Anda di halaman 1dari 35

SISTEM

PENGAWASAN
PADA
ORGANISASI
SEKTOR PUBLIK
Disarikan dan Dipresentasikan oleh:
Tim Dosen AIOP
RENCANA PEMBELAJARAN

01 02 03
Audit oleh Hubungan an-
Audit oleh
Badan Pe- tara Pe-
Kantor Akun-
meriksa
tan Publik meriksa Ek-
Keuangan
sternal dan
Internal
PENGAWASAN PADA ORGANISASI PUBLIK
Tujuan
Organisasi

Organisasi
Sektor Publik
Pengawasan
Pemeriksaan
Internal oleh
Oleh Auditor
Auditor
Eksternal
Internal
AUDITOR EKSTERNAL

1 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)


• adalah lembaga negara yang bebas dan mandiri dalam memeriksa pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Dasar Republik
Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa
Keuangan
2
Kantor Akuntan Publik (KAP)
• yang memiliki izin yang masih berlaku dari Kementerian Keuangan, yang anggotanya
tergabung dalam Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Lembaga ini biasanya melakukan audit
terhadap laporan keuangan perusahaan komersial (termasuk BUMN/BUMD) dan
institusi/lembaga non pemerintah berdasarkan perintah stakeholder, biasanya oleh
Komisaris selaku wakil dari pemegang saham, yang dituangkan dalam satu perikatan (SPK/
Kontrak). Kantor Akuntan Publik juga dapat melakukan audit atas laporan keuangan
BLU/BLUD dan laporan keuangan Instansi Pemerintah yang pembiayaannya bersumber
dari Loan/Grant sesuai yang dipersyaratkan oleh Donor/Lender
DASAR HUKUM BPK DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK

Badan Pemeriksa Keuangan Kantor Akuntan Publik


1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 1. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2015
tentang Badan Pemeriksa Keuangan tentang Praktik Akuntan Publik

2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor


tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan 154/PMK.01/2017 tentang Pembinaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara Pengawasan Akuntan Publik
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 155/PMK.01/2017 tentang Perubahan atas
tentang Perbendaharaan Negara Peraturan Menteri Keuangan Nomor
55/PMK.01/2017 tentang Prinsip Mengenali
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Pengguna Jasa Bagi Akuntan dan Akuntan Publik
tentang Keuangan Negara
4. PJOK No.13/PJOK.03/2017 tentang Pengguna
Jasa Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik
dalam Kegiatan Jasa Keuangan
BADAN PEMERIKSA
KEUANGAN
STRUKTUR ORGANISASI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
TUGAS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang
dilakukan oleh:
1. Pemerintah Pusat
2. Pemerintah Daerah
3. Lembaga Negara lainnya
4. Bank Indonesia
5. Badan Usaha Milik Negara
6. Badan Layanan Umum
7. Badan Usaha Milik Daerah
8. Lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara
WEWENANG BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

1 Menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan, menentukan waktu dan
metode pemeriksaan serta menyusun dan menyajikan laporan pemeriksaan

Meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh setiap orang, unit organisasi Pemerintah
2 Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan
Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan
negara

Melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barang milik negara, di tempat pelaksanaan
3 kegiatan, pembukuan dan tata usaha keuangan negara, serta pemeriksaan terhadap perhitungan-
perhitungan, surat-surat, bukti-bukti, rekening koran, pertanggungjawaban, dan daftar lainnya yang
berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara

4 Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara yang wajib disampaikan kepada BPK
WEWENANG BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

5 Menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara setelah konsultasi dengan pemerintah


pusat/pemerintah daerah yang wajib digunakan dalam pemeriksaan pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara

6 Menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara

7 Menggunakan tenaga ahli dan/atau tenaga pemeriksa di luar BPK yang bekerja untuk dan atas
nama BPK

8 Membina jabatan fungsional pemeriksa

9 Memberi pertimbangan atas standar akuntansi pemerintahan

10 Menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA OLEH BPK

Pemeriksaan
• proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara
independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk
menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.

Pengelolaan Keuangan Negara


• keseluruhan kegiatan pejabat pengelola keuangan negara sesuai dengan
kedudukan dan kewenangannya, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, dan pertanggungjawaban.

Tanggung Jawab Keuangan Negara


• kewajiban pemerintah untuk melaksanakan pengelolaan keuangan negara secara
tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, dan
transparan, dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
JENIS PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA OLEH BPK

1 Pemeriksaan • Pemeriksaan atas laporan keuangan


Keuangan • Hasil: Opini

2 • Pemeriksaan atas aspek ekonomi, efisiensi, dan


Pemeriksaan efektivitas
Kinerja • Hasil: Temuan, Simpulan, dan Rekomendasi

3 Pemeriksaan • Pemeriksaan yang tidak termasuk atas


Dengan Tujuan pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja
Tertentu • Hasil: Simpulan
JENIS OPINI PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA

1. Opini Wajar Tanpa Pengecualian diberikan dengan kriteria: sistem pengendalian internal memadai
dan tidak ada salah saji yang material atas pos-pos laporan keuangan. Secara keseluruhan laporan
keuangan telah menyajikan secara wajar sesuai dengan SAP.
2. Opini Wajar Dengan Pengecualian diberikan dengan kriteria: sistem pengendalian internal
memadai, namun terdapat salah saji yang material pada beberapa pos laporan keuangan. Laporan
keuangan dengan opini WDP dapat diandalkan, tetapi pemilik kepentingan harus memperhatikan
beberapa permasalahan yang diungkapkan auditor atas pos yang dikecualikan tersebut agar tidak
mengalami kekeliruan dalam pengambilan keputusan.
3. Opini Tidak Memberikan Pendapatan diberikan apabila terdapat suatu nilai yang secara material
tidak dapat diyakini auditor karena ada pembatasan lingkup pemeriksaan oleh manajemen sehingga
auditor tidak cukup bukti dan atau sistem pengendalian intern yang sangat lemah. Dalam kondisi
demikian auditor tidak dapat menilai kewajaran laporan keuangan. Misalnya, auditor tidak
diperbolehkan meminta data-data terkait penjualan atau aktiva tetap, sehingga tidak dapat
mengetahui berapa jumlah penjualan dan pengadaan aktiva tetapnya, serta apakah sudah dicatat
dengan benar sesuai dengan SAP. Dalam hal ini auditor tidak bisa memberikan penilaian apakah
laporan keuangan WTP, WDP, atau TW.
4. Opini Tidak Wajar diberikan jika sistem pengendalian internal tidak memadai dan terdapat salah saji
pada banyak pos laporan keuangan yang material. Dengan demikian secara keseluruhan laporan
keuangan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan SAP.
DASAR PERTIMBANGAN OPINI

1 Kesesuaian dengan 2 Kecukupan


standar akuntansi pengungkapan
pemerintahan (SAP) (adequate disclosures)

3 Kepatuhan terhadap 4 Efektivitas sistem


ketentuan peraturan pengendalian intern
perundang-undangan (SPI)

 Keempat jenis opini yang bisa diberikan oleh BPK tersebut dasar pertimbangan utamanya adalah
kewajaran penyajian pos-pos laporan keuangan sesuai dengan SAP.
 Kewajaran disini bukan berarti kebenaran atas suatu transaksi. Opini atas laporan keuangan tidak
mendasarkan kepada apakah pada entitas tertentu terdapat korupsi atau tidak.
KEWAJIBAN AUDITOR BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

 BPK menjalankan tugas pemeriksaan secara bebas dan mandiri.


 Dalam rangka menjaga kebebasan dan kemandirian, BPK wajib:
1. menjalankan pemeriksaan sesuai dengan Standar Pemeriksaan
Keuangan Negara (SPKN);
2. mematuhi kode etik pemeriksa; dan
3. melaksanakan sistem pengendalian mutu.
STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA (SPKN)

 Ditetapkan berdasarkan Peraturan BPK Nomor 1 Tahun 2017


 Berlaku bagi:
1. BPK
2. Akuntan Publik untuk dan atas nama BPK
3. Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP)
 SPKN dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar Pemeriksaan (PSP).
 SPKN terdiri dari:
1. Kerangka Konseptual Pemeriksaan
2. Pernyataan Standar Pemeriksaan (PSP)
 PSP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri dari:
1. PSP Nomor 100 tentang Standar Umum
2. PSP Nomor 200 tentang Standar Pelaksanaan Pemeriksaan
3. PSP Nomor 300 tentang Standar Pelaporan Pemeriksaan
KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

 BPK wajib menyusun kode etik yang berisi norma-norma yang harus dipatuhi oleh setiap anggota
BPK dan Pemeriksa selama menjalankan tugasnya untuk menjaga martabat, kehormatan, citra,
dan kredibilitas BPK. Untuk menegakkan kode etik dibentuk Majelis Kehormatan Kode Etik BPK
yang keanggotaannya terdiri dari Anggota BPK serta unsur profesi dan akademisi.
 Kode etik memuat pedoman tentang sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam menjalankan tugas
dan kewajibannya sebagai pemeriksa keuangan negara guna menjaga mutu pemeriksaan, citra,
dan martabat BPK. Kode etik ini berlaku bagi Anggota BPK, pemeriksa keuangan negara, dan pihak
lain yang bekerja untuk dan atas nama BPK.
SISTEM PENGENDALIAN MUTU BADAN PEMERIKSA
KEUANGAN

Untuk menjamin mutu pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan


negara oleh BPK sesuai dengan standar, sistem pengendalian mutu BPK ditelaah oleh
badan pemeriksa keuangan negara lain yang menjadi anggota organisasi pemeriksa
keuangan sedunia.
KANTOR AKUNTAN
PUBLIK
JASA YANG DIBERIKAN OLEH KANTOR AKUNTAN PUBLIK

1. Jasa Audit
Antara lain: audit laporan keuangan, pemeriksaan manajemen, dan pemeriksaan khusus
2. Jasa Konsultasi Manajemen
Yaitu jasa yang ditawarkan oleh Kantor Akuntan Publik kepada kliennya untuk memperbaiki pengelolaan operasi
usaha. Misalnya ; merancang strategi pemasaran, merancang system informasi membuat stuktur organisasi dan
uraian tugasnya dan hal-hal lainnya yang membantu manajemen untuk membuat keputusan yang terbaik.
3. Jasa Konsultan Pajak
Yaitu jasa yang diberikan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk menghitung pajak penghasilan klien-kliennya,
menghitung pajak hadiah, pajak bumi dan bangunan dan membantu kliennya untuk merancang pajak.
4. Jasa Pelayanan Akuntansi, terdiri dari:
a. Review Services
Yaitu : jasa Kantor Akuntan Publik (KAP) membantu kliennya dalam membuat jurnal-jurnal penyesuaian dan
menyusun laporan keuangan.
b. Write Up Services
Yaitu : jasa Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk membantu kliennya dalam mencatatkan transaksi ke buku
jurnal, memposting kebuku besar dan mengikhtisarkan saldo-saldo perkiraan dineraca saldo.
c. Compilation Services
Yaitu : jasa Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk membantu kliennya dari mulai mencatatkan transaksi kebuku
jurnal sampai dengan menyusun Laporan Keuangan.
HIERARKI AUDITOR DALAM ORGANISASI KANTOR AKUNTAN
PUBLIK

1. Partner
Yaitu yang memimpin penugasan, yang bertanggung jawab dan menandatangani laporan
hasil audit.
2. Manajer
Yaitu yang memimpin penugasan dilapangan; membagi tugas kepada supervisor, akuntan
senior, akuntan junior; merancang progaram pemeriksaan dan mengkonsep laporan hasil
audit.
3. Supervisor
Yaitu yang memimpin kelompok-kelompok penugasan dilapangan ; mengawasi dan
membimbing akuntan senior dan akuntan junior ; mereview hasil pekerjaan akuntan senior
dan akuntan junior.
4. Akuntan Senior
Yaitu yang mempersiapkan kertas kerja pemeriksaan dan menganalisa data-data keuangan.
5. Akuntan Junior
Yaitu yang mencocokan dan membandingkan data-data keuangan.
KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK

 Kode Etik Profesi Akuntan Publik (KEPAP) 2021 berlaku efektif 31 Desember 2021.
 Kode Etik Profesi Akuntan Publik Edisi 2021 ini mengadopsi Final Pronouncement Revisions to the
Code to Promote the Role and Mindset Expected of Professional Accountants yang diterbitkan oleh
International Ethics Standards Board for Accountants (IESBA) pada Oktober 2020, dengan
menambahkan pengaturan dari Close-off Documents, serta penyempurnaan terjemahan edisi
sebelumnya.
 Terdiri dari 4 Bagian, yaitu:
Bagian 1 : Kepatuhan terhadap Kode Etik, Prinsip Dasar Etika, dan Kerangka Kerja Konseptual
Bagian 2 : Anggota yang Bekerja di Bisnis
Bagian 3 : Anggota yang Berpraktik Melayani Publik
Bagian 4A: Independensi dalam Perikatan Audit dan Perikatan Reviu
Bagian 4B: Independensi dalam Perikatan Asurans Selain Perikatan Audit dan Perikatan Reviu
PRINSIP DASAR ETIKA AKUNTAN PUBLIK

1. Integritas
Prinsip integritas menetapkan kewajiban bagi setiap Akuntan Publik atau Certified Public Accountant
(CPA) untuk bersikap tegas dan jujur dalam semua hubungan profesional dan hubungan bisnisnya.
Integritas juga berarti berterus terang dan selalu mengatakan yang sebenarnya.
2. Objektivitas
Prinsip objektivitas menetapkan kewajiban bagi semua Akuntan Publik atau CPA untuk tidak
membiarkan bias, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak dari pihak-pihak lain, yang
dapat mengurangi pertimbangan profesional atau bisnisnya.
3. Kompetensi Profesional dan Sikap Cermat Kehati-hatian
Prinsip kompetensi profesional dan sikap cermat kehati-hatian menetapkan berbagai kewajiban
berikut ini bagi setiap Akuntan Publik atau CPA untuk:
a. memelihara pengetahuan dan keahlian profesional pada tingkat yang
dipersyaratkan untuk memberikan keyakinan bahwa para klien atau para
pemberi kerja akan menerima jasa profesional yang kompeten; dan
b. bertindak dengan penuh perhatian dan ketelitian sesuai dengan standar profesi dan kode etik
profesi yang berlaku ketika melakukan kegiatan-kegiatan profesional dan memberikan jasa
profesionalnya.
PRINSIP DASAR ETIKA AKUNTAN PUBLIK

4. Kerahasiaan
Prinsip kerahasiaan mewajibkan semua Akuntan Publik atau CPA untuk tidak
melakukan hal berikut:
a. mengungkapkan kepada pihak luar Kantor atau entitas pemberi kerja informasi yang bersifat
rahasia yang diperoleh dari suatu hubungan profesional dan hubungan bisnis tanpa diberikan
kewenangan yang memadai dan spesifik, kecuali jika terdapat kewajiban secara hukum atau hak
profesional untuk mengungkapkannya; dan
b. menggunakan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari suatu
hubungan profesional dan hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau pihak-pihak ketiga.
5. Perilaku Profesional
Prinsip perilaku profesional menetapkan kewajiban bagi setiap Akuntan Publik atau CPA untuk
mematuhi setiap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta menghindari setiap
tindakan yang diketahui atau seharusnya diketahui oleh Akuntan Publik atau CPA tersebut akan
mendiskreditkan profesi..
STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

 Standar Profesional Akuntan Publik (disingkat SPAP) adalah kodifikasi berbagai pernyataan
standar teknis yang merupakan panduan dalam memberikan jasa bagi akuntan publik di
Indonesia. SPAP dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik Institut Akuntan
Publik Indonesia (DSPAP IAPI)
 Standar-standar yang tercakup dalam SPAP

1. Audit dan Reviu atas Informasi Keuangan Historis


a. Standar Audit (SA) 200 – 810
b. Standar Perikatan Reviu (SPR 2400 dan 2410)
2. Perikatan Asurans lainnya
Standar Perikatan Asurans (SPA) 3000-3420
3. Jasa Terkait (selain Asurans)
Standar Jasa Terkait (SJT) 4400-4410
KERANGKA STANDAR AUDIT

Standar Audit 2021


• SA 200 (Revisi 2021) Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit
Berdasarkan Standar Audit
• SA 210 (Revisi 2021) Persetujuan atas Ketentuan Perikatan Audit
• SA 220 (Revisi 2021) Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan
• SA 230 (Revisi 2021) Dokumentasi Audit
• SA 240 (Revisi 2021) Tanggung Jawab Auditor terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit
atas Laporan Keuangan
• SA 250 (Revisi 2021) Pertimbangan atas Peraturan Perundang-undangan dalam Audit atas
Laporan Keuangan
• SA 260 (Revisi 2021) Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola
• SA 265 (Revisi 2021) Pengomunikasian Defisiensi dalam Pengendalian Internal Kepada Pihak
yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola dan Manajeman
• SA 300 (Revisi 2021) Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan
KERANGKA STANDAR AUDIT

Standar Audit 2021 (lanjutan)


• SA 315 (Revisi 2021) Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material
melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkngannya
• SA 320 (Revisi 2021) Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit
• SA 330 (Revisi 2021) Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai
• SA 402 (Revisi 2021) Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang menggunakan Suatu
Organisasi Jasa
• SA 450 (Revisi 2021) Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit
• SA 500 (Revisi 2021) Bukti Audit
• SA 501 (Revisi 2021) Bukti Audit – Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan
• SA 505 (Revisi 2021) Konfirmasi Eksternal
• SA 510 (Revisi 2021) Perikatan Audit Tahun Pertama – Saldo Awal
• SA 520 (Revisi 2021) Prosedur Analitis
• SA 530 (Revisi 2021) Sampling Audit
KERANGKA STANDAR AUDIT

Standar Audit 2021 (lanjutan)


• SA 540 (Revisi 2021) Audit atas Estimasi Akuntasi dan Pengungkapan Terkait
• SA 550 (Revisi 2021) Pihak Berelasi
• SA 560 (Revisi 2021) Peristiwa setelah Tanggal Pelaporan
• SA 570 (Revisi 2021) Kelangsungan Usaha
• SA 580 (Revisi 2021) Representasi Tertulis
• SA 600 (Revisi 2021) Pertimbangan Khusus – Audit atas Laporan Keuangan Grup (Termasuk
Auditor Komponen)
• SA 610 (Revisi 2021) Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal
• SA 620 (Revisi 2021) Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor
• SA 700 (Revisi 2021) Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan
• SA 701 (Revisi 2021) Pengomunikasian Hal Audit Utama dalam Laporan Auditor Independen
KERANGKA STANDAR AUDIT

Standar Audit 2021 (lanjutan)


• SA 705 (Revisi 2021) Modifikasi terhadap Opini dalam Laporan Auditor Independen
• SA 706 (Revisi 2021) Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Paragraf Hal Lain dalam Laporan Auditor
Independen
• SA 710 (Revisi 2021) Informasi Komparatif – Angka Koresponding dan Laporan Keuangan
Komparatif
• SA 720 (Revisi 2021) Tanggung Jawab Auditor atas Informasi Lain
• SA 800 (Revisi 2021) Pertimbangan Khusus – Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai
dengan Kerangka Bertujuan Khusus
• SA 805 (Revisi 2021) Pertimbangan Khusus – Audit atas laporan Keuangan Tunggal dan Suatu
Unsur, Akun, atau Pos Tertentu dalam Laporan Keuangan
• SA 810 (Revisi 2021) Perikatan untuk Melaporkan Ikhtisar Laporan Keuangan
AUDIT LAPORAN KEUANGAN BUMN/BUMD/BLU/BLUD OLEH
KANTOR AKUNTAN PUBLIK

BUMN (Badan Usaha Milik Negara) adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan.
BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh Daerah.
BLU (Badan Layanan Umum)  instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip
efisiensi dan produktivitas.
Konstitusi memberikan kepada BPK posisi sebagai otorita tunggal pemeriksaan keuangan negara,
namun karena dipandang BPK tidak mungkin dapat melakukan sendiri pemeriksaan keuangan seluruh
sektor negara. Pasal 9 UU No. 15 Tahun 2004 dan Pasal 9 UU No. 15 Tahun 2006 memberikan peluang
bagi BPK untuk “menggunakan tenaga ahli dan/atau tenaga pemeriksa di luar BPK yang bekerja untuk
dan atas nama BPK”. Untuk keperluan pemeriksaan keuangan negara itu, BPK mengundang partisipasi
Kantor Akuntan Publik (KAP), baik untuk pemeriksaan BUMN dan BUMD maupun untuk instansi
pemerintahan.
AUDIT LAPORAN KEUANGAN BUMN/BUMD/BLU/BLUD OLEH
KANTOR AKUNTAN PUBLIK

BPK memberikan kewenangan kepada KAP yang telah memiliki sertifikat program pemeriksaan keuangan negara untuk
melakukan pemeriksaan keuangan negara dalam arti luas. Pertimbangan pemberian kewenangan kepada KAP adalah:
 Dasar Laporan Keuangan BUMN/BUMD di audit oleh Kantor Akuntan Publik
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas:
1. Pasal 68 ayat (1) yang menyatakan Direksi wajib menyerahkan laporan keuangan Perseroan kepada akuntan
publik untuk diaudit.
2. Pasal 68 ayat (3) menyatakan Laporan atas hasil audit akuntan publik disampaikan secara tertulis kepada RUPS
melalui Direksi
 Dasar Laporan Keuangan BUMN/BUMD yang listing (Tbk) di Bursa Efek di audit oleh Kantor Akuntan Publik
(1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, (2) Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek
Indonesia Nomor Kep-00015/BEI/01-2021 tentang Kewajiban Penyampaian Informasi, dan (3) Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 29/POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik, dimana pada
prinsipnya menyatakan Laporan Keuangan Auditan adalah Laporan Keuangan yang telah di audit oleh Kantor Akuntan
Publik
 Dasar Laporan Keuangan BLU/BLUD di audit oleh Kantor Akuntan Publik
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, pada Pasal 27
ayat (8) Laporan pertanggungjawaban keuangan BLU diaudit oleh pemeriksa ekstern sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
HUBUNGAN ANTARA
PEMERIKSA
EKSTERNAL DAN
INTERNAL
HUBUNGAN ANTARA AUDIT BPK DENGAN APARAT
PENGAWAS INTERN PEMERINTAH

BPK dapat memanfaatkan Kinerja Aparat Pengawas Intern, diantaranya:


1. Dalam menyelenggarakan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, BPK
dapat memanfaatkan hasil pemeriksaan aparat pengawasan intern pemerintah.
2. Untuk keperluan sebagaimana dimaksud pada poin (1), laporan hasil pemeriksaan intern
pemerintah wajib disampaikan kepada BPK.
3. Dalam melaksanakan tugas pemeriksaan, BPK dapat menggunakan pemeriksa dan/atau tenaga ahli
dari luar BPK yang bekerja untuk dan atas nama BPK

Pemeriksaan Eksternal dan Pengawasan Internal dapat bersinergi untuk meningkatkan Akuntabilitas
dan Transparansi Pengelolaan Keuangan Negara. Sebagai auditor eksternal, BPK memiliki peran
strategis dalam mendorong pemerintah untuk memformulasikan kebijakan pengelolaan keuangan
negara yang lebih transparan, akuntabel, efisien, dan efektif. Di sisi lain, akuntabilitas dan transparansi
pengelolaan keuangan negara memerlukan dukungan penyelenggaraan sistem pengendalian intern
(SPI) yang efektif dan efisien pada seluruh kegiatan di instansi pengelola keuangan negara.
HUBUNGAN AUDIT KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DENGAN
SATUAN PENGAWAS INTERNAL (SPI) BUMN/BUMD/BLU/BLUD

Hubungan antara Audit KAP dengan SPI:


1. SPI dapat bertindak sebagai counterpart dalam pelaksanaan audit eksternal
2. KAP dapat memanfaatkan Laporan Hasil Audit SPI
SA 610 (Revisi 2021) Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal
“Auditor eksternal (KAP) dapat menggunakan pekerjaan auditor internal (SPI) mencakup
(a) penggunaan pekerjaan fungsi audit internal dalam memeroleh bukti audit dan (b)
penggunaan auditor internal untuk memberikan asistensi langsung di bawah arahan,
supervisi, dan penelaahan auditor eksternal”.
3. SPI dapat membantu Direksi untuk membahas hasil temuan audit KAP dan melakukan
monitoring atas temuan audit eksternal yang belum ditindaklanjuti.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai