Anda di halaman 1dari 15

MODUL PERKULIAHAN

HUKUM
BISNIS
Lembaga Pembiayaan Bisnis

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

07
Fakultas Ekonomi dan Akuntansi D3 Rina. Tresnawati, S.E., M.M.
Bisnis

Abstract Kompetensi
Bidang-bidang usaha yang dilakukan Mahasiswa mampu memahami
oleh lembaga pembiayaan bisnis Lembaga Pembiayaan
meliputi sewa guna usaha, modal Bisnis,lembaga pembiayaan bisnis,
ventura, anjak piutang, usaha kartu Sewa Guna Usaha (Leasing), Modal
kredit, pembiayaan konsumen. Ventura (Venture Capital), Anjak
Kegiatan usaha lembaga pembiayaan Piutang (Factoring), Usaha Kartu
menekankan pada fungsi Kredit (Credit Card Company),
pembiayaan, yaitu dalam bentuk Pembiayaan Konsumen (Consumer
penyediaan dana dan barang modal Finance Company).
dengan tidak menarik dana secara
langsung dari masyarakat.
Pengertian Lembaga Pembiayaan Bisnis

Istilah lembaga pembiayaan (finance) merupakan istilah yang relatif lebih baru
dibandingkan dengan lembaga perbankan. Lembaga pembiayaan berkembang semenjak ada
Paket Deregulasi 27 Oktober 1988 (Pakto 88) dan Paket Deregulasi 20 Desember 1988
(Pakdes 88). Kegiatan usaha lembaga pembiayaan menekankan pada fungsi pembiayaan,
yaitu dalam bentuk penyediaan dana dan barang modal dengan tidak menarik dana secara
langsung dari masyarakat.
Lembaga pembiayaan diatur dalam Keputusan Presiden No. 61 Tahun 1988 tentang
Lembaga Pembiayaan dan Keputusan Menteri Keuangan No. 1251/KMK.013/1988 tentang
Ketentuan dan Tata cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan.
Menurut Kepres No. 61 Tahun 1988 dijelaskan bahwa lembaga pembiayaan adalah
badan usaha yang dilakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau modal
dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat. Selain itu juga Menurut
Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Lembaga Pembiayaan, Lembaga
Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan dana atau barang modal.
Perbedaan antara Lembaga Pembiayaan dan Lembaga Perbankan :
No. Lembaga Pembiayaan Lembaga Perbankan
Dalam pelaksanaan
kegiatannya tidak Dana bersumber dari
1.
memungut dana dari masyarakat.
masyarakat.
Menyediakan dana atau Hanya menyediakan modal
2.
barang modal. finansial.
Kadang kala tidak
3. Selalu disertai dengan jaminan.
memerlukan jaminan.
Biasanya memberikan
Memberikan tingkat suku bunga
4. tingkat suku bunga yang
yang lebih rendah.
lebih tinggi.
Tidak dapat menciptakan
5. Dapat menciptakan uang giral.
uang giral.

‘20 Hukum Bisnis


2 Rina Tresnawati, S.E.,M.M.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Pengaturan, perizinan,
pembinaan dan pengawasan
Pengaturan, perizinan, dilakukan oleh Bank Indonesia
pembinaan dan pengawasan (UU No. 10 Tahun 1998),
6.
dilakukan oleh departemen selanjutnya dialihkan kepada
keuangan. lembaga pengawas jasa
keuangan sesuai UU No. 23
Tahun 1999.

Lembaga pembiayaan mempunyai peranan yang lebih penting, yaitu sebagi salah satu
lembaga sumber pembiayaan alternatif yang potensial untuk menunjang pertumbuhan
perekonomian nasional disamping peran tersebut diatas, lembaga pembiayaan juga
mempunyai peran penting dalam hal pembangunan yaitu menampung dan menyalurkan
aspirasi dan minat masyarakat, berperan aktif dalam pembangunan dimana lembaga
pembiayaan ini diharapkan masyarakat atau pelaku usaha dapat mengatasi salah satu faktor
yang umum dialami yaitu faktor permodalan.

Sewa Guna Usaha (Leasing)

Istilah lain dari Sewa Guna Usaha yaitu “leasing”, dimana leasing itu berasal dari
kata lease (inggris) yang berarti menyewakan. Menurut Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor 1169/KMK.01/1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha
(Leasing), leasing adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik
secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak
opsi (operating lease) untuk digunakan oleh Lessee selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran secara berkala. Sedangkan Barang modal adalah setiap aktiva tetap
berwujud, termasuk tanah sepanjang di atas tanah tersebut melekat aktiva tetap berupa
bangunan (plant), dan tanah serta aktiva dimaksud merupakan satu kesatuan kepemilikan,
yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun dan digunakan secara langsung
untuk menghasilkan atau meningkatkan, atau memperlancar produksi dan distribusi barang
atau jasa oleh Lessee. Barang modal pada hal ini berdasarkan pada pasal 11 UU PPh Nomor
36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169/KMK.01/1991 tentang Kegiatan Sewa
Guna Usaha (Leasing). Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, 27 Nopember

‘20 Hukum Bisnis


3 Rina Tresnawati, S.E.,M.M.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
1991 dan mempunyai daya laku surut terhitung sejak tanggal 19 Januari 1991. Dengan
berlakunya Keputusan Menteri Keuangan ini, Keputusan Menteri Keuangan Nomor
48/KMK.013/1991 tentang Kegiatan Sewa-guna-usaha, dinyatakan tidak berlaku.

Dasar Hukum Leasing :


Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169/KMK.01/1991 tentang Kegiatan Sewa Guna
Usaha (Leasing). Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, 27 Nopember 1991
dan mempunyai daya laku surut terhitung sejak tanggal 19 Januari 1991. Dengan berlakunya
Keputusan Menteri Keuangan ini, Keputusan Menteri Keuangan Nomor 48/KMK.013/1991
tentang Kegiatan Sewa-guna-usaha, dinyatakan tidak berlaku.

Menurut Mr. A.C. Goudsmit dan Mr. J.A.M.P. Keijser, leasing mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Leasing merupakan suatu pembiayaan, baik pada finance lease maupun operating
lease,
2. Biasanya ada hubungan jangka waktu lease dan masa kegunaan benda yang di-lease
tersebut,
3. Hak Milik benda yang di-lease ada pada lessor. Hal ini berdampak penting di bidang
akuntansi seperti penyusunan di bidang hukum dalam hal pelaksanaan perjanjian
leasing,
4. Benda yang menjadi objek leasing adalah benda-benda yang digunakan dalam suatu
perusahaan, yakni benda-benda yang diperlukan dalam menjalankan perusahaan.jadi
tidak saja mesin –mesin yang hanya dapat digunakan untuk berproduksi akan tetapi
bisa juga untuk komputer, dan kendaraan bermotor.

Modal Ventura

Modal Ventura adalah suatu investasi yang bentuknya pembiayaan berupa modal ke
dalam suatu perusahaan swasta sebagai rekan/ pasangan usaha (investee company) dalam
jangka waktu tertentu. Biasanya investasi modal ventura ini diberikan dalam bentuk uang
tunai yang kemudian ditukarkan dengan sejumlah saham pada perusahaan pasangan usaha.
Pada umumnya modal ventura termasuk investasi dengan risiko tinggi, namun juga
merupakan investasi dengan imbal yang tinggi.

‘20 Hukum Bisnis


4 Rina Tresnawati, S.E.,M.M.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Dana investasi dari investor dikelola oleh dana ventura, sebagian besar dana ventura
tersebut berasal dari investor yang sudah mapan, bank investasi, dan institusi keuangan yang
melakukan pengumpulan dana untuk tujuan investasi tersebut. Penyertaan modal ventura
umumnya diberikan kepada perusahaan-perusahaan startup (perusahaan rintisan). Berikut
beberapa jenis pembiayaan modal ventura:
1. Equity Financing
Ini merupakan jenis pembiayaan langsung yang dilakukan perusahaan modal ventura
dengan melakukan penyertaan dana secara langsung kepada perusahaan pasangan
usaha dan mengambil bagian dari jumlah sahammilik perusahaan pasangan usaha.
2. Semi Equity Financial
Ini adalah jenis pembiayaan dengan cara membeli obligasi konversi yang diterbitkan
oleh perusahaan pasangan usaha.
3. Mendirikan Usaha Baru
Perusahaan modal ventura bekerjasama dengan perusahaan pasangan dalam
mendirikan sebuah usaha yang benar-benar baru.
4. Bagi Hasil
Ini adalah jenis pembiayaan kepada usaha kecil yang belum punya badan hukum
atau yang telah berbadan hukum, dimana kedua belah pihak mendapatkan porsi dari
keuntungan yang dihasilkan usaha tersebut.

Berikut beberapa manfaat dari Modal Ventura, yaitu :


1. Peningkatan Kegiatan Usaha
Biasanya perusahaan pasangan adalah usaha kecil yang butuh dana untuk
meningkatkan usaha. Pembiayaan dari modal ventura dapat membantu peningkatan
kegiatan usaha.
2. Meningkatkan Potensi Usaha
Individu maupun kelompok yang berhasil menciptakan sesuatu yang baru umumnya
membutuhkan dukungan dana. Modal ventura dalam hal ini berperan sebagai rekan
usaha yang dapat membantu pengembangan produk atau bisnis menjadi lebih besar.
3. Pemasaran Produk Lebih Efisien
Proses pemasaran pada usaha rintisan umumnya tidak efisien karena jumlah
produksinya masih kecil. Dengan adanya bantuan dana dari modal ventura, maka
perusahaan pasangan usaha dapat meningkatkan efisiensi pemasaran produk.
4. Mendapat Kepercayaan dari Bank

‘20 Hukum Bisnis


5 Rina Tresnawati, S.E.,M.M.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Dengan masuknya dana dari modal ventura, maka hal ini akan meningkatkan
kepercayaan bank kepada perusahaan rintisan dalam pemberian modal usaha.
5. Tingkat Likuiditas Membaik
Perusahaan rintisan yang mendapat dana dari modal ventura tidak harus membyar
beban bunga dan angsuran hutang.
6. Rentabilitas Semakin Baik
Bantuan dana dan manajemen yang berisi tenaga profesional dan berpengalaman
akan membuat usaha rintisan semakin efektif dan efisien.

Saat ini, modal ventura termasuk suatu lembaga pembiayaan yang masih relatif baru.
Modal ventura dijelaskan dalam KEPPRES No. 61 Tahun 1998 tentang Lembaga
Pembiayaan, dan juga KEPMENKEU No. 1251/ KMK.013/ 1998 tentang Ketentuan dan Tata
Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan. Dua peraturan tersebut (KEPPRES dan
KEPMENKEU) merupakan awal sejarah dasar hukum modal ventura di Indonesia.
Berikut ini adalah ciri-ciri modal ventura pada umumnya:
a. Pembiayaan Modal Ventura adalah Equity
Bentuk pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan modal ventura adalah dengan
penyertaan modal langsung pada perusahaan pasangan usaha.
b. Modal Ventura Merupakan Investai Jangka Panjang
Perusahaan modal ventura tidak mengharapkan perolehan keuntungan dengan
memperdagangkan sahamnya dalam jangka pendek, namun mengharapkan capital
gain setelah jangka waktu tertentu.
c. Modal Ventura Merupakan Pembiayaan yang Sifatnya Risk Capital
Modal ventura beresiko tinggi karena pembiayaannya tidak disertai dengan jaminan
seperti halnya dengan kredit perbankan. Namun, risiko tinggi tersebut diimbangi
dengan harapan mendapatkan return yang lebih besar.
d. Modal Ventura Sifatnya Sementara
Meskipun pembiayaan modal ventura berupa penyertaan saham, namun ada
prinsipnya tetap bersifat sementara yaitu misalnya ketentuan jangka waktu
penyertaan modal ventura di Indonesia maksimun 10 tahun
e. Keuntungan Berupa Capital Gain dan Deviden
Keuntungan yang diharapakan diperoleh perusahaan modal ventura terutama capital
gain atau apresiasi nilai saham di samping deviden.
f. Rate Of Return yang Tinggi

‘20 Hukum Bisnis


6 Rina Tresnawati, S.E.,M.M.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Bidang usaha yang umunya dibiayai oleh modal ventura adalah yang bersifat
terobosan-terobosan baru yang menjanjikan keuntungan yang tinggi.

Anjak Piutang

Anjak piutang menurut keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988


tanggal 20 Desember 1988 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam
bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek
suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri.
Perusahaan Anjak piutang (factoring) merupakan jenis perusahaan yang relatif baru
dikenal di indonesia. Secara resmi adalah dengan dikeluarkannya surat keputusan Menteri
Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988, padahal dibanyak negara
lain kegiatan perusahaan factoring sudah dimulai sejak puluhan tahun sebelumnya. Kegiatan
utama perusahaan factoring ini adalah mengambil alih pengurusan piutang sautu
perusahaan dengan suatu tanggung jawab tertentu, tergantung kesepakatan dengan pihak
kreditor (pihak yang punya piutang). Usaha –usaha yang dijalankan oleh perusahaan ini
berkaitan dengan pengambilalihan dan pengelolaan piutang suatu perusahaan, tergantung
permintaan pihak kreditor.
Kegiatan perusahaan anjak piutang di Indonesia diatur bersarkan surat keputusan
Menteri Keuangan Nomor1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988. Berdasarkan
surat keputasan Menteri keuangan tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan anjak piutang
adalah sebagai berikut:
1) Pengambilalihan tagihan suatu perusahaan dengan fee
2) Pembelian piutang perusahaan dalam sautu transaksi perdagangan dengan haraga
yang sesuai dengan kesepakatan.
3) Mengelola usaha penjuala kredit sautu perusahaan, artinya perusahaan
factoring dapat mengelola kegiatan administrasi kredit satu perusahaan sesuai
kesepakatan. Tujuan perusahaan mengelola usaha nya adalah untuk mendaptkan
keuntungan, dimana keuntungan itu yang dipakai untuk menutup semua biaya
kegiatan operasionalnya. Dalam peraktiknya keuntungan yang diperoleh dari biaya
biaya yang dibebankan kepada nasabahnya adalah :
a. Jasa penagihan (service charge)

‘20 Hukum Bisnis


7 Rina Tresnawati, S.E.,M.M.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Yaitu biaya yang dibebankan oleh perusahaan factoring kepada kliennya, yang
dikenal dengan istilah fee dan besarnya dihitung berdasarkan persentase
tertentu.
b. Biaya adminstrasi
Yaitu biaya yang diterima oleh perusahaan anjak-piutang setelah melakukan
pengelolaan perusahaan kreditor oleh klien

Factoring atau Anjak Piutang menurut Perpres No. 9 Tahun 2009 adalah
Anjak kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka pendek suatu
Perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut. Menurut Kasmir dalam "Bank dan
Lembaga Keuangan lainnya" (2002) menjelaskan bahwa anjak piutang atau yang lebih
dikenal dengan factoring adalah perusahaan yang kegiatannya melakukan penagihan atau
pembelian atau pengambilalihan atau pengelolaan hutang piutang suatu perusahaan dengan
imbalan atau pembayaran tertentu dari perusahaan (klien). Kemudian pengertian anjak
piutang menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 125/KM.013/1988 tanggal 20
Desember 1988 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk
pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu
perusahaan dari transaksi perdagangan dalam dan luar negeri.

Dari definisi diatas, setidaknya dapat disimpulkan sebagai berikut:


a) Dalam kegiatan factoring ada tiga pihak yang terkait, yaitu:
- Perusahaan Factoring (factoring company), atau disebut dengan factor sebagai suatu
badan usaha yang melakukan kegiatan lembaga pembiayaan dengan bentuk
pembelian dan/atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek
perusahaan;
- Perusahaan penjual piutang atau disebut klien (client), adalah perusahaan yang
menjual atau mengalihkan piutang atau tagihannya kepada factor;
- Nasabah (customer), sebagai pihak yang berutang (debitur) kepada klien, dan piutang
tersebut oleh klien dijual atau dialihkan kepada factoring. Istilah klien (client) dan
nasabah (customer) dalam mekanisme anjak piutang memiliki pengertian yang sangat
berbeda. Lain halnya dengan bank yang memiliki nasabah atau customer, sedangkan
perusahaan anjak piutang hanya memiliki klien dalam hal ini supplier. Selanjutnya,
klien yang memiliki nasabah atau customer. Mekanisme anjak piutang ini sebenamya

‘20 Hukum Bisnis


8 Rina Tresnawati, S.E.,M.M.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
diawali dari adanya transaksi jual beli barang atau jasa yang pembayarannya secara
kredit.
b) Kegiatan factoring hanya berupa suatu kegiatan jual beli atau pengurusan piutang.
c) Piutang atau tagihan itu merupakan tagihan jangka pendek dan berasal dari transaksi
perdagangan, dan umumnya mempunyai ciri-ciri di antaranya:
- Piutang yang terdiri dari seluruh tagihan berdasarkan faktur-faktur dari perusahaan
yang belum jatuh tempo;
- Piutang yang timbul dari surat-surat berharga yang belum jatuh tempo;
- Piutang yang timbul dari suatu proses pengiriman barang.

Beberapa manfaat anjak piutang dalam peningkatan kemampuan usaha sebagai berikut :
1) Menurunkan biaya produksi perusahaan.
2) Memberikan fasilitas pembiayaan dalam bentuk pembayaran di muka atau advanced
payment sehingga meningkatkan credit standing perusahaan klien.
3) Meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan klien, karena klien dapat
mengadakan transaksi dagang secara bebas atas dasar open account baik perdagangan
dalam maupun luar negeri.
4) Meningkatkan kemampuan klien memperoleh laba melalui peningkatan perputaran
modal kerja.
5) Menghilangkan ancaman kerugian akibat terjadinya kredit macet. Risiko kredit macet
dapat diambil alih oleh perusahaan anjak piutang.
6) Mempercepat proses pertumbuhan ekonomi.

Usaha Kartu Kredit

Menurut Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009, Usaha Kartu Kredit adalah
kegiatan pembiayaan untuk pembelian barang dan/atau jasa dengan menggunakan kartu
kredit, Sedangkan pengertian kartu kredit sendiri menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor
7/52/PBI/2005, Kartu Kredit adalah Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu yang
dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu
kegiatan ekonomi, termasuk transaksi pembelanjaan dan/atau untuk melakukan penarikan
tunai dimana kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh acquirer
atau penerbit, dan pemegang kartu berkewajiban melakukan pelunasan kewajiban

‘20 Hukum Bisnis


9 Rina Tresnawati, S.E.,M.M.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
pembayaran tersebut pada waktu yang disepakati baik secara sekaligus (charge card) ataupun
secara angsuran.

Dasar Hukum Penggunaan kartu kredit di Indonesia


1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Nasional.
Penyelenggaraan kegiatan alat pembayaran dengan menggunakan kartu kredit
didasarkan pada ketentuan Pasal 6 huruf 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
Tentang Perbankan. Pasal 6 huruf 1 Undang-Undang Perbankan menyatakan bahwa
usaha kartu kredit merupakan salah satu bentuk usaha yang dapat dilakukan oleh
bank. Dengan demikian, Undnag-Undang Perbankan dapat dijadikan dasar
penyelenggaraan usaha kartu kredit sebagai alat pembayaran oleh bank. Namun,
Undang-Undang Perbankan tidak mengatur secara lebih rinci mengenai penerbitan
dan penggunaan kartu kredit sebagai alat pembayaran.
2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK. 013/1988 Tentang Ketentuan dan
Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan. Keputusan Menteri Keuangan Nomor
1251/KMK. 013/1988 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga
Pembiayaan (KMK Lembaga Pembiayaan) mulai berlaku pada tanggal 20 Desember
1988. KMK Lembaga Pembiayaan ini merupakan peraturan pelaksana dari Keputusan
Presiden Nomor 61 Tahun 1988 Tentang Lembaga Pembiayaan. Di dalam KMK
Lembaga Pembiayaan ini dinyatakan bahwa usaha kartu kredit merupakan salah satu
bentuk usaha yang dapat dilaksanakan oleh Lembaga Pembiayaan.
3. Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/52/PBI/2005 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan
Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu Tanggal 28 Desember 2005 yang
diperbaharui dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/8/PBI/2008. Peraturan
Bank Indonesia Nomor 7/52/PBI/2005 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat
Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu Tanggal 28 Desember 2005 (PBI APMK)
merupakan peraturan dari Bank Indonesia yang mengatur secara khusus mengenai
penyelenggaraan kegiatan pembayaran dengan menggunakan kartu kredit. Di dalam
PBI APMK ini diatur mengenai proses pengajuan ijin oleh Bank dan Lembaga selain
bank untuk menjadi prinsipal, penerbit, maupun sebagai acquirer. Selain itu PBI
APMK ini juga mengatur mengenai penyelenggaraan dan penghentian kegiatan alat

‘20 Hukum Bisnis


10 Rina Tresnawati, S.E.,M.M.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
pembayaran dengan menggunakan kartu dan pengawasan terhadap penyelenggaraan
kegiatan tersebut.
4. Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/11/PBI/2009 tanggal 13 April 2009 tentang
Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu.
5. Surat Edaran Bank Indonesia No.11/10/DASP tanggal 13 April 2009 perihal
Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu.

Manfaat Kartu Kredit bagi Pemegang Kartu Kredit (Card Holder)


1. Memberikan kemudahan dan kecepatan dalam melakukan transaksi transaksi
berbelanja tanpa perlu membawa uang tunai.
2. Terdapat berbagai penawaran menarik dari penerbit Kartu Kredit, antara lain point
rewards, diskon di pedagang (merchant), dan pembelian barang dengan bunga cicilan
0%.

Resiko Kartu Kredit


Walapun di satu sisi terdapat beberapa manfaat dari Kartu Kredit, tetapi di sisi lain
terdapat resiko yang perlu disikapi dengan kehati-hatian dari para penggunanya, seperti :
i. Resiko kartu digunakan oleh pihak lain, karena pengguna yang sah melakukan
kelalaian dalam penyimpanan kartu dan PIN. Apalagi untuk saat ini transaksi belanja
dengan menggunakan Kartu Kredit hanya memerlukan tanda tangan yang dapat saja
dipalsukan oleh pihak lain.
ii. Resiko dikenakan biaya keterlambatan dan biaya bunga yang relatif tinggi karena
pemegang kartu tidak mampu membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo,
sehingga pembayaran kewajiban baru dapat dilakukan sesudah jatuh tempo.

Unsur – unsur kartu kredit terdiri dari subjek, objek (Barang/jasa yang
diperdagangkan, dokumen jual beli, harga yang dibayar oleh pemegang kartu kredit),
peristiwa kredit, hubungan kartu kredit, dan jaminan kartu kredit. Dalam peristiwa kartu
kredit terdapat dua jenis perjanjian yaitu Perjanjian penerbitan kartu kredit yang berguna
untuk perjanjian pinjam pakai habis (Pasal 1754-1773 KUHPdt) dan Perjanjian penggunaan
kartu kredit yang berguna untuk perjanjian jual beli (Pasal 1457-1518 KUHPdt)
Ada tiga pihak dalam usaha kartu kredit yaitu Penerbit (Issuer), Pihak yang
mengeluarkan dan mengelola kartu kredit ( Gold Card & Classic Card ), Pemegang Kartu,
Penjual/ pengusaha dagang (Merchant), Acquirer ( Pihak Perantara ). Nama pemegang kartu

‘20 Hukum Bisnis


11 Rina Tresnawati, S.E.,M.M.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
tercantum dalam perjanjian penerbitan kartu kredit dan juga terdapat dua jenis pemegang
kartu yaitu Basic Card Holder dan Supplementary Card Holder.
Dalam usaha kartu kredit ada beberapa klasifikasi yang dibuat, yang pertama
klasifikasi kartu kredit berdasarkan fungsinya yaitu :
• Charge Card
Merupakan Kartu Kredit dimana pemegang Kartu harus melunasi semua tagihan
yang terjadi atas dirinya sekaligus pada saat jatuh tempo.
• Credit Card
Merupakan suatu sistem dimana Pemegang Kartu dapat melanusi tagihan yang
terjadi atas dirinya sekaligus atau secara angsuran pada saat jatuh tempo
• Debet Card
Merupakan Kartu yang pembayaran atas tagihan nasabah melalui pendebitan atas
rekening yang ada di bank penerbit kartu.
• Cash Card
Merupakan Kartu sebagai alat penarikan uang tunai pada ATM maupun secara
langsung pada Teller Bank Penerbit Kartu
• Check Guarantee Card
Merupakan kartu yang menjamin setiap pembayaran dengan cek oleh pemegang
kartu (jaminan cek)
Klasifikasi kartu kredit berdasarkan wilayah berlakunya yaiu :
• Kartu Kredit Nasional
Merupakan jenis kartu kredit yang hanya berlaku dan digunakan sebagai alat
pembayaran di suatu wilayah negara tertentu saja.
• Kartu Kredit Internasional
Merupakan jenis kartu kredit yang hanya berlaku dan digunakan sebagai alat
pembayar.

Pembiayaan Konsumen

Pembiayaan konsumen adalah suatu pinjaman atau kredit yang diberikan oleh suatu
perusahaan kepada debitor untuk pembelian barang dan jasa yang akan langsung dikonsumsi
oleh konsumen, dan bukan untuk tujuan distribusi atau produksi. Pembiayaan konsumen ini

‘20 Hukum Bisnis


12 Rina Tresnawati, S.E.,M.M.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
dilakukan oleh perusahaan pembiayaan konsumen (consumer finance company). Pembiayaan
ini biasanya dilakukan oleh bank maupun lembaga keuangan bukan bank. Jenis-jenis
Pembiayaan Konsumen atas dasar kepemilikanya, pembiayaan konsumen dibedakan menjadi
3 jenis, yaitu:
1) Perusahaan pembiayaan konsumen yang merupakan anak perusahaan dari pemasok.
Perusahaan pembiayaan konsumen ini dibentuk oleh perusahaan induknya, yaitu
pemasok, untuk memperlancar penjualan barang dan jasanya.
2) Perusahaan pembiayaan konsumen yang merupakan satu group usaha dengan
pemasok. Perusahaan pembiayan konsumen jenis ini pada dasarnya tidak berbeda
dengan perusahaan pembiayaan konsumen yang merupakan anak perusahaan dari
pemasok. Perusahaan pembiayaan konsumen ini biasanya juga hanya melayani
pembiayaan pembelian barang dan jasa yang diproduksi oleh pemasok yang masih
satu group usaha dengan perusahaan tersebut.
3) Perusahaan Pembiayaan Konsumen yang Tidak Mempunyai Kaitan Kepemilikan
dengan Pemasok. Perusahaan pembiayaan konsumen yang tidak mempunyai kaitan
kepemilikan dengan pemasok biasanya tidak hanya melayani pembiayaan atas
pembeliaan barang pada satu pemasok saja. Perusahaan pembiayaan ini bisa
melayani pembiayaan pembelian pada pemasok yang lain, Sedangkan spesialisasi
perusahaan pembiayaan konsumen biasanya pada jenis atau tipe barang dan daerah
pemasarannya.

Dalam kegiatan pembiayaan konsumen, ada tiga pihak yang terkait yakni:
1. Perusahaan pembiayaan konsumen
Dalam perusahaan pembiayaan konsumen ini bisa jadi lembaga keuangan
Bank ataupun bukan Bank.
2. Supplier
Merupakan sebuah badan usaha, yang memiliki barang-barang yang
dibutuhkan oleh konsumen untuk dapat mencukupi kebutuhan
perekonomiannya
3. Konsumen
Pembeli barang-barang suplier yang membutuhkan jasa dari perusahaan
pembiayaan konsumen, agar kebutuhannya terpenuhi.

‘20 Hukum Bisnis


13 Rina Tresnawati, S.E.,M.M.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Berdasarkan definisi pembiayaan konsumen di atas, maka dapat dijelaskan mengenai hal-hal
yang menjadi dasar dari kegiatan pembiayaan konsumen, yaitu :
a) Pembiayaan konsumen adalah merupakan salah satu alternatif pembiayaan yang dapat
diberikan kepada konsumen.
b) Obyek pembiayaan dari usaha jasa pembiayaan konsumen adalah barang kebutuhan
konsumen, biasanya kendaraan bermotor, barang-barang kebutuhan rumah tangga ,
komputer, barang-barang elektronika, dan lain-lain.
c) Sistem pembayaran angsuran dilakukan secara angsuran/berkala,
biasanya dilakukan pembayaran setiap bulan dan di tagih langsung kepada
konsumen.
d) Jangka waktu pengembalian bersifat fleksibel, tidak terikat dengan ketentuan seperti
financial lease (sewa guna usaha dengan hak opsi).

‘20 Hukum Bisnis


14 Rina Tresnawati, S.E.,M.M.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Daftar Pustaka

Nurani, Nina. 2009. Hukum Bisnis Suatu Pengantar. Bandung: CV. Insan Mandiri, Cetakan
IV.
https://dhiasitsme.wordpress.com/2012/03/31/hak-atas-kekayaan-intelektual-haki/
https://id.wikipedia.org/wiki/Kekayaan_intelektual
http://www.notarisdanppat.com/hak-kekayaan-industrial/
http://lasboi.blogspot.com/2016/02/makalah-pembiayaan-konsumen.html

‘20 Hukum Bisnis


15 Rina Tresnawati, S.E.,M.M.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai