Anda di halaman 1dari 7

KEMENTERIAN

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PENGAWASAN DANA BOS


INSPEKTORAT JENDERAL
8 April 2021
Kebijakan Pengawasan BOS
Inspektorat Jenderal

Audit Tujuan Tertentu (Investigasi Kasus/Kerugian Negara/Saksi Ahli)


PENGAWASAN DANA BOS

Audit Operasional/Kepatuhan/Kinerja

Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan

Sinergi Pengawasan Dana BOS (Itjen Kemendikbud, BPKP, Inspektorat Provinsi, dan
Inspektorat Kab/Kota)

Fasilitasi Pengawasan (anti korupsi, pencegahan fraud, ZI/WBK)


JUMLAH DAN NILAI TEMUAN

Jumlah Temuan
70
132 Temuan
65
60
53
50 Rp1.366.968.330,00
40

30
14
20

10

0 Nilai Temuan
KEPATUHAN (KODE SPI (KODE TEMUAN 2) 3E (KODE TEMUAN 3)
TEMUAN 1) 700,000,000 689,098,330
600,000,000

500,000,000

Temuan terbanyak adalah Kelemahan Sistem 400,000,000 331,910,000 345,960,000

300,000,000
Pengendalian Internal yaitu 65 Temuan (49,2%).
200,000,000

100,000,000

Nilai/Nominal temuan terbanyak yaitu Aspek -


KEPATUHAN (KODE SPI (KODE TEMUAN 3E (KODE TEMUAN 3)
Kepatuhan, sebesar Rp689.098.330,00 (50,4%). TEMUAN 1) 2) 3
4
10 Manfaat Menggunakan Aplikasi SipLah
Dalam Pengadaan B/J di Sekolah
dari Aspek Pengawasan
(Disarikan Dari Hasil Audit)
1. Mencegah risiko Pemahalan Harga atau Markup Harga;
2. Mencegah risiko barang diterima tidak sesuai Spesifikasi teknis;
3. Mencegah risiko Kekurangan Volume Barang Diterima ;
4. Mengurangi prosedur pengadaan yang panjang dan berbelit-belit;
5. Mengurangi risiko ketidakmampuan pelaksana pengadaan B/J di Sekolah;
6. Mengurangi kelemahan dalam SPIP oleh Sekolah;
7. Mengurangi risiko kelebihan pembayaran pada pengadaan B/J;
8. Mengurangi beban administrasi pertanggungjawaban keuangan;
9. Mencegah risiko terjadinya pengadaan fiktif;
10. Mencegah terjadinya fraud (kecurangan).
Hambatan Sekolah Dalam Pengadaan
Melalui Aplikasi SIPLah

1. Kebijakan pemerintah daerah selain menggunakan SIPLah sekolah juga harus


menggunakan e-catalogue LKPP;
2. Pengesahan RKAS terlambat (SipLah tidak bisa berhutang);
3. Pengesahan DPA sekolah terlambat (SipLah tidak bisa berhutang);
4. Dana BOS terlambat diterima sekolah (Siplah tidak bisa berhutang);
5. Belum semua barang/jasa tersedia di SipLah (pengadaan secara luring);
6. ketakutan sekolah atas harga yang cukup mahal dibandingkan harga pasar (saat
diperiksa);
7. Proses revisi anggaran BOS 1 kali (bulan September) lambat dalam pengadaan;
8. Penyedia yang sudah tercantum dalam SipLah masih datang ke sekolah
menawarkan B/J;
9. Tidak efektif dan efisien Ketika kebutuhan B/J sekolah sedikit dan segera;
10. Kendala jaringan internet di sekolah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai