DEVELOPMENT)
DISUSUN OLEH:
RINI SUSANTI
ASWINDA AKBAR
FAKULTAS HUKUM
SOLOK
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis limpahkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat
ini disusun dan diat untuk menyelesaikan tugas dari Ibuk Rifqi Devi Lawra,
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun,
khususnya dari Dosen Mata Kuliah Hukum Ekonomi Internasional guna menjadi
acuan dan bekal pengalaman bagi penulis untuk lebih baik di masa yang akan
datang.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... 1
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 2
BAB I .................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 3
BAB II ................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 5
1. MEKANISME .................................................................................................... 6
PENUTUP ........................................................................................................................... 15
A. KESIMPULAN ..................................................................................................... 15
B. SARAN ................................................................................................................. 15
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hal yang demikian lah yang menbuat Penulis tertarik untuk membuat
makalah ini dalam rangka pemenuhan tugas Hukum Ekonomi Internasional pada
semester ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakaha sejarah UNCTAD ?
2. Bagaimanakah kedudukan UNCTAD ?
3. Bagaimanakah keanggotaan UNCTAD?
4. Apakah kelebihan dan kelemahan UNCTAD ?
5. Apa contoh kasus dari UNCTAD ?
3
C. TUJUAN PENULISAN
1. Ingin mengetahui sejarah bagaimana sejarah UNCTAD
2. Ingin mengetahui bagaimana kedudukan UNCTAD
3. Ingin mengetahui bagaimana keanggotaan UNCTAD
4. Ingin mengetahui apa kelebihan dan kelemahan UNCTAD
5. Ingin mengetahui apa contoh kasus dari UCNTAD
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH UNCTAD
United Nations Conference on Trade and Development
(UNCTAD) dibentuk tahun 1964 untuk mendorong semangat negara berkembang
(G-77) memunculkan gagasan New International Economic Order (NIEO) tahun
1970-an dan 1980-an yang menuA.ntut alternatif terhadap sistem yang didominasi
GATT dan Bretton Woods serta mendorong perbaikan terms of trade, bantuan
pembangunan dan penurunan tarif di negara maju.
5
menyerukan komitmen negara anggota untuk dapat secara penuh
mengimplementasikan Nairobi Maafikiano.
1. MEKANISME
Konferensi UNCTAD IX memutuskan bahwa struktur kelembagaan
UNCTAD terdiri dari Trade and Development Board/TDB, yang bertanggung
jawab terhadap keseluruhan aktivitas UNCTAD, sesuai dengan prioritas yang
telah disetujui, dan mengkaji kegiatan kerjasama teknik UNCTAD. TDB diadakan
secara regular setiap tahun dimana terdapat pula segmen tingkat tinggi (High-
Level-Segment), yang diadakan tiga kali setahun.
TDB merupakan badan eksekutif UNCTAD, yang dibentuk pada Sesi ke-9
tahun 1996, dengan tujuan menjamin konsistensi seluruh kegiatan berdasarkan
skala prioritas. Di bawah TDB dibentuk tiga Komisi yaitu:
6
laporan tahunan UNCTAD yaitu: Trade and Development Report (TDR), World
Investment Report (WIR) dan Least Developing Countries (LDCs) Report.
2. PERKEMBANGAN TERKINI
UNCTAD saat ini tengah mengevaluasi secara kritis dan konstruktif
terhadap proses penyusunan 2030 Agenda for Sustainable Development.
UNCTAD berkepentingan mengoptimalkan peran perdagangan melalui 3 (tiga)
dimensi pembangunan berkelanjutan, yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan, serta
dampak kerja ekonomi regional dalam mendorong pembangunan berkelanjutan di
tingkat nasional dan regional.
7
Negara-negara anggota UNCTAD menginginkan agar isu perdagangan
dapat dijadikan sebuah tujuan khusus dalam agenda pembangunan global pasca
2015. Melalui tujuan khusus ini diharapkan perdagangan internasional dapat
menjadi katalisator penghapusan kemiskinan.
8
kembali hutang negara berkembang (1980) dan persetujuan Global System of
Trade Preferences (GSTP).
B. KEDUDUKAN UNCTAD
United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD)
didirikan dengan tujuan untuk memberikan program yang memajukan dan
memperlancar kegiatan perdagangan yang ada pada eskpor antar negaraa terutama
yang sedang berkembang. Bukan hanya itu United Nations Conference on Trade
and Development (UNCTAD) juga memiliki peran dalam menjaga harga pada
barang masih bersifat normal dan tidak berlebihan namun dengan kualitas yang
diberikan oleh produsen berkualitas sehingga harga yang stabil tidak menurunkan
kualitas dari barang tersebut.
9
Conference on Trade and Development (UNCTAD) juga memberikan usaha
dimana, United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD)
mencoba untuk memajukan terjadinya perdaganan internasional terutama pada
negara – negara berkembang yang merasa susah untuk masuk kedalam ruang
lingkup pasar internasional. United Nations Conference on Trade and
Development (UNCTAD) merumuskan kegiatan serta prinsip – prinsip berupa
kebijakan dengan membuat ide dan melakukan pengawasan atas koordinasi dalam
kegiatan yang dilakukan sebagai organisasi yang berada dibawah naungan PBB
atau Perserikatan Bangsa – Bangsa.
C. KEANGGOTAAN UNCTAD
Pada keanggotaan United Nations Conference on Trade and Development
(UNCTAD), yang dapat menjadi anggota United Nations Conference on Trade
10
and Development (UNCTAD) merupakan negara – negara yang juga tergabung
dalam PBB ataupun sebagai anggota The International Atomic Energy Agensy.
Sampai pada tahun 1995 United Nations Conference on Trade and Development
(UNCTAD) telah memiliki 188 negara anggota.
1. . Committee on commodities
2. Committee on manufacturers
3. Committee on invisibles and financing related to trade
4. Committee on shipping5. Committee on transfer of technology
5. Committee on economic cooperation aming developing countries7.
Committee on prefendes
11
dan bersifat sebagai anjuran. Dengan begitu walau bersifat sebagai anjuran United
Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) menjadi salah satu
hal penting bagi para negara, khususnya negara berkembang yang menjadi
anggota United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) itu
sendiri. Negara berkembang dapat memberikan suara karena United Nations
Conference on Trade and Development (UNCTAD) bersifat sebagai suatu forum
dan merupakan dengan kegiatan yang berupa kajian pada negara – negara
berkembang dan menjadi forum negosiasi. Koferensi United Nations Conference
on Trade and Development (UNCTAD) yang bersifat politikal aksi yang
terorientasi sehingga pada Cartagenam Colombia pada tahun 1992 United Nations
Conference on Trade and Development (UNCTAD) merupakan pengkajian yang
bijaksana dan sebagai ruang untuk saling bertukar informasi ataupun pengalaman
yang dirasakan pada antara anggota dan mengantarkan kepada masalah – masalah
spesifik dengan bantuan teknik – teknik bagi para negara berkembang yang sudah
disediakan oleh United Nations Conference on Trade and Development
(UNCTAD) sebagai peran bagi para anggota United Nations Conference on Trade
and Development (UNCTAD) yang membutuhkan bantuan.
2. Kelemahan UNCTAD
a. Organisasi bersifat anjuran
b. Mempunyai kewenangan dengan tidak mengikat anggota
c. suatu negara mudah keluar masuk yang dapat menganggu kegiatan
organisasi
12
E. CONTOH KASUS UNCTAD
Kasus ISDS Terkait Pajak
Berfokus secara khusus pada kasus-kasus ISDS terkait pajak berdasarkan
IIA, Issues Note mengatakan bahwa investor telah menentang langkah-langkah
terkait pajak dalam 165 kasus ISDS berdasarkan IIA.Definisi kerja yang luas dari
istilah “pajak” digunakan untuk mengidentifikasi kasus ISDS terkait pajak
berdasarkan IIA, katanya.
Dari tahun 2000 hingga 2021, jumlah absolut kasus terkait pajak telah
tumbuh dengan kecepatan yang sama dengan keseluruhan kasus ISDS. Tuntutan
terkait pajak menyumbang sekitar 15 persen dari 1.190 kasus ISDS yang diketahui
publik yang diajukan secara keseluruhan pada akhir tahun 2021.
Menurut Issues Note, beberapa kasus dan penghargaan ISDS terkait pajak
telah menarik perhatian publik. Contoh profil tinggi termasuk kasus yang
menantang jenis perilaku Negara berikut:
1) Pengenaan pajak capital gain (Cairn v. India, Vodafone v. India (I) dan
(II)).
2) Inisiasi penyelidikan pajak dan penilaian pajak besar (Hulley Enterprises
v. Russia, Veteran Petroleum v. Russia, Yukos Universal v. Russia).
3) Peningkatan pajak keuntungan tak terduga dan royalti (Burlington v.
Ekuador, ConocoPhillips v. Venezuela).
4) Reformasi legislatif di sektor energi terbarukan terkait dengan feed-in
tariff dan insentif untuk energi surya (Investor PV v. Spanyol, Charanne
dan Investasi Konstruksi).
5) Penarikan subsidi atau pembebasan pajak (Micula v. Romania (I)).
13
terduga) dan sering terkait dengan tindakan non-pajak (misalnya likuidasi paksa,
campur tangan atau pemutusan kontrak).
Enam puluh persen dari kasus-kasus yang berhubungan dengan pajak
diajukan terhadap negara-negara maju; 40 persen sisanya ditujukan ke negara-
negara berkembang, kata Issues Note.
Spanyol adalah responden yang paling sering dengan 42 kasus (sekitar 25
persen dari semua kasus ISDS terkait pajak), diikuti oleh Ekuador dan Italia
dengan masing-masing 10 kasus. Secara keseluruhan, 47 Negara responden telah
menghadapi setidaknya satu klaim ISDS terkait pajak yang diketahui. Investor
negara maju membawa lebih dari 90 persen klaim IIA terkait pajak. Jumlah
tertinggi kasus tersebut diprakarsai oleh penuntut dari Belanda (30 kasus),
Amerika Serikat (26 kasus) dan Jerman (24 kasus).Sekitar 40 persen dari semua
kasus ISDS terkait pajak disebut perselisihan intra-UE yang diajukan oleh
penggugat UE terhadap Negara responden UE (63 kasus).
UNCTAD mengatakan bahwa ECT (1994) adalah IIA yang paling sering
digunakan dalam kasus ISDS terkait pajak, dengan 68 kasus, diikuti oleh NAFTA
(1992) dengan 12 kasus dan Ekuador-Amerika Serikat BIT (1993) dengan 6
kasus.Sebagian besar kasus terkait pajak di bawah ECT adalah perselisihan intra-
UE terkait dengan investasi di sektor energi terbarukan (57 kasus).
UNCTAD mengatakan sekitar 60 persen kasus ISDS terkait pajak terkait
dengan kegiatan di sektor jasa: pasokan listrik, gas, uap dan udara (75 kasus);
informasi dan komunikasi, misalnya telekomunikasi (11 kasus); perdagangan
besar dan eceran (7 kasus); konstruksi, misalnya konstruksi bangunan dan teknik
sipil (4 kasus); seni, hiburan dan rekreasi, misal kegiatan perjudian dan taruhan (3
kasus); transportasi dan penyimpanan (3 kasus); kegiatan keuangan dan asuransi
(3 kasus). Industri primer (kebanyakan terdiri dari kegiatan pertambangan dan
penggalian) menyumbang sekitar 25 persen dari kasus baru dan manufaktur
sekitar 15 persen, kata Issues Note.
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) adalah
organisasi internasional yang didirikan pada tahun 1964. UNCTAD adalah organ
utama majelis pbb dalam menangani isu perdagangan, investasi dan
pembangunan. UNCTAD beranggotakan 191 negara dan bermarkas di Jenawa
swis.
B. SARAN
Semoga dengan penulisan makalah ini dapat digunkana baik sebagai
sumber belajar untuk mata kuliah Hukum Ekonomi Internasional. maupun sebagai
bacaan yang dapat menambah wawasan pembaca tentunya dan penulis sangat
mengharapkan kritkan dan saran yang membangun dari para pembaca makalah ini
demi kesempurnaan dalam penulisan kedepannya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Igj.or.id. PBB; Menurut UNCTAD hampir 1200 kasus ISDS tercatat pada akhir
2021 [Internet]. Contoh Kasus UNCTAD, 19 Agustus 2022, [diakses pada
27 Oktober 2022]. https://igj.or.id/pbb-menurut-unctad-hampir-1-200-
kasus-isds-tercatat-pada-akhir-2021/.
16