Anda di halaman 1dari 4

TITIK TAUT PRIMER DAN SEKUNDER

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Hukum Perselisihan Oleh:

Ayu Demmy Karinta

: 110110110547

Rafif Muhammad Rizqullah : 110110120110


Dosen:

Dr. H. Isis Ikhwansyah, S.H., M.H., CN. Pupung Faisal, S.H.,M.H.

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2013

TITIK-TITIK PERTALIAN ( Aanknopingspunten) Istilah titik pertalian/titik pertautan artinya hal-hal dan keadaan-keadaan yang menyebabkan berlakunya suatu stelsel. Dalam hukum perselisihan ada 2 macam Titik taut atau titik pertalian yaitu :

1. Titik Taut Primer/Titik Pertalian Primer ( Primaire Aanknopingspunten). Titik pertalian primer (TPP) merupakan alat pertama guna pelaksanaan hukum teristimewa hakim untuk mengetahui apakah sesuatu perselisihan hukum merupakan masalah hukum antar tata hukum (HATAH) jadi, TPP menciptakan hubungan hukum antar tata hukum (Intern/Ektern). Yang termasuk TPP adalah sbb : a) Para Pihak ( Subyek hukum yang bersangkutan) Oleh karena terjadinya hubungan-hubungan hukum antara orang yang berada di bawah hukum perdata yang berlainan berdasarkan perbedaan golongan penduduk, keturunan ataupun suku bangsa maka timbulah masalah hukum antar golongan. a) Pilihan Hukum dalam hubungan Intern Mengenai pilihan hukum yang dilakukan oleh para pihak dalam hubungan hukum antara sesama golongan penduduk dapat

mengakibatkan timbulnya persoalan hukum antar golongan. Misalnya, dua orang bumi putera melakukan perjanjian jual-beli dimana salah satu pihak telah tunduk kepada hukum pedata Eropa, disini dapat dilihat pilihan hukum dapat merupakan tanda daripada adanya persoalan hukum antar golongan. a) Tanah Tanah mempunyai suatu ststus tersendiri atrinya, bahwa hukum atas tanah terlepas daripada hukum orang yang memegangnya, inilah yang terkenal dengan sebutan Intergentil Grounden Regel. a) Hakim, untuk hukum acara perdata (Hukum Formil).

2. Titik

Taut

Sekunder/Titik

Pertalian

Sekunder

(Secundaire

Aanknopingspunten) Menghadapi persoalan hukum antar golongan di sebabkan terdapatnya salah satu faktor yang tersebut dalam TPP maka, harus di ketahui hukum

manakah yang dapat diberlakukan, Faktor-faktor yang menentukan hukum manakah yang harus dipilih daripada stelsel-stelsel hukum yang di pertautkan itu. Itulah yang disebut dengan TPS atau Titik Pertalian Sekunder. Yang termasuk TPS adalah sbb : a) Maksud dari para Pihak (Bedoeling Van Partijen) Maksud dari para pihak dalam suatu perjanjian dapat merupakan faktor yang menentukan untuk hukum yang berlaku dalam suatu hubungan antar golongan, para pihak pada saat melakukan suatu hubungan antar golongan dpat memilih sendiri akan hukum yang mereka inginkan untuk mengatur perjanjian itu. Maksud dari para pihak ( a. secara tegas, b. dengan sekian banyak perkataan (Uitdrukelijk), c. secara diam-diam (Stilzwijaend). b) Kedudukan masyarakat yang lebih penting dari salah satu pihak. Oleh karena kedudukan masyarakat yang sangat kuat & jauh melebihi dari salah satu pihak dalam suatu hubungan perjanjian atau kontrak maka, dapat terjadi bahwa pihak ini dengan secara leluasa dapat menetapkan syarat2 yang hendak dinyatakan berlaku untuk hubungan hukum yang bersangkutan. c) Masuk ke dalam suasana hukum pihak lain Orang yang berasal dari suatu golongan rakyat lain, karena untuk melakukan suatu perbuatan hukum masuk ke suasanahukum dari golongan rakyat lain. Apakah telah terjadi pemasukan oleh satu pihak ke suasana hukum pihak lain, di simpulkan dari kenyataan2 yang harus di tetapkan hakim dalam Concreto.

Hubungan antara titik taut primer dan titik taut sekunder adalah : Tidak terdapat titik pertalian sekunder (TPS) tanpa adanya titik pertalian primer (TPP), Akan tetapi sebaliknya terdapat titik pertalian primer (TPP) tanpa adanya titik pertalian sekunder (TPS). Ex : hubungan hukum yang berkenaan dengan tanah yang dipersoalkan oleh 2 orang bumi putera karena mengenai hukum atas tanah adalah suatu titik pertalian primer (TPP) yang berlaku berdasarkan Intergentil grounden Regel.

Anda mungkin juga menyukai