Anda di halaman 1dari 4

4.

Lampirkan 1 (satu) kontrak perjanjian kredit bank “Demand Loan” dan jelaskan
masing-masing klausula yang ada!

Contoh: Perjanjian Kredit Modal Kerja Nomor 114/VI/PKMK/A13-0233/04/10/2013

Menurut Pasal 1 Angka 10 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan


Konsumen, klausula baku adalah setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang telah
dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha (dalam hal
ini PT. BANK MIUN) yang dituangkan dalam suatu dokumen dan/atau perjanjian yang
mengikat dan wajib dipenuhi oleh konsumen (dalam hal ini PT. TOKOBANTAL.COM).

Menurut Sutan Remy Sjahdeini dalam bukunya Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan
yang Seimbang bagi Para Pihak dalam Perjanjian Kredit Bank di Indonesia, menyatakan
bahwa perjanjian kredit yang baik sekurang-kurangnya berisi klausul-klausul sebagai
berikut:
a. Klausul tentang maksimum kredit, jangka waktu kredit, tujuan kredit, dan batas izin
tarik; (Pasal 2 Jumlah dan Tujuan Penggunaan Fasilitas Kredit dan Pasal 3
Batas Waktu Penarikan dan/atau Penggunaan Fasilitas Kredit)
b. Klausul tentang bunga, commitment fee, dan denda kelebihan tarik; (Pasal 4 Bunga,
Biaya Administrasi dan Provisi atau Komisi)
c. Klausul tentang klausul bank untuk melakukan pembebanan atas rekening pinjaman
debitur; (Pasal 4 Bunga, Biaya Administrasi dan Provisi atau Komisi)
d. Klausul tentang conditions precedent, yaitu tentang syarat-syarat tangguh yang harus
terpenuhi terlebih dahulu oleh debitur sebelum bank berkewajiban untuk menyediakan
dana bagi kredit tersebut dan debitur berhak untuk pertama kalinya menggunakan
kredit tersebut; (Pasal 6 Syarat-Syarat Penarikan dan/atau Penggunaan Fasilitas
Kredit)
e. Klausul tentang utang, yaitu tentang pengaturan utang, prosedur pembayaran utang
dan denda karena kelalaian dalam membayar utang. (Pasal 5 Pembuktian Utang,
Pasal 7 Pembuktian Utang dan Pasal 8 Denda)
f. Klausul tentang agunan kredit dan asuransi barang-barang agunan; (Pasal 9 Agunan
dan/atau Jaminan dan Pasal 10 Asuransi)
g. Klausul tentang representation and warranties, yaitu klausul pernyataan-pernyataan
debitur yang berisi fakta-fakta menyangkut status hukum, keadaan keuangan, dan
harta kekayaan debitur saat kredit diberikan, yaitu yang menjadi asumsi-asumsi bagi
bank dalam mengambil keputusan untuk memberikan kredit; (Pasal 11 Pernyataan)
h. Klausul tentang financial convenants, yaitu klausul yang berisi kewaiban debitur
untuk menyampaikan laporan keuangannya kepada bank dan memelihara posisi
keuangannya pada minimal taraf tertentu; (Pasal 12 Kewajiban Bagi Pihak Kedua)
i. Klausul tentang affirmative convenants, yaitu klausul yang berisi janji-janji debitur
untuk melakukan hal-hal tertentu selama perjanjian masih berlaku; (Pasal 13
Larangan Bagi Pihak Kedua)
j. Klausul tentang negative convenants, yaitu berisi janji-janji debitur untuk tidak
melakukan hal-hal tertentu selama perjanjian kredit berlangsung; (Pasal 13 Larangan
Bagi Pihak Kedua)
k. Klausul tentang event of default, yaitu klausul yang menentukan suatu peristiwa yang
apabila terjadi memberikan hak kepada bank untuk secara sepihak mengakhiri
perjanjian kredit dan untuk seketika dan sekaligus menagih seluruh outstanding
credit; (Pasal 14 Kejadian Kelalaian)
l. Klausul tentang perolehan pembayaran dari debitur, yaitu klausul yang menerangkan
secara detail terkait tujuan pembayaran bagi bank; (Pasal 15 Penggunaan
Pembayaran)
m. Klausul tentang pembayaran pajak, yaitu klausul yang memuat ketentuan mengenai
perpajakan yang wajib dibayarkan oleh debitur kepada bank berdasarkan peraturan
yang berlaku; (Pasal 16 Pajak)
n. Klausul tentang tindakan yang dapat diambil oleh bank dalam rangka pengawasan,
pengamanan, penyelamatan, dan penyelesaian kredit; (Pasal 18 Lain-Lain dan Pasal
19 Kuasa)
o. Klausul bunga rampai atau miscellaneous provisions atau boilerplate provision, yaitu
klausul yang berisi syarat-syarat atau ketentuan-ketentuan yang belum tertampung
secara khusus dalam perjanjian; (Pasal 17 Perubahan Ketentuan Perjanjian Kredit
dan Pasal 20 Ketentuan-Ketentuan Khusus)
p. Klausul tentang penyelesaian sengketa, yaitu klausul yang mengatur mengenai
penyelesaian perbedaaan pendapat atau perselisihan para pihak melalui badan
peradilan ataupun arbitrase. (Pasal 21 Yuridiksi)
Klausul baku yang memberatkan debitur:
 Kuasa bank untuk memblokir/mendebetkan rekening debitur dengan tidak
terbatas.
Melalui adanya klausula pemblokiran/pendebetan rekening debitur maka pihak bank
mempunyai kuasa dan berhak untuk melakukan pemblokiran/pendebetan terhadap
rekening debitur untuk memblokir dan mendebet seluruh biaya yang menjadi kewajiban
debitur terhadap fasilitas kredit yang diterimanya.

Di dalam perjanjian kredit pada Pasal 18 Ayat 2, berbunyi:


“PIHAK PERTAMA berhak, tanpa persetujuan terlebih dahulu dari PIHAK KEDUA,
memblokir/membekukan dan/atau mencairkan dan/atau mendebet dana yang terdapat
dalam rekening-rekening PIHAK KEDUA pada PIHAK PERTAMA dan
menggunakan hasilnya untuk diperhitungkan atau dikompensasikan dengan utang
dan/atau kewajiban-kewajiban PIHAK KEDUA lainnya…”

Dengan adanya klausula pemblokiran/pendebetan rekening debitur tersebut, bank berhak


sepenuhnya untuk mendebet rekening debitur. Bank juga mempunyai hak untuk
mengakhiri perjanjian kredit dan menuntut pembayaran dengan seketika dan sekaligus
lunas seluruh hutang debitur yang timbul berdasarkan perjanjian kredit tersebut, baik sisa
hutang pokok, bunga, atau biaya-biaya lainnya. Padahal bukan tidak mungkin jika bank
melakukan kesalahan dalam perhitungan jumlah yang ditagih pada debitur tersebut.

Tiap-tiap perbuatan yang melanggar hukum yang membawa kerugian kepada orang lain
mewajibkan orang karena membuat kesalahan itu mengganti kerugian tersebut, seperti
yang dirumuskan dalam KUHPerdata Pasal 1365, memberikan tentang unsur-unsur yang
harus dibuktikan oleh konsumen yang mengalami kerugian, yaitu:
1. Adanya perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh pelaku usaha;
2. Adanya kesalahan atau kelalaian pelaku usaha;
3. Adanya kerugian yang dialami oleh konsumen;
4. Adanya hubungan kausal antara perbuatan hukum yang dilakukan pelaku usaha
dengan kerugian yang dialami konsumen.

Jika bank terbukti melakukan perbuatan yang menimbulkan kerugian terhadap debitur,
maka bank melanggar Pasal 1365 KUHPerdata tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Sutan Remy Sjahdeini, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang Seimbang bagi
Para
Pihak dalam Perjanjian Kredit Bank di Indonesia, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta,
2009.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Anda mungkin juga menyukai