Anda di halaman 1dari 37

P R I N S I P - P R I N S I P, K E R A N G K A K E R J A

DAN PROSES MANA JEMEN RISIKO


DI SEKTOR PUBLIK

Alphieza Syam
6 Mei 2020

1
AGENDA
1 2 3
Urgensi Implementasi
Manajemen Risiko
Manajemen Risiko Implementasi Manajemen
ISO 31000 Risiko di Sektor Publik
di Sektor Publik

• Urgensi Implementasi Manajemen • Prinsip-prinsip Manajemen Risiko • Sasaran Organisasi Sektor Publik
Risiko di Sektor Publik • Kerangka Kerja • Langkah-langkah Praktis
• Acuan Penerapan Manajemen • Proses Manajemen Risiko Implementasi Manajemen Risiko di
Risiko di Sektor Publik Sektor Publik

2
1 2 3
Urgensi Implementasi
Manajemen Risiko
Manajemen Risiko Implementasi Manajemen
ISO 31000 Risiko di Sektor Publik
di Sektor Publik

• Urgensi Implementasi Manajemen • Prinsip-prinsip Manajemen Risiko • Sasaran Organisasi Sektor Publik
Risiko di Sektor Publik • Kerangka Kerja • Langkah-langkah Praktis
• Acuan Penerapan Manajemen • Proses Manajemen Risiko Implementasi Manajemen Risiko di
Risiko di Sektor Publik Sektor Publik

3
U R G E N S I I M P L E M E N TA S I M A N A J E M E N R I S I K O D I S E K T O R P U B L I K
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024: 7 Agenda Pembangunan dan 6 Pengarusutamaan

7 Agenda Pembangunan RPJMN 2020-2024 6 Pengarusutamaan RPJMN 2020-2024

Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan


yang Berkualitas Kesetaraan Gender
Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi
Kesenjangan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas
dan Berdaya Saing
Pembangunan Berkelanjutan
Membangun Kebudayaan dan Karakter Bangsa

Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Kerentanan Bencana dan Perubahan Iklim


Pengembangan Ekonomi dan Pelayanan Dasar
Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Modal Sosial dan Budaya
Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim
Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi Transformasi Digital
Pelayanan Publikpemerintahan negara

4
U R G E N S I I M P L E M E N TA S I M A N A J E M E N R I S I K O D I S E K T O R P U B L I K
Penerapan manajemen risiko dalam pengelolaan kinerja instansi sebagai bagian dari tata kelola yang baik

6 Pengarusutamaan RPJMN 2020-2024 Tata kelola pemerintahan yang akuntabel, efektif dan efisien
dalam mendukung peningkatan kinerja seluruh dimensi
pembangunan, dengan indikator, antara lain:
Kesetaraan Gender 1. Persentase instansi pemerintah yang menyusun rencana
kebutuhan ASN jangka menengah, pengembangan
kompetensi, dan pola karir
2. Persentase instansi pemerintah yang telah menyusun
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik proses bisnis instansional
3. Persentase instansi pemerintah yang telah menyusun
arsitektur SPBE instansional
Pembangunan Berkelanjutan 4. Persentase instansi pemerintah yang menerapkan e-Arsip
terintegrasi
5. Penerapan manajemen risiko dalam pengelolaan kinerja
Kerentanan Bencana dan Perubahan Iklim instansi
6. Penerapan Zona Integritas untuk birokrasi yang bersih dan
akuntabel
7. Persentase Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa instansional
Modal Sosial dan Budaya dengan maturitas level III
8. Jumlah unit pelayanan publik yang telah menerapkan
standar pelayanan publik
Transformasi Digital 9. Persentase penyelesaian pengaduan masyarakat melalui
LAPOR! SP4N

5
A C U A N P E N E R A PA N M A N A J E M E N R I S I K O D I S E K T O R P U B L I K
Dasar hukum dan panduan implementasi

Dasar Hukum Panduan Implementasi

Standar Nasional
Peraturan atau Keputusan Indonesia (SNI) 8848
Panduan
Menteri atau Pimpinan Lembaga Implementasi SNI ISO
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA mengenai penerapan 31000:2018 di Sektor
Publik yang
NOMOR 60 TAHUN 2008 manajemen risiko di lingkungan ditetapkan Badan
TENTANG
SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH
organisasi masing-masing Standardisasi
Nasional (BSN)

Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) dibangun oleh 5 (lima) unsur yaitu:

1 2 3 4 5
Lingkungan Kegiatan Informasi dan Pemantauan
Penilaian Risiko
Pengendalian pengendalian komunikasi pengendalian
internal
6
B E B E R A PA C O N T O H P E R AT U R A N
Mengenai Implementasi Manajemen Risiko di Organisasi Sektor Publik di Indonesia

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN


APARATUR NEGARA DAN REFORMASI PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA NOMOR
TAHUN 2017 TENTANG PENERAPAN NOMOR PER.21/MEN/2011 TENTANG
12/PMK.09/2016 TENTANG PENERAPAN
MANAJEMEN RESIKO DI LINGKUNGAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI
KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN
LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN
NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN KEUANGAN
DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEPUTUSAN SEKRETARIS MAHKAMAH PERATURAN MENTERI PERATURAN
KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG 475/SEK/SK/VII/2019 TENTANG INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2019
MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO DI TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN LINGKUNGAN MAHKAMAH AGUNG DAN RISIKO TERINTEGRASI DI LINGKUNGAN
KEBUDAYAAN BADAN PERADILAN DI BAWAHNYA KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI PERATURAN BADAN KOORDINASI


REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK PENANAMAN MODAL REPUBLIK
TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017
RISIKO DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN TENTANG MANAJEMEN RISIKO DI TENTANG MANAJEMEN RISIKO DI
LUAR NEGERI DAN PERWAKILAN LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI
INDONESIA PENANAMAN MODAL

7
S TA N D A R N A S I O N A L I N D O N E S I A ( S N I ) 8 8 4 8 : 2 0 1 9
Panduan Implementasi SNI ISO 31000:2018 di Sektor Publik yang ditetapkan Badan Standardisasi Nasional (BSN)

• Standar Nasional Indonesia (SNI) 8848:2019 dengan judul Manajemen Risiko —


Panduan Implementasi SNI ISO 31000:2018 di Sektor Publik merupakan SNI baru yang
ditetapkan Badan Standardisasi Nasional (BSN) tahun 2019. Standar ini bertujuan
membantu organisasi sektor publik dalam menerapkan ISO 31000 di lingkungan
organisasi, terutama dalam menerapkan prinsip-prinsip, kerangka kerja, dan proses
manajemen risiko.
• Tujuan implementasi manajemen risiko pada organisasi sektor publik adalah
menciptakan dan melindungi nilai organisasi dalam rangka mencapai visi misi yang
telah ditetapkan. Pencapaian tujuan tersebut akan memberikan berbagai manfaat bagi
organisasi sektor publik, antara lain:
• Memberikan pelayanan publik;
• Memastikan tercapainya tujuan utama;
• Memaksimalkan pemanfaatan peluang;
• Meningkatkan kualitas perencanaan dan pencapaian kinerja;
• Meningkatkan hubungan baik dengan pemangku kepentingan (stakeholder);
• Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan;
• Meningkatkan rasa aman bagi pimpinan dan seluruh pegawai;
• Meningkatkan akuntabilitas dan tata kelola organisasi; serta
• Mengurangi kejadian yang mengejutkan (surprises).

8
1 2 3
Urgensi Implementasi
Manajemen Risiko
Manajemen Risiko Implementasi Manajemen
ISO 31000 Risiko di Sektor Publik
di Sektor Publik

• Urgensi Implementasi Manajemen • Prinsip-prinsip Manajemen Risiko • Sasaran Organisasi Sektor Publik
Risiko di Sektor Publik • Kerangka Kerja • Langkah-langkah Praktis
• Acuan Penerapan Manajemen • Proses Manajemen Risiko Implementasi Manajemen Risiko di
Risiko di Sektor Publik Sektor Publik

9
M A N A J E M E N R I S I KO B E R DA S A R K A N I S O 3 1 0 0 0 ( 2 0 1 8 )
Prinsip-prinsip, Kerangka Kerja dan Proses Manajemen Risiko

Keterkaitan antara prinsip manajemen


risiko, kerangka kerja manajemen risiko,
dan proses manajemen risiko adalah:
• Prinsip-prinsip manajemen risiko
adalah landasan paradigma untuk
melaksanakan secara efektif kerangka
kerja dan proses manajemen risiko di
setiap tingkatan organisasi;
• Efektifitas kerangka kerja manajemen
risiko sebagai fondasi dan tata kerja
integrasi proses manajemen risiko
akan menentukan keberhasilan proses
manajemen risiko organisasi di
seluruh tingkatan organisasi;
• Proses manajemen risiko haruslah
menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari praktik bisnis,
budaya organisasi, dan khas terhadap
kondisi dan proses bisnis organisasi
tersebut.

10
1 1 P R I N S I P P E N E R A PA N M A N A J E M E N R I S I K O
Dengan mengacu kepada ISO 31000 (2018)

1. Berorientasi pada perlindungan dan peningkatan nilai


tambah (value creation and protection);
2. Terintegrasi dengan proses organisasi secara
keseluruhan (integrated);
3. Sistematis, terstruktur, dan tepat waktu (structured
and comprehensive);
4. Disesuaikan dengan keadaan organisasi (customized);
5. Transparan dan inklusif (inclusive);
6. Dinamis, berulang, dan tanggap terhadap perubahan
(dynamic);
7. Didasarkan pada informasi terbaik yang tersedia (best
available information);
8. Memperhatikan faktor manusia dan budaya (human
and cultural factors);
9. Perbaikan terus menerus (continual improvement);
1 1 P R I N S I P P E N E R A PA N M A N A J E M E N R I S I K O I S O 3 1 0 0 0 ( 2 0 1 8 )
Disesuaikan dengan konteks sektor publik

Prinsip-prinsip manajemen risiko merupakan landasan untuk mengelola risiko dan harus dipertimbangkan saat menetapkan kerangka kerja dan proses manajemen risiko.

Value Creation and Protection Integrated Structured and Comprehensive


Manajemen risiko dibangun untuk tujuan menciptakan • Manajemen risiko adalah bagian integral dari semua Pendekatan terstruktur dan komprehensif terhadap
dan melindungi nilai sehingga dapat meningkatkan aktivitas organisasi. manajemen risiko berkontribusi terhadap hasil yang
kinerja, mendorong inovasi, dan mendukung • Manajemen risiko harus menyatu dengan proses konsisten dan terstruktur.
pencapaian sasaran. bisnis terkait dan harus didukung dengan tanggung
jawab pemilik risiko yang jelas.

Customized Inclusive Dynamic


Kerangka kerja dan proses manajemen risiko harus Manajemen risiko harus dapat: Manajemen risiko harus dapat merespon, meng-
disesuaikan dengan konteks eksternal dan internal • Mendorong keterlibatan para pemangku kepentingan antisipasi, mendeteksi, mengakui, dan menanggapi
organisasi, serta harus sesuai dengan budaya organisasi, dalam proses kajian dan penanganan risiko. perubahan konteks eksternal dan internal organisasi
sesuai dengan tuntutan hukum organisasi, dan sesuai • Mendorong kesamaan sudut pandang risiko di antara secara sesuai dan tepat waktu.
dengan kebutuhan sumber daya untuk pengelolaan unit kerja dalam satu organisasi dan dengan
pemangku kepentingan.

Best Available Information Human and Cultural Factors Continual Improvement


• Masukan manajemen risiko didasarkan atas informasi Penerapan manajemen risiko perlu diselaraskan dengan Manajemen risiko harus menjadi bagian dari sistem
historis dan saat ini, dan juga harapan masa depan. kemampuan sumber daya manusia organisasi, perbaikan berkelanjutan organisasi guna meningkatkan
• Manajemen risiko secara eksplisit memperhitungkan kepentingan para pemangku kepentingan, dan sasaran tingkat kematangan penerapan manajemen risiko.
segala batasan dan ketidakpastian yang berkaitan organisasi.
dengan informasi dan harapan tersebut

12
K E R A N G K A K E R J A P E N E R A PA N M A N A J E M E N R I S I K O
Dengan mengacu kepada ISO 31000 (2018)

1. Kepemimpinan dan komitmen (leadership


and commitment);
2. Integrasi (integration);
3. Desain organisasi dan tata kelola (design);
4. Implementation (implementasi);
5. Evaluasi (evaluation);
6. Perbaikan (improvement);

Risk Management Framework – ISO 31000:2018


K E R A N G K A K E R JA M A N A J E M E N R I S I KO I S O 3 1 0 0 0 ( 2 0 1 8 )
Disesuaikan dengan konteks sektor publik

Kerangka manajemen risiko bertujuan untuk membantu organisasi dalam mengintegrasikan manajemen risiko ke aktivitas dan fungsi signifikan.

Leadership and Commitment Integration Design


Manajemen puncak dan badan pengawas, diharapkan dapat • Integrasi manajemen risiko ke dalam organisasi Desain mencakup:
memastikan manajemen risiko terintegrasi pada semua adalah proses yang dinamis dan berulang, serta 1. Pemahaman organisasi dan konteksnya (understanding
ativitas organisasi dan sebaiknya menunjukan kepemimpinan sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan budaya the organization and its context)
dan komitmen dengan: organisasi. 2. Penegasan komitmen manajemen risiko (articulating risk
1. Menyesuaikan dan mengimplementasikan semua komponen management commitment)
kerangka kerja;
• Manajemen risiko sebaiknya menjadi bagian dari, dan
3. Penetapan peran, kewenangan, tanggung jawab, dan
2. Menerbitkan pernyataan atau kebijakan yang menetapkan tidak terpisahkan dari tujuan, tata kelola,
akuntabilitas organisasional (assigning organizational
pendekatan, rencana, atau arah tindakan manajemen risiko; kepemimpinan dan komitmen, strategi, sasaran, dan roles, authorities, responsibilities and accountabilities)
3. Memastikan sumber daya yang diperlukan dialokasikan untuk operasi organisasi.
pengelolaan risiko
4. Alokasi sumber daya (allocating resources)
4. Menetapkan kewenangan, tanggung jawab, dan akuntabilitas 5. Penyiapan komunikasi dan konsultasi (establishing
pada tingkat yang diperlukan di dalam organisasi communication and consultation)

Implementation Evaluation Improvement


Organisasi sebaiknya mengimplementasikan kerangka Untuk mengevaluasi efektivitas kerangka kerja Perbaikan dapat dilakukan dengan dua cara:
kerja manajemen risiko dengan: manajemen risiko, organisasi sebaiknya: 1. Adaptasi
1. Mengembangkan rencana yang sesuai, termasuk waktu 1. Mengukur kinerja kerangka kerja manajemen risiko organisasi sebaiknya secara berkelanjutan memantau dan
dan sumber daya; secara berkala terhadap tujuan, rencana mengadaptasi kerangka kerja manajemen risiko untuk mengatasi
2. Mengidentifikasi di mana, kapan, bagaimana, dan oleh perubahan eksternal dan internal (perubahan konteks)
implementasi, indikator, dan perilaku yang
siapa beragam jenis keputusan dibuat di seluruh 2. Perbaikan berkesinambungan
diharapkan; Organisasi sebaiknya secara sinambung meningkatkan
organisasi; 2. Menentukanapakahkerangkakerjamanajemen risiko
3. Memodifikasi proses pengambilan keputusan yang kesesuaian, kecukupan, dan efektivitas kerangka kerja
tetap sesuai untuk mendukung pencapaian sasaran manajemen risiko, serta bagaimana proses manajemen risiko
sesuai; jika diperlukan;
4. Memastikan pengaturan organisasi dalam mengelola organisasi. diintegrasikan

risiko dipahami dengan jelas dan dipraktikkan.

14
K E R A N G K A K E R JA M A N A J E M E N R I S I KO I S O 3 1 0 0 0 ( 2 0 1 8 )
Implementasi dan Evaluasi

Implementation Evaluation
Pada umumnya proses implementasi manajemen risiko Aktivitas dalam kegiatan evaluasi:
mencakup empat tahapan, yaitu:

1 Pemantauan
1 Membangun infrastruktur manajemen risiko Melakukan pemantauan dan evaluasi kapabilitas dan kinerja
rancangan kerangka kerja, rencana dibandingkan aktual.

2 Membangun kapasitas manajemen risiko 2 Tinjauan


Evaluasi hasil pantauan suatu proses atau kejadian tertentu dalam
kerangka kerja manajemen risiko yang menyimpang dari suatu
kriteria obyektif yang telah ditentukan.

3 Mengintegrasikan manajemen risiko


3 Asesmen
Memberikan jaminan wajar kepada pimpinan puncak dan pemangku

4 Membangun budaya risiko


kepentingan lainnya, bahwa kemampuan kerangka manajemen risiko
telah memadai (adequate), efektif, efisien, dan tanggap (responsive),
serta tidak terdapat kesalahan material

15
P RO S E S M A N A J E M E N R I S I KO
Dengan mengacu kepada ISO 31000 (2018)

• Proses manajemen risiko merupakan bagian integral manajemen dan


pengambilan keputusan, serta diintegrasikan ke dalam struktur,
operasi, dan proses organisasi.
• Proses manajemen risiko melibatkan penerapan sistematis dari
kebijakan, prosedur, dan praktik pada aktivitas komunikasi dan
konsultasi, penetapan konteks, serta penilaian, perlakuan,
pemantauan, peninjauan, pencatatan, dan pelaporan risiko.
• Hal yang perlu diperhatikan dalam proses manajemen risiko:
• Dalam setiap penerapan manajemen risiko, tentukan siapa yang
akan memimpin proses manajemen risiko di setiap proses yang
terkait – pemilik risiko.
• Dalam setiap penerapan manajemen risiko bersifat unik
(customized), gunakan satu kerangka kerja manajemen risiko
walaupun konteks, teknik, dan substansi penerapannya berbeda.
• Dalam setiap tahapan proses manajemen risiko akan
menghasilkan informasi, konsolidasikan dan dokumentasikan
informasi tersebut dalam satu format standar, yaitu risk register.
Risk Management Process – ISO 31000:2018

16
P RO S E S M A N A J E M E N R I S I KO
Dengan mengacu kepada ISO 31000 (2018)

Penetapan Identifikasi Analisis Evaluasi


Konteks Risiko Risiko Risiko

Penanganan Monitoring Komunikasi


Risiko dan Reviu dan Konsultasi
Proses Manajemen Risiko Berdasarkan Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung RI No. 475/SEK/SK/VII/2019 Risk Management Process – ISO 31000:2018
P E N E TA PA N R U A N G L I N G K U P, K O N T E K S D A N K R I T E R I A
Dalam proses manajemen risiko

• Tujuan penetapan ruang lingkup, konteks, dan kriteria adalah untuk menyesuaikan proses manajemen risiko, mengaktifkan
penilaian risiko yang efektif dan perlakuan risiko yang memadai.
• Bagian ini mencakup (1) Penentuan ruang lingkup, (2) Konteks eksternal dan internal, dan (3) Pendefinisian kriteria risiko

Penentuan Ruang Lingkup Konteks Eksternal dan Internal Pendefinisian Kriteria Risiko
Organisasi sejatinya akan menentukan Konteks eksternal dan internal adalah • Kriteria risiko ditentukan untuk meng-
ruang lingkup aktivitas manajemen lingkungan di mana organisasi berada evaluasi signifikansi risiko dan untuk
risikonya. dan beraktivitas untuk menentukan dan mendukung proses pengambilan
Hal yang perlu dipertimbangkan pada mencapai sasaran. keputusan.
saat menentukan ruang lingkup adalah: Pemahaman konteks adalah penting • Kriteria risiko sebaiknya merefleksi-
• Sasaran dan keputusan yang perlu dibuat; karena: kan nilai, sasaran, dan sumber daya
• Hasil keluaran yang diharapkan dari tiap • Manajemen risiko dilakukan dalam organisasi serta konsisten dengan
langkah yang akan diambil dalam proses; konteks sasaran dan aktivitas kebijakan dan pernyataan tentang
• Waktu, lokasi, serta pencakupan dan
organisasi manajemen risiko.
pengecualian khusus;
• Alat dan Teknik penilaian risiko yang • Faktor organisasi dapat menjadi
sesuai; sumber risiko
• Sumber daya yang dibutuhkan, tanggung • Tujuan dan ruang lingkup proses
jawab dan catatan yang disimpan; manajemen risiko mungkin
• Hubungan dengan proyek, proses, dan berhubungan dengan sasaran
aktivitas lain.
organisasi secara keseluruhan
18
P E N I L A I A N R I S I KO ( R I S K A S S E S S M E N T )
Dalam proses manajemen risiko

• Penilaian risiko adalah proses menyeluruh dari identifikasi risiko (risk identification), analisis risiko (risk analysis), dan evaluasi
risiko (risk evaluation).
• Penilaian risiko sejatinya dilakukan secara sistematis, berulang, dan kolaboratif, berdasarkan pengetahuan dan pandangan
pemangku kepentingan. Penilaian sebaiknya berdasarkan informasi terbaik yang tersedia, dengan ditunjang oleh penelitian
lanjutan sesuai dengan kebutuhan.

Identifikasi Risiko Analisis Risiko Evaluasi Risiko


Tujuan identifikasi risiko adalah untuk • Tujuan analisis risiko adalah untuk • Tujuan evaluasi risiko adalah untuk
menemukan, mengenali, dan memahami sifat risiko dan mendukung keputusan. Evaluasi risiko
menguraikan risiko yang dapat katekteristiknya, termasuk, jika dapat membawa pada keputusan
membantu atau menghalangi organisasi memungkinkan, tingkat risikonya. untuk:
dalam mencapai sasarannya. • Proses analisis risiko yaitu melakukan • Tidak melakukan apapun lebih lanjut;
analisis konsekuensi dan kemungkin- • Mempertimbangkan opsi perlakuan
Hal – hal yang perlu dipertimbangkan dalam meng-
identifikasi risiko, antara lain: an kejadian semua risiko yang dapat risiko;
• Sumber risiko berwujud dan tanwujud; • Melakukan analisis lanjutan untuk
• Penyebab dan peristiwa;
menghambat tercapainya sasaran memahami risiko dengan lebih baik;
• Ancaman dan peluang; organisasi, dan semua peluang yang • Memelihara pengendalian yang ada;
• Kerentanan dan kapabilitas;
• Perubahan konteks eksternal dan internal;
mungkin dihadapi oleh organisasi. • Mempertimbangkan kembali sasaran.
• Indikator risiko yang timbul;
• Sifat dan nilai asset dan sumber daya;
• Konsekuensi dan dampak terhadap sasaran;
• Batasan pengetahuan dan keandalan informasi;
• Faktor terkait waktu;
• Bias, asumsi, dan kepercayaan pihak yang terlibat.
19
P E N I L A I A N R I S I KO ( R I S K A S S E S S M E N T ) : I D E N T I F I K A S I R I S I KO
Langkah-langkah Identifikasi Risiko secara Praktis:

1 2 3 4 5 6
Sebutkan unit Sebutkan Sebutkan hal-hal yang Sebutkan hal-hal Sebutkan hal-hal
Sebutkan tugas mungkin terjadi, dan
keluaran yang yang dianggap yang dianggap
kerja (unit dan fungsi dari
diharapkan dari
dapat mengakibatkan
menjadi penyebab sebagai dampak dari
unit kerja tidak dihasilkannya
eselon I / II) tugas dan fungsi keluaran yang dari terjadinya hal- terjadinya hal-hal
diharapkan hal (No. 4) tersebut (No. 4) tersebut
tersebut

Risk Owner Risk Event Risk Cause Impact on Risk


1. Database inventaris-
Barang yang asi barang Setditjen
1. Rencana peng-
dibutuhkan belum tersaji dengan
Perencanaan adaan barang baik;
tersedia pada
Sekretariat Penatausahaan kurang tepat; 2. Sistem penghapusan
waktu yang tepat, barang belum Rencana pengadaan
Barang Milik 2. Ketersedian
Direktorat Negara (BMN):
kualitas dan berjalan; kebutuhan barang
barang tidak 3. Pemeliharaan dan terhambat.
Jenderal XYZ kuantitas yang
Pengadaan dapat keamanan sarana
tepat, dan kantor kurang
barang memenuhi
memenuhi pagu memadai;
kebutuhan. 4. Keterbatasan
anggaran anggaran.

20
I LU S T R A S I I D E N T I F I K A S I R I S I KO
Mengacu kepada Form 1 (Formulir Register Risiko Mahkamah Agung Republik Indonesia)

Uraian fungsi Keluaran yang Proses pelaksanaan


dari unit kerja diharapkan dari hingga mencapai
fungsi tersebut keluaran

Risk Event Risk Cause Impact on Risk

21
P E N I L A I A N R I S I KO ( R I S K A S S E S S M E N T ) : A N A L I S I S R I S I KO
Pendekatan dalam analisis tingkat probabilitas risiko: Kuantitatif dan Kualitatif

• Proses analisis risiko dilakukan dalam rangka mendapatkan informasi atas konsekuensi dan kemungkinan kejadian semua risiko
yang dapat menghambat tercapainya sasaran organisasi, dan semua peluang yang mungkin dihadapi oleh organisasi.
• Proses analisis risiko akan menggunakan pendekatan baik secara kuantitatif dengan berbagai metoda statistik ataupun metoda
numerik lainnya, maupun secara kualitatif, dalam mengukur tingkat probabilitas terjadinya suatu risiko.

Analisis Risiko secara Kuantitatif: Analisis Risiko secara Kualitatif:


Menggunakan beberapa pendekatan statistika Menggunakan tabel skala tingkat probabilitas yang dibangun berdasarkan kebijakan
preferensi atau selera risiko di dalam organisasi.

1
Kategori
Pendekatan Frekuensi Tingkat
Probabilitas
Kriteria Umum (Basis Waktu) Kriteria Khusus

• Kemungkinan muncul lebih sering


1 Jarang • Historis dan pendapat ahli: paling banyak
Dapat terjadi dalam kondisi dan lingkungan

2
(Nilai: 0 – 1.0) tertentu, baik internal maupun eksternal
sekali dalam dua tahun
Pendekatan Binomial • Sulit terjadi sekalipun bisa terjadi Hanya akan terjadi dalam kondisi dan
2 Jarang Sekali • Historis dan pendapat ahli: sekali dalam 5 lingkungan (internal dan eksternal) yang sangat
(Nilai: 1.0 - 1.5) tahun sekali khusus

3 Pendekatan Poisson 3
(Nilai: 1.5 – 2.0)
Cukup Sering


Relatif mudah untuk muncul dengan lebih
sering Dapat terjadi dalam beberapa kondisi dan
Historis dan pendapat ahli: paling banyak lingkungan internal dan eksternal
sekali dalam setahun

4 Pendekatan Distribusi Normal 4


(Nilai: 2.0 – 3.0)
Sering


Mudah untuk muncul dengan lebih sering
Historis dan pendapat ahli: paling banyak
sekali dalam tiga bulan
Dapat terjadi dan cukup rentan pada berbagai
kondisi dan lingkungan internal dan eksternal

• Sangat mudah untuk muncul dengan lebih

5
Dapat terjadi dan cenderung dalam segala
5 sering
Model Logistik Linear (Nilai: 3.0 – 4.0)
Sangat Sering
• Historis dan pendapat ahli: bisa terjadi lebih
kondisi dan lingkungan, baik internal maupun
eksternal
dari sekali dalam tiga bulan

22
K R I T E R I A U N T U K A N A L I S I S R I S I K O : T I N G K AT K E M U N G K I N A N
Berdasarkan Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung RI No. 475/SEK/SK/VII/2019

Skala
Deskripsi Kemungkinan Definisi
Kemungkinan

Hampir pasti Jika kemungkinan keterjadian suatu risiko antara 91% sampai dengan 99%,
terjadi
91% - 99% 5 maka risiko tersebut dapat diasumsikan hampir pasti akan teriadi.

Kemungkinan Jika kemungkinan keterjadian suatu risiko antara 51 % sampai dengan 90%,
besar terjadi
51% - 90% 4 maka risiko tersebut dapat diasumsikan kemungkinan besar akan teriadi.

Jika kemungkinan keterjadian suatu risiko antara 31 % sampai dengan 50%,


Mungkin terjadi 31% - 50% 5 maka risiko tersebut dapat diasumsikan mungkin akan terjadi

Kemungkinan Jika kemungkinan keterjadian suatu risiko antara 11% sampai dengan 30%,
kecil terjadi
11% - 30% 2 maka risiko tersebut dapat diasumsikan kemungkinan kecil akan teriadi

Kemungkinan Jika kemungkinan keterjadian suatu risiko antara 1% sampai dengan 10%, maka
tidak terjadi
1% - 10% 1 risiko tersebut dapat diasumsikan kemunzkinan tidak teriadi

23
P E N I L A I A N R I S I KO ( R I S K A S S E S S M E N T ) : A N A L I S I S R I S I KO
Pendekatan dalam analisis tingkat dampak atau konsekuensi risiko

Analisis atau pengukuran dampak risiko:


Menggunakan tabel skala tingkat dampak yang dibangun berdasarkan kebijakan preferensi atau selera risiko di dalam organisasi.

Tingkat Kategori Dampak Dampak Bila Risiko Terjadi


1 Tidak signifikan Tidak banyak berpengaruh terhadap organisasi. Dapat diabaikan.
(Nilai: 0 – 1.0)
Tidak mengganggu proses bisnis di organisasi. Operasional masih dapat berjalan seperti biasa, strategi
2 Minor perusahaan tidak terganggu, tetapi dapat menimbulkan persepsi tertentu bagi karyawan dan pihak
(Nilai: 1.0 - 1.5) berkepentingan lainnya.

3 Moderat
Mempengaruhi organisasi, dapat muncul biaya yang harus ditanggung perusahaan atau terganggunya
(Nilai: 1.5 – 2.0) proses bisnis untuk sementara. Proses bisnis akan berjalan normal kembali setelah Risiko tersebut diatasi.

Mempengaruhi organisasi, dan dapat mengganggu atau bahkan menghentikan proses bisnis untuk
4 Signifikan beberapa saat setelah Risiko tersebut diatasi. Terkadang organisasi harus melakukan set-up ulang, karena
(Nilai: 2.0 – 3.0) ada kemungkinan Risiko tersebut menyebabkan apa yang telah dilakukan menjadi tidak berguna lagi.

Sangat berpengaruh pada proses bisnis, bahkan pada eksistensi organisasi . Proses bisnis bisa terhenti, citra
5 Katastropik organisasi dapat hancur sehingga harus membangun kembali dengan susah payah. Dalam kondisi terburuk
(Nilai: 3.0 – 4.0) organisasi harus dilikuidasi.

24
K R I T E R I A U N T U K A N A L I S I S R I S I K O : T I N G K AT D A M PA K
Berdasarkan Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung RI No. 475/SEK/SK/VII/2019

Tingkat Penurunan Reputasi dan/atau Gangguan terhadap


Kerugian Negara Penurunan Kinerja
Dampak Kepercayaan Stakeholder Layanan Tusi Organisasi

1 Jika berdampak kepada Maksimal terlambat sehari Layanan terganggu


Sangat -
individu yang bersangkutan dari SOP maksimal 1 jam
rendah

2 -
Jika berdampak kepada Terlambat Layanan terganggu
Rendah bagian / sub bagian 2 – 3 hari dari SOP selama 1 – 2,5 jam

3 Maksimal Rp. 1 juta


Jika berdampak kepada Terlambat Layanan terganggu
Sedang satuan kerja 4 – 5 hari dari SOP selama 2,5 – 5 jam

4 Antara Rp 1 juta Jika berdampak kepada Terlambat Layanan terganggu


Tinggi hingga Rp. 10 juta Mahkamah Agung 6 – 10 hari dari SOP selama 5 – 7,5 jam

5 Jika berdampak kepada Terlambat Layanan terganggu


Sangat Lebih dari Rp. 10 juta
negara di atas dari 10 hari dari SOP lebih dari 1 hari kerja
tinggi

25
P E N I L A I A N R I S I K O ( R I S K A S S E S S M E N T ) : E VA L U A S I R I S I K O
Langkah-langkah Evaluasi Risiko secara Praktis

Langkah – langkah teknis evaluasi risiko umumnya diatur secara sistematis dalam prosedur evaluasi risiko sebagai berikut:Proses
analisis risiko akan menggunakan pendekatan baik secara kuantitatif dengan berbagai metoda statistik ataupun metoda numerik
lainnya, maupun secara kualitatif, dalam mengukur tingkat probabilitas terjadinya suatu risiko.

Lakukan evaluasi terhadap tingkat risiko saat ini


dengan cara membandingkan “tingkat risiko Minat Risiko
1 teranalisis” versus “tingkat risiko yang dapat
diterima” dengan mengacu pada kriteria minat,
Risiko apa saja dan berapa besar yang diizinkan dan
tidak diizinkan ada di organisasi
kapasitas dan toleransi risiko.

Kapasitas Risiko
2 Tetapkan perlakuan risiko sesegera mungkin
dengan mengacu pada kriteria prioritas risiko. Seberapa besar risiko yang dapat ditanggung oleh
organisasi

Toleransi Risiko
Buatkan peta profil risiko setiap unit kerja
3 sebagai hasil asesmen risiko sesuai prosedur
penyusunan laporan profil risiko.
Seberapa besar organisasi sanggup menanggung
Dampak yang terjadi atas risiko tersebut
P E N I L A I A N R I S I K O ( R I S K A S S E S S M E N T ) : E VA L U A S I R I S I K O
Peta risiko yang akan menempatkan risiko ke dalam matriks yang dibentuk dari besarnya probabilitas dan dampak

Ilustrasi Peta Risiko berdasarkan Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung RI No. 475/SEK/SK/VII/2019

Hampir pasti
terjadi 5 10 15 20 25
Kemungkinan
4 8 12 16 20
Probabilitas

besar terjadi

Mungkin terjadi
3 6 9 12 15
Kemungkinan
kecil terjadi 2 4 6 8 10
Kemungkinan
tidak terjadi 1 2 3 4 5
Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

Dampak
P E N A N G A N A N R I S I KO
Dalam proses manajemen risiko

Penanganan risiko dilakukan dalam rangka memilih dan menerapkan opsi penanganan risiko.
Penanganan risiko mencakup Penyiapan dan penerapan rencana
Pemilihan opsi penanganan risiko
proses berulang dari: penanganan risiko
Opsi penanganan risiko dapat mencakup Menentukan bagaimana opsi penanganan
Formulasi dan seleksi opsi
1 penanganan risiko
satu atau lebih pilihan berikut: yang dipilih dapat diterapkan, sehingga
pengaturannya dapat dipahami oleh pihak
yang terlibat dan kemajuan rencananya dapat
Menghindari risiko
dipantau.
Perencanaan dan implementasi
2 penanganan risiko Menghilangkan sumber risiko
Informasi yang diberikan di dalam rencana
perlakuan sebaiknya mencakup:
• Alasan pemilhan opsi perlakuan, termasuk
manfaat yang diharapkan;
Penilaian efektivitas penanganan
3 risiko tersebut Mencegah kemungkinan risiko • Pihak yang memiliki akuntabilitas dan
tanggung jawab untuk persetujuan dan
implementasi rencana;
Pengambilan keputusan apakah • Tindakan yang diusulkan;
Mengurangi dampak risiko
4 risiko tersisa (residual risk)
dapat diterima atau tidak
• Sumber daya yang dibutuhkan, termasuk
kontingensi;
Memindahkan risiko • Ukuran kinerja
Pelaksanaan perlakuan lanjutan, • Batasan;

5 jika opsi penanganan risiko tidak


dapat diterima Mempertahankan risiko
• Pelaporan dan pemantauan yang
diperlukan;
• Kapan tindakan diharapkan dapat dilakukan
dan diselesaikan. 28
P E N A N G A N A N R I S I KO
Mengurangi probabilitas sebelum terjadi serta mengurangi dampak bila risiko terjadi

RISIKO II
Menekan/mengurangi dampak bila terjadi

RISIKO I
Tinggi

Risiko yang jarang terjadi namun


Mengancam pencapaian tujuan organisasi
berdampak besar
Dampak
Sedang

RISIKO IV RISIKO III


Risiko yang tidak berbahaya Risiko yang terjadi secara rutin
Rendah

Rendah Sedang Tinggi

Probabilitas
Menekan/mengurangi probabilitas sebelum terjadi
K O M U N I K A S I D A N K O N S U LTA S I
Mekanisme pencatatan dan pelaporan

Komunikasi dan Konsultasi pada Komunikasi dan Konsultasi pada Komunikasi dan Konsultasi pada
Proses Identifikasi Risiko Proses Analisis Risiko Proses Evaluasi Risiko
Hal–hal yang perlu diperhatikan dalam Hal–hal yang perlu diperhatikan terkait Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam
proses komunikasi dan konsultasi atas proses komunikasi dan konsultasi atas proses komunikasi dan konsultasi atas
identifikasi risiko antara lain: analisis risiko, antara lain: evaluasi risiko, antara lain:

• Siapa pemangku kepentingan yang • Apakah para pemangku kepentingan • Apakah para pemangku kepentingan
utama yang pelu mendapatkan yang terkait telah teridentifikasi yang terkait sudah diberi informasi
informasi mengenai hasil identifikasi seluruhnya dan apakah mereka hasil peringkat risiko yang diperoleh
risiko? menerima laporan hasil analisis dan bagaimana tanggapannya
• Siapa pemangku kepentingan yang risiko? terhadap hasil tersebut?
perlu diajak berkonsultasi mengenai • Apakah terdapat hal – hal yang perlu • Apakah daftar prioritas risiko yang
hasil identifikasi risiko dan dikonsultasikan dengan para diperoleh telah dikonsultasikan
kemungkinan proses tindak pemangku kepentingan sebelum hasil dengan manajemen puncak, pemilik
lanjutnya? analisis risiko dilaporkan? risiko, dan pemangku kepentingan
• Apakah ada perubahan lingkungan lain yang terkait, terutama dalam hal
yang memiliki dampak terhadap tindak lanjut untuk mempersiapkan
proses analisis risiko yang perlu risiko yang diambil?
dikomunikasikan atau dikonsultasikan
dengan para pemangku kepentingan
internal maupun eksternal?
30
P E M A N TA U A N D A N T I N J A U A N ( M O N I T O R I N G A N D R E V I E W )
Pendekatan dalam analisis tingkat probabilitas risiko: Kuantitatif dan Kualitatif

Pemantauan dan tinjauan ditujukan untuk memastikan dan meningkatkan mutu dan efektivitas desain, implementasi, dan hasil
keluaran proses. Pemantauan dan tinjauan sejatinya dilaksanakan pada semua tahap proses.

Pelaksanaan Pemantauan dan Tinjauan Asesmen Efektivitas Proses Pemantauan dan Tinjauan

• Pendekatan pelaksanaan pemantauan dan tinjauan dilakukan dengan Hal – hal yang perlu diperhatikan untuk menilai efektivitas proses
cara ”Tone of the top”, di mana pimpinan puncak akan sangat pemantauan dan tinjauan proses manajemen risiko, antara lain:
berperan dalam menciptakan situasi yang kondusif untuk penerapan
sistem manajemen risiko. • Apakah telah dipertimbangkan dan diidentifikasi seluruh risiko yang
dapat menimbulkan efek yang signifikan pada sasaran organisasi?
• Dalam penerapan sistem manajemen risiko, direksi atau pimpinan • Apa saja perubahan yang terjadi pada organisasi, struktur, teknologi,
tertinggi Lembaga akan bertanggung jawab untuk mengarahkan dan proses bisnis yang berpengaruh pada organsasi? Apa saja efek yang
mengendalikan operasi organisasi. Sedangkan, dewan komisaris atau ditimbulkan karena perubahan tersebut? Apakah perlu dilakukan
pengawas adalah penanggung jawab utama dalam pelaksanaan perubahan pengendalian risiko?
pemantauan dan tinjauan terhadap seluruh operasi organisasi. • Kapan terakhir kali dilakukan diskusi dan tinjauan terhadap paparan
risiko yang dihadapi organisasi?
Obyek Pemantauan • Apakah terdapat kesalahan akibat kegagalan pengendalian risiko
yang tidak terdeteksi oleh proses pemantauan dan tinjauan?
• Apakah seluruh kelemahan pengendalian yang terindentifikasi telah
Hal - hal menjadi obyek pemantauan oleh direksi atau pimpinan
ditangani dengan semestinya?
Lembaga dan dewan komisaris atau pengawas adalah seluruh kinerja
proses manajemen risiko organisasi, termasuk kepatuhan, keefektifan
dan perubahan lingkungan yang terjadi.

31
P E N C ATATA N D A N P E L A P O R A N ( R E C O R D I N G A N D R E P O R T I N G )
Mekanisme pencatatan dan pelaporan

Proses dan hasil keluaran manajemen risiko akan didokumentasikan dan dilaporkan melalui suatu mekanisme yang sesuai.

Tujuan pencatatan dan pelaporan: Mekanisme pencatatan Mekanisme pelaporan

Mengkomunikasikan aktivitas Mekanisme pencatatan dilakukan sebagai Mekanisme pelaporan dilakukan secara rutin
bagian dari proses pemantauan dan tinjauan untuk memberikan informasi mengenai proses
1 manajemen risiko dan hasil keluaran
dari manajemen risiko ke seluruh terhadap pelaksanaan proses manajemen
risiko termasuk pelaksanaan perlakuan risiko.
manajemen risiko kepada pihak yang terkait.
Prinsip dasar pelaporan manajemen risiko:
organisasi;
Disamping pencatatan rutin yang berbasis 1. Harus mencakup pelaksanaan proses
rencana versus aktual, proses pencatatan juga manajemen risiko yang lengkap;
2 Memberikan informasi untuk
pengambilan keputusan;
fokus kepada dua hal berikut:
1. Pemantauan terhadap potensi keterjadian
2. Perlu didukung dengan laporan lainnya
agar dapat memenuhi kebutuhan setiap
risiko yang menjadi dasar keputusan pemangku kepentingan;
pelaksanaan perlakuan risiko untuk 3. Dapat disajikan dalam beberapa jenis
3
Meningkatkan aktivitas manajemen
mengubah kemungkinan keterjadian risiko laporan menurut kelompok pemangku
risiko;
yang dipantau. kepentingan;
Membantu interaksi dengan 2. Peninjauan terhadap risiko yang terjadi 4. Dapat disajikan dalam dua format
pemangku kepentingan, termasuk karena tidak terpantau karena tidak laporan: Laporan yang

4 pihak yang memiliki tanggung jawab


dan akuntabilitas untuk manajemen
teridentifikasi sebelumnya atau terpantau
tetapi ada masalah dengan mekanisme
5. singkat untuk manajemen senior atau
manajemen puncak, laporan yang lebih
risiko. pemantauan misalnya terlambat detail untuk tingkat operasional.
memberikan perlakuan pencegahan atau
perlakuan pencegahan tidak efektif

32
P E N C ATATA N D A N P E L A P O R A N ( R E C O R D I N G A N D R E P O R T I N G )
Daftar pencatatan dan pelaporan

Hal – hal yang perlu didokumentasikan dalam pencatatan dan pelaporan manajemen risiko harus mencakup seluruh proses
manajemen risiko, antara lain:

1 2 3 4
Proses komunikasi dan Proses pemantauan dan
Proses penilaian risiko Proses penanganan risiko
konsultasi tinjauan

• Daftar pemangku • Daftar risiko berdasarkan hasil • Rincian rencana perlakuan • Laporan hasil pemantauan
kepentingan dan identifikasi risiko; risiko; oleh pelaksana dan
kepentinganya; • Laporan proses pelaksana-an • Laporan hasil pemantauan atasan;
analisis dan evaluasi risiko;
• Laporan hasil analisis pelaksanaan perlakuan • Laporan hasil audit oleh
• Daftar peringkat risiko,
pemangku kepentingan pengelompokan risiko dan risiko. pihak ketiga (internal
(stakeholders analysis); profil risiko; auditor atau eksternal
• Laporan rencana proses • Daftar prioritas risiko yang auditor)
komunikasi dan konsultasi. perlu mendapatkan perlakuan;
• Laporan hasil pemutakhiran
daftar risiko.

33
1 2 3
Urgensi Implementasi
Manajemen Risiko
Manajemen Risiko Implementasi Manajemen
ISO 31000 Risiko di Sektor Publik
di Sektor Publik

• Urgensi Implementasi Manajemen • Prinsip-prinsip Manajemen Risiko • Sasaran Organisasi Sektor Publik
Risiko di Sektor Publik • Kerangka Kerja • Langkah-langkah Praktis
• Acuan Penerapan Manajemen • Proses Manajemen Risiko Implementasi Manajemen Risiko di
Risiko di Sektor Publik Sektor Publik

34
SASARAN ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
Menurut SNI 8848: ISO 31000 Manajemen Risiko di Sektor Publik

Meningkatkan kualitas pelayanan Meningkatkan kepatuhan terhadap


publik yang disediakan oleh kebijakan formal (Undang-Undang, Meningkatkan ketahanan organisasi
organisasi Hukum dan Regulasi)

Meningkatkan keefektifan alokasi


Meningkatkan kepercayaan Meningkatkan keandalan laporan
dan efisiensi penggunaan sumber
pemangku kepentingan pertanggungjawaban organisasi
daya organisasi

Prinsip-prinsip dan Kerangka Kerja Manajemen Risiko


akan mengacu kepada berbagai sasaran ini

35
I M P L E M E N TA S I M A N A J E M E N R I S I K O D I S E K T O R P U B L I K
Langkah-langkah Praktis

1 4 2 4 5
Kebijakan Struktur Program Pengembangan Pembudayaan
formal Pengelolaan integrasi Kapasitas sadar risiko
Kebijakan formal sebagai Organisasi perlu untuk Manajemen risiko Menyusun program Dalam rangka mencipta-
dasar instruksi yang akan mengembangkan struktur menjadi bagian dari pengembangan kapasitas kan budaya sadar risiko,
menggambarkan serta manajemen risiko yang strategi atau rencana manajemen risiko terdapat berbagai inisiatif
mendokumentasikan berbentuk model tiga lini jangka panjang, serta organisasi yang mencakup yang perlu dilakukan oleh
tautan antara sistem pertahanan yang dipantau dan dievaluasi penetapan jumlah, organisasi, di antaranya:
manajemen risiko dengan memberikan kejelasan secara berkala. kualifikasi kompetensi, • Komitmen pimpinan
sistem manajemen lain, tata kelola risiko (risk terdiri atas pengetahuan, • Edukasi
serta penyesuaian proses governance). Sebagai contoh; organisasi keterampilan, dan sikap • Praktik
bisnis berbasis risiko. harus mencantumkan dalam menerapkan • Komunikasi
klausul analisis dan manajemen risiko. • Pencatatan
Dapat berbentuk: rencana penanganan Serta peta jalan • Insentif
• Peraturan Menteri risiko pada dokumen (roadmap) peningkatan • Integrasi
• atau Pimpinan Lembaga rencana strategis maupun kematangan manajemen • Evaluasi
• Keputusan Menteri RKA K/L tahunan, ataupun risiko di organisasi.
atau Pimpinan berbagai rencana
Lembagan program.

36
TERIMA KASIH
Follow us :
Ppm_manajemen PPM Manajemen

PPM Manajemen PPM Manajemen

@infoPPM

37

Anda mungkin juga menyukai