Anda di halaman 1dari 27

SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan

Laporan Akhir

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Belawan terletak di kecamatan Medan Belawan, yang merupakan kota satelit
Kotamadya Medan terletak pada posisi 03°40’10’’ sd sd 30° 45’ 19’’ Lintang
Utara dan 98°40’ sd 98°43’ Bujur Timur dengan batas wilayah sebagai berikut
sebelah Utara dengan Selat Malaka, sebelah Selatan dengan Kabupaten Deli
Serdang, sebelah Timur dengan Kabupaten Deli Serdang, serta sebelah Barat
dengan Kabupaten Deli Serdang.

Gambar 1.1 Lokasi Pekerjaan

Kecamatan Medan Belawan terletak di Timur Laut Pantai Sumatera ± 28


km dari Kota Medan, ibukota propinsi Sumatera Utara dan berbatasan langsung
dengan Selat Malaka, serta kabupaten Deli Serdang merupakan suatu kolam

I-1
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan
Laporan Akhir

pelayaran untuk tempat berlabuh, berolah gerak, dan melakukan aktivitas bongkar
muat kapal – kapal.
Kota Belawan terletak diantara 2 (dua) muara sungai, yaitu Sungai Belawan
dan Sungai Deli dan terdapat Pelabuhan Belawan yang merupakan pelabuhan
terbuka untuk perdagangan internasional, regional dan nasional.
Sebagian besar daerah yang dekat ke tepi sungai/pantai kerap tergenang
banjir akibat adanya pasang (banjir ROB) rata-rata 0-30 cm, dan pada saat pasang
besar (pasang perdani) setinggi 50-60 cm, yang sering kali melumpuhkan
perekonomian masyarakat kawasan Medan Utara adalah bagian yang
berbatasan dengan laut yang terdiri dari: Kecamatan Medan Belawan dan
Kecamatan Medan Labuhan, kedua kecamatan tersebut sangat rentan terhadap
banjir pasang (ROB) dan pesat pertumbuhannya. Untuk mengantisipasi banjir yang
terjadi akibat dari banjir ROB dan banjir yang diakibatkan oleh banjir sungai di
kawasan Medan Utara perlu membuat suatu cara bagaimana untuk menanggulangi
banjir ROB agar daerah tersebut dapat dikembangkan lebih baik, sehingga Balai
Wilayah Sungai Sumatera II Perencanaan dan Program bermaksud akan
melakukan kegiatan SID pengendalian banjir ROB (pasang) kota Belawan pada
TA. 2014.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


A. Maksud
Melakukan SID Pengendalian Banjir ROB (pasang) Belawan Kota Medan.
B. Tujuan
Untuk mendapatkan detail desain beberapa alternatif sistem pengendalian
banjir ROB yang ditinjau dari berbagai aspek yang dapat digunakan sebagai acuan
dalam pelaksanaan konstruksi nantinya.

1.3 SASARAN

I-2
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan
Laporan Akhir

Tersedianya dokumen perencanaan teknis serta memperkecil dampak


kerugian akibat banjir pasang (ROB).

1.4 NAMA ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Sumber Daya Air Satuan Kerja
Balai Wilayah Sungai Sumatera II Perencanaan dan Program.

1.5 SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA


Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai pengadaan jasa
konsultansi APBN TA 2014. Total perkiraan biaya yang diperlukan Rp.
993.300.000,00 (Sembilan ratus sembilan puluh tiga juta tiga ratus ribu rupiah).

1.6 RUANG LINGKUP KEGIATAN


Ruang lingkup pekerjaan meliputi kegiatan berikut ini :
1. Kegiatan A Pekerjaan Persiapan;
2. Kegiatan B Pekerjaan Hidrologi;
3. Kegiatan C Pek. Survey Topografi/Bathimetridan Inventarisasi;
4. Kegiatan D Pek. Geologi dan Mekanika Tanah;
5. Kegiatan E Pertemuan Konsultasi Masyarakat;
6. Kegiatan F Pekerjaan Analisis dan Detail Desain;
7. Kegiatan G Pekerjaan Laporan dan Diskusi;

Setiap melakukan tahapan peleksanaan dalam jasa konsultansi harus di


dokumentasikan. Ruang lingkup pekerjaan ini sebagai mana diuraikan di bawah ini.

1. Kegiatan A : Pekerjaan Persiapan


Pekerjaan Persiapan meliputi antara lain :
a) Persiapan administrasi;
b) Mobilisasi personil dan peralatan;
c) Rapat persiapan pelaksanaan kontrak untuk membahas jadwal
pelaksanaan kegiatan (time schedule), jadwal penugasan personil, peralatan
dan draft RMK;

I-3
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan
Laporan Akhir

d) Melakukan pengumpulan data sekunder ( peta, data, laporan terdahulu,


dll)
e) Melaksanakan orientasi lapangan dan survei pendahuluan;
f) Finalisasi Rencana Mutu Kontrak (RMK) oleh penyedia jasa yang
disetujui oleh Direksi yang dapat diterapkan sebagai sistem manajemen
mutu selama pelaksanaan pekerjaan. Form penyusunan RMK mengacu
ke Permen PU No 04/PRT/M/2009 tentang SMM.
g) Penyusunan Laporan Pendahuluan, yang berisikan metode kerja, rencana
kerja dan program pelaksanaan pekerjaan.

2. Kegiatan B : Pekerjaan Hidrologi


1. Analisis hidrologi.
Analisa Hidrologi yang ditinjau antara lain adalah sebagai berikut:
a. Menentukan Daerah Aliran Sungai (DAS) beserta luasnya;
b. Mengumpulkan data curah hujan dari stasiun yang terkait dengan DAS
dengan data minimal 15 tahun;
c. Menghitung debit limpasan banjir akibat hujan lokal;
d. Menghitung debit banjir rencana dengan minimal 3 metode untuk periode
ulang (Q2; Q5;Q10;Q25;Q50;Q100) tahun dan diperbandingkan dengan
hitungan debit banjir dari data peilschaal dan AWLR (bila ada).

2. Survey Hidrometri
Survey hidrometri dilakukan untuk mengukur penampang sungai yang
mempunyai bentang yang cukup lebar/muara. Pengukuran penampang
sungai diikatkan ke titik Benchmark terdekat.

Gambar 1.2 Potongan melintang sungai

I-4
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan
Laporan Akhir

Hasil pengukuran diikatkan dengan referensi Bencmark dan juga


pengukuran pasang surut. Cara yang dipakai dalam pengukuran ini adalah
dengan menentukan posisi-posisi kedalaman perairan pada jalur memanjang
dan jalur melintang untuk cross check. Penentuan posisi-posisi kedalaman
dilakukan menggunakan GPS MAP. Metodologi pelaksanaan survey ini adalah
sebagai berikut:
 Penentuan Jalur Sounding
Jalur sounding adalah jalur perjalanan kapal yang melakukan sounding
dari titik awal sampai ke titik akhir dari kawasan survey. Jarak antar
jalur sounding tergantung pada resolusi ketelitian yang diinginkan.
Biasanya jarak antar jalur sounding dibuat sejauh 25 m untuk areal kecil
dan 100 m untuk areal besar. Untuk tiap jalur sounding dilakukan
pengambilan data kedalaman perairan setiap jarak 25 m. Titik-titik awal dan
akhir untuk tiap jalur sounding dicatat dan kemudian data tersebut di-
input ke dalam alat pengukur yang dilengkapi dengan fasilitas GPS, untuk
dijadikan acuan atau patokan perjalanan perahu sepanjang jalur sounding.
 Peralatan Survey
Peralatan survey yang diperlukan pada pengukuran bathimetri adalah :
1. Echo Sounder GPS Map dan perlengkapannya. Alat ini
mempunyai fasilitas GPS (Global Positioning System) yang akan
memberikan posisi alat pada kerangka horisontal dengan bantuan
satelit. Dengan fasilitas ini, kontrol posisi dalam kerangka horisontal
dari suatu titik tetap di darat tidak lagi diperlukan. Selain fasilitas
GPS, alat ini mempunyai kemampuan untuk mengukur kedalaman
perairan dengan menggunakan gelombang suara yang dipantulkan
ke dasar perairan.
2. Notebook. Satu unit portable computer diperlukan untuk
menyimpan data yang di-download dari alat GPSMap setiap 300 kali
pencatatan data.
3. Perahu digunakan untuk membawa surveyor dan alat-alat pengukuran
menyusuri jalur-jalur sounding yang telah ditentukan.

I-5
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan
Laporan Akhir

4. Papan duga digunakan pada kegiatan pengamatan fluktuasi muka


air.
5. Peralatan keselamatan yang diperlukan selama kegiatan survey
dilakukan antara lain life jacket.
6. Form pencatatan data muka air.
 Koreksi Kedalaman
Data yang tercatat pada alat GPSMap adalah jarak antara tranducer alat
ke dasar perairan. Tranducer tersebut diletakkan di bagian belakang kapal,
di bawah permukaan air yang terpengaruh oleh fluktuasi muka air/pasang
surut sungai. Oleh sebab itu diperlukan suatu koreksi kedalaman terhadap
jarak tranducer ke permukaan air.
 Pengikatan terhadap Elevasi Referensi
Hasil dari koreksi pertama menghasilkan elevasi dasar perairan terhadap nol
papan duga. Hasil pengukuran diikatkan dengan referensi Bencmark dan
juga pengukuran pasang surut.
3. Pengambilan Sampel Sedimen
Sedimentasi dapat didefinisikan sebagai pengangkutan,
melayangnya(suspensi) atau mengendapnya material fragmentasi oleh air.
Partikel sedimen ukuran kecil seperti tanah liat dan debu dapat diangkut
aliran air dalam bentuk terlarut (wash load). Pasir halus bergerak dengan
cara melayang (suspended load), sedang partikel yang lebih besar seperti
pasir kasar cenderung bergerak dengan cara melompat (saltation load).
Partikel yang lebih besar dari pasir, misalnya kerikil (gravel)
bergerak dengan cara merayap atau menggelinding di dasar sungai (bed
load). Karena bed load senantiasa bergerak, maka permukaan dasar sungai
kadang-kadang naik (maka terjadi agradasi), tetapi kadang-kadang turun
(maka terjadi degradasi). Untuk mengetahui besarnya angkutan sedimen
yang masuk ke sungai maka dilakukan pengambilan contoh sedimen.
Pekerjaan ini mencakup pengambilan contoh sedimen suspensi dan
dasar. Peralatan pengambilan contoh air (sedimen suspensi) menggunakan
satu unit botol yang dilengkapi dengan katup-katup pemberat. Botol yang
digunakan, dimasukkan pada kedalaman yang dikehendaki di titik

I-6
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan
Laporan Akhir

pengambilan sampel air. Sampel air yang didapat, disimpan dalam botol
plastik untuk di tes di laboratorium.Dalam pengambilan sampel air, terdapat
dua metoda pengambilan yaitu grab sample dan composite sample. Grab
sample adalah pengambilan sampel dilakukan dengan sekali ambil pada
kedalaman tertentu. Sementara composite sample adalah pengambilan
sampel pada kedalaman air yang berbeda dan kemudian digabung
menjadi satu sampel. Pengambilan contoh sedimen suspensi dilakukan
pada kedalaman yang sama dengan pengukuran arus.
Sementara itu, pengambilan sampel sedimen dasar menggunakan satu
unit grabber. Grabber dengan kondisi “mulut” terbuka diturunkan
dengan mengulur tali hingga membentur tanah dasar. Saat tali ditarik
kembali, secara otomatis mulut grabber akan menggaruk material di
bawahnya hingga tertutup. Dengan demikian grabber yang telah memuat
material dasar ditarik ke atas. Sampel material dasar tersebut dimasukkan
ke dalam wadah plastik yang diberi tanda untuk dites di laboratorium.
4. Pengukuran Arus
Tujuan pengukuran arus adalah untuk mendapatkan besaran kecepatan
dan arah arus yang akan berguna dalam penentuan sifat dinamika perairan
lokal. Pengukuran arus dilakukan dengan currant meter pada beberapa lokasi
dimana arus mempunyai pengaruh penting.

3. Kegiatan C : Pekerjaan Survei Topografi


Pekerjaan survey topografi yang dimaksud adalah melakukan pengukuran
sungai Belawan dan daerah daerah genangan akibat banjir ROB. Pengukuran
juga dilakukan terhadap drainase-drainase yang masuk ke sungai Belawan
(peta terlampir). Penampang melintang diukur sampai dengan batas sempadan
sungai atau bila bertanggul sejauh 1 m dari batas kaki luar tanggul.
Lingkup pekerjaan pengukuran :
1. Pemasangan Benchmark.
2. Pengukuran Poligon.
3. Pengukuran Sipat Datar.
4. Pengukuran Potongan Memanjang.

I-7
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan
Laporan Akhir

5. Pengukuran Potongan Melintang.


6. Pengukuran Situasi.
7. Pencatatan, Reduksi, Pemrosesan Data.
8. Penggambaran.
1. Pemasangan BM
a. Benchmark-benchmark akan ditetapkan yang merupakan kontrol untuk
keperluan pemetaan dan digunakan untuk keperluan pemetaan,
dipasang sepanjang sungai/saluran/trase lainnya.
b. Masing-masing benchmark akan ditandai dengan sebuah patok beton
(gambar terlampir) sebagai tambahan akan dibuat penanda azimut, satu
untuk masing-masing benchmark kecuali jika benchmark berikutnya
dapat dilihat dengan mudah. Konstruksi penanda azimut akan dibuat
pada titik pertama di sepanjang jalur poligon dari benchmark. Jenis
konstruksi untuk penanda azimut (gambar terlampir)
c. Bilamana mungkin benchmark-benchmark tersebut harus ditempatkan
sesuai dengan kriteria berikut :
 Patok beton ditempatkan pada tanah keras (hindarkan
pemasangan di daerah rawa atau sawah).
 Patok beton dan tanda lapangan di pasang paling sedikit 10 meter
dari tanggul sungai dan di daerah yang tidak akan terkena
perubahan.
 Patok beton ini akan ditempatkan sejajar tanggul sungai.
d. Semua patok beton dan penanda azimut harus dijelaskan selengkap
mungkin pada saat pemasangan antara lain mencakup :
 Sketsa ukuran (penampang melintang) patok beton yang dibuat.
 Lima foto untuk setiap patok beton yang sudah terpasang
dilengkapi dengan pelat nomor dan baut kuningan, 4(empat) buah
dibuat berdasarkan mata angin dengan daerah sekitarnya dan satu
buah dari atas.
 Sketsa lokasi lengkap dengan jarak-jarak titik detail yang ada di
sekitar patok beton dan lokasi patok beton penanda azimut (azimut
Mark).

I-8
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan
Laporan Akhir

 Sketsa gambaran umum lokasi lengkap dengan deskripsi


pendekatan ke sekitar titik tetap.
 Penanda azimut dapat dideskripsikan dalam formulir lain
menurut keinginan pemilik pekerjaan.
 Koordinat-koordinat titik akan ditambahkan pada deskripsi
apabila perhitungannya sudah tuntas.

I-9
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan
Laporan Akhir

Gambar 1.3 Konstruksi BM

Gambar 1.4 Konstruksi Control Point

e. Patok kayu pengukuran dibuat dengan ukuran panjang sekurang-


kurangnya 30 cm dengan penampang melintang 5 x 5 cm, dipasang
sedemikian rupa sehingga patok-patok tersebut dapat bertahan
selama pengukuran (sekurang-kurangnya 6 bulan). Tanah yang lebih
lunak membutuhkan patok-patok yang lebih panjang. Patok-patok
tersebut rata atau hampir rata dengan permukaan tanah dan pada
ujungnya diberi paku agar titik yang tepat mudah ditemukan. Letak
titik itu harus terlihat dengan patok lain atau pohon yang mudah
dilihat yang jaraknya tidak lebih dari 3,0 meter. Harus ada nomor
titik pada patok dan/atau penanda yang lain dipasang dengan
interval 50 meter untuk daerah lurus dan 25 meter untuk daerah yang
berbelok. Patok kayu dipasang sebelah kiri dan kanan sungai dan
harus dilalui poligon, beberapa titik dapat di-seislag.
2. Pengukuran Poligon.

I-10
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan
Laporan Akhir

a. Alat ukur yang digunakan adalah Theodolit Total Station yang


mempunyai ketelitian 5” dengan kemampuan memory minimal 15.000
titik.
b. Basis poligon meliputi daerah pemetaan yang merupakan jaring-
jaring tertutup dan diikatkan ke titik tetap orde 0 atau orde 1
Bakosurtanal dan benchmark skala 1 : 5.000, kaki-kaki poligon harus
melalui patok kayu dan benchmark dan system statip tetap (fixed
tripod) seperti yang diuraikan di bawah ini dipakai untuk
mendapatkan ketelitian yang diisyaratkan.
c. Apabila mungkin titik-titik yang ada akan digunakan sebagai
azimut awal dan azimut akhir, titik-titik tetap yang digunakan
harus saling berhubungan dengan titik tetap yang lainnya.
d. Statip harus ditempatkan pada tanah yang stabil untuk
memperoleh hasil pengamatan sudut horizontal dan jarak yang teliti,
poligon yang melalui daerah sawah harus diikuti secara hati-hati
untuk menghindari lokasi-lokasi sulit di daerah genangan sawah
atau pada pematang-pematang yang tidak stabil.
e. Semua theodolit harus dalam keadaan baik dan setelannya akan
diperiksa terus selama pengamatan berlangsung, kolimasi akan
diperiksa apabila melebihi 1’ (satu menit), pelaksana pekerjaan harus
menyiapkan semua catatan yang berkenaan dengan pemeriksaan dan
penyesuaian peralatan yang dilakukan.
f. Theodolit harus mampu mengukur sampai sampai 1’’ (satu detik) dan
dilengkapi dengan komponen yang diperlukan.
g. Untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu pada saat
melakukan santering maka perlu digunakan 4 buah statip dan 2 buah
kiap (tribrach). Selama pengamatan berlangsung statipdan kiap
tersebut harus tetap berada di satu titik, hanya target dan theodolit saja
yang berpindah.
h. Di titik-titik dimana pekerjaan hari itu berakhir dan pekerjaan hari
berikutnya mulai santering harus dilakukan dengan hati-hati, hal yang

I-11
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan
Laporan Akhir

sama berlaku juga pada waktu dilakukan pengamatan ulang di tempat


yang sama.
i. Kedudukan nivo kotak dan pengunting optic harus sering diperiksa
dengan bantuan unting-unting gantung pnyesuaian bila diperlukan.
j. Sebelum pengamatan dilakukan theodolit harus disetel sebaik-baiknya,
pengukuran sudut horizontal dan jarak dilakukan minimum 2(dua)
seri pengamatan, untuk 1 seri dengan jumlah urutan pembacaan
sebagai berikut :
- Bidik kiri (FL) untuk bacaan target belakang
- Bidik kiri (FL) untuk bacaan target belakang.
- Bidik kanan (FR) untuk bacaan target ke depan.
- Bidik kanan (FR) untuk bacaan target ke belakang
k. Ketelitian pengukuran poligon :
- Semua hasil pengamatan direduksi di lapangan jika perbedaan
antara keempat harga sudut yang diperoleh (2FL, 2FR)
melebihi 5”, maka harus dilakukan pengukuran ulang.
- Toleransi untuk kesalahan penutup sudut terhadap azimut
harus 10”√n dimana n adalah jumlah sudut, jika kesalahan
penutupnya masih berada dalam toleransi maka sudut itu akan
disesuaikan dengan azimut matahari dan jika toleransi tersebut
dilampaui, maka azimut dan/atau sudut-sudut tersebut harus
diulang.
- Kesalahan penutup linear poligon utama tidak boleh lebih
besar dari 1 : 10.000 dari panjang totalnya, poligon akan dijaga agar
tetap pendek untuk menjamin bahwa kesalahan penutup pada
jaring-jaring atau bagian tidak lebih dari 1 m.
- Hasil rata-rata dari keempat ujung garis tersebut harus
mempunyai persamaan lebih dari ± (10 mm + 10 ppm dari jarak)
kalau tidak maka pengamatan ulang perlu dilakukan
3. Pengukuran Sipat Datar.
a) Pengukuran sipat datar digunakan dengan alat ukur level
automatic atau level automatic digital.

I-12
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan
Laporan Akhir

b) Semua patok kayu dan benchmark sudah terpasang sebelum dilakukan


pengukuran sipat datar, pemindahan elevasi ke benchmark
yang dibuat sesudah selesainya penyipatan datar tidak akan
diterima.
c) Pengukuran digunakan alat rambu ukur metrik dan tatakan
rambu yang terbuat dari metal, untuk jaring sipat datar utama
digunakan alat sipat datar digital atau non digital.
d) Setiap alat harus dicek kolimasinya (kesalahan garis bidik) setiap hari
dengan menggunakan 2 patok-uji (peg test), mid-base atau cara-cara
sejenis sampai dengan jarak 100 m, dalam metode mid-base dicari
perbedaan tinggi antara dua titik, di mana hasil ukuran disaat alat
ditempatkan di tengah harus dibandingkan dengan hasil ukuran
disaat alat ditempatkan di dekat salah satu titik. Penyesuaian harus
dilakukan apabila kesalahan kolimasinya labih dari 0,05 mm/m. Nivo
kotak dan kompensator otomatis juga harus selalu dicek secara
teratur. Pelaksana pekerjaan harus membuat catatan lengkap
mengenai seluruh hasil pengecekan dan penyesuaian yang telah
dilakukan.
e) Rambu ukur ditempatkan pada tatakan dari metal pada setiap
pengukuran (kecuali pada benchmark atau benchmark sementara).
Juru ukur harus menginstruksikan kepada pemegang rambu, agar
rambu ukur selalu tepat vertikal dengan menggunakan stafflevel atau
carpenters level (penempatannya harus juga dicek).
f) Metode stan ganda (double-stand) pada pengukuran sifat datar tidak
boleh digunakan, jarak bidikan tidak diperkenankan lebih dari 50 m.
Bidikan ke belakang kira-kira sama dengan bidikan ke muka, untuk
menghindari kesalahan kolimasi. Tidak dibenarkan melakukan
pembidikan silang (intermediate sight).
g) Pembacaan rambu tidak boleh dilakukan melebihi 20 cm dari
batas bawah rambu dan juga 20 cm dari batas bagian atas rambu.
h) Untuk membantu pelaksanaan pengukuran titik-titik rincik
ketinggian dianjurkan agar titik tinggi sementara dipasang pada waktu

I-13
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan
Laporan Akhir

pengukuran sipat datar utama antara lain : gorong-gorong, tangga


rumah, lantai pengeringan padi, dan lain sebagainya. Titik-titik
tersebut ditandai serta dicatat secara lengkap.
i) Juru ukur harus memasukkan data-data mengenai tinggi dan
rendahnya hasil ukuran pada setiap formulir yang sudah
ditentukan, bacaan belakang, bacaan muka, beda tinggi Δh (+ dan -)
harus dijumlahkan. Perbedaan antara hasil bacaan belakang, dan
muka harus sama dengan hasil beda tinggi (Δh), hanya merupakan
pengecekan aritmatik dapat menghindarkan kesalahan yang tidak
terlihat karena data yang tidak benar.
j) Pengecekan harus dilakukan pada setiap halaman dan setiap
bagian pengukuran sipat datar, secara sistematis setiap hari, serta
harus ditandatangani oleh juru ukur yang bersangkutan.
k) Ketelitian sipat datar sebagai berikut :
Jalur utama yang pada umumnya merupakan jaring tertutup yang
terikat dengan titik referensi harus diukur dua kali yaitu pergi dan
pulang, perbedaan antara kedua harga untuk masing-masing seksi
harus kurang dari 10√k mm, dimana k adalah jarak dalam km antar
benchmark tersebut.
4.Pengukuran Situasi.
a) Menentukan elevasi tanah untuk situasi sungai akan dilakukan dengan
metode potongan melintang sedangkan detail-detail yang ada di
antara potongan-potongan melintang akan ditentukan dengan
pengukuran rincikan agar variasi dalam relief dapat digambarkan
dengan tepat pada waktu dilakukan penggambaran kontur.
b) Semua jarak, sudut, dan tinggi diukur langsung di lapangan
dengan menggunakan alat total station.
c) Jarak antara potongan melintang yang akan diambil tegak lurus
terhadap as sungai adalah sekitar 50,0 meter untuk saluran lurus
dan 25,0 lurus terhadap as sungai adalah sekitar 50,0 meter untuk
saluran lurus dan 25,0 meter untuk potongan yang berbelok unjuk
pemilik pekerjaan.

I-14
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan
Laporan Akhir

d) Letak potongan-potongan melintang akan ditetapkan dengan


menggunakan patok-patok kayu yang sudah dipasang, poligon (garis
kerangka peta situasi sungai) yang terbentuk oleh patok-patok itu,
akan sedekat mungkin mengikuti alur sungai yang ditunjukkan pada
peta skala 1 : 5.000.
e) Poligon harus tertutup terhadap titik terdekat yang sudah
ditetapkan (benchmark atau penanda azimut) guna mencek
ketelitian.
f) Potongan melintang yang akan diukur akan membentang sedikit-
dikitnya 250 m di kedua sisi as sungai atau mengikuti petunjuk dari
pemilik pekerjaan.
g) Semua jalan air berapapun ukurannya (saluran, pembuang, parit-
parit di sawah) akan diamati termasuk lebar dasar, elevasi dan
arah aliran.
h) Semua tampakan seperti rumah-rumah, fasilitas, jalan, jembatan,
gorong-gorong, pagar, patok beton dan vegetasi (jenis dan
kerapatannya) akan dicatat.
i) Bahan-bahan khusus yang dijumpai di permukaan tanah, seperti
batuan, rawa-rawa, tanah longsor dan sebagainya harus dicatat.
j) Ketinggian potongan melintang akan dicatat dalam software total
station.
5. Pengukuran Titik Rincik Antara Potongan Melintang

a) Titik-titik tinggi di antara potongan-potongan melintang akan


dicatat sebagai berikut:
 Posisi tinggi diukur dengan cara tacheometri untuk daerah
terjal.
 Posisi titik dan jarak langsung diukur dengan alat total
station dan dicatat dengan penjelasan singkat mengenai
posisi titik rincik, misalnya sawah, kampung, tanggul jalan
(bagian atas atau bawah), dasar sungai.
 Jarak ke titik-titik rincik tidak boleh lebih dari 20 m.

I-15
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan
Laporan Akhir

 Cara tacheometri hanya dapat dipakai untuk penentuan


tinggi titik rincik di daerah curam dan hanya atas persetujuan
pemilik pekerjaan.
 Daerah landai titik-titik tinggi akan diambil dengan beda
tinggi maksimum 0,25 meter atau pada setiap 20 meter di
lapangan mana saja yang lebih segera dapat dicapai.
 Daerah yang tidak teratur misalnya di daerah berbukit-bukit,
perbatasan kampung, lembah dan semacamnya, titik-titik
tinggi dengan jarak yang lebih pendek agar bisa diperoleh
gambar yang lebih jelas dengan situasi lengkap di daerah ini.
b) Pada umumnya titik-titik tinggi harus dicantumkan di semua
lokasi di mana kemiringan bisa berubah dan di tempat-tempat di mana
bisa terjadi perubahan ketinggian secara mendadak.
c) Pada daerah sawah titik rincik ketinggian harus ada pada setiap sawah
tersebut yang kira-kira jaraknya lebih dari 50 x 50 m, untuk
daerah pengukuran yang tidak luas selang/jarak antara tiap titik
kira-kira 75 m, untuk daerah sawah yang kering rambu ukur harus
ditempatkan tepat ditengah, untuk daerah sawah basah rambu
ukur boleh ditempatkan di tepi sawah tersebut (tidak di
pematang), rambu ukur tidak boleh ditenggelamkan pada tanah
sawah tersebut tetapi diletakkan setinggi permukaan tanah sawah
dan harus dilakukan dengan hati-hati.
d) Lokasi dari titik rincik tersebut harus diletakkan pada perbatasan
antara kampung dan sawah, satu titik pada sawah yang lainnya di
kampung, apabila jalan melewati sawah maka titik rincik tersebut
harus ditempatkan satu titik pada jalan dan titik lainnya pada kedua
sisi sawah.
e) Rincik ketinggian akan diambil sepanjang dasar dari lembah-
lembah baik yang memiliki anak sungai maupun yang tidak dan
pada punggung bukit serta pada titik-titik bukit yang teratas.

I-16
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan
Laporan Akhir

f) Pelaksana pekerjaan harus memeriksa apakah rincik ketinggian di


lapangan sudah diamati secara memadai sesuai dengan perubahan-
perubahan elevasi antara rincik ketinggian dan detail yang
diperlihatkan dalam peta.

5.1 Ketelitian Titik Rincik


a) Seluruh perhitungan rincik ketinggian harus diselesaikan dan
diperiksa ketelitiannya sebelum meninggalkan lapangan.
b) Ketinggian relatif tinggi titik rincik harus memenuhi ketelitian ± 5 cm.
c) Harga tinggi titik rincik dihitung sampai dengan sentimeter
terdekat, posisi titik-titik tersebut ditandai dengan koma (titik) desimal
dari harga ketinggiannya atau koma yang terpisah dengan
menggunakan tanda panah apabila detailnya menjadi kabur karena
nomor-nomor lokasi sebelumnya.
d) Semua titik rincik diberi nomor yang jelas sehingga pemeriksaan
yang dilakukan lewat lembar-lembar pengamatan pada tahap
berikutnya akan lebih mudah.
5.2 Pencatatan, Reduksi, dan Pemrosesan Hasil Pengamatan di Lapangan
Pencatatan, reduksi, pemrosesan hasil pengamatan di lapangan harus
mengikuti ketentuan di bawah ini :
a) Pencatatan
1) Seluruh proses perhitungan koodinat (x,y) dalam proyeksi
UTM, tinggi (z) terhadap permukaan air laut rata-rata, dan
perhitungan titik detail menggunakan software distributor alat
merk apa saja yang berlaku di Indonesia.
2) Penjelasan-penjelasan yang dibutuhkan di fotocopi dari rekaman
software dimasukkan ke lembar pengamatan sementara
pekerjaan berlangsung, hal ini menyangkut nama pengamat,
tanggal, nomor titik, nomor alat juga penjelasan-penjelasan lainnya
seperti ketinggian alat, temperatur dan tekanan udara, seluruh
lembar data harus disertai tanggal dan tanda tangan pengamat dan
orang yang telah melakukan pemeriksaan.

I-17
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan
Laporan Akhir

3) Seluruh laporan pengamatan yang dilakukan di lapangan dalam


bentuk hardware dan VCD/DVD diserahkan kepada pihak
pemilik pekerjaan, termasuk juga bagian-bagian yang telah
diulang, yang disebut terakhir ini harus ditandai dengan jelas
sehingga bisa saling dicocokkan.
b) Reduksi
1) Koordinat (x,y) perlu direduksi dan dirata-ratakan pada setiap
titik dan diperiksa apakah memenuhi toleransi yang sudah
ditetapkan, reduksi koordinat (x,y) termasuk juga koreksi
kesalahan titik nol alat, dan koreksi faktor skala dimana
dianggap perlu.
2) Pengamatan di lapangan perlu direduksi setiap harinya lalu
ditandatangani, disertai tanggal pemeriksaan oleh pelaksana
pekerjaan, hasil pengamatan harus disimpan dengan rapi dan
diberi nomor referensi agar mudah dicari bilamana diperlukan
dikemudian hari, bila sudah diarsipkan, hasil-hasil pengamatan
itu tidak boleh dibawa ke lapangan lagi.
c) Pemrosesan Data
1) Penghitungan harus dilakukan di lapangan untuk memeriksa
apakah pengamatan telah sesuai dengan standar ketelitian.
2) Untuk kontrol planimeter ini meliputi :
- Pengecekan hasil penghitungan koordinat.
- Pengecekan penutup koordinat tertutup.
- Pengecekan azimut antara titik-titik triangulasi dan hasil
pengamatan.
- Penyesuaian kesalahan koordinat.
- Penghitungan dari Δx dan Δy untuk mencek hasil
planimetrik.
3) Untuk kontrol ketinggian kegiatan pemrosesan ini meliputi :
- Pemeriksaan hasil hitungan dari Σ Bacaan belakang, Σ Σ
Perbedaan tinggi (Δh).

I-18
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan
Laporan Akhir

- Perhitungan Δh untuk seksi-seksi antara titik-titik tetap


(benchmark) .
- Perhitungan dari tiap loop/kring.
- Perataan dari loop dengan metode Dell (atau metode lainnya),
agar memperoleh ketinggian yang tepat untuk dipakai pada
perhitungan rincik ketinggian nantinya.
4) Apabila hasil pekerjaan lapangan telah disetujui oleh pengawas,
hasil pengamatan serta hasil hitungannya segera dikirim ke
kantor pelaksana pekerjaan untuk dilakukan perhitungan akhir.
5) Penyesuaian titik-titik poligon harus sesuai dengan jarak, hal ini
berarti bahwa koreksi dalam koordinat x sama dengan :
6) Salah penutup dalam koordinat x jarak akumulasi jumlah jarak
poligon seluruhnya Hal yang sama berlaku untuk koodinat y.
7) Seluruh hasil penghitungan, pengamatan dan informasi seperti
yang didaftar dibawah ini harus diserahkan kepada pihak pemilik
pekerjaan dalam bentuk hardware dan VCD atau DVD untuk
mendapatkan persetujuan sementara.
8) Urutan cara perhitungan loop atau jalur koordinat antara
benchmark.
9) Kesalahan penutup sudut pada setiap bagian/seksi, azimut kontrol
atau azimut yang diperoleh dari loop yang berdekatan,
bersama-sama dengan jumlah titik dalam setiap seksi.
10) Kesalahan penutup linier Δx, Δy dari setiap loop atau jalur
koordinat antara titik-titik simpul dan kesalahan penutup fraksi
yang dipilih dengan jumlah titik.
11) Detail-detail hasil pengamatan yang ditolak, diragukan, tidak
dipakai lagi.
6. Peta Potongan Melintang
Pada gambar-gambar tersebut yang menunjukkan potongan-potongan
melintang sungai, dengan ketentuan sebagai berikut :
- Nomor masing-masing potongan melintang

I-19
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan
Laporan Akhir

- Semua titik-titik tinggi profil melintang dan jarak antara titik-titik


tersebut.
- Palung yang sudah ditetapkan (titik terdalam di dasar sungai), garis-
garis palung potongan melintang yang muncul pada satu gambar akan
digambar vertikal satu di atas yang lain.
- Potongan-potongan melintang akan digambar menghadap ke arah aliran
hilir.
- Tinggi muka air di sungai (kalau ada) pada hari-hari pengukuran
dan bahan-bahan dasar kontruksi.
- Potongan melintang akan digambar dengan skala 1 : 200 ke arah
horisontal dan vertikal.
7. Peta Potongan Memanjang
1) Gambar potongan melintang sungai akan diturunkan dari potongan
melintang, panjang potongan memanjang adalah jarak total antara
potongan-potongan melintang pada sungai.
2) Pada gambar itu, yang memperlihatkan potongan memanjang saluran,
hal-hal berikut akan ditunjukkan :
- Nomor-nomor potongan melintang.
- Jarak antara potongan-potongan melintang dan jarak
akumulasi bentang sungai.
- Tinggi tanggul kiri.
- Tinggi tanggul kanan.
- Tinggi dasar sungai pada as sungai tersebut.
- Panjang sungai (jarak horisontal pada palung) akan
digambar dengan skala 1 : 2.000
- Jarak vertikal atau ketinggian akan digambar dengan skala 1 :
200.
4. Kegiatan D : Survey Investigasi Geologi dan Mekanika Tanah

Kegiatan yang dilakukan dalam survey investigasi geologi ini adalah :

1. Penyondiran

I-20
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan
Laporan Akhir

Percobaan penetrasi static tanah harus dilakukan pada lokasi-lokasi


yang telah ditentukan oleh Pemberi Pekerjaan. Peralatan yang dipakai
harus benar-benar sesuai dengan lokasi dan ukuran rig yang dipakai ( 2,5
ton - 5 ton). Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab menentukan
pergantian lapisan tanah. Percobaan penetrasi dilakukan untuk
melengkapi hasil-hasil pemboran tangan. Tetapi pada lokasi-lokasi
khusus yang mengandung bahan pasir dan lempung lunak, hanya
akan dipakai sondir (penetrometer).Alat yang dipakai untuk percobaan
penetrasi harus mampu mengkur tahanan konus dan gesekan
samping. Tipe alat ini adalah tipe bikonus atau yang sejenis yang telah
disetujui oleh Pemberi Pekerajaan. Diameter konus adalah 35,7 mm
(menghasilkan luas lubang 10 cm2) dan sudut puncak 60 derajat.
Pelaksanaan dianggap selesai bila pembacaan hambatan lekat telah
mencapai angka 150 kg/cm2 untuk sondir dengan kapasitas 2.5 ton
atau bila pembacaan itu belum tercapai, maka kedalaman maksimumnya
adalah 20 m. Pendiskrifsian tanah dituangkan dalam grafik sondir.
Penyondiran dilakukan sebanyak 10 Titik.Percobaan harus dilakukan
sesuai dengan ASTM D 3441-75 T, SNI 03-2827-2992

2. Pemboran Tangan
Untuk pemboran ini digunakan peralatan bor tanah yang ringan, dan
dapat dioperasikan dengan tangan untuk mengambil contoh tanah
dari lubang bor. Alat itu dipakai cocok untuk menyelidiki lempung
lunak sampai teguh dan hanya dapat dipakai sampai kedalaman 10 m.
Diameter lubang bor berkisar antara 12 sampai 15 cm, sehingga contoh
tanah mudah diambil. Pendiskrifsian tanah dituangkan dalam grafik
pemboran.Dianjurkan untuk menggunakan bor tangan setelah percobaan
penetrasi statik selesai. Pemboran dilakukan sebanyak 10 Titik.

Patok Penanda

Memasang patok beton penanda pada lubang bor berukuran 20 cm x 20


cm x 10 cm tinggi dan memberikan pipa pvc sepanjang 20 cm yang

I-21
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan
Laporan Akhir

menembus atas dan bawah beton. Di atas patok beton diberi tandan
nomor sondir atau hand auger.

Persyaratan Teknis

Syarat- syarat persedur percobaan / pendiskripsian / blanco yang


digunakan merujuk ke Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik /
SNI / ASTM.

Pengambilan contoh tanah asli

Agar data-data parameter dan sifat-sifat tanahnya masih dapat


digunakan, maka pengambilan contoh tanah harus dilakukan dengan
hati – hati. Pengambilan, pengangkutan dan penyimpanan contoh-
contoh tanah ini harus memenuhi persyaratan tertentu, agar:

a) Struktur tanahnya tidak terlalu terganggu atau berubah, sehingga


mendekati keadaan yang sama dengan keadaan lapangan.
b) Kadar air aslinya masih dapat dianggap sesuai dengan keadaan
lapangan.
c) Pengambilan contoh dari pelaksanaan pemboran. ASTM D-420, D-
1587 dan D-3550
- Menggunakan tabung dengan panjang 50 cm
- Tabung dimasukkan sesuai dengan kedalaman pengambilan
contoh tanah tidak terganggu yaitu dari tanah yang sangat
lunak, lunak dan kekerasan sedang
- Tabung ditekan dengan menggunakan tekanan dari mesin 60
bor.
- Setelah pengambilan selesai, kedua ujung tabung ditutup
dengan paraffin
- Di dinding tabung diberi tanda: Nama proyek, lokasi titik bor,
nomor titik bor, kedalaman, nomor tabung

I-22
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan
Laporan Akhir

- Disimpan ditempat yang aman, terhindar dari panas


matahari, getaran
- Segera tabung dibawa / dikirim ke Laboratorium Mekanika
Tanah untuk di uji.
- Pengambilan contoh tanah terganggu
a) Contoh tanah sebanyak kurang lebih 30kg harus diambil dari plastic
uji.
b) Bila masing – masing lapisan tanah cukup tebal, maka contoh harus
diambil dari masing – masing lapisan dengan pengambilan plastic
c) Bila lapisan – lapisannya tipis (< 0,5 meter) maka pengambilan
contoh tanah tersebut diambil secara keseluruhan dengan
pengambilan plastic
d) Contoh tanah dimasukkan kedalam karung dan ujung karung plastic
diikat dengan rapat. Di bagian luar dari karung diberi tanda nama
proyek, lokasi pengambilan, kedalaman, nomor contoh tanah.
3. Pengujian Laboratorium
Kegiatan pengujian di laboratorium mekanika tanah mengikuti
standard yang berlaku (AASHTO dan ASTM ). Setiap pengujian
dilapangan maupun dilaboratorium mekanika tanah harus
didokumentasikan dan Laboratorium yang digunakan harus dengan
konsultasikan dengan Direksi.

5. Kegiatan E : Analisis dan Detail Desain

Analisis dan detail desain yang dilakukan antara lain sebagai berikut :

1. Melakukan analisa awal berdasarkan data sekunder;


2. Melakukan Analisa teknik Geologi dan Mekanika Tanah yang
meliputi analisa permukaan dan bawah permukaan dengan
memberikan gambaran tentang daya dukung, penyebaran batuan,
klasifikasi, jenis pelapukan, kekerasan, nilai rembesan. Disajikan
dalam format penampang memanjang dan penampang melintang dari
rencana canterline site rencana bangunan;

I-23
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan
Laporan Akhir

3. Melakukan Analisa Hidrologi dan Hidrometri yang meliputi :


a) melakukan perhitungan hidrolika sungai serta melakukan
running/pemodelan matematis berdasarkan debit banjir dengan
kala ulang Q2 ; Q5 ; Q10 ; Q25 ; Q50 ; Q100 tahun;
b) Melakukan analisis/perhitungan pengaruh daerah genangan
akibat debit banjir periode ulang Q2 ; Q5 ; Q10 ; Q25 ; Q50 ; Q100;
c) Melakukan analisis/perhitungan pengaruh daerah genangan (dalam
Ha) akibat banjir pasang (ROB) berdasarkan fluktuasi pasang surut;
d) Melakukan perhitungan besaran kecepatan dan arah arus dalam
penentuan sifat dinamika perairan lokal.
e) Melakukan perhitungan besaran sedimen transport.
4. Melakukan analisa terhadap bangunan-bangunan existing serta
membuat solusinya;
5. Melakukan analisa terhadap drainase-drainase yang masuk kesungai
Belawan serta membuat solusinya;
6. Melakukan perhitungan/perencanaan/detail-desain bangunan
pengendalian banjir ROB (pasang), kemudian menentukan rencana
pola pengendalian banjir ROB (pasang) dari beberapa alternatif;
7. Membuat metode pelaksanaan dan spesifikasi teknik;
8. Melakukan penggambaran desain yang meliputi situasi, potongan
memanjang, potongan melintang dan bangunan-bangunan beserta
detail-detailnya.
 Gambar Ikhtisar (memperlihatkan batas-batas
daerah/jalan/fasilitas umum dll). Gambar situasi bangunan skala 1 :
2000
 Gambar denah skala 1 : 100
 Gambar tampang melintang dan memanjang bangunan skala 1 : 100
 Gambar detail bangunan skala 1 : 10 dan atau 1 : 20
 Penggambaran situasi untuk pembebasan lahan dan
perhitungannya.

I-24
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan
Laporan Akhir

9. Melakukan perhitungan anggaran biaya pelaksanaan pekerjaan ( RAB


dan BoQ) yang dilengkapi dengan Calcuation sheet (sketsa gambar
perhitungan volume).

6. Kegiatan F : PKM (Pertemuan Konsultasi Masyarakat)

Melakukan pertemuan konsultasi dengan masyarakat dan instansi tekait


untuk menjaring aspirasi dan masukan-masukan serta kesiapan masyarakat
menerima pembangunan.

7. Kegiatan G : Pembuatan Laporan Dan Diskusi

- Konsultan wajib menyerahkan laporan hasil pekerjaan yang telah


didiskusikan kepada pihak direksi.
- Konsultan mengadakan diskusi dengan direksi, dan melaksanakan
pemaparan di hadapan direksi dan tim perencanaan.
- Konsultan bersedia hadir jika dipanggil/ diundang oleh pihak
pengguna.
- Konsultan bersedia hadir apabila diminta untuk diskusi ke Direktorat
Pembina di Jakarta, maka Penyedia Jasa bersedia tanpa meminta
tambahan anggaran.
- Konsultan bertanggung jawab penuh atas mutu data/ perencanaan
yang dihasilkan. Apabila data ternyata tidak sah, tidak realistis dan
atau kurang memadai, kurang memuaskan.
A. Lokasi pekerjaan : Kota Belawan terletak di kecamatan Medan Belawan
Kabupaten Deli Serdang.
B. Data dan fasilitas yang dapat disediakan :
- PPK menyediakan ruang asistensi dan diskusi/expose, PPK akan
mengangkat petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai
pengawas atau pendamping.
- PPK menyediakan data yang ada di Perencanaan dan Program dan
data yang dianggap perlu oleh pelaksana pekerjaan sebagai data
sekunder untuk menunjang pekerjaan yang akan dilakukan.

I-25
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan
Laporan Akhir

1.7 LAPORAN KEGIATAN

NO
URAIAN UKURAN JUMLAH (SET)
.
1. LAP.BULANAN A4 21.00 A4 3

2 LAP.BULANAN A4 21.00 A4 3

3 LAP.PENDAHULUAN A4 5

4 LAP.HIDROLOGI/HIDROMETRI A4 3

5 LAP. GEOLOGI/MEKTAN A4 3

6 LAP. PENGUKURAN A4 3

7 LAP. PERTENGAHAN A4 5

8 SPESIFIKASI TEKNIS A4 3

9 METODE PELAKSANAAN A4 3

10 LAP. NOTA DESAIN A4 3

11 SKETSA HIT. VOLUME) A4 3

12 LAP. AKHIR A4 5

13 GAMBAR A.3 A3 3

14 SOFTCOPY (EXTERNALDIST) GB 1

15 FOTO DOKUMENTASI 1 1

1.8 WAKTU PELAKSANAAN

I-26
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan
Laporan Akhir

Waktu pelaksanaan yang diperlukan 210 (dua ratus sepuluh puluh) hari
kalender. Jadwal pelaksanaan dapat dilihat pada bagian lampiran.

I-27

Anda mungkin juga menyukai