Pendahuluan
Salah satu prinsip dalam otonomi daerah adalah prinsip otonomi seluas-luasnya. Oleh
karena itu salah satu kewenangan yang dimiliki oleh daerah adalah kewenangan untuk
memungut pajak daerah. Kewenangan memungut pajak daerah ini telah diatur dalam UU
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Undang-undang ini
berlaku pada tanggal 1 Januari 2010.
BAB II
Pembahasan
Pemerikasaan keuangan
Pemeriksaan keuangan adalah pmeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat
dan daerah. Penyataan ini dilakukan untuk memberikan penyatan opini tentang
tingkat kewajaran informasi yang di sajikan dalam laporan keuangan pemerintah
Pemeriksaan kinerja
Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang
terdiri atas pemerksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan aspek
efektivitas. Tujuannya adalah untuk mengindentifikasi hal-hal yang perlu menjadi
perhatian lembaga perwakilan. Adapun untuk pemerintah, pemeriksaan kinerja
dimaksudkan agar kegiatan yang dibiayai dengan keuangan negara atau daerah
diselenggarakan secara ekonomis dan efisien, serta memenuhi sasarannya secara
efektif.
Pemeriksaan dengan tujuan tertentu
Maksudnya adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus yan tidak
termasuk didalam pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja. Hal ini termasuk
pemeriksaan atas keuangan dan pemeriksaan investigasi.
Sementara itu, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan
sebuah lembaga nondepartemen (LPND) yang berada dibawah dan tanggung jawab langsung
kepada presiden. BPKP diperlukan sebagai badan atau lembaga pengawas yang dapat
melaksanakan fungsinya secara leluasa tanpa mengalami kemungkinan hambatan dari unit
organisasi pemerintah yang menjadi objek pemeriksanya.
Tugas pokok BPKP yaitu (1) mempersiapkan perumusan kebijakan pengawasan
keuangan dan pembangunan, (2) menyelenggarakan pengawasan umum atas penguasaan dan
pengurusan keuangan dan (3) menyelengarakan pengawasan pembangunan. Berdasarkan PP
nomor 60 tahun 2008 sistem pengendalian internal pemerintah (SPIP), BPKP merupakan
aparat pengewas intarnal pemerintah (APIP)yang bertanggung jawab langsung kepada
preseden dan berwenang melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
negara atas kegiatan tertentu yang meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral, kegiatan
kebendaharaan umum negara.
Inspektorat Jenderal sendiri dalam kementerian Negara Republik Indonesia adalah
unsur pembantu yang ada disetiap departemen atau kementerian yang mempunyai tugas
melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dilingkungan departemen atau
kementeriannya. Tugas pokok Inspektorat yaitu menyelenggarakan pengawasan dilingkungan
departemen terhadap semua pelaksanaan tugas unsur departemen agar dapat berjalan sesuai
dengan rencana dan berdasarkan kebijakan menteri dan peratuaran perundang-undangan
berlaku, yang bersifat rutin maupun tugas pembangunan.
Kedudukan BPK hingga nilai-nilai dasar yang menjadi acuan bagi BPK untuk bekerja :
1. Kedudukan Badan Pemeriksa Keuangan
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah badan yang memeriksa tanggung jawab
tentang keuangan Negara yang dalam pelaksanaan tugasnya bebas dan mandiri serta
tidak berdiri di atas pemerintahan
2. Tugas dan wewenang badan pemeriksa keuangan
Memeriksa tanggung jawab tentang keuangan Negara.
3. Keanggotaan Badan Pemeriksa Keuangan
Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah dan diresmikan oleh
presiden. Pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan dipilih dari dan oleh anggota.
4. Visi Badan Pemeriksa Keuangan
Terwujudnya BPK RI sebagai lembaga pemeriksa yang bebas dan mandiri,
professional, efektif, efisien dan modern dalam system pengelolaan keuangan Negara
yang dalam setiap kegiatannya: (1) memiliki pengendalian intern yang kuat; (2)
memiliki aparat pemeriksa intern yang kuat; dan (3) hanya diperiksa oleh satu aparat
pemeriksa eksternal.
5. Misi Badan Pemeriksa Keuangan
Mewujudkan diri menjadi auditor eksternal keuangn Negara yang bebas dan mandiri,
professional, efektif, efisien dan modern sesuai dengan praktik internasional terbaik,
berkedudukan di ibukota Negara dan ibukota disetiap provinsi, serta mampu
memberdayakan DPR, DPD, dan DPRD dalam melaksanakan fungsi pengawasannya
terhadap pemerintah pusat dan daerah untuk mewujudkan pemerintahan yang bebas
dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
6. Nilai nilai Dasar Badan Pemeriksa Keuangan
a. Independensi
BPK RI adalah lembaga Negara yang independen di bidang organisasi, legislasi
dan anggaran serta bebas dari pengaruh lembaga Negara lainnya.
b. Integritas
BPK RI menjunjung tinggi integritas dengan mewajibkan setiap pemeriksa dalam
melaksanakan tugasnya, menjunjung tinggi kode etik pemeriksa dan standar
perilaku professional.
c. Profesionalisme
BPK RI melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesionaisme pemeriksaan
keuangan Negara, kode etik, dan nilai-nilai kelembagaan organisasi.
FUNGSI BPKP:
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Perwakilan BPKP menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan rencana dan program;
2. Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan SPIP;
3. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah dan
pengurusan barang milik/kekayaan pemerintah daerah atas permintaan daerah;
4. Pengawasan atas penyelenggaraan tugas pemerintahan yang bersifat strategis dan/atau
lintas kementerian/lembaga/wilayah;
5. Pengawasan terhadap kegiatan kebendaharaan umum negara di wilayah kerjanya;
6. Pemberian asistensi penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah;
7. Pemberian asistensi penyusunan laporan keuangan daerah;
INSPEKTORAT JENDERAL
Adalah unsur pengawasan yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada
menteri. Tugas Menyelenggarakan pengawasan internal atas pelaksanaan tugas di lingkungan
Kementerian Keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Fungsi:
Pemungutan langsung
terhadap 11 jenis pajak
kabupaten atau kota.
Diatur dalam UU Nomor 28
Tahun 2009 tentang DPRD.
BAB III
Kesimpulan
Dengan adanya undang-undang pajak dan retribusi daerah potensi penerimaan daerah
kabupaten atau kota dari sumber pajak semakin besar, dapat berupa bagi hasil pajak pusat,
bagi hasil pajak provinsi dan pajak sesuai kewenangan kabupaten atau kota. SAP mengatur
tentang perlakuan akuntansi pendapatan yang meliputi pedoman tentang definisi elemen,
pengakuan, pengukuran dan penyajian. Namun demikian perlakuan akuntansi menurut SAP
masih berpotensi menimbulkan kekeliruan perlakuan terhadap penerimaan dari pajak
terutama karena perlakuan pendapatan yang diakui pada saat kas diterima dalam rekening kas
umum daerah.