LEMBAGA PEMBIAYAAN
F. Perusahaan Pembiayaan
Menurut Perpres No. 84/PMK.012/2006, perusahaan pembiayaan adalah badan usaha di
luar Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan
yang termasuk dalam bidang usaha Lembaga Pembiayaan.
Kegiatan usaha Perusahaan Pembiayaan meliputi :
1. Sewa Guna Usaha (Leasing)
2. Anjak Piutang (Factory)
3. Modal Ventura
4. Pembiayaan Konsumen
5. Kartu Kredit
BAB II
A. PENGERTIAN
Pengertian sewa guna usaha menurut Keputusan Menteri Keuangan No.
1169/KMK.01/1991 tanggal 21 Nopember 1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha:Sewa guna
usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara guna
usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease),
untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara
berkala. Selanjutnya yang dimaksud dengan finance leaseadalah kegiatan sewa guna usaha
dimana lessee pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna
usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati. Sebaliknya operating leasetidak mempunyai hak
opsi untuk membeli objek sewa guna usaha.Dari defenisi tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa sewa guna usaha merupakan suatu kontrak atau persetujuan sewa-menyewa. Objek sewa
guna usaha adalah barang modal dan pihak lessee memiliki hak opsi dengan harga berdasarkan
nilai sisa.
b. Operating Lease
Dalam leasing bentuk ini, lessor sengaja membeli barang modal dan selanjutnya di-lease-
kan. Berbeda dengan finance lease, dalam operating leasejumlah seluruh pembayaran berkala
tidak mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang modal tersebut
berikut dengan bunganya. Operating lease atau kadang-kadang juga disebut dengan sewa
guna usaha biasa adalah suatu perjanjian kontrak antara lessor dengan lessee di mana:
Lessor sebagai pemilik objek leasing kemudian menyerahkan kepada pihak lessee
untuk digunakan dengan jangka waktu relatif lebih pendek daripada umur ekonomis
barang modal tersebut.
Lessee atas penggunaan barang modal tersebut, membayar sejumlah sewa secara
berkala kepada lessor yang jumlahnya tidak meliputi jumlah keseluruhan biaya
perolehan barang tersebut beserta bunganya atau disebut juga non full pay out lease.
Lessormenanggung segala risiko ekonomis dan pemeliharaan atas barang-barang
tersebut.
Lessee pada akhir kontrak harus mengembalikan objek lease pada lessore.Lessee
biasanya dapat membatalkan perjanjian kontrak leasing sewaktu-waktu atau disebut
cancelable.
Operating lease dalam pelaksanaannya membutuhkan suatu keahlian khusus terutama
untuk pemeliharaannya dan pemasaran kembali barang modal yang di-lease-kan tersebut.
Oleh karena itu berbeda dengan finance lease objek leasing di akhir masa kontrak merupakan
G. CONTOH LEASING
1. PT. Federal International Finance (FIF)
2. PT. Adira Dinamika Multi Finance, Tbk
3. PT. Summit Oto Finance
4. PT. Wahana Ottomitra Multiartha (WOM)
5. PT. Bussan Auti Finance (BAF)
BAB III
Jenis anjak piutang bila dilihat dari segi jasa yang diberikan maka dapat dibagi kedalam:
Dalam transaksi anjak piutang terdapat beberapa risiko yang mungkin timbul diantaranya:
Untuk mengatasi risiko tersebut, pada saat kontrak/ perjanjian dibuat maka perlu
ditetapkan pihak yang bertanggung jawab atas penanggungan resiko. Jika debitur tidak dapat
memenuhi kewajibannya dan yang menanggung resiko tersebut perusahaan (klien) maka
perjanjiannya dinamakan with recourse factoring sedangkan jika lembaga anjak piutang yang
menanggung risiko kerugiaannya maka perjanjiannya dinamakan without recourse factoring.
Jika melihat fasilitas-fasilitas yang disediakan lembaga anjak piutang, ternyata usaha
anjak piutang lebih dominan kepada pemberian jasa pembiayaan (financing service) atas
pengalihan piutang dari klien (perusahaan). Namun demikian lembaga anjak piutang juga
a. Investigasi kredit (credit investigation) atau analisis kredit yaitu lembaga anjak piutang
membantu perusahaan untuk menilai calon customer/debitur.
b. Mengelola administrasi penjualan secara kredit (sales ledger administration/sales
accounting).
c. Mengawasi/ memonitor penjualan yang dilakukan klien termasuk menetapkan prosedur
penagihan.
d. Memberikan masukan atau mengusahakan cara pengamanan terhadap risiko piutang
terutama jika transaksi perdagangan secara internasional (export financing) yang rentan
terhadap risiko terjadinya fluktuasi kurs valuta asing.
Dengan memanfaatkan jasa anjak piutang maka perusahaan (klien) tidak perlu
membentuk bagian kredit tersendiri dalam organisasi. Lembaga anjak piutang sudah secara
otomatis telah melaksanakan fungsi bagian crediet (credit departement) dimana lembaga
anjak piutang akan memberikan laporan hasil kerjanya secara periodik kepada perusahaan
(klien). Atas pemanfaatan jasa anjak piutang timbul suatu kewajiban bagi perusahaan (klien)
yaitu membayar biaya anjak piutang. Biaya ini terdiri dari:
1. Service charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien menggunakan jasa untuk
pengelolaan/ pembukuan penjualan (sales ledger) dari transaksi penjualan yang dilakukan
klien. Besarnya biaya berkisar antara 0,5% 2,5% tergantung kesepakatan antara anjak
piutang dan klien.
2. Discount charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien memperoleh pembiayaan
(dana tunai) dari lembaga anjak piutang. Besarnya biaya discount charge antara 2% 3%.
Biaya ini juga ditetapkan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.
1. Cash flow lebih cepat, yang bisa dimanfaatkan, misalnya untuk memperoleh persediaan
yang lebih cepat laku.
2. Adanya asuransi terhadap piutang tidak tertagih.
3. Beban administrasi pengelolan piutang bisa dipindahkan ke factor.
4. Anjak piutang bisa dikurangkan dari penghasilan kena pajak, sebab berhubungan dengan
proses menghasilkan pendapatan.
5. Tidak mengharuskan posisi keuangan yang kuat.
6. Tidak ada implikasi jangka panjang yang negatif dalam neraca.
7. Bisa dilaksanakan untuk sekali transaksi atau untuk jangka panjang.
Kelemahannya :
Modal Ventura
E. Bentuk Kesepakatan
Kesepakatan-kesepakatan antara Perusahaan Modal Ventura dengan Perusahaan
Pasangan Usahanya dituangkan dalam suatu kesepakatan formal atau perjanjian resmi secara
tertulis yang meliputi mekanisme pemberian bantuan dana dan sejak awal sampai dengan
dilakukannya tahap divestasi. Perjanjian ini penting bagi pelaksanaan modal ventura karena
kegiatan operasional modal ventura selanjutnya didasarkan pada perjanjian tersebut.
1. Jumlah pembiayaan
Jumlah pembiayaan harus disebutkan dengan jelas dengan satuan mata uang yang
telah disepakati bersama.
2. Cara penarikan atau pencairan
Cara penarikan dana dapat bermacam-macam. Dana tersebut dapat ditarik secara
tunai, menggunakan cek, menggunakan bilyet giro, dan lain-lain sesuai kesepakatan
bersama.
3. Jadwal penggunaan bantuan dana
Harus disesuaikan dengan kebutuhan dana tersebut dalam kegiatan usaha Perusahaan
Pasangan Usaha.
4. Jangka waktu bantuan dana
Harus disebutkan dengan tegas sehingga Perusahaan Pasangan usaha dapat
merencanakan cash flow yang sesuai.
5. Bentuk balas jasa financial
Dapat berupa bunga, bagi hasil dari keuntungan biaya, dan lain-lain.
6. Cara, jumlah, waktu pembayaran balas jasa financial
Harus disertai proporsi bagi hasil atas dasar waktu dan periode tertentu.
7. Cara penarikan kembali investasi
Harus disepakati pada awal proses modal ventura.
8. Syarat divestasi yang dipercepat
Dalam keadaan tertentu, divestasi dapat saja dilakukan lebih awal daripada waktu
yang telah direncanakan. Keadaan tertentu sebagai pra syarat pelaksanaan divestasi
yang dipercepat tersebut bisa dengan bervariasi, antara lain: prospek Perusahaan
Pasangan Usaha yang sangat diragukan, kerugian Perusahaan Pasangan Usaha yang
sangat besar, krisis ekonomi, keuntungan atau perkembangan Perusahaan Pasangan
Usaha yang sangat besar sehingga tidak lagi memerlukan bantuan modal ventura dan
lain-lain sesuai dengan kesepakatan.
9. Perubahan atau perpindahan kepemilikan
F. Cara divestasi
Divestasi atau penarikan kembali penyertaan modal yang telah dilakukan oleh PMV pada
PPU dapat dilaksanakan dengan cara-car berikut:
a. Pembelian kembali saham modal ventura oleh perusahaan pasangan usaha
Apabila PPU cukup mampu maka divestasi dapat dilakukan dengan cara
pengembalian kembali saham modal ventura oleh PPU sendiri
b. Go- Public atau penawaran saham melalui pasar modal
Dapat dilakukan apabila kondisi PPU betul=betul sehat dan prospektif sehinnga
sahamnya nanti dapat dijual melalui bursa efek dengan harga yang wajar
c. Pemberian kredit atau pinjaman dari bank
Sebagai pengganti dari penyertaan yang ditarik, PMV berusaha menghubungkan PPU
dengan bank untuk mendapatkan kredit atau pinjaman. Dapat dilakukan apabila
keadaan PPU cukup sehat dan prospektif menurut penilaian bank.
d. Perusahaan Pasangan Usaha dijualkepada perusahaan atau pihak lain
Apabila ada perusahaan yang tertarik untuk memiliki PPU tersebut, maka PPU dapat
dijual ke pihak lain, baik secara tunai maupun dibeli dengan saham.
e. Perusahaan Pasangan Usaha dilikuidasi
Cara ini ditempuh apabila cara-cara lain seperti yang telah disebutkan diatas sudah
sama sekali tidak mungkin ditempuh.likuidasi dilaksanakan biasanya karena setelah
diberi bantuan modal ventura usaha nasabah tidak dapat berkembang dan cenderung
rugi atau mempunyai prospek dimasa mendatang yang tidak menentu.
BAB V
PEMBIAYAAN KONSUMEN
Adapun hubungan antara konsumen dan pemasok terjadi karena adanya perjanjian julal
beli,dalam hal ini perjanjian jual beli bersyarat.dalam perjanjian jual beli bersyarat ini
pemasok sebagai penjual menetapkan syarat bahwa pembayaran atas harga barang akan
dilakukan oleh pihak ketiga,yaitu perusahaan pembiayaan konsumen.dengan demikian,
apabila karena alasan apa pun pihak ketiga,dalam hal ini perusahaan pembiayaan konsumen
melakukan wanprestasi,yaitu tidak melakukan pembayaran secara tunai kepada pemasok,
maka jual beli antara pemasok dan konsumen dibatalkan.
C. Perjanjian jual beli laptop dan komputer yang dibiayai oleh perusahaan pembiayaan
konsumen. Perjanjian pembiayaan pembelian laptop dan komputer dari PT Uchiyama
Jaya oleh konsumen
D. Pembayaran tunai harga : Penyerahan mobil
E. Pembayaran (angsuran pokok dan bunga) hingga lunas selama jangka waktu tertentu.
2. Perusahaan Pembiayaan Konsumen yang Merupakan Satu Grup Usaha dengan Pemasok
4. Perjanjian jual beli sepeda motor yang dibiayai oleh perusahaan pembiayaan
konsumen.Perjanjian pembiayaan pembelian sepeda motor dari PT Noran Nagoya oleh
konsumen.
6. Pembayaran (angsuran pokok dan bunga) hingga lunas selama jangka waktu tertentu
1. Lembaga ini juga tidak melalui tiga tahapan kontrak yaitu pra kontrak, kontrak, dan pasca
kontrak.
2. Lebih fleksibel dan moderat tersebut memerlukan suatu payung hukum dalam menjalankan
aktivitasnya, sekaligus untuk mengatasi permasalahan apabila terjadi sengketa di antara
BAB VI
KARTU KREDIT
A. PENGERTIAN
Kartu Plastik pada dasarnya adalah kartu yang diterbitkan oleh bank atau perusahaan
tertentu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran atas transaksi barang atau jasa, menjamin
keabsahan cek yang dikeluarkan, dan untuk melakukan penarikan uang tunai. (Siamat, 2005: 633)
Kartu kredit juga merupakan Kartu Plastik yang diterbitkan oleh suatu institusi yang
memungkinkan pemegang kartu untuk memperoleh kredit atas transaksi yang dilakukannya dan
pembayarannya dapat dilakukan secara angsuran dengan membayar sejumlah bunga (finance
change) atau sekaligus pada waktu yang telah ditentukan.(Ibrahim, 2004:11)
Penggunaan istilah kartu kredit sebenarnya menimbulkan kerancuan karena istilah
tersebut sering dimaksudkan pula untuk jenis-jenis kartu lainnya yang tidak selalu berkaitan
dengan fungsi kartu kredit. Oleh karena itu, istilah yang tepat digunakan adalah Kartu Plastik
(Plastic Card). Dalam pembahasan bab ini, istilah kartu kredit diartikan pula sebagai Kartu
H. PENDANAAN
Masalah pendanaan bagi kelanjutan usaha perusahaan kartu kredit merupakan
pertimbangan yang cukup krusial, lebih-lebih untuk masa-masa puncak, misalnya menjelang dan
setelah periode hari raya. Karena umumnya perusahaan kartu kredit membayar merchantnya
relative cepat, maka likuiditas perusahaan kartu kredit akan terpenuhi. Sehubungan dengan itu,
perlu dilakukan perhitungan mengenai total kebutuhan dana untuk membiayai puncak permintaan
Contoh:
Seorang pemegang kartu melakukan transaksi dengan nilai Rp 1.000.000. apabila issuer
memungut discount sebesar 5 %, maka total tagihan yang seharusnya dibayarkan kepada
merchant adalah Rp. 1.000.000 (5% x Rp 1.000.000) = Rp 950.000.
Selanjutnya, apabila kartu yang digunakan tersebut adalah charge, card maka pemegang kartu
harus membayar lunas seluruh tagihan pada saat jatuh temponya. Sedangkan apabila yang
digunakan kartu kredit, maka pemegang kartu dapat membayar sejumlah minimum tertentu
(minimum payment) dari total tagihan termasuk bunga. Pembayaran minimum tersebut biasanya
ditetapkan oleh issuer yang saat ini berkisar 3%-3,75%. Penarikan uang tunai biasanya dikenakan
tingkat bunga sedikit lebih tinggi daripada transaksi pembelian barang atau jasa.
Mekanisme transaksi jual beli dengan menggunakan kartu sebagaimana dijelaskan dilakukan
dengan melibatkan pihak pemegang kartu, merchant dan issuer, dimana issuer disini sekaligus
bertindak sebagai acquirer atau servicing agent. Mekanisme transaksi kartu dapat pula terjadi
dimana issuer melibatkan pihak acquirer, yaitu pihak yang melakukan penagihan dan
pembayaran antara pihak issuer dengan merchant, apabila kartu tersebut dilakukan dengan cara
franchise. Dengan mengambil ilustrasi di atas, maka servicing agent membayar merchant setelah
setelah dipotong discount sebesar Rp 950.000. Kemudian, servicing agent mengklaim kepada
issuer dengan memperoleh interchange fee (3%), yaitu Rp 30.000 sehingga jumlah
reimbursement oleh issuer adalah Rp 980.000. Dengan demikian, issuer dalam transakasi tersebut
memperoleh discount Rp 20.000. Selanjutnya, issuer akan melakukan tagihan kepada card holder
sebesar Rp 1 juta.
Keterlibatan servicing agent tersebut dilakukan dengan terlebih dahulu membuat kontrak
perjanjian dengan issuer. Sebagaimana halnya dengan perjanjian antara issuer dengan merchant.
J. STATEMENT TAGIHAN
Siamat, (2005: 643) Pemegang kartu secara periodik akan memperoleh statement tagihan
dari issuer yang dikirimkan ke alamat pemegang kartu setiap tanggal tertentu setiap bulannya.
Statement tagihan tersebut berisi perincian informasi mengenai hal-hal sebagai berikut:
a. Nomor kartu merupakan nomor identitas yang selalu harus dicantumkan pada setiap
pembayaran tagihan.
b. Tanggal tagihan yaitu tanggal dimana perincian tagihan dicetak. Tanggal jatuh tempo
berkisar 7-15 hari setelah tanggal penagihan.
c. Tanggal jatuh tempo yaitu tanggal dimana batas paling lambat untuk melakukan pembayaran
atas tagihan. Issuer akan membebankan biaya keterlambatan membayar (late charge) kepada
pemegang kartu apabila pembayaran dilakukan melewati tanggal jatuh tempo tersebut.
d. Pembayaran minimum yaitu pembayaran terendah yang merupakan kewajiban pemegang
kartu yang harus dibayarkan sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran. Sisa tagihan dapat
dibayarkan dengan mencicil dan untuk itu akan dikenakan bunga dari saldo kredit.
Pembayaran minimum berkisar 10%-20% dari total tagihan atau misalnya, minimum Rp
50.000. ketentuan ini berlaku untuk kartu kredit.
e. Jumlah tagihan adalah jumlah seluruh transaksi dengan menggunakan kartu kredit yang
belum dilunasi.
f. Limit kredit adalah jumlah maksimal yang diberikan untuk setiap kartu. Pagu kredit untuk
kartu gold umumnya jauh lebih tinggi daripada kartu regular. Jumlah kredit limit masing-
masing pemegang kartu biasanya berbeda, tergantung dari credit standing anggota yang
bersangkutan.
g. Batas penarikan uang tunai yaitu uang tunai yang dapat diambil pada posisi rekening seperti
yang tertera pada perincian tagihan. Penarikan uang tunai, yang umumnya berkisar sampai
50% dari kredit limit, biasanya dikenakan biaya disamping bunga. Tingkat bunga yang
dikenakan atas penarikan uang tunai tersebut biasanya lebih tinggi daripada tingkat bunga
untuk transaksi pembelian barang atau jasa.
h. Tunggakan yaitu jumlah pembayaran minimum pada rincian tagihan bulan sebelumnya yang
belum dibayar (bagi kartu kredit).
i. Tanggal posting yaitu tanggal ditagihkannya pemakai kartu.
j. Tanggal transaksi yaitu tanggal terjadinya transaksi pengambilan uang tunai dan pembayaran
dengan menggunakan kartu.
k. Nomor referensi yaitu nomor identitas setiap transaksi.
LETTER OF CREDIT
A. PENGERTIAN
Pengertian Letter of' Credit adalah - secara umum merupakan suatu pernyataan dari
issuing bank atas permintaan importir yang merupakan nasabah dari bank tersebut, untuk
menyediakan dana dan membayar sejumlah uang tertentu untuk kepentingan pihak ketiga
(eksportir). Pembukaan L/C oleh importir dilakukan melalui bank yang disebut opening bank atau
Issuing Bank.
Pada umumnya L/C digunakan untuk membiayai kembali kontrak penjualan barang jarak
jauh antara pembeli dan penjual yang belum saling mengenal dengan baik. (Henry D. Gabriel,
Standby Letter of Credit Does the Risk Out Weigh the Benefits? Columbia Business Law Review,
vol 1988 Num3, hal. 139 - 153)
L/C digunakan untuk membiayai transaksi perdagangan internasional. Tetapi, L/C
bukan merupakan garansi (guarantee) atau surat berharga yang dapat dipindahtangankan
(negotiable instrument). (David D. Command, The Uniform Commercial Code Law Journal.
Vol.17 Num 1, Summer 1984,
C.F.G. Sunaryati Hartono, mengatakan: Secara harfiah L/C dapat diterjemakan sebagai
Surat Utang atau Surat Piutang atau Surat Tagihan, tetapi sebenarnya L/C lebih merupakan suatu
janji akan dilakukannya pembayaran, apabila dan setelah terpenuhi syarat- syarat tertentu.
Sementara UCP 600 mengatakan bahwa L/C adalah janji dari bank penerbit untuk
melakukan pembayaran atau memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran
kepada penerima atas penyerahan dokumen- dokumen (misalnya konosemen, faktur, sertfikat
asuransi) yang sesuai dengan persyaratan L/C.
Inti dari pengertian L/C menurut UCP ialah bahwa L/C merupakan Janji pembayaran.
Bank penerbit melakukan pembayaran kepada penerima baik langsung ataupun melalui bank lain
adalah atas instruksi pemohon yang berjanji membayar kembali kepada bank penerbit.
Dalam transaksi L/C terdapat hubungan-hubungan hukum yang utama sebagai berikut:
Hubungan hukum antara pembeli (pemohon) dan penjual (penerima) berdasarkan
kontrak penjualan
Hubungan hukum antara pemohon dan bank penerbit berdasarkan permintaan
penerbitan L/C sebagai kontrak.
Hubungan hukum antara bank penerbit dan penerima berdasarkan L/C sebagai kontrak.
Hubungan hukum antara bank penerbit dan bank penerus berdasarkan kontrak
keagenan.
Hubungan hukum antara bank penerus dan penerima berdasarkan kontrak pembayaran
L/C.
Agoes Moeljono melihat hakikat L/C sebagai suatu perikatan. Berikutnya lagi,
Amir M.S., penulis dan pelaku dagang, mengatakan: Amir M.S, Seluk-beluk dan Tehnik
Perdagangan Luar Negeri; Suatu Penuntun IMPOR & EKSPOR, (Jakarta: PT Pustaka Binaman
Pressindo, 1993), hal. 37
4. Menerima setoran uang tunai dari importir sebagai pelunasan harga barang sesuai
nilai L/C.
d. Eksportir/Penjual
Merupakan pihak yang mengadakan transakasi jual beli dengan importir atau pembeli.
Kewajiban-kewajiban eksportir, antara lain:
1. Menerima surat dari importir.
6. Menerima uang pembayaran dari pembeli melalui bank penerus L/C. Suatu
perjanjian, agar dapat terwujud, lazimnya ada suatu kesepakatan tentang harga dan
barang antara pembeli dan penjual. Demikian juga di dalam pembukaan suatu L/C,
pihak eksportir dan importir sebelumnya sudah harus mencapai kesepakatan yang
dituangkan dalam suatu perjanjian yang disebut dengan perjanjian jual-beli atau
kontrak jual-beli.
2. Pembeli lalu mengajukan kredit berdokumen kepada bank devisa langganannya. Kalau bank
devisa tersebut setuju kredit berdokumen diterbitkan bagi kepentingan penjual. Dalam
hubungan ini pembeli disebut pembuka dan penjual sebagai penerima (beneficiary)
3. Bank penerbit kredit (issuing bank) mengirim surat kredit berdokumen itu kepada
beneficiary dengan melalui bank korespondennya dinegara beneficiary. Bank koresponden
tersebut disebut advising bank atau confirming bank
4. Advising bank memberitahu beneficiary bahwa baginya telah dikirim kredit berdokumen
dari issuing bank atas permohonan pembeli. Sebagai advising bank tidak ada kewajiban,
sedangkan sebagai confirming bank berkewajiban berkewajiban menjamin terlaksananya
kredit tersebut
5. Setelah beneficiary menerima surat kredit, dia lalu mengirimkan barangnya kepada
pembuka kredit (pembeli). Untuk perbuatan ini beneficiary menerima dokumen
pengangkutan dan dokumen-dokumen pembantu dari instansi-instansi yang berwenang
8. Dokumen yang sudah diterima, oleh advising bank lalu dikirim kepada issuing bank\
9. Issuing bank yang sudah menerima dokumen-dokumen, lalu membayar kepada advising
bank
10. Issuing bank memberitahu pembuka kredit bahwa dokumen telah datang, dan pembuka
kredit lalu membayar semua kewajibannya kepada issuing bank
11. Issuing bank setelah mendapatkan pembayaran akan mengirim dokumen asli kepada
pembuka kredit (pembeli) berdasar dokumen-dokumen mana barang-barang dapat diminta
dari pengangkut
2. Aldi Saputra
Kelebihan dan kelemahan modal ventura ?
Jawab :
Kelebihan Modal Ventura :
Sumber dana bagi perusahaan baru.
3. Gustiya Ulfa
Apakah pembiayaan bisnis ini dalam lingkungan nasional? Kalau nasional bagaimana dengann
pembiayaan bisnis dalam ASEAN?
Jawab :
Iya ini adala pembiayaan bisnis nasional. Jika dalam pembiayaan bisnis ASEAN maka tergabung
dari beberapa Negara ASEAN tersebut dan pembiayaannya berbeda dengan nasional.
4. Afnil
Perbedaan leasing dengan modal ventura ?
Jawab :
A. Leasing
1. Kegiatan sewa guna usaha dilakukan dalam bentuk pengadaan barang modal bagi
penyewa gunausaha, baik dengan maupun tanpa hak opsi untuk membeli barang tersebut
2. Dalam kegiatan sebagaimana dimaksut butir 1 diatas pengadaan barang modal dapat juga
dilakukan dengan cara membeli barang penyewa guna usaha yang kemudian
disewagunakan kembali
3. Sepanjang perjanjian sewa guna usaha masih berlaku, hak milik atas barang modal objek
transaksi sewa guna usaha pada perusahaan pembiayaan
4. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, perusahaan pembiayaan dapat melakukan
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
B. Modal ventura
Kegiatan Modal ventura dilakukan dalam bentuk penyertaan modal kedalam suatu PPU
sesuai dengan keputusan menteri keuangan No. 1251/KMK.013/1988 untuk :
1. Pengembangan suatu penemuan baru.
2. Pengembangan perusahaan pada tahap awal usahanya mengalami kesulitan dana.
3. Membantu perusahaan yang berada dalam tahap kemunduran usaha.
4. Membantu perusahaan yang berada dalam tahap pengembangan.
5. Pengembangan proyek penelitian dan rekayasa.
8. Menerima setoran uang tunai dari importir sebagai pelunasan harga barang sesuai
nilai L/C.
i. Eksportir/Penjual
Merupakan pihak yang mengadakan transakasi jual beli dengan importir atau pembeli.
Kewajiban-kewajiban eksportir, antara lain:
7. Menerima surat dari importir.
12. Menerima uang pembayaran dari pembeli melalui bank penerus L/C. Suatu
perjanjian, agar dapat terwujud, lazimnya ada suatu kesepakatan tentang harga dan
barang antara pembeli dan penjual. Demikian juga di dalam pembukaan suatu L/C,
pihak eksportir dan importir sebelumnya sudah harus mencapai kesepakatan yang
dituangkan dalam suatu perjanjian yang disebut dengan perjanjian jual-beli atau
kontrak jual-beli.
Lembaga Pembiayaan
http://destrianti-daloma.blogspot.co.id/2012/06/tugas-kelompok-iv-makalah-lembaga.html
Modal Ventura
http://lailyfaizatin.blogspot.co.id/2015/05/makalah-modal-vemtura-lengkap-pembahasan.html
Pembiayaan Konsumen
http://tholibpoenya.blogspot.co.id/2015/01/pembiayaan-konsumen_11.html
https://pratama1989.wordpress.com/2012/06/04/kelebihan-dan-kekurangan-lembaga-
pembiayaan-konsumen-2/
http://www.kompasiana.com/parlin_nainggolan/sekilas-beberapa-perusahaan-pembiayaan-
terbesar-di-indonesia_550b47198133114449b1e85d
Kartu Kredit
http://yonamaudy.blogspot.co.id/2014/04/makalah-kartu-plastik.html
http://pilihkartu.com/informasi-kartu-kredit/daftar-bank
Letter of Kredit
http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-letter-of-credit-jenis-pihak.html
http://nurmaliaandriani95.blogspot.co.id/2014/12/letter-of-credits-pengertian-tujuan.html