BAB I
SIMPULAN DAN SARAN
I. Simpulan
Penilaian awal (initial assessment) Kapabilitas Satuan Pengawasan Intern (SPI)
Perumda Air Minum Tirta Mangkaluku Kota Palopo dilakukan dengan pendekatan
Internal Audit Capability Model (IACM). Konsep IACM memberikan arahan bahwa
suatu unit audit internal dapat berada pada suatu level tertentu jika seluruh
persyaratan pada level tersebut terpenuhi. Persyaratan tersebut tertuang dalam
Key Process Area (KPA) yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari IACM.
Hasil penilaian awal atas kapabilitas SPI pada Perumda Air Minum Tirta
Mangkaluku Kota Palopo Tahun 2022 (1 Januari 2022 s.d. 30 September 2022)
menunjukkan bahwa kapabilitas SPI Perumda Air Minum Tirta Mangkaluku Kota
Palopo masih berada pada Level 1.
Capaian SPI Perumda Air Minum Tirta Mangkaluku Kota Palopo atas seluruh
pernyataan pada Level 2, sebagai berikut:
1. Lima puluh delapan (58) pernyataan tersebar pada elemen I, II, III, V, VI telah
terpenuhi 100%;
2. Seratus sembilan puluh tiga (193) pernyataan masih belum 100%, yakni:
a. Lima puluh (50) pernyataan terdapat pada elemen I, II, III, IV, V dan VI
dengan jawaban sebagian terpenuhi;
b. Seratus empat puluh tiga (143) pernyataan terdapat pada elemen I, II, III, IV,
V dan VI dengan jawaban tidak terpenuhi.
Capaian setiap elemen dan masing-masing KPA, sebagai berikut:
2
b. Elemen 2
3
Kepala Perwakilan,
Rizal Suhaili
Tembusan Yth.:
1. Deputi Kepala BPKP Bidang Akuntan Negara
2. Kepala SPI Perumda Air Minum Tirta Mangkaluku Kota Palopo
11
BAB II
URAIAN HASIL PENILAIAN
I. PENDAHULUAN
A. Dasar Penugasan
1. Peraturan Presiden RI Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.
2. Surat Tugas Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Nomor
PE.09.02/ST-1516/PW21/4/2022 tanggal 29 September 2022.
B. Tujuan dan Sasaran Penugasan
Tujuan penilaian kapabilitas audit internal adalah:
1. Melakukan penilaian awal kapabilitas SPI Perumda Air Minum Tirta
Mangkaluku Kota Palopo.
2. Mengidentifikasi area-area yang memerlukan perbaikan (areas of
improvement) dalam rangka peningkatan kapabilitas audit internal pada
SPI Perumda Air Minum Tirta Mangkaluku Kota Palopo.
3. Memberikan saran perbaikan dalam rangka peningkatan kapabilitas audit
internal pada SPI Perumda Air Minum Tirta Mangkaluku Kota Palopo.
C. Ruang Lingkup Penugasan
1. Ruang Lingkup Penilaian Kapabilitas Audit Internal
Ruang lingkup penilaian kapabilitas audit internal pada SPI Perumda Air
Minum Tirta Mangkaluku Kota Palopo meliputi enam elemen, yaitu Peran
dan Layanan Audit lnternal, Pengelolaan Sumber Daya Manusia, Praktik
Profesional, Akuntabilitas dan Manajemen Kinerja, Budaya dan Hubungan
Organisasi, serta Struktur Tata Kelola.
2. Periode Penilaian Kapabilitas Audit Internal
Periode penilaian adalah tahun 2022 (1 Januari 2022 sampai dengan
30 September 2022) serta periode sebelum dan sesudahnya sepanjang
memiliki kaitan sebagai dasar pengambilan simpulan hasil penilaian.
D. Metodologi yang Digunakan
Metodologi dalam penilaian kapabilitas audit internal adalah:
1. Pengumpulan Data/Dokumen
12
i. Menerapkan aspek wajar, efisien dan efektif serta taat asas dan hukum
dalam menjalankan seluruh tupoksi;
j. Menata, membina, mengevaluasi dan menilai kinerja bawahan langsung;
k. Melaksanakan tugas lain yang ditugaskan Direksi melalui Direktur Utama;
l. Menyusun laporan bulanan Fungsional Satuan Pengawas Internal.
Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya, SPI Perumda Air Minum
Tirta Mangkaluku Kota Palopo telah didukung oleh struktur organisasi sebagai
berikut:
B.
Informasi Umum
1. Selama periode 1 Januari s.d. 30 September 2022 telah dilakukan kegiatan
assurance (pemeriksaan regular semester I tahun 2022) berupa antara lain:
- Audit kepatuhan kepada divisi-divisi di dalam perusahaan.
- Audit kinerja kepada pihak ketiga (kontraktor).
namun tidak ada kegiatan consulting yang dilaksanakan oleh SPI Perumda
Air Minum Tirta Mangkaluku Kota Palopo.
2. Cakupan Pengawasan
Cakupan pengawasan SPI adalah seluruh aktivitas unit kerja Perumda Air
Minum Tirta Mangkaluku Kota Palopo.
15
3. Jumlah Anggaran pada SPI Perumda Air Minum Tirta Mangkaluku Kota
Palopo
Selama tahun 2021 dan 2022, perusahaan tidak mengalokasikan anggaran
untuk kegiatan SPI. Jumlah anggaran Perumda Air Minum Tirta
Mangkaluku Kota Palopo tahun 2022 sebesar Rp58.548.691.000,00 dan
tahun 2021 sebesar Rp60.457.546.000,00.
4. Jumlah SDM pada SPI Perumda Air Minum Tirta Mangkaluku Kota Palopo
Jumlah SDM pada SPI Perumda Air Minum Tirta Mangkaluku Kota Palopo
sebanyak 4 orang terdiri dari:
- Struktural 1 1
- Auditor -
3 (tidak ditentukan
- Pegawai Pelaksana Audit 3
auditor atau bukan)
bukan Auditor
SDM Penunjang
- Administrasi - -
- Keuangan - -
Jumlah 4 4
Jumlah
No. Uraian
Orang %
a. Sarjana S3 - 0.00%
b. Sarjana S2 - 0.00%
c. Sarjana S1/Diploma IV 4 100.00%
d. Diploma III - 0.00%
e. Diploma I/II - 0.00%
f. SLTA/SLTP/SD - 0.00%
Jumlah 4 100.00%
Sertifikat Jumlah
No. Jenjang Pendidikan
Auditor Orang %
a. Sarjana Teknik Belum 1 25.00%
16
Pada Elemen Peran dan Layanan, SPI Perumda Air Minum Tirta
Mangkaluku Kota Palopo berada pada Level 1, dengan uraian sebagai
berikut:
Dari tiga puluh tujuh (37) pernyataan, dua puluh satu (21) pernyataan
memperoleh jawaban tidak yang mengindikasikan belum terimplementasi,
sepuluh (10) pernyataan memperoleh jawaban sebagian yang
mengindikasikan terimplementasi sebagian dan enam (6) pernyataan
memperoleh jawaban ada yang mengindikasikan telah terimplementasi.
Pernyataan yang memperoleh jawaban tidak ada yaitu:
Level 2
Tidak ada pernyataan yang memperoleh jawaban tidak ada di level ini.
Level 3
1) Terdapat IAC yang di dalamnya mencakup jasa konsultansi (advisory
services) yang dapat diberikan.
SPI saat ini belum memberikan jasa konsultansi (advisory services)
yang diharapkan oleh organisasi.
2) Tim Audit telah menyusun kebijakan dan prosedur penugasan jasa
layanan antara lain mencakup metodologi pemberian jasa layanan,
komunikasi dengan auditee dan kesimpulan hasil penugasan
konsultasi.
SPI belum memiliki pedoman/SOP pelaksanaan jasa konsultansi.
3) Di dalam Internal Audit Charter (IAC) telah memberikan kewenangan
kepada kepala SPI untuk membangun teknik dan prosedur dalam
memberikan jasa konsultansi serta hak untuk melaporkannya kepada
direksi.
Kepala SPI belum diberikan kewenangan jasa konsultansi dalam
dokumen IAC.
4) Terdapat mekanisme/juklak/pedoman praktik-praktik yang menjamin
bahwa independensi dan obyektifitas SPI tidak tercederai (benturan
kepentingan) pada saat penugasan. Penugasan telah dilakukan
secara profesional sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan.
SPI belum memiliki pedoman/SOP pemberian jasa konsultansi.
19
Level 5
10) Peningkatkan keterampilan pribadi dan pengetahuan profesi audit
yang SPI lakukan diantaranya dalam bidang teknologi, proses bisnis,
praktik khusus industry dan implikasi lingkungan bisnis yang terus
berubah.
Pelatihan/diklat yang sudah diikuti oleh SPI baru berupa diklat dasar-
dasar audit dan kapabilitas SPI.
Level 4
9) Terdapat dokumen rencana audit tahunan yang memuat jumlah dan
kompetensi personil yang diperlukan, peran, anggaran dan waktu
pelaksanaan.
PKPT yang disusun SPI belum berbasis risiko.
10) Terdapat dokumen yang membandingkan kompetensi yang
dibutuhkan dengan kompetensi yang ada.
SPI belum menyusun dokumen yang berisi informasi terkait
perbandingan antara kebutuhan SDM dengan peta kompetensi.
11) Terdapat pelaporan hasil analisis kesenjangan kompetensi kepada
direksi.
SPI belum menyusun dokumen analisis kesenjangan kompetesi (gap
competency analysys).
12) Terdapat dokumen strategi pengembangan SDM untuk menutup
kesenjangan kompetensi dengan melakukan pelatihan,
pengembangan sarana, program rotasi dan auditor tamu, co-sourcing
serta outsourcing.
SPI belum Menyusun dokumen-dokumen berikut:
- Rencana pengembangan SDM
- Talent management plan
- Dokumen succession plan
13) Terdapat dokumen hasil analisis kesenjangan kompetensi beserta
prioritas dan strategi untuk mengatasi kesenjangan kompetensi
beberapa tahun mendatang kepada direksi dan para pemangku
kepentingan utama, terutama jika keseluruhan rencana kegiatan
pengawasan berkala tidak dapat dilakukan.
Tidak terdapat nota dinas yang ditujukan kepada direksi dan para
pemangku kepentingan utama yang berisi informasi mengenai hasil
analisis kesenjangan kompetensi dan strategi untuk mengatasinya.
14) SPI telah menyusun daftar organisasi profesi yang relevan dan terkait
dengan kegiatan SPI.
27
Level 5
24) Terdapat proyeksi terkait layanan SPI di masa mendatang dengan
kebutuhan keahlian/sumber daya sejalan dengan rencana strategis
organisasi.
SPI belum menyusun proyeksi terkait layanan SPI di masa mendatang
kebutuhan keahlian/sumber daya sejalan dengan rencana strategis
organisasi.
25) Terdapat analisis dan pengembangan rencana kebutuhan SDM SPI
(baik jumlah maupun keahlian) untuk menjalankan layanan SPI di
masa mendatang.
29
Level 5
37
16) SPI memiliki rencana jangka panjang dan pendekatan audit yang
fleksibel dan dinamis yang selaras dengan arah strategi korporasi
dengan tujuan untuk menangani risiko dan isu yang potensial.
SPI belum menyusun rencana jangka panjang dan pendekatan audit
yang fleksibel dan dinamis yang selaras dengan arah strategi
korporasi.
17) SPI telah mengidentifikasi dan menilai tren, isu, dan risiko, serta
mendiskusikannya secara intensif dengan direksi untuk memahami
arah strategis korporasi saat ini dan masa yang akan datang.
SPI belum melakukan identifikasi yang dimaksud.
18) Terdapat masukan SPI secara proaktif terkait implikasi dari tren, isu-
isu dan risiko yang berkembang kepada Direksi dan Dewan
Pengawas.
SPI tidak mendokumentasikan kegiatan di atas.
19) SPI melakukan penilaian yang komprehensif untuk mengidentifikasi
kesenjangan (gap) dalam praktik, sarana dan keahlian yang
dibutuhkan dalam rangka merespon isu-isu dan risiko-risiko korporasi
yang berkembang.
SPI belum melakukan penilaian yang dimaksud.
20) SPI telah melakukan penilaian atas pilihan-pilihan penanganan risiko
yang berkembang untuk mengatasi kesenjangan (gap).
SPI belum melakukan penilaian yang dimaksud.
21) SPI telah memiliki dan mengikuti program pendidikan dan
pengembangan profesi berkelanjutan untuk semua auditor internal.
SPI belum mendorong personilnya untuk memiliki dan mengikuti
program pendidikan dan pengembangan profesi berkelanjutan.
22) SPI telah melakukan reviu audit internal secara berkala dan membuat
revisi rencana layanan jika diperlukan untuk menyelaraskan dengan
perubahan strategi dan risiko organisasi.
SPI belum melakukan reviu audit internal dan revisi rencana layanan.
23) SPI telah melakukan reviu dan pemutakhiran, menyesuaikan dengan
standar internasional.
SPI belum melakukan update terhadap dokumen IAC.
38
20) Terdapat dokumen yang berisi hasil identifikasi tujuan dan kegiatan
SPI.
SPI belum menyusun laporan hasil identifikasi kegiatan audit intern
dalam mendukung pencapaian tujuan SPI.
21) Terdapat indikator kinerja SPI.
Direksi belum menetapkan indikator kinerja SPI.
22) Terdapat dokumen pengukuran kinerja.
Perusahaan belum melakukan pengukuran kinerja.
23) Terdapat dokumen penetapan kinerja pada setiap level manajemen.
Perusahaan belum melakukan penetapan kinerja pada setiap level
manajemen.
24) Manajemen telah menggunakan informasi kinerja untuk menetukan
langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.
Perusahaan belum menyusun indikator kinerja dan belum melakukan
penilaian kinerja.
25) Terdapat kegiatan evaluasi secara berkala terhadap efektivitas biaya
dan relevansinya dengan ukuran-ukuran kinerja.
Perusahaan belum menetapkan indikator/ukuran Perusahaan dan
belum menetapkan indikator/ukuran kinerja sehingga belum dapat
evaluasi efektivitas biaya dan relevansinya dengan ukuran-ukuran
kinerja.
Level 4
26) Terdapat ukuran-ukuran dan target-target kinerja yang komprehensif
yang ditetapkan berdasarkan pertimbangan atas tingkat risiko yang
dapat diterima (acceptable risk), biaya, kualitas, dan hasil yang ingin
dicapai.
Penetapan target kinerja di PKPT belum didasarkan pertimbangan
risiko.
27) Terdapat sistem untuk mengukur dan memantau kinerja secara
kuantitaf dan kualitatif.
SPI tidak memiliki sistem pengukuran kinerja dan Quality Assurance
and Improvement Program
28) Terdapat informasi kinerja untuk memonitor dan mengukur fluktuasi
kinerja yang dapat mempengaruhi hasil-hasil SPI.
46
Level 3
3) Terdapat dokumentasi sistem manajemen kinerja dalam pengelolaan
kegiatan audit internal, yang mencakup identifikasi data kinerja yang
harus dikumpulkan, frekuensi pengumpulan data, personil/pihak yang
bertanggung jawab untuk pengumpulan data, pengendalian mutu
data, personil/pihak yang menghasilkan laporan data kinerja, dan
personil/pihak yang menerima laporan.
SPI belum menyusun SOP atas sistem manajemen kinerja.
Level 4
4) Penetapan tujuan kegiatan SPI telah mempertimbangkan tujuan
strategis dan tujuan operasional korporasi namun belum
mempertimbangkan risk appetite.
Kebijakan manajemen risiko perusahaan masih dalam proses
penyusunan.
Level 5
Tidak ada pernyataan yang memperoleh jawaban sebagian di level ini.
Level 4
5) Terdapat sumbang saran dari Kepala SPI atas isu-isu penting dan
strategis kepada manajemen.
Tidak terdapat dokumen yang memuat sumbang saran dari Kepala
SPI.
6) Terdapat dokumen yang menunjukkan adanya upaya SPI
membangun kerja sama dan kepercayaan antara auditor dan direksi.
SPI tidak melakukan survei.
7) Terdapat kegiatan berbagi pengetahuan tentang praktik terbaik dalam
operasional korporasi dengan seluruh unit kerja di lingkungan
korporasi.
Tidak terdapat forum komunikasi (sejenisnya) SPI dengan seluruh unit
kerja sebagai sarana berbagi pengetahuan.
Level 5
8) SPI telah mengomunikasikan secara proaktif tentang isu-isu
operasional dan strategis yang penting kepada direksi dan para
pemangku kepentingan serta memberikan rekomendasi yang
dibutuhkan.
SPI belum mengomunikasikan terkait isu-isu operasional dan strategis
kepada direksi dan pemangku kepentingan secara proaktif.
9) SPI telah berpartisipasi secara langsung maupun melakukan
observasi terhadap komite-komite penting korporasi.
Perumda/korporasi belum membentuk komite (audit).
10) SPI telah memfasilitasi pembelajaran organisasi dengan
mengidentifikasi perubahan lingkungan bisnis yang berdampak
terhadap korporasi.
SPI belum menyediakan fasilitas pembelajaran organisasi tersebut.
51