Anda di halaman 1dari 5

Nama

NPM
Mata Kuliah
Dosen

:
:
:
:

Mochammad Arief Wicaksono


F1315114
Metodologi Penelitian
Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak.

Pengampu
Perkembangan Proposal
Proposal penelitian ini belum mengalami perkembangan secara lebih lanjut dikarenakan
beberapa faktor, antara lain:

Judul yang belum "disetujui", untuk apakah dapat saya gunakan sebagai bahan

penelitian
Dalam beberapa bab selanjutnya penulis kurang faham mengenai materi tersebut
Keterbatasan dalam akses jurnal nasional maupun internasional, sehingga kekurangan
referensi untuk perkembangan selanjutnya.

Mohon saran dari Prof. Bambang, mengenai akses ke website jurnal nasional maupun
internasional, karena perpustakaan digital UNS yang menyediakan fasilitas jurnal, hanya
menyediakan jurnal-jurnal dalam jumlah yang sangat terbatas.
Terima Kasih.
1. Judul Penelitian adalah "Analisis Temuan Program Pemberdayaan Masyarakat Desa
Untuk Menentukan Titik Kritis Penggunaan Dana Desa"
2. Latar Belakang Penelitian
Berkaca dari pembangunan masyarakat desa pada masa lalu, terutama di era
orde baru, pembangunan desa merupakan cara dan pendekatan pembangunan yang
diprogramkan negara secara sentralistik. Dimana pembangunan desa dilakukan oleh
pemerintah baik dengan kemampuan sendiri (dalam negeri) maupun dengan
dukungan negara-negara maju dan organisasi-organisasi internasional. Pembangunan
desa pada era orde baru dikenal dengan sebutan Pembangunan Masyarakat Desa
(PMD), dan Pembangunan Desa (Bangdes). Kemudian di era reformasi istilah yang
lebih menonjol Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD). Dibalik semua itu,
persoalan peristilahan tidaklah penting, yang terpenting adalah substansinya terkait
pembangunan desa (Muhi, 2012). Pada masa orde baru secara substansial
pembangunan desa cenderung dilakukan secara seragam (penyeragaman) oleh
pemerintah pusat. Program pembangunan desa lebih bersifat top-down. Pada era
reformasi secara substansial pembangunan desa lebih cenderung diserahkan kepada
desa itu sendiri. Sedangkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah cenderung

mengambil posisi dan peran sebagai fasilitator, memberi bantuan dana, pembinaan
dan pengawasan. Telah banyak program pengentasan kemiskinan yang dilakukan
diantaranya Program Inpres Desa Tertinggal dan Bantuan Masyarakat Tertinggal.
Program pembangunan desa lebih bersifat bottom-up atau kombinasi buttom-up dan
top-down.
Program pembangunan desa yang bersifat bottom-up tertuang dalam undangundang Otonomi Daerah (OTDA). Landasan pijak OTDA ini, merujuk pada Undangundang Otonomi Daerah nomor 22 tahun 1999 dan UU Nomor 25 tahun 1999 yang
mengatur tentang otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Dalam perkembangannya
kemudian kebijakan ini mengalami revisi dengan dikeluarkannya UU No. 32 tahun
2004 dan UU No. 33 tahun 2004. Kedua UU ini mengatur tentang Pemerintahan
Daerah dan Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat-Daerah.
Sehingga diperlukan perhatian khusus terhadap desa sehingga lahirnya konsep
Alokasi Dana Desa yang dikuatkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun
2005.

Dalam PP ini disebutkan adanya penyaluran Alokasi Dana Desa (ADD),

penyerahan urusan dari Kabupaten/Kota kepada Desa, pengembangan perencanaan


pembangunan partisipatif dan penataan wilayah desa. ADD merupakan dana yang
diambilkan dari dana perimbangan dikurangi belanja pegawai dan minimal 10 persen
dipergunakan untuk desa.
Dalam pelaksanaan program ini dimulai era orde baru sampai dengan saait ini,
telah banyak ditemukan permasalahan yang menghambat dalam proses tercapainya
tujuan program, yaitu pemberdayaan masyarakat desa. Penggelapan dana, kecurangan
dalam hal penggunaan material pada pembangunan proyek, penggunaan dana untuk
kegiatan yang dilarang dalam perjanjian seakan telah menjadi pasangan yang tak
terpisahkan dalam pelaksanaan program semacam ini. Pelaksanaan pengawasan dan
monitoring diharapakan mampu mengeliminasi permasalahan-permasalahan ini.
Berpinjak dari fenomena tersebut, maka fokus utama dalam rencana kajian ini
adalah melihat bagaimana temuan maupun permasalahan pada pelaksanan program
proyek desa terdahulu bisa menjadi titik kritis serta ancang-ancang risiko yang dapat
digunakan untuk menyusun perencanaan pelaksanaan dana desa yang lebih baik.
Dengan menjadikan temuan di pelaksanaan proyek desa pada tahun-tahun sebelumnya
sebagai risiko pelaksanaan proyek desa saat ini, merupakan langkah bijak yang dapat
diambil untuk menghindari terulangnya kembali permasalahan maupun temuan yang
sama.
3. Permasalahan

a) Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan skripsi ini secara umu
adalah bagaimana temuan dan permasalahan pada pelaksanaan kegiatan
program Pemberdayaan Masayarakat Desa dapat menjadi early warning untuk
menghadapi pelaksanaan program di tahun mendatang. Dengan penilaian
risiko

yang

baik pada

proses

perencanaan, tujuan program untuk

memberdayakan masayarakat desa kaan tercapai dengan baik.


Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini
antara lain sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui titik-titik kritis dalam pelaksanaan program
pemberdayaan masyarakat desa ini agar temuan terdahulu dapat
ditindaklanjuti dan permasalahan terdahulu tidak akan terulang
kembali.
2) Dapat meminimalkan inherent risk pada pelaksanaan program saat ini
apabila pelaksanaan penetapan titik-titik kritis ini dapat dilaksanakan
dengan baik.
Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat
antara lain:
1) Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
khasanah kepustakaan indonesia
2) Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan
oleh auditor dalam melaksanakan pemeriksaan mengenai program
pemberdayaan masyarakat desa.
b) Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penulisan skripsi di atas, maka beberapa masalah
yang menjadi fokus pembahasan skripsi ini adalah:
1) Bagaimana pelaksanaan tindak lanjut terhadap temuan permasalahan
pada program pemberdayaan masyarakat desa pada tahun-tahun
terdahulu?
2) Bagaimana memetakan temuan terdahulu menjadi suatu penilaian
risiko pada pelaksanaan program saat ini?
3) Seberapa efektif pemetaan ini agar temuan dan permasalahan terdahulu
tidak akan terulang lagi pada pelaksanaan program saat ini?
4. Ruang Lingkup Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini akan dibatasi pada pelaksanaan program PNPM dan
PPIP pada program terdahulu, dan program dana desa pada pelaksanaan dana desa saat

ini. PNPM dan PPIP dipandang relevan untuk mencerminkan pelaksanaan program
Pemberdayaan Masyarakat Desa milik Pemerintah ini.
5. Relevansi Penelitian
6. Desain Penelitian
a) Metode yang digunakan oleh peneliti adalah analisis deskriptif kualitatif
dengan metode studi kasus dan survei literatur berupa buku-buku perpustakaan
dan jurnal-jurnal nasional maupun internasional serta analisis data dan laporan
yang relevan.
b) Metode Pengumpulan Data
Data primer dapat diperoleh melalui wawancara, diskusi dan tanya jawab
dengan pihak terkait. Sedangakan data sekunder dapat diperoleh melalui hasil
kajian peneliti-peneliti terdahulu yang memuat teori mengenai pengauditan
yang berhubungan dengan tujuan penulisan penelitian penulis serta laporan
hasil audit pelaksanaan program terdahulu dan daftar temuan yang belum
ditindaklanjuti.
c) Desain Sampling
Metode Sampling
Metode sampling yang digunakan penulis untuk penelitian kualitatif ini yaitu
metode purposive sampling atau Judgment Sampling, karena nantinya
penelitian ini juga akan menggunakan pertimbangan pakar sebagai dasarnya.
Ukuran Sampel
Ukuran sampel yang akan digunakan oleh penulis pada penelitian kali ini
adalah desa-desa penerima bantuan dana Program Pemberdayaan Masyarakat
Desa, Khususnya PNPM dan PPIP di Provinsi Bali. Sampel dipilih di Provinsi
Bali karena merupakan lokasi penempatan kerja penulis. Provinsi Bali
memiliki 9 Kabupaten dan 1 Kota, dimana keseluruhan kabupaten tersebut
memperoleh dana bantuan Program Pemberdayaan Masyarakat Desa yang
menyebar ke desa-desa yang memang telah ditetapkan dalam SK Bupati
sebagai penerima dana bantuan ini.
d) Analisis Data
Data Reduction : Temuan-temuan

terdahulu

pada

program

pemberdayaan masyarakat desa khususnya melalui program PNPM dan


PPIP dapat digunakan menjadi titik kritis yang berisiko dalam

pelaksanaan Program Dana Desa di Indonesia.


Data Display : Diagram dan Matriks Tabel temuan-temuan yang
berisiko muncul (peluang munculnya besar)

Drawing Conclusions : Temua-temuan terdahulu pada Program PNPM


dan PPIP dapat menjadi tolok ukur yang membantu para pelaku yang
terlibat dalam program Dana Desa dalam memetakan titik kritis yang

dapat diantisipasi.
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakan content analysis pada
data yang diperoleh dari daftar temuan pelaksanaan program PNPM dan PPIP
pada kantor peneliti sebelumnya dan Narrative Analysis yang dilakukan kepada
auditor senior di kantor peneliti sebelumnya untuk mengukur tingkat risiko
pada temuan-temuan terdahulu untuk muncul kembali pada program yang baru
ini.
7. Time Frame Pelaksanaan penyusunan skripsi ini direncanakan selama 6 bulan
8. Daftar Pustaka
Arens, Alvin A., dan James K. Loebecke. 2000. Auditing: An Integrated Approach.
Edisi ke-8. New JErsey: Pearson Educational Inc.
Armia, Chairuman. 2002. Pengaruh Budaya terhadap Efektivitas Organisasi. JAAI
vol.5 Nomor 1, Juni 2002. Jakarta.
Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi ke-6. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai