/01
Perlindungan Hukum Notaris dan Kreditur
atas Pembuatan Akta Perjanjian Kredit
dengan Jaminan Perusahaan yang Diduga
Mengandung Unsur Cacat Kehendak
Studi Kasus Putusan Nomor 161/Pdt/G/2018/PN.Jkt-Selatan
Latar
Perjanjian Kredit dan Jaminan Perusahaan
Belakang
Perlindungan Notaris dan Kreditur
Terhadap Pengingkaran Isi Akta
Penggugat
Koperasi Pegawai Kantor PLN Jawa Bali (KPK PLN P3B)
Tergugat 1
Para
Koperasi Induk Pegawai PLN (KIP PLN)
Tergugat 2
Pihak
Lembaga Pengelola Dana Bergilir Koperasi (LPDB)
Tergugat 3
Notaris H. Warman, SH.
Tergugat 4
Kementerian Keuangan, Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara, Kantor Pelayanan Negara dan Lelang
/04
/05 #1
Penggugat dan Tergugat 1 merupakan
Kasus
koperasi yang bergerak di bawah PT.
Perusahaan Listrik Negara (Persero).
Tergugat 1 adalah pemenang dan pemegang
Projek PT PLN (Persero) berupa pengadaan
#2
Pada pelaksanaan projek tersebut, Tergugat
1 terkendala modal kerja untuk memenuhi
kebutuhan pengadaan, sehingga tergugat 1
meminta bantuan dana pinjaman kepada
LPDB (tergugat 2). Namun permohonan
tersebut ditolak, karena tergugat 1 masih
mempunyai outstandi pinjaman lain.
/06 Tergugat 1 merangkul nama Penggugat yang masih ada harapan
Peminjaman, dengan maksud permohonan peminjaman dapat
#3
Kasus persentase 50:50, Pihak Penggugat pun sepakat. Dan pada akhirnya
permohonan pinjaman tersebut disetujui oleh Tergugat 2, maka
dibuatlah akta Perjanjian Kredit, akta pengakuan utang, Jaminan
#4
Sidang Tesis MKn UI | 2021
/07
PEMBAHASAN
RUMUSAN
MASALAH 1
Peran Notaris dalam memastikan terpenuhinya syarat formil dan materiil
Akta Pengikatan Jaminan Perorangan dan Jaminan Perusahaan
Formil Materiil
Sidang Tesis MKn UI | 2021
Sepakat mereka Kecakapan untuk Suatu hal tertentu Suatu sebab yang
yang mengikatkan membuat suatu halal
Suatu perjanjian Jaminan Pribadi
dirinya perikatan
tentu harus memuat tentang Isi suatu perjajian Jaminan
Kesepakatan antara Debitur, suatu hal yang merupakan hak- Pribadi, tidak boleh
Selain memenuhi persyaratan
Kreditur dan Penjamin hak dan kewajiban para pihak bertentangan dengan
dalam Pasal 1330, Pihak yang
dalam arti Si Penjamin (Penjamin dan Kreditur. ketentuan peraturan
menghadap atau dalam hal
menghendaki kreditur Berdasarkan sifat dari Perjanjian perundang-undangan dan
ini penjamin atau kreditur
memberikan sejumlah kredit Penjaminan atau Perjanjian kepatutan umum
haruslah orang yang
kepada Debitur Penanggungan yang merupakan
berwenang dalam
dan si Kreditur menghendaki agar Accessoir, maka prestasi-
melakukan perbuatan
si Penjamin mengikatkan dirinya prestasi dalam Perjanjian atau
hukum tersebut
untuk membayar kembali kredit akta tersebut harus selaras
yang diberikan kepada Debitur, dengan perjanjian pokoknya
bila Debitur cidera janji.
PEMBAHASAN
RUMUSAN
MASALAH 2
Cacat Kehendak Dalam
Perspektif Hukum Perdata
dan Akibat Hukum Perjanjian
yang Mengandung Unsur Cacat
2
Non1existent
4.262.7430
Akibatnya perbuatan hukum yang dilakukan tidak ada
w inon
atau ll@ s t oyang
existent c kdisebabkan
t o n . ctidak
om dipenuhinya
/13
essensilia dari suatu perjanjian atau tidak memenuhi
salah satu unsur, atau bahkan semua unsur dalam
perbuatan hukum tertentu.
Dugaan Cacat Kehendak dalam proses pembuatan akta Perjanjian
Perlindungan Notaris kredit dan Jaminan Perusahaan, tidak dapat dibuktikan, dan tidak
Terhadap Pembuatan adanya pelanggaran secara formil, dan pelanggaran akan pasal 16
ayat (1) huruf I, Pasal 16 ayat (1) huruf k, Pasal 41, Pasal 44, Pasal
Akta Perjanjian Kredit
48, Pasal 49, Pasal 50, Pasal 51, atau Pasal 52 UUJN, yang dapat
Dengan Jaminan menjadi alasan Notaris dituntut untuk mengganti kerugian Pihak.
Perusahaan Yang
Notaris membuat Perjanjian jaminan perusahaan sudah
Diduga Mengandung berpegang pada perjanjian pokoknya, selain itu dalam pembuatan
Unsur Cacat Kehendak Perjanjian Jaminan Perusahaan tidak lah menjadi suatu masalah
jika debitur (Penggugat) tidak dilibatkan, karena pada dasarnya,
esensi dari Jaminan pribadi adalah hubungan antara kreditur dan
penjamin.
dalam Kasus Putusan Akta Perjanjian Kredit dan Jaminan Perusahaan no.43
Nomor 161/Pdt/G/2018/ tidak dapat dibatalkan, karena Akta Jaminan Perusahan
Asas Kepribadian (Pasal 1340 KUH Perdata) Serangkaian Akta Tidak Memenuhi Unsur
Cacat Kehendak (1321-1328 KUH Perdata)
Jika dikaitkan dalam kasus, maka pada dasarnya
penentuan akan siapa yang menjadi Debitur dan siapa Serangkaian Perbuatan Hukum Kreditur dalam kasus,
yang akan menjadi Penjamin adalah kesepakatan tidak memenuhi unsur-unsur cacat kehendak baik
antara debitur dan Penjamin, Kreditur merupakan Pihak kekhilafan/kesesatan, paksaan, penipuan ataupun
ke 3 yang tidak dapat dirugikan jika terdapat sebuah penyalahgunaan keadaan yang dapat dibuktikan oleh
kekeliruan terhadap kehendak Debitur dan Penjamin. Penggugat.
Simpulan
Dalam Pemenuhan Aspek Formil, Notaris memberikan kepastian bahwa suatu kejadian dan fakta dalam akta
betul dilakukan oleh notaris dan diterangkan oleh pihak yang menghadap. Sedangkan dalam pemenuhan
Aspek Materil, Notaris memastikan segala hal yang menyangkut keterangan para pihak atau pernyataan
dituangkan dalam akta dan keterangan oleh penghadap harus dinilai benar
Cacat Kehendak merupakan bentuk dari cacat materiil, sehingga akibat hukum akta yang mengandung
unsur cacat kehendak dapat batal demi hukum, akta dapat dibatalkan, dan akta non exsistent
Perlindungan Notaris juga diatur dalam Pasal 66 ayat (1) UUJN mengenai Majelis Kehormatan Notaris. Selain
itu, Notaris dalam Perkara ini tidak dapat dituntut dengan ganti kerugian karena tidak melanggar ketentuan
sebagaimana dicantumkan dalam Pasal 84 UUJN dan dugaan cacat kehendak tidak dapat dibuktikan, dan
pembuatan Akta jaminan Perusahaan tidak melanggar ketentuan Hukum Jaminan
Terkait Perlindungan Hukum Kreditur. Gugatan penggugat untuk membatalkan Perjanjian Kredit tidak dapat
dilakukan karena bertentangan dengan asas kepribadian (Pasal 1340 KUHperdata), Akta tersebut juga tidak
memenuhi Unsur cacat kehendak dan tidak menyalahi teori Jaminan Penanggungan dalam pasal 1820, 1821,
dan 1824 Perdata
/17
Saran /18
Notaris harus menggunakan prinsip kehati-hatian untuk menghindarkan dari
kesalahan ataupun kelalaian yang bisa saja terjadi. Dengan memperhatikan
pemenuhan unsur formil dan materil pembuatan akta
Dalam menilai sebuah perkara Hakim tidak hanya terpaku pada kebenaran
formil sebuah akta, namun juga dengan menggali kebenaran materil terkait
asal-usul akta, melalui rekonstruksi dengan pendekatan hermenetik.
Terima
Kasih
/19