Anda di halaman 1dari 6

Pasal 7

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Apabila terjadi perselisihan antar Pihak Pertama dan Pihak Kedua, maka penyelesaian
dilakukan secara musyawarah untuk mufakat sebanyak 3 ( tiga ) sesi pertemuan;

2. Apabila musyawarah dan mufakat tidak tercapai maka para pihak sepakat bahwa
penyelesaian perselisihan akan ditentukan secara hokum dengan memilih domisili hokum
pada panitera Pengadilan Negeri terdekat;

3. Dalam hal terjadinya perselisihan dan masih dalam proses penyelesaian para pihak tetap
harus memenuhi segala hak dan kewajiban yang telah timbul sebelum terjadinya
perselisihan tersebut.

Pasal 8
KETENTUAN – KETENTUAN LAIN
1. Segala ketentuan lain yang belum diatur dalamperjanjian kerjasama kemitraan ini dan
atau perubahan akan ditetapkan dalam aturan perubahan dan menjadi satu kesatuan
yang tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian Kontrak Kemitraan ini SPKK;

2. Jika pada perjanjian ini berakhir PIHAK KEDUA masih mempunyai kewajiban
pembayaran yang belum selesai kepada PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA
tetap bertanggung jawab untuk menyelesaikan pembayarannya kepada PIHAK
PERTAMA.

Pasal 9

PENUTUP

Demikian SPKK ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak di Purwokerto pada hari
dan tanggal tersebut di atas pada pembukaan SPKK ini, serta dibuat rangkap 2 (dua) dengan
bematerai cukup yang mempunyai kekuatan hokum yang sama bagi para pihak Dengan catatan
apabila dikemudian hari dalam waktu berjalan terdapat kekeliruan dan atau belum tercantum
dalam perjanjian ini oleh kedua belah pihak maka akan diadakan perubahan dan ditinjau
kembali.
PASAL 10

PERUBAHAN KEADAAN ATAU KEBIJAKAN

1. Dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan dalam perjanjian kredit, apabila terjadi


perubahan dan/atau tambahan atau Undang-Undang dan/atau Peraturan-Peraturan yang
berlaku baik yang dikeluarkan oleh pemerintah dan/atau lembaga-lembaga pemerintah,
termasuk Bank Indonesia dan OJK ( otoritas jasa keuangan ), maka DEBITUR dengan ini
menyetujui untuk mengadakan perubahan-perubahan atas ketentuan perjanjian kredit ini
dikemudian hari.

2. Seluruh perubahan dan/atau dokumen-dokumen lainnya yang berkaitan dengan perjanjian


kredit ini merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan satu kesatuan
dari perjanjian kredit.

PASAL 11
KUASA KOPERASI

1. DEBITUR dengan inimembuat wewenang dan kuasa KOPERASI untuk sewaktu-waktu


tanpa memerlukan persetujuan terlebih dahulu dari DEBITUR untuk mendebet buku
tabungan milik DEBITUR yang ada pada KOPERASI untuk pembayaran asuransi setiap
bulannya yang timbul karena dan untuk pelaksanaan perjanjian kredit ini sampai dengan
fasilitas kredit dinyatakan lunas oleh KOPERASI.

2. Apabila setelah berakhirnya jangka waktu perjanjian kredit karena sebab apapun juga
ternyata menurut pertimbangan KOPERASI, DEBITUR tidak dapat menyelesaikan
kewajibannya berdasarkan perjanjian kredit, KOPERASI berhak dan dengan ini diberi
kuasa oleh DEBITUR untuk mengambil tindakan – tndakan dalam rangka pelunasan
hutang dan biaya lain yang timbul karena dan untuk pelaksanaan perjanjian kredit atau
diharuskan oleh ketentuan otoritas jasa keuangan ( “OJK” ) atau ketentuan pemerintah
yang berlaku.
PASAL 12
PENGALIHAN HAK DAN KEWAJIBAN

1. KOPERASI berhak mengalihkan sebagian atau seluruh hak-hak dan kewajiban-


kewajibannya berdasarkan perjanjian kredit setiap saat kepada pihak lain dan sehubungan
dengan hal tersebut KOPERASI akan memberitahukan pengalihan yang dilakukan
kepada DEBITUR.

2. DEBITUR dengan ini menyatakan setuju atas pengalihan yang dilakukan oleh
KOPERASI sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini.

3. Untuk keperluan pengalihan hak-hak dan kewajiban-kewajiban sebagaimana dimaksud


dalam ayat 1 pasal ini, DEBITUR menyatakan bahwa tidak berkeberatan apabila
KOPERASI memberikan informasi berkaitan dengan fasilitas kredit ini kepada
DEBITUR.

PASAL 13

HUKUM YANG BERLAKU, PENYELESAIAN DAN DOMISILI HUKUM

1. Pelaksanaan perjanjian kredit ini tunduk, diartikan, ditafsirkan dan dilaksanakan menurut
ketentuan hokum dan peraturan perundang-undangan Negara Republik Indonesia.

2. Segala perselisihan yang timbul dari penafsiran dan pelaksanaan ketentuan-ketentuan


dalam kredit ini akan diupayakan penyelesaiannya secara musyawarah untuk mufakat
dalam jangka waktu 7 ( tujuh ) hari kalender.

3. Apabila perselisihan tersebut tidak dapat diselesaikan dalam waktu sebagaimana


dimaksud pada ayat 2 pasal ini maka para pihak sepakat untuk meyerahkan penyelesaian
tersebut ke pengadilan negeri Tangerang dan memilih domisili hukum yang tetap dan
umum di kantor panitera pengadilan negeri Tangerang.
PASAL 14

KETENTUAN LAINNYA

1. Jadwal angsuran, besarnya denda dan biaya-biaya sebagaimana dimaksud dalam


perjanjian kredit ini, dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan ketetapan KOPERASI,
perubahan mana akan diberitahukan KOPERASI kepada DEBITUR dan mengikat
DEBITUR.

2. Dalam hal terdapat satu, sebagian atau lebih dari ketentuan-ketentuan dalam perjanjian
kredit menjadi tidak berlaku atau tidak dapat dilaksanakan karena adanya suatu
ketentuan, peraturan perundang-undangan, putusan atau kebijaksanaan dari instansi
pemerintah yang berwenang maka hal tersebut tidak akan menyebabkan ketentuan-
ketentuan lainnya dalam perjanjian kredit menjadi tidak berlaku atau tidak mengikat
kecuali KOPERASI menentukan lain.

3. Perjanjian kredit ini tidak dapat diubah atau ditambah, kecuali dengan satu perjanjian
perubahan atau tambahan yang ditanda tangani oleh KOPERASI dan DEBITUR tentang
perubahan perjanjian kredit ( addendum ) dan merupakan satu kesatuan dengan perjanjian
kredit ini.

4. Seluruh dokumen yang diserahkan DEBITUR kepada KOPERASI akan disimpan oleh
KOPERASI sampai dinyatakan lunas oleh KOPERASI.

5. Segala sesuatu yang belum cukup diatur dalam perjanjian kredit ini yang oleh
KOPERASI diatur dalam surat-menyurat maupun dibuatkan dengan dokumen-
dokumen/akta-akta lain, merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perjanjian
kredit.

6. Perjanjian ini telah disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan


termasuk ketentuan peraturan otoritas jasa keuangan ( OJK ).

PARA PIHAK menyatakan dengan ini menjamin akan kebenaran Identitas PARA
PIHAK sesuai tanda pengenal yang disampaikan dan bertanggung jawab sepebuhnya atas
hal tersebut dan selanjutnya PARA PIHAK juga menyerahkan telah mengerti dan
memahami isi akta ini.

Demikian perjanjian kredit ini dibuat pada tempat, hari dan tanggal sebagaimana
disebutkan pada bagian awal perjanjian kredit dan segera ditandatangani setelah dibaca,
dimengerti dan disetujui oleh PARA PIHAK, berlaku sejak tanggal ditandatanganinya.
Perjanjian kredut ini dibuat dala rangkap 2 ( dua ) masing-masing bermaterai cukup dan
memiliki kekuatan hokum yang sama.

PASAL 7
KOMPENSASI

Apabila dalam jangka waktu kerjasama ini, menunjuk pasal 6 belum terpenuhi atau
terjadi kendala terhadap PIHAK PERTAMA seperti “ Pemutusan hubungan kerjasama
sepihak antara PT ARKA SURYA GROUP dengan Pihak Lapas “ sesuai Pasal 2, maka
PIHAK PERTAMA akan bertanggung jawab dengan cara mengganti PO dengan Lapas
lainnya yang bekerja sama dengan PIHAK PERTAMA ( PT. ARKA SURYA GROUP )

PASAL 8
Keadaan Memaksa ( Force Majeure )

1. Yang dimaksud dengan Keadaan Memaksa ( Force Majeure ) adalah keadaan atau
peristiwa yang terjadi diluar dugaan, kemampuan dan kekuasaan semua pihak yang
mengakibatkan terhambatnya pelaksanaan kewajiban salah satu pihak atau semua
pihak sesuai dengan ketentuan Perjanjian ini, yaitu :
a. Keadaan perang, huru-hara ( terlepas adanya perang atau tidak ), invasi, tindakan
permusuhan asing.
b. Pertentangan, revolusi,pemberontakan atau pengambil-alihan kekuasaan-militer.
c. Radiasi ionisasi, atau kontaminasi radioaktif dari bahan bakar nuklir atau limbah
nuklir yang berasal dari pembakaran bahan bakar nuklir ledakan toxic radioaktif,
atau kandungan berbahaya dari ledakan rakitan atau yang mengandung komponen
nuklir,
d. Gelombang tekanan ditimbulkan dari pesawat udara atau peralatan aeronautika
yang bergerak dengan kecepatan suara melebihi kecepatan suara

PASAL 10
ADDENDUM

Hal-hal tidak atau belum cukup diatur dalam perjanjian ini akan diatur dan
dijelaskan lebih lanjut oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam
Addendum tersendiri yang ditandatangani kedua belah pihak dan menjadi satu
kesatuan dan tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian kerjasama ini.

PASAL 11
PAJAK-PAJAK

Pajak-pajak, bea materai dan pungutan-pungutan lainnya yang mungkin


ada/timbul sehubungan dengan perjanjian ini menjadi kewajiban PIHAK
KEDUA dan diselesaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai