Perbandingan UCP 600 dan SKBDN
Persamaan:
UCP 600
LC diterbitkan oleh issuing bank atau
advising bank.
LC didasari perjanjian tertulis antara
applicant dan issuing bank.
Advising bank meneruskan L/C kepada
penerima tanpa menambahkan konfirmasi
, akan tetapi advising bank dapat menjadi
sebagai konfirmasi jika diminta oleh
issuing bank ataupun penerima dan
disetujui oleh bank penerus tersebut.
LC terpisah dengan perjanjian kontrak jual
beli.
LC wajib menyatakan tanggal jatuh tempo
pembayaran atau negosiasi dan juga akan
dianggap menjadi tanggal jatuh tempo
untuk presentasi
SKBDN
SKBDN diterbitkan oleh issuing
bank atau advising bank.
SKBDN didasari perjanjian tertulis
antara Bank Pembuka dan pemohon.
Bank Penerus meneruskan
SKBDN kepada Penerima tanpa
menambahkan konfirmasi kecuali
Bank Pembuka menentukan lain
dalam permintaan atau kuasa untuk
penambahan konfirmasi
SKBDN terpisah dengan perjanjian
kontrak jual beli.
SKBDN mensyaratkan adanya
dokumen pengangkutan barang,
maka wajib dicantumkan batas
waktu penyerahan dokumen yang
dihitung dari tanggal pengiriman
barang.
Perbedaan:
UCP 600
Tidak menenutukan mata uang
Tidak menentukan penolakan dokumen
Tidak ada penentuan nilai barang harus
lebih besar dari nilai jasa.
Tidak ada kewajiban bank menyampaikan
laporan bulanan LC.
TIdak terdapat syarat-syarat yang spesifik
pada LC.
Tidak dapat berlaku dalam lingkup nasional.
L/C pada umumnya mengacu pada
kebiasaan praktik perdagangan yang telah
dibakukan oleh International Chamber of
Commerce (ICC), yaitu Uniform Customs
and Practice for Documentary Credit
(UCPDC).
Penggunaan LC melewati batas negara.
SKBDN
Menentukan mata uang yaitu
Rupiah
Bank dapat menolak dokumen yang
diajukan melampaui 21 (dua puluh
satu) hari kalender setelah tanggal
pengiriman barang.
Penentuan nilai barang harus lebih
besar dari nilai jasa.
Ada kewajiban bank menyampaikan
laporan bulanan SKBDN.
Terdapat syarat minimal
terhadapan permohonan yang harus
termuat SKBDN.
Dapat berlaku hanya pada lingkup
nasional Indonesia.
SKBDN mengacu pada Peraturan
Bank Indonesia (PBI) No.
5/6/PBI/2003 tanggal 2 Mei 2003
tentang Surat Kredit Berdokumen
Dalam Negeri (SKBDN).
SKBDN digunakan jika barangnya
asli dari Indonesia, atau dari luar
negeri namun sudah masuk ke
wilayah di Indonesia.