Anda di halaman 1dari 11

KONFLIK TANAH DI HUTAN PUBABU:

MASYARAKAT ADAT BESIPAE VS PEMERINTAH


PROVINSI NTT
Tugas MK Kajian dan Evaluasi Dinamika Spasial Penggunaan Tanah

Heri Setiawan - NPM 2006542772


Latar Belakang
- Terjadi penggusuran rumah sebanyak 29 kepala keluarga dari masyarakat adat Pubabu/Besipae yang
tinggal di Hutan Pubabu, Desa Linamnutu, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah
Selatan, NTT oleh aparat gabungan TNI, polisi dan Satpol PP tanggal 18 Agustus 2020 (BBC News).
- Masyarakat adat Pubabu bersikeras menolak keinginan Pemprov NTT untuk menggunakan lahan di hutan
adat yang akan dipergunakan kembali menjadi lokasi peternakan.
- Tujuan dari tulisan ini adalah mengulas konflik tanah di Hutan Pubabu. Sehingga muncul pertanyaan
sebagai berikut:
a. Bagaimana konflik tanah di Hutan Pubabu itu dapat terjadi?
b. Bagaimana status tanah di Hutan Pubabu ditinjau dari RTRW dan perundang – undangan yang ada?
c. Bagaimana solusi yang diusulkan?
Metode
Sumber : foto Radar NTT/Mongabay Indonesia, 2020. dari https://www.mongabay.co.id/2020/03/12/konflik-tanah-di-hutan-pubabu-kenapa-
masyarakat-adat-menolak-klaim-pemerintah/

Deskriptif kualitatif berdasarkan berita online,


penelitian, maupun peraturan perundang – undangan.

Sumber : foto WALHI NTT, 2020. dari: https://www.mongabay.co.id/2020/08/22/kenapa-


rumah-masyarakat-besipae-dibongkar-pemerintah/

Sumber : foto AMAN, 2020. dari


https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-
53839101
Hasil dan Pembahasan
Penyebab konflik;

- Adanya penolakan oleh masyarakat adat dan pemilik lahan untuk memperpanjang kontrak lahan/pinjam
pakai seluas 3.780 Ha oleh perusahaan peternakan sapi asal Australia dalam pertemuan yang dilakukan
bersama Dinas Peternakan Provinsi NTT pada tahun 2010. Sebagai catatan masa kontrak perusahaan
peternakan asal Australia ini selama 25 tahun dari tahun 1987 s.d. 2012. Akan tetapi Pemerintah Daerah
kembali mengeluarkan sertifikat dengan luas 3.780 Ha, tanpa sepengetahuan masyarakat.
- Adanya rencana Pemerintah Provinsi untuk mengembangkan kawasan tersebut sebagai kawasan peternakan.
- Adanya saling klaim kepemilikan tanah antara Masyarakat adat dan Pemerintah Provinsi NTT.
Hasil dan Pembahasan
Status Tanah
Klaim Masyarakat Adat Besipae:
- Menurut Deputi WALHI NTT, Yuvensius Stefanus Nonga mengatakan bahwa masyarakat mempunyai
dokumen hak atas hutan Pubabu, dan adanya bukti-bukti adat atau batas adat sehingga Pemprov tidak boleh
berindak sewenang – wenang.
- Peraturan Pemerintah (PP) No.40/1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan Dan Hak Pakai Atas
Tanah, dalam pasal 41 dijelaskan bahwa tanah yang dapat diberikan dengan hak pakai adalah tanah Negara;
tanah hak pengelolaan; tanah hak milik.
- Dalam konteks masalah di hutan Pubabu, tanah tersebut adalah tanah masyarakat Pubabu karena awal
pemberian sertifikat hak pakai didasari pada kesepakatan dengan masyarakat sebagai pemegang hak milik.
Hasil dan Pembahasan
Lanjutan......

- Selanjutnya dalam pasal 49 ayat (1) menegaskan hak pakai atas tanah hak milik diberikan untuk jangka waktu
paling lama dua puluh lima tahun dan tidak dapat diperpanjang.
- Sementara pasal 2 menyebutkan atas kesepakatan antar pemegang hak pakai dengan pemegang hak milik, hak
pakai atas tanah hak milik dapat diperbaharui dengan pemberian hak pakai baru dengan akta yang dibuat oleh
Pejabat Pembuat Akta Tanah dan hak tersebut wajib didaftarkan.
- Artinya bahwa perlu ada kesepakatan dengan masyarakat sebagai pemegang hak milik apabila sertifikat hak
pakai akan diperpanjang lagi.
Hasil dan Pembahasan
Lanjutan......

- Selanjutnya Pasal 50 PP No.40/1996 secara tegas mengatur kewajiban pemegang hak pakai yang tertuang
dalam poin (d): menyerahkan kembali tanah yang diberikan dengan hak pakai kepada Negara, pemegang
hak pengelolaan atau pemegang hak milik sesudah hak pakai tersebut dihapus.
- Jelas sudah bahwa tanah adat di Pubabu secara hukum wajib dikembalikan kepada masyarakat adat.
Hasil dan Pembahasan
Klaim Pemerintah Provinsi NTT
- Menurut Humas Pemprov NTT, Marius Jelamu mengatakan bahwa lahan itu sudah diserahkan oleh tetua
adat kepada pemerintah daerah pada 1985 dan dibuat sertifikat atas lahan itu sehingga sudah menjadi milik
Pemerintah Provinsi.
- Berdasarkan peta RTRW 2012 – 2032 melalui Perda Kabupaten Timor Tengah Selatan No. 10 Tahun 2012
tentang RTRW, lokasi tersebut memang diperuntukkan sebagai kawasan peternakan.
Hasil dan Pembahasan
Lokasi konflik merupakan Rencana Pengembangan Kawasan
Peternakan dalam RTRW Kabupaten Timor Tengah Selatan 2012 -
2032
Kesimpulan
Solusi yang diusulkan
- Pemerintah dan masyarakat adat harus duduk bersama mencari solusi untuk menyelesaikan konflik yang
telah lama terjadi.
- Mendorong percepatan pengesahan Rancangan Undang-Undang Masyarakat Adat. Dengan mengesahkan
RUU Masyarakat adat diharapkan permasalahan yang dialami oleh masyarakat adat dapat dikurangi, selain
itu memberikan pengakuan, perlindungan, dan pemberdayaan masyarakat hukum adat termasuk konflik
yang menimpa masyarakat Besipae (Jayus, 2020).
Daftar Pustaka
Amindoni, Ayomi. (2020). Masyarakat adat Besipae di NTT yang 'digusur' dari hutan adat Pubabu: Anak-anak dan perempuan 'trauma'
dan 'hidup di bawah pohon'. Diakses tanggal 8 Mei 2021 dari https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-53839101
ATR BPN. (2021). Pola Ruang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan. Diakses tanggal 8 Mei 2021 dari
https://gistaru.atrbpn.go.id/rtronline/
Jayus, J. A. (2020). Urgency of Legal Indigenous Communities' Position in Indonesian Constitutional System. Jurnal Media Hukum,
27(1), 79-98.
Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan Dan Hak Pakai Atas Tanah.
Rosary, Ebed de. (2020). Kenapa Rumah Masyarakat Besipae Dibongkar Pemerintah?. Diakss tanggal 8 Mei 2021 dari
https://www.mongabay.co.id/2020/08/22/kenapa-rumah-masyarakat-besipae-dibongkar-pemerintah/
Rosary, Ebed de. (2020). Konflik Tanah di Hutan Pubabu, Kenapa Masyarakat Adat Menolak Klaim Pemerintah?. Diakses tanggal 8 Mei
2021 dari https://www.mongabay.co.id/2020/03/12/konflik-tanah-di-hutan-pubabu-kenapa-masyarakat-adat-menolak-klaim-
pemerintah/

Anda mungkin juga menyukai