Anda di halaman 1dari 3

Nama : Siti Mihatul Maula

Nim : 2008205038
Semester : 7/B
RESUME BAB 2
REGULASI AUDIT SEKTOR PUBLIK
A. PENGATURAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945 TENTANG AUDIT SEKTOR
PUBLIK
Audit sektorr public di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Dasar (UUD)1945
pada babVIIIAtentang badan pemeriksaan keuangan (BPK),yaitu pada pasal 23E,23F
dan 23G.

PASAL 23E
1. Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara
diadakan satu badan pemeriksaan keuangan yang bebas dan yang mandiri.
2. Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, sesuai dengan kewenangnya.
3. Hasil pemeriksaan tersebut ditindak lanjuti oleh Lembaga perwakilan dan/atau
badan sesuai dengan Undang-Undang.

PASAL 23F
1. Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPR dan
diresmikan oleh Presiden.
2. Pimpinan BPK dipilih dari dan oleh anggota.

PASAL 23G
1. BPK berkedudukan di ibu kota negara , dan memiliki perwakilan disetiap provisi.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai BPK diatur dengan Undang-Undang.

B. UNDANG-UNDANG NO. 15 TAHUN 2004 DAN UNDNAG-UNDANG NO.15


TAHUN 2006
a. Undang-Undang No.15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan atas Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara
(1) Pemeriksaan adalah suatu proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi
yang dilakukan secara independen, objektivitas, dan professional berdasarkan
standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibillitas, dan
keandalan informasi menegnai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara.
(2) Jenis audit terdiri dari pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan
pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
(3) Pemeriksaan keunagan yang dilakukan BPK meliputi seluruh unsur keuangan
negara sebgaimana dimaksudkan delam Pasal 2 Undang-Undang No.17 Thaun
2003 tentang Keuangan Negara.
(4) Pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara pada
organisasi sektor public pemerintah dapat dilakukan oleh akuntan publik
selain BPK, denga ketenutuan hasil pemeriksaan harus diserahkan kepada
BPK.
(5) Hak-hak pemeriksa saat menjalankan tugas pemeriksaan.
(6) Penyusunan lporan hasil pemeriksaan.
(7) Penyerahan laporan hasil pemeriksaan kepada Lembaga Perwakilan
DPR/DPRD sesuai kewenangan.
(8) Tindak lanjut dari penyerahan laporan hasil pemeriksaan kepada Lembaga
Perwakilan DPR/DPRD.
b. Undang-Undang No.15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksaan Keuangan
I. Kedudukan dan Keanggotaan BPK
II. Tugas dan wewenang BPK
III. Pemilihan dan pemberhentian BPK
IV. Hak Keuangan/Administratif dan Protokoler, Tindakan kepolisian,
kekebalan serta larangan.
V. Kode etik, Kebebasan,Kemandirian, dan Akuntabilitas.
VI. Pelaksana BPK
VII. Anggaran.
VIII. Ketentuan Pidana.
IX. Ketentuan peralihan.
X. Ketentuan penutup.

C. STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA


Sebelum Standar Pemeriksaan Keuangan Negara atau disingkat SPKN ditetapkan
oleh BPK pada tahun 2007, pemeriksaan yang dilakukan BPK terhadap organisasi
sektor publik pemerintah mengacu pada SAP-BPK Tahun 1995.
Pemeriksaan menurut UU No.15 Tahun 2004 adalah proses identifikasi masalah,
analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independent, objektif, dan professional
berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas,
dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab negara.

Perbedaan SAP- Konsep SKPN

Uraian SAP Konsep SKPN


Landasan hukum Keputusan BPK UU No.15 Tahun 2004
Istilah yang digunakan Auditing Pemeriksaan
Penerapan BPK+APIP+KAP BPK+KAP untuk dan an BPK
Jenis pemeriksaan Audit keuangan  Pemeriksaan keuangan
Audit kinerja  Pemeriksaan Kinerja
 Pemeriksaan dengan tujuan
tertentu

D. KEBIJAKAN AUDIT BPK


a. Penyusuna Perencanaan Audit Tahuna Oleh Lembaga Auditor
Penyuna perencanaa audit tahunan yang berkaitan dengan pihak internal auditor
(tim auditor) biasanya berupa rencana kerja audit yang akan dilaksanakan.
Rencana kerja audit tersebut dituangkan dalam bentuk formulir yang sering
disebut Rencana Kerja Audit (RKA).
b. Proses Perencaan Audit Tahunan
Proses perencanaan audit tahunan meliputi tahapan penilaian resiko dan tahapan
penyusunan rencana audit. Tahapan penilaian resiko dilakuakan pada awal siklus
perencanaan dan difokuskan pada pengumpulan informasi risiko tentang
komponen audit dan penilaian risiko dalam Menyusun rencana audit tahunan.
c. Temu Rencana Audit Tahunan
Rencana kerja audit tahunan disusun olek ketua tim audit, kemudian bertemu
dengan klien ( Keplaa atau pimpinan organisasi sektor publik) untuk
membicarakan perencanaan audit.

E. PENERBITAN REGULASI TENTANG TIM DAN KEBIJAKAN AUDIT


TAHUNAN
Tim audit didefinisikan sebagai sebuah kelompok yang terdiri dari orang-orang
pilihan yang bertanggung jawab untuk melakukan audit terhadap departemen atau
organisasi. Tim audit terdiri dari ketua dan anggota audit.
Penetuan kebijakan audit merupakan bagian dari tahapan perencanaan. Kebijakan
audit dapat membantu tim dalam menentukan tipe peristiwa yang akan di audit secara
khusus.

F. PENERIMAAN REGULASI ORGANISASI YANG AKAN DIAUDIT


Setelah regulasi tim audit dan kebijakan audit diterbitkan, kemudian regulasi
tersebut akan diterima oleh Lembaga pemeriksa untuk kemudian bisa melakukan
proses audit di Lembaga organisasi sektor publik tekait.
Saat audit, secara umum klien juga memiliki beberapa tugas, yaitu :
 Menentukan keperluan atau permintaan dan tujuan audit serta saat proses
audit dimulai
 Menentukan unit organisasi yang akan diaudit
 Menentukan ruang lingkup umum audit
 Menerima laporan hasil audit
 Memberi tahu klien untuk menindaklanjuti hasil temuan audit

Anda mungkin juga menyukai