PENGAWASAN
PADA
ORGANISASI
SEKTOR PUBLIK
Disarikan dan Dipresentasikan oleh:
Tim Dosen AIOP
RENCANA PEMBELAJARAN
01 02 03
Audit oleh Hubungan an-
Audit oleh
Badan Pe- tara Pe-
Kantor Akun-
meriksa
tan Publik meriksa Ek-
Keuangan
sternal dan
Internal
PENGAWASAN PADA ORGANISASI PUBLIK
Tujuan
Organisasi
Organisasi
Sektor Publik
Pengawasan
Pemeriksaan
Internal oleh
Oleh Auditor
Auditor
Eksternal
Internal
AUDITOR EKSTERNAL
BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang
dilakukan oleh:
1. Pemerintah Pusat
2. Pemerintah Daerah
3. Lembaga Negara lainnya
4. Bank Indonesia
5. Badan Usaha Milik Negara
6. Badan Layanan Umum
7. Badan Usaha Milik Daerah
8. Lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara
WEWENANG BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
1 Menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan, menentukan waktu dan
metode pemeriksaan serta menyusun dan menyajikan laporan pemeriksaan
Meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh setiap orang, unit organisasi Pemerintah
2 Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan
Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan
negara
Melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barang milik negara, di tempat pelaksanaan
3 kegiatan, pembukuan dan tata usaha keuangan negara, serta pemeriksaan terhadap perhitungan-
perhitungan, surat-surat, bukti-bukti, rekening koran, pertanggungjawaban, dan daftar lainnya yang
berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara
4 Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara yang wajib disampaikan kepada BPK
WEWENANG BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
6 Menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
7 Menggunakan tenaga ahli dan/atau tenaga pemeriksa di luar BPK yang bekerja untuk dan atas
nama BPK
10 Menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA OLEH BPK
Pemeriksaan
• proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara
independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk
menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
1. Opini Wajar Tanpa Pengecualian diberikan dengan kriteria: sistem pengendalian internal memadai
dan tidak ada salah saji yang material atas pos-pos laporan keuangan. Secara keseluruhan laporan
keuangan telah menyajikan secara wajar sesuai dengan SAP.
2. Opini Wajar Dengan Pengecualian diberikan dengan kriteria: sistem pengendalian internal
memadai, namun terdapat salah saji yang material pada beberapa pos laporan keuangan. Laporan
keuangan dengan opini WDP dapat diandalkan, tetapi pemilik kepentingan harus memperhatikan
beberapa permasalahan yang diungkapkan auditor atas pos yang dikecualikan tersebut agar tidak
mengalami kekeliruan dalam pengambilan keputusan.
3. Opini Tidak Memberikan Pendapatan diberikan apabila terdapat suatu nilai yang secara material
tidak dapat diyakini auditor karena ada pembatasan lingkup pemeriksaan oleh manajemen sehingga
auditor tidak cukup bukti dan atau sistem pengendalian intern yang sangat lemah. Dalam kondisi
demikian auditor tidak dapat menilai kewajaran laporan keuangan. Misalnya, auditor tidak
diperbolehkan meminta data-data terkait penjualan atau aktiva tetap, sehingga tidak dapat
mengetahui berapa jumlah penjualan dan pengadaan aktiva tetapnya, serta apakah sudah dicatat
dengan benar sesuai dengan SAP. Dalam hal ini auditor tidak bisa memberikan penilaian apakah
laporan keuangan WTP, WDP, atau TW.
4. Opini Tidak Wajar diberikan jika sistem pengendalian internal tidak memadai dan terdapat salah saji
pada banyak pos laporan keuangan yang material. Dengan demikian secara keseluruhan laporan
keuangan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan SAP.
DASAR PERTIMBANGAN OPINI
Keempat jenis opini yang bisa diberikan oleh BPK tersebut dasar pertimbangan utamanya adalah
kewajaran penyajian pos-pos laporan keuangan sesuai dengan SAP.
Kewajaran disini bukan berarti kebenaran atas suatu transaksi. Opini atas laporan keuangan tidak
mendasarkan kepada apakah pada entitas tertentu terdapat korupsi atau tidak.
KEWAJIBAN AUDITOR BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
BPK wajib menyusun kode etik yang berisi norma-norma yang harus dipatuhi oleh setiap anggota
BPK dan Pemeriksa selama menjalankan tugasnya untuk menjaga martabat, kehormatan, citra,
dan kredibilitas BPK. Untuk menegakkan kode etik dibentuk Majelis Kehormatan Kode Etik BPK
yang keanggotaannya terdiri dari Anggota BPK serta unsur profesi dan akademisi.
Kode etik memuat pedoman tentang sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam menjalankan tugas
dan kewajibannya sebagai pemeriksa keuangan negara guna menjaga mutu pemeriksaan, citra,
dan martabat BPK. Kode etik ini berlaku bagi Anggota BPK, pemeriksa keuangan negara, dan pihak
lain yang bekerja untuk dan atas nama BPK.
SISTEM PENGENDALIAN MUTU BADAN PEMERIKSA
KEUANGAN
1. Jasa Audit
Antara lain: audit laporan keuangan, pemeriksaan manajemen, dan pemeriksaan khusus
2. Jasa Konsultasi Manajemen
Yaitu jasa yang ditawarkan oleh Kantor Akuntan Publik kepada kliennya untuk memperbaiki pengelolaan operasi
usaha. Misalnya ; merancang strategi pemasaran, merancang system informasi membuat stuktur organisasi dan
uraian tugasnya dan hal-hal lainnya yang membantu manajemen untuk membuat keputusan yang terbaik.
3. Jasa Konsultan Pajak
Yaitu jasa yang diberikan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk menghitung pajak penghasilan klien-kliennya,
menghitung pajak hadiah, pajak bumi dan bangunan dan membantu kliennya untuk merancang pajak.
4. Jasa Pelayanan Akuntansi, terdiri dari:
a. Review Services
Yaitu : jasa Kantor Akuntan Publik (KAP) membantu kliennya dalam membuat jurnal-jurnal penyesuaian dan
menyusun laporan keuangan.
b. Write Up Services
Yaitu : jasa Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk membantu kliennya dalam mencatatkan transaksi ke buku
jurnal, memposting kebuku besar dan mengikhtisarkan saldo-saldo perkiraan dineraca saldo.
c. Compilation Services
Yaitu : jasa Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk membantu kliennya dari mulai mencatatkan transaksi kebuku
jurnal sampai dengan menyusun Laporan Keuangan.
HIERARKI AUDITOR DALAM ORGANISASI KANTOR AKUNTAN
PUBLIK
1. Partner
Yaitu yang memimpin penugasan, yang bertanggung jawab dan menandatangani laporan
hasil audit.
2. Manajer
Yaitu yang memimpin penugasan dilapangan; membagi tugas kepada supervisor, akuntan
senior, akuntan junior; merancang progaram pemeriksaan dan mengkonsep laporan hasil
audit.
3. Supervisor
Yaitu yang memimpin kelompok-kelompok penugasan dilapangan ; mengawasi dan
membimbing akuntan senior dan akuntan junior ; mereview hasil pekerjaan akuntan senior
dan akuntan junior.
4. Akuntan Senior
Yaitu yang mempersiapkan kertas kerja pemeriksaan dan menganalisa data-data keuangan.
5. Akuntan Junior
Yaitu yang mencocokan dan membandingkan data-data keuangan.
KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK
Kode Etik Profesi Akuntan Publik (KEPAP) 2021 berlaku efektif 31 Desember 2021.
Kode Etik Profesi Akuntan Publik Edisi 2021 ini mengadopsi Final Pronouncement Revisions to the
Code to Promote the Role and Mindset Expected of Professional Accountants yang diterbitkan oleh
International Ethics Standards Board for Accountants (IESBA) pada Oktober 2020, dengan
menambahkan pengaturan dari Close-off Documents, serta penyempurnaan terjemahan edisi
sebelumnya.
Terdiri dari 4 Bagian, yaitu:
Bagian 1 : Kepatuhan terhadap Kode Etik, Prinsip Dasar Etika, dan Kerangka Kerja Konseptual
Bagian 2 : Anggota yang Bekerja di Bisnis
Bagian 3 : Anggota yang Berpraktik Melayani Publik
Bagian 4A: Independensi dalam Perikatan Audit dan Perikatan Reviu
Bagian 4B: Independensi dalam Perikatan Asurans Selain Perikatan Audit dan Perikatan Reviu
PRINSIP DASAR ETIKA AKUNTAN PUBLIK
1. Integritas
Prinsip integritas menetapkan kewajiban bagi setiap Akuntan Publik atau Certified Public Accountant
(CPA) untuk bersikap tegas dan jujur dalam semua hubungan profesional dan hubungan bisnisnya.
Integritas juga berarti berterus terang dan selalu mengatakan yang sebenarnya.
2. Objektivitas
Prinsip objektivitas menetapkan kewajiban bagi semua Akuntan Publik atau CPA untuk tidak
membiarkan bias, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak dari pihak-pihak lain, yang
dapat mengurangi pertimbangan profesional atau bisnisnya.
3. Kompetensi Profesional dan Sikap Cermat Kehati-hatian
Prinsip kompetensi profesional dan sikap cermat kehati-hatian menetapkan berbagai kewajiban
berikut ini bagi setiap Akuntan Publik atau CPA untuk:
a. memelihara pengetahuan dan keahlian profesional pada tingkat yang
dipersyaratkan untuk memberikan keyakinan bahwa para klien atau para
pemberi kerja akan menerima jasa profesional yang kompeten; dan
b. bertindak dengan penuh perhatian dan ketelitian sesuai dengan standar profesi dan kode etik
profesi yang berlaku ketika melakukan kegiatan-kegiatan profesional dan memberikan jasa
profesionalnya.
PRINSIP DASAR ETIKA AKUNTAN PUBLIK
4. Kerahasiaan
Prinsip kerahasiaan mewajibkan semua Akuntan Publik atau CPA untuk tidak
melakukan hal berikut:
a. mengungkapkan kepada pihak luar Kantor atau entitas pemberi kerja informasi yang bersifat
rahasia yang diperoleh dari suatu hubungan profesional dan hubungan bisnis tanpa diberikan
kewenangan yang memadai dan spesifik, kecuali jika terdapat kewajiban secara hukum atau hak
profesional untuk mengungkapkannya; dan
b. menggunakan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari suatu
hubungan profesional dan hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau pihak-pihak ketiga.
5. Perilaku Profesional
Prinsip perilaku profesional menetapkan kewajiban bagi setiap Akuntan Publik atau CPA untuk
mematuhi setiap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta menghindari setiap
tindakan yang diketahui atau seharusnya diketahui oleh Akuntan Publik atau CPA tersebut akan
mendiskreditkan profesi..
STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK
Standar Profesional Akuntan Publik (disingkat SPAP) adalah kodifikasi berbagai pernyataan
standar teknis yang merupakan panduan dalam memberikan jasa bagi akuntan publik di
Indonesia. SPAP dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik Institut Akuntan
Publik Indonesia (DSPAP IAPI)
Standar-standar yang tercakup dalam SPAP
BUMN (Badan Usaha Milik Negara) adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan.
BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh Daerah.
BLU (Badan Layanan Umum) instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip
efisiensi dan produktivitas.
Konstitusi memberikan kepada BPK posisi sebagai otorita tunggal pemeriksaan keuangan negara,
namun karena dipandang BPK tidak mungkin dapat melakukan sendiri pemeriksaan keuangan seluruh
sektor negara. Pasal 9 UU No. 15 Tahun 2004 dan Pasal 9 UU No. 15 Tahun 2006 memberikan peluang
bagi BPK untuk “menggunakan tenaga ahli dan/atau tenaga pemeriksa di luar BPK yang bekerja untuk
dan atas nama BPK”. Untuk keperluan pemeriksaan keuangan negara itu, BPK mengundang partisipasi
Kantor Akuntan Publik (KAP), baik untuk pemeriksaan BUMN dan BUMD maupun untuk instansi
pemerintahan.
AUDIT LAPORAN KEUANGAN BUMN/BUMD/BLU/BLUD OLEH
KANTOR AKUNTAN PUBLIK
BPK memberikan kewenangan kepada KAP yang telah memiliki sertifikat program pemeriksaan keuangan negara untuk
melakukan pemeriksaan keuangan negara dalam arti luas. Pertimbangan pemberian kewenangan kepada KAP adalah:
Dasar Laporan Keuangan BUMN/BUMD di audit oleh Kantor Akuntan Publik
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas:
1. Pasal 68 ayat (1) yang menyatakan Direksi wajib menyerahkan laporan keuangan Perseroan kepada akuntan
publik untuk diaudit.
2. Pasal 68 ayat (3) menyatakan Laporan atas hasil audit akuntan publik disampaikan secara tertulis kepada RUPS
melalui Direksi
Dasar Laporan Keuangan BUMN/BUMD yang listing (Tbk) di Bursa Efek di audit oleh Kantor Akuntan Publik
(1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, (2) Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek
Indonesia Nomor Kep-00015/BEI/01-2021 tentang Kewajiban Penyampaian Informasi, dan (3) Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 29/POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik, dimana pada
prinsipnya menyatakan Laporan Keuangan Auditan adalah Laporan Keuangan yang telah di audit oleh Kantor Akuntan
Publik
Dasar Laporan Keuangan BLU/BLUD di audit oleh Kantor Akuntan Publik
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, pada Pasal 27
ayat (8) Laporan pertanggungjawaban keuangan BLU diaudit oleh pemeriksa ekstern sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
HUBUNGAN ANTARA
PEMERIKSA
EKSTERNAL DAN
INTERNAL
HUBUNGAN ANTARA AUDIT BPK DENGAN APARAT
PENGAWAS INTERN PEMERINTAH
Pemeriksaan Eksternal dan Pengawasan Internal dapat bersinergi untuk meningkatkan Akuntabilitas
dan Transparansi Pengelolaan Keuangan Negara. Sebagai auditor eksternal, BPK memiliki peran
strategis dalam mendorong pemerintah untuk memformulasikan kebijakan pengelolaan keuangan
negara yang lebih transparan, akuntabel, efisien, dan efektif. Di sisi lain, akuntabilitas dan transparansi
pengelolaan keuangan negara memerlukan dukungan penyelenggaraan sistem pengendalian intern
(SPI) yang efektif dan efisien pada seluruh kegiatan di instansi pengelola keuangan negara.
HUBUNGAN AUDIT KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DENGAN
SATUAN PENGAWAS INTERNAL (SPI) BUMN/BUMD/BLU/BLUD