Anda di halaman 1dari 69

BAB I

LEMBAGA PEMBIAYAAN

A. Sejarah Lembaga Pembiayaan


Dimulai sejak tahun 1974, berdasarkan Surat Keputusan Bersama 3 Menteri, yaitu: Menteri
Keuangan, Menteri Perindustrian, dan Menteri Perdagangan RI tanggal 7 Februari 1974, tentang
Perizinan Usaha Leasing.
a. Tahun 1984 : Perusahaan Leasing berjumlah 48 perusahaan
b. Tahun 1988 : Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 menjelaskan Pengertian mengenai
Lembaga Pembiayaan.
Kaitan Pembiayaan dalam lingkup yang lebih luas dikenal dengan istilah
umumPerkreditan dimana pada awal timbulnya kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu
CREDERE yang mempunyai arti KEPERCAYAAN. Disebut demikian karena pada
awalnya kredit ini dilakukan berdasarkan kepercayaan dari pemilik dana pada pihak yang
memerlukan dana. Dalam hal ini dipandang perlu oleh pemerintah dalam pembangunan dan
dukungan hukum yang lebih berkualitas, beberapa Keputusan Presiden yang dicabut / diganti
sampai Peraturan Presiden yang berlaku saat ini tentang Lembaga Pembiayaan , sebagai berikut :
a. Keputusan Presiden Nomor 39 Tahun 1988 ( dicabut )
b. Keputusan Presiden Nornor 61 Tahun 1988 (dicabut )
c. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009

B. Pengertian Lembaga Pembiayaan


Menurut kepres No.61 TAHUN 1988 dijelaskan bahwa lembaga pembiayaan adalah
badan usaha yang dilakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau modal
dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat.
Dari pengertian tersebut di atas terdapat beberapa unsur-unsur :
1. Badan usaha, yaitu perusahaan pembiayaan yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan
yang termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan.
2. Kegiatan pembiayaan, yaitu melakukan kegiatan atau aktivitas dengan cara membiayai pada
pihak-pihak atau sektor usaha yang membutuhkan.
3. Penyediaan dana, yaitu perbuatan menyediakan dana untuk suatu keperluan.
4. Barang modal, yaitu barang yang dipakai untuk menghasilkan sesuatu.
5. Tidak menarik dana secara langsung.
6. Masyarakat, Yaitu sejumlah orang yang hidup bersama di suatu tempat.
Selain itu juga Menurut Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Lembaga
Pembiayaan, Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan
dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal.

C. Peranan lembaga pembiayaan


Lembaga pembiayaan mempunyai peranan yang lebih penting, yaitu sebagi salah satu
lembaga sumber pembiayaan alternatif yang potensial untuk menunjang pertumbuhan
perekonomian nasional disamping peran tersebut diatas, lembaga pembiayaan juga mempunyai
peran penting dalam hal pembangunan yaitu menampung dan menyalurkan aspirasi dan minat
masyarakat, berperan aktif dalam pembangunan dimana lembaga pembiayaan ini diharapkan

UNIVERSITAS BUNG HATTA 1


masyarakat atau pelaku usaha dapat mengatasi salah satu faktor yang umum dialami yaitu faktor
permodalan.

D. Perbedaan Lembaga Pembiayaan dan Lembaga Perbankan

No. Lembaga Pembiayaan Lembaga Perbankan


Dalam pelaksanaan kegiatannya
1. tidak memungut dana dari Dana bersumber dari masyarakat.
masyarakat.
Menyediakan dana atau barang
2. Hanya menyediakan modal finansial.
modal.
Kadang kala tidak memerlukan
3. Selalu disertai dengan jaminan.
jaminan.
Biasanya memberikan tingkat suku Memberikan tingkat suku bunga yang lebih
4.
bunga yang lebih tinggi. rendah.
Tidak dapat menciptakan uang
5. Dapat menciptakan uang giral.
giral.
Pengaturan, perizinan, pembinaan dan
Pengaturan, perizinan, pembinaan pengawasan dilakukan oleh Bank Indonesia
6. dan pengawasan dilakukan oleh (UU No. 10 Tahun 1998), selanjutnya
departemen keuangan. dialihkan kepada lembaga pengawas jasa
keuangan sesuai UU No. 23 Tahun 1999.

E. Kedudukan Lembaga Pembiayaan dalam Lembaga Keuangan


Lembaga keuangan di Indonesia merupakan suatu sistem yang didalamnya terdapat sub-
sub sistem yang secara garis besarnya sub sistem itu terbagi menjadi dua yakni Lembaga
Keuangan Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Dimana Lembaga Keuangan Bank masuk
dalam otoritas Bank Indonesia yang selanjutnya dapat di klasifikasikan sebagai Bank Umum,
Bank Syariah, dan BPR, sedangkan Lembaga Keuangan Bukan Bank menjadi otoritas
Departemen Keuangan, bidang-bidang usahanya adalah pengadaian, pasar modal, dana pensiun,
asuransi dan lembaga pembiayaan.

F. Perusahaan Pembiayaan
Menurut Perpres No. 84/PMK.012/2006, perusahaan pembiayaan adalah badan usaha di
luar Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan
yang termasuk dalam bidang usaha Lembaga Pembiayaan.
Kegiatan usaha Perusahaan Pembiayaan meliputi :
1. Sewa Guna Usaha (Leasing)
2. Anjak Piutang (Factory)
3. Modal Ventura
4. Pembiayaan Konsumen
5. Kartu Kredit

BAB II

UNIVERSITAS BUNG HATTA 2


Sewa Guna Usaha (Leasing)

A. PENGERTIAN
Pengertian sewa guna usaha menurut Keputusan Menteri Keuangan No.
1169/KMK.01/1991 tanggal 21 Nopember 1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha:Sewa guna
usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara guna
usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease),
untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara
berkala. Selanjutnya yang dimaksud dengan finance leaseadalah kegiatan sewa guna usaha
dimana lessee pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna
usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati. Sebaliknya operating leasetidak mempunyai hak
opsi untuk membeli objek sewa guna usaha.Dari defenisi tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa sewa guna usaha merupakan suatu kontrak atau persetujuan sewa-menyewa. Objek sewa
guna usaha adalah barang modal dan pihak lessee memiliki hak opsi dengan harga berdasarkan
nilai sisa.

B. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM LEASING


Setiap transaksi leasingsekurang-kurangnya melibatkan 4 (empat) pihak yang berkepentingan,
yaitu : lessor, lessee, supplier, dan bank atau kreditor.
1. Lessor adalah perusahaan leasingatau pihak yang memberikan jasa pembiayaan kepada pihak
lesseedalam bentuk barang modal. Lessor dalam financial leasebertujuan untuk mendapatkan
kembali biaya yang telah dikeluarkan untuk membiayai penyediaan barang modal dengan
mendapatkan keuntungan. Sedangkan dalam operating lease, lesso bertujuan mendapatkan
keuntungan dari penyediaan barang serta pemberian jasa-jasa yang berkenaan dengan
pemeliharaan serta pengoperasian barang modal tersebut.
2. Lessee adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam bentuk barang
modal dari lessor. Lesseedalam financial leasebertujuan mendapatkan pembiayaan berupa
barang atau peralatan dengan cara pembayaran angsuran atau secara berkala. Pada akhir
kontrak, lesseememiliki hak opsi atas barang tersebut. Maksudnya, pihak lesseememiliki hak
untuk membeli barang yang di-leasedengan harga berdasarkan nilai sisa. Dalam operating
lease, lessee dapat memenuhi kebutuhan peralatannya di samping tenaga operator dan
perawatan alat tersebut tanpa risiko bagilesseeterhadap kerusakan.
3. Supplier adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau menyediakan barang untuk
dijual kepada lesseedengan pembayaran secara tunai oleh lessor. Dalam mekanisme financial
lease, supplierlangsung menyerahkan barang kepada lesseetanpa melalui pihak lessorsebagai
pihak yang memberikan pembiayaan. Sebaliknya, dalam operating lease,suppliermenjual
barangnya langsung kepada lessordengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan kedua
belah pihak, yaitu secara tunai atau berkala.
4. Bank. Dalam suatu perjanjian atau kontrak leasing, pihak bank atau kreditor tidak terlibat
secara langsung dalam kontrak tersebut, namun pihak bank memegang peranan dalam hal
penyediaan dana kepada lessor, terutama dalam mekanisme leverage leasedi mana sumber
dana pembiayaan lessor diperoleh melalui kredit bank. Pihak supplier dalam hal ini tidak
tertutup kemungkinan menerima kredit dari bank, untuk memperoleh barang-barang yang
nantinya akan dijual sebagai objek leasingkepada lesseeatau lessor.

C. PENGGOLONGAN PERUSAHAAN LEASING

UNIVERSITAS BUNG HATTA 3


Perusahaan leasing dalam menjalankan kegiatan usahanya dapat digolongkan ke dalam 3 (tiga)
kelompok, yaitu :
1. Independent Leasing Company
Perusahaan leasing jenis ini mewakili sebagian besar dari industri leasing. Perusahaan tipe ini
berdiri sendiri atau independent dari supplier yang mungkin dapat sekaligus sebagai pihak
produsen barang dan dalam memenuhi kebutuhan barang modal nasabahnya (lessee).
Perusahaan dapat membelinya dari berbagai supplier atau produsen kemudian di-leasekepada
pemakai. Lembaga keuangan yang terlibat dalam kegiatan usaha leasing, misalnya bank-
bank, dapat pula disebut sebagai lessor independent. Banyak lembaga keuangan yang
bertindak sebagai lessor tidak hanya memberikan pembiayaan leasing kepada lessee tetapi
juga memberikan pendanaan kepada perusahaan leasing. Di samping itu lessor independen
dapat pula memberikan pembiayaan kepada supplier (manufacturer) yang sering disebut
dengan vendor program.
2. Captive Lessor
Captive lesso akan tercipta apabila supplier atau produsen mendirikan perusahaan leasing
sendiri untuk membiayai produk-produknya. Hal ini dapat terjadi apabila pihak supplier
berpendapat bahwa dengan menyediakan pembiayaan leasing sendiri akan dapat
meningkatkankemampuan penjualan melebihi tingkat penjualan dengan menggunakan
pembiayaan trasdisional.Captive lessorini sering pula disebut dengan twoparty lessor. Pihak
pertama terdiri atas perusahaan induk dan anak perusahaan leasing(subsidiary) dan pihak
kedua adalah lesseeatau pemakai barang.
3. Lease Broker atau Packager
Bentuk akhir dari perusahaan leasing adalah lease broker atau packager. Broker leasing
berfungsi mempertemukan calon lessee denngan pihak lessor yang membutuhkan suatu
barang modal dengan cara leasing. Broker leasing biasanya tidak memiliki barang atau
peralatan untuk menangani transaksi leasing untuk atas namanya.Disamping itu perusahaan
broker leasing memberikan satu atau lebih jasa-jasa dalam usaha leasing tergantung apa yang
dibutuhkan dalam suatu transaksi leasing.

D. TEKNIK-TEKNIK PEMBIAYAAN LEASING


Teknik pembiayaan leasing dapat dilihat dari jenis transaksi leasingyang secara garis besar dapat
dibagi dua kategori pembiayaan yaitu : Finance Lease dan Operating Lease.
a. Finance Lease
Teknik pembiayaan menurut finance leaseini, perusahaan leasing sebagai lessor adalah pihak
yang membiayai penyediaan barang modal. Penyewa guna usaha (lessee) biasanya memilih
barang modal yang dibutuhkan dan atas nama perusahaan leasing, sebagai pemilik barang
modal tersebut, melakukan pemesanan, pemeriksaan serta pemeliharaan barang modal yang
menjadi objek transaksi leasing. Selama masa leasing, lesseemelakukan pembayaran nilai sisa
(residual value). Kalau ada, akan mencakup pengembalian harga perolehan barang modal
yang dibiayai serta bunganya, yang merupakan pendapatan perusahaan leasing. Dari
pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa finace lease atau kadang-kadang pula
disebut full-pay out leasing adalah suatu bentuk pembiayaan dengan cara kontrak antara
lessor dengan lessee dimana :
a. Lessor sebagai pihak pemilik barang atas objek leasing, dimana objek leasing dapat
berupa barang bergerak ataupun tidak bergerak dan memiliki umur maksimum sama
dengan masa kegunaan ekonomis barang tersebut.

UNIVERSITAS BUNG HATTA 4


b. Lessee berkewajiban membayar kepada lessor secara berkala sesuai dengan jumlah
danjangka waktu yang disetujui. Jumlah yang dibayar tersebut merupakan angsuran atau
lease payment yang terdiri atas biaya perolehan barang ditambah dengan semua biaya
lainnya yang dikeluarkan lessor dan tingkat keuntungan atau spread yang diinginkan
lessor.
c. Lessor dalam jangka waktu perjanjian yang disetujui tidak dapat secara sepihak
mengakhiri masa kontrak atau pemakaian barang tersebut. Risiko ekonomis termasuk
biaya pemeliharaan dan biaya lainnya yang berhubungan dengan barang yang di-lease
tersebut ditanggung oleh lessee
d. Lessee pada akhir periode kontrak memiliki hak opsi untuk membeli barang tersebut
sesuai dengan nilai sisa atau residual value yang disepakati, atau mengembalikan pada
lessor, atau memperpanjang masa lease sesuai dengan syarat-syarat yangdisetujui
bersama. Pembayaran berkala pada masa perpanjanngan lease tersebut biasanya jauh
lebih rendah daripada angsuran sebelumnya.
Ciri-ciri finance lease antara lain :
a. Objek leasing tetap milik lessor sampai dilakukannya hak opsi
b. Barang modal bisa dalam bentuk barang bergerak / tidak bergerak
c. Masa sewa barang modal sama dengan umur ekonomisnya
d. Jumlah lease payment = jumlah biaya perolehan + biaya -biaya lainnya + spread
e. Lessor tidak dapat secara sepihak mengakhiri masa kontrak (non-cancellablea), atau akan
dikenakan denda
f. Risiko ekonomis misalnya biaya pemeliharaan ditanggung lessee
g. Transaksi keuangan
h. Disertai hak opsi beli sesuai dengan residual value
i. Lessor tidak boleh menyusutkan barang modal
j. Angsuran leasing tidak dikenakan PPN dan PPh Pasal 23
Selanjutnya, finance lease dapat dibagi dalam beberapa bentuk transaksi sebagai berikut :
1. Direct Financial Lease
Transaksi leasing dalam bentuk direct financial lease, sering pula disebut true-lease, atau
disingkat direct lease saja ; merupakan suatu bentuk transaksi leasing di mana lessor
membeli suatu barang atas permintaan pihak lessee dan sekaligus menyewagunausahakan
barang tersebut kepada lessee yang bersangkuatan. Spesifikasi barang yang akan di-lease
tersebut termasuk penentuan harga dan penentuan supplier dapat dilakukan oleh lessee.
Tujuan utama lessee pada dasarnya adalah semata-mata untuk mendapatkan pembiayaan
dengan cara leasing, guna memperoleh barang modal yang dapat digunakan dalam proses
produksi dan atau meningkatkan kapasitas produksi. Sedangkan proses pembelian mulai
dari order pembelian dilakukan pihak lessor dan semata-mata untuk kebutuhan lessee.
Ciri - ciri direct financial lease antara lain :
Lessee sebelumnya tidak memiliki barang modal (kebalikan dengan sale and
lease back).
Pembelian barang oleh lessor semata-mata untuk kebutuhan lessee.
Penentuan spesifikasi barang, harga dan supplier dapat dilakukan oleh lessee.
Tujuan utama lessee semata-mata untuk mendapatkan financing untuk tujuan
proses produksi atau peningkatan kapasitas produksi.
2. Sale and Lease Back

UNIVERSITAS BUNG HATTA 5


Transaksi leasing dalam bentuk sale and lease back ini pada prisipnya adalah
pihak lessee sengaja menjual barang modalnya kepada lessor untuk kemudian dilakukan
kontrak sewa guna usaha atas barang tersebut. Lessee dalam hal ini berperan sebagai
pihak yang menjual barang untuk digunakan selama masa lease yang disetujui kedua
pihak. Metode leasing ini dimaksudkan untuk memperoleh tambahan dana untuk modal
kerja. Jadi transaksi leasing di sini bersifat refinancing. Transaksi leasing seperti ini
banyak dilakukan di Indonesia akibat adanya masalah impor barang modal, perizinan
serta pengoperasian, maupun pembiayaan kembali terhadap pinjaman yang telah
diperoleh lessee untuk memperoleh barang modal ini terutama dalam hal pengenaan bea
masuk atau pajak dalam rangka pengadaan suatu barang modal, umunya pihak lessee
akan membeli lebih dahulu atasnama sendiri barang impor atau ekspor-impor, termasuk
membayar bea masuk dan bea impor lainnya. Selanjutnya barang tersebut dijual kepada
lessor untuk selanjutnya diserahkan kembali kepada lessee untuk digunakan sesuai
dengan jangka waktu yang disetujui dalam kontrak leasing.
3. Leveraged Lease
Pada prinsipnya leveraged lease merupakan salah satu teknik pembiayaan dalam
finance lease yang digunakan lessor.Menurut teknik ini, disamping melibatkan lessor dan
lessee juga melibatkan kreditor jangka panjang dalam membiayai suatu objek leasing.
Pihak kreditor jangka panjang inilah yang memiliki porsi terbesar dalam membiayai
transaksi leasing ini. Sedangkan porsi pembiayaan pihak lessor biasanya berkisar 20%-
40% dari keseluruhan pembiayaan,sisanya disediakan oleh kreditor. Kreditor tersebut
dapat berupa bank atau lembaga keuangan lainnya. Status kreditor di sinihanya sebagai
penyedia dana kepada lessor, sedangkan jaminannya biasanya adalah objek leasing itu
sendiri. Perbedaannya dengan teknik direct lease adalah terletak pada jumlah pembiayaan
yang diberikan oleh lessor 100%. Oleh karena itu, lessor bertanggung jawab langsung
kepada kreditor sesuai dengan jumlah pembiayaannya.
4. Syndicated Lease
Syndicated lease adalah pembiayaan leasing yang dilakukan oleh lebih dari satu
lessor atas suatu objek leasing. Syndicated lease terjadi apabila lessor karena alasan-
alasan risiko tidak bersedia, atau karean alasan tidak memiliki kemampuan pendanaan
untuk menutup sendiri suatu transaksi leasing yang nilainya cukup besar yang dibutuhkan
oleh lessee. Untuk memenuhi permintaan atau kebutuhan lessee tersebut, maka beberapa
perusahaan leasing melakukan perjanjian kerja sama untuk membiayai objek leasing
dimaksud. Selanjutnya, dalam pelaksanaannya dari kelompok lessor, berdasarkan
ditunjuk salah satu lessor untuk bertindak sebagai koordinator dalam melaksanakan
perjanjian leasing dengan pihak lessee termasuk dengan pihak supplier.

5. Cross Border Lease


Cross border lease adalah transaksi leasing yang dilakukan di luar batas suatu negara,
di mana lessor berkedudukan di negara berbeda dengan negara lessee. Jenis transaksi
leasing ini kadang-kadang disebut pula sebagai leasing lintas negara atau transaksi
leasing internasional karena yang dilakukan melibatkan dua negara yang berbeda.Metode
pembiayaan ini merupakan hal yang kompleks dan bersifat khusus. Transaksi leasing ini
mengandung banyak risiko bagi lessor karena bagaimanapun juga akan melibatkan
mekanisme hukum, perpajakan dan masalah-masalah lainnya darimasing-masing negara

UNIVERSITAS BUNG HATTA 6


yang bersangkutan. Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut biasanya transaksi leasing
antara negara dilakukan oleh afiliasinya atau subsidiary perusahaan leasing yang
bersangkutan. Transaksi leasing biasanya dilakukan dengan cara perjanjian penjualan
bersyarat yaitu pihak lessee diwajibkan membeli barang yang di-lease-nya pada akhir
kontrak.Cara ini pada dasarnya hanya untuk melindungi lessordari kompleksitas
peraturan dan ketentuan-ketentuan negara asing. Mekanisme cross border leasepada
gambar di bawah ini. Kompleksitas dalam transaksi leasing internasional bagi lessor ini
meliputi beberapa masalah antara lain:
Pertimbangan politis yaitu menyangkut stabilitas negara lessee.
Peraturan mengenai pemilikan oleh pihak asing.
Perpajakan yaitu menyangkut ketentuan pajak ganda (double taxation).
Ketentuan repatriasi penghasilan termasuk masalah pengaturan penggunaan
valuta asing negara lesse.
Peraturan penyusutan
Bea masuk barang dan ketentuan impor lainnya
6. Vendor Program
Vendor program atau disebut juga vendor lease adalah suatu metode penjualan
yang dilakukan oleh produsen atau dealer di mana perusahaan leasing memberikan atau
menyediakan fasilitas leasing kepada pembeli barang. Dalam mekanisme transaksi
vendor programini, lessor membayar kepada vendorsesuai dengan harga barang yang
dipilih atau ditentukan oleh pembeli (lessee). Selanjutnya pembayaran sewa atau
angsuran oleh lesseedapat dilakukan langsung kepada lessor, atau dapat dibayarkan
melalui vendor yang bersangkutan. Cara pembayaran tersebut dapat dilakukan sesuai
perjanjian.

b. Operating Lease
Dalam leasing bentuk ini, lessor sengaja membeli barang modal dan selanjutnya di-lease-
kan. Berbeda dengan finance lease, dalam operating leasejumlah seluruh pembayaran berkala
tidak mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang modal tersebut
berikut dengan bunganya. Operating lease atau kadang-kadang juga disebut dengan sewa
guna usaha biasa adalah suatu perjanjian kontrak antara lessor dengan lessee di mana:
Lessor sebagai pemilik objek leasing kemudian menyerahkan kepada pihak lessee
untuk digunakan dengan jangka waktu relatif lebih pendek daripada umur ekonomis
barang modal tersebut.
Lessee atas penggunaan barang modal tersebut, membayar sejumlah sewa secara
berkala kepada lessor yang jumlahnya tidak meliputi jumlah keseluruhan biaya
perolehan barang tersebut beserta bunganya atau disebut juga non full pay out lease.
Lessormenanggung segala risiko ekonomis dan pemeliharaan atas barang-barang
tersebut.
Lessee pada akhir kontrak harus mengembalikan objek lease pada lessore.Lessee
biasanya dapat membatalkan perjanjian kontrak leasing sewaktu-waktu atau disebut
cancelable.
Operating lease dalam pelaksanaannya membutuhkan suatu keahlian khusus terutama
untuk pemeliharaannya dan pemasaran kembali barang modal yang di-lease-kan tersebut.
Oleh karena itu berbeda dengan finance lease objek leasing di akhir masa kontrak merupakan

UNIVERSITAS BUNG HATTA 7


hak milik lessor untuk kemudian dilakukan pemasaran kembali barang modal tersebut.
Lessor dalam operating lease bertanggung jawab atas segala biaya pelaksanaan lease antara
lain misalnya, biaya asuransi, pembayaran pajak dan pemeliharaan barang modal. Perbedaan
lain dengan finance lease adalah angsuran operating lease tidak menggambarkan keseluruhan
biaya perolehan barang. Hal ini disebabkan lessor mengharapkan keuntungan dari kontrak
leasing berikutnya.
Selanjutnya menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991 tanggal 27
Nopember 1991 kegiatan leasing dapat dilakukan dengan cara berikut:
a. Sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease)
b. Sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease)
Penggolongan suatu transaksi leasing menurut ketentuan Menteri Keuangan tersebut di atas
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Leasing digolongkan sebagai finance lease apabila memenuhi semua criteria berikut :
a. Jumlah pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha pertama
ditambah dengan nilai sisa barang modal, harus dapat menutup harga
perolehan barang modal dan keuntungan lessor.
b. Masa sewa guna usaha untuk barang modal ditetapkan sekurang-kurangnya :
2 tahun untuk Golongan I
3 tahun untuk Golongan II dan III
7 tahun untuk Golongan bangunan
c. Perjanjian sewa guna usaha memuat ketentuan, mengenai hak opsi
2) Leasing digolongkan sebagai operating lease apabila memenuhi kriteria berikut :
a. Jumlah pembayaran leasing selama masa leasing pertama tidak dapat
menutupi harga perolehan barang modal yang di-lease-kan ditambah
keuntungan yang diperhitungkan oleh lessor.
b. Perjanjian leasing tidak memuat ketentuan mengenai hak opsi bagi lessor.

E. PERBEDAAN LEASING DENGAN PERJANJIAN LAIN


1. Perbedaan dengan jual beli
Penyerahan hak milik pada jual beli pasti terjadi setelah pembeli membayar
harga barang yang dibeli, sedangkan pada leasing penerahan hak milik terjadi
apabila lesse menggunakan hak opsinya.
Jual beli adalah suatu jenis perjanjian nominative yang bukan merupakan jenis
lembaga pembiayaan, sedangkan leasing adalah jenis perjanjian innominatife
yang merupakan lembaga pembiayaan.
2. Perbedaan dengan sewa menyewa
Pada leasing, masalah jangka waktu perjanjiannya merupakan focus utama
karena dengan berakhirnya jangka waktu lesse diberikan hak opsi. Sementara itu,
pada sewa menyewa, masalah waktu bukan focus utama.
Sewa merupakan jenis perjanjian nominative, yaitu suatu jenis perjanjian yang
sudah diatur dalam KUH Perdata. Sementara leasingadalah suatu jenis perjanjian
innominatif, yang disebut sebagai salah satu lembaga pembiayaan badan usaha.
Para pihak dalam leasing adalah badan usaha sedangkan dalam sewa menyewa
para pihaknya perorangan.
Pada leasing biasanya dibutuhkan jaminan jaminan tertentu, sedangkan pada
sewa menyewa tidak diperlukan jaminan.

UNIVERSITAS BUNG HATTA 8


Pada leasing disertai dengan hak opsi, sedangkan pada sewa menewa hak opsi
tidak diperlukan.
3. Perbedaan dengan sewa beli
Dalam sewa beli peralihan hak milik pasti terjadi setelah berakhir masa sewa,
sedangkan pada leasing peralihan hak milik terjadi jika lease mempergunakan
hak opsinya
Sewa beli merupakan jenis perjanjian innominatif yang tidak termasuk lembaga
pembiayaan, sedangkan leasing adlah lembaga pembiayaan.
Dalam leasing ada tiga pihak yang terlibat, yaitu lesse, lessor, dam supplier,
sedangkan pada sewa beli hanya dua pihak.

F. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN LEASING SEBAGAI SUMBER PEMBIAYAAN


Leasing sebagai alternatif sumber pembiayaan memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan
sumber-sumber pembiayaan lainnya antara lain sebagai berikut :
1. Pembiayaan Penuh
Transaksi leasing sering dilakukan tanpa perlu uang muka dan pembiayaannya dapat
diberikan sampai 100% (full pay out). Hal ini akan membantu cash flow terutama bagi
perusahaan (lessee) yang beru berdiri atau beroperasi dan perusahaan yang mulai
berkembang.
2. Lebih Fleksibel
Dipandang dari segi perjanjiannya, leasing lebih luwes karena leasing lebih mudah
menyesuaikan keadaan keuangan lessee dibandingkan dengan perbankan. Pembayaran
angsuran secara berkala akan ditetapkan berdasarkan pendapatan yang dihasilkan lessee
sehingga pengaturan pembayaran angsuran secara berkala dapat disesuaikan dengan
pendapatan yang dihasilkan objek yang di-lease. Artinya pembayaran sewa baru dilakukan
setelah barang modal yang di-lease tersebut telah mulai produktif. Selain itu perusahaan
leasing dapat melakukan pengaturan pembayaran yang menggelembung (baloon payment)
pada awal atau akhir masa lease, pembayaran musiman (khusus apabila lessee bergerak
dalam bidang pertanian, perkebunan atau peternakan) bahkan mungkin pula suatu tenggang
waktu pembayaran yang sesuai dengan keadaan keuangan lessee.
3. Sumber Pembiayaan Alternatif
Leasing merupakan sumber pembiayaan lain bagi perusahaan tanpa mengganggu fasilitas
kredit (credit line) yang telah dimiliki. Dari segi jaminan leasing tidak terlalu menuntut
adanya jaminan tambahan yang lebih banyak dibandingkan apabila lessee memperoleh
pinjaman dari pihak lainnya. Karena hak kepemilikan sah atas objek lease serta pengaturan
pembayaran lease sesuai dengan pendapatan yang dihasilkan oleh objek lease sehingga
merupakan jaminan bagi leasing itu sendiri. Dengan demikian harta yang telah dijaminkan
untuk kredit tetap dapat menjamin kredit yang sudah ada.
4. Off Balance Sheet
Tidak adanya ketentuan keharusan mencantumkan transaksi leasing dalam neraca
memberi daya tarik tersendiri kepada lessee karena tanpa mencantumkan sebagai aktiva
berarti prosedur pembelian barang tidak perlu dipenuhi secara terperinci karena mungkin
masih dalam batas kewenangan direksi (seringkali kewenangan pembelian barang modal baru
sah apabila disetujui Dewan Komisaris atau bahkan Rapat Pemegang Saham). Dengan
demikian keputusan secara cepat dan tepat dapat lebih mudah dilakukan oleh direksi. Di
pihak lain, tanpa mencantumkan sebagai aktiva berarti tidak ada keharusan

UNIVERSITAS BUNG HATTA 9


mencantumkannya sebagai kewajiban. lessee karena transaksi leasing tersebut tidak akan
terlihat dalam neraca lessee sebagai komponen utang. Kondisi ini disebut off balance sheet
financing.
5. Arus Dana
Keluwesan pengaturan pembayaran sewa sangatlah penting dalam perencanaan arus dana
karena pengaturan ini akan mempunyai dampak yang berarti terhadap pendapatan lessee.Di
samping itu, persyaratan pembayaran di muka yang relatif lebih kecil akan sangat
berpengaruh pada arus dana terlebih apabila ada pertimbangan kelambatan menghasilkan laba
dalam investasi.
6. Proteksi Inflasi
Leasing dapat merupakan pelindung terhadap inflasi meskipun dalam beberapa keadaan
sering dikatakan hal ini kurang relevan. Dalam tahun-tahun berikutnya setelah kontrak
leasing dilakukan, khususnya apabila leasing berdasarkan tarif suku bunga tetap,maka lessee
akan membayar dengan jumlah tetap atas sisa kewajibannya yang berasal dari pelunasan
pembelian yang dilakukan di masa lalu.
7. Perlindungan Akibat Kemajuan Teknologi
Dengan memanfaatkan leasing, lessee dapat terhindar dari kerugian akibat barang yang
disewatersebut mengalami ketinggalan model dan teknologi disebabkan oleh pesatnya
perkembangan teknologi.Dalam suatu kontrak leasing objek leasing sering dimasukkan
sebagai perjanjian bahwa barang yang sedang disewa tersebut dapat ditukarkan dengan
barang yang serupa yang lebih canggih apabila di kemudian hari terdapat penemuan-
penemuan baru yang lebih unggul daripada produk barang yang sama.
8. Sumber Pelunasan Kewajiban
Pembatasan pembelanjaan dalam perjanjian kredit dapat diatasi melalui leasing karena
pada umumnya pelunasan atau pembayaran angsuran hampir selalu diperkirakan berasal dari
modal kerja yang dihasilkan oleh adanya barang yang di lease. Sehingga kekhawatiran para
kreditor terhadap gangguan penggunaan modal kerja yang akan mempengaruhi pelunasan
kredit yang telah diberikan dapat diatasi.
9. Kapitalisasi Biaya
Adanya biaya-biaya tambahan selain harga perolehan seperti biaya penyerahan, instalasi,
pemeriksaan, konsultan, percobaan dan sebagainyadapat dipertimbangkan sebagai biaya
modal yang dapat dibiayai dalam leasing dan dapat disusutkan berdasarkan lamanya leasing.
10. Risiko Keusangan
Dalam keadaan yang serba tidak menentu, operating lease yang berjangka waktu relatif
singkat dapat mengatasi kekhawatiran lessee terhadap risiko keusangan (obsolescence)
sehingga lessee tidak perlu mempertimbangkanrisiko pada tahap dini yang mungkin terjadi.
11. Kemudahan Penyusutan Anggaran
Adanya pembayaran sewa secara berkala yang jumlahnya relatif tetap akan merupakan
kemudahan dalam penyusunan anggaran tahunan lessee.
12. Pembiayaan Proyek Skala Besar
Adanya keengganan untuk memikul risiko investasi dalam pembiayaan proyek yang
seringkali menjadi masalah di antara pemberi dana, masalah tersebut biasanya dapat diatasi
melalui perusahaan leasing sepanjang tersedianya suatu jaminan penuh yang dapat diterima
dan / serta kemudahan untuk menguasai barang yang dibiayai apabila terjadi suatu kelalaian.
13. Meningkatkan Debt Capacity
Perolehan barang modal melalui leasing tidak otomatis manaikkan debt equity ratio yang
mempengaruhi bankability dari lessee yang bersangkutan.

UNIVERSITAS BUNG HATTA 10


Selain manfaat, sistem sewa guna usaha ini juga memiliki beberapa kerugian antara lain :
1. Hak kepemilikan barang hanya akan berpindah apabila kewajiba lease telah diselesaikan dan
hak opsi digunakan.
2. Seandainya terjadi pembatalan suatu perjanjian sewa guna usaha, maka kemungkinan biaya
yang ditimbulkan cukup besar.
3. Barang modal yang diperoleh oleh lease tidak dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh
kredit.
4. Resiko yang melekat pada peralatan atau barang modal itu sendiri. Kemungkinan adanya
kenakalan penyewa guna usaha untuk melakukan jual atau sewa kepada pihak sewa guna
usaha yang lain.
5. Fluktuasi bunga. Adanya fluktuasi bunga menimbulkan resiko bunga bagi perusahaan sewa
guna usaha, karena antara investasi dalam barang yang disewa guna usaha dengan sumber
dana pembelanjaan tidak sesuai.

G. CONTOH LEASING
1. PT. Federal International Finance (FIF)
2. PT. Adira Dinamika Multi Finance, Tbk
3. PT. Summit Oto Finance
4. PT. Wahana Ottomitra Multiartha (WOM)
5. PT. Bussan Auti Finance (BAF)

BAB III

Anjak Piutang (Factoring)

A. PENGERTIAN ANJAK PIUTANG (FACTORING)


Anjak Piutang atau disebut juga Factoring apabila dilihat secara leksikal terdiri dari dua
kata yaitu Anjak dan Piutang. Anjak artinya berpindah atau bergerak sedangkan Piutang artinya
uang yang dipinjamkan (yang dapat ditagih dari seseorang), tagihan uang perusahaan kepada para
pelanggan yang diharapkan akan dilunasi dalam waktu paling lambat satu tahun sejak tanggal
keluarnya tagihan. Sehingga secara leksikal anjak piutang adalah berpindahnya piutang. Sehingga
perjanjian anjak piutang adalah perjanjian yang mendasari perpindahan tagihan sejumlah piutang
kepada pihak lain.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.021/2006 Tentang Persahaan
Pembiayaan pasal 1 (e) bahwa Anjak Piutang (Factoring) adalah kegiatan pembiayaan dalam
bentuk pembelian piutang dagang jangka pendek suatu perusahaan berikut pengurusan atas
piutang tersebut. Sedangkan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 Tentang
Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan bahwa perusahaan Anjak Piutang
adalah Badan Usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau
pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dan transaksi
perdagangan dalam atau luar neger.

UNIVERSITAS BUNG HATTA 11


Menurut Kasmir, S.E.,M.M. dalam bukunya Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
menyatakan bahwa Perusahaan Anjak Piutang atau Factoring adalah perusahaan yang
kegiatannya adalah melakukan penagihan atau pembelian, atau pengambilalihan atau pengelolaan
utang piutang suatu perusahaan dengan imbalan atau pembayaran tertentu milik perusahaan.
Anjak Piutang adalah suatu transaksi keuangan sewaktu suatu perusahaan menjual
piutang (misalnya tagihan) dengan memberikan suatu diskon. Ada tiga perbedaan antara anjak
piutang dengan pinjaman bank. Pertama, penekanan anjak piutang adalah pada nilai piutangn,
bukan kelayakan kredit perusahaan. Kedua, anjak piutang bukanlah suatu pinjaman, melainkan
pembelian suatu asset. Terakhir, pinjaman bank melibatkan dua pihak, sedangkan anjak piutang
melibatkan tiga pihak.
Dari keseluruhan pengertian diatas, sangatlah jelas bahwa perusahaan anjak piutang
merupakan perusahaan yang membantu dalam mengelola masalah utang-piutang, baik
pengambilalihan atau pembelian piutang yang bertujuan memperlancar kegiatan perusahaan dan
menghindari kredit macet agar perusahaan yang mempunyai masalah utang-piutang dapat
melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan baik dan lancar. Perusahaan anjak piutang tersebut
juga akan mendapatkan diskon atau fee tertentu dari perusahaan yang mempunyai masalah utang-
piutang.

B. DASAR HUKUM ANJAK PIUTANG


Aturan hukum yang ada di Indonesia mengenai hal ini hanyalah diketemukan didalam
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 1988 Tanggal 20 Desember 1988
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 93 Tahun 1988 jis. Surat Keputusan Menteri
Keuangan Nomor: 448/KMK. 06/2002, jis. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor:
172/KMK. 06/2002 mengtur mengenai perusahaan pembiayaan, sehingga aturan anjak piutang
hanyalah dtemukan sebagai salah satu hukum administrasi yang mengatur keberadaan kegiatan-
kegiatan perusahaan pembiaayaan dengan demikian terlihat pengaturan hukum dibidang lembaga
anjak piutang itu terlihat masih sangat sederhana dan belum lengkap.
Pengertian yang ada mengenai anjak piutang atau factoring masih dalam bentuk
Keputusan Mentri Keuangan Nomor 1251/ KMK. 013/ 1988 jis Nomor. 448/KMK. 017/ 2000
Tanggal 27 Oktober 2000 pada Pasal 1 Huruf E adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk
pembelian dan/ atau pengalihan serta kepengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu
perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luara negri. Selanjutnya pengertian anjak
piutang dipertegas dengan Ketentuan Surat Keputusan Mentri Keuangan Nomor 172/ KMK. 06/
2002.
Yang menyatakan kegiatan anjak piutang dilakukan dalam bentuk:
Pembelian dan/ atau pengalihan.
Pengurusan atas piutang atau tagihan jangka pendek dari transaksi perdagangan dalam
atau luar negri.
Ketentuan tersebut ditujukan kepada lembaga pembiayaan yang boleh menggunakan usaha anjak
piutang ini berdasarkan Keputusan Presiden Nomor. 61 Tahun 1998 Tanggal 20 Desember 1998
pada Pasal 3 Ayat 1 yaitu jenis kegiatan dan pembiayaan ini dapa dlakukan oleh pembiayaan,
lembaga keuangan bank dan bukan bank.

C. JENIS-JENIS ANJAK PIUTANG


Jenis dari jasa anjak piutang berganutng pada perjanjian antara klien dan factor, atas dasar
tersebut jasa anjak piutang dapat dibedakan atas dasar hal-hal berikut ini.

UNIVERSITAS BUNG HATTA 12


1. Jasa yang Ditawarkan
Full Service Factoring
Yaitu kegiatan anjak piutang yang mencakup semua jasa Anjak Piutang baik
financing maupun non financing
Maturity Factoring
Yaitu kegiatan anjak piutang dimana klien hanya memerlukan jasa non financing.
Anjak piutang jenis ini memberikan jasa proteksi risiko piutang, administrasi
penjualan secara menyeluruh, dan penagihan
Bulk Factoring
Yaitu kegiatan anjak piutang dimana klien hanya memerlukan jasa financing dengan
persyaratan adanya pemberitahuan kepada customer. Anjak piutang jenis ini
memberikan jasa pembiayaan dan pemberitahuan saat jatuh tempo pada nasabah,
tanpa memberikan jasa lain seperti proteksi risiko piutang, administrasi penjualan dan
penagihan.
Agency Factoring
Yaitu kegiatan anjak piutang dimana klien memerlukan jasa non financing kecuali
penagihan kepada customer, yang tetap dilakukan oleh klien.
2. Distribusi Risiko
With Recourse Factoring
Cara kerja anjak piutang ini, yaitu apabila pihak perusahaan anjak piutang tidak
mendapatkan atau tidak semuanya mendapatkan tagihannya dari pihak nasabah maka
penjual piutang masih tetap bertanggung jawab untuk melunasinya. Bahkan ada jenis
With Recourse Factoring yang memberikan opsi untuk pihak perusahaan anjak
piutang untuk menjual piutangnya kembali kepada para penjual piutang semula.
Without Recourse Factoring
Cara kerja anjak piutang ini, yaitu meletakkan beban tagihan beserta seluruh
resikonya sepenuhnya pada pihak perusahaan anjak piutang. Jika terjadi kegagalan
dalam hal penagihan piutang jenis ini adalah merupakan tanggung jawab pihak
perusahaan anjak piutang sendiri. Sementara pihak penjual piutang tidak lagi
bertanggung jawab dan tidak dapat dikembalikan penagihan kepada pihak Clien.
3. Segi Negara Tempat Kedudukan para Pihak
Domestic Factoring
Yaitu cara kerja pengalihan piutang melalui anjak piutang yang semua pihak berada
dalam satu Negara.
International Factoring
Yaitu cara kerja anjak piutang dalam hal pihak nasabahnya berada di luar negeri.
Untuk International Factoring ini sering disebut juga dengan istilah Exsport
Factoring.
4. Keterlibatan Nasabah dalam Perjanjian
Disclosed Factoring
Penyarahan atau penjualan piutang oleh clien kepada factor dalam disclosed factoring
adalah dengan sepengetahuan pihak nasabah.
Undisclosed Factoring
Penyarahan atau penjualan piutang oleh clien kepada factor dalam disclosed factoring
adalah dengan tanpa sepengetahuan pihak nasabah.

Jenis anjak piutang bila dilihat dari segi jasa yang diberikan maka dapat dibagi kedalam:

UNIVERSITAS BUNG HATTA 13


1. Financial Factoring
Yaitu dalam hal perusahaan anjak piutang memberikan jasa atau bantuan financial. Jasa
financial ini diberikan lewat advance paymen oleh perusahaan anjak piutang (factor) kepada
penjual (clien) sebelum jatuh tempo atau sebelum ditagihnya piutang. Dalam keadaan
demikian perusahaaan anjak piutang dapat memberikan bantuan berupa pembayaran sampai
80% atau bahkan sampai dengan 90% dari jumlah piutang dagang, segera setelah diadakan
kontrak Factoring dan menyerahkan bukti-bukti penjualan.
2. Non Financial Factoring
Dalam hal yang demikian perusahaan anjak piutang memberikan jasa non financial sehingga
perusahaan anjak piutang melayani kepentingan kredit manajemen penjual piutang.
Jasa non financial ini dibagi menjadi empat bagian, yaitu :
a. Credit investigation
Besarnya resiko yang dihadapi penjual piutang sampai sebelum menyetujui
pembelian piutang maka penjual piutang meminta perusahaan anjak piutang untuk
menilai kemampuan membayar dari nasabah dengan sebaik-baiknya.
b. Sales Ladger Administration
Cara kerja jasa ini sama dengan fungsi sales accounting, yaitu dengan melakukan
pembukuan. Penagihan atas penjualan yang dilanjutkan dengan memberi laporan
posisi hutang pada nasabah penjual piutang.
c. Credit Control termasuk Collection
Dalam hal ini perusahaan anjak piutang memonitor penjualan yang dilakukan pihak
penjual piutang dengan dengan baik, aktivitasnya termasuk juga untuk menetapkan
prosedur penagihannya agar piutang dagang dapat diselesaikan pada waktunya.
d. Protection Againt Credit Risk
Dalam hal ini perusahaan anjak piutang mengusahakan cara-cara pengamanan
terhadap resiko bad debs (penagihan)
Dalam kegiatan anjak piutang, ada beberapa pihak utama yang terlibat. Yaitu :
1. Perusahaan Anjak Piutang (Factor)
Factor adalah sebuah perusahaan yang mempunyai izin khusus untuk melakukan pembiayaan
kepada Clien dalam bentuk anjak piutang. Perusahaan tersebut memang ada yang bergerak
khusus dalam bidang anjak piutang, ada juga perusahaan multi-finance dan bank.
2. Clien
Clien merupakan suatu perusahaan yang mempunyai piutang berdasarkan transaksi
perdagangan yang dilakukannya. Clien kemudian menjual dan/atau mengalihkan piutang atau
tagihannya tersebut kepada perusahaan pembiayaan.
3. Nasabah
Nasabah adalah pihak yang memiliki hutang kepada Clien, dimana hutang tersebut timbul
dari transaksi perdagangan antara Nasabah dan Clien.

D. MEKANISME ANJAK PIUTANG


a. Undisclosed/Non Notification Factoring
Clien merupakan perusahaan yang menjual piutang dagang jangka pendek kepada
perusahaan pembiayaan seperti menyerahkan tagihannya untuk ditagih atau dikelola atau
diambil alih dengan cara dikelola atau dibeli sesuai perjanjian dan kesepakatan yang telah
dibuat.

UNIVERSITAS BUNG HATTA 14


Perusahaan anjak piutang atau factoring, merupakan perusahaan yang akan mengambil
alih atau mengelola piutang atau penjualan kredit debiturnya. Nasabah, merupakan pihak
yang mempunyai masalah (utang) kepada Clien.
Transaksi anjak piutang yang terjadi diantara ketiga pihak diatas dimulai dari adanya
transaksi penjualan produk antara clien dengan nasabah secara kredit yang menimbulkan
adanya utang-piutang diantara kedua belah pihak. Karena clien membutuhkan perputaran
uang yang cepat sehingga piutang atau tagihan tersebut dapat dijual sebagian atau seluruhnya
dengan potongan atau diskon kepada pihak ketiga atau perusahaan anjak piutang sehingga
debitur akan membayar langsung ke perusahaan anjak piutang dengan jumlah penuh sesuai
dengan nilai tagihan. Lembaga anjak piutang memberikan pembiayaan maksimal 80% dari
nilai faktur. Pada saat jatuh tempo perusahaan akan menagih kepada debitur/pelanggan.
Perusahaan akan mengembalikan pinjaman dana kepada factoring ditambah dengan biaya
anjak piutang (service charge/discount charge).
b. Disclosed/Notification Factoring
Mekanisme transaksi ini bisa dijelaskan sebagai berikut :
Terjadi penjualan secara kredit kepada pelanggan (klien)
Negosiasi dan kontrak factoring antara perusahaan (klien) dengan lembaga anjak
piutang dimana perusahaan menyerahkan faktur penagihan dan dokumen terkait
lainnya (dokumen asli).
Perusahaan memberitahu kepada debitur kalau piutang dan penagihan sudah
dialihkan ke lembaga anjak piutang.
Lembaga anjak piutang memberikan pembiayaan maksimum 80% dari nilai faktur.
Pada saat jatuh tempo lembaga anjak piutang melakukan penagihan kepada debitur.
Pelanggan (debitur) membayar tagihan kepada anjak piutang.
Lembaga anjak piutang menyerahkan sisa dan (20% Nilai faktur) kepada perusahaan
(klien) setelah sebelumnya dikurangi biaya administrasi.

Dalam transaksi anjak piutang terdapat beberapa risiko yang mungkin timbul diantaranya:

1. Pada Undisclosed Factoring ada kemungkinan perusahaan (klien) ingkar janji


(wanprestasi) yaitu tidak mengembalikan pinjaman/pembiayaan kepada factoring
walaupun perusahaan sudah menerima pembayaran dari debitur sehingga anjak piutang
mengalami kerugian.
2. Pelanggan/debitur yang ingkar janji yaitu tidak membayar hutangnya pada saat jatuh
tempo sehingga kemungkinan perusahaan atau lembaga anjak piutang yang mengalami
kerugian.

Untuk mengatasi risiko tersebut, pada saat kontrak/ perjanjian dibuat maka perlu
ditetapkan pihak yang bertanggung jawab atas penanggungan resiko. Jika debitur tidak dapat
memenuhi kewajibannya dan yang menanggung resiko tersebut perusahaan (klien) maka
perjanjiannya dinamakan with recourse factoring sedangkan jika lembaga anjak piutang yang
menanggung risiko kerugiaannya maka perjanjiannya dinamakan without recourse factoring.

Jika melihat fasilitas-fasilitas yang disediakan lembaga anjak piutang, ternyata usaha
anjak piutang lebih dominan kepada pemberian jasa pembiayaan (financing service) atas
pengalihan piutang dari klien (perusahaan). Namun demikian lembaga anjak piutang juga

UNIVERSITAS BUNG HATTA 15


memberikan jasa dibidang non pembiayaan (non financing service). Jasa non pembiayaan ini
pada dasarnya untuk melayani pengelolaan piutang (kredit) perusahaan klien.

Produk jasa non pembiayaan ini diantaranya :

a. Investigasi kredit (credit investigation) atau analisis kredit yaitu lembaga anjak piutang
membantu perusahaan untuk menilai calon customer/debitur.
b. Mengelola administrasi penjualan secara kredit (sales ledger administration/sales
accounting).
c. Mengawasi/ memonitor penjualan yang dilakukan klien termasuk menetapkan prosedur
penagihan.
d. Memberikan masukan atau mengusahakan cara pengamanan terhadap risiko piutang
terutama jika transaksi perdagangan secara internasional (export financing) yang rentan
terhadap risiko terjadinya fluktuasi kurs valuta asing.

Dengan memanfaatkan jasa anjak piutang maka perusahaan (klien) tidak perlu
membentuk bagian kredit tersendiri dalam organisasi. Lembaga anjak piutang sudah secara
otomatis telah melaksanakan fungsi bagian crediet (credit departement) dimana lembaga
anjak piutang akan memberikan laporan hasil kerjanya secara periodik kepada perusahaan
(klien). Atas pemanfaatan jasa anjak piutang timbul suatu kewajiban bagi perusahaan (klien)
yaitu membayar biaya anjak piutang. Biaya ini terdiri dari:

1. Service charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien menggunakan jasa untuk
pengelolaan/ pembukuan penjualan (sales ledger) dari transaksi penjualan yang dilakukan
klien. Besarnya biaya berkisar antara 0,5% 2,5% tergantung kesepakatan antara anjak
piutang dan klien.
2. Discount charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien memperoleh pembiayaan
(dana tunai) dari lembaga anjak piutang. Besarnya biaya discount charge antara 2% 3%.
Biaya ini juga ditetapkan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.

E. MANFAAT ANJAK PIUTANG


Manfaat anjak piutang bagi perusahaan dijelaskan sebagai berikut :
1. Perusahaan yang kesulitan/kekurangan dana akan segera memperoleh dana tunai sehingga
terdapat aliran kas masuk (cash in flow) yang bisa digunakan untuk modal kerja perusahaan.
Aliran kas (cash in flow) akan lebih lancar karena perusahaan tidak perlu menunggu
pencairan piutang sampai jatuh tempo.
2. Tugas perusahaan (klien) dalam pengelolaan administrasi penjualan dapat dialihkan ke
lembaga anjak piutang karena lembaga ini membantu mengelola administrasi penjualan dan
penagihan (sales ledgering and collection service).
3. Perusahaan (klien) tidak ragu dalam penjualan produknya terutama kepada customer baru
karena resiko tagihan macet bisa ditanggung bersama dengan lembaga anjak piutang (credit
insurance).
4. Anjak piutang dapat memperbaiki sistem penagihan sehingga piutang dapat dibayar tepat saat
jatuh tempo dan sebisa mungkin penagihan ini tidak merusak hubungan baik antara
perusahaan (klien) dengan pelanggannya (customer).

UNIVERSITAS BUNG HATTA 16


Pihak-pihak yang terkait dengan anjak piutang mempunyai berbagai macam keuntungan
diantaranya :

A. Bagi Perusahaan Anjak Piutang


Memperoleh keuntungan berupa fee dan biaya administrasi
Membantu menyelesaikan pertikaian diantara kreditur dan debitur.
Membantu menajemen pihak kreditur dalam menyelenggarakan kredit.
B. Bagi Kreditur (Klien)
Mengurangi risiko kerugian tak tertagihnya piutang.
Memperbaiki sistem administrasi yang kurang baik.
Memperlancar kegiatan usaha.
Kreditur dapat lebih berkonsentrasi keusaha lain.
C. Bagi Debitur
Memberikan motivasi untuk segera membayar utang secepatnya.
F. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN ANJAK PIUTANG
Kelebihannya :

1. Cash flow lebih cepat, yang bisa dimanfaatkan, misalnya untuk memperoleh persediaan
yang lebih cepat laku.
2. Adanya asuransi terhadap piutang tidak tertagih.
3. Beban administrasi pengelolan piutang bisa dipindahkan ke factor.
4. Anjak piutang bisa dikurangkan dari penghasilan kena pajak, sebab berhubungan dengan
proses menghasilkan pendapatan.
5. Tidak mengharuskan posisi keuangan yang kuat.
6. Tidak ada implikasi jangka panjang yang negatif dalam neraca.
7. Bisa dilaksanakan untuk sekali transaksi atau untuk jangka panjang.

Kelemahannya :

1. Biaya relatif tinggi.


2. Ada factor yang tidak bersedia menerima transaksi nonrecorse.
3. Akan menurunkan laba, jika cash flow yang diperoleh tidak dimanfaatkan dengan efektif.
4. Cash flow yang diperoleh harus bisa dimanfaatkan dengan cepat supaya tidak merugikan.
5. Bisa menimbulkan kesan yang buruk pada pembeli karena penggantian pemilikan
piutang.
6. Cara penagihan factor mungkin bisa terlaku kasar.

G. CONTOH PERUSAHAAN ANJAK PIUTANG


1. BFI FINANCE
2. PT.BII FINANCE CENTER
3. CV.ANGKASA CITRA MANDIRI
4. INDOMOBIL GROUP

UNIVERSITAS BUNG HATTA 17


BAB IV

Modal Ventura

A. Pengertian Modal Ventura


Modal ventura adalah merupakan suatu investasi dalam bentuk pembiayaan berupa
penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan swasta sebagai pasangan usaha (investee company)
untuk jangka waktu tertentu. Pada umumnya investasi ini dilakukan dalam bentuk penyerahan
modal secara tunai yang ditukar dengan sejumlah saham pada perusahaan pasangan usaha.
Investasi modal ventura ini biasanya memiliki suatu resiko yang tinggi namun
memberikan imbal hasil yang tinggi pula. Kapitalis ventura atau dalam bahasa asing disebut
venture capitalist (VC), adalah seorang investor yang berinvestasi pada perusahaan modal
ventura. Dana ventura ini mengelola dana investasi dari pihak ketiga (investor) yang tujuan
utamanya untuk melakukan investasi pada perusahaan yang memiliki resiko tinggi sehingga tidak
memenuhi persyaratan standar sebagai perusahaan terbuka ataupun guna memperoleh modal
pinjaman dari perbankan.
Investasi modal ventura ini dapat juga mencakup pemberian bantuan manajerial dan
teknikal. Kebanyakan dana ventura ini adalah berasal dari sekelompok investor yang mapan
keuangannya, bank investasi, dan institusi keuangan lainnya yang melakukan pengumpulan dana
ataupun kemitraan untuk tujuan investasi tersebut.
Pengertian Perusahaan Modal Ventura sesuai dengan keputusan Presiden Nomor 61
Tahun 1988 adalah badan usaha yang melakukan suatu pembiayaan dalam bentuk penyertaan
modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan.
Adapun beberapa ahli yang mendefinisikan tentang modal ventura antara lain :
1. Handowo Dipo
Suatu dana usaha dalam bentuk pinjaman yang bisa dialihkan menjadi saham.
2. Toni Lorenz
Investasi jangka panjang, dimana tujuan utama dan sebagai kompensasi atas risiko yang tinggi
dari investasinya adalah perolehan keuntungan, bukan pendapatan deviden atau bunga.
3. Robert White
Usaha penyediaan pembiayaan untuk membentuk atau mengembangkan usaha-usaha baru
dibidang teknologi dan non teknologi.

B. SEJARAH PERUSAHAAN MODAL VENTURA

UNIVERSITAS BUNG HATTA 18


Munculnya konsep pembiayaan dengan modal ventura diawali antara tahun 1920-1930
pada saat keluarga kaya di Amerika Serikat seperti Ford, Rockefeller,Payson dan lain-lain
membentuk suatu pendanaan. Pendanaan ini diarahkan untuk menolong usaha-usaha individu
yang sedang mengalami kesulitan modal dalam suatu kegiatan investasi yang potensial.Kegiatan
ini terus berkembang ke seluruh dunia.
Ada yang mengatakan bahwa Georges Doriot dikenal sebagai penemu dari industri modal
ventura karena pada tahun 1946, Doriot mendirikan American Research and Development
Corporation (AR&D), dimana investasinya pada perusahaan Digital Equipment Corporation
adalah merupakan sukses terbesar. Pada Tahun 1968 sewaktu Digital Equipment melakukan
penawaran sahamnya kepada publik, dan ini memberikan imbal hasil investasi (return on
investment-ROI) sebesar 101% kepada AR&D . Investasi ARD's yang senilai $70.000 USD pada
Digital Equipment Corporation pada tahun 1957 tersebut telah bertumbuh nilainya menjadi $355
juta USD.
Ada sebagian yang beranggapan bahwa modal ventura yang pertama kali adalah investasi
yang dilakukan pada tahun 1959 oleh Venrock Associates pada perusahaan Fairchild
Semiconductor. Awal mula tumbuhnya industri modal ventura ini adalah dengan diterbitkannya
Undang-undang investasi usaha kecil (Small Business Investment Act) di Amerika pada tahun
1958 dimana secara resmi diperbolehkannya Kantor Pendaftaran Usaha Kecil (Small Business
Administration (SBA)) untuk mendaftarkan perusahaan modal kecil untuk membantu
pembiayaan dan permodalan dari usaha wiraswasta di Amerika.
Pengembangan modal ventura di Indonesia dimulai dengan didirikannya PT. Bahana
Pembinaan Usaha Indonesia (PT. BPUI) pada tahun 1973, dengan modal dasar dari Departemen
Keuangan (80%) dan Bank Indonesia (20%). Sejalan dengan perubahan drastis dan startegis yang
dilakukan pemerintah sejak Februari 1993, pemerintah mengambil kebijakan untuk melakukan
kontrak manajemen pengelolaan BPUI kepada PT. Arta Investa Argha (AIA) dan memperluas
bidang usaha BPUI ke sektor pembiayaan (multi finance). Melalui afiliasi, BPUI
mengembangkan sayap bisnisnya, antara lain dalam spesialis pengembangan modal ventura di
daerah-daerah melalui pendirian PT. Bahana Artha Ventura. PT.
BAV didirikan pada tahun 1997 dengan hutang dari Rekening Dana Investasi (RDI)
Departemen Keuangan sebesar Rp 100 Milyar dan pinjaman dari Japan EXIM Bank (JEXIM)17
sebesar Y 21 Milyar (US$ 180 juta). Per Desember 2000, lebih dari Rp 1,2 Trilyun dana JEXIM
dikucurkan kepada PT. BAV. Kemudian untuk memperluas jangkauan pembiayaan perusahaan
modal ventura kepada UKM yang berada di daerah, maka telah didirikan 27 PMVD di Ibukota
Propinsi18.
Pendirian PMVD merupakan kerjasama antara PT. BAV dengan Bank Pembangunan
Daerah (BPD), dan pengusaha setempat atau pengusaha yang berasal dari daerah dimana
perusahaan modal ventura berada. Modal disetor dari pendirian sebuah PMVD minimum Rp 3
Milyar, dimana PT. BAV menjadi salah satu pemegang saham di seluruh PMVD dengan
melakukan penyetoran modal sebesar Rp 1 Milyar, atau rata-rata sekitar 30-40% Disamping ikut
menjadi pemegang saham pada PMVD, PT. BAV juga berkewajiban memberikan pelatihan
manajemen mengenai pengelolaan perusahaan modal ventura. Dari sejumlah Rp 1,2 Trilyun dana
JEXIM yang dikucurkan kepada PT. BAV, per Desember 2000 telah disalurkan sejumlah Rp
855,5 Milyar kepada 26 PMVD
Dasar pendirian modal ventura di Indonesia adalah Keppres Nomor 61/1998 tentang
Lembaga Pembiayaan dimana usaha modal ventura secara hukum merupakan bagian kegiatan

UNIVERSITAS BUNG HATTA 19


yang dapat dilakukan oleh lembaga pembiayaan. Ketentuan pelaksanaannya diatur berdasarkan
SK Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1989 tanggal 18 Nopember 1989 yang merupakan
penyempurnaan dari SK Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1998 tanggal 20 Desember
1988. Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 62 Tahun 1992 tentang sektor-sektor
usaha perusahaan pasangan usaha (PPU) dari perusahaan modal ventura yang ditindaklanjuti
dengan dengan SK Menteri Keuangan Nomor 227/KMK.01/1994, tanggal 9 Juni 1994.14 diatur
mengenai sektor-sektor usaha yang akan menjadi PPU.
Berdasarkan SK Menteri Keuangan Nomor 469/KMK.017/1995, tanggal 3 Oktober 1995,
dijelaskan tentang pendirian dan pembinaan perusahaan modal ventura. Hal yang terpenting dari
peraturan ini bahwa modal ventura tidak lagi menjadi bagian dari kegiatan pembiayaan, dan sejak
saat itu kegiatan usaha modal ventura dilakukan secara terpisah dengan badan hukum sendiri15.
Adanya ketentuan ini menjadikan kegiatan modal ventura mulai dikembangkan di setiap propinsi
yang pada prinsipnya bertujuan untuk menyediakan sarana pembiayaan dalam rangka membantu
UKM yang sulit memenuhi kredit perbankan. Disamping itu, pendirian Perusahaan Modal
Ventura Daerah (PMVD) juga dimaksudkan untuk mempermudah pengawasan dan pembinaan
terhadap PPU. Melalui PP Nomor 4/1995 tentang Pajak Penghasilan PMV, dijelaskan bahwa
penghasilan PMV yang merupakan bagian keuntungan yang diterima dari penyertaan modal
kepada PPU dalam jangka waktu 10 tahun, dan keuntungan yang diterima atau diperoleh
perusahaan modal ventura dari pengalihan penyertaan modal pada PPU dalam jangka waktu 10
tahun, bukan merupakan objek pajak penghasilan.

C. PENYEBAB KURANG BERKEMBANGNYA MODAL VENTURA DI INDONESIA


Kurang berkembangnya usaha modal ventura di Indonesia terutama disebab kan karena:
a. Belum Dikenal
Meskipun modal ventura sudah berkembang sejak awal abad ke- 20, usaha ini relative belum
di kenal oleh masyarakat di Indonesia baik Perusahaan Pasangan Usaha yang potensial
maupun pihak-pihak yang mempunyai kapasitas usaha mengembangkan atau menjadi
perusahaan modal ventura.
b. Risiko
Meskipun pembiayaan dengan cara penyertaan memungkinkan adanya rate of retrun yang
lebih tinggi bagi perusahaan modal ventura, namun salah satu konsekuensi dari pembiayaan
dalam bentuk penyertaan adalah adanya risiko yang lebih tinggi terhadap tida terbayarnya
kembali pembiayaan atau penyertaan serta tidak terbayarnya balas jasa modal.
c. Kesesuaian
Masing-masingperusahaan Modal Ventura mempunyai karesteristik dan selera yang berbada-
bada serta spesifik mengenai calon perusahaan pasang usahanya.
d. Tenaga Profesional
Sejalan dengan kurang berkembangnya usaha modal ventura di Indonesia, tenaga
perofesional yang berpengalaman dan menguasai bidang usaha modal ventura juga tidak
mudah untuk didapat.
e. Pasar modal
Penyertaan modal dengan skema modal ventura dibatasi hanya untuk jangka waktu tertentu
saja.
f. Peraturan Perundang-undangan
Peraturaan perundang-undangan yang saat ini ada belum secar lengkap mendukung
perkembangan uasaha modal ventura di Indonesia.

UNIVERSITAS BUNG HATTA 20


D. CIRI-CIRI MODAL VENTURA
a. Pembiayaan modal ventura merupakan penyertaan modal(quasiquity financing) dimana
modal ventura dilakukan dengan penyertaan modal langsung pada perusahaan pasangan
usaha, disamping itu pembiayaan modal ventura dapat pula dilakukan dengan menggunakan
instrumen konversi atau convertible bond.Bentuk pembiayaan inilah yang dikenal
sebagai semi equity financing.
b. Modal ventura merupakan pembiayaan yang bersifat resiko tinggi (risk capital). Dikatakan
beresiko tinggi karena pembiayaan modal ventura tidak disertai dengan jaminan seperti
halnya dengan kredit perbankan. Akan tetapi hanya didasarkan pada keyakinan atau gagasan
yang diusulkan tersebut.
c. Modal ventura merupakan investasi dengan perspektif jangka panjang (long-term
perspective). Modal ventura tidak mengharapkan perolehan keuntungan dengan
memperdagangkan sahamnya secara jangka pendek akan tetapi mengharapkan capital gain
setelah jangka waktu tertentu.
d. Pembiayaan modal ventura bersifat investasi aktif (active investment) karena modal ventura
selalu disertai dengan keterlibatan dalam manajemen perusahaan yang dibiayai, meliputi
manajemen keuangan, pemasaran dan pebngawasan operasional. Keikutsertaan dalam
manajemen tersebut diharapkan akan dapat mengurangi resiko investasi perusahaan modal
ventura dan untuk membantu perusahaan yang bersangkutan meningkatkan profitabilitas.
e. Modal ventura bersifat sementara, yaitu untuk jangka waktu tertentu. Meskipun pembiayaan
modal ventura berupa penyertaan saham namun hanya bersifat sementara waktu. Untuk
ketentuan jangka waktu modal ventura di Indonesia maksimum 5 tahun. Selanjutnya
perusahaan modal ventura menarik diri dengan menjual sahamnya (divestasi) pada
perusahaan pasangan usahanya.
f. Keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan modal ventura adalah terutama capital
gain atau apresiasi nilai saham disamping dividen.
g. Tingkat keuntungan yang tinggi. Bidang usaha yang umumnya dibiayai oleh modal ventura
adalah yang bersifat terobosan-terobosan baru yang menjanjikan keuntungan yang tinggi

E. JENIS-JENIS MODAL VENTURA


1. Berdasar cara pemberian bantuan
Bantuan yang diberikan PMV kepada PPU dapat meliputi dua hal, yaitu bantuan finansiaal
dan bantuan manajemen . atas dasar cara pemberian bantuan tersebut , mekanisme Modal
Ventura dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Single tier approach
PMV dalam hal ini menempatkan dua fungsi sekaligus, yaitu sebagai pemberi bantuan
pembiayaan (fund company) dan juga sebagai pemberi bantuan manajemen atau
pengelolaan dana (management company). Berdasarkan pengertian tersebut, pihak-pihak
uatama yang terkait dalam kegiatan modal ventura hanya terdiri dari 1 PMV dan 1 PPU
(investe company). Skema berikut ini akan memberikan gambaran yang lebih jelas.

b. Two tier approach

UNIVERSITAS BUNG HATTA 21


Pendekatan ini memungkinkan sebuah PPU untuk menerima bantuan pembiayaan dan
bantuan manajemen dari PMV yang berbeda. Berdasarkan pengertian tersebut, pihak-
pihak yang terkait meliputi tiga hal, yaitu 1 PMV yang memberikan bantuan pembiayaan,
1 PMV yang memberikan bantuan manajemen, dan 1 PPU (investee company). Skema
berikut ini akan memberikan gambaran lebih jelas.

2. Berdasarkan cara penghimpunan dana


PMV secara umum dapat menghimpun dana dari pinjaman dan juga dari modal sendiri dalam
berbagai bentuk. Sumber modal sendiri ini bisa berasal dari investor perorangan, perusahaan
dana pensiun, perusahaan asuransi, bank, suatu perusahaan besar, pemerintah, dan lain-lain.
Jika ditinjau dari cara penghimpunan dananya Modal Ventura dapat dibedakan menjadi dua
jenis yaitu :
a. Laverage venture capital
Modal ventura yang bersumber dari PMV dengan sebagian besar penghimpunan dananya
dalam bentuk pinjaman dari berbagai pihak disebut laverage venture capital..
b. Equity venture capital
Modal ventura yang bersumber dari suatu PMV dengan sebagian penghimpunan danaya
dalam bentuk modal sendiri dalam beragai bentuk disebut equity venture capital
3. Berdasar kepemilikan
Atas dasar kepemilikan, PMV dapat dibedakan dalam beberapa jenis sebagai berikut :
a. Private Venture-Capital Company
Perusahaan ventura yang belum go public atau belum menjual sahamnya melalui bursa
efek disebut Private Venture Capital Company.
b. Public Venture-Capital Company
Perusahaan modal ventura yang sudah go public akan menjual sahamnya melalui bursa
efek disebut Public Venture-Capital Company.
c. Bank Affiliate Venture-Capital Company
Perusahaan modal ventura yang didirikan oleh bank-bank yang mengalami surplus dana
atau memang mempunyai misi khusus dalam hal modal ventura disebut Bank Affiliate
Venture-Capital Company. PMV ini biasanya adalah suatu anak perusahaan dari bank
yang mendirikannya dan memiliki manajemen yang terpisah dari perusahaan induknya.
Alasan pihak bank mendirikan PMV ini bukan hanya karena ingin menambah
keuntungan melaui diverifikasi usaha karena adanya surplus dana. Alasan lain yang
biasanya menjadi dasar pendirian adalah sebagai misi soial dari bank untuk membantu
usaha kecil yang mengalami kesulitan dana dari manajemen.
d. Conglomerate Venture-Capital Company
Perusahaan modal ventura yang didirikan atau dimiliki oelh sejumlah perusahaan besar
disebut Conglomerate Venture-Capital Company. PMV jenis ini banyak terdapat di
negara industri dan kepemilikan perusahaan modal ventura bisa saja terdiri dari dua atau
lebih perusahaan besar.

F. TUJUAN MODAL VENTURA

UNIVERSITAS BUNG HATTA 22


Tujuan Modal Ventura merupakan salah satu usaha yang berorentasi untuk memperoleh
keuntungan yang besar sebagai imbalan pembiayaan yang berisiko tinggi. Dahlan Slamat (1995)
menginventarisasi tujuan usaha Modal Ventura, disamping berorentasi untuk memperoleh
keuntungan yang tinggi dengan modal risiko tinggi pula. Tujuan ini tidak selamnya berdasarkan
hanya kepada keuntugan semata, akan tetapi dapat pula hanya membantu pengembangan atau
pendirian suatu perusahaan.
Secara garis besar maksud dan tujuan pendirian modal ventura antara lain adalah:
1. Untuk pengembangan suatu proyek tertentu, misalnya proyek penelitian, dimana proyek ini
biasanya tanpa memikirkan keuntungan semata, akan tetapi lebih bersifat pengembangan
ilmu pengetahuan.
2. Pengembangan suatu teknologi baru, atau pengembangan produk baru. Pembiayaan untuk
usaha ini baru memperoleh keuntungan dalam jangka panjang.
3. Pengambilalihan kepemilikan suatu perusahaan. Tujuan pembiayaan dengan
mengambilalihkan kepemilkan usaha perusahaan lain lebih banyak diarahkan untuk mencari
keuntungan.
4. Kemitraan dalam rangka pengetesan kemiskinan, dengan tujuan untuk membantu para
perusahan lemah yang kekurangan modal akan tetapi punya jaminan materil, sehingga sulit
memperoleh pinjaman. Dengan adanya penyertaan modal dari keuntungannya.
5. Alih teknologi yang dilakukan ke perusahaan yang masih menggunakan teknologi lama,
sehingga dapat meningkatkn kapasitas produksi dan mutu produknya.
6. Membantu perusahaan yang sedang kekurangan likuiditas.
7. Membantu pendirian perusahaan baru, dimana tingka resiko kerugiannya sangat besar.
8. Memperlancar mekanisme investasi dalam dan luar negeri.
9. Merealisasikan suatu gagasan menjadi produk terutama produk teknologi yang siap
dipasarkan tanpa bergantung dari pembiayaan kredit bank
10. Pelaksanaan pendirian atau pembentukan suatu perusahaan.

G. LANDASAN HUKUM MODAL VENTURA


Keberadaan lembaga pembiayaan di luar perbankan termasuk di dalamnya modal ventura
harus dilandasi suatu peraturan perundang-undangan, namun demikian hubungan hukum dari
adanya kegiatan pembiayaan tersebut tidak terlepas dari hukum kontrak atau perjanjian yang ada
pada Kitab Undang Undang Hukum Perdata. Namun demikian terhadap hal-hal yang sifatnya
khusus dan belum diatur.
Peraturan yang menjadi landasan hukum modal ventura yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 469/KMK.017/1995 tanggal 3 Oktober 1995
Tentang Pendirian dan Pembinaan Perusahaan Modal Ventura.
Suatu perusahaan yang dapat menjalankan usaha sebagai perusahaan modal ventura
harus berbentuk PT atau Koperasi dengan ketentuan modal disetor atau simpanan
pokok dan simpanan wajib perusahaan modal ventura ditetapkan sebagai berikut :
1. perusahaan swasta nasional sekurang-kurangnya Rp.3.000.000.000,00
2. perusahaan patungan sekurang-kurangnya Rp.10.000.000.000,00
3. koperasi sekurang-kurangnya Rp.3.000.000.000,00
Untuk memperoleh ijin usaha perusahaan modal ventura mengajukan ijin kepada
Menteri Keuangan dengan melampirkan :
1. Akte pendirian yang telah disahkan.
2. Bukti pelunasan modal disetor pada bank umum di Indonesia dan dilegalisasi
oleh bank penerima setoran.

UNIVERSITAS BUNG HATTA 23


3. Nomer Pokok Wajib Pajak.
4. Neraca pembukuan perusahaan.
5. Perjanjian usaha patungan antara pihak asing dengan pihak Indonesia bagi
perusahaan patungan.
Adanya kewajiban bagi perusahaan modal ventura untuk membuat laporan
operasional dan laporan keuangan secara semesteran, selambat-lambatnya satu
bulan setelah berakhirnya semester kepada Menteri Keuangan. Sedangkan laporan
tahunan harus sudah diaudit oleh Akuntan Publik yang dilaporkan selambat-
lambatnya tiga bulan setelah tahun buku perusahaan berakhir. Khusus untuk Neraca
serta Ikhtisar Perhitungan Rugi Laba wajib diumumkan dalam surat kabar,
selambat-lambatnya tiga bulan setelah tahun buku berakhir
2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1995 tentang Pajak Penghasilan bagi Perusahaan
Modal Ventura.
3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 227/KMK.01/1994 tanggal 9 Juni 1994 Tentang
Sektor-sektor Usaha Perusahaan Pasangan Usaha dari Perusahaan Modal Ventura.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 62 tahun 1992 tentang sektor-sektor usaha Perusahaan
Pasangan Usaha (PPU) Perusahaan Modal Ventura.
5. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988
Tentang ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan.
6. Kepres Nomor 61 tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan

Ada dua ketentuan yang sangat penting yaitu :


1. Kegiatan modal ventura dilakukan dalam bentuk penyertaan modal
kedalam suatu Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) sebagai mitra untuk :
a. Pengembangan suatu penemuan baru.
b. Pengembangan perusahaan yang pada tahap awal usahanya mengalami kesulitan
dana.
c. Membantu perusahaan yang berada pada tahap pengembangan.
d. Membantu perusahaan yang berada dalam tahap kemunduran.
e. Proyek penelitian dan rekayasa.
f. Pengembangan berbagai penggunaan teknologi baru, dan alih teknologi baik dari
dalam maupun luar negeri.
g. Membantu pengalihan pemulihan perusahaan.
2. Penyertaan modal oleh perusahaan modal ventura dalam Perusahaan
Pasangan Usaha (PPU) harus bersifat sementara dan ada batasnya, maksudnya untuk waktu
sementara tersebut tidak melebihi sepuluh tahun dengan melaluhi penarikan kembali
modalnya melaluhi divestasi. Divestasi dapat dilakukan dengan melaluhi private placement
ataupun melaluhi Initial Public Offering (IPO) di bursa efek, serta harus dilaporkan kepada
Menteri Keuangan selambat-lambatnya tiga bulan setelah pelaksanaannya.

H. SUMBER DANA MODAL VENTURA


Sumber-sumber dana modal ventura adda dua yaitu :
1. Dari dalam perusahaan
Dana dari sumber ini diperoleh melalui :
Setoran modal dari pemegang saham
Cadangan laba yang belum terpakai
Laba ditahan

UNIVERSITAS BUNG HATTA 24


2. Dari luar perusahaan
Dana dari sumber ini diperoleh melalui :
Investor baik perorangan maupun industry
Pinjaman dari dunia perbankan
Pinjaman dari perusahaan asuransi
Pinjaman dari perusahaan dana pension

I. MEKANISME MODAL VENTURA


Bantuan yang diberikan oleh PMV meliputi dua bentuk, yaitu bantuan dana dan bantuan
manajemen. Berdasarkkan pemahaman tersebut, pembahasan mekanisme pembiayaan ini akan
meliputi prinsip bantuan yang diberikan, tahap atau saat perusahaan pasangan usaha mulai
menerima bantuan modal ventura, bentuk bantuan dana yang diberikan, bentuk kesepakatan
antara perusahaan modal ventura dengan perushaan pasangan usaha, dan divestasi.
A. PRINSIP BANTUAN
1. Pembiayaan melalui modal ventura dapat diberikan dalam bentuk penyertaan modal
secara langsung (equity) dan atau dapat pula diberikan dalam bentuk pinjaman
subordinasi atau obligasi kinversi pada perusahaan yang disertai (quasy equity). Quasy
equity bisa saja dalam bentuk pinjaman, namun pinjaman tersebut bukan seperti
pinjaman komersial pada umumnya. Pinjaman tersebut mempunyai persyaratan yang
lunak, seperti antara lain jangka watu yang relatif lebih panjang, adanya grace period
atau tengang waktu mulai pembayaran, dapat dikonversikan menjadi penyertaan murni,
dan lain-lain.
2. Mengingat pada dasarnya bentuk investasi modal ventura berupa penyertaan, maka
pendekatan dalam pengambilan keputusan oleh PMV yang berkaitan dengan PPU-nya
adalah berdasarkan pemikiran jangka panjang. Pendekatan jangka panjang ini mewarnai
perilaku PMV terhadap PPU, yang antara lain dilihat dari cara pembagian keuntungan.
Pada tahap awal penyertaan, PMV biasanya mendapat proporsi bagi hasil yang sangat
kecil atau bahkan tidak sama sekali. Kebijakan ini diharapkan akan dapat meningkatkan
kemampuan cash-flow PPU untuk mendanai kegiatan usahanya dan juga melakukan
ekspansi usaha, sehingga dlam waktu jangka panjang PPU akan berkembang lebih sehat
dan besar.
3. Bantuan yang diberikan memamng mempunyai misi jangka panjang untuk
mengembangkan usaha perusahaan yang dibiayainya, namun hal ini tidak berarti bahwa
bantuan tersebut selamanya atau tanpa batas waktu. Batas waktu ini sangat bervariasi
dari negara ke negara, dan di Indonesia batasnya waktunya hanyalah sampai dengan 10
tahun.
Kunci keberhasilan bantuan yang diberikan kepada PPU menjadi berkembang dan berdiri
sendiri adalah :
a. Bantuan diarahkan agar PPU agar dapat berdiri sendiri, baik dari sisi pengelolaan
maupun dari pendanaan usaha.
b. Kegiatan usaha dilaksanakan dengan dukungan modal yang cukup dan sesuai dengan
kebutuhan jangka panjang.
c. Kegiatan usaha dilakukan dengan dukungan sumber dana manusia yang tepat dari segi
kuantitas, kualitas, dan proporsi untuk kebutuhan jangka panjang perusahaan.

UNIVERSITAS BUNG HATTA 25


d. Kesepakatan atau perjanjian yang dibuat harus tegas namun fleksibel terhadap
berkembangan perekonomian dan teknologi.
e. Dukungan dan sumber daya manusia dari pihak PMV yang memadai sesuai dengan
karakteristik dari masing-masing PPU
B. TAHAP-TAHAP PEMBIAYAAN
Secara lebih spesifik perusahaan pasangan usaha dapat mendapat bantuan modal ventura
pada saat-saat berikut ini:
1. Pengembangan ide usaha
Tahap ini merupakan tahap yang paling berisiko. Pada tahap ini pada pengembangan ide
dasar.
2. Awal kegiatan usaha
Pada tahap ini calon pengusaha Usaha sudah sangat yakin akan kelayakan dan prospek
dari kegiatan usaha yang akan dilakukan.
3. Awal pengembangan usaha
Pada tahap ini Perusahaan Pasangan Usaha telah berhasil memulai usahanya dan
hasilnya menunjukan tanda-tanda adanya prospek pengembangan usaha.
4. Ekspansi
Perusahaan kali ini melakukan pengembangan antara lain berupa peningkatan omzet,
peningkatan pangsa pasar, perluasan pasar, dan lain-lain.
5. Kejenuhan atau penurunan
Kegiatan usaha yang awalnya menunjukan tanda-tanda baik dapat saja berubah menjadi
kurang menguntungkan karena berbagai macam sebab. Penyebab terjadinya hal ini bisa
sajakarena adanya pesaing, krisis ekonomi, perubahan atau pergeseran selera konsumen,
perubahan kebijakan pemerintah, dan lain-lain.

C. Tahap-Tahap Pembiayaan PMV


1. Early Stage Financing
Seed Financing, yaitu pembiayaan pada tahap penelitian & riset untuk mengukur
viability suatu obyek pembiayaan
StartUp Financing, yaitu pembiayaan pada tahap pengembangan produk dan
persiapan pemasaran
First Round Financing, yaitu pembiayaan pada tahap peluncuran komersial
prototipe produk
2. Expansion Stage
Second Round Financing yaitu pembiayaan untuk peningkatan kemam- puan
penjualan/pemasaran.
Third Round Financing yaitu pembiayaan untuk pengembangan produk baru dan
memperluas jaringan bisnis.
Bridge Finance (Mezzanine) yaitu pembiayaan dalam rangka memperbaiki
kondisi keuangan guna persiapan go publik
Acquisition & Management Buy Out Financing yaitu pembiayaan dalam rangka
mengakuisisi perusahaan lain serta pembelian saham perusahaan
3. Turnaround Situations
Pembiayaan bagi perusahaan dalam kon- disi sulit dan bahkan kondisi bangkrut
D. Bentuk pembiayaan modal ventura

UNIVERSITAS BUNG HATTA 26


Perusahaan Modal Ventura dapat memberikan bantuan dana dalam satu atau lebih bentuk-
bentuk dibawah ini:
a. Penyertaan modal dalam bentuk saham.
b. Obligasi yang dapat konversikan menjadi saham.
c. Pinjaman tang dapat dikonversasikan saham.
d. Pinjaman yang memberikan hak opsi bagi perusahaan modal ventura untuk membeli
saham.
e. Pinjaman dengan tingkat bunga yang relatif rendah.
f. Pinjaman yang tidak perlu dibayar bila perusahaan belum mampu menutupi semua biaya
operasinya.
g. Pinjaman yang apabiala terjadi likuidasi, maka pengembalian berada pada prioritas
setalah obligasi dan pinjaman lainnya.
h. Dan lain-lain sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip modal ventura.

E. Bentuk Kesepakatan
Kesepakatan-kesepakatan antara Perusahaan Modal Ventura dengan Perusahaan
Pasangan Usahanya dituangkan dalam suatu kesepakatan formal atau perjanjian resmi secara
tertulis yang meliputi mekanisme pemberian bantuan dana dan sejak awal sampai dengan
dilakukannya tahap divestasi. Perjanjian ini penting bagi pelaksanaan modal ventura karena
kegiatan operasional modal ventura selanjutnya didasarkan pada perjanjian tersebut.
1. Jumlah pembiayaan
Jumlah pembiayaan harus disebutkan dengan jelas dengan satuan mata uang yang
telah disepakati bersama.
2. Cara penarikan atau pencairan
Cara penarikan dana dapat bermacam-macam. Dana tersebut dapat ditarik secara
tunai, menggunakan cek, menggunakan bilyet giro, dan lain-lain sesuai kesepakatan
bersama.
3. Jadwal penggunaan bantuan dana
Harus disesuaikan dengan kebutuhan dana tersebut dalam kegiatan usaha Perusahaan
Pasangan Usaha.
4. Jangka waktu bantuan dana
Harus disebutkan dengan tegas sehingga Perusahaan Pasangan usaha dapat
merencanakan cash flow yang sesuai.
5. Bentuk balas jasa financial
Dapat berupa bunga, bagi hasil dari keuntungan biaya, dan lain-lain.
6. Cara, jumlah, waktu pembayaran balas jasa financial
Harus disertai proporsi bagi hasil atas dasar waktu dan periode tertentu.
7. Cara penarikan kembali investasi
Harus disepakati pada awal proses modal ventura.
8. Syarat divestasi yang dipercepat
Dalam keadaan tertentu, divestasi dapat saja dilakukan lebih awal daripada waktu
yang telah direncanakan. Keadaan tertentu sebagai pra syarat pelaksanaan divestasi
yang dipercepat tersebut bisa dengan bervariasi, antara lain: prospek Perusahaan
Pasangan Usaha yang sangat diragukan, kerugian Perusahaan Pasangan Usaha yang
sangat besar, krisis ekonomi, keuntungan atau perkembangan Perusahaan Pasangan
Usaha yang sangat besar sehingga tidak lagi memerlukan bantuan modal ventura dan
lain-lain sesuai dengan kesepakatan.
9. Perubahan atau perpindahan kepemilikan

UNIVERSITAS BUNG HATTA 27


Kesepakatan tentang adanya kemungkinan perubahan atau perpindahan kepemilikan
atas Perusahaan Pasangan Usaha.

F. Cara divestasi
Divestasi atau penarikan kembali penyertaan modal yang telah dilakukan oleh PMV pada
PPU dapat dilaksanakan dengan cara-car berikut:
a. Pembelian kembali saham modal ventura oleh perusahaan pasangan usaha
Apabila PPU cukup mampu maka divestasi dapat dilakukan dengan cara
pengembalian kembali saham modal ventura oleh PPU sendiri
b. Go- Public atau penawaran saham melalui pasar modal
Dapat dilakukan apabila kondisi PPU betul=betul sehat dan prospektif sehinnga
sahamnya nanti dapat dijual melalui bursa efek dengan harga yang wajar
c. Pemberian kredit atau pinjaman dari bank
Sebagai pengganti dari penyertaan yang ditarik, PMV berusaha menghubungkan PPU
dengan bank untuk mendapatkan kredit atau pinjaman. Dapat dilakukan apabila
keadaan PPU cukup sehat dan prospektif menurut penilaian bank.
d. Perusahaan Pasangan Usaha dijualkepada perusahaan atau pihak lain
Apabila ada perusahaan yang tertarik untuk memiliki PPU tersebut, maka PPU dapat
dijual ke pihak lain, baik secara tunai maupun dibeli dengan saham.
e. Perusahaan Pasangan Usaha dilikuidasi
Cara ini ditempuh apabila cara-cara lain seperti yang telah disebutkan diatas sudah
sama sekali tidak mungkin ditempuh.likuidasi dilaksanakan biasanya karena setelah
diberi bantuan modal ventura usaha nasabah tidak dapat berkembang dan cenderung
rugi atau mempunyai prospek dimasa mendatang yang tidak menentu.

J. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM MODAL VENTURA


1. Pihak Perusahaan Modal Ventura (Venture Capital Company)
2. Pihak Perusahaan Pasangan Usaha
3. Pihak Penyandang Dana

K. PERBEDAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DAN BANK


1. Perbedaan antara PMV dan Bank terletak pada jenis kegiatannya
2. Kalau Bank kegiatannya hanya membiayai, tidak masuk keperusahaan yang dibiayai
3. Kalu PMV kegiatannya membiayai dan sekaligus langsung memiliki ( andil ) keperusahaan
dibiayainya ( PPU )

L. KEUNTUNGAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DAN PPU


Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa keikutsertaan perusahaan modal ventura
dalam bisnis yang mengandung resiko tinggi adalah ntuk memperoleh keuntungan. Begitu pula
bagi Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) dengan bantuan penyertaan modal dari perusahaan
modal ventura diharapkan akan memperoleh berbagai manfaat. Adapun keuntungan bagi masing-
masing pihak yang terlibat dalam kegiatan modal ventura adalah sebagai berikut:
1. Bagi pasangan Modal ventura
Memperoleh keuntungan berupa deviden dari penyertaan modalnya dalam
bentuk saham.
Memperoleh keuntungan berupa capital gain dari hasil selisih dari transaksi
penjualan dan pembelian surat-surat berharga (saham).

UNIVERSITAS BUNG HATTA 28


Memperoleh keuntungan berupa bagi hasil untuk usaha tertentu sesuai dengan
perjanjian yang sudah dibuatnya.
2. Bagi Perusahaan Pasangan Usaha (PPU)
Membantu penambahan modal usaha bagi perusahaan yang sedang mengalami
kekurangan modal (likuiditas).
Memperbaiki teknologi melalui pengalihan dari teknologi lama ke teknologi baru
sehingga dapat membantu peningkatan kapasitass produksi dan peningkatan
mutu produknya.
Membantu pengembangan usaha melalui perluasan pasar an pengembangan
usaha baru, seperti melalui deversifikasi usaha.
Mengalami reiko kerugian. Maksudnya jika perusahaan beroperasi dengan modal
sendiri, maka resiko kerugianpun ditanggung sendiri, namun apabila dijalankan
bersama dengan modal ventura maka resiko dapat disebarkan antara keduanya.

M. Manfaat Modal Ventura


1. Bagi PPU (Perusahaan Pasangan Usaha)
Manfaat utama yang diterima oleh PPU dapat dijalankannya kegiatan usaha karena
kebutuhan dana untuk modal usaha telah dapat dipenuhi oleh perusahaan modal ventura.
Selain manfaat utama tersebut, manfaat lain yang diterima oleh PPU dan masih terkait
dengan manfaat utama tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan kemungkinan berhasilnya usaha
Kelancaran pendanaan yang berasal dari modal ventura menyebabkan kegiatan usaha
PPU menjadi lancar, sehingga kebutuhan dana investasi, kebutuhan dana operasional
dan non-opersional dapat terpenuhi dengan baik. Kelancaraan pendanaan ini
menyebabkan kemungkinan akan berhasilnya usaha menjadi lebih besar.
b. Peningkatan efisiensi kegiatan usaha
Bantuan yang dapat diberikan oleh Perusahaan Modal Ventura tidak hanya dalam hal
pembiayaan saja. Perusahaan Modal Ventura kemungkinan untuk ikut memberikan
bantuannya dalam mengelola kegiatan usaha PPU, baik dari segi keuangan, produksi,
distribusi dan pemasaran. Secara umum Perusahaan Modal Ventura dapat dikatan
juga membantu dari sisi manajemen PPU. Bntuan manajemen ini terutama diarahkan
agar efisiensi kegiatan usaha dari PPU meningkat dan mampu menaikkan
keuntungan.
c. Peningkatan bank abilitas
Perusahaan dalam kondisi masih kecil yang masih pada awal perkembangan kegiatan
usaha biasanya tidak mempunyai kemampuan untuk memperoleh bantuan dana
pinjaman dari bank. Dengan adanya bantuan dana dan manajemen oleh Perusahaan
Modal Ventura,PPU ini menjadi dapat berkembang dan meningkatkan efisiensinya.
Perusahaan yang telah dalam kondisi baik ini menjadi lebih relatif lebih mampu
untuk berinteraksi degan bank terutama dalam hal memperleh pinjaman dari bank
dan lembaga keuangan lain.
d. Peningkatan kemampuan pengembangan usaha.
Persyaratan pengembalian pembiayaan dan balas jasa yang relatif lebih ringan
meningkatkan likuiditas perusahaan. Likuiditas perusahaan lebih baik dapat
dimanfaatkan untuk melakukan ekspansi usaha seperti peningkatan kapasitas

UNIVERSITAS BUNG HATTA 29


produksi, perluasan daerah perusahaan, peningkatan kualitas dan kuantitas sumber
dana manusia, dan lain-lain.
2. Bagi PMV (Perusahaan Modal Ventura)
Mengingat usaha modal ventura mempunya dua dimensi yaitu bisnis dan sosial, maka
manfaat utama yang dapat diperoleh PMV juga meliputi dua hal. Pertama, PMV
memperoleh balas jasa atas pembiayaan yang telah dilakukan kepada PPU. Kedua, PMV
membantu peningkatan kesejahteraan rakyat banyak melalui pengembangan usaha yang
sedang mengami kesulitan pembiayaan.
Di sampng manfaat utama tersebut, PMV dapat juga memperoleh manfaat lain yang
masih terkait dengan manfaat utama tersebut yang antara lain adalah :
a. Peningkatan kemampuan teknsi dan pengalaman karyawan dan staf PMV.
Karyawan dan staf PMV akan meningkat pengalaman dan kemampuan teknisnya
dalam mengelola berbagai macam perusahaan seiring dengan semakin seringnya
membantu PPU melakukan kegiatan usahanya.
b. Peningkatan informasi tentang modal ventua
Kekuasaan dlam mengadkan penyertaan modal dan memnbantu manajemen suatu
PPU dapat secara bertahap meningkatkan pengetahuan dan kepercayaan masyarakat
terhadap PMV terutama di Indonesia.

N. Jenis-jenis pembiayaan Modal Ventura


1. Equity Financing
Merupakan jenis pembiayaan langsung dengan cara mengambil bagian dari sejumlah
saham milik PPU.
2. Semi Equity Financing
Merupakan pembiayaan dengan membeli obligasi konversi yang diterbitkan oleh
perusahaan PPU.
3. Mendirikan perusahaan baru, dalam hal ini perusahaan modal ventura bersama-sama
dengan perusahaan pasangan usaha mendirikan usaha yang baru sama sakali.
4. Bagi Hasil
Merupakan jenis pembiayaan yang ditujukan kepada usaha kecil yang belum meiliki
bentuk badan hukum PT. Namun tidak tertutup kemungkinan dengan yang berbadan
hukum PT, apabila kedua pihak salingmenginginkannya.

O. KARAKTERISTIK MODAL VENTURA


Karakteristik perusahaan atau usaha yang menjadi sasaran dari modal ventura, antara lain:
1. Perusahaan yang dengan cepat dimasa mendatang, seperti usaha pengembangan
perangkat lunak untuk industri komputer.
2. Perusahaan yang ingin melakukan ekspansi usaha, namun karena keterbatasan belum
dapat menghimpun dana melalui pasar modal maupun melakukan pinjaman dari bank.
3. Perusahaan yang ingin melakukan restrukturisasi hutang-hutangnya yang sudah sangat
mengganggu tingkat kesehatan perusahaan.
4. Perusahaan yang telah mempunyai pangsa pasar yang baik, namun perlu menggantikan
fasilitas produksiyang lebih canggih untuk memenuhi tuntutan kualitas yang lebih baik
dari konsumen setianya.

UNIVERSITAS BUNG HATTA 30


5. Perusahaan yang memerlukan benih modal dalam mengembangkan suatu produk baru
yang akan dilempar kepasar.

P. CONTOH PERUSAHAAN MODAL VENTURA DI INDONESIA


1. Pt. Multi Investa Ventura
2. Pt. Astra Mitra Ventura
3. Pt. Freefort Finance Indonesia
4. Pt. Bahana Artha Ventura
5. Pt. Bahana Bina Ventura
6. Pt. Ventura Investasi Utama
7. Pt. Multi Ventura Kapitalindo
8. Pt. Bhakti Sarana Ventura
9. Pt. Batavia International Ventura
10. Pt. Arsi Bina Venturindo

Q. PRODUK MODAL VENTURA


1. Penyertaan Saham Langsung
Jenis Pembiayaan ini adalah penyertaan langsung dalam bentuk saham di Perusahaan
Pasangan Usaha (PPU). Syarat dari pembiayaan ini adalah PPU tersebut sudah berbentuk
Perseroan Terbatas (PT), atau akan mendirikan PT bersamaan dengan masuknya PMV.
Hasil yang diterima yang diterima oleh PMV berupa dividen yang akan dibagikan setiap
tahun dari keuntungan PPU. Keuntungan yang akan dibagi itu akan ditentukan bersama
diantara Pemegang Saham PPU yang terdiri dari PMV dan pengusaha yang menjadi mitra
usaha.
2. Obligasi Konversi
Jenis pembiayaan ini adalah dalam bentuk obligasi yang dapat dikonversikan ke dalam
saham biasa yang dikeluarkan oleh PPU yang sudah berbentuk Perseroan Terbatas (PT).
3. Pola Bagi Hasil / Partisipasi Terbatas
4. Jenis pembiayaan ini merupakan jenis pembiayaan yang paling banyak digunakan oleh PMV
di daerah-daerah, mengingat rata-rata Pengusaha Kecil dan Menengah (PKM) banyak yang
tidak berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Pola ini dapat diterapkan untuk PKM-PKM
dengan bentuk CV, Koperasi dan Perorangan.

R. Kelebihan dan kekurangan Modal Ventura


Kelebihan Modal Ventura :
Sumber dana bagi perusahaan baru.
Adanya penyertaan menejemen.
Keperdulian yang tinggi dari perusahaan modal ventura.
Dengan adanya penyertaan modal, Perusahaan Pasangan Usaha dapat mencari bantuan
dalam bentuk lain.
Modal Ventura menaikkan pamor Perusahaan Pasangan Usaha dan Perusahaan Modal
Ventura itu sendiri.
Perusahaan Pasangan Usaha mendapat mitra baru yang memiliki perusahaan modal
ventura.
Mendukung usaha kecil yang berpotensi berkembang dan memperluas kesempatan kerja.
Kelemahan modal ventura:
Jangka waktu pembiayaan yang relatif panjang.

UNIVERSITAS BUNG HATTA 31


Terlalu selektifnya perusahaan modal ventura dalam mencari perusahaan pasangan usaha.
Kontrol manajemen perusahaan pasangan usaha dapat diambilalih oleh perusahaan modal
ventura apabila menunjukkan gejala kegagalan.

S. FAKTOR PENGHAMBAT MODAL VENTURA


Lambanya perkembangan usaha modal ventura terutama dari kemampuannya menyalurkan dnaa
pada prinsipnya disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
Modal ventura merupakan usaha yang memiliki resiko tinggi.
Modal ventura merupakan konsep pembiayaan baru, sehinnga fungsi dan peranannya
belum banyak dipahami oleh kalangan dunia usaha, pemodal maupun pengusaha.
Adanya keengganan pengusaha atas penyerahan sebagian saham pada perusahaan
modalventura.
Banyaknya pengusaha yang kurang berminat atau bersedia atas keterlibatan modal
ventura dalam manajemen perusahaan.
Sulitnya perusahaan modal ventura menemukan perusahaan pasangan usaha yang
memenuhi kriteria untuk dibiayai.
Investor lebih tertarik pada pembiayaan berjangka pendek.
Perangkat pengaturan mengenai kegiatan usaha modal ventura dirasa masih sangat
kurang memadai dan kurang mendukung.
Pasar modal sebagai salah satu sarana divestasi masih kurang mendukung.
Kurangnya tenaga profesional yang berpengalaman dalam bidang tersebut.

BAB V

PEMBIAYAAN KONSUMEN

A. PENGERTIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN


Pembiayaan konsumen adalah badan usaha yang melakukan pembiayaan pengadaan
barang untuk kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran asuran atau berkala. Pembiayaan
konsumen merupakan salah satu bidang usaha lembaga pembiayaan. Di negara kita, badan usaha
di luar bank dan lembaga keuangan bukan bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan
yang termasuk dalam atau seluruh bidang usaha lembaga pembiayaan biasanya disebut
perusahaan pembiayaan atau perusahaan multi finance. Yang termasuk bidang usaha dari lembaga
pembiayaan adalah sewa guna usaha (leasing), perdagangan surat berharga, anjak piutang, modal
ventura, pembiayaan konsumen, dan kartu krediT.
Menurut A.Abdulrahman,Pembiayaan Konsumen adalah kredit yang diberikan kepada
konsumen-konsumen guna pembelian barang-barang konsumen dan jasa-jasa seperti yang
dibedakan dari pinjaman-pinjaman yang dugunakan untuk tujuan-tujuan produktif atau dagang.
Kredit ini dapat mengandung resiko yang lebih besar daripada kredit dagang biasa.

UNIVERSITAS BUNG HATTA 32


Menurut keputusan Presiden No.16 tahun 1988,perusahaan pembiayaan konsumen atau
Costumer finance company adalah badan usaha yang melakukan system pembayaran angsuran
atau berkala. Menurut Keputusan Mentri Keuangan No.1251 / KMK. 013/ 1988 ,perusahaan
adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan
kebutuhan konsumen dengan system pembayaran angsuran atau berkala oleh konsumen.
Pembiayaan konsumen merupakan salah satu lembaga pembiayaan yang secara formal di
Indonesia masih relative baru. Lembaga ini tumbuh dan berkembang seiring dengan
dikeluarkannya pranata hukum berupa KEPPRES No. 61 Thun 1988.meskipun demikian, saat ini
keberadaan pembiayaan konsumen menunjukan perkembangan yang sangat baik. Pesatnya
pertumbuhan bisnis pembiayaan konsumen ini sekaligus menunjukan tingginya minat masyarakat
untuk membeli arang-barang dengan cara mencicil seiring dengan meningkatnya taraf hidup
masyarakat lapisan menengah kebawah.
Di samping kondisi diatas, perkembangan pembiayaan konsumen juga disebabkan oleh
adanya kendala-kendala bagi masyarakat berpenghsilan rendah untuk dapat mengakses dana dari
sumber lain. Menurut Abdulkadir Muhammad dan Rilda Murniati(2000, hlm. 250) ada 4 alasan
yang mendorong perkembangan pembiayaan konsumen yaitu:
1. Keterbatasan sumber dana formal
2. Koperasi simpan pinjam sulit berkembang
3. Bank tidak melayani pembiayaan konsumen
4. Pembiayaan lintah darat yang mencekik

B. HUBUNGAN HUKUM DALAM PEMBIAYAAN KONSUMEN


1. Hubungan antara perusahaan pembiayaan konsumen dan konsumen
Terjadinya hubungan antara perusahaan pembiayaan konsumen dan konsumen karena
sebelumnya telah terlebih dahulu dilakukan kontrak, yaitu kontrak pembiayaan konsumen.
Atas dasar kontrak yang sudah mereka tanda tangani, secara yuridis para pihak terikat akan
hak dan kewajban masing-masing.konsekwensi yuridis selanjutnya adalah kontrak tersebut
harus dilaksanakan dengan iktikat baik atau(in good faith)dan tidak dapat dibatalkan secara
sepihak(unilateral unnaviodable).
Kewajiban perusahaan pembiayaan konsumen adalah menyediakan dana(kredit) kepada
konsumen sejumlah uang yang dibayarkan secara tunai kepada pemasok atas pembelian
barang yang di butuh kan konsumen. Adapun kewajiban konsumen adalah membayar kembali
dana secara berkala sampai lunas kepada perusahaan pembiayaan konsumen.
Adapun hak perusahaan pembiayaan konsumen adalah menerima pembayaran kembali
dana secara berkala sampai lunas dari konsumen. Hak konsumen adalah menerima
pembiayaan dalam bentuk dana sejumlah uang yang dibayarkan secara tunai kepada pemasok
untuk pembelian barang yang dibutuhkan konsumen.
2. Hubungan antara perusahaan pembiayaan konsumen dan pemasok
Berbeda hubugan antara perusahaan pembiayaan konsumen dan konsumen dmana terjadi
hubungan kontraktual, didalam hubungan antara perusahaan pembiayaan konsumen dan
pemasok tidak ada hubungan kontraktual. Antara perusahaan pembiayaan konsumen dan
pemasok tidak ada hubungan hukum yang khusus, kecuali hanya perusahaan pembiayaan
konsumen sebagai pihak ke tiga yang disyaratkan. Maksud persyaratan ersebut adalah
pembayaran atas barang-barang yang di beli konsumen dari pemasok akan dilakukan oleh
pihak ketiga, yaitu perusahaan pembiayaan konsumen.

UNIVERSITAS BUNG HATTA 33


3. Konsumen untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan akan menghubungi perusahaan
pembiayaan konsumen guna memperoleh pembiayaan berupa dana dan menghubugi pemasok
sebagai penjual atau penyedia barang. Dengan demikian, dalam transaksi pembiayaan
konsumen ada 2 hubungan kontaktual,yaitu :
a. Perjanjian pembiayaan konsumen antara perusaahan pembiayaan konsumen
dan konsumen.
b. Perjanjian jual beliantara pemasok dan konsumen.

Adapun hubungan antara konsumen dan pemasok terjadi karena adanya perjanjian julal
beli,dalam hal ini perjanjian jual beli bersyarat.dalam perjanjian jual beli bersyarat ini
pemasok sebagai penjual menetapkan syarat bahwa pembayaran atas harga barang akan
dilakukan oleh pihak ketiga,yaitu perusahaan pembiayaan konsumen.dengan demikian,
apabila karena alasan apa pun pihak ketiga,dalam hal ini perusahaan pembiayaan konsumen
melakukan wanprestasi,yaitu tidak melakukan pembayaran secara tunai kepada pemasok,
maka jual beli antara pemasok dan konsumen dibatalkan.

C. PENGKLASIFIKASIAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN KONSUMEN


Perusahaan pembiayaan konsumen yang merupakan lembaga keuangan bukan bank
diklasifikasikan atas dasar kepemilikannya menjadi tiga yakni perusahaan pembiayaan konsumen
yang merupakan anak perusahaan dari pemasok, perusahaan pembiayaan konsumen yang
merupakan satu grup usaha dengan pemasok, dan perusahaan pembiayaan konsumen yang tidak
mempunyai kaitan kepemilikan dengan pemasok.
1. Perusahaan Pembiayaan Konsumen yang Merupakan Anak Perusahaan dari Pemasok
Perusahaan pembiayaan konsumen ini dibentuk oleh perusahaan induknya, yaitu
pemasok, untuk memperlancar penjualan barang atau jasanya. Mengingat perusahaan ini
sengaja dibentuk untuk memperlancar penjualan barang atau jasa perusahaan induknya,
maka perusahaan pembiayaan konsumen jenis ini biasanya hanya melayani barang dan jasa
yang diproduksi atau ditawarkan oleh perusahaan induknya.
Sebagai contohnya adalah PT Uchiyama Jaya merupakan sebuah perusahaan yang
bergerak di bidang penjualan laptop dan komputer. Mengingat daya beli masyarakat sedang
lemah, maka PT Uchiyama Jaya ingin memperlancar penjualan laptop dan komputer dengan
cara mendirikan PT Mahardika Utama. PT Mahardika Utama adalah perusahaan pembiayaan
konsumen yang khusus melayani kredit pembelian segala merk laptop dan komputer pada PT
Uchiyama Jaya. Tahap-tahap pelaksanaan pembiayaan konsumen dari skema di atas adalah
A. Pembentukan anak perusahaan

B. Pembuatan perjanjian kerjasama pembiayaan konsumen

C. Perjanjian jual beli laptop dan komputer yang dibiayai oleh perusahaan pembiayaan
konsumen. Perjanjian pembiayaan pembelian laptop dan komputer dari PT Uchiyama
Jaya oleh konsumen
D. Pembayaran tunai harga : Penyerahan mobil
E. Pembayaran (angsuran pokok dan bunga) hingga lunas selama jangka waktu tertentu.

2. Perusahaan Pembiayaan Konsumen yang Merupakan Satu Grup Usaha dengan Pemasok

UNIVERSITAS BUNG HATTA 34


Perusahaan pembiayaan konsumen jenis ini pada dasarnya tidak berbeda dengan
perusahaan pembiayaan konsumen yang merupakan anak perusahaan dari pemasok.
Perusahaan pembiayaan konsumen ini biasanya juga hanya melayani pembiayaan pembelian
barang dan jsa yang diproduksi oleh pemasok yang masih satu grup usaha dengan
perusahaan tersebut. Perbedaannya hanya terletak pada hubungan antara pemasok dengan
perusahaan pembiayaan konsumen.
Contoh kasusnya adalah Hameda Inc adalah satu grup usaha yang bergerak di berbagai
bidang usaha. Salah satu perusahaan yang bergabung adalah PT Noran Nagoya yang
merupakan produsen sepeda motor. Demi peningkatan penjualan sepeda motor yang
diproduksi oleh PT Noran Nagoya, maka PT Hameda Inc membentuk satu perusahaan lagi
yang bernama PT Hanora Finance yang bergerak di bidang pembiayaan konsumen.
Pembiayaan konsumen yang dilayani oleh PT Hanora Finance juga hanya pembelian sepeda
motor pada PT Noran Nagoya. Tahap-tahap pelaksanaan pembiayaan konsumen dari skema
di atas adalah :
1. Mempunyai anak perusahaan

2. Membentuk anak perusahaan baru

3. Pembuatan perjanjian kerjasama pembiayaan konsumen

4. Perjanjian jual beli sepeda motor yang dibiayai oleh perusahaan pembiayaan
konsumen.Perjanjian pembiayaan pembelian sepeda motor dari PT Noran Nagoya oleh
konsumen.

5. Pembayaran tunai harga sepeda motor. Penyerahan sepeda motor

6. Pembayaran (angsuran pokok dan bunga) hingga lunas selama jangka waktu tertentu

3. Perusahaan Pembiayaan Konsumen yang Tidak Mempunyai Kaitan Kepemilikan dengan


Pemasok
Perusahaan pembiayaan konsumen yang tidak mempunyai kaitan kepemilikan dengan
pemasok biasanya tidak hanya melayani pembiayaan atas pembeliaan barang pada satu
pemasok saja. Perusahaan pembiayaan ini bisa melayani pembiayaan pembelian pada
pemasok yang lain, Sedangkan spesialisasi perusahaan pembiayaan konsumen biasanya pada
jenis atau tipe barang dan daerah pemasarannya. Perusahaan pembiayaan konsumen ada
yang berspesialisasi pada pembiayaan pembelian barang elektronik, ada yang berspesialisasi
pada pembiayaan pembelian mebel, ada yang berspesialisasi pada pembiayaan pembeliaan
mobil, dan lain-lain.
Contoh kasus adalah PT Nona Aegawa merupakan sebuah produsen furniture di Kota
Malang dan untuk memperlancarpenjualannya perusahaan ini bekerjasama dengan PT Milko
Noiko sebuah perusahaan pembiayaan konsumen yang membiayai pembelian bermacam-
macam jenis furniture di Kota Malang. Berikut hal ini akan dijelaskan dalam skema. Tahap-
tahap pelakasanaan pembiayaan konsumen dari skema di atas:
1. Pembuatan perjanjian kerjasama pembiayaan konsumen.

UNIVERSITAS BUNG HATTA 35


2. Perjanjian jual beli furniture yang dibiayai oleh perusahaan pembiayaan
konsumen.Perjanjian pembiayaan pembelian furniture dari PT Nona Aegawa oleh
konsumen.

3. Pembayaran tunai harga furniture. Penyerahan furniture.

D. MACAM-MACAM JAMINAN DALAM TRANSAKSI PEMBIAYAAN KONSUMEN


Jaminan yang diberikan dalam transaksi pembiayaan konsumen pada prinsipnya serupa
jaminan terhadap perjanjian kredit bank biasa khususnya Kredit Konsumen jaminan ini dapat
dibagi atas 3 macam yaitu:
A. Jaminan utama
Adalah kepercayaan dari kreditur kepada debitur atau konsumen bahwa pihak konsumen
dipercayakan sanggup membayar hutang-hutangnya. Dengan kata lain,prinsip pemberian
kredit berlaku, misalnya prinsip 5C yaitu Collateral,capacity,Character,Capital, dan
Condition of economy.
B. Jaminan Pokok
Adalah barang yang dibeli dengan dana dan biasanya jaminan ini dibuat dalam bentuk
Fidusiary of ownership atau fidusi karena dengan adanya fidusia,seluruh Dokumen yang
berkenaan dengan kepemilikan barang yang bersangkutan akan dipegang oleh pihak
kreditur atau pemberi dana hingga kreditnya lunas.
C. Jaminan tambahan
Biasanya berupa pengangkutan hutang atau promissory notes,kuasa menjual barang dan
assignment of procced atau cessie dari asuransi. Selain itu,diminta juga persetujuan suami
istri untuk konsumen pribadi dan persetujuan komisaris atau RUPS untuk konsumen
perusahaan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasarnya.

E. DOKUMEN YANG DIBUTUHKAN DALAM PROSES PEMBIAYAAN KONSUMEN


Dokumen yang diperlukan selama proses pembiayaan konsumen, sejak adanya perjanjian
awal sampai dengan proses pelunasan pinjaman, meliputi dokumen- dokumen sebagai berikut :
1. Dokumen kelayakan konsumen adalah dokumen yang diperlukan oleh perusahaan
pembiayaan konsumen untuk menentukan apakah suatu konsumen layak dibiayai ataukah
tidak. Dokumen ini berupa :
Identitas dokumen ( KTP, Paspor, SIM, NPWP, anggaran dasar, surat izin usaha, dan
lain-lain)
Bukti penghasilan atau keadaan keuangan konsumen ( slip gaji, neraca dan laba rugi,
dan lain-lain)
Laporan survei oleh petugas pembiayaan konsumen pada tempat tinggal atau usaha
dari konsumen
Dokumen pendukung seperti persetujuan istri/suami, rekomendasi pihak yang dapat
dipercayai dan lain-lain
2. Dokumen perjanjian adalah dokumen yang menunjkkan kesepakatan-kesepakatan antara
pihak-pihak yang terkait dalam proses pembiayaan konsumen. Dokumen ini berupa :
Perjanjian kerja sama antara pemasok dengan perusahaan pembiayaan konsumen
Perjanjian jual beli antara konsumen dengan pemasok
Perjanjian pembiayaan antara konsumen dengan perusahaan pembiayaan konsumen

UNIVERSITAS BUNG HATTA 36


Perjanjian pengikatan berbagai macam bentuk jaminan ( cessie piutang, fidusia, akta
pembebanan hak tanggungan, dan lain-lain)
3. Dokumen kepemilikan objek pembiayaan adalah dokumen yang merupakan bukti
kepemilikan atas barang yang dibiayai dengan pembiayaan konsumen. Dokumen ini antara
lain berupa BPKB, faktur, sertifikat, bukti penyerahan barang, bukti pemesanan barng dan
lain-lain.
4. Dokumen kepemilikan jaminan adalah dokumen yang terkait dengan kepemilikan jaminan
atas pemenuhan kewajiban calon debitor. Dokumen ini antara lain berupa BPKB, sertfikat
tanah, faktur, dan lain-lain.

F. MEKANISME PEMBIAYAAN KONSUMEN


Adapun mekanisme transaksi pembiayaan konsumen menurut Budi Rahmat adalah :
1. Tahap permohonan.
Permohonan pembiyaan konsumen biasanya dilakukan oleh konsumen di tempat
kedudukan supplier atau dealer penyedia barang kebutuhan konsumen. Supplier atau dealer
ini biasanya telah bekerja sama dengan perusahaan pembiayaan konsumen.
2. Tahap pengecekan dan pemeriksaan lapangan.
Berdasarkan aplikasi pemohon, perusahaan pembiayaan konsumen akan melakukan
pengecekan atas kebenaran dari pengisian formulir aplikasi tersebut dengan melakukan
analisis dan evaluasi terhadap data dan informasi yang telah di terima. Selanjutnya
dilakukan :
Kunjungan ketempat calon konsumen (plant visit)
Pengecekan ketempat lain (credit checking)
Observasi secara umum atau khusus lainnya.
Adapun tujuan dari pemeriksaan lapangan ini adalah :
Untuk memastikan keadaan konsumen dan memastikan akan kebutuhan barang
konsumen.
Mempelajari keberadaan barang yang dibutuhkan konsumen, terutama harga
kredibilitas pemasok atau supplier, dan layanan purna jual.
Untuk menghitung secara pasti berapa besar tingkat kebenaran laporan calon
konsumen dengan laporan yang telah disampaikan.
3. Tahap pembuatan customer profile
Berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan, marketing department dari perusahaan
pembiayaan konsumen tersebut akan membuat customer profile yang isinya memuat
tentang nama calon konsumen dan istri/suami, alamat dan nomor rumah, pekerjaan, alamat
kantor, kondii pembiayaan yang diajukan, jenis dan tipe barang kebutuhan konsumen, dll.
4. Tahap pengajuan proposal kepada credit komite
Marketing department akan mengajukan proposal atas permohonan yang diajukan oleh
calon konsumen tersebut kepada credit komite.
5. Tahap keputusan kredit komite
Keputusan kredit komite merupakan dasar bagi perusahaan pembiyaan konsumen untuk
melakukan pembiayaan atau tidak. Apabila permohonan calon konsumen ditolak, maka
harus diberitahukan melalui surat penolakan, sedangkan apabila disetujui maka oleh
marketing department akan meneruskan ke tahap berikutnya.
6. Tahap pengikatan
Berdasarkan keputusan kredit komite, selanjutnya oleh Bagian Legal akan mempersiapkan
pengkitan sebagai berikut:

UNIVERSITAS BUNG HATTA 37


Perjanjian pembiayaan Konsumen beserta lampirannya
Jaminan Pribadi (jika ada)
Jaminan Perusahaan (jika ada)
Pengikatan perjanjian pembiayaan konsumen usaha dapat dilakukan secara bawah tangan,
dilegalisir oleh notaries, atau secara notariil.
7. Tahap pemesanan barang kebutuhan konsumen
Setelah proses penandatanganan perjanjian dilakukan oleh kedua belah pihak, selanjutnya
perusahaan pembiayaan konsumen akan melakukan:
Pemesanan barang kebutuhan konsumen kepada supplier. Pesanan ini
dituangkan dalam penegasan pemesanan pembelian/confirm purchse order dan
bukti pengiriman dan surat tandan penerimaan baranG.
Penerimaan pembayaran dari konsumen kepada perusahaan pembiayaan
konsumen (dapat melalui supplier/dealer).
8. Tahap pembayaran kepada supplier
Setelah barang model diserahkan oleh supplier kepada konsumen, selanjutnya supplier
akan melakukan penagihan kepada perusahaan pembiayaan konsumen. Sebelum
melaksanakan pembayaran, perusahaan pembiayaan konsumen akan melakukan hal-hal
sebagai berikut ;
Melakukan penutupan perjanjian asuransi kepada perusahaan asuransi yang
telah ditunjuk.
Pemeriksaan ulang terhadap seluruh dokumentasi perjanjian pembiayaan
konsumen.
9. Tahap penagihan/monitoring pembayaran
Setelah seluruh pembayaran kepada supplier/dealer dilakukan, proses selanjutnya adalah
pembayaran angsuran oleh konsumen sesuai jadwal yang telah ditentukan. Pada tahap ini
collection department akan memonitor pembayaran angsuran berdasarkan jatuh tempo yang
telah ditetapkan, dan berdasarkan system pembayaran yang telah disepakati. Disamping itu,
juga akan dilakukan monitoring terhadapa jaminan, jangka waktu berlakunya jaminan, dan
masa berlakunya penutupan angsuransi.
10. Tahap Pengambilan Surat Jaminan
Setelah konsumen melunasi seluruh kewajibannya kepada perusahaan pembiayaan
konsumen, maka perusahaan pembiayaan konsumen akan mengembalikan kepada
konsumen berupa:
Jaminan (BPKB, dan/atau sertifikat dan/atau faktur/invoice)
Dokumen lainnya (jika ada).

G. MANFAAT PEMBIAYAAN KONSUMEN


1. Pemasok
Manfaat utama bagi pemasok dengan adanya pembiayaan konsumen adalah peningkatan
penjualan. Dengan adanya perusahaan pembiayaan konsumen maka pemasok dapat
memperoleh pembayaran secara tunai dan angsuran konsumen dialihkan kepada perusahaan
pembiyaan konsumen. Risiko tidak terbayarnya kredit konsumen yang semula ditanggung
oleh pemasok juga menjadi dapat dialihkan kepada perusahaan pembiayaan konsumen.
2. Konsumen

UNIVERSITAS BUNG HATTA 38


Manfaat utama bagi konsumen adalah kesempatan untuk membeli atau memiliki barang
meskipun dana yang tersedia saat ini belum cukup untuk menutup seluruh harga barang atau
jasa. Keunggulan pembiayaan konsumen dibandingkan kredit bang antara lain :
Prosedur yang lebih sederhana
Proses persetujuan yang biasanya lebih cepat
Perusahaan pembiayaan konsumen biasanya tidak mensyaratkan penyerahan agunan
tambahan sepanjang konsumen atau debitor cukup layak untuk dipercaya kemampuan
dan kemauannya memenuhi kewajibannya
Konsumen tertentu ( terutama di indonesia ) mengalami keengganan untuk berhubungan
dengan bank dalam hal peminjaman dana karena minimnya informasi tentang jasa-jasa
bank dan cara berhubungan dengan bank.
3. Perusahaan Pembiayaan Konsumen
Manfaat utama yang dapat diperoleh perusahaan pembiyaan konsumen adalah penerimaan
dari bunga dan biaya administrasi yang dibayarkan oleh konsumen. Tingkat bunga yang
ditetapkan oleh perusahaan konsumen biasanya lebih tinggi daripada tingkat bunga kredit
bank. Hal ini sebagai konsekuensi atu kompensasi karena perusahaan pembiayaan konsumen
menanggung risiko yang relatif lebih besar daripada penyaluran dana dalam bentuk kredit
kepada debitornya. Risiko yang ditanggung perusahaan pembiayaan konsumen relatif lebih
besar daripada bank yang menyalurkan kredit antara lain karena:
Perusahaan pembiayaan konsumen cenderung melakukan analisis terhadap kelayakan
konsumen atau calon debitor dengan cara yang lebih sederhana
Analisis dilakukan dalam waktu yang sangat singkat
Sepanjang kemampuan dan kemauan calon debitor cukup bisa diandalkan, perusahaan
pembiayaan konsumen biasanya tidak mensyaratkan penyerahan agunan tambahan.

H. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN PEMBIAYAAN KONSUMEN


Kelebihan Lembaga Pembiayaan Konsumen:

1. Tidak terlalu banyak persyaratan.

2. Tidak berorientasi pada jaminan.

3. Tidak mengganggu keuangan konsumen.

4. Pembayaran dan jangka waktu bisa disesuaikan dengan kemampuan konsumen.

5. Proses Cepat dan Tidak berbelit.

Kelemahan Lembaga Pembiayaan Konsumen:

1. Lembaga ini juga tidak melalui tiga tahapan kontrak yaitu pra kontrak, kontrak, dan pasca
kontrak.
2. Lebih fleksibel dan moderat tersebut memerlukan suatu payung hukum dalam menjalankan
aktivitasnya, sekaligus untuk mengatasi permasalahan apabila terjadi sengketa di antara

UNIVERSITAS BUNG HATTA 39


pihak. Aturan yang dirujuk untuk mengatur lembaga pembiayaan menimbulkan kesulitan
apabila terjadi pelanggaran dari salah satu pihak, karena belum adanya aturan khusus dalam
lembaga pembiayaan konsumen.

I. CONTOH PEMBIAYAAN KONSUMEN


1. PT. Toyota Astra Financial Services (TA Finance),
2. PT. Indomobil Finance Indonesia
3. PT. BCA Finance
4. PT. Astra Credit Companies (ACC)

BAB VI

KARTU KREDIT

A. PENGERTIAN
Kartu Plastik pada dasarnya adalah kartu yang diterbitkan oleh bank atau perusahaan
tertentu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran atas transaksi barang atau jasa, menjamin
keabsahan cek yang dikeluarkan, dan untuk melakukan penarikan uang tunai. (Siamat, 2005: 633)
Kartu kredit juga merupakan Kartu Plastik yang diterbitkan oleh suatu institusi yang
memungkinkan pemegang kartu untuk memperoleh kredit atas transaksi yang dilakukannya dan
pembayarannya dapat dilakukan secara angsuran dengan membayar sejumlah bunga (finance
change) atau sekaligus pada waktu yang telah ditentukan.(Ibrahim, 2004:11)
Penggunaan istilah kartu kredit sebenarnya menimbulkan kerancuan karena istilah
tersebut sering dimaksudkan pula untuk jenis-jenis kartu lainnya yang tidak selalu berkaitan
dengan fungsi kartu kredit. Oleh karena itu, istilah yang tepat digunakan adalah Kartu Plastik
(Plastic Card). Dalam pembahasan bab ini, istilah kartu kredit diartikan pula sebagai Kartu

UNIVERSITAS BUNG HATTA 40


Plastik. Perkembangan bisnis kartu kredit sejak diperkenalkannya dapat dikatakan sangat pesat.
Perkembangan tersebut sesungguhnya disebabkan oleh beberapa faktor yang ditawarkan, antara
lain keamanan, kenyamanan, kemudahan, dan faktor lainnya yang cukup penting, yaitu adanya
unsur prestise bagi pemegangnya. Namun, unsur tersebut perlahan-lahan menjadi semakin pudar
sejalan dengan makin memasyarakatnya penggunaan Kartu Plastik dalam transaksi jual beli.

B. PERKEMBANGAN KARTU PLASTIK


Jauh sebelum digunakannya Kartu Plastik sebagai alat pembayaran dalam melakukan
transaksi jual beli yang kita kenal selama ini, Edward Bellamy seorang pengacara Amerika yang
beralih profesi menjadi wartawan, menulis sebuah buku pada tahun 1887 yang diterbitkan
setahun kemudian dengan judul Looking Backward dan kemudian menjadi salah satu buku
terlaris pada masanya. Dalam buku tersebut Bellamy mengambil set cerita di Boston, Amerika
Serikat untuk tahun 2000. Dalam salah satu dialognya disebutkan bahwa pada tahun 2000
(seratus tiga belas setelah penulisan buku tersebut), uang sebagai alat pembayaran akan tergeser
dengan kartu kredit dimana pemegangnya dapat memenuhi seluruh kebutuhannya dengan
menggunakan kartu tersebut. (Siamat, 2005: 633)
Prediksi Bellamy di atas, ternyata tidak perlu menunggu waktu selama itu untuk
membuktikan kebenarannya karena pada tahun 1950-an atau 63 tahun kemudian penggunaan
kartu kredit telah dimulai dan terjadi secara kebetulan di suatu restoran di New York, Amerika
Serikat. Seorang pengusaha yang cukup terkenal mengundang mitra bisnisnya untuk makan
bersama sambil melakukan negosiasi. Begitu selesai acara makan malam dan siap-siap untuk
pulang, pengusaha tersebut sangat terkejut karena baru menyadari kalau ia tidak membawa
dompet sama sekali. Dengan perasaan yang teramat malu, pengusaha tadi memberikan kartu
identitasnya kepada restoran tersebut sebagai jaminan untuk kemudian dapat ditagih di kantornya
pada esok harinya. (Siamat, 2005 : 633-634)
Kejadian tidak terduga yang dialami pengusaha tersebut yang bernama Frank McNamara
mengilhaminya untuk menciptakan suatu mekanisme pembayaran dengan menggunakan
instrumen kartu. Metode pembayaran transaksi dengan menggunakan kartu tersebut jauh lebih
aman dan praktis dibandingkan dengan membawa dan menggunakan uang tunai. Kartu Plastik
pertama yang dikeluarkan dan dirintis oleh pengusaha yang bersangkutan, dikenal dan digunakan
sampai saat ini adalah Diners Club. Penggunaan Kartu Plastik untuk pembayaran sebagai
pengganti uang tunai sejak saat itu semakin banyak. Pada awal-awal diperkenalkannya, Kartu
Plastik ini pemakainya terbatas pada kalangan tertentu. Namun beberapa dekade kemudian,
industri Kartu Plastik mengalami perkembangan pesat mengikuti keberhasilan Diners Club. Kartu
Plastik terutama memasuki akhir 1970-an, telah merambah hampir ke seluruh bagian dunia,
termasuk Indonesia. Kartu Plastik yang paling umum digunakan oleh masyarakat dan berlaku
Internasional saat ini terdiri atas berbagai merek antara lain yang sangat popular adalah Visa dan
Master Card, yang masing-masing dikeluarkan oleh perusahaan kartu kredit Visa Internasional
dan Mastercard Internasional.(Siamat, 2005 : 634)

C. KARTU PLASTIK DI INDONESIA


Penggunaan Kartu Plastik di Indonesia dapat dikatakan masih relatif baru, namun sudah
sangat luas digunakan sebagai instrumen pembayaran sejak memasuki dekade 1980-an. Terutama
setelah deregulasi aturan/sistem (sistem yang mengatur), tindakan atau proses menghilangkan
mengurangi segala aturan) 20 Desember 1988, bisnis kartu kredit ini digolongkan sebagai

UNIVERSITAS BUNG HATTA 41


kelompok usaha jasa pembiayaan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 1251/KMK.
013/1988 tanggal 20 Desember 1988. Citibank dan Bank Duta (merger dengan Bank Danamon)
dapat dikatakan sebagai bank yang cukup berperan dalam mempelopori pengembangan atau
pemasyarakatan penggunaan Kartu Plastik di Indonesia dengan menerbitkan Visa dan Master
Card, dan kemudian diikuti oleh beberapa bank yang bertindak sebagai penerbit atau pengelola
Kartu Plastik tersebut. Jenis Kartu Plastik yang telah beredar dan dapat digunakan oleh
masyarakat sebagai alat pembayaran saat ini di Indonesia di samping Visa dan Master Card
adalah Amex Card, Internasional Diners, BCA Card, Procard, Exim Smart, Duta Card, Kassa
Card dan beberapa kartu lainnya yang diterbitkan oleh bank-bank. Umumnya Kartu Plastik
tersebut dikeluarkan oleh bank-bank umum dan perusahaan pembiayaan. Penerbitan Kartu Plastik
oleh bank harus melalui prosedur yang diatur oleh Bank Indonesia. Sedangkan izin penerbitan
Kartu Plastik oleh perusahaan pembiayaan diberikan Departemen Keuangan, misalnya Diners
Card oleh FIT Diners Jaya Indonesia Internasional dan Kassa Card oleh PT Kassa Multi Finance.
(Siamat, 2005 : 634)

D. PENGGOLONGAN KARTU PLASTIK


Siamat (2005: 635) Kartu Plastik pada prinsipnya dapat digolongkan berdasarkan fungsi dan
tempat berlakunya.
b. Berdasarkan Fungsinya
i. Credit Card adalah jenis kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran
transaksi jual beli barang atau jasa dimana pelunasan atau pembayarannya kembali
dapat dilakukan sekaligus atau dengan cara mencicil sejumlah minimum tertentu.
Jumlah cicilan tersebut dihitung dari nilai saldo tagihan ditambah bunga bulanan.
Tagihan pada bulan yang lalu termasuk bunga (retail interest) merupakan pokok
pinjaman pada bulan berikutnya. Misalnya tagihan bulan sebelumnya adalah Rp.
1.000.000. Pembayaran minimum ditetapkan misalnya 10% dari total tagihan dengan
pembayaran minimum sebesar Rp. 50. 000. Dari angka tersebut maka pemegang
kartu harus membayar cicilan sebesar 10% x Rp. 1. 000. 000 = Rp. 100. 000.
Sekiranya hasil perkalian dari tagihan tersebut kurang dari Rp. 50. 000 maka jumlah
cicilan bulan yang bersangkutan minimum Rp. 50. 000. Misalnya jumlah tagihan
sebesar Rp. 200. 000 maka jumlah cicilan bulan yang bersangkutan minimum Rp.
50. 000. Apabila card holder melakukan transaksi melampaui kredit limit maka
pembayaran minimum adalah sebanyak kelebihan dari kredit limit ditambah 10%
dari total kredit limit. Pembayaran tersebut sudah harus dilakukan paling lambat
pada tanggal jatuh tempo setiap bulan yang ditetapkan oleh issuer untuk setiap
pemegang kartu. Keterlambatan pembayaran akan mengakibatkan kena denda
keterlambatan atau late charge. Kartu kredit dapat digunakan pula untuk melakukan
penarikan uang tunai baik langsung melalu teller pada kantor bank yang
bersangkutan maupun melalui ATM (automated teller machine) yang tertera logo
atau nama kartu yang dimiliki baik di dalam maupun di luar negeri. Kartu kredit
yang umum digunakan dalam transaksi ini adalah Visa dan Master Card.
ii. Charge Card adalah kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran suatu
transaksi jual beli barang atau jasa dimana nasabah harus membayar kembali seluruh
tagihan secara penuh pada akhir bulan atau bulan berikutnya dengan atau tanpa biaya
tambahan. Misalnya total nilai transaksi pada bulan sebelumnya adalah Rp. 1. 000.

UNIVERSITAS BUNG HATTA 42


000 maka pada saat tagihan diterima dari perusahaan kartu maka jumlah tagihan
tersebut (atau ditambah biaya lainnya bila ada) harus dibayar seluruhnya paling
lambat pada tanggal jatuh tempo pembayaran setiap bulan yang sebelumnya telah
ditetapkan oleh issuer. Contoh jenis kartu seperti ini adalah BCA Card, Hero Master,
Dinner Club dan sebagainya. (Ibrahim, 2004:14)
iii. Debit Card berbeda dengan kedua Kartu Plastik yang telah disebutkan di atas.
Pembayaran atas transaksi jual beli barang atau jasa dengan menggunakan kartu
debit ini pada prinsipnya merupakan transaksi tunai dengan tidak menggunakan uang
tunai akan tetapi pelunasannya atau pembayarannya dilakukan dengan cara mendebit
(mengurangi) secara langsung saldo rekening simpanan pemegang kartu yang
bersangkutan dan dalam waktu yang sama mengkredit rekening penjual (merchant)
sebesar jumlah nilai transaksi pada bank penerbit (pengelola). Mekanisme
pembayaran dengan debit card yang sedang dikembangkan saat ini adalah pemegang
kartu menyerahkan kartu debitnya pada kasir di counter penjualan (at the point of
sales) kemudian dengan menggunakan alat elektronik yang on line dengan bank,
saldo rekening pemegang kartu akan langsung terlihat pada monitor yang
selanjutnya akan didebit sebesar jumlah nilai transaksinya dengan mengredit
rekening merchant. Seperti halnya dengan credit card jenis kartu debit ini dapat
digunakan pula untuk menarik uang tunai baik melalui counter bank maupun melalui
mesin kas otomatis atau ATM dan dapat berfungsi pula sebagai cash card.
iv. Cash Card pada dasarnya adalah kartu yang memungkinkan pemegang kartu untuk
menarik uang tunai baik langsung pada kasir bank maupun melalui ATM bank
tertentu yang biasanya tersebar ditempat-tempat strategis, misalnya; di hotel, pusat-
pusat perbelanjaan, dan wilayah perkantoran. Dengan melakukan perjanjian kerja
sama terlebih dahulu, pemegang cash card salah satu bank dapat pula
menggunakannya pada bank lainnya.
Jadi berbeda dengan tiga Kartu Plastik yang telah dijelaskan terdahulu, cash card
tidak dapat digunakan sebagai alat pembayaran dalam melakukan transaksi jual beli
barang atau jasa sebagaimana dengan credit card , debit card atau charge card.
Penerbitan kartu khusus untuk tujuan penarikan uang tunai dari bank ini pada
dasarnya hanya untuk mempermudah dan mempercepat pelayanan kepada nasabah
yang sebelumnya telah memiliki simpanan di bank yang bersangkutan. Beberapa
bank telah memberikan pelayanan ATM 24 jam. Bank biasanya menentukan limit
uang tunai yang dapat ditarik atau ditransfer melalui ATM, misalnya secara harian
atau mingguan tergantung bagaimana perjanjian bank dengan nasabah pemegang
kartu. Untuk melakukan penarikan melalui ATM tersebut pemegang kartu diberikan
nomor identifikasi pribadi (personal identification number, PIN) dan untuk demi
keamanan, pemegang kartu harus menjaga keberhasilan PIN tersebut.
Pemegang kartu ini dimungkinkan untuk menarik uang tunai dengan cara yang
sangat cepat mudah dan praktis tanpa komunikasi sama sekali dengan petugas bank,
cukup dengan memasukkan kartu pada ATM dan memasukkan PIN melalui tombol-
tombol pada keyboard ATM. Di samping pelayanan penarikan uang tunai, maka
penggunaan cash card melalui ATM dapat melakukan beberapa fungsi bank antara
lain meminta informasi saldo rekening. Informasi tersebut lengkap dengan tanggal-
tanggal mutasi debit kredit dan bisa dilihat langsung melalui monitor atau atas

UNIVERSITAS BUNG HATTA 43


instruksi informasi tersebut dapat langsung di print out. Dengan semakin canggihnya
perkembangan teknologi pemegang kartu dapat pula melakukan transfer antar
rekening secara global dengan electronic fund transfer, EFT.
Cash Card saat ini di Jakarta telah banyak dikeluarkan oleh bank yang telah
memiliki fasilitas ATM. Semakin banyak jumlah dan luas jaringan online ATM ini
akan semakin memudahkan pelayanan nasabah. Misalnya seorang nasabah
pemegang cash card yang memiliki rekening tabungan di suatu bank di Blok M
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dengan menggunakan cash card pemegang kartu
tersebut dapat melakukan penarikan langsung uang tunai melalui ATM di Ujung
Pandang atau di kota-kota lain dimana penggunaan kartunya dipergunakan pada
ATM bank yang bersangkutan.
v. Check Guarantee Card Kartu ini pada prinsipnya dapat digunakan sebagai jaminan
dalam penarikan cek oleh pemegang kartu. Kartu jenis ini sangat populer di Eropa,
terutama Inggris. Di samping itu, kartu tersebut dapat juga digunakan dalam
melakukan penarikan uang melalui ATM.
c. Berdasarkan Wilayah Berlakunya
Siamat, (2005: 637) Dilihat dari wilayah berlakunya Kartu Plastik ini dapat dibedakan antara
Kartu Plastik yang berlaku secara domestik (lokal) dan internasional.
1. Kartu Plastik Lokal
Kartu Plastik Lokal merupakan Kartu Plastik yang hanya berlaku dan dapat
digunakan di suatu wilayah tertentu saja, misalnya Indonesia. Pesatnya penggunaan
Kartu Plastik ini menyebabkan beberapa perusahaan pengecer dan perusahaan jasa
menerbitkan Kartu Plastik sendiri (umumnya charge card) guna memberikan
pelayanan yang lebih mudah dan praktis bagi nasabahnya misalnya: Hero, Astra
Card, Golden Truly, Garuda Executive Card.
2. Kartu Plastik Internasional
Kartu Plastik Internasional adalah kartu yang dapat digunakan dan berlaku sebagai
alat pembayaran Internasional. Pasar kartu kredit Internasional dewasa ini
didominasi oleh dua merek kartu yang memiliki jaringan antarbenua, yaitu Visa dan
Master Card. Kedua merek kartu tersebut masing-masing telah memiliki lebih dari
100 juta pemegang kartu yang tersebar di kota-kota seluruh dunia dan dapat
digunakan untuk melakukan transaksi hampir di semua kota.
Pemegang kedua kartu tersebut lebih dari separuhnya dipegang oleh penduduk
Amerika Serikat. Selebihnya dipegang oleh Jepang, Inggris, Kanada dan sebagian
kecil negara-negara lainnya. Kartu Plastik Internasional yang dapat dipergunakan
melakukan transaksi di berbagai tempat di dunia adalah sebagai berikut:
Visa adalah kartu kredit Internasional yang dimiliki oleh perusahaan kartu
Visa Internasional. Pelaksanaan operasionalnya berdasarkan lisensi dari Visa
Internasional dengan sistem franchise.
Master Card Kartu kredit ini dimiliki oleh Master Card Internasional dan
beroperasi berdasarkan lisensi dari Master Card Internasional.
Diners Club, Diners Club dimiliki oleh Citicorp. Cara operasinya dilakukan
dengan cara mendirikan subsidiary atau dengan cara franchise.
3. Carte Blanc, Kartu ini juga dimiliki oleh Citicorp dan beroperasi persis sama dengan
Diners Club yaitu dengan membentuk subsdiary atau dengan franchise.

UNIVERSITAS BUNG HATTA 44


4. American Express. Kartu kredit ini dimiliki oleh American Express Travel Related
Services Incorporated dan beroperasi dengan mendirikan subsdiary American
Express ini pada prinsipnya adalah charge card namun dapat memberikan fasilitas
credit line kepada pemegang kartu.

E. FUNGSI KARTU PLASTIK


Siamat (2005: 638) Fungsi Kartu Plastik sebagai instrumen dalam melakukan transaksi pada
prinsipnya dapat dibedakan antara lain sebagai berikut :
a. Sumber Kredit
Kartu Plastik dapat digunakan sebagai instrumen untuk memperoleh kredit yang dilakukan
dengan cara pertama, mekanisme pembayaran dilakukan secara bulanan atas setiap transaksi
(charge card); kedua, Kartu Plastik dapat memberikan keleluasaan kepada pemegangnya
untuk membayar bulanan sejumlah minimum tertentu dari total transaksi yang dilakukan
(kartu kredit); ketiga, jumlah pembayaran yang harus dilakukan setiap bulan lebih pasti.
b. Sumber Uang Tunai
Beberapa cara dimana Kartu Plastik ini dapat digunakan untuk memperoleh uang tunai
adalah melalui counter ATM atau menggunakan kartu sebagai jaminan atas cek yang ditarik
(check guarantee card). Dengan menunjukkan kartu misalnya, Visa atau Master card di
negara mana saja pada bank yang memiliki kerja sama dengan pengelola kartu tersebut,
pemegang kartu yang bersangkutan dapat menarik dana tunai.
Beberapa kartu kredit yang diterbitkan oleh bank-bank tertentu dapat pula berfungsi sebagai
cash card misalnya Visa dan Master card yang diterbitkan oleh city bank untuk menarik
uang tunai dari berbagai ATM di hampir semua negara yang dapat menerima kedua merek
kartu tersebut. Seorang pemegang kartu Danamon Master Card Jakarta misalnya kebetulan
membutuhkan uang tunai ketika mengunjungi kota London.
Pemegang Danamon Master Card tersebut dapat memperoleh uang tunai (Poundsterling)
melalui ATM yang dapat menerima merek Master Card di sepanjang jalan di kota tersebut.
Sama halnya apabila penarikan uang tunai melalui ATM dilakukan di New York.
c. Penjaminan Cek
Kartu Plastik yang diterbitkan beberapa bank dapat digunakan untuk menjamin penarikan
cek. Di Inggris fungsi kartu sebagai penjamin cek sangat umum dikeluarkan oleh bank.
Misalnya, check guarantee card yang dikeluarkan Barclays Bank, Trustcard dan sebagainya
dapat digunakan untuk meyakinkan penerima cek yang ditarik oleh pemegang kartu dalam
melakukan transaksi jual beli barang dan jasa. Jadi, fungsi Kartu Plastik ini antara lain oleh
pemegang kartu dapat digunakan untuk menjamin setiap pembayaran dengan menggunakan
cek.
Dalam perkembangannya check guarantee card ini dapat pula digunakan untuk menarik
uang tunai dari kantor-kantor cabang bank anggota skema kartu tersebut. Disamping itu
dapat juga digunakan sebagai cash card untuk memperoleh uang tunai melalui ATM. Check
guarantee card yang dapat digunakan untuk menarik dana baik melalui ATM maupun
melalui kantor-kantor bank sering disebut sebagai check enchasment card.

F. PERBEDAAN CHARGE CARD, CREDIT CARD, DAN DEBIT CARD


1. Charge Card
Umumnya tidak ada ketentuan limit penggunaan dalam melakukan transaksi;
Pembayaran penuh atas semua tagihan sebelum tagihan berikutnya;

UNIVERSITAS BUNG HATTA 45


Apabila tidak dilakukan pembayaran penuh dari tagihan, akan dikenakan denda
keterlambatan (late charge) sebesar persentase tertentu;
Tidak dikenakan bunga atas setiap pembayaran tagihan.
2. Credit Card
Ketentuan limit kredit diberikan kepada setiap anggota yang tergantung dari jenis
kartu (gold, regular atau classic);
Pembayaran minimum 10%-20% dari total saldo tagihan dan dibayarkan paling
lambat pada tanggal jatuh tempo penagihan yang ditentukan setiap bulan;
Tingkat bunga dikenakan atas saldo kredit, besarnya sesuai tingkat bunga pasar;
Keterlambatan pembayaran (setelah tanggal jatuh tempo) akan dikenakan denda
keterlambatan (late charge) sebesar persentase tertentu dari pembayaran
minimum atau sejumlah tertentu tanpa dikaitkan dengan jumlah pembayaran
minimum.
3. Debit Card
Pemegang kartu harus memiliki rekening pada bank;
Transaksi hanya dapat dilakukan apabila pemegang kartu memiliki saldo yang
mencukupi pada rekening untuk menutup biaya transaksinya;
Pembayaran ditakutkan dengan mendebit langsung saldo rekening pemegang
kartu dan mengkredit rekening pihak merchant. (Siamat, 2005:639)

G. KONSEP KARTU KREDIT


Siamat, (2005:639) Konsep dasar kartu kredit sebenarnya relative sederhana dan jelas,
yaitu suatu alat identifikasi pribadi yang dimaksudkan untuk menunda pembayaran atas transaksi
jual beli barang dan jasa. Namun dalam praktiknya, terdapat beberapa prosedur yang cukup
kompleks. Di beberapa negara, perusahaan harus tunduk pada undang-undang yang mengaturnya.
Di Inggris misalnya, perusahaan kartu diatur dengan Consumers Credit Act 1974. Oleh karena itu,
perusahaan kartu harus mengikuti aturan-aturan dalam UU tersebut di samping ketentuan
perbankan dan kontrak perjanjian secara umum. Meskipun demikian, perusahaan kartu senantiasa
dirancang untuk memaksimalkan efisiensi.
Secara umum, tujuan perusahaan kartu kredit meliputi:
a. Menerima sebanyak-banyaknya nasabah yang memiliki kelayakan kredit;
b. Menerima merchant yang dapat dipercaya;
c. Merangsang penggunaan maksimum fasilitas credit line;
d. Membatasi dan mengurangi piutang bermasalah dan penyelewengan;
e. Memaksimalkan nilai rata-rata setiap transaksi kartu (sehingga mengurangi jumlah voucher
yang nilainya kecil).

H. PENDANAAN
Masalah pendanaan bagi kelanjutan usaha perusahaan kartu kredit merupakan
pertimbangan yang cukup krusial, lebih-lebih untuk masa-masa puncak, misalnya menjelang dan
setelah periode hari raya. Karena umumnya perusahaan kartu kredit membayar merchantnya
relative cepat, maka likuiditas perusahaan kartu kredit akan terpenuhi. Sehubungan dengan itu,
perlu dilakukan perhitungan mengenai total kebutuhan dana untuk membiayai puncak permintaan

UNIVERSITAS BUNG HATTA 46


pada saat tertentu, dengan mempertimbangkan margin yang cukup aman terhadap maksimum
puncak pembelian dan maksimum permintaan kredit. (Siamat, 2005 : 640)
Berdasarkan pengalaman-pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, pada dasarnya
dapat diperkirakan rata-rata permintaan kredit pada waktu puncak. Kemudian jumlah kebutuhan
dana untuk memenuhi permintaan kredit dapat dinegoisasikan dengan banknya berdasarkan
pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan kartu dari sumber dana jangka panjang, misalnya
modal dan cadangan. Selanjutnya, selisih antara permintaan kredit pada masa-masa puncak
dengan pada masa rata-rata dapat dibiayai dengan pinjaman jangka menengah dari bank, yang
biasanya berupa fasilitas credit line yang diberikan bank. Namun umumnya, banyak perusahaan
kartu sangat tergantung dari perusahaan induknya untuk mendapatkan pendanaan.
Untuk menjaga keseimbangan keuangan akibat dari pendanaan, perusahaan kartu kredit
harus memperhatikan gearing ratio-nya, yaitu hubungan antara modal perusahaan sendiri dengan
total kewajibannya. Posisi gearing ratio bagi perusahaan kartu kredit yang umum dipertahankan,
khususnya bagi perusahaan kartu kredit yang bukan anggota grup perusahaan besar, berkisar
antara 5:1 atau 15:1. Artinya total pinjaman adalah 5 kali atau 15 kali dari modal sendirinya.
Semakin tinggi gearing ratio semakin besar kemungkinaan perusahaan mengalami kesulitan
keuangan.

I. MEKANISME TRANSAKSI DENGAN KARTU KREDIT


Untuk menjadi anggota atau pemegang kartu, calon harus mengajukan permohonan lebih
dahulu dengan memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan oleh perusahaan kartu atau
penerbit. Persyaratan pokok untuk menjadi anggota pada prinsipnya adalah calon pemegang kartu
harus memenuhi ketentuan minimum jumlah penghasilan per tahunnya. Masing-masing
perusahaan kartu (penerbit) memiliki standar minimum penghasilan tahunan pemohon untuk
dapat diterima sebagai pemegang kartu. Namun dengan semakin ketatnya persaingan, persyaratan
keanggotaan, terutama yang berkaitan dengan ketentuan tingkat minimum penghasilan,
cenderung diturunkan dan lebih diperlonggar. Pemegang kartu diharuskan membayar uang
pangkal dan iuran tahunan yang besarnya tergantung jenis kartu. Gold Card lebih mahal daripada
regular atau classic card. Di samping itu, persyaratan untuk menjadi pemegang gold card ini
biasanya jauh lebih ketat, penghasilan tahunan minimum yang dipersyaratkan jauh lebih tinggi,
atau dengan kata lain, pemegang gold card ini memiliki credit standing atau credit worthiness
yang tinggi. Kelebihan gold card adalah memiliki credit limit yang jauh lebih tinggi daripada
kartu reguler dan adanya fasilitas yang lebih menarik lainnya. Selain itu, yang cukup penting
adalah gold card jelas memberi rasa prestise yang tinggi kepada pemegangnya.
Adapun persyaratan yang dipersyaratkan untuk memperoleh kartu kredit secara umum adalah
sebagai berikut:
1. Nasabah mengajukan permohonan dengan mengisi formulir permohonan yang sudah
disiapkan oleh lembaga penerbit.
2. Nasabah melengkapi persyaratan yang dipersyaratkan seperti:
Menyerahkan foto kopi bukti diri seperti KTP
Menyerahkan slip gaji atau surat keterangan penghasilaN
3. Pihak bank atau lembaga pembiayaan akan melakukan penelitian langsung ke alamat
calon pemegang kartu dan lewat telepon. Tujuan penelitian ini untuk melihat kebenaran
data yang dibuat serta kredibilitas dan kapabilitas nasabah tersebut. Penelitian juga
ditujukan ke lembaga lain untuk melihat daftar black list nasabah.

UNIVERSITAS BUNG HATTA 47


4. Pihak bank atau lembaga pembiayaan akan menyetujui penerbitan kartu jika dari hasil
penelitian dianggap layak dan mengirimkan kartu tersebut kepada nasabah. (Kasmir,
2012:308)
Selanjutnya, pemegang kartu dapat menggunakan kartunya setiap melakukan transaksi
kepada semua merchant (service establishment) yang menerima merek kartu yang dimiliki.
Merchant yang menerima merek-merek kartu tertentu biasanya mudah diketahui dari logo atau
gambar yang ditempelkan atau diperlihatkan di sekitar kasir atau di kaca pintu masuk merchant.
Umumnya hotel-hotel, restoran, travel biro, dan toko-toko yang relatif besar, bersedia menerima
berbagai jenis kartu. Sebelum tajamnya persaingan Kartu Plastik ini, merchant biasanya
mengenakan charge (antara 2%-3%) yang dibebankan kepada pemegang kartu yang ditambahkan
ke jumlah nilai transaksi.
Merchant kemudian melakukan penagihan seluruh transaksi jual beli yang dibayar dengan
menggunakan kartu kepada pihak issuer. Apabila semua slip penjualan (voucher) dianggap sah
dan telah memenuhi ketentuan sesuai yang disepakati dengan merchant, maka issuer akan
membayar seluruh tagihan yang diajukan merchant setelah dikurangi dengan discount (komisi)
yang besarnya sesuai dengan yang telah diperjanjikan terlebih dahulu (3%-5%). Jangka waktu
tanggal transaksi sampai dengan penagihan oleh merchant kepada issuer jual diatur dalam
perjanjian, misalnya berkisar 3-10 hari. (Siamat, 2005 : 641)

Contoh:
Seorang pemegang kartu melakukan transaksi dengan nilai Rp 1.000.000. apabila issuer
memungut discount sebesar 5 %, maka total tagihan yang seharusnya dibayarkan kepada
merchant adalah Rp. 1.000.000 (5% x Rp 1.000.000) = Rp 950.000.
Selanjutnya, apabila kartu yang digunakan tersebut adalah charge, card maka pemegang kartu
harus membayar lunas seluruh tagihan pada saat jatuh temponya. Sedangkan apabila yang
digunakan kartu kredit, maka pemegang kartu dapat membayar sejumlah minimum tertentu
(minimum payment) dari total tagihan termasuk bunga. Pembayaran minimum tersebut biasanya
ditetapkan oleh issuer yang saat ini berkisar 3%-3,75%. Penarikan uang tunai biasanya dikenakan
tingkat bunga sedikit lebih tinggi daripada transaksi pembelian barang atau jasa.
Mekanisme transaksi jual beli dengan menggunakan kartu sebagaimana dijelaskan dilakukan
dengan melibatkan pihak pemegang kartu, merchant dan issuer, dimana issuer disini sekaligus
bertindak sebagai acquirer atau servicing agent. Mekanisme transaksi kartu dapat pula terjadi
dimana issuer melibatkan pihak acquirer, yaitu pihak yang melakukan penagihan dan
pembayaran antara pihak issuer dengan merchant, apabila kartu tersebut dilakukan dengan cara
franchise. Dengan mengambil ilustrasi di atas, maka servicing agent membayar merchant setelah
setelah dipotong discount sebesar Rp 950.000. Kemudian, servicing agent mengklaim kepada
issuer dengan memperoleh interchange fee (3%), yaitu Rp 30.000 sehingga jumlah
reimbursement oleh issuer adalah Rp 980.000. Dengan demikian, issuer dalam transakasi tersebut
memperoleh discount Rp 20.000. Selanjutnya, issuer akan melakukan tagihan kepada card holder
sebesar Rp 1 juta.
Keterlibatan servicing agent tersebut dilakukan dengan terlebih dahulu membuat kontrak
perjanjian dengan issuer. Sebagaimana halnya dengan perjanjian antara issuer dengan merchant.

UNIVERSITAS BUNG HATTA 48


Namun tidak ada perjanjian yang dilakukan antara acquirer dengan merchant. Karena fungsi
acquirer hanyalah untuk mempermudah dan mempercepat proses pembayaran kepada merchant.

J. STATEMENT TAGIHAN
Siamat, (2005: 643) Pemegang kartu secara periodik akan memperoleh statement tagihan
dari issuer yang dikirimkan ke alamat pemegang kartu setiap tanggal tertentu setiap bulannya.
Statement tagihan tersebut berisi perincian informasi mengenai hal-hal sebagai berikut:
a. Nomor kartu merupakan nomor identitas yang selalu harus dicantumkan pada setiap
pembayaran tagihan.
b. Tanggal tagihan yaitu tanggal dimana perincian tagihan dicetak. Tanggal jatuh tempo
berkisar 7-15 hari setelah tanggal penagihan.
c. Tanggal jatuh tempo yaitu tanggal dimana batas paling lambat untuk melakukan pembayaran
atas tagihan. Issuer akan membebankan biaya keterlambatan membayar (late charge) kepada
pemegang kartu apabila pembayaran dilakukan melewati tanggal jatuh tempo tersebut.
d. Pembayaran minimum yaitu pembayaran terendah yang merupakan kewajiban pemegang
kartu yang harus dibayarkan sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran. Sisa tagihan dapat
dibayarkan dengan mencicil dan untuk itu akan dikenakan bunga dari saldo kredit.
Pembayaran minimum berkisar 10%-20% dari total tagihan atau misalnya, minimum Rp
50.000. ketentuan ini berlaku untuk kartu kredit.
e. Jumlah tagihan adalah jumlah seluruh transaksi dengan menggunakan kartu kredit yang
belum dilunasi.
f. Limit kredit adalah jumlah maksimal yang diberikan untuk setiap kartu. Pagu kredit untuk
kartu gold umumnya jauh lebih tinggi daripada kartu regular. Jumlah kredit limit masing-
masing pemegang kartu biasanya berbeda, tergantung dari credit standing anggota yang
bersangkutan.
g. Batas penarikan uang tunai yaitu uang tunai yang dapat diambil pada posisi rekening seperti
yang tertera pada perincian tagihan. Penarikan uang tunai, yang umumnya berkisar sampai
50% dari kredit limit, biasanya dikenakan biaya disamping bunga. Tingkat bunga yang
dikenakan atas penarikan uang tunai tersebut biasanya lebih tinggi daripada tingkat bunga
untuk transaksi pembelian barang atau jasa.
h. Tunggakan yaitu jumlah pembayaran minimum pada rincian tagihan bulan sebelumnya yang
belum dibayar (bagi kartu kredit).
i. Tanggal posting yaitu tanggal ditagihkannya pemakai kartu.
j. Tanggal transaksi yaitu tanggal terjadinya transaksi pengambilan uang tunai dan pembayaran
dengan menggunakan kartu.
k. Nomor referensi yaitu nomor identitas setiap transaksi.

K. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT DENGAN KARTU PLASTIK


Siamat, (2005:644) Pihak-pihak yang terkait dengan penerbitan dan penggunaan kartu plastik
adalah sebagai berikut:
a. Penerbit (issuer) di sini merupakan pihak atau lembaga yang mengeluarkan dan mengelola
suatu kartu. Penerbit dapat berupa bank, lembaga keuangan lain, dan perusahaan non-
lembaga keuangan. Perusahaan yang khusus akan menerbitkan kartu plastik harus terlebih
dahulu memperoleh izin dari Departemen Keuangan. Apabila penerbit adalah bank, maka
harus mengikuti ketentuan Bank Indonesia.

UNIVERSITAS BUNG HATTA 49


b. Acquirer adalah lembaga yang mengelola penggunaan kartu plastik terutama dalam hal
penagihan dan pembayaran antara pihak issuer dengan pihak merchant. Dalam mekanisme
pengelolaan kartu kredit misalnya, issuer dapat sekaligus berfungsi sebagai acquirer atau
hanya akan terkonsentrasi pada salah satu fungsi saja.
c. Pemegang kartu atau card holder terdiri atas perseorangan yang telah memenuhi prosedur
atau persyaratan yang ditetapkan oleh penerbit untuk dapat diterima sebagai anggota dan
berhak menggunakan kartu sesuai dengan kegunaannya. Untuk dapat diterima menjadi
anggota suatu kartu, calon pemegang kartu harus memenuhi persyaratan pokok, yaitu jumlah
minimum penghasilan per tahunnya. Pemegang kartu dapat dibedakan dengan pemegang
kartu utama (basic card) dan kartu suplemen (suplementary card). Kartu suplemen ini
biasanya diterbitakan untuk digunakan pihak-pihak yang akan ditanggung oleh pemegang
kartu utama, misalnya anggota keluarga, dan sebagainya. Pemegang kartu utama
bertanggung jawab atas pembayaran terhadap tagihan kepada pemakai kartu suplemen.
Selanjutnya, pemegang kartu harus benar-benar mengikuti perjanjian card holder yang
dibuat oleh issuer dalam melakukan transaksi dengan menggunakan kartu dan bertanggung
jawab atas risiko-risiko atau kewajiban yang ditimbulkannya.
d. Merchant adalah pihak yang menerima pembayaran dengan kartu atas transaksi jual beli
barang atau jasa. Merchant dapat berupa pedagang, toko-toko, hotel, restoran, travel biro,
dan sebagainnya. Antara merchant dengan issuer acquirer biasanya terlebih dahulu harus
melakukan kerjasama (perjanjian) lebih dahulu untuk dapat ditunjuk sebagai merchant suatu
kartu plastik.

L. PERJANJIAN DASAR PENGGUNAAN KARTU


Penggunaan suatu Kartu Plastik dalam melakukan transaksi jual beli barang atau jasa
seperti yang telah dijelaskan terdahulu melibatkan pihak pemegang kartu, merchant dan
issuer/acquirer. Untuk menggunaan kartu tersebut tersebut terlebih dahulu dilakukan perjanjian
antara pemegang kartu dengan issuer (disebut perjanjian pemegang kartu ) dan antara issuer
dengan merchant (disebut perjanjian merchant)
A. Perjanjian Pemegang Kartu
Perjanjian pemegang kartu adalah perjanjian yang dibuat anatara card holder dengan issuer
yang pada prinsipnya memuat pokok-pokok ketentuan antara lain sebagai berikut :
1. Pemilihan Kartu
Kartu adalah milik issuer dan karenanya harus dikembalikan atas permintaan.
Pemegang kartu harus membutuhkan tanda tangan pada bagian belakang kartu
pada saat permintaan kartu tersebut.
Dengan ditandatanganinya kartu tersebut berarti pemegang kartu setuju untuk
meningkatkan diri dan tunduk pada ketentuanketentuan dan persyaratan yang
terdapat dalam perjanjian.
Kartu tidak boleh dipindah tangankan.
Pemegang kartu harus membayar uang pangkal dan iuran tahunan.
2. Masa berlakunya kartu
Kartu hanya dapat digunakan selama masa berlakunya kartu yang tercantum
dalam kartu tersebut.
Kepanjangan kartu dapat dilkukan secara otomatis atas persetujuan issuer.
3. Transaksitransaksi

UNIVERSITAS BUNG HATTA 50


Pemegang kartu harus menandatangani slip pembelian barang barang/jasa-jasa
yang mengunakan kartu cash advance slip untuk setiap pengembalian uang
tunai.
Pemegang kartu bertanggung jawab atas semua transaksi termasuk tagihan-
tagihan, ongkos-ongkos, dan bunga yang dibebankan pada rekeningnya.
Issuer tidak bertanggung jawab terhadap merchant yang menolak pembayaran
dengan kartu dan setiap permasalahan yang menyangkut pembelian barang
barang atau jasa-jasa oleh pemegang kartu.
4. Pembayaran tagihan
Statement tagihan akan dikirim issuer setiap bulan sekali kepada pemegang
kartu dan pemegang kartu wajib melakukan pembayaran minimum selambat-
lambatnya dalam jangka waktu tersebut dari tanggal statement tagihan yang
dikeluarkan.
Apabila ada kesalahan terhadap tagihan yang terdapat dalam statement tagihan
issuer, harus diberitahukan selambat-lambatnya beberapa hari sejak tanggal
penerimaan statement tagihan tersebut.
Besarnya pembayaran minimum.
Tagihan atas penggunaan kartu supplement adalah tanggung jawab pemegang
kartu utama dan akan ditagih bersamasama dalam satu statement tagihan.
Issuer dapat melakukan pemotongan langsung atas tagihan pemegang kartu yang
mempunyai rekening pada issuer tidak akan menarik biaya adaministrasi.
5. Bunga dan biaya-biaya
Pemegang kartu yang melakukan pembayaran seluruh jumlah tagihan tanggal
jatuh tempuh, maka issuer tidak akan menarik biaya administrasi.
Issuer akan mengenakan bunga atas tagihan, yang belum dibayar.
Pemegang kartu tidak akan melunasi pembayaran pembayaran minimum sampai
sejauh tempoh atau membayar kurang dari jumlah minimum tersebut akan
dikenakan biaya adamisrrasi yang ditentukan oleh issuer.
6. Limit kredit
Pemegang kartu tidak dibenarkan menggunakan kartu lebih dari limit kredit
yang telah ditetapkan oleh issuer.
Apabila penggunaan kartu melebihi limit kredit, akan dikenakan bunga tertentu
yang besarnya diperhitungkan sejak terjadinya transaksi yang melampaui limit
kredit.
7. Penarikan uang tunai
Pemegang kartu dapat menarik uang tunai (cash advance) di setiap tempat yang
ditunjuk.
Penarikan uang tunai tersebut akan dikenakan biaya administrasi sebesar
presentase tertentu dari jumlah penarikan atau sebesar minimum tertentu.
8. Transaksi dalam valuta asing.
Transaksi yang dilakukan dalam valuta asing akan ditagih dalam rupiah berdasarkan
dalam nilai konvensi yang ditentukan oleh issuer pada saat tagihan atas transaksi
tersebut diterima oleh issuer.
9. Kehilangan kartu

UNIVERSITAS BUNG HATTA 51


Apabila terjadi pencarian atau kehilangan kartu. Pemegang kartu harus segera
memberitahukan kepada issuer atau perusahaan lain.
Pemegang kartu bertanggung jawab sepenuhnya atas trasaksi yang telah terjadi
sebelum diterima laporan kehilangan tersebut.
Issuer akan menngenakan biaya administrasi sebesar tertentu untuk penggantian
kartu yang dilaporkan hilang.
10. Jenis pihak ketiga
Dalam hal pemegang kartu tidak membayar tagihan yang terutang sesudah
keanggotaannya dibatalkan, issuer berhak menggunakan jasa pihak ketiga untuk
melakukan penagihan terhadap pemegang kartu dan semua biaya yang timbul akibat
penagihan ini menjadi beban pemegang kartu.
11. Tanggung jawab pemegang kartu
Pemegang kartu wajib memberitahukan issuer apabila ada perubahan alamat
penagihan.
Pemegang kartu yang diterbitkan oleh issuer di Indonesia yang bukan warga
Negara Indonesia dan akan kembali ke negaraannya karena masa kerjanya di
Indonesia sudah habis atau dengan alasan apa pun, harus melunasi semua
tagihan dan mengembalikan kartunya.
Untuk menjamin pelunasan pembayaran seluruh tagihan berkenaan dengan
pengguna kartu, pemegang kartu berjanji dan menagihkan diri bahwa harta
kekayaan pemegang kartu, baik yang berupa benda bergerak maupun tidak
bergerak, ataupun rekening bank yang ada sekarang maupun yang akan ada
dikemudian hari, merupakan jaminan pelunasan kewajiban pemegang kartu pada
issuer.
B. Pengakhiran perjanjian
Issuer berhak memblokir atau membatalkan pengguna kartu tanpa memberitahu terlebih
dahulu dan seluruh tagihan pemegang kartu menjadi jatuh tempo serta harus dibayar seketika
jika terjadi hal keadaan sebagai berikut:
1. Pemegang kartu tidak mematuhi ketentuan yang ditetapkan oleh issuer
2. Pemegang kartu dinyatakan pailit.
3. Pemegang kartu melakukan perbuatan yang melawan hukum.
4. Pemegang kartu meninggal dunia, maka kewajibankewajiaban harus diselesaikan
oleh ahli warisnya.
5. Pemegang kartu dinyatakan mengundurkan diri dari keanggotaan.
6. Kartu karus dikembalikan apabila terjadi pembatalan atau pengakhiran perjanjian.
7. Issuer berhak untuk memblokir pengguna kartu atau permohonan otoritas tanpa
memberikan alasan apapun atau memberitahukan lebih dulu kepada pemegang kartu
dan tidak bertanggung jawab untuk setiap kerugian yang diderita oleh pihak
pemegang kartu akibat pemblokiran atau penolakan tersebut.
8. Issuer berhak mengubah perjanjian ini setiap saat dan setiap perubahan akan
diberitahuakan kepada pemegang kartu secara tertulis.
9. Issuer berhak bertukar informasi tentang dana pemegang kartu dengan pusat-pusat
kartu lain-lainya.
C. Perjanjian Merchant
Ketentuan-ketentuan pokok perjanjian antara merchant dengan perusahaan kartu (issuer)
biasanya dibuat secara jelas. Oleh karena itu, relatif jarang terjadi perselisian antara issuer,

UNIVERSITAS BUNG HATTA 52


baik dengan merchant maupun dengan pemegang kartu. Namun, sumber-sumber
permasalahan yang paling sulit antara merchant dengan issuer adalah penetapan tingkat
discount dan masalahmasalah yang timbul dari pengisian slip penjualan atau sales voucher
yang tidak lengkap yang menyebabkan issuer tidak dapat mengidentifikasi pemegang kartu
yang bersangkutan. Klausula-klausula pokok yang umum diatur dalam suatu perjanjian
merchant ini antara lain sebagai berikut:
Merchant akan menerima semua kartu merk tertentu sampai jumlah floor limit yang
ditetapkan.
Merchant akan senatiasa memerikasa keabsahan kartu, misalnya; masa berlakunya,
masuk atau tidaknya dalam daftar void card (stop list) yang secara rutin dikeluarkan
oleh issuer atau perusahaan kartu, atau kebenaran tanda tangan pemegang kartu yang
diketahui dengan membandingkan antara tanda tangan yang ada di kartu dengan
yang ada di slip di penjualan.
Merchant harus menggunakan slip penjualan yang disediakan perusahaan kartu,
meminta setiap pemegang kartu pelanggan menandatangani slip penjualan,
kemudian mencetak data data kartu dengan menggunakan imprinter, merchant
memberikan satu kopi slip penjualan kepada pemegang kartu.
Merchant akan mengklaim pembayaran kembali setelah dikurangi discount ke
perusahaan kartu (issuer) pada waktunya misalnya dalam waktu 3 hari. 10 hari ,atau
15 hari,dan seterusnya.
Rekening bank merchant akan dikredit sebesar jumlah penjualan dikurangi
discount ,yang besarnya tergantung pada ada tidaknya slip penjualan yang invalid dan
ditolak pembayaran oleh issuer.
Merchant harus menjual barang atau jasa tidak melebihi dari harga penjualan tunai.
Dalam klausula ini mencakup pula mengenai semua slip penjualan yang dimintakan
pembayaran kepada issuer harus di jamin bahwa :
Semua data adalah benar.
Merchant benar-benar telah menjual dan menyerahkan barang atau jasa
dengan nilai seperti tertera dalam slip penjualan, dengan harga yang tidak
melebihi harga normal, dan tidak terdapat unsur kredit untuk tujuan lain
apapun.
Pemberian kredit atas penjualan barang ataupun jasa dengan menerbitkan slip
penjualan adalah melanggar ketentuan perjanjian
Merchant memberikan hak kepada issuer untuk mendebit rekening banknya
sejumlah yang harus dibayarkan anatara lain:
Discount
Pajak atas discount;
Refund kepada pemegang kartu ;
Nilai slip penjualan yang ditertibkan yang tidak sesuai ketentuan yang
diatur dalam perjanjian
Bunga atas setiap jumlah yang seharusnya dibayar merchant;
Setiap jumlah yang berkaitan dengan kewajiban merchant kepada issuer;
Kontrak perjanjian dapat diakhiri beberapa minggu setalah pemberitahuan oleh pihak
manapun. Imprinter dan slip penjualan tetap milik issuer dan harus dikembalikan
setalah pemutusan kontrak.

UNIVERSITAS BUNG HATTA 53


Masalah lain yang mungkin diatur dalam penjualan meliputi hal-hal khusus
mengenai ketentuan tidak berlakunya suatu sales voucher, yaitu :
Transaksi yang dilakuakn jelas-jelas ilegal
Tanda tangan pada voucher penjualan berbeda dari kartu
Terdapat perbedaan antara voucher yang diserahkan untuk pembayaran dan
kopi yang diserahkan kepada pemegang kartu atau voucher tidak lengkap
Harga yang dikenakan melebihi harga eceran normal
Harga melebihi floor limit merchant dan tidak dimintakan otorisasi
Terjadi penyimpangan dari ketentuanketentuan yang diatur dalam
perjanjian merchant
Kartu dinyatakan tidak berlaku dan tidak terdapat dalam daftar kartu tidak
berlaku yang dikeluarkan oleh perusahaan kartu.

M. Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Kartu


Siamat, (2005:649) Keuntungankeuntungan yang terdapat diperoleh dari pihak-pihak yang
terlibat dalam suatu transaksi dengan menggunakan kartu plastik antara lain sebagai berikut:
1. Pemegang kartu
a. Lebih aman dan praktis karena tidak perlu membawa uang tunai dala jumlah besar.
b. Leluasa karena kartu plastik (khususnya kartu kredit) telah diterima sebagai alat
pembayaran hampir diseluruh dunia (misalnya, Visa dan Master Card).
c. Sistem pembayaran yang fleksibel. Pembayaran atas tagihan dapat diangsur (Credit
Card) atau tempo beberapa waktu ( Charge Card ).
d. Program merchandising yaitu kesempatan membeli barang-barang dengan
mengangsur tanpa bunga.
e. Bantuanbantuan perjalanan terutama diluar negeri, misalnya: referensi, dokter, rumah
sakit, dan bantuanbantuan hukum.
f. Purchase protection plan, yaitu asuransi perlindungan pembelian barang yang
diberikan secara otomatis.
g. Bebagai fasilitas yang menarik lainya.
2. Issuer
a. Uang pangkal,
b. Iuran tahunan anggota.
c. Discount dari merchant.
d. Pendapatan bunga.
e. Pembayaran denda atas keterlambatan/penunggakan pembayaran (late charge)
f. Interchang fee.
3. Merchant
a. Keamanan lebih terjamin karena merchant tidak menerima/memyimpan uang tunai
dari hasil penjualan.
b. Pembayaran atas penjualan dijamin atas penerbit sepanjang merchant memenuhi
prosedur dan ketentuan yang ditetapkan oleh issuer.
c. Dapat meningkatkan turnover atau omset penjualan.
d. Mengurangi beban dan menyederhanakan pembukuan .
e. Mencegah larinya nasabah ke pesaing lainya untuk memberi fasilitas kemudahan
berbelanja dengan menerima kartu.
4. Acquirer
Keuntungan yang diharapkan oleh acquirer adalah komisi yang diterima dari merchant.

UNIVERSITAS BUNG HATTA 54


Kasmir, (2012:305) Disamping keuntungan bank card juga mengandung beberapa kerugian jika
tidak dilakukan secara hati-hati. Kerugian memang suatu risiko yang pasti ada setiap ada kegiatan
bisnis. Kerugian tersebut tidak hanya monopoli bank atau lembaga pembiayaan, tetapi juga bagi
si pemegang kartu.

Kerugian dimaksud antara lain :


1. Kerugian bagi bank dan lembaga pembiayaan
Jika terjadi kemacetan pemabayaran oleh nasabah yang berbelanja atau mengambil uang
tunai sulit untuk ditagih mengingat persetujuan penerbitan kartu kredit biasanya tanpa
jaminan benda-benda berharga sebagimana layaknya kredit. Bahkan jaminan hanya dengan
jaminan bukti penghasilan saja sudah cukup untuk memperoleh kartu kredit.
2. Kerugian bagi nasabah pemegang kartu
Bisanya nasabah agak boros dalam berbelanja, hal ini karena nasabah merasa tidak
mengeluarkan uang tunai untuk belanja sehingga kadang-kadang ada hal-hal yang sebetulnya
tidak perlu, dibelikan juga. Kemudian kerugian nasabah disebabkan karena sebagian
merchant membebankan biaya tambahan untuk setiap kali melakukan transaksi. Kerugian
lainnya adalah adanya limit yang diberikan terkadang terlalu kecil.

N. CONTOH KARTU KREDIT DI INDONESIA


1. Bank BNI
2. Bank BRI
3. Bank Mandiri
4. Bank Danamon
5. Bank BCA

UNIVERSITAS BUNG HATTA 55


BAB VII

LETTER OF CREDIT

A. PENGERTIAN
Pengertian Letter of' Credit adalah - secara umum merupakan suatu pernyataan dari
issuing bank atas permintaan importir yang merupakan nasabah dari bank tersebut, untuk
menyediakan dana dan membayar sejumlah uang tertentu untuk kepentingan pihak ketiga
(eksportir). Pembukaan L/C oleh importir dilakukan melalui bank yang disebut opening bank atau
Issuing Bank.
Pada umumnya L/C digunakan untuk membiayai kembali kontrak penjualan barang jarak
jauh antara pembeli dan penjual yang belum saling mengenal dengan baik. (Henry D. Gabriel,
Standby Letter of Credit Does the Risk Out Weigh the Benefits? Columbia Business Law Review,
vol 1988 Num3, hal. 139 - 153)
L/C digunakan untuk membiayai transaksi perdagangan internasional. Tetapi, L/C
bukan merupakan garansi (guarantee) atau surat berharga yang dapat dipindahtangankan
(negotiable instrument). (David D. Command, The Uniform Commercial Code Law Journal.
Vol.17 Num 1, Summer 1984,
C.F.G. Sunaryati Hartono, mengatakan: Secara harfiah L/C dapat diterjemakan sebagai
Surat Utang atau Surat Piutang atau Surat Tagihan, tetapi sebenarnya L/C lebih merupakan suatu
janji akan dilakukannya pembayaran, apabila dan setelah terpenuhi syarat- syarat tertentu.
Sementara UCP 600 mengatakan bahwa L/C adalah janji dari bank penerbit untuk
melakukan pembayaran atau memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran
kepada penerima atas penyerahan dokumen- dokumen (misalnya konosemen, faktur, sertfikat
asuransi) yang sesuai dengan persyaratan L/C.
Inti dari pengertian L/C menurut UCP ialah bahwa L/C merupakan Janji pembayaran.
Bank penerbit melakukan pembayaran kepada penerima baik langsung ataupun melalui bank lain
adalah atas instruksi pemohon yang berjanji membayar kembali kepada bank penerbit.
Dalam transaksi L/C terdapat hubungan-hubungan hukum yang utama sebagai berikut:
Hubungan hukum antara pembeli (pemohon) dan penjual (penerima) berdasarkan
kontrak penjualan
Hubungan hukum antara pemohon dan bank penerbit berdasarkan permintaan
penerbitan L/C sebagai kontrak.
Hubungan hukum antara bank penerbit dan penerima berdasarkan L/C sebagai kontrak.
Hubungan hukum antara bank penerbit dan bank penerus berdasarkan kontrak
keagenan.
Hubungan hukum antara bank penerus dan penerima berdasarkan kontrak pembayaran
L/C.
Agoes Moeljono melihat hakikat L/C sebagai suatu perikatan. Berikutnya lagi,
Amir M.S., penulis dan pelaku dagang, mengatakan: Amir M.S, Seluk-beluk dan Tehnik
Perdagangan Luar Negeri; Suatu Penuntun IMPOR & EKSPOR, (Jakarta: PT Pustaka Binaman
Pressindo, 1993), hal. 37

UNIVERSITAS BUNG HATTA 56


Letter of Credit atau biasa disingkat L/C adalah suatu Bank atas permintaan importir
langganan Bank tersebut yang ditujukan kepada eksportir di luar negeri yang menjadi relasi
importir itu, yang memberi HAK kepada eksportir itu untuk menarik wesel-wesel atas importer
bersangkutan untuk sejumlah uang yang disebutkan dalam surat itu.
Inti dari definisi Amir M.S. yaitu bahwa L/C merupakan Surat pembayaran.

B. DASAR PENGATURAN LETTER OF CREDIT


Uniform Customs and Practice for Documentary Credit (UCP) adalah pedoman yang
menjadi peraturan internasional dalam jual beli antar negara, mengenai cara pembayaran yang
harus dilakukan oleh pernbeli melalui Bank. Peraturan UCP ini telah diterima oleh banyak
negara dan telah digunakan secara internasional. Demikian juga dengan Indonesia yang
menggunakan UCP ini sebagai pedoman pembayaran perdagangan luar negeri. Peraturan
Pemerintah No. 1 Tahun 1982 merupakan dasar hukum L/C di Indonesia. Ketentuan pelaksanaan
Peraturan Pemerintah No. I Tahun 1982 yang secara rinci mengatur L/C belum ada. Sesuai
dengan kenyataan bahwa dalam praktek perbankan Indonesia telah digunakan UCP sebagai
ketentuan L/C sejak tahun 1970-an. Ramlan Ginting, Letter of Credit: Tinjauan Aspek Hukum
dan Bisnis, (Jakarta: Salemba empat, 2000), hal. 18.
Bank Indonesia dalam Surat Edaran No. 26/34/ULN tanggal 17 Desember 1993 mengatur
L/C yang diterbitkan bank devisa (bank umum) boleh tunduk atau tidak pada UCP. Bank
Indonesia secara yuridis formal memberikan kebebasan kepada bank devisa di Indonesia untuk
menentukan sikap. Dalam hal L/C tunduk pada UCP, maka agar UCP mempunyai kekuatan
hukum mengikat atas L/C bank penerbit harus melakukan suatu tindakan yaitu
mencantumkan suatu klausul dalam L/C yang menyatakan bahwa L/C tunduk pada UCP
sesuai dengan ketentuan dalam Artikel 1 UCP No. 600 tahun 2007 yang mengatakan.
Uniform Customs and Practice for Documentary Credit (UCP) Revisi 2007 No. 600,
akan berlaku untuk semua "documentary credit" (termasuk standby letter of credit sejauh mana
UCP ini dapat diberlakukan) bilamana di dalam teks kredit tersebut menyebutkan secara tegas
bahwa kredit tersebut tunduk kepada Uniform Customs and Practice for Documentary Credit,
2007 Revision, ICC Publication No. 600. (UCP) mengikat semua pihak yang bersangkutan,
kecuali dengan tegas ditentukan lain dalam kredit tersebut.

C. Pihak-Pihak Dalam Transaksi Letter Of CrediT


Dalam pelaksanaan pembukaan Letter of Credit, dalam bentuknya yang paling sederhana,
ada beberapa pihak yang berkepentingan, yaitu:
a. Importir/Pembeli
Merupakan pihak yang melaksanakan transaksi jual beli dengan penjual/eksportir. Pihak
Importir mengajukan permintaan pembukaan L/C kepada bank pembuka atas nama
eksportir, setelah memenuhi syarat-syarat yang berlaku untuk melakukan transaksi ekspor
impor. Kewajiban-kewajiban importir, antara lain:
1. Mengirim surat kepada eksportir di luar negeri.
2. Menerima surat balasan dari eksportir berikut brosur.
3. Menyiapkan permintaan pembukaan L/C.
4. Menyiapkan uang pembayaran tunai kepada bank pembuka L/C.

UNIVERSITAS BUNG HATTA 57


b. Bank Pembuka L/C atau Opening Bank atau Issuing Bank
Tugas dari bank pembuka adalah melayani importir yang mengajukan permintaan
pembukaan L/C. sedangkan tugas-tugas yang lain adalah:
1. Menerima, mencatat, dan meneliti pembukaan L/C.

2. Menyediakan devisa yang diperlukan oleh importir.

3. Melaksanakan permintaan perubahan L/C.

4. Menerima setoran uang tunai dari importir sebagai pelunasan harga barang sesuai
nilai L/C.

c. Bank Penerus L/C atau Advising Bank


Merupakan bank yang meneruskan L/C kepada eksportir. Apabila bank ini dikuasakan
untuk membeli wesel-wesel yang ditarik oleh eksportir atas L/C tersebut, maka disebut
dengan Negotiating Bank. Jika bank ini diminta untuk ikut menjamin pembayaran, maka
disebut dengan Confirming Bank.
Tugas-tugas dari bank penerus L/C antara lain:
1. Meneruskan L/C kepada eksportir

2. Menerima dokumen yang disyaratkan dalam L/C dari eksportir.

3. Membayar harga barang kepada eksportir sesuai dengan syarat-syarat yang


ditentukan di dalam L/C.

d. Eksportir/Penjual
Merupakan pihak yang mengadakan transakasi jual beli dengan importir atau pembeli.
Kewajiban-kewajiban eksportir, antara lain:
1. Menerima surat dari importir.

2. Membalas surat tersebut berikut brosur.

3. Menerima L/C dari bank penerus L/C.

4. Menyiapkan barang yang akan dikirimkan.

5. Menyerahkan dokumen-dokumen yang disyaratkan di dalam L/C.

6. Menerima uang pembayaran dari pembeli melalui bank penerus L/C. Suatu
perjanjian, agar dapat terwujud, lazimnya ada suatu kesepakatan tentang harga dan
barang antara pembeli dan penjual. Demikian juga di dalam pembukaan suatu L/C,
pihak eksportir dan importir sebelumnya sudah harus mencapai kesepakatan yang
dituangkan dalam suatu perjanjian yang disebut dengan perjanjian jual-beli atau
kontrak jual-beli.

e. Pihak-pihak yang lain

UNIVERSITAS BUNG HATTA 58


Selain pihak-pihak yang telah dikemukakan, masih ada beberapa pihak yang secara tidak
langsung terkait dalam transaksi ekspor impor, dimana pihak- pihak ini merupakan badan
usaha yang bergerak dibidang jasa tertentu, antara lain:
1. Maskapai Asuransi, tugasnya antara lain:
Membuat cover note
Membuat polis asuransi
Menagih pembayaran premi asuransi
Menyelesaikan klaim apabila terjadi suatu kerugian
2. Ekspedisi Muatan Kapal Laut, tugasnya antara lain:
Menyiapkan angkutan untuk pengiriman barang
Membantu importir mengeluarkan barang dari pelabuhan c) Membayar bea
masuk
3. Superintending Company
Untuk memastikan atas kebenaran barang yang diimpor, maka importir dapat
meminta jasa dari superintending company untuk meneliti barang yang akan
diimpor. Objek penelitian didasarkan atas permintaan pemberi amanat, dapat
berupa penelitian atas keaslian barang, kelengkapan barang, dan lain sebagainya.

D. TAHAPAN PENERBITAN LETTER OF CREDIT


Pada dasarnya tahapan penerbitan L/C luar negeri sama dengan mekanisme
penerbitan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) sebagaimana telah dijelaskan
diatas, hanya ada keterlibatan bank asing, tahapan- tahapannya adalah sebagai berikut:
1. Pembeli dan penjual mengadakan kontrak jual beli. Dalam jual beli itu ditetapkan bahwa
pembeli diwajibkan membuka kredit berdokumen atau L/ C kepada penjual.

2. Pembeli lalu mengajukan kredit berdokumen kepada bank devisa langganannya. Kalau bank
devisa tersebut setuju kredit berdokumen diterbitkan bagi kepentingan penjual. Dalam
hubungan ini pembeli disebut pembuka dan penjual sebagai penerima (beneficiary)

3. Bank penerbit kredit (issuing bank) mengirim surat kredit berdokumen itu kepada
beneficiary dengan melalui bank korespondennya dinegara beneficiary. Bank koresponden
tersebut disebut advising bank atau confirming bank

4. Advising bank memberitahu beneficiary bahwa baginya telah dikirim kredit berdokumen
dari issuing bank atas permohonan pembeli. Sebagai advising bank tidak ada kewajiban,
sedangkan sebagai confirming bank berkewajiban berkewajiban menjamin terlaksananya
kredit tersebut

5. Setelah beneficiary menerima surat kredit, dia lalu mengirimkan barangnya kepada
pembuka kredit (pembeli). Untuk perbuatan ini beneficiary menerima dokumen
pengangkutan dan dokumen-dokumen pembantu dari instansi-instansi yang berwenang

6. Dokumen induk (pengangkutan) dan dokumen pembantu asli lalu diserahkan


kepada advising bank, duplikatnya dikirim langsung kepada pembeli

UNIVERSITAS BUNG HATTA 59


7. Setelah advising bank meneliti dokumen-dokumen tersebut dan berkesimpulan bahwa
dokumen-dokumen tersebut telah memenuhi syarat- syarat sebagaimana mestinya, maka
dokumen-dokumen tersebut diterima dan dibayar.

8. Dokumen yang sudah diterima, oleh advising bank lalu dikirim kepada issuing bank\

9. Issuing bank yang sudah menerima dokumen-dokumen, lalu membayar kepada advising
bank

10. Issuing bank memberitahu pembuka kredit bahwa dokumen telah datang, dan pembuka
kredit lalu membayar semua kewajibannya kepada issuing bank

11. Issuing bank setelah mendapatkan pembayaran akan mengirim dokumen asli kepada
pembuka kredit (pembeli) berdasar dokumen-dokumen mana barang-barang dapat diminta
dari pengangkut

E. JENIS-JENIS LETTER OF CREDIT


Mengenai jenis-jenis letter of credit, terdapat beberapa jenis L/C jika ditinjau dari
beberapa sudut pandang berbeda. Untuk itu penulis akan mengemukakan beberapa jenis L/C
berdasarkan beberapa sudut pandang yang berbeda. Munir Fuady, Op. cit, hal. 95
a. Dari segi kekuatan berlaku
1. Revocable L/C
Yaitu suatu L/C yang dapat ditarik atau dirubah atau dibatalkan kembali
setiap waktu oleh pihak-pihak yang bersangkutan sepanjang belum terjadi
pelaksanaan pembayaran. Dengan kata lain Revocable L/C merupakan L/C yang
dapat dibatalkan setiap saat tanpa memerlukan persetujuan pihak lainnya.
Mestinya Revocable L/C dapat dibatalkan kapan saja tanpa perlu pemberithuan
terlebih dahulu kepada pihak penjual. Namun demikian, di dalam praktek
pembatalan hanya boleh dilakukan apabila Revocable L/C belum dinegosiasi.
Apabila pembatalan terjadi setelah L/C dinegosiasi, maka L/C tersebut akan
dibayar oleh Bank Pembuka. Namun Revocable L/C ini dalam praktek jarang
sekali dipergunakan, karena sifatnya yang dapat dicabut sewaktu-waktu tanpa
persetujuan dapat menimbulkan kerugian bagi pihak penjual.
2. IrRevocable L/C
Yaitu suatu L/C yang merupakan kebalikan dari Revocable L/C, dimana
kredit hanya dapat ditarik atau dirubah atau dibatalkan di dalam masa
berlakunya, dengan persetujuan pihak pembeli, bank pembuka, bank penerus,
dan penjual.
IrRevocable L/C ini banyak dipergunakan dalam praktek karena sifatnya
yang tidak dapat dicabut tanpa persetujuan para pihak tersebut tidak akan
menimbulkan kekhawatiran bahwa L/C tersebut akan ditarik atau diubah atau
dibatalkan.
3. IrRevocable and Confirmed L/C

UNIVERSITAS BUNG HATTA 60


Yaitu suatu L/C yang tidak dapat dibatalkan atau diubah kecuali ada
persetujuan dari para pihak. Dalam L/C jenis ini yang bertanggungjawab adalah
bank pembuka selama jangka waktu berlakunya L/C, dan bank kedua juga
bertanggung jawab atas pembayaran tersebut. Untuk setiap pembukaan L/C,
harus disebutkan secara tegas dan jelas apakah L/C tersebut Revocable L/C atau
IrRevocable L/C. menurut ketentuan Pasal 6 c UCP 500 1993, bahwa jika tidak
terdapat petunjuk demikian, maka kredit tersebut akan dianggap sebagai
IrRevocable L/C.
b. Dari segi pihak yang mengeluarkan L/C
1. Bankers L/C
Yaitu suatu L/C yang pembukaannya dilakukan oleh suatu bank atas
permintaan dari pembeli dan bertanggung jawab atas pembayarannya apabila
syarat yang ditentuka telah dipenuhi. L/C jenis ini paling banyak dijumpai dalam
praktek, karena memberi jaminan akan dilaksanakannya suatu pembayaran.
2. Merchants L/C
Yaitu suatu L/C yang dikeluarkan oleh seorang pedagang atau suatu
perusahaan, sedangkan bank hanya meneruskan pemberitahuan kepada penjual
bahwa telah dibuka suatu kredit pada bank tersebut, dan akan dibayar apabila
penjual menerbitkan sepucuk wesel atas pembeli dengan menyerahkan beberapa
dokumen. L/C jenis ini jarang dipergunakan karena pihak bank tidak
bertanggung jawab, dan tidak menjamin akan adanya pelaksanaan pembayaran.
c. Dari segi persyaratan L/C
1. Documentary L/C
Yaitu suatu L/C yang syarat pembayarannya di dalam penarikan wesel
harus dilengkapi dengan dokumen-dokumen yang disebutkan di dalam L/C
tersebut. Dokumen-dokumen tersebut antara lain:
Bill of Lading / Konosemen
Commercial Invoice / Faktur Perdagangan
Insurance Certificate / Serifikat Asuransi
Packing List / Daftar Pembungkus
Brochure / Brosur
2. Open atau Clean L/C
Yaitu suatu L/C yang syarat pembayarannya di dalam penarikan wesel
tidak memerlukan adanya dokumen-dokumen. Bahwa untuk pengambilan kredit
hanya dengan menyerahkan kuitansi atau rekening saja.
d. Dari segi cara pembayaran
1. Sight L/C
Yaitu suatu L/C yang cara pembayarannya dilakukan oleh
negotiating bank pada saat wesel ditunjukkan oleh eksportir, dilengkapi dengan
dokumen- dokumen yang sesuai dengan kondisi dan syarat yang disebutkan di
dalam L/C
2. Usance L/C
Yaitu suatu L/C yang cara pembayarannya dilaksanakan pada saat jatuh
tempo wesel berjagka. Hal ini dilakukan apabila penjual dan pembeli sudah
merupakan langganan dan saling percaya. Usance L/C harus memenuhi syarat-
syarat antara lain:

UNIVERSITAS BUNG HATTA 61


Wesel berjangka ditarik dan diaksep oleh bank pembuka
Tanggal pembayaran wesel berjangka tersebut selambat-lambatnya
dilakukan 180 hari setelah tanggal pengapalan
e. Dari segi sifat
1. Transferable L/C
Yaitu suatu L/C yang memberikan hak kepada penjual untuk
memberikan memberikan instruksi kepada bank yang diamanatkan untuk
melakukan pembayaran atau akseptasi kepada setiap bank yang berhak
melakukan negosiasi untuk menyerahkan hak atas kredit itu seluruhnya atau
sebagian kepada pihak ketiga (penjual kedua). Transferable L/C tidak dapat
dipindah-tangankan lebih dari satu kali. Hal ini ditentukan dalam artikel 48 d
UCP 600 2007, yang menyatakan kredit dapat ditransfer lebih dari satu second
beneficiary sepanjang penarikan-penarikan atau pengiriman-pengiriman sebagian
diperbolehkan. Transfered credit tidak dapat ditransfer atas permohonan
beneficiary kepada setiap beneficiary berikutnya. First beneficiary tidak
dianggap sebagai beneficiary berikutnya.
Menurut Hartono Hadisoeprapto, alasan ketentuan L/C transferable L/C
dapat dipindah-tangankan untuk sekali adalah: Hartono Hadisoeprapto, Op, cit.,
hal. 44
Faktor politik
Faktor harga
Faktor kerugian
Faktor barang dan kualitas rendah
2. Non Transferable L/C
Yaitu suatu L/C yang merupakan kebalikan dari transferable L/C, yang
mana tidak dapat dipindahtangankan, sehingga yang berhak hanya penjual yang
namanya tercantum pada L/C tersebut.
f. Jenis-jenis L/C khusus
Selain jenis-jenis L/C yang telah dikemukakan, masih ada beberapa jenis L/C lain yang
merupakan jenis dari L/C khusus. Ada beberapa jenis L/C khusus, yaitu :
1. Revolving L/C
Yaitu suatu L/C yang dibuka untuk beberapa transaksi sehingga dapat dibayar
beberapa kali. Dengan demikian pembayaran kredit itu bersambung hingga
mencapai jumlah maksimum yang diperjanjikan. Revolving L/C terbagi atas:
Revolving L/C yang kumulatif
Pada L/C jenis ini, penjual diperbolehkan untuk menambah kekurangan
pengiriman barang dari periode yang lalu untuk dihimpun di dalam
pengiriman berikutnya.
Revolving L/C yang non kumulatif
Pada L/C jenis ini, penjual tidak diperbolehkan untuk menambah
kekurangan pengiriman barang periode yang lalu untuk dihimpun di dalam
pengiriman berikutnya.
2. Back to Back L/C
Yaitu suatu L/C yang pembukaannya terpisah tetapi masih didasarkan atas data-
data kredit yang semula. L/C yang telah dibuka sebelumnya menjadi dasar bagi
dibukanya back to back L/C. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa kedua L/C

UNIVERSITAS BUNG HATTA 62


tersebut memiliki persyaratan yang sama, baik dalam jumlah dan jenis barang
maupun jenis dokumen yang diperlukan, tetapi terdapat perbedaan harga dalam
faktur dan wesel dari L/C semula dengan yang baru.
3. Red Clause L/C
Yaitu suatu L/C yang dapat dibayar oleh bank terlebih dahulu sebelum dokumen-
dokumen yang disyaratkan diserahkan. L/C ini mengandung syarat bahwa atas
beban dan tanggungan pembuka L/C, bank pembayar dapat membayarkan
uang muka sebagian maupun seluruh jumlah L/C walaupun eksportir belum
melaksanakan pengiriman barang. Red clause L/C dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu:
Secured atau Covered Red Clause L/C
Yaitu suatu L/C yang mengandung syarat bahwa bank pembayar dapat
membayar uang muka kepada eksportir, walaupun eksportir belum
melaksanakan pengiriman barang. Pembayaran hanya dapat dilakukan
apabila eksportir menyerahkan wesel atau kuitansi disertai surat jaminan
serta surat-surat lainnya sesuai dengan persyaratan L/C, seperti surat
gudang, polis asuransi, dan lain-lain.
Clean atau Unsecured Red Clause L/C
Yaitu suatu L/C yang mengandung persyaratan bahwa pembayaran dapat
dilakukan oleh bank kepada eksportir, walaupun eksportir belum
mengirimkan barang, yang pembayarannya dapat dilakukan berdasarkan
kuitansi tanpa disertai jaminan.
4. Green Clause L/C
Yaitu suatu L/C yang mirip dengan Red Clause L/C, hanya saja dalam red clause
L/C pembayaran uang mukanya merupakan perintah dari pihak pembeli,
sedangkan dalam green clause L/C pembayaran uang mukanya dilakukan oleh
bank atas kepercayaannya terhadap pedagang perantara.
5. Negocierings L/C
Yaitu suatu L/C yang mengharuskan penjual menerbitkan wesel kepada pembeli,
yang akan dinegosiasi oleh bank pembuka. Bentuk L/C seperti ini membebankan
tanggung jawab kepada bank pembuka, sedangkan bank penerus tidak
bertanggung jawab sedikitpun.
6. Standby L/CYaitu suatu L/C yang dipergunakan sebagai alat pembayaran
terhadap pembelian barang-barang dalam perdagangan dengan mengkaitkannya
dengan dokumen-dokumen perkapalan. Standby L/C ini seperti Clean L/C,
karena untuk terlaksananya pembayaran tidak memerlukan penyerahan
dokumen-dokumen, hanya saja digunakan untuk masalah-masalah garansi.

F. KELEBIHAN DAN KELEMAAHAN DARI LETTER OF CREDIT


Kelebihan Letter of Credit :
a. Penjual / eksportir dapat lebih menggantungkan kepercayaan pada L/C yang dikeluarkan
bank dari pada L/Cyang dikeluarkan oleh pedagang, dan karena itu yang bersangkutan
merasa terjamin akan pembayaran / akseptasi yang dilakukan bank setelah adanya
penyerahan dokumen dokumen yang sesuai dengan syarat syarat L/C.
b. Pembeli / importir merasa terjamin bahwa banknya akan menolak pembayaran kepada
penjual / eksportir kecuali penjual / eksportir telah memenuhi persyaratan persyaratan L/C

UNIVERSITAS BUNG HATTA 63


yang telah diminta oleh pembeli / importir kepada banknya seperti yang ditentukan dalam
L/C
Kelemahan Letter of Credit :
1. Pembeli / importir tidak mendapat jaminan barang barang yang dipesan dengan harga
tertentu adalah yang sebenarnya yang dikapalkan.
2. Biaya biaya bank yang dikenakan dalam penanganan L/C
3. Bank bank hanya berkepentingan dalam dokumen saja dan tidak dalam barang barang

SESI TANYA JAWAB KELOMPOK II

1. Widia Wahyu Safitri


Jelaskan dasar hokum leasing, manfaat leasing beserta contohnya !
Jawab :
a. Dasar hukum : Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991 tanggal 21
Nopember 1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha:Sewa guna usaha adalah kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara guna usaha dengan hak
opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease), untuk
digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara
berkala.
b. Manfaat Leasing
14. Pembiayaan Penuh
15. Sumber Pembiayaan Alternatif
16. Off Balance Sheet
17. Arus Dana
18. Proteksi Inflasi
19. Perlindungan Akibat Kemajuan Teknologi
20. Sumber Pelunasan Kewajiban
21. Kapitalisasi Biaya
22. Risiko Keusangan
23. Kemudahan Penyusutan Anggaran
24. Pembiayaan Proyek Skala Besar
25. Meningkatkan Debt Capacity
c. Contoh Leasing
1. PT. Federal International Finance (FIF)
2. PT. Adira Dinamika Multi Finance, Tbk
3. PT. Summit Oto Finance
4. PT. Wahana Ottomitra Multiartha (WOM)
5. PT. Bussan Auti Finance (BAF)

2. Aldi Saputra
Kelebihan dan kelemahan modal ventura ?
Jawab :
Kelebihan Modal Ventura :
Sumber dana bagi perusahaan baru.

UNIVERSITAS BUNG HATTA 64


Adanya penyertaan menejemen.
Keperdulian yang tinggi dari perusahaan modal ventura.
Dengan adanya penyertaan modal, Perusahaan Pasangan Usaha dapat mencari bantuan
dalam bentuk lain.
Modal Ventura menaikkan pamor Perusahaan Pasangan Usaha dan Perusahaan Modal
Ventura itu sendiri.
Perusahaan Pasangan Usaha mendapat mitra baru yang memiliki perusahaan modal
ventura.
Mendukung usaha kecil yang berpotensi berkembang dan memperluas kesempatan kerja.

Kelemahan modal ventura:


Jangka waktu pembiayaan yang relatif panjang.
Terlalu selektifnya perusahaan modal ventura dalam mencari perusahaan pasangan usaha.
Kontrol manajemen perusahaan pasangan usaha dapat diambilalih oleh perusahaan modal
ventura apabila menunjukkan gejala kegagalan.

3. Gustiya Ulfa
Apakah pembiayaan bisnis ini dalam lingkungan nasional? Kalau nasional bagaimana dengann
pembiayaan bisnis dalam ASEAN?
Jawab :
Iya ini adala pembiayaan bisnis nasional. Jika dalam pembiayaan bisnis ASEAN maka tergabung
dari beberapa Negara ASEAN tersebut dan pembiayaannya berbeda dengan nasional.

4. Afnil
Perbedaan leasing dengan modal ventura ?
Jawab :
A. Leasing
1. Kegiatan sewa guna usaha dilakukan dalam bentuk pengadaan barang modal bagi
penyewa gunausaha, baik dengan maupun tanpa hak opsi untuk membeli barang tersebut
2. Dalam kegiatan sebagaimana dimaksut butir 1 diatas pengadaan barang modal dapat juga
dilakukan dengan cara membeli barang penyewa guna usaha yang kemudian
disewagunakan kembali
3. Sepanjang perjanjian sewa guna usaha masih berlaku, hak milik atas barang modal objek
transaksi sewa guna usaha pada perusahaan pembiayaan
4. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, perusahaan pembiayaan dapat melakukan
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
B. Modal ventura
Kegiatan Modal ventura dilakukan dalam bentuk penyertaan modal kedalam suatu PPU
sesuai dengan keputusan menteri keuangan No. 1251/KMK.013/1988 untuk :
1. Pengembangan suatu penemuan baru.
2. Pengembangan perusahaan pada tahap awal usahanya mengalami kesulitan dana.
3. Membantu perusahaan yang berada dalam tahap kemunduran usaha.
4. Membantu perusahaan yang berada dalam tahap pengembangan.
5. Pengembangan proyek penelitian dan rekayasa.

UNIVERSITAS BUNG HATTA 65


5. Rahmat Hidayat
Modal ventura bergerak di bidang apa?
Jawab :
Modal ventura adalah merupakan suatu investasi dalam bentuk pembiayaan berupa penyertaan
modal ke dalam suatu perusahaan swasta sebagai pasangan usaha (investee company) untuk
jangka waktu tertentu. Pada umumnya investasi ini dilakukan dalam bentuk penyerahan modal
secara tunai yang ditukar dengan sejumlah saham pada perusahaan pasangan usaha.

6. Satria Haris Saputra


Pengertian letter of credit dan pihak_pihak yang terkait ?
Jawab :
1) Pengertian Letter of' Credit adalah secara umum merupakan suatu pernyataan dari issuing
bank atas permintaan importir yang merupakan nasabah dari bank tersebut, untuk
menyediakan dana dan membayar sejumlah uang tertentu untuk kepentingan pihak ketiga
(eksportir).
2) Pihak-Pihak Dalam Transaksi Letter Of Credit
Dalam pelaksanaan pembukaan Letter of Credit, dalam bentuknya yang paling sederhana, ada
beberapa pihak yang berkepentingan, yaitu:
f. Importir/Pembeli
Merupakan pihak yang melaksanakan transaksi jual beli dengan penjual/eksportir. Pihak
Importir mengajukan permintaan pembukaan L/C kepada bank pembuka atas nama
eksportir, setelah memenuhi syarat-syarat yang berlaku untuk melakukan transaksi ekspor
impor. Kewajiban-kewajiban importir, antara lain:
5. Mengirim surat kepada eksportir di luar negeri.
6. Menerima surat balasan dari eksportir berikut brosur.
7. Menyiapkan permintaan pembukaan L/C.
8. Menyiapkan uang pembayaran tunai kepada bank pembuka L/C.

g. Bank Pembuka L/C atau Opening Bank atau Issuing Bank


Tugas dari bank pembuka adalah melayani importir yang mengajukan permintaan
pembukaan L/C. sedangkan tugas-tugas yang lain adalah:
5. Menerima, mencatat, dan meneliti pembukaan L/C.

6. Menyediakan devisa yang diperlukan oleh importir.

7. Melaksanakan permintaan perubahan L/C.

8. Menerima setoran uang tunai dari importir sebagai pelunasan harga barang sesuai
nilai L/C.

h. Bank Penerus L/C atau Advising Bank


Merupakan bank yang meneruskan L/C kepada eksportir. Apabila bank ini dikuasakan
untuk membeli wesel-wesel yang ditarik oleh eksportir atas L/C tersebut, maka disebut
dengan Negotiating Bank. Jika bank ini diminta untuk ikut menjamin pembayaran, maka
disebut dengan Confirming Bank.
Tugas-tugas dari bank penerus L/C antara lain:
4. Meneruskan L/C kepada eksportir

5. Menerima dokumen yang disyaratkan dalam L/C dari eksportir.

UNIVERSITAS BUNG HATTA 66


6. Membayar harga barang kepada eksportir sesuai dengan syarat-syarat yang
ditentukan di dalam L/C.

i. Eksportir/Penjual
Merupakan pihak yang mengadakan transakasi jual beli dengan importir atau pembeli.
Kewajiban-kewajiban eksportir, antara lain:
7. Menerima surat dari importir.

8. Membalas surat tersebut berikut brosur.

9. Menerima L/C dari bank penerus L/C.

10. Menyiapkan barang yang akan dikirimkan.

11. Menyerahkan dokumen-dokumen yang disyaratkan di dalam L/C.

12. Menerima uang pembayaran dari pembeli melalui bank penerus L/C. Suatu
perjanjian, agar dapat terwujud, lazimnya ada suatu kesepakatan tentang harga dan
barang antara pembeli dan penjual. Demikian juga di dalam pembukaan suatu L/C,
pihak eksportir dan importir sebelumnya sudah harus mencapai kesepakatan yang
dituangkan dalam suatu perjanjian yang disebut dengan perjanjian jual-beli atau
kontrak jual-beli.

j. Pihak-pihak yang lain


Selain pihak-pihak yang telah dikemukakan, masih ada beberapa pihak yang secara tidak
langsung terkait dalam transaksi ekspor impor, dimana pihak- pihak ini merupakan badan
usaha yang bergerak dibidang jasa tertentu, antara lain:
1. Maskapai Asuransi, tugasnya antara lain:
Membuat cover note
Membuat polis asuransi
Menagih pembayaran premi asuransi
Menyelesaikan klaim apabila terjadi suatu kerugian
2. Ekspedisi Muatan Kapal Laut, tugasnya antara lain:
Menyiapkan angkutan untuk pengiriman barang
Membantu importir mengeluarkan barang dari pelabuhan c) Membayar bea
masuk
3. Superintending Company
Untuk memastikan atas kebenaran barang yang diimpor, maka importir dapat
meminta jasa dari superintending company untuk meneliti barang yang akan
diimpor. Objek penelitian didasarkan atas permintaan pemberi amanat, dapat
berupa penelitian atas keaslian barang, kelengkapan barang, dan lain sebagainya.

13. Resma Yulita


Prosedur penerbitan kartu kredit !
Jawab :
Adapun persyaratan yang dipersyaratkan untuk memperoleh kartu kredit secara umum adalah
sebagai berikut:
5. Nasabah mengajukan permohonan dengan mengisi formulir permohonan yang sudah
disiapkan oleh lembaga penerbit.

UNIVERSITAS BUNG HATTA 67


6. Nasabah melengkapi persyaratan yang dipersyaratkan seperti:
Menyerahkan foto kopi bukti diri seperti KTP
Menyerahkan slip gaji atau surat keterangan penghasilaN
7. Pihak bank atau lembaga pembiayaan akan melakukan penelitian langsung ke alamat
calon pemegang kartu dan lewat telepon. Tujuan penelitian ini untuk melihat kebenaran
data yang dibuat serta kredibilitas dan kapabilitas nasabah tersebut. Penelitian juga
ditujukan ke lembaga lain untuk melihat daftar black list nasabah.
8. Pihak bank atau lembaga pembiayaan akan menyetujui penerbitan kartu jika dari hasil
penelitian dianggap layak dan mengirimkan kartu tersebut kepada nasabah. (Kasmir,
2012:308)

14. Iqbal Khadarfi


Jelaskan factoring menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 468/KMK. 017/1995 !
1. Pembelian atau pengalihn piutang atau tagihan jangka pendek yang terbit dari transaksi
perdagangan dalam dan luar negeri.
2. Penatausahaan penjualan kredit serta penagihan piutang perusahaan.

UNIVERSITAS BUNG HATTA 68


DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Pembiayaan
http://destrianti-daloma.blogspot.co.id/2012/06/tugas-kelompok-iv-makalah-lembaga.html

Sewa Guna Usaha (Leasing)


http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/amanita-novi-yushita-se-msi/sewa-guna-
usaha.pdf
http://www.beritatrendz.com/2015/01/perusahaan-pembiayaan-terbesar.html

Anjak Piutang (Factory)


http://yudinurmuhamad.blogspot.co.id/2015/04/makalah-anjak-piutang.html
https://evaruth.wordpress.com/2012/04/03/anjak-piutang/
http://dewiningrum2795.blogspot.co.id/2015/04/blk-anjak-piutang.html

Modal Ventura
http://lailyfaizatin.blogspot.co.id/2015/05/makalah-modal-vemtura-lengkap-pembahasan.html

Pembiayaan Konsumen
http://tholibpoenya.blogspot.co.id/2015/01/pembiayaan-konsumen_11.html
https://pratama1989.wordpress.com/2012/06/04/kelebihan-dan-kekurangan-lembaga-
pembiayaan-konsumen-2/
http://www.kompasiana.com/parlin_nainggolan/sekilas-beberapa-perusahaan-pembiayaan-
terbesar-di-indonesia_550b47198133114449b1e85d

Kartu Kredit
http://yonamaudy.blogspot.co.id/2014/04/makalah-kartu-plastik.html
http://pilihkartu.com/informasi-kartu-kredit/daftar-bank

Letter of Kredit
http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-letter-of-credit-jenis-pihak.html
http://nurmaliaandriani95.blogspot.co.id/2014/12/letter-of-credits-pengertian-tujuan.html

UNIVERSITAS BUNG HATTA 69

Anda mungkin juga menyukai