Anda di halaman 1dari 35

PENINGKATAN KAPABILITAS APIP

Forum Bakohumas BPKP Tahun 2015


Peningkatan Kapabilitas APIP dalam Mengawal Akuntabilitas
Pembangunan Nasional
Aula Gandhi Lantai 2 Kantor BPKP Pusat, Rabu 8 Juli 2015

Kapasitas APIP yang luar biasa bila dapat


dioptimalkan perannya
Setiap K/L dan Provinsi serta
Setiap K/L dan Provinsi serta
Kabupaten/Kota telah terbentuk APIP
Kabupaten/Kota telah terbentuk APIP
Bagi pimpinan yang berkomitmen
Bagi pimpinan yang berkomitmen
untuk membangun kinerja,
untuk membangun kinerja,
akuntabilitas, dan mendorong
akuntabilitas, dan mendorong
pemerintahan yang bersih, maka
pemerintahan yang bersih, maka
peran APIP akan sangat terasa
peran APIP akan sangat terasa
kehadirannya.
kehadirannya.
Paradigma sebagian APIP yang mulai
Paradigma sebagian APIP yang mulai
berubah dari watchdog menjadi
berubah dari watchdog menjadi
konsultan, dan bahkan katalis, yang
konsultan, dan bahkan katalis, yang
mindset nya bukan mencari
mindset nya bukan mencari
kesalahan tetapi bersikap profesional
kesalahan tetapi bersikap profesional
untuk memberi rekomendasi
untuk memberi rekomendasi
perbaikan melalui pengawasan mulai
perbaikan melalui pengawasan mulai
tahap perencanaan dan pelaksanaan.
tahap perencanaan dan pelaksanaan.

Dampakperan
peranAPIP
APIPyang
yangoptimal
optimaldan
dan
Dampak
Pimpinanyang
yangkondusif
kondusifterhadap
terhadapGG
GG
Pimpinan
PenerimaanNegara/Daerah
Negara/Daerah akan
akan
Penerimaan
meningkat
meningkat
PengeluaranNegara/Daerah
Negara/Daerahakan
akanefektif
efektif
Pengeluaran
sesuaisasaran
sasarandan
dantujuan
tujuan
sesuai
Korupsiakan
akanditekan
ditekanserendah
serendahmungkin
mungkin
Korupsi
melaluipencegahan
pencegahandan
dandeteksi
deteksidini
dini
melalui
Kualitaspelayanan
pelayananmasyarakat
masyarakatakan
akan
Kualitas
meningkatsehingga
sehinggaindikator
indikatorkepuasan
kepuasan
meningkat
masyarakatjuga
jugameningkat.
meningkat.
masyarakat
3

KONDISI
GOOD GOVERNANCE
DAN apip SAAT INI
4

TREND PENYERAPAN
APBN/APBD

PERKEMBANGAN TRANSFER KE DAERAH


(Rp Trilyun)
Transfer ke Daerah
Belanja Negara

1,491.4

1,876.9

2,019.9

1,650.6

1,295.0

513.3

480.6

411.3
31.8%
2011

32.2%
2012

640.0

596.5

31.1%
2013

31.8%
2014

PENYEBAB

% terhadap Belanja Negara

31.7%

TRADISI
KEJAR
TAYANG
PENYERAPAN
BURUK

2015

REALISASI PENYERAPAN
JUNI 2014

RATA-RATA PER
PROVINSI = 31,3%

13 PROVINSI DI BAWAH RATA-RATA


21 PROVINSI DI ATAS RATA-RATA
5

Opini BPK atas Laporan Keuangan


Kementerian/Lembaga Tahun 2009 - 2013

Di tahun 2013, masih terdapat 19 KL termasuk LK BUN dengan opini


WDP dan 3 LKKL dengan opini TMP.
Opini WDP umumnya disebabkan kelemahan dalam pengelolaan dan
pencatatan kas dan setara kas, persediaan, PNBP, aset tetap, belanja
barang, dan belanja modal.
Opini TMP disebabkan pencatatan dan pengelolaan yang belum
memadai atas persediaan, aset tetap, pendapatan, belanja barang,
belanja modal, belanja hibah dan belanja bantuan sosial.
7
**Sumber Data: Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I 2014

PERKEMBANGAN OPINI LKPD


PERIODE 2005 S.D 2013

Target
Target 60%
60% LKPD
LKPD opini
opini
WTP
WTP pada
pada tahun
tahun 2014
2014

Tahun 2013, opini WTP


LKPD = 153 atau 33,55%

**Sumber data : Biro Humas dan Luar Negeri BPK dan Ikhtisar Hasil
Pemeriksaan Semester I 2014

Mendagri menyatakan dalam Rakornas Was Intern 13 Mei 2015 bahwa


sekitar 400 Kepala Daerah saat ini berpotensi memiliki masalah hukum

HASIL AUDIT KINERJA BPK


2013
AUDIT KINERJA
TERHADAP 86 APIP
(APIP Kementerian/Lembaga, Provinsi,
Kabupaten, Kota)
JUMLAH APIP
TIDAK
URAIAN
SUDAH BELUM ADA
KET
Memiliki Juklak/Juknis
7
53
26
Mengimplementasikan Kode Etik
16
63
7
Membuat Internal Audit Charter
7
73
6
Melakukan analisis kebutuhan
2
66
18
auditor
Memperoleh Diklat sesuai
11
71
4
kebutuhan

HASIL AUDIT KINERJA BPK TERHADAP 86 APIP


(APIP Kementerian/Lembaga, Provinsi, Kabupaten, Kota)
URAIAN

JUMLAH
APIP

URAIAN

Perencanaan
Belum mempertimbangan risiko
dalam memilih Auditi
Tidak mempertimbangkan hasil
audit sebelumnya
Perencanaan belum sesuai standar

76
72
76

Pelaksanaan
Belum menyusun program audit
dalam setiap penugasan
Pemilihan prosedur audit belum
mempertimbangkan skala prioritas
Perencanaan audit belum
mencakup pemahaman dan
pengujian SPI
Belum menetapkan tujuan,
sasaran, ruang lingkup,
metodologi, jangka waktu, alokasi
sumberdaya dan prosedur audit
yang jelas

65
75
77

76

Perolehan dan pemilihan bukti


Tidak memenuhi kualitas bukti
(Cukup, Releven, Kompeten)

72

JUMLA
H
APIP

Temuan Audit
Tidak berdasarkan pengujian
bukti dan pelaksanaan
prosedur
Tidak memenuhi unsur
temuan (Kondisi, Kriteria,
Sebab, Akibat)
Tidak dikomunikasikan dengan
pihak terkait
Tidak didokumentasikan dan
format tidak standar

50
40
43
42

Dokumentasi kertas kerja


Tidak disusun secara lengkap
dan sistematis
Tidak direviu secara
berjenjang
Tidak disimpan secara aman,
tertib dan mudah diakses

82
82
84

Pelaporan
Laporan tidak disusun

30

KONDISI APIP

APIP secara
nasional

ARTI LEVEL 1
1. APIP belum mampu untuk memberikan
reasonable assurance bahwa program atau
kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah
telah sesuai dengan peraturan perundangundangan.
2. APIP belum mampu mencegah tindak
pelanggaran terhadap ketentuan
3. APIP belum mampu memberikan assurance
atas efisiensi dan efektivitas
program/kegiatan Pemerintah

PENYEBAB LEVEL 1
Seringnya mutasi tanpa kaderisasi mengindikasikan kurangnya
komitmen Pimpinan dlm memberdayakan APIP
Kompetensi dan Profesionalisme SDM belum memadai
Kuantitas SDM yang belum memadai
Anggaran dan sarana termasik IT belum memadai
Ruang lingkup kegiatan pengawasan masih terbatas
pada akurasi perhitungan
Perencanaan belum berdasarkan prioritas/risiko

Standar Audit, Kendali Mutu,pengelolaan kualitas -QAIP belum mema

Amanah PP 60 Tahun 2008 tentang


SPIP
PERAN
APIP YANG
EFEKTIF
Pasal 11

memberikan
keyakinan yang
memadai atas
ketaatan, kehematan,
efisiensi dan
efektivitas (3E)
pencapaian tujuan
penyelenggaraan
memberikan
tugas danperingatan
fungsi
diniInstansi
dan meningkatkan
Pemerintah
efektivitas manajemen
risiko dalam
penyelenggaraan tugas
dan fungsi Instansi
memelihara
Pemerintah dan
meningkatkan kualitas
tata kelola
penyelenggaraan tugas
dan fungsi Instansi
Pemerintah

Was
Intern
oleh
APIP
Pasal 48

Audit
Reviu
Evaluasi
Pemantau
an
Kegiatan
Pengawas
an
Lainnya

AUDITOR harus
PROFESIONAL
Pasal 51, 52, 53,
54, 56

Audit dilakukan oleh


pejabat yang
memenuhi syarat
kompetensi keahlian
sebagai auditor.

Memenuhi Kode
Etik dan
StandarHasil
Audit
Melaporkan
Penugasan Sesuai
Kebutuhan
Stakeholder
Melaksanakan Tugas
secara Independen
dan Obyektif

PP Nomor 60 Tahun 2008


Pasal 11, 48, 51, 52, 53, 54,
56

Data Auditor 2014 dalam prosentase

APIP Pusat; 2,023 ; 16%


BLU dan BHMN; 6 ; 0%
APIP Daerah; 7,281 ; 57%

BPKP; 3,445 ; 27%

APIP Pusat
BLU dan BHMN
BPKP
APIP Daerah

Sd. saat ini, Auditor berjml 12.755 atau (27,39%) dari total kebutuhan
nasional 46.560 sehingga terjadi kekurangan 33.805 auditor. Pada
17
tahun 2019 diharapkan berjumlah 20.255 auditor atau 43.50
% dari

KEBUTUHAN PENINGKATKAN LEVEL KAPABILITAS


APIP
Untuk
mempercepat tercapainya
tata kelola pemerintahan
yang baik

First /
second
line
defense

PerPres
192 /
2014

VISI RB
(PerPres81/2010)
Pemerintahan
Sekelas
Dunia (World Class)

Tujuan RB pada Area


Pengawasan:
terwujudnya
pemertintahan yg
bersih, bebas dari KKN

Semua Instansi
APIP melakukan Peran
Pemerintah berbenah diri yang Efektif Psl 11, 59
Inpresmelakukan
No. 4 /2011
ttg percepatan
peningkatan
kualitas
RB
PP 60 Th
2008

Third
line
defense

akuntabilitas
keuangan negara, terutama Instruksi No. 2
mempercepat penyelenggaraan SPIP dan 3
APIP perlu meningkatkan
kualitas
hasil
audit intern dan
InPres 9 /
mengintensifkan
peran
APIP
perlu meningkatkan kemampuan (kapabilitasnya)
2014
Kondisi Yang
organisasinya

Kondisi Saat Ini


474 APIP dari 623
(86+537)
APIP NASIONAL

sd 31 Desember 2014, 404 APIP


85,23 % berada di level 1 (initial),
baru 69 APIP (14,56%)
(infrastructured)) dan 1 APIP
(0,21%) berada di level 3 (integrated)

Grand Design
Peningkatan
Kapabilitas APIP

diharapkan
PP 2/2015: RPJMN
2015-2019 TABEL 7.1 BUKU 2
RPJMN
Indikator Kinerja RPJMN 2015 -2019 Bidang
Aparatur
Kapabilitas
APIP Negara
berada pada

level 3 (Integrated), Outcome:


reasonable assurance atas
ketatan, meningkatkan 3E dan
advisory services untuk
perbaikan GRC
18

KONDISI YANG DIHARAPKAN


APIP BERPERAN DENGAN EFEKTIF
SEBAGAIMANA PASAL 11 PP NO. 60 TAHUN 2008

1. memberikan keyakinan yang memadai atas


1. memberikan keyakinan yang memadai atas
ketaatan,
kehematan,
efisiensi,
dan
ketaatan,
kehematan,
efisiensi,
dan
efektivitas
pencapaian
tujuan
efektivitas
pencapaian
tujuan
penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi
penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi
Pemerintah (assurance activities);
Pemerintah (assurance activities);
2. memberikan
peringatan
dini
dan
2. memberikan
peringatan
dini
dan
meningkatkan efektivitas manajemen risiko
meningkatkan efektivitas manajemen risiko
dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi
dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi
Instansi
Pemerintah
(anti
corruption
Instansi
Pemerintah
(anti
corruption
activities); dan
activities); dan
3. memberikan
masukan
yang
dapat
3. memberikan
masukan
yang
dapat
memelihara dan meningkatkan kualitas tata
memelihara dan meningkatkan kualitas tata
kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi
kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi
Instansi Pemerintah (consulting activities).
Instansi Pemerintah
activities).
Dipertegas
dengan Inpres (consulting
Nomor 4 Tahun
2011 tentang Percepatan
Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Negara

KONSEP IACM
KONSEP IA-CM

Model universal yang didisain untuk membangun internal


audit yang efektif di sektor publik dan sebagai road map
bagi perbaikan kapabilitas secara bertahap
Membantu unit audit internal menilai kapabilitasnya
(existing capability) saat ini, dan membantu
merencanakan peningkatan ke level berikutnya
Dapat menilai tingkat kematangan aktivitas pengawasan
intern yang dilaksanakan dan mengembangkan peta
jalan (road map) untuk perbaikan berkelanjutan,
penjaminan mutu (quality assurance), dan peningkatan
efektivitas dan nilai tambah
Tiga variabel yang dipertimbangkan dalam konsep IACM
yaitu aktivitas audit internal, lingkungan organisasi di
mana unit audit internal bernaung, dan lingkungan
sektor publik di suatu negara/pemerintahan.

TUJUAN DAN
KONSEP IACM
MANFAAT IA-CM

Model ini terdiri dari 5 level dimana setiap level


menggambarkan karakteristik dan kapabilitas dari
suatu unit audit internal pada level tersebut.
Level IACM bersifat progresif artinya makin tinggi
levelnya semakin baik kapabilitasnya dan level rendah
merupakan fondasi bagi level lebih tinggi.
Suatu tatanan utama (building blocks) yang
menentukan level kapabilitas suatu unit audit internal.
Total Key Process Area (KPA) ada 41 buah dimana
setiap KPA menggambarkan suatu kumpulan kegiatan
terkait yang jika dilaksanakan bersama-sama akan
mencapai tujuan (purpose) dan menghasilkan output
langsung dan outcome jangka panjang.

Key Process Area (KPA)


Merupakan bangunan utama yang
menentukan kapabilitas suatu APIP.
Mengidentifikasi apa yang seharusnya ada
dan berkelanjutan pada tingkat kapabilitas
tertentu sebelum penyelenggaraan
aktivitas pengawasan intern dapat
meningkat pada level berikutnya.
Ketika APIP telah melembagakan semua
dari KPA terkait dengan tingkatan tertentu,
maka dapat dianggap telah mencapai
tingkat itu.

Key Process Area

KONSEP IA-CM
a. Internal Audit Capability Model (IA-CM)
mengindentifikasi aspek-aspek fundamental
untuk pengawasan intern yang efektif di
sektor publik, dikembangkan oleh IIA.
b. Mengembangkan pengawasan intern yang
efektif untuk memenuhi persyaratan tata
kelola organisasi ke arah profesional.
c. Tools untuk advocacy fungsi-fungsi internal
audit kepada pimpinan.
d. Model terdiri dari 5 level (Initial,
Infrastructure, Integrated, Managed,
Optimizing), semakin tinggi levelnya
semakin baik kapabilitasnya.

LEVEL IA-CM
LEVEL 55
LEVEL
Unit audit internal telah menjadi unit yang terus belajar
Optimizing
baik dari dalam maupun dari luar organisasi untuk
Optimizing
perbaikan berkelanjutan
Unit audit internal telah mengintegrasikan semua
LEVEL 44
informasi di seluruh organisasi untuk memperbaiki
LEVEL
tata kelola (governance) dan manajemen risiko (risk
Managed
Managed
management)
LEVEL 33
Praktik profesional dan audit internal
LEVEL
telah ditetapkan secara seragam dan
Integrated
Integrated
telah selaras dengan standar audit
Proses audit dilakukan secara
tetap (rutin) dan berulang
dengan pembangunan
infrastruktur, namun baru
selaras sebagian dengan
standar audit yang ada
Tidak ada praktik yang
tetap, tidak ada
kapabilitas yang berulang
dan tergantung kepada
knerja individu

LEVEL 22
LEVEL
Infrastructure
Infrastructure

LEVEL 11
LEVEL
Initial
Initial

RPJMN
20152019
Level 3
(kumulatif
sd level
3)

TINGKATAN OUTCOME IA-CM


LEVEL 55
APIP menjadi agen perubahan LEVEL

Optimizing
Optimizing

APIP mampu memberikan


assurance secara keseluruhan
atas tata kelola, manajemen risiko
dan pengendalian intern

LEVEL 44
LEVEL
Managed
Managed

APIP mampu menilai


LEVEL 33
efisiensi,efektivitas ekonomis
LEVEL
Integrated
suatu kegiatan dan mampu membe
Integrated
kan konsultasi pada tata kelola,
manajemen risiko dan
APIP mampu memberikan
pengendalian intern
LEVEL 2
keyakinan yang memadai LEVEL 2
Infrastructure
proses sesuai dengan Infrastructure
peraturan,mampu
mendeteksi terjadinya
APIP belum dapat korupsi

memberikan
jaminan atas
proses tata kelola
sesuai peraturan

LEVEL 11
LEVEL
Initial
Initial

Pusat Pembinaan Auditor 26

PASAL
11 PP
60
TAHUN
2008

TOTAL Key Process Area SD LEVEL 3 ADA 24 KPA

Level 5
Optimizi
ng

8
KPA

Level 4
Managed

9
KPA

Level 3

Integrat
ed

14 KPA
Level 2
Infrastruc
ture

10 KPA
Level 1
Initial

Services
and Role
of IA

People
Managem
ent

Professio
nal
Practices

IA
Recognized
as Key
Agent of
Change
Overall
Assurance of
Governance,
Risk
Management,
and Control

Leadership
Involvement
with Professional
Workforce
Bodies
Projection

Continuous
Improvement in
Professional
Strategic
PracticesIA
Planning

IA
Contributes
to
IAManagement
Activity
Development
Supports

Audit Strategy
Leverages
Organizations
Management of
Risk

5
KPA

10
KPA

7
KPA

Performance
Management
and
Accountabili
ty
Public
Reporting of IA
Efectiveness

7
KPA

Integration of
Qualitative
and
Quantitative
Performance
Measures

Organizati
onal
Relationsh
ips and
Culture
Efective and
Ongoing
Relationships

5
KPA

CAE Advices
and Influences
Top-level
Management

Governa
nce
Structur
es
Independence
, Power, and
Authority of
the IA Activity

7
KPA

Independent
Oversight of
the IA
Activity
CAE
Reports to
Top- level
Authority

Professional
Workforce Planning
Bodies
Advisory Services Team Building
Quality
Performanc
Coordination
Management
and
Management
e Measures
with Other
Oversight of
Competency
Framework
Review Groups
the IA Activity
Workforce
Risk-based
Performance/
Integral
Cost Information
Funding
Coordinatio
Audit
Value-forComponent
Mechanism
Professionall
n
Plans
IA
Money Audits
of
s
y Qualified
Management
Management
Staf
ReportsBudget
Compliance
Professional
Full Access to
Individual
IA Operating
Managing
Team
Auditing
Professiona
Practices and
within the IA
the
l
Processes
Activity
Organizations
Developme
Framework
Information,
Skilled
Audit Plan Based
Reporting
IA Business Plan
nt
Assets,
People
on
Relationship
and People
Identified
Management/
Established
and
Stakeholder
Ad hoc and unstructured;
isolated single
audits or reviews of documents and transactions for accuracy
Recruited
Priorities
and compliance;
outputs dependent upon the skills of specific individuals holding the position; no specific professional
practices established other than those provided by professional associations; funding approved by
management, as needed; absence of infrastructure; auditors likely part of larger organizational unit; no

STRATEGI
LANGKAH LANGKAH UMUM DAN TARGET
PENINGKATAN KAPABILITAS APIP

29

Arahan Presiden RI
Rakornas Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2015
Jakarta, 13 Mei 2015

1. Kapabilitas APIP:
a. Lima tahun kedepan, level Kapabilitas
APIP ditargetkan mencapai 85% Level-3,
1% Level-1.
b. APIP membuat sistem peringatan dini.
c. APIP memberikan solusi atas berbagai
masalah.
d. Tingkatkan kapabilitas pengawasan
intern pemerintah.

2. BPKP harus mendorong agar anggaran


pemda
51% belanja
pembangunan, 49% belanja aparatur.
3. BPKP mendorong pemda
menyelenggarakan cash management, ebudgeting, e-processing, e-catalog.
4. Regulasi terkait PBJ disederhanakan.
5. Anggaran desa setiap tahun akan
membesar, pengawasannya seperti apa.
6. Proyek pembangkit tenaga listrik 35.000
MW agar didampingi, dikawal, dicek,
diawasi.
7. Siapkan pengawasan atas rencana
pemberian tambahan dana ke

STRATEGI PENINGKATAN KAPABILITAS APIP


1. Penyediaan Grand Design Peningkatan Kapabilitas APIP
2. Peningkatan kesadaran untuk memiliki tingkat kapabilitas
berkelas dunia
3. Penilaian secara mandiri (self assessment) oleh APIP kapabilitas
APIP sesuai kriteria internasional (IACM), disertai penyediaan
dukungan aplikasi self assessment
4. Proses penjaminan kualitas (quality assurance) oleh BPKP
5. Peningkatan secara mandiri (self improvement) kapabilitas APIP
oleh APIP berdasarkan hasil self assessment, disertai
penyediaan layanan konsultansi - help desk serta bimtek oleh
BPKP dan monitoring terhadap proses peningkatan kapabilitas
APIP.
6. Peningkatan kompetensi APIP melalui e-Learning oleh BPKP

DRAF PEDOMAN DAPAT DIUNDUH DI WEB BPKP

31

NO ELEMEN

KRITERIA KPA LEVEL 2

1 Peran
dan
Layana
n

1.

2 Manaje
men
SDM

2.

3.

3 Praktik
Profesi
onal

4.

5.

KRITERIA KPA LEVEL 3

APIP memberikan layanan 1. APIP melaksanakan value for money audit/audit


pengawasan ketaatan
kinerja untuk menilai keekonomisan, efisiensi,
(compliance auditing)
efektivitas.
2. APIP memberikan jasa konsultansi (advisory
services) perbaikan governance process, risk
management, control organisasi.
APIP mengidentifikasi dan 3. Adanya koordinasi SDM APIP (Workforce),
merekrut
SDM
yang
sehingga rencana pengawasan (PKPT) dapat
kompeten,
sehingga
dioptimalkan sesuai dengan ketersediaan SDM.
kegiatan
pengawasan
dilaksanakan oleh SDM
yang kompeten.
APIP
telah
melakukan 4. Tersedianya staf APIP yang profesional, ditandai
pengembangan
profesi
dengan SDM yang terlatih/ tersertifikasi baik
bagi
individu
auditor
nasional maupun international sesuai dengan
melalui Diklat, PKS/PPM,
peran layanan APIP.
dan
bentuk-bentuk 5. Pengembangan kompetensi SDM APIP berbasis
tim (team building) misal: Tim RB, Tim
pengembangan
profesi
Pengembangan SPIP, Tim GCG, Tim LAKIP dsb
yang lainnya.
yang saling berbagai pengetahuan.
Perencanaan pengawasan 6. Perencanaan audit berbasis risiko, yang
disusun berdasarkan pada
difokuskan pada skala prioritas/ risiko tertinggi.
prioritas
manajemen/
pemangku kepentingan.
APIP memiliki kerangka 7. APIP memiliki kerangka kerja untuk mengelola
kerja praktik profesional
kualitas kegiatan pengawasannya (Quality
berikut
prosesnya
Assurance Improvement Programme - QAIP).
32
(menetapkan
standar

NO ELEMEN
KRITERIA KPA LEVEL 2
KRITERIA KPA LEVEL 3
4 Akutabilit 6. Adanya
Rencana
Kerja 8. APIP memiliki kebijakan, sistem dan prosedur
as
Dan
Tahunan/Renja
(business
pelaporan pengelolaan kegiatan pengawasan.
Manajema
plan).
anggaran 9. Adanya sistem informasi keuangan/biaya, yang
n Kinerja 7. Tersedianya
operasional
kegiatan
mengacu pada standar biaya yang berlaku.
pengawasan.
10. Adanya sistem pengukuran kinerja (Tapkin,
Lapkin, dan LAKIP yang menginformasikan input,
output, outcome)
5 Hubungan 8. Adanya pengelolaan tugas 11. APIP merupakan bagian dari komponen Tim
Dan
pokok dan fungsi-fungsi di
Manajemen K/L/D yang Integral, senantiasa
Budaya
internal APIP
dilibatkan dalam pembahasan issu issu
Organisas
strategis organisasi termasuk pengoptimalan
i
dalam pemanfaatan IT
12. Terselenggaranya koordinasi dengan pihak lain
(other review groups) yang memberikan jasa
konsultansi dan penjaminan (assurance and
advisory services)
6 Struktur 9. Hubungan
pelaporan
13. APIP memiliki mekanisme pendanaan yang
Tata
formal
telah terbangun
dapat menjamin penyediaan sumber daya untuk
Kelola
baik pelaporan fungsional
melaksanakan tugasjawabnya dengan efektif,
maupun
pelakporan
sehingga dapat
mengidentifikasi dampak
administrasi.
pembatasan sumber daya terhadap cakupan
tugas pokok dan fungsi APIP.
1 APIP memiliki akses penuh 14. Dilakukannya pengawasan manajemen terhadap
0. terhadap informasi, aset,
kegiatan APIP (oversight body)
dan personil unit organisasi
33
K/L/Pemda.

34

35

TERIMAKASIH
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
Jl. Pramuka 33 Jakarta 13120 Telepon (021) 85910031 (hunting)
Web: http://www.bpkp.go.id
email: warta_pengawasan@bpkp.go.id

hananto.widhiatmoko@bpkp.go.id

36

Anda mungkin juga menyukai