Anda di halaman 1dari 25

TUGAS HUKUM PERIKATAN/HUKUM PERJANJIAN

PEMBERANTASAN MAFIA TANAH DI INDONESIA

Dosen : Ibu Dr. Hj. Siti Ummu Adillah,S.H.,M.Hum.

Nama : Genna Ellana Putri

NIM : 21302200152

PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

30 JUNI 2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bertambahnya jumlah penduduk Indonesia menciptakan segala


kebutuhan yang dibutuhkan pula meningkat, misalnya kebutuhan sandang,
pangan, dan papan. Diantara ketiga kebutuhan tadi yang tidak bisa
dikesampingkan berdasarkan kebutuhan insan merupakan kebutuhan akan
tempat tinggal, dimana tempat tinggal adalah tempat insan untuk berteduh
Untuk membentuk rumah, setiap manusia membutuhkan tanah buat
mengelola dan membentuk rumahnya sendiri. 1
Lantaran itu, profesi Notaris dan PPAT sangat dibutuhkan pada
pengurusan surat-surat yang berkaitan menggunakan hak atas tanah.2
Lantaran memang problem yang akan muncul aneka macam, bila legalitas
atas tanah tidak diprioritaskan. Hal tadi diungkapkan Nurlela (2019) relatif
banyak perkara sengketa atas tanah mulai berdasarkan kepemilikan sampai
batas-batasnya, dua hal tadi mendominasi perkara-perkara hukum. 3
Notaris/Pejabat Pertanahan berperan menjadi pejabat umum yang
mempunyai wewenang untuk menciptakan aksesi tanah perlu mempunyai
keterampilan dan keahlian pada bidangnya supaya akta yang dibuatnya.
Seorang pejabat notaris seringkali dalam praktiknya terlibat dengan perkara
hukum baik sebagai saksi maupun sebagai tersangka. Keterlibatan notaris

1
Nailu Vina Amalia, ‘Jual Beli Tanah Dalam Hukum Tanah Atas Akta Perjanjian Pengikatan Jual
Beli Bertingkat Yang Dibuat Oleh Notaris’ (2021) Notaire Universitas Airlangga, 217
2
Isis Ikhwansyah dan Indra Prayitno, ‘Dualisme Kedudukan Dan Tanggung Jawab Notaris Dalam
Tatanan Sistem Hukum Nasional’ (2020) Asy-Syari’ah Sunan Gunung Djati State Islamic University
of Bandung, 70
3
Ela Nurlaela, ‘Status Akta Perbankan Syariah Yang Dibuat Oleh Notaris Dihubungkan Dengan
Kewenangan Yang Diatur Oleh Undang-Undang No.2 Tahun 2014 Sebagai Perubahan Atas
UndangUndang No.30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris’ (2020) Aktualita (Jurnal Hukum)
Universitas Islam Bandung (Unisba) 258, 67

2
dalam perkara hukum disebabkan adanya kesalahan pada akta yang
dibuatnya, baik karena kesalahan notaris itu sendiri, maupun kesalahan para
pihak atau salah satu pihak yang tidak memberikan keterangan atau
dokumnen yang sebenarnya (tidak adanya itikad baik dari para pihak atau
salah satu pihak) atau telah ada kesepakatan antara notaris dengan salah satu
pihak yang menimbulkan kerugian pada pihak lainnya. Salah satu
permasalahan yang menimpa notaris adalah persoalan mafia tanah. Mafia
tanah merupakan tindak kejahatan atau criminal yang terstruktur dan dapat
dibilang dilakukan secara rapi dan terorganisir dengan melibatkan banyak
pihak termasuk notaris di dalamnya yang berfungsi sebagai pendukung
secara hukum. Hal-hal yang dilakukan oleh mafia tanah yaitu melakukan
pemalsuan dokumen, mecari legalitas di pengadilan, memalsukan surat
kuasa dan juga pengurusan Hak atas Tanah.4
Notaris dalam menjalankan jabatanya memiliki payung hukum
yakni UUJN. Meskipun ruang lingkup pekerjaan notaris adalah
keperdataan, terkait dengang pembuatan akta, dimana dalam undang-
undang bahwa semua sanksinya adalah peringatan dan administratif. Tidak
dapat dipungkiri bahwa posisi pelaku jabatan notaris dan PPAT sangat
rentan menjadi sasaran apparat hukum. Istilah ini biasa disebut
kriminalisasi, bahwa notaris dapat dibawa ke ranah hukum akibat dalam
menjalankan tugasnya entah karena memang benar membuat kekeliruan
atas diri sendiri atau atas ketidaksengajaan. Dalam UUJN mengatur bahwa
Ketika notaris dalam menjalankan tugas jabatanya telah melakukan
pelanggaran yang menyebabkan penyimpangan dari hukum maka notaris
dapat dijatuhi sanksi berupa sanksi perdata, Administratif/kode etik jabatan
notaris, namun bukan berarti bahwa ketentuan sanksi pidana tidak berlaku

4
Christanto Utama, Ap aitu mafia Tanah? Yuk, Pahami Pengertian, modus dan Cara
Menghindarinya, Diakses Di Apa Itu Mafia Tanah? Yuk, Pahami Pengertian, Modus dan
Menghindari (rumah123.com)

3
dalam parameter tertentu untuk dipertanggungjawabkan oleh notaris yang
terlibat dalam perkara mafia tanah tersebut. 5
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Parameter atau Tolakukur Tanggung Jawab hukum bagi
Notaris yang terlibat dalam kasus mafia tanah ?
2. Bagaimana Akibat Hukum terhadap Notaris yang Terlibat Kasus
Mafia Tanah ?
3. Bagaimana Kebijakan Dalam Pemberantasan dan Pencegahan Mafia
Tanah di Indonesia ?

5
Agus Wiyanto, Perlindungan Hukum terhadap Kriminalisasi Notaris Dalam Menjalankan Tugas
Dan Fungsinya Sebagai Pejabat Umum Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014
Tentang Jabatan Notaris, Jurnal Akta, Volume 4 No. 4 Desember 2017

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tanggung Jawab Hukum Bagi Notaris Yang Terlibat Dalam Kasus


Mafia Tanah

Akta otentik sangatlah penting untuk masyarakat yang memerlukan


alat bukti untuk pembuktian, baik untuk kepentingan pribadi maupun
kepentingan usaha. Dengan demikinan pentingnya profesi notaris karena
sifat dan hakikat dari perkerjaannya yang sangat berorientasi pada legalisasi
keterangan atau perjanjian, sehingga dapat menjadi dasar hukum utama
tentang status harta benda, hak, dan kewajiban para pihak yang terlibat.
Sepanjang alat bukti otentik tetap diperlukan oleh sistem hukum negara,
jabatan notaris akan tetap diperlukan eksistensinya di tengah masyarakat.
Kedudukan seorag notaris sebagai suatu fungsionaris dalam masyarakat
hingga sekarang dirasakan masih sangat disegani. Seorang notaris dianggap
sebagai pejabat tempat seseorang dapat memperoleh nasihat hukum yang
dapat diandalkan. 6
Dalam pembuatan akta notaris, baik akta relaas maupun kata pihak,
yang menjadi dasar utama atau inti di dalamnya, yaitu harus ada keinginan
atau kehendak dan permintaan dari para pihak. Untuk memenuhi keinginan
dan permintaan para pihak, Notaris dapat memberikan saran dengan tetap
berpijak pada aturan hukum. Ketika saran notaris diikuti oleh parapihak dan
halitu dituangkan kedalam akta maka hal tersebut akan dianggap keinginan
dan permintaan para pihak. Hal ini dapat diartikan bahwa notaris tetap
berada di luar para pihak atau bukan pihak dalam akta tersebut. Dengan
kedudukan notaris yang seperti itu, jika suatu akta notaris dipermasalahkan,
kedudukan notaris tetap buka sebagai dalam kualifikasi Hukum Pidana,
7
ataupun sebagai Tergugat atau turut tergugat dalam perkara perdata.

6
Hartanti Sulihandari, Nisya Rifiani, Prinsip-Prinsip Dasar Profesi Notaris, Dunia Cerdas, Jakarta,
2013, hlm. 17
7
Habib Adjie, Penerapan Pasal 38 UUJN-P Dalam Pelaksanaan Tugas Jabatan Notaris, Bintang
Pustaka Madani, Surabaya, 2021, hlm. 17

5
Namun disamping itu tidak menutup kemungkinan bahwa seorang notaris
dapat dijatuhi sanksi akibat dari akta yang dibuatnya karena kelalaiannya
mengenai suatu perkara tertentu.
Mafia tanah adalah individu, kelompok dan/atau badan hukum yang
dengan sengaja berbuat kejahatan sehingga menghambat penanganan kasus
pertanahan. Mafia tanah kerap dikenal sebagai jaringan kinerja dari
sejumlah orang yang terorganisir, sangat rapi, sistematis, tampak wajar dan
legal. Hal itu dikarenakan kelompok mafia tanah mempunyai struktu
organisasi dengan melibatkan banyak actor dan pembagian yang sistematis
dan tersusun setidaknya 3 bagian. Pertama yaitu kelompok sponsor yang
berfungsi sebagai penyandang dana, upaya untuk mempengaruhi kebijakan,
dan mempengaruhi instansi pemerinta di semua lapisan. Kedua merupakan
kelompok garda garis depan berfungsi sebagai actor yang berjuang secara
legal dan illegal, kemudian ketiga yakni kelompok profesi yang berwenang
terdiri dari advokat, notaris-PPAT, Pejabat pemerintah dari pusat, daerah,
camat, kepala desa yang berfungsi sebagai pendukung baik legal maupun
illegal.8 Perbuatan permufakatan yang dilakukan tidak lain adalah
menerbitkan dan atau menggunakan lebih dari satu surat alas hak berupa
girik, pipil, kekitir, Yayasan, Leter C, surat tanah. Lalu menerbitkan atau
menggunakan dokumen yang terindikasi palsu terkait tanah. Kemudian
melalukan okupasi atau penguasaan tanah tanpa izin di atas tanah milik
orang lain (Hak Milik/Hak Guna Usaha/Hak Guna Bangunan/ Hak
Pakai/Hak Pengelolaan), serta merubah atau memindahkan patok tanda
batas tanah.
Penyerangan terhadap kepercayaan masyarakat terhadap isi surat-
surat uang demikian dianggap membahayakan kepentingan umum
masyarakat. Berdasarkan pasal 263 KUHP mengenai pemalsuan oleh
notaris yang berbunyi “barangsiapa membuat surat palsu atau memalsukan
surat, yang dapat menerbitkan suatu hak, sesuatu perjanjian (kewajiban)

8
Widya Kirana, Pemberantasan Mafia Tanah Sebagai Upaya Untuk Menstabilkan Harga Tanah Di
Indonesia, Universitas Negeri Jakarta, 2019.

6
atau pembebasan utang, atau yang boleh dipergunakan sebagai keterangan
bagi sesuatu perbuatan, dengan maksud akan menggunakan atau menyuruh
orang lain menggunakan surat-surat itu seolah-oleh surat itu asli dan tidak
dipalsukan, maka kalua mempergunakannya dapat mendatangkan sesuatu
kerugian dihukum karena pemalsuan surat, dengan hukuman penjara
selama-lamanya enam tahun.” Batas tanggung gugat notaris dapat diminta
sepanjang mereka masih berwenang dalam melaksanakan tugas jabatan
sebagai notaris atau kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam
menjalankan tugas jabatan sebagai notaris dan sanksi-sanksi yang dapat
dikenakan terhadap notaris dapat dijatuhkan sepanjang notaris masih
berwenang untuk melaksanakan tugas jabatan sebagai notaris.
Untuk mengukur tanggung jawab seorang notaris yang terlibat
dalam perkara Mafia Tanah perlu diketahui terlebih dahulu Tindakan dan
kontribusi apa saja yang dilakukan oleh Notaris :
1. Menerbitkan dan atau menggunakan lebih dari satu surat alas hak
berupa girik, pipil, kekitir, Yayasan, Leter C, surat tanah.
2. Menerbitkan atau menggunakan dokumen yang terindikasi palsu terkait
tanah.
3. Melalukan okupasi atau penguasaan tanah tanpa izin di atas tanah milik
orang lain (Hak Milik/Hak Guna Usaha/Hak Guna Bangunan/ Hak
Pakai/Hak Pengelolaan.
4. Merubah atau memindahkan patok tanda batas tanah.

Dari perbuatan diatas dapat disimpulkan bahwa perbuatan diatas


merupakan Tindak Pidana, yaitu :

1. Pemalsuan Akta otentik diatur dalam Pasal 264 ayat (1) jo 263
KUHP yang akan diancam pidana penjara paling lama delapan
tahun.
2. Tindak pidana pembantuan yang diatur dalam Pasal 56 KUHP, yang
berbunyi: “(1) mereka yang sengaja memberi bantuan pada waktu
kejahatan dilakukan (2) mereka yang sengaja memberi kesempatan,

7
sarana atau keterangan untuk melakukan kejahatan”. diancam
karena notaris diduga bermufakat dengan kelompok profesi yang
berwenang dan berfungsi sebagai pendukung baik legal.
3. Tindak Pidana penggelapan yang diatu di dalam Pasal 372 KUHP,
yang berbunyi “barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum
memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau Sebagian adalah
kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaanya bukan
karena kejahatan diancam karena penggelapan, dengan pidana
penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banya
Sembilan ratus rupiah”.9
B. Akibat Hukum Dari Notaris Yang terlibat dalam Kasus Mafia Tanah

Telah jamak diketahui investasi terhadap tanah sangatlah


menguntungkan karena nilai jual atau harga tanah terus merayap naik
berdasarkan ketika ke ketika, hal ini bisa terjadi karena banyak orang
membutuhkan tanah buat pembangunan.10 Terlebih ketika ini waktu negara
menitik beratkan dalam pembangunan infrastruktur tentu kebutuhan tidak
sedikit buat menunjang kebijakan tadi. Hal ini berakibat value tanah akan
terus naik dan semakin tinggi berdasarkan tahun ke tahun. Hingga hal tadi
sebagai celah banyak oknum – oknum yang ingin bermain buat merogoh
laba berdasarkan keadaan tersebut. Maka melakukan penataan ulang terkait
hak atas tanah adalah keniscayaan. Agar harapan leluhur bangsa dan negara
Indonesia tetap terwujud, yakni mengklaim keberlanjutan
sistemkemasyarakatan dan kebangsaan Indonesia, memperkuat harmoni
sosial, dan kehidupan yang berkeadilan yang lalu bersumber berdasarkan
tanah yang adalah sumber kesejahteraan rakyat11

9
I Made Hendra Kusuma, Problematik Notaris Dalam Praktik (Kumpulan Makalah), P.T Alumni,
Denpasar, 2019, hlm. 46-50
10
Harnita Harnita, Muazzin Muazzin, dan Zahratul Idami, ‘Tanggung Jawab PPAT Dalam
Penetapan Nilai Transaksi Jual Beli Tanah Dan Bangunan Di Kota Banda Aceh’ (2019) Jurnal
Magister Hukum Udayana (Udayana Master Law Journal) Universitas Udayana, 354
11
Rika Budi Antawati dan Fuad Mas’ud, ‘Menginvestigasi Kunci Penentu Keberhasilan Usaha Pada
Profesi Notaris (Studi Fenomenologi Terhadap Notaris Di Kota Semarang Dan Sekitarnya)’

8
Penawaran bahkan penjualan terhadap lahan-lahan ilegal masih
terus terjadi. Mereka yang terlibat atau oleh media pada judge menjadi
mafia tanah menjalankan ak sinya diberbagai wilayah menggunakan aneka
macam modus. Modus yang mereka pakai buat bisa menambil alih tanah
orang lain seolah menemukan cara-cara baru. Sehingga aneka macam
kebijakan buat mencegah hal tadi terasa menemui jalan buntu dimana para
pelaku selalu menemukan celah hukum. Ada beberapa perilaku tidak
bertanggungjawab yang mereka perankan, antara lain, dominasi terhadap
hak atas lahan-lahan yang luput berdasarkan regulasi perundang-undangan.

Cara hitam lain yakni akta otentik mereka palsukan sebagai


akibatnya terbit sertifikat ganda. Dari sini etape jahat selanjutnya
merupakan mereka melakukan gugatan pada pemilik sertifikat yang absah
ke pengadilan menggunakan dalih-dalih pula argumentasi yang meyakinkan
sebagai akibatnya hakim lalu bisa lebih memihak pelaku kejahatan tadi.
Modus-modus yang dilakukan menggunakan melibatkan aneka macam
pihak sehingga cara ini secara sistimatis sebagai akibatnya eksekusinya bisa
menggunakan apik dilakukan dan tidak terendus.12

Seperti Kasus Hak Aset Pemindahan ha katas tanah yang menimpa


artis Ibukota Nirina Zubir sebagai suatu bahan kajian yang sangat menarik.
Tidak saja lantaran menimpa pesohor tetapi berita hukum yang disajikan
berdasarkan perkara ini sebagai sebuah perenungan yang mendalam.
Mereka yang tinggal pada kota besar dan tentu mempunyai pencerahan
hukum terhadap aset-aset yang mereka miliki bisa sebagai korban, tentu
potensi duduk perkara yang sama akan semakin besar bila menimpa
masyarakat warga biasa dimana tinggal jauh berdasarkan kota dan
pemahaman hukum terhadap aset yang mereka miliki masih rendah.

(2019)JURNAL BISNIS STRATEGI Institute of Research and Community Services Diponegoro


University (LPPM UNDIP), 9–28
12
Nazili Abdul Azis, ‘Perlindungan Hukum Terhadap Notaris Pengganti Dalam Proses Penyidikan
Terkait Pemanggilan Notaris PenggantI’ (2021) Otentik’s : Jurnal Hukum Kenotariatan (Universitas
Pancasila, 61–85

9
Berdasarkan fakta Nirina Zubir ketika keterangannya ditayangkan
dalam media televisi tentang masalah yang menimpa dirinya, dalam
kesempatan tadi pula dihadiri langsung oleh Menteri Agraria dan Tata
Ruang Republik Indonesia, Syofyan Djalil. Nirina mengkisahkan kronologi
dirinya sanggup sebagai korban berdasarkan perkara mafia tanah. Bibit
duduk perkara ada ketika ibu kandung Nirina memperkerjakan seorang
asisten langsung pada rumahnya yang sangat dipercayainya selama
bertahun – tahun lalu. Kepercayaan yang akbar disematkan dalam pelaku
sebagai akibatnya ibunda Nirina tidak pernah memberikan kekwatiran atas
segala surat otentik sertifikat yang diketahui tempat penyimpanannya.
Terdiri berdasarkan 6 sertifikat tanah aset milik keluarga Nirina
menggunakan rincian tiga aset atas nama ibunda Nirina dua aset milik
saudara tertua Nirina dan satu aset milik Nirina sendiri.

Aksi kejahatan dilancarkan pelaku sejak tahun 2017, dimana pelaku


mengungkapkan 6 sertikat tadi hilang tidak diketahui keberadaanya. Tentu
ibunda Nirina merasa risau dan kebingungan terhadap hal tadi. Dan pelaku
memperlihatkan jasa notaris terpercaya yang sanggup mengurus hilangnya
6 sertifikat yang raib tadi. Sang ibunda mendapat tawaran tersebut dan
mempercayakan dalam pelaku buat mengurus segala keperluan yang
diperlukan guna bisa diterbitkan kembali sertifikat yang hilang tadi. Tetapi
berdasarkan Nirina, baik ibunya kaka dan dirinya tidak pernah tidak pernah
mendandatangani satupun surat yang berkaitan menggunakan keperluan
buat mengurus 6 sertifikat tanah yang hilang tadi. Ketika masalah nya sudah
masuk ke pada ranah hukum buat diproses secara aturan, barulah diketahui
bahwa seluruh data – data milik Nirina bersama ibunda dan kakanya
misalnya KTP dan dokumen lainnya sudah dipalsukan oleh pelaku buat
proses pengalihan 6 sertifkat tadi sebagai atas nama pelaku dan suami
pelaku. Bahkan perindikasi tangan yang terdapat pada pada berkas – berkas
terkait berdasarkan informasi Nirina sesudah pada lakukan uji kecocokan

10
pada labfor Kepolisian pun hasilnya seluruh nya merupakan tanda tangan
yang sudah dipalsukan. Sehingga seluruh berkas - berkas termasuk Akta
Jual Beli (AJB) yang pula dibentuk dan dikeluarkan oleh PPAT terkait pula
diduga dipalsukan atau hanya berupa figur. Mencermati masalah Nirina
Zubir dimana sertifikat tanahnya direkayasa atau dilakukan penggelapan
oleh asisten rumah tangganya merupakan tindakan melawan hukum.
Perbuatan tadi bersandar dalam pasal 28 H UUD Republik Indonesia Tahun
1945 menjadi hasil amandemen dijelaskan, setiap orang berhak memiliki
hak milik langsung dan hak milik tadi tidak boleh diambil alih secara
sewenang- wenang oleh siapapun.

Selanjutnya Undang-Undang Nomor lima Tahun 1960 mengenai


Peraturan Dasar Pokok- utama Agraria (UUPA) dimana tercantum dalam
Pasal 19 dinyatakan bahwa buat membentuk kepastian aturan pertanahan,
institusi yang berwenang menyelenggarakan registrasi tanah. Atas tanah
yang sudah didaftarkan selanjutnya diberikan tanda bukti hak atas tanah,
yang adalah indera bukti yang bertenaga tentang kepemilikan tanah. Disini
secara gamblang tersurat bahwa bersertifikat atas hak aset atas tanah kita
merupakan penting, dikarenakan sertifikat adalah indera bukti yang absah
dan akta otentik terhadap terhadap kepemilikan suatu objek yaitu tanah yang
dilindungi Undang- Undang. 13

Sanksi pidana yang diberikan kepada notaris dapat dilakukan


sepanjang adanya Tindakan hukum dari notaris terhadap aspek formal akta
yang sengaja, penuh kesadaran serta direncakan, bahwa akta yang dibuat
dihadapan notaris atau oleh notaris Bersamasama (sepakat) untuk dijadikan
dasar untuk melakukan suatu Tindakan pidana. Ada Tindakan hukum dari
notaris dalam membuat akta dihadapan atau oleh notaris yang bila diukur
berdasarkan UUJN dan hal itu tidak sesuai dengan aturan di dalamnya. Serta
Tindakan notaris tersebut tidak sesuai menurut instansi yang berwenang

13
Ni Putu Mirayanthi Utami, ‘Peran Notaris Dalam Mendukung Investasi Di Era Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA)’ (2020) Acta Comitas Universitas Udayana, 26

11
yaitu Majelis Pengawas Notaris untuk menilai suatu Tindakan notaris.
Artinya disamping memenuhi unsur pelanggaran yang disebutkan dalam
Undang Undang Jabatan Notaris dan Kode Etik profesi Notaris yang juga
harus memenuhi rumusan dalam kitab Undang-undang Hukum Pidana
(KUHP)14

Dalam pelaksanaan kewenangannya notaris menjalankan fungsi


relatering dan konstatering. Maksud dari menjalankan fungsi relateling
yakni notaris hanya merumuskan kehendak para pihak dan dituangkan ke
dalam suatu akta otentik, sehingga apa yang dituangkan ke dalam akta
tersebut adalah murni kehendak para pihak, tentunya sepanjanga memenuhi
ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata tentang syarat sah perjanjian. Kemudian
halnya dengan fungsi konstatering, artinya notaris mencatat hal-hal yang
terjadi dihadapanya yang kemudian dituangkan ke dalam suatu akta otentik,
atas permintaan pihak-pihak yang memerlukannya. Akta notaris merupakan
surat yang mengatur kepentingan hukum para pihak berserta segala akibat
hukumnya.sering pula terjadi persepsi penyidik tentang kebenaran materiel
yang harus dicari dalam hukum pidana, itu pulalah yang digunakan penyidik
untuk menilai keterlibatan notaris dalam suatu kasus pidana yang sedang
disidiknya pada dasarnya tidak ada landasan hukum mengengai
kewenangan notaris untuk mencari kebenaran materil sebuah dokumen dan
atau keterangan para penghadap. Misalnya dalam, ketika dokumen atau
keterangan para pihak diketahui palsu, maka notaris dinilai sudah cukup
bukti untuk dipersangkakan melakukan tindak pidana membuat akta otentik
yang isinya palsu, maka hal itu idealnya dapat dianggap bahwa notaris
hanya menerima dan menggunakan begitu saja tanpa menguji kebenaran
dokumen dan/atau keterangan yang diberikan kepadanya. Hal ini
didasarkan pada Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I. Nomor:
702K/Sip/1973, tanggal 5 September 1973, yang pada pokoknya
menyatakan bahwa pembatalan akta notaris oleh judex factie tidak tepat,

14
Andi Ahmad Suhar Mansyur, ., hlm. 9

12
karena notaris hanya mencatat apa yang dikemukakan oleh penghadap
dengan tidak diwajibkan untuk menyelidiki kebenaran materiel apa yang
dikemukakan kepadanya itu,15 sehingga dalam hal ini bahwa apabila notaris
yang terlibat dalam kasus mafia tanah namun tidak ikut dalam
persekongkolan anggota mafia tanah dan hanya memformulasikan
kehendak para pihak (mafia tana) ke dalam akta otentik.

Maka notaris tidak bertanggung jawab atas isi akta yang dibuatnya
serta tidak berkewajiban untuk mencari kebenaran secara materil atas akta
tersebut. Akibat Hukum terhadap Notaris yang melakukan perbuatan
melawan Hukum yaitu :

1. Sanksi perdata berupa penggantian biaya, gati rugi merupakan akibat yang
harus diterima notaris atas tuntutan para penghadap jika akta yang
bersangkutan hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai kata
dibawah tangan atau akta akan menjadi batal demi hukum dan dianggap
tidak pernah ada.
2. Sanksi administrative berupa teguran lisan, teguran tertulis, pemberhentian
sementara, pemberhentian dengan hormat dan pemberhentian tidak hormat.
Dalam menegakkan sanksi administratif pada notaris yang menjadi
instrumen pengawas adalah Majelis Pengawas.16

Akibat hukum yang akan diterima oleh notaris yang bermufakat


dengan mafia tanah yaitu pemberlakukannya sanksi pidana berdasarkan tindak
pidana yang telah terbukti dilakukannya dapat dilakukan pemberhentian oleh
Menteri dengan alasan notaris telah terbukti bersalah dan dikenakan ancaman
pidana penjara, yang diatur dalam Keputusan Menteri tahun 2003 tentang
keontariatan Pasal 21 ayat (2) sub b yaitu : notaris terbukti bersalah yang
berkaitan langsung dengan jabatannya atau tindak pidana lain dengan ancamana

15
I Made Hendra Kusuma, Op. Cit., hlm. 33
16
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1993, hlm. 49

13
pidana 5 tahun penjara. Dalam penjatuhan sanksi perdata, administrative
bahkan pidana mempunyai sasaran,

sifat prosedur yang berbeda. Sanksi administatif maupun sanksi


perdata dengan sasaran yaitu perbuatan yang dilakukan oleh yang bersangkutan
dan sanksi pidana dengan sasaran yaitu pelaku yang melakukan Tindakan
hukum tersebut.

C. Kebijakan Dalam Upaya Pemberantasan dan Pencegahan Mafia


Tanah di Indonesia

Permasalahan sengketa tanah, termasuk di dalamnya adalah


keberadaan mafia tanah semakin banyak ditemui dalam kehidupan masyarakat.
Mengingat praktik mafia tanah sangat menggiurkan karena mafia akan
mendapatkan pundi-pundi ekonomi berupa penguasaan kepemilikan asset hak
atas tanah, atau untuk kepentingan bisnis, politik seta untuk maksud lainnya.
Tidak dapat dipungkiri jika terjadinya permasalahan konflik dan sengketa tanah
dengan ‘dalang’ mafia tanah masih marak ditemukan, parahnya terus
berkelanjutan dan tidak mudah diselesaikan dengan saling menguntungkan,
bahkan malah merugikan bagi masyarakat yang dikalahkan.

Pemerintah telah menerbitkan Petunjuk Teknis Nomor. 1/ JUKNIS/


D.VII/ 2018, tentang Pencegahan dan Pemberantasan Mafia Tanah. Sanksi
pidana dapat dikenakan bagi mafia peradilan

Semangat pemerintah mencari jalan keluar dan penyelesaian


persoalan kepemilikan tanah di Indonesia harus disambut positif. Namun upaya
tersebut tetap harus memperhatikan dan mencari latar belakang penyebab utama
sulitnya penanganan kasus pertanahan di Indonesia. Akar permasalahan
kepemilikan tidak terlepas dari perkembangan dimensi tanah akibat kebutuhan
tanah yang semakin meningkat seiring dengan percepatan pembangunan fisik
di seluruh wilayah nusantara. Lebih lanjut, George J. Aditjondro menjelaskan
bahwa sengketa agraria di Indonesia tidak dapat dipahami hanya sebagai
sengketa pertanian atau sengketa tanah, tetapi saling terkait dengan

14
perkembangan sistem ekonomi, persaingan minoritas-minoritas, dan
ketimpangan antara masyarakat tradisional dan modern.

Salah satu aspek sulitnya penyelesaian sengketa tanah adalah karena


munculnya spekulan yang membeli tanah sebanyak-banyaknya untuk dijadikan
obyek usaha yang bertentangan dengan semangat UUPA yang menegaskan
bahwa penguasaan dan kepemilikan tanah di luar batas tidak diperbolehkan.
Meski pembatasan lahan pertanian sudah ada sejak tahun 1961, namun sudah
tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini, sedangkan pembatasan penguasaan
dan kepemilikan lahan di kawasan perkotaan belum ada. Maraknya percaloan
tanah muncul karena adanya informasi tersembunyi yang diperoleh spekulan
dari pemerintah yang akan melakukan pengadaan tanah secara tertutup. Artinya
tidak diumumkan ke masyarakat sebelum perencanaan, tetapi rencana itu sering
bocor ke spekulan tanah, ini bagus untuk jaringan mafia tanah yang tidak
terlihat bentuknya, tetapi sampai hari ini masih ada di sektor pertanahan.

Dari pemahaman berbagai akar penyebab tersebut dapat dijadikan


sebagai titik tolak dalam upaya pencegahan dan penanggulangannya. Ke depan,
semangat era reformasi, khususnya pengembangan dan pembaruan UU
Pertanahan Nasional, harus memperhatikan amanat reformasi 1998 yang
dituangkan dalam peraturan MPR. Artinya, paradigma pembangunan yang
dijadikan landasan penyelenggaraan tata guna lahan harus berlandaskan pada
tiga pilar, yaitu menghormati dan melindungi hak asasi manusia, keberlanjutan
aset produktif masyarakat, dan tegaknya prinsip-prinsip tata kelola yang sehat
dan mengutamakan pembangunan ekonomi kerakyatan di bidang pertanahan.

Dengan memperhatikan paradigma di atas, berbagai upaya pencegahan


mafia tanah dapat diusulkan dalam menyelesaikan sengketa tanah atau
meminimalkan konflik dan sengketa tanah, termasuk mempersempit ruang
gerak para spekulan tanah. Upaya tersebut dapat dilakukan secara bersamaan.

Di bidang legislasi diperlukan upaya-upaya sebagai berikut: a) Upaya


sinkronisasi berbagai peraturan perundang-undangan sambil menunggu

15
disahkannya hukum pertanahan nasional; b) Penegakan hukum dan peraturan
secara konsisten dan konsisten; c) Kesamaan persepsi atau interpretasi terhadap
peraturan perundang-undangan dan tindak lanjutnya. Di bidang kelembagaan
sebagai berikut: a) Peranan pembagian yang tegas dan berkesinambungan
antara pemerintah pusat dan daerah diperlukan dalam pengelolaan sumber daya
alam; b) Pembentukan satgas pencegahan dan pemberantasan mafia tanah di
tingkat pusat dan daerah; c) Pembentukan satgas pencegahan dan
pemberantasan mafia tanah selain melibatkan instansi pemerintah terkait
misalnya Pemerintah, Kantor Pertanahan, Kejaksaan, kepolisian. Juga
melibatkan tim independen dosen hukum pertanahan berkelanjutan, artinya
tidak bersifat sementara; d) Membentuk tim anti pungli seperti yang ada sapu
bersih pungutan liar (saber extortion), tetapi harus berkesinambungan, artinya
tidak bersifat sementara. Tim juga harus bekerja sama dengan instansi terkait
dan penegak hukum.

Masyarakat sebagai pemilik tanah dapat melakukan pencegahan


dengan cara mencermati praktek mafia tanah yang mencurigakan dan
berpotensi menimbulkan kerugian. Pencegahan dan pemberantasan mafia tanah
dalam rangka penanganan dan penyelesaian sengketa, konflik dan perkara
tanah, serta ruang dilaksanakan oleh Satuan Tugas Pencegahan dan
Pemberanytasan Mafia Tanah, baik tingkat Kementrian maupun tingkat Kantor
Wilayah dan Kantor Pertanahan (Petunjuk Teknis No: 01/ JUKNIS/ D.VII/
2018 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Mafia Tanah, Bab III point 4).
Berikut adalah diantara permasalahan alasan mengapa mafia tanah masih saja
terjadi dilakukan di masyarakat, yaitu :

a) Rumit Diselesaikan
Alasan rumitnya dalam penyelesaian praktik mafia tanah dan sengketa lahan
bilamana permasalahan tanah tersebut masuk ke pengadilan. Sehingga tidak
mudah untuk diketemukan titik temu diantara para pihak terkait, dan akan
dibuka kembali setelah bertahun-tahun dilewatkan dikarenakan tidak
terdapat jalan keluar/ terselesaikan permasalahan sengketa hak atas tanah.

16
b) Mafia tanah memanfaatkan kelemahan dari birokrasi
Mafia tanah dalam melakukan praktiknya adalah dengan memanfaatkan
pada kelemahan dalam birokrasi dan penegakan hukum. Dimana mafia
tanah memanfaatkan secara formalitas, terkait bagaimana proses, sekaligus
prosedur dan persyaratan dalam permohonan hingga proses penerbitan
sertipikat dikeluarkan. Oleh karenanya, mafia tanah dalam melakukan
kejahatan sengketa tanah mengetahui serangkaian persyaratan proses dan
prosedur yang harus dilakukan. Bahkan mengetahui serta memahami
peraturan atas persyaratan yang dibutuhkan. Terlebih mafia tanah
mengetahui BPN tidak diberikan kewenangan uji materiil, hanya diberikan
kewenangan formil. Contoh saja: semisal Kepala Desa/ Kelurahan telah
membubuhkan tanda tangan pada dokumen palsu, maka akan berakibat
terbitnya sertipikat dengan dokumen palsu atau penipuan.
c) Mafia tanah mengandeng apparat hukum
Terjadinya praktik mafia tanah selain rumit diselesaikan karena berusaha
bekerja sama atau menggandeng aparat penegak hukum, kemudian Komisi
Yudisial, hingga Mahkamah Agung. Bukan hanya aparat pemerintahan
mulai dari aparat desa/ Kepala Desa atau Kelurahan, pejabat atau Kepala
Badan Pertanahan dari daerah hingga Kementerian ATR/ BPN. Sehingga
praktik mafia tanah dapat berjalan dengan mudah dan lancar.

Sertipikat sebagai bukti kepemilkan hak atas tanah UUPA telah


memberikan perlindungan serta kepastian hukum dalam segala
kemungkinan terjadinya permasalahan pertanahan, Maria S.W. Sumardjono
telah berpendapat bahwasanya hukum adalah menghendaki terkait
kepastian bagi pemegang hak milik atau hak lainnya atas tanah. 17 Namun,
hal demikian kenyataanya masih terdapat banyak pelanggaran yang terjadi,
yaitu terkait adanya saat dilakukan dalam kegiatan pendaftaran tanah,

17
Benny Djaja, 2018. QUO VADIS UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA? Suatu Tinjauan Terhadap
Permasalahan Pertanahan di Usia Undang-undang Pokok Agraria yang ke Lima Puluh Delapan
Tahun. Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum: Era Hukum, Volume 16, Nomor 1, (Juni 2018): 32, diakses
tanggal 27 Desember 2021, EISSN: 2581-0359

17
seperti kesalahan dalam memasukkan data, kesalahan dalam penulisan dan
sebagainya, yang mana hal tersebut kemudian dapat menimbulkan sengketa,
dikarenakan faktor ketidak telitian pejabat pendaftaran pertanahan,
sehingga menyebabkan kerancuan terhadap kedudukan kepemilikan
dokumen sertipikat yang telah diterbitkan oleh pejabat berwenang
Upaya bersama yang dapat dilakukan adalah dengan cara peran
pemerintah bersama rakyat untuk mencegah dan memberantas mafia tanah,
antara lain :
a) Pemerintah menerbitkan Petunjuk Teknis yang tertuang dalam kutipan
Nomor. 1/ JUKNIS/ D.VII/ 2018, tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Mafia Tanah.
b) Masyarakat sebagai pemilik tanah dapat melakukan upaya-upaya
pencegahan, misalnya ketika akan memberikan kuasa supaya dipelajari
terlebih dahulu dokumen surat kuasa yang dibuat, serta jangan mudah
menyerahkan sertipikat dan surat penting mengenai kepemilikan hak atas
tanah kepada orang lain/ pihak lain.
Jika terjadi dalam kasus balik nama sertipikat tanah, maka perlu
dilihat, apakah ada kekurangan atau cacat hukum bilamana tidak melalui
prosedur dan persyaratan yang harus dilakukan. Akibatnya disebut cacat
administrasi, yang dapat berakibat pada pembatalan proses balik nama.18
Oleh karena itu, masyarakat dalam mendaftarkan tanah miliknya
dengan cara diurus sendiri adalah merupakan salah satu peran atau
pemberdayaan guna menekan atau meminimalisir praktek mafia tanah yang
berkeliaran di Negara Indonesia.
Selain itu, mafia tanah terjadi dikarenakan adanya kasus kesalahan
saat pendaftaran tanah yang terjadi atau Human Error Terjadinya penipuan
atau pemalusan datadata terhadap kepemilikan hak atas tanah akan dapat
dilakukan oleh mafia tanah guna mendapatkan atau menguasai bidang tanah

18
Rahmat Ramadhani, 2022. Peran Serta Masyarakat Dalam Upaya Pemberantasan Mafia Tanah
Pasca Pandemi Covid-19. Jurnal SANKSI 2022. E-ISSN: 2828-3910. Fakultas Hukum, Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara

18
yang tidak bertuan atau mendapatkan dengan cara merebut hak kepemilikan
atas tanah yang dimiliki orang lain, dengan cara melakukan pemalsuan
figur, pemalsuan data yang tentunya dibantu oleh aparat terkait, hingga
oknum Badan Pertanahan itu sendiri. 19
Praktik pelaksanaan mafia tanah tersebut diketemukan di
masyarakat dalam rangka kepemilikan tanah yang bukan hak miliknya
dikuasai oleh orang atau sekelompok mafia tanah. Diantaranya adalah
dilakukan dengan cara memalsukan sertipikat, yang dibantu oleh para pihak
yaitu mulai dari Kepala Desa/ Lurah dan/atau perangkat desa, Notaris dan
Pejabat Pembuat Akta Tanah (Notaris-PPAT), serta para pejabat Badan
Pertanahan hinga Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan
Nasional (Kementrian ATR/ BPN). Dimana para pejabat tersebut turut serta
membantu para pelaku mafia tanah untuk supaya dapat mengeluarkan
sertipikat hak atas tanah, sebagai tanda bukti kepemilikan berkekuatan
hukum tetap.
Jika hal demikian terjadi maka dilakukan penyelesaian secara
perdata dan tanah yang seharusnya dikembalikan pada korban yang berhak
memiliki. Meskipun aksi yang dilakukan mafia tanah jika tidak berhasil
mengusai maka tidak menutup kemungkinan disertai dengan penyerangan
fisik, konflik hingga tawuran, mengingat ciri-ciri mafia biasanya telah
direncanakan dengan sistematis. Terlebih mafia dalam melakukan
perbuatan kejahatan atau melanggar ketentuan hukum atau peraturan secara
kejam dan biasanya dilakukan secara bersama-sama atau kelompok.
Sebagai pertanggungjawaban selama ini praktek mafia tanah tidak jelas
apakah akibat perbuatannya telah dipertanggungjawabkan secara pidana
atau tidak, dikarenakan kuatnya jaringan mafia tanah. Meskipun pada
umumnya jika terdapat pihak atau seseorang melanggar hukum maka yang

19
Laura Helena Wiryana & Benny Djajaputra, 2021. Analisis Swot Sertifikat Elektronik Terhadap
Penyelesaian Sengketa Pertanahan Di Indonesia. Jurnal Hukum Adigama. Fakultas Hukum
Universitas Tarumanagara. Volume 4 Nomor 2, Desember 2021 E-ISSN: 2655-7347 | P-ISSN:
2747-0873. Hlm. 4398

19
bersangkutan harus dimintai pertanggungjawaban pidana, dikarenakan atas
kejahatan yang dilakukannya.20
Oleh karenanya serangkaian pelayanan publik mengenai
kepemilikan hak atas pertanahan supaya ditata dan dikelola dengan bijak
oleh para pejabat, aparat dan pihak terkait sebagaimana dimulai dari tingkat
Kelurahan/ Desa mengenai pengumpulan dengan pembuktian dokumen
yang sah dan sesuai asal muasalnya kedudukan hak tanah yang dimaksud.
Dengan adanya pelaksanaan pelayanan publik yang sesuai menurut
ketentuan peraturan dan perundang-undangan akan tercipta hasil pelayanan
yang tidak mengakibatkan hal-hal negatif yang tidak diinginkan. Sehingga
Lembaga Badan Pertanahan Nasional (BPN) dapat melaksanakan dengan
memiliki standar pelayanan public dengan menjamin adanya kepastian
hukum bagi penerima pelayanan. Mengingat standar pelayanan publik
merupakan tolok ukur keberhasilan dalam penyelenggaraan terhadap
pelayanan publik, sehingga wajib diataati baik oleh pemberi pelayanan
maupun penerima pelayanan
Pelayanan Pertanahan sebagaimana telah dijelaskan dalam
ketentuan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Nomor 1
Tahun 2010, tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan
menyatakan bahwa, standar dalam pengaturan dalam pelayanan Pertanahan
adalah berpedoman pada pelaksanaan yang ada dalam layanan pertanahan
di lingkungan BPN. Selanjutnya standar pelayanan serta Pengaturan
Pertanahan supaya dilaksanakan oleh di Kantor Wilayah BPN, dan Kantor
Pertanahan Nasional (BPN).

20
Eddy O.S Hiariej, 2016. Prinsip-Prinsip Hukum Pidana. Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka. Hlm.
154.

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka kesimpula dari hasil penelitian ini
adalah pertama, parameter untuk menetapkan tanggung jawab notaris yang
terlibat dalam perkara mafia tanah memiliki unsur Tindakan hukum dari
notaris terhadap aspek formal akta yang sengaja, penuh kesadaran serta
direncakan, bahwa akta yang dibuat dihadapan notaris atau oleh notaris
Bersama-sama (sepakat) untuk dijadikan dasar untuk melakukan suatu
Tindakan pidana. Maka tindakan tersebut dapat dipertanggung jawabkan
oleh notaris, namun apabila notaris hanya melaksanakan fungsi relatering
dan konstatering dalam jabatanya menurut yurisprudensi Mahkamah Agung
R.I. Nomor: 702K/Sip/1973, tanggal 5 September 1973 bahwa notaris tidak
diwajibkan untuk menyelidiki kebenaran materiel apa yang dikemukakan
kepadanya yang artinya bahwa notaris tidak bertanggung jawab atas isi akta
yang dibuatnya. Kedua, akibat hukum yang akan notaris termasuk apabila
ia terbukti melakukan praktek mafia tanah yaitu notaris terbukti melakukan
tindak pidana maka notaris tersebut dapat dijatuhi hukuman melalui
mekanisme pemecatan jabatan diberhentikan jabatannya oleh Menteri
dikarenakan melanggar kode etik profesi ndalam menjalankan tugasnya
kemudian penerapan sanksi perdata tentang wajib membayar ganti rugi
kepada pihak yang dirugikan, kemudian dilanjutkan dengan sanksi pidana
berdasarkan ketentuan Pasal 264 KUHP, 55 KUHP dan 372 KUHP.
B. Saran
Berdasarkan apa yang telah disampaikan maka penulis membuat
saran bahwa kepada pihak yang berwenang untuk mengedukasi para
masyarakat secara luas dan merata mengenai praktek mafia tanah. Agar
masyarakat dapat lebih berhati hati dalam menjaga asset yang mereka miliki
Dan melakukan peningkatan sistem keamanan di Kantor Badan Pertanahan
Nasional.

21
DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Abdul Kadir, Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, Cetakan Pertama, Citra

Aditya Bakti, Bandung, 1993

Eddy O.S Hiariej, Prinsip-Prinsip Hukum Pidana. Yogyakarta: Cahaya Atma

Pustaka. 2016

Habib, Adjie, Penerapan Pasal 38 UUJN-P Dalam Pelaksanaan Tugas Jabatan

Notaris, Cetakan Pertama, Bintang Pustaka Madani, Surabaya, 2021.

Hartanti, Sulihandari dan Rifiani Nisya, Prinsip-Prinsip Dasar Profesi Notaris,

Cetakan Pertama Dunia Cerdas, Jakarta, 2013.

I Made Hendra, Kusuma, Problematik Notaris Dalam Praktik (Kumpulan

Makalah), Cetakan Pertama, P.T Alumni, Bandung, 2019.

Tesis :

Widya Kirana, “Pemberantasan Mafia Tanah Sebagai Upaya Untuk Menstabilkan

Harga Tanah Di Indonesia”, Tesisi, Universitas Negeri Jakarta, 2019

Jurnal :

Andi Ahmad Suhar Mansyur, “Analisis Yuridis Normatif Terhadap Pemalsuan

Akta Otentik Yang Dilakukan Oleh Notaris”, Jurnal Karya Ilmiah, Fakultas

Hukum, Universitas Brawijaya Fakultas Hukum Malang, 2013

Agus Wiyanto, “Perlindungan Hukum terhadap Kriminalisasi Notaris Dalam

Menjalankan Tugas Dan Fungsinya Sebagai Pejabat Umum Berdasarkan

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris”, Jurnal

22
Akta, Volume 4 No. 4 Desember 2017

Benny Djaja, 2018. QUO VADIS UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA?

Suatu Tinjauan Terhadap Permasalahan Pertanahan di Usia Undang-

undang Pokok Agraria yang ke Lima Puluh Delapan Tahun. Jurnal Ilmiah

Ilmu Hukum: Era Hukum, Volume 16, Nomor 1, (Juni 2018): 32, diakses

tanggal 27 Desember 021, E-ISSN: 2581-0359

Ela Nurlaela, ‘Status Akta Perbankan Syariah Yang Dibuat Oleh Notaris

Dihubungkan Dengan Kewenangan Yang Diatur Oleh Undang-Undang

No.2 Tahun 2014 Sebagai Perubahan Atas Undang-Undang No.30 Tahun

2004 Tentang Jabatan Notaris’ (2020) Aktualita (Jurnal Hukum)

Universitas Islam Bandung (Unisba).

Harnita Harnita, Muazzin Muazzin, dan Zahratul Idami, ‘Tanggung Jawab PPAT

Dalam Penetapan Nilai Transaksi Jual Beli Tanah Dan Bangunan Di Kota

Banda Aceh’ (2019) Jurnal Magister Hukum Udayana (Udayana Master

Law Journal) Universitas Udayana

Isis Ikhwansyah dan Indra Prayitno, ‘Dualisme Kedudukan Dan Tanggung Jawab

Notaris Dalam Tatanan Sistem Hukum Nasional’ (2020) Asy-Syari’ah

Sunan Gunung Djati State Islamic University of Bandung

Laura Helena Wiryana & Benny Djajaputra, 2021. Analisis Swot Sertifikat

Elektronik Terhadap Penyelesaian Sengketa Pertanahan Di Indonesia.

Jurnal Hukum Adigama. Fakultas Hukum Universitas Tarumanagara.

Volume 4 Nomor 2, Desember 2021 E-ISSN: 2655-7347 | P-ISSN: 2747-0

23
Nailu Vina Amalia, ‘Jual Beli Tanah Dalam Hukum Tanah Atas Akta Perjanjian

Pengikatan Jual Beli Bertingkat Yang Dibuat Oleh Notaris’ (2021) Notaire

Universitas Airlangga

Ni Putu Mirayanthi Utami, ‘Peran Notaris Dalam Mendukung Investasi Di Era

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)’ (2020) Acta Comitas Universitas


Udayana

Rahmat Ramadhani, 2022. Peran Serta Masyarakat Dalam Upaya Pemberantasan

Mafia Tanah Pasca Pandemi Covid-19. Jurnal SANKSI 2022. E-ISSN:

2828-3910. Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Rika Budi Antawati dan Fuad Mas’ud, ‘Menginvestigasi Kunci Penentu

Keberhasilan Usaha Pada Profesi Notaris (Studi Fenomenologi Terhadap

Notaris Di Kota Semarang Dan Sekitarnya)’ (2019) JURNAL BISNIS

STRATEGI Institute of Research and Community Services Diponegoro

University (LPPM UNDIP).

Internet :

Christanto Utama, Ap aitu mafia Tanah? Yuk, Pahami Pengertian, modus dan Cara

Menghindarinya, Diakses Di Apa Itu Mafia Tanah? Yuk, Pahami Pengertian,


Modus dan Menghindari (rumah123.com)

24
25

Anda mungkin juga menyukai