana yang dikelola
obyek tersebut cukup signifikan.
4

Audit universe yang disusun SPI belum dilengkapi dengan pengaruh


divisi/auditee terhadap pencapaian tujuan organisasi, pengembangan audit
dan pengendalian.
4) Terdapat dokumen hasil konsultasi SPI kepada direksi dan dewan
pengawas atau pemangku kepentingan lain untuk menentukan jangka
waktu yang dicakup dalam rencana audit.
Pendapat direksi atas konsultasi SPI tidak didokumentasikan, hanya
disampaikan secara lisan.
5) SPI telah berkonsultasi dengan direksi dan dewan pengawas atau
pemangku kepentingan lain (misalnya RUPS, komite audit, eksternal
auditor) dalam mengidentifikasi area/isu yang dianggap sebagai prioritas
SPI.
Prioritas direksi disampaikan secara langsung dalam bentuk instruksi
kepada kepala SPI melalui disposisi surat. Instruksi direksi tersebut
dianggap sebagai prioritas tugas SPI dan dicantumkan dalam PKPT.
6) Terdapat hasil identifikasi TAO dan ruang lingkup penugasan audit.
SPI belum menyusun Tentative Audit Objective. Ruang lingkup penugasan
audit dapat dilihat pada ruang lingkup PKPT dan sasaran pemeriksaan.
7) Proses penyusunan RAT/PKPT yang dilakukan SPI telah
mengombinasikan kompetensi SDM yang dibutuhkan (baik dari SPI atau
co-sourcing atau outsourcing).
Rapat kerja penyusunan PKPT telah dilakukan namun belum dilengkapi
dengan dokumentasi yang memadai (notulen rapat) dan belum sepenuhnya
mengombinasikan dengan kompetensi SDM yang dibutuhkan. Saat ini staf
di SPI berjumlah 4 orang (1 Kepala SPI dan 3 anggota) dengan latar
belakang pendidikan yang beragam dan 2 anggota SPI telah mengikuti
pelatihan dari PPAK.
8) RAT/PKPT telah mendapat persetujuan dari direktur utama dan dewan
pengawas.
PKPT yang telah disusun telah disetujui oleh direktur utama, namun belum
ditandatangani oleh dewas pengawas.
9) Internal Audit Charter (IAC) mencantumkan definisi audit internal, kode etik,
prinsip, dan standar. IAC telah ditandatangani oleh kepala SPI, direktur
utama dan ketua dewas.
5

IAC yang disusun telah ditandatangani direktur utama namun belum


ditandatangani oleh kepala SPI dan belum memuat definisi audit internal,
kode etik dan prinsip.
10) Terdapat kebijakan dan prosedur yang terkait dengan kegiatan SPI. Bentuk
dan isi kebijakan dan prosedur tergantung pada ukuran dan struktur
aktivitas audit internal, serta kompleksitas pekerjaannya.
Kebijakan yang ada di perusahaan mengatur seluruh divisi yang ada secara
umum, sedangkan untuk unit SPI belum diatur secara khusus.
11) Terdapat kebijakan, standar, pedoman dan prosedur tindak lanjut hasil
audit. Terdapat sistem untuk memonitor disposisi tindak lanjut atas hasil
penugasan yang dikomunikasikan kepada manajemen.
Tidak terdapat kebijakan, standar, pedoman dan prosedur terkait tindak
lanjut hasil audit dan daftar tindak lanjut tidak disusun, yang ada hanya
daftar temuan yang sudah ditindaklanjuti, yang dicantumkan pada laporan
tahunan yang disusun SPI.
d. Elemen 4
1) Terdapat penentuan persyaratan administrasi dan layanan pendukung yang
dibutuhkan SPI untuk memberikan layanan audit intern, seperti SDM,
sarana dan prasarana serta TI.
Perusahaan belum mengalokasikan anggaran untuk SPI di dalam RKAP
dan belum menentukan administrasi dan layanan pendukung yang
dibutuhkan SPI.
2) Terdapat Dokumen Rencana Bisnis yang telah memperoleh persetujuan
dari Direksi.
SPI belum memiliki Rencana Bisnis.
3) Terdapat anggaran SPI sesuai dengan aktivitas dan sumber daya yang
terdapat dalam Rencana Kerja Tahunan SPI (annual bussiness plan)
dengan mempertimbangkan baik biaya tetap maupun biaya variabel sesuai
dengan standar budgeting korporasi.
Perusahaan belum mengalokasikan anggaran untuk SPI di dalam RKAP.
4) Terdapat standar anggaran yang selaras dengan standar penganggaran
organisasi.
Perusahaan belum mengalokasikan anggaran untuk SPI di dalam RKAP.
5) Terdapat anggaran SPI telah disetujui oleh Direksi dan Dewan Pengawas.
6

Perusahaan belum mengalokasikan anggaran untuk SPI di dalam RKAP.


6) Terdapat laporan hasil reviu anggaran.
Perusahaan belum mengalokasikan anggaran untuk SPI di dalam RKAP.
7) Terdapat dokumen perancanaan strategis yang memuat misi SPI dan
strategi untuk mencapainya.
SPI tidak mempunyai Rencana Bisnis, namun visi dan misi SPI dimuat
dalam audit charter.
8) Terdapat dokumen rencana tahunan telah mencakup penetapan sasaran
dan hasil kegiatan audit internal yang ingin dicapai dengan mengacu pada
rencana strategi korporasi.
Rencana Audit Tahunan (RAT) dituangkan dalam PKPT, namun belum
mengacu kepada Rencana Bisnis (Renbis) perusahaan. Rencana Bisnis
tidak memuat rencana kegiatan audit tahunan SPI.
e. Elemen 5
1) SPI telah menganalisis kebutuhan serta memperoleh sumber daya dan
perangkat audit internal termasuk perangkat berbasis teknologi untuk
mengelola dan melaksanakan kegiatan audit internal.
Tidak terdapat uraian jabatan (job description) untuk setiap posisi (peran
dan jabatan) dalam SPI.
2) Analisis kebutuhan sumber daya yang didokumentasikan. SPI memiliki
sumber daya dan perangkat penugasan audit internal.
Analisis kebutuhan sumber daya tertuang dalam PKPT, yang meliputi SDM
dan hari kerja namun belum dilengkapi dengan kebutuhan anggaran.
f. Elemen 6
1) Terdapat prosedur formal untuk mengakses seluruh catatan, aset, dan
personil organisasi yang diaudit.
Kebijakan dan prosedur turunan mengenai kewenangan SPI untuk
memperoleh akses secara penuh belum disusun.
2) Terdapat SOP mengenai apa yang harus dilakukan auditor jika auditee
tidak menyediakan memberikan akses penuh yang diperlukan selama
pelaksanaan tugas audit intern.
Tidak terdapat prosedur mengenai situasi tersebut.
7

3) Terdapat kebijakan terkait dengan kewenangan untuk mengakses secara


penuh, bebas, dan tidak terbatas atas seluruh catatan, aset, dan personil
organisasi yang diaudit.
Kewenangan akses secara penuh tertuang dalam IAC namun belum
terdapat kebijakan/SOP turunan tentang hal tersebut.
I. Saran
Berdasarkan hasil penilaian awal atas Kapabiltas SPI pada Perumda Air Minum
Tirta Mangkaluku Kota Palopo dan sejalan dengan komitmen untuk meningkatkan
kapabilitas SPI, kami menyarankan kepada Direktur Utama Perumda Air Minum
Tirta Mangkaluku Kota Palopo untuk menginstruksikan Kepala SPI agar membuat
rencana aksi dalam rangka pencapaian menuju level 2, yaitu:
1. Menyelesaikan infrastruktur level 2 yang belum terpenuhi antara lain:
a. Elemen 1
- Membuat dokumen entry meeting dengan auditee pada saat
pelaksanaan audit, antara lain dengan rekanan serta menyusun kertas
kerja kerangka pengendalian.
- Menyusun berita acara kesepakatan tindak lanjut dengan auditee.
b. Elemen 2
- Menyusun perencanaan kegiatan seminar, workshop, diklat dan
sejenisnya yang relevan beserta anggarannya.
- Menyusun peta kompetensi SDM yang dilengkapi dengan
diklat/workshop yang telah diikuti oleh pegawai bersangkutan serta
Menyusun SOP peta kompetensi.
- Menyusun laporan periodik daftar pelatihan dan pengembangan profesi
yang telah diikuti oleh setiap auditor SPI dalam bentuk kalender diklat
SPI.
c. Elemen 3
- Menyusun PKPT yang dilengkapi dengan siklus audit.
- Menyusun pedoman pengembangan metodologi, prosedur, sarana dan
prasarana serta standar yang akan digunakan oleh SPI untuk
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil penugasan audit,
termasuk pedoman kertas kerja dan secara berkala dilakukan
peninjauan.
8

- Menetapkan audit universe yang menjelaskan auditee mendukung


tujuan, visi, dan misi organisasi, memiliki pengaruh yang cukup
material, audit dan pengendalian layak dikembangkan terhadap auditee
tersebut, dana yang dikelola auditee cukup signifikan (menyusun
prioritas pemeriksaan).
- Mendokumentasikan pendapat dari direksi pada saat proses
penyusunan PKPT, dilengkapi dengan prioritas direksi atas objek
pemeriksaan SPI.
- Melakukan konsultasi dengan direksi dan dewan pengawas atau
pemangku kepentingan lain (misalnya RUPS, komite audit, eksternal
auditor) dalam mengidentifikasi area/isu yang dianggap sebagai
prioritas SPI.
- Menyusun TAO pada masing-masing objek audit dan pertimbangan
kompetensi staf yang dibutuhkan.
- Menyusun PKPT yang mengombinasikan kompetensi SDM yang
dibutuhkan (baik dari SPI atau co-sourcing atau outsourcing).
- Memperoleh persetujuan atas PKPT dari direktur utama dan dewan
pengawas.
- Melengkapi IAC dengan tanda tangan kepala SPI dan dewan
pengawas.
- Menyusun kebijakan khusus terkait sumber daya (SDM, manajemen
informasi, keuangan)
- Menyusun kebijakan, standar, pedoman dan prosedur tindak lanjut hasil
audit serta sistem untuk memonitor disposisi tindak lanjut atas hasil
penugasan yang dikomunikasikan kepada manajemen.
d. Elemen 4
- Mengalokasikan anggaran untuk SPI di dalam RKAP dan menentukan
persyaratan administrasi dan layanan pendukung yang dibutuhkan SPI
untuk memberikan layanan audit intern.
- Berperan aktif menyusun Renbis (Rencana Bisnis) korporasi yang telah
memperoleh persetujuan dari direksi.
- Mengalokasikan anggaran SPI sesuai dengan dengan aktivitas dan
sumber daya yang terdapat dalam Rencana Kerja Tahunan SPI
9

(annual bussiness plan) dengan mempertimbangkan baik biaya tetap


maupun biaya variabel sesuai dengan standar budgeting korporasi.
- Mengalokasikan anggaran SPI di RKAP yang selaras dengan standar
pengganggaran organisasi.
- Memperoleh persetujuan dari direksi dan dewan pengawas atas
anggaran yang dialokasikan untuk SPI.
- Menyusun laporan hasil reviu anggaran yang dialokasikan untuk SPI.
- Melengkapi Renbis (Rencana Bisnis) korporasi dengan misi SPI dan
strategi pencapaiannya.
- Menyusun dokumen rencana tahunan telah mencakup penetapan
sasaran dan hasil kegiatan audit internal yang ingin dicapai dengan
mengacu pada rencana strategi korporasi.
e. Elemen 5
- Menyusun analisis kebutuhan serta memperoleh sumber daya dan
perangkat audit internal termasuk perangkat berbasis teknologi untuk
mengelola dan melaksanakan kegiatan audit internal, berupa uraian
jabatan (job description) untuk setiap posisi (peran dan jabatan) dalam
SPI.
- Menyusun analisis kebutuhan sumber daya didokumentasikan, berupa
analisis kebutuhan sumber daya yang dilengkapi dengan sumber daya
manusia, hari kerja dan kebutuhan anggarannya.
f. Elemen 6
- Menyusun prosedur formal dalam bentuk kebijakan dan prosedur
(SOP) SPI untuk mengakses seluruh catatan, aset, dan personil
organisasi yang diaudit.
- Menyusun SOP mengenai apa yang harus dilakukan auditor jika
auditee tidak menyediakan memberikan akses penuh yang diperlukan
selama pelaksanaan tugas audit intern.
- Menyusun kebijakan terkait dengan kewenangan untuk mengakses
secara penuh, bebas, dan tidak terbatas atas seluruh catatan, aset, dan
personil organisasi yang diaudit.
2. Melakukan penilaian mandiri (self assessment) level 2, apabila seluruh
pemenuhan level 2 tersebut telah terpenuhi.
10

Kepala Perwakilan,

Rizal Suhaili

Tembusan Yth.:
1. Deputi Kepala BPKP Bidang Akuntan Negara
2. Kepala SPI Perumda Air Minum Tirta Mangkaluku Kota Palopo
11

BAB II
URAIAN HASIL PENILAIAN

I. PENDAHULUAN
A. Dasar Penugasan
1. Peraturan Presiden RI Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.
2. Surat Tugas Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Nomor
PE.09.02/ST-1516/PW21/4/2022 tanggal 29 September 2022.
B. Tujuan dan Sasaran Penugasan
Tujuan penilaian kapabilitas audit internal adalah:
1. Melakukan penilaian awal kapabilitas SPI Perumda Air Minum Tirta
Mangkaluku Kota Palopo.
2. Mengidentifikasi area-area yang memerlukan perbaikan (areas of
improvement) dalam rangka peningkatan kapabilitas audit internal pada
SPI Perumda Air Minum Tirta Mangkaluku Kota Palopo.
3. Memberikan saran perbaikan dalam rangka peningkatan kapabilitas audit
internal pada SPI Perumda Air Minum Tirta Mangkaluku Kota Palopo.
C. Ruang Lingkup Penugasan
1. Ruang Lingkup Penilaian Kapabilitas Audit Internal
Ruang lingkup penilaian kapabilitas audit internal pada SPI Perumda Air
Minum Tirta Mangkaluku Kota Palopo meliputi enam elemen, yaitu Peran
dan Layanan Audit lnternal, Pengelolaan Sumber Daya Manusia, Praktik
Profesional, Akuntabilitas dan Manajemen Kinerja, Budaya dan Hubungan
Organisasi, serta Struktur Tata Kelola.
2. Periode Penilaian Kapabilitas Audit Internal
Periode penilaian adalah tahun 2022 (1 Januari 2022 sampai dengan
30 September 2022) serta periode sebelum dan sesudahnya sepanjang
memiliki kaitan sebagai dasar pengambilan simpulan hasil penilaian.
D. Metodologi yang Digunakan
Metodologi dalam penilaian kapabilitas audit internal adalah:
1. Pengumpulan Data/Dokumen
12

a) Validasi Hasil Self Assessment


Validasi hasil self assessment merupakan validasi atas hasil penilaian
awal mapping yang dilakukan secara mandiri oleh BPKP.
b) Reviu Dokumen
Reviu dokumen dilakukan terhadap dokumen-dokumen yang terkait
dengan pelaksanaan audit internal, antara lain piagam audit, standar
profesional audit internal, pedoman-pedoman audit, program kerja
audit, kertas kerja audit, laporan hasil audit dan dokumen terkait
lainnya.
c) Wawancara
Wawancara dilakukan sebagai pendalaman lebih lanjut atas informasi
yang tidak diperoleh melalui reviu dokumen dan penyebaran kuesioner.
Wawancara, sekaligus diskusi dan klarifikasi dilakukan dengan Kepala
SPI dan staf, direksi, bagian personalia dan sekretariat.
2. Pengolahan dan Analisis Data/Dokumen
a) Pengolahan Data/Dokumen
Hasil validasi self assessment, reviu dokumen, wawancara dan diskusi
serta klarifikasi ditabulasi untuk mendapatkan gambaran umum capaian
level kapabilitas tiap-tiap elemen audit internal.
b) Analisis Data/Dokumen
Hasil validasi self assessment, reviu dokumen, wawancara dan diskusi
serta klarifikasi yang telah ditabulasi dilakukan analisis dan dibuat
simpulan penilaian kapabilitas tiap-tiap elemen audit internal.
Hasil sementara penilaian dipaparkan kepada Tim Counterpart untuk
mendapatkan konfirmasi.
c) Penyusunan Laporan Hasil Penilaian
Tahap akhir dari kegiatan penilaian kapabilitas SPI Perumda Air Minum
Tirta Mangkaluku Kota Palopo adalah penyusunan laporan penilaian
awal kapabilitas SPI Perumda Air Minum Tirta Mangkaluku Kota
Palopo.
E. Tanggung Jawab
Kebenaran atas data/dokumen adalah tanggung jawab SPI Perumda Air
Minum Tirta Mangkaluku Kota Palopo. Tanggung jawab BPKP adalah simpulan
hasil penilaian awal kapabilitas SPI Perumda Air Minum Tirta Mangkaluku Kota
13

Palopo berdasarkan metodologi yang telah ditetapkan. Penilaian awal


dilakukan atas data/dokumen yang diperoleh Tim BPKP selama proses
penilaian, sedangkan saran perbaikan didasarkan pada hasil analisis terhadap
hal-hal yang memerlukan perbaikan. Penilaian awal kapabilitas dilakukan
terhadap elemen audit internal, sehingga penilaian tidak mencakup identifikasi
atas kemungkinan adanya fraud (kecurangan) pada Perumda Air Minum Tirta
Mangkaluku Kota Palopo.
II. DATA UMUM
A. Struktur Organisasi
Organisasi dan Tata Kerja SPI Perumda Air Minum Tirta Mangkaluku Kota
Palopo diatur dalam Peraturan Direksi Perusahaan Air Minum Tirta
Mangkaluku Daerah Kota Palopo Nomor 03 Tahun 2018 tentang struktur
Organisasi dan Uraian Tugas Jabatan Manajemen Perusahaan Air Minum Tirta
Mangkaluku Daerah Kota Palopo dan Peraturan Direksi Perusahaan Air Minum
Tirta Mangkaluku Daerah Kota Palopo Nomor 01 Tahun 2021 tentang struktur
Organisasi dan Uraian Tugas Jabatan Manajemen Perusahaan Air Minum Tirta
Mangkaluku Daerah Kota Palopo.
Berdasarkan peraturan tersebut, tugas Kepala Satuan Pengawas Internal yaitu:
a. Menyusun rencana kerja Fungsional Satuan Pengawasan Internal;
b. Mengendalikan kebijakan di Fungsional Satuan Pengawasan Internal;
c. Membantu Direktur Utama dalam melaksanakan pemeriksaan Operasional,
Umum dan Keuangan perusahaan, menilai pengendalian, pengelolaan, dan
pelaksanaannya pada perusahaan serta memberikan saran perbaikan;
d. Memberikan keterangan tentang hasil pemeriksaan atau hasil pelaksanaan
tugas kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan Pengawas;
e. Memonitor tindak lanjut atas hasil pemeriksaan yang dilaporkan;
f. Satuan Pengawas Internal dapat memberikan keterangan secara langsung
kepada Dewan Pengawas sesuai hasil pemeriksaannya;
g. Dalam melaksanakan tugasnya, Satuan Pengawas Internal wajib menjaga
kelancaran tugas divisi lain sesuai tugas dan tanggung jawabnya masing-
masing;
h. Mengarsip seluruh administrasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas
pokok dan fungsinya, termasuk surat yang bersifat tembusan;
14

i. Menerapkan aspek wajar, efisien dan efektif serta taat asas dan hukum
dalam menjalankan seluruh tupoksi;
j. Menata, membina, mengevaluasi dan menilai kinerja bawahan langsung;
k. Melaksanakan tugas lain yang ditugaskan Direksi melalui Direktur Utama;
l. Menyusun laporan bulanan Fungsional Satuan Pengawas Internal.
Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya, SPI Perumda Air Minum
Tirta Mangkaluku Kota Palopo telah didukung oleh struktur organisasi sebagai
berikut:

B.

Informasi Umum
1. Selama periode 1 Januari s.d. 30 September 2022 telah dilakukan kegiatan
assurance (pemeriksaan regular semester I tahun 2022) berupa antara lain:
- Audit kepatuhan kepada divisi-divisi di dalam perusahaan.
- Audit kinerja kepada pihak ketiga (kontraktor).
namun tidak ada kegiatan consulting yang dilaksanakan oleh SPI Perumda
Air Minum Tirta Mangkaluku Kota Palopo.
2. Cakupan Pengawasan
Cakupan pengawasan SPI adalah seluruh aktivitas unit kerja Perumda Air
Minum Tirta Mangkaluku Kota Palopo.
15

3. Jumlah Anggaran pada SPI Perumda Air Minum Tirta Mangkaluku Kota
Palopo
Selama tahun 2021 dan 2022, perusahaan tidak mengalokasikan anggaran
untuk kegiatan SPI. Jumlah anggaran Perumda Air Minum Tirta
Mangkaluku Kota Palopo tahun 2022 sebesar Rp58.548.691.000,00 dan
tahun 2021 sebesar Rp60.457.546.000,00.

4. Jumlah SDM pada SPI Perumda Air Minum Tirta Mangkaluku Kota Palopo
Jumlah SDM pada SPI Perumda Air Minum Tirta Mangkaluku Kota Palopo
sebanyak 4 orang terdiri dari:

Uraian Jumlah Saat Jumlah Ideal sesuai


Ini (orang) Kebutuhan (orang)
SDM SPI

- Struktural 1 1
- Auditor -
3 (tidak ditentukan
- Pegawai Pelaksana Audit 3
auditor atau bukan)
bukan Auditor
SDM Penunjang
- Administrasi - -
- Keuangan - -
Jumlah 4 4

5. Struktur dan Komposisi Kompetensi SDM Pengawas Internal


Struktur dan Komposisi Kompetensi SDM SPI Perumda Air Minum Tirta
Mangkaluku Kota Palopo tahun 2022 berdasarkan pendidikan terakhir
adalah sebagai berikut:

Jumlah
No. Uraian
Orang %
a. Sarjana S3 - 0.00%
b. Sarjana S2 - 0.00%
c. Sarjana S1/Diploma IV 4 100.00%
d. Diploma III - 0.00%
e. Diploma I/II - 0.00%
f. SLTA/SLTP/SD - 0.00%
Jumlah 4 100.00%

Sertifikat Jumlah
No. Jenjang Pendidikan
Auditor Orang %
a. Sarjana Teknik Belum 1 25.00%
16

b. Sarjana Ekonomi Belum 1 25.00%


c. Sarjana Ilmu Sosial Belum 1 25.00%
d. Sarjana Pertanian Belum 1 25.00%
Jumlah 4 100.00%

6. Upaya Peningkatan Kompetensi SDM Pengawas Internal


Seluruh Anggota SPI Perumda Air Minum Tirta Mangkaluku Kota Palopo
belum memiliki sertifikat auditor dan pada tahun 2022 belum disusun
anggaran kegiatan diklat untuk SDM SPI.
Pada tahun 2022, Kepala SPI pernah mengikuti pelatihan/diklat terkait
peningkatan kapabilitas SPI BUMD.

III. HASIL ASSESSMENT


Penilaian atas tata kelola SPI mengacu kepada Internal Audit Capability Model
yang mencakup penilaian terhadap enam elemen, yaitu:
1. Peran dan Layanan SPI (Service and Role of Internal Auditing)
2. Pengelolaan SDM (People Management)
3. Praktik Profesional (Professional Practices)
4. Akuntabilitas dan Manajemen Kinerja (Performance Management and
Accountability)
5. Budaya dan Hubungan Organisasi
6. Struktur Tata Kelola
Keenam elemen dinilai dengan menggunakan pemenuhan pernyataan
(251 pernyataan) yang dikembangkan untuk seluruh Key Process Area/KPA
(41 KPA).
Berdasarkan hasil penilaian akan diperoleh simpulan umum kapabilitas SPI, yang
dikelompokkan ke dalam lima level, yaitu:
1. Level 1 (initial); menunjukkan bahwa di dalam pelaksanaan kegiatan audit
internal belum atau tidak ada praktik internal audit yang tetap dan tidak ada
kapabilitas yang berulang sehingga kegiatan audit internal masih bergantung
kepada kinerja individu auditor tertentu yang dimiliki sehingga tidak terdapat
Key Process Area tertentu yang dinilai, dengan demikian SPI dinilai belum
dapat memberikan jaminan atas proses tata kelola sesuai peraturan dan
mencegah penyimpangan.
17

2. Level 2 (Infrastructure); menunjukkan bahwa di dalam pelaksanaan kegiatan


pengawasan, proses audit dilakukan secara tetap, rutin dan berulang, sudah
membangun infrastruktur namun baru sebagian yang telah selaras dengan
standar audit, dengan demikian SPI mampu memberikan keyakinan yang
memadai proses sesuai dengan peraturan dan mampu mendeteksi terjadinya
penyimpangan.
3. Level 3 (Integrated); menunjukkan bahwa praktik profesional dan audit internal
telah ditetapkan secara seragam dan telah selaras dengan standar, dengan
demikian SPI mampu menilai efisensi, efektivitas dan ekonomis suatu
program/kegiatan dan mampu memberikan konsultasi pada tata kelola,
manajemen risiko dan pengendalian intern.
4. Level 4 (managed); menunjukkan bahwa SPI telah mengintegrasikan semua
informasi di seluruh organisasi untuk memperbaiki tata kelola dan manajemen
risiko, dengan demikian SPI mampu memberikan assurance secara
keseluruhan atas tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern.
5. Level 5 (optimizing); menunjukkan bahwa SPI telah menjadi unit yang terus
belajar baik dari dalam maupun dari luar organisasi untuk perbaikan
berkelanjutan, dengan demikian SPI menjadi Agen Perubahan.

A. Level Kapabilitas SPI


Dari hasil penilaian awal terhadap enam elemen kapabilitas dapat disimpulkan
SPI Perumda Air Minum Tirta Mangkaluku Kota Palopo berada pada Level 1
(initial).
Level ini menunjukkan bahwa SPI Perumda Air Minum Tirta Mangkaluku Kota
Palopo di dalam pelaksanaan kegiatan audit internalnya, belum atau tidak ada
praktik internal audit yang tetap dan tidak ada kapabilitas yang berulang
sehingga
kegiatan audit internal masih tergantung kepada kinerja individu auditor tertentu
yang dimiliki sehingga tidak terdapat key process area tertentu yang dinilai,
dengan demikian SPI Korporasi dinilai belum dapat memberikan jaminan atas
proses tata kelola sesuai peraturan dan mencegah penyimpangan.

B. Penjelasan Level dan Kondisi Per-Elemen Tata Kelola


1. Elemen I : Peran dan Layanan (Service and Role of Internal Auditing)
18

Pada Elemen Peran dan Layanan, SPI Perumda Air Minum Tirta
Mangkaluku Kota Palopo berada pada Level 1, dengan uraian sebagai
berikut:
Dari tiga puluh tujuh (37) pernyataan, dua puluh satu (21) pernyataan
memperoleh jawaban tidak yang mengindikasikan belum terimplementasi,
sepuluh (10) pernyataan memperoleh jawaban sebagian yang
mengindikasikan terimplementasi sebagian dan enam (6) pernyataan
memperoleh jawaban ada yang mengindikasikan telah terimplementasi.
Pernyataan yang memperoleh jawaban tidak ada yaitu:
Level 2
Tidak ada pernyataan yang memperoleh jawaban tidak ada di level ini.

Level 3
1) Terdapat IAC yang di dalamnya mencakup jasa konsultansi (advisory
services) yang dapat diberikan.
SPI saat ini belum memberikan jasa konsultansi (advisory services)
yang diharapkan oleh organisasi.
2) Tim Audit telah menyusun kebijakan dan prosedur penugasan jasa
layanan antara lain mencakup metodologi pemberian jasa layanan,
komunikasi dengan auditee dan kesimpulan hasil penugasan
konsultasi.
SPI belum memiliki pedoman/SOP pelaksanaan jasa konsultansi.
3) Di dalam Internal Audit Charter (IAC) telah memberikan kewenangan
kepada kepala SPI untuk membangun teknik dan prosedur dalam
memberikan jasa konsultansi serta hak untuk melaporkannya kepada
direksi.
Kepala SPI belum diberikan kewenangan jasa konsultansi dalam
dokumen IAC.
4) Terdapat mekanisme/juklak/pedoman praktik-praktik yang menjamin
bahwa independensi dan obyektifitas SPI tidak tercederai (benturan
kepentingan) pada saat penugasan. Penugasan telah dilakukan
secara profesional sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan.
SPI belum memiliki pedoman/SOP pemberian jasa konsultansi.
19

5) SPI telah memastikan bahwa selama melakukan pemberian jasa


konsultansi (advisory services) telah dilakukankan secara due
profesional care (cermat dan mempertimbangkan prinsip kehati-
hatian).
SPI belum memiliki pedoman/SOP pemberian jasa konsultansi.
6) Pelaksanaan jasa konsultansi (advisory services) telah dilakukan
secara terstruktur.
SPI belum melaksanakan jasa konsultansi.
Level 4
7) Terdapat hasil reviu terhadap elemen tata kelola, manajemen risiko
dan proses pengendalian organisasi untuk menyatakan opini terhadap
organisasi secara keseluruhan sesuai dengan rencana audit berbasis
risiko.
SPI belum melaksanakan reviu terhadap elemen tata kelola dan
manajemen risiko serta belum melaksanakan audit berbasis risiko.
8) Pengujian asersi dengan assessment penerapan Good Corporate
Governance atau audit atas tata kelola perusahaan sesuai ketentuan.
SPI belum melaksanakan assessment/audit penerapan Good
Corporate Gorvenance.
9) SPI melakukan pengujian asersi dengan melakukan evaluasi/audit
terhadap manajemen risiko dan pengendalian intern korporasi secara
keseluruhan.
Kebijakan manajemen risiko korporasi masih dalam tahap
penyusunan.
10) Pengujian asersi oleh SPI dilakukan dengan teknik audit dan analisis
berbasis IT (termasuk audit berkelanjutan, analisis data, pemanfaatan
CAAT) untuk memberikan keyakinan yang objektif dan independen
terhadap kecukupan dan efektifitas tata kelola, manajemen risiko dan
proses pengendalian internal.
SPI belum memanfaatkan CAAT sebagai media teknik audit dan
analisis berbasis IT.
11) SPI telah melakukan penilaian atas kewajaran asersi atau pernyataan
manajemen tentang efektivitas tata kelola, manajemen risiko dan
proses kontrol.
20

Kebijakan manajemen risiko korporasi masih dalam tahap


penyusunan.
12) SPI telah menegaskan dalam setiap penugasan bahwa manajemen
bertanggungjawab atas keseluruhan tata kelola yang efektif,
manajemen risiko dan proses kontrol atas operasi, kepatuhan dan
pelaporan.
SPI belum menyusun surat pernyataan yang berisi bahwa manajemen
betanggungjawab atas keseluruhan tata kelola yang efektif,
manajemen risiko, dan proses kontrol atas operasi, kepatuhan, dan
pelaporan.
Level 5
13) Internal Audit Charter SPI telah di reviu secara periodik dan
disesuaikan dengan perkembangan lingkungan internal maupun
eksternal korporasi termasuk lingkungan global (global environment).
SPI belum melakukan pemutakhiran Internal Audit Charter.
14) Audit yang dilaksanakan SPI belum berpedoman pada praktek industri
yang terkemuka dan menggunakan teknologi serta selalu fokus pada
inovasi dalam melaksanakan audit.
SPI belum menyusun internal audit strategy document.
15) SPI telah menyediakan seluruh layanan assurance dan advice
termasuk audit yang mencakup area tata kelola, pengendalian tingkat
entitas, manajemen risiko, fraud, inisiasi strategi baru, program atau
praktek bisnis yang dibutuhkan oleh perusahaan.
SPI belum menyusun internal audit strategy document serta laporan
internal audit strategy document.
16) SPI telah melakukan pemantauan keluar organisasi secara periodik
untuk memantau perubahan lingkungan bisnis dan dampaknya
terhadap tata kelola, manajemen risiko dan proses pengendalian
organisasi.
SPI belum menyusun ikhtisar singat berisi pemberian
pertimbangan/wawasan yang memberitahukan bagaimana isu yang
muncul mempengaruhi organisasi dan tujuan organisasi.
21

17) SPI telah memfasilitasi proses pembelajaran perusahaan untuk


mempelajari efek dan dampak dari perubahan lingkungan terhadap
tata kelola organisasi, manajemen risiko dan proses pengendalian.
SPI belum melaksanakan fasilitasi proses pembelajaran perusahaan
untuk mempelajari efek dan dampak dari perubahan lingkungan.
18) ERM korporasi telah menjadi bagian yang terintegrasi dengan strategi
kegiatan pengawasan SPI karena kebijakan manajamen risiko dan
risk register perusahaan masih dalam tahap penyusunan.
SPI belum menyusun petunjuk teknis audit yang terintegrasi dengan
ERM.
19) SPI telah berkontribusi membantu mengelola risiko organisasi dan
peningkatan lingkungan pengendalian organisasi melalui dukungan
manajemen dengan meningkatkan lini pertama dan kedua fungsi
dalam pertahanan dan mitigasi risiko.
Tidak terdapat risalah rapat direksi/manajemen yang menunjukkan
keterlibatan SPI dalam keputusan strategis perusahaan.
20) SPI berperan penting (key player) dalam memberikan kontribusi bagi
organisasi dalam menanggapi kebutuhan intern maupun ekstern
korporasi.
SPI belum berperan secara aktif dalam memberikan saran tentang
masalah dan tren masalah yang sering muncul di keseluruhan entitas
dari SPI.
21) SPI dilibatkan dalam perumusan visi dan misi korporasi, strategi
korporasi, tujuan strategis, baik dalam rapat maupun dimintakan
pendapat secara tertulis.

Tidak terdapat notulensi/risalah rapat terkait masukan Kepala SPI


terkait perumusan visi dan misi korporasi, strategi korporasi, tujuan
strategis.

Pernyataan yang memperoleh jawaban tidak ada yaitu:


Level 2
1) Pengawasan yang akan dilaksanakan direncanakan secara memadai
dengan memastikan adanya audit program, prosedur dan kuesioner
pengendalian intern.
22

SPI belum mendokumentasikan kegiatan entry meeting dengan


auditee dan tidak menyusun kertas kerja kerangka pengendalian.
2) Setiap hasil audit telah dikomunikasikan kepada manajemen melalui
pembahasan hasil audit dan simpulan dari hasil pembahasan dimuat
dalam berita acara.
SPI tidak menyusun Berita Acara Kesepakatan Tindak Lanjut dengan
auditee.
Level 3
3) Setiap pengawasan yang akan dilaksanakan direncanakan secara
memadai dengan memastikan adanya audit program, prosedur dan
kuesioner pengendalian intern.
SOP SPI hanya menggambarkan proses audit secara umum, mulai
dari instruksi penugasan sampai dengan pelaporan, tidak disusun
pada setiap tahapan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan hasil
audit, serta pemantauan tindak lanjut.
4) Setiap hasil audit telah dikomunikasikan kepada manajemen melalui
pembahasan hasil audit dan simpulan dari hasil pembahasan dimuat
dalam berita acara.
SPI tidak menyusun Berita Acara Kesepakatan Hasil Audit dengan
auditee.
Level 4
5) Terdapat IAC yang berisi kewenangan SPI untuk memberikan opini
untuk keseluruhan korporasi serta surat dari direksi yang berisi
dukungan terhadap peran SPI dalam memberikan opini untuk
keseluruhan korporasi.
Surat Dukungan Direksi kepada SPI untuk memberikan opini secara
keseluruhan belum disusun.
6) Terdapat Rencana Kerja Tahunan (PKPT) dan pedoman yang
mencakup kegiatan audit internal atas tata kelola manajemen risiko
dan proses pengendalian organisasi secara keseluruhan.
Rencana pelatihan audit internal terkait GRC belum disusun dan
PKPT tidak secara eksplisit memuat kegiatan audit internal terkait
GRC (Governance Risk Compliance).
23

7) Setiap Opini yang diberikan SPI terhadap keseluruhan korporasi telah


didukung dengan opini dari setiap kegiatan audit individual yang
dilakukan secara periodik.
SPI belum memberikan opini terhadap keseluruhan korporasi.
8) Pemberian pendapat independen dilakukan dengan memanfaatkan
hasil pemantauan manajemen, hasil audit atas penilaian risiko yang
dilakukan manajemen dan kegiatan audit pada umumnya dan hasil
penilaian lain yang relevan yang dilakukan oleh pemberi jasa
asurance lainnya.
Kebijakan manajemen risiko belum dijalankan di perusahaan.
9) Opini yang disampaikan SPI termasuk mengenai konsep "reasonable-
assurance" dan opini assurance yang positif maupun negatif.
Laporan Tahunan Hasil Pengawasan SPI tidak memuat penjelasan
bahwa keseluruhan opini yang diberikan terdapat batasan reasonable
assurance.

Level 5
10) Peningkatkan keterampilan pribadi dan pengetahuan profesi audit
yang SPI lakukan diantaranya dalam bidang teknologi, proses bisnis,
praktik khusus industry dan implikasi lingkungan bisnis yang terus
berubah.

Pelatihan/diklat yang sudah diikuti oleh SPI baru berupa diklat dasar-
dasar audit dan kapabilitas SPI.

Pernyataan yang memperoleh jawaban ada yaitu:


Level 2
1) Di dalam Internal Audit Charter (IAC) terdapat pernyataan yang
memuat kegiatan pengawasan berupa Audit Kepatuhan yang
diberikan kepada korporasi.
2) Pada saat melakukan kegiatan pengawasan, SPI memastikan bahwa
pelaksanaan penugasan sebelumnya telah memuat simpulan yang
sesuai dengan program kerja dan prosedur audit yang telah
ditetapkan.
Level 3
24

3) Di dalam Internal Audit Charter (IAC) terdapat pernyataan yang


memuat kegiatan pengawasan berupa Audit Kinerja yang diberikan
kepada korporasi.
4) SPI memastikan bahwa pelaksanaan penugasan telah memuat
simpulan yang sesuai dengan program kerja dan prosedur audit yang
telah ditetapkan.
Level 4
5) SPI telah melaporkan secara berkala atas hasil audit (termasuk opini
yang telah dilaksanakan).
6) Setiap opini yang diberikan SPI telah didukung dengan bukti audit
yang cukup dan kompeten serta dikumpulkan sesuai dengan Standar,
melalui Kertas Kerja Audit.
Level 5
Tidak ada pernyataan yang memperoleh jawaban ada di level ini.

2. Elemen II : Pengelolaan Sumber Daya Manusia (People Management)


Pada Elemen Pengelolaan SDM, SPI Perumda Air Minum Tirta
Mangkaluku Kota Palopo berada pada Level 1, dengan uraian sebagai
berikut:
Dari lima puluh tiga (53) pernyataan, tiga puluh satu (31) pernyataan
memperoleh jawaban tidak ada yang mengindikasikan belum
terimplementasi, tujuh (7) pernyataan memperoleh jawaban sebagian
yang mengindikasikan terimplementasi sebagian dan lima belas (15)
pernyataan memperoleh jawaban ada yang mengindikasikan telah
terimplementasi.
Pernyataan yang memperoleh jawaban tidak ada yaitu:
Level 2
1) SPI telah merencanakan kegiatan pengembangan SDM, antara lain:
in-house training, seminar, workshop, diklat dan lain-lain untuk
setahun atau sertifikasi yang relevan bagi setiap auditor meliputi jenis,
jumlah diklat dan jam diklat serta anggarannya.
SPI belum menyusun perencanaan kegiatan seminar, workshop, diklat
dan sejenisnya yang relevan beserta anggarannya.
Level 3
25

2) Terdapat dokumen yang membandingkan SDM yang ada dengan


jumlah dan jenis penugasan yang akan dilaksanakan (mapping
penugasan dengan jumah SDM yang dimiliki).
SPI belum menyusun dokumen mapping penugasan (PKPT) dengan
jumlah SDM yang dimiliki.
3) Terdapat dokumen yang menunjukkan adanya penetapan prioritas
penugasan berdasarkan dengan kriteria yang ditetapkan (misal:
jumlah anggaran, kompleksitas kegiatan, risk register dan lain-lain).
SPI belum menyusun PKPT berdasarkan skala prioritas penugasan.
4) Terdapat dokumen yang menjelaskan kerangka kompetensi yang
berisi perkembangan posisi karir dan tanggung jawab dari pegawai
tingkat bawah sampai dengan manajer beserta informasi mengenai
keahlian yang disyaratkan untuk menduduki posisi karir.
SPI belum menyusun dokumen kerangka kompetensi untuk setiap
jabatan di unitnya.
5) Terdapat rencana dan/atau anggaran untuk pelatihan dan
pengembangan yang merujuk kepada kerangka kompetensi.
SPI belum menyusun rencana pelaksanaan diklat (kalender diklat)
untuk memenuhi kompetensi pelaksanaan audit 3E dan jasa
konsultansi.
6) Terdapat program terkait dengan pengembangan kompetensi soft skill
seperti teamwork dan kepemimpinan tim, komunikasi yang efektif dan
relationship building.
Korporasi belum melaksanakan kegiatan pengembangan kompetensi
soft skill seperti teamwork dan kepemimpinan tim, komunikasi yang
efektif dan relationship building.
7) Terdapat kebijakan pimpinan SPI terkait pemberian penghargaan bagi
tim.
SPI belum menyusun kebijakan atau SOP terkait penghargaan
berbasis tim atas keberhasilan suatu penugasan sesuai dengan
kriteria perilaku yang diharapkan.
8) Terdapat pemberian kesempatan untuk setiap personil untuk terlibat
dalam penugasan assurance dan consulting serta meningkatkan
kompetensi yang belum dimiliki.
26

Susunan tim SPI selalu sama karena hanya beranggotakan 3 orang.

Level 4
9) Terdapat dokumen rencana audit tahunan yang memuat jumlah dan
kompetensi personil yang diperlukan, peran, anggaran dan waktu
pelaksanaan.
PKPT yang disusun SPI belum berbasis risiko.
10) Terdapat dokumen yang membandingkan kompetensi yang
dibutuhkan dengan kompetensi yang ada.
SPI belum menyusun dokumen yang berisi informasi terkait
perbandingan antara kebutuhan SDM dengan peta kompetensi.
11) Terdapat pelaporan hasil analisis kesenjangan kompetensi kepada
direksi.
SPI belum menyusun dokumen analisis kesenjangan kompetesi (gap
competency analysys).
12) Terdapat dokumen strategi pengembangan SDM untuk menutup
kesenjangan kompetensi dengan melakukan pelatihan,
pengembangan sarana, program rotasi dan auditor tamu, co-sourcing
serta outsourcing.
SPI belum Menyusun dokumen-dokumen berikut:
- Rencana pengembangan SDM
- Talent management plan
- Dokumen succession plan
13) Terdapat dokumen hasil analisis kesenjangan kompetensi beserta
prioritas dan strategi untuk mengatasi kesenjangan kompetensi
beberapa tahun mendatang kepada direksi dan para pemangku
kepentingan utama, terutama jika keseluruhan rencana kegiatan
pengawasan berkala tidak dapat dilakukan.
Tidak terdapat nota dinas yang ditujukan kepada direksi dan para
pemangku kepentingan utama yang berisi informasi mengenai hasil
analisis kesenjangan kompetensi dan strategi untuk mengatasinya.
14) SPI telah menyusun daftar organisasi profesi yang relevan dan terkait
dengan kegiatan SPI.
27

SPI belum menyusun daftar organisasi profesi yang relevan dan


terkait.
15) Terdapat kebijakan yang mengakomodir pegawai untuk berpartisipasi
dalam kegiatan organisasi profesi.
Tidak terdapat alokasi anggaran untuk mendukung anggotanya
mengikuti kegiatan organisasi profesi.
16) Terdapat personil SPI yang menjadi pengurus atau anggota aktif
dalam organisasi SPI seperti satgas/tim penyusun standar atau
pengajar dalam organisasi profesi.
Tidak terdapat personil SPI yang aktif sebagai pengurus dalam
organisasi profesi.
17) Adanya pelaksanaan sharing knowledge dari keaktifan personal SPI
dalam organisasi profesi kepada unit SPI serta tidak ada pemberian
peran pada staf auditor yang memiliki kontribusi pada organisasi
profesi sebagai inisiator perubahan.
Tidak terdapat dokumen berupa laporan sharing knowledge dan SK
yang menunjukkan pemberian peran sebagai inisiator perubahan.
18) Terdapat dokumentasi pelaksanaan training, surat tugas serta laporan
Control Self Assessment (CSA).
SPI belum menyusun dokumen-dokumen tersebut di atas.
19) Terdapat dokumen hasil identifikasi fungsi dan proses tertentu dalam
korporasi (misalnya aktivitas bisnis, IT) yang dapat memberikan
manfaat bagi SPI melalui pelatihan dan pengembangan SDM.
SPI belum menyusun dokumen tersebut di atas.
20) Terdapat mekanisme dan program sertifikasi di bidang:
- Corporate governance
- Manajemen risiko
- Control
- IT Governance dan IT Control
- Lain-lain yang relevan sesuai proses bisnis spesifik masing-
masing korporasi
Mekanisme dan program sertifikasi tersebut di atas belum
dilaksanakan.
21) Terdapat hal-hal berikut ini:
28

- Kebijakan/SOP terkait mekanisme identifikasi personil yang


berpotensi untuk dikembangkan kompetensinya di bidang tata
kelola, manajemen risiko, dan pengendalian.
- Pemberian kesempatan seluas-luasnya bagi personil untuk
mengembangkan potensinya.
- Pemberian kesempatan untuk terlibat dalam bermacam
penugasan.
Mekanisme-mekanisme tersebut di atas belum dilaksanakan oleh
korporasi.
22) Terdapat rekomendasi dari SPI terkait tata kelola, manajemen risiko,
dan pengendalian dari laporan asesmen GCG, audit implementasi
manajemen risiko, dan asesmen pengendalian serta belum ada
feedback dari direksi dan jajarannya (dapat berupa hasil survei).
SPI belum menyusun dokumen-dokumen tersebut di atas.
23) Terdapat dokumen-dokumen berikut ini:
- Laporan asesmen GCG.
- Profil risiko SPI lengkap dan di-update secara berkala.
- Laporan CSA unit SPI.
- Penerapan pengendalian SPI dilaksanakan secara efektif.

SPI belum menyusun dokumen-dokumen tersebut di atas.

Level 5
24) Terdapat proyeksi terkait layanan SPI di masa mendatang dengan
kebutuhan keahlian/sumber daya sejalan dengan rencana strategis
organisasi.
SPI belum menyusun proyeksi terkait layanan SPI di masa mendatang
kebutuhan keahlian/sumber daya sejalan dengan rencana strategis
organisasi.
25) Terdapat analisis dan pengembangan rencana kebutuhan SDM SPI
(baik jumlah maupun keahlian) untuk menjalankan layanan SPI di
masa mendatang.
29

SPI belum menyusun dokumen tersebut di atas.


26) Terdapat analisis ketimpangan antara kompetensi yang dimiliki
dengan kompetensi yang diharapkan untuk menjalankan layanan SPI
di masa mendatang.
SPI belum menyusun dokumen tersebut di atas.
27) Terdapat pengembangan strategi jangka panjang untuk menutup
ketimpangan SDM (seperti rencana pengembangan dan pelatihan
SDM, rencana jabatan tertentu, rencana pengaturan ulang posisi yang
telah ada).
SPI belum menyusun dokumen tersebut di atas.
28) Terciptanya iklim yang kondusif guna mendukung jajaran pimpinan
untuk menjadi pengurus inti dalam organisasi profesi yang relevan.
SPI belum mendorong personilnya untuk menjadi pengurus inti dalam
organisasi profesi yang relevan.
29) SPI telah mendapatkan pengakuan atas kontribusi dan kepemimpinan
pada organisasi profesi yang relevan.
SPI belum mendorong personilnya untuk menjadi pengurus inti dalam
organisasi profesi yang relevan.
30) SPI telah melakukan pembelajaran dari SPI lain dan organisasi yang
menaunginya dan mengintegrasikan praktik-praktik dan pemikiran
strategis yang relevan dengan unit organisasinya.
SPI belum melakukan pembelajaran dari SPI lain dan organisasi yang
menaunginya.
31) SPI telah memanfaatkan secara optimal pengetahuan yang diperoleh
dari kepemimpinan pada organisasi profesi dan dari hasil
pembelajaran dengan SPI lain dan organisasi yang menaunginya
untuk meningkatkan strategi pembelajaran bagi organisasi SPI.

SPI belum mendorong personilnya untuk menjadi pengurus inti dalam


organisasi profesi yang relevan.

Pernyataan yang memperoleh jawaban sebagian yaitu:


Level 2
30

1) SPI memiliki dokumen hasil identifikasi atas kompetensi yang


dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan audit internal yang telah
direncanakan.
Perusahaan belum menyusun SOP penyusunan peta kompetensi
sebagai panduan untuk melakukan update data SDM secara terus
menerus. Peta kompetensi yang disusun baru berupa jenjang
pendidikan yang ditempuh pegawai.
2) Terdapat laporan periodik yang berisi daftar pelatihan dan
pengembangan profesi yang telah diikuti oleh setiap auditor dan
dilengkapi dokumentasi jumlah jam, hari, jenis pelatihan dan penyedia
pelatihan
SPI belum menyusun laporan periodik daftar pelatihan dan
pengembangan profesi yang telah diikuti oleh setiap auditor SPI
dalam bentuk kalender diklat SPI.
Level 3
3) Terdapat dokumen yang menunjukkan kebijakan/strategi perolehan
SDM pada saat kapasitas internal auditor (SPI) tidak memadai untuk
melakukan penugasan audit.
Jumlah anggota SPI yang ada masih dapat melaksanakan seluruh
penugasan PKPT dan instruksi direksi.
4) Kerangka kompetensi dan kebijakan kriteria penilaian pegawai SPI
disusun merujuk ke Peraturan Internal yang ada atau best practices.
Tidak terdapat dokumen yang menjelaskan kompetensi yang
dipersyaratkan dari kriteria penilaian untuk pegawai SPI baik dalam
bentuk kerangka kompetensi maupun kebijakan/pedoman penilaian
kinerja.
5) Terdapat dokumen yang menunjukkan hasil perbandingan antara
realisasi kinerja setiap staf dengan target yang diharapkan secara
rutin dan mendiskusikan hasilnya dengan staf.
Penilaian kinerja yang dilakukan oleh perusahaan tidak
membandingkan hasil kinerja dengan target yang harus dicapai,
namun langsung diberikan nilai oleh atasan langsung dengan
menggunakan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3).
31

6) Terdapat dokumen analisis kombinasi keahlian dan jenjang jabatan


auditor yang diperlukan saat ini dan menilai apakah dapat dilakukan
pengembangan kemampuan auditor secara internal atau melalui kerja
sama dengan pihak lain (co-sourcing) maupun melimpahkan
pekerjaan kepada pihak lain (out sourcing).
Tidak terdapat dokumen analisis kekuatan sumber daya SPI terhadap
beban kerjanya. Perusahaan baru melakukan analisis jabatan
terhadap beban kerja bagian SPI.
7) Terdapat dokumen mengenai uraian tugas, tanggung jawab dan
wewenang untuk setiap jenjang jabatan yang disetujui oleh pimpinan
SPI dan dokumen yang menunjukkan adalah penunjukan peran
sebagai pemimpin dalam tim.
Peraturan Direksi Nomor 01 tahun 2021 tentang Struktur Organisasi
dan Uraian Tugas Jabatan Manajemen Perumda Air Minum Tirta
Mangkaluku Kota Palopo hanya mengatur uraian tugas dan tanggung
jawab serta wewenang kepala SPI, sedangkan urain tugas dan
tanggung jawab serta wewenang ketua tim dan anggota tim tidak
diatur.
Level 4
Tidak ada pernyataan yang memperoleh jawaban sebagian di level ini.
Level 5

Tidak ada pernyataan yang memperoleh jawaban sebagian di level ini.

Pernyataan yang memperoleh jawaban ada yaitu:


Level 2
1) Terdapat dokumen yang menguraikan jenis penugasan dan sumber
daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas tersebut, melalui
peta kompetensi (riwayat pendidikan) dan daftar penugasan yang
akan dilaksanakan.
32

2) Terdapat dokumen uraian jabatan untuk setiap posisi jabatan pada


SPI. Uraian jabatan berisi: uraian pekerjaan, tanggung jawab dan
wewenang.
3) SPI telah menyusun klasifikasi pemberian remunerasi bagi auditor
sesuai dengan uraian jabatan, kompetensi, pengalaman, atau kinerja
dan telah mengusulkannya kepada manajemen.
4) Proses rekrutmen dilakukan secara terbuka, adil dan transparan di
bawah pengendalian kepala SPI untuk memperoleh pegawai yang
kompeten (memenuhi persyaratan pengetahuan, keahlian dan
kompetensi lain yang diperlukan untuk melaksanakan tugas
pengawasan intern). Terdapat dokumen permintaan auditor yang
dibutuhkan berdasarkan hasil identifikasi kompetensi.
5) Terdapat dokumen rencana diklat meliputi jenis, penyelenggara diklat,
waktu diklat.
6) SPI memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk mengikuti
kegiatan yang diselenggarakan organisasi profesi.
7) Terdapat laporan periodik yang berisi daftar training dan
pengembangan profesi yang telah diikuti oleh setiap auditor.
Level 3
8) Terdapat Rencana Audit Tahunan/PKPT yang telah memperkirakan
jumlah auditan dan jenis audit.
9) Terdapat rencana dan/atau anggaran untuk program perolehan
sertifikasi. Apabila perolehan sertifikasi tersebut dibiayai sendiri oleh
auditor maka SPI mendukungnya dalam bentuk pemberian izin untuk
mengikuti sertifikasi seperti CRMO, CFSA, CCSA, CRMA, QIAL, CFE,
CISA, CA, CFrA dan lain-lain.
10) Terdapat dokumen yang menjelaskan kebijakan pemberian
reward/penghargaan.
11) Terdapat dokumen yang berisi perintah/himbuan kepada pegawai SPI
untuk berpartisipasi dalam kegiatan asosiasi profesi dalam bentuk
surat tugas untuk menghadiri seminar/magang atau dokumen lain
yang menunjukkan keikutsertaan/partisipasi pegawai dalam asosiasi
sebagai anggota aktif (IAI).
33

12) Terdapat dokumen yang memuat mekanisme yang mengatur


komunikasi internal tim, antar tim, serta tim dengan atasan misalnya
rapat secara periodik, sharing data, sharing knowledge, penyamaan
presepsi mengenai jadwal penugasan, briefing dan lain-lain.
13) Kerangka kompetensi/spesifikasi jabatan auditor SPI mencantumkan
kriteria praktik dan perilaku untuk kerja sama tim yang efektif seperti
kerja sama, kepemimpinan, kesetiaan, kejujuran, disiplin dan lain-lain.
Level 4
14) Terdapat dokumen menghubungkan keahlian yang dibutuhkan
dengan kerangka kompetensi yang ada dalam sistem pengembangan
karir.
15) Terdapat dokumen yang mengenai rencana kebutuhan SDM SPI (baik
jumlah, kompetensi dan keahlian) sesuai dengan kebutuhan SPI di
masa mendatang.
Level 5

Tidak ada pernyataan yang memperoleh jawaban ada di level ini.

3. Elemen III : Praktik Profesional (Professional Practices)


Pada Elemen Praktik Profesional, SPI Perumda Air Minum Tirta
Mangkaluku Kota Palopo berada pada Level 1, dengan uraian sebagai
berikut:
Dari lima puluh (50) pernyataan, dua puluh sembilan (29) pernyataan
memperoleh jawaban tidak ada yang mengindikasikan belum
terimplementasi, dua belas (12) pernyataan memperoleh jawaban
Sebagian yang mengindikasikan terimplementasi sebagian, dan sembilan
(9) pernyataan yang memperoleh jawaban ada yang mengindikasikan
telah terimplementasi.
Pernyataan yang memperoleh jawaban tidak ada yaitu:
Level 2
1) Terdapat hasil identifikasi penugasan audit, termasuk siklus audit,
untuk dimasukkan dalam RAT/PKPT.
PKPT yang disusun SPI belum memiliki siklus audit.
2) Terdapat pedoman pengembangan metodologi, prosedur, sarana dan
prasarana serta standar yang akan digunakan oleh SPI untuk
34

perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil penugasan audit,


termasuk pedoman kertas kerja dan secara berkala dilakukan
peninjauan.
SPI belum menyusun pedoman-pedoman di atas.
Level 3
3) Terdapat pertimbangan/analisis atas kerangka kerja manajemen risiko
korporasi (analisis terhadap risk register atau perhitungan risk factor
apabila risk register korporasi belum bisa diandalkan).
Risk register perusahaan masih dalam tahap penyusunan.
4) Terdapat hasil telaah atas penugasan-penugasan audit dan
konsultansi di area dimana ancaman risiko kepada organisasi tinggi
dan/atau respon atas risiko yang ditetapkan manajemen dipandang
tidak tepat ke dalam RAT/PKPT.
PKPT yang disusun SPI belum berbasis risiko.
5) SPI melakukan Quality Assurance and Improvement Program (QAIP)
secara periodik terkait dengan audit internal yang dilakukan guna
memastikan kesesuaian penugasan pengawasan tersebut dengan
standar yang ditetapkan, International Professional Practices
Framework (IPPF).
SPI belum melakukan proses Quality Assurance and Improvement
Program (QAIP) atas kegiatan audit internal.
6) Terdapat laporan Hasil Pelaksanaan QAIP dari internal assessment
(pemantauan berkelanjutan dan berkala) dan eksternal asesmen (self
assessment dengan validasi oleh pihak lain di luar SPI atau pihak lain
di luar SPI yang independen atau peer review).
SPI belum melakukan proses Quality Assurance and Improvement
Program (QAIP).
7) SPI mengembangkan sistem dan prosedur untuk memonitor dan
melaporkan kinerja dan efektivitas kegiatannya, yang meliputi:
a. Capaian definisi internal auditing, prinsip dasar dan kode etik
standar.
b. Pemenuhan internal audit charter, tujuan, kebijakan dan prosedur.
c. Kelayakan hubungan laporan kegaiatan audit internal.
35

d. Kontribusi pada tata kelola manajemen risiko dan pengendalian


internal organisasi.
e. Ketaatan terhadap hukum, aturan dan standar pemerintah atau
industri.
f. Keefektivan kegiatan perbaikan berkelanjutan dan mengadop
praktek terbaik.
g. Aktivitas internal audit memberikan nilai tambah dan
meningkatkan kegiatan operasional organisasi.
SPI belum melakukan proses Quality Assurance and Improvement
Program (QAIP).
8) Terdapat tindak lanjut atas rekomendasi dalam Laporan QAIP.
SPI belum melakukan prose Quality Assurance and Improvement
Program (QAIP).
Level 4
9) Terdapat pemahaman strategi dan praktik manajemen risiko korporasi
melalui konsultasi dengan direksi dan/atau dewas dan melalui reviu
dokumen yang relevan, baik dari internal (antara lain profil risiko,
kebijakan manajemen risiko), maupun eksternal korporasi (misalnya
risiko pada perusahaan sejenis, kondisi perekonomian yang relevan
dengan korporasi dan lain-lain).
PKPT yang disusun SPI belum berbasis risiko.
10) Operasionalisasi strategi manajemen risiko ke dalam lingkup
operasional organisasi, dengan mempertimbangkan pengaruh
lingkungan eksternal organisasi (seperti legislasi, budaya) dan
kebutuhan pemangku kepentingan utama, serta pengaruh lingkungan
internal organisasi (seperti prioritas manajemen, proses bisnis, dan
operasional organisasi).
Dokumen kebijakan risiko dan risk register perusahaan masih dalam
tahap penyusunan.
11) Terdapat pemanfaatan strategi dan desain ERM, implementasi ERM,
dan proses evaluasi kecukupan respon risiko yang dilakukan
manajemen dalam pengidentifikasian dan penentuan kegiatan audit
internal. Jika diperlukan, penentuan kegiatan audit internal tersebut
36

juga mempertimbangkan area berisiko tinggi yang telah diidentifikasi


oleh manajemen.
Perusahaan belum menyusun desain ERM. Risk register dan
kebijakan manajemen risiko masih dalam tahap penyusunan.
12) Penyusunan rencana audit intern dan layanan memuat bidang-bidang
yang diidentifikasi berisiko tinggi oleh manajemen dan yang
diidentifikasi oleh SPI melalui penilaian risiko dan kerentanannya yang
tampak dalam analisis pada saat penyusunan PKPT/RAT.
Perusahaan dalam proses penyusunan profil risiko, sehingga
penyusunan PKPT belum berbasis risiko dan PKPT tidak dilengkapi
dengan kertas kerja.
13) Terdapat kegiatan monitoring yang terus-menerus terhadap profil
risiko korporasi dan merevisi rencana audit intern jika diperlukan
(pada saat ada perubahan lingkungan internal maupun eksternal yang
berdampak pada perubahan risiko) serta memperoleh persetujuan
direksi dan/atau dewan pengawas.
Dokumen profil risiko perusahaan masih dalam tahap penyusunan
dan PKPT yang disusun belum berbasis risiko.
14) SPI dalam pelaksanaan penugasannya telah memperhatikan risiko
operasional, keuangan dan kepatuhan serta risiko strategis yang
tampak dalam analisis pada saat penyusunan PKPT/RAT.
PKPT yang disusun belum berbasis risiko dan tidak dilengkapi dengan
kertas kerja.
15) Terdapat laporan hasil audit atas manajemen risiko yang didalamnya
memuat rekomendasi perbaikan serta evidence bahwa internal audit
berkontribusi terhadap ERM dengan mendukung identifikasi risiko
organisasi, selera risiko, mitigasi risiko, memastikan risiko- risiko yang
saling terkait/saling mempengaruhi telah diidentifikasi dan
memberikan rekomendasi yang sesuai.
Kebijakan manajemen risiko korporasi dalam proses penyusunan.

Level 5
37

16) SPI memiliki rencana jangka panjang dan pendekatan audit yang
fleksibel dan dinamis yang selaras dengan arah strategi korporasi
dengan tujuan untuk menangani risiko dan isu yang potensial.
SPI belum menyusun rencana jangka panjang dan pendekatan audit
yang fleksibel dan dinamis yang selaras dengan arah strategi
korporasi.
17) SPI telah mengidentifikasi dan menilai tren, isu, dan risiko, serta
mendiskusikannya secara intensif dengan direksi untuk memahami
arah strategis korporasi saat ini dan masa yang akan datang.
SPI belum melakukan identifikasi yang dimaksud.
18) Terdapat masukan SPI secara proaktif terkait implikasi dari tren, isu-
isu dan risiko yang berkembang kepada Direksi dan Dewan
Pengawas.
SPI tidak mendokumentasikan kegiatan di atas.
19) SPI melakukan penilaian yang komprehensif untuk mengidentifikasi
kesenjangan (gap) dalam praktik, sarana dan keahlian yang
dibutuhkan dalam rangka merespon isu-isu dan risiko-risiko korporasi
yang berkembang.
SPI belum melakukan penilaian yang dimaksud.
20) SPI telah melakukan penilaian atas pilihan-pilihan penanganan risiko
yang berkembang untuk mengatasi kesenjangan (gap).
SPI belum melakukan penilaian yang dimaksud.
21) SPI telah memiliki dan mengikuti program pendidikan dan
pengembangan profesi berkelanjutan untuk semua auditor internal.
SPI belum mendorong personilnya untuk memiliki dan mengikuti
program pendidikan dan pengembangan profesi berkelanjutan.
22) SPI telah melakukan reviu audit internal secara berkala dan membuat
revisi rencana layanan jika diperlukan untuk menyelaraskan dengan
perubahan strategi dan risiko organisasi.
SPI belum melakukan reviu audit internal dan revisi rencana layanan.
23) SPI telah melakukan reviu dan pemutakhiran, menyesuaikan dengan
standar internasional.
SPI belum melakukan update terhadap dokumen IAC.
38

24) SPI telah menindaklanjuti rekomendasi hasil QA dan program


pengembangan yang mendukung audit internal kelas dunia.
SPI belum melakukan asersi
25) SPI telah melakukan pemantauan sistem manajemen kinerja audit
internal untuk menilai hasil dan mengambil tindakan dalam rangka
meningkatkan kinerja.
SPI belum melakukan pemantauan sistem manajemen kinerja audit
internal.
26) SPI telah memanfaatkan teknologi informasi dengan optimal untuk
meningkatkan operasi dan hasil kegiatan Internal Audit.
SPI belum memanfaatkan teknolobi informasi dalam melaksanakan
kegiatan audit.
27) SPI telah berperan aktif untuk meningkatkan pengetahuan untuk
mendukung audit kelas dunia.
SPI belum menggunakan standar kelas dunia (IPPF) dalam
pelaksanaan audit internalnya.
28) Auditor Internal di SPI telah berperan aktif di asosiasi profesi (IIA).
SPI belum mendorong personilnya untuk menjadi pengurus inti dalam
organisasi profesi yang relevan.
29) SPI telah memiliki Internal Audit Charter, kebijakan dan praktik audit
internal yang sesuai dengan standar audit kelas dunia.

IAC yang dimiliki memliki standar IIA, belum berstandar IPPF

Pernyataan yang memperoleh jawaban sebagian yaitu:


Level 2
1) SPI memiliki audit universe (peta auditee). Audit universe sudah
memperhatikan bahwa obyek tersebut mendukung tujuan, visi, dan
misi organisasi, memiliki pengaruh yang cukup material, audit dan
pengendalian layak dikembangkan terhadap obyek tersebut dan dana
yang dikelola obyek tersebut cukup signifikan.
Audit universe yang disusun SPI belum dilengkapi dengan pengaruh
divisi/auditee terhadap pencapaian tujuan organisasi, pengembangan
audit dan pengendalian.
39

2) Terdapat dokumen hasil konsultasi SPI kepada direksi dan dewan


pengawas atau pemangku kepentingan lain untuk menentukan
jangka waktu yang dicakup dalam rencana audit.
Pendapat direksi atas konsultasi SPI tidak didokumentasikan, hanya
disampaikan secara lisan.
3) SPI telah berkonsultasi dengan direksi dan dewan pengawas atau
pemangku kepentingan lain (misalnya RUPS, komite audit, eksternal
auditor) dalam mengidentifikasi area/isu yang dianggap sebagai
prioritas SPI.
Prioritas direksi disampaikan secara langsung dalam bentuk instruksi
kepada kepala SPI melalui disposisi surat. Instruksi direksi tersebut
dianggap sebagai prioritas tugas SPI dan dicantumkan dalam PKPT.
4) Terdapat hasil identifikasi TAO dan ruang lingkup penugasan audit.
SPI belum menyusun Tentative Audit Objective. Ruang lingkup
penugasan audit dapat dilihat pada ruang lingkup PKPT dan sasaran
pemeriksaan.
5) Proses penyusunan RAT/PKPT yang dilakukan SPI telah
mengombinasikan kompetensi SDM yang dibutuhkan (baik dari SPI
atau co-sourcing atau outsourcing).
Rapat kerja penyusunan PKPT telah dilakukan namun belum
dilengkapi dengan dokumentasi yang memadai (notulen rapat) dan
belum sepenuhnya mengombinasikan dengan kompetensi SDM yang
dibutuhkan. Saat ini staf di SPI berjumlah 4 orang (1 Kepala SPI dan 3
anggota) dengan latar belakang pendidikan yang beragam dan 2
anggota SPI telah mengikuti pelatihan dari PPAK.
6) RAT/PKPT telah mendapat persetujuan dari direktur utama dan
dewan pengawas.
PKPT yang telah disusun telah disetujui oleh direktur utama, namun
belum ditandatangani oleh dewas pengawas.
7) Internal Audit Charter (IAC) mencantumkan definisi audit internal,
kode etik, prinsip, dan standar. IAC telah ditandatangani oleh kepala
SPI, direktur utama dan ketua dewas.
40

IAC yang disusun telah ditandatangani direktur utama namun belum


ditandatangani oleh kepala SPI dan belum memuat definisi audit
internal, kode etik dan prinsip.
8) Terdapat kebijakan dan prosedur yang terkait dengan kegiatan SPI.
Bentuk dan isi kebijakan dan prosedur tergantung pada ukuran dan
struktur aktivitas audit internal, serta kompleksitas pekerjaannya.
Kebijakan yang ada di perusahaan mengatur seluruh divisi yang ada
secara umum, sedangkan untuk unit SPI belum diatur secara khusus.
9) Terdapat kebijakan, standar, pedoman dan prosedur tindak lanjut hasil
audit. Terdapat sistem untuk memonitor disposisi tindak lanjut atas
hasil penugasan yang dikomunikasikan kepada manajemen.
Tidak terdapat kebijakan, standar, pedoman dan prosedur terkait
tindak lanjut hasil audit dan daftar tindak lanjut tidak disusun, yang
ada hanya daftar temuan yang sudah ditindaklanjuti, yang
dicantumkan pada laporan tahunan yang disusun SPI.
Level 3
10) Telah terdapat hasil atas:
a) Pemutahiran Audit Universe.
b) Identifikasi terhadap auditee dengan risiko tertinggi.
c) Penentuan kemungkinan bahwa risiko yang diidentifikasi akan
mengakibatkan defisiensi yang signifikan terhadap pencapaian
tujuan entitas yang diaudit.
d) Identifikasi respon atas risiko atau kegiatan yang dilakukan
manajemen untuk menangani risiko terkait.
e) Identifikasi respon risiko yang lain atau respon risiko tambahan
yang diperlukan untuk menangani (mitigasi) risiko.
f) Asesmen atas indikator fraud.
PKPT yang disusun SPI belum berbasis risiko.
11) Terdapat hasil wawancara dengan direksi untuk memastikan ada
tidaknya perubahan bisnis, risiko, operasional, program, sistem dan
pengendalian. Terdapat hasil reviu dan penyesuaian RAT/PKPT (pada
saat diperlukan) sebagai respon terhadap perubahan bisnis, risiko,
operasional, program, sistem dan pengendalian.
Dokumen hasil wawancara dengan direksi tidak didokumentasikan.
41

12) Perbaikan berkelanjutan atas kebijakan, praktik dan prosedur


termasuk penggunaan teknologi informasi yang dibangun
dilaksanakan secara berkala sesuai kebutuhan.
SPI belum didukung dengan aplikasi dan teknologi informasi khusus
dan belum adanya penjaminan kualitas ekstern. Penjaminan kualitas
internal oleh kepala SPI dan analisis serta reviu laporan oleh direktur
utama.
Level 4
Tidak ada pernyataan yang memperoleh jawaban sebagian di level ini.
Level 5

Tidak ada pernyataan yang memperoleh jawaban sebagian di level ini.

Pernyataan yang memperoleh jawaban ada yaitu:


Level 2
1) Proses penyusunan RAT/PKPT sudah mencakup perhitungan sumber
daya yang dibutuhkan untuk penugasan audit, layanan lain yang akan
disediakan dan setiap sumber daya tambahan yang mungkin
diperlukan untuk memenuhi permintaan manajemen/unit lainnya
dan/atau prioritas pemangku kepentingan yang mungkin timbul
selama periode RAT/PKPT.
2) Terdapat kebijakan dan prosedur untuk mengarahkan/memandu
aktivitas audit intern.
3) Terdapat dokumen program kerja.
4) Setiap pelaksanaan tugas pengawasan (audit dan atau konsultansi)
telah didokumentasikan.
5) Penugasan audit sudah menerapkan Standar Profesi Audit Internal
antara lain dengan melaksanakan kendali mutu yang dibuktikan
dengan dokumen kendali mutu atau pernyataan reviu atau paraf atas
setiap dokumen pengawasan.
Level 3
6) Terdapat hasil konsultasi kepada direksi dan dewan pengawas untuk
memahami presepsi mereka mengenai risiko organisasi dan
lingkungannya.
42

7) Terdapat hasil telaah tujuan dan sasaran perusahaan. Perencaan


audit telah selaras dengan tujuan perusahaan.
8) Telah terdapat persetujuan direktur utama atas rencana audit yang
disusun (RAT/PKPT).
9) Terdapat supervisi atas setiap tahapan pekerjaan audit berupa ketua
tim mensupervisi anggota timnya, pengendali teknis (pengawas tim)
mengawasi tim audit yang dibawahinya dan pengendali mutu (direktur
utama) mensupervisi seluruh kerja audit yang dilaksanakan. Supervisi
tersebut didokumentasikan dalam KKA dan laporan audit.
Level 4
Tidak ada pernyataan yang memperoleh jawaban ada di level ini.
Level 5

Tidak ada pernyataan yang memperoleh jawaban ada di level ini.

4. Elemen IV : Akuntabilitas dan Manajemen Kinerja (Performance


Management and Accountability)
Pada Elemen Akuntabilitas dan Manajemen Kinerja, SPI Perumda Air
Minum Tirta Mangkaluku Kota Palopo berada pada Level 1, dengan
uraian sebagai berikut:
Dari empat puluh lima (45) pernyataan, tiga puluh empat (34) pernyataan
memperoleh jawaban tidak ada yang mengindikasikan belum
terimplementasi, empat (4) pernyataan memperoleh jawaban sebagian
yang mengindikasikan terimplementasi sebagian, dan tujuh (7) pernyataan
memperoleh jawaban ada yang mengindikasikan telah terimplementasi.
Pernyataan yang memperoleh jawaban tidak ada yaitu:
Level 2
4) Terdapat penentuan persyaratan administrasi dan layanan pendukung
yang dibutuhkan SPI untuk memberikan layanan audit intern, seperti
SDM, sarana dan prasarana serta TI.
Perusahaan belum mengalokasikan anggaran untuk SPI di dalam
RKAP dan belum menentukan administrasi dan layanan pendukung
yang dibutuhkan SPI.
5) Terdapat Dokumen Rencana Bisnis yang telah memperoleh
persetujuan dari Direksi.
43

SPI belum memiliki Rencana Bisnis.


6) Terdapat anggaran SPI sesuai dengan aktivitas dan sumber daya
yang terdapat dalam Rencana Kerja Tahunan SPI (annual bussiness
plan) dengan mempertimbangkan baik biaya tetap maupun biaya
variabel sesuai dengan standar budgeting korporasi.
Perusahaan belum mengalokasikan anggaran untuk SPI di dalam
RKAP.
7) Terdapat standar anggaran yang selaras dengan standar
penganggaran organisasi.
Perusahaan belum mengalokasikan anggaran untuk SPI di dalam
RKAP.
8) Terdapat anggaran SPI telah disetujui oleh Direksi dan Dewan
Pengawas.
Perusahaan belum mengalokasikan anggaran untuk SPI di dalam
RKAP.
9) Terdapat laporan hasil reviu anggaran.
Perusahaan belum mengalokasikan anggaran untuk SPI di dalam
RKAP.
Level 3
10) SPI telah memiliki sistem informasi pengumpulan dan pengolahan
data yang relevan untuk tujuan pelaporan kegiatan pengawasan
intern.
SPI belum memiliki aplikasi/sistem informasi berbasis teknologi untuk
mendukung kegiatan pengawasan intern.
11) Substansi dan penyampaian Laporan Manajemen unit SPI kepada
stakeholders sesuai dengan standar waktu pelaporan dalam
kebijakan/prosedur/SOP penyusunan laporan ke stakeholder.
SPI belum melakukan survei kepuasan direksi atas pelaporan SPI dan
feedback dari pemangku kepentingan.
12) Terdapat kegiatan untuk memonitor kebutuhan manajemen dan
melaporkan perubahan dan informasi yang relevan.
SPI belum melakukan kegiatan monitoring untuk memastikan
kecukupan dan ketepatan informasi dalam Laporan Manajemen unit
SPI sesuai kebutuhan direksi dan stakeholder.
44

13) Terdapat mekanisme untuk mendapatkan informasi yang akurat


terkait biaya untuk melaksanakan kegiatan SPI. SPI belum memiliki
sistem informasi biaya yang relevan dan handal.
SPI belum menyusun SOP biaya kegiatan pengawasan karena biaya
pengawasan SPI tidak dianggarkan secara khusus dalam RKAP,
namun dianggarkan pada divisi terkait seperti untuk kegiatan
pelatihan/sppd dianggarkan pada divisi SPM dan untuk pengadaan
barang/jasa di SPI diangarkan pada bagian umum.
14) Terdapat sistem manajemen biaya yang dapat menggambarkan
keseluruhan biaya dalam proses pemberian layanan.
SPI belum menyusun SOP biaya kegiatan pengawasan.
15) Terdapat sistem manajemen biaya yang selaras dengan sistem
keuangan dan pelaporannya.
SPI belum menyusun SOP biaya kegiatan pengawasan.
16) Terdapat pembandingan antara biaya dengan biaya standar atau
biaya yang telah ditetapkan dan analisis atas selisih (variance) yang
terjadi.
SPI belum menyusun laporan terkait anggaran dan realisasi biaya
pengawasan.
17) Terdapat pemantauan sistem manajemen biaya secara berkala untuk
memastikan bahwa struktur biaya masih relevan dan informasi biaya
diperoleh dengan cara efisien dan ekonomis.
SPI belum melakukan pemantauan efektifitas dan efisiensi realisasi
kegiatan pengawasan.
18) Internal audit telah mengembangkan laporan pemantauan kelebihan
biaya atau penghematan biaya.
SPI belum mengembangkan sistem manajemen biaya untuk
memantau kelebihan/penghematan biaya.
19) Telah terdapat evidence/dokumen bahwa informasi biaya telah
dimanfaatkan untuk pengendalian biaya kegiatan audit internal yang
dilakukan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan.
SPI tidak melakukan monitoring untuk melihat bukti pemanfaatan
informasi biaya untuk pengendalian biaya kegiatan audit internal.
45

20) Terdapat dokumen yang berisi hasil identifikasi tujuan dan kegiatan
SPI.
SPI belum menyusun laporan hasil identifikasi kegiatan audit intern
dalam mendukung pencapaian tujuan SPI.
21) Terdapat indikator kinerja SPI.
Direksi belum menetapkan indikator kinerja SPI.
22) Terdapat dokumen pengukuran kinerja.
Perusahaan belum melakukan pengukuran kinerja.
23) Terdapat dokumen penetapan kinerja pada setiap level manajemen.
Perusahaan belum melakukan penetapan kinerja pada setiap level
manajemen.
24) Manajemen telah menggunakan informasi kinerja untuk menetukan
langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.
Perusahaan belum menyusun indikator kinerja dan belum melakukan
penilaian kinerja.
25) Terdapat kegiatan evaluasi secara berkala terhadap efektivitas biaya
dan relevansinya dengan ukuran-ukuran kinerja.
Perusahaan belum menetapkan indikator/ukuran Perusahaan dan
belum menetapkan indikator/ukuran kinerja sehingga belum dapat
evaluasi efektivitas biaya dan relevansinya dengan ukuran-ukuran
kinerja.
Level 4
26) Terdapat ukuran-ukuran dan target-target kinerja yang komprehensif
yang ditetapkan berdasarkan pertimbangan atas tingkat risiko yang
dapat diterima (acceptable risk), biaya, kualitas, dan hasil yang ingin
dicapai.
Penetapan target kinerja di PKPT belum didasarkan pertimbangan
risiko.
27) Terdapat sistem untuk mengukur dan memantau kinerja secara
kuantitaf dan kualitatif.
SPI tidak memiliki sistem pengukuran kinerja dan Quality Assurance
and Improvement Program
28) Terdapat informasi kinerja untuk memonitor dan mengukur fluktuasi
kinerja yang dapat mempengaruhi hasil-hasil SPI.
46

SPI tidak memiliki system informasi kinerja yang dapat menidaklanjuti


hasil audit internal dan menilai dampak dan nilai tambah bagi
organisasi.
29) Terdapat informasi kinerja yang berisi optimalisasi penggunaan
sumber daya yang ada dalam mengurangi kemungkinan dan dampak
terjadinya risiko korporasi.
SPI belum melakukan penilaian kinerja untuk menilai optimalisasi
penggunaan sumber daya.
30) Terdapat dokumen/notulen rapat yang berisi masukan dari para
pemangku kepentingan (stakeholder) utama mengenai efektivitas dan
kualitas SPI.
SPI belum melakukan survei kepuasan pemangku kepentingan kunci
dan survei kepuasan pelanggan.
31) Terdapat hasi integrasi dari program perbaikan dan pengendalian
mutu (termasuk hasil monitoring dan hasil assessment pihak internal
maupun eksternal) dengan sistem manajemen kinerja dan
menggunakan informasinya untuk meningkatkan kinerja.
SPI belum melakukan monitoring dan assessment, baik dari pihak
internal maupun eksternal atas kinerja SPI.
32) Terdapat hasil pemantauan atas tindak lanjut rekomendasi yang
dilakukan oleh manajemen organisasi untuk mengukur dampak
(impact) dan nilai tambah dari kegiatan audit intern seperti operasional
yang lebih efektif, perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan
pengendalian.
Manajemen organisasi belum melakukan monitoring atas impact
kegiatan audit intern.
Level 5
33) Terdapat pengukuran dampak kegiatan SPI yang dapat
mengidentifikasi nilai/manfaat yang dihasilkan dari kegiatan SPI telah
secara efektif dan efisien selaras dalam penggunaan SDM, proses
dan teknologi.
SPI belum memiliki tools untuk melakukan pengukuran dampak
kegiatan SPI tersebut.
47

34) Terdapat data-data yang relevan terkait pengukuran dampak kegiatan


SPI yang dapat mengidentifikasi nilai/manfaat yang dihasilkan dari
kegiatan SPI telah secara efektif dan efisien.
SPI belum memiliki tools untuk melakukan pengukuran dampak
kegiatan SPI tersebut.
35) Terdapat hasil identifikasi atas dampak dari kegiatan SPI terhadap
korporasi, termasuk mitigasi risiko, peluang penghematan biaya,
peluang pemulihan keuangan, perbaikan tata kelola, manajemen
risiko, dan proses pengendalian korporasi, serta nilai tambah kepada
korporasi sebagai hasil dari pemberian jasa assurance kepada direksi
dan/atau dewan pengawas.
SPI belum memiliki tools untuk melakukan pengukuran dampak
kegiatan SPI tersebut.
36) Terdapat laporan kepada para pemangku kepentingan baik intern
maupun ekstern (termasuk kepada publik jika dibutuhkan) atas
efektivitas kegiatan SPI.
Laporan terkait efektivitas kegiatan SPI belum terbit.
37) Terdapat monitoring dan evaluasi atas umpan balik dari para
pemangku kepentingan ekstern untuk meningkatkan efektivitas
kegiatan SPI.
Hasil monitoring dan evaluasi tersebut belum terbit.

Pernyataan yang memperoleh jawaban sebagian yaitu:


Level 2
1) Terdapat dokumen perancanaan strategis yang memuat misi SPI dan
strategi untuk mencapainya.
SPI tidak mempunyai Rencana Bisnis, namun visi dan misi SPI dimuat
dalam audit charter.
2) Terdapat dokumen rencana tahunan telah mencakup penetapan
sasaran dan hasil kegiatan audit internal yang ingin dicapai dengan
mengacu pada rencana strategi korporasi.
Rencana Audit Tahunan (RAT) dituangkan dalam PKPT, namun
belum mengacu kepada Rencana Bisnis (Renbis) perusahaan.
Rencana Bisnis tidak memuat rencana kegiatan audit tahunan SPI.
48

Level 3
3) Terdapat dokumentasi sistem manajemen kinerja dalam pengelolaan
kegiatan audit internal, yang mencakup identifikasi data kinerja yang
harus dikumpulkan, frekuensi pengumpulan data, personil/pihak yang
bertanggung jawab untuk pengumpulan data, pengendalian mutu
data, personil/pihak yang menghasilkan laporan data kinerja, dan
personil/pihak yang menerima laporan.
SPI belum menyusun SOP atas sistem manajemen kinerja.
Level 4
4) Penetapan tujuan kegiatan SPI telah mempertimbangkan tujuan
strategis dan tujuan operasional korporasi namun belum
mempertimbangkan risk appetite.
Kebijakan manajemen risiko perusahaan masih dalam proses
penyusunan.
Level 5
Tidak ada pernyataan yang memperoleh jawaban sebagian di level ini.

Pernyataan yang memperoleh jawaban ada yaitu:


Level 2
1) Terdapat jadwal kegiatan audit internal dan sumber daya yang
dibutuhkan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam
Rencana Audit Tahunan dan/atau business plan.
2) Terdapat Dokumen Rencana Tahunan yang memuat langkah-langkah
penting untuk mencapai sasaran yang diharapkan.
Level 3
3) Terdapat identifikasi kebutuhan pelaporan manajemen yang memuat
substansi minimal, format pelaporan dan ketentuan penyampaian
laporan manajemen unit SPI kepada direksi dan stakeholders.
4) Rancangan laporan manajemen SPI telah dapat memenuhi kebutuhan
pengguna dan pemangku kepentingan.
5) Rancangan laporan manajemen SPI telah dapat memenuhi kebutuhan
pengguna dan pemangku kepentingan secara berkala dan tepat
waktu.
49

6) Terdapat laporan capaian kinerja SPI kepada direksi, dewan


pengawas dan/atau stakeholders yang terkait sesuai dengan
ketentuan korporasi.
Level 4
7) Terdapat tujuan strategis SPI yang dinyatakan dengan jelas.
Level 5

Tidak ada pernyataan yang memperoleh jawaban ada di level ini.

5. Elemen V: Budaya dan Hubungan Organisasi (Organizational


Relationships and Culture)
Pada Elemen Budaya dan Hubungan Organisasi, SPI Perumda Air Minum
Tirta Mangkaluku Kota Palopo berada pada Level 1, dengan uraian
sebagai berikut:
Dari tiga puluh empat (34) pernyataan, empat belas (14) pernyataan
memperoleh jawaban tidak ada yang mengindikasikan belum
terimplementasi, tujuh (7) pernyataan memperoleh jawaban sebagian
yang mengindikasikan terimplementasi sebagian dan tiga belas (13)
pernyataan memperoleh jawaban ada yang mengindikasikan telah
terimplementasi.
Pernyataan yang memperoleh jawaban tidak ada yaitu:
Level 2
2) SPI telah menganalisis kebutuhan dan memperoleh sumber daya dan
perangkat audit internal termasuk perangkat berbasis teknologi untuk
mengelola dan melaksanakan kegiatan audit internal.
Tidak terdapat uraian jabatan (job description) untuk setiap posisi
(peran dan jabatan) dalam SPI.
Level 3
3) Terdapat dokumen yang menunjukkan SPI telah mengidentifikasi
pihak internal dan eksternal yang memberikan assurance dan
advisory services bagi korporasi.
Tidak terdapat laporan hasil identifikasi terhadap kegiatan assurance
dan advisory services yang dilakukan pihak eksternal maupun intern.
4) Terdapat dokumen yang menunjukkan SPI telah mengidentifikasi
area-area (perencanaan, informasi hasil kegiatan audit) yang akan di-
50

sharing kepada pihak eksternal dan internal yang dapat memberikan


manfaat.
Tidak terdapat daftar kegiatan yang akan di-sharing kepada pihak lain
baik internal dan eksternal korporasi.

Level 4
5) Terdapat sumbang saran dari Kepala SPI atas isu-isu penting dan
strategis kepada manajemen.
Tidak terdapat dokumen yang memuat sumbang saran dari Kepala
SPI.
6) Terdapat dokumen yang menunjukkan adanya upaya SPI
membangun kerja sama dan kepercayaan antara auditor dan direksi.
SPI tidak melakukan survei.
7) Terdapat kegiatan berbagi pengetahuan tentang praktik terbaik dalam
operasional korporasi dengan seluruh unit kerja di lingkungan
korporasi.
Tidak terdapat forum komunikasi (sejenisnya) SPI dengan seluruh unit
kerja sebagai sarana berbagi pengetahuan.
Level 5
8) SPI telah mengomunikasikan secara proaktif tentang isu-isu
operasional dan strategis yang penting kepada direksi dan para
pemangku kepentingan serta memberikan rekomendasi yang
dibutuhkan.
SPI belum mengomunikasikan terkait isu-isu operasional dan strategis
kepada direksi dan pemangku kepentingan secara proaktif.
9) SPI telah berpartisipasi secara langsung maupun melakukan
observasi terhadap komite-komite penting korporasi.
Perumda/korporasi belum membentuk komite (audit).
10) SPI telah memfasilitasi pembelajaran organisasi dengan
mengidentifikasi perubahan lingkungan bisnis yang berdampak
terhadap korporasi.
SPI belum menyediakan fasilitas pembelajaran organisasi tersebut.
51

11) SPI telah konsisten menyelaraskan semua kegiatannya dengan visi,


nilai dan tujuan strategis korporasi.
SPI belum menyelaraskan semua kegiatannya dengan visi, nilai dan
tujuan strategis korporasi.
12) SPI secara terus menerus berbagi pengetahuan tentang strategi
korporasi dan inisiatif bisnis di lingkungan SPI.
Tidak terdapat forum komunikasi (sejenisnya) SPI sebagai sarana
berbagi pengetahuan.
13) SPI telah membina dan memperkuat hubungan profesional dan saling
menguntungkan dengan auditor eksternal.
SPI belum membina hubungan professional yang saling
menguntungkan dengan auditor eksternal.
14) SPI telah berkontribusi dalam mengoptimalkan efektivitas komite
audit.
SPI belum berkontribusi karena komite audit belum dibentuk
15) SPI telah memimpin upaya mendukung kebijakan manajemen dalam
harmonisasi risiko korporasi dengan fungsi operasinya.

Tidak terdapat dokumen yang mendukung SPI telah memimpin upaya


mendukung kebijakan manajemen dalam harmonisasi risiko korporasi
dengan fungsi operasinya.

Pernyataan ini memperoleh jawaban sebagian yaitu:


Level 2
1) Analisis kebutuhan sumber daya didokumentasikan. SPI memiliki
sumber daya dan perangkat penugasan audit internal.
Analisis kebutuhan sumber daya tertuang dalam PKPT, yang meliputi
SDM dan hari kerja namun belum dilengkapi dengan kebutuhan
anggaran.
Level 3
2) Terdapat dokumen penyampaian direksi mengenai rencana korporasi
dan informasi penting serta laporan lainnya kepada kepala SPI
misalnya, rencana strategis dan rencana kegiatan serta laporan
keuangan.
Penyampaian dokumen tidak dilengkapi dengan bukti dokumentasi.
52

3) Terdapat dokumen yang berisi informasi bahwa kepala SPI telah


menginformasikan dan mendiskusikan rencana dan isu-isu korporasi
dengan pejabat dan staf di lingkungan SPI.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala SPI dan staf di
lingkungan SPI, tidak terdapat kegiatan diskusi dengan direksi
mengenai rencana dan isu-isu korporasi.
4) Terdapat dokumen yang menunjukkan kepala SPI telah berkonsultasi
dan memperoleh masukan dari direksi dalam pengembangan rencana
kegiatan audit.
Tidak terdapat kertas kerja penyusunan RAT/PKPT. Konsultansi
dilakukan secara lisan.
5) Terdapat dokumen yang menunjukkan bahwa kepala SPI dan direksi
telah saling bertukar informasi secara berkala terkait dengan rencana
dan kegiatan audit internal.
Rencana dan kegiatan audit internal telah dikomunikasikan dengan
direksi namun pelaksanaannya tidak didokumentasikan.
6) Terdapat dokumen yang menunjukkan adanya komunikasi secara
reguler dengan auditor eksternal dan berbagi (sharing) informasi
rencana kerja untuk saling mendukung dan melengkapi.
Sharing informasi dengan auditor eksternal yang dilakukan SPI tidak
didokumentasikan.
Level 4
7) SPI telah memberikan contoh nyata mengenai manajemen yang
efektif, etis dan berwawasan berdasarkan saran-saran dan petunjuk
yang diberikan kepada pihak lain.
Tidak terdapat dokumentasi terkait keteladanan SPI.
Level 5

Tidak ada pernyataan yang memperoleh jawaban sebagian di level ini.

Pernyataan yang memperoleh jawaban ada yaitu:


Level 2
1) Terdapat struktur organisasi untuk melaksanakan audit internal sesuai
peraturan yang berlaku yang ditetapkan secara formal dalam bentuk
peraturan atau SK Direktur Utama.
53

2) Terdapat analisis kebutuhan audit internal organisasi dan hubungan


pelaporan antar kegiatan pengawasan untuk mendukung kebutuhan
audit internal korporasi.
3) Terdapat komunikasi yang dilakukan dalam internal SPI untuk
mendukung pelaksanaan kegiatan audit internal
Misal: terdapat suatu forum yang mengumpulkan tim audit dalam SPI
untuk dapat saling berbagi informasi, terdapat momen pembekalan
kepada tim audit oleh kepala SPI, terdapat forum ekspos hasil-hasil
audit.
4) Struktur organisasi SPI memungkinkan SPI untuk berkomunikasi
secara langsung dengan direktur utama dan memungkinkan SPI untuk
dapat melakukan pengawasan tanpa ada pembatasan akses ke
seluruh unit korporasi.
Level 3
5) Jajaran pimpinan SPI selalu diundang untuk mengikuti rapat
manajemen puncak korporasi (ada notulen dan undangannya).
Terdapat dokumen yang berisi prioritas korporasi dan perubahan
terkait proses bisnis serta hal-hal baru bagi organisasi (inisiatif baru)
jika ada.
6) Terdapat dokumen yang menunjukkan kepala SPI ikut berpartisipasi
dan memberikan kontribusi dalam forum-forum penting yang
diselenggarakan korporasi guna mengetahui perkembangan strategis
dan operasional kegiatan audit internal serta isu-isu tentang risiko,
sistem, prosedur dan jenis pengendalian pada kegiatan audit internal.
7) Terdapat dokumen yang menunjukkan kepala SPI telah mendorong
staf auditor internal untuk terlibat dalam komite-komite korporasi
(seperti satgas, forum) yang penting apabila diperlukan.
8) Terdapat dokumen yang menunjukkan SPI telah menjadi penghubung
korporasi (sebagai wakil manajemen) dan berkoordinasi dengan
auditor eksternal.
9) Terdapat proses atau mekanisme untuk berbagi informasi maupun
berkomunikasi dan berkoordinasi dengan pihak lain, berupa rapat dan
forum.
54

10)Komunikasi yang dilakukan dengan auditor eksternal maupun dengan


pihak penyedia jasa lainnya telah dapat meminimalkan duplikasi atas
kegiatan audit internal dan memaksimalkan cakupan kegiatan audit
internal.
Level 4
11)Terdapat dokumen yang menunjukkan bahwa kepala SPI secara
berkala berkomunikasi dan berinteraksi secara langsung dengan
direktur utama atau adanya mekanisme yang memfasilitasi interaksi
antara kepala SPI dengan direksi.
12)Terdapat mekanisme formal untuk memastikan komunikasi dan
interaksi langsung secara berkala dengan direksi.
13)Terdapat dukungan Kepala SPI terhadap manajemen korporasi
dengan mengembangkan hubungan yang kooperatif, transparan dan
formal dengan auditor eksternal dan mendorong auditor eksternal
untuk senantiasa memanfaatkan hasil audit internal.
Level 5

Tidak ada pernyataan yang memperoleh jawaban ada di level ini.

6. Elemen VI : Struktur Tata Kelola (Governance Structural)


Pada Elemen Struktur Tata Kelola, SPI Perumda Air Minum Tirta
Mangkaluku Kota Palopo berada pada Level 1, dengan uraian sebagai
berikut:
Dari tiga puluh dua (32) pernyataan, empat belas (14) pernyataan
memperoleh jawaban tidak ada yang mengindikasikan belum
terimplementasi, sepuluh (10) pernyataan memperoleh jawaban sebagian
yang mengindikasikan terimplementasi sebagian, dan delapan (8)
pernyataan memperoleh jawaban ada yang mengindikasikan telah
terimplementasi.
Pernyataan yang memperoleh jawaban tidak ada yaitu:
Level 2
2) Terdapat prosedur formal untuk mengakses seluruh catatan, aset, dan
personil organisasi yang diaudit.
Kebijakan dan prosedur turunan mengenai kewenangan SPI untuk
memperoleh akses secara penuh belum disusun.
55

3) Terdapat SOP mengenai apa yang harus dilakukan auditor jika


auditee tidak menyediakan memberikan akses penuh yang diperlukan
selama pelaksanaan tugas audit intern.
Belum terdapat SOP mengenai kondisi tersebut di atas.
Level 3
4) Terdapat mekanisme pengawasan (oversight) terhadap SPI yang
dilakukan oleh komite manajer senior (komite yang terdiri dari direktur
dan VP/Kadiv), maka kontribusi diberikan melalui reviu atas kegiatan
internal audit, pemberian rekomendasi untuk peningkatan kegiatan
audit internal, membantu pengembangan IAC, dan didukung dengan
kegiatan kesekretariatan.
Tidak terdapat rekomendasi kepada kepala SPI (dalam bentuk surat,
memo, notulen rapat, dll) yang membuktikan mekanisme pengawasan
(oversight) terhadap SPI berupa komite manajer senior.
5) Terdapat kebijakan dan prosedur mengenai komunikasi, interaksi, dan
pelaporan kegiatan audit internal kepada komite manajer senior /
komite audit.
Tidak terdapat SOP mengenai komunikasi, interaksi, dan pelaporan
kegiatan Audit Intern kepada komite manajer senior.
6) Terdapat dokumen/evidence yang menunjukkan adanya upaya SPI
untuk mendorong manajemen korporasi agar mendukung program
rotasi SDM.
Tidak terdapat surat/memo/email/notulen rapat/media lain yang
menunjukkan adanya upaya SPI untuk mendorong manajemen
korporasi agar mendukung program rotasi SDM.
7) Terdapat evidence yang menunjukkan tidak adanya duplikasi kegiatan
audit internal dengan pihak lain yang memberikan assurance dan
advisory services bagi korporasi.
Tidak terdapat kebijakan/SOP komunikasi/koordinasi terkait kegiatan
audit yang dilakukan pihak eksternal.
8) Terdapat dokumen/evidence yang menunjukkan adanya proses yang
dijalankan untuk mengidentifikasi dan mengkoordinasikan berjalannya
fungsi risiko dan pengendalian dalam implementasi Three Lines of
Defense Model.
56

Tidak terdapat kebijakan/SOP Three Lines of Defense Mode.


Level 4
9) Terdapat evidence yang menunjukkan bahwa SPI telah ikut
berkontribusi dalam pembentukan dan kinerja komite audit dengan
cara merekomendasikan kriteria komite audit yang dibutuhkan,
membantu pengembangan aturan, menyediakan dukungan
kesekretariatan, dan mendorong penyusunan program kerja.
Tidak terdapat dokumen:
- Surat/memo/kajian/masukan SPI kepada Direksi dan/atau
Notulen Rapat
- SOP rekruitmen Komite Audit
- Mekanisme dan Hasil Self Assessment tahunan Komite Audit
10)Terdapat kegiatan penyelarasan antara IA Charter dengan Audit
Committee Charter untuk memperkuat hubungan penting antara peran
komite audit dan kegiatan audit internal.
Tidak terdapat kegiatan yang dimaksud di atas.
11)Terdapat (permintaan) masukan untuk kriteria kepala SPI yang
dibutuhkan, seleksi kepala SPI, penilaian kinerja, maupun
pemberhentian kepala SPI.
Tidak terdapat dokumen-dokumen terkait masalah tersebut di atas.
Level 5
12)Terdapat dokumentasi terkait ucapan dan tindakan jajaran pimpinan
organisasi, badan pengawas independen dan semua pemangku
kepentingan telah menunjukkan penerimaan dan dukungan penuh
terhadap keberadaan SPI.
Tidak terdapat dokumen-dokumen yang menunjukkan dukungan
penuh terhadap keberadaan SPI.
13)SPI telah mengomunikasikan kemandirian, kekuatan, dan otoritas SPI
di seluruh organisasi, kepada para pemangku kepentingan dan
kepada publik.
SPI belum mengomunikasikan hal tersebut di atas.
14)SPI telah menggali dan menilai praktik audit internal terkemuka di
yurisdiksi lain untuk meningkatkan independensi dan obyektivitas SPI.
SPI belum melakukan penilaian tersebut di atas.
57

15)SPI telah menyesuaikan dan menerapkan praktik terdepan di luar


organisasi untuk meningkatkan tata kelola, manajemen risiko, dan
proses kontrol dalam organisasi, termasuk cara yang digunakan oleh
badan pengawas untuk melepaskan tanggung jawabnya.

SPI belum melaksanakan praktik-praktik tersebut di atas.

Pernyataan yang memperoleh jawaban sebagian yaitu:


Level 2
1) Terdapat kebijakan terkait dengan kewenangan untuk mengakses
secara penuh, bebas, dan tidak terbatas atas seluruh catatan, aset,
dan personil organisasi yang diaudit.
Kewenangan akses secara penuh tertuang dalam IAC namun belum
terdapat kebijakan/SOP turunan tentang hal tersebut.
Level 3
2) Terdapat dokumen usulan RAT (Rencana Audit Tahunan) yang
memuat sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan
SPI secara efektif.
Usulan PKPT telah memuat kebutuhan sumber daya manusia untuk
melakukan pengawasan namun belum memuat pendanaan.
3) Terdapat penganggaran yang mencakup sumber daya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan pengawasan dan
konsultasi.
Usulan PKPT untuk melaksanakan kegiatan pengawasan belum
mempertimbangkan pendanaan.
4) Terdapat dokumen yang menunjukkan adanya persetujuan terhadap
sumber daya yang dibutuhkan (termasuk pendanaan) yang transparan
dan independen dari pengaruh manajemen.
RAT telah disetujui namun tidak terdapat
kebijakan/prosedur/mekanisme pengajuan usulan anggaran.
5) Terdapat dokumen yang menunjukkan adanya identifikasi
pembatasan sumber daya (jika ada) dan telah mengomunikasikan
dampak pembatasan tersebut kepada direksi dan dewan pengawas
korporasi.
58

SPI belum mengidentifikasi adanya pembatasan sumber daya.


Pemenuhan SDM dilakukan berdasarkan analisis jabatan yang sudah
ada.
6) Terdapat rekomendasi dan kontribusi SPI dalam pengembangan
mekanisme/proses yang tepat bagi direktur utama dalam melakukan
pengawasan dan pemberian saran kepada kegiatan audit internal.
Rekomendasi dan kontribusi SPI ke direktur utama tidak
didokumentasikan.
7) Terdapat dokumen pertemuan secara berkala dengan jajaran
manajemen korporasi dalam rangka meningkatkan kepedulian
organisasi terhadap tata kelola, penilaian risiko, audit internal, dan
pentingnya lingkungan pengendalian yang kuat.
Kegiatan pertemuan secara berkala antara SPI dengan jajaran
manajemen korporasi tidak didokumentasikan.
8) Terdapat dokumen/evidence yang menunjukkan adanya upaya SPI
untuk mendorong manajemen korporasi agar mendukung
independensi SPI.
Upaya SPI untuk mendorong manajemen korporasi agar mendukung
independensi SPI tidak didokumentasikan.
9) Terdapat pola hubungan pelaporan secara langsung dari kepala SPI
kepada direktur utama dan secara fungsional kepada dewan
pengawas dalam IA Charter (Three Lines of Defense Model).
Belum terdapat kebijakan/SOP Three Lines of Defense dan IA Charter
belum ditandatangani dewan pengawas serta komite audit belum
dibentuk.
10)Terdapat pertemuan berkala antara SPI dengan direksi dan SPI
dengan dewan pengawas (c.q. Komite Audit).
Pelaksanaan rapat berkala antara SPI dengan direksi dan SPI dengan
dewan pengawas tidak didokumentasikan.
Level 4
Tidak ada pernyataan yang memperoleh jawaban sebagian di level ini.
Level 5

Tidak ada pernyataan yang memperoleh jawaban sebagian di level ini.


59

Pernyataan yang memperoleh jawaban ada yaitu:


Level 2
1) Terdapat internal audit charter yang berisikan antara lain tujuan,
kewenangan dan tanggung jawab SPI.
2) Terdapat dokumen internal Audit Charter yang telah ditandatangani
oleh direktur utama.
3) Terdapat internal audit charter yang berisikan visi dan misi SPI.
4) IAC menyediakan informasi yang jelas bagi manajemen dan/atau
dewan atas pertanggungjawaban hasil kegiatan SPI.
5) Terdapat prosedur/sistem yang menunjukan bahwa SPI telah
melaporkan hasil pengawasan.
6) Terdapat dokumen IAC yang direviu dan dimutakhirkan secara
berkala dan mendapat persetujuan direktur utama dan dewan
pengawas.
7) Terdapat internal audit charter yang memuat kewenangan untuk
mengakses seluruh informasi, aset, dan personil organisasi yang
dibutuhkan untuk menjalankan tugas SPI.
Level 3
Tidak ada pernyataan yang memperoleh jawaban ada di level ini.
Level 4
8) Terdapat kebijakan dan prosedur untuk berkomunikasi, berinteraksi,
dan memberikan laporan kepada komite audit termasuk memastikan
adanya akses langsung kepada dewan pengawas jika dibutuhkan.
Level 5
Tidak ada pernyataan yang memperoleh jawaban ada di level ini.

A. Penjelasan Hambatan Pelaksanaan Penilaian (Assessment) Kapabillitas


SPI

Tidak terdapat hambatan dalam pelaksanaan assessment kapabilitas SPI.

Anda mungkin juga menyukai