Anda di halaman 1dari 33

SWAKELOLA

Pelelangan Umum

Pelelangan Sederhana
Pemilihan
Penyedia Penunjukan Langsung
Struktur Pengadaan Barang dan
Pengadaan Langsung
Barang Jasa Pemerintah Jasa Lainnya
Kontes/Sayembara

Pelelangan Umum

Pemilihan Pemilihan Pelelangan Terbatas


Pelelangan Terbatas
Penyedia Penyedia Pemilihan Langsung
Barang Pekerjaan Penunjukan Langsung
Jasa Konstruksi
Pengadaan Langsung

PBJ Seleksi Umum


PEMERINTAH Pemilihan Seleksi Sederhana
Penyedia Penunjukan Langsung
Jasa Pengadaan Langsung
Konsultasi
Sayembara

Swakelola Instansi Sendiri

Instansi Pemerintah Lain pelaksana


swakelola
Pelelangan umum dapat Kelompok Masyarakat/LSM Penerima
PQ/PASCA prakualifikasi bila untuk
PQ
pekerjaan kompleks Hibah
2
BENTUK ORGANISASI

 Pasal 7 aayat 2:

Organisasi Pengadaan Barang/Jasa untuk


Pengadaan melalui Swakelola terdiri atas:
a. PA/KPA;
b. PPK;
b.1. ULP/Pejabat Pengadaan/Tim Pengadaan;
c. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.
KRITERIA :
 Pasal 26 ayat 2

1. pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan


kemampuan dan/atau memanfaatkan kemampuan
teknis sumber daya manusia, serta sesuai dengan
tugas dan fungsi K/L/D/I .

Contoh:
a. Badiklat mengadakan bimbingan teknis
pengadanaan b/j dll
lanjutan kriteria……

2. pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya


memerlukan partisipasi langsung masyarakat
setempat atau dikelola oleh K/L/D/I

Contoh:
a. pekerjaan pemeliharaan saluran irigasi
tersier,
b. pemeliharaan hutan/tanah ulayat,
c. pemeliharaan saluran/jalan desa;
d. pelipatan kertas suara;
e. program kali bersih dll
lanjutan kriteria……

3. pekerjaan yang dilihat dari segi besaran, sifat,


lokasi atau pembiayaannya tidak diminati oleh
Penyedia Barang/Jasa

Contoh:
a. pekerjaan di daerah berbahaya (wilayah
konflik) ,
b. pekerjaan di perbatasan yang transportasinya
sangat sulit;
c. pembelian bbm dll
lanjutan kriteria……

4. pekerjaan yang secara rinci/detail tidak dapat


dihitung/ditentukan terlebih dahulu, sehingga
apabila dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa
akan menimbulkan ketidakpastian dan risiko
yang besar

Contoh:
a. pekerjaan kuras saluran di perkotaan;
b. pekerjaan perbaikan kendaraan yang tidak
bisa diprediksi sebelumnya; dll
lanjutan kriteria……

5. penyelenggaraan diklat, kursus, penataran,


seminar, lokakarya atau penyuluhan

Contoh:
a. sosialisasi peraturan;
b. Rakorbang; dll
lanjutan kriteria……

6. pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot


project) dan survei yang bersifat khusus untuk
pengembangan teknologi/metode kerja yang
belum dapat dilaksanakan oleh Penyedia
Barang/Jasa

Contoh:
a. pembuatan rumah tahan tsunami;
b. survei pencemaran radioaktif; dll
lanjutan kriteria……

7. pekerjaan survei, pemrosesan data, perumusan


kebijakan pemerintah, pengujian di laboratorium,
dan pengembangan sistem tertentu

Contoh:
a. pekerjaan untuk keperluan sensus dan
statistik ;
b. penyusunan/pengembangan peraturan
perundang-undangan; dll
lanjutan kriteria……

8. pekerjaan yang bersifat rahasia bagi K/L/D/I yang


bersangkutan

Contoh:
a. pembuatan soal-soal ujian negara;
b. pencetakan ijazah;
c. pembuatan bangunan rahasia;
d. sewa rumah untuk saksi atau untuk
pengintaian penegak hukum; dll
lanjutan kriteria……

9. pekerjaan industri kreatif, inovatif, dan budaya


dalam negeri

Contoh:
a. pembuatan film animasi;
b. pembuatan permainan interaktif;
c. pembuatan logo;
d. lomba karya tulis ilmiah; dll
lanjutan kriteria……

10. penelitian dan pengembangan dalam negeri

Contoh:
a. penelitian konstruksi tahan gempa;
b. penelitian potensi ekonomi suatu daerah; dll
lanjutan kriteria……

11. pekerjaan pengembangan industri pertahanan,


industri alutsista, dan industri almatsus dalam
negeri

Contoh:
a. pengembangan senjata keperluan militer; dll
APAKAH KEGIATAN SWAKELOLA
DAPAT MELEBIHI TAHUN
ANGGARAN?

 Pasal 28 ayat 8:
”Swakelola dapat dilaksanakan melebihi 1 (satu)
Tahun Anggaran”
PELAKSANA SWAKELOLA
 Pasal 26 ayat 4:

Swakelola dapat dilakukan oleh:


a. K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran;
b. Instansi Pemerintah lain Pelaksana Swakelola;
dan/atau
c. Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola
(kelompok tani, Perguruan Tinggi Swasta,
lembaga penelitian)
MEKANISME PELAKSNAAN
KEGIATAN SWAKELOLA
A. Swakelola oleh K/L/D Penanggung Jawab
Anggaran:

1. direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri oleh


K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran;
2. Jumlah tenaga ahli (dari luar instansi) tidak boleh
melebihi 50% dari jumlah keseluruhan pegawai
instansi yang terlibat;
3. pengadaan bahan/barang, Jasa Lainnya,
peralatan/suku cadang dan tenaga ahli dilakukan
oleh ULP/Pejabat Pengadaan
lanjutan….

B. Swakelola oleh Insatansi Pemerintah lain:

1. direncanakan dan diawasi sendiri oleh K/L/D


Penanggung Jawab Anggaran;
2. pelaksanaan dilakukan oleh Instansi Pemerintah
lain berdasarkan Kontrak antara PPK
Penanggung Jawab Anggaran dengan pelaksana
Swakelola pada Instansi Pemerintah lain;
3. pengadaan bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku
cadang dan tenaga ahli yang diperlukan dilakukan
oleh ULP/Pejabat Pengadaan pada Instansi
Pemerintah lain.
lanjutan….
C. Swakelola oleh Kelompok Masyarakat (KM):

1. program ditentukan oleh K/L/D (misal program


kali bersih dll). Direncanakan, dilaksanakan dan
diawasi sendiri oleh KM;
2. pelaksanaan dilakukan berdasarkan Kontrak antara
PPK dengan KM yang mampu melaksanakan
pekerjaan;
3. pengadaan Pekerjaan Konstruksi hanya untuk
rehabilitasi, renovasi dan konstruksi sederhana;
4. pengadaan bahan/barang, Jasa Lainnya,
peralatan/suku cadang dan tenaga ahli yang
diperlukan dilakukan oleh KM dengan menerapkan
prinsip-prinsip dan etika pengadaan
lanjutan….
C. Swakelola oleh Kelompok Masyarakat (KM):

5. penyaluran dana kepada KM secara bertahap:


a. 40% dari keseluruhan dana Swakelola, jika
KM telah siap melaksanakan;
b. 30% dari keseluruhan dana swakelola, jika
pekerjaan telah mencapai 30%; dan
c. 30% dari keseluruhan dana Swakelola, apabila
pekerjaan telah mencapai 60%
EVALUASI DAN PENGNEDALIAN
SWAKELOLA
 pasal 32

1. Kemajuan pekerjaan dan penggunaan keuangan


dilaporkan oleh pelaksana lapangan/Pelaksana
Swakelola kepada PPK secara berkala;
2. Laporan kemajuan realisasi fisik dan keuangan
dilaporkan setiap bulan secara berjenjang oleh
Pelaksana Swakelola sampai kepada PA/KPA;
3. APIP pada K/L/D Penanggung Jawab Anggaran
melakukan audit terhadap pelaksanaan
Swakelola.
TERIMAKASIH
Klausul Jenis Pengadaan
Pasal 1 angka 17:
“Penyelenggara Swakelola adalah Tim yang menyelenggarakan
kegiatan secara Swakelola”

Pasal 1 angka 23
Pengadaan Barang/Jasa melalui Swakelola yang selanjutnya disebut
Swakelola adalah cara memperoleh barang/jasa yang dikerjakan
sendiri oleh Kementerian/ Lembaga/ Perangkat Daerah, Kementerian
/Lembaga/ Perangkat Daerah lain, organisasi kemasyarakatan, atau
kelompok masyarakat

Pasal 3 ayat (3):


Pengadaan Barang/Jasa Konsultansi/Jasa Konstruksi/Jasa Lainnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan cara:
a. Swakelola; dan/atau
b. Penyedia
Klausul Pelaku Pengadaan
Pasal 8:
Pelaku Pengadaan Barang/Jasa terdiri atas:
a. PA;
b. KPA;
c. PPK;
d. Pejabat Pengadaan;
e. Pokja Pemilihan;
f. Agen Pengadaan;
g. PjPHP/PPHP;
h. Penyelenggara Swakelola; dan
i. Penyedia.

Pasal 9:
Salah satu tugas dan kewenangan PA sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 adalah menetapkan penyelenggaran swakelola
Klausul Penyelenggara Swakelola
Pasal 16:
Penyelenggara swakelola, terdiri atas;
Tim Persiapan memiliki tugas menyusun sasaran, rencana kegiatan,
jadwal pelaksanaan, dan rencana biaya.

Tim Pelaksana memiliki tugas melaksanakan, mencatat, mengevaluasi,


dan melaporkan secara berkala kemajuan pelaksanaan kegiatan dan
penyerapan anggaran

Tim Pengawas memiliki tugas mengawasi persiapan dan pelaksanaan


fisik maupu.n administrasi Swakelola
Klausul Perencanaan Swakelola
Pasal 18:
Perencanaan pengadaan meliputi identifikasi kebutuhan, penetapan
barang/jasa, cara, jadwal, dan anggaran Pengadaan Barang/Jasa

Perencanaan Pengadaan yang dananya bersumber dari APBD


dilakukan bersamaan dengan proses penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Perangkat Daerah (RKA Perangkat Daerah) setelah nota
kesepakatan Kebijakan Umum APBD serta Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara (KUA-PPAS)
Perencanaan pengadaan melalui Swakelola meliputi:
a. penetapan tipe Swakelola;
b. penyusunan spesifikasi teknis/KAK; dan
c. penyusunan perkiraan biaya/ Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Klausul Tipe Swakelola
Pasal 18:
Tipe Swakelola terdiri atas:
a. Tipe I yaitu Swakelola yang direncanakan, dilaksanakan, dan diawasi
oleh Kementerian/ Lembaga/ Perangkat Daerah penanggung jawab
anggaran;
b. Tipe II yaitu Swakelola yang direncanakan dan diawasi oleh
Kementerian/ Lembaga/ Perangkat Daerah penanggung jawab
anggaran dan dilaksanakan oleh Kementerian/ Lembaga/ Perangkat
Daerah lain pelaksana Swakelola;
c. Tipe III yaitu Swakelola yang direncanakan dan diawasi oleh
Kementerian/ Lembaga/ Perangkat Daerah penanggung jawab
anggaran dan dilaksanakan oleh Ormas pelaksana Swakelola; atau
d. Tipe IV yaitu Swakelola yang direncanakan oleh Kementerian/
Lembaga/ Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran dan/atau
berdasarkan usulan Kelompok Masyarakat, dan dilaksanakan serta
diawasi oleh Kelompok Masyarakat pelaksana Swakelola
Klausul Persiapan Swakelola
Pasal 23:
Persiapan Pengadaan Barang/Jasa melalui Swakelola meliputi
penetapan sasaran, Penyelenggara Swakelola, rencana kegiatan, jadwal
pelaksanaan, dan RAB

Penetapan sasaran pekerjaan Swakelola sebagaimana ditetapkan oleh


PA/KPA

Tipe I : Penyelenggara Swakelola ditetapkan oleh PA/ KPA;


Tipe II: Tim Persiapan dan Tim Pengawas ditetapkan oleh PA/KPA,
serta Tim Pelaksana ditetapkan oleh Kementerian/ Lembaga/
Perangkat Daerah lain pelaksana Swakelola;
Tipe II: Tim Persiapan dan Tim Pengawas ditetapkan oleh PA/KPA
serta Tim Pelaksana ditetapkan oleh pimpinan Ormas
pelaksana Swakelola; atau
Tipe IV: Penyelenggara Swakelola ditetapkan oleh pimpinan Kelompok
Masyarakat pelaksana Swakelola
Klausul Persiapan Swakelola
Rencana kegiatan ditetapkan oleh PPK dengan memperhitungkan
tenaga ahli/ peralatan/ bahan tertentu yang dilaksanakan dengan
Kontrak tersendiri.

jumlah tenaga ahli tidak boleh melebihi 50% (lima puluh persen) dari
jumlah anggota Tim Pelaksana

Hasil persiapan Pengadaan Barang/Jasa melalui Swakelola


dituangkan dalam KAK kegiatan/ subkegiatan/ output.
Rencana kegiatan yang diusulkan oleh Kelompok Masyarakat
dievaluasi dan ditetapkan oleh PPK.

PA dapat mengusulkan standar biaya masukan/keluaran Swakelola


kepada menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang keuangan negara atau kepala daerah
Klausul Pelaksanaan Swakelola
Pasal 47:
Pelaksanaan Swakelola tipe I dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. PA/KPA dapat menggunakan pegawai Kementerian/ Lembaga/
Perangkat Daerah lain dan/atau tenaga ahli;
b. Penggunaan tenaga ahli tidak boleh melebihi 50% (lima puluh
persen) dari jumlah Tim Pelaksana; dan
c. Dalam hal dibutuhkan Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia,
dilaksanakan sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden ini.

Pelaksanaan Swakelola tipe II dilakukan dengan ketentuan sebagai


berikut:
a. PA/ KPA melakukan kesepakatan kerj a sama dengan
Kementerian/ Lembaga/ Perangkat Daerah lain pelaksana
Swakelola; dan
b. PPK menandatangani Kontrak dengan Ketua Tim Pelaksana
Swakelola sesuai dengan kesepakatan kerja sama.
Klausul Pelaksanaan Swakelola
Pelaksanaan Swakelola tipe III dilakukan berdasarkan Kontrak PPK
dengan pimpinan Ormas

Pelaksanaan Swakelola tipe IV dilakukan berdasarkan Kontrak PPK


dengan pimpinan Kelompok Masyarakat

Untuk pelaksanaan Swakelola tipe II, tipe III, dan tipe IV nilai
pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak sudah termasuk kebutuhan
barang/jasa yang diperoleh melalui Penyedia
Pembayaran Swakelola dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
Klausul Pengawasan
Pasal 49;
Tim Pelaksana melaporkan kemajuan pelaksanaan Swakelola dan
penggunaan keuangan kepada PPK secara berkala

Tim Pelaksana menyerahkan hasil pekerjaan Swakelola kepada PPK


dengan Berita Acara Serah Terima

Pelaksanaan Swakelola diawasi oleh Tim Pengawas secara


berkala

Pelaku Pengadaan dikecualikan untuk Penyedia, Ormas, kelompok


masyarakat penyelenggara swakelola, dan Pelaku Usaha yang
bertindak sebagai Agen Pengadaan
Klausul Perlindungan Hukum
Pasal 84:
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah wajib memberikan
pelayanan hukum kepada Pelaku Pengadaan Barang/Jasa dalam
menghadapi permasalahan hukum terkait Pengadaan Barang/Jasa.

Pelayanan hukumdiberikan sejak proses penyelidikan hingga tahap


putusan pengadilan.

Dikecualikan untuk Penyedia, Ormas, kelompok masyarakat


penyelenggara swakelola, dan Pelaku Usaha yang bertindak sebagai
Agen Pengadaan.

Anda mungkin juga menyukai