Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan menyebut nama Allah Swt yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “KONTRAK BISNIS
INTERNASIONAL DAN CONTOHNYA”.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada Bapak Yopi Yudha Utama, M.S.A. selaku dosen mata kuliah Penyusunan
Kontrak Bisnis atas bimbingan, pengarahan, dan kemudahan yang telah diberikan
kepada penulis dalam pengerjaan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah yang
kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya, namun kami telah berupaya semaksimal mungkin agar
mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Oleh karena itu, kami dengan terbuka
menerima segala kritik dan saran yang sifatnya membangun agar kami dapat
memperbaiki dan belajar lebih baik untuk pembuatan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan khususnya kepada para
pembaca. Terimakasih.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kontrak bisnis internasional merupakan suatu kontrak perjanjian yang
dibuat antara entitas hukum dalam negeri dengan pihak luar negeri. Jenis ini
pada umumnya berbeda dengan kontrak bisnis pada umumnya. Dalam hal
ini, kontrak bisnis internasional memilikilebih dari satu hukum. Oleh karena
itu ia akan lebih bersifat komprehensif daripada yang umumnya. Ada 3 hal
mendasar yang tercakup dalam kontrak bisnis internasional seperti:
Bilingual Bahasa, Klausula Choice of Law and Forum dan Jasa konsultan.
Seiring dengan perkembangan globalisasi dalam bidang perdagangan,
investasi serta keuangan berimbas pada besarnya ketergantungan dalam
berhubungan antarbangsa. Peningkatan dalam transaksi ini mendorong
sebuah perkembangan tatanan hukum yang mengatur transaksi bisnis
internasional. Ketentuan hukum ini tidak dapat hanya menggunakan aturan
hukum dari suatu negara saja akan tetapi dilakukannya perkembangan
prinsip dan norma hukum tersebut dalam berkegiatan sebagai wujud hasil
upaya unifikasi.
Hal inilah yang mendorong kami untuk membahas lebih mendalam
terkait kontrak bisnis internasional, sebab pengetahuan dasar dalam hal ini
perlu diperhatikan agar tidak beresiko besar yang dapat menyebabkan
sebuah kerugian atau permasalahan hukum yang bersengketa.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian serta karakteristik kontrak bisnis internasional?
2. Bagaimana hukum yang mengatur terkait kontrak bisnis internasional?
3. Apa saja bentuk perusahaan internasional?
4. Bagaimana cara penguasaan bahasa internasional?
5. Bagaimana prinsip kontrak bisnis internasional?
4
6. Sebutkan hal hal yang perlu di perhatikan dalam kontrak bisnis
internasional!
C. Tujuan
1. Memahami pengertian serta karakteristik kontrak bisnis internasional.
2. Memahami hukum yang mengatur terkait hal tersebut.
3. Mengetahui bentuk bentuk perusahaan Internasional.
4. Dapat memahami tata cara penguasaan bahasa asing (internasional).
5. Mengetahui prinsip dalam kontrak bisnis internasional.
6. Dapat menyebutkan hal hal mendetail terkait penyusunan kontrak
bisnis internasional.
5
BAB II
PEMBAHASAN
1
Joni Emirzon dan Muhamad Sadi, Hukum Kontrak Teori dan Praktik, (Jakarta:
Prenadamedia Group. 2021), 10.
2
Adriana Pakendek, Kontrak Bisnis Internasional Prespektif Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, Voice Justisua, Jurnal Hukum dan Keadilan Vol.2, No.1, Maret 2018, 17.
3
Muhammad Taufiq Mubarok, Kontrak Bisnis Internasional, (Bandung:UIN Sunan Gunung
Jati, 2018), https://id.cribd.com/dokument/375759802/Makalah-Kontrak-Bisnis-Internasional
diakses pada tanggal 19 November 2021 pukul 19:13.
6
Adanya perbedaan aturan di masing-masing negara akan menghambat
terlaksananya transaksi bisnis internasional yang menghendak
kecepatan dan kepastian.4
2. Karakteristik Kontrak Bisnis Internasional
Ciri khas atau karakteristik yang paling penting dari suatu
kontrak adalah adanya kesepakatan bersama (mutual consent) para
pihak. Kesepakatan bersama ini bukan hanya merupakan karakteristik
dalam pembuatan konrak tetapi hal itu penting sebagai suatu niat yang
diungkapkan kepada pihak lain.
Seperti diketahui bersama bahwa hukum kontrak adalah hukum
perdata (privat). Hukum ini memutuskan perhatian pada kewajiban
sendiri (self imposed obligation). Disebut sebagai bagian dari hukum
perdata karena pelanggaran terhadap kewajiban-kewajiban yang
ditentukan dalam kontrak, murni menjadi urusan pihak-pihak yang
berkontrak. Kontrak dalam bentuk yang paling klasik, dipandang
sebagai ekspresi kebebasan manusia untuk memilih dan mengadakan
perjanjian. Kontrak merupakan wujud dari kebebasan (freedom of
contract) dan kehendak bebas untuk memilih (freedom of choice).
Sejak abad ke-19 prinsip-prinsip itu mengalami perkembangan dan
berbagai pergeseran penting. Pergeseran demikian disebabkan oleh:
a. Tumbuhnya bentuk-bentuk kontrak standar.
b. Berkurangnya makna kebebasan memilih dan kehendak para
pihak sebagai akibat meluasnya campur tangan pemerintah
dalam kehidupan rakyat.
c. Masuknya konsumen sebagai pihak dalam berkontrak.5
4
Adriana Pakendek, Kontrak Bisnis Internasional Prespektif Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, Voice Justisua, Jurnal Hukum dan Keadilan Vol.2, No.1, Maret 2018, 15-16.
5
Muhammad Taufiq Mubarok, Kontrak Bisnis Internasional, (Bandung:UIN Sunan Gunung
Jati, 2018), https://id.cribd.com/dokument/375759802/Makalah-Kontrak-Bisnis-Internasional
diakses pada tanggal 19 November 2021 pukul 19:13.
7
B. Hukum Yang Mempengaruhi Bisnis Internasional
Hukum kontrak adalah keseluruhan kaidah-kaidah hukum yang
mengatur hubungan antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat
untuk menimbulkan akibat hukum.6 Tempat dimana dapat menemukan
hukum yang mengatur tentang kontrak internasional disebut dengan sumber
hukum kontrak internasional. Sumber hukum kontrak internasional ada
tujuh golongan yaitu:
1. Hukum Nasional
Kontrak tunduk terhadap salah satu sistem hukum nasional di bidang
hukum komersial atau dengan suatu pihak. Hukum Nasional disini
termasuk pula aturan-aturan hukum pemerintahan yang terikat baik
secara langsung ataupun tidak langsung dengan objek kontrak itu
sendiri.
2. Dokumen Kontrak
Disamping pilihan hukum berupa hukum nasional, muatan atau
ketentuan-ketentuan pasal dalam dokumen kontrak merupakan
undang-undang bagi yang membuatnya, hal ini merupakan yang
utama dan yang terpentung bagi para pihak dokumen kontrak
merupakan aturan lex specialist dari aturan-aturan atau prinsip-prinsip
hukum. Aturan-aturan dalam dokumen kontrak memuat mengenai hak
dan kewajiban para pihak merupakan aturan-aturan yang esensial dan
utama.
3. Kebiasaan Perdagangan Internasional
Kebiasaan-kebiasaan di bidang perdagangan yang terkait dengan
kontrak sumber ini seringkali disebut dengan lex mercatoriai (hukum
para pedagang). Aturan kebiasaan perdagangan baru akan mengikat
suatu kontrak apabila para pihak menyatakan dengan tegas
menyatakannya dengan demikian secara tertulis di dalam dokumen
mereka.
6
Adriana Pakendek, Kontrak Bisnis Internasional Prespektif Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, Voice Justisua, Jurnal Hukum dan Keadilan Vol.2, No.1, Maret 2018, 18.
8
4. Prinsip-Prinsip Hukum umum mengenai Kontrak
Prinsip hukum umum adalah prinsip yang mendasari sistem hukum
positif yang didasarkan atas asas lembaga hukum negara barat yang
untuk sebagian besar didasarkan atas asas dan lembaga hukum
Romawi. Prinsip-prinsip umum yang dapat dipakai antara lain prinsip
pacta sun servanda, prinsip iktikad baik serta prinsip keadaan (force
majeur).
5. Putusan Pengadilan
Dalam sistem hukum anglo saxon atau common lawa system, sumber
hukum yang utama adalah putusan pengadilan. Putusan-putusan
hakim dibentuk menjadi kaidah yang mengikat umum. Dalam civil
law system, putusan pengadilan juga memiliki nilai persuasif dan
menentukan walaupun tidak sama porsinya dengan keputusan
pengadilan di dalam sistem hukum common law.
6. Doktrin
Merupakan pendapat para ahli hukum yang terkenal dibidangnya dan
daikui wibawanya di lingkungan dunia ilmu hukum sehingga
pandangannya sering digunakan orang untuk memberikan dasar
ilmiah dari suatu bagi keputusan-keputusan hukum yang diambil.
7. Perjanjian Internasional mengenai kontrak
Perjanjian internasional merupakan perjanjian yang bersifat mengikat
secara publik, perjanjian internasional terikat hukum kontrak antara
lain; Konvensi CISG tentang jual beli internasional, konvensi
UNIDROT, konvensi New York 1958 tentang pengakuan dan
pelaksanaan putusan Arbitrase Asing dan Konvensi Denhag mengenai
perjanjian pilihan forum.7
Pihak-pihak yang tunduk pada sistem hukum yang berbeda sering kali
berhadapan dengan sengketa dalam hubungan bisnis mereka. Maka dari itu,
diperlukan adanya kepastian hukum guna menyelesaikan sengketa tersebut.
7
Ramziati, dkk, Kontrak Bisnis Dalam Dinamika Teoritis Dan Praktis, (Aceh: UNIMAL
Press, 2019), 41-42.
9
Setiap kontrak bisnis harus memilih hukum yang akan digunakan dalam
pelaksanaan kontrak mereka. Hal ini guna menjamin kepastian hukum
dalam aktivitas bisnis mereka.8
8
Ibid., 43.
9
Budi Rustandi, dkk, Bisnis Internasional, (Bandung: Karya Manunggal Lithomas, 2014),
1.
10
Pengelolaan perusahaan multinasional menjadi unik dikarenakan
perusahaan ini berbeda dalam kegiatan operasionalnya, dimulai dari
pengelolaan keuangan, perusahaan ini melakukan pengelolaan keuangan
dengan menggunakan paradigma internasional, dimana terjadinya transaksi
internasional, dimana ada perbedaan mata uang yang biasanya menjadi
permasalahan. Dari sisi sumber daya manusia, perusahaan multinasional
memperkerjakan pegawai dari berbagai macam negara, suku dan bangsa, hal
ini menjadi tantangan tersendiri, ketika perusahaan tersebut harus
menanamkan nilai-nilai perusahaan kepada para pegawainya, karena latar
belakang yang majemuk.10
Menurut Robert L. Hulbroner, yang dimaksud dengan perusahaan
multinasional adalah perusahaan yang mempunyai cabang dan anak
perusahaan yang terletak di berbagai negara. Demikian J. Panglaykim,
menyatakan bahwa perusahaan transnasional adalah suatu jenis perusahaan
yang terdiri dari bermacam- macam kelompok perusahaan yang bekerja dan
didirikan di berbagai negara, tetapi semuanya diawasi oleh satu pusat
perusahaan.
Rugman menyatakan bahwa perusahaan multinasional merupakan
perusahaan yang beroperasi melintasi batas negara, berproduksi di luar
negeri selain di dalam negeri. Perusahaan multinasional ini sedikitnya
berproduksi di negara asing. Sedangkan menurut Michael dan Shaked,
perusahaan diklasifikasikan sebagai multinasional berdasarkan dua kondisi.
Pertama, perusahaan harus memiliki foreign sales account minimal 20 %
dari pendapatan. Kedua, investasi modal langsung paling tidak terdapat pada
enam negara di luar negaranya. Menurut Sumantoro, perusahaan
transnasional pada dasarnya mengacu pada sifat melampaui batas-batas
negara, baik dalam pemilikan, maupun dalam kegiatan usahanya.
Ada perbedaan yang mencolok antara perusahaan multinasional
dengan perusahaan lokal. Ini terlihat dari skala transaksinya. Misalnya,
perusahaan internasional memproduksi sebuah barang atau jasa di dua
10
Ibid., 8.
11
negara, sedangkan perusahaan lokal hanya memproduksi barang
untuk target pasar di dalam negeri saja.
Ada empat bentuk perusahaan multinasional, antara lain:
1. Perusahaan terdesentralisasi dengan kehadiran yang kuat di negara
asalnya.
2. Perusahaan global dan tersentralisasi yang mendapatkan keuntungan
biaya di mana sumber daya murah tersedia.
3. Perusahaan global yang dibangun berdasarkan R&D perusahaan
induk.
4. Perusahaan transnasional yang menggunakan ketiga kategori tersebut.
Contoh perusahaan multinasional di dunia, diantaranya:
1. Apple Inc.
2. The Walt Disney Company
3. Unilever
4. Microsoft
5. Philips
6. Boehringer Ingelheim
7. Toyota
8. Volkswagen.11
Contoh perusahaan multinasional di Indonesia
1. Adidas
2. Honda
3. Nestle
4. Freeport
5. IBM
6. Nike,Inc.
7. Coca Cola
8. LG Electronics
9. Schlumberger
11
https://lifepal.co.id/media/perusahan-multinasional/, diakses pada tanggal 22 November
2021 pukul 12.40.
12
10. Sony
11. Toshiba
12. Toyota
13. Chevron Corp
14. Mc Donald’s
15. Shell.12
12
Budi Rustandi, dkk, Bisnis Internasional, (Bandung: Karya Manunggal Lithomas, 2014),
9.
13
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/29/140000369/kenapa-bahasa-inggris-jadi-
bahasa-internasional, diakses pada tanggal 22 November 2021 pukul 12.23.
13
pergaulan di dunia internasional karena bahasa asing merupakan bahasa
yang secara umum bermanfaat untuk dapat bersaing di era globalisasi.14
Tsui (1992) dan Rivers (2008), menyatakan bahwa dibutuhkannya
kemampuan berbahasa Inggris untuk bisnis. Welch, Welch dan Piekkari
(2005), menyampaikan bahwa berbicara Bahasa Inggris penting sebagai
proses manajemen internasional. MacKenzie mengatakan pentingnya
Bahasa Inggris seperti kehidupan profesional. Swift (1991) melaporkan
hasil pemeriksaannya terhadap peranan kemampuan berbahasa asing dalam
pemasaran internasional yang menunjukkan pentingnya bahasa karena
sebagai kunci untuk “mendekatkan” pasar. Sebuah penelitian dilakukan oleh
Rogerson-Revell (2006) membahas tentang penggunaan Bahasa Inggris
sebagai bahasa pengantar atau lingua franca dalam pertemuan bisnis
internasional.
Rogerson-Revell merangkum temuan-temuan dari sebuah kuesioner
yang mengeksplorasi penggunaan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar
oleh organisasi bisnis Eropa tertentu yang diharapkan bahwa temuan
terbatas tersebut akan membantu menjelaskan beberapa masalah bahasa
yang mungkin hadir dalam konteks internasional seperti itu dan
kemungkinan adanya kesulitan komunikasi dan frustrasi dihasilkan.
Penelitian ini memberikan hasil positif mengungkap beberapa tantangan dan
berdasarkan analisis menunjukkan sebuah kesadaran oleh banyak peserta
untuk melakukan beberapa strategi untuk menghadapi tantangan-tantangan
tersebut.15
Jelas bahwa bahasa Inggris sangat potensial dalam pengembangan
suatu usaha mengingat di era globalisasi, seorang wirausaha dituntut mau
tidak mau untuk bersaing secara global. Selain itu di era yang semua orang
dituntut serba cepat ini, mengajak para wirausahawan untuk berkompetisi
14
IA Yani, dkk, Pengaruh Kompetensi Berbahasa Asing dan Pengorganisasian PR dalam
Menunjang Karir di bidang Public Relation, Universitas Djuanda Bogor: Jurnal Komunikatio Vol.
4 No. 1, April 2018.
15
Rian Sri Rahayu, Peranan Bahasa Inggris Untuk Tujuan Bisnis dan Pemasaran, Jurnal
Pemasaran Kompetitif Vol. 1 No.4, Juli 2018, 153.
14
tiada henti. Jadi, kreatifitas dan inovasi sangat dibutuhkan dalam hal ini.
Seorang wirausahawan harus pandai dan berani memandang, melahirkan,
dan memaksimalkan peluang yang ada. Dalam mengembangkan usahanya,
seorang pengusaha harus memiliki modal dan bekal yang cukup dan bahasa
Inggris adalah salah satu bekal yang sangat potensial. Dengan menguasai
bahasa Inggris, akan berdampak baik pada usaha yang dirintis. Beberapa
manfaat bahasa Inggris dalam kewirausahaan antara lain writing business
messages/ letters (surat menyurat, email), business correspondence and
reports (korespondensi dan menulis laporan), promotion and sales (promosi
dan penjualan), customer service (pelayanan konsumen), communication at
the workplace (berkomunikasi di tempat bekerja), international
communication (komunikasi internasional), enriching references
16
(memperkaya referensi).
16
Irta Fitriana, Menguasai Bahasa Inggris: Bekal Potensial Dalam Pengembangan
Wirausaha , Jurnal Fakultas Bahasa dan Sastra UNIPDU Jombang.
15
perwujudan dari prinsip ini yakni adanya 5 bentuk prinsip hukum
seperti :
1. Kebebasan dalam menentukan isi kontrak
2. Kebebasan dalam menentukan bentuk kontak
3. Kontrak mengikat sebagai undang undang
4. Mandatory rules ebagai sebuah pengecualian
5. Memperhatikan sifat serta tujuan prinsip UNIDROIT dalam
melakukan penafsiran kontrak.17
Prinsip prinsip kontrak yang tertuang dalam UNIDROIT
mengikuti hukum yang bersifat modern, sehingga para pihak yang
melakukan kontrak dalam UNIDROIT dapat menerapkan tujuan dari
setiap perjanjian mereka secara efisien.
b. Prinsip pengakuan hukum terhadap kebiasaan dagang
Prinsip yang kedua ini merupakan prinsip yang memiliki kekuatan
dalam mengikat praktek kebiasaan dagang atau juga bisa disebut juga
sebagai prinsip keterbukaan terhadap kebiasaan dagang. Dalam
praktek prinsip ini telah mempertimbangkan sebuah kebiasaan dagang
yang bukan sekedar objektifnya namun juga karena perkembangan
dari waktu ke waktu. Prinsip yang kedua ini termuat dalam Pasal 1.8
prinsip UNIDROIT. Dimana menurut pasal ini para pihak yang ada di
dalamnya bukan sekedar pihak yang telah melakukan kebiasaan
dagang yang sering dilakukan maupun sepakati, namun juga oleh “a
usage which they have widely known to and regularly observed in
international trade by parties in the particular trade concerned, exept
where the application of such a usage woukd be unreasonable.”18
c. Prinsip itikad baik dan transaksi
Dalam prinsip ini terdapat tiga unsur yang membangun, yakni :
1. Itikad ini sebagai prinsip dasar yang melandasi kontrak
17
Taryana Soenandar, Prinsip-Prinsip UNIDROIT: Sebagai Sumber Hukum Kontrak dan
Penyelesaian Sengketa Bisnis Internasional, (Jakarta : Sinar Grafika, 2006), 37.
18
Huala Adolf, Dasar-Dasar Hukum Kontrak Internasional, (Bandung: Refika Aditama,
2008), 90.
16
2. Prinsip ini dalam UPICCs ditekankan pada praktik perdagangan
internasional
3. Prinsip ini bersifat memaksa.19
Prinsip ini telah termuat dalam pasal 1.7 yang menyatakan
bahwa “each party must act in accordance with good faith and fair
deal-ing international trade”. Dalam prinsip ini memiliki tujuan
utama yakni tercapainya sebuah keadaan yang adil dalam bertransaksi
dagang internasional.20
d. Prinsip force majeure
Prinsip ini memiliki sebutan lain yakni keadaan memaksa dan termuat
dalam pasal 7.1.7 prinsip UNIDROIT. Pasal ini menyatakan bahwa :
1. Non-performence by a party is execused if that party proves that
the nonperformance was due to an impediment beyond its
control and that it could not reasonably be expected to have
taken the impediament into account at the time of the conclusion
of the contract or to have avoided or overcome it or its
consequences.
2. When the impediment is only temporary, the execuse shall have
effect for such period as is reasonable having regard to the
effect of the impediment on the performance of the contract.
3. The party who fails to perform must give notice to the other
party of the impediment and its effect on its ability to perform. If
the notice is not received by the other party within a reasonable
time after the party who fails to perform knew or ought to have
known of the impediment, it is liable for damages resulting from
such non-receipt.
19
Taryana Soenandar, Prinsip-Prinsip UNIDROIT: Sebagai Sumber Hukum Kontrak dan
Penyelesaian Sengketa Bisnis Internasional, (Jakarta : Sinar Grafika, 2006), 42.
20
Huala Adolf, Dasar-Dasar Hukum Kontrak Internasional, (Bandung: Refika Aditama,
2008), 90-91.
17
4. Nothing in this article prevent a party from exercising a right to
terminate the contract or to withhold performance or request
interest on money due. ”21
21
Ibid, 91.
18
Syarat dalam melakukan kontrak dimana berisi hak dan
kewajiban antar pihak, yang memiliki sebuah konsekuensi
hukum apabila dilanggar.
b. Mere representation
Berisi sebuah harapan dan keinginan selama kontrak
berlangsung.
4. Pelaksanaan kontrak
a. Doktrin De Minimis Non Curat Lex
b. Pengecualian atas Doktrin De Minimis non curat Lex
c. Partial Performance
5. Penafsiran Kontrak
a. Parol evidence rule
b. Contra Preferentum
6. Hukum yang berlaku dan pilihan hukum
a. Penghormatan atas pilihan hukum oleh para pihak
b. Pembatasan atas pilihan hukum oleh para pihak
7. Penyelesaian sengketa
a. Melalui lembaga peradilan
b. Melalui arbitrase
c. Melalui ADR
d. Pelaksanaan Putusan Lembaga Peradilan dan Arbitrase Asing.22
22
Ida Bagus, Perkembangan Hukum Kontrak Dagang Internasional, (Badan Pembinaan
Hukum Nasional, 2012), 44-49.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hubungan perdagangan antar pelaku usaha yang memiliki unsur asing
tertuang dalam suatu kontrak komersial disebut dengan kontrak bisnis
internasional. Ciri khas atau karakteristik yang paling penting dari suatu
kontrak adalah adanya kesepakatan bersama (mutual consent) para pihak.
Kesepakatan bersama ini bukan hanya merupakan karakteristik dalam
pembuatan konrak tetapi hal itu penting sebagai suatu niat yang
diungkapkan kepada pihak lain.
Tempat dimana dapat menemukan hukum yang mengatur tentang
kontrak internasional disebut dengan sumber hukum kontrak internasional.
Sumber hukum kontrak internasional ada tujuh golongan yaitu hukum
nasional, dokumen kontrak, kebiasaan perdagangan internasional, prinsip-
prinsip hukum umum mengenai kontrak, putusan pengadilan, doktrin, dan
perjanjian internasional mengenai kontrak.
Perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam bisnis internasional
biasanya disebut dalam perusahaan multinasional. Pengelolaan perusahaan
multinasional menjadi unik dikarenakan perusahaan ini berbeda dalam
kegiatan operasionalnya, dimulai dari pengelolaan keuangan, perusahaan ini
melakukan pengelolaan keuangan dengan menggunakan paradigma
internasional, dimana terjadinya transaksi internasional, dimana ada
perbedaan mata uang yang biasanya menjadi permasalahan. Terdapat empat
bentuk perusahaan multinasional dan juga memiliki perbedaan dengan
perusahaan lokal.
Bahasa Inggris ditetapkan sebagai bahasa internasional. Peranan
bahasa asing sangatlah diperlukan dalam mengusai teknologi komunikasi
maupun dalam berinteraksi secara langsung. Dengan kemampuan bahasa
asing yang baik, akan terbuka banyak kesempatan untuk memperoleh
pekerjaan yang baik di perusahaan multinasional yang memang
20
mensyaratkan kemampuan bahasa asing yang baik, untuk memperluas
pergaulan di dunia internasional karena bahasa asing merupakan bahasa
yang secara umum bermanfaat untuk dapat bersaing di era globalisasi.
Prinsip-prinsip hukum kontrak bisnis internasional yaitu prinsip
kebebasan kontrak, prinsip pengakuan hukum terhadap kebiasaan dagang,
prinsip itikad baik dan transaksi, dan prinsip force majeure. Selain itu,
terdapat hal-hal khusus yang perlu diperhatikan dalam kontrak bisnis
internasional yaitu asas-asas hukum kontrak komersial, pembentukan
kontrak, isi kontrak, pelaksanaan kontrak, penafsiran kontrak, hukum yang
berlaku dan pilihan hukum, dan penyelesaian sengketa.
B. Saran
Semoga dengan selesainya makalah ini dapat memberikan
pengetahuan dan manfaat bagi kita. Penyusun mengambil dari berbagai
sumber, jadi apabila pembaca menemukan kesalahan dan kekurangan, maka
penyusun menyarankan untuk mencari informasi dan referensi yang lebih
baik. Terimakasih.
21
DAFTAR PUSTAKA
22
Soenandar, Taryana. 2006. Prinsip-Prinsip UNIDROIT: Sebagai Sumber Hukum
Kontrak dan Penyelesaian Sengketa Bisnis Internasional. Jakarta : Sinar
Grafika.
23