Dosen Pengampu:
Arda Raditya Tantra, S.E., M.Ak.
LEMBAGA PEMBIAYAAN
F. Perusahaan Pembiayaan
Menurut Perpres No. 84/PMK.012/2006, perusahaan pembiayaan adalah badan usaha di
luar Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan
yang termasuk dalam bidang usaha Lembaga Pembiayaan.
Kegiatan usaha Perusahaan Pembiayaan meliputi :
1. Sewa Guna Usaha (Leasing)
2. Anjak Piutang (Factory)
3. Modal Ventura
4. Pembiayaan Konsumen
5. Kartu Kredit
A. PENGERTIAN
Pengertian sewa guna usaha menurut Keputusan Menteri Keuangan No.
1169/KMK.01/1991 tanggal 21 Nopember 1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha:Sewa guna
usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara guna
usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease),
untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara
berkala. Selanjutnya yang dimaksud dengan finance leaseadalah kegiatan sewa guna usaha
dimana lessee pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna
usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati. Sebaliknya operating leasetidak mempunyai hak
opsi untuk membeli objek sewa guna usaha.Dari defenisi tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa sewa guna usaha merupakan suatu kontrak atau persetujuan sewa-menyewa. Objek sewa
guna usaha adalah barang modal dan pihak lessee memiliki hak opsi dengan harga berdasarkan
nilai sisa.
b. Operating Lease
Dalam leasing bentuk ini, lessor sengaja membeli barang modal dan selanjutnya di-lease-
kan. Berbeda dengan finance lease, dalam operating leasejumlah seluruh pembayaran berkala
tidak mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang modal tersebut
berikut dengan bunganya. Operating lease atau kadang-kadang juga disebut dengan sewa
guna usaha biasa adalah suatu perjanjian kontrak antara lessor dengan lessee di mana:
Lessor sebagai pemilik objek leasing kemudian menyerahkan kepada pihak lessee
untuk digunakan dengan jangka waktu relatif lebih pendek daripada umur ekonomis
barang modal tersebut.
G. CONTOH LEASING
1. PT. Federal International Finance (FIF)
2. PT. Adira Dinamika Multi Finance, Tbk
3. PT. Summit Oto Finance
4. PT. Wahana Ottomitra Multiartha (WOM)
5. PT. Bussan Auti Finance (BAF)
Jenis anjak piutang bila dilihat dari segi jasa yang diberikan maka dapat dibagi kedalam:
1. Financial Factoring
Yaitu dalam hal perusahaan anjak piutang memberikan jasa atau bantuan financial. Jasa
financial ini diberikan lewat advance paymen oleh perusahaan anjak piutang (factor) kepada
penjual (clien) sebelum jatuh tempo atau sebelum ditagihnya piutang. Dalam keadaan
demikian perusahaaan anjak piutang dapat memberikan bantuan berupa pembayaran sampai
80% atau bahkan sampai dengan 90% dari jumlah piutang dagang, segera setelah diadakan
kontrak Factoring dan menyerahkan bukti-bukti penjualan.
2. Non Financial Factoring
Dalam hal yang demikian perusahaan anjak piutang memberikan jasa non financial sehingga
perusahaan anjak piutang melayani kepentingan kredit manajemen penjual piutang.
Jasa non financial ini dibagi menjadi empat bagian, yaitu :
a. Credit investigation
Besarnya resiko yang dihadapi penjual piutang sampai sebelum menyetujui
pembelian piutang maka penjual piutang meminta perusahaan anjak piutang untuk
menilai kemampuan membayar dari nasabah dengan sebaik-baiknya.
b. Sales Ladger Administration
Dalam transaksi anjak piutang terdapat beberapa risiko yang mungkin timbul diantaranya:
Untuk mengatasi risiko tersebut, pada saat kontrak/ perjanjian dibuat maka perlu
ditetapkan pihak yang bertanggung jawab atas penanggungan resiko. Jika debitur tidak dapat
memenuhi kewajibannya dan yang menanggung resiko tersebut perusahaan (klien) maka
perjanjiannya dinamakan with recourse factoring sedangkan jika lembaga anjak piutang yang
menanggung risiko kerugiaannya maka perjanjiannya dinamakan without recourse factoring.
Jika melihat fasilitas-fasilitas yang disediakan lembaga anjak piutang, ternyata usaha
anjak piutang lebih dominan kepada pemberian jasa pembiayaan (financing service) atas
pengalihan piutang dari klien (perusahaan). Namun demikian lembaga anjak piutang juga
memberikan jasa dibidang non pembiayaan (non financing service). Jasa non pembiayaan ini
pada dasarnya untuk melayani pengelolaan piutang (kredit) perusahaan klien.
a. Investigasi kredit (credit investigation) atau analisis kredit yaitu lembaga anjak piutang
membantu perusahaan untuk menilai calon customer/debitur.
b. Mengelola administrasi penjualan secara kredit (sales ledger administration/sales
accounting).
c. Mengawasi/ memonitor penjualan yang dilakukan klien termasuk menetapkan prosedur
penagihan.
d. Memberikan masukan atau mengusahakan cara pengamanan terhadap risiko piutang
terutama jika transaksi perdagangan secara internasional (export financing) yang rentan
terhadap risiko terjadinya fluktuasi kurs valuta asing.
1. Service charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien menggunakan jasa untuk
pengelolaan/ pembukuan penjualan (sales ledger) dari transaksi penjualan yang dilakukan
klien. Besarnya biaya berkisar antara 0,5% – 2,5% tergantung kesepakatan antara anjak
piutang dan klien.
2. Discount charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien memperoleh pembiayaan
(dana tunai) dari lembaga anjak piutang. Besarnya biaya discount charge antara 2% – 3%.
Biaya ini juga ditetapkan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.
Pihak-pihak yang terkait dengan anjak piutang mempunyai berbagai macam keuntungan
diantaranya :
1. Cash flow lebih cepat, yang bisa dimanfaatkan, misalnya untuk memperoleh persediaan
yang lebih cepat laku.
2. Adanya “asuransi” terhadap piutang tidak tertagih.
3. Beban administrasi pengelolan piutang bisa dipindahkan ke factor.
4. Anjak piutang bisa dikurangkan dari penghasilan kena pajak, sebab berhubungan dengan
proses menghasilkan pendapatan.
5. Tidak mengharuskan posisi keuangan yang kuat.
6. Tidak ada implikasi jangka panjang yang negatif dalam neraca.
7. Bisa dilaksanakan untuk sekali transaksi atau untuk jangka panjang.
Kelemahannya :
Modal Ventura
A. Pengertian Modal Ventura
Modal ventura adalah merupakan suatu investasi dalam bentuk pembiayaan berupa
penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan swasta sebagai pasangan usaha (investee company)
untuk jangka waktu tertentu. Pada umumnya investasi ini dilakukan dalam bentuk penyerahan
modal secara tunai yang ditukar dengan sejumlah saham pada perusahaan pasangan usaha.
Investasi modal ventura ini biasanya memiliki suatu resiko yang tinggi namun
memberikan imbal hasil yang tinggi pula. Kapitalis ventura atau dalam bahasa asing disebut
venture capitalist (VC), adalah seorang investor yang berinvestasi pada perusahaan modal
ventura. Dana ventura ini mengelola dana investasi dari pihak ketiga (investor) yang tujuan
utamanya untuk melakukan investasi pada perusahaan yang memiliki resiko tinggi sehingga tidak
memenuhi persyaratan standar sebagai perusahaan terbuka ataupun guna memperoleh modal
pinjaman dari perbankan.
Investasi modal ventura ini dapat juga mencakup pemberian bantuan manajerial dan
teknikal. Kebanyakan dana ventura ini adalah berasal dari sekelompok investor yang mapan
keuangannya, bank investasi, dan institusi keuangan lainnya yang melakukan pengumpulan dana
ataupun kemitraan untuk tujuan investasi tersebut.
Pengertian Perusahaan Modal Ventura sesuai dengan keputusan Presiden Nomor 61
Tahun 1988 adalah “ badan usaha yang melakukan suatu pembiayaan dalam bentuk penyertaan
modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan.”
Adapun beberapa ahli yang mendefinisikan tentang modal ventura antara lain :
1. Handowo Dipo
Suatu dana usaha dalam bentuk pinjaman yang bisa dialihkan menjadi saham.
2. Toni Lorenz
Investasi jangka panjang, dimana tujuan utama dan sebagai kompensasi atas risiko yang tinggi
dari investasinya adalah perolehan keuntungan, bukan pendapatan deviden atau bunga.
3. Robert White
Usaha penyediaan pembiayaan untuk membentuk atau mengembangkan usaha-usaha baru
dibidang teknologi dan non teknologi.
E. Bentuk Kesepakatan
Kesepakatan-kesepakatan antara Perusahaan Modal Ventura dengan Perusahaan
Pasangan Usahanya dituangkan dalam suatu kesepakatan formal atau perjanjian resmi secara
tertulis yang meliputi mekanisme pemberian bantuan dana dan sejak awal sampai dengan
dilakukannya tahap divestasi. Perjanjian ini penting bagi pelaksanaan modal ventura karena
kegiatan operasional modal ventura selanjutnya didasarkan pada perjanjian tersebut.
1. Jumlah pembiayaan
Jumlah pembiayaan harus disebutkan dengan jelas dengan satuan mata uang yang
telah disepakati bersama.
2. Cara penarikan atau pencairan
Cara penarikan dana dapat bermacam-macam. Dana tersebut dapat ditarik secara
tunai, menggunakan cek, menggunakan bilyet giro, dan lain-lain sesuai kesepakatan
bersama.
3. Jadwal penggunaan bantuan dana
Harus disesuaikan dengan kebutuhan dana tersebut dalam kegiatan usaha Perusahaan
Pasangan Usaha.
4. Jangka waktu bantuan dana
Harus disebutkan dengan tegas sehingga Perusahaan Pasangan usaha dapat
merencanakan cash flow yang sesuai.
5. Bentuk balas jasa financial
Dapat berupa bunga, bagi hasil dari keuntungan biaya, dan lain-lain.
6. Cara, jumlah, waktu pembayaran balas jasa financial
Harus disertai proporsi bagi hasil atas dasar waktu dan periode tertentu.
7. Cara penarikan kembali investasi
Harus disepakati pada awal proses modal ventura.
8. Syarat divestasi yang dipercepat
Dalam keadaan tertentu, divestasi dapat saja dilakukan lebih awal daripada waktu
yang telah direncanakan. Keadaan tertentu sebagai pra syarat pelaksanaan divestasi
yang dipercepat tersebut bisa dengan bervariasi, antara lain: prospek Perusahaan
Pasangan Usaha yang sangat diragukan, kerugian Perusahaan Pasangan Usaha yang
sangat besar, krisis ekonomi, keuntungan atau perkembangan Perusahaan Pasangan
F. Cara divestasi
Divestasi atau penarikan kembali penyertaan modal yang telah dilakukan oleh PMV pada
PPU dapat dilaksanakan dengan cara-car berikut:
a. Pembelian kembali saham modal ventura oleh perusahaan pasangan usaha
Apabila PPU cukup mampu maka divestasi dapat dilakukan dengan cara
pengembalian kembali saham modal ventura oleh PPU sendiri
b. Go- Public atau penawaran saham melalui pasar modal
Dapat dilakukan apabila kondisi PPU betul=betul sehat dan prospektif sehinnga
sahamnya nanti dapat dijual melalui bursa efek dengan harga yang wajar
c. Pemberian kredit atau pinjaman dari bank
Sebagai pengganti dari penyertaan yang ditarik, PMV berusaha menghubungkan PPU
dengan bank untuk mendapatkan kredit atau pinjaman. Dapat dilakukan apabila
keadaan PPU cukup sehat dan prospektif menurut penilaian bank.
d. Perusahaan Pasangan Usaha dijualkepada perusahaan atau pihak lain
Apabila ada perusahaan yang tertarik untuk memiliki PPU tersebut, maka PPU dapat
dijual ke pihak lain, baik secara tunai maupun dibeli dengan saham.
e. Perusahaan Pasangan Usaha dilikuidasi
Cara ini ditempuh apabila cara-cara lain seperti yang telah disebutkan diatas sudah
sama sekali tidak mungkin ditempuh.likuidasi dilaksanakan biasanya karena setelah
diberi bantuan modal ventura usaha nasabah tidak dapat berkembang dan cenderung
rugi atau mempunyai prospek dimasa mendatang yang tidak menentu.
PEMBIAYAAN KONSUMEN
Adapun hubungan antara konsumen dan pemasok terjadi karena adanya perjanjian julal
beli,dalam hal ini perjanjian jual beli bersyarat.dalam perjanjian jual beli bersyarat ini
pemasok sebagai penjual menetapkan syarat bahwa pembayaran atas harga barang akan
dilakukan oleh pihak ketiga,yaitu perusahaan pembiayaan konsumen.dengan demikian,
apabila karena alasan apa pun pihak ketiga,dalam hal ini perusahaan pembiayaan konsumen
melakukan wanprestasi,yaitu tidak melakukan pembayaran secara tunai kepada pemasok,
maka jual beli antara pemasok dan konsumen dibatalkan.
2. Perusahaan Pembiayaan Konsumen yang Merupakan Satu Grup Usaha dengan Pemasok
Perusahaan pembiayaan konsumen jenis ini pada dasarnya tidak berbeda dengan
perusahaan pembiayaan konsumen yang merupakan anak perusahaan dari pemasok.
Perusahaan pembiayaan konsumen ini biasanya juga hanya melayani pembiayaan pembelian
barang dan jsa yang diproduksi oleh pemasok yang masih satu grup usaha dengan
perusahaan tersebut. Perbedaannya hanya terletak pada hubungan antara pemasok dengan
perusahaan pembiayaan konsumen.
Contoh kasusnya adalah Hameda Inc adalah satu grup usaha yang bergerak di berbagai
bidang usaha. Salah satu perusahaan yang bergabung adalah PT Noran Nagoya yang
merupakan produsen sepeda motor. Demi peningkatan penjualan sepeda motor yang
diproduksi oleh PT Noran Nagoya, maka PT Hameda Inc membentuk satu perusahaan lagi
yang bernama PT Hanora Finance yang bergerak di bidang pembiayaan konsumen.
Pembiayaan konsumen yang dilayani oleh PT Hanora Finance juga hanya pembelian sepeda
motor pada PT Noran Nagoya. Tahap-tahap pelaksanaan pembiayaan konsumen dari skema
di atas adalah :
1. Mempunyai anak perusahaan
2. Membentuk anak perusahaan baru
3. Pembuatan perjanjian kerjasama pembiayaan konsumen
4. Perjanjian jual beli sepeda motor yang dibiayai oleh perusahaan pembiayaan
konsumen.Perjanjian pembiayaan pembelian sepeda motor dari PT Noran Nagoya
oleh konsumen.
5. Pembayaran tunai harga sepeda motor. Penyerahan sepeda motor
6. Pembayaran (angsuran pokok dan bunga) hingga lunas selama jangka waktu tertentu
1. Lembaga ini juga tidak melalui tiga tahapan kontrak yaitu pra kontrak, kontrak, dan pasca
kontrak.
2. Lebih fleksibel dan moderat tersebut memerlukan suatu payung hukum dalam menjalankan
aktivitasnya, sekaligus untuk mengatasi permasalahan apabila terjadi sengketa di antara
pihak. Aturan yang dirujuk untuk mengatur lembaga pembiayaan menimbulkan kesulitan
apabila terjadi pelanggaran dari salah satu pihak, karena belum adanya aturan khusus dalam
lembaga pembiayaan konsumen.
KARTU KREDIT
A. PENGERTIAN
Kartu Plastik pada dasarnya adalah kartu yang diterbitkan oleh bank atau perusahaan
tertentu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran atas transaksi barang atau jasa, menjamin
keabsahan cek yang dikeluarkan, dan untuk melakukan penarikan uang tunai. (Siamat, 2005: 633)
Kartu kredit juga merupakan Kartu Plastik yang diterbitkan oleh suatu institusi yang
memungkinkan pemegang kartu untuk memperoleh kredit atas transaksi yang dilakukannya dan
pembayarannya dapat dilakukan secara angsuran dengan membayar sejumlah bunga (finance
change) atau sekaligus pada waktu yang telah ditentukan.(Ibrahim, 2004:11)
Penggunaan istilah kartu kredit sebenarnya menimbulkan kerancuan karena istilah
tersebut sering dimaksudkan pula untuk jenis-jenis kartu lainnya yang tidak selalu berkaitan
dengan fungsi kartu kredit. Oleh karena itu, istilah yang tepat digunakan adalah Kartu Plastik
(Plastic Card). Dalam pembahasan bab ini, istilah kartu kredit diartikan pula sebagai Kartu
Plastik. Perkembangan bisnis kartu kredit sejak diperkenalkannya dapat dikatakan sangat pesat.
Perkembangan tersebut sesungguhnya disebabkan oleh beberapa faktor yang ditawarkan, antara
lain keamanan, kenyamanan, kemudahan, dan faktor lainnya yang cukup penting, yaitu adanya
unsur prestise bagi pemegangnya. Namun, unsur tersebut perlahan-lahan menjadi semakin pudar
sejalan dengan makin memasyarakatnya penggunaan Kartu Plastik dalam transaksi jual beli.
H. PENDANAAN
Masalah pendanaan bagi kelanjutan usaha perusahaan kartu kredit merupakan
pertimbangan yang cukup krusial, lebih-lebih untuk masa-masa puncak, misalnya menjelang dan
setelah periode hari raya. Karena umumnya perusahaan kartu kredit membayar merchantnya
relative cepat, maka likuiditas perusahaan kartu kredit akan terpenuhi. Sehubungan dengan itu,
perlu dilakukan perhitungan mengenai total kebutuhan dana untuk membiayai puncak permintaan
pada saat tertentu, dengan mempertimbangkan margin yang cukup aman terhadap maksimum
puncak pembelian dan maksimum permintaan kredit. (Siamat, 2005 : 640)
Berdasarkan pengalaman-pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, pada dasarnya
dapat diperkirakan rata-rata permintaan kredit pada waktu puncak. Kemudian jumlah kebutuhan
dana untuk memenuhi permintaan kredit dapat dinegoisasikan dengan banknya berdasarkan
pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan kartu dari sumber dana jangka panjang, misalnya
modal dan cadangan. Selanjutnya, selisih antara permintaan kredit pada masa-masa puncak
dengan pada masa rata-rata dapat dibiayai dengan pinjaman jangka menengah dari bank, yang
biasanya berupa fasilitas credit line yang diberikan bank. Namun umumnya, banyak perusahaan
kartu sangat tergantung dari perusahaan induknya untuk mendapatkan pendanaan.
Untuk menjaga keseimbangan keuangan akibat dari pendanaan, perusahaan kartu kredit
harus memperhatikan gearing ratio-nya, yaitu hubungan antara modal perusahaan sendiri dengan
total kewajibannya. Posisi gearing ratio bagi perusahaan kartu kredit yang umum dipertahankan,
khususnya bagi perusahaan kartu kredit yang bukan anggota grup perusahaan besar, berkisar
antara 5:1 atau 15:1. Artinya total pinjaman adalah 5 kali atau 15 kali dari modal sendirinya.
Semakin tinggi gearing ratio semakin besar kemungkinaan perusahaan mengalami kesulitan
keuangan.
J. STATEMENT TAGIHAN
Siamat, (2005: 643) Pemegang kartu secara periodik akan memperoleh statement tagihan
dari issuer yang dikirimkan ke alamat pemegang kartu setiap tanggal tertentu setiap bulannya.
Statement tagihan tersebut berisi perincian informasi mengenai hal-hal sebagai berikut:
a. Nomor kartu merupakan nomor identitas yang selalu harus dicantumkan pada setiap
pembayaran tagihan.
b. Tanggal tagihan yaitu tanggal dimana perincian tagihan dicetak. Tanggal jatuh tempo
berkisar 7-15 hari setelah tanggal penagihan.
c. Tanggal jatuh tempo yaitu tanggal dimana batas paling lambat untuk melakukan pembayaran
atas tagihan. Issuer akan membebankan biaya keterlambatan membayar (late charge) kepada
pemegang kartu apabila pembayaran dilakukan melewati tanggal jatuh tempo tersebut.
d. Pembayaran minimum yaitu pembayaran terendah yang merupakan kewajiban pemegang
kartu yang harus dibayarkan sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran. Sisa tagihan dapat
dibayarkan dengan mencicil dan untuk itu akan dikenakan bunga dari saldo kredit.
Pembayaran minimum berkisar 10%-20% dari total tagihan atau misalnya, minimum Rp
50.000. ketentuan ini berlaku untuk kartu kredit.
e. Jumlah tagihan adalah jumlah seluruh transaksi dengan menggunakan kartu kredit yang
belum dilunasi.
LETTER OF CREDIT
A. PENGERTIAN
Pengertian Letter of' Credit adalah - secara umum merupakan suatu pernyataan dari
issuing bank atas permintaan importir yang merupakan nasabah dari bank tersebut, untuk
menyediakan dana dan membayar sejumlah uang tertentu untuk kepentingan pihak ketiga
(eksportir). Pembukaan L/C oleh importir dilakukan melalui bank yang disebut opening bank atau
Issuing Bank.
Pada umumnya L/C digunakan untuk membiayai kembali kontrak penjualan barang jarak
jauh antara pembeli dan penjual yang belum saling mengenal dengan baik. (Henry D. Gabriel,
Standby Letter of Credit Does the Risk Out Weigh the Benefits? Columbia Business Law
Review, vol 1988 Num3, hal. 139 - 153)
L/C digunakan untuk membiayai transaksi perdagangan internasional. Tetapi, L/C
bukan merupakan garansi (guarantee) atau surat berharga yang dapat dipindahtangankan
(negotiable instrument). (David D. Command, “The Uniform Commercial Code Law Journal.
Vol.17 Num 1, Summer 1984,
C.F.G. Sunaryati Hartono, mengatakan: “Secara harfiah L/C dapat diterjemakan sebagai
Surat Utang atau Surat Piutang atau Surat Tagihan, tetapi sebenarnya L/C lebih merupakan suatu
janji akan dilakukannya pembayaran, apabila dan setelah terpenuhi syarat- syarat tertentu.”
Sementara UCP 600 mengatakan bahwa L/C adalah janji dari bank penerbit untuk
melakukan pembayaran atau memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran
kepada penerima atas penyerahan dokumen- dokumen (misalnya konosemen, faktur, sertfikat
asuransi) yang sesuai dengan persyaratan L/C.
Inti dari pengertian L/C menurut UCP ialah bahwa L/C merupakan “Janji pembayaran”.
Bank penerbit melakukan pembayaran kepada penerima baik langsung ataupun melalui bank lain
adalah atas instruksi pemohon yang berjanji membayar kembali kepada bank penerbit.
Dalam transaksi L/C terdapat hubungan-hubungan hukum yang utama sebagai berikut:
Hubungan hukum antara pembeli (pemohon) dan penjual (penerima) berdasarkan
kontrak penjualan
Hubungan hukum antara pemohon dan bank penerbit berdasarkan permintaan
penerbitan L/C sebagai kontrak.
Hubungan hukum antara bank penerbit dan penerima berdasarkan L/C sebagai kontrak.
Hubungan hukum antara bank penerbit dan bank penerus berdasarkan kontrak
keagenan.
Hubungan hukum antara bank penerus dan penerima berdasarkan kontrak pembayaran
L/C.
Agoes Moeljono melihat hakikat L/C sebagai suatu “perikatan.” Berikutnya lagi,
Amir M.S., penulis dan pelaku dagang, mengatakan: Amir M.S, Seluk-beluk dan Tehnik
Perdagangan Luar Negeri; Suatu Penuntun IMPOR & EKSPOR, (Jakarta: PT Pustaka Binaman
Pressindo, 1993), hal. 37
“Letter of Credit atau biasa disingkat L/C adalah suatu Bank atas permintaan importir
langganan Bank tersebut yang ditujukan kepada eksportir di luar negeri yang menjadi relasi
d. Eksportir/Penjual
Merupakan pihak yang mengadakan transakasi jual beli dengan importir atau pembeli.
Kewajiban-kewajiban eksportir, antara lain:
1. Menerima surat dari importir.
2. Membalas surat tersebut berikut brosur.
3. Menerima L/C dari bank penerus L/C.
4. Menyiapkan barang yang akan dikirimkan.
5. Menyerahkan dokumen-dokumen yang disyaratkan di dalam L/C.
6. Menerima uang pembayaran dari pembeli melalui bank penerus L/C. Suatu
perjanjian, agar dapat terwujud, lazimnya ada suatu kesepakatan tentang harga dan
barang antara pembeli dan penjual. Demikian juga di dalam pembukaan suatu L/C,
pihak eksportir dan importir sebelumnya sudah harus mencapai kesepakatan yang
dituangkan dalam suatu perjanjian yang disebut dengan perjanjian jual-beli atau
kontrak jual-beli.