PEMBUNUHAN MUNIR
Faldin Arman
Fakultas Hukum Universitas Bung Karno
Abstrak
Berdasarkan hasil visum et repertum yang dibuat pro justitia dari
Kementrian Kehakiman lembaga Forensik Belanda tanggal 13 Oktober 2004 yang
ditandatangani oleh dr. ROBERT VISSER, dokter dan patolog bekerjasama
dengan dr. B. KUBAT, menerangkan tentang telah dilakukannya pemeriksaan
atau otopsi mayat atas nama MUNIR, SH. berlangsung dari tanggal 8 September
2004 sampai dengan tanggal 13 Oktober 2004 dengan kesimpulan bahwa pada
MUNIR, usia 38 tahun, terjadinya kematian dapat dijelaskan disebabkan oleh
karena pada pemeriksaan toksikologi ditemukan "konsentrasi arsen sangat
meningkat" di dalam darah konsentrasi arsen "meningkat" di dalam urin dan
konsentrasi arsen "sangat meningkat" di dalam isi lambung; Selanjutnya pakaian
korban MUNIR, SH. yang terkena muntahan padasaat di atas pesawat, setelah
dilakukan pemeriksaan di Pusat Laboratorium Forensik Badan Reserse Kriminal
Polri, berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium Kriminalistik Pusat
Laboratorium Forensik Badan Reserse Kriminal olri Nomor LAB:
3952/KTF/2002 tanggal 14 Juli 2005, pemeriksaan terhadap barang bukti : kaos
lengan pendek warna abu-abu dan biru, celana Panjang jeans warna hitam, kaos
kaki warna biru dan celana dalam warna coklat milik alm. MUNIR, S.H. dapat
disimpulkan bahwa barang bukti berupa 1 (satu) potong kaos lengan pendek
warna abu-abu dan biru serta 1 (satu) potong celana panjang jeans warna hitam
positif mengandung arsen atau arsenic.
Kata Kunci : Visum et repertum, Forensik, Arsenik
I. Latar Belakang
Kasus pembunuhan aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Munir Said Thalib yang
diracun senyawa arsenik saat penerbangan Jakarta-Amsterdam belum juga diusut tuntas.
Tepat hari ini, kasus itu sudah berusia 19 tahun, tanpa titik terang. 1 Pembunuhan aktivis
munir menjadi kasus yang hingga saat ini belum terpecahkan bahkawan dalang dibalik
1
Buka di https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230907185838-12-996195/19-tahun-kasus-pembunuhan-munir-
kasum-sebut-belum-ada-titik-terang diakses tgl 10 Januari 2024
1
Melihat kembali rekam jejak aktivitas politik Munir, hampir semua orang
sependapat Munir pasti memiliki musuh politik yang jumlahnya banyak sekali, sebagian
besar terutama para pejabat militer. Majalah Asia Week pada tahun 2000 misalnya
masa transisi.
dengan penghargaan The Right Livelihood Award pada tahun 2000 oleh sebuah yayasan
internasional berbasis di Swedia.2 Sebagai manusia; kita memiliki hak untuk hidup, hak
untuk memperoleh keadilan, hak untuk mendapatkan rasa aman, hak atas kebebasan
pribadi, dan hak-hak lainnya yang diatur dalam undang-undang nomor 39 tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia. Lagi, ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 28 dituliskan
bahwa setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan berpendapat.
Namun naasnya kasus pembunuhan Munir menjadi catatan Sejarah bahwa masih ada
upaya pengauasa untuk menghalang-halangi kebebasan untuk hidup. Munir Said Thalib
merupakan seorang aktivis HAM di Indonesia yang lahir pada 8 Desember 1965 dan
dugaan yang kuat mengenai adanya pembunuhan berencana terhadap Munir. Dalam hasil
kandungan racun arsen yang memiliki nilai cukup fatal bagi seorang dewasa. Tercatat
terdapat 460 mg/l dalam lambung Munir. Masuknya racun arsen ini diduga kuat melalui
2
Buka di https://kontras.org/wp-content/uploads/2019/07/Bunuh-Munir-IND.pdf diakses 10 januari 2024
2
makanan atau minuman yang dikonsumsi oleh Munir 3 Tanda tanya besar lainnya adalah
Hal ganjil lain ditemukan pada adanya surat tugas palsu milik extracrew,
pembunuhan Munir Said Thalib. Hingga kini, Pollycarpus masih mengaku bukan
merupakan pembunuh Munir, sekalipun hukuman 14 tahun (yang pada akhirnya hanya
Terlepas dari malah tersebut, penulis disini akan mencoba melihat dalam sudut
pandang hukum forensic. Keterangan saksi merupakan alat bukti di persidangan dan
sangat berguna dalam mengungkap duduk perkara suatu peristiwa pidana yang nantinya
akan dijadikan salah satu dasar pertimbangan hakim untuk menentukan terbukti atau
Dalam proses persidangan dikenal adanya beberapa macam saksi, misalnya dilihat
dari pihak yang mengajukan dikenal sebutan: “saksi a charge” atau saksi yang
memberatkan dan “saksi a decharge” atau saksi yang meringankan, dan dilihat dari
posisi dalam peristiwa tindak pidana dikenal sebutan : “saksi korban” atau saksi yang
mengalami, “saksi melihat” dan “saksi mendengar”. Jika keterangan tersebut berupa
pendapat diberikan oleh seseorang yang memiliki keahlian tentang hal yang diperlukan
untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan, maka hal
3
Indonesia, Eksaminasi Publik atas Proses Hukum Kasus Pembunuhan Munir , 14 Maret 2007.
4
Diakses di Youtube Video Catatan Mata Najwa: Wawancara Ekslusif Pollycarpus, 2 April 2018.
Diakses 11 Januari 2024
3
Keterangan ahli menurut Pasal 1 angka 28 KUHAP adalah keterangan yang
diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk
membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan. Dalam Pasal 179
ayat (1) KUHAP yang merumuskan bahwa setiap orang yang diminta pendapatnya
sebagai ahli kedokteran kehakiman, dokter ahli lainnya wajib memberikan keterangan
ahli demi keadilan. Peran ahli dalam mencari bukti-bukti yang bertujuan untuk membantu
rangkaian peristiwa yang terjadi. Salah satu ahli yang diperlukan itu adalah ahli patologi
forensik atau dokter forensik yang dalam ilmu kedokteran didefinisikan sebagai
seseorang yang mempelajari kelainan pada tubuh manusia yang diakibatkan oleh tindak
kejahatan yang pada tubuh korban kejahatan tersebut terdapat tanda-tanda yang dapat
memberikan petunjuk mengenai jenis tindak kejahatan bila tindak kriminal ini
mayat (outopsi). Pentingnya peran dokter forensik yang bisa dijadikan contoh adalah
peristiwa pembunuhan Munir. Oleh sebab itu penelitian ini akan membahas tentang Peran
pembunuhan munir ?
4
Penelitian ini menggunakan metode penelitian normative dengan bahan hukum
peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Kedokteran Kepolisian. Bahan hukum sekunder yang digunakan penulis meliputi literatur
dan beberapa tulisan ilmiah dan jurnal yang berkaitan dengan hukum kedokteran
forensik. Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan pemahaman dan
pengertian atas bahan-bahan hukum primer dan sekunder. Bahan hukum tersier yang
digunakan penulis meliputi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KGBI) dan Kamus Hukum.
Penulisan ini bersifat deskriptif analis untuk memberikan gambaran dan penafsiran
IV. Pembahasan
muni
hakim, penuntut umum, terdakwa, atau penasihat hukum, semua terkait pada
ketentuan tata cara dan penilaian alat bukti yang ditentukan undang-undang. Tidak
boleh leluasa bertindak dengan cara sendiri dalam menilai pembuktian. Dalam
Cara yang dapat dilakukan untuk pembuktian perkara pidana antara lain
adalah meminta bantuan dokter sebagai saksi yang dapat membuat keterangan
5
sebagai saksi ahli. Artinya, bahwa ilmu pengetahuan kedokteran sangat berperan
dalam membantu penyidik, kejaksaan, dan hakim dalam hal yang hanya dapat
hubungan kausalitas antara suatu perbuatan dengan akibat yang akan ditimbulkannya
dari perbutan tersebut, baik yang menimbulkan akibat luka pada tubuh, atau yang
telah terjadi tindak pidana. Berdasarkan hasil pemeriksaan ahli forensik inilah
selanjutnya dapat diketahui apakah luka seseorang, tidak sehatnya seseorang tersebut
diakibatkan oleh tindak pidana atau tidak. Dokter ahli forensik dapat memberikan
1. Pemeriksaan di tempat kejadian perkara, ini biasanya dimintakan oleh pihak yang
berwajib dalam hal dijumpai seseorang yang dalam keadaan meninggal dunia.
Pemeriksaan yang oleh ahli forensik ini akan sangat penting dalam hal
kematiannya tersebut, sangat berguna bagi pihak yang berwajib untuk memproses
atau tidaknya menurut hukum. Dalam hal ini dokter akan membuat visum et
2. Pemeriksaan terhadap korban yang luka oleh ahli forensik dimaksudkan untuk
mengetahui:
6
d. Untuk menentukan kepastian seorang bayi yang meninggal dalam
kandungan seorang ibu.
Dari beberapa poin di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dokter
mengungkap suatu tindak pidana yang terjadi mulai dari tingkat penyidikan
samapai pada tahap pengadilan terhadap kasus yang berhubungan dengan tubuh
atau jiwa manusia, sehingga membuat terang suatu tindak pidana yang terjadi.
peradilan. Visum et repertum berperan sebagai salah satu alat bukti yang sah
dalam proses pembuktian perkara pidana terhadap kesehatan dan jiwa manusia.
Dalam VeR terdapat uraian hasil pemeriksaan medis yang tertuang dalam bagian
VeR juga memuat keterangan atau pendapat dokter mengenai hasil pemeriksaan
hakim dapat meminta keterangan ahli atau diajukannya bahan baru, seperti yang
barang bukti, apabila timbul keberatan yang beralasan dari terdakwa atau
7
Visum et repertum dibuat berdasarkan undang-undang yaitu pasal 120,
179, dan 133 ayat 1 KUHAP, maka dokter tidak dapat dituntut karena membuka
rahasia pekerjaan sebagaimana diatur dalam pasal 322 KUHP, meskipun dokter
pengadilan. 5
tubuh dan kesehatan serta membinasakan nyawa manusia, maka si tubuh korban
merupakan Corpus Delicti. maka oleh karenanya Corpus Delicti yang demikian
tidak mungkin disediakan atau diajukan pada sidang pengadilan dan secara
mutlak harus diganti oleh Visum et repertum. Kedudukan seorang dokter di dalam
disadari dan dijamin netralitasnya, karena bantuan profesi dokter akan sangat
minuman orang juice yang akan dihidangkan kepada Munir, SH. (Korban
5
Waluyadi, 2007, Ilmu Kedokteran Kehakiman Dalam Perspektif Peradilan dan Aspek Hukum
Praktik Kedokteran, Djambatan, Jakarta
8
oleh dr. ROBBERT VISSER, dokter dan patolog bekerjasama dengan dr. B.
atau otopsi mayat atas nama MUNIR, SH. berlangsung dari tanggal 8 September
2004 sampai dengan tanggal 13 Oktober 2004 dengan kesimpulan bahwa pada
terhadap barang bukti : kaos lengan pendek warna abu-abu dan biru, celana
Panjang jeans warna hitam, kaos kaki warna biru dan celana dalam warna coklat
milik alm. MUNIR, S.H. dapat disimpulkan bahwa barang bukti berupa 1 (satu)
potong kaos lengan pendek warna abu-abu dan biru serta 1 (satu) potong celana
6
Baca di putusan.mahkamahagung.go.id. diakses 10 Januari 2024.
9
Kontiminasi arsenik diduga dapat menyebabkan berbagai pengaruh
kesehatan seperti iritasi usus dan lambung, penurunan produktivitas sel darah
7
putih dan darah merah, perubahan kulit dan iritasi paru-paru. Dari hasil visum
yang dijelaskan oleh saksi ahli forensic diketahui ada tiga tempat yang dijadikan
patokan jumlah arsen yang masuk ke tubuh Munir. Yakni, di darah, 3,1
tinggi.8
Tugas, Pokok dan Fungsi dokter Forensik dalam upaya pembuktian tindak
orang yang berada dilingkup kriminalistik dan kriminologi itu mendukung dan
ditemukan kebenaran dan keadilan yang sebenarnya. Jadi hakim tidak perlu
forensic.9
10
rekonstruksi suatu peristiwa yang terjadi, memberikan keterangan yang
memotong bagian tubuh seseorang. Dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah Al-
pemeriksaan tubuh mayat, tennasuk alatalat organ tubuh dan susunannya pada
bantuan dari seorang ahli sangat dibutuhkan dalam suatu proses pemeriksaan
perkara pidana. Seorang ahli mempunyai peran penting dalam hal membantu
aparat penegak hukum yang berwenang untuk membuat terang suatu perkara
pidana, dengan cara mengumpulkan bukti - bukti yang berkaitan sesuai dengan
bidang ahlinya, dan memberikan petunjuk yang lebih kuat dan lebih mengarah
kepada siapa pelaku tindak pidana tersebut, serta memberikan bantuan bagi hakim
untuk menjatuhkan putusan dengan tepat dan adil terhadap perkara yang
diperiksanya.
11
Sebagaimana ditentukan dalam Pasal 6 ayat (2) Undang - Undang Nomor
mayat forensik, pihak keluarga keberatan yang akhirnya kasus- kasus tersebut
dari tindak pidana tersebut, yang membunuh atau menganiaya terhadap korban.
yang dapat diungkapkan dari Bedah mayat forensik diantaranya untuk mengetahui
sebab kematian, cara kematian, pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan atau mati
karena penyakit.
12
materiil terhadap suatu perkara pidana. Berdasarkan Pasal 134
KUHAP, yaitu:
Pasal ini, yang menetapkan tentang perlunya Bedah mayat forensik guna
dengan tujuan dari diadakannya Bedah mayat forensik forensik. Jika keluarga
diadakan Bedah mayat forensik, namun keluarga tetap bersih keras menunjukan
sikap keberatan dan berujung pada penolakan dilakukannya Bedah mayat forensik
ditemukan kebenaran dari jasad orang mati untuk keadilan dan hak yang dimiliki
oleh keluarga korban. Inkonsistensi pada Pasal 134 KUHAP tentang Bedah mayat
mayat yang diduga meninggal akibat suatu sebab yang tidak wajar. Pemeriksaan
penegakan hukum.
13
Dalam decade terakhir jumlah autopsi mengalami penurunan. Amerika
Serikat ditemukan penurunan yaitu 19.3% pada tahun 1972, dan 8.5% pada tahun
2007. Pada tahun 1981 jumlah persentase autopsi adalah 15,7% dan pada tahun
2003 menurun menjadi 11%. Negara eropa seperti Inggris dan Wales, jumlah
autopsi turun dari 8,9% pada tahun 1966 menjadi 1,7% pada tahun 1991. Pada
negara lain juga dilaporkan terjadi penurunan seperti di Kanada, Perancis, Cina,
dan Zambia. Negara Indonesia belum ada angka pasti mengenai jumlah autopsy.
tahun 2012, menurut Herkutanto terdapat kasus atau situasi tertentu, di mana
Tidak sedikit yang beranggapan bahwa autopsi tidak lagi berguna karena tidak
Selain itu, ada yang berasumsi bahwa ada organ tubuh yang diambil
autopsi adalah keluarga takut akan terjadi kecacatan pada mayat. Keluarga juga
khawatir bahwa prosedur ini akan menunda pemakaman. Selain itu, ada juga
autopsi. 11
10
Abdul Munim, Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik, 1997
11
Hari Sasangka dan Lily Rosita, 2003, Hukum Pembuktian Dalam Perkara Pidana,Mandar Maju,
Bandung.
14
Kurangnya hubungan baik dengan dokter, dan kurangnya konsensus
dengan anggota keluarga lainnya tentang prosedur autopsi adalah penyebab yang
tidak jarang didengar. Hal tersebut menjadi penghalang untuk mendapatkan izin
dari keluarga terdekat untuk dilakukan autopsi. Hal-hal terkait alasan penurunan
autopsi dapat diatasi dengan cara mendidik setiap anggota keluarga. Alasan utama
bagi semua kematian di Indonesia. Apabila terdapat kasus kematian yang diduga
meninggal akibat suatu sebab yang tidak wajar hingga diputuskan oleh penyidik
tertulis untuk peradilan yang dibuat dokter sebagai alat bukti yang sah untuk
oleh tim penyidik dalam bentuk tertulis kepada dokter forensik. Pada tahapan ini,
tidak ada lagi yang boleh menghalangi pelaksanaannya dan tidak membutuhkan
12
Musa Perdanakusuma. 1984. Bab-bab tentang Kedokteran Forensik. Cet. Pertama. Jakarta:
Ghalia Indonesia
15
V. Kesimpulan
atau otopsi mayat atas nama MUNIR, SH. berlangsung dari tanggal 8 September
16
Kriminal olri Nomor LAB: 3952/KTF/2002 tanggal 14 Juli 2005, pemeriksaan
terhadap barang bukti : kaos lengan pendek warna abu-abu dan biru, celana
Panjang jeans warna hitam, kaos kaki warna biru dan celana dalam warna coklat
milik alm. MUNIR, S.H. dapat disimpulkan bahwa barang bukti berupa 1 (satu)
potong kaos lengan pendek warna abu-abu dan biru serta 1 (satu) potong celana
Daftar Pustaka
Buka di https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230907185838-12-996195/19-
tahun-kasus-pembunuhan-munir-kasum-sebut-belum-ada-titik-terang diakses tgl 10
Januari 2024
Buka di https://kontras.org/wp-content/uploads/2019/07/Bunuh-Munir-IND.pdf
diakses 10 januari 2024
17
Diakses di Youtube Video Catatan Mata Najwa: Wawancara Ekslusif Pollycarpus,
2 April 2018. Diakses 11 Januari 2024
Baca di https://www.hukumonline.com/berita/a/ahli-visum-munir-di-belanda-sah-
hol13884/?page=2 diakases 10 Januari 2023.
Hari Sasangka dan Lily Rosita, 2003, Hukum Pembuktian Dalam Perkara
Pidana,Mandar Maju, Bandung.
18