Anda di halaman 1dari 26

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR

Disampaikan di Inspektorat Utama


SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DPR RI

5/24/2019
JAKARTA, 24 MEI 2019
Pusbin JFA BPKP 1
PENYUSUNAN DAN PENETAPAN KEBUTUHAN
PASAL 56 UU NO. 5 TAHUN 2014 TENTANG ASN, DAN
PASAL 5 PP NO. 11 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN PNS

1. Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun


kebutuhan jumlah dan jenis Jabatan PNS berdasarkan
analisis Jabatan dan analisis beban kerja.
2. Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis Jabatan PNS
dilakukan untuk jangka waktu 5 tahun yang diperinci
per tahun.
3. Penyusunan kebutuhan PNS harus mendukung
pencapaian tujuan Instansi Pemerintah.
4. Penyusunan kebutuhan PNS diatur berdasarkan
Renstra Instansi Pemerintah.
3
4
JENJANG AUDITOR
AUDITOR TERAMPIL AUDITOR AHLI
(DIII) (S1/S2/S3)
1 1
AUDITOR PELAKSANA AUDITOR PERTAMA
2 2
AUDITOR PELAKSANA AUDITOR MUDA
LANJUTAN
3 3
AUDITOR PENYELIA AUDITOR MADYA
4
AUDITOR UTAMA
IKHTISAR JABATAN AUDITOR PELAKSANA
Mengumpulkan bahan dan merekapitulasi data dalam
kegiatan pengawasan yang meliputi audit kinerja, audit
atas aspek keuangan tertentu, audit untuk tujuan
tertentu, audit khusus/ investigasi berindikasi tindak
pidana korupsi, evaluasi, pemantauan dan pengawasan
lain dalam rangka konsultasi dan kegiatan lainya untuk
meningkatkan efektifitas manajemen risiko,
pengendalian, dan proses tata kelola sehingga dapat
memberikan nilai tambah dan meningkatkan
pencapaian tujuan pemerintah dan pembangunan
IKHTISAR JABATAN AUDITOR PELAKSANA LANJUTAN
Mengklasifikasi dan mengikhtisarkan data dalam
kegiatan pengawasan yang meliputi audit kinerja, audit
atas aspek keuangan tertentu, audit untuk tujuan
tertentu, audit khusus/ investigasi berindikasi tindak
pidana korupsi, reviu, evaluasi, pemantauan dan
pengawasan lain dalam rangka konsultasi dan kegiatan
lainya untuk meningkatkan efektifitas manajemen
risiko, pengendalian, dan proses tata kelola sehingga
dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan
pencapaian tujuan pemerintah dan pembangunan.
IKHTISAR JABATAN AUDITOR PENYELIA
Menguji data dalam kegiatan pengawasan yang
meliputi audit kinerja, audit atas aspek keuangan
tertentu, audit untuk tujuan tertentu, audit khusus/
investigasi berindikasi tindak pidana korupsi, reviu,
evaluasi, pemantauan dan pengawasan lain dalam
rangka konsultasi dan kegiatan lainya untuk
meningkatkan efektivitas manajemen risiko,
pengendalian, dan proses tata kelola sehingga dapat
memberikan nilai tambah dan meningkatkan
pencapaian tujuan pemeintah dan pembangunan.
IKHTISAR JABATAN AUDITOR PERTAMA
Menganalisis dan menyimpulkan dalam kegiatan
pengawasan yang meliputi audit kinerja, audit atas
aspek keuangan tertentu, audit untuk tujuan tertentu,
audit khusus/investigasi berindikasi tindak pidana
korupsi, evaluasi, pemantauan dan pengawasan lain
dalam rangka konsultasi dan kegiatan lainya untuk
meningkatkan efektifitas manajemen risiko,
pengendalian, dan proses tata kelola sehingga dapat
memberikan nilai tambah dan meningkatkan
pencapaian tujuan pemerintah dan pembangunan.
IKHTISAR JABATAN AUDITOR MUDA
Memimpin Pelaksanaan tugas pengawasan
yang meliputi audit kinerja, audit atas aspek keuangan
tertentu, audit untuk tujuan tertentu, audit khusus/
investigasi berindikasi tindak pidana korupsi, reviu,
evaluasi, pemantauan dan pengawasan lain dalam
rangka konsultasi dan kegiatan lainya untuk
meningkatkan efektifitas manajemen risiko,
pengendalian, dan proses tata kelola sehingga dapat
memberikan nilai tambah dan meningkatkan
pencapaian tujuan pemerintah dan pembangunan
IKHTISAR JABATAN AUDITOR MADYA
 Melaksanakan teknis kegiatan pengorganisasian
pengawasan yaitu membantu pimpinan unit pengawasan dalam memilah, merinci,
membagi pekerjaan-pekerjaan pengawasan yang akan dilakukan, mengalokasikan
sumber daya dan mengkoordinasikan hasil kegiatan pengawasan ke pihak-pihak yang
berkepentingan untuk mencapai tujuan dan sasaran pengawasan yang telah ditetapkan
 Melaksanakan teknis kegiatan pengendalian pengawasan
yaitu membantu pimpinan unit pengawasan dalam melaksanakan kegiatan pemantauan
atas kinerja pengawasan, membandingkan realisasi kinerja dengan tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan, dan mengambil tindakan-tindakan perbaikan (corrective action)
yang diperlukan ke arah pencapaian hasil pengawasan yang telah ditetapkan.
 Mengendalikan teknis pelaksanaan penugasan
pengawasan melalui supervisi teknis pelaksanaan pengawasan agar sesuai dengan tujuan
dan sasaran penugasan yang ditetapkan sehingga memenuhi standar audit APIP.
 Mendampingi/memberikan keterangan ahli dalam
proses penyidikan dan/atau peradilan kasus hasil pengawasan.
IKHTISAR JABATAN AUDITOR UTAMA
 Melaksanakan teknis kegiatan perencanaan pengawasan
merumuskan rencana strategis, kebijakan, program kerja, dan peraturan
yang memayungi kegiatan assurance dan konsultansi yang akan
dilaksanakan, dan
 Melaksanakan teknis kegiatan evaluasi pengawasan yaitu
melakukan kajian dan evaluasi atas hasil assurance dan konsultansi
serta kebijakan keuangan dan pembangunan, serta melakukan
pemaparan/gelar pengawasan hasil pengawasan.
 Kegiatan mengendalikan mutu pelaksanaan pengawasan
adalah melaksanakan proses memberikan keyakinan yang
memadai tentang kesesuaian pelaksanaan pengawasan dalam
suatu penugasan dengan standar mutu yang ditetapkan atas
pelaksanaan audit kinerja, audit atas aspek keuangan tertentu,
audit untuk tujuan tertentu, audit khusus/investigasi/berindikasi
tindak pidana korupsi, kegiatan evaluasi, kegiatan reviu, kegiatan
pemantauan, kegiatan pengawasan lain,
 Mendampingi/memberikan keterangan ahli dalam proses
penyidikan dan/atau peradilan kasus hasil pengawasan.
FORMASI JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR
PERKA BPKP NOMOR: KEP-971/SU/2005

FORMASI JFA ADALAH JUMLAH DAN


SUSUNAN JFA PNS YANG DIPERLUKAN
OLEH SATUAN ORGANISASI
PENGAWASAN UNTUK MAMPU
MELAKSANAKAN TUGAS PENGAWASAN
SECARA PROFESIONAL DALAM JANGKA
WAKTU TERTENTU
Formasi disusun berdasarkan
analisis kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan berdasarkan :


 jenis pekerjaan;
 sifat pekerjaan;
 analisis beban kerja dan perkiraan kapasitas
seorang PNS dalam jangka waktu tertentu;
 prinsip pelaksanaan pekerjaan; dan
 peralatan yang tersedia.

PP 97 Tahun 2000: Formasi PNS


14
Analisis beban kerja dan
perkiraan kapasitas seorang PNS
Adalah frekuensi rata-rata masing-masing jenis
pekerjaan dalam jangka waktu tertentu.
dapat dilakukan berdasarkan perhitungan atau
berdasarkan pengalaman
 Apabila sudah dapat diperkirakan beban kerja masing-masing
satuan organisasi, maka untuk dapat menentukan jumlah
pegawai yang diperlukan perlu ditetapkan perkiraan kapasitas
seorang Pegawai Negeri Sipil dalam jangka waktu tertentu.
(berdasarkan perhitungan atau berdasarkan pengalaman)

15
RUMUS BEBAN KERJA
(Peraturan Kepala BPKP Nomor: Kep-971/SU/2005 Tanggal 28 Oktober 2005)

Rata-rata
jenis hari penu-
jumlah
kegiatan gasan
auditan
audit audit

HP untuk kegiatan pengawasan lainnya


(30 %)

16
JUMLAH AUDITAN DI LINGKUNGAN
IRTAMA SETJEN DAN BK DPR RI
1. SETJEN DAN BK DPR RI
2. DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI, TERDIRI
DARI 6 BIRO
3. DEPUTI BIDANG PERSIDANGAN, TERDIRI
DARI 5 BIRO
4. IRTAMA, TERDIRI DARI 2 INSPEKTORAT
5. PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
6. PUSAT DATA DAN INFORMASI
7. BADAN KEAHLIAN, TERDIRI DARI 5 PUSAT
8. UNIT PELAKSANA TEKNIS
JENIS KEGIATAN PENGAWASAN
1 AUDIT KINERJA KEGIATAN RUTIN (OPERASIONAL DAN
KEUANGAN)
2 AUDIT TUJUAN AUDIT INVESTIGASI ATAU AUDIT KHUSUS
TERTENU
3 Reviu RKBMN Ref. Permenkeu 150/PMK.06/2014
4 Reviu PA-PBJ Ref. Inpres 1/2015 tentang Percepatan PAPBJ
3 Reviu RKA-K/L Ref. PP 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan RKA-K/L
4 Reviu Laporan Ref. Per. Menteri Keuangan Nomor 255 Tahun 2015
Keuangan tentang Standar Reviu Laporan Keuangan K/L
5 Reviu Laporan Ref. PP 29 Tahun 2014 tentang SAKIP
Kinerja
6 Evaluasi atas SAKIP Ref. Per. MenPAN&RB Nomor 12 Tahun 2015 tentang
Pedoman Evaluasi atas Implementasi SAKIP
7 Evaluasi Zona Ref. Per.MenPAN&RB Nomor 52 Tahun 2014 tentang
Integritas Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju
WBK dan WBBM
JENIS KEGIATAN AUDIT (Lanjutan)
8 Evaluasi RB Ref. Per.MenPAN&RB Nomor 14 Tahun 2014
tentang Pedoman Evaluasi RB
9 Evaluasi atas level Ref. PP Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun
maturitas SPIP 2015 – 2019 (Maturitas SPIP Level 3 Tahun 2019)
10 Pemantauan TL LHP Inspektorat, BPK, BPKP, dan APIP Lainnya
hasil pengawasan
11 Penilaian kapabilitas Ref. PP Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun
Inspektorat. 2015 – 2019 (Kapabilitas APIP Level 3 Tahun 2019)
12 Pendampingan Motivator, Fasilitator, Katalisator
13 Verifikasi Kesesuaian tujuan, peraturan, dan hak si penagih
14 Koordinasi
15 Sosialisasi
16 Asistensi
17 Konsultansi Klinik
20
HP Surat Tugas (5 haker)

 rata-rata diperkirakan 15 hari kerja


(2+8+5 = perencanaan+pelaksanaan+penyusunan laporan)
 65 HP per tim audit dengan rincian:
 3 AT x 15 HP = 45 HP
 1 KT x 15 HP = 15 HP
 1 PT x 5 HP = 5 HP (atau 1/3 HP penugasan)

21
PERHITUNGAN BEBAN KERJA INSPEKTORAT UTAMA
SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DPR RI

NO.
JUMLAH JENIS JUMLAH
URAIAN UNIT *) KEGIATAN KEGIATAN

(1) (2) (3) (4) (5)=(3)X(4)


A AUDITAN/PROGRAM/KEGIATAN
1 AUDITAN 1 .... 1 1 1
2 AUDITAN 2 .... 1 2 2
3 AUDITAN 3 ....
4 AUDITAN 4 ….
5 ............dst. ...... ..... .....
B JUMLAH KEGIATAN/PENUGASAN 354
C RATA-RATA HP PER TIM 65
D JUMLAH BEBAN KERJA ( B x C ) 23.010
E JUMLAH BEBAN KERJA UNTUK KEGIATAN PENGAWASAN 6.903
LAINNYA ( 30% x D )
F JUMLAH BEBAN KERJA ( D + E ) 29.913

Hasil perhitungan di atas dibandingkan dengan


tabel
22
KELOMPOK Beban Kerja unit kerja pengawasan FORMASI JFA
mandiri (HP)

A1 Di atas 29.900 12 GT + 4 orang


A2 Di atas 27.300 s.d. 29.900 11 GT Auditor
A3 Di atas 24.700 s.d. 27.300 10 GT Utama
B1 Di atas 22.100 s.d. 24.700 9 GT + 3 orang
Auditor
B2 Di atas 19.500 s.d. 22.100 8 GT
Utama
B3 Di atas 16.900 s.d. 19.500 7 GT
C1 Di atas 14.300 s.d. 16.900 6 GT + 2 orang
Auditor
C2 Di atas 11.700 s.d. 14.300 5 GT
Utama
C3 Di atas 9.100 s.d. 11.700 4 GT
D1 Di atas 6.500 s.d. 9.100 3 GT + 1 orang
Auditor
D2 Di atas 3.900 s.d. 6.500 2 GT
Utama
D3 Sampai dengan 3.900 1 GT 23
1 GUGUS TUGAS
A. MADYA = 13 ORANG

A. MUDA A. MUDA A. MUDA

A.PERTAMA / A.PERTAMA / A.PERTAMA /


A. TERAMPIL A. TERAMPIL A. TERAMPIL

A.PERTAMA / A.PERTAMA / A.PERTAMA /


A. TERAMPIL A. TERAMPIL A. TERAMPIL

A.PERTAMA / A.PERTAMA / A.PERTAMA /


A. TERAMPIL A. TERAMPIL A. TERAMPIL

24
12 GT + 4 AU
4 A. Utama

12 A. Madya
= 160 Auditor
36 A. Muda

108 A. Pertama / Terampil

25

Anda mungkin juga menyukai