Anda di halaman 1dari 7

1.

Penerimaan pajaka dalam negeri


a.Pajak Dalam Negeri, terdiri atas Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai
(PPN),Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB),Cukai, dan pajak lainnya.
b. Pajak Perdagangan Internasional, terdiri atas Bea Masuk dan Tarif Ekspor .
c.Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), terdiri atas :
1. Penerimaan SDA (migas dan non migas)
2. Bagian laba BUMN
3. PNBP lainnya
2. Anggaran Pendapatan, terdiri atas:
 Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang meliputi Pajak Daerah, Retribusi Daerah,
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah, dan Penerimaan lainnya.
 Bagian Dana Perimbangan, yang meliputi Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum
(DAU), dan Dana Alokasi Khusus.
 Lain-lain pendapatan yang sah seperti Dana Hibah, Dana Darurat, Dana Bagi
Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya, Dana Penyesuaian dan
Otonomi Khusus, Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah
Lainnya dan Pendapatan Lain-Lain.
3. Trilogy pembangunan merupakan sebuah realisasi dari teori tentang tiga fungsi
fiskal yaitu:
a. Alokasi barang publik (allocation)
Merupakan fungsi yang bertugas untuk menyediakan barang publik
(public goods provision) yang diharapkan dapat memberikan eksternalitas
positif bagi investasi guna memacu pertumbuhan ekonomi. Contoh alokasi
barang publik tersebut adalah jalan raya, sekolah, pelayanan kesehatan, dll.
b. Distribusi pendapatan (distribution)
Merupakan fungsi APBN dalam rangka memperbaiki distribusi
pendapatan. Instrumen yang paling utama digunakan dalam memacu distribusi
pendapatan adalah pajak dan subsidi. Pajak dan konsumsi ini memiliki dampak
langsung yang dapat mempengaruhi ataupun mengarahkan keinginan kerja dan
konsumsi masyarakat.
c. Stabilisasi perekonomian (stabilization)
Fungsi stabilisasi berkaitan erat dengan politik anggaran, tergantung
keadaan ekonomi yang sedang terjadi. Dalam kondisi resesi (melemahnya
pertumbuhan ekonomi), sebaiknya pemerintah menempuh politik anggaran
deficit (budget deficit) untuk mendorong permintaan. Dalam kondisi ekonomi
membaik (recovery), pemerintah sebaiknya menempuh politik anggaran surplus
untuk menekan laju inflasi. Selain dua pilihan tersebut, ada pilihan lain yaitu
anggaran berimbang (balance budget) yang dapat digunakan pada masa resesi
ataupun pemulihan.
4. Fungsi APBD, APBD juga memiliki fungsi seperti APBN yaitu:
a. Fungsi Otoritas
APBD menjadi pedoman dalam pelaksanaan pendapatan serta belanja
negara pada TA tertentu.
b. Fungsi Perencanaan
APBD berfungsi sebagai pedoman dalam perencanaan anggaran
keuangan daerah pada TA tertentu.
c. Fungsi Pengawasan
APBD berfungsi untuk mengawasi kinerja dari pemerintah daerah dalam
meningkatkan perekonomian daerah
d. Fungsi Alokasi
APBD berfungsi sebagai pedoman dalam alokasi dana yang tepat bagi
peningkatan perekonomian daerah. Alokasi penggunaan dana APBD haruslah
sesuai dengan tujuan peningkatan perekonomian tersebut.
e. Fungsi Distribusi
APBD haruslah didistribusikan secara merata dan adil.
f. Fungsi Stabilitas
APBD harus dapat menjadi instrumen dalam kestabilan ekonomi daerah.
5. Kesepuluh kelompok pamakai laporan keuangan tersebut adalah:
 Pembayar pajak (taxpayers)
 Pemberi dana bantuan (grantors)
 Investor
 Pengguna jasa (fee-paying service recipients)
 Karyawan/pegawai
 Pemasok (vendor)
 Dewan legislatif
 Manajemen
 Pemilih (voters)
 Badan pengawas (oversight bodies)

6. Berikut perbedaan laporan keuangan sektor publik dan sektor swasta:

No Laporan Keuangan Sektor Publik Laporan Keuangan Sektor Swasta


1. Fokus finansial dan politik Fokus finansial
2. Kinerja diukur secara finansial Sebagian besar kinerja diukur secara finansial
dan non-finansial
3. Pertanggungjawaban kepada Pertanggungjawaban kepada pemegang saham
parlemen dan masyarakat dan kreditur
4. Berfokus pada bagian organisasi Berfokus pada organisasi secara keseluruhan
5. Melihat ke masa depan secara Tidak dapat melihat masa depan secara detail
detail
6. Aturan pelaporan keuangan Aturan pelaporan keuangan ditentukan oleh
ditentukan oleh departemen undang- undang, standar akuntansi, pasar modal,
keuangan dan praktik akuntansi
7. Laporan diperiksa oleh Treasury Laporan Keuangan diperiksa oleh auditor
independen
8. Cash accounting Acrual accounting

7. Laporan kinerja keuangan harus mencakup minimum:


a. Pendapatan dari aktivitas operasi
b. Surplus atau defisit dari aktivitas Operasi
c. Biaya Keuangan (Biaya pinjaman)
d. Surplus atau defisit neto saham dari asosiasi dan joint venture yang
menggunakan metode ekuitas
e. Surplus atau defisit dari aktivitas biaya
f. Pos-pos luar biasa
g. Saham partisipasi minoritas dari surplus atau defisit neto
h. Surplus atau defisit neto untuk periode.
8. Pengukuran kinerja sektor publik dilakukan untuk memenuhi tiga maksud :
 Pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu memperbaiki
kinerja pemerintah. Ukuran kinerja dimaksudkan untuk dapat membantu
pemerintah berfokus pada tujuan dan sasaran program unit kerja. Hal ini pada
ahkirnya akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi sektor publik
dalam pemberian Pelayanan publik.
 Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan
pembuatan keputusan.
 Ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan
pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan
9. Value for money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang
mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu: ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.
 Ekonomi: pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada harga
yang terendah. Ekonomi merupakan perbandingan input dengan input value  yang
dinyatakan dalam satuan moneter.
 Efisiensi: pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau
penggunaan inputyang rendah untuk mencapai output tertentu. Efisiensi
merupakan perbandingan output/inputyang dikaitkan dengan standard kinerja
atau target yang telah ditetapkan.
 Efektivitas: tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan.
Secara sederhana efektivitas merupakan perbandingan outcome dengan output.
10. Pengukuran outcome  memiliki dua peran, yaitu:
a. Peran retrospektif
Peran retrospektif, terkait dengan penilaian kinerja masa lalu, analisis retrospektif
memberikan bukti terhadap realisasi yang baik (good management). Bukti tersebut
dapat menjadi dasar untuk menetapkan terget di masa yang akan datang dan
mendorong untuk menggunakan praktik yang terbaik. Atau dapat juga digunakan
untuk membantu pembuat keputusan dalam menentukan program atau proyek
yang perlu dilaksanakan dan metode terbaik mana yang perlu digunakan untuk
melaksanakan program tersebut.
b. Peran prospektif
Terkait dengan perencanaan kinerja di masa yang akan datang. Sebagai peran
prospektif, pengukuran outcome digunakan untuk mengarahkan keputusan alokasi
sumber daya publik. Analisis Retrospektif memberikan bukti terhadap praktik
yangbaik ( good management ). Bukti tersebut dapat menjadi dasar untuk
menetapkan target di masa yang akan datang dan mendorong untuk menggunakan
praktik yang terbaik. Atau dapat juga bukti tersebut digunakan untuk membantu
pembuat keputusan dalam menentukan program mana yang perlu dilaksanakan
dan metode mana yang perlu digunakan untuk melaksanakan program tersebut.
11. Secara garis besar hierarki manajemen dibagi menjadi tiga level yaitu:
a. Manajemen Atas (Top Management)
b. Manajemen Tengah (Middle Management)
c. Manajemen Level Bawah (Lower Level Management).
12. Pada dasarnya terjadi empat jenis pusat pertanggung jawaban, yaitu :

1. Pusat Biaya
2. Pusat Pendapatan
3. Pusat Laba
4. Pusat Investasi
13. Para pakar manajemen memiliki definisi manajemen strategis masing-masing. Dari
buku Strategic Management karya Nicholas S. Majluk dan Arnoldo C. Hax,
manajemen strategis bisa dimaknai sebagai cara memandu perusahaan untuk
mencapai sejumlah sasaran. Mulai dari nilai & tanggung jawab korporasi, kapabilitas
manajerial, hingga sistem administrasi yang berkaitan dengan pengambilan keputusan
strategis dan operasional di berbagai tingkat hierarki. Intinya, manajemen strategis
adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar bikinan manajemen tertinggi
yang diaplikasikan oleh semua anggota suatu oragnisasi demi terwujudnya tujuan
organisasi.
14. Berdasarkan UU No. 15 Tahun 2004, Audit keuangan, merupakan audit atas laporan
keuangan yang bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai (reasonable
assurance), apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau
basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia. Audit keuangan adalah audit yang menjamin bahwa sistem akuntansi dan
pengendalian keuangan berjalan secara efisien dan tepat serta transaksi keuangan
diotorisasi serta dicatat secara benar.

15. Prosedur analitis (Analitycal Procedures) terdiri dari penelitian dan perbandingan
hubungan diantra data. Prosedur ini meliputi perhitungan dan penggunaan rasio-
rasio sederhana, analisis vertikal, atau laporan persentase, perbandingan jumlah
yang sederhana dengan data historis atau anggaran, serta penggunaan model
matematis dan statistik, seperti analisis regresi.

16. Dua kateegori umum pengujian substansif adalah:

1. Prosedur analitis, yang merupakan prosedur dalam penyediaan bukti–


bukti tentang validitas perlakuan akuntansi atas transaksi dan neraca,
atau sebaliknya tentang kesalahan atau ketidak beresan yang terjadi;
2. Pengujian terinci atas transaksi atau neraca merupakan pengujian
untuk menyediakan bukti-bukti tentang validitas perlakuan akuntansi
atas transaksi dan neraca atau sebaliknya atas kesalah dan ketidak
beresan yang terjadi.

17. Pemeriksaan bukti pendukung meliputi

1. Pemilihan ayat jurnal dalam catatan akuntansi.


2. Mendapatkan serta memeriksa dokumen yang digunakan sebagai dasar ayat
jurnal tersebut untuk menentukan validitas dan ketelitian pencatatan
akuntansi. Dalam melakukan vouching, arah pengujian berlawanan dengan
yang digunakan dalam penelusuran. Prosedur pemeriksaan bukti pendukung
digunakan secara luas untuk mendeteksi salah saji berupa penyajian yang
lebih tinggi dari yang sebenarnya dalam pencatatan akuntansi.

18. Adapun ciri-ciri organisasi adalah sebagai berikut :


1. sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali atas menfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah
sumber daya yang diberikan.
2. Menghasilkan barang dan jasa tanpa bertujuan memupuk laba,dan kalau suatu
entitas menghasilkan laba,maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada
para pendiri atau pemilik entitas tersebut.
3. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis,dalam arti
bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual ,dialihkan atau
ditebus kembali,atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi
pembagian sumber daya entitas pada saat likuiditas dan pembubaran entitas

19. Bentuk – Bentuk Organisas :


a. Yayasan
b. Lembaga swadaya masyarakat
c. Organisasi masa da politik
d. Instansi pemerintah atau bagian dari instansi pemerintah
e. Lembaga independen non pemerintah : otoritas jasa keuangan ,lembaga penjamin
simpanan,Badan Penyelenggara jaminan social ,Badan penyelenggara Ibadah Haji
f. Badan Layanan Umum dan BLU daerah ,Rumah sakit,Universitas

20. Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai

a) pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva
bersih,
b) hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain, dan
c) bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program
atau jasa, Informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama dengan
pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu
para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak lainnya untuk :
 mengevaluasi kinerja dalam suatu periode,
 menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dan
memberikan jasa, dan
 menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.

21. z

Anda mungkin juga menyukai