Anda di halaman 1dari 14

, , ,,

Dr. Sentosa Sembiring, S.H., M.H.

Htikum , Pl o�

Surat·
��

B harga
r
/)_ 7 · C>I · J.C\(.

HU KUM
SURAT
BERHARGA
3�� .�:i.. 4b
<;E.!'1
\,\..
11.t�D�� P..l�S-fH �

�?· O\. �Oil,

Oleh
Dr. Sentosa Sembiring, S.H., M.H.
·- .

II\ PENERBIT

11. �UANSA AUl� \T . . • • .

• t '� I
. • '
. •' , . . ' . . . .

. . ,
HUKUM SURAT BERHARGA
Oleh:
Dr. Sentosa Sembiring, S.H., M.H.

Copyright© 2016 pacla PENERBIT NUANSA AUUA sec


Desain Cover: Aulia Studio n1e
Lay Ou t: Aulia Studio bai
Montase: Aulia Studio yar
Cetakan [: September 2016

ses
cla
Diterbitkan oleh: Penerbit Nuansa Aulia
set
Permai 20 No. 18
JI.
Pei
Margahayu Permai, Bandung 40218
111(
Te!p (022) 5405300 I Fax (022) 5416748
ter
ko
c--mail: 11uansaatllia(C1,iyahoo.co.icl
pe
website: http://www.nuansaaulia.com

ANGGOTA IKAPJ ba.


l'ERPUSTAKAAN NASIONAL pc
ffi(
111(
KATALOG DALAM TERB!TAN i11i
ka

I
Sen1biri11g, Se11tosa
de
Hukum Surat Berharga/oleh Sentosa Sembiring. Cet. I. ·1 ak
Bandung: Nuansa Aulia, 2016. ya
viii+ 128 h im . : [4,5 x 21 crn gi1
ISBN 978-979-071-269-0 ya
Ci
I. Surat lle rharga -- Aspek Hukurn [. Judul
pc
343.052 46 ka
in
··tJi.larang n1 cngutip, t11e11 jiJJ.lak, n1c11 1 fotokopi scbagian atau ur
scluruhnya isi buku ini tanpa izin t:ertulis dari pe ne rbit . te
f-IAK CIPTA DILlNDUNGI OLEll UNDANG·UNDANG rr1

111
KATA PENGANTAR

Terminologi Surat Berharga (Negotinble Instrument) bagi


sebagia11 n1asyarakat buka11]a]1 sesuatu ya11g asing, terutan1�
111ereka ya11g seri11g 1nelakukan transaksi bis11is. Akan tetapi,
bagi sel1agian n1asyarakat lai11nya, Surat 13erharga Eldalal1 sesuatu
ya11g baru.
Secara teoritis, jikJ S11rat Berharga yang diterbitkan oleh
seseorang telah memcnuhi syarat formal yang ditcntukan
clalan1 }-'1eratura11 }Jcrundar1�5-u11dangan n1al<a 'c.ia�1at dijadika11
sebagai alnt }Je1nl1ayaran dan oll: jek t1erdagangan di ·Pasar Uang.
f>cnggunaan Surat l3erharga sebagai alat lJcn1lJayara11 giral, se1ain
1nengt1rangi peredaran uang kartal, juga dapat n1cnghidari
terjadinya risiko yang 111ungl<iI1 tcrjadi jika n1enggunakan l1artg
kontan yang cukup besar, misalnya menjadi korban kejahatan
peran1pok.an (ian/atau n1e11da�1atka11 ua11g :palsu.
Bagaimana rnemulihkan atau barangkali Jebih tepat disebut
bagain1ana iY1engubah cara panda11g n1asyarakat terhada1J
penggunaan Surnt Berharga sebagai alat bayar giral, tampaknya
memerlukan sebuah cara pendekatan baru dalarn mengcdukasi
masyarakat terhadap penggunaan uang giral. Peluang untuk hal
ini sebenarnya sudah sangat terbuka luas. Disebut demikian,
karena sejak digulirkannya libcralisasi perbankan pada tahun
delapan puluhan, masyarakat pun dari hari kc hari semakin
I. akrab dcngan Lembaga Keuangan Bank. Salah satu produk jasa
yang ditawarkan oleh bank adalah simpanan dalam bcntuk
giro. Untuk mengambil dana dalam bentuk giro, alat bayar
yang digunakan adalah Cek dan sarana pcmindahbukuan atau
Giro Bilyet. Jika dalam beberapa dekade waktu yang lampau,
penggunaan Cek, Giro Bilyet, Wesel, Aksep masih terbatas di
'46
l<alangan :pel1isnis, akan tetapi di era n1asa kini IJenggu_naan
instrumen alat bayar giral scmakin dikcnal di rnasyarakat pada
Ill umurnnya. Hal ini dapat dimaklurni, di era masa kini kemajuan
-,
teknologi dcmikian pcsat, maka informasi yang ditcrima oleh
,
111asyarakat ] Jun se1nakii1 beraga1111 tidak terkect1ali dala111 sara11a

J-luk11111 Surat Berhrrr8{/ ll I


pembayaran transaksi bisnis tidak lagi menggunakan uang kartal
tetapi Liengan. ttang giral. Huk
Na1nt111, c.ii sisi lain, pet1yalal1gt111aa11 stirat berl1arga sebagai Uni1
a lat bayarjuga bisa lerjadi dalam transaksi bisnis. Oleh karena itu, Ada
risiko pe1nakaia11 surat berl1arga juga se111akiI1 besar. Bagain1a11a i11i, j
inengt1ra11gi risiko penerima atat1 pe1nega11g st1rat berharga? di d
Seeara konseptual, dalam hukum surat berharga berlaku asas tnen
legitimasi formal. Ada pun maksud asas ini yakni, pernegang sehi1
sural berharga tidak perlu rnembuktikan asal usul diperolehnya 111llC
surat berharga tersebul. Jika dapat membuktikan bahwa kept
penerbitan surat berharga sudah rnemenuhi syarat formal, pihak Mas
pemegang yang beritikad baik akan dilindungi hukum. Apakah rnel(
dalam praktiknya juga demikian? data
Dalam rangka memahami smat berharga dari perspektif
hukum inilah tujuan buku ini ditulis. Buku ini dibagi dalarn 6
( enarn) Bab. Bab [ Pendahuluan. Pada bab ini dijelaskan seeara
umum landasan hukum, pengertian, dan ruang lingkup hukurn
surat berharga. Bab II tentang Wesel. Pada bab ini dibahas
seluk-beluk surat berharga wesel. Bab Ill Aksep, Promes, dan
Kuitansi. Kc�tiganya dibahas dari sisi hukurn. Bab IV Cek. Pada
bab ini dibahas tentang eek dan berbagai aspek hukum tentang
eek. Bab V Surat Berharga dalam Praktik. Pada bab ini dibahas
perkembangan hukum surat berharga dalam praktik, meliputi
Giro Bilyet, Surat Berharga Pasar Uang, Surat BerhargaKomersial,
Sertifikat Depositli, Sertifikat Bank Indonesia, clan Resi Gudang.
Bab VI Surat Utang Negara. Pada bab ini dibahas latar belakang
ditcrbitkannya Surat Utang Negara dan aspck hukurnnya.
Jika diperhatikan sccara saksama, sctiap bab dari buku
ini bisa dijadikan dalarn satu buku tersendiri. Namun, untuk
cetaka11 pertama i11i, sen1ua topik tersebut dijaclika11 dalan1 satu
buku. Hal ini dimaksudkan semata-mata untuk memudahkan
pembaca dalam mernaharni surat berharga dari sudut pandang
hukum. Sernoga dalarn cetakan berikutnya, setiap bab dari buku
tersebut dapat diuraikan lebih rinci dalarn satu buku tersencliri.

IV f-fuk11111 Surat l3crf111rga l-luku


kartal lsi buku ini pada dasarnya adalah bagian dari rnateri kuliah
I-hikum Perbankan dan Surat Berharga di Fakultas Hukmn
�bagai Universitas Katolik Parahyangan (FH UNPAR), Bandung.
na itu, Adanya berbagai perkembangan materi yang ditulis dalam buku
111a11a ini, juga tidak terlepas dari hasil diskusi yang berkembang, baik
1.arga? di dalarn maupun di luar ruang perkuliahan. Untuk itu penul"is
1 asas 111er1gt1capkar1 teri1na kasil1 atas 111asukan yang disan1pail<an
l)ga11g sehingga bisa memperkaya pembahasan buku ini. Mudah­
e!rnya mudahan dengan terbitnya buku ini dapat melengkapi khasanah
1al1wa kepustakaan llmu Hukum khususnya Hukum Surat Berharga.
pihak M-asuka11 dar1 kritik dari pc111baca tc11tt1 sa11gat ber11arga dala1n
::>aka]1 rnelengkapi pernbahasan dalam buku ini di masa yang akan
data11g, teri111a kasih.
pektif
Jam 6
;ecara Bandung, Agustus 2()]6
ukurn
Penulis,
bahas
;, da11
Pada Sentosa Sernbiring (sentosa@unpar.ac.id)
ntang
bahas
,Jiputi
ersial,
dang.
lkang

buku
untuk
l1 satu
lhkan
ldang
buku
ndiri.

erflarga J-luku111 Surat Berharga v


�):�' 8it:·!:�,,�).:
{y,�A
�§
.-
� .
�\
t - � ":'.'I ' '
1-
� �:}} ':"-'�.\. :,·
..1�·.
...·..,.. � .· ·.. ( , ;
.�� - -
.· '
DAFTARISI
I. '-N 1 :.1IH· - ! . . I

\.,<c·�
' :;:,f_1'4 'i
• .,

". � , n \
... ;·'

PENGANTAR ................................................................ iii


DAFTAR ISI ............................................................................... vi
DAFTAR SINGKATAN ........................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................... 1 II�! BAI

1.1. Terminologi Surat Berharga............................... 1


1.2. Landasan Hukum Surat Berharga .... .. .. .. .. ........ 7
1.3. Pengertian Surat Berharga ................................. 10
1.4. Fungsi Surat Berharga ........................................ 14
1.5. Lembaga Tangkisan dalam Surat Berharga..... 17
1.6. Legitimasi dalam Surat Berharga...................... 19
1.7. Penggolongan Surat Berharga ..................... ...... 22 Iii: BAI

BAB II WESEL ......................................................................... 25


2.1. Pengertian Wesel ................................................. 25
2.2. Syarat Formal Penerbitan Wesel........................ 26
2.3. Bentuk-Bentuk Wesel Khusus ........................... 28
2.4. Endosemen dalam Wesel.................................... 31
2.5. Kewajiban Penerbit Wesel ............. ............. ........ 33
2.6. Intervensi dalam Wesel............................ .... ....... 44
2.7. Fungsi Wesel ..................... .............. ..................... 51

BAB III AKSEP, KUITANSI, DAN PROMES..................... 53 LA�


3.1. Dasar Hukum Aksep .......................................... 53 GU
3.2. Pengertian Aksep................................................. 54
DA
3.3. Syarat Formal PenerbitanAksep....................... 55
3.4. Kuitansi dan Promes........................................... 57 PRC

BAB IV CEK............................................................................... 60
4.1. Pengertian Cek..................................................... 60

,.,
4.2. Syarat Formal Penerbitan Cek........................... 63
4.3. Cek sebagai Alat Bayar ........ ............................... 67
4.4. Cek Mundur ... ........... .. ............. ....... ...... ............. .. 70

VI H11k11111 S11mt Berltnrgn H11k1


4.5. Cek Silang............................................................. 72
4.6. Ifak Pemegang Cel<......................... .................... 73
4.7. Pengaturan Cek Kosong..................................... 74
iii 4.8. Daftar llitam Nasional ....................................... 75
vi 4.9. Pengcrtian Cek Kosong ...................................... 78
viii 4.10.Kewajiban Penyediaan Dana............................ fo
1 BAB V SURAT BERHARGA DALAM PRAKT IK............ 86
I 5.1. Bilyet Ciro............................................................. 86
7 5.2. Sertifikat Deposito............................................... 88
10 5.3. Scrtifikat Bank Indonesia (SB!) ....... ,.................. 92
14 5.4. Surat Berharga Pasar Uang ................................ 95
17 5.5. Surat Berharga Komersial .................................. 96
19 5.6. Resi Cudang......................................................... 98
22 BAB VI SURAT U TANG NEGARA...................................... 103
25 6.1. Dasar llukum....................................................... 103
25 6.2. Pengertian S1.lrat Utang Negara ........................ 105
6.3. )enis-)enis Surat Utang Negara......................... 106
26
6.4. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ........... 106
28
6.5. Syarat-Syarat Formal Surat Berharga
31 Syariah Negara..................................................... 107
33 6.6. Penatausahaan Surat Utang Negara................. ](}8
44 6.7. Pembeli Surat Utang Negara ............................. 109
51 6.8. Obligasi Rite] Indonesia ..................................... 109
53 LAMPIRAN: CONTOH AKSEP ............................................ 112
53 GLOSARIUM SINGKAT ........................................................ 120
54
DAFTAR PUSTAKA................................................................. 123
55
57 PROFIL PENULIS..................................................................... 126

60
60
63
67
70

lerflarga Vil
DAFTAR SINGKATAN

BLD Belanda
ING Inggris
KUHD Kitab Undang-Undang Hukum Dagang l.1.
KUHPdt Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
KUHP Ki tab Undang-Undang Hukum Pidana dari
KMKRI Keputusan Menteri Keuangan Republik lndo-
ini cl
11esia
1nen
bani
KPTS Keputusan
MARI Mahkamah AgungRepublik Indonesia
M.F
PP Peratt1ra11 I)en1eri11tah
und:
PMKRI I'eratt1ran Menteri Keuangan Republik Und
Indonesia atas
POJKRI Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Pen�
Indonesia pen�
PBI Peraturan Bank Indonesia
bers
Hak
SEBI Surat Edaran Bank Indonesia
den:
uu Undang-Undang yani
Ke ti
atas
pe1Y
1ner
hart

istit

viii f-Tukunt Surat Bcrlu1rga f-fuk.


BABI
PENDAHULUAN

I. I. Terminologi Surat Berharga


Sudah 1nerupakantradisi akade111ik, bahwa pernbahasan suatu topik diJnulai
dari pengertian atau definisi topik tersebut. Pen1bahasan 111asalah surat berharga
[ndo- ini di111ulai d.ari pertanyaan, apa yang ditnaksud dengan surat berharga? Untuk
n1enjawab pertanyaan ini tentu tidaklah inudabi sebab )stilah surat berharga
hanya disebutkan dalan1 peraturan perundang-undangan.
Dala1n kaitan ini n1enarik untuk n1enyhnak apa yang diken1ukakan oleh
M.E.Jn't Velt-Meijer/H. Boerhanoedin Soetan Batoeah, bahwa undang­
undang tidak n1en1bicarakan pengertian surat berharga. I-Ianya di dala1n IZitab
ublik Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPdt)' dibicarakan tcntang lagihan
alas lunjuk dan/alau alas bawa. Pertama, di dalam Pasal 613 ayat 3 KUHPdt:
Penyerahan surat-surat utang atas tunjuk dilakukan dcngan rncn1bcrikannya;
penycrahan surat utang atas perintah dilakukan dengan n1en1bcrikannya
bersan1a endose1nen surat itu. l(edua1 di dalan1 Pasal 1152 ayat l IZUHPdt:
Hak gadai atas barang bergcrak yang berwujud clan atas piutang bawa tin1bul
dengan cara 111enyerahkan gadai itu kepada kckuasaan kreditur atau orang
yang n1en1berikan gadai atau yang diken1balikan atas kehendak kreditur.
Ketiga, di dalam Pasal 1152 bis KUHPdt: Untuk melahirkan hak gadai
atas surat tunjuk1 selain penyerahan endoscn1cnnya1 juga dipersyaratkan
pcnycrahan suratnya. Kecmpat, Pasal 1977 ayat I KUHPdt: Barangsiapa
1nenguasai barang bergcrak yang tidak berupa bunga atau pi.utang yang tidak
harus dibayar atas tunjuki dianggap sebagai pen1iliknya sepenuhnya.2
Merujuk pendapat ahli hukum di atas, terlihat dalarn KUHPdt ditcmui
istilah surat-surat utang atas tunjuk.

Kitab Undang-Undang H.ukun1 Perdata yang diinaksud di sini adalah Kitab Undang­
Undang Hukn1n Pcrdata (Burgerlijke VVet/Joek) T'erje111ahan R. Subekti dan T.
Tjitrosudibio. Jakarta: Pradnya Parainita, Cctakan Kc-16, tahun I 966
2 Mcijer/ll. Bocrhanocdin Soctan Hatoeah. ll\.1irnnlcpapieren en hun juridi.-chc betekenis
1976. Surat-surat Bcrharga dan ArUnya Mcnurut I·tukmn. Bandung: Binadpta, 1980.
B.hn.13

Berhnrga l-Juku111 Sund Berharga


T'ern1inologi atau istilah surat berharga dapat juga diternui di dalan1 itu chi
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).3 Pertama, di dalam Pasal dipale
96 ayat 2 I(Ul.-11) diken1ukakan: Apabila barang-harang ini terdiri atas uang1 dipen
emasJ perakJ pcnnata1 inutiara, n1anikarn, efek-cfck1 kupon-kupon atau surat­ instn.1.,
SLLl'<lt lain jenis ituJ yang berhargaJ n1aka pcngirirn diharuskan incnychutkan berha
harganya dan berhaklah ia pula rnenuntut pcncatatan harga itu dalan1 ini, bl
registerj IZedua, dala111 Pasal 469 J(Ufl[) dikcn1ukakan: Untuk dicurinya atau I'erje1
hilangnya c1nas, perakJ permata dan barang bcrharga 1ainnya1 uang dan surat­ berh;:1
surat berharga, bcgitupun untuk kerusakan pada barang-barang berharga Jach, I
yang inudah n1endapat kerusakan, tidaklah pengangkut bertanggung surat­
jawab, rnelainkan apabila tentang sifi1t dan harga barang-barang tersebut, terter
diberitahukan kepada pengangkut1 sebclun1 atau sewaktu barang-barang tadi terbit
diterin1a oleh pengangkut.
Sclain itu1 istilah surat berharga clapat juga ditctnui dalan1 Pasal 197 atau 1
ayat 8 _Huku1n Acara Perdata atau l1et 1--Ierziene lndonesisch R.eglenient (.filll): rnen�
Penyitaan barang bcrgcrak kcpunyaan dcbitor1 tennasuk uang tunai clan surat Boet
berharga, boleh juga dilakukan atas barang bergerak yang bertubuh1 yang ada iuris
di tangan orang lain, tetapi tidak boleh dilakukan atas hewan clan perkakas adal<i
yang sungguh-sungguh berguna bagi orang yang kalah itu dalan1 n1enjalankan din1i
mata pencahariannya sendiri. jatul:
Dabm Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dapat surat
ditetnui dala111 Pasal 415: Seorang pcjabat atau orang lain yang ditugaskan agar
1nenjalankan suatu jabatan un:1Ln11 terns inencrus atau untuk sernentara inerr
\vaktu, yang dengan sengaja tnenggclapkan uang atau surat berharga yang piha
disin1pan karena jabatannya, atau 1ne1nbiarkan uang atau surat berharga itu ditin
dian1bil atau cligclapkan olch orang lain, atau rneno!ong sebagai pen1bantu dap.:
dahun tnelakukan perbuatan tersebut1 cliancan1 dengan pidana penjara paling
larna tujuh tahun. sura1
L)ari berbagai kutipan pcraturan perundang-undangan di atas1 tidak klau:
clijelaskan pcngcrtian surat berharga.Jika dc1nikian1 apa n1akna yang terkandung sura1
dari kata surat berharga yang dite1nui dalan1 peraturan pcrundang-undangan di ( Olll;
atas? R. Wirjono I>rodjodikoro n1cnge1nukakan1 bahwa istilah surat bcrharga
4

3 Kitab Undang-·Undang l·lukun1 Dagang yang dirnaksud di sini adalalt Kitab Undang­ 5
Undang (-luku1n dan Kcpai!itan (i-Vetlioek w111 Koophandd) Terje1nahan R. Subckti dan
T. Tjitrosudibio. Jakarta: Pradnya Panunita, Cetakan Ke--16, t<1hun 1986 6

2 f-fuk11111 Surat Herllarga fI!ik


falarn it:u digunakan untuk surat-surat yang bcrsifi1t seperti uang tunai. Jadi1 dapat
Pasal dipakai untuk n1clakukan petnbayaran. 11al ini berarti surat-surat tersebut dapat
uang! diperdagangkan, agar se\vaktu-\vaktu ditukarkan dengan uang tunai (negotiable
snrat­ 111strurne11ts ):1 Se1ncntara itu, Soeton10 Ran1clan1 n1cnge1nukakan1 istilah surat
utkan berharga tclah un1tun dipakai istilah u1aardc papicr (Bld). l)igunakannya istilah
Jalam ini1 bukanlah sekedar terjen1ahan atau salinan belaka dari istilah bahasa Bela:hda.
a atau 'J'erjernahan istilah bahasa Belanda tersebut secara harafiah adalah kertas
surat­ bcrharga. Nan1un istilah yang terakhir ini, ditcntang oleh para pakar huku111.
·harga Jadi1 lebih tepat digunakan istilah surat bcrharga. Lcbih lanjut dikc1nukakan1
sgung surat-surat atas pcngganti adaiah surat berharga yang 1nenunjuk seseorang
scbut1 tertentu sebagai yang berhak dan seterusnya setiap orang kepada siapa hak yang
Lg tadi terbit dari surat itu dialihkan atau dipindahkan.5
l)alarn konteks ini1 perlu diperhatikan bahY1ra apa yang dipindahkan
tl 197 atau hak yang dipindahkan tersebut tidak holeh n1clehihi hak dari orang yang
HIR): mengalihkan. Seperti yang dikemukakan oleh M.E.ln't Velt-Meijer/H.
) surat Boerhanoedin Soetan Batoeah, dala1n surat berharga berlaku asas 11e1110 plus
1g ada iuris ad aliun1 tn..in�fere potest; quanu1n ipse habet-. .Maksud dari asas hukun1 ini
:kakas adalah scseorang tidak dapat n1en1indahkan hak lebih hanyak dari hak yang
ankan diinilikinya dan pihak yang berhutang tidak boleh karena perpindahan hak itu
jatuh kc dala1n keadaan yang lebih buruk. Lebih Ianjut dike1nukakan, surat­
dapat surat atas tunjuk clan atas bawa diterbitkan atau dikeluarkan dengan n1aksud
�askan agar dapat diperdagangkan. Di sini1 kepentingan pergaulan 1nasyarakat
entara n1e1negangperanan penting. Berhubungan dengan hal ini1 berlaku as as huku111
L yang pihak ketiga beritikad baik dapat dibenarkan n1en1percayai kesan se1nu yang
_·ga itu diti1nbulkan oleh yang berhutang1 bal1'iva ia n1au terikat secara huku1n yang
1bantu dapat disin1pulkan dalan1 surat itu.6
paling Se1nentara itu, Enuny J>angaribuan Silnanjuntak n1enge111ukakan, dalan1
surat berharga dikenal dua jenis klausul1 klausul atas tunjuk (aan foonder) dan
tidak klausul atas pengganti (aan order). Adanya klausul atas tunjuk pada sepucuk
ndung surat berharga berarti surat tersehut dapat dialihkan dari tangan ke tangan
Lgan di (onderhands). Jika surat bcrharga tersebut n1engandung klausul atas pengganti,
rharga
1! R. Wirjono Prodjokoro. 1-{ukuin V\lcscl, Tjek, dan A.ksep di Indonesia. Bandung:
Surnur Bandung, 1966. Hln1. I 0
Jndang­ 5 Socto1no R.an1clan. Pcngantar Hukun1 Surat Berharga. Jakarta: Acadcinica, 1980. Hln1.
:k\'i dan 4/56
6 Mcijcr/ll. Bocl'hanocdin Soctan Batoeah. Op. Cit, Bln1. 33/34

'rharga J-J11ku111 Sura/' Berlmrga 3


bcrarti surat bcrharga tersebut hanya dapat dialihkan kepada pengganti dari orang gun
yang na1nanya disebut pada surat bcrharga terscbut dengan cara cndose1ne11 cessi
dan inenycrahkan surat yang di1naksud. Selanjutnya dikernukakan1 kedua tani
surat berharga tcrsebut dapat dipcrdagangkan. Fungsi dapat diperdagangkan elite
inerupakan fungsi utcuna dari surat berharga.7
Dari berbagai pandangan yang dikemukakan oleh para ahli hukum di und
atas, dapat disimpulkan bahwa dengan diterbitkannya surat berharga, pihak inic
penerbit atau penandatangan surat berharga bertanggung jawab terhadap sur�
apa yang dicantu1nkan dala1n surat berharga tersebut. Sebagain1ana yang dib1
ditegaskan dala1n hukun1 perjanjian berlaku asas pacta sunt servanda. Apa legi
yang sudah disepakati wajib untuk dipatuhi oleh para pihak yang membuat 1ne1
perjanjian. Asas huku1n ini tercermin dari apa yang dijabarkan Pasal 1338 ayat yan
1 l(UHPdt: Se1nua persetujuan yang dibuat scsuai dengan undang-undang sua
berlaku sebagai undang-undang bagi n1ereka yang n1en1buatnya. pur
Menccnnati instrurnen yang digunakan hanya berupa selen1bar kertas, (2)
pen1bentuk unclang-undang n1erasa perlu menjaga kepercayaan rnasyarakat dia1
enc
pengguna surat berharga. Untuk itu1 pe1negang surat berharga yang beritikad
baik wajib dilindungi. Hal ini tercennin dari Pasal l 09 KUHD: Jika ada suatu teb
surat wesel yang tak lengkap sewaktu ditarik dan kemudian dilengkapkan
bertentangan dengan persetujuan-persetujuannya dulu1 rnanakala ora
persetujuan-persetujuan tadi tidak dipenuhi, ha! ini tidak boleh dikemukakan dal
atas kerugian pe1negang1 kecuali surat vvesel itu oleh pen1egang tersebut ia l
diperoleh dengan itikad buruk atau karena sesuatu kcteledoran yang besar. itik
Pasal 116 IZUI-ll): Mereka yang harus n1enghadapi suatu tagihan berdasarkan kes
surat vvesel1 mereka itu berdasar ata.s perhubungan pribadi dengan penarik eel•
atau dengan pe1negang sebelun1nya1 t.1k boleh n�elancarkan upaya-upaya hal
bantahan kepada pen1egang1 kccuali pemegang tersebut dalatn rnernperoleh or;.i
surat \Vesel, dengan sengaja telah bertindak atas kerugian pihak yang tne
berutang. Pasal l l 9 IZUHD: Ayat ( 1) Endosemen yang tebh diselenggarakan pui
setelah hari bayar1 ia pun n1ernpunyai akibat yang satna dengan endosetnen ya1
sebelu1nnya. Dalatn pada itu1 endose1nen yang diselenggarakan setelah die
prates nonpcn1bayaran.1 atau setelah leyvat jangka waktu yang ditentukan en1
pe1
ka1
7 Ennny Pangal'ibuan Sitnanjuotak. f-lukurn D;\gang Surat Berharga (Wissel Surat
Sanggup/ Aksep, Cheque, Kuit<\nsi, dan Proines Atas 'l'unjuk). Yogyakarta: Seksi Hu!uun
Dagang Ftl UGiv1, l976. l·lhn. 1/3

4 l--l11k1.1111 Surat Herhargll I--!11


orang guna inen1buat protes1 endose1nen itu pun hanya rne1npunyai ak.ibat scbagai
ernen cessiebiasa; Ayat (2) l(ecuali dibuktikan sebaliknya, tiap-tiap endosen1en
kedua tanpa tanggal dianggaplah diselenggarakan sebeltnn lewat jangka waktu yang
igkan ditentukan guna n1en1 buat protes.
Bcrdasarkan ketcntuan-ketentuan di atas, terlihat bagain1ana pe1nben,tuk
1111 di undang-undang n1en1bcri perlindungan kepada orang yang beritikad bail( Hal
pihak ini dibntuhkan untuk n1enjaga kepercayaan 1nasyarakat dalan1 n1enggunakan
1adap surat bcrharga sebagai alat bayar. Untuk itu, dala111 peredaran surat herharga
yang dibutuhkan legitiinasi atau alat bnkti diri. Untuk surat Wesel dan Aksep
. Apa Jegitimasi formal dijabarkan dalam Pasal 11S ayat ( 1) KUHD: Barangsiapa
nbuat 1ncn1egang suatu surat wesel1 ia pun harus diangg<ip sebagai pen1egang
8 ayat yang sab1 apabila ia bisa inen1buktikan haknya, dengan n1cn1pcrlihatkan
1dang suatu dcrelan takterputus dari segala pengendosen1enan surat wesel itu1
pun sekiranya cndosen1en yang terakhir dilakukan dala111 blanlG.1j ayat
�ertas, (2): Endosc1nen-endosc1nen yang telah dicoret dalan1 hubungan ini harus
1rakat dianggap tak tertulis. Apabila suatu endosen1cn dala1n blanko disusul dengan
itikad endose1nen lain1 111aka penandatangan endosernen yang terakhir dianggap
suatu telah 1nen1peroleh surat�wesel itu dengan pcngcndosen1enan dala1n blanko.
apkan Legitimasi untuk eek dijabarkan dalam Pasal 198 KUHD: Apabila
1akala orang dengan cara bagairnanapun juga kehilangan suatu eek yang tadinya ada
kakan dalan1 penguasaannya, n1aka pen1egang pada siapa eek itu ken1udian berada,
t·sebut ia pun tidak diharuskan n1clepaskannya1 keeuali eek itu diperoleh dengan
besar. itikad buruk, atau karena suatu kesalahan yang besar, tidak 111asalah apakah
;arkan kesernuanya itu n1engenai eek kepada pe1nbawa (aan toonder), ataupun
enarik eek yang bisa diendose1nenkan clan yang atasnya pc1negang 1ne1nbuktikan
upaya haknya seperh diatur dalam Pasal 196. Pada Pasal 196 KUHD tertulis kepada
c:roleh orang lain1 iapun dianggap sebagai pen1egangnya yang sah1 apabila ia bisa
yang 1ne1nbuktikan haknya dengan inen1perlihatkan deretan tidak tcrputus­
i.rakan putus dari segala pengendosen1enan eek itu, pun sekiranya endosen1en
;en1en yang terakhir dilakukan dala111 blanko. Endosen1en.-endose1nen yang telah
etelah dicoret, dalan1 hubungan ini harus dianggap tidak tertulis. Apabila suatu
1tukan endosen1en dalan1 blanko disusul dengan endose1nen lain, 1naka dianggaplah
penandatanganan endosen1en yang terakhir ini tclah 1ncn1perolch eek tadi
karena pengendose1nenan dalan1 blanko.
�1 Surat
Bukuin

:rhnrga 1-lulnnn Surar Berharga 5

Anda mungkin juga menyukai